2 BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan

advertisement
2
BAB 2
LANDASAN PERANCANGAN
2.1
Tinjauan Umum
2.1.1 Data
Dalam proses pembuatan Tugas Akhir ini, diperlukan beberapa sumber data dan
metode penelitian, yaitu:
1. Company profile Komunitas Cancer Buster Community
2. Kajian Pustaka (referensi buku dan literatur internet)
3. Wawancara
4. Survey Kualitatif dari Tesis Ramadhinayati, mahasiswi program keperawatan
UI mengenai ‘ adaptasi pasien kanker remaja terahdap penyakitnya”
2.1.1.1 Pengertian Kanker
Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan
tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Dalam perkembangannya, sel-sel
kanker ini dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya sehingga dapat
menyebabkan kematian.
Kanker sering dikenal oleh masyarakat sebagai tumor, padahal tidak semua
tumor adalah kanker. Tumor adalah segala benjolan tidak normal atau
abnormal. Tumor dibagi dalam 2 golongan, yaitu tumor jinak dan tumor ganas.
Kanker adalah istilah umum untuk semua jenis tumor ganas.
Kanker dapat menimpa semua orang, pada setiap bagian tubuh, dan pada semua
gologan umur, namun lebih sering menimpa orang yang berusia 40 tahun.
Umumnya sebelum kanker meluas atau merusak jaringan di sekitarnya,
penderita tidak merasakan adanya keluhan ataupun gejala. Bila sudah ada
keluhan atau gejala, biasanya penyakitnya sudah lanjut.
3
2.1.1.2 Jenis Kanker
•
Kanker leher rahim (kanker serviks)
•
Kanker payudara
•
Penyakit Trofoblas ganas
•
Kanker kulit
•
Kanker nasofaring
•
Kanker paru
•
Kanker hati
•
Kanker kelenjar getah bening (Limfoma Malignum)
•
Kanker usus besar
•
Kanker darah (Leukemia)
2.1.1.3 Pengobatan Kanker
Hasil pengobatan tergantung pada stadium atau tingkatan kanker. Pengobatan
kanker terdiri dari salah satu atau kombinasi dari beberapa prosedur berikut:
•
Pembedahan (operasi)
•
Penyinaran (Radio-terapi)
•
Pemakaian obat-obat pembunuh sel kanker (sitostatika/kemoterapi)
•
Peningkatan daya tahan tubuh (imunoterapi)
•
Pengobatan dengan hormon
•
Transplantasi organ.
•
Stem Cell
2.1.1.4 Kanker di Indonesia
Gumawan Achmad seorang ginekolog (Achmad, 2012)(Kompas, 2001)
menyatakan bahwa dua pertiga dari penderita kanker di dunia berada di negara negara berkembang seperti Indonesia. Setiap tahun, 12 juta orang di dunia menderita
kanker dan 7,6 juta di antaranya meninggal karenanya. Jika tidak ada tindakan lebih, pada
tahun 2030 diperkirakan 26 juta orang akan menderita kanker dan 17 juta di antaranya akan
meninggal karena kanker. (UICC: 2009).
4
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, prevalensi tumor/kanker di
Indonesia dalah 4,3 per 1000 penduduk, dan kanker merupakan penyebab kematian nomor 7
(5,7%) setelah stroke, TB, hipertensi, cedera, perinatal, dan DM.
Pada tahun 2012, sekitar 8,2 juta kematian disebabkan oleh kanker. Kanker
paru, hati, perut, kolorektal, dan kanker payudara adalah penyebab terbesar
kematian akibat kanker setiap tahunnya. Lebih dari 30% kematian akibat kanker
disebabkan oleh 5 faktor risiko perilaku dan pola makan, yaitu: (1) Indeks
massa tubuh tinggi, (2) Kurang Konsumsi buah dan sayur, (3) Kurang
aktXivitas fisik, (4) Penggunaan rokok dan (5) Konsumsi alkohol berlebihan.
Gambar 2.1 Estimasi Persentase Kasus Baru dan Kematian Akibat Kanker pada
Penduduk Laki-laki dan Perempuan di Dunia Tahun 2012
2.1.1.5 Prevalensi Penyakit Kanker menurut Umur di Indonesia
Gambar 2.2 Prevalensi Penyakit Kanker pada Penduduk (%) Menurut Umur
Penyakit kanker dapat menyerang semua umur. Sebagaimana terlihat pada tabel
di atas, hampir semua kelompok umur penduduk memiliki prevalensi penyakit
kanker. Prevalensi penyakit kanker tertinggi berada pada kelompok umur 75
tahun ke atas, yaitu sebesar 5,0‰ dan prevalensi terendah pada anak kelompok
umur 1-4 tahun dan 5-14 tahun sebesar 0,1‰. Terlihat peningkatan prevalensi
yang mulai tinggi pada kelompok umur muda 15 -24 tahun (0,6%).
2.1.1.6 Psikologi Remaja
a.
Profil Remaja Indonesia
Usia 11 - 24 tahun & belum menikah.
b.
Perkembangan peran sosial
- Pada masa remaja lingkungan sosial adalah teman sebaya.
- Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya.
- Mencapai perilaku yang bertanggung jawab.
- Mengembangkan kemampuan intelektual untuk hidup sebagai warga negara.
- Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
Gambar 2.3. Orang yang pertama diharapkan membantu remaja dalam masalah
Perkembangan sosial pada masa remaja lebih melibatkan kelompok teman
sebaya dibanding orang tua (Conger, 1991; Papalia & Olds, 2001). Dibanding
pada masa kanak-kanak, remaja lebih banyak melakukan kegiatan di luar rumah
seperti kegiatan sekolah, ekstra kurikuler dan bermain dengan teman (Conger,
1991; Papalia & Olds: 2001). Dengan demikian, pada masa remaja peran
kelompok teman sebaya adalah besar.
