Faraztya | Entropion Kelopak Bawah Mata Kanan pada Wanita Usia 78 Tahun Entropion Kelopak Bawah Mata Kanan pada Wanita Usia 78 Tahun Faraztya Purnama Sari Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Abstrak Entropion adalah suatu keadaan melipatnya kelopak mata bagian tepi atau margo palpebra ke arah dalam. Entropion biasanya terjadi pada usia diatas 60 tahun dengan prevalensi 2,1% dari setiap 25.000 individu. Selain entropion pada usia lanjut, terdapat pula entropion kongenital yang terjadi pada anak-anak dengan prevalensi 20% dan paling sering terjadi pada ras Asia. Entropion dibagi menjadi 4, yaitu kongenital, involusional, spastik dan sikatrikal. Entropion kongenital merupakan kelainan yang didapatkan sejak lahir hingga usia 1 tahun pada anak-anak, sedangkan entropion involusional terjadi pada individu dengan usia lanjut, biasanya pada usia diatas 60 tahun. Entropion spastik adalah entropion yang terjadi akibat adanya peradangan pada kelopak mata.Entropion sikatrik adalah entropion akibat adanya jaringan sikatrik pada kelopak mata, biasanya setelah trauma atau pembedahan.Terapi definitif secara umum pada entropion adalah pembedahan. Dalam laporan kasus ini diambil dari Poliklinik Mata Rumah Sakit Ahmad Yani Metro, bulan Mei 2015, seorang wanita berusia 78 tahun datang dengan keluhan mata kanan terasa mengganjal sejak 2 tahun lalu. Keluhan disertai dengan mata merah. Pada pemeriksaan fisik tidak terdapat kelainan. Pada pemeriksaan oftalmologis didapatkan penurunan visus pada mata kanan dan entropion kelopak mata kanan serta konjungtiva yang kemerahan disertai peningkatan keluarnya air mata disertai kotoran mata.Pasien didiagnosa dengan konjungtivitis bakterial pada mata kanan yang disebabkan oleh entropion.Terapi yang diberikan adalah antibiotik topikal dan direncanakan terapi pembedahan.Kejadian konjungtivitis merupakan salah satu komplikasi dari entropion akibat dari gesekan bola mata yang mengikis kornea dan konjungtiva. Keefektifan pengobatan tergantung dari penyebab utama dan komplikasinya. Kata kunci: entropion, involusional. A 78 Years Old Woman with Entropion of the Right Lower Eyelid Abstract Entropion is a condition with eyelid edge folding inward in elderly patients (>60 years old). It’s prevalence 2.1% every 25,000 individuals. Besides in the elderly, there is also a congenital entropion occurs in children with prevalence 20% commonly in Asian races. Entropion is divided into four categories: congenital, involutional, spastic and cicatricial. Congenital entropion is an entropion that is obtained from birth until the age of 1 year old in children, whereas involutional entropion occurs in elderly individual, usually at the age above 60 years. Spastic entropion is caused by an inflammation in the eyelids. Cicatricial entropion happened due to cicatrical tissue of the eyelids, usually after trauma or surgery. Definitive therapy in entropion is surgery. This case is taken from the of ophthalmology outpatient of Ahmad Yani Hospital in Metro, in May 2015. A 78 years-old woman presented with uncomfortable feeling on the right eye since 2 years ago. Complaints accompanied by red eyes. There are no abnormalitiesin physical examination. On ophthalmology examination in the right eye founded decreasing in visual acuity, entropion in the lower eyelid and conjunctival redness accompanied by increasing secretion of tears with dirt eye. Patients was diagnosed with bacterial conjunctivitis in the right eye caused by entropion. Therapy given to the patient is topical antibiotics and planned surgical therapy. The incidence of conjunctivitis is one of the complications of entropion results from the friction of the eyeball that scratch the