Entropion Kelopak Bawah Mata Kanan pada Wanita Usia 78 Tahun

advertisement
Faraztya | Entropion Kelopak Bawah Mata Kanan pada Wanita Usia 78 Tahun
Entropion Kelopak Bawah Mata Kanan pada Wanita Usia 78 Tahun
Faraztya Purnama Sari
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
Abstrak
Entropion adalah suatu keadaan melipatnya kelopak mata bagian tepi atau margo palpebra ke arah dalam. Entropion
biasanya terjadi pada usia diatas 60 tahun dengan prevalensi 2,1% dari setiap 25.000 individu. Selain entropion pada usia
lanjut, terdapat pula entropion kongenital yang terjadi pada anak-anak dengan prevalensi 20% dan paling sering terjadi
pada ras Asia. Entropion dibagi menjadi 4, yaitu kongenital, involusional, spastik dan sikatrikal. Entropion kongenital
merupakan kelainan yang didapatkan sejak lahir hingga usia 1 tahun pada anak-anak, sedangkan entropion involusional
terjadi pada individu dengan usia lanjut, biasanya pada usia diatas 60 tahun. Entropion spastik adalah entropion yang
terjadi akibat adanya peradangan pada kelopak mata.Entropion sikatrik adalah entropion akibat adanya jaringan sikatrik
pada kelopak mata, biasanya setelah trauma atau pembedahan.Terapi definitif secara umum pada entropion adalah
pembedahan. Dalam laporan kasus ini diambil dari Poliklinik Mata Rumah Sakit Ahmad Yani Metro, bulan Mei 2015,
seorang wanita berusia 78 tahun datang dengan keluhan mata kanan terasa mengganjal sejak 2 tahun lalu. Keluhan disertai
dengan mata merah. Pada pemeriksaan fisik tidak terdapat kelainan. Pada pemeriksaan oftalmologis didapatkan penurunan
visus pada mata kanan dan entropion kelopak mata kanan serta konjungtiva yang kemerahan disertai peningkatan
keluarnya air mata disertai kotoran mata.Pasien didiagnosa dengan konjungtivitis bakterial pada mata kanan yang
disebabkan oleh entropion.Terapi yang diberikan adalah antibiotik topikal dan direncanakan terapi pembedahan.Kejadian
konjungtivitis merupakan salah satu komplikasi dari entropion akibat dari gesekan bola mata yang mengikis kornea dan
konjungtiva. Keefektifan pengobatan tergantung dari penyebab utama dan komplikasinya.
Kata kunci: entropion, involusional.
A 78 Years Old Woman with Entropion of the Right Lower Eyelid
Abstract
Entropion is a condition with eyelid edge folding inward in elderly patients (>60 years old). It’s prevalence 2.1% every
25,000 individuals. Besides in the elderly, there is also a congenital entropion occurs in children with prevalence 20%
commonly in Asian races. Entropion is divided into four categories: congenital, involutional, spastic and cicatricial.
Congenital entropion is an entropion that is obtained from birth until the age of 1 year old in children, whereas involutional
entropion occurs in elderly individual, usually at the age above 60 years. Spastic entropion is caused by an inflammation in
the eyelids. Cicatricial entropion happened due to cicatrical tissue of the eyelids, usually after trauma or surgery. Definitive
therapy in entropion is surgery. This case is taken from the of ophthalmology outpatient of Ahmad Yani Hospital in Metro,
in May 2015. A 78 years-old woman presented with uncomfortable feeling on the right eye since 2 years ago. Complaints
accompanied by red eyes. There are no abnormalitiesin physical examination. On ophthalmology examination in the right
eye founded decreasing in visual acuity, entropion in the lower eyelid and conjunctival redness accompanied by increasing
secretion of tears with dirt eye. Patients was diagnosed with bacterial conjunctivitis in the right eye caused by entropion.
Therapy given to the patient is topical antibiotics and planned surgical therapy. The incidence of conjunctivitis is one of the
complications of entropion results from the friction of the eyeball that scratch the cornea and conjunctiva. The
effectiveness of treatment depends on the causes and complications.
Keywords: entropion, involutional.
