186 Stigma Volume XII No.2, April – Juni 2004 MEKANISME FISIOLOGI TOLERANSI TERHADAP CEKAMAN ALUMINIUM PADA SPESIES LEGUM PENUTUP TANAH (Mechanism of physiological tolerance to Aluminum stress of Legume Cover Crop species) M. Zulman Harja Utama *), Yusrizal M. Zen **) , dan Widodo Haryoko *) ABSTRACT Aluminum ion (Al3+) is toxic to plants at micro molar concentrations. Al toxicity has been known as major limiting factor for crop productivity on acid soil. The primary effect of Al toxicity is a rapid inhibition of root elongation due to detrimental effect on the targeting site of Al toxicity, the root apex. The research was aimed to study the physiological tolerance mechanism of legume cover crop species to Al stress. Two of two factor factorial experiments were conducted, each using a randomized complete design with three replications. First factor was 2 species of legume cover crops and second factor was level of aluminum on the growth media. The result show that the tolerant species, Pueraria javanica had a better ability than the less tolerant Calopogonium ceurelium, to detoxify Al ion through a higher production of secreted organic acids to the growth media as the external mechanism and accumulation of the acid in the root as the internal mechanism. The organic acids reduce the Al activity through chelating process. Three most important chelating agents were citric, malice, and oxalic acid. Key words : Mechanism physiological, tolerance, aluminium, legume, organic acid PENDAHULUAN Kemasaman tanah merupakan faktor pembatas pertumbuhan tanaman pada berbagai tempat di dunia, sekitar 43% dari daratan di dunia yang dapat ditanami merupakan tanah masam (Kochian, 1995) dan 27.5 juta ha dari tanah masam tersebut terdapat di Indonesia berupa tanah mineral masam Podzolik Merah Kuning (Adhi, 1993). Permasalah serius pada budidaya tanaman di tanah masam tersebut adalah keracunan Al dan rendahnya fosfor (Zheng et al., 1998; Larsen et al., 1998; Takita et al., 1999), yang menyebabkan terhambatnya pertumbuhan akar, penyerapan hara dan air (Kochian, 1995; Ma et al., 2000; Ma, 2000). Hambatan pertumbuhan pada tanah masam tersebut adalah akibat dari kelarutan Al3+ terutama pada kondisi pH< 5 (Degenhardt et al., 1998; Ma, 2000) yang bersifat racun bagi tanaman, dan *) **) rendahnya kelarutan hara esensial sehingga terjadi kekahatan (Takita et al., 1999). Upaya meningkatkan fungsi akar dan menetralisir pengaruh buruk Al menjadi semakin penting bagi peningkatan pertumbuhan tanaman legum, khususnya legum penutup tanah pada areal-areal perkebunan yang bertanah masam. Identifikasi terhadap hambatan pertumbuhan tanaman karena peningkatan konsentrasi Al dalam larutan hara merupakan parameter untuk menyeleksi genotipe berdasarkan tingkat toleransinya terhadap cekaman Al. Tanaman yang toleran terhadap keracunan Al mempunyai kemampuan untuk mengkelat Al (Marschner, 1995; Pellet et al., 1995; Ma, 2000). Kemampuan fisiologi yang berkaitan dengan toleransi terhadap Al, yaitu kemampuan tanaman menghasilkan asam organik (Ma et al., 1997; Zheng et al., 1998; Ma et al., 1998; Ma, 2000) yang digunakan untuk mengkelat Al (Taylor, 1991; Kochian, 1995) secara internal dan ekternal. Penelitian pada jagung, wortel dan kedelai toleran menunjukkan, bahwa mekanisme toleransi terhadap Al melibatkan produksi asam sitrat lebih besar (Pellet et al., 1995; Takita et al., 