Uploaded by User56528

Triska Fika Nuswari Hulu 192411044 5B D3-Metrologi (1)

advertisement
JURNAL PRAKTIKUM
LABORATORIUM FISIKa
GELOMBANG
( D3 METROLOGI & INSTRUMENTASI )
JUDUL PERCOBAAN
:PNEUMATIK TRAINER
NAMA
:TRISKA FIKA NUSWARI HULU
NIM
:192411044
KELOMPOK
:5 (LIMA)
TANGGAL
:02 JUNI 2020
ASISTEN : ELBERT ZEBUA
LABORATORIUM FISIKA GELOMBANG
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin.
Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang
dimampatkan untuk menghasilkan suatu kerja disebut dengan sistem Pneumatik.
Sistem pneumatik telah banyak diaplikasikan terutama untuk tujuan otomasi pada
industri makanan, minuman, farmasi, migas, otomotif, dan industri berat,
sehingga peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) pada bidang pneumatik
merupakan langkah strategis yang harus dilakukan sebagai usaha tranformasi
teknologi agar mampu berkompetensi secara global.
Dalam penerapannya, sistem pneumatik banyak digunakan sebagai sistem
automasi. Perkembangan zaman yang semakin maju dan berkembang saat ini
menuntut cara berfikir manusia yang seemakin maju dan berkembang pula.
Tidaklah mungkin jika kemajuan zaman tidak di ikuti oleh perkembangan pola
pikir manusia karena semuanya harus saling mendukung. Seiring dengan
kemajuan itu bisa di lihat saat ini telah banyak kemajuan di bidang industri, baik
itu industri bermodal besar maupun industri bermodal kecil. Dalam bidang
industri salah satu komponen terpenting dalam perusahaan adalah alat-alat
produksi karena tanpa salah satu bagian tersebut proses produksi tidak akan
berfungsi dan tujuan perusahaan mustahil untuk tercapai.
Industri yang berbasis produksi pasti memerlukan alat dan mesin untuk
menunjang proses produksi, salah satunya adalah knife gate valve dengan sistem
pneumatik. Peralatan sistem pneumatik ini cukup sederhana, dan operatornya
memperoleh keamanan dan keselamatan kerja yang lebih terjamin. Pengaplikasian
sistem pneumatik ini banyak di jumpai hampir pada seluruh sektor-sektor industri
khususnya industri kertas, pada bidang otomotif, bidang pemesinan, bidang
perkapalan dan khusunya pada bidang-bidang kontruksi lainya yang
membutuhkan gerakan linier maupun rotas Penggerak penumatik modern
menawarkan sebuah alternatif yang ekonomis dan sederhana untuk beberapa
aplikasi umum – terutama ketika katup-katup diposisikan di zona Atex knife gate
valve selalu dalam keadaan baik agar proses produksi berjalan dengan lancar dan
tidak terjadi down time.
1.2Tujuan
1.Untukmengetahuipemakaian Pneumatic secarakonvensional
2.Untukmengetahuiaplikasidari Pneumatic di industri
3.UntukmengetahuiprinsipkerjadarirangkaianPneumatik
BAB II
LANDASAN TEORI
Pneumatik merupakan teori atau pengetahuan tentang udara yang
bergerak, keadaan-keadaan keseimbangan udara dan syarat-syarat keseimbang-an.
Orang pertama yang dikenal dengan pasti telah menggunakan alat pneumatik
adalah orang Yunani bernama Ktesibio. Dengan demikian istilah pneumatik
berasal dari Yunani kuno yaitu pneuma yang artinya hembusan (tiupan). Bahkan
dari ilmu filsafat atau secara philosophi istilah pneuma dapat diartikan sebagai
nyawa. Dengan kata lain pneumatik berarti mempelajari tentang gerakan angin
(udara) yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan tenaga dan kecepatan.
Pneumatik merupakan cabang teoritis aliran atau mekanika fluida dan tidak
hanya meliputi penelitian aliran-aliran udara melalui suatu sistem saluran, yang
terdiri atas pipa-pipa, selang-selang, gawai (device) dan sebagainya, tetapi juga
aksi dan penggunaan udara mampat. Udara yang dimampatkan adalah udara yang
diambil dari udara lingkungan yang kemudian ditiupkan secara paksa ke dalam
tempat yang ukurannya relatif kecil.
