UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR

advertisement
UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR
MATEMATIKAMELALUI PENERAPAN
METODE DRILL
(Studi Kasus Siswa Kelas VI MI Nurul Huda Guntur
Rejosari Bandongan Magelang Tahun Pelajaran
2011/2012)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh :
Siti Mabruroh
11410206
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2012
i
ii
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Siti Mabruroh
NIM
: 11410206
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan
orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode
etik ilmiah.
Salatiga, 29 September 2012
Yang menyatakan
Siti Mabruroh
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Barang siapa bersungguh-sungguh maka ia dapat”
(Manjadda Wajada).
”Sabar dalam mengatasi kesulitan dan bertindak bijaksana dalam mengatasinya
adalah sesuatu yang utama”.
PERSEMBAHAN
Almamaterku, orang tuaku tercinta, terimakasih atas cinta, kasih sayang dan
bantuannya yang telah di berikan selama ini hingga aku bisa menyelesaikan
studiku ini, Keluarga tercinta, putera-putriku, terimakasih atas bantuannya selama
ini dan tak henti-hentinya memberikan dukungan moril pada penulis untuk
menuntut ilmu, Rekan-rekan STAIN Salatiga
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini. Sholawat serta salam dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta
keluarga, sahabat dan orang-orang yang mengikuti beliau dengan benar hingga
akhir zaman. Penyusunan skripsi ini dalam rangka memenuhi persyaratan untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam
Negeri (STAIN) Salatiga.
Judul skripsi ini adalah Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Matematika
Melalui Penerapan Metode Drill di Kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda
Guntur Rejosari Bandongan Magelang
Tahun Pelajaran 2011/2012. Dalam
penyelesaian karya ini, penulis telah mendapat banyak kritik, saran, masukan,
bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak, maka dari itu penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1.
Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag. selaku rektor Sekolah Tinggi Agama Islam
Negeri (STAIN) Salatiga.
2.
Bapak Drs. Djoko Sutopo, M.Pd.I selaku Kepala Program Studi Pendidikan
Agama Islam-Ekstensi
3.
Bapak Ilyya Muhsin, S.H.I., M.Si sebagai Dosen Pembimbing yang senantiasa
memberikan masukan berharga bagi penulisan, serta berperan besar dalam
penyelesaian skripsi ini.
vi
4.
Bapak dan Ibu Dosen beserta seluruh civitas akademika Fakultas Ilmu
Pendidikan Agama Islam Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam
Negeri Salatiga yang telah memberikan ilmunya kepada peneliti.
5.
Kepala Madrasah dan seluruh tenaga pendidik di Madrasah Ibtidaiyah Nurul
Huda Guntur, Rejosari Bandongan, Magelang.
6.
Rekan-rekan Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga.
7.
Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih telah
banyak memberi dukungan kepada peneliti.
Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini masih banyak kekurangan,
untuk itu peneliti mohon saran dan petunjuk untuk perbaikan penelitian ini.
Semoga Allah SWT. membalas semua amal dan jasa baik kepada semua pihak
dengan balasan yang setimpal dan sebagai akhir peneliti berharap semoga skripsi
ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan selalu mendapat ridho dari Allah
SWT.
Salatiga, 20 September 2012
Penulis
Siti Mabruroh
vii
ABSTRAK
Mabruroh, Siti. 2012. Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Melalui
Penerapan Metode Drill di Kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda
Guntur Rejosari Bandongan Magelang. Skripsi. Jurusan tarbiyah.
Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam
Salatiga. Pembimbing:
Kata kunci: prestasi belajar, metode drill
Penelitian ini merupakan upaya peningkatan prestasi belajar matematika
melalui penerapan metode drill di Kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda
Guntur Rejosari Bandongan Magelang. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar matematika melalui
penerapan metode drill pada siswa kelas VI MI Nurul Huda Guntur Rejosari
Bandongan Magelang tahun pelajaran 2011/2012.
Penelitian ini adalah tindakan kelas yang dilaksanakan di MI Nurul Huda
Guntur, Rejosari, Bandongan Magelang, dengan kelas yang dijadikan fokus
pembelajaran adalah kelas VI dengan jumlah siswa sebanyak 37 orang, yang telah
dilakukan dalam 3 (tiga) siklus, dengan materi pembelajaran matematika meliputi
FPB, KPK, dan operasi hitung pecahan. Instrumen yang digunakan adalah,
pedoman wawancara, lembar pengamatan dan lembar soal. Keberhasilan penelitian
ditentukan oleh Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yaitu 6.0 yang diperoleh
65% dari 37 siswa atau 24 siswa.
Berdasarkan hasil penelitian dengan melihat pada nilai rata-rata hasil tes
siswa setelah melalui 3 (tiga) siklus, diketahui bahwa terdapat peningkatan prestasi
belajar matematika siswa kelas VI MI Nurul Guntur Rejosari Bandongan
Magelang Tahun Pelajaran 2011/2012 pada materi Faktor Persekutuan Besar
(FPB), Kelipatan Persekutuan Kecil (KPK), dan operasi hitung pecahan (perkalian
dan pembagian pecahan), adalah meningkatnya siswa yang mencapai ketuntasan
minimal pada siklus I sebanyak 18 siswa, pada siklus II meningkat menjadi 21
siswa dan pada siklus III kembali meningkat menjadi 34 siswa.
