Sejarah Dan Falsafah Pendidikan Islam - al

advertisement
DIPLOMA PENGAJIAN ISLAM ZUHRI
SEJARAH DAN FALSAFAH PENDIDIKAN ISLAM I
Sinopsis
Modul ini memberi kesedaran terhadap
wujudnya sistem pendidikan Islam yang
dianggap penting oleh masyarakat kita hari ini.
Ini ditinjau dari segi perkembangan sejarah
pendidikan Islam dari zaman Rasulullah hingga
ke zaman penjajahan Inggeris. Modul ini juga
menerangkan tentang falsafah pendidikan
menurut kacamata Islam
Silibus
1.
2.
3.
4.
5.
Tujuan dan matlamat pendidikan Islam
Falsafah dan Kurikulum Pendidikan Islam
Sejarah pendidikan Islam zaman Nabi
Sejarah pendidikan Islam zaman Khulafa’ al-Rashidin
Sejarah pendidikan Islam zaman Umayyah, Abbasiyah dan
Andalus
6. Sejarah pendidikan Islam zaman Islam di India
7. Sejarah pendidikan Islam zaman penjajahan dan masakini
BUKU RUJUKAN :
1. Sejarah Pendidikan Islam - Prof Dr H Mahmud Yunus
TUJUAN DAN MATLAMAT
PENDIDIKAN ISLAM
Ustaz Mohd Amin Bin Kadir, MA
Kamus Dewan (2007) edisi keempat.
Definisi Tujuan dan Matlamat
Ustaz Mohd Amin Bin Kadir, MA
KONSEP TUJUAN
Perubahan
Proses Pendidikan
Tingkah Laku
Ustaz Mohd Amin Bin Kadir, MA
Tujuan Umum Pendidikan Islam
Untuk memahami tujuan pendidikan
Islam harus diketahui lebih dahulu,
ciri manusia sempurna menurut
Islam.
Untuk mengetahui ciri manusia
sempurna menurut Islam harus
diketahui lebih dahulu hakikat
manusia menurut Islam.
Ustaz Mohd Amin Bin Kadir, MA
Hakikat Manusia Menurut Islam
manusia
dijadikan
oleh Allah.
Surah Al-Rahman, ayat 3
manusia itu
dicipta
Tuhan dari
segumpal
darah.
Surah Al-Thariq, ayat 5
Surah Al-Alaq, ayat 2
Pada pandangan Islam, manusia adalah makhluk
ciptaan Allah; ia tidaklah muncul dengan
sendirinya atau berada oleh dirinya sendiri.
Allah
menciptakan
manusia.
Ringkasnya, Allah menjadikan manusia; maka
manusia adalah makhluk (ciptaan) Allah.
Ustaz Mohd Amin Bin Kadir, MA
• Asal kejadian manusia ini amat penting untuk
difahami dalam merumuskan tujuan pendidikan
bagi manusia.
• Asal kejadian manusia harus menjadi dasar dalam
menetapkan pandangan hidup umat Islam.
• Pandangan tentang kemakhlukan manusia cukup
menggambarkan hakikat manusia.
• Manusia adalah makhluk (ciptaan) Tuhan; inilah
salah satu hakikat wujud manusia.
• Hakikat wujudnya manusia pada aspek yang lain
ialah bahwa manusia adalah makhluk yang
perkembangannya (growth) dipengaruhi
(influence) oleh pembawaan (nature) dan
linkungan (environment).
Ustaz Mohd Amin Bin Kadir, MA
Hubungan Teori Barat dengan Pembangunan
Anak-Anak
1. Menurut teori pendidikan Barat, perkembangan
seseorang dipengaruhi oleh pembawaan
(nativisme).
2. Teori lain pula menyatakan, perkembangan
seseorang hanya ditentukan oleh linkungannya
(empirisme).
3. Secara sintesis, teori ketiga mengatakan bahwa
perkembangan seseorang ditentukan oleh
pembawaan dan linkungannya (konvergensi).
