AKTUATOR Aktuator • Merupakan alat daya yang menghasilkan masukan ke plant sesuai dengan sinyal kontrol sedemikian sehingga sinyal umpan balik akan berkaitan denga sinyal masukan acuan. • Keluaraan dari kontroller otomatis dimasukkan ke aktuator misalnya motor, katup pneumatik, motor hidrolik, atau motor listrik Reff output penguat aktuator sensor plant Aksi Kontrol Untuk kontroller otomatis klasik ada 6 aksi kontrol yang sering digunakan : •On-off •Proporsional •Integral •Proporsional+integral •Proporsional+differensial •PID On-off u e u1 u2 Pada aksi kontrol aktuator yang digunakan misalnya Relay, solenoid, dll Proporsional U(t) = Kp e(t) E(s) U(s) Kp Pada dasarnya setiap penguat dapat diatur penguatannya Integral t U( t ) Ki e( t )dt 0 U(s) E(s) Ki/S Aksi kontrolnya dapat diubah pada laju proporsional dari sinyal pembangkit kesalahan e(t) Proporsional + Integral t Kp U(t ) Kp.e(t ) e(t )dt Ti 0 U(s) E(s) Kp(1+Tis)/Tis Proporsional + Differensial de( t ) U( t ) Kp.e( t ) Kp.Td dt E(s) U(s) Kp(1+Tds) PID t Kp de( t ) U( t ) Kp.e( t ) e( t )dt Kp.Td Ti 0 dt U(s) E(s) Kp(1+Tis+TiTds2)/Tis Pengaruh Sensor Pada Unjuk Kerja Sistem Karena karakteristik dinamik dan statis dari sensor yang memberikan nilai yang sebenarnya dari variabel keluaran maka sensor mempunyai peranan penting dalam menentukan unjuk kerja sistem secara keseluruhan Sensor orde satu U(s) E(s) kontroller k/(Ts+1) Sensor tak teredam orde dua E(s) U(S) kontroller C(s) B(s) k/((T1s+1)(T2s+1)) Sensor Teredam Orde dua R(s) C(s) B(s) k/22+2Ts+1 E(s) U(s) kontroller BEBERAPA JENIS AKTUATOR Current to pressure Dengan prinsip kerja mengubah arus menjadi tekanan. Aktuator elektrik • Solenoid Merupakan alat yang digunakan untuk merubah sinyal listrk menjadi gerakan mekanik Solenoid yang digunakan untuk merubah gear PIZOELECTRIC ACTUATOR Perubahan muatan listrik menyebabkan deformasi mekanik. • Motor Listrik Merupakan aktuator yang masukannya sinyal listrik dan keluarannya adalah putaran motor. Macamnya antara lain : - motor DC - motor AC - motor stepper Aktuator Pneumatik Prinsip kerjanya menggunakan perbedaan tekanan • Tahanan dan Kapasistansi sistem tekanan Perubahan beda tekanan lbf / ft 2 R perubahan laju aliran gas lb / sec dP dq perubahan persediaan gas C perubahan tekanan gas dm dP d V dP Dengan: C = Kapasistansi m= Berat gas P = tekanan gas V = Volume bejana = berat jenis Cara Kerja aktuator Pneumatik Gaya yang dihasilkan adalah: F = (P1-P2) A =P. A P = Perbedaan tekanan A = luas diafragma F = gaya Diperoleh pula: X = A/k . P Dengan: X = pergerakan (m) P = tekanan yang digunakan A = luas diafragma k = Konstanta pegas Reverse Pneumatik Aktuator Jenis ini akan menggerakkan shaft berlawanan dengan tekanan yang diberikan Relay Pneumatik • Jika tekanan balik nozel bertambah maka katup akan menutup Ps=Pc • Jika tekanan balik nozel berkurang maka katup membuka dan katup udara menutup Pc kecil Aktuator Hidrolik Bila dibandingkan dengan aktuator pneumatik ada beberapa kelebihan dan kekurangan. • Kelebihan 1. Fluida hidrolik bisa sebagai pelumas dan pendingin. 2. Dengan ukuran kecil dapat menghasilkan gaya/torsi besar 3. Mempunyai kecepatan tanggapan yang tinggi 4. Dapat dioperasikan pada keadaan yang terputus-putus 5. Kebocoran rendah 6. Fleksibel dalam desain • Kekurangan 1. Daya hidrolika tidak siap tersedia dibanding dengan daya listrik 2. Biaya sistem lebih mahal 3. Bahaya api dan ledakan ada 4. Sistem cenderung kotor 5. Mempunyai karakteristik redaman yang rendah Prinsip Kerja Aktuator Hidrolik Tekanan hidrolik diberikan : Ph= F1/A1 Ph= tekanan hidrolik (Pa) F1= gaya piston (N) A1= Luas penampang piston (m2) Gaya yang dihasilkan pada piston dua adalah: Fw = Ph . A2 Fw = gaya kerja piston (N) A2 = luasan piston2 (m2) Sehingga gaya yang diberikan adalah: A2 Fw F1 A1