Kelompok teman sebaya diakui dapat mempengaruhi pertimbangan dan
keputusan seorang remaja tentang perilakunya (Beyth-Marom, et al., 1993;
Conger, 1991; Deaux, et al, 1993; Papalia & Olds: 2001). Conger (1991) dan
Papalia & Olds (2001) mengemukakan bahwa kelompok teman sebaya
merupakan sumber referensi dan informasi utama bagi remaja dalam hal
persepsi dan sikap yang berkaitan dengan gaya hidup, cara berpakaian yang
menarik, musik apa yang bagus, dan sebagainya (Conger: 1991).
2.1.1.7 Respon Pasien Kanker Remaja terhadap Penyakit Kanker
Remaja dengan penyakit kanker akan menjalani proses perawatan yang sama
seperti pasien kanker lainnya. Yang membedakan adalah pada pengalaman
terhadap respon fisik dan respon psikologis dari remaja tersebut.
a. Fisiologis
Dampak penyakit kanker dan terapi pengobatan pada remaja secara fisik juga
menjadi stressor berat bagi remaja. Respon fisiologis akibat penyakit kanker
adalah rasa nyeri, kepucatan, perubahan warna kulit, serta adanya perlukaan
mulkosa mulut dan perubahan rasa di lidah. Tampilan fisik remaja serta
keterbatasan aktivitas remaja dengan penyakitnya merupakan problematik dan
kesulitan bagi remaja dalam menjalani harinya (Hokkanen et al., 2004).
b. Psikologis
Penelitian oleh Ishibashi (2001) mengenai kebutuhan anak dan remaja dengan
kanker, menunjukkan adanya ketidakpastian mereka terhadap penyakit kanker,
adanya konflik yang lebih sering terjadi dengan orang tua mereka dibandingkan
dengan remaja sehat, kesulitan untuk mendiskusikan masa depan atau kematian
mereka serta absen dari sekolah yang sangat sering. Dampak penyakit kronis
pada remaja dapat terjadi pada proses perkembangan psikososial remaja, tingkat
aktivitas, dan peningkatan terhadap resiko perilaku dan emosional yang
menyimpang (Hockenberry & Wilson, 2009).
2.1.1.8 Fase Psikologis Pada Pasien Kanker
Biasanya seseorang yang telah divonis kanker, awalnya merasa tidak terima.
Berusaha menyangkal dengan vonis yang diberikan oleh dokter, bahkan pasien
akan mendatangi beberapa dokter sampai ada yang mengatakan bahwa dirinya
bebas dari kanker.
• Kemarahan. Setelah melalui tahap pertama, pasien mulai masuk pada tahap
marah terhadap kondisi yang saat ini terjadi pada dirinya.
• Tawar-menawar. Pada fase ini pasien sudah mulai menerima dengan kondisi
kanker yang tumbuh di dalam tubuhnya, namun pasien tetap mencoba tawarmenawar dengan keadaan. Misalnya, pasien berdoa dan meminta kepada Tuhan,
jika memang dirinya mengidap kanker jangan sampai kanker tersebut
membunuhnya.
• Depresi. Jika pada tahap tawar menawar tidak bisa membuat si pasien puas
dengan kenyataan, pasien mulai depresi dengan keadaan yang dialaminya
karena merasa sudah tidak ada lagi yang bisa ia perbuat untuk menghilangkan
kanker dari tubuhnya.
• Penerimaan. Fase terakhir yang terjadi adalah berusaha menerima vonis
kanker yang dideritanya.
2.2 Cancer Buster Community
2.2.1
Profil Cancer Buster Community
Gambar 2.4. Logo Cancer Buster Community
Cancer Buster Community adalah sebuah komunitas yang anggotanya
merupakan mantan penderita kanker semasa kanak-kanak yang saat ini telah
selesai masa pengobatan dan dinyatakan sembuh (survivor). Komunitas ini
tergerak untuk membantu penderita kanker anak (0-18) dengan melakukan
sharing pengalaman kepada penderita kanker anak dan masyarakat awam.
Pendiri
Priesnanda D, Natarini, Saprita Tahir, Andrew, Ario Falah
Sejarah
CBC didirikan oleh sekelompok remaja yang dulunya terkena kanker dan sudah
sembuh. Didirikan pada tanggal 24 may 2006, sebagai anak organisasi dari
Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI)
Tujuan
• Memberikan motivasi kepada anak-anak penderita kanker dan juga kepada
keluarga agar semangat dan yakin bahwa mereka dapat berjuang untuk
mengalahkan kanker.
• Menjalin tali persahabatan dengan penderita kanker, para dokter, dan para
dermawan.
• Menciptakan kesadaran masyarakat akan kanker pada anak.
Misi
• Menyediakan dukungan kelompok terhadap para penderita kanker yang sudah
sembuh.
• Memberikan dukungan dan semangat keberanian terhadap pasien yang
menderita kanker.
• Meyakinkan publik bahwa kanker pada anak bisa disembuhkan.
Dasar – dasar
1. Bekerja sebagai keluarga
2. Antusiasme
3. Kerjasama
4. Solidaritas
5. Kebulatan tekad
6. Saling menghormati dan menghargai
7. Kepedulian
Aktivitas
• Mengunjungi ruang penderita kanker di rumah 1 x dalam seminggu, untuk
memberikan dukungan dan semangat keberanian pada pasien.
• Berkampanye tentang kanker di rumah sakit-rumah sakit, sekolah-sekolah,
kampus-kampus dan perusahaan-perusahaan.
• Mengadakan acara derma amal untuk diberikan pada penderita kanker anak
yang membutuhkan.
• Memberikan persembahan kesenian (paduan suara, teater) oleh anggota pada
acara umum bertujuan untuk memberikan kesadaran tentang kanker.
Mempublikasikan sebuah buku berjudul “Kisah – Kisah Perjuangan Survivor”,
berisi beberapa cerita yang menceritakan perjuangan yang harus dihadapi dan
diatasi oleh para penderita kanker yang sudah sembuh total tersebut.
