Istilah penginderaan jauh merupakan terjemahan dari remote

advertisement
Istilah penginderaan jauh merupakan terjemahan dari remote sensing yang telah
dikenal di Amerika Serikat sekitar akhir tahun 1950-an. Menurut Manual of Remote Sensing
(American Society of Photogrammetry 1983 dalam Jaya 2009), penginderaan jauh
didefinisikan sebagai ilmu dan seni pengukuran untuk mendapatkan informasi suatu objek
atau fenomena menggunakan suatu alat perekaman dari kejauahan tanpa melakukan
kontak fisik dengan ojek atau fenomena yang diukur/diamati. Pada saat ini, penginderaan
jauh tidak hanya mencakup kegiatan pengumpulan data mentah, tetapi juga mencakup
pengolahan data secara komputerisasi dan interpretasi (manual), analisis citra, dan
penyajian data yang diperoleh. Kegiatan penginderaan dibatasi pada penggunaan energi
elektromagnetik.
Berdasarkan sifat sumber energi elektromagnetik yang digunakan, penginderaan jauh
dibedakan atas penginderaan jauh pasif (passive remote sensing) dan penginderaan
jauh aktif (active remote sensing). Penginderaan jauh pasif didefinisikan sebagai suatu
sistem yang menggunakan energi yang telah ada seperti reflektansi energi matahari
dan/atau radiasi dari objek secara langsung. Beberapa sensor yang menggunakan sistem ini
adalah MSS, TM, ETM+, NOAA, AVHRR, MOS-1, MESSR, IRS, dan potret udara. Sedangkan
penginderaan jauh aktif didefinisikan sebagai suatu sistem yang menggunakan sumber
energi buatan seperti gelombang/microwave. Beberapa sensor yang menggunakan sistem
ini adalah RADAR, RADARSAT, ERS-1, JERS-1, SLAR, dsb (Jaya 2009).
Kualitas data yang diperoleh dipengaruhi oleh komponen yang terlibat secara
langsung. Menurut Butler et al. (1988) komponen yang terlibat pada proses pengumpulan
data terdiri dari sumber energi elektromagnetik, atmosfer sebagai media lintasan energi
elektromagnetik, keadaan obyek sebagai fenomena yang diamati, dan sensor sebagai alat
yang mendeteksi radiasi elektromaknetik dari suatu obyek dan merubahnya menjadi sinyal
yang selanjutnya dapat direkam dan diproses. Teknik penginderaan jauh memiliki
kemampuan yang tinggi dalam menganalisis areal yang luas dan sulit ditempuh dengan cara
konvensional dalam waktu yang singkat. Kelebihan dalam teknik inderaja ini sangat berguna
untuk kegiatan pengkajian dan monitoring sumberdaya alam di seluruh dunia baik di darat
maupun di laut. Data penginderaan jauh juga dimanfaatkan dalam berbagai jenis aplikasi
seperti kehutanan, pertambangan, pertanian, pengembangan wilayah pesisir, perikanan,
penataan tata ruang kota, dan pemanfaatan bagi militer.
Ilustrasi perekaman objek oleh satelit
Menurut Purwadhi (2001), analisis data penginderaan jauh memerlukan data rujukan
seperti peta tematik, data statistik dan data lapangan. Hasil analisis yang diperoleh berupa
informasi mengenai bentang alam, jenis penutup lahan, kondisi lokasi dan kondisi sumber
daya daerah yang diindera. Informasi tersebut bagi para pengguna dapat dimanfaatkan
untuk membantu dalam proses pengambilan keputusan dalam pengembangan daerah
tersebut. Keseluruhan proses mulai dari pengambilan data, analisis data, hingga
penggunaan data disebut Sistem penginderaan jauh.
Di Indonesia, penggunaan foto udara untuk survey pemetaan sumber daya telah
dimulai oleh beberapa instansi pada awal tahun 1970-an. Saat ini telah beredar banyak jenis
satelit sumber daya. Mulai dari negara maju seperti Amerika Serikat, Kanada, Perancis,
Jepang, Rusia, hingga negara-negara besar namun dengan pendapatan per kapita yang
rendah seperti India dan Republik Rakyat Cina. Berbagai satelit sumberdaya yang
diluncurkan itu menawarkan kemampuan yang bervariasi, dari resolusi spasial 0,6 meter
(QuickBirth milik Amerika) hingga sekitar 1,1 kilometer (NOAA-AVHRR juga milik Amerika
Serikat). Berbagai negara di Eropa, Amerika Utara, Amerika Latin, Asia dan bahkan
Afrika telah banyak memanfaatkan satelit itu untuk pembangunan
Jenis Citra Penginderaan Jauh
1. microwave remote sensing
Foto udara direkam secara fotografik menggunakan kamera dan film sebagai detektornya.
Mempunyai karakteristik yaitu skala, geometri, dan informasi tepi foto udara yang
diaplikasikan untuk pemetaan dasar, aplikasi untuk sumber daya alam (Pertanian, hidrologi,
geologi, perubahan fungsi lahan). Contoh foto udara yaitu : Foto udara konvensional, foto
udara’small format’, dan foto udara digital. Jenis jenis microwave remote sensing : jers-1 ,
Pi-Sar, Radarsat-1, Eo-1 dsb.
Hasil di atas menunjukkan hasil pengolahan citra ALOS PALSAR untuk mendapatkan
distribusi penurunan tanah di wilayah Bandung dan sekitarnya.
2. optical remote sensing
Citra satelit direkam berdasarkan penyiaman (scanning) secara elektronik pada pita
magnetic. Contoh :

