PEMANFAATAN LRB DALAM MENGATASI GENANGAN AIR, BANJIR DAN KEKERINGAN DI KECAMATAN BANYUMANIK Basuki Setiyo Budi 1), Mawardi 1) 1) Staf pengajar jurusan Teknik SipilPoliteknik Negeri semarang Jalan Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang, Semarang 50275 Telp. (024) 7473417, Fax. (024) 7472396, E-mail : [email protected] Abstrak Permukaanjalan-jalan di desa Tanjungsari Kelurahan Sumurboto Kecamatan Banyumanik Semarang, berupa paving dan aspal.Padajalan masuk desa dekat gapura utama masuk desa kondisi permukaan jalan elevasinya paling rendah dibandingkan dengan elevasi jalan-jalan yang lain, dan saluran pembuangan air yang ada dimensinya tidak mencukupi dengan debit yang ditampung, sehingga apabila terjadi hujan yang besar, air hujan akan menggenangi jalan tersebut karena sulit mengalir dan sulit meresap ke dalam tanah, sehingga berubah menjadi air limpasan (run off) yang diam di tempat atau banjir. Untuk mengatasi hal tersebut harus dibuatkan tempat peresapan air ke dalam tanah.Yang paling cocok disini, adalah dengan membuat lubang resapan air yang disebut Lubang resapan biopori (LRB). Biopori memiliki kelebihan antara lain biayanya lebih murah, pembuatannya mudah, bisa dibuat di lahan yang sempit dan dapat dimanfaatkan sebagai tempat pembuangan sampah organik yang lebih efektif menyerap air. Teknologi proses air resapan dengan menggunakan lubang resapan biopori diameter 13 cm dengan kedalaman 120 cm yang dilengkapi juga dengan penutup roster berlubang/jeruji besi dan alat bor tanah dengan panjang 120 cm sebanyak 43 LRB untuk setiap luasan 155m2 bidang kedap air. Kata Kunci :lubang resapan biopori (LRB) PENDAHULUAN limpasan (run off) yang menggenang di Analisis Situasi tempat atau banjir. Permukaanjalan-jalan di desa Tanjungsari Perumusan Masalah Kelurahan Berkurangnya areal resapan di permukaan Sumurboto Kecamatan Banyumanik Semarang, berupa paving dan tanahdesa Tanjungsari aspal.Padajalan masuk desa dekat gapura Sumurboto Kecamatan utama masuk desa kondisi permukaan Semarang memperbesar jalan limpasan permukaan elevasinya paling rendah Kelurahan Banyumanik jumlah yang air tidak dibandingkan dengan elevasi jalan-jalan tertampung karena tidak ada saluran- yang lain, dan saluran pembuangan air saluran air, air akan meluap menggenang yang ada dimensinya tidak mencukupi dan dengan debit yang ditampung, sehingga mengangkut sedimen dan sampah yang apabila terjadi hujan yang besar, air hujan dapat mendangkalkan dan menyumbat akan menggenangi jalan tersebut karena saluran sulit mengalir dan sulit meresap ke dalam dapatmemperluas daerah yang terkena tanah, sehingga banjir. berubah menjadi air banjir.Luapan air yang air banjir pada dapat gilirannya 29 Dampak akibat banjir cukup mengganggu dengan aktifitas warga setempat yang melewati biopori tidak lebih dari Rp. 225.000,-. jalan tersebut akan keluar atau masuk pengadaan peralatan bor b. Nilai tambah dari sisi IPTEKS kanpung. Biopori memiliki kelebihan antara lain Banjir selalu saja berpasangan dengan biayanya lebih murah, pembuatannya kekeringan.Jika banjir terjadi pada musim mudah, bisa dibuat di lahan yang hujan, pada musim kemarau selalu saja sempit dan dapat dimanfaatkan sebagai mendatangkan kekeringan.Air hujan yang tempat pembuangan sampah organik tidak meresap ke dalam tanah terbuang yang lebih efektif menyerap air karena menjadi tidak mengenal jenuh. banjir, kesempatan untuk menambah cadangan air tanah menjadi c. Dampak ikutan kemarau Memperbaiki ekosistem tanah tiba,simpanan air tanah terus berkurang Meresapkan air, mencegah banjir. oleh penguapan dan pemakain air yang Menambah cadangan air tanah terus bertambah. Penyedotan air tanah Mengatasi kekeringan yang tidak diimbangi dengan penambahan Mempermudah berkurang.Pada saat kembali melalui upaya peresapan air, lama kelamaan akan menyebabkan interusi air sampah dan menjaga kebersihan laut maupun penurunan atau amblegan tanah. penanganan Mengubah sampah menjadi kompos Mengurangi emisi gas rumah kaca dan metan Tujuan Kegiatan Tujuan pengabdian kepada masyarakat ini Mengatasi masalah akibat genangan adalah : a. Meresapkan air hujan ke dalam tanah. b. Memperkecil banjir dan kekeringan. d. Nilai tambah bagi perguruan tinggi dan pemerintah Dosen dan mahasiswa sebagai civitas Manfaat Kegiatan akademika Manfaat pengabdian kepada masyarakat untuk ini adalah : Perguruan Tinggi yaitu darma ke-3 a. Potensi sosial dan ekonomi pengabdian kepada masyarakat dalam Masyarakat mencegah membuat melaksanakan kewajiban Tridarma dapat bentuk penerapan TTG pembuatan banjir dengan lubang resapan berpori, yang secara resapan biopori langsung bermanfaat bagi masyarakat desa tersebut adanya lubang mempunyai 30 umum.Demikian juga nilai tambah organik juga diperoleh pemerintah dikarenakan timbulnya genangan air dan banjir, serta program menjauhkan pencegahan banjir dapat sehingga dari dapat bencana mencegah erosi dan dibantu dari hasil pemikiran dan longsor.Selain itu, sampah organik yang penerapan ditimbun di dalam lubang juga dapat TTG oleh perguruan tinggi.Sehingga sumbangan pemikiran dijadikan sebagai kompos, sekaligus dan aplikasi langsung di lapangan meningkatkan kesuburan tanah. Manfaat dapat bermanfaat bagi masyarakat. lain adalah dapat meningkatkan cadangan air tanah. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Biopori Memperbaiki ekosistem tanah Biopori (biopore) merupakan ruangan atau Biopori akan terus bertambah mengikuti pori dalam tanah yang dibentuk oleh perkembangan makhluk hidup, seperti fauna tanah dan peningkatan populasi dan aktivitas fauna akar tanaman. Bentuk biopori menyerupai tanah. Biopori dapat menjadi habitat yang liang (terowongan kecil) dan bercabang- cocok bagi perkembangan akar tanaman cabang untuk dan mikroba tanah karena tersedianya menyalurkan air dan udara ke dan di dalam cukup bahan organik, air, oksigen, dan tanah. Liang pada biopori terbentuk oleh unsur hara. Fauna tanah secara sinergi adanya pertumbuhan dan perkembangan bekerja sama dengan mikroba tanah akar tanaman di dalam tanah serta memelihara kesinambungan aliran energi meningkatnya tanah, dan daur unsur hara untuk memenuhi seperti cacing tanah, rayap, dan semut Baling ketergantungan di dalam ekosistem yang menggali liang di dalam tanah. tanah. Ekosistem tanah tersebut menjadi Jumlah dan ukuran biopori akan terus lingkungan hidup bagi, biodiversitas tanah bertambah mengikuti pertumbuhan akar (soil biodiversity), baik yang ada di dalam tanaman serta peningkatan populasi dan tanah maupun yang di atas permukaan. aktivitas (Arsyad, Terpeliharanya biopori dan terbentuknya Sitanala, 2000, Konservasi Tanah dan agregat tanah yang mantap menunjukkan Air). terpeliharanya struktur tanah yang baik. Penerapan Lubang Resapan Biopori Meresapkan air, mencegahbanjir Adanya mempercepat Peresapan air ke dalam tanah dapat peresapan air hujan dan mengatasi sampah diperlancar dengan adanya biopori yang yang sangat aktivitas organisme LRB efektif fauna tanah dapat akar tanaman serta 31 dapat diciptakan oleh fauna tanah dan akar untuk memberi kesempatan air meresap ke tanaman.Untuk menyediakan lingkungan dalam yang kondusif bagi penciptaan biopori di dinding dalam tanah, LRB perlu diisi dengan resapan air sehingga dapat meningkatkan sampah organik sebagai sumber makanan laju bagi dapat tanah.Dengan demikian, air tidak terbuang pemasukan mengalir di permukaan tanah. Air hujan bahan organik ke dalam tanah, meskipun yang masuk ke dalam tanah akan melarut- pada permukaan yang tertutup lapisan kan mineral secukupnya, tersimpan di kedap. Lubang silindris akan menjadi dalam simpanan depresi yang dapat menampung cadangan air tanah. Sebagai cadangan air sementara untuk tanah ini akan keluar secara perlahan memberi kesempatan meresap ke dalam sebagai sumber mata air yang mengisi tanah. cekungan kolam, situ, waduk, danau, biodiversitas membantu tanah.LRB mempermudah aliran Dinding menyediakan permukaan lubang tambahan silindris permukaan tanah.Bioporiyang lubang peresapan tanah terdapat memperluas air untuk hujan ke mengisi di bidang dalam kembali sungai, dan sumur. resapan air seluas dinding saluran atau lubang yang dibuat. Bila lubang silindris diisi sampah organik, permukaan resapan tidak akan mengalami kerusakan ataupenyumbatan karena dilindungi oleh sampah organik. Kumpulan sampah organik yang tidak terlalu besar dalam lubang silindris akan menjadi habitat yang baik bagi fauna tanah—terutama cacing tanahyang memerlukan perlindungan dari panas matahari dan kejaran pemangsanya. Di dalam LRB, fauna tanah akan memperoleh makanan, kelembapan, dan oksigen yang cukup. Mengatasi kekeringan Konsep sederhana dari lubang resapan biopori memberi solusi untuk pencegahan masalah seperti itu. Dengan dibuatnya lubang ke dalam tanah, akan membantu pembentukan biopori yang dapat meresapkan air hujan lebih cepat dan lebih banyak sehingga meningkatkan daya serap air. Selama hujan turun, cadangan air di dalam tanah Cadangan air akan terus tersebut bertambah. akan terasa manfaatnya kala musim kemarau tiba dalam mencegah terjadinya kekeringan akibat proses penguapan dan transpirasi Menambah cadangan air tanah (evapotranspirasi). Bila cadangan air tanah Lubang resapan biopori berfungsi sebagai cukup, air akan bergerak ke permukaan simpanan depresi (depression storage) tanah secara kapilaritas karena adanya yang dapat menampung aliran permukaan perbedaan kelembapan tanah. Proses ini 32 dapat mengurangi kehilangan air oleh menggunakan, dan mendaur ulang (3M) evaporasi dibandingkan bila air ditampung sebagai bahan baku dalam proses industri. di atas permukaan lahan serta dapat Bila membawa kembali unsur harayang terlarut memanfaatkan dalam air ke permukaan. Bila kelembapan masing-masing, sekitar 60-70% volume tanah dapat sampah domestik rumah tangga tidak perlu dipertahankan, akan menghindari retakan diangkut. Sisanya sekitar 30-40% berupa tanah sampah tidak lapuk akan dimanfaatkan pada musim yang dapat kemarau memicu kejadian longsor. setiap rumah tangga sampah dapat organiknya pemulung untuk bahan industri daur ulang. Dengan demikian, LRB akan menjadi Mempermudah penanganan sampah dan menjaga kebersihan alternatif pemanfaatan sampah domestik yang LRB dapat mempermudah pemanfaatan paling dekat dengan sumber sampahnya. sampah organik, dengan memasukkannya ke dalam tanah untuk menghidupi biota Mengatasi masalah akibat genangan dalam dapat Air yang tidak meresap ke dalam tanah dengan akan menjadi genangan di atas permukaan mengunyah (memperkecil ukuran) dan tanah, biasanya terjadi pada cekungan atau mencampurkannya dengan mikroba tanah saluran yang secara sinergi dapat mempercepat mendapat tambahan air. Pada keadaan proses pengomposan secara alami. Dengan tergenang, ketersediaan oksigen sangat kemudahan pemanfaatan sampah organik kurang, untuk menyuburkan tanahnya masing- terkumpul bahan organik. Pada keadaan masing, diharapkan perubahan kurang oksigen (anaerobik), biopori tidak sampah akan terbentuk karena fauna tanah yang organik dan non-organik.Sampahorganik mampu membentuk biopori perlu oksigen segera yang cukup. tanah. memproses kebiasan Fauna sampah untuk tanah tersebut terjadi memisahkan dimasukkan ke dalam LRB yang apalagi secara bila terus pada menerus genangan sehingga tidak menjadi tumpukan sampah Genangan air terus-menerus merupakan yang dan habitat yang baik bagi berkembangbiaknya dapat berbagai jenis nyamuk, termasuk nyamuk menularkan berbagai macam penyakit. yang menjadi pembawa penyakit menular Sementara yang seperti demam berdarah dengue (DBD), sudah terpisahkan akan mempermudah malaria, dan sejenisnya serta seringkali pemulung untuk membantu mengurangi, menyebabkan bau busuk yang mencemari mengeluarkan mengundang bau binatang sampah busuk yang non-organik 33 udara.Bila permukaan air bebas berada lebih rendah. Dengan mengacu pada dalam tanah, genangan air dapat dicegah prinsip ini, dapat diketahui ke mana arah dengan dalam aliran air dan menentukan lokasi LRB agar tanah.LRB dapat dibuat untuk meresapkan air masuk ke dalamnya. Desain alur genangan sebaiknya meresapkannya air akibat ke penyumbatan permukaan dan berkurangnya biopori di disesuaikan dengan desain taman atau lanskap yang sudah ada. dalam tanah. Tidak Membahayakan Menentukan Lokasi LRB Dalam menentukan lokasi pembuatan Lokasi pembuatan LRB harus benar-benar LRB, diperhatikan.Walaupun diameternya cukup keamanan. kecil bila dibandingkan sumur resapan, sebelumnya tetapi lokasi lubang tidak boleh dibuat di diameter sembarang indah pertimbangan keamanan, sebaiknya LRB dilihat, LRB pun harus ditempatkan di dibuat di tempat yang tidak banyak dilalui lokasi yang dilalui aliran air serta tidak orang, membahayakan bagi manusia dan hewan kendaraan. LRB sebaiknya dibuat di dasar peliharaan. LRB juga dapat dibuat di dasar alur (parit kecil) sehingga air akan menuju saluran yang dibuat untuk membuang air ke LRB pada dasar alur, tetapi manusia hujan, di dasar alur yang dibuat di atau hewan peliharaan tidak melewati alur sekeliling batang pohon, atau batas taman. tersebut. tempat.Selain harus juga perlu diperhatikan Seperti telah bahwa sekitar binatang disebutkan LRB 13 aspek memiliki cm. peliharaan, Untuk atau LRB juga dapat dibuat di sekitar pohon Alur Air atau tanaman di area taman. LRB adalah lubang untuk meresapkan air sehingga lokasinya harus berada di tempat- Tata Letak tempat, di mana air akan terkumpul pada Agar air lebih cepat meresap ke dalam saat turun hujan. Saat hujan turun, lokasi- tanah lokasi terkumpulnya diperhatikan.Di tempat dan sampah tertampung lebih air perlu banyak, LRB dibuat dalam jumlah banyak itulah, LRB dantersebar pada lokasi yang aman.Dalam sebaiknya dibuat. Jika dibuat di taman atau menentukan lokasi LRB, harus pekarangan rumah, LRB sebaiknya dibuat diperhatikan tata letaknya agar tampak rapi dalam alur karena di lokasi tersebut dan indah dilihat.Jangan sampai lubang- biasanya air berkumpul. Air akan mengalir lubang yang ada jadi merusak estetika dari tempat yang tinggi ke tempat yang lahan tersebut karena letaknya yang tidak 34 beraturan dan banyak lubang di mana- Dengan demikian, jika jumlah LRBlebih mana.Jadi, dari aspek estetika dalam satu, tidak akan memberatkan pembuatan LRB juga harus menjadi pembuatnya. perhatian utama. Jika LRB dibuat di Jumlah LRB yang akan dibuat sebaiknya pekarangan disesuaikan disesuaikan dengan luasan tanah yang ada, dengan desain taman atau lanskap yang berupa halaman depan atau halaman ada. Sebaiknya, titik-titik penentuan lokasi belakang. Jumlah LRB pada setiap luasan LRB ini sudah direncanakan bersamaan lahan bisa dihitung berdasarkan rumus dengan rancangan awal desain taman. berikut. Kondisi Tanah Jumlah Jenis dan kondisi tanah sangat berperan karenanya, sebelum membuat LRB perlu Intensitas Hujan (mm/jam) x Luas Bidang Kedap (m 2 ) Laju Peresapan Air per Lubang (liter/jam ) (Arsyad, Sitanala, 2000, Konservasi Tanah diketahui dan Air) rumah, perlu dalam upaya peresapan air hujan.Oleh terlebih kondisi dahulu mengenai = tanahnya.Kondisiyang berpengaruh terhadap laju peresapan air adalah tekstur tanah. Pada tekstur tanah yang lepas, terdapat lebih banyak pori daripada tekstur tanah liat. Jadi jangan heran jika pada teksturtanah pasir, LRB akan LRB lebih cepat meresapkan air MATERI DAN METODE Kerangka Pemecahan Masalah Meresapkan air membuat lubang resapan biopori (LRB) padajalan didepan perumahan kebanjiran di desaTanjungsari dibandingkan LRB pada tanah liat. hujan,yaitu yang musim mengalami hujan, Kelurahan di Sumurboto Kecamatan Banyumanik Semarang adalah sebagai berikut : Jumlah LRB yang Ideal LRB merupakan teknologi sederhana Membuat LRB untuk meresapkan air hujan, sekaligus Lubang resapan biopori dibuat di tepi mempercepat jalandidepan perumahan yang seluruhnya organik.Agar pelapukan lebih efektif sampah dalam tertutup semen dengan menggunakan meresapkan air hujan dan jika dirasa pahat (betel), palu, dan bor tanah sebagai sampah organik yang dihasilkan cukup alat pelubang. banyak, perlu dibuat LRB lebih dari satu. Diameter lubang dibuat kecil (13 cm), Untungnya, teknologi ini mudah dan tujuannya untuk menghindari masuknya murah hewan yang cukup besar, seperti tikus. dalam proses pembuatannya. 35 Tetapi sampah organik dapat masuk warga lubang.Supaya tidak longsor dan tetap masyarakat sekitar sadar akan kelestarian kuat, mulut lubang diperkuat dengan pipa lingkungan. PVC diameter 5” sepanjang 30 cm dan Metode Kegiatan disemen.Penutup lubang berupa roster Metode berlubang ukuran 20 x 20 x 10 dan jeruji pelaksanaan teknologi tepat guna ini besi, dibuat dapat ditutup dan dibuka.Dan meliputi: penguat a. Sosialisasi kinerja pengabdian kepada bibir permukaan LRBberupa adukan semen dan pasir. bersama-sama antara Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Politeknik Negeri dengan Kecamatan sehingga digunakan dalam b. Praktek lapangan membuat lubang Pelaksanaan pembuatan LRB ini dilakukan desaTanjungsari yang lainnya masyarakat Realisasi Pemecahan Masalah Semarang masyarakat Kelurahan resapan biopori (LRB) Materi sosialisasi kinerja pengabdian kepada masyarakat meliputi: masyarakat a. Masalah akibat buangan sampah Sumurboto b. Lubang resapan biopori sebagai solusi Banyumanik Semarang pencegahan banjir bersama Kelompok Peduli Lingkungan c. Teknik pembuatan lubang resapan Banyumanik. biopori Khalayak Sasaran Mitra dari Tim Praktek lapangan membuat lubang resapan Pengabdian Kepada biopori meliputi : Masyarakat Politeknik Negeri Semarang, merupakan warga masyarakatdesa Tanjungsari Kelurahan Sumurboto Kecamatan Banyumanik Semarang bersama Kelompok Peduli Lingkungan a. Spesifikasi lubang resapan biopori b. Peralatan dan bahan untuk pembuatan lubang resapan biopori c. Pembuatan lubang resapan biopori Banyumanik.. Warga