1999; Sopandie, 1999). Sejalan dengan hasil penelitian di atas, pemberian asam humat juga dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman legum penutup tanah pada tanah masam (Utama dan Yahya, 2003). Hasil penelitian terdahulu (Utama dan Yahya, 2003) menunjukkan bahwa keefektivan mikoriza dan rhizobium pada spesies legum di tanah masam dengan Al tinggi menunjukkan pengaruh yang lebih baik terhadap pertumbuhan dan kadar hara jika ditambahkan asam humat. Tanggap pertumbuhan akar terhadap inokulasi mikoriza, rhizobium dan asam humat berbeda antar spesies legum penutup tanah. Perbedaan tanggap tersebut, diduga karena adanya perbedaan mekanisme toleransi dari spesies legum tersebut terhadap cekaman Al. Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Tamansiswa Padang Jurusan Budidaya Pertanian, Faperta Unand ISSN 0853-3776 AKREDITASI DIKTI No. 52/DIKTI/KEP/1999 tgl. 12 Nopember 2002 187 Stigma Volume XII No.2, April – Juni 2004 1. Respon Pertumbuhan dan Perubahan pH Media Penelitian dilaksanakan dari bulan Januari sampai April 2003, bertempat di laboratorium Departemen BDP, Faperta IPB. Spesies yang digunakan adalah Pueraria javanica (toleran) dan Calopogonium ceurelium (peka). Percobaan faktorial, dua faktor menggunakan rancangan acak lengkap dengan 3 ulangan. Faktor pertama yaitu: L1 = Pueraria javanica dan L2 = Calopogonium ceurelium . Faktor kedua yaitu: A0 = pH 4.0/Al 0.0 mM (kontrol); A1 = pH 4.0/Al 1.0 mM, dan A2 = pH 4.0/2.0 mM. Larutan hara yang digunakan pada percobaan ini terdiri dari: 1.5 mM Ca(N03)2.4H20; 1.0 mM NH4N03; 1.0 mM KCl; 0.4 mM MgS04.7H20; 1.0 mM KH2PO4; 0.50 ppm MnSO4.H2O; 0.02 ppm CuSO4.5H2O; 0.05 ppm ZnSO4.7H2O; 0.50 ppm H3BO3; 0.01 ppm (NH4)6 Mo7O24.4H2O; 0,068 mM Fe-EDTA; NaOH; HCl; AlCl3 6H20 dan air suling (Sopandie, 1999). Media adaptasi mengunakan 1/5 konsentrasi larutan hara selama 7 hari. Setelah itu digunakan 1/3 konsentasi untuk media perlakuan dengan Al. Larutan hara ditera pada pH 4.0 setelah ditambahkan Al, sesuai dengan perlakuan yang ditetapkan dan dialiri udara selama selama 21 hari, pengantian larutan setiap 7 hari. Pada setiap bak terdiri 5 tanaman dengan penyangga dari styrofoam yang diberi lubang sebanyak 5 buah, pengamatan dilakukan sampai pada hari ke 21. HASIL PERCOBAAN Tabel 1. Pengaruh cekaman Al dan spesies legum terhadap peubah biomas akar, biomas pucuk, dan biomas tanaman Tingkat Konsentrasi Al (pH 4.0) Jenis Legum Pueraria Calopogonium javanica ceurelium Rata-rata 0.0 mM 1.0 mM 2.0 mM Rata-rata Pertambahan biomas akar (%) 216.67 b 239.67 ab 228.17 256.67 a 127.33 c 192.00 210.00 b 83.33 d 146.67 227.78 150.11 0.0 mM 1.0 mM 2.0 mM Rata-rata Pertambahan biomas pucuk (%) 67.67 c 36.33 d 52.50 142.67 a 25.67 de 84.17 100.10 b 17.67 e 58.83 103.48 26.56 Pertambahan biomas tanaman (%) 0.0 mM 96.67 c 74.67 d 85.67 1.0 mM 165.33 a 42.67 e 104.00 2.0 mM 125.00 b 30.60 e 77.50 Rata-rata 129.00 49.11 Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang berbeda pada peubah yang sama pada masing-masing perlakuan menunjukkanberbeda nyata pada taraf 5 % dengan uji Duncan Tabel 2. Pengaruh cekaman Al dan spesies legum terhadap pertambahan peubah panjang akar, panjang pucuk dan bobot kering akar. Tingkat Konsentrasi Al (pH 4.0) Jenis Legum Pueraria Calopogonium javanica ceurelium Rata-rata Pertambahan panjang akar (cm) 10.40 a 8.21 b 9.30 10.94 a 6.39 c 8.67 8.53 b 5.35 d 