Konvergensi inilah
inilah yang
yang mendekati
mendekati kebenaran
kebenaran
•• Konvergensi
menurut Islam
Islam berdasarkan
berdasarkan hadis
hadis Rasulullah
Rasulullah saw.
saw.
menurut
Ustaz Mohd Amin Bin Kadir, MA
‫ى‬
ٍ ُ‫ال النىَّب ص م ُك ىل مول‬
‫ود يُولَ ُد َعلَى الْ ىفطَْرىة‬
‫ق‬
‫ث‬
‫د‬
َ
َ ُ ِّ َ‫َع ْن اَىِب ُهَريْ َرَة َكا َن ُُي‬
‫ى‬
َْ
‫فَاَب واه ي ه ىودانىىه اَو ي نَ ى‬
)‫ (رواه البخارى و مَلم‬... ‫صَرانىىه اَْو ُيَ ىِِّج ََانىىه‬
ِّ ُ ْ َ ِّ َ ُ ُ َ َ
Abu Hurairah r.a. menceritakan, bahwa Nabi sa.w. pernah bersabda: “Setiap anak
dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci bersih); maka ibu bapanya yang menjadikannya
Yahudi, atau Nasrani, atau Majusi....”
• Manusia dilahirkan membawa
Fitrah
Ibubapa
kemampuan-kemampuan yang
Fitrah
disebut sebagai pembawaan.
Anak
• Fitrah adalah potensi; potensi adalah
Fitrah
kemampuan; maka, fitrah yang
dimaksud di sini adalah pembawaan.
• Ayah dan ibu adalah linkungan sebagaimana yang
disebutkan oleh ahli pendidikan.
• Kedua-dua elemen ini yang menentukan perkembangan
seseorang anak.
Ustaz Mohd Amin Bin Kadir, MA
• Pengaruh terjadi pada aspek jasmani, akal, maupun aspek
rohani.
• Aspek jasmani banyak dipengaruhi oleh alam fisik; aspek
akal banyak dipengaruhi oleh linkungan; dan aspek rohani
banyak dipengaruhi oleh kedua linkungan.
• Menurut Al-Syaibani (1979), pengaruh dimulai sejak bayi
berupa embrio, dan barulah berakhir setelah kematian.
• Manusia adalah makhluk yang berkembang kerana
dipengaruhi pembawaan dan linkungan; ini adalah salah
satu hakikat wujud manusia.
• Dalam perkembangan lain, manusia cenderung beragama;
inilah hakikat wujud yang lain.
• Manusia memiliki banyak kecenderungan disebabkan oleh
banyak potensi yang dibawanya.
• Kecenderungan terbagi kepada dua: kecenderungan
menjadi orang baik atau kecenderungan menjadi orang
yang jahat. Kecenderungan beragama termasuk ke dalam
kecenderungan menjadi orang baik.
Ustaz Mohd Amin Bin Kadir, MA
• Salah satu keunggulan manusia dibandingkan
dengan makhluk lainnya di muka bumi adalah
dimilikinya kemampuan untuk berfikir atau dalam
bahasa psikologi dikenal dengan istilah
kemampuan intelektual atau kemampuan
kognitif.
• Kemampuan kognitif inilah yang memungkinkan
manusia untuk dapat memiliki sejumlah
pengetahuan (knowledge) guna kepentingan
kelangsungan hidupnya.
• Dengan pengetahuan yang dimilikinya, seorang
manusia dapat mengingat, memahami,
merencanakan, atau memecahkan berbagai
masalah kehidupan yang sangat kompleks
sekalipun.
