BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumor ganas atau yang

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumor ganas atau yang sering disebut kanker merupakan penyebab kematian terbesar dan
menjadi ancaman bagi kesehatan manusia. Meskipun usaha pengobatan kanker secara intensif
telah dilakukan, namun hingga kini belum ditemukan obat yang dapat mengatasi penyakit
tersebut secara memuaskan. Mengingat hal tersebut maka para ilmuwan mulai melakukan riset
guna menemukan obat yang tepat untuk menyembuhkan penyakit kanker, dan salah satu hal
yang menjadi pengamatan para ilmuwan saat ini adalah obat-obatan tradisional.
Seiring dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang ada dan
pemanfaatannya dalam bidang kesehatan, tidak serta merta meninggalkan pengobatan tradisional
yang telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Hal ini disebabkan karena masih banyak senyawa
penting yang didapatkan dari hasil ekstraksi tumbuhan, yang belum dapat dibuat secara sintesis
dalam laboratorium, bahkan berdasarkan pengalaman empirik dalam masyarakat bahwa banyak
jenis tumbuhan yang dapat digunakan untuk mengobati suatu penyakit.
Umumnya, pengetahuan mengenai tumbuhan obat, di dapat secara empiris. Jenis tumbuhan,
cara pengolahannya, penggunaan serta pemanfaatannya dipelajari secara seksama dan hasilnya
diwariskan turun-temurun oleh generasi terdahulu kepada generasi berikutnya sampai generasi
sekarang. Cara pengobatan semacam inilah yang dikenal dengan sebutan pengobatan tradisional
(Setiawan, 2005).
Upaya melestarikan dan mengembangkan pengobatan tradisional oleh masyarakat Indonesia
tidak terlepas dari kondisi bangsa Indonesia yang kaya akan bahan-bahan obat tradisional, yang
tak kalah khasiatnya jika dibandingkan dengan obat-obatan sintesis. Selain itu obat-obatan
tradisional masih jauh lebih aman dan kurang memiliki efek samping, sehingga masyarakat lebih
memilih untuk hidup dengan prinsip back to nature (kembali ke alam) (Hembing, 2000). Organ
tanaman yang di manfaatkan sebagai bahan obat yaitu umbi (tuber), akar (radix), kulit batang
(cauli), daun (folia), bunga (flos), dan biji (semen) (Hembing, 2000). Pengolahan sederhana yang
biasa di lakukan yaitu dengan cara direbus atau ditumbuk kemudian air perasannya diminum,
atau diseduh dengan air panas dan diminum setelah dingin, ataupun dimakan sebagai sayuran
(Setiawan, 2005).
Secara umum tumbuhan jambu biji mengandung tannin, minyak atsiri, flavonoid (guajaverin
dan quercetin), asam ursolat, asam psidiolat, asam kratogolat, asam oleanolat dan vitamin. Oleh
karena kandungan itulah yang membuat jambu biji bermanfaat untuk pengobatan berbagai jenis
penyakit sehingga oleh para pakar peneliti kesehatan memasukkannya dalam golongan obat
tradisional dan disebut sebagai obat penyembuh ajaib (Thomas, 1998; Katharina, 2005). Jambu
biji biasanya digunakan untuk mengobati diare, masuk angin, sariawan, maag, perut kembung,
batuk, diabetes, ambeien, disentri, luka memar, luka bakar (Geningsih, 2009).
Beberapa senyawa yang terdapat secara khusus pada daun jambu biji seperti flavonoid dan
minyak atsiri merupakan senyawa antioksidan yang berperan menangkal zat radikal bebas
penyebab kanker sehingga diketahui bahwa jambu biji memiliki khasiat sebagai anti-kanker
kuat secara in vitro (http://www.apoteker.info). Aktivitas antioksidan suatu senyawa
merupakan aktivitas dasar dan petunjuk yang berharga mengenai kemungkinan bahwa suatu
senyawa dalam tumbuhan memiliki potensi sebagai anti-kanker.
Senyawa yang diduga memiliki aktifitas sebagai antikanker, harus diujikan terlebih dahulu
pada hewan percobaan melalui uji sitotoksisitas.
Penelitian ini menerapkan metode Brine
Shrimp Lethality Test (BST) dengan menggunakan larva udang (A. salina, L) sebagai hewan uji.
Metode ini merupakan salah satu metode yang banyak digunakan untuk pencarian senyawa
antikanker yang berasal dari tumbuhan. Hasil uji toksisitas dengan metode ini telah terbukti
memiliki korelasi dengan daya sitotoksisitas senyawa antikanker. Selain itu, metode ini juga
mudah dikerjakan, murah, cepat dan hasilnya cukup akurat (Meyer, 1982).
Atas dasar itu, maka perlu dilakukan suatu penelitian untuk menguji efektivitas ekstrak daun
jambu biji sebagai zat antikanker melalui uji pendahuluan antikanker seperti uji sitotoksisitas
terhadap larva udang dengan judul “Uji Pendahuluan Efektivitas ekstrak daun dua varietas jambu
Biji (P.guajava, L) Sebagai Antikanker Terhadap Larva Udang (A. salina, L) Secara
Laboratorik”.
B. PERMASALAHAN
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam
penelitian melalui uji pendahuluan terhadap A. salina, L adalah
1. Apakah ekstrak daun kedua varietas jambu biji memiliki kemampuan membunuh
larva udang?
2. Esktrak daun manakah dari kedua varietas jambu biji yang memiliki efektivitas lebih
tinggi dalam membunuh larva udang?
3. Perlakuan manakah yang paling efektif dalam membunuh A.salina, L baik varietas
daging buah putih maupun varietas daging buah merah?
C. TUJUAN
Tujuan dari penelitian melalui uji pendahuluan terhadap A. salina, L adalah
1. Untuk mengetahui kemampuan ekstrak daun kedua varietas jambu biji dalam
membunuh larva udang
2. Untuk mengetahui esktrak daun kedua varietas jambu biji yang lebih tinggi
efektivitasnya dalam membunuh larva udang
3. Untuk mengetahui perlakuan mana dari konsentrasi ekstrak daun kedua varietas
jambu biji yang paling efektif dalam membunuh A. salina, L
D. MANFAAT
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah Sebagai sumber informasi ilmiah bagi semua
pihak terkait.
Download