cornea and conjunctiva. The effectiveness of treatment depends on the causes and complications. Keywords: entropion, involutional. Korespondensi: Faraztya Purnama Sari, S.Ked, alamat Jl. Kelapa II No. 21 Sepang Jaya, HP 082181828747. e-mail [email protected] Pendahuluan Entropion adalah suatu keadaan melipatnya kelopak mata bagian tepi atau margo palpebra kearah dalam sehingga bulu mata menggeser jaringan konjungtiva atau kornea atau apa yang disebut sebagai trikiasis (bulu mata mengarah pada bola mata yang akan menggosok kornea atau konjungtiva).1 Entropion biasanya terjadi pada usia diatas 60 tahun dengan prevalensi 2,1% dari setiap 25.000 individu. Selain entropion pada usia lanjut, terdapat pula entropion kongenital yang terjadi pada anak-anak dengan prevalensi 20% dan paling sering terjadi pada ras Asia.2 Berdasarkan penyebabnya,2 Entropion kongenital merupakan kelainan yang didapatkan sejak lahir hingga usia 1 tahun pada anak-anak, sedangkan entropion involusional J Medula Unila | Volume 4| Nomor 4| Januari 2016| 58 Faraztya | Entropion Kelopak Bawah Mata Kanan pada Wanita Usia 78 Tahun terjadi pada individu dengan usia lanjut, biasanya pada usia diatas 60 tahun. Entropion spastik adalah entropion yang terjadi akibat adanya peradangan pada kelopak mata. Entropion sikatrik adalah entropion akibat adanya jaringan sikatrik pada kelopak mata, biasanya setelah trauma atau pembedahan.3,4 Entropion dibagi menjadi 4, yaitu kongenital, involusional, spastik dan sikatrikal. Entropion sikatrikal dapat mengenai palpebra superior atau inferior dan disebabkan oleh jaringan parut di konjungtiva atau tarsus. Kelainan ini paling sering ditemukan pada penyakit radang kronik, seperti trakoma.3 involusional dilaporkan mencapai 2,1% pada populasi orang tua (1,9% pada laki-laki dan 2,4% pada wanita) namun tanpa laporan frekuensi manajemen bedahnya.5 Entropion dikarakteristikkan dengan gesekan terus-menerus pada tepi kelopak mata, bulu mata dan kulit terhadap permukaan bola mata yang menghasilkan suatu inflamasi abrasi konjungtiva dan abrasi. Hal ini dapat menyebabkan penipisan kornea sekunder, perdarahan dan pembentukan jaringan parut. Pasien dapat mengeluhkan sensasi mengganjal, kemerahan, mata berair dan keluar sekret.6,7 Prevalensi tejadinya entropion inferior Gambar 1. Entropion pada kelopak mata bawah Telah diduga bahwa penyebab utama pelipatan kelopak mata ini adalah akibat peningkatan tegangan otot orbikularis melebihi bagian pretarsal; atrofi dan penyusutan lempeng tarsal, dan insersi abnormal dari otot retractor palpebra inferior.8 Kasus Laporan kasus ini diambil dari Poliklinik Mata Rumah Sakit Ahmad Yani Metro, sekitar bulan Mei 2015. Pasien wanita usia78 tahun datang dengan keluhan mata kanan terasa mengganjal sejak 2 tahun yang lalu. Pasien mengatakan sering berkedip karena ada perasaan mengganjal dan pasien juga kadang menggosok-gosok matanya. Awalnya mata kanan tampak merah, semakin hari mata pasien gatal, berair dan disertai kotoran mata. Pasien mengatakan penglihatan kedua matanya memang sudah kabur sebelum keluhan mata kanan terasa mengganjal ini. Semakin lama menurut pasien memang penglihatan kedua matanya semakin kabur.Pasien mengakui sudah pernah berobat Ke dokter dan diberi tahu memiliki katarak serta diberikan obat tetes mata untuk keluhan mata merah namun keluhan dirasakan tidak berkurang. Pemakaian kacamata disangkal oleh pasien. Riwayat trauma tidak ada, riwayat operasi mata tidak ada, riwayat mengonsumsi obat dalam jangka waktu lama tidak ada. Pasien belum pernah mengalami hal serupa sebelumnya. Pasien memiliki riwayat penyakit hipertensi namun pasien tidak memiliki riwayat penyakit diabetes melitus. Pasien datang dengan keadaan umum