Ustaz Mohd Amin Bin Kadir, MA
Bagaimana seseorang dapat memperoleh
pengetahuan? Terdapat beberapa Teori
Belajar yang menjelaskannya:
Kalangan
Behaviorist
Kalangan
Kognitivist
Kalangan
Konstruktivist
Ustaz Mohd Amin Bin Kadir, MA
• Kalangan behaviorist beranggapan bahwa
pengetahuan seseorang diperoleh melalui
upaya-upaya pengkondisian (conditioning)
dengan menciptakan stimulus-stimulus
tertentu yang bersumber dari lingkungan
sehingga pada gilirannya dapat diperoleh
respon-respon tertentu.
• Kekuatan utamanya terletak pada pemberian
reinforcement atas respon-respon yang
dihasilkan.
• Seseorang dapat memperoleh pengetahuan
dengan cara trial and error, latihan secara
berulang-ulang, atau meniru dari orang lain.
Ustaz Mohd Amin Bin Kadir, MA
• Sementara kalangan kognitivist beranggapan
bahwa pengetahuan manusia diperoleh
melalui persepsinya terhadap stimulus dengan
menggunakan alat deria, hasil persepsi berupa
informasi akan disimpan dalam sistem memori
untuk diolah dan diberikan makna,
selanjutnya.
• Informasi tersebut digunakan (retrieval) pada
saat diperlukan.
• Seseorang dapat memperoleh pengetahuan
dengan mengoptimalkan kemampuan
persepsi dan perhatiannya serta mengatur
penyimpanan informasi secara tertib.
Ustaz Mohd Amin Bin Kadir, MA
• Kalangan konstruktivist ala Piaget
berpandangan bahwa seseorang memperoleh
pengetahuan dengan cara mengasosiasikan dan
mengakomodasikan pengetahuan yang telah
ada dalam dirinya dengan pengetahuan yang
diterimanya sehingga membentuk pengetahuan
baru, melalui usaha aktif inidividu dalam
berinteraksi dengan lingkungannya.
Setentunya, masih banyak pandanganpandangan lainnya tentang bagaimana
seseorang dapat memperoleh pengetahuan.
Ustaz Mohd Amin Bin Kadir, MA
Manusia Sempurna Menurut Islam
Manusia sempurna menurut Islam tidak boleh
keluar dari hakikatnya. Tiga ciri-ciri pokok yang
diperbahaskan di sini adalah:
1. Jasmani yang sehat serta kuat dan
berketerampilan.
– Kekuatan dan kesehatan fisik (penyebaran dan
pembelaan ajaran Islam).
– Kesehatan mental (inti ajaran Islam [iman] adalah
persoalan mental).
– Keterampilan (mencari rezeki untuk kehidupan)
Ustaz Mohd Amin Bin Kadir, MA
2. Cerdas serta pandai (ciri akal yang berkembang secara
sempurna).
– Menguasai sains yang banyak dan berkualitas tinggi.
– Mampu memahami dan menghasilkan filsafat (mampu
memecahkan masalaah filosofis).
– Keperluan Muslim memiliki ciri aqliah dalam bentuk perintah agar
belajar, dan/atau perintah menggunakan indera dan akal, atau
pujian kepada mereka yang menggunakan indera dan akal yang
terdapat di dalam ayat Al-Qur’an dan Hadis.
“Katakanlah, samakah antara orang yang mengetahui dan orang yang
tidak mengetahui? Sesungguhnya hanya orang yang berakallah yang
dapat menerima pelajaran.” (Al-Zumar:9)
“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hambaNya adalah
ulama.” (Al-Fathir:28)
Nabi bersabda, “Di antara pohon itu ada pohon yang tidak jatuh daunnya.
Seperti itulah perumpaan seorang Muslim.” Nabi bertanya, “Tahukah
kalian, pohon apa itu?” Para sahabat beranggapan bahwa yang dimaksud
adalah jenis pepehonan yang ada dilembah. Abdullah berkata, “Aku
berfikir bahwa pohon itu adalah pohon kurma, tapi aku malu
mengungkapkannya.” Kemudian para sahabat bertanya, “Rasulullah
pohon apakah itu?” Beliau menjawab, “Pohon kurma.” (Bukhairi)
Ustaz Mohd Amin Bin Kadir, MA
3. Rohani yang berkualiti tinggi (aspek manusia selain
jasmani dan akal)
– Rohani masih agar samar-samar; tidak diketahui batasannya.