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.......................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN.........................................
iii
HALAMAN KEASLIAN TULISAN......................................................
iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN......................................
v
KATA PENGANTAR..............................................................................
vi
ABSTRAK................................................................................................
viii
DAFTAR ISI.............................................................................................
ix
DAFTAR TABEL.....................................................................................
xi
DAFTAR BAGAN...................................................................................
xii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah..............................................................
1
B. Perumusan Masalah.....................................................................
7
C. Tujuan Penelitian.........................................................................
7
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan.........................
7
E. Kegunaan Penelitian...................................................................
8
F. Definisi Operasional………………………………….….…..…
9
G. Metode Penelitian.......................................................................
11
H. Sistematika Penulisan………………………………….…...…..
17
BAB II KAJIAN PUSTAKA...................................................................
19
A. Prestasi Belajar............................................................................
19
1. Pengertian Prestasi…………………………………….…..
19
2. Pengertian Belajar……………………………………....…
22
3. Tujuan Belajar………………………………………....…..
24
4. Pengertian Prestasi Belajar……………………………...…
26
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar……….
28
B. Matematika..................................................................................
30
1. Hakekat Matematika………………………………….…...
30
2. Bahan Ajar Matematika Kelas VI…………………….…...
34
ix
C. Metode Drill................................................................................
39
1. Pengertian Metode Drill……………………………….…..
39
2. Tujuan Penggunaan Metode Drill…………………………
41
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN..............................................
45
A. Subyek Penelitian…….….……………………………………..
45
1. Lokasi dan Waktu Penelitian………………………………
45
2. Mata Pelajaran……………………………………………..
45
3. Karakteristik Subyek Penelitian……………………………
45
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I...................................................
46
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II………………………………..
52
D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III………………………………
55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.........................
59
A. Deskripsi Hasil Penelitian ……………………………………..
59
1. Siklus I……………………………………………………..
59
2. Siklus II……………………………………………………
61
3. Siklus III…………………………………………………...
65
B. Pembahasan ………………………………………..……….….
72
BAB V PENUTUP....................................................................................
76
A. Kesimpulan..................................................................................
76
B. Saran-saran................................................................................... 76
DAFTAR PUSTAKA……………………………………….........……...
LAMPIRAN-LAMPIRAN
x
78
DAFTAR TABEL
TABEL
Halaman
Tabel.1
Hasil Tes Siklus I dengan Materi FPB……………………....
59
Tabel.2
Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I…………………..…..
60
Tabel.3
Hasil Observasi Kinerja Siswa Siklus I…………………..….
61
Tabel.4
Hasil Tes Siklus II dengan Materi KPK…………………..…
63
Tabel.5
Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II…………………..….
64
Tabel.6
Hasil Observasi Kinerja Siswa Siklus II…………………..…
65
Tabel.7
Hasil Tes Siklus III dengan Materi Operasi hitung Pecahan… 66
Tabel.8
Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III……………………... 68
Tabel.9
Hasil Observasi Kinerja Siswa Siklus III…………………….. 69
Tabel.10
Perbandingan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VI
MI Nurul Huda Guntur Rejosari Bandongan Magelang……… 74
xi
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 1.
Siklus Penelitian Tindakan Kelas……………………..…
47
Grafik.1
Peningkatan Prestasi Belajar Matematika…………..……
73
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan di Indonesia mempunyai perkembangan dan kemajuan
sesuai dengan perkembangan jaman yang semakin hari semakin maju.
Pendidikan bukan hanya sekedar media untuk mewariskan kebudayaan kepada
generasi seterusnya, akan tetapi pendidikan diharapkan mampu merubah dan
mengembangkan pola kehidupan bangsa ke arah yang lebih baik.
Secara lebih terperinci, tujuan pendidikan telah dirumuskan dalam
Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional :
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Sekolah merupakan rumah kedua sebagai penyelenggara pendidikan
agar anak-anak tersebut dapat mencapai cita-cita yang diimpikannya. Selain
orang tua di rumah yaitu ayah dan ibu, guru berperan penting untuk menjadi
orang tua kedua bagi anak-anak yang dititipkan di sekolah. Orang tua berharap
agar anak-anaknya menjadi orang yang cerdas, berbudi dan bermoral yang
baik. Sebagai penyelenggara pendidikan sekolah senantiasa memberikan
pelajaran-pelajaran yang bermutu berdasarkan standar kurikulum pada setiap
jenjang pendidikan.
1
Matematika adalah salah satu pelajaran yang penting di sekolah dasar.
Mata pelajaran Matematika telah diperkenalkan sejak siswa menginjak kelas I
Sekolah Dasar (SD). Matematika diajarkan di Sekolah Dasar karena pelajaran
itu nantinya sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, maka dari itu
pengajarannya sangat perlu kejelian atau kesungguhan agar siswa benar-benar
menguasai mata pelajaran Matematika.
