Laporan Mendesain Aplikasi Pneumatik “Prototipe Alat Pengepak Barang Otomatis” Oleh Hendrayadi Fariansyah 5215107316 FAKULTAS TEKNIK PRODI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2013 A. Judul Praktikum “Prototipe Alat Pengepak Barang Otomatis” B. Tujuan Praktikum a. Mahasiswa mampu membuat rangkaian aplikasi pneumatic b. Mahasiswa mampu membuat prototype alat pengepak barang otomatis berbasis pneumatik C. Alat dan Bahan a. Laptop/notebook dan Software aplikasi Festo Fluidsim versi student b. Silinder kerja ganda c. Katup kontrol solenoid valve 5/2 d. kompressor e. Selang penghubung f. Relay dan push button g. Saklar h. Tegangan 24 volt dc D. Teori Dasar Pneumatik merupakan teori atau pengetahuan tentang udara yang bergerak, keadaankeadaan keseimbangan udara dan syarat-syarat keseimbangan. Kata pneumatik berasal bahasa Yunani “ pneuma “ yang berarti “napas” atau “udara”. Jadi pneumatik berarti terisi udara atau digerakkan oleh udara mampat. Pneumatik merupakan cabang teori aliran atau mekanika fluida dan tidak hanya meliputi penelitian aliran-aliran udara melalui suatu sistem saluran, yang terdiri atas pipa-pipa, selang-selang, gawai dan sebagainya, tetapi juga aksi dan penggunaan udara yang dimampatkan. Pneumatik menggunakan hukum-hukum aeromekanika, yang menentukan keadaan keseimbangan gas dan uap (khususnya udara atmosfir) dengan adanya gaya-gaya luar (aerostatika) dan teori aliran (aerodinamika).Pneumatik dalam industri merupakan ilmu pengetahuan dari semua proses mekanik dimana udara memindahkan suatu gaya atau gerakan. Jadi pneumatik meliputi semua komponen mesin atau peralatan, di mana terjadi proses-proses pneumatik. Komponen pneumatik beroperasi pada tekanan 8 s.d. 10 bar, tetapi dalam praktik dianjurkan beroperasi pada tekanan 5 s.d. 6 bar untuk penggunaan yang ekonomis. Beberapa bidang aplikasi di industri yang menggunakan media pneumatik dalam hal penangan material adalah sebagai berikut : 1. Digunakan untuk pencekaman benda kerja 2. Digunakan untuk pergeseran benda kerja 3. Digunakan untuk pengaturan posisi benda kerja 4. Digunakan untuk pengaturan arah benda kerja Penerapan sistem pneumatic secara umum : 1. Pengemasan (packaging) 2. Pemakanan (feeding) 3. Pengukuran (metering) 4. Pengaturan buka dan tutup (door or cute control) 5. Pemindahan material (transfer of material) 6. Pemutaran dan pembalikan benda kerja (turning dan inverting of parts) 7. Pemilahan bahan (sorting of parts) 8. Penyusunan benda kerja(stacking of components) 9. Pencetakan benda kerja (stamping and embossing of components) Susunan sistem pneumatic adalah sebagai berikut : 1. Catu daya (energy supply) 2. Energy masukan (sensor) 3. Energy pengolah (processor) 4. Elemen kerja (actuator) Keuntungan pemakaian pneumatik 1. Merupakan media kerja yang mudah didapat dan mudah diangkut 2. Mudah disimpan 3. Bersih dan kering 4. Tidak peka terhadap perubahan suhu 5. Aman terhadap kebakaran dan ledakan 6. Tidak diperlukan pendingin fluida kerja 7. Menguntungkan karena udara bisa digunakan secara gratis 8. Mudah dalam hal perawatan dan pemiliharanan Kerugian/keterbatasan pemakain pneumatik 1. Ketermampatan udara Udara dapat dimampatkan. Oleh sebab itu adalah tidak mungkin untuk mewujudkan kecepatan-kecepatan piston dan pengisian yang perlahan-lahan dan tetap, tergantung dari bebannya. 2. Gangguan suara Udara yang ditiup ke luar menyebabkan kebisingan (desisan) mengalir ke luar, terutama dalam ruang-ruang kerja sangat mengganggu. Pemecahan : dengan memberi peredam suara (silinder) 3. Kelembaban udara Kelembaban udara dalam udara bertekanan pada waktu suhu menurun dan tekanan meningkat dipisahkan sebagai tetesan air (air embun). Pemecahan : penggunaan filter-filter untuk pemisahan air embun (dan juga untuk penyaring kotoran-kotoran). 