Pneumatik dalam pelaksanaan teknik udara mampat dalam industri (khususnya
dalam teknik mesin) merupakan ilmu pengetahuan dari semua proses mekanis
dimana udara memindahkan suatu gaya atau suatu gerakan. Dalam pengertian
yang lebih sempit pneumatik dapat diartikan sebagai teknik udara mampat
(compressed air technology). Sedangkan dalam pengertian teknik pneumatik
meliputi : alat-alat penggerakan, pengukuran, pengaturan, pengendalian,
penghubungan dan perentangan yang meminjam gaya dan penggeraknya dari
udara mampat. Dalam penggunaan sistem pneumatik semuanya menggunakan
udara sebagai fluida kerja dalam arti udara mampat sebagai pendukung,
pengangkut, dan pemberi tenaga.
Adapun ciri-ciri dari para perangkat sistem pneumatik yang tidak dipunyai
oleh sistem alat yang lain, adalah sebagai berikut :
1. Sistem pengempaan, yaitu udara disedot atau diisap dari atmosphere
kemudian dimampatkan (dikompresi) sampai batas tekanan kerja tertentu
(sesuai dengan yang diinginkan). Dimana selama terjadinya kompresi ini
suhu udara menjadi naik.
2. Pendinginan dan penyimpanan, yaitu udara hasil kempaan yang naik
suhunya harus didinginkan dan disimpan dalam keadaan bertekanan
sampai ke obyek yang diperlukan.
3. Ekspansi (pengembangan), yaitu udara diperbolehkan untuk berekspansi
dan melakukan kerja ketika diperlukan.
4. Pembuangan, yaitu udara hasil ekspansi kemudian dibebaskan lagi ke
atmosphere (dibuang).
Komponen-komponen dalam Sistem Pneumatik
Berikut komponen-komponen yang digunakan pada sistem pneumatik hapir sama
dengan sistem hidrolik :
1.
Kompresor
2.
Regulator dan Gauge
3.
Check valve
4.
Tanki Akumulator
5.
Saluran Pipa
6.
Directional Valve
7.
Aktuator
(Rahman,2017)
Pneumatic adalah katup yang digerakkan oleh energi listrik melalui
solenoida, mempunyai kumparan sebagai penggeraknya yang berfungsi untuk
menggerakkan piston yang dapat digerakkan oleh arus AC maupun DC, solenoid
valve pneumatic atau katup ( valve ) solenoida mempunyai lubang keluaran,
lubang masukan dan lubang exhaust. Lubang masukan, berfungsi sebagai terminal
/ tempat udara bertekanan masuk atau supply ( service unit ), sedangkan lubang
keluaran berfungsi sebagai terminal atau tempat tekanan angin keluar yang
dihubungkanpneumatic, dan lubang exhaust berfungsi sebagai saluran untuk
mengeluarkan udara bertekanan yang terjebak saat plunger bergerak atau pindah
posisi ketika solenoid valve pneumatic bekerja.
Untuk jumlah gas tertentu, ditemukan secara eksperimen bahwa, sampai
pendekatan yang cukup baik, volume gas berbanding terbalik dengan tekanan
yang diberikan padanya ketika temperatur dijaga konstan. Yaitu, V= 1/P .
Dimana P adalah tekanan absolute (bukan “ tekanan ukur “ ) . Sebagai contoh,
jika tekanan pada gas digandakan, volume diperkecil sampai setengah nilai
awalnya. Hubungan ini dikenal sebagai Hukum Boyle . Robert Boyle, yang
pertama kali menyatakannya atas dasar percobaannya sendiri. Hukum Boyle juga
dapat dituliskan PV = konstan, artinya, pada temperature konstan, jika tekanan
ataupun volume gas dibiarkan berubah, variabel yang satunya juga berubah
sehingga hasil kali PV tetap konstan. Temperatur juga mempengaruhi volume
gas, tetapi hubungan kuantitatif antara V dan T tidak di temukan sampai satu abad
setelah karya Boyle.
Jacques Charles ( 1746 – 1823 ) dari Prancis menemukan bahwa ketika
tekanan tidak terlalu tinggi dan dijaga konstan, volume gas bertambah terhadap
temperature dengan kecepatan yang hamper konstan. Bagaimana pun, semua gas
mencair pada temperature rendah. Contoh, oksigen mencair pada -1830C.Nol
mutlak merupakan dasar untuk skala temperatur yang dikenal dengan nama skala
mutlak atau Kelvin, dan digunakan secara luas pada bidang sains. Pada skala ini
temperatur dinyatakan sebagai derajat Kelvin atau, lebih mudahnya, hanya
sebagai Kelvin ( K ) tanpa derajar. Selang antar derajat sama seperti pada skala
Celsius, tetapi nol untuk skala ini ( 0 K ) dipilih sebagai nol mutlak itu sendiri.