tampak sakit sedang dan sadar penuh. Tekanan darah 140/90 mmHg, nadi 78x/menit, pernafasan16x/menit, suhu tubuh 36,3oC. Secara umum kepala, leher, toraks, abdomen dan ekstremitas dalam batas normal. Pada pemeriksaan oftalmologis didapatkan visus kedua mata 1/60 untuk mata kanan dan 6/60 untuk mata kiri.Pada kedua mata didapatkan kornea yang jernih, pupil bulat dengan diameter 3mm, isokor, refleks cahaya +/+, lensamata kanan dan kiri keruh tidak merata dengan shadow test positif, tekanan J Medula Unila | Volume 4| Nomor 4| Januari 2016| 59 Faraztya | Entropion Kelopak Bawah Mata Kanan pada Wanita Usia 78 Tahun intraokular per palpasi dalam batas normal. Pada kelopak bawah mata kanan didapatkan adanya entropion disertai konjungtiva yang kemerahan, terdapat produksi berlebih dari airmata dan sekret. Pasien ini didiagnosis konjungtivitis OD ec. entropion inferior OD+katarak senilis imatur ODS. Diagnosis ini ditegakkan berdasarkan pemeriksaan terhadap mata pasien yang mana didapatkan kelainan di kelopak bawah mata kanan dan kemerahan pada konjungtiva yang mengarah ke diagnosis konjungtivitis dan entropion. Adanya kekeruhan lensa pada kedua mata pasien menandakan telah terjadi proses penuaan pada lensa yang dikenal sebagai katarak senilis. Hasil pemeriksaan shadow test yang menunjukkan hasil positif menandakan adanya proses denaturasi protein yang tidak merata pada lensa yang menjadi dasar diagnosis katarak senilis imatur. Pada pasien diberikan terapi tetes mata Statrol® (Neomycin dan Polymyxin B Sulfates) 6x2 tetes sehari, antasida 3x1 tablet sehari dan metilprednisolon 3x2 mg sehari per oral. Terapi non medikamentosa berupa edukasi yaitu menghindari menggosokgosok mata, mencegah terjadinya paparan debu dengan menggunakan kaca mata atau menggunakan perban untuk mencegah terjadinya infeksi pada mata. Pada pasien ini direncakan tindakan operatif rekonstruksi palpebra inferior yaitu tarsotomi. Prognosis pasien ini adalah dubia ad bonam. Pembahasan Entropion adalah pelipatan palpebra ke arah dalam, yang dapat bersifat involusional (spastic, senilis), sikatrikal, atau congenital. Gangguan ini selalu mengenai palpebra inferior dan terjadi akibat lemahnya otot-otot retractor palpebra inferior, migrasi otot orbikularis praseptal ke atas, dan menekuknya tepi tarsus superior.2 Berdasarkan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik pada pasien ini, terdapat keluhan berupa rasa mengganjal pada mata kanan. Hal ini dapat di sebabkan karena adanya bulu mata yang mengarah kebagian dalam sehingga mengenai atau menggesek kornea dan konjungtiva sehingga menimbulkan perasaan tidak nyaman. Dimana bulu mata atau silia yang normalnya melengkung ke arah luar, tetapi pada pasien ini bulu mata yang melengkung ke arah dalam mata menyebabkan ganjalan di mata dan iritasi pada mata sehingga mata menjadi sering berair, gatal dan nyeri karena gesekan yang ditimbulkan dari bulu mata pada mata. Pada kasus ini bulu mata melengkung ke dalam, margo palpebra inferior oculi dextra melipat ke dalam sehingga bulu mata yang tumbuh di daerah ini pun ikut melipat ke dalam. Entropion sering ditemukan pada usia lanjut (involusional), biasanya usia diatas 50 tahun. Entropion involusional artinya entropion yang terjadi akibat adanya atrofi atau penyusutan tarsus mata seiring bertambahnya usia. Pada pria, ukuran tarsus lebih besar daripada wanita yang menyebabkan prevalensi entropion pada wanita lebih sering. Entropion kelopak mata bawah lebih sering terjadi dari pada entropion kelopak mata atas dan juga karena proses involusional (penyusutan) dan proses penuaan.9,10 Mekanisme terjadinya entropion terkait pada usia, pada pasien ini berusia 78 tahun, akibat degenerasi pada jaringan