BAB 4 PENGANTAR PENGINDERAAN JAUH Pemahaman Penginderaan Jauh 65 4.1. PENDAHULUAN Pengantar penginderaan jauh merupakan materi lanjutan dari pengantar kartografi dan praktek membuat peta manual. Jika pada materi sebelumnya mahasiswa dilatih untuk mengenal peta secara manual, materi di modul tiga ini berisi materi yang memperkenalkan mahasiswa kepada kartografi yang menggunakan metode penginderaan jauh dengan bantuan alat. Modul ini berisi materi-materi mengenai penginderaan jauh seperti pengertian, komponen, dan proses penginderaan jauh. Kompetensi Materi Kompetensi yang akan dicapai setelah mempelajari materi Pengantar Penginderaan Jauh berdasarkan kompetensi Pengembangan Wilayah dan Kota antara lain: 1. Menjunjung tinggi norma, tata nilai, moral, agama dan etika tanggung jawab professional (KU1); 2. Mamu berpikir secara logis, kreatif, inovatif berbasis keberlanjutan bagi kehidupan lingkungan dan masyarakat (KU2); 3. Menerapkan metode dan teknologi baru untuk membangun data base, menganalisis, merumuskan konsep/ model perencanaan/strategi kebijakan (KU5); 4. Mahir dalam mengaplikasikan teknologi untuk inventarisasi data base yang akurat, intpretasi dan penyusunan konsep perencanaan spasial dan aspasial (KP3); 5. Menerpakan norma, standar, pedoman dan manual/kriteria perencanaan dan perancangan wilayah dan kota (KP4); 6. Mampu bekerja secara mandiri dan kelompok (KL1); 7. Mampu berkomunikasi dan bersikap aspiratif dan responsive terhadap perkembangan IPTEKS (KL3). 66 Selanjutnya, kompetensi mata kuliah Kartografi dan Penginderaan Jauh yang menjadi landasan dalam materi ini antara lain: 1. Kognitif : menjelaskan pengertian, komponen, jenis, dan proses penginderaan jauh. 2. Afektif : bertanggung jawab terhadap tugas, disiplin, dan bersikap sopan selama proses pembelajaran. 3. Motorik : terampil dalam menggunakan alat-alat yang berhubungan dengan penginderaan jauh. Sasaran Pembelajaran Sasaran pembelajaran dari materi Pengantar Pengideraan Jauh adalah mahasiswa memahami dan menjelaskan pengertian, jenis dan komponen penginderaan jauh serta prosesnya. Strategi/Metode Pembelajran Terdapat tiga strategi untuk mecapai sasaran pembelajaran di materi ini, yaitu: ceramah interaktif, diskusi dan belajar terstruktur. Proses pembelajaran tersebut tidak hanya dilakukan di dalam kelas saja tetapi juga dilakukan di luar kelas. Indikator Penilaian Sama seperti materi-materi sebelumnya, indikator penilaian dalam materi ini didasari oleh tiga kompetensi yang akan diraih oleh mahasiswa, yaitu kognitif, afektif dan motorik. Masing-masing kemampuan memiliki beberapa indikator seperti yang terlihat di dalam tabel 4.1. 67 Kompetensi Kognitif Afektif Motorik Tabel 4.1. Rubrik Penilaian Materi Pengantar Penginderaan Jauh Tujuan Rubrik Pemahaman mahasiswa Pengertian penginderaan jauh terhadap pengertian, Komponen penginderaan jauh komponen, kelebihan dan Jenis Penginderaan jauh kekurangan serta peran Proses penginderaan jauh penginderaan jauh dalam ruang lingkup Pengembangan Wilayah dan Kota Kemampuan penulisan Menjawab pertanyaan tepat sasaran laporan/tugas sesuai dengan Ketepatan menggunakan tata bahasa standar karya tulis ilmiah Penggunaan kota kata yang tepat Keterpaduan antar kalimat/paragraf Tugas dikumpulkan tepat Sesuai dengan kesepakatan waktu Sopan selama proses Berpakaian yang sopan dan rapi pembelajaran Bertutur kata yang baik Bersikap terhadap dosen dan teman Terampil dalam menggunakan alat-alat yang berhubungan dengan penginderaan jauh TOTAL Bobot 10 15 10 50 15 60 3 2 2 3 10 10 10 5 5 10 20 10 10 10 100 100 100 30 68 4.2. PEMBAHASAN MATERI Seperti yang telah dijelaskan di dalam modul ke dua, bentuk penyajian data dalam kartografi adalah peta. Peta selanjutnya terbagi