2.2.2 Wawancara dengan Pendiri Cancer Buster Community
Penulis kemudian melakukan wawancara dengan salah satu pendirinya, Natarini.
1.
Apakah ada aktivitas baru yang dilakukan CBC?
Kami melakukan road tour dan survivor camp dari rumah sakit ke rumah sakit di
berbagai kota besar di Indonesia. Contohnya di Bali pada Juni 2013 kemarin.
Gambar 2.5 Survivor Cancer Camp Bali
2.
Apa yang biasa direspon anak – anak yang mba temui saat kunjungan?
Responnya baik sekali. Pernah ada anak yang menolak untuk minum obat,
mendengar orang tua maupun dokter dan sangat rewel. Lalu, waktu itu kebetulan
saya sedang kunjungan dan saya yang mencoba merayunya dengan bercerita
‘Dulu kakak juga pernah lo kaya kamu, tapi liat ni sekarang kakak bisa sembuh,
karena mau minum obat. ”Dari saat itu, anak tersebut lebih optimis dan mau deh
minum obat.. karena dia merasa ‘Oh ya, bisa ya?’ Dan merasa ada orang yang
senasib dan seperjuangan hingga berhasil.
3. Berarti pendekatan psikologis terhadap pasien itu penting ya mba?
Penting banget. Sayangnya, di Indonesia belum banyak yang memfokuskan hal
ini. Lebih ke medis sih.
4.
Apa ada testimoni yang paling berkesan?
Banyak, Dan karena kita ini komunitas insiatif yang ingin sharing pengalaman,
kadang kita jadi ga ekspektasi bisa dapat banyak feedback yang baik. Ada juga
anak yang pernah ngomong “Ka nanti aku mau sembuh kaya kakak, trus ikut
cancer buster deh.”
5.
Apa yang biasa dilakukan anak – anak sih mba saat mereka dirawat?
Biasanya sekarang itu sibuk dengan gadget. Tak jarang, banyak anak sekarang
yang ingin minta dibelikan gadget dari donatur.
6.
Yang biasa mereka lakuin saat main gadget kira-kira mba tau ga?
Ya paling chatting. Saya juga suka diajak chat. Malah kadang sampe cukup
menggangu. Banyak juga yang awalnya pas saya temuin mereka biasa, eh pas
pulang Facebook saya di add trus mereka baru curhat banyak banget.
7.
Bagaimana tingkah laku dia mba di akun nya? Apakah mereka aktif atau
justru menunjukan banyak keluh kesahnya disana?
Ya mereka suka update status bersyukur. Mereka malah jadi kelihatan ‘dewasa’
daripada umumnya. Tapi ya, gitu. Tetep aja pas ketemu saya banyak ngeluh nya.
8.
Apa
ada
kendala
dalam
kunjungan
–
kunjungan
selama
ini?
Sebenarnya kendala nya sendiri adalah dari waktu kunjungan (Shift) antar
anggota dan izin program di rumah sakit. Untuk melakukan program ini,
dibutuhkan banyak prosedur dan cukup memakan waktu lama. Oleh karena itu,
distribusi aktivitas kami jadi kurang tersebar secara rata dan signifikan.
2.2.3 Hasil Analisa Cancer Buster Community
Menurut penulis, aktivitas rutin Cancer Buster Community yaitu kunjungan ke
kamar – kamar pasien sangat baik karena termasuk gerakan pioner dalam
menjadi support group di Indonesia. Hal ini mengingat tim medis maupun rumah
sakit di Indonesia masih sedikit yang memfokuskan permasalahan psikologis
pasien. Sayangnya, karena selama ini aktivitas dilakukan dengan face to face,
maka aktivitas ini masih kurang efektif dan menghambat distribusi support antar
pasien di seluruh Indonesia. Berdasarkan carita di atas, dapat disimpulkan bahwa
seorang pasien kanker baru akan mengungkapkan jati dirinya sendiri saat
bertemu orang yang pernah merasakan apa yang ia rasakan.
2.3 Survey kualitatif ‘Adaptasi remaja terhadap penyakit kankernya’
Berikut adalah hasil analisis wawancara yang dilakukan dalam Tesis Mahasiswi
Fakultas Ilmu Keperawatan Program Magister Ilmu Keperawatan Universitas
Indonesia Depok, Juli 2012; milik Ramadhaniyati, Tema – tema analisis wawancara
kemudian
dibagi
menjadi
lima
bagian
sebagai
berikut:
1. Respon dan Adaptasi Fisiologis Remaja
• Mengatasi rambut rontok dengan mengenakan jilbab
• Istirahat lebih
• Memakai salep pada kulit kering
• Hanya mau tiduran di kamar
• Memakan permen ketika mual
2. Respon psikologis remaja
• Ada proses berduka anger, bargaining, depresi,
• Merasa takut
• Perasaan emosional sedih
• Ketidakpastian hidup yang membingungkan mereka
• Bosan “kan disitu (di rumah sakit) bosen..Nggak ketemu teman.. Jadi jarang main.
kalau di sekolah enak masih main-main..” “Kayaknya di RS Tuh bête, jenuh, gak ada
yang diajak ngobrol.”
3. Adaptasi psikologis remaja
• Meluapkan rasa kesal
• Melarikan diri dari pengobatan
• Bersikap acuh pada ejekan teman
• Mengendalikan lingkungan agar tetap tenang, “Saya tolak teman-teman ke rumah.
Dengar suara berisik aja otak saya sakit banget, kaki saya ngerasa sakit”
• Melakukan kegiatan untuk menghilangkan rasa jenuh karena hospitalisasi
“Facebookan, BBman, Twitter, nonton, denger musik.. ditempat anak-anak yang
bermain itu..disana duduk, cerita-cerita” ‘Nonton tv, maen komputer, baca komik.
