Konsili Nicea (Tahun 325)

advertisement
Anda dapat berlangganan E-Zine “Elia’s Stories” dengan mengirimkan email kosong ke
[email protected]
Surabaya, 30 Januari 2011 (Minggu)
Cerita Konsili Nicea (Tahun 325)
Kategori: Cerita – Sejarah
Rekan-rekan member Elia, jika menginginkan artikel-artikel lama, silahkan kirim
permintaan Anda dengan menyebut JUDUL yang dimaksud dan kirim ke
[email protected]
Meskipun Tertullianus telah merumuskan bagi Gereja bahwa Allah itu memiliki satu
hakikat: terdiri atas tiga pribadi, namun ia belum memberi pengertian lengkap
tentang Tritunggal. Sesungguhnya, doktrin ini telah membingungkan para teolog
besar.
Ingin berlangganan
“Elia’s Stories” click
Sign Up
Pada awal abad keempat, seorang imam di Alexandria, Mesir – Arius – menyebut
dirinya Kristen. Namun Arius menerima juga teologi Yunani yang mengajarkan
bahwa Allah itu unik adanya dan tidak dapat dikenal. Menurut pemikiran itu, Allah
begitu beda, yaitu bahwa Dia tidak dapat membagi hakikatNya dengan apapun.
Hanya Allah yang bisa menjadi Allah. Dalam bukunya yang berjudul Thalia, Arius
menyatakan bahwa Yesus memiliki sifat keilahian, namun bukan Allah. Hanya Allah
Bapa, kata Arius, abadi adanya. Jadi, PutraNya itu merupakan manusia yang
diciptakan. Ia seperti Bapa, tetapi bukan Allah.
Banyak dari antara bekas kafir menyenangi pandangan Arius. Karena dengan
pandangan itu, mereka mendapat peluang mempertahankan ide yang telah
mendarah daging, yaitu Allah yang tidak dapat dikenal, dan memandang Yesus
sebagai pahlawan super yang bersifat ilahi, tidak berbeda dengan pahlawanpahlawan yang ada dalam mitologi Yunani.
Sebagai seorang pengajar yang pandai berbicara, Arius tahu cara membuat
sebagian besar pendapatnya menarik, bahkan menyusunnya menjadi lagu, yang
dinyanyikan oleh kaum jelata.
About Elia-Stories:
adalah milis kristen yang
bertujuan untuk
menumbuhkan iman para
pengikut Yesus, masih banyak
pengikut Yesus yang
membutuhkan bimbingan dan
jawaban atas iman mereka,
kiranya yang Kami sajikan ini
berkenan di hati Saudara.
Seluruh aktivitas di milis ini
Kami serahkan kepada Tangan
Tuhan Kita Yesus Kristus.
Dari Redaksi:
Beberapa pembaca sendiri
memberikan tanggapan dan
ucapan syukur atas apa yang
mereka dapatkan dari ceritacerita di milis ini., dalam hal ini
iman mereka dikuatkan.
PUJI TUHAN!
Banyak yang tertanya: Mengapa orang-orang menghebohkan ide Arius? Namun
Alexander, uskup atasan Arius memandang bahwa, agar dapat menyelamatkan
dosa manusiawi, Yesus haruslah sungguh-sungguh Allah. Alexander memutuskan
agar Arius dihukum oleh sinode, namun imam yang popular itu mempunyai banyak
pendukung. Maka timbullah kerusuhan di Alexandria karena persaingan teologis
yang sangat mudah menyinggung perasaan ini dan para rohaniawan lainpun mulai
berpihak pada masing-masing kubu.
Begitu kerusuhan timbul, Kaisar Konstantinus tidak dapat lagi memandang
perdebatan itu sebagai ‘persoalan agama belaka’. “Persoalan agama” ini
mengancam keamanan Negara. Untuk menangani masalah ini, Konstantinus
mengadakan konsili di seluruh kekaisaran di kota Nicea, Asia Kecil.
Dengan memakai jubbah aneka warna yang dihiasi permata, Konstantinus membuka
konsili tersebut. Ia berseru kepada lebih dari tiga ratus uskup yang hadir agar
mereka menyelesaikan masalah ini. Perpecahan dalam Gereja, katanya, lebih buruk
daripada peperangan, karena melibatkan jiwa-jiwa abadi.
Penguasa itu membiarkan para uskup itu berdebat. Ketika Arius berhadapan dengan
mereka, ia dengan jelas menyatakan bahwa Anak Allah itu adalah manusia yang
diciptakan dan tidak seperti Bapa, Ia dapat berubah.
Pertemuan itu menolak dan mengutuk pandangan Arius tersebut. Namun mereka
Anda dapat berlangganan E-Zine “Elia’s Stories” dengan mengirimkan email kosong ke
[email protected]
Anda dapat berlangganan E-Zine “Elia’s Stories” dengan mengirimkan email kosong ke
[email protected]
PENGAKUAN IMAN
RASULI
Aku percaya kepada ALLAH,
BAPA yang Maha Kuasa. Khalik
langit dan bumi.
