EFEKTIVITAS ANTIMIKROBA BERBAGAI JENIS MINYAK NABATI SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN PASTA GIGI TERHADAP BAKTERI Streptococcus mutans Rahmawati Nur Annisa1*, Zaraswati Dwyana1, Indah Raya2 1Jurusan Biologi FMIPA Universitas Hasanuddin 2Jurusan Kimia FMIPA Universitas Hasanuddin 1*Email: [email protected] No Telp: 085396821331 ABSTRACT The research about "Antimicrobial Effectiveness Some Kind of Vegetable Oil as Additive Toothpaste against Streptococcus mutans bacteria" has been done. This research was aimed to identify the potential antimicrobial of some kind Vegetable Oil as antimicrobial against S. mutans. The Samples were used several of vegetable oil that were tested to S. mutans bacteria. Inhibition testing of oil performed by the agar diffusion method using blankdisk. The result showed that VCO, Olive Oil and Clove Oil had antimicrobial potential against bacteria S. mutans. Keywords : Antimicrobials, Vegetable Oil, Streptococcus mutans. PENDAHULUAN Kesehatan gigi merupakan hal yang sangat penting, bahkan sejak zaman dahulu perhatian terhadap kesehatan gigi sudah berlangsung di Mesir 1500 tahun SM (Dunning, 1975). Penyebab utama penyakit gigi yaitu plak, yang menyebabkan karies maupun radang periodonsium (Hoowink dkk, 1993). Karies dan penyakit pada periodonsium merupakan penyakit gigi dengan prevalensi tinggi, bahkan di negaranegara maju sampai mencapai 50%. Di Indonesia, survei Direktorat Kesehatan Gigi tahun 1994/1995 pada anak usia 12 tahun mendapatkan angka prevalensi karies dan radang periodontal sebesar 74,41% dengan Decayed Missing, Filled-Teeth (DMF-T) rata-rata sebesar 2,5%. Karies gigi sering disebabkan oleh S. mutans. Bakteri ini mampu melekat pada permukaan gigi dengan memproduksi enzim glukosil transferase dan menghasilkan glukan yang tidak larut dalam air sehingga berperan dalam menimbulkan plak dan koloni pada permukaan gigi (Orland,1982). Karies dapat dicegah dengan berbagai cara salah satunya dengan cara membersihan plak secara teratur dan menggunaan bahan anti kuman untuk menekan S. mutans (Pistorius, 2003). Saat ini kontrol plak dilengkapi dengan penambahan jenis bahan aktif yang mengandung bahan dasar alami maupun bahan sintetik sebagai bahan antibakteri. Bahan antibakteri tersebut tersedia dalam larutan kumur dan pasta gigi (Pistorius, 2003). Penambahan bahan tertentu pada pasta gigi dapat mengurangi jumlah bakteri penyebab karies (Lestari dan Boesro, 1999). Bahan-bahan tertentu yang biasa ditambahkan dalam pasta gigi adalah bahan yang mengandung senyawa yang berpotensi sebagai antibakteri. Salah satu zat yang umum ditambahkan pada pasta gigi adalah dari bahan herbal (Sasmita dkk., 2007). Pasta gigi herbal yang telah digunakan di Indonesia adalah pasta gigi daun sirih. Menurut Hasim (2003), daun sirih mempunyai kandungan aktif minyak atsiri, eugenol dan tannin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi dari berbagai jenis minyak nabati sebagai antimikroba terhadap bakteri S. mutans sehingga dapat dijadikan sebagai bahan tambahan dalam pasta gigi BAHAN DAN METODE Persiapan Sampel Sampel yang digunakan adalah minyak Virgin Coconut Oil (VCO), Minyak Zaitun, Minyak Cengkeh, Minyak Bunga Matahari, Minyak Jagung, Minyak Kedelai, Minyak Canola dan Minyak Kulit Ari Beras Pembuatan Suspensi Bakteri Uji Bakteri Streptococcus mutans yang telah diremajakan disuspensi menggunakan NaCl steril 0,9%. Kemudian diukur tingkat kekeruhannya menggunakan spektro hingga di peroleh tingkat transmitan 25%. Uji Daya Hambat Minyak Nabati Suspensi bakteri uji dituang ke dalam cawan petri steril sebanyak 1 