Korespondensi: Faraztya Purnama Sari, S.Ked, alamat Jl. Kelapa II No. 21 Sepang Jaya, HP 082181828747. e-mail
[email protected]
Pendahuluan
Entropion adalah suatu keadaan
melipatnya kelopak mata bagian tepi atau
margo palpebra kearah dalam sehingga bulu
mata menggeser jaringan konjungtiva atau
kornea atau apa yang disebut sebagai trikiasis
(bulu mata mengarah pada bola mata yang
akan menggosok kornea atau konjungtiva).1
Entropion biasanya terjadi pada usia diatas 60
tahun dengan prevalensi 2,1% dari setiap
25.000 individu. Selain entropion pada usia
lanjut, terdapat pula entropion kongenital yang
terjadi pada anak-anak dengan prevalensi 20%
dan paling sering terjadi pada ras Asia.2
Berdasarkan penyebabnya,2 Entropion
kongenital
merupakan
kelainan
yang
didapatkan sejak lahir hingga usia 1 tahun pada
anak-anak, sedangkan entropion involusional
J Medula Unila | Volume 4| Nomor 4| Januari 2016| 58
Faraztya | Entropion Kelopak Bawah Mata Kanan pada Wanita Usia 78 Tahun
terjadi pada individu dengan usia lanjut,
biasanya pada usia diatas 60 tahun. Entropion
spastik adalah entropion yang terjadi akibat
adanya peradangan pada kelopak mata.
Entropion sikatrik adalah entropion akibat
adanya jaringan sikatrik pada kelopak mata,
biasanya setelah trauma atau pembedahan.3,4
Entropion dibagi menjadi 4, yaitu kongenital,
involusional, spastik dan sikatrikal.
Entropion sikatrikal dapat mengenai
palpebra superior atau inferior dan disebabkan
oleh jaringan parut di konjungtiva atau tarsus.
Kelainan ini paling sering ditemukan pada
penyakit radang kronik, seperti trakoma.3
involusional dilaporkan mencapai 2,1% pada
populasi orang tua (1,9% pada laki-laki dan
2,4% pada wanita) namun tanpa laporan
frekuensi manajemen bedahnya.5
Entropion dikarakteristikkan dengan
gesekan terus-menerus pada tepi kelopak
mata, bulu mata dan kulit terhadap permukaan
bola mata yang menghasilkan suatu inflamasi
abrasi konjungtiva dan abrasi. Hal ini dapat
menyebabkan penipisan kornea sekunder,
perdarahan dan pembentukan jaringan parut.
Pasien dapat mengeluhkan sensasi mengganjal,
kemerahan, mata berair dan keluar sekret.6,7
Prevalensi tejadinya entropion inferior
Gambar 1. Entropion pada kelopak mata bawah
Telah diduga bahwa penyebab utama
pelipatan kelopak mata ini adalah akibat
peningkatan tegangan otot orbikularis melebihi
bagian pretarsal; atrofi dan penyusutan
lempeng tarsal, dan insersi abnormal dari otot
retractor palpebra inferior.8
Kasus
Laporan kasus ini diambil dari Poliklinik
Mata Rumah Sakit Ahmad Yani Metro, sekitar
bulan Mei 2015. Pasien wanita usia78 tahun
datang dengan keluhan mata kanan terasa
mengganjal sejak 2 tahun yang lalu. Pasien
mengatakan sering berkedip karena ada
perasaan mengganjal dan pasien juga kadang
menggosok-gosok matanya. Awalnya mata
kanan tampak merah, semakin hari mata
pasien gatal, berair dan disertai kotoran mata.
Pasien mengatakan penglihatan kedua
matanya memang sudah kabur sebelum
keluhan mata kanan terasa mengganjal ini.
Semakin lama menurut pasien memang
penglihatan
kedua
matanya
semakin
kabur.Pasien mengakui sudah pernah berobat
Ke dokter dan diberi tahu memiliki katarak
serta diberikan obat tetes mata untuk keluhan
mata merah namun keluhan dirasakan tidak
berkurang. Pemakaian kacamata disangkal oleh
pasien. Riwayat trauma tidak ada, riwayat
operasi mata tidak ada, riwayat mengonsumsi
obat dalam jangka waktu lama tidak ada.
Pasien belum pernah mengalami hal serupa
sebelumnya. Pasien memiliki riwayat penyakit
hipertensi namun pasien tidak memiliki riwayat
penyakit diabetes melitus.
Pasien datang dengan keadaan umum
tampak sakit sedang dan sadar penuh. Tekanan
darah 140/90 mmHg, nadi 78x/menit,
pernafasan16x/menit, suhu tubuh 36,3oC.