6.94 9.96 6.65 Pertambahan panjang pucuk (%) 0.0 mM 25.00 c 28.67 bc 26.83 1.0 mM 40.00 a 23.33 c 31.67 2.0 mM 35.33 ab 9.00 d 22.17 Rata-rata 33.44 20.33 Pertambahan biomas tanaman (%) 0.0 mM 96.67 b 133.67 a 115.17 1.0 mM 156.67 a 54.00 c 105.33 2.0 mM 90.00 b 33.33 c 61.67 Rata-rata 114.44 73.67 Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang berbeda pada peubah yang sama pada masing-masing perlakuan menunjukkanberbeda nyata pada taraf 5 % dengan uji Duncan 0.0 mM 1.0 mM 2.0 mM Rata-rata Akibat cekaman Al 2.0 mM pada C. ceurelium menyebabkan penurunan biomas akar (65%), bimas pucuk (51%), biomas tanaman (59%), panjang akar (35%), tinggi tanaman (69%), bobot kering akar (75%), bobot kering pucuk (32%) dan pH media (93%), sedangkan spesies P. javanica cekaman 2.0 mM Al mampu meningkatkan pertambahan beberapa peubah yang diamati seperti biomas akar (3%), biomas pucuk meningkat 48%, biomas tanaman meningkat 28%, panjang akar (18%), tinggi tanaman meningkat 41%, bobot kering akar (7%), bobot kering pucuk meningkat 5% dan pH media (89%). Peningkatan pH media dengan adanya cekaman Al pada spesies P. javanica yaitu, 16% dan 5% pada konsentrasi Al 1.0 mM dan 2.0 mM pada pH 4.0, sedangkan pada C. ceurelium yaitu 5% dan 3% (Tabel 1, 2 dan 3). Tabel 3. Tanggap cekaman Al dan spesies legum pada pertambahan peubah bobot kering pucuk dan pH media. Jenis Legum Tingkat Konsentrasi Pueraria Calopogonium Rata-rata Al (pH 4.0) javanica ceurelium Pertambahan bobot kering pucuk (%) 0.0 mM 159.33 b 107.67 c 133.50 1.0 mM 215.00 a 90.67 cd 152.83 2.0 mM 166.67 b 73.00 d 119.83 Rata-rata 180.33 90.44 Pertambahan pH media 0.0 mM 1.89 a 1.47 b 1.68 1.0 mM 0.62 c 0.19 d 0.41 2.0 mM 0.20 d 0.10 d 0.15 Rata-rata 0.90 0.59 Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang berbeda pada peubah yang sama pada masing-masing perlakuan menunjukkanberbeda nyata pada taraf 5 % dengan uji Duncan ISSN 0853-3776 AKREDITASI DIKTI No. 52/DIKTI/KEP/1999 tgl. 12 Nopember 2002 188 Stigma Volume XII No.2, April – Juni 2004 Kesimpulan Hasil Percobaan Tingkat toleransi terhadap cekaman Al ditunjukkan oleh tingkat penurunan pertumbuhan yang lebih rendah pada spesies toleran (P. javanica), dibandingkan dengan spesies peka (C. ceurelium). Perbedaan tingkat toleransi yang ditunjukkan oleh perbedaan tingkat penurunan pertumbuhan tajuk berhubungan dengan kemampuan perakaran tanaman beradaptasi pada cekaman Al. Perbedaan tingkat toleransi tersebut sesuai dengan perbedaan kemampuan akar meningkatkan pH media tumbuh. Spesies P. javanica mampu meningkatkan pH dari 4.0 menjadi 4.62 dan 4.20 pada cekaman Al 1.0 dan 2.0 mM, sedangkan C. ceurelium meningkat dari pH 4.0 menjadi 4.19 dan 4.10. Akumulasi Asam Organik Akumulasi asam organik pada akar tanaman terjadi akibat adanya cekaman Al pada spesies P. javanica mengalami peningkat sebesar 89%, 39% dan 106% untuk asam sitrat, oksalat dan malat dibandingkan dengan asam organik yang dihasilkan oleh spesies C. ceurelium (Tabel 4). 