ml, kemudian dituangkan medium GNA pada suhu 45-50̊ C sebanyak 15-20 ml. Kemudian dibiarkan memadat. Kertas cakram yang telah direndam dalam larutan sampel minyak selama 15 menit di dalam botol vial, kemudian dilekatkan secara aseptis ke atas medium GNA dengan jarak antar kertas cakram 2 cm, di dalam Laminary Air Flow (LAF). Kemudian cawan petri tersebut diinkubasi dengan suhu 37̊ C selama 24 jam dan 48 jam. Setelah masa inkubasi tersebut, diukur diameter zona hambatan pertumbuhan bakteri di sekeliling kertas cakram dengan menggunakan jangka sorong. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Uji Potensi Antimikroba Berbeagai Jenis Minyak Nabati terhadap Streptococcus mutans Hasil pengukuran diameter hambatan menggunakan berbagai jenis minyak nabati terhadap bakteri S. mutans setelah 24 jam disajikan pada Tabel 1. Pada Tabel 1 nampak hasil pengukuran diameter hambatan dari berbagai jenis minyak nabati yag digunakan. Dari delapan sampel minyak yang digunakan diperoleh hasil dimana hanya tiga jenis minyak saja yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri S, mutans, ketiga minyak tersebut yaitu VCO, minyak zaitun, dan minyak cengkeh dengan diameter zona hambatan masing-masing 11,65; 9,15 dan 13,5 mm dengan masa inkubasi 24 jam. Tabel 1. Hasil pengukuran diameter hambatan dari beberapa sampel minyak Virgin Coconut Oil (VCO) dan Minyak Zaitun terhadap pertumbuhan bakteri Steptococcus mutans. No. 1. 2. 3. 4. Jenis Minyak Nabati VCO Minyak Zaitun MInyak Cengkeh Minyak Bunga Matahari Rata-rata diameter zona hambatan (mm) 24 Jam 11,65 9,15 13,5 - 5. 6. 7. 8. Minyak Jagung Minyak Kedelai Minyak Canola Minyak Kulit Ari Beras Adanya zona hambatan yang terbentuk dari VCO, minyak zaitun dan minyak cengkeh menandakan bahwa ketiga minyak tersebut memiliki kandungan senyawa yag berpotensi dalam menghambat petumbuhan bakteri S. mutans. Penurunan jumlah mikroorganisme oleh VCO diduga oleh kandungan asam lemak rantai sedang dalam VCO, melalui mekanismenya dalam merusak dinding sel bakteri. Asam lemak rantai sedang merupakan ciri khas dari minyak kelapa, terdiri dari asam laurat (43-53%), asam miristat (16-21%), asam palmitat (7.5-10%), asam kaprilat (5-10%), dan asam kaprat (4.58%). Beberapa asam lemak rantai sedang, terutama asam laurat, diklaim memiliki sifat bakterisidal atau mampu menghambat pertumbuhan bakteri patogen (Villarino dkk., 2007). Asam laurat adalah asam lemak jenuh yang berantai sedang atau biasa disebut dengan medium chain fatty acid (MCFA) yang mudah dimetabolisme dan bersifat antimikroba (aniti virus, anti bakteri dan anti jamur) sehingga dapat meningkatkan kekebalan tubuh (Kabara, 1996). Suhirman (2004) menyatakan bahwa asam laurat (C-12) bersifat antibakteri lebih kuat dibandingkan kaprilat (C-8), kaprat (C10) dan miristat (C-14). Andi (2005) menambahkan bahwa asam laurat menghancurkan dinding sel mikroba bakteri dan virus yang terdiri dari lipid, kandungan lipid dihancurkan maka dinding selnya hancur, isi sel keluar sehingga mikroba mati. Minyak zaitun memiliki beberapa manfaat antara lain sebagai sumber skualene, kaya antioksidan, dan dapat meningkatkan sirkulasi. Minyak zaitun mengandung senyawa seperti fenol, tokoferol, sterol, pigmen, dan skualene, yang memegang peran penting dalam kesehatan. Minyak zaitun terdiri dari zat-zat minyak yang dinamakan glesiredat (ester) dengan persentase 97% dan zat-zat minyak lainnya. Senyawa fenol yang terkandung dalm minyak zaitun memiliki aktivitas antimikroba, sehingga minyakzaitun mampu menghambat pertumbuhan mikroba salah satunya bakteri. Tanaman cengkeh dapat digunakan sebagai