PROPOSAL “KORELASI ANTARA PENGUASAAN IPA DI SD DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP PADA SISWA KELAS VII1 SMP NEGERI 5 SALAHUTU” Disusun Oleh : NUR INSANI ROLOBESSY NPM : 2009 13 035 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS DARUSSALAM AMBON 2013 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran ALLAH SWT, karena atas pimpinan dan anugerahNYA, penulisan Proposal ini dapat diselesaikan dengan baik. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, penulis tak mampu berbuat banyak. Oleh karena itu melalui kesempatan yang berbahagia ini, penulis menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada : 1. Ketua program studi pendidikan Fisika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Darussalam Ambon. 2. Teman-teman yang telah banyak membantu penulis dalam penyusunan proposal ini. Akhirnya dengan segala kekurangan penulis mempersembahkan proposal ini kepada almamater tercinta, disertai suatu harapan semoga ada kritik dan saran yang dapat melengkapi dalam rangka penyempurnaan. Tulehu, 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ………………………………………………. DAFTAR ISI ..……………………………………………………….. DAFTAR TABEL ….…………………………………………………. DAFTAR GAMBAR …………………………………………………… DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang …………………………………………… 1.2. Rumusan Masalah ……………………………………............ 1.3. Pembatasan Masalah ………………………………………… 1.4. Penelitian ……………...…………………………. 1.5. Manfaat Penelitian ……………………………………….... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Belajar dan Pembelajaran ……………………………….. A. Pengertian Belajar dan Pembelajaran ………………. B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar ………….. 2.2. Hasil Belajar ………………………………………….. A. Pengertian Hasil Belajar …………………………….. B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ………. 2.3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPA di SD …………………. 2.4. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fisika di SMP ……………. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian ………………………………………….. 3.2. Lokasi Penelitian ………………………………………….. 3.3. Populasi dan Sampel ………………………………………. 3.4. Variabel Penelitian ………………………………………. 3.5. Teknik Pengumpulan Data ……………………………….. 3.6. Teknik Analisis Data ………………………………………. DAFTAR PUSTAKA i iii iv v vi 1 4 4 5 5 6 6 7 8 8 10 12 13 15 15 15 16 16 16 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proses pendidikan dewasa ini merupakan suatu proses pembaharuan yang sangat fundamental, dimana pendidikan di bidang pembangunan merupakan salah satu bagian dari pembangunan nasional yang memegang peranan penting dalam usaha pencapaian tujuan pembangunan secara keseluruhan. Karena itu pemerintah mencanangkan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan bagi segenap bangsa indonesia dan peningkatan kualitas dari hasil pendidikan tersebut. Proses penanaman dasar pengetahuan, keterampilan dan pembentukan kepribadian serta mewujudkan pembangunan nasional di bidang pendidikan berawal dari pendidikan dasar. Pada jenjang ini peserta didik berada pada suatu jenjang proses yaitu dari yang tidak tahu menjadi tahu. Belajar pada tingkat sekolah dasar merupakan suatu tuntunan yang benar, baik siswa sebagai peserta didik maupun bagi guru sebagai pendidik, sehingga output dari jenjang ini kelak menjadi input pada jenjang berikutnya, yaitu sekolah menengah pertama (SMP) benar-benar memiliki kemampuan yang baik. Sejalan dengan usaha peningkatan mutu pendidikan dewasa ini baik pada tingkat SD, SMP, SMA maupun pada perguruan tinggi disertai dengan tuntunan pembangunan dan kemajuan teknologi di bergabai bidang, maka menuntut juga kebijaksanaan yang ditempuh oleh pemerintah dalam menyelenggarakan pendidikan di indonesia sesuai dengan apa yang telah digariskan dalam “Garis-Garis Besar Haluan Negara” tahun 1988, seperti tertuang dalam TAP MPR No,II/MPR/1988. Yang menyatakan bahwa : Pendidikan nasional berdasarkan pancasila bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia indonesia yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian berdisiplin, bekerja keras, tangguh bertanggung jawab, mandiri, cerdas, dan terampil serta sehat jasmani dan rohani. Pendidikan nasional juga harus menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta tanah air, mempertebal semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawanan sosial. Suatu kenyataan bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini telah banyak mempengaruhi pola berpikir cara hidup kerja manusia yang menyebabkan kita dapat menghemat tenaga dan sumber daya serta pikiran. Dengan adanya kemajuan ilmu dan teknologi tersebut kita semakin dituntut bekerja keras dan berusaha semaksimal mungkin untuk belajar. Belajar di Sekolah Dasar (SD) harus benar-benar dipahami dan dikuasai oleh peserta didik maupun guru sebagai pendidik, melalui pengamatan, percobaan sederhana, penerapan konsep, dan penggunaan alat sehingga kelanjutan dari jenjang ini yakni mempelajari IPA di SMP khususnya Fisika dapat menghasilkan nilai yang baik sesuai dengan pengetahuan awal yang dikuasainya. Dalam dunia pendidikan di indonesi, pendidikan formal dianggap sebagai salah satu bidang yang sangat strategis didalam upayah peningkatan kualitas manusia seutuhnya. Sehubungan dengan itu maka, diupayakan dalam dunia pendidikan diharapkan dapat memberikan konstribusi untuk meningkatkan kualitas manusia seutuhnya, termasuk didalamnya pengembangan kemampuan berpikir kuantitatif dan berpikir logis. Salah satu disiplin ilmu dalam perkembangan IPTEK dewasa ini adalah ilmu pengetahuan alam (IPA) yang mempelajari benda dan energi serta keterkaitan antara konsep dan penerapannya dalam kehidupan nyata (Fisika) dan mempelajari pola interaksi komponen-komponen di alam, serta upaya manusia untuk mempertahankan keberadaannya di bumi (Biologi). Dengan adanya pengetahuan tentang dasar-dasar Ilmu Pengetahuan Alam (Fisika), serta mengetahui metode kerjanya, manusia dapat memahami gejala-gejala alam disekitarnya antara lain seperti peristiwa terjadinya pelangi, terjadinya hujan, gunung dari jauh kelihatan membiru, matahari memancarkan sinarnya, berat benda di dalam zat cair terasa seolah-olah menyusut. Hasil perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam dan Teknologi memungkinkan manusia untuk mengetahui alam sekitarnya, misalnya dengan menggunakan alat mikroskop manusia dapat melihat atau mengamati benda atau zat paling kecil yang ada disekitarnya. Dengan keberadaan alat-alat memudahkan siswa untuk melakukan percobaan atau eksperimen untuk meneliti keberadaan teori atau hukum-hukum. Pelajaran fisika mempunyai kegunaan dalam kegiatan sehari-hari yang dapat memahami gejala-gejala alam, misalnya jika siswa mempelajari fisika tentang gerak, dapat memudahkan siswa mengetahui dalam sekian detik akan tiba ditempat tujuan dengan jarak sekian meter dalam perjalanan dengan sebuah mobil dengan kecepatan tetap. Dan jika mempelajari fisika tentang energi, siswa dapat mengetahui bahwa energi tidak dapat dipisahkan dan dimusnakan, tetapi dapat berubah dari suatu bentuk ke bentuk lainnya, atau dengan kata lain energi itu kekal. Mengingat pentingnya masalah belajar dalam kehidupan seorang individu, maka para ahli telah merumuskan pengertian belajar dengan memperhatikan kompleksnya, proses belajar yang di hadapi oleh individu dan berdasarkan sudut pandangannya masing-masing. Dari uraian diatas maka, penulis tertarik untuk meneliti lewat penilitian yang berjudul : “ Korelasi Antara Penguasaan IPA di SD Dengan Hasil Belajar FISIKA di SMP Pada Siswa Kelas VII” 1.2. Rumusan Masalah Bertolak dari latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara penguasaan IPA di SD dengan hasil belajar fisika di SMP pada siswa kelas VII”. 1.3. Pemabatasan Masalah Agar tidak terjadi kekeliruan dalam menelaah isi proposal nanti maka permasalahan penulis batasi pada penguasaan IPA di SD yang datanya diwakili dengan NEM IPA SD dan hasil belajar fisika di SMP yang datanya diwakili dengan nilai fisika semester 1 kelas VII1. 1.4.Tujuan Penilitian Adapun tujuan penilitian yang hendak dicapai dalam penilitian ini adalah Untuk mengetahui besarnya koofisien korelasi dan hubungan antara penguasaan IPA di SD dengan hasil belajar fisika di SMP pada siswa kelas VII1. 1.5. Manfaat Penilitian 1. Sebagai masukkan bagi guru-guru IPA di SD dalam membekali peserta didiknya dengan konsep-konsep dasar yang benar sesuai dengan kurikulum. 