dalam tiga ejaan bahasa indonesia

advertisement
MODUL PERKULIAHAN (13)
BAHASA
INDONESIA
EJAAN DAN TANDA BACA
Fakultas
Program Studi
EKONOMI
MANAJEMEN
Abstract
Tatap Muka
13
Kode MK
Disusun Oleh
DRS. SRI SATATA, MM
Kompetensi
Setelah mempelajari materi pada bab (1) Mampu memahami sejarah ejaan
ini diharapkan mahasiswa dapat (2) Mampu memahami ruang lingkup
memahami pengertian serta sejarah
ejaan
dan perkembangan ejaan dan ruang (3) Mampu menerapkan ejaan yang
lingkup ejaan.
benar dalam penulisan.
BAB XII
EJAAN
12.1 Standar Kompetensi :
Setelah mempelajari materi pada bab ini diharapkan mahasiswa dapat memahami
pengertian serta sejarah dan perkembangan ejaan dan ruang lingkup ejaan.
1.2 Kompetensi Dasar :
(4) Mampu memahami sejarah ejaan
(5) Mampu memahami ruang lingkup ejaan
12.3 Indikator :
(1) Mampu menjelaskan pengertian ejaan
(2) Mampu menjelaskan sejarah ejaan
(3) Mampu menjelaskan ruang lingkup ejaan
12.4 Pengertian Ejaan
Dalam bahasa tulis, kita menemukan adanya bermacam-macam tanda yang digunakan untuk
membedakan arti sekaligus sebagai pelukisan atas bahasa lisan. Segala macam tanda tersebut untuk
mengambarkan perhentian antara, perhentian akhir, tekanan, tanda tanya dan lain-lain. Tandatanda tersebut dinamakan tanda baca.1 Tanda baca yang ditemukan dalam bahasa tulis merupakan
bagian dari kaidah ejaan dalam suatu bahasa. Ada beberapa pendapat dari para ahli tentang apa
yang dimaksud dengan ejaan. Yang dimaksud dengan ejaan adalah keseluruhan peraturan
bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana antarhubungan antara lambang-lambang itu
(pemisahan dan penggabungannya dalam suatu bahasa). Secara teknis, yang dimaksud dengan ejaan
adalah penulisan huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca.2 Ejaan adalah keseluruhan
1 Yakub Nasucha, Muhammad Rohmadi, dan Agus Budi Wahyudi, Bahasa Indonesia untuk Penulisan
Karya Ilmiah:Mata Kuliah Kepribadian, Yogyakarta:Media Perkasa, 2010, 103.
2
E. Zainal Arifin dan S. Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi:Sebagai
Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian, Jakarta:Akapress, 2008 , 164 .
2016
2
Bahasa Indonesia
Drs. Sri Satata,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
peraturan melambangkan bunyi ujaran, pemisahan dan penggabungan kata, penulisan kata, huruf,
dan tanda baca. 3 Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan
menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya. Batasan tersebut menunjukkan
pengertian kata ejaan berbeda dengan kata mengeja. Mengeja adalah kegiatan melafalkan huruf,
suku kata, atau kata; sedangkan ejaan adalah suatu sistem aturan yang jauh lebih luas dari sekadar
masalah pelafalan. Ejaan mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa.4
Ejaan suatu bahasa tidak saja berkisar pada persoalan bagaimana melambangkan bunyibunyi ujaran serta bagaimana menempatkan tanda-tanda baca dan sebagainya, tetapi juga meliputi
hal-hal seperti bagaimana memotong-motong suku kata, bagaimana menggabungkan kata-kata, baik
dengan imbuhan-imbuhan maupun antara kata dengan kata. Pemotongan itu harus berguna
bagaimana kita harus memisahkan huruf-huruf itu pada akhir suatu baris, bila baris itu tidak
memungkinkan kita menuliskan seluruh kata di sana. Selain itu, penggunaan huruf kapital juga
merupakan unsur penting yang harus diperhatikan dalam penulisan dengan ejaan yang tepat. Dari
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keseluruhan peraturan bagaimana menggambarkan
lambang-lambang bunyi ujaran dan bagaimana interrelasi antara lambang-lambang itu
(pemisahannya, penggabungannya) dalam suatu bahasa disebut ejaan.5
Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi keteraturan dan
keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis. Keteraturan bentuk akan brimplikasi pada
ketepatan dan kejelasan makna. Ibarat sedang mengemudi kendaraan, ejaan adalah rambu lalu
lintas yang harus dipatuhi oleh setiap pengemudi. Jika para pengemudi mematuhi rambu-rambu
yang ada, terciptalah lalu lintas yang tertib dan teratur. Seperti itulah kira-kira bentuk hubungan
antara pemakai bahasa dengan ejaan.6
3 Alek A dan Achmad H.P., Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, Jakarta:Kencana Prenada Media
Group, 2010, 259.