Trus maen sama temen disana. Kadang ngobrol-ngobrol”
4. Dimensi kebutuhan
• Rasa tenang
• Kebutuhan mendapatkan informasi “kan lama..lama nanya “Ma leukemia itu
apam?” “Nyari di website..Sering baca .. kalau misalnya lagi di rumah, lagi gak ada
acara apa-apa, ga ada main futrsal, kalau pas lagi depan komuter nyari-nyari
• Kebutuhan komunikasi terapetik yang baik
• Kebutuhan atas teman dan hiburan selama di RS “PALING BUTUH TEMEN
DOANG.. KAYAKNYA TEMEN YANG DI RUMAH DEH, DARI RUMAH
MISALNYA DATENG, SEKARANG DAH JARANG”
5. Dimensi Sosial
• Hubungan dengan keluarga semakin dekat
• Hubungan dengan teman sebaya : Ada yang merasa dijauhkan oleh teman temannya. “Tapi sekarang maah.. jadinya teman-teman pada ngejauh gitu.. sahabat
aku malah yang menjauh”, namun ada juga yang semakin erat hubungannya dan ini
memperkuat semangat dalam mneghadapi penyakit kanker mereka. “Tapi
sekarang..jadinya teman teman pada ngejauh gitu..sahabat aku malah yang menjauh”
“Ya kasih semangat terus..“
6. Dimensi Konsep Diri
• Merasa Malu “Ya malu..ko gini rambutnya..”
• Merasa diperhatikan berbeda dan dijauhi teman
• Merasa berbeda “Sedih orang bisa tetapi kita ndak bisa”
• Merasa tergantung pada orang lain
• Berorientasi pada diri sendiri
2.4 Kajian Pustaka
Referensi Buku
1. Mengatasi Kanker: 101 Kisah tentang ketegaran, dukungan dan cinta” Oleh
Chicken Soup for the Soul.
Buku ini adalah kumpulan cerita – cerita dari para penderita kanker yang telah
sembuh maupun yang masih melawannya. Buku ini cocok bagi para penderita kanker
yang ingin mencari semangat dan informasi bahwa banyak langkah untuk sembuh.
Disini penulis menemukan insight utama yang membantu penulis dalam menentukan
masalah utama yang dibutuhkan para pasien kanker muda. Penulis menyadari bahwa
penting bagi para penderita usia muda untuk terkoneksi dengan sesame yang
sedang/telah menghadapi kanker. Salah satunya adalah kisah dari Jamie Farries
dengan judul Laba -laba pemberani;“Tapi, saya hanyalah seorang perempuan
berumur 25 tahun. Di masa 20an, Demi Tuhan, tidak pernah ada seorang di umur
saya yang mengidap kanker!”
2. Basic Advertising 02: Art Direction. Oleh Nik Mahon
Buku ini menyediakan segala saran serta referensi yang membantu penulis dalam
melakukan kampanye dan art direction nya. Untuk kampanye ini, penulis
mengkhususkan bacaan seputar Integrated Mass Communication (IMC).
3. Don’t Make Me Think:Common sense approach to web usability. Oleh Steve Krug
Sebuah buku landasan dasar yang mencakup teori / principle ui/ux design. Dengan
diantar dari landasan paling basic, logika tentang ui/ux, praktiknya yang paling
praktis dan terkini untuk web, mobile apps, banner ads, interactive dll.
2.5 Kampanye Pembanding
2.5.1 Pembanding 1: I Had Cancer
Gambar 2.6. Logo I Had Cancer
www.ihadcancer.com adalah sebuah komunitas pendukung kanker yang
memberdayakan masyarakat untuk mengendalikan kehidupan sebelum, selama
dan setelah kanker.Dibuat oleh Squeaky Wheel Media, sebuah digital agency
asal New York, dan situs ini di launching pada Juli 2011.
Misi
Untuk memberdayakan siapa saja yang telah terkena kanker; baik dari cancer
fighters, survivors ataupun supporters. Disini para anggota dapat menemukan
dukungan dan jawaban yang dibutuhkan dari orang-orang yang telah mengalami
situasi yang sama.
Sejarah
Pada tahun 2008, Mailet Lopez didiagnosa menderita kanker payudara. Karena
merasa sulit untuk menemukan jawaban atas pertanyaannya, akhirnya ia
memutuskan untuk membangun sebuah situs yang berfokus dalam menciptakan
hubungan antara orang-orang yang bisa saling membantu dalam berurusan
dengan kanker melalui pengalaman yang unik. Sebagai salah satu pendiri
Squeaky Wheel Media, akhirnya ia memutuskan untuk mengembangkan web
dan desain dan menghasilkan IHadCancer.com.
Brand Name
Kalimat ‘I Had Cancer’ sendiri berasal dari pertempuran pribadi Mailet dengan
penyakit dan merupakan pentingnya sikap positif. Kata kerja ‘had’ yang bersifat
lampau digunakan untuk menyebarkan pesan harapan, positif dan optimisme
untuk masa depan.
Website
Squeaky ingin membangun sebuah situs berdasarkan alat - alat yang dibutuhkan
anggotanya. Situs ini berfungsi sebagai platform bagi pengguna untuk terlibat
dalam berbagai cara di lingkungan yang aman dan mendapatkan informasi secara
cepat dan mudah. Fitur diantaranya adalah:
1. Profile - Anggota dapat membuat profil personil, berbagi cerita dan
membangun hubungan mereka dengan cara mengundang anggota lain ke ‘circle
of friends’ mereka.
2. Community - Mereka dapat mencari anggota lain berdasarkan lokasi, usia,
jenis kelamin, tahun didiagnosis, jenis kanker dan jenis anggota (survivor/
fighter)
Gambar 2.7. Browse Community I Had Cancer
3. Discussions – Disini anggota bertanya jawab dan berkontribusi di diskusi.
Gambar 2.8. Discussions I Had Cancer
4.