Secara umum kepala, leher, toraks, abdomen
dan ekstremitas dalam batas normal. Pada
pemeriksaan oftalmologis didapatkan visus
kedua mata 1/60 untuk mata kanan dan 6/60
untuk mata kiri.Pada kedua mata didapatkan
kornea yang jernih, pupil bulat dengan
diameter 3mm, isokor, refleks cahaya +/+,
lensamata kanan dan kiri keruh tidak merata
dengan shadow test positif, tekanan
J Medula Unila | Volume 4| Nomor 4| Januari 2016| 59
Faraztya | Entropion Kelopak Bawah Mata Kanan pada Wanita Usia 78 Tahun
intraokular per palpasi dalam batas normal.
Pada kelopak bawah mata kanan didapatkan
adanya entropion disertai konjungtiva yang
kemerahan, terdapat produksi berlebih dari
airmata dan sekret.
Pasien ini didiagnosis konjungtivitis OD
ec. entropion inferior OD+katarak senilis
imatur ODS. Diagnosis ini ditegakkan
berdasarkan pemeriksaan terhadap mata
pasien yang mana didapatkan kelainan di
kelopak bawah mata kanan dan kemerahan
pada konjungtiva yang mengarah ke diagnosis
konjungtivitis
dan
entropion.
Adanya
kekeruhan lensa pada kedua mata pasien
menandakan telah terjadi proses penuaan
pada lensa yang dikenal sebagai katarak senilis.
Hasil pemeriksaan shadow test yang
menunjukkan hasil positif menandakan adanya
proses denaturasi protein yang tidak merata
pada lensa yang menjadi dasar diagnosis
katarak senilis imatur. Pada pasien diberikan
terapi tetes mata Statrol® (Neomycin dan
Polymyxin B Sulfates) 6x2 tetes sehari, antasida
3x1 tablet sehari dan metilprednisolon 3x2 mg
sehari per oral. Terapi non medikamentosa
berupa edukasi yaitu menghindari menggosokgosok mata, mencegah terjadinya paparan
debu dengan menggunakan kaca mata atau
menggunakan perban untuk mencegah
terjadinya infeksi pada mata. Pada pasien ini
direncakan tindakan operatif rekonstruksi
palpebra inferior yaitu tarsotomi. Prognosis
pasien ini adalah dubia ad bonam.
Pembahasan
Entropion adalah pelipatan palpebra ke
arah dalam, yang dapat bersifat involusional
(spastic, senilis), sikatrikal, atau congenital.
Gangguan ini selalu mengenai palpebra inferior
dan terjadi akibat lemahnya otot-otot retractor
palpebra inferior, migrasi otot orbikularis
praseptal ke atas, dan menekuknya tepi tarsus
superior.2
Berdasarkan dari anamnesis dan
pemeriksaan fisik pada pasien ini, terdapat
keluhan berupa rasa mengganjal pada mata
kanan. Hal ini dapat di sebabkan karena adanya
bulu mata yang mengarah kebagian dalam
sehingga mengenai atau menggesek kornea
dan konjungtiva sehingga menimbulkan
perasaan tidak nyaman. Dimana bulu mata
atau silia yang normalnya melengkung ke arah
luar, tetapi pada pasien ini bulu mata yang
melengkung ke arah dalam mata menyebabkan
ganjalan di mata dan iritasi pada mata sehingga
mata menjadi sering berair, gatal dan nyeri
karena gesekan yang ditimbulkan dari bulu
mata pada mata. Pada kasus ini bulu mata
melengkung ke dalam, margo palpebra inferior
oculi dextra melipat ke dalam sehingga bulu
mata yang tumbuh di daerah ini pun ikut
melipat ke dalam.
Entropion sering ditemukan pada usia
lanjut (involusional), biasanya usia diatas 50
tahun.
Entropion
involusional
artinya
entropion yang terjadi akibat adanya atrofi
atau penyusutan tarsus mata seiring
bertambahnya usia. Pada pria, ukuran tarsus
lebih
besar
daripada
wanita
yang
menyebabkan prevalensi entropion pada
wanita lebih sering. Entropion kelopak mata
bawah lebih sering terjadi dari pada entropion
kelopak mata atas dan juga karena proses
involusional
(penyusutan)
dan
proses
penuaan.9,10
Mekanisme terjadinya entropion terkait
pada usia, pada pasien ini berusia 78 tahun,
akibat degenerasi pada jaringan elastis dan
fibrosa di dalam kelopak mata yang
menyebabkan terjadinya kelemahan pada
kelopak mata horizontal. Disebabkan karena
peregangan tendon dan lempeng tarsal.