– Manusia tidak memiliki cukup pengetahuan untuk mengetahui
hakikatnya.
– Dalam tasauf dan pendidikan Islam menyebutnya qalbu (hati).
– Qalbu di sini dikaitkan dengan rasa. Misalnya rasa sedih, gelisah,
rindu, sabar, putus asa, cinta, benci, iman, bahkan kemampuan
“melihat” yang ghaib.
– Qalbu merupakan potensi manusia yang mampu beriman secara
bersungguh-sungguh.
– Iman itu di hati, bukan di mulut. Iman bukan juga di kepala. Yang
ada di kepala ialah pengetahuan tentang iman, pengetahuan
tentang Tuhan, tetapi yang berada di kepala itu bukan iman,
iman itu di dalam hati.
– Hati yang penuh iman dan taqwa akan memunculkan manusia
yang berfikir dan bertindak sesuai dengan kehendak Tuhan.
Solat dengan khusyuk (Al-Mu’min:1-2); bila mengingat Allah, kulit dan
hatinya tenang (Al-Zumar:23); bila disebut nama Allah, bergetar
hatinya (al-Hajj:34-35); bila dibacakan ayat-ayat Allah, mereka sujud
dan menangis (Maryam: 58, Al-Isra:109).
Ustaz Mohd Amin Bin Kadir, MA
Tujuan Pendidikan Islam
• Jika pandangan hidup anda adalah Islam, maka tujuan
pendidikan menurut anda haruslah diambil dari ajaran
Islam.
• Para ahli pendidikan tidak sepakat dalam memberikan
rumusan tentang pendidikan Islam.
• Tujuan pendidikan Islam haruslah menjadikan seluruh
manusia menjadi manusia yang menghambakan diri kepada
Allah. Yang dimaksudkan dengan menghambakan diri ialah
beribadah kepada Allah.
• Menurut Jalal (1988), kebanyakkan orang beranggapan
bahwa ibadah itu terbatas pada solat, puasa, zakat,
menunaikan haji, dan mengucapkan syahadat.
• Ibadah itu mencakup semua amal, pemikiran, dan perasaan
yang disandarkan kepada Allah. Ibadah adalah jalan hidup
yang mencakup seluruh aspek kehidupan serta segala yang
dilakukan manusia berupa perkataan, perbuatan, perasaan,
pemikiran yang dihubungkan dengan Allah.
Ustaz Mohd Amin Bin Kadir, MA
• Tujuan pendidikan Islam haruslah mempersiapkan
manusia untuk beribadah agar menjadi hamba Allah
(‘ibad al-Rahman).
• Aspek ibadah yang pertama ialah sebagaimana disebut
fuqaha iaitu ‘ibadat (melaksanakan rukun Islam yang
lima). Ia merupakan kewajipan setiap umat Islam untuk
mempelajarinya agar ia dapat mengamalkannya
dengan cara yang benar.
• Aspek ibadah yang kedua ialah aspek amal untuk
mencari rezeki. Perintah mencari rezeki mengandungi
perintah mempelajari cara mencari rezeki.
• Oleh itu perlu mempelajari teori-teori filsafat, sains,
dan teknik-tekniknya.
• Setiap pekerjaan yang dilakukan manusia dapat
menjadi ibadah, termasuk gerak hati dan fikiran.
• Manusia taqwa ialah manusia yang selalu menurut
ajaran Islam.
Ustaz Mohd Amin Bin Kadir, MA
• Ibadah terdapat berbagai macam. Setiap macam itu
dapat menghasilkan sekurang-kurangnya satu tujuan
khusus pendidikan.