Dan kepada YESUS KRISTUS
AnakNya yang tunggal, Tuhan
kita.
Yang dikandung dari Roh
Kudus, lahir dari anak dara
Maria.
Yang menderita sengsara di
bawah pemerintahan Pontius
Pilatus; disalibkan, mati dan
dikuburkan, turun ke dalam
kerajaan maut.
Pada hari yang ketiga, bangkit
pula dari antara orang mati.
Naik ke sorga, duduk di
sebelah kanan Allah, Bapa
Yang Maha Kuasa.
Dan dari sana Ia akan datang
untuk menghakimi orang yang
hidup dan yang mati.
Aku percaya kepada Roh
Kudus, gereja yang kudus dan
am.
Persekutuan orang kudus.
Pengampunan dosa.
Kebangkitan tubuh.
Dan hdiup yang kekal.
Amin.
DOA BAPA KAMI
Bapa kami yang di sorga
Dikuduskanlah namaMu,
Datanglah kerajaanMu,
Jadilah kehendakMu
Di bumi seperti di sorga.
Berikanlah kami pada hari ini
makanan kami yang
secukupnya
Dan ampunilah kami akan
kesalahan kami,
Seperti kami juga mengampuni
orang yang bersalah kepada
kami;
Dan janganlah membawa kami
ke dalam pencobaan, tetapi
lepaskanlah kami dari pada
yang jahat.
Karena Engkaulah yang
Empunya kerajaan dan kuasa
dan kemuliaan sampai selamalamanya.
Amin.
Matius 28:19-20 “Karena itu
pergilah, jadikanlah semua
bangsa muridKu dan baptislah
mereka dalam nama Bapa dan
Anak dan Roh Kudus, dan
ajarlah mereka melakukan
segala sesuatu yang telah
Kuperintahkan kepadamu. Dan
ketahuilah, Aku menyertai
kamu senantiasa sampai
kepada akhir zaman.”
perlu bertindak lebih jauh. Untuk menjelaskan pandangan mereka sendiri dibutuhkan
suatu pengakuan iman.
Maka mereka merumuskan beberapa pernyataan tentang Allah Bapa dan Allah
Anak. Mereka menjelaskan bahwa Anak adalah “Allah Sejati dan Alah Sejati,
diperanakkan bukan dijadikan dan sehakikat dengan Bapa”.
Istilah “satu hakikat”, menjadi sasaran kritik. Kata Yunani yang mereka pakai ialah
homoousios. Homo artinya “sama” ousios artinya “hakikat”. Kubu Arius
menambahkan satu huruf dalam kata itu: Homoiousios yang artinya ialah
“keserupaan hakikat”
Semua uskup, kecuali dua orang, menandatangani pernyataan iman. Mereka berdua
dan Arius diasingkan . Konstantinus agaknya puas akan hasil prakarsanya itu.
Namun itu tidak bertahan lama.
Meskipun Arius menghilang untuk sementara, teologinya bertahan beberapa dekade
lamanya. Seorang diaken dari Alexandria, Athanasius, menjadi salah seorang lawan
yang tangguh bagi Arianisme. Pada tahun 328, Athanasius menjadi uskup di
Alexandria dan melanjutkan “peperangan” dalam jemaatnya.
Akan tetapi “pertempuran” itu meluas keseluruh Gereja Wilayah Timur, sampai pada
Konsili lain yang diselenggarakan pada tahun 381, di Konstantinopel. Konsili tersebut
mensahkan ulang Konsili Nicea. Namun demikian, jejak-jejak pemikiran Arius tidak
hilang dari Gereja.
Konsili Nicea bukan saja mulai menyelesaikan masalah teologi, tetapi juga menjadi
teladan bagi Gereja dan Negara. Pada tahun-tajhun berikutnya, ketika masalah rumit
muncul di Gereja, maka hal itu diselenggarakan melalui kebijaksanaan kolektif para
uskup. Konstantinus mulai dengan praktik menyatukan Negara dan Gereja dalam
hal mengambil keputusan. Namun, hal itu menimbulkan masalah pada abad-abad
berikutnya.
Sumber:
Buku 100 Peristiwa Penting Dalam Sejarah Kristen (The 100 Most Important
Events in Christian History)
Penerbit PT BPK Gunung Mulia
Artikel Lain:
- Pertobatan Konstantinus (Tahun 312)
- Surat Athanasius Mengakui Kanon Perjanjian Baru (Tahun 367)
Dapatkan artikel-artikel yang lain di website Elia-Stories:
http://groups.yahoo.com/group/elia-stories
Dengan merelease artikel ini, saya mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juru
Selamat saya.
Anda dapat berlangganan E-Zine “Elia’s Stories” dengan mengirimkan email kosong ke
[email protected]
Download