4
Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia:untuk Mahasiswa Nonjurusan Bahasa, Jakarta:Diksi
Insan Mulia, 2009, 19.
2016
5
Nasucha. Bahasa Indonesia, 103.
6
Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa,20.
3
Bahasa Indonesia
Drs. Sri Satata,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Ejaan turut menentukan kebakuan dan ketidakbakuan kalimat. Jika ejaannya benar, sebuah
kalimat dapat menjadi baku dan jika ejaannya salah, sebuah kalimat dapat menjadi tidak baku.
Kesalahan ejaan biasanya terjadi pada penggunaan tanda koma yang salah, dan kesalahan penulisan
sapaan. Kenyataan yang terjadi adalah bahwa masih banyak dari para pemakai bahasa yang salah
ketika menerapkan ejaan baku yang telah ditetapkan, seperti pemakaian tanda baca.7
Pemahaman ejaan merupakan satu aspek penting dalam mendukung penggunaan suatu
bahasa termasuk tentunya penggunaan bahasa Indonesia yang benar.8 Hal ini disebabkan gagasan
yang disampaikan secara lisan atau tatap muka lebih mudah atau lebih cepat dipahami daripada
secara tertulis. Dalam bahasa lisan, faktor gerak-gerik, mimik, intonasi, irama, jeda, serta unsurunsur nonbahasa tersebut tidak terdapat di dalam bahasa tulis. ketiadaan itu menyullitkan
komunikasi dan memberikan peluang terjadinya kesalahpahaman. Di sinilah ejaan dan tanda baca
(pungtuasi) berperan sampai pada batas-batas tertentu, menggantikan beberapa unsur nonbahasa
yang diperlukan untuk memperjelas gagasan atau pesan.9 Ejaan yang dimuat dalam buku ini sengaja
dikutipkan dari aturan-aturan berbahasa yang terangkum dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan yang dikeluarkan ulang pada tahun 2008 oleh Pusat Bahasa,
Departemen Pendidikan Nasional, melalui penerbit Balai Pustaka.
Perkembangan ejaan di Indonesia diawali dengan Ejaan van Ophuijsen. Ejaan pertama
bahasa Indonesia tersebut diambil dari nama seorang guru besar Belanda yang juga pemerhati
bahasa dan diberlakukan pada tahun 1901 oleh pemerintah Belanda yang berkuasa di Indonesia
pada masa itu. Ejaan van Ophuijsen dipakai selama 46 tahun, lebih lama dari Ejaan Republik yang
dipakai selama 25 tahun. Ejaan van Ophuijsen baru diganti setelah dua tahun Indonesia merdeka.10
Ejaan van Ophuijsen yang ditetapkan sebagai ejaan bahasa Melayu pada tahun 1901 tersebut
memiliki ciri khas yang menonjol yaitu penggunaan huruf j untuk menuliskan kata-kata jang dan
sajang, penggunaan huruf oe untuk menuliskan kata goeroe dan kamoe, serta digunakannya tanda
7
Nasucha. Bahasa Indonesia, 103.
8
Alek. Bahasa Indonesia, 259.
9
Sabarti Akhadiah, Maidar G. Arsjad, dan Sakura H. Ridwan., Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa
Indeonesia, Jakarta:Erlangga, 2003, 179.