Ketidakstabilan
kelopak
mata
vertikal,
disebabkan karena perlemahan, disinersi dari
rektraktor kelopak mata bawah.8-10
Faktor penyebab utama dari kondisi ini
adalah perubahan senilis progresif pada
stuktur kelopak mata:8 (1) Otot orbikularisperubahan menyebabkan otot preseptal
menggulung ke atas otot pretarsal; (2)
Retraktor palpebra inferior - kelemahan dari
retraktor memungkinkan lebih rendah
perbatasan lempeng tarsal untuk memutar
keluar; (3) lempeng tarsal - kehilangan
kekakuan dan menekuk ke dalam yang
memungkinkan batas atas untuk membalik
lebih dari palpebra inferior; dan (4) kelemahan
horisontal - perubahan dalam otot orbicularis,
canthal tendon dan tarsus menyebabkan
kelemahan horisontal dari palpebra inferior.
Selain entropion involusional, terdapat 3
jenis entropion lainnya. Pada entropion
J Medula Unila | Volume 4| Nomor 4| Januari 2016| 60
Faraztya | Entropion Kelopak Bawah Mata Kanan pada Wanita Usia 78 Tahun
sikatrikal, terjadi pembentukan jaringan parut
yang berat dan kontraksi konjungtiva palpebra
yang menarik tepi kelopak ke dalam (pemfigoid
sikatirk okular, sindrom Steven Johnson,
trakom, luka bakar kimia). Entropion spastik
disebabkan oleh kontraksi spasme dari otot
orbikularis yang dipicu iritasi mata (termasuk
pembedahan) atau belefarospasme. Entropion
kongenital sangat jarang terjadi akibat
perlengketan yang tidak sesuai pada otot
retraktor pada tepi inferior lempeng tarsal.11
Obat tamsulosin atau penyekat reseptor 1 alfa
yang biasa digunakan pada terapi hiperplasia
prostat
jinak
juga ditemukan dapat
menyebabkan
penurunan
tonus
otot
orbikularis.12
Pada pemeriksaan fisik di dapatkan
hiperemis pada konjungtiva palpebra dan
margo palbebra inferior okuli dextra melipat ke
dalam. Sesuai definisi dari entropion yaitu
kelainan yang terletak pada kelopak mata yang
terputar ke dalam, sedangkan trikiasis
merupakan kelainan dimana silia tumbuh
mengarah ke dalam mata tanpa disertai
adanya kelainan pada kelopak mata, sehingga
diagnosis banding trikiasis dapat disingkirkan.13
Adanya kekeruhan lensa pada kedua mata
pasien menandakan telah terjadi proses
penuaan pada lensa yang dikenal sebagai
katarak senilis. Hasil pemeriksaan shadow test
yang menunjukkan hasil positif menandakan
adanya proses denaturasi protein yang tidak
merata pada lensa yang menjadi dasar
diagnosis katarak senilis imatur.
Tatalaksana yang diberikan dapat dibagi
menjadi terapi nonmedikamentosa dan
medika-mentosa. Terapi nonmedikamentosa
pada pasien ini diberikan dalam bentuk
edukasi. Sedangkan, terapi medika-mentosa
yang dianjurkan oleh The College of
Optometrists adalah lubrikan mata untuk
defisiensi air mata atau gejala yang terkait.
Pemberian antibiotic, kemodenervasi dari otot
orbikularis atau menarik kelopak mata dengan
perekat dapat mengurangi gejala namun hanya
dapat bermafaat untuk sementara.11,13,14
Statrol® tetes mata mengandung dua
macam antibiotik, yaitu neomisin sulfat dan
polimiksin B sulfat. Kedua antibiotik ini
digunakan untuk melawan bakteri seperti
Staphylococcus aureus, Escherichia coli,
Klebsiella/
Enterobacterspecies,
Neisseria
species Pseudomonas aeruginosa. Umumnya
digunakan sebagai terapi topikal infeksi mata
luar.15,16,17 Terapi ini diberikan kepada pasien
karena adanya iritasi pada kornea dan
konjungtiva mata akibat gesekan berulang oleh
bulu mata atau silia dapat mempermudah
terjadinya infeksi oleh bakteri patogen yang
mana dapat menyebabkan konjungtivitis.
Entropion menyebabkan bulu mata yang
tumbuh ke dalam sehingga terus menerus
bergesekan dengan kornea, sehingga kornea
terus
menerus
mengalami
proses
penyembuhan dan luka, sehingga dapat
menyebabkan penurunan visus selain katarak
senilis yang memang dimilikinya. Pada pasien
ini selanjutnya sebaiknya disiapkan untuk
operasi rekonstruksi palpebra sebagai tindakan
definitif.18,19
Koreksi dengan injeksi toksin botulinum
menghasilkan bahwa terapi ini cukup aman
dan efektif pada beberapa kasus entropion
senilis dan kongenital. Terapi ini sangat
berguna pada anak yang memiliki entropion
kongenital dengan defek kornea dimana
penanganan segera amat dibutuhkan.13
Pengobatan entropion terbaik adalah
operasi plastik atau suatu tindakan tarsotomi
pada entropion akibat trakoma. Pembedahan
untuk memutar keluar kelopak mata efektif
pada semua jenis entropion. Sebuah tindakan
sementara yang bermanfaat pada entropion
evolusional adalah dengan menarik kelopak
mata bawah dan menempelkannya dengan
‘tape’ ke pipi; tegangannya mengarah ke
temporal dan inferior.20 Operasi entropion
transkonjungtiva merupakan prosedur yang
aman dan lebih efisien pada entropion
involusi.21
Pemilihan
prosedur
pembedahan
tergantung pada penyebab yang mendasari.
Intervensi bedah diindikasikan jika salah satu
dari berikut muncul persisten: iritasi okular
berulang, konjungtivitis bakteri, refleks
hipersekresi air mata, superfisial keratopathy,
risiko ulserasi dan keratitis mikroba.22
Komplikasi yang dapat terjadi akibat
entropion antara lain:17,23 (1) Konjungtivitis
yaitu peradangan pada konjungtiva. Akan
terlihat lapisan putih yang transparan pada
mata dan garis pada kelopaknya. Entropion
J Medula Unila | Volume 4| Nomor 4| Januari 2016| 61
Faraztya | Entropion Kelopak Bawah Mata Kanan pada Wanita Usia 78 Tahun
dapat menyebabkan konjungtiva menjadi
merah dan meradang, dan menimbulkan
infeksi; (2) Keratitis yaitu suatu kondisi dimana
kornea meradang. Masuknya bulu mata dan
tepi kelopak ke kornea dapat menimbulkan
iritasi dan rasa sakit. Jaringan parut akan
terbentuk dan dapat menyebabkan kehilangan
penglihatan; dan (3) Ulkus kornea adalah ulkus
yang terbentuk di kornea, dan biasanya
disebabkan oleh keratitis. Kondisi ini sangat
serius karena dapt menyebabkan kehilangan
penglihatan. Sangat penting untuk segera
berobat ke dokter jika mata menjadi merah,
mata terasa sakit atau seperti ada yang
mengganjal di dalam mata.Komplikasi bedah
termasuk perdarahan, hematoma, infeksi, rasa
sakit, dan posisi tarsal yang buruk.23,24
Entropion pada umumnya memiliki
prognosis yang baik. Keefektifan pengobatan
entropion tergantung pada penyebab utama
dan tingkat keparahan penyakitnya.25
Simpulan
Entropion merupakan pelipatan kelopak
mata bagian tepi palpebra kearah dalam. Hal
ini menyebabkan trichiasis dimana pada bulu
mata yang biasanya mengarah keluar,
menggosok pada bagian permukaan mata. Bulu
mata yang mengikis kornea dan konjungtiva
menyebabkan beberapa komplikasi berupa
konjungtivitis, keratitis hingga ulkus kornea.
Pada entropion dapat dilakukan tindakan
tarsotomi. Pembedahan bertujuan untuk
memutar keluar kelopak mata, intervensi
bedah di indikasikan jika terdapat adanya iritasi
okular yang berulang, konjungtivitis bakteri,
refleks hipersekresi air mata, superfisial
keratopati,
resiko ulserasi dan keratitis
mikroba.Entropion memiliki prognosis yang
baik. Keefektifan pengobatan enteropion
tergantung dari penyebab utama dan tingkat
keparahan penyakitnya.
Daftar Pustaka
1. Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata. Edisi Ketiga.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia;2009.
2. Riordan-Eva P, Whitcher JP. Vaughan &
Asbury Oftalmologi Umum. Edisi 17.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
J Medula Unila | Volume 4| Nomor 4| Januari 2016| 62
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2008.
Pereira MG, Rodrigues MA, Rodrigues SA.
Eyelid
entropion.
Seminars
in
Ophthalmology 2010;25(3):52–8.