2. Sebagai masukkan bagi guru-guru IPA di SD maupun guru-guru fisika di SMP dalam mempersiapkan peserta didiknya guna kelak menjadi manusia yang berkualitas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Belajar dan Pembelajaran A. Pengertian Belajar dan Pembelajaran Dalam seluruh proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai peserta didik. Perubahan yang terjadi dalam hal ini banyak sekali, dan tentunya tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar. Menurut Fantana belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang relatif tetap sebagai hasil pengalaman, sedangkan pembelajaran merupakan upaya penataan lingkungan yang member nuansa agar program pembelajaran tumbuh dan berkembang secara optimal. (Arsyad, 2007 hal 1) belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya, oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan tingkat pengetahuan, keterampilan atau sikapnya. sedangkan defenisi belajar yang dinyatakan oleh (Slameto, 2003 hal 2) belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. jadi belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada dirinya, perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotor) maupun menyangkut nilai dan sikap (apektif) (Brumer, 2010 hal 111) proses belajar siswa menempuh tiga fase yakni : 1. Fase Informasi (tahap penerima materi) 2. Fase Transformasi (tahap pengubahan meterii 3. Fase Evaluasi (tahap penulaian) B. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar (Syah, 2010) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar secara global dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu : 1. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa) yaitu keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa seperti kemampuan yang dimilikioleh siswa, motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, dan faktor fisik dan psikhis. 2. Faktor eksternal (faktor dari luar diri siswa) yakni kondisi lingkungan disekitar siswa, seperti keluarga, kualitas pengajar, dan teman. 3. Faktor pendekatan belajar yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran. (Sumiati, 2009 hal 3) pembelajaran pada hakekatnya merupakan suatu proses yang kompleks (rumit), namun dengan maksud yang sama, yaitu memberi pengalaman belajar kepada siswa sesuai dengan tujuan. Tujuan yang hendak dicapai sebenarnya merupakan acuan dalam penyelenggaraan proses pembelajaran. Berdasarkan berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor dalam belajar merupakan suatu usaha manusia yang mempengaruhi suatu tujuan untuk membantu memfasilitasi belajar siswa dan untuk memudahkan siswa dalam rangka mencapai keberhasilan belajar yang diharapkan. Dimana setiap komponen tentunya ada unsur saling bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu. 2.2. Hasil Belajar A. Pengertian Hasil Belajar Setiap proses belajar yang dilaksanakan oleh peserta didik akan menghasilkan hasil belajar. Jadi, hasil belajar merupakan pencapaian tujuan pendidikan pada siswa yang mengikuti proses belajar mengajar. Didalam proses pembelajaran, guru sebagai pengajar sekaligus sebagai pendidik memegang peranan dan bertanggung jawab dalam rangka membantu meningkatkan keberhasilan peserta didik dalam belajar. Disamping itu juga keberhasilan peserta didik dipengaruhi oleh kualitas pengajaran dan faktor internal dari siswa itu sendiri. Hasil beajar yang baik hanya dicapai melalui proses belajar yang baik pula. Jika proses belajar tidak optimal sangat sulit diharapkan terjadinya hasil belajar yang baik. (Nasution, 2006 hal 36) hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar mengajar dan biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru. Sedangkan (Dimyati dan Mudjiono, 2002 hal 36) hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar dan biasanya di tunjukan dengan nilai tes yang diberikan guru. (Purwanto, 2009 hal 46) hasil belajar merupakan realisasi tercapainya tujuan pendidikan, sehingga hasil belajar yang diukur sangat tergantung pada tujuan pendidikannya. Hasil belajar perlu evaluasi. Evaluasi dimaksudkan sebagai cermin untuk melihat kembali apakah tujuan yang ditetapkan telah tercapai dan apakah proses belajar mengajar telah berlangsung efektif untuk memperoleh hasil belajar. Berbeda dengan pengertian hasil belajar menurut (Arikunto, 2006 hal 52) hasil belajar merupakan hasil yang dicapai seseorang setelah melakukan kegiatan belajar dan merupakan penilaian terhadap siswa untuk mengetahui sejauh mana bahan pelajaran atau materi yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa. (Mulyasa, 2006 