10
2016
4
Finoza. Komposisi Bahasa, 20.
Bahasa Indonesia
Drs. Sri Satata,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
diakritik dan trema pada kata ma’moer dan do’a. Setelah mengalami perkembangan, kedudukan
Ejaan van Ophuijsen tergantikan oleh Ejaan Soewandi. Ejaan Soewandi atau Republik ditetapkan
pada tahun 1947 untuk menggantikan Ejaan van Ophuijsen. Ciri yang menonjol adalah penggunaan
huruf u untuk menggantikan huruf oe, penggunaan bunyi sentak k menggantikan tanda diakritik, dan
penulisan kata depan di dan awalan di yang sama, yakni dirangkaikan dengan kata yang
mengikutinya. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan adalah peraturan bahasa Indonesia yang
diberlakukan sejak tahun 1972 pada saat Kongres Bahasa Indonesia hingga saat ini.11
Sebagaimana yang telah diungkapkan pada paragraf sebelumnya bahwa ejaan yang berlaku
sekarang dinamakan Ejaan yang Disempuirnakan (EyD). EyD mulai diberlakukan tepatnya pada tahun
1972. Ejaan ini merupakan ejaan yang ketiga dalam sejarah bahasa Indonesia. Hal ini memang
merupakan upaya penyempurnaan ejaan sebelumnya yang sudah dipakai selama 25 tahun yang
dikenal dengan nama Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi (Menteri P dan K Republik Indonesia pada
saat ejaan itu diresmikan pada tahun 1947). Untuk sekadar memperoleh gambaran tentang ejaan
yang pernah berlaku pada masa lalu itu dan sekaligus untu membandingkannya dengan ejaan
sekarang, perhatikan pemakaian huruf dan kata-kata yang ditulis dengan ketiga macam ejaan itu
dalam tabel di bawah ini.12
PERUBAHAN PEMAKAIAN HURUF
DALAM TIGA EJAAN BAHASA INDONESIA
Ejaan yang Disempurnakan
(EyD)
mulai tahun 1972
khusus
2016
11
Alek, Bahasa Indonesia.
12
Finoza, Komposisi Bahasa.
5
Bahasa Indonesia
Drs. Sri Satata,MM
Ejaan Republik
Ejaan
(Ejaan Soewandi)
van Ophuijsen
1947 – 1972
1901 – 1947
chusus
choesoes
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Jumat
Jumat
Djoem’at
yakni
jakni
ja’ni
payung
pajung
pajoeng
cucu
tjutju
tjoetjoe
sunyi
sunji
soenji
10.5 Sejarah Perkembangan Ejaan
Dalam buku yang berjudul Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi yang
dikarang oleh Prof. Dr. H. Zaenal Arifin, M.Hum. bersama dengan Drs. S. Amran Tasai, M.Hum.
dipaparkan dengan cukup lengkap mengenai perjalanan perkembangan ejaan yang terdapat di
Indonesia, mulai ejaan yang pertama yang digunakan di Indonesia, sebagaimana telah disinggung
pada pembahasan sebelumnya, yaitu Ejaan van Ophuijsen, sampai dengan ejaan yang dipakai saat
ini, yaitu Ejaan yang Disempurnakan (EyD).13
Ejaan van Ophuijsen ditetapkan pada tahun 1901 yang merupakan ejaan bahasa Melayu
dengan huruf Latin. Van Ophuijsen merancang ejaan itu dibantu oleh Engku Nawawi Gelar Soetan
Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim. Hal-hal yang menonjol dalam ejaan van Ophuijsen
adalah sebagai berikut:
 Huruf j dipakai untuk menuliskan kata-kata, seperti jang, sajang, dan pajah.
 Huruf oe dipakai untuk menuliskan kata-kata, seperti goeroe, itoe, dan oemoer.
 Tanda diakritik, yaitu koma, ain, dan tanda trema, dipakai untuk menuliskan kata-kata, seperti
ma’moer, ‘akal, ta’, pa’, dinamai’.