• Di antara ibadah ialah berbuat baik kepada kedua
orang tua, menafkahkan harta di jalan Allah, berbuat
baik kepada kerabat, menafkahkan harta tidak kikir dan
tidak berlebihan, jujur dalam menimbang, tidak
mencampuri urusan orang lain, rendah hati, adil,
menjauhi perbuatan keji dan munkar, tidak zalim, tidak
bermusuhan, menepati janji dan sumpah, dan
mengenakan perhiasan yang halal.
• Tujuan Umum Pendidikan: Berbuat baik kepada kedua
orang tua.
• Tujuan Khusus Pendidikan: Menghormati ibubapa,
Menggunakan bahasa yang sopan ketika berbicara
dengan ibubapa, Menjaga ibubapa ketika usia lanjut,
Merawat ibubapa ketika sakit.
Ustaz Mohd Amin Bin Kadir, MA
• Tujuan pendidikan lebih penting daripada sarana
(infrastructure) pendidikan. Sarana pendidikan
pasti berubah dari masa ke masa, dari generasi ke
generasi, bahkan dari satu tempat ke satu tempat
(Muhammad Qutb: 1988) .
• Tujuan pendidikan umum (ada yang menyebut
tujuan akhir) tidak berubah; tujuan pendidikan
khusus dapat berubah sesuai dengan kondisi
tertentu namun bagian mendasarnya tetap tidak
berubah (Muhammad Qutb: 1988) .
• Tujuan pendidikan umum tetap menjadi arah
pendidikan Islam.
• Untuk keperluan pelaksanaan pendidikan, tujuan
itu harus dirinci menjadi tujuan khusus, bahkan
sampai ke tujuan operasional.
Ustaz Mohd Amin Bin Kadir, MA
Kerangka tujuan pendidikan Islam dapat dihuraikan
menjadi (Al-Syaibani, 1979) :
1. Tujuan yang berkaitan dengan individu, mencakup
perubahan yang berupa pengetahuan, tingkahlaku,
jasmani dan rohani, dan kemampuan-kemampuan
yang harus dimiliki untuk hidup di dunia dan di
akhirat.
2. Tujuan yang berkaitan dengan masyarakat, mencakup
tingkah laku masyarakat, tingkah laku individu dalam
masyarakat, perubahan kehidupan masyarakat,
memperkaya pengalaman masyarakat.
3. Tujuan profesional yang berkaitan dengan pendidikan
dan pengajaran sebagai ilmu, sebagai seni, sebagai
profesi, dan sebagai kegiatan masyarakat.
Ustaz Mohd Amin Bin Kadir, MA
Menurut Al Abrasyi (1974), tujuan akhir pendidikan Islam adalah:
1. Pembinaan akhlak;
2. Menyiapkan anak didik untuk hidup di dunia dan di akhirat;
3. Penguasaan ilmu;
4. Keterampilan bekerja dalam masyarakat.
Bagi Asma Hasan Fahmi (lihat Munir, 1977), tujuan akhir pendidikan
Islam dapat dirinci sebagai berikut:
1. Tujuan Keagamaan;Tujuan pengembangan akal, akhlak;
2. Tujuan pengajaran kebudayaan;
3. Tujuan pembinaan keperibadian.
Menurut Munir Mursi (1977), tujuan pendidikan Islam sebagai
berikut:
1. Bahagia di dunia dan di akhirat;
2. Menghambakan diri kepada Allah
3. Memperkuat ikatan keislaman dan melayani kepentingan
masyarakat Islam; dan
4. Akhlak mulia.
Ustaz Mohd Amin Bin Kadir, MA
Matlamat Pendidikan Islam
• Sejalan dengan misi agama Islam yang
bertujuan memberikan rahmat bagi sekalian
alam (rahmatan lil ‘alamin), maka pendidikan
Islam mengidentifikasikan matlamat yang
digali dari sumber ajaran Al-Qur’an, meliputi
empat pengembangan fungsi manusia iaitu :
Ustaz Mohd Amin Bin Kadir, MA
1. Menyadarkan manusia secara individual pada
posisi dan fungsinya di tengah mahluk lain,serta
tentang tanggung jawab dalam
kehidupanya.Dengan kesadaran ini ,manusia
akan mampu berperan sebagai mahluk Allah
yang paling utama di antara makhluk-makhluk
lainnya, sehingga mampu berfungsi sebagai
khalifah di muka bumi ini.
2. Menyadarkan fungsi manusia dalam
hubungannya dalam masyarakat, serta tanggung
jawabnya terhadap ketertiban masyarakat itu.
Prinsip hidup bermasyarakat yang dikehendaki
oleh Allah terdapat dalam firman-Nya yang
antara lain sebagai berikut:
•
“Sesungguhnya (agama tauhid) ini adalah agama kamu
semua; agama yang satu dan Aku adalah Tuhan-mu maka
sembahlah Aku” (Al-Anbiya’: ayat 92)
Ustaz Mohd Amin Bin Kadir, MA
3. Menyedarkan manusia terhadap pencipta alam
dan mendorongnya untuk beribadah
kepadaNya.
•
Firman Allah yang meyadarkan posisi manusia sebagai
hamba Allah yang harus beribadah kepada-Nya antara lain :
“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah
menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar
kamu bertaqwa.” (Al-Baqarah: 21)
4. Pendidikan secara teoritis mengandung
pengertian “memberikan makan” (opvoeding)
kepada jiwa anak sehingga mendapatkan
kepuasan rohaniah, juga sering diertikan dengan
“menumbuhkan kemampuan dasar manusia”.
Bila ingin di arahkan kepada pertumbuhan
sesuai dengan ajaran Islam, maka harus
berproses melalui sistem kependidikan Islam,
samada melalui institusi maupun melalui sistem
kurikuler.
Ustaz Mohd Amin Bin Kadir, MA
• Esensi daripada potensi dinamik dalam setiap
diri manusia terletak pada keimanan/
keyakinan, ilmu pengetahuan, akhlak (moral)
dan pengalamannya.
• Keempat potensi esensi ini menjadi tujuan
fungsi pendidikan Islam.
• Oleh karenanya, maka dalam strategi
pendidikan Islam, keempat potensi dinamik
yang esensi tersebut menjadi titik pusat dari
lingkungan proses kependidikan Islam sampai
kepada tercapainya tujuan akhir pendidikan,
iaitu manusia dewasa yang mukmin / muslim,
mukhsin dan mukhlisin mutaqqin.
Ustaz Mohd Amin Bin Kadir, MA
Kesimpulan Muslim sempurna menurut Islam
ialah Muslim yang (Ahmad Tafsir, 2010);
1. Jasmaninya sehat serta kuat,
2. Akalnya cerdas serta pandai,
3. Hatinya taqwa kepada Allah.
Jasmani yang sehat serta kuat cirinya adalah:
1. Sehat,
2. Kuat,
3. Berketerampilan.
Ustaz Mohd Amin Bin Kadir, MA
Kecerdasan dan kepandaian cirinya adalah:
1. Mampu menyelesaikan masalah secara cepat
dan tepat,
2. Mampu menyelesaikan masalah secara ilmiah
dan filosof,
3. Memiliki dan mengembangkan sains,
4. Memiliki dan mengembangkan filsafat.
Hati yang taqwa kepada Allah berciri:
1. Dengan sukarela melaksanakan perintah Allah
dan menjauhi laranganNya,
2. Hati yang berkemampuan berhubungan dengan
alam ghaib.
Ustaz Mohd Amin Bin Kadir, MA
Kesimpulan:
1. Tujuan umum pendidikan Islam ialah
Muslim yang sempurna, atau manusia
yang taqwa, atau manusia beriman,
atau manusia yang beribadah kepada
Allah.
2. Muslim yang sempurna ialah yang
memiliki ciri-ciri yang disebutkan di
atas.
Ustaz Mohd Amin Bin Kadir, MA
Download