2. Analisis Eksudasi dan Akumulasi Asam Oganik Penelitian dilaksanakan dari bulan April sampai Mei 2003, bertempat di laboratorium BDP, Faperta IPB dan laboratorium Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, Cimanggu Bogor. Spesies legum yang digunakan Pueraria javanica dan Calopogonium ceurelium. Percobaan menggunakan rancangan acak lengkap, faktorial 2 x 2 dengan 3 ulangan. Faktor pertama, yaitu: L1 = Pueraria javanica, dan L2 = Calopogonium ceurelium. Faktor kedua adalah konsentrasi Al, yaitu: A0 = pH 4.0/Al 0.0 mM (kontrol); dan A1 = pH 4.0/Al 1.0 mM Komposisi hara yang digunakan sama seperti percobaan 2. Benih yang telah berkecambah ditumbuhkan dalam tabung reaksi steril yang berisi larutan hara steril sebanyak 50 ml, dan pada setiap botol terdapat 5 kecambah. Komposisi hara media adaptasi 1/5 dari dosis hara tanpa Al dan untuk media perlakuan 1/3 dosis. Tabung reaksi yang telah berisi tanaman dan larutan hara media adaptasi ditutup dengan aluminium foil dan diletakkan pada shaker dengan 80 rpm selama 2 x 24 jam pada suhu 23oC. Setelah itu media adaptasi diganti dengan 50 ml media perlakuan yang mengandung 1/3 dosis larutan hara steril dan 2 konsentrasi Al yaitu: 0.0 mM Al dan 1.0 mM Al yang ditera pada pH 4.0. Setelah itu botol ditutup kembali dengan aluminium foil dan diletakkan pada shaker dengan 80 rpm pada suhu 230C selama 24 jam. Kemudian tanaman legum ditumbuhkan pada kultur air yang mengandung unsur Al, dan dianalisis kadar asam organiknya, dilakukan pada media tumbuh dan pada jaringan akar tanaman. Tabel 4. Hasil analisis kadar asam organik akumulasi akibat cekaman Al pada spesies legum penutup tanah Tingkat Konsentrasi Al Jenis Legum Pueraria Calopogonium javanica ceurelium Rata-rata 0.0 mM 1.0 mM Rata-rata Asam sitrat (ppm) 0.00 c 0.00 c 22.11 a 11.69 b 11.06 5.85 0.00 16.90 0.0 mM 1.0 mM Rata-rata Asam oksalat (ppm) 0.00 c 0.00 c 14.60 a 10.50 a 7.30 5.25 0.00 12.55 Asam malat (ppm) 0.0 mM 0.00 c 0.00 c 0.00 1.0 mM 17.11 a 8.32 b 12.72 Rata-rata 8.56 4.16 Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang berbeda pada peubah yang sama pada masing-masing perlakuan menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5 % dengan uji Duncan Eksudasi Asam Organik Tabel 5. Hasil analisis kadar asam organik eksudasi akibat cekaman Al pada spesies legum penutup tanah Tingkat Konsentrasi Aluminium Jenis Legum Pueraria Calopogonium javanica ceurelium Rata-rata 0.0 mM 1.0 mM Rata-rata Asam sitrat (ppm) 2.35 c 1.05 c 21.73 a 17.90 b 12.04 9.47 1.70 19.82 0.0 mM 1.0 mM Rata-rata Asam oksalat (ppm) 0.00 c 0.00 c 30.34 a 16.17 b 15.17 8.09 0.00 23.26 Asam malat (ppm) 0.0 mM 0.00 c 0.00 c 0.00 1.0 mM 16.79 a 11.40 b 14.10 Rata-rata 8.40 5.70 Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang berbeda pada peubah yang sama pada masing-masing perlakuan menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5 % dengan uji Duncan Kadar asam organik hasil eksudasi oleh P. javanica lebih tinggi dibandingkan dengan asam organik yang diproduksi oleh spesies C. ceurelium. Pada spesies P. javanica terjadi pe- ISSN 0853-3776 AKREDITASI DIKTI No. 52/DIKTI/KEP/1999 tgl. 12 Nopember 2002 189 Stigma Volume XII No.2, April – Juni 2004 ningkatan eksudasi asam organik sebesar 21%, 88%, dan 47% lebih tinggi dibandingkan dengan asam organik yang dieksudasikan oleh spesies C. ceurelium untuk asam sitrat, oksalat dan malat (Tabel 5). Kadar Total Asam Organik (Eksudasi + Akumulasi) Peningkatan asam organik total hasil akumulasi pada spesies P. javanica, yaitu 77%, lebih tinggi dibandingkan dengan C. ceurelium, sedangkan asam organik total hasil eksudasi pada spesies P. javanica terjadi peningkatan sebesar 51% lebih tinggi dibandingkan dengan jenis C. ceurelium (Tabel 6). Tabel 6. Hasil analisis asam organik total