Ejaan Soewandi ditetapkan pada tanggal 19 Maret 1947 untuk menggantikan ejaan sebelumnya,
yaitu Ejaan van Ophuijsen. Ejaan baru itu oleh masyarakat diberi julukan Ejaan Republik. Hal-hal yang
perlu diketahui sehubungan dengan pergantian ejaan itu adalah sebagai berikut:
 Huruf oe diganti dengan u, seperti pada guru, itu, umur.
 Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan huruf k, seperti pada kata-kata tak, pak, maklum,
rakyat.
 Kata ulang boleh ditulis dengan angka dua, seperti pada kata-kata anak2, berjalan2, ke-barat2-an.
13
2016
6
Arifin, Cermat Berbahasa, 164 – 167.
Bahasa Indonesia
Drs. Sri Satata,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
 Imbuhan yang berupa awalan di- dengan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan
kata yang mengikutinya, seperti kata depan pada dirumah, dikebun, disamakan dengan imbuhan
awalan di- pada ditulis, dikarang.
Ejaan Melindo yang merupakan kependekan dari ejaan Melayu Indonesia merupakan konsep
ejaan bersama antara Indonesia dengan Malaysia. Pada akhir tahun 1959, sidang perutusan
Indonesia dan Melayu (Slametmulyana-Syeh Nasir bin Ismail, sebagai ketua) menghasilkan konsep
ejaan tersebut. Perkembangan politik selama bertahun-tahun berikutnya mengurungkan persemian
ejaan itu.
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia,
yang pada saat itu dijabat oleh Jend. (Purn) Soeharto, pada tanggal 16 Agustus 1972. Peresmian
ejaan baru itu berdasarkan Putusan Presiden No. 57, tahun 1972. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan (P&K) menyebarkan buku kecil yang berjudul Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan, sebagai patokan pemakaian ejaan itu
Karena penuntun itu perlu dilengkapi, Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yang dibentuk oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
dengan surat putusannya tanggal 12 Oktober 1972, No. 156/P/1972 (Amran Halim sebagai ketua),
menyusun buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum
Pembentukan Istilah. Pada tahun 1987 kedua pedoman tersebut direvisi. Edisi revisi dikuatkan
dengan surat Putusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0543a/U/1987, pada tanggal 9
September 1987.
Beberapa hal yang perlu dikemukakan sehubungan dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan atau EyD adalah sebagai berikut:
Perubahan Huruf
Ejaan Soewandi
Ejaan yang Disempurnakan (EyD)
dj
djalan, djauh
j
jalan, jauh
j
pajung, laju
y
payung, layu
nj
njonja, bunji
ny
nyonya, bunyi
sj
isjarat, masjarakat
sy
syarat, masyarakat
tj
tjukup, tjutji
c
cukup, cuci
2016
7
Bahasa Indonesia
Drs. Sri Satata,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
ch
tarich, achir
kh
tarikh, akhir
Huruf-huruf di bawah ini, yang sebelumnya sudah terdapat dalam Ejaan Soewandi sebagai
unsur pinjaman abjad asing, diresmikan pemakaiannya.
f
maaf, fakir
v
valuta, universitas
z
zeni, lezat
Huruf-huruf q dan x yang lazim digunakan dalam ilmu eksakta tetap dipakai, seperti a:b =
p:q, sinar-X
Penulisan di- atau ke-sebagai imbuhan berupa awalan dan dengan di atau ke sebagai kata
depan dibedakan, yaitu di- atau ke- sebagai awalan ditullis serangkai dengan kata yang
mengikutinya, sedangkan di atau ke sebagai kata depan ditulis terpisah dengan yang mengikutinya.
di- (awalan)
di (kata depan)
ditulis
di kampus
dibakar
di rumah
dilempar
di jalan
dipikirkan
di sini
ketua
ke kampus
kekasih
ke luar negeri
kehendak
ke atas
Kata ulang ditulis secara penuh dengan huruf dan tidak boleh menggunakan angka dua,
seperti; anak-anak, berjalan-jalan, meloncat-loncat.