hal 103) evaluasi hasil belajar dalam implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dilakukan dengan penilaian kelas, tes kemampuan dasar, penilaian akhir dan penilaian program. Penilaian kelas dilakukan dengan ulangan harian, ulangan umum dan ulangan akhir. Tes kemampuan dasar dilakukan untuk mengetahui kemampuan membaca, menulis dan menghitung yang diperoleh dalam rangka memperbaiki program pembelajaran (program remedial) (Abdurrahman, 2003 hal 38) ada tiga ranah hasil belajar, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Ranah kognitif berhubungan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan dan kemahiran, intelektual, dan análisis. Ranah afeftif yang berhubungan dengan perasaan, sikap, minat dan nilai. Ranah psikomotor menunjukkan adanya kemampuan fisik seperti keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf. Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah terjadinya proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan oleh guru setiap selesai memberikan materi pelajaran dalam satu pokok bahasan. B. Faktor-FaktorYang Mempengaruhi Hasil Belajar Dalam proses pembelajaran hasil belajar seseorang sangat tergantung dari kemampuan baik berupa sikap, minat dan kecerdasan. Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh faktor utama yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri, dan faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri atau faktor lingkungan. (Slameto, 2003 hal 54-72) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah: a. Faktor-faktor internal, yaitu Jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh), Psikologis (intelegensi, perhatian, bakat, motif, kematangan, kesiapan) kelelahan. b. Faktor-faktor eksternal, yaitu keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan), sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah) dan masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat). Salah satu lingkungan yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar siswa di sekolah adalah kualitas pengajaran. Yang dimaksud kualitas pengajaran adalah tinggi rendahnya efektif tidaknya proses pembelajaran dalam mencapai tujuan pengajaran. Guru merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi kualitas pengajaran. Kemampuan guru dalam mengajar merupakan faktor pendukung paling utama. Selain diatas ada banyak lagi faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa diantaranya adalah : a. Bahan pelajaran b. Metode mengajar c. Media pendidikan 2.3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPA di SD Ilmu Penetahuan Alam (IPA) merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi, tentang alam sekitar yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian ilmiah. Proses ini antara lain meliputi penyelidikan, penyusunan, dan pengujian gagasan-gagasan. Selain itu mata pelajaran IPA adalah proses untuk menanamkan dan mengembangkan keterampilan, sikap dan nilai ilmiah pada siswa, serta mencintai dan menghargai kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa. (Kurikulum Pendidikan Dasar Mata Pelajaran IPA 1994, hal. 11) Berdasarkan pengertian diatas maka ruang lingkup Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di sekolah dasar (SD) meliputi bidang Biologi, Kimia, dan Fisika. Untuk Fisika dalam kurikulum Sekolah Dasar menghendaki agar siswa : 1. Melalui pengamatan dan melaksanakan percobaan untuk memahami pengertian bunyi, perambatan bunyi, pemantulan bunyi, dan penyerapan bunyi. 2. Mampu mengembangkan keterampilan mengamati dan merencanakan percobaan dengan membahas tentang cahaya, gaya, pesawat sederhana, energi, dan panas. 3. Melalui percobaan sederhana dapat memahami sifat magnet dan penyerapannya dalam pembuatan dan kegunaan magnet. 4. Melalui pengamatan, penafsiran hasil pengamatan, penggunaan alat dan penerapan konsep dapat memahami konsep-konsep tentang listrik dan kegunaan energi listrik. 5. Melalui bacaan, model tata surya dan penjelasan dapat memahami tentang tata surya. Maka pelajaran IPA berfungsi untuk memberikan pengetahuan tentang lingkungan alam, mengembangkan keterampilan, wawasan dan kesadaran teknologi yang berkaitan dengan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari dan sebagai prasyarat untuk melanjutkan pendidikan lanjutan tingkat pertama serta meningkatkan kesadaran terhadap kebesaran dan kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa. 2.4. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fisika di SMP Mata pelajaran fisika di SLTP merupakan perluasan dan pendalaman IPA disekolah dasar (SD) dan sebagai dasar untuk mempelajari perilaku benda dan energi serta keterkaitan antara konsep dan penerapannya dalam kehidupan nyata. Tujuan fisika kelas 1 berdasarkan kurikulum pendidikan dasar mata pelajaran ilmu pengetahuan alam di SMP menghendaki agar: 1. Siswa memahami konsep pengukuran,zat dan wujudnya, suhu,beberapa dasar mekanika,dan mampu menerapkan konsep ini dalam kehidupan sehari-hari. 2. Siswa memahami tata surya dan upaya penyelidikan angkasa luar melalui diskusi. 3. Siswa mampu mengembangkan ketrampilan mengamati dan merencanakan percobaan denga membahas zat dan wujudnya, gerak, gaya, tekanan, energi dan suhu. 4. Siswa dapat mengembangkan sikap ilmiah yang mencakup: a. Sikap obyektif dan jujur terhadap fakta. b. Siswa terbuka dan bersedia memahami dantemuan orang lain serta mengubah pendapatnya jika bukti bahwa pendapat itu tidak benar. ada c. Sikap tekun tanpa putus asa. d. Sikap kritis dan sikap tidak mudah percaya tanpa pengecekan lebih lanjut. Konsep dan kegiatan Fisika di SLTP, merupakan pengembangan dan perluasan konsep dan kegiatan IPA di sekolah dasar(SD). beberapa konsep tertentu merupakan konsep baru dan berfungsi sebagai prasyaratan pemahaman maupaun sebagai dasar bahan kajian IPA di pendidikan menengah. BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Tipe Penelitian Tipe yang di gunakan dalam penelitian ini adalah tipe korelasional dengan tujuan mengetahui adanya hubungan antara penguasaan IPA di SD dengan hasil belajar fisika di SMP pada siswa kelas VII1 SMP Negeri 5 Salahutu. 3.2. Lokasi Penelitian Yang menjadi lokasi dalam penelitian ini adalah SMP Negeri 5 salahutu 3.3. Populasi dan Sampel 1. Populasi Yang menjadi populasi dalam penilitian ini adalah siswa-siswi kelas VII1 SMP Negeri 5 Salahutu. 2. Sampel Yang menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu siswa kelas VII1 sebanyak 28 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Random Sampling (secara acak). 3.4.Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat 2 jenis variabel yaitu : 1.Variabel bebas (X) yaitu penguasaan IPA di SD yang di wakili dengan NEM IPA 2.Variabel terikat (Y) yaitu hasil belajar Fisika di SMP semester 1 kelas VII1. 3.5.Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penilitian adalah dengan menggunakan teknik dokumentasi. Data dokumentasi yang diambil antara lain data penguasaan IPA di SD diwakili oleh NEM melalui kepala bagian TU, sedangkan data hasil belajar Fisika yang di wakili oleh nilai fisika semester 1 di peroleh dari Wakasek urusan Kurikulum. 3.6.Teknik Analisis Data Uji asumsi klasik adalah pengujian untuk memberikan kepastian bahwa persamaan regresi yang didapatkan memiliki ketepatan dalam estimasi, tidak bias dan konsisten. Uji asumsi klasik yang dipakai yaitu : 1. Uji Normalitas Uji Asumsi Klasik dengan Uji Normalitas data dilakukan sebelum data diolah berdasarkan model-model penelitian yang diajukan. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. 2. Uji Homogenitas Uji Asumsi Klasik dengan Uji homogenitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa dua atau lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama. Pada analisis regresi, persyaratan analisis yang dibutuhkan adalah bahwa galat regresi untuk setiap pengelompokan berdasarkan variabel terikatnya memiliki variansi yang sama. Setelah data terkumpul, maka penulis menganalisa dengan menggunakan analisa statistik. Teknik analisa statistik yang digunakan dalam penilitian ini adalah Korelasi Produck Moment dimana N kurang dari 30. Dengan bentuk umum dapat ditulis sebagai berikut : rxy = Dimana : rxy = Angka indeks korelasi “r” Produck Moment N = Number of Cases ∑XY = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y ∑X = Jumlah seluruh skor X ∑Y = Jumlah seluruh skor Y Langkah-langkah yang ditempuh adalah : a. Menyiapkan Tabel kerja atau Tabel perhitungannya, yang terdiri dari 6 kolom : 1. Kolom 1 : Subjek 2. Kolom 2 : Skor variabel X 3. Kolom 3 : Skor variabel Y 4. Kolom 4 : Hasil perkalian antara skor variabel X dan skor variabel Y, atau XY. (dijumlahkan) 5. Kolom 5 : Hasil pengkuadratan