Dear Cancer – disini user dapat memberikan testimoninya terhadap
kanker
Gambar 2.9 Poster Dear Cancer di New York Street
Pesan - pesan dari website dijadikan poster dan dipajang di tempat publik sebagai
aksi ekspresi dari cancer fighter, survivors dan supporter tentang kanker.
5.
Blog – artikel dan tulisan seputar kanker, ataupun kanker pada anak
muda.
Shop
Gambar 2.10 Shop I had Cancer
Viral Campaign: #5words2cancer
Ide ini dimulai ketika I Had Cancer berpartisipasi dalam “5 Words Acceptance
Speech” dari The Webby Awards pada tahun 2012. Kampanye ini mengambil ide
utama dengan menyebarkan testimoni tentang kanker dalam 5 kata atau
#5words2cancer. Kampanye berawal dengan Twitter dan baru Facebook dan
Instagram, agar partisipan lain dapat menunjukan 5 kata mereka melalui foto.
Kampanye
dikembangkan menjadi kompetisi
dimana
pemenang finalis
mendapatkan hadiah berlibur ke New York.
Target Audiens
Komunitas ini tidak memiliki target utama hadir dari berbagai kategori umur dan
nasionalitas.
Namun
target
dibagi
dalam
tiga
kategori,
yaitu:
1. Fighters: Orang yang tengah didiagnosis dengan kanker dan sedang mencari
informasi dan dukungan dari orang lain yang telah melalui pengalaman yang
sama dan memahami.
2.
Survivors: Orang yang telah mengatasi diagnosis mereka dan mencari
dukungan atau berharap untuk menginspirasi dan membantu orang lain yang
baru- baru didiagnosis.
3.
Supporters: Pengasuh atau pendukung yang tengah bersama kerabat yang
tengah diagnosis kanker mereka dan mencari dukungan atau untuk bertukar
informasi.
Hasil
Dalam waktu kurang dari 2 tahun, I Had Cancer berhasil mengumpulkan ribuan
anggota dari lebih 110 negara. Pada tahun 2012, hal ini diakui oleh Webby
Awards sebagai ‘Best Community Website’ dan 2013, Parade Magazine
mendaftarkan I Had Cancer sebagai salah 1 dari 7 jaringan sosial yang bisa
menyelamatkan hidup. Testimoni: "Karena situs ini global, maka bila seseorang
seperti saya belum tentu mendapatkan orang yang tepat, mungkin seseorang di
belahan dunia lain mampu membantu saya atau saya bisa membantu mereka." –
David, Thyroid Cancer Survivor
Gaya Komunikasi
Karena kampanye ini bersifat netral baik dari umur maupun nasionalitas, bahasa
serta gaya yang diciptakan disini bersifat formal, deskriptif dan netral. Warna
pink tua dan putih menjadi art direction utama disetiap visualnya. UI dan UX
website juga tersampaikan dengan baik sehingga memudahkan pengunjung dan
anggota lebih cepat mencari dan menangkap pesan tiap fiturnya. Selain itu,
presentasi konten juga tetap dijaga sejelas mungkin. Contoh: Setiap video selalu
dengan background polos dengan pembicara dalam medium close up di kanan.
Gambar 2.11 Video Sample I Had C ancer
Secara komunikasi, para anggota dapat terkoneksi dengan baik dan luas karena
komunitas ini dapat diakses secara global.
2.5.2 Pembanding 2: Stupid Cancer
Gambar 2.12 Logo Stupid cancer
Didirikan pada 2007 oleh Matthew Zachary, survivor muda, Stupid Cancer
berkembang menjadi jaringan amal terbesar se-Amerika. Antara lain jaringan ini
memberikan pembahasan secara komprehensif bagi penderita kanker dewasa
muda melalui advokasi, penelitian, dukungan, penjangkauan, kesadaran, mobile
health dan media sosial.
Stupid Cancer mendukung jaringan global pasien, survivors, supporters, penyedia
dan pendukung advokat untuk memastikan bahwa tidak ada satu penderita kanker
dewasa muda yang tidak menyadari bahwa ada wadah yang sesuai dengan
kelompok usia mereka yang membolehkan mereka agar dapat hidup secara aktif.
Inovasi dan multi-award-winning programs mereka antara lain adalah:
-
CancerCon : konferensi onkologi utama dan acara jejaring sosial untuk
gerakan kanker dewasa muda. Pertemuan terbesar dari jenisnya, CancerCon akan
mempertemukan
ratusan
korban
dan
survivors
untuk
menghubungkan,
mengedukasi, membangun komunitas dan bersatu untuk mendorong perubahan
-
Stupid Cancer Show : sebuah radio online yang direkam dalam bentuk
podcast (soundcloud) berisi rekaman seputar gerakan yang terkonsep untuk
pasien kanker muda. Setiap rekaman diawali dengan sebuah jingle utama yang
provokatif, dengan banyak guyonan yang seolah mengejek ‘si kanker’. Dengan
topik – topik yang menarik, stupid cancer show telah membawa topik kanker
dalam bentuk radio show yang progresif, informatif, sekaligus menghibur.
-
The Stupid Cancer Road Trip : kunjungan ke berbagai kota di Amerika
-
Instapeer Mobile Apps : Platform kesehatan mobile pertama yang
menawarkan keamanan, privasi dan peer-to-peer match connection antara rekan
ke komunitas kanker dari segala umur dan segala jenis kanker.
Gambar 2.13 Instapeer Apps
Misi & Visi
Misi untuk memberdayakan yang terkena kanker saat dewasa muda dengan:
• membangun komunitas • meningkatkan kualitas hidup • mensupport
pertahanan hidup yang berharga
Visi adalah agar tidak ada survivor yang sendirian.
Piagam : memastikan bahwa tidak ada pasien kanker muda yang merasa bahwa
tidak ada sumber daya yang sesuai dengan usia mereka karena mereka berhak
mendapatkan kehidupan yang baik dan aktif (‘get busy living’)
Gaya Komunikasi
Secara visual dan bahasa, jaringan ini cukup menunjukan gaya anak muda. Baik
dari visual utama, merchandise, tagline ‘Get Busy Livin’ dan konten lainnya.