10.6 Ruang Lingkup Ejaan
Dalam buku yang berjudul Komposisi Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa Nonjurusan
Bahasa yang dikarang oleh Lamuddin Finoza, S.S. dipaparkan dengan cukup lengkap mengenai ruang
2016
8
Bahasa Indonesia
Drs. Sri Satata,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
lingkup Ejaan yang Disempurnakan (EyD) mulai pemakaian huruf sampai dengan pemakaian tanda
baca.14
 Pemakaian huruf berbicara tentang masalah yang mendasar dari suatu bahasa, yaitu; abjad,
vokal, konsonan, pemenggalan kata, dan nama diri.
 Penulisan huruf berbicara tentang jenis huruf yang digunakan, seperti; huruf kapital dan huruf
miring.
 Penulisan kata berbicara tentang berbagai cara penulisan kata bermorfem tunggal dan yang
bermorfem banyak beserta unsur-unsur kecil dalam bahasa, meliputi; kata dasar, kata turunan,
kata ulang, gabungan kata, kata ganti kau, ku, mu, dan nya, kata depan di, ke, dan dari, kata
sandang si dan sang, partikel, singkatan dan akronim, angka dan lambang bilangan.
 Penulisan unsur serapan berbicara tentang kaidah cara penulisan unsur serapan, terutama katakata yang berasal dari bahasa asing.
 Pemakaian tanda baca (pungtuasi) berbicara tentang penempatan kelima belas tanda baca dalam
penulisan. Tanda baca tersebut yaitu; tanda titik (.), tanda koma (,), tanda titik koma (;), tanda
titik dua (:), tanda hubung (-), tanda pisah (–), tanda elipsis (…), tanda tanya (?), tanda seru (!),
tanda kurung ((…)), tanda kurung siku ([…]), tanda petik ganda (“…”), tanda petik tunggal (‘…’),
tanda garis miring (/), tanda penyingkat (‘).
Bandingkanlah kedua paragraf berikut ini!15
kejahatan merupakan suatu peristiwa penyelewengan terhadap norma norma atau perilaku
teratur yang menyebabkan terganggunya ketertiban dan ketentraman kehidupan manusia perilaku
yang dikualifikasikan sebagai kejahatan biasanya dilakukan oleh sebagian terbesar warga masyarakat
atau penguasa yang menjadi wakil wakil masyarakat seharusnya ada suatu keserasian pendapat
antara kedua unsur tersebut walaupun tidak mustahil terjadi perbedaan perbedaan perbedaan
tersebut mungkin timbul karena kedua unsur tadi tidak sepakat mengenai kepentingan kepentingan
pokok yang harus dilindungi
Dapatkah Anda memahami tulisan tersebut di atas? Mungkin dapat, akan tetapi tentunya agak sulit.
Cobalah baca kembali tulisan di bawah ini!
2016
14
Finoza. Komposisi Bahasa, 20 – 21.
15
Akhadiah, Pembinaan Kemampuan Menulis, 179 – 180.
9
Bahasa Indonesia
Drs. Sri Satata,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Kejahatan merupakan suatu peristiwa penyelewengan terhadap norma-norma atau perilaku
teratur yang menyebabkan terganggunya ketertiban dan ketentraman kehidupan manusia. Perilaku
yang dikualifikasikan sebagai kejahatan biasanya dilakukan oleh sebagian terbesar warga masyarakat
atau penguasa yang menjadi wakil-wakil masyarakat. Seharusnya ada suatu keserasian pendapat
antara kedua unsur tersebut walaupun tidak mustahil terjadi perbedaan. Perbedaan-perbedaan
tersebut mungkin timbul karena kedua unsur tadi tidak sepakat mengenai kepentingan-kepentingan
pokok yang harus dilindungi.
Kita dapat melihat bahwa tulisan yang sudah diberi tanda baca serta diperbaiki ejaannya
jauh lebih mudah dan juga lebih cepat untuk dipahami. Itulah mengapa, kemampuan dalam
menerapkan ejaan dan tanda baca sangat dituntut dalam tulis-menulis.
Ini dapat disimpulkan bahwa peran ejaan dan tanda baca sangatlah penting dalam karangmengarang bahkan mutllak jika boleh saya katakan. Untuk itu, ada beberapa hal yang perlu
diketahui tentang uraian pemakaian dan penulisan huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan,
dan tanda baca. Pemakaian dan penulisan huruf sangatlah penting untuk melahirkan sebuah kalimat
yang mudah untuk dipahami. Jika sudah memahami cara pemakaian dan penulisan huruf, pelajari
cara penulisan kata. Penulisan kata sangatlah penting karena dalam berbahasa kita menggunakan
kata. Dalam berbahasa seringkali kata dasar mengalami perubahan karena mendapat imbuhan,
pengulangan, dan penggabungan. Kemudian, dalam perkembangannya, bahasa Indonesia banyak
menyerap unsur pelbagai bahasa lain, baik bahasa daerah maupun bahasa asing. Berdasarkan taraf
integrasinya, unsur serapan ini ada yang sudah disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia, baik
pengucapan maupun penulisannya, dan ada yang belum sepenuhnya disesuaikan. Suatu hal yang
sering diabaikan dalam penulisan adalah tanda baca. Banyak penulis yang kurang bahkan tidak
mengindahkan penulisan tanda baca ini. Padahal, tanda baca ini sangat berperan dalam penulisan.
Adanya tanda baca, akan membantu pembaca memahami sebuah tulisan dengan tepat. Sebaliknya,
tidak adanya tanda baca, akan menyulitkan pembaca memahami suatu tulisan, bahkan mungkin
dapat mengubah pengertian suatu kalimat.16
Ejaan
16
2016
10
Akhadiah, Pembinaan Kemampuan menulis, 180 – 181.
Bahasa Indonesia
Drs. Sri Satata,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Penulisan Huruf
Huruf kapital dan miring di antaranya digunakan untuk hal-hal seperti tertera di bawah ini!
Huruf kapital digunakan pada awal nama:
a. orang
: Wandasti, Nurdiana, Tania
b. tahun
: tahun Kabisat, tahun Masehi
c. bulan
: bulan November, bulan Maret
d. hari
: hari Senin, hari Jumat
e. peristiwa bersejarah
: Perang Diponegoro, hari Pahlawan
f.
: suku Jawa, suku Bugis, suku Betawi
suku
g. bangsa
: bangsa Rusia, bangsa Cina, bangsa Indonesia
h. agama
: agama Hindu, agama Kristen
i.
gelar
: Doktor Soekarno, Insinyur Jokowi
j.
jabatan
: Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Huruf miring digunakan pada nama:
a. buku
: buku Kebangkitan Rusia
b. majalah
: majalah Glasnost
c. surat kabar
: koran Pravda
d. istilah asing : déja vu
e. istilah ilmiah
: Lumbricus rubellus
Tanda Baca
Tanda koma (,) di antaranya digunakan untuk hal-hal seperti berikut ini;
a. menyatakan perincian, contoh: Anita membeli buku, pensil, dan penggaris.
b. klausa anak, klausa induk, contoh: Jika Tono datang, dia akan mendapatkan sebuah kejutan.
c. kesimpulan, contoh: Dengan demikian, kita harus memenangkan pertandingan ini.
d. Aposisi, contoh: Wanti, istriku, sangat cantik.
Tanda titik (.) di antaranya digunakan untuk hal-hal seperti berikut ini;
a. memisahkan angka, jam, menit, dan detik.
2016
11
Bahasa Indonesia
Drs. Sri Satata,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
contoh: Peristiwa itu terjadi pada pukul 12.30.45
b. memisahkan bilangan ribuan dan kelipatannya.
contoh: Kota itu berpenduduk 25.765 orang
c. mengakhiri kalimat berita.
contoh: Sekarang, saatnya kita pulang.