pada eksudasi dan akumulasi akibat cekaman Al pada spesies legum penutup tanah Tingkat Konsentrasi Aluminium 0.0 mM 1.0 mM Rata-rata Jenis Legum Pueraria Calopogonium javanica ceurelium Rata-rata Akumulasi total asam organik (ppm) 0.00 c 0.00 c 0.00 53.82 a 30.41 b 42.12 26.91 15.21 Eksudasi total asam organik (ppm) 0.0 mM 2.35 c 1.05 c 1.70 1.0 mM 68.86 a 45.47 b 57.17 Rata-rata 35.61 23.26 Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang berbeda pada peubah yang sama pada masing-masing perlakuan menunjukkan berbeda nyata pada taraf 5 % dengan uji Duncan Kesimpulan Mekanisme toleransi pada spesies legum penutup tanah terjadi melalui mekanisme akumulasi dan eksudasi asam organik. Cekaman Al meningkatkan kadar asam sitrat, malat dan oksalat hasil eksudasi dari akar dan akumulasi dalam akar pada spesies legum toleran dan peka. Produksi asam organik total hasil akumulasi dan eksudasi pada spesies toleran P. javanica, nyata lebih tinggi dari pada spesies peka C. ceurelium, yaitu masing-masing 77% dan 51% atau 1.8 dan 1.5 kali lebih tinggi. PEMBAHASAN UMUM Pada tanah mineral masam sering dijumpai keracunan Al, kerusakan perakaran tanaman dan rendahnya hara tersedia (Kochian, 1995; Marschner, 1995 dan Ma. 2000). Upaya meningkatkan fungsi akar dan menetralisir pengaruh buruk Al menjadi semakin penting, untuk peningkatan pertumbuhan tanaman legum, khususnya tanaman legum penutup tanah yang ditanam pada areal perkebunan bertanah masam. Usaha untuk menanggulagi kendala tersebut adalah pengunaan spesies legum yang toleran terhadap cekaman Al. Toleransi tanaman terhadap cekaman Al dapat terjadi secara internal dan eksternal, sebagai suatu mekanisme untuk dapat beradaptasi pada tanah masam dengan Al tinggi. Kedua mekanisme tersebut dapat terjadi secara bersamaan, walaupun dalam derajat yang berbeda sesuai dengan jenis tanaman dan kemampuannya untuk beradaptasi. Perbedaan utama dari kedua mekanisme tersebut adalah dalam hal daerah tempat terjadinya pengkelatan terhadap Al, apakah di simplas (internal) dan apoplas (eksklusi) (Delhaize dan Ryan, 1995). Hasil percobaan tanggap pertumbuhan dan kemampuan mengubah pH media terhadap perlakuan cekaman Al pada spesies legum toleran dan peka menunjukkan adanya mekanisme fisiologi toleransi pada spesies toleran, yang mampu tumbuh dan mengubah pH media tumbuh. Kemampuan meningkatkan pH media pada spesies P. javanica, diduga karena kemampuanya yang lebih besar dalam menyerap nitrat. Sebagaimana dikemukakan oleh Harjadi dan Yahya, (1988); Haynes, (1990); Marschner, (1995); Sopandie, (1999) bahwa peningkatan pH kultur air berhubungan dengan kemampuan yang lebih besar dalam menyerap nitrat dari pada amonium yang akan mempengaruhi pH media tumbuh. Peningkatan pH berkaitan dengan pengaturan keseimbangan dalam penyerapan kation dan anion, selain itu juga karena adanya pengaruh dari asam organik (Haynes, 1990). Asam organik mempunyai kecenderungan untuk mengikat suatu kation tertentu dengan kuat dan cenderung untuk melindungi kation tersebut. Kelat merupakan suatu senyawa organik yang dapat bergabung dan melindungi kation logam, antara lain; besi, mangan, seng, tembanga dan aluminium. Kombinasi dari kation-kelat tersebut membentuk suatu struktur cincin yang komplek, di mana logam diikat dengan erat dan sulit bereaksi dengan unsur lainnya di dalam tanah (Buckman dan Brady, 1982). Asam organik yang