skor variabel X yaitu X2 (dijumlahkan) 6. Kolom 6 : Hasil pengkuadratan skor variabel Y yaitu Y2 (dijumlahkan) b. Mencari angka korelasinya, dengan rumus : rxy = c. Memberikan interpretasi terhadap rxy dan menarik kesimpilannya (Anas Sudijono, 1992. Hal 206) Interpretasi yang digunakan yaitu interpretasi uji r atau uji korelasi, digunakan untuk mempelajari hubungan antara dua variabel atau lebih. Hubungan yang dipelajari adalah hubungan yang linier atau garis lurus. Ukuran korelasi disebut koefisien korelasi, disingkat dengan r. Nilai r berkisar antara –1 sampai +1, termasuk 0. Semakin besar nilai r (mendekati angka 1), maka semakin erat hubungan kedua variabel tersebut. Sebaliknya, semakin kecil nilai korelasi (mendekati angka 0), maka semakin lemah hubungan kedua variabel tersebut. Nilai r ini bisa bertanda positif, tetapi juga bisa negatif. Berikut adalah interpretasi dari tanda pada koefisien korelasi. 1. Jika nilai r = + (positif), maka hubungannya adalah berbanding lurus. Artinya, semakin besar nilai variabel X, maka semakin besar pula nilai variabel Y atau semakin kecil nilai variabel X maka semakin kecil pula nilai variabel Y . 2. Jika nilai r = – (negatif) maka hubungannya adalah berbanding terbalik. Artinya semakin besar nilai variabel X, maka semakin kecil nilai variabel Y atau semakin kecil nilai variabel X, maka semakin besar nilai variabel Y. 3. Jika nilai r = 0, artinya tidak ada hubungan sama sekali antara variabel X dan variabel Y. Cara memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi “r” Produck Moment ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu : a. Memberikan interpretasi terhadap angko indeks Korelasi Produck Moment secara kasar (sederhana) Dalam memberikan interpretasi secara sederhana terhadap angka Korelasi “r” Produck Moment (rxy). b. Memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi “r” Produck Moment, dengan jalan berkorealisasi pada tabel nilai “r” Produck Moment. Pemberian interpretasi terhadap angka korelasi Produck Moment dengan jalan berkonsultasi pada tabel nilai “r” Produck Moment yaitu terbagi menjadi dua diantaranya : 1. Merumuskan (membuat) Hipotesis alternatif (Ha) dan Hipotesis nihil atau Hipotesis nol (Ho). Hipotesis alternatifnya (Ha) kita rumuskan yaitu ada atau terdapat korelasi positif atau korelasi negatif yang signifikan (meyakinkan) antara variabel X dan variabel Y. sedangkan rumusan Hipotesis nol (Ho) adalah tidak ada atau tidak terdapat korelasi positif atau negatif yang signifikan antara variabel X dan variabel Y. 2. Menguji kebenaran atau kepalsuan dari hipotesis yang telah diajukan, dengan cara membandingkan besarnya “r” yang telah diperoleh dalam proses perhitungan atau “r” observasi (ro) dengan besarnya “r” yang tercantum dalam tabel nilai “r” Produck Moment (rt), dengan terlebih dahulu mencari derajat bebasnya (db) atau degress of freedom-nya (df) yang rumusnya adalah : df = N – nr df = degress of freedom N = Number of Cases nr = banyaknya variabel yang dikorelasikan (nr =2) Dengan diperolehnya db atau df maka dapat dicari besarnya “r” yang tercantum dalam tabel nilai “r” Produck Moment, baik pada taraf signifikansi 5% maupun pada taraf signifikansi 1 %. Jika ro sama dengan atau lebih besar daripada rt maka hipotesis alternatif (Ha) disetujui atau diterima atau terbukti kebenarannya. Berarti memang benar antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi positif atau korelasi negatif yang signifikan. Sebaliknya, Hipotesis nol (Ho) tidak dapat disetujui atau tidak dapat diterima atau tidak terbukti kebenarannya. Ini berarti bahwa hipotesis nol yang menyatakan tidak adanya korelasi antara variabel X dan variabel Y itu adalah salah. DAFTAR PUSTAKA Arsyad. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT Rineka Cipta Damyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajarn. Jakarta : PT Rineka Cipta Nasition. 2006. Metoda Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta : Bumi Aksara Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : PT Rineka Cipta Abdurrahman. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belaja. Jakarta : PT Rineka Cipta Purwanto. 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi dan Pendidikan.Yogyakarta : Pustaka Pelajar Syah. 2010. Psikologi Belajar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada