21.JURNAL EFEK TERAPI PIJAT MINYAK - E

advertisement
128
VOLUME 10 NO 2 DESEMBER 2014
EFEK TERAPI PIJAT MINYAK KELAPA TERHADAP KENAIKAN BERAT BADAN
PADA BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR CUKUP (BBLC)
Fatimah Masyhur1, Pertiwi Febriana Chandrawati2, Rahayu3
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang, Jl. Bendungan Sutami No. 188A, Kota Malang,
65145, Indonesia 0341-551149
E-mail: [email protected]
ABSTRAK
EFEK TERAPI PIJAT MINYAK KELAPA TERHADAP KENAIKAN BERAT BADAN PADA BAYI
DENGAN BERAT BADAN LAHIR CUKUP (BBLC). Latar Belakang: Pijat bayi diberikan sebagai stimulasi
sentuhan serta dapat meningkatkan berat badan bayi. Terapi pijat dengan pengolesan minyak secara topikal dapat diserap
neonatus dan bisa digunakan untuk perbaikan nutrisi. Kandungan asam lemak minyak kelapa mempengaruhi profil asam
lemak bayi yang dipijat. Terapi pijat minyak kelapa tidak memiliki efek samping. Tujuan: Mengetahui bagaimana efek terapi
pijat minyak kelapa terhadap kenaikan berat badan bayi BBLC. Metode dan Sampel: Penelitian Quasy Experimental Design.
Jumlah sampel 27 bayi BBLC dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu kontrol, pijat baby oil, dan pijat minyak kelapa. Kelompok
yang dipijat mendapat terapi pijat 15 menit/hari 5 kali setiap minggu selama 4 minggu. Kelompok pijat baby oil dan
minyak kelapa masing-masing diberi baby oil 5 ml dan minyak kelapa 5 ml setiap pemijatan. Berat badan bayi ditimbang
pada awal penelitian dan satu kali setiap minggu selama 4 minggu. Hasil dan Diskusi: Hasil penelitian menunjukkan
kenaikan berat badan paling besar pada kelompok minyak kelapa yaitu 9 bayi (100%) dengan rata-rata total kenaikan berat
badan selama 4 minggu 1161,11 gram. Hasil uji Wilcoxon kelompok kontrol, baby oil, dan minyak kelapa masing-masing
pada minggu pertama sebesar 0,105; 0,011; 0,008, minggu kedua 0,008; 0,012; 0,007, minggu ketiga 0,008; 0,012; 0,007,
dan minggu keempat 0,007; 0,012; 0,008. Nilai OR kelompok baby oil 1,125 (OR > 1) IK 95% 0,89 – 1,41 berarti pijat
baby oil merupakan faktor resiko peningkatan berat badan. Nilai OR kelompok minyak kelapa 1,500 IK 95% 0,94 – 2,38
berarti pijat minyak kelapa merupakan faktor resiko yang menyebabkan peningkatan berat badan. Kesimpulan: Pijat
minyak kelapa menyebabkan kenaikan berat badan yang lebih besar pada bayi BBLC dibandingkan yang tidak dipijat namun
tidak bermakna secara statistik.
ABSTRACT
THE EFFECT OF COCONUT OIL MASSAGE THERAPY ON WEIGHT GAIN OF NORMAL BIRTH
WEIGHT NEWBORN BABIES. Background: Baby massage is given as touch stimulation and it will enhance the baby’s weight.
Topical oil application on massage therapy can be absorbed by neonates and used for nutritional improvement. The coconut oil fatty acids
influence the baby’s fatty acids profiles who receive massage. Coconut oil massage therapy has no side effects. Purpose: To know the
effect of coconut oil massage therapy against weight gain on normal birth weight neonates. Method and sample: Quasy Experimental
Research Design. Total samples of 27 normal birth weight neonates were divided into 3 groups, i.e.: control, baby oil, and coconut oil
group. The massage groups were given massage 15minutes/day 5times/week for 4weeks. Baby oil group were given 5ml baby oil and coconut
oil group were 5ml coconut oil in every massage. The babies weighed before the first massage and weighed once a week for 4weeks. Result
and discuss: The weight gain is greatest at coconut oil group, 9 neonates (100%) with average of total weight gain for 4weeks was
1161.11 grams. Wilcoxon results for control, baby oil, and coconut oil groups for the first week were 0.105; 0.011; 0.008, second week
0.008; 0.012; 0.007, third week 0.008; 0.012; 0.007, and the last week 0.007; 0.012; 0.008. The baby oil group’s OR was 1.125
(OR>1) CI 95% 0.89 – 1.41 which means baby oil massage result in weight gain. The OR for coconut oil group 1.500 CI 95% 0.94
– 2.38 which means coconut oil massage is a risk factor for baby weight gain. Conclusion: Coconut oil massage gives better weight
gain of baby with enough birth weight compared to those without massage but not statistically significant.
Key Words: Coconut Oil, Massage Therapy, Weight Gain
PENDAHULUAN
Pijat bayi merupakan salah satu kebudayaan tradisional
yang paling tua di Indonesia bahkan di dunia. Di negara
Cina dan Yunani ditemukan bukti telah adanya pijat sebagai
media terapi kesehatan sejak ribuan tahun lalu. Sedangkan
di Indonesia, hampir seluruh daerah mempunyai kebiasaan
memijatkan bayinya sejak lahir hingga masa kanak-kanak.
Pelaku utama pijat bayi tradisional adalah dukun bayi yang
mendapatkan keterampilan secara turun temurun (Lestari,
2012). Terapi pijat dengan pengolesan minyak telah
dipraktikkan secara rutin di banyak negara (Sankaranarayanan,
2005). Hasil penelitian Solanki et al., (2005) di bagian
EFEK TERAPI PIJAT MINYAK KELAPA TERHADAP BERAT BADAN PADA.... 129
Pediatri, KEM Hospital, India, menyatakan pengaplikasian
minyak secara topikal dapat diserap neonatus dan bisa
digunakan untuk perbaikan nutrisi. Kandungan asam lemak
minyak safflower dan kelapa mempengaruhi perubahan
profil asam lemak bayi yang mendapat terapi pijat. Terapi
pijat dengan minyak safflower dan minyak kelapa tidak
memiliki efek samping (Solanki, 2005). Tanaman kelapa
merupakan tanaman serbaguna dan hampir seluruh bagian
kelapa dapat dimanfaatkan dalam produk minuman, obatobatan maupun bahan lainnya. Indonesia sebagai negara
tropis memiliki banyak jenis tanaman yang dapat digunakan
sebagai sumber nabati, salah satunya adalah kelapa (Fajrin,
2012).
Saat ini Indonesia masih menyandang status sebagai
negara berkembang (Wiguna, 2012). Sebagai negara
berkembang dan sedang membangun, Indonesia memiliki
beberapa ketertinggalan dan kekurangan dibandingkan negara
yang lebih maju. Di bidang kesehatan, Indonesia harus
memerangi berbagai penyakit infeksi dan kurang gizi yang
saling berinteraksi satu sama lain menjadikan tingkat
kesehatan masyarakat tidak kunjung meningkat secara
signifikan (Hadi, 2005).