elastis dan fibrosa di dalam kelopak mata yang menyebabkan terjadinya kelemahan pada kelopak mata horizontal. Disebabkan karena peregangan tendon dan lempeng tarsal. Ketidakstabilan kelopak mata vertikal, disebabkan karena perlemahan, disinersi dari rektraktor kelopak mata bawah.8-10 Faktor penyebab utama dari kondisi ini adalah perubahan senilis progresif pada stuktur kelopak mata:8 (1) Otot orbikularisperubahan menyebabkan otot preseptal menggulung ke atas otot pretarsal; (2) Retraktor palpebra inferior - kelemahan dari retraktor memungkinkan lebih rendah perbatasan lempeng tarsal untuk memutar keluar; (3) lempeng tarsal - kehilangan kekakuan dan menekuk ke dalam yang memungkinkan batas atas untuk membalik lebih dari palpebra inferior; dan (4) kelemahan horisontal - perubahan dalam otot orbicularis, canthal tendon dan tarsus menyebabkan kelemahan horisontal dari palpebra inferior. Selain entropion involusional, terdapat 3 jenis entropion lainnya. Pada entropion J Medula Unila | Volume 4| Nomor 4| Januari 2016| 60 Faraztya | Entropion Kelopak Bawah Mata Kanan pada Wanita Usia 78 Tahun sikatrikal, terjadi pembentukan jaringan parut yang berat dan kontraksi konjungtiva palpebra yang menarik tepi kelopak ke dalam (pemfigoid sikatirk okular, sindrom Steven Johnson, trakom, luka bakar kimia). Entropion spastik disebabkan oleh kontraksi spasme dari otot orbikularis yang dipicu iritasi mata (termasuk pembedahan) atau belefarospasme. Entropion kongenital sangat jarang terjadi akibat perlengketan yang tidak sesuai pada otot retraktor pada tepi inferior lempeng tarsal.11 Obat tamsulosin atau penyekat reseptor 1 alfa yang biasa digunakan pada terapi hiperplasia prostat jinak juga ditemukan dapat menyebabkan penurunan tonus otot orbikularis.12 Pada pemeriksaan fisik di dapatkan hiperemis pada konjungtiva palpebra dan margo palbebra inferior okuli dextra melipat ke dalam. Sesuai definisi dari entropion yaitu kelainan yang terletak pada kelopak mata yang terputar ke dalam, sedangkan trikiasis merupakan kelainan dimana silia tumbuh mengarah ke dalam mata tanpa disertai adanya kelainan pada kelopak mata, sehingga diagnosis banding trikiasis dapat disingkirkan.13 Adanya kekeruhan lensa pada kedua mata pasien menandakan telah terjadi proses penuaan pada lensa yang dikenal sebagai katarak senilis. Hasil pemeriksaan shadow test yang menunjukkan hasil positif menandakan adanya proses denaturasi protein yang tidak merata pada lensa yang menjadi dasar diagnosis katarak senilis imatur. Tatalaksana yang diberikan dapat dibagi menjadi terapi nonmedikamentosa dan medika-mentosa. Terapi nonmedikamentosa pada pasien ini diberikan dalam bentuk edukasi. Sedangkan, terapi medika-mentosa yang dianjurkan oleh The College of Optometrists adalah lubrikan mata untuk defisiensi air mata atau gejala yang terkait. Pemberian antibiotic, kemodenervasi dari otot orbikularis atau menarik kelopak mata dengan perekat dapat mengurangi gejala namun hanya dapat bermafaat untuk sementara.11,13,14 Statrol® tetes mata mengandung dua macam antibiotik, yaitu neomisin sulfat dan polimiksin B sulfat. Kedua antibiotik ini digunakan untuk melawan bakteri seperti Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Klebsiella/ Enterobacterspecies, Neisseria species Pseudomonas aeruginosa. Umumnya digunakan sebagai terapi topikal infeksi mata luar.15,16,17 Terapi ini diberikan kepada pasien karena adanya iritasi pada kornea dan konjungtiva mata akibat gesekan berulang oleh bulu mata atau silia dapat mempermudah terjadinya infeksi oleh bakteri patogen yang mana dapat menyebabkan konjungtivitis. Entropion menyebabkan bulu mata yang tumbuh ke dalam sehingga terus menerus bergesekan dengan kornea, sehingga