4. Bahaya pembekuan Pada waktu pemuaian tiba-tiba (dibelakang pemakai udara bertekanan) dan penurunan suhu yang bertalian dengan pemuaian tiba-tiba ini, dapat terjadi pembentukan es. Pemecahan : batasi pemuaian udara bertekanan dalam perkakas-perkakas pneumatik, biarkan udara memuai sepenuhnya pada saat diadakan peniupan ke luar. 5. Pelumasan udara bertekanan Oleh karena tidak adanya sistem pelumasan untuk bagian-bagian yang bergerak, maka bahan pelumas ini dimasukkan bersamaan dengan udara yang mengalir, untuk itu bahan pelumas harus dikabutkan dalam udara bertekanan. Perhatikan gambar dibawah ini : Gambar komponen komponen pneumatic E. Langkah Kerja 1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan 2. Pasanglah komponen sesuai dengan gambar rangkaian ( lihat gambar rangkaian pada poin F ). 3. Sambungkan selang – selang penghubung untuk menghubungkan komponen yang satu dengan yang lainnya sesuai gambar rangkaian. 4. Jika rangkaian sudah siap dan pemasangannya sudah benar sesuai dengan gambar rangkaian, hidupkan compressor 5. Atur tekanan udara yang akan digunakan (sesuaikan dengan kebutuhan) 6. Hidupkan sumber tegangan pada rangkaian elektro pneumatic 7. Perhatikan dan catat hasil praktikum tersebut. F. Gambar Desain dan Rangkaian 1) Gambar Desain Alat 2) Gambar Rangkaian alat 3) Prinsip Kerja Alat Prinsip kerja dari alat ini adalah pada saat barang menyentuh sensor 1 (sensor 1 membaca keberadaan barang), maka silinder A akan bergerak maju dan mendorong barang tersebut. Setelah mendorong barang silinder A akan bergerak masuk kembali bersamaan dengan konveyer akan aktif . Kemudian ketika barang terbaca oleh sensor 2 maka konveyer akan berhenti dan silinder B akan bergerak keluar (mengepak barang tersebut) dan kemudian bergerak masuk kembali seperti kondisi semula. G. Hasil Praktikum dan Cara Kerja Alat 1) Kondisi awal rangkaian 2) Pada saat tombol start di tekan, maka tegangan 24 volt akan mengaktifkan relay (RL1) sehingga saklar RL 1 akan berubah kondisi menjadi NC. Karena kondisi saklar RL1 berubah menjadi NC, maka tegangan 24 volt akan mengaktifkan solenoid valve (SV1) sehingga silinder A akan bergerak keluar. Silinder bergerak keluar secara perlahan karena diberikan one way flow control sebesar 40%. 3) Kemudian, pada saat silinder A mencapai kondisi maksimal (A+) aktif, maka saklar A+ akan berubah kondisi menjadi NC sehingga tegangan 24 volt akan mengaktifkan relay (RL2). Kondisi relay (RL2) yang aktif mengakibatkan saklar RL2 akan berubah kondisi menjadi kondisi NC, sehingga tegangan 24 volt akan mengaktifkan timer (T1). Dan pada saat yang bersamaan dengan aktifnya timer, kondisi SV1 akan non aktif karena saklar RL2 yang dipasang diatas SV1 berubah kondisi menjadi NO sehingga silinder A akan bergerak masuk secara otomatis karena pada solenoid valve 5/2 diberikan spring. 4) Selanjutnya pada saat timer (T1) berhenti menghitung, maka saklar T1 akan berubah kondisi menjadi NC sehingga tegangan 24 volt akan mengalir dan mengaktifkan SV2. Kondisi SV2 yang aktif akan menyebabkan silinder B akan bergerak keluar sampai mencapai kondisi maksimal (B+) aktif. Pergerakan silinder akan pelan karena dipasang one way flow control. 5) Ketika silinder B mencapai kondisi maksimal (B+) aktif, maka saklar B+ akan berubah kondisi menjadi NC sehingga tegangan 24 volt akan mengalir melalui saklar B+ dan mengaktifkan relay (RL3). Kondisi relay RL3 yang aktif akan mengakibatkan saklar RL3 yang terpasang diatas timer akan berubah kondisi menjadi NO sehingga SV2 tidak aktif. Kondisi SV2 yang tidak aktif mengakibatkan silinder B akan bergerak masuk karena pada solenoid 5/2 valve diberikan spring. 6) Selanjutnya, ketika sensor B- aktif maka saklar B- akan berubah kondisi menjadi NC sehingga RL4 akan aktif. kondisi B- akan mengaktifkan SV1 aktif kembali sehingga silinder A akan bergerak keluar. 7) Rangkaian tersebut akan berulang – ulang dengan menampilkan logika kerja geraknya silinder seperti siklus A+ A- B+ B- H. Kesimpulan Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Tombol start digunakan untuk mengaktifkan rangkaian dan tombol stop digunakan untuk menghentikan kerja rangkaian. 2. Rangkaian dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan. 3. Solenoid valve dapat beroperasi sesuai dengan yang diperintahkan. 4. Silinder dapat beroperasi dan bergerak maju/mundur dengan baik. 5. Konveyer dapat beroperasi dengan baik. 6. Relay dan timer dapat bekerja dengan baik.