Berdasarkan kongres WHO tentang pengobatan
tradisional tahun 2008 di Beijing memberikan resolusi agar
mengembangkan pelayanan kesehatan tradisional sesuai
kondisi negara masing-masing dan komitmen bangsa Indonesia untuk berperan aktif dalam Millenium Development
Goals (MDG) terutama poin kesehatan ibu dan anak, maka
mengembangkan potensi budaya tradisional sebagai sarana
pemecahan masalah kesehatan ibu dan anak menjadi cara
yang tepat terutama di daerah-daerah terpencil (Lestari,
2012). Salah satu target pembangunan adalah menciptakan
sumber daya manusia yang optimal. Kondisi yang optimal
sejak bayi akan mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak. Untuk mencapai tumbuh kembang
optimal bayi membutuhkan stimulasi asih, asuh, dan asah
yang optimal dari lingkungannya. Pijat merupakan stimulasi
taktil yang memiliki efek biokimia dan fisiologi di dalam
tubuh (Lestari, 2012). Pada bayi baru lahir, pijat diberikan
sebagai stimulasi sentuhan dan dipercaya dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan bayi
(Wahyutami, 2010). Stimulasi pijat yang diberikan oleh ibu
bayi dapat meningkatkan ikatan dan interaksi ibu-bayi,
meningkatkan berat badan bayi, dan menstimulasi produksi
ASI (Dewi, 2011).
Karena itu penulis menyimpulkan bahwa aplikasi
minyak kelapa dalam pijat bayi bermanfaat untuk
meningkatkan nutrisi sehingga perlu diketahui efek terapi
pijat menggunakan minyak kelapa terhadap kenaikan berat
badan bayi.
METODE
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen
korelasional eksplanatif dengan menggunakan metode Quasi
Experimental Design. Merupakan penelitian korelasional karena
bertujuan mengetahui efek dari pemijatan dengan minyak
kelapa terhadap kenaikan berat badan. Penelitian ini termasuk
eksplanatif karena menggunakan uji hipotesis.
Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan selama 4 minggu di
rumah-rumah bayi yang mendapat terapi pijat dan kontrol.
Populasi dan Sampel
Populasi penelitian adalah bayi yang bertempat tinggal
di wilayah kecamatan Blimbing kota Malang bulan JuniAgustus 2013. Sampel diambil dari populasi bayi yang
bertempat tinggal di wilayah kecamatan Blimbing kota
Malang yang memenuhi kriteria inklusi. Sampel dibagi
menjadi tiga kluster, yaitu 1 kelompok bayi BBLC yang
tidak mendapat terapi pijat, 1 kelompok bayi BBLC mendapat
terapi pijat dengan minyak kelapa VCO, dan 1 kelompok
bayi BBLC mendapat terapi pijat dengan minyak mineral
(baby oil). Sampel diambil dengan menggunakan metode
probability sampling dengan teknik cluster sampling.
Estimasi besar sampel dihitung menggunakan rumus
untuk cluster sampling. Target bayi lahir di wilayah kecamatan
Blimbing perbulan sekitar 84 bayi sehingga populasi
penelitian ini berjumlah 84 bayi. Karena itu maka jumlah
sampel yang digunakan akan dihitung dengan rumus:
Jumlah sampel yang digunakan tiap kelompok terdiri
dari 7 bayi. Masing-masing kelompok ditambah 20% dari
jumlah sampel untuk menghindari terjadinya drop out.
Setiap kelompok ditambah 2 bayi sehingga total sampel
setiap kelompok 9 bayi dan total seluruh sampel adalah 27
bayi.
Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Kriteria inklusi adalah bayi BBLC yang lahir di wilayah
kecamatan Blimbing kota Malang, bayi tanpa komplikasi
dalam proses kelahiran (asfiksia neonatorum, bayi lahir
kasep), dan orang tua bayi bersedia untuk ikut serta dalam
penelitian.
Kriteria eksklusi meliputi: bayi dengan kelainan
kongenital (atresia ani, kelainan jantung kongenital, dan
hidrosefalus), bayi yang sakit dalam penelitian, dan bayi
yang membutuhkan terapi khusus karena penyakit yang
berat
(leukemia, diare sedang dan berat, dan asma.
Alat dan Bahan
Alat penelitian meliputi: lembar panduan cara memijat,
kain handuk, perlak bayi (alas tahan air), bantal bayi,
timbangan bayi, dan jam. Bahan yang digunakan dalam
penelitian adalah minyak kelapa VCO dan baby oil.
Teknik Pemijatan
Bayi dipijat dengan frekuensi 5 kali dalam seminggu
selama 4 minggu. Jumlah minyak yang digunakan setiap
pemijatan adalah 5 mL per bayi dengan minyak kelapa. Bayi
yang dipijat dengan minyak mineral diberi jumlah minyak
yang sama. Durasi pemijatan setiap kali adalah 15 menit,
terbagi dalam 3 sesi, yaitu 5 menit pertama stimulasi taktil,
130
VOLUME 10 NO 2 DESEMBER 2014
5 menit kedua stimulasi kinestetis, dan 5 menit terakhir
stimulasi taktil. Pijat yang dilakukan oleh ibu bayi
menggunakan minyak kelapa dan minyak mineral dengan
metode pijat menggunakan protokol Field et al., (1986)
yaitu: persiapan, stimulasi taktil, kinestetik, dan taktil.
Persiapan meliputi: ibu bayi mencuci tangan, bayi
diletakkan dalam posisi tengkurap, dan mengambil minyak
kelapa dan mengoleskan ke bagian tubuh bayi yang akan
dipijat. Tahapan stimulasi taktil dimulai dengan memijat
bayi dengan tekanan sedang menggunakan jari-jari kedua
tangan yang berada dalam posisi satu bidang selama 10
detik dengan arah dari atas kepala bayi, turun ke bagian
belakang kepala menuju leher dan kembali ke bagian atas
kepala. Lalu dari bagian belakang leher melewati bahu lalu
kembali ke leher, dari punggung bagian atas hingga ke
bokong dan kembali ke punggung atas (tidak boleh
menyentuh tulang belakang). Selanjutnya kedua kaki dipijat
bersamaan dari pinggul ke telapak kaki dan kembali ke
pinggul, dan kedua lengan dipijat dari bahu ke pergelangan
tangan dan kembali ke bahu bersamaan kanan dan kiri.
Stimulasi kinestetik dilakukan dengan memposisikan
bayi telentang, setiap menit dalam 5 menit terdiri dari enam
gerakan fleksi/ekstensi pasif masing-masing anggota gerak
selama 10 detik. Gerakan “seperti bersepeda” dilakukan
pada lengan kanan, lengan kiri, kaki kanan, kaki kiri, dan
kedua kaki bersamaan.
Selanjutnya stimulasi taktil dilakukan dengan cara bayi
dipijat dengan tekanan sedang menggunakan jari-jari kedua
tangan yang berada dalam posisi satu bidang selama 10
detik, dari atas kepala bayi, turun ke bagian belakang kepala
menuju leher dan kembali ke bagian atas kepala. Lalu dari
bagian belakang leher melewati bahu lalu kembali ke leher,
dari punggung bagian atas hingga ke bokong dan kembali
ke punggung atas (tidak boleh menyentuh tulang belakang).
Kemudian kedua kaki dipijat bersamaan dari pinggul ke
telapak kaki dan kembali ke pinggul. Dan kedua lengan
dipijat dari bahu ke pergelangan tangan dan kembali ke
bahu bersamaan kanan dan kiri.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian tentang “Efek Terapi Pijat Terhadap Kenaikan
Berat Badan Bayi Pada Berat Badan Lahir Cukup (BBLC)”
selama 4 minggu dengan sampel berjumlah 27 bayi yang
dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu: kelompok kontrol, pijat
baby oil, dan pijat minyak kelapa. Setiap kelompok terdiri
dari 9 bayi BBLC.