disintesis oleh spesies P. javanica dari hasil eksudasi dan akumulasi kadarnya jauh lebih besar dari pada spesies C. ceurelium, demikian juga dengan kadar asam organik total yang dihasilkan spesies P. javanica dibandingkan dengan spesies C. ceurelium. Dari hasil percobaan ini terlihat bahwa mekanisme toleransi yang terjadi pada spesies legum tersebut, terjadi secara internal dan eksternal melalui mekanisme eksudasi dan akumulasi asam organik. Kadar asam sitrat, oksalat dan malat dari hasil ISSN 0853-3776 AKREDITASI DIKTI No. 52/DIKTI/KEP/1999 tgl. 12 Nopember 2002 190 Stigma Volume XII No.2, April – Juni 2004 akumulasi pada spesies toleran P. javanica berturut-turut lebih tinggi 1.9; 1.4; dan 2.1 kali dibandingkan dengan spesies peka C. ceurelium, demikian juga dari hasil eksudasi kadar masingmasing asam organik tersebut, yaitu 1.2; 1.9 dan 1.5 kali lebih tinggi. Adanya hambatan terhadap perkembangan akar lateral pada spesies peka, diduga terjadi karena keterbatasan kemampuan tanaman dalam memproduksi asam organik sehingga terjadi hambatan dan kerusakan pada ujung akar. Pada mekanisme eksudasi dan akumulasi asam organik oleh spesies P. javanica dan C. ceurelium jenis asam organik yang disintesis sama, sedangkan hasil penelitian pada tanaman lainnya tidak semua asam organik tersebut disintesis, baik yang dieksudasi maupun yang diakumulasi. Kemampuan tanaman mensintesis asam organik, merupakan indikator penting dalam menentukan kemampuan tanaman untuk dapat beradaptasi pada tanah mineral masam dengan Al tinggi. KESIMPULAN Kemampuan adaptasi tanaman legum penutup tanah yang toleran sebagaimana ditunjukkan oleh lebih rendahnya penurunan pertumbuhan tajuk dan akar, berhubungan dengan kemampuan akar untuk beradaptasi pada cekaman Al tinggi. Kemampuan adaptasi tersebut dicapai melalui mekanisme toleransi. Eksudasi asam organik ke dalam media tumbuh dan akumulasi di dalam akar spesies legum penutup tanah merupakan tanggap terhadap cekaman Al. Karena respon karakter morfologi tajuk dan akar, serta karakter fisiologi pengubahan pH media dan eksudasi (pengaruh eksternal) dan akumulasi (pengaruh internal) asam-asam organik tersebut ada pada spesies toleran P. javanica, maka karakter tersebut dapat menerangkan tentang mekanisme toleransi. Kemampuan adaptasi tanaman legum penutup tanah yang toleran sebagaimana ditunjukkan oleh lebih rendahnya penurunan pertumbuhan tajuk dan akar, berhubungan dengan kemampuan akar untuk beradaptasi pada cekaman Al tinggi. Kemampuan adaptasi tersebut dicapai melalui mekanisme toleransi. Eksudasi asam organik ke dalam media tumbuh dan akumulasi di dalam akar spesies legum penutup tanah merupakan tanggap terhadap cekaman Al. Tingkat toleransi spesies legum penutup tanah terhadap cekaman Al berhubungan erat dengan kemampuan akar dalam mensintesis asam-asam organik di antaranya asam sitrat, oksalat dan malat. UCAPAN TERIMA KASIH Disampaikan kepada Proyek Pengkajian dan Penelitian Ilmu Pengetahuan Terapan. Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Departemen Pendidikan Nasional, yang telah berkenan membiayai penelitian ini. Ucapan yang sama juga disampaikan kepada Bapak Prof.Dr.Ir. Sudirman Yahya, MSc., Bapak Dr. Ir. Komarrudin Idris, MS., Bapak Dr. Ir. Yadi Setiadi, MSc., dan Bapak Prof. Dr. Ir. Soedarmadi H., MSc., yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran dalam pelaksanaan penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Adhi, I.P.G.W. 1993. Pengapuran tanah masam untuk kedelai. Hal 171-188. Somaatmadja, M. Ismunadji, Sumarno, M.Syam, S.O.Manurung, dan Yuswadi (eds). Kedelai. Badan penelitian dan pengembangan pertanian, Pusat penelitian pengembangan tanaman pangan, Bogor. Buckman, H.O., dan N.C. Brady. 