kornea terus menerus mengalami proses penyembuhan dan luka, sehingga dapat menyebabkan penurunan visus selain katarak senilis yang memang dimilikinya. Pada pasien ini selanjutnya sebaiknya disiapkan untuk operasi rekonstruksi palpebra sebagai tindakan definitif.18,19 Koreksi dengan injeksi toksin botulinum menghasilkan bahwa terapi ini cukup aman dan efektif pada beberapa kasus entropion senilis dan kongenital. Terapi ini sangat berguna pada anak yang memiliki entropion kongenital dengan defek kornea dimana penanganan segera amat dibutuhkan.13 Pengobatan entropion terbaik adalah operasi plastik atau suatu tindakan tarsotomi pada entropion akibat trakoma. Pembedahan untuk memutar keluar kelopak mata efektif pada semua jenis entropion. Sebuah tindakan sementara yang bermanfaat pada entropion evolusional adalah dengan menarik kelopak mata bawah dan menempelkannya dengan ‘tape’ ke pipi; tegangannya mengarah ke temporal dan inferior.20 Operasi entropion transkonjungtiva merupakan prosedur yang aman dan lebih efisien pada entropion involusi.21 Pemilihan prosedur pembedahan tergantung pada penyebab yang mendasari. Intervensi bedah diindikasikan jika salah satu dari berikut muncul persisten: iritasi okular berulang, konjungtivitis bakteri, refleks hipersekresi air mata, superfisial keratopathy, risiko ulserasi dan keratitis mikroba.22 Komplikasi yang dapat terjadi akibat entropion antara lain:17,23 (1) Konjungtivitis yaitu peradangan pada konjungtiva. Akan terlihat lapisan putih yang transparan pada mata dan garis pada kelopaknya. Entropion J Medula Unila | Volume 4| Nomor 4| Januari 2016| 61 Faraztya | Entropion Kelopak Bawah Mata Kanan pada Wanita Usia 78 Tahun dapat menyebabkan konjungtiva menjadi merah dan meradang, dan menimbulkan infeksi; (2) Keratitis yaitu suatu kondisi dimana kornea meradang. Masuknya bulu mata dan tepi kelopak ke kornea dapat menimbulkan iritasi dan rasa sakit. Jaringan parut akan terbentuk dan dapat menyebabkan kehilangan penglihatan; dan (3) Ulkus kornea adalah ulkus yang terbentuk di kornea, dan biasanya disebabkan oleh keratitis. Kondisi ini sangat serius karena dapt menyebabkan kehilangan penglihatan. Sangat penting untuk segera berobat ke dokter jika mata menjadi merah, mata terasa sakit atau seperti ada yang mengganjal di dalam mata.Komplikasi bedah termasuk perdarahan, hematoma, infeksi, rasa sakit, dan posisi tarsal yang buruk.23,24 Entropion pada umumnya memiliki prognosis yang baik. Keefektifan pengobatan entropion tergantung pada penyebab utama dan tingkat keparahan penyakitnya.25 Simpulan Entropion merupakan pelipatan kelopak mata bagian tepi palpebra kearah dalam. Hal ini menyebabkan trichiasis dimana pada bulu mata yang biasanya mengarah keluar, menggosok pada bagian permukaan mata. Bulu mata yang mengikis kornea dan konjungtiva menyebabkan beberapa komplikasi berupa konjungtivitis, keratitis hingga ulkus kornea. Pada entropion dapat dilakukan tindakan tarsotomi. Pembedahan bertujuan untuk memutar keluar kelopak mata, intervensi bedah di indikasikan jika terdapat adanya iritasi okular yang berulang, konjungtivitis bakteri, refleks hipersekresi air mata, superfisial keratopati, resiko ulserasi dan keratitis mikroba.Entropion memiliki prognosis yang baik. Keefektifan pengobatan enteropion tergantung dari penyebab utama dan tingkat keparahan penyakitnya. Daftar Pustaka 1. Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata. Edisi Ketiga. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;2009. 2. Riordan-Eva P, Whitcher JP. Vaughan & Asbury Oftalmologi Umum. Edisi 17. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. J Medula Unila | Volume 4| Nomor 4| Januari 2016| 62 Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2008. Pereira MG, Rodrigues MA, Rodrigues SA. Eyelid entropion. Seminars in Ophthalmology 2010;25(3):52–8. Boboridis KG, Bunce C. Interventions for involutional lower lid entropion. Cochrane Database of Systematic Reviews.2011, Issue 12. Art. No.: CD002221. Damasceno RW, Osaki MH, Dantas PE, Belfort R Jr. Involutional entropion and ectropion of the lower eyelid: prevalence and associated risk factors in the elderly population. Ophthalmic Plastic and Reconstructive Surgery 2011;27(5):317–20. Musch DC, Sugar A, Meyer RF. Demographic andpredisposing factors in corneal ulceration. Archives of Ophthalmology. 1983; 101(10):1545–8. Tse DT. Entropion. In: Tse DT editor(s). Color Atlas of Ophthalmic Surgery: Oculoplastic Surgery. Pennsylvania: J. B. Lippincott Company, 1992. hlm.101–12. Bashour M, Harvey J. Causes of involutional ectropion and entropion - age-related tarsal changes are the key. Ophthalmic Plastic and Reconstructive Surgery. 2000;16(2):131–41. Deka A, Saikia SP. Lower lid entropion correction with botulinum toxin injection. Oman J Ophthalmol. 2010;3(3):158-159. Michels KS, Czyz CN, Cahill KV, Foster JA, Burns JA, Everman KR. Age-Matched, Casecontrolled comparison of clinical indicators for development of entropion and ectropion. J Ophthalmol. 2014; 2014: 231487. The College of Optometrists. Clinical Management Guidelines Entropion Edisi ke- 4; 2011. Waqar S, Simcock P. Lower lid entropion secondary to treatment with alpha-1a receptor antagonist: a case report. J of Med Case Reports. 2010, 4:77 Christiansen G, Mohney BG, Baratz KH, Bradley EA. Botulinum toxin for the treatment of congenital entropion. Am J Ophthalmol.2004;138:153–5. Bleyen I, Dolman PJ. The Wies procedure for management of trichiasis or cicatricial Faraztya | Entropion Kelopak Bawah Mata Kanan pada Wanita Usia 78 Tahun 15. 16. 17. 18. 19. entropion of either upper or lower eyelids. Br J Ophthalmol. 2009;93:1612-5. US National Library of Medicine. Drug label information of statrol [internet]. USA: US National Library of Medicine; 2006 [diakses tanggal : 10 Mei 2015]. Tersedia dari : http://dailymed.nlm.nih.gov/dailymed/dru gInfo Bashour M, Harvey J. Causes of involutional ectropion and entropion—age-related tarsal changes are the key. Ophthal Plast Reconstr Surg. 2000; 16(2): 131–141. Erb MH, Uzcategui N, Dresner SC. Efficacy and complications of the transconjunctival entropion repair for lower eyelid involutional entropion. Ophthalmology. 2006;113:2351-6. Goldberg RA, Lee S, Jayasundera T, et al. Treatment of lower eyelid retraction by expansion of the lower eyelid with hyaluronic acid gel. Ophthal Plast Reconstr Surg. 2007;23:343-8. Oestreicher JH, Pang NK, Liao W. Treatment of lower eyelid retractor release 20. 21. 22. 23. 24. 25. and posterior lamellar grafting: An analysis of 659 eyelids in 400 patients. Ophthal Plast Reconstr Surg. 2008;24:207-12. Sakamoto Y, Nakajima H, Imanishi N, Okumoto T, Kato T, Kishi K. A hammock flap: A modified backflip flap for the surgical correction of cicatricial entropion. J Plast Reconstr Aesthet Surg. 2015;68(5):738-40. Alsuhaibani AH, Bosley TM, Goldberg A, AlFaky YH.Entropion in children with isolated peripheral facial nerve paresis. Eye (2012) 26, 1095–8. Nakauchi K, Mimura O. Fish tail resection for treating congenital entropion in Asians. Clin Ophthalmol. 2012;2012:831-6. Long JA. Oculoplastic Surgery. Philadelphia: Elsevier; 2009. Reddan S. Entropion Surgery-a nurse point. Vet Nurse J. 2012;27(11): 409-412. Park MS, Chi MJ, Baek SH. Clinical study of single-suture inferior retractor repair for involutional entropion. Ophthalmologica. 2006; 220(5): 327-31. J Medula Unila | Volume 4| Nomor 4| Januari 2016| 63