Karakteristik Sampel
Berdasarkan hasil wawancara diperoleh karakteristik
data dasar meliputi jenis kelamin, panjang badan saat lahir,
berat badan lahir, dan usia gestasi saat bayi lahir yang
ditunjukkan pada tabel 1 berikut.
Tabel 1. Karakteristik Data Dasar
Karakteristik
Jenis Kelamin
Perempuan
Laki-laki
Panjang
Badan
Lahir (cm)
< 48
48
49
50
>50
Berat Badan Lahir
(gram)
> 2.500 – 3.000
> 3.000 – 3.500
> 3.500 - < 4.000
Usia Gestasi Saat
Lahir (minggu)
37 – 38
> 38 – 40
> 40 – 42
> 42
Total
Frekuensi
Presentase
12
15
44,44 %
55,56 %
1
2
9
11
4
3,70 %
7,41 %
33,33 %
40,74 %
14,82 %
15
10
2
55,556 %
37,037 %
7,407 %
4
12
10
1
14,815 %
44,444 %
37,037 %
3,704 %
27
100 %
Pada tabel tersebut didapatkan hasil jenis kelamin
sampel terbanyak adalah laki-laki 15 bayi dengan presentase
55,56% dan jenis kelamin perempuan lebih rendah yaitu
sejumlah 12 bayi dengan presentase 44,44%. Berdasarkan
panjang badan bayi saat lahir terbanyak adalah 50 cm dengan
jumlah 11 bayi (40,74%) kemudian diikuti panjang badan
lahir 49 cm 9 bayi (33,33%). Bayi dengan panjang badan
lahir > 50 cm sejumlah 4 bayi (14,82%) yang diketahui
memiliki panjang badan lahir 51 cm melalui wawancara.
Panjang badan lahir dengan presentase terendah adalah < 48
cm yaitu dengan panjang badan lahir 46 cm sebanyak 1 bayi
(3,70%) diikuti panjang badan lahir 48 cm sejumlah 2 bayi
(7,41%).
Berat badan lahir terbanyak adalah >2.500 gram - 3.000
gram dengan jumlah 15 bayi (55,556%), diikuti kelompok
berat badan >3.000 gram – 3.500 gram sebanyak 10 bayi
(37,037%) dan terendah adalah berat badan lahir >3.500 gram
sampai kurang dari 4.000 gram yaitu 2 bayi (7,407%). Usia
gestasi paling banyak adalah >38 minggu hingga 40 minggu
sejumlah 12 bayi (44,444%) diikuti usia gestasi >40 minggu
hingga 42 minggu sebanyak 10 bayi (37,037%), usia gestasi 3738 minggu 4 bayi (14,815%) dan terendah usia gestasi >42
minggu yaitu 1 bayi (3,704%).
Karakteristik Keluarga Sampel
Dari wawancara terhadap orang tua bayi diperoleh data
tentang keluarga bayi yaitu jumlah anak, usia ibu dan ayah
saat bayi dilahirkan, dan penghasilan keluarga per bulan.
Dari hasil penelitian didapatkan jumlah anak dalam keluarga
yang terbanyak adalah 2 anak dengan frekuensi 17 keluarga
(62,963%) diikuti dengan 3 anak sebanyak 6 keluarga
(22,222%) dan paling sedikit adalah keluarga dengan 1 anak
yaitu 4 keluarga (14,815%).
EFEK TERAPI PIJAT MINYAK KELAPA TERHADAP BERAT BADAN PADA.... 131
Usia ibu paling banyak pada kisaran 26-35 tahun yaitu
20 ibu (74,074%). Ibu yang berusia >35 tahun adalah 4
orang (14,815%) dan yang paling sedikit adalah ibu berusia
20-25 tahun sebanyak 3 orang (11,111%). Usia ayah paling
banyak berkisar 31-40 tahun sejumlah 19 orang (70,370%)
diikuti usia ayah >40 tahun sebanyak 5 orang (18,519%) dan
paling sedikit adalah usia ayah antara 25-30 tahun 3 orang
(11,111%).
Penghasilan keluarga per bulan dibagi menjadi 3
kelompok. Yaitu penghasilan <1.000.000 rupiah,
penghasilan antara 1.000.000 – 2.000.000 rupiah, dan
penghasilan >2.000.000 rupiah. Dari hasil penelitian ini
terlihat bahwa penghasilan keluarga per bulan yang paling
banyak adalah 1.000.000 – 2.000.000 rupiah yaitu 18 keluarga
(66,667%) diikuti secara berurutan oleh penghasilan keluarga
>2.000.000 per bulan sebanyak 6 keluarga (22,222%) dan 3
keluarga (11,111%) memiliki penghasilan keluarga
<1.000.000 rupiah setiap bulannya.
Tabel 2. Karakteristik Keluarga Sampel
Karakteristik
Jumlah Anak
1
2
3
Usia Ibu
20-25 tahun
26-35 tahun
>35 tahun
Usia Ayah
25-30 tahun
31-40 tahun
>40 tahun
Penghasilan Keluarga per Bulan
< 1.000.000
1.000.000 – 2.000.000
> 2.000.000
Total
Hasil Rekap Data Nutrisi Bayi
Hasil rekap data nutrisi bayi diperoleh dari wawancara
dan pengisian lembar data mingguan yang diisi oleh ibu
bayi. Rekap nutrisi bayi berisi nutrisi yang diberikan kepada
bayi, frekuensi ASI/hari, jumlah susu formula/hari, dan
merek susu formula yang digunakan. Nutrisi dibagi menjadi
3 kriteria yaitu nutrisi untuk bayi berupa ASI, ASI dengan
tambahan susu formula (ASI + formula), dan hanya susu
formula. Frekuensi ASI/hari dikategorikan baik bila
Frekuensi
4
17
6
Presentase
14,815 %
62,963 %
22,222 %
3
20
4
11,111 %
74,074 %
14,815 %
3
19
5
11,111 %
70,370 %
18,519 %
3
18
6
27
11,111 %
66,667 %
22,222 %
100 %
frekuensi ibu menyusui >15 kali dengan durasi 15 menit
atau >20 kali dengan durasi 10 menit.
Pemberian ASI dikategorikan cukup bila frekuensi
menyusui >10 kali dengan durasi >10 menit dan
dikategorikan kurang bila frekuensi menyusui <10 kali.
Frekuensi ASI dikategorikan 0 bila bayi tidak pernah
mendapat ASI dan hanya mendapat asupan nutrisi berupa
susu formula.