NOAA adalah Satelit cuaca milik Amerika Serikat yang diluncurkan pada bulan Juni
1979. Hingga kini telah diluncurkan 10 seri satelit NOAA

Landsat adalah program observasi bumi tertua.,dimulai pada tahun 1972 dengan
nama ERTS-1, kemudian dilanjutkan dengan peluncuran seri ke-2 dengan nama baru
yaitu landsat

ASTER-Terra adalah satu bagian dari lima sensor yang terdapat pada satelit Terra
yang mengorbit sinkron dengan matahari

Ikonos adalah satelit yang diluncurkan pada 4 September 1999 di California, Amerika
Serikat, Ikonos merupakan citra dengan resolusi spasial paling tinggi

Quickbird adalah satelit yang diluncurkan menggunakan roket Boeing delta-11 pada
18 Oktober 2001 di California, Amerika Serikat

Hiperspektral (imaging spectrometri) adalah perolehan data dengan cara simultan
dengan jumlah saluran/band yang terlalu banyak dengaan panjang gelombang yang
sempit dan saling berdekatan.
Landsat ETM+ 16 November 2001, Jaringan Air Bawah Tanaha Di bawan Gurun Sahara
MONITORING LUAPAN LUMPUR PANAS LAPINDO, SIDOARJO, JAWA TIMUR
[a] Sebelum kebocoran lumpur panas (28 Agustus 2004)
[b] Sesudah kebocoran lumpur panas (Citra ASTER 1 Juli 2006)
MANFAAT REMOTE SENSING
BIDANG GEOFISIKA BUMI PADAT, GEOLOGI, GEODESI, DAN LINGKUNGAN
(LANDSAT, GEOSAT)
Manfaat penginderaan jauh di bidang geofisika, geologi, dan geodesi adalah
sebagai berikut.
a. Melakukan pemetaan permukaan, di samping pemotretan dengan pesawat terbang dan
menggunakan aplikasi GIS.
b. Menentukan struktur geologi dan macam batuan.
c. Melakukan pemantauan daerah bencana (kebakaran), pemantauan aktivitas gunung
berapi, dan pemantauan persebaran debu vulkanik
d. Melakukan pemantauan distribusi sumber daya alam, seperti hutan (lokasi, macam,
kepadatan, dan perusakan), bahan tambang (uranium, emas, minyak bumi, dan batu bara).
e. Melakukan pemantauan pencemaran laut dan lapisan minyak di laut.
f. Melakukan pemantauan pencemaran udara dan pencemaran laut. (Dra. Sri Hartati
Soenarmo MSP, 1993)
BIDANG HIDROLOGI (LANDSAT/ERS, SPOT)
Manfaat penginderaan jauh di bidang hidrologi adalah sebagai berikut.
a. Pemantauan daerah aliran sungai dan konservasi sungai.
b. Pemetaan sungai dan studi sedimentasi sungai.
c. Pemantauan luas daerah intensitas banjir.
BIDANG METEOROLOGI (METEOSAT, TIROS, DAN NOAA)
Manfaat penginderaan jauh di bidang meteorologi adalah sebagai berikut.
a. Mengamati iklim suatu daerah melalui pengamatan tingkat perawanan dan kandungan air
dalam udara.
b. Membantu analisis cuaca dan peramalan/prediksi dengan cara menentukan daerah
tekanan tinggi dan tekanan rendah serta daerah hujan badai dan siklon
c. Mengamati sistem/pola angin permukaan.
d. Melakukan pemodelan meteorologi dan set data klimatologi.
BIDANG OSEANOGRAFI (SEASAT)
Manfaat penginderaan jauh di bidang oseanografi (kelautan) adalah sebagai berikut.
a. Mengamati sifat fisis laut, seperti suhu permukaan, arus permukaan, dan salinitas sinar
tampak (0-200 m).
b. Mengamati pasang surut dan gelombang laut (tinggi, arah, dan frekwensi).
c. Mencari lokasi upwelling, singking dan distribusi suhu permukaan.
d. Melakukan studi perubahan pantai, erosi, dan sedimentasi (LANDSAT dan SPOT).
Download