alternatif antibakteri secara herbal. Komponen dari tanaman cengkeh untuk antibakteri adalah daunnya karena dapat menghasilkan minyak cengkeh lebih esensial dari pada bagian tanaman cengkeh yang lain. Senyawa eugenol memiliki sifat lipofilik yang dapat mengakibatkan terjadinya adhesi dengan membran sel bakteri sehingga tekanan osmotik meningkat, menyebabkan kerusakan pada membran sel dan menghambat respirasi bakteri. Terhambatnya proses respirasi pada bakteri akan menimbulkan terganggunya transpor ion pada sel sehingga bakteri akan mengalami kematian (Kumala dkk., 2008) Di dalam senyawa eugenol juga terdapat ikatan fenol yang jika menempel pada sel bakteri akan membuat bakteri mengalami lisis kemudian mati. Hal ini terjadi karena protein yang dimiliki mengalami penggumpalan sehingga enzim transpeptidase mengalami perubahan. Selanjutnya, muncul gangguan pada proses pembentukan dinding sel bakteri yang tersusun oleh peptidoglikan dengan gugus polisakarida dan polipeptida. Dinding sel yang telah rusak dan tak terbentuk mengakibatkan bakteri mati (Towaha, Y., 2012). Para ahli mikrobiologi pangan telah menyelidiki sifat antimikroba dari banyak molekul tanaman misalnya dari tumbuhan herba, rempah-rempah, minyak esensial dan makanan (Proestos dkk.,2005). KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dari 8 sampel yang digunakan hanya tiga sampel minyak yang memiliki potensi dalam menghambat pertumbuhan S. mutans DAFTAR PUSTAKA Dunning, JM., 1975. Principle of Dental Public Health. 2nd ed. Harvard University Press. Massachussetts.40. Hasim. 2003. Daun Sirih sebagai Antibakteri dalam Pasta Gigi. http://www.kompas.com [04 Oktober 2014]. Houwink, B., Backer D., Cramwinckel AB., 1993. Ilmu kedokteran Gigi Pencegahan. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.275-76 Kabara, J. J., 1996. Health Oils from Tree of Life (Nutritional and Health Aspects of Coconut Oil). Universities and Goverment Agencies. Galena, Illionis. Kumala, shirly dan Dian I., 2008. Efek Anti Bakteri Ekstrak Etanol Daun Cengkeh Eugenia aromatic L.. Jurnal Farmasi Indonesia. 4(2): 82-87. Lestari, S. dan Boesro, S. 1999. Pencegahan Karies Gigi dengan Kumur-Kumur Larutan Fluoride Dan Pasta Gigi Berfluoride di SDN Grogol 01,03 dan 09 Jakarta Barat. Majalah Ilmiah Kedokteran Gigi. Edisi Khusus FORIL VI FKG USAKTI. Jakarta p. 77-83. Lannete EH, Ballows A., Hausler W.J., 1995. Manual of Clinical Microbiology 4th ed. American Society for Microbiology. Washington D.C.450-459, 972-976. Orland FDJ. , 1982. Microbiology in Clinical Dentistry. John Wright Inc. Massachussetts. 13: 153-155. Pistorius A, Willershausen B, Steinmeier EM and Kreisler M, 2003. Efficacy of subgingival irrigation using herbal extract on gingival inflamation. J Periodontol,74: 616–22. Proestos, C., Chorianopoulos, C., Nychas, G. J. E., and Komaitis, M., 2005. RP-HPLC Analysis Of Phenolic Compounds Of Plant Extracts. Investigation of their antioxidant capacity andantimicrobial activity. J. Agric. Food Chem. 53, 11901195 Sasmita, I., Pertiwi dan A., Halim. 2007. Gambaran Efek Pasta Gigi yang Mengandung Herbal Terhadap Penurunan Indeks Plak. Jurnal PDGI, edisi khusus PIN IKGA II: 37-41. Suhirman, 2004. Manfaat VCO bagi Kesehatan Masyarakat. Harian kompas.Selasa 13 April, Hal.33. Towaha, Y., 2012. Manfaat Eugenol Cengkeh dalam Berbagai Industri di Indonesia. Jurnal Perspektif. 11(2): 79-90. Villarino BJ, Dy LM, Concepcion M, Lizada C., 2007. Descriptive Sensory Evaluation of Virgin Coconut Oil and Refined, Bleached and Deodorized Coconut Oil. LWT-Food Sci Technol 40: 193– 199. DOI: 10.1016/j.lwt.2005.11.007.