Hokum Boyle, Charles , dan Gay-Lussac sebenarnya bukan merupakan
hokum dalam pengertian seperti pada saat ini ( validitas yang tepat , dengan
jangkauan yang dalam dan luas ). Hukum-hukum ini sebenarnya hanya
merupakan pendekatan yang akurat untuk gas riil sepanjang tekanan dan massa
jenis ( kerapatan ) gas tidak terlalu tinggi, dan gas tidak mendekati kondensasi.
Bagaimana pun, istilah hukum untuk ketiga hubungan ini lebih bersifat
tradisional, sehingga kita tetap memakainya sekarang.
Perbandingan ini dapat dibuat menjadi persamaan dengan memasukkan
konstan perbandingan. Penelitian menunjukkan bahwa konstanta ini memiliki
nilai yang berbeda untuk gas yang berbeda. Bagaimanapun, konstanta
pembandingan tersebut ternyata sama untuk semua gas jika, kita tidak
menggunakan massa m, melainkan kita gunakan angka mol. Satu mol
didefinisikan sebagai jumlah zat yang berisi atom atau molekul sebanyak yang
ada.
Ringkasnya, peralatan senapan electron menghasilkan suatu berkas
electron sempit dan terfokus secara tajam yang meninggalkan senapan pada
kecepatan yang sangat tinggi dan bergerak menuju layar fluoresensi. Pada waktu
membentur layar, energy kinetik dari electron-elektron berkecepatan tinggi diubah
menjadi pancaran cahaya, dan berkas menghasilkan suatu bintik cahaya kecil pada
layar CRT. Dalam perjalanannya menuju layar, berkas electron tersebut lewat
diantara dua pasang pelat defleksi elektrostatik sebagai susunan pelat defleksi.
Dalam sekema CRT electron-elektron dipancarkan dari sebuah katoda
termionik yang dipanaskan secara tidak langsung. Katoda ini secara keseluruhan
dikelilingi oleh sebuah kisi pengatur (control grid) yang terdiri dari sebuah
silinder nikel dengan lobang kecil ditengahnya, satu sumbu (koaksial) dengan
sumbu tabung (silinder). Electron-elektron yang mengatur agar lewat melalui
lobang kecil didalam kisi tersebut secara bersama-sama membentuk yang disebut
arus berkas (beam current).
Elektron-elektron yang dipancarkan oleh katoda yang lewat melalui
lubang kecil di dalam kisi pengatur, dipercepat oleh potensial positif tinggi yang
dihubungkan ke kedua anoda pemercepat (accelerating anodes). Kedua anoda ini
dipisahkan oleh sebuah anoda pemusat (focusing anode) yang melengkapi suatu
metoda guna memusatkan electron ke dalam berkas terbatas yang sempit dann
tajam. Kedua anoda pemercepat anoda pemusat ini juga berbentuk silinder dengan
lobang-lobang kecil di tengah-tengah masing-masing.komponen- komponen yang
digunakan untuk mendapatkan udara mampat antara lain, kompresor sebagai
penghasil udara mampat, tangki udara sebagai penyimpan udara. Bila berkas
electron membentur layar CRT, dihasilkan sebuah bintik cahaya. Bahan layar di
bagian dalam CRT yang menghasilkan efek ini adalah fosfor. Intensitas cahaya
yang dipancarkan dari CRT disebut luminansi (luminance) dan bergantung
beberapa faktor. Yang pertama adalah intensitas cahaya dikontrol oleh jumlah
electron pembombardir yang membentur layar setiap sekon. Jika yang disebut
arus berkas ini diperbesar atau arus berkas dengan jumlah yang sama dipusatkan
didalam sebuah daerah yang lebih kecil dengan mengurangi ukuran bintik, maka
luminansi akan bertambah.
Robert Boyle, yang pertama kali menyatakannya atas dasar percobaannya sendiri.
Hukum Boyle juga dapat dituliskan PV = konstan
. Artinya, pada
temperature konstan, jika tekanan ataupun volume gas dibiarkan berubah,
variabel yang satunya juga berubah sehingga hasil kali PV tetap konstan.
Temperatur juga mempengaruhi volume gas, tetapi hubungan kuantitatif antara V
dan T tidak di temukan sampai satu abad setelah karya Boyle. Jacques Charles (
1746 – 1823 ) dari Prancis menemukan bahwa ketika tekanan tidak terlalu tinggi
dan dijaga konstan, volume gas bertambah terhadap temperature dengan
kecepatan yang hamper konstan. Bagaimana pun, semgas mencair pada
temperature
rendah.