Oleh karena pentingnya peranan Matematika terhadap masa depan
bangsa, maka pemerintah telah berusaha untuk meningkatkan mutu pelajaran
Matematika dengan berbagai upaya seperti dengan pemberian alat peraga, buku
paket, olympiade Matematika, serta penyempurnaan kurikulum. Siswa atau
anak didik sebagai individu yang potensial tidak dapat berkembang banyak
tanpa bantuan pendidik. Berkaitan dengan peningkatan mutu pendidikan, maka
perlu adanya perbaikan, pembaharuan, serta perubahan dalam segala aspek di
antaranya kurikulum, sarana dan prasarana, guru, siswa serta metode
pengajaran.
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang
mendapatkan porsi perhatian terbesar baik dari kalangan pendidik, orangtua
maupun anak. Tidak sedikit orangtua yang mempunyai persepsi bahwa
matematika adalah pengetahuan terpenting yang harus dikuasai anak.
Sayangnya, tidak semua anak dibekali kemampuan untuk berprestasi
cemerlang di bidang matematika.
Kendalanya adalah matematika masih dianggap sebagai pelajaran
yang kurang menyenangkan bagi banyak siswa persekolahan, tentu saja harus
2
dijadikan sebagai bahan refleksi tiada henti, bagi semua pihak yang berkaitan,
terutama bagi guru yang menyajikannya langsung di hadapan siswa. Penyajian
materi matematika yang dianggap membosankan, perlu kiranya diantisipasi
dengan mencari suatu alternatif pembelajaran matematika yang disajikan
secara inovatif, menarik, diminati, dan mampu memotivasi siswa, sehingga
nantinya diharapkan juga bisa melejitkan prestasi belajar siswa.
Soedjadi (2000: 11), mengatakan bahwa “matematika merupakan
ilmu pengetahuan tentang penalaran logik dan berhubungan dengan bilangan”.
Anak dalam mempelajari matematika banyak yang keliru, banyak anak yang
hanya menghafal saja. Oleh karena itu layanan pendidikan yang diberikan
diupayakan untuk dapat mengembangkan potensi yang dimiliki anak secara
optimal, sehingga anak tidak hanya menghafal konsep saja akan tetapi mereka
mampu menerima materi matematika secara baik dan benar, apalagi ditunjang
dengan media belajar yang sangat baik di dalam proses belajar mengajar di
dalam kelas.
Mengembangkan metode pengajaran merupakan salah satu upaya
untuk meningkatkan kualitas belajar siswa. Metode dalam proses belajar
mengajar merupakan alat untuk mencapai tujuan dan perumusan tujuan dengan
sejelas-jelasnya merupakan syarat terpenting sebelum seseorang menentukan
dan memilih metode mengajar yang tepat. Apabila seorang guru dalam
memilih metode mengajar kurang tepat akan menyebabkan kekaburan tujuan
yang menyebabkan kesulitan dalam memilih dan menentukan metode yang
akan digunakan. Selain itu pendidik juga dituntut untuk mengetahui serta
3
menguasai beberapa metode dengan harapan tidak hanya menguasai metode
secara teoritis tetapi pendidik dituntut juga mampu memilih metode yang tepat
untuk bisa mengoperasionalkan secara baik (Ghofir dkk., 1983: 79).
Pembelajaran matematika yang diajarkan di SD merupakan
matematika sekolah yang terdiri dari bagian-bagian matematika yang dipilih
guna menumbuhkembangkan kemampuan-kemampuan dan membentuk pribadi
anak serta berpedoman kepada perkembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi. Hal ini menunjukkan bahwa matematika SD tetap memiliki ciri-ciri
yang dimiliki matematika, yaitu: (1) memiliki objek kajian yang abstrak (2)
memiliki pola pikir deduktif konsisten (Suherman, 2006: 55).
Para pendidik (guru) berharap siswa-siswanya akan berhasil dalam
pembelajaran matematika dengan prestasi belajar yang memuaskan begitu pula
para pendidik di MI Nurul Huda Guntur Rejosari Bandongan Magelang, tetapi
pada kenyataannnya prestasi belajar matematika para siswa belum dapat
dianggap berhasil. Adapun beberapa hal yang menjadi penghalang untuk
tercapainya hasil belajar yang diinginkan di antaranya adalah :
1. Pengajar kurang kreatif dalam mengembangkan metode pembelajaran
untuk diterapkan dalam pelaksanaan pembelajaran matematika.
2. Semangat siswa yang masih rendah, siswa kurang memperhatikan dan
kurang menanggapi kegiatan belajar mengajar yang terjadi, Mereka
cenderung mengacuhkan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) dan acuh
terhadap materi yang disampaikan oleh guru.
4
3. Rendahnya prestasi belajar matematika, yang ditunjukkan dengan nilai
mata pelajaran matematika di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Dari beberapa poin hambatan yang ditemukan pada pembelajaran
matematika di MI Nurul Huda Guntur Rejosari Bandongan Magelang,
diketahui bahwa hambatan yang paling besar adalah hambatan dari poin kedua,
yaitu siswa kelas VI mudah lupa terhadap materi mata pelajaran matematika
yang disampaikan oleh pendidik. Sebagian besar siswa merasa kesulitan untuk
memahami dan menerapkan materi matematika seperti perkalian dan
pembagian. Pada pembelajaran matematika, para siswa cenderung pasif serta
lamban dalam mengerjakan soal yang disajikan oleh guru, sehingga pencapaian
hasil belajar tidak berhasil. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan metode
pembelajaran yang tepat agar pelaksanaan belajar mengajar dapat terlakasana
secara efektif, satu metode yang bisa memaksimalkan waktu yang tersedia serta
mampu “memaksa” siswa terus belajar walaupun tidak dalam proses
pembelajaran di kelas, salah satunya yaitu dengan menerapkan metode drill
sebagai
langkah
alternatif
dalam
rangka
mengefesiensikan
proses
pembelajaran.