Namun, secara usability, UI / UX dari website cukup berantakan. Padahal
banyak sekali pilihan yang dapat ditemukan anggota; antara lain forum-forum
diskusi, rekomendasi buku dan majalah, solusi pertanyaan umum seputar
finansial, fertilitas, kesepian dsb. Dari pilihan ini, anggota langsung dihubungkan
ke link yang berhubungan dengan topik tersebut. Dibandingkan dengan
ihadcancer, jaringan ini lebih aktif offline, dimana mereka lebih sering mengatur
jadwal meetup, konferens, dan road trip.
Gambar 2.14 Website Homepage Stupid Cancer
Gambar 2.15 Visual lain dari Stupid Cancer
Target Audiens
Gambar 2.16 Komunitas Stupid Cancer
Target utama: Pasien kanker muda maupun survivor dibawah 40 tahun di
Amerika. Target sekunder: Siapapun yang ingin menjadi aktivis kanker muda.
2.6 Tinjauan Teori
2.6.1 Teori Periklanan
Advertising (periklanan) adalah penyajian materi secara persuasif kepada publik
melalui media massa dengan tujuan untuk mempromosikan barang atau jasa.
Advertising (periklanan) adalah bisnis ide dan kreatifitas (Roman, Maas &
Nisenholtz, 2005) Menggambar hanyalah ekspresi citra yang kita tuangkan
sebagai bentuk konsep ide di dalam pikiran namun akarnya tetap ide itu sendiri,
menggambar lebih merupakan sarana untuk mencapai tujuan. Proses
mengungkapkan ide dalam bentuk gambar penting dalam periklanan, namun
gambar yang bagus dan indah bukan hal yang utama karena kita hanya dituntut
untuk dapat menuangkan ide dalam bentuk citra gambar (Lwin & Aitchison.
2005) Jadi, mampu menggambar dengan baik bukan persyaratan di dunia
periklanan. Memiliki naluri dan ide (Santosa, 2001) (Kartun Dan seni Ilustrasi,
2010) (Nielsen, 1999) (Sherin, 2012) pemasaran yang memungkinkan untuk
memadukan sebuah usulan penjualan dan nilai-nilai komersial sebuah gagasan
jauh lebih penting.
2.6.2 Teori Kampanye
Kampanye menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti suatu gerakan
(tindakan) serentak (untuk melawan, mengadakan aksi). Sedangkan sosial
adalah semua hal yang berkenaan dengan masyarakat. Jadi kampanye sosial,
merupakan suatu gerakan yan (Liliweri, 1992)g dilakukan untuk mengubah
perilaku sesuatu yang berkenaan dengan kelompok masyarakat agar menuju ke
arah tertentu sesuai dengan gerakan yang dilaksanakan oleh pembuat
kampanye.
Roger dan Storey (1987) mendefinisikan kampanye sebagai “serangkaian
tindakan komunikasi yang terancana dengan tujuan menciptakan efek tertentu
pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun
waktu tertentu”. Agar masyarakat lebih menanggapi keberadaan suatu pesan
kampanye, maka kampanye harus memiliki beberapa fungsi, antara lain:
- Mengubah pola pikir masyarakat
- Mencapai tujuan dengan menggugah kesadaran dan pendapat masyarakat pada
isu tertentu
- Pengembangan usaha dengan membujuk khalayak membeli produk yang
dipasarkan
- Membangun citra positif
Charles U. Larson (1992) membagi jenis kampanye ke dalam 3 kategori, yakni:
1. Kampanye produk merupakan kegiatan kampanye yang berorientasi
komersial, seperti peluncuran produk baru
2. Kampanye pencalonan kandidat adalah kampanye yang berorientasi politik,
seperti kampanye Pemilu dan Pilkada.
3. Kampanye ideologi atau misi sosial adalah kampanye yang bersifat khusus
keagamaan, berdimensi sosial, atau perubahan sosial, seperti melaksanakan
kampanye Anti Narkoba, Anti HIV/AIDS dan Pengentasan Kemiskinan.
Jenis kampanye yang nantinya akan diangkat dalam projek Tugas Akhir ini
adalah jenis kampanye yang ke-3, yaitu Kampanye sosial. Lebih tepatnya
mengenai perancangan visual untuk mengajak pasien kanker remaja untuk
saling terkoneksi ke dalam website forum agar mereka berbagi pengalaman dan
support sehingga tidak merasa sendiri dalam menghadapi kanker.
2.6.3
Teori Ilustrasi
Ilustrasi artinya menjelaskan atau menerangkan sesuatu yakni cerita atau artikel
dengan gambar. Keefektifan ilustrasi dalam penyampaian suatu pesan terhadap
pembaca harus memenuhi berbagai kriteria sebagai berikut :
• Mempunyai daya tarik
• Jelas
• Sederhana
• Mudah dimengerti
• Representatif (Mewakili isi cerita yang terkandung di dalam gambar)
Tim Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), 1996, mengklasifikasikan
ilustrasi menjadi lima bagian Seni ilustrasi terbagi kedalam lima bagian, yaitu:
Ilustrasi cerita, Ilustrasi kartun, Ilustrasi artikel, Ilustrasi cerpen, Kartikatur.
Dalam kampanye ‘cancer together, penulis menggunakan pendekatan ilustrasi
kartun agar kesan fun lebih terasa.