(Stewart , 1976 )
Pneumatik (bahasa Yunani: πνευματικός, pneumatikos) berasal dari kata
dasar "pneu" yang berarti udara tekan dan "matik" yang berarti ilmu atau hal-hal
yang berhubungan dengan sesuatu; sehingga arti lengkap pneumatik adalah
ilmu/hal-hal yang berhubungan dengan udara bertekanan. Contoh rangkaian
Pneumatik Pneumatik merupakan cabang teoritis aliran atau mekanika fluida dan
tidak hanya meliputi penelitian aliran-aliran udara melalui suatu sistem saluran,
yang terdiri atas pipa-pipa, selang-selang, gawai (device) dan sebagainya, tetapi
juga aksi dan penggunaan udara mampat. Udara yang dimampatkan adalah udara
yang diambil dari udara lingkungan yang kemudian ditiupkan secara paksa ke
dalam tempat yang ukurannya relatif kecil. Pneumatik dalam pelaksanaan teknik
udara mampat dalam industri (khususnya dalam teknik mesin) merupakan ilmu
pengetahuan dari semua proses mekanis dimana udara memindahkan suatu gaya
atau suatu gerakan. Dalam pengertian yang lebih sempit pneumatik dapat
diartikan sebagai teknik udara mampat (compressed air technology). Sedangkan
dalam pengertian teknik pneumatik meliputi : alat-alat penggerakan, pengukuran,
pengaturan, pengendalian, penghubungan dan perentangan yang meminjam gaya
dan penggeraknya dari udara mampat. Dalam penggunaan sistem pneumatik
semuanya menggunakan udara sebagai fluida kerja dalam arti udara mampat
sebagai pendukung, pengangkut, dan pemberi tenaga. Papan peraga Pneumatik
Adapun ciri-ciri dari para perangkat sistem pneumatik yang tidak dipunyai oleh
sistem alat yang lain, adalah sebagai berikut : Sistem pengempaan, yaitu udara
disedot atau diisap dari atmosphere kemudian dimampatkan (dikompresi) sampai
batas tekanan kerja tertentu (sesuai dengan yang diinginkan). Dimana selama
terjadinya kompresi ini suhu udara menjadi naik. Pendinginan dan penyimpanan,
yaitu udara hasil kempaan yang naik suhunya harus didinginkan dan disimpan
dalam keadaan bertekanan sampai ke obyek yang diperlukan. Ekspansi
(pengembangan), yaitu udara diperbolehkan untuk berekspansi dan melakukan
kerja ketika diperlukan. Pembuangan, yaitu udara hasil ekspansi kemudian
dibebaskan lagi ke atmosphere (dibuang). Semua sistem yang menggunakan
tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk
menghasilkan suatu kerja disebut dengan sistem pneumatik. Dalam
penerapannya, sistem pneumatik banyak digunakan sebagai sistem automasi.
Dalam kaitannya dengan bidang kontrol, pemakaian sistem pneumatik sampai
saat ini dapat dijumpai pada berbagai industri seperti pertambangan,
perkeretaapian, konstruksi, manufacturing, robot dan lain-lain. Tenaga fluida
adalah istilah yang mencakup pembangkitan, kendali dan aplikasi dari fluida
bertekanan yang digunakan untuk memberikan gerak. Berdasarkan fluida yang
digunakan tenaga fluida dibagi menjadi pneumatik, yang menggunakan udara
serta hidrolik yang menggunakan cairan. Dasar dari aktuator tenaga fluida adalah
bahwa fluida mempunyai tekanan yang sama ke segala arah. Pada dasarnya
sistem pneumatik dan hidrolik tidaklah jauh berbeda. Pembeda utama keduanya
adalah sifat fluida kerja yang digunakan. Cairan adalah fluida yang tidak dapat
ditekan (incompresible fluid) sedangkan udara adalah fluida yang dapat
terkompresi (compressible fluid). Pada umumnya pneumtik menggunakan aliran
udara yang terjadi karena perbedaaan tekanan udara pada suatu tempat ke tempat
lainnya. Untuk keperluan industri, aliran udara diperoleh dengan memampatkan
udara atmosfer sampai tekanan tertentu dengan kompressor pada suatu tabung
dan menyalurkannya kembali ke udara bebas. Jenis kompressor terdiri dari dua
kelompok antara lain : Kompressor torak yang bekerja dengan prinsip
pemindahan yaitu udara dimampatkan dengan mengisikannya ke dalam suatu
ruangan kemudian mengurangi sis pada ruangan tersebut. Kompressor aliran
yang bekerja dengan prinsip aliran udara yaitu dengan menyedot udara masuk ke
dalam pada satu sisi dan memampatkannya dengan percepatan massa (turbin).