Metode drill adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan
jalan atau cara melatih siswa agar menguasai pembelajaran dan terampil dalam
melaksanakan tugas latihan yang diberikan (Tayar Yusuf & Syaiful Anwar,
1995: 64-65). Metode ini hanya dipakai untuk bahan pelajaran kecekatan yang
bersifat rutin dan otomatis (Ghofir, 1983: 106-108). Oleh karena itu, metode
drill ini cocok diterapkan untuk pembelajaran matematika, karena dalam
5
pembelajaran matematika dibutuhkan kecepatan yang bersifat rutin dan
otomatis dalam menjawab soal. Pelaksanaan metode drill dalam pembelajaran
matematika ini dilaksanakan dengan cara latihan yang berulang-ulang serta
latihan soal.
Setelah melihat masalah-masalah yang dihadapi tersebut, para
pendidik khawatir akan kelangsungan pembelajaran matematika materi FPB,
KPK, operasi hitung, sehingga mengakibatkan terhambatnya pemenuhan
kompetensi dasar yang akan dicapai, maka dari itu, peneliti berinisiatif
melakukan penelitian tindakan kelas, dengan tujuan agar masalah dalam
pembelajaran ini akan segera dapat diselesaikan dan dapat melanjutkan
kompetensi dasar selanjutnya, seperti yang telah diungkapkan bahwa “tujuan
utama dari PTK ini adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan praktek
pembelajaran
secara
berkesinambungan,
maka
dalam
pelaksanaannya
dirasakan sangat penting dan mendesak untuk segera diterapkan” (Murni,
2008: 16).
Dari uraian yang telah disebutkan di atas, maka penerapan metode
drill dalam proses pembelajaran matematika dirasa sangat cocok digunakan
untuk
pembelajaran
matematika,
dikarena
pembelajaran
matematika
membutuhkan latihan yang terus-menerus dan berkelanjutan, sehingga siswa
dapat memahami dan mengerjakan soal-soal dengan cepat dan tepat. Jadi pada
kesempatan kali ini, penulis tertarik untuk meneliti tentang “Upaya
Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Melalui Penerapan Metode Drill di
6
Kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Guntur Rejosari Bandongan
Magelang”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka pertanyaan penelitian yang
akan dijawab adalah apakah penerapan metode drill dapat meningkatkan
prestasi belajar matematika siswa kelas VI MI Nurul Huda Guntur Rejosari
Bandongan Magelang tahun pelajaran 2011/2012 ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan prestasi
belajar matematika melalui penerapan metode drill pada siswa kelas VI MI
Nurul Huda Guntur Rejosari Bandongan Magelang tahun pelajaran 2011/2012.
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan yang diajukan dalam penelitian ini adalah
penerapan metode drill dapat meningkatkan prestasi belajar matematika
siswa kelas VI MI Nurul Huda Guntur Rejosari Bandongan Magelang
tahun pelajaran 2011/2012.
7
2. Indikator Keberhasilan
Salah satu kriteria atau aspek penilaian ketuntasan dalam
pembelajaran matematika adalah keterampilan meyelesaikan hitung
bilangan, sehingga jika aspek ini belum dikuasai dengan baik oleh siswa
maka ketuntasan materi itu belum tercapai. Pada operasi hitung campuran
keterampilan itu menyangkut 4 (empat) jenis operasi bilangan yaitu,
penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian yang saling terkait
satu sama lain, yakni penjumlahan dan pengurangan sebagai konsep dasar
untuk perkalian dan pembagian KPK, FPB dan operasi hitung bilangan
pecahan
juga
menggunakan
keempat
operasi
bilangan
tersebut.
Berdasarkan keterampilan dasar tersebut nilai KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimal) mata pelajaran matematika kelas VI MI Nurul Huda Guntur
Rejosari Bandongan Magelang tahun pelajaran 2011/2012 adalah 6,0
sebanyak 65% dari total jumlah siswa sebanyak 37 orang siswa, dengan
demikian KKM dianggap terpenuhi apabila 24 siswa atau lebih
mendapatkan nilai minimal 6,0.
E. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat memiliki beberapa
manfaat, di antaranya yaitu :
1. Manfaat Teoritis
a. Memberikan masukan dan wawasan kepada guru dalam proses
pembelajaran.
8
b. Memberikan solusi sebagai upaya perbaikan mutu proses pendidikan
khususnya Matematika.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Meningkatnya prestasi belajar matematika siswa kelas VI MI
Nurul Huda Guntur Rejosari Bandongan Magelang, sehingga peserta
didik lebih menyenangi pembelajaran matematika.
b. Bagi Guru
Memberi
arahan
dalam
proses
pembelajaran
untuk
mengajarkan mata pelajaran Matematika melalui metode drill, sehingga
pembelajaran Matematika mempunyai metode yang bervariasi.
c. Bagi MI Nurul Huda Guntur Rejosari Bandongan Magelang
Memberikan sumbangan pemikiran dalam meningkatnya
kualitas pembelajaran dan hasil prestasi siswa khususnya dalam mata
pelajaran Matematika, sehingga mutu pendidikan di MI Nurul Huda
Guntur Rejosari Bandongan Magelang akan meningkat.
F. Definisi Operasional
1. Prestasi Belajar Matematika
Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata,
yakni “prestasi” dan “belajar”. Antara kata “prestasi” dan “belajar”
mempunyai arti yang berbeda, “prestasi” adalah hasil dari suatu kegiatan
yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun
9
kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak
melakukan suatu kegiatan. Dalam kenyataan, untuk mendapatkan prestasi
tidak semudah yang dibayangkan, tetapi penuh perjuangan dengan berbagai
tantangan yang harus dihadapi untuk mencapainya. Hanya dengan keuletan
dan optimesme dirilah yang dapat membantu untuk mencapainya. Oleh
karena itu wajarlah pencapaian prestasi itu harus dengan jalan keuletan
kerja (Dimyati & Mudjiono, 2006: 193).
Berdasarkan pengertian tersebut, maka yang dimaksud prestasi
belajar matematika dalam penelitian ini adalah hasil/nilai yang diperoleh
siswa kelas VI dalam mata pelajaran matematika dengan materi KPK, FPB
dan operasi hitung pecahan, nilai tersebut adalah nilai yang minimal sama
atau lebih dari 6,0 dengan prosentase 65% dari total siswa, jumlah siswa
kelas VI adalah 37 siswa. Dengan demikian, prestasi belajar matematika
dianggap baik jika minimal 24 siswa mendapat nilai 6,0.
2. Metode Drill
Ahmad (1986: 152) mengatakan, “metode drill adalah suatu
cara mengajar di mana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar
siswa memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa
yang
dipelajari”.
Teknik
latihan
atau
drill
menurut
Syafirudin
(http://www.syafir.com), yaitu suatu teknik yang dapat diartikan sebagai
suatu cara mengajar di mana siswa melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan,
agar siswa memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari
apa yang telah dipelajari.
10
Penggunaan istilah drill, sering disamakan artinya dengan istilah
ulangan. Sebenarnya berbeda, ulangan adalah suatu tindakan untuk sekedar
mengetahui sejauh mana siswa telah menyerap pelajaran yang telah
diberikan oleh guru. Sedangkan latihan dimaksudkan agar pengetahuan dan
kecakapan tertentu menjadi milik siswa dan dapat dikuasai sepenuhnya,
sehingga yang dimaksud dengan metode drill dalam penelitian ini adalah
pembelajaran yang dilakukan secara berulang dan disertai dengan latihan
soal dengan memperhatikan beberapa aspek sebagai berikut :
1. Usahakan agar latihan tersebut jangan sampai membosankan anak
didik, karena waktu yang dipergunakan cukup singkat.
2. Latihan betul-betul diatur sedemikian rupa sehingga betul-betul
menarik perhatian anak didik, dalam hal ini guru harus berusaha
menumbuhkan motivasi untuk berpikir.
3. Agar anak didik tidak ragu maka anak didik terlebih dahulu diberikan
pengertian dasar tentang materi yang akan diberikan.
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas
(Classroom Action Research). Selanjutnya dalam penelitian disingkat PTK.
Menurut Wahidmurni (2008: 33) “penelitian tindakan kelas adalah suatu
penelitian
yang
mengkaji
proses
pembelajaran
dikaitkan
dengan
pengoptimalan penggunaan metode, media, strategi pembelajaran, di mana
11
kegiatan perbaikan pembelajaran tersebut diharapkan dapat meningkatkan
proses dan hasil pembelajaran siswa”.
PTK dapat dilakukan sendiri oleh guru atau dilakukan secara
kolaboratif yang melibatkan peneliti, guru, siswa maupun karyawan
sekolah yang lain yang bertujuan untuk memperbaiki sistem serta kinerja
guru dalam rangka memperbaiki atau meningkatkan mutu proses dan hasil
pembelajaran siswa.
2. Subjek Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di MI Nurul Huda
Guntur Rejosari Bandongan Magelang, dengan subyek penelitian siswa
kelas VI Tahun Pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 37 siswa meliputi
siswa putra berjumlah 17 orang dan siswi putri berjumlah 20 orang.
3. Langkah-langkah
Langkah-langkah dalam penelitian ini mengacu pada sistem
penelitian tindakan kelas yang disebut sebagai siklus. Penelitian ini
menggunakan tiga siklus yang tiap siklusnya terdiri dari tahap-tahap
sebagai berikut :
a. Perencanaan
Langkah-langkah yang dilaksanakan pada tahap ini adalah :
1) Merancang pembelajaran dengan menggunakan metode driil
2) Menyusun soal sebagai evaluasi awal
3) Membuat lembar kegiatan siswa
12
4) Membuat lembar observasi siswa dalam penelitian dan kinerja guru
dalam proses pembelajaran.
5) Membuat lembar evaluasi untuk menilai laporan hasil penelitian
siswa
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini yaitu peneliti dapat
berperan
sebagai
guru,
melaksanakan
pembelajaran
dengan
menggunakan perangkat pembelajaran yang telah dibuat
c. Pengamatan/observasi
Mengamati pelaksanaan pembelajaran atau mengobservasi
dilakukan saat pelaksanaan pembelajaran dan diskusi prestasi hasil
penelitian oleh siswa.
d. Refleksi
Peneliti melalukan evaluasi pembelajaran matematika dengan
metode drill dengan memperhatikan hasil pelaksanaan dan pengamatan,
hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
1) Kesesuaian pelaksanaan dengan perencanaan
2) Kendala atau kesulitan yang dialami
3) Kemajuan yang telah dicapai siswa
4) Rencana pembelajaran selanjutnya
Hasil kegiatan pada siklus I akan dilanjutkan pada siklus
berikutnya sampai mencapai hasil yang ditentukan.
13
4. Instrumen Penelitian
Instrumen atau alat pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah :
a. Lembar pengamatan
Digunakan untuk mengamati dan mengumpulkan data tentang
kinerja siswa dan guru selama tindakan kelas.
b. Lembar penilaian siswa
Digunakan untuk mengetahui perkembangan nilai/prestasi
belajar siswa sebelum dan sesudah dilakukan tindakan kelas.
c. Pedoman Wawancara
Digunakan untuk mengetahui pendapat atau apresiasi siswa
dan guru terhadap pelaksanaan pembelajaran matematika dengan
metode drill.
5. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa
metode yaitu ;
a. Metode Observasi
Metode ini dilakukan untuk mengetahui secara langsung situasi
lingkungan dan tempat penelitian. Dalam menggunakan metode
observasi cara yang paling efektif adalah melengkapi dengan lembar
atau blangko pengamatan sebagai instrumen, metode ini akan mencatat
berbagai petunjuk yang diperoleh di dalam kelas tentang kinerja siswa
dan guru.
14
b. Metode Wawancara
Penelitian ini penulis menggunakan metode wawancara tidak
terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar
yang akan ditanyakan. Oleh karena itu, penulis harus mampu
mengarahkan subyek penelitian terhadap pembicaraan tentang data
yang diharapkan. Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data
tentang perkembangan hasil penelitian yang dilakukan. Seperti
pencapaian atau kemajuan serta kendala dari penelitian yang dilakukan
c. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi menurut Arikunto (2006: 202), “yaitu
metode pengumpulan data dengan mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen, rapat, agenda, dan sebagainya”. Metode ini lebih
mudah dibanding dengan metode lain karena apabila ada kekeliruan
dalam penelitian sumber datanya tidak berubah dan dalam metode
dokumentasi yang diamati adalah benda mati. Metode ini untuk
mengumpulkan data tentang teori-teori yang menjelaskan variabelvariabel yang diteliti yakni prestasi belajar matematika dan metode
drill. Melalui metode dokumentasi peneliti mengumpulkan rekaman
tindakan kelas berupa foto pelaksanaan tindakan yang terdapat dalam
lampiran penelitian.
15
d. Metode Tes
Pengukuran test hasil belajar ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan melihat nilai yang
diperoleh siswa. Tes tersebut juga sebagai salah satu rangkaian kegiatan
dalam penerapan metode drill dalam upaya untuk meningkatkan hasil
belajar siswa.
Tes yang dimaksud meliputi tes awal (pra tindakan), tes tersebut
akan dijadikan sebagai acuan tambahan untuk dijadikan penentuan awal
poin perkembangan individu siswa. Selain tes awal juga dilakukan tes
pada setiap akhir tindakan setiap siklusnya, hasil tes ini akan digunakan
untuk mengetahui tingkat prestasi belajar dan keaktifan siswa terhadap
materi pelajaran Matematika melalui metode drill.
6. Analisis Data
Data yang diperoleh dari tindakan yang dilakukan dianalisis
dengan teknik analisis deskriptif kualitatif untuk memastikan bahwa
dengan mengaplikasikan metode drill dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. Data yang bersifat kualitatif, terdiri dari hasil observasi, wawancara,
dan dokumentasi dianalisis secara kualitatif. Analisis secara kualitatif yang
dimaksud adalah dengan metode deskriptif artinya hasil penelitian
didiskripsikan secara narasi-narasi, sehingga akan memudahkan dalam
pengambilan kesimpulan.
16
Untuk mengetahui hasil tindakan yang telah dilakukan dapat
menimbulkan perbaikan, peningkatan dan perubahan dari keadaan
sebelumnya, maka peneliti membandingkan antara siklus yang dilakukan
melihat pada jumlas siswa yang mencapai ketuntasan minimal tiap
siklusnya.
H. Sistematika Penulisan
Untuk menggambarkan isi dan substansi skripsi ini, peneliti
menguraikannya menjadi beberapa bab dan tiap-tiap bab dibagi atas sub
bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut :
Bab pertama adalah pendahuluan yang terdiri dari latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan, kegunaan
penelitian, penegasan istilah, metode penelitian dan sistematika penulisan.
