Kristen yang Jahat HRM (Himpunan Rakyat Merdeka) yang dipimpin oleh Indra mendapat undangan seminar Membangun Pluralisme Dunia yang diselenggarakan FDP (Forum Diskusi Pelangi) di kota Rilmafrid. FDP yang baru berdiri setahun atas hasil kerja keras DR Pardomuan. Tigor dan Mikail telah menyelenggarakan kegiatan bertaraf nasional. Mewakili HRM, Indra mengajak Pak Sintong ikut serta dalam seminar tersebut. Indra yakin forum itu akan menghilangkan haus dahaga Pak Sintong yang mencintai ilmu pengetahuan multi dimensionil. *) para tokoh : Kumpulan Cerpen Unkonvensionil jilid : II Pesawat pertama jam 7 pagi adalah pesawat yang memberangkatkan Pak Sintong dan Indra dalam tempo perjalanan 5 jam menuju Rilmafrid. Makan waktu cukup lama, karena pesawat harus singgah di 2 airport kecil menuju Rilmafrid. Tentunya banyak waktu ngobrol berdua Pak Sintong. Sebuah kesempatan emas yang sudah lama ditunggu tunggu Indra. Berbicara panjang lebar bersama Pak Sintong manusia tua yang tidak pelit ilmu, bicara dingin tanpa emosi Pak Sintong mampu mengkaji thema pembicaraan secara mendalam --- sangatlah menyenangkan hati ----. Begitulah kesan berbagai pihak tentang Pak Sintong. Masih 15 menit pesawat berada di udara Indra langsung todong Pak Sintong diskusi ”Pak sebenarnya ada pertanyaan yang sudah lama ingin saya tanyakan ke bapak”. Tapi tak ada kesempatan kita untuk membicarakannya. Karena kita butuh waktu panjang untuk membahasnya. Pak Sintong betulkan cara duduknya sambil menjawab Indra : “Yah,…Ini moment tepat untuk kita lama berdiskusi tanpa gangguan orang dari kiri kanan He…he…”. Gema suara Pak Sintong yang lembut memecahkan suasana sunyi diantara mereka. “Kira kira 6 bulan yang lalu sambil nunggu kawan beli makan siang di kamar kost, saya baca alkitabnya. Saya masih ingat, dalam Matius 5 : 39 tertulis : Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapaun yang menampar pipi kananmu, berikan juga pipi kirimu”. Pak Sintong terkagum, betapa berkesannya nats alkitab ini pada diri Indra, sampai dia hafal ayat itu dengan lengkap ”Nah !!, apa yang ingin kau tanyakan”. Ditepuk Pak Sintong paha kanan Indra. Indra nampak sulit memilih kata dan kalimat untuk menerangkan maksud hatinya. Selang beberapa waktu Indra berkata ”Terkesan Yesus Kristus menghimbau jemaatnya untuk iklas secara total. Seolah olah jemaat disarankan pasrah saja walaupun diinjak injak orang lain. Kasih pipi kiri dan kanan tak boleh melawan orang jahat (?) He…he…he… Pak Sintong terkekeh dengan suara pelan :”Sial !! Tak bisa merokok disini, sehinga saya tak lancar menjawab pertanyaanmu” He…he…he… Nampaknya Pak Sintong butuh interval (sedikit waktu) sebelum menjawab pertanyaan Indra. Yesus Kristus yang kalian kenal dengan nama Nabi Isa memang manusia luar biasa yang pernah hadir di dunia ini 2.000 tahun yang lalu. Terlepas apakah DIA lahir dari perkawinan Allah Bapa dengan Bunda Maria. Tapi, yang jelas sangat total kemampuanNya memahami tekanan hidup bangsa Jahudi dibawa imperialisme Romawi. Tubuh Roh dan Jiwa Yesus ikut serta bersama bangsa Jahudi untuk mengusir Kerajaan Romawi dari wilayah mereka. Tapi, apa yang terjadi ???. Justru Kerajaan Romawi makin kuat menancapkan kuku imperialismenya di tanah Jahudi. Kerajaan Romawi berhasil menempatkan Gubernur Wali untuk mengeksplorasi seluruh sumber daya Jahudi. Bahkan agar gerakan rakyat Jahudi lumpuh, kelas menengah bangsa Jahudi (kaum Farisi, Saduki dan Ahli Taurat) dijadikan kaki tangan Kerajaan Romawi. Agar kelas menengah atau golongan masyarakat terhormat bangsa Jahudi yang berhadapan langsung dengan rakyat Jahudi yang hidup sengsara. Dan, Kerajaan Romawi penghisap darah Jahudi tidak terganggu. Nah !!! Nats alkitab yang kau baca itu, adalah dialog Yesus Kristus dengan kaum Saduki, Farisi dan Ahli Taurat. (Sebenarnya) Yesus jengkel dan ingin marah menghadapi kelas social terhormat itu. Sebenarnya dalam terjemahan aslinya, dialog tersebut tidaklah demikian. Yesus Kristus berkata : Seandainya kau melihat bangsa Jahudi hidup tersiksa, itu adalah tamparan pertama. Dan, seandainya bangsa Jahudi yang sengsara itu mengemis padamu, maka itu adalah tamparan kedua. Kenapa Saduki Farisi dan Ahli Taurat “tega” hidup mewah dibawah siksaan imperialisme Kerajaan Romawi. Kenapa menjadi penjilat kaki tangan Kerajaan Romawi yang sedang menindas bangsa sendiri. Kenapa !!!. Yesus Kristus pemuda ganteng memiliki cinta kasih murni dan rendah hati yang sungguh, marah melihat watak busuk Saduki Farisi dan Ahli Taurat. Loh !!! Indra sangat terkejut mendengar pemaparan Pak Sintong.”Jadi alkitab berbahasa Indonesia itu sudah dijungkirbalikan isinya ????. “Terpaksa dijungkirbalikan Indra, supaya kolonialisme di Indonesia bisa berjalan langgeng” He…he…he…Mendadak wajah Pak Sintong berubah buram pedih memandang awan putih tebal yang nampak dari jendela pesawat. Indra terharu melihat Pak Sintong yang gagal menjadi pastor. Tak lama kemudian Pak Sintong lanjut bicara : Pastor, pendeta dan hampir seluruh gereja saat sekarang ini ingin hidup nyaman damai, berperadaban kelas menengah dengan cara mempertahankan pemahaman yang salah itu. Apalagi sekarang banyak ibadah Kristen di hotel, pusat perbelanjaan mewah ---- Semuanya mengkampanyekan cintakasih yang pengertiannya keliru --- Dicetak seluruh umat menjadi Kristen yang Jahat, demi untuk mendukung dan melanggengkan imperialisme yang sedang terjadi saat sekarang ini di Indonesia. Ada rasa sesal pada diri Indra. Seolah Indra mengiris luka lama yang ada di jiwa Pak Sintong.