Kompressor aliran meliputi kompressor aliran radial dan kompressor aliran
aksial. Udara sebagai fluida kerja pada sistem pneumatik memilik karakteristik
khusus antara lain :
1) Jumlah udara tidak terbatas 2) Transfer udara relatif
mudah dilakukan 3)
Dapat dimampatkan 4)
Mencari tekanan yang lebih
rendah 5)
Memberi tekanan yang sama ke segala arah 6)
Tidak mempunyai
bentuk tetap (selalu menyesuaikan dengan bentuk yang ditempatinya) 7)
Mengandung kadar air 8)
Tidak sensitive terhadap suhu 9)
Tahan ledakan
10) Kebersihan 11) Kesederhanaan konstruksi 12) Kecepatan 13) Keamanan
ELEKTRO PNEUMATIK Pengembangan dari penumatik Prinsip kerja : media
kerja (tenaga penggerak = energi penumatik Media kontrol = sinyal elektrik
maupun elektronik Prinsip Kerja Contoh rangkaian electro-pneumatic Sinyal
elektrik dialirkan ke kumparan yang terpasang pada katup pneumatik. Sinyal
yang dikirimkan tadi akan menghasilkan medan elektromagnetik dan akan
mengaktifkan katup pengatur arah sebagai elemen akhir pada rangkaian kerja
pneumatik. Media kerja pneumatik akan mengaktifkan elemen kerja pneumatik
seperti motor pneumatik yang menjalankan sistem Tenaga fluida adalah istilah
yang mencakup pembangkitan, kendali dan aplikasi dari fluida bertekanan yang
digunakan untuk memberikan gerak. Berdasarkan fluida yang digunakan tenaga
fluida dibagi menjadi pneumatik, yang menggunakan udara, serta hidrolik, yang
menggunakan cairan. Dasar dari aktuator tenaga fluida adalah bahwa fluida
mempunyai tekanan yang sama ke segala arah. Dalam sistem pneumatik,
aktuator berupa batang piston mendapat tekanan udara dari katup masuk, yang
kemudian memberikan gaya kepadanya. Gaya inilah yang menggerakkan piston
pneumatik, baik maju atau mundur. Pada dasarnya sistem pneumatik dan hidrolik
tidaklah jauh berbeda. Pembeda utama keduanya adalah sifat dari fluida kerja
yang digunakan. Cairan adalah fluida yang tidak dapat ditekan (incompressible
fluid) sedangkan udara adalah fluida yang dapat terkompresi (compressible
fluid). Udara sebagai fluida kerja pada sistem pneumatik memiliki karakteristik
khusus, antara lain : Jumlahnya tak terbatas Mencari tekanan yang lebih rendah
Dapat dimampatkan Memberi tekanan yang sama rata ke segala arah Tidak
mempunyai bentuk (menyesuaikan dengan tempatnya) Mengandung kadar air
Pada sistem pneumatik terdapat beberapa komponen utama, yaitu sistem
pembangkitan udara terkompresi yang mencakup kompresor, cooler, dryer, tanki
penyimpan unit pengolah udara berupa filter, regulator tekanan, dan lubrifier
(pemercik oli) yang lebih dikenal sebagai Air Service Unit Katup sebagai
pengatur arah, tekanan, dan aliran fluida Aktuator yang mengkonversikan energi
fluida menjadi energi mekanik Sistem perpipaan Sensor dan transduser Sistem
kendali dan display Sistem pneumatik, sebagaimana sistem pengontrolan yang
lain, memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan sistem pneumatik : Bersih
Media kontrol (udara) tak terbatas Cepat / responsif (dibandingkan hidrolik)
Kekurangan sistem pneumatik : Kesulitan untuk pengaturan posisi yang presisi
akibat sifat kompresibilitas yang dimiliki udara Daya yang dihasilkan kecil
Membutuhkan investasi awal yang cukup besar untuk sistem pengadaan dan
pendistribusian udara. Aktuator yang paling banyak digunakan pada rangkaian
pneumatik adalah silinder. Silinder dapat bergerak maju (extend) atau mundur
(retract) dengan cara mengarahkan aliran udara bertekanan ke satu sisi dari piston