Bab kedua adalah kajian teori yang berisi pengertian prestasi,
pengertian belajar, pengertian prestasi belajar, faktor-faktor
yang
mempengaruhi prestasi belajar, pengertian matematika, pengertian metode
drill, cara pembelajaran dengan metode drill.
Bab ketiga adalah pelaksanaan penelitian terdiri dari, subyek
penelitian, lokasi dan waktu penelitian, karakteristik siswa, rancangan
pembelajaran (RPP), serta diskripsi pelaksanaan siklus I, siklus II dan
siklus III.
17
Bab
keempat
adalah
penelitian
dan
pembahasan
yang
mengemukakan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan berisi
mengenai deskripsi data yang didapatkan berupa, hasil pengamatan,
refleksi keberhasilan tindakan, beserta pembahasan.
Bab kelima adalah penutup yang berisikan kesimpulan dan saran.
18
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi
Akal merupakan anugerah yang diberikan Allah SWT kepada
manusia sehingga menjadi kewajiban bagi tiap-tiap manusia yang beriman
untuk menggunakan akal tersebut sesuai perintah Allah AWT. Diharapkan
dengan proses pendidikan Islam, para peserta didik dapat ditingkatkan
optimalisasi akal budinya, sehingga mereka dapat mensyukuri nikmat Allah
berupa pancaindera serta kalbu yang dimilikinya dan tidak terjatuh ke
dalam derajat yang lebih rendah dari binatang ternak. Allah SWT
memperingatkan kita dengan firman-Nya :
           
             
       
Artinya :
dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam)
kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi
tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan
mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk
melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai
telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayatayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka
lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai (QS. Al
A’raaf: 179).
19
Islam menginginkan pemeluknya cerdas serta pandai yang
ditandai oleh adanya kemampuan dalam menyelesaikan masalah dengan
cepat dan tepat, sedangkan pandai ditandai oleh banyak memiliki
pengetahuan dan informasi. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan prestasi
yang diperoleh manusia melalui akalnya. Ajaran agama Islam menekankan
kewajiban menuntut ilmu karena menuntut ilmu sangat bermanfaat dan
setiap ilmu pasti bemanfaat.
Prestasi merupakan istilah yang tidak asing lagi dalam dunia
pendidikan. Prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie kemudian
dalam bahasa Indonesia prestasi yang diartikan menjadi hasil yang telah
dicapai dari yang telah ditetapkan (Sardiman, 1994: 38). Istilah tersebut
lazim digunakan sebagai sebutan dari penilaian dari hasil belajar. Di mana
penilaian tersebut bertujuan melihat kemajuan belajar peserta didik dalam
hal penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajarinya sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan. Prestasi belajar terdiri dari dua kata, yakni
prestasi dan belajar. Prestasi belajar digunakan untuk menunjukkan hasil
yang optimal dari suatu aktivitas belajar sehingga artinya pun tidak dapat
dipisahkan dari pengertian belajar.
Hasil belajar disebut juga dengan prestasi belajar. Prestasi belajar
adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, yakni ”prestasi” dan
”belajar”. Antara kata ”prestasi” dan ”belajar” mempunyai arti yang
berbeda. ”prestasi” adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan,
diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan
20
pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan suatu kegiatan. Dalam
kenyataan, untuk mendapatkan prestasi tidak semudah yang dibayangkan,
tetapi penuh perjuangan dengan berbagai tantangan yang harus dihadapi
untuk mencapainya. Hanya dengan keuletan dan optimisme dirilah yang
dapat membantu untuk mencapainya. Oleh karena itu wajarlah pencapaian
prestasi itu harus dengan jalan keuletan kerja (Dimyati dan Mudjiono,
2006: 193).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999: 787), ”prestasi
belajar adalah penguasaan pengetahuan, ketrampilan yang dikembangkan
oleh mata pelajaran lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan
oleh guru ”. Sutratinah Tirtonegoro (200: 43) mengatakan bahwa “prestasi
belajar adalah pencapaian hasil usaha kegiatan belajar mengajar yang
dinyatakan dalam bentuk simbul, angka, huruf maupun kalimat yang dapat
mencerminkan hasil yang dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu”.
Berdasarkan pengertian prestasi tersebut di atas menurut penulis
wujud nyata dari prestasi siswa adalah keberhasilan dalam proses belajar
yang dapat dilihat dari prestasi yang dicapai dalam kurun waktu tertentu
dalam hal ini dapat dilihat dari nilai yang dibukukan dalam bentuk buku
laporan pendidikan atau raport. Nilai-nilai yang tertera dalam buku tersebut
merupakan penjumlahan nilai dari seluruh mata pelajaran yang diperoleh
siswa dalam satu semester. Dengan demikian besar kecilnya nilai yang
diperoleh menunjukkan besar kecilnya prestasi yang dicapai.