Aspek
Kartun
Komik
Karikatur
Definisi
Ilustrasi yang
Ilustrasi yang berbentuk
Ilustrasi yang
menekankan pada
cerita bergambar dengan
digunakan sebagai
suatu momen, yang
narasi yang cenderung
media
didominasi oleh
panjang bahkan sampai
untuk mengungkapkan
humor dan berfungsi
bersambung dan berfungsi
ketidaksenangan pada
sebagai hiburan
sebagai hiburan
sesuatu dan berfungsi
sebagai media
sindiran
Format
Ilustrasi dalam satu
Ilustrasi dengan panel
Ilustrasi dalam
momen atau lebih
yang berurutan yang
bentuk gambar tanpa
dapat berupa gambar dilengkapi dengan balon
teks maupun dengan
tanpa kata maupun
kata-kata dan
teks yang dalam
dengan balon kata
keterangan di pada atas
penggambarannya
atau keterangan
gambar
mengalami eksagerasi
dibawah panel
dan deformasi
bentuk asli dari sebuah
obyek
Penerbitan
Bersama dengan
Umumnya diterbitkan
Bersama dengan
media massa atau
secara mandiri
media massa
Kartun humor dan
Komik kartunal dan
Karikatur satir dan
editorial
ilustratif
penyadaran
Tingkat
Kurang
Kurang diperhatikan
Sangat diperhatikan
aktualisasi
diperhatikan
mandiri
Klasifikasi
terhadap ruang
& waktu
Stereotipe
Dianggap sebagai
Buku yang hanya
Humor yang penuh
yang
humor murahan
membuat anak-
hujatan
berkembang
anak menjadi malas
dalam
belajar
masyarakat
Gambar 2.17 Perbedaan karikatur, kartun dan komik
•
Definisi Kartun
Kartun adalah penggambaran tentang sesuatu secara sederhana, atau dengan cara
yang dilebih-lebihkan, atau diplesetkan sama sekali, dengan tujuan menghadirkan sesuatu
dengan lucu bahkan terkesan dungu (Marianto dalam Indarto, 1999:11). Kartun menurut Johnny
Hidayat5 adalah medium komunikasi untuk mengingatkan seseorang yang mungkin sedang
lupa diri dengan cara ramah dan bersahabat. Kartun menyindir kehidupan seseorang dengan
harapan agar menjadi lebih baik daripada kehidupan sebelumnya.
Gambar 2.18 Referensi ilustrasi utama, Andy Rementer
2.6.4 Teori Website
Kriteria website yang baik adalah:
• Usability: Menurut Jakob Nielsen, usability melibatkan pertanyaan dapatkah
user menemukan cara untuk menggunakan situs web tersebut dengan efektif.
Atau usability adalah sebagai suatu pengalaman pengguna dalam berinteraksi
dengan aplikasi atau situs web sampai pengguna dapat mengoperasikan dengan
mudah dan cepat. Situs web harus memenuhi lima syarat untuk mencapai
tingkat usability yang ideal antara lain:
a. Mudah untuk dipelajari - Letakan isi yang paling penting pada bagian atas
halaman agar pengunjung dapat menemukan dengan cepat.
b. Efisien dalam penggunaan - Jangan menggunakan link yang terlalu banyak.
Sediakan seperlunya dan antarkan pengunjung untuk mencapai informasi
dengan mudah dan cepat.
c. Tingkat kesalahan rendah - Hindari link yang tidak berfungsi atau halaman
masih dalam proses pembuatan (under construction). Lebih baik jangan
cantumkan link itu bilamana halaman yang di link belum tersedia.
d. Kepuasan pengguna - User harus dapat menemukan apa yang mereka cari,
mendownload dengan cepat, mengetahui kapan mereka selesai, dasn dapat
dengan mudah memberitahukan site atau content yang mereka temukan pada
teman mereka.
• Sistem Navigasi
Navigasi dapat ditampilkan dalam berbagai media yaitu teks, image ataupun
animasi. Navigasi dari images dapat menawarkan banyak sekali variasi,
misalnya dengan ikon, image, pengguna huruf dan bentuk yang lebih bebas.
Adapun cara membuat navigasi yang baik yaitu:
a. Rencanakan dengan benar sebelum membuat.
Navigasi atau struktur situs web nantinya akan sulit diubah. Jadi sebelum
membuat navigasi sebuah situs, tentukan konsepnya.
b. Kelompokan link navigasi dan aturlah seperlunya.
Buat halaman dengan mock up navigasi elemen, jenis content yang ada di
halaman dan prioritasnya.
c. Buatlah tampilan navigasi berbeda dari tampilan lainnya.
Buatlah navigasi yang logika susunannya mudah dipahami. Kata-kata yang
menjadi navigasi menerangkan tujuan navigasi. Gunakan kata-kata yang
singkat, tepat dan jelas. Gunakan istilah-istilah yang biasa dipergunakan atau
yang mudah dimengerti pengunjung, jangan membuat image yang berkesan
sebagai tombol, padahal bukan tombol atau link.
d. Buat navigasi yang memungkinkan user feedback seperti meletakan home
atau back.
e. Jangan sampai navigasi tidak berfungsi (broken link, baik internal atau
eksternal), dan navigasi yang belum ada isinya jangan dicantumkan.
f. Jaga konsistensi.
Posisi daerah navigasi harus tetap dan struktur navigasi harus konsisten dengan
struktur isi, yang diurutkan berdasarkan logika pengunjung. Bila perlu letakan
pada tempat yang sama di tiap halaman, gunakan warna yang sama dan
tempatkan pada tempat yang mudah dilihat.
• Content
Content yang baik akan menarik, relevan, dan pantas untuk target audience web
tersebut. Gaya penulisan bahasa yang dipergunakan harus sesuai dengan web
dan target audience. Hindari kesalahan dalam penulisan, termasuk tata bahasa
dan tanda baca, di tiap halaman header dan judul.
Cara membuat content yang baik:
a. Kenali audience, tulislah dengan gaya mereka dan sesuaikan dengan isinya.
b. Jaga content agar tetap up to date. Ini akan meningkatkan daya lekat situs
web yang membuat user sering kembali.
c. Dahulukan kualitas diatas kuantitas. Usahakan kualitas content tercapai lebih
dahulu dan kemudian jika memungkinkan baru mengejar kuantitas. Hal ini akan
mendorong user untuk mengunjungi situs kita lagi.