masyarakat tersebut berpartisipasi aktif dalam membuat lubang resapan biopori agar kelestarian air tanah terjaga dan dapat mencegah adanya banjir. Dari warga masyarakat tersebut yang jalan di depan rumahnya akan dibuat lubang resapan menerapkan biopori, dan nantinya dapat menularkan kepada HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Panjang jalan yang tergenang air adalah 20 m, lebarnya 2,5 m, jadi luas jalan yang tergenang air adalah 155 m2. Jumlah lubang resapan biopori (LRB) adalah 43 buah. Pada jalan tersebut sebelum dibuat LRB selalu 36 tergenang air kalau terjadi hujan, dan terbatasnya lahan yang dimiliki dan air tersebut lama sekali surutnya biayanya karena ekonomis membuat lubang resapan selain tidak ada saluran besar. lebih Sehingga murah secara pembuangan air, juga tidak terdapat biopori dan peresapan air. Setelah dibuatkan LRB, mencegah jalan tersebut tidak lagi tergenang air kesejahteraan penduduk lebih terjamin. kalau terjadi hujan, karena air hujan 4. Untuk nilai tambah dari sisi IPTEKS, langsung meresap ke dalam lubang LBR memiliki kelebihan antara lain LRB. biayanya lebih murah, pembuatannya banjir dapat sehingga 2. Lubang LRB berdiameter 13 cm mudah, bisa dibuat di lahan yang dengan kedalaman 120 cm dapat sempit dan dapat dimanfaatkan sebagai menampung sekitar 6,5 liter sampah tempat pembuangan sampah organik organik. Dengan volume tersebut, yang lebih efektif menyerap air karena setiap lubang dapat tidak mengenal jenuh. diisi dengan sampah organik selama 2 hari. Dengan 5. Untuk nilai tambah bagi perguruan demikian, 43 lubang yang tersedia baru tinggi,dosen dan mahasiswa sebagai dapat dipenuhi dengan sampah organik civitas setelah 86 hari. Dalam selang waktu kewajiban untuk tersebut, lubang-lubang yang diisi Tridarma Perguruan diawal sudah akan terdekomposisi darma menjadi kompos sehingga volumenya masyarakat dalam bentuk penerapan telah menyusut. Dengan demikian, TTG lubang-lubang ini sudah dapat diisi berpori, kembali dengan sampah organik baru bermanfaat bagi masyarakat umum. dan begitu seterusnya. Jadi sekitar 60% Demikian juga nilai tambah juga volume diperoleh sampah domestik rumah akademika ke-3 melaksanakan Tinggi pengabdian pembuatan yang mempunyai kepada lubang secara pemerintah pencegahan yaitu resapan langsung dikarenakan tangga tidak perlu dibuang ke tempat program banjir dapat lain. dibantu dari hasil pemikiran dan 3. Potensi sosial dan ekonomi masyarakat penerapan TTG oleh perguruan tinggi. desa tersebut dalam mencegah adanya Sehingga sumbangan pemikiran dan banjir,mereka membuat lubang resapan aplikasi langsung di lapangan dapat biopori dengan biaya tidak lebih dari bermanfaat bagi masyarakat. Rp. 225.000,-. Kalau membuat sumur resapan merepotkan warga karena KESIMPULAN DAN SARAN 37 mengenal jenuh. Kesimpulan 1. Untuk mengatasi genangan air dan banjir pada ruas jalan 5. Nilai tambah bagi perguruan seluas tinggi,dosen dan mahasiswa sebagai 155m diperlukan 43 buah LRB, yang civitas akademika mempunyai dapat berfungsi melaksanakan 2 dengan baik dalam Tridarma Perguruan meresapkan air. Adapun spesifikasi Tinggi yaitu darma ke-3 pengabdian lubang resapan biopori (LRB) yaitu, kepada berdiameter 13 cm dengan kedalaman penerapan TTG pembuatan lubang 120 cm. Jumlah lubang resapan biopori resapan biopori, yang secara langsung yang diperlukan adalah 43 buah dan bermanfaat bagi masyarakat umum. berfungsi baik meresapkan air. masyarakat dalam bentuk 6. Nilai tambah bagi pemerintah yaitu 2. Sampah organik yang dapat ditampung program pencegahan