Tabel 3. Rekap Data Nutrisi Bayi
Jenis Data
Nutrisi
ASI
ASI + susu formula
Susu formula
Frekuensi ASI/hari
Baik
Cukup
Kurang
0
Jumlah Susu Formula/hari
0 ml
> 0 ml – 250 ml
> 250 ml – 500 ml
> 500 ml – 1000 ml
Merek Susu formula
SGM
Lactogen
Bebelove
Tidak menggunakan susu formula
Total
Jumlah Bayi
Presentase
11
15
1
55,6 %
40,7 %
3,7 %
14
6
6
1
51,9 %
22,2 %
22,2 %
3,7 %
11
12
1
3
40,7 %
44,4 %
3,7 %
11,1 %
10
5
1
11
27
37,04 %
18,52 %
3,70 %
40,74 %
100 %
132
VOLUME 10 NO 2 DESEMBER 2014
Deskripsi Jenis Nutrisi dan Kelompok Perlakuan
Dihubungkan dengan Berat Badan Bayi
Deskripsi jenis nutrisi bayi dan kelompok perlakuan
dihubungkan dengan berat badan bayi membahas kenaikan
berat badan bayi tiap-tiap kelompok perlakuan berdasarkan
jenis nutrisi yang didapat bayi. Nutrisi yang didapat oleh
bayi dibagi menjadi 3 jenis, yaitu bayi yang mendapat
asupan ASI dan susu formula, bayi yang mendapat ASI
eksklusif, dan bayi yang hanya mendapat susu formula.
Berat badan awal bayi dikategorikan menjadi dua, yaitu
bawah rata-rata dan atas rata-rata. Berat badan bayi disebut
bawah rata-rata apabila berat badannya berada di bawah nilai
rata-rata berat badan kelompoknya dan disebut atas rata-rata
apabila berat badannya berada di atas nilai rata-rata kelompok
perlakuannya.
Peningkatan berat badan bayi dikategorikan tetap
apabila kenaikan berat badan bayi berada di bawah nilai ratarata kenaikan berat badan kelompok perlakuan bayi tersebut.
Berat badan bayi dikategorikan meningkat apabila kenaikan
berat badan bayi lebih besar dari nilai rata-rata kelompok
perlakuannya. Data nutrisi dan kelompok perlakuan bayi
dihubungkan dengan berat badan awal dan peningkatan
berat badan bayi tersaji pada tabel 4.
Tabel 4. Nutrisi dan Kelompok Perlakuan Bayi Dihubungkan dengan Berat Badan Awal dan
Peningkatan Berat Badan
Berat Badan Awal
Bawah
Atas
Rata-rata
Rata-rata
Kelompok
Kelompok Kontrol
Nutrisi ASI + susu
formula
ASI
Total
Kelompok Baby oil
Nutrisi ASI + susu
formula
ASI
Total
Kelompok Minyak Kelapa
Nutrisi ASI + susu
formula
ASI
Susu formula
Total
Berat Badan Akhir
Tetap
Meningkat
Total
1
20,0%
2
50,0%
3
33,3%
4
80,0%
2
50,0%
6
66,7%
1
20,0%
2
50,0%
3
33,3%
4
80,0%
2
50,0%
6
66,7%
5
100,0%
4
100,0%
9
100,0%
5
71,4%
2
100,0%
7
77,8%
2
28,6%
0
0,0%
2
22,2%
1
14,3%
0
0,0%
1
11,1%
6
85,7%
2
100,0%
8
88,9%
7
100,0%
2
100,0%
9
100,0%
2
66,7%
3
60,0%
1
100,0%
6
66,7%
1
33,3%
2
40,0%
0
0,0%
3
33,3%
0
0,0%
0
0,0%
0
0,0%
0
0,0%
3
100,0%
5
100,0%
1
100,0%
9
100,0%
3
100,0%
5
100,0%
1
100,0%
9
100,0%
Deskripsi Nilai Kenaikan Berat Badan
Dalam deskripsi nilai kenaikan berat badan, ditentukan
nilai delta yaitu nilai dari selisih kenaikan berat badan bayi
tiap-tiap minggu. Nilai total merupakan jumlah dari semua
nilai delta. Berat M1 adalah berat badan bayi pada
penimbangan minggu pertama dan M2 adalah berat badan
bayi pada penimbangan minggu kedua. Berat badan bayi
pada penimbangan minggu ketiga dan keempat masingmasing ditulis dengan M3 dan M4.
Dari tabel 5 didapatkan kenaikan berat badan rata-rata
kelompok kontrol pada minggu pertama sebesar 122,22
gram. Kenaikan berat badan terbesar terjadi pada minggu
kedua yaitu sebesar 233,34 gram. Sedangkan kenaikan berat
badan minggu ketiga adalah 227,77. Kenaikan berat badan
terendah terjadi pada minggu keempat yaitu sebesar 183,34
gram. Sehingga total kenaikan berat badan rata-rata yang
dialami kelompok kontrol selama 4 minggu sebesar 766,67
gram.
Tabel 5. Deskripsi Nilai Kenaikan Berat
Badan Kelompok Kontrol
Berat Awal
3511,11
Berat M1
3633,33
Berat M2
3866,67
Berat M3
4094,44
Berat M1
3633,33
Berat M2
3866,67
Berat M3
4094,44
Berat M4
4277,78
Total
Delta
122,22
Delta
233,34
Delta
227,77
Delta
183,34
766,67
Kenaikan berat badan kelompok bayi yang dipijat
dengan baby oil tersaji pada tabel 6. Didapatkan kenaikan
rata-rata sebesar 961,12 gram. Jumlah ini lebih besar bila
dibanding kelompok kontrol yang mengalami rata-rata
total kenaikan sebesar 766,67 gram. Berat badan bayi
mengalami kenaikan paling sedikit pada minggu pertama
EFEK TERAPI PIJAT MINYAK KELAPA TERHADAP BERAT BADAN PADA.... 133
yaitu sebesar 194,45 gram. Kenaikan terendah kelompok
baby oil ini masih lebih tinggi dibandingkan kelompok
kontrol yang mengalami kenaikan terendah hanya sebesar
122,22 gram.
Berat badan bayi naik dengan cepat pada minggu
kedua yaitu sebesar 277,78 gram. Pada minggu ketiga dan
keempat, kenaikan berat badan bayi adalah sebesar 261,11
gram dan 227,78 gram.
Tabel 6. Deskripsi Nilai Kenaikan Berat Badan
Kelompok Baby Oil
Berat Awal
Berat M1
3194,44
3388,89
Berat M1
Berat M2
3388,89
3666,67
Berat M2
Berat M3
3666,67
3927,78
Berat M3
Berat M4
3927,78
4155,56
Total
Delta
194,45
Delta
277,78
Delta
261,11
Delta
227,78
961,12
hanya sebesar 233,34 gram dan untuk kelompok baby oil
277,78 gram.
Pada minggu keempat rata-rata kenaikan berat badan
kelompok minyak kelapa masih stabil yaitu 305,56 gram.
Kenaikan berat badan kelompok minyak kelapa ini
merupakan angka kenaikan berat badan tertinggi pada
minggu keempat dibandingkan dengan kelompok kontrol
dan baby oil.
Total rata-rata kenaikan berat badan kelompok minyak
kelapa adalah sebesar 1161,11 gram. Jumlah ini merupakan
angka terbesar dibandingkan dengan kelompok kontrol
(766,67 gram) dan kelompok baby oil (961,12 gram).
Tabel 7. Deskripsi Nilai Kenaikan Berat
Badan Kelompok Minyak Kelapa
Tabel 7 menggambarkan kenaikan berat badan
kelompok bayi yang mendapat terapi pijat minyak kelapa
VCO. Dari kelompok minyak kelapa ini, bayi mengalami
kenaikan berat badan pada minggu pertama yang paling
besar dibandingkan minggu pertama pada kelompok kontrol
dan baby oil. Kenaikan berat badan pada minggu pertama
kelompok minyak kelapa ini adalah sebesar 255,55 gram.