Boboridis KG, Bunce C. Interventions for
involutional lower lid entropion. Cochrane
Database of Systematic Reviews.2011,
Issue 12. Art. No.: CD002221.
Damasceno RW, Osaki MH, Dantas PE,
Belfort R Jr. Involutional entropion and
ectropion of the lower eyelid: prevalence
and associated risk factors in the elderly
population. Ophthalmic Plastic and
Reconstructive Surgery 2011;27(5):317–20.
Musch DC, Sugar A, Meyer RF.
Demographic andpredisposing factors in
corneal
ulceration.
Archives
of
Ophthalmology. 1983; 101(10):1545–8.
Tse DT. Entropion. In: Tse DT editor(s).
Color Atlas of Ophthalmic Surgery:
Oculoplastic Surgery. Pennsylvania: J. B.
Lippincott Company, 1992. hlm.101–12.
Bashour M, Harvey J. Causes of involutional
ectropion and entropion - age-related
tarsal changes are the key. Ophthalmic
Plastic and Reconstructive Surgery.
2000;16(2):131–41.
Deka A, Saikia SP. Lower lid entropion
correction
with
botulinum
toxin
injection. Oman
J
Ophthalmol.
2010;3(3):158-159.
Michels KS, Czyz CN, Cahill KV, Foster JA,
Burns JA, Everman KR. Age-Matched, Casecontrolled comparison of clinical indicators
for development of entropion and
ectropion. J Ophthalmol. 2014; 2014:
231487.
The College of Optometrists. Clinical
Management Guidelines Entropion Edisi
ke- 4; 2011.
Waqar S, Simcock P. Lower lid entropion
secondary to treatment with alpha-1a
receptor antagonist: a case report. J of
Med Case Reports. 2010, 4:77
Christiansen G, Mohney BG, Baratz KH,
Bradley EA. Botulinum toxin for the
treatment of congenital entropion. Am J
Ophthalmol.2004;138:153–5.
Bleyen I, Dolman PJ. The Wies procedure
for management of trichiasis or cicatricial
Faraztya | Entropion Kelopak Bawah Mata Kanan pada Wanita Usia 78 Tahun
15.
16.
17.
18.
19.
entropion of either upper or lower eyelids.
Br J Ophthalmol. 2009;93:1612-5.
US National Library of Medicine. Drug label
information of statrol [internet]. USA: US
National Library of Medicine; 2006 [diakses
tanggal : 10 Mei 2015]. Tersedia dari :
http://dailymed.nlm.nih.gov/dailymed/dru
gInfo
Bashour M, Harvey J. Causes of involutional
ectropion and entropion—age-related
tarsal changes are the key. Ophthal Plast
Reconstr Surg. 2000; 16(2): 131–141.
Erb MH, Uzcategui N, Dresner SC. Efficacy
and complications of the transconjunctival
entropion repair for lower eyelid
involutional entropion. Ophthalmology.
2006;113:2351-6.
Goldberg RA, Lee S, Jayasundera T, et al.
Treatment of lower eyelid retraction by
expansion of the lower eyelid with
hyaluronic acid gel. Ophthal Plast Reconstr
Surg. 2007;23:343-8.
Oestreicher JH, Pang NK, Liao W.
Treatment of lower eyelid retractor release
20.
21.
22.
23.
24.
25.
and posterior lamellar grafting: An analysis
of 659 eyelids in 400 patients. Ophthal
Plast Reconstr Surg. 2008;24:207-12.
Sakamoto Y, Nakajima H, Imanishi N,
Okumoto T, Kato T, Kishi K. A hammock
flap: A modified backflip flap for the
surgical correction of cicatricial entropion. J
Plast
Reconstr
Aesthet
Surg.
2015;68(5):738-40.
Alsuhaibani AH, Bosley TM, Goldberg A, AlFaky YH.Entropion in children with isolated
peripheral
facial
nerve
paresis.
Eye (2012) 26, 1095–8.
Nakauchi K, Mimura O. Fish tail resection
for treating congenital entropion in Asians.
Clin Ophthalmol. 2012;2012:831-6.
Long JA. Oculoplastic Surgery. Philadelphia:
Elsevier; 2009.
Reddan S. Entropion Surgery-a nurse point.
Vet Nurse J. 2012;27(11): 409-412.
Park MS, Chi MJ, Baek SH. Clinical study of
single-suture inferior retractor repair for
involutional entropion. Ophthalmologica.
2006; 220(5): 327-31.
J Medula Unila | Volume 4| Nomor 4| Januari 2016| 63
Download