menjadi peta manual dan peta citra. Peta manual dibuat dengan menggunakan teknik sedehana dan secara manual sedangkan peta citra yakni peta yang berasal dari pencitraan satelit. Pencitraan satelit ini terkait dengan teknik penginderaan jauh. 4.2.1. PENGERTIAN PENGINDERAAN JAUH Terdapat beberapa pengertian penginderaan jauh. Berikut adalah beberapa pengertian pengindearan jauh menurut beberapa ahli: 1. Lindgren (1985) : Penginderaan jauh adalah tekhnik yang digunakan untuk memperoleh dan menganalisis tentang bumi. 2. Welson dan Bufon : Penginderaan jarak jauh adalah suatu ilmu, seni, dan tekhnik untuk memperoleh informasi tentang objek, area dan gejala dengan menggunakan alat dan tanpa kontak langsung dengan objek area dan gejala tersebut. 3. Lillesand and Keifer (1990) : Penginderaan jauh adalah ilmu atau tekhnik dan seni untuk mendapatkan informasi tentang objek, wilayah atau gejala dengan cara menganalisis data-data yang diperoleh dengan suatu alat, tanpa hubungan langsung dengan objek wilayah atau gejala yang dikaji. 4. Sabins : Penginderaan jauh adalah suatu ilmu untuk memperoleh, mengolah dan menginterpretasi citra yang telah direkam yang berasal dari interaksi antara gelombang elektromagnetik dengan suatu obyek. 5. Wikipedia : Penginderaan jauh (atau disingkat inderaja) adalah pengukuran atau akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat yang tidak secara fisik melakukan kontak dengan objek tersebut atau pengukuran atau akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat dari jarak jauh, (misalnya dari pesawat, pesawat luar angkasa, satelit, kapal atau alat lain. Contoh dari penginderaan jauh antara lain satelit pengamatan bumi, satelit cuaca, memonitor janin dengan ultrasonik dan wahana luar angkasa yang memantau planet dari orbit. Inderaja berasal dari bahasa Inggris remote sensing, bahasa Perancis télédétection, bahasa Jerman fernerkundung, bahasa 69 Portugis sensoriamento remota, bahasa Spanyol percepcion remote dan bahasa Rusia distangtionaya. Di masa modern, istilah penginderaan jauh mengacu kepada teknik yang melibatkan instrumen di pesawat atau pesawat luar angkasa dan dibedakan dengan penginderaan lainnya seperti penginderaan medis atau fotogrametri. Walaupun semua hal yang berhubungan dengan astronomi sebenarnya adalah penerapan dari penginderaan jauh (faktanya merupakan penginderaan jauh yang intensif), istilah "penginderaan jauh" umumnya lebih kepada yang berhubungan dengan teresterial dan pengamatan cuaca. 6. American Society of Photogrammetry : Penginderaan jauh merupakan pengukuran atau perolehan informasi dari beberapa sifat objek atau fenomena, dengan menggunakan alat perekam yang secara fisik tidak terjadi kontak langsung dengan objek atau fenomena yang dikaji. 7. Avery (1985) : Penginderaan jauh merupakan upaya untuk memperoleh, menunjukkan (mengidentifikasi) dan menganalisis objek dengan sensor pada posisi pengamatan daerah kajian. 8. Campbell : Penginderaan jauh adalah ilmu untuk mendapatkan informasi mengenai permukaan bumi seperti lahan dan air dari citra yang diperoleh dari jarak jauh. 9. Colwell : Penginderaaan Jauh yaitu suatu pengukuran atau perolehan data pada objek di permukaan bumi dari satelit atau instrumen lain di atas atau jauh dari objek yang diindera. 10. Curran (1985) : Penginderaan Jauh yaitu penggunaan sensor radiasi elektromagnetik untuk merekam gambar lingkungan bumi yang dapat diinterpretasikan sehingga menghasilkan informasi yang berguna. Berdasarkan pengertian-pengertian yang dikemukakan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa penginderaan jauh merupakan suatu teknik mengamati objek tanpa menyentuh langsung objek tersebut, melainkan menggunakan alat bantu seperti satelit atau pesawat. 70 4.2.2. JENIS DAN KOMPONEN PENGINDERAAN JAUH Terdapat dua jenis penginderaan jauh. Pengelompokan tersebut dilakukan berdasarkan tempat atau wahana yang digunakan untuk mengamati objek. Jenisjenis penginderaan jauh dipaparkan sebagai berikut: 1. Penginderaan jauh dari udara Penginderaan jauh dari udara pada umumnya menggunakan pesawat terbang. Pengidneraan melalui pesawat udara dengan system rekaman kamera masih merupakan penyaji data yang potensial karena jika dibandingkan dengan foto satelit, foto udara dapat menyajikan data-data secara lebih rinci. 2. Penginderaan jauh dari ruang angkasa Penginderaan jauh dari ruang angkasa menggunakan satelit. Jenis penginderaan jauh ini memanfaatkan gelombang elektro magnetik yang diradiasikan dari matahari. Gambar 4.1. Penginderaan jauh menggunakan pseawat (kiri) dan satelit (kanan) Sumber: http://teknologi.kompasiana.com/terapan/2013/06/26/perkembangan-teknologipenginderaan-jauh-568527.html , diunduh pada 21/11/2014, 05:29 WITA Selanjutnya, komponen penginderaan jauh merupakan serangkaian dari objekobjek yang saling berhubungan dan bekerjasama/ berkoordinasi untuk melakukan penginderaan jauh. Komponen penginderaan jauh terdiri atas: sumber tenaga, atmosfer, interaksi antara tenaga dan objek, wahana, sensor, serta pengguna data. Penjelasan mengenai masing-masing komponen dapat dilihat pada uraian di bawah. 1. Sumber Tenaga Sumber tenaga merupakan komponen yang diperlukan untuk menyinari objek yang terdapat dipermukaan bumi kemudian memantulkannya ke sensor. 71 Salah satu tenaga yang digunakan dalam penginderaan jauh adalah tenaga matahari. Tenaga matahari memancar ke segala penjuru termasuk ke permukaan bumi dalam bentuk elektromagnetik dan membentuk panjang gelombang. Namun, pada malam hari matahari tidak dapat digunakan sebagai sumber tenaga. Oleh karena itu, sumber tenaga yang digunakan pada malam hari disebut dengan tenaga pulsa. a. Sumber tenaga alami Matahari merupakan sumber tenaga yang alami. Penginderaan jauh yang menggunakan tenaga matahari dikenal dengan sistem pasif. Proses penginderaan jauh yang menggunakan tenaga matahari hanya dapat dilakukan pada siang hari dengan kondisi cuaca cerah. b. Sumber tenaga buatan Penginderaan jauh yang menggunakan tenaga buatan dalam perekamannya disebut dengan sistem aktif. Proses ini dapat dilakukan pada malam hari karena mengandalkan pantulan tenaga buatan yang disebut juga tenaga pulsa atau tidak bergantung pada tenaga matahari. Contoh tenaga buatan yang digunakan dalam proses penginderaan jauh adalah gelombang mikro yang berasal dari baterai, blitz dan sebagainya. Gambar 4.2. Proses penginderaan jauh menggunakan sumber tenaga aktif dan pasif Sumber http://petacitrasatelit.blogspot.com/2013/06/penginderaan-jauh-remote-sensing.html, diunduh pada 21/11/2014, 05:54 WITA 72 Gambar 4.2. memperlihatkan proses penginderaan jauh menggunakan sumber tenaga pasif (garis merah lurus) dan aktif (garis orange putus-putus) . Sumber energi alamiah berupa matahari memancarkan radiasi alamiah menuju target atau objek di permukaan bumi kemudian dipantulkan kembali. Pantulan energi tersebut diterima oleh sensor pasif di wahana perekam data dan selanjutnya ditransmisikan ke pangkalan penerimaan data. Sumber energi buatan berupa gelombang elektromagnetik dipancarkan melalui sensor aktif ke target di permukaan bumi. Energi buatan tersebut juga dipantulkan kembali dan diterima oleh sensor aktif di wahana perekaman data. Terakhir, energi tersebut ditransmisikan ke pangkalan penerimaan data. Kemampuan setiap objek di berbagai tempat untuk menerima jumlah tenaga berbeda-beda. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: wahana penyinaran, topografi dan keadaan cuaca. a. Waktu penyinaran Jumlah energi yang diterima oleh objek pada saat matahari tegak lurus (siang hari) lebih besar daripada saat posisi matahari miring (sore hari). Makin banyak energi yang diterima objek, makin cerah warna objek tersebut. b. Topografi Bentuk permukaan bumi yang memiliki topografi halus dan berwarna cerah lebih banyak memantulkan sinar matahari dibandingkan dengan permukaan yang bertopografi kasar dan berwarna gelap. Dengan demikian, daerah yang bertopografi halus dan cerah akan terlihat lebih terang dan jelas. c. Keadaan cuaca. Kondisi cuaca pada saat pemotretan mempengaruhi kemampuan sumber tenaga dalam memancarkan dan memantulkan energi. Kondisi berkabut dapat menyebabkan hasil penginderaan jauh tidak begitu jelas atau bahkan tidak terlihat. 2. Atmosfer Atmosfer merupakan lapisan yang melindungi bumi dari sinar ultraviolet yang datang dari matahari. Oleh karena itu, radiasi matahari yang memancar ke 73 permukaan bumi terhambat oleh atmosfer, sehingga bagian radiasi sebagai tenaga tersebut dipantulkan kembali, dihamburkan, diserap dan diteruskan. Oleh sebab itu, terdapat istilah jendela atmosfer dalam penginderaan jauh. Jendela atmosfer merupakan spektrum gelombang elektromagnetik yang dapat mencapai bumi. Keadaan atmosfer dapat menghalangi jumlah energi ke permukaan bumi. Itulah sebabnya atmosfer bersifat selektif terhadap tenaga yang dipancarkan ke permukaan bumi. Sebagian gelombang elektromagnetik mengalami hambatan yang disebabkan oleh elemen yang terdapat di atmosfer seperti debu, uap air dan gas. 3. Interaksi antara Tenaga dan Objek Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa terdapat beberapa elemen dalam lapisan atmosfer dapat menghalangi energi yang dipancarkan oleh sumber tenaga (gambar 4.3). Kondisi tersebut dapat mempengaruhi interaksi antara tenaga dan objek. Semakin banyak tenaga yang diterima, semakin jelas dan cerah gambar yang diperoleh. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah tenaga yang diterima semakin gelap gambar yang diterima. Gambar 4.3. Interaksi antara tenaga dan objek. Sumber: http://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id/SitePages/ModulOnline /LihatModulOnline.aspx?ModulOnlineID=118, diunduh pada 21/11/2014, 06:28 WITA Selain itu, interaksi antara tenaga dan objek dapat diamati dari rona yang dihasilkan oleh foto udara. Tiap objek memiliki karakteristik berbeda dalam memantulkan dan memancarkan tenaga ke sensor. Objek yang memiliki daya 74 pantul tinggi akan terlihat cerah pada citra. Sementara itu, objek yang memiliki daya pantul rendah akan terlihat gelap. 4. Wahana Wahana merupakan salah satu komponen penginderaan jauh yang digunakan untuk membawa sensor untuk menangkap energi yang dipantulkan dari permukaan bumi kemudian memancarkannya ke stasiun penerima data. Gambar 4.4 menunjukkan beberapa jenis wahana dan ketinggian yang dapat dijangkau. Jenis-jenis wahana tersebut antara lain: helikopter, pesawat udara, balon stratosfer, roket, dan satelit (LANDSAT, IKONOS, SPOT, QUICKBIRD). Gambar 4.4. Jenis-jenis wahana dalam penginderaan jauh. Sumber: Lindgren, 1985 Semakin tinggi letak sebuah wahana, maka daerah yang terdeteksi atau yang dapat diterima oleh sensor semakin luas. Gambar 4.5. memperlihatkan hirarki jangkauan penginderaan jauh berdasarkan ketinggian dan jangkauan yang dapat diraih. Keterangan: I. Satelit dengan orbit 20036.000 km; II. Pesawat yang terbang tinggi, > 15 km; III. Pesawat yang terbang sedang, 9-15 km; IV. Pesawat yang terbang rendah, < 9 km Gambar 4.5. Hirarki wahana dalam penginderaan jauh. Sumber: National Academi of Sciences, 1977 75 Jangkauan satelit Jangkauan pesawat tinggi dan sedang Jangkauan pesawat rendah Gambar 4.6. Jangkauan penginderaan