BERITA TERKINI Teriflunomide, Obat yang Menjanjikan untuk Terapi Multiple Sclerosis M ultiple Sclerosis (MS) adalah suatu penyakit autoimun yang mempengaruhi sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang), berupa kerusakan selubung mielin yang melindungi saraf. Penyebab kelainan ini belum diketahui. MS dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori, tergantung dari kriteria klinik, termasuk frekuensi relaps, waktu berjalannya penyakit, dan perkembangan lesi pada MRI. Berdasarkan kriteria ini, dapat dibedakan menjadi: RRMS (Relapsing-Remitting MS), SPMS (Secondary Progressive MS), PPMS (Primary Progressive MS), PRMS (Progressive-Relapsing MS). Hingga saat ini belum ada terapi definitif yang dapat menyembuhkan secara sempurna pasien yang mengalami kelainan ini. Salah satu terapi yang mengemuka akhirakhir ini adalah menggunakan DMT (diseasemodifying therapy) yang ditujukan untuk mengurangi inflamasi pada pasien RRMS dan menimbulkan efek proteksi neuron dan perbaikan neuron pada MS yang progresif. Namun, pemakaian obat ini secara parenteral yang sering dan teratur menjadi beban bagi pasien yang dapat mengakibatkan ketidakpatuhan. Selain itu, tidak semua pasien merespons secara adekuat terapi obat ini. Oleh karena itu, diperlukan obat baru yang dapat mengatasi kelainan ini secara lebih baik. Salah satunya adalah teriflunomide. Obat ini merupakan suatu obat oral baru yang menjanjikan untuk mengatasi relaps dari MS, yang bekerja menghambat DHODH (dihydro-orotate dehydrogenase) dan sintesis pyrimidine. Selain itu, obat ini juga memiliki kemampuan imunosupresif dan imunomodulator yang selektif. Berdasarkan penelitian O’Connor, dkk. dikatakan obat ini memiliki keuntungan tersendiri jika diberikan pada pasien MS yang relaps. Penelitian yang dilakukan secara acak, tersamar ganda, paralel dengan kontrol plasebo, dilakukan selama 2 tahun dan melibatkan 1088 pasien dengan rentang usia 18-55 tahun. Didapatkan hasil yang sesuai dengan hasil akhir primer pertama yang hendak dicapai, yaitu penurunan ARR (annualized relapse rate) (0,54 untuk plasebo dibandingkan 0,37 untuk teriflunomide 7 atau 14 mg), dengan RR (relative risk) penurunan kejadian sebesar 31,2% dan 31,5% untuk masing-masing dosis (P<0,001 dibandingkan dengan plasebo). Selain itu, pada dosis tinggi (14 mg) obat ini dapat menurunkan proporsi pasien yang mengalami progresivitas kecacatan (p=0,03). Kedua dosis obat ini juga menunjukkan hasil yang lebih baik dari pada plasebo dalam mencapai hasil akhir penelitian, terbukti dari hasil MRI. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa obat ini mampu secara signifikan menurunkan kejadian relaps, progresivitas kecacatan (pada dosis tinggi), dan aktivitas penyakit (berdasarkan bukti MRI) jika dibandingkan plasebo. Sebagai tambahan, berdasarkan review sistematik oleh He, dkk. terhadap dua penelitian yang melibatkan 1024 pasien, penelitian tersebut mencoba melihat efektivitas dan keamanan obat ini; ditemukan bahwa obat ini memiliki keuntungan tersendiri pada pasien MS. Dari ulasan sistematik ini, penulis menyimpulkan bahwa obat ini, baik dosis 7 maupun 14 mg, yang diberikan tunggal atau kombinasi dengan INF-β, terbukti aman untuk pasien MS relaps. Selain itu, dinyatakan bahwa kedua dosis obat ini memiliki potensi cukup baik untuk pasien MS relaps. Hanya masih dibutuhkan uji klinik lain yang memiliki metode lebih baik untuk mendukung pernyataan ini. Juga, berdasarkan review Oh, dkk., disimpulkan bahwa obat ini telah menunjukkan efikasi dan keamanan dalam beberapa uji fase-3 untuk pasien MS relaps, baik sebagai terapi tunggal maupun sebagai terapi tambahan. Kemudahan pemberian dan tolerabilitas obat ini mampu menjadikan obat ini sebagai salah satu obat MS yang menjanjikan. Selain itu, pengalaman menggunakan obat leflunomide, juga memberikan tambahan data keamanan penggunaan obat ini. Masih dibutuhkan uji klinik fase-3 dengan skala besar lain dan surveilens post-marketing untuk memastikan keamanan jangka panjang dan keefektifan obat ini. Namun, dapat dilihat bahwa obat ini berpotensi memberikan hasil baik bagi pasien MS dan juga dapat menambah alternatif pilihan bagi pasien MS. (YJR) REFERENSI: 1. Board ADAME. Multiple sclerosis. PubMed Health [Internet]. 2013 Sep 25 [cited 2014 Nov 4]. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/PMH0001747/ 2. Multiple Sclerosis [Internet]. 2014 Oct 13 [cited 2014 Nov 4]. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/1146199-overview 3. O’Connor P, Wolinsky JS, Confavreux C, Comi G, Kappos L, Olsson TP, et al. Randomized trial of oral teriflunomide for relapsing multiple sclerosis. N Engl J Med. 2011; 365(14): 1293-303. 4. He D, Xu Z, Dong S, Zhang H, Zhou H, Wang L, et al. Teriflunomide for multiple sclerosis. Cochrane Database Syst Rev. 2012; 12: CD009882. 5. Oh J, O’Connor PW. Teriflunomide in the treatment of multiple sclerosis: Current evidence and future prospects. Ther Adv Neurol Disord [Internet]. 2014 Sep [cited 2014 Dec 30]; 7(5): 239-52. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4206621/ 852 CDK-234/ vol. 42 no. 11, th. 2015