Pada minggu kedua, kelompok minyak kelapa
mengalami kenaikan berat badan sebesar 266,67 gram dan
pada minggu ketiga mengalami kenaikan berat badan paling
besar yaitu 333,33 gram. Jumlah angka kenaikan berat badan
kelompok minyak kelapa ini bila dibandingkan dengan
kelompok kontrol dan baby oil, merupakan angka kenaikan
berat badan yang paling besar, yaitu untuk kelompok kontrol
Berat Awal
3255,56
Berat M1
3511,11
Berat M2
3777,78
Berat M3
4111,11
Berat M1
3511,11
Berat M2
3777,78
Berat M3
4111,11
Berat M4
4416,67
Total
Delta
255,55
Delta
266,67
Delta
333,33
Delta
305,56
1161,11
Analisis Data
Uji Wilcoxon
Uji Wilcoxon dilakukan dengan merangking berat
badan bayi sehingga berat badan bayi pada tiap-tiap minggu
diubah datanya menjadi tingkatan-tingkatan kemudian
dilakukan uji Wilcoxon. Hasil uji Wilcoxon dilakukan untuk
setiap kelompok perlakuan. Hasil uji Wilcoxon disebut
signifikan bila nilai signifikansi < 0,05. Untuk uji Wilcoxon
terdapat pada tabel 8 berikut.
Tabel 8. Hasil Analisis Uji Wilcoxon
Berat M1 Berat Awal
Berat M2 –
Berat Awal
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Kontrol
-1,623
0,105
-2,673
0,008
Berat M3 –
Berat Awal
Berat M4 –
Berat Awal
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
-2,670
0,008
-2,675
0,007
Berdasarkan tabel 8, kenaikan berat badan bayi
kelompok kontrol mendapat nilai uji Wilcoxon sebesar 1,623 dengan nilai signifikansi sebesar 0,105 sehingga dapat
disimpulkan bahwa kenaikan berat badan kelompok kontrol
pada minggu pertama belum signifikan. Pada minggu
kedua, kelompok kontrol baru mulai mengalami kenaikan
berat badan yang signifikan (0,008). Kenaikan berat badan
minggu ketiga dan keempat kelompok kontrol memiliki
nilai yang signifikan yaitu sebesar 0,008 dan 0,007. Sehingga
Baby oil
-2,539
0,011
-2,524
0,012
-2,521
0,012
-2,521
0,012
Minyak Kelapa
-2,670
0,008
-2,677
0,007
-2,677
0,007
-2,673
0,008
dapat dilihat bahwa tanpa terapi pijat dengan minyak kelapa
atau baby oil maka berat badan bayi tetap meningkat namun
peningkatannya tidak signifikan dibandingkan dengan
kelompok yang dipijat dengan minyak.
Hasil uji Wilcoxon untuk kelompok bayi yang dipijat
dengan baby oil menunjukkan kenaikan berat badan bayi
kelompok baby oil sudah signifikan sejak minggu pertama.
Nilai signifikansi kenaikan berat badan kelompok baby oil
memiliki kisaran yang seragam tiap minggunya yaitu minggu
134
VOLUME 10 NO 2 DESEMBER 2014
pertama 0,011, minggu kedua 0,012, minggu ketiga dan
minggu keempat masing-masing sebesar 0,012.
Hasil uji Wilcoxon untuk kelompok pijat minyak
kelapa menunjukkan nilai uji Wilcoxon pada minggu pertama
adalah -2,670 sehingga ditentukan nilai signifikansi sebesar
0,008. Karena itu disimpulkan bahwa peningkatan berat
badan kelompok bayi yang dipijat dengan minyak kelapa
pada minggu pertama sudah signifikan. Pada minggu kedua
dan ketiga, nilai signifikansi kelompok minyak kelapa adalah
sebesar 0,007. Dan pada minggu keempat, nilai signifikansi
sebesar 0,008 sehingga dapat disimpulkan bahwa kelompok
bayi yang dipijat dengan minyak kelapa selalu signifikan
setiap minggunya.
Kelompok bayi yang dipijat dengan baby oil dan minyak
kelapa setiap minggu selama 4 minggu memiliki nilai yang
signifikan. Sedangkan kelompok kontrol baru mengalami
kenaikan berat badan signifikan pada minggu kedua hingga
minggu keempat. Pada minggu pertama, kenaikan berat
badan kelompok kontrol belum signifikan.
Uji T-Amatan Ulang
Berdasarkan tabel 9 didapatkan hasil analisis uji T –
amatan ulang (paired test) untuk melihat tingkat kenaikan
berat badan bayi setiap minggunya dibandingkan dengan
berat badan awal dengan nilai uji t sebesar -6,664 (berat awal
dan minggu pertama), -11,266 (berat awal dan minggu
kedua), -13,201 (berat awal dan minggu ketiga), -12,816
(berat awal dan minggu keempat) menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan berat badan yang baik yaitu nilai ratarata peningkatan berat badan pada minggu pertama sebesar
190,741 gram, minggu kedua 450,000 gram, minggu ketiga
724,074 gram, dan rata-rata peningkatan berat badan pada
minggu pertama hingga keempat sebesar 962,963 gram.
Nilai signifikansi untuk perbandingan minggu awal
dengan setiap minggu adalah sebesar 0,000 untuk minggu
awal dengan minggu pertama hingga minggu keempat.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa peningkatan berat badan
yang terjadi untuk semua kelompok adalah signifikan dengan
rata-rata total kenaikan dimulai minggu awal hingga minggu
keempat sebesar 962,963 gram (tercantum dalam tabel 5.9
nilai mean pair 4 berat awal dan berat M4).
Nilai rata-rata kelompok kontrol dan baby oil lebih
rendah dari 962,963 gram (yaitu 766,67 gram dan 961,12
gram) sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata
peningkatan berat badan yang signifikan terjadi karena nilai
rata-rata kenaikan berat badan kelompok minyak kelapa
lebih tinggi dan berarti kelompok minyak kelapa mengalami
kenaikan berat badan lebih signifikan dibanding kelompok
kontrol dan baby oil. Dapat disimpulkan bahwa terapi pijat
dengan minyak kelapa dan baby oil memberikan efek kenaikan
berat badan karena nilai signifikansi 0,000 (<0,05).
Tabel 9. Hasil Analisis Uji T- Amatan Ulang
mean
-190,741
-450,000
-724,074
-962,963
Pair 1 Berat Awal & Berat M1
Pair 2 Berat Awal & Berat M2
Pair 3 Berat Awal & Berat M3
Pair 4 Berat Awal & Berat M4
T
-6,664
-11,266
-13,201
-12,816
Sig. (2-tailed)
0.000
0.000
0.000
0.000
Tabel 10. Crosstabulation
Kelompok
Kontrol
Pijat Baby oil
Pijat Minyak Kelapa
Total
Tabulasi Silang (Crosstabulation)
Nilai tabulasi silang didapatkan dari tabel 10. Kelompok
kontrol yang mengalami peningkatan berat badan dari 9
bayi (100%) adalah sebanyak 6 bayi (66,7%) sedangkan yang
berat badannya tidak bertambah melebihi berat badan ratarata kelompok kontrol (berat badan tetap) adalah 3 bayi
(33,3%).