Tanda hubung (-) digunakan antara lain untuk hal-hal berikut ini:
a. menyambungkan kata atau suku kata
contoh: cap-lok, Ap-ril
b. menyambung kata ulang
contoh: berkali-kali, kehijau-hijauan
c. menyambung kata yang dieja
contoh: m-e-m-p-e--r-t-a-n-g-g-u-n-g-j-a-w-a-b-k-a-n
d. memperjelas frasa panjang
contoh: dua bungkus-rokok atau dua-bungkus rokok
e. menyambung imbuhan dengan angka atau huruf kapital
contoh: ke-66, se-Jakarta
f.
menyambung kata dengan singkatan satu huruf
contoh: sinar-X
g. merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing
contoh: di-smash
Tanda petik (“…”) digunakan antara lain untuk:
a. petikan dari pembicaraan atau bahan tertulis lain
contoh: Abi berkata, “Dia yang bersalah”
b. mengapit judul syair, puisi, bab, lagu, karangan
contoh: Siapa pencipta “Pelangi”?
2016
12
Bahasa Indonesia
Drs. Sri Satata,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
c. mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal
contoh: Pekerjaan tersebut dikerjakan hanya dengan sistem “coba dan ralat”.
d. mengapit kata atau ungkapan dengan arti khusus
contoh: Agus sering disebut “pahlawan” di desanya karena berhasil memperjuangkan aspirasi
warga.
12.7 Rangkuman
Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana
antarhubungan antara lambang-lambang itu (pemisahan dan penggabungannya dalam suatu
bahasa). Ejaan suatu bahasa tidak saja berkisar pada persoalan bagaimana melambangkan bunyibunyi ujaran serta bagaimana menempatkan tanda-tanda baca dan sebagainya, tetapi juga meliputi
hal-hal seperti bagaimana memotong-motong suku kata, bagaimana menggabungkan kata-kata, baik
dengan imbuhan-imbuhan maupun antara kata dengan kata. Ejaan merupakan kaidah yang harus
dipatuhi oleh pemakai bahasa demi keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa
tulis. Pemahaman ejaan merupakan satu aspek penting dalam mendukung penggunaan suatu
bahasa termasuk tentunya penggunaan bahasa Indonesia yang benar. Hal ini disebabkan gagasan
yang disampaikan secara lisan atau tatap muka lebih mudah atau lebih cepat dipahami daripada
secara tertulis. Oleh karena itu, ejaan turut menentukan kebakuan dan ketidakbakuan suatu kalimat.
Jika ejaannya benar, sebuah kalimat dapat menjadi baku dan jika ejaannya salah, sebuah kalimat
dapat menjadi tidak baku.
Perkembangan ejaan di Indonesia diawali dengan Ejaan van Ophuijsen. Ejaan pertama
bahasa Indonesia tersebut diambil dari nama seorang guru besar Belanda yang juga pemerhati
bahasa dan diberlakukan pada tahun 1901 oleh pemerintah Belanda yang berkuasa di Indonesia
pada masa itu. Ejaan Soewandi atau Republik ditetapkan pada tahun 1947 untuk menggantikan
Ejaan van Ophuijsen. Ejaan yang berlaku sekarang dinamakan Ejaan yang Disempuirnakan (EyD). EyD
mulai diberlakukan tepatnya pada tahun 1972. Ejaan ini merupakan ejaan yang ketiga dalam sejarah
bahasa Indonesia. Ini memang merupakan upaya penyempurnaan ejaan sebelumnya yang sudah
dipakai selama 25 tahun yang dikenal dengan nama Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi (Menteri P
dan K Republik Indonesia pada saat ejaan itu diresmikan pada tahun 1947).
Ruang lingkup Ejaan yang Disempurnakan (EyD) meliputi; (1) pemakaian huruf, (2) penulisan
huruf, (3) penulisan kata, (4) penulisan unsur serapan, dan (5) pemakaian tanda baca (pungtuasi).