jauh. Sumber: diolah dari berbagai sumber, 2014 76 5. Sensor Sensor terletak di dalam wahana dan berfungsi menerima informasi dalam berbagai bentuk antara lain: sinar atau cahaya, gelombang bunyi, dan daya elektromagnetik. Sensor tersebut digunakan untuk melacak, mendeteksi dan merekam suatu objek dalam daerah jangkauan tertentu. Tiap sensor memiliki kepekaan dan kemampuan yang berbeda terhadap bagian spectrum elektromagnetik. Kemampuan sensor untuk merekam gambar paling kecil disebut resolusi spasial. Resolusi bergantung kepada besar kecilnya objek. Semakin kecil objek yang dapat direkam oleh sensor, semakin baik resolusi spasial yang dihasilkan di foto citra. Berdasarkan proses perekamannya, sensor dapat dibedakan atas sensor fotografi dan sensor elektronik. Penjelasan kedua sensor tersebut adalah sebagai berikut: a. Sensor Fotografi Proses perekaman penginderaan jauh ini menggunakan kamera atau melalui proses kimiawi. Prose kerja sensor fotografi bergantung kepada pantulan tenaga dari objek. Tenaga elektromagnetik yang diterima kemudian direkam di sebuah detektor berupa film yang dilapisi unsur kimia. Hasil dari sensor fotografik ini berupa foto udara jika proses penginderaan jauh di lakukan dari udara, baik melalui pesawat udara atau wahana lainnya di bumi. Namun, jika proses penginderaan jauh di lakukan menggunakan satelit, hasilnya disebut foto satelit atau foto orbital. Menurut Lillesand dan Kiefer (1990), terdapat beberapa keuntungan jika menggunakan sensor fotografi. Keuntungan tersebut antara lain: menggunakan cahaya sederhana seperti proses pemotretan sederhana, biaya tidak terlalu mahal dan resolusi spasial yang baik. b. Sensor Elektronik Sensor elektronik merupakan komponen yang bekerja secara elektrik dengan proses komputer. Proses perekamamnya dilakukan dengan memotret data visual dari layar atau dengan menggunakan film perekam khusus. Hasil akhir dari proses elektronik adalah data visual dan data digital/numerik yang disebut sebagai citra. 77 6. Pengguna Data Pengguna data merupakan orang atau lembaga yang memanfaatkan hasil dari proses penginderaan jauh. Data indera jauh akan bermanfaat jika digunakan. Oleh karena itu, kerincian, keandalan dan kesesuaian data terhadap pengguna sangat menentukan diterima atau tidaknya data oleh mereka. Setelah mengetahui komponen-komponen dalam penginderaan jauh, dapat dijabarkan tahapan-tahapan dalam mendapatkan foto inderaja. Secara garis besar, proses tersebut dapat dilihat di dalam gambar 4.7. Sumber tenaga, baik matahari maupun wahana pemancar tenaga menyalurkan radiasi ke objek di permukaan bumi. Energi tersebut kemudian dipantulkan kembali menuju wahana dan sensor. Seletah itu, wahana mentransmisikan data ke pangkalan penerima data. Keluaran dari proses ini berupa data baik citra foto maupun citra non-foto. Data dari proses pemotretan jarak jauh kemudian akan diintepretasi oleh tim analisis (gambar 4.7). Gambar 4.7. Jangkauan penginderaan jauh. Sumber: diolah dari berbagai sumber, 2014 4.3. CONTOH SOAL 1. Jelaskan pengertian Penginderaan Jauh menurut Anda! 2. Sebutkan dan jelaskan jenis penginderaan jauh! 3. Sebutkan komponen-komponen dalam penginderaan jauh dan berikan penjelasan! 4. Jelaskan proses penginderaan jauh secara garis besar! 78 4.4. DAFTAR PUSTAKA Estes J.E. 1974. Imaging with Photographic and Nonphotographic Sensor System, In: Remote Sensing Techniques for Environmental Analysis. California: Hamliton Publishing Company Lillesand, Kiefer. 1988. Penginderaan Jauh dan Intepretasi Peta. Yogyakarta: Gajah Mada University Press Lindgren, D.T. 1998. Land Use Planning and Remote Sensing, Doldreht: Martinus Nijhoff Publisher Sutanto. 1998. Penginderaan Jauh. Yogyakarta: Gajah Mada University Press 79