BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Human Development Index (HDI), Indonesia berada pada posisi 121 dari 186 negara. Sebenarnya dari tahun ke tahun, indeks pembangunan negara menunjukkan peningkatan, akan tetapi membutuhkan waktu dan proses yang W D sangat panjang untuk mendapatkan perbaikan kualitas pembangunan seperti negara-negara maju lainnya, terutama dalam bidang kesehatan (Human Development Report, 2013). K U Salah satu penyebab sulitnya mencapai perbaikan kualitas pembangunan dalam bidang kesehatan di Indonesia, disebabkan karena angka kematian bayi yang masih cukup tinggi. Kematian bayi merupakan salah satu faktor permasalahan yang tercantum dalam Millenium Development Goals (MDGs) 2015, yang diharapkan tercapai sebesar 23 kematian bayi per 1000 kelahiran © hidup. Meskipun MDG 4 yaitu menurunkan angka kematian bayi hingga dua per tiga dalam kurun waktu 1990-2015 diperkirakan tercapai pada tahun 2015, namun berdasarkan hasil Survei Kesehatan dan Demografi Indonesia (SKDI) 2012 bahwa penurunan angka kematian bayi, balita dan neonatus belum menunjukkan hasil yang diharapkan (SKDI, 2012). Semua kematian bayi dan anak hasil SKDI 2012 memang menunjukkan penurunan dari hasil SKDI 2007. Data SKDI menunjukkan, angka kematian neonatal di Indonesia sebesar 19 kematian per 1000 kelahiran hidup, angka kematian bayi sebesar 32 kematian per 1000 kelahiran hidup dan angka kematian 1 2 balita sebesar 40 kematian per 1000 kelahiran hidup (SKDI, 2012). Kondisi inilah yang menyebabkan angka kematian bayi masih berada dalam posisi indikator merah (Depkes, 2013). Penyebab kematian bayi salah satunya karena adanya infeksi. Infeksi adalah penyebab utama kematian pada bulan pertama kehidupan (Swartz, 2004). Faktor risiko infeksi dibagi menjadi dua, dari ibunya maupun dari bayinya sendiri. Faktor W D risiko dari ibu, misalnya terjadi perpanjangan waktu selaput ketuban pecah dan infeksi yang tidak diobati selama kehamilan. Faktor risiko pada bayi misalnya terjadinya prematuritas dimana sistem K U imunitas yang belum terbentuk sempurna dapat menjadi faktor predisposisi terjadinya infeksi dan dapat menyebabkan cedera pada otak dan saraf menjadi tidak berkembang selanjutnya akan menyebabkan kerusakan sel-sel pada setiap organ, yang memicu terjadinya shock dan kegagalan multi organ dan kemudian akan menyebabkan kematian (Wu and Colford, 2000). Kedua faktor tersebut © menyebabkan pajanan bakteri ke fetus, kemudian bakteri masuk dari saluran genital bagian bawah ke dalam uterus (infeksi ascenden) (Monintja, 1997). Rekam Medik Rumah Sakit Bethesda melaporkan bahwa terdapat 919 kelahiran selama kurun waktu 2 tahun, yaitu pada tahun 2012 dan 2013, dengan total kejadian ketuban pecah dini sebesar 104 kasus. RS ini memiliki ruangan Neonatal Intensive Care Unit (NICU), yang digunakan sebagai sarana perawatan bayi baru lahir yang berisiko dan didukung oleh tenaga medis yang ahli dibidangnya, sehingga diharapkan penelitian ini akan didukung oleh data yang memadai. Mengingat selama ini juga belum pernah dilakukan penelitian secara 3 lebih mendalam mengenai ketuban pecah dini dan infeksi bayi baru lahir, maka hal inilah yang kemudian membuat peneliti tertarik meneliti mengenai ketuban pecah dini dan infeksi bayi baru lahir dengan berbagai hal yang terkait di dalamnya, termasuk frekuensi kejadian, berbagai faktor risiko dan intervensi yang dapat dilakukan di RS Bethesda ini. B. Perumusan Masalah W D Apakah terdapat hubungan antara ketuban pecah dini dengan infeksi bayi baru lahir? C. Tujuan Penelitian K U 1. Mengetahui distribusi dan frekuensi kelompok kontrol dan kelompok kasus. 2. Menganalisis hubungan antara ketuban pecah dini dengan infeksi bayi baru lahir. © D. Manfaat Penelitian 1. Menambah pengetahuan peneliti sendiri mengenai ketuban pecah dini dan infeksi bayi baru lahir. 2. Mengetahui frekuensi terjadinya ketuban pecah dini dan infeksi bayi baru lahir. 3. Memperdalam pengetahuan peneliti mengenai faktor risiko apa saja yang menyebabkan terjadinya ketuban pecah dini dan infeksi bayi baru lahir. 4 E. Keaslian Penelitian Judul Penelitian Hubungan Ketuban Pecah Dini dengan Infeksi Bayi Baru Lahir di Rs. Sanglah Denpasar Hubungan Pemeriksaan Dalam pada Kasus Ketuban Pecah Dini dengan Kejadian Infeksi Post Partum di RSUD Wates Hubungan Ketuban Pecah Dini dengan Infeksi Post Partum di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta W D K U © Peneliti Variabel Variabel Pelaksanaan Perbedan Persamaan Bebas Terikat Ni Nyoman Ketuban Pecah Infeksi Bayi Denpasar, Waktu, Tempat Variabel Suindri Dini Baru Lahir 2003 Lida Pemeriksaan Kejadian Infeksi Khalimantus Dalam pada Post Partum Sa’diyah Kasus Ketuban Wates, 2005 Bebas dan Terikat Waktu, Tempat, Variabel Variabel Bebas Terikat Pecah Dini Mahdalena Ketuban Pecah Infeksi Post Yogyakarta, Waktu, Tempat, Varibel Prihatin Dini Partum 2001 Varibel Terikat Bebas Ningsih