Kelompok pijat baby oil yang mengalami peningkatan
berat badan sejumlah 8 bayi (88,9%) dari total 9 bayi
(100%). Sedangkan bayi yang berat badannya tidak meningkat
adalah 1 bayi (11,1%). Dari kelompok pijat minyak kelapa,
yang mengalami peningkatan berat badan sejumlah 9 bayi
Peningkatan
Tetap
Meningkat
3
6
33,3%
66,7%
1
8
11,1%
88,9%
0
9
0,0%
100,0%
4
23
14,8%
85,2%
Total
9
100,0%
9
100,0%
9
100,0%
27
100,0%
(100%) dari total 9 bayi (100%) sehingga dari kelompok
pijat minyak kelapa tidak ada bayi (0,0%) dengan berat
badan tetap.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kelompok yang
dipijat minyak kelapa mengalami kenaikan berat badan
adalah 9 bayi (100%) sedangkan kelompok baby oil 8 bayi
(88,9%) dan kelompok kontrol 6 bayi (66,7%).
Odd Rasio
Nilai korelasi odd rasio antara kelompok bayi yang
dipijat dengan minyak kelapa dan baby oil adalah 1,125
dengan IK 95% 0,89 – 1,41 yang berarti bayi yang dipijat
EFEK TERAPI PIJAT MINYAK KELAPA TERHADAP BERAT BADAN PADA.... 135
minyak kelapa mempunyai kemungkinan yang sama untuk
mengalami kenaikan berat badan dibandingkan dengan bayi
yang dipijat dengan baby oil. Nilai value sebesar 1,125 (OR >
1) yang berarti pijat baby oil merupakan faktor yang
menyebabkan kenaikan berat badan bayi. Oleh karena IK
95% adalah 0,89 sampai 1,41 (termasuk angka 1), maka
resiko kenaikan berat badan secara statistik dianggap tidak
mengalami perbedaan peningkatan berat badan yang
bermakna (tidak signifikan).
Tabel 11. Nilai Odd Rasio kelompok pijat minyak kelapa dan baby oil
Tabel 12 Nilai odd rasio kelompok pijat minyak kelapa dan kontrol
Nilai odd rasio bayi yang dipijat dengan minyak kelapa
dan yang tidak dipijat (kelompok kontrol) disajikan pada
tabel 12 di atas. Nilai odd rasio antara kelompok bayi yang
mendapat terapi pijat minyak kelapa dan kontrol adalah
1,500 dengan IK 95% 0,94 – 2,38 sehingga dapat
disimpulkan bahwa bayi yang dipijat dengan minyak kelapa
mempunyai kemungkinan 1,5 kali untuk mengalami
kenaikan berat badan dibandingkan dengan bayi yang tidak
dipijat. Bayi yang dipijat dengan minyak kelapa memiliki
kemungkinan peningkatan berat badan paling rendah 0,9
kali dan paling tinggi hingga 2,3 kali lipat dibandingkan bayi
yang tidak mendapat terapi pijat minyak kelapa.
Nilai value sebesar 1,500 (OR > 1) berarti pijat minyak
kelapa merupakan faktor resiko yang menyebabkan kenaikan
berat badan bayi. Oleh karena IK 95% adalah 0,94 sampai
2,38 (termasuk angka 1), maka resiko kenaikan berat badan
dianggap tidak signifikan secara statistik.
Karena itu dapat disimpulkan bahwa bayi yang dipijat
dengan baby oil dan minyak kelapa akan mengalami kenaikan
berat badan yang lebih besar dibanding bayi yang tidak
dipijat namun kenaikan berat badan bayi yang dipijat dengan
baby oil dan minyak kelapa dianggap tidak bermakna secara
statistik karena pada nilai IK 95% meliputi angka 1 sehingga
odd rasio tidak dapat dianggap berbeda dari angka 1.
Pembahasan
Berat badan bayi merupakan parameter yang paling
konsisten untuk digunakan dalam menilai terapi pijat pada
neonatus (Kulkarni, 2010). Penelitian ini merupakan
penelitian eksperimen korelasional eksplanatif dengan desain
quasi eksperimental yang bertujuan mengetahui efek terapi
pijat menggunakan minyak kelapa terhadap kenaikan berat
badan pada bayi BBLC usia 0-28 hari yang dibagi menjadi
3 kelompok perlakuan selama 4 minggu menunjukkan
bahwa terapi pijat minyak kelapa berpengaruh terhadap
kenaikan berat badan bayi. Hal ini sesuai dengan penelitian
Solanki dan Matnani (2005) yang membuktikan bahwa
minyak yang diaplikasikan secara topikal dalam pemijatan
dapat diserap oleh neonatus dan sehingga dapat digunakan
untuk manfaat nutrisi.
Dari data hasil rerata jumlah kenaikan berat badan masingmasing kelompok terlihat bahwa kenaikan berat badan
kelompok bayi yang dipijat dengan minyak kelapa mengalami
kenaikan
paling besar. Analisis Wilcoxon kelompok kontrol
menunjukkan terdapat peningkatan berat badan tiap-tiap
minggu dengan nilai signifikansi sebesar p = 0,105 ; 0,008 ;
0,008 ; 0,007. Analisis Wilcoxon kelompok kontrol pada
minggu pertama mengalami kenaikan berat badan yang tidak
signifikan (p = 0,105) dibanding kelompok yang dipijat dengan
minyak kelapa dan baby oil. Pada minggu kedua hingga minggu
keempat nilai signifikansi kelompok kontrol baru meningkat
mengikuti kelompok yang mendapat terapi pijat. Hal ini
mendukung penelitian-penelitian sebelumnya yang
menunjukkan bahwa terapi pijat menyebabkan rata-rata kenaikan
berat badan 53% lebih besar dibanding kelompok kontrol
(Dieter, 2003).
Kenaikan berat badan ini kemungkinan disebabkan
oleh stimulasi reseptor tekanan yang menyebabkan
peningkatan aktivitas nervus
vagus dan pada akhirnya
menyebabkan rilis hormon-hormon pencernaan makanan
seperti glukosa dan gastrin (Uvnas-Moberg, 2004). Pada
penelitian dengan sampel bayi preterm ditemukan bahwa
terapi pijat meningkatkan tonus nervus vagus dan
dihubungkan dengan peningkatan rilis insulin sebesar 62%
(Dieter, 2003). Pada penelitian tersebut juga dikemukakan
bahwa terdapat efek terapi pijat infant preterm terhadap
insulin-like growth factor I dan oksitosin, 2 hormon peptida
yang berperan dalam peningkatan berat badan dan mungkin
terstimulasi akibat peningkatan aktivitas nervus vagus.
Analisis Wilcoxon kelompok yang dipijat dengan baby
oil menunjukkan terdapat efek terapi pijat baby oil terhadap
kenaikan berat badan bayi BBLC dengan nilai signifikansi
untuk tiap-tiap minggu sebesar p = 0,011 ; 0,012 ; 0,012;
0,012.
Dari hasil uji Wilcoxon kelompok yang dipijat minyak
kelapa menunjukkan nilai signifikansi untuk tiap-tiap minggu
sebesar sig = 0,008 ; 0,007; 0,007 ; 0,008 yang berarti bahwa
terdapat efek pemberian terapi pijat yang bermakna terhadap
kenaikan berat badan bayi BBLC.