menggunakan katup pengatur arah. Saat ini dalam penggunaannya pneumatik
banyak dikombinasikan dengan sistem elektrik. Rangkaian elektrik berupa
saklar, solenoid, dan limit switch digunakan sebagai penyusun sistem kendali
katup. Untuk aplikasi yang cukup rumit digunakan PLC (Programmable Logic
Controller) yaitu kontroler berdasarkan logika yang dapat diprogram.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Peralatan dan Komponen
3.1.1 Peralatan
1. Air Compressor
Fungsi :sebagaipenghasiludara bertekanan
2. Selenoid valve
Fungsi :sebagaikatup yang digerakan oleh energy listrik,
mempunyaikumparansebagaipenggeraknya yang
berfungsiuntukmenggerakkan piston yang dapat digerakan oleh arus AC
maupun DC
3. Regulator
Fungsi :sebagaikomponen yang berfungsiuntukmengatur supply
udaraterkompresimasukkesistem
4. double acting cylinder
Fungsi :silinderbatanggandamemberikangaya yang
samadankecepatandalamkeduaarah
5. Shut off valve
Fungsi :sebagai katup untukmembuka/menutupudarabertekanandari
compressor
6. Pneumatic distributor
Fungsi :sebagaipendistribusiudarabertekananpada pneumatic trainer
7. Saklar/switch utama
Fungsi :sebagaisaklardariteganganmasukPLN
8. Power Supply
Fungsi :sebagaisumbertegangan DC sebesar 24 V
9. Switch module for emergency
Fungsi :sebagaisaklarpengamanjikaterjadikesalahan
ataugangguanpadasaatalatdijalankan
10. Relay module
Fungsi :sebagaisaklarelektronikpadarangkaian
11. Buzzer and lamp module
Fungsi :sebagai indicator
12. Switch module
Fungsi :sebagaitombol/push button untukmenjalankanmesin trainer
13. Digital counter module
Fungsi :sebagaimodulpenghitungalatbekerja
14. Digital timer module
Fungsi :sebagaimodulwaktukerja
15. Kabel/connector
Fungsi :sebagaipenghubungantaraalatataukomponen pneumatik
1.1.2
Komponen
-
3.2 ProsedurPercobaan
1. Disiapkanperalatandankomponen
2. Dihubungkanperalatanmenggunakanconector (kabel) yang
telahtersediadenganmemperhatikan circuit diagram padabukupenuntun
3. Dihubungkan air compressor ke pneumatic distributor (A1). Kemudian A2
dihubungkanke distributor 2x3 danhubungkan distributor ke solenoid
valve 5/2
4. Dihubungkanantarmodulkomponendariblok power supply, switch module
for emergency, relay-relay module, buzzer and lamp module, switch
module,digital counter module, dan digital timer module yang masingmasingdihubungkanpositif (+) maupun (-).
5. Dihubungkanpadablokpertama relay kesumbertegangan 24 V (+)
dandihubungkannegatifnyake ground.
6. Dihubungkan relay (NO) ke solenoid valve 5/2 dandihubungkan negative
seleniod valve ke ground relay.
7. Dihubungkanpadablokkedua relay kesumbertegangan 24 V (+)
dandihubungkan negative nyake ground.
8. Dihubungkan relay (NO) ke solenoid valve 3/2 dandihubungkan negative
solenoid valve ke ground relay
9. Dihubungkan solenoid valve 5/2 ke double acting cylinder pneumatic
padaportnya.
10.Diperiksahubungankabelapakahsudahterhubungdenganbaikdansesuaideng
anrangkaian
11. Dihidupkansaklarpada switch utamadan power supply
12. Dihidupkan system denganmenekantombol ON pada switch module
13. Diamatipergerakan yang terjadi.
Jikaterjadigangguanataukesalahanmakaputar switch
module for
emergency
14. Dikembalikanperalatanketempatnyajikatelahselesai.
3.3 SkemaPercobaan
24V
24V
K1
Y1
0V
Y1
Y1
0V
Y1
DAFTAR PUSTAKA
Rahman. (2017). Makalah Pneumatik dan Elekro Pneumatik, Bulukumba :
STMIK BINA ADINATA
Stewart,H. 1976. PNEUMATICS AND HYDRAULIK. Third Edition. United
States.
Pages : 13 – 19
https://syoiful.blogspot.com/2015/01/pneumatik-electro-pneumatik.html
Download