banjir dapat oleh setiap lubang adalah 6,5 liter. dibantu dari hasil pemikiran dan Setiap lubang dapat diisi dengan penerapan TTG oleh perguruan tinggi. sampah organik selama 2 hari. LRB Sehingga sumbangan pemikiran dan sebanyak 43 lubang yang tersedia aplikasi langsung di lapangan dapat dapat dipenuhi dengan sampah organik bermanfaat bagi masyarakat. setelah 86 hari. Volume sampah domestik rumah tangga yang tidak perlu dibuang ke tempat lain adalah 3. Pengadaan alat bor LRB adalah Rp. 225.000,- Secara ekonomis membuat lubang resapan biopori lebih murah dari pada membuat sumur resapan, dan mencegah banjir sehingga kesejahteraan penduduk lebih terjamin. 4. Pembuatan IPTEKS Dalam upaya pencegahan banjir dan pemanfaatan 60%. dapat Saran LRB yaitu, sesuai dengan biayanyamurah, sampah biopori (LRB) Kelurahan di Banyumanik Semarang, dimanfaatkan sebagai Kecamatan hendaknya bagian dari tempat-tempat lain yang masih tergenang air kalau terjadi hujan, dan air tersebut sulit meresap ke dalam tanah. Anonim, dapat Tanjungsari ditingkatkan karena masih ada bagian- lahan dan desa Sumurboto DAFTAR PUSTAKA sempit rumah tangga dengan metode lubang resapan pembuatannya mudah, bisa dibuat di yang organik 2008, tempat dengan pembuangan sampah organik yang Jakarta. "Ramah Biopori", Lingkungan Warta Kota, lebih efektif menyerap air karena tidak 38 Anonim, 2008, "Membuat Biopori Tidak Ilmu Sulit", Warta Kota, Jakarta. Teknik Penyehatan I. Departemen P dan K, Jakarta. Tips Menjaga Biopori Lavelle, P., 1988, "Earthworm Activities Tetap Berfungsi", Warta Kota, and The Soil System", Biol. Fertil. Jakarta. Soil, 6:237-251. Anonim, 2008, " Arsyad, Sitanala, 2000, Konservasi Tanah dan Air, IPB Press, Bogor. Budidaya, UP Press, Jakarta. 1985, Earthworm: Their Soil and Land Use, Academic Press, Basuki Setiyo Budi, 2008, Optimasi Lubang Resepan Biopori, Laporan Politeknik K.E., Ecology and Relationships with Ashari, Sumeru, 1995, Hortikultura: Aspek Penelitian Lee, Negeri Semarang, Semarang. London. Marinissen, J.C.Y. and A.R. Dexter, 1990, " Casts and Artificial Mechanisms of Brata, K.R., 1990, The Effects of Plant Residue Addition on The aggregation of a Hardsetting Western Stabilization of Earthworm Casts", Biol. Fertil. Soils 9:163167. McKenzie, B.M. and A.R. Dexter, 1987, Australia Wheatbelts Soil, MSc " Thesis, Departemen of soil Science The and Plant Nutrition, Faculty of rosea", Biol. Fertil. Soils 5:152- Agriculture, The University of 157. Western Australia. , 2004, Physical Properties of Casts of Earthworm Aporrectodea Shipitalo, M.J. and R. Protz, 1989, Modifikasi Sistem " Chemistry and Micromorphology Microcatchment untuk Konservasi of Tanah dan air pada Pertanian Casts", Geoderma 45:357-374. Lahan Kering, Makalah Aggregation Sampah Penelitian Dikomposkan", Pengembangan Sumberdaya Air, Ditjen, SDA, Jakarta Selatan. Dexter, A.R., 1998, Soil Amelioration by Natural Processes, p 433—448, Proc. Symp. Soil Management, Toowoomba. Earthworm Shiddieqy, M. Ikhsan, 2005, "Sayang, Disampaikan pada Kolokium Hasil dan in Organik Pikiran tidak Rakyat, Jakarta. Smettem, K.R.J., 1992, "The Relation of Earthworm to Soil Hydraulic Properties", Soil Biol. Biochem 241539—1543. Hadi, Fajar dan M. Nascoen Rivai.1979, 39 Sutanto, Rachman, 2002, Pertanian Organik, Kanisius, Yogyakarta. Wang, J., J.D. Hesketh, and J.T. Woolley, 1986, "Preexisting Channels and Williams, C.N., J.O. Uzo, dan W.T.H. Peregrine, 1993, Produksi Sayuran di Daerah Tropika, UGM Press, Yogyakarta. Soybean Rooting Patterns", Soil Sci. 141:432-437. 40