1982. Ilmu tanah. Terjemahan Soegiman. Bharata Karya Aksara, Jakarta. 788 hal. Degenhardt, J., P.B. Larsen., S.H. Howell, and L.V. Kochian. 1998. Aluminum resistance in the arabidopsis mutant alr-104 is caused by an aluminum-induced increase in rhizosphere pH. Plant physiol. 117: 19-27. Delhaize, E. , P.R. Ryan, and P.J. Randal. 1993. Aluminum tolerance in wheat (Triticum aesitivum L.). II. Aluminum-stimulated excretion of malic acid from root apices. Plant physiol, 103: 695-702. Harjadi, S.S., dan S. Yahya. 1988. Fisiologi stres lingkungan. PAU Bioteknologi, IPB Bogor. 236 hal. Haynes, R.J. 1990. Active ion uptake and maintenance of cation-anion balance: Acritical examination of their role in regulating rhizosphere pH. Plant and Soil. 126: 247264. Kochian, L.V. 1995. Cellular mechanisms of aluminum toxicity and resistance in plants. Annu.Rev. Plant physiol. Plant Mol. Biol. 46: 237-260. Larsen, P.B., J. Degenhardt., C-Y. Tai, L.M.Stenzler, S.H. Howell, and L.V. Kochian. 1998. Aluminum-resistant arabidobsis mutants that exhibit altered patterns of aluminum accumulation and organic acid release from roots. Plant physiol. 117: 9-18. Ma, J. F. 2000. Role of organic acids in detoxification of aluminum in higher plants. Plant cell physiol, 41(4): 383-390. Ma, J.F., S. Hiradate, and H. Matsumoto. 1998. High aluminum resistance in buckwheat. II. Oxalic acid detoxifies aluminum internally. Plant physiol. 117: 753759. Ma, J. F., S.J. Zheng, and H. Matsumoto. 1997. Specific secretion of citric acid induced by Al stress in Cassia tora L. Plant cell physiol, 38(9): 1019-1025. Ma, J. F., S. Taketa, and Z. M. Yang. 2000. Aluminum tolerance genes on the short arm of chromosome 3R are linked to organic acid release in tricale. Plant physiology, 122: 687-694. Marschner, H. 1995. Mineral nutrition of higher plants, Second edition. Academic press, 889 p. Pellet, D. M., D.L. Grunes, and L.V. Kochian. 1995. Organic acid exudation as an aluminum-tolerance mechanism in maize (Zea mays L.). Planta, 196: 788-795. ISSN 0853-3776 AKREDITASI DIKTI No. 52/DIKTI/KEP/1999 tgl. 12 Nopember 2002 191 Stigma Volume XII No.2, April – Juni 2004 Sopandie, D. 1999. Differential Al tolerance of soybean genotypes related to nitrate metabolism and organic acid exudation. Comm.Ag. 5(1) 13-20. Utama, M.Z.H., dan S. Yahya. 2003. Peranan mikoriza va, rhizobium dan asam humat pada pertumbuhan dan kadar hara beberapa spesies legum penutup tanah. Bul. Agronomi. 31(3): 94-99. Takita, E., H. Keyama, and T. Hara. 1999. Organic acid metabolism in aluminum-phosphate utilizing cells of carrot (Daucus carota L.). Plant cell physiol 40(5): 489495. Taylor, G..J. 1991. Current views of the aluminum stress response; The physiological basis of tolerance. Current topics in plant biochemistry and physiology, 10: 57-93. Zheng, S.J., J.F, Ma and H. Matsumoto. 1998. High aluminum resistance in buckwheat. I. Al-induced specific secretion of oxalic acid from root tips. Plant physiol. 117: 745-751. ISSN 0853-3776 AKREDITASI DIKTI No. 52/DIKTI/KEP/1999 tgl. 12 Nopember 2002