136
VOLUME 10 NO 2 DESEMBER 2014
Dari hasil uji t – amatan ulang (paired test) didapatkan
nilai t untuk minggu pertama hingga minggu keempat
sebesar = -6,664 ; -11,266 ; -13,201 ; -12,816 dengan nilai sig
= 0,000 yang berarti terdapat peningkatan berat badan yang
sangat signifikan (Lampiran 7) yang didukung oleh jumlah
kenaikan berat badan yang sangat besar pada kelompok yang
dipijat dengan minyak kelapa. Hal ini sejalan dengan hasil
penelitian dari Sankaranarayanan (2005) yang menunjukkan
kecepatan peningkatan berat badan pada kelompok bayi
yang dipijat dengan minyak kelapa lebih signifikan
dibandingkan dengan kelompok yang dipijat dengan minyak
mineral dan plasebo pada bayi preterm; dan pada kelompok
bayi aterm, bila dibandingkan dengan plasebo.
Sejalan dengan hasil penelitian Solanki (2005) tentang
absorpsi transkutan dari aplikasi minyak secara topikal pada
neonatus yang menemukan bahwa terdapat nilai yang sangat
penting dari terapi pijat dengan minyak karena dapat diserap
sehingga memiliki manfaat nutrisi dan terapi pijat tidak
memiliki efek samping.
Selain itu peningkatan berat badan juga dapat
disebabkan oleh manfaat aplikasi minyak secara topikal yang
berpengaruh dalam mengatur termoregulasi bayi (Fernandez,
1987). Aplikasi minyak secara topikal dapat meningkatkan
fungsi barier kulit, termoregulasi, dan juga mempunyai efek
yang positif terhadap pertumbuhan (Darmstadt 2002).
Aplikasi minyak pada kulit bayi mencegah kehilangan cairan
dari kulit yang berlebihan dan juga membantu mengatur
suhu tubuh. Pengaturan termoregulasi yang lebih baik
menyebabkan peningkatan berat badan yang lebih baik
(Sankaranarayanan, 2005).
Dalam melakukan penelitian ini terdapat beberapa
keterbatasan, antara lain:
1. Terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi kenaikan
berat badan bayi tetapi tidak diteliti, misalnya
pengetahuan orang tua tentang cara menstimulasi
tumbuh kembang bayi, faktor nutrisi, organik,
lingkungan, status kesehatan, dan kebutuhan metabolik
masing-masing individu.
2. Penelitian ini tidak dapat menghindari faktor-faktor
perancu yaitu pertumbuhan bayi secara normal, faktor
herediter, dan pengaruh ASI dan susu formula.
3. Penelitian ini tidak menilai perbandingan HR, RR, dan
suhu tubuh bayi sesaat sebelum pijat dilakukan dan
setelah pemberian terapi pijat.
Secara keseluruhan dari hasil penelitian ini dapat
diketahui bahwa terapi pijat bayi dapat menyebabkan
kenaikan berat badan bayi yang lebih besar dibandingkan
dengan bayi yang tidak dipijat. Minyak yang dapat digunakan
untuk pemijatan adalah minyak kelapa dan baby oil namun
peningkatan berat badan yang lebih besar terjadi pada
kelompok bayi yang dipijat dengan minyak kelapa.
Dengan demikian hasil penelitian sesuai dengan
hipotesis yang diajukan yaitu terapi pijat minyak kelapa
memiliki efek terhadap kenaikan berat badan pada bayi
BBLC. Namun masih memerlukan penelitian lebih lanjut
untuk mengetahui mekanisme biomolekuler dari proses
penyerapan minyak secara topikal ke dalam sistem tubuh
bayi.
KESIMPULAN
Terapi pijat dengan pengolesan minyak kelapa terbukti
meningkatkan berat badan bayi BBLC lebih besar daripada
bayi yang tidak dipijat yaitu dengan nilai rata-rata total
kenaikan berat badan dalam 4 minggu sebesar 1161,11
gram dibandingkan kelompok kontrol 766,67 gram. Terapi
pijat dengan pengolesan baby oil juga terbukti berpengaruh
terhadap kenaikan berat badan bayi BBLC namun dengan
kenaikan berat badan yang lebih rendah dibanding dengan
pengolesan minyak kelapa yaitu 961,12 gram. Bayi yang
dipijat disertai pengolesan minyak kelapa dan baby oil
mengalami kenaikan berat badan lebih besar pada minggu
pertama sedangkan bayi yang tidak dipijat (kelompok
kontrol) baru mulai mengalami kenaikan berat badan yang
signifikan pada minggu kedua. Nilai odd rasio bayi yang
dipijat dengan minyak kelapa dengan yang dipijat
menggunakan minyak mineral adalah 1,125 dengan IK
95% 0,893 – 1,417 yang berarti bayi yang dipijat dengan
minyak mineral memiliki kemungkinan peningkatan berat
badan sebesar 1,1 kali. Peningkatan berat badan yang
mungkin terjadi ini dianggap sama dengan 1 kali. Sehingga
pemijatan dengan baby oil merupakan faktor yang beresiko
meningkatkan berat badan namun memiliki efek yang tidak
signifikan secara statistik. Nilai odd rasio kelompok bayi
yang dipijat dengan minyak kelapa dan yang tidak dipijat
adalah 1,500 dengan IK 95% 0,945 – 2,381 yang berarti bayi
yang dipijat dengan minyak kelapa memiliki kemungkinan
1,5 kali lebih cepat dalam peningkatan berat badan
dibandingkan dengan bayi yang tidak dipijat. Dapat ditarik
kesimpulan bahwa pemijatan bayi dengan minyak kelapa
merupakan faktor yang menyebabkan peningkatan berat
badan bayi namun peningkatan berat badan tersebut tidak
bermakna secara statistik.
DAFTAR PUSTAKA
Dahlan Sopiyudin, 2005, Besar Sampel dalam Penelitian
Kedokteran dan Kesehatan, PT ARKANS, Jakarta.
Darmoyuwono W, 2006, Gaya Hidup Sehat dengan Virgin
Coconut Oil, 47, Indeks, Jakarta.
Darmstadt GL, Mao-Qiang M, Chi E, et al., Impact of topical
oils on the skin barrier: possible implications for neonatal
health in developing countries, Acta Pediatrica, 2002; 91:546554.
Dewi NN, Soetjiningsih, Prawirohartono EP, Effect of
massage stimulation on weight gain in full term infants,
Paediatrica Indonesiana, 2011; 51: 202-206.
Dieter J, Field T, Hernandez-Reif M, et al., Stable Preterm
Infants Gain More Weight and Sleep Less after Five Days
of Massage Therapy, Journal of Pediatric Psychology,
2003, 28: 6, 403-411.
Fajrin Eni, 2012, Penggunaan Enzim Bromelin pada
Pembuatan Minyak Kelapa (Cocos nucifera) Secara
Enzimatis, Universitas Hasanuddin Makassar, [online],
(diunduh pada 2 November 2012), tersedia dari:
http://repository.unhas.ac.id/.
Fernandez A, Patankar S, Chawla C, et al., Oil Application in
Preterm Babies – A Source of Warmth and Nutrition,
Indian Pediatri 1987; 24: 1111-1116.
Field T, Diego M, Hernandez-Reif M, 2010, Preterm Infant
Massage Therapy Research: A Review, NIH Public Access.