2016
13
Bahasa Indonesia
Drs. Sri Satata,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
12.8 Latihan dan Tugas
A. Latihan
Penulisan kata atau kalimat di bawah ini menyalahi kaidah ejaan bahasa Indonesia yang
berlaku. Silakan Anda perbaiki bentuk-bentuk itu, sehingga sesuai dengan ejaan bahasa Indonesia,
Ejaan yang Disempurnakan (EyD). Kemukakan alasan Anda!
kertas manila
milenium ke-III
rahmatmu ya allah
se asia tenggara
dikampungnya, kesana sini
peng inggris an
maha tahu, maha bijaksana, maha esa
di PN kan, mem PHK karyawan
go public PT Telkom
10 nopember 1945
Jakarta 23 juli 2012
Rp 80000,- perkilo
lahiriah dan bathin
non blok, non stop, semi final
3 s/d 7 oktober 2011
Bertepuktangan, bertandatangan, menyebar luaskan
ke-Tuhan-an, peng-Indonesia-an
2016
14
Bahasa Indonesia
Drs. Sri Satata,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
semi profesional
majalah “Gatra”, harian Kompas
dilegalisir, effisient
segi noril dan spirituil
segi kwalitas dan segi kwantitas
keluaran tahun 90an
prosentase, metoda, kondite
suhardjono SS MPd
sukanto
tuna karya tuna netra
d.l.l., a/n
pertanggungan jawab
ke tidak adilan
ber-K.T.P.D.K.I
puna karya, pasca panen
pasien itu di rumah sakit kan
al-qur’an
ke Indonesiaan
nabi muhammad
sultan hamid keII
berpkirlah jauh kedepan
ada 5 orang menteri
sebarluaskan brita itu
2016
15
Bahasa Indonesia
Drs. Sri Satata,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
berdasar kan undang undang
ia dilantik menjadi Walikota
atas rahmat nya
prof DR Dr asep SH MH LLM
dimana anda tinggal
dari pada diam lebihbaik kerja
bus antar propinsi
mem per tanggung-jawab kan
model ultra modern
satu kali pun ia belum pernah ke rumah ku
mereka masuk satupersatu
ulangtahun yang ke tigapuluhtujuh
panca krida kabinet pemnbangunan vi
novel karya a a navis berjudul jodoh
yth bpk drs sutiyoso
kunci inggris, pisang ambon
dia berkata; ‘karena ku cinta kau’
walau pun ia kaya dan ia tetap susah
pada hal soal itu sudah di kerjain
pak ali dosen kami baru aja mau kawin
cita cita ku ingin jadi tukang insinyur
jadi persoalan nya tidak se mudah itu
kita perlu yaitu: kursi meja almari dan bufet
2016
16
Bahasa Indonesia
Drs. Sri Satata,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
ia tinggal di jalan kemanggisan ilir palmerah jakarta barat dki jakarta
dalam bahasa rusia
buku itu di susun usman d.k.k.
saya disinar pake sinar x
kecelakaan lalulinta dijalanraya
export, jaxa, saxi
suku sunda, tahun hijriyah
carrefour, moskwa
pulau bali, kabupaten indramayu
2016
17
Bahasa Indonesia
Drs. Sri Satata,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
A, Alek dan Achmad H.P. 2010. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:Kencana Prenada
Media Group.
Akhadiah, Sabarti, Maidar G. Arsjad, Sakura H. Ridwan. 2003. Pembinaan Kemampuan Menulis
Bahasa Indonesia. Jakarta:Erlangga.
Arifin, E Zaenal dan S. Amran Tasai. 2008. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan
Tinggi:Sebagai Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian. Jakarta:Akapress.
Finoza, Lamuddin. 2009. Komposisi Bahasa Indonesia:untuk Mahasiswa Nonjurusan Bahasa.
Jakarta:Diksi Insan Mulia.
Lembaga Pendidikan Primagama. 2003. Metode Smart Solution Bahasa Indonesia. Yogyakarta:Andi
Offset.
Nasucha, Yakub, Muhammad Rohmadi, Agus Budi Wahyudi. 2010. Bahasa Indonesia untuk Penulisan
Karya Tulis Ilmiah:Mata Kuliah Kepribadian. Yogyakarta:Media Perkasa.
Rosidi, Ajip. 2010 Bus, Bis, Bas. Jakarta:Pustaka Jaya.
2016
18
Bahasa Indonesia
Drs. Sri Satata,MM
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download