• Loading Time
Menurut Jeffrey Veen dari webmonkey.com “kita hanya memiliki 3 detik untuk
menyakinkan user untuk tidak menutup window atau pergi ke situs lain. Jadi
letakan sesuatu di layar dalam waktu 3 detik dan buatlah sesuatu itu menarik”.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Zona Research (April 1999) menyatakan
bahwa 80% pengunjung akan menutup browser apabila halaman web yang ia
buka tidak tampil dalam 7-8 detik. Penelitian Jupiter Media Metrix mengatakan
bahwa 40% pengunjung akan kembali mengunjungi situs yang tampil lebih
cepat. Sebuah situs web yang tampil lebih cepat kemungkinan besar akan
kembali dikunjungi, apalagi content dan tampilannya menarik. Waktu download
memang tidak hanya dipengaruhi desain tetapi juga koneksi, server, dan lainlain. Desainer web harus memperhitungkan desain yang dibuatnya agar tampil
lebih cepat dengan menggunakan ukuran sekecil mungkin.
• Interactivity
Untuk situs web yang memungkinkan pengunjung berinteraksi dengan situs
web, kita sebagai pemilik/pembuat, pengunjung lain dengan komputernya.
Interaktivitas adalah apa yang melibatkan pengguna situs web sebagai user
experience dengan situs web itu sendiri. Dasar dari interativitas adalah
hyperlinks (links) dan mekanisme feed back. Gunakan hyperlink untuk
membawa pengunjung ke sumber berita, topik lebih lanjut, topik terkait, atau
lainnya, seperti link yang berbunyi more info about this, related links dan lainlain. Sedangkan untuk mekanisme feed back, contohnya seperti critiques,
comments, questions. Keuntungannya, user dapat memberitahu kritik/saran agar
situs web kita bisa lebih baik.
2.6.5 Teori Dynamic Branding
Dynamic Branding dapat dimengerti sebagai identitas yang dapat berubah-ubah,
namun tetap memiliki dasar elemen utama yang serupa. Baik itu word-mark,
text/word, shape atau warna yang berubah; brand harus tetap dikenali dengan
baik. Dynamic branding adalah sebuah cara untuk memberikan tampilan yang
menyegarkan bagi sebuah identitas tanpa harus merubah identitas.
Dynamic Branding dapat menunjukan bahwa sebuah perusahaan sedang
bergerak, berevolusi, berkembang atau juga dapat menunjukan sisi kreativitas
perusahaan dalam mengekspresikan kreasi – kreasi baru setiap saat. Hal ini
dapat berdampak buruk seolah perusahaan tersebut menjadi kurang dipercaya.
Dynamic branding juga membutuhkan sumber informasi secara lebih yang
artinya pengeluaran yang lebih besar dibanding branding statis yang umum.
Contoh: Google
Contoh utama dynamic branding yang biasa kita temui adalah Google. Search
engine ternama ini mulai mengubah-ubah logo mereka pada tahun 1998.
Mereka telah mengubah logo mereka selama bertahun-bertahun melalui
“Google Doodles” sebagai pengingat akan peristiwa yang sudah berlalu,
perayaan ulang tahun atau hari – hari special lainnya. Mereka memiliki Google
Doodle yang berbeda di tiap negara. Pada era digital yang baru, logo – logo
menjadi cukup interaktif. Semua tetap serupa, khususnya dibagian kata atau
warna Google.
Gambar 2.19 Google, contoh brand dengan Dynamic Branding
2.6.6 Teori Warna
Warna merupakan metode yang paling tepat dalam usaha penyampaian pesan
dan tujuan. Warna adalah suatu proses perlengkapan dari suatu identitas. Warna
juga biasa digabungkan dengan seluruh arti, simbol dan konsep pemikiran yang
abstrak, sehingga
akhirnya saling melengkapi satu elemen dengan elemen
lainnya. Warna mengekspresikan fantasi, mengingat kembali waktu, tempat dan
memproduksi suatu keindahan/reaksi secara emosional.
Prinsip warna menurut Robert B. Parker antara lain:
1. Pengunaan warna harus mempunya fungsi,
2. Warna harus dapat memberikan ciri khas dari perusahaan/produk
3. Penggunaan warna jangan hanya untuk memberikan kesan artistik, tetapi
bertujuan untuk mengatakan bahwa warna memang demikian adanya, dan
4. Hindari penggunaan warna yang tidak perlu.
Dalam penyesuaian dengan kampanye sosial ini, teori warna menjadi hal
penting dalam membangun mood desain, agar konten yang disajikan dapat
mudah dimengerti oleh tdan juga membentuk karakter visual desain yang
digunakan. Dalam media Kampanye sosial akan digunakan warna-warna cerah
dengan kontras yang tinggi agar berkesan fun dan aktif.
• Warna Cerah (Bright Color)
Warna Cerah dibuat dari pigmen warna termurni. Warna – warna ini adalah
warna warna murni yang tidak dicampur abu-abu atau hitam. Warna cerah
sangat cocok menarik perhatian dan sering digunakan untuk mengiklankan atau
highlight produk.
2.7
Analisa SWOT
Strength:
-
Membawa image kanker menjadi sesuatu yang lebih ringan dari sebelumnya
-
Belum ada kampanye yang difokuskan untuk pasien kanker muda di Indonesia
Weakness:
-
Karena tidak semua pasien kanker remaja dirawat di rumah sakit, maka
dibutuhkan keterlibatan publik (kerabat/saudara) untuk menyebarkan pesan
kampanyenya (bisa dengan brosur/digital tvc/word of mouth) ke mereka.
Opportunities:
-
Medium touch point utama kampanye ini adalah rumah sakit, yaitu tempat dimana
pasien kanker muda ini menghabiskan banyak waktunya.
Threat:
-
Persepsi masyarakat yang berfikir bahwa pasien kanker harus eksklusif dan
diisolasi
Download