EFEK TERAPI PIJAT MINYAK KELAPA TERHADAP BERAT BADAN PADA.... 137
Field T, Schanberg S, Davalos M, et al., Massage with Oil has
More Positive Effects on Newborn Infants, Pre and
Perinatal Psychology Journal 1996;11:73-78.
Field TM, Schanberg SM, Scafidi F, et al., Tactile/Kinesthetic
Stimulation Effects on Preterm Neonates, Pediatrics 1986;77:
654-658.
Gani Z, 2005, Bebas Segala Penyakit dengan VCO, Jakarta,
Puspa Swara.
Hadi Hamam, 2005, Beban Ganda Masalah Gizi dan
Implikasinya terhadap Kebijakan Pembangunan
Kesehatan Nasional, Pidato Pengukuhan Jabatan Guru
Besar disampaikan dalam Rapat Terbuka Majelis Guru
Besar Universitas Gadjah Mada, [online], (diunduh
pada 10 Januari 2013), tersedia dari: http://
gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2012/05/
Beban-ganda-masalah-gizi.pdf.
Hidayat AAA, 2008, Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk
Pendidikan Kebidanan: Bab 2: Konsep Tumbuh
Kembang Anak, 8-14, Penerbit Salemba Medika,
Jakarta.
Kulkarni A, Kaushik JS, Gupta P, et al., Massage and Touch
Therapy in Neonates: The Current Evidence, Indian Pediatric 2010; 47 : 771-776.
Lestari AF, 2012, Pijat Bayi Aman Berbasis Keluarga, [online],
(diunduh pada 11 November 2012), tersedia dari:
http://rsa.ugm.ac.id/informasi-kesehatan/pijat-bayiaman-berbasis-keluarga/.
Litmanovitz I, Dolfin T, Friedland O, et al., Early Physical
Activity Intervention Prevents Decrease of Bone Strength in
Very Low Birth Weight Infants, Pediatrics 2003; 112:1519.
Lu Jiao, Li JZ, Wu LF, A Study of the Effect of Touch on Health
in Infants, Practical Clinical Medicine 2005; 6;119-121.
Lutton Claude, 2002, Dietary Myristic Acid Modifies the
HDL-Cholesterol Concentration, British Journal of
Nutrition, [online], (diunduh pada 17 Januari 2009),
tersedia dari: http://[email protected].
Moyer-Mileur L, Luetkemeier M, Boomer L, et al., Effect of
Physical Activity on Bone Mineralization in Premature
Infants, Journal of Pediatrics 1995; 127:620-5.
Na ZH, Xie HY, Huang JH, The Effect of Infant Massage
on Growth, New Journal of Traditional Chinese Medicine 2005; 37:69-70.
Narendra MB, 2002, Tumbuh Kembang Anak dan Remaja,
PT Sagung Seto, Jakarta.
Nemet D, Dolfin T, Litmanovitz I, et al., Evidence for ExerciseInduced Bone Formation in Premature Infants, International
Journal of Sports Medicine 2002;23:82-85.
Novitasari Ana, 2012, Tingkat Pengetahuan Ibu tentang
Pijat Bayi di Dukuh Cemetuk Desa Lorog Tawangsari
Sukoharjo Tahun 2012, [online], (diunduh pada 15
Juni 2013), tersedia dari: http://digilib. stikeskusumah
usada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-ananovi-i.pdf.
Riamelani, 2006, Pijat Mengoptimalkan Tumbuh Kembang
Bayi, [online], (diunduh pada 16 April 2012), tersedia
dari: http://riamelani.multiply.com/journal/item/6.
Roesli Utami, 2001, Pedoman Pijat Bayi (Edisi Revisi),
Trubus Agriwidya, Jakarta, 1:2,2:5-8,3:10-12.
Roesli Utami, 2001, Pedoman Pijat Bayi Prematur dan Bayi
Usia 0-3 Bulan, Trubus Agriwidya, Jakarta, 1:2-4,11.
Sankaranarayanan K, Mondkar JA, Chauhan MM, et al.,
2005, Oil Message in Neonatus: An Open Randomized
Controlled Study of Coconut versus Mineral Oil, Indian
Pediatrics.
Saraswati EP, 2007, Studi Reaksi Oksidasi Edible Oil
Menggunakan Metode
Penentuan Bilangan Peroksida dan Spektrofotometri UV,
Department of
Farmacy ITB, [online], (diunduh pada 12 Januari 2009),
tersedia dari:http://www.itbcentrallibrary.edu/html
Solanki K, Matnani M, Kale M, et al., 2005, Abstract,
Transcutaneous Absorption of Topically Massaged Oil in
Neonates, Department of Pediatrics, KEM Hospital,
Indian Pediatrics.
Solanki K, Matnani M, Kale M, et al., 2005, Transcutaneous
Absorption of Topically Massaged Oil in Neonates, Indian
Pediatrics; 42: 998-1005.
Subakti, Deri Rizki, 2008, Keajaiban Pijat Bayi dan Balita,
Wahyu Media, Jakarta.
Syah ANA, 2005, Virgin Coconut Oil Minyak Penakluk Aneka
Penyakit, Edisi 3, 2:10-11, PT. AgroMedia Pustaka,
Tangerang.
Tanuwijaya Suganda, 2008, Kebutuhan Dasar Tumbuh
Kembang Anak, In: Narendra MB, Sularyo TS,
Soetjiningsih, editors, Tumbuh Kembang Anak dan
Remaja, Sagung Seto, Jakarta.
Tanuwijaya Suganda, 2002, Konsep Umum Tumbuh dan
Kembang, In: Moersintowati B Narendra, Tumbuh
Kembang Anak dan Remaja, Edisi 1, 1-13, Sagung
Seto, IDAI, Jakarta.
Timoti H, 2005, Aplikasi Teknologi Membran pada
Pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO), 1-9, Nawapanca
Adhi Cipta.
USDA National Nutrient Database for Standard Reference,
2004, Nutritional Facts: Nutrient Data Laboratory, [online],
(diunduh pada 10 Januari 2013), tersedia dari: http://
www.coconutresearchcenter.org/nutrition-2.pdf.
Uvnas-Moberg K, Massage Relaxation and Well-Being: A Possible Role for Oxytocin as an integrative principle, In: Field
T, editor, Touch and Massage in Early Child Development, Johnson & Johnson Pediatric Institute, L.L.C.;
2004.
Wahyutami TS, Soedjatmiko, Firmansyah A, et al, 2010,
Effects of Massage on Behavior of Full-Term Newborns,
Paediatrica Indonesiana, 50, 187-192.
Walker P, 2011, Panduan Lengkap Pijat Bayi untuk
Merangsang Tumbuh Kembang dan Terapi Kesehatan,
Puspa Swara, Jakarta.
Warisno, 2003, Budidaya Kelapa Genjah, Kanisius,
Yogyakarta, hal: 15.
Wong DL, Hockenberry-Eaton M, Wilson D, et al, 2008,
Buku Ajar Keperawatan Pediatrik, Edisi 6, Volume 1,
Unit 1 Anak, Keluarga, dan Perawat, Bab 5: Pengaruh
Tumbuh-Kembang pada Peningkatan Kesehatan Anak,
Editor: Egi Komara Yudha, et al., EGC, Jakarta.
Yakar S, Rosen CJ, From Mouse to Man: Redefining the Role of
Insulin-Like Growth Factor-I in the Acquisition of Bone
Mass, Experimental Biology and Medicine 2003;228:24552.
Download