21
2. Pengertian Belajar
Pengetahuan manusia serba terbatas, banyak yang tidak diketahui
oleh akal manusia namun Allah SWT memberikan pengetahuan kepada
manusia yang mau giat belajar dan niscaya Allah SWT akan memberikan
pengetahuan melalui baca dan tulis (kalam) kepada manusia sebagaimana
firmannya :
         
Artinya :
“yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia
mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya” (QS. Al
Alaq: 4-5).
Setian kaum muslim diwajibkan untuk belajar karena orang yang
berilmu pengetahuan menduduki tempat yang lebih tinggi dibandingkan
dengan orang-orang yang tak berilmu pengetahuan. Terlebih lagi bilamana
orang yang berilmu pengetahua tadi juga beriman dan beramal sholeh.
Allah SWT memberikan apresiasi yang begitu tinggi terhadap orang yang
beriman dan berilmu pengetahuan. Allah SWT berfirman :
          
             
       
Artinya :
Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya
Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan:
"Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan
22
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orangorang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah
Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS. AL Mujadilah
11).
Rasulullah saw bersabda, yang artinya :
"Barang siapa yang dikehendaki baik oleh Allah maka ia
dikaruniai kepahaman agama dan sesungguhnya pengetahuan itu
diperoleh dengan belajar” (HR. Bukhari).
Belajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup
manusia, dengan belajar manusia melakukan perubahan-perubahan yang
mengarah pada perubahan tingkah laku yang berkembang. Belajar itu
bukan sekedar pengalaman, belajar merupakan suatu proses karena itu
belajar berlangsung secara aktif dengan menggunakan berbagai bentuk
perbuatan untuk mencapai suatu tujuan, sehingga melalui pendidikan
dimungkinkan berkembangnya manusia yang berkualitas atau berpotensi
yang akan berperan dalam pembangunan menjadi masyarakat yang modern
(Ifa, http://rumahlaili.blogspot.com)
Belajar merupakan suatu keharusan kalau kita ingin maju, maka
dengan belajar akan terjadi perubahan tingkah laku seseorang. Perubahan
ini berlangsung secara proses sebagai akibat dari hasil latihan dan
pengalaman. Belajar bukan hanya menghafal dan mengingat saja,
melainkan berinteraksi dengan lingkungannya dan merupakan suatu proses
yang ditandai dengan perubahan pada diri seseorang, dengan tujuan dalam
berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahaman, sikap dan
tingkah lakunya, keterampilannya, daya penerimaannya dan aspek-aspek
lain yang ada pada individu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
23
belajar adalah “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih,
berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan pengalaman”
(Depdiknas, 1999: 13).
Pengertian belajar menurut WS. Winkel (1991: 35). “Belajar
merupakan kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dari luar”.
Sedangkan menurut Rochman Natawidjaja dan HA. Moein Moesa (1991:
172-173) “Belajar adalah proses perubahan yang terus-menerus terjadi
dalam diri individu yang tidak ditentukan oleh unsur keturunan, tetapi lebih
banyak ditentukan oleh faktor-faktor dari luar (eksternal)”. Ngalim
Purwanto, berpendapat bahwa ”belajar adalah setiap perubahan yang relatif
menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan
atau pengalaman”(Purwanto, 1998: 84).
Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah proses perubahan keseluruhan tingkah laku dan pengetahuan
individu yang relatif menetap sebagai hasil dari latihan dan pengalaman
yang diperoleh selama hidupnya melalui serangkaian kegiatan misalnya
dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya.
3. Tujuan Belajar
Tujuan belajar atau pendidikan dalam Islam adalah membekali
akal dengan pemikiran dan ide-ide yang sehat, baik itu mengenai aqidah
dan cabang-cabangnya maupun hukum-hukum, baik yang pokok maupun
yang cabang. Islam telah mendorong agar manusia menuntut ilmu dan
membekalinya dengan pengetahuan. Allah SWT berfirman:
24
           
            
 
Artinya :
“(apakah kamu Hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah
orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan
berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan
rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang
mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?"
Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima
pelajaran” (QS. Az Zumar 9).
Al-Qur’an sudah dijelaskan bahwa orang yang mulia di sisi Allah
hanya karena dua hal; karena imannya dan karena ketinggian ilmunya.
Bukan karena jabatan atau hartanya. Karena itu dapat kita ambil
kesimpulan bawa ilmu pengetahuan harus disandingkan dengan iman.
Tidak bisa dipisahkan antara keduanya. Perpaduan antara ilmu pengetahuan
dan iman akan menghasilkan peradaban yang baik yang disebut dengan AlMadinah al-Fadhilah (Jumiarti, http://jumiartiagus.multiply.com).
Usaha mendapatkan ilmu pengetahuan dan prestasi belajar perlu
adanya tujuan belajar dengan menciptakan kondisi lingkungan belajar yang
baik. Kondisi lingkungan belajar itu sendiri terdiri atau dipengaruhi oleh
berbagai
komponen
yang
masing-masing
saling
mempengaruhi.
Komponen-komponen itu misalnya tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai, materi yang ingin diajarkan, guru dan siswa yang mempunyai
peranan serta memiliki hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan dan sarana
25
atau prasarana belajar mengajar yang tersedia. Hal ini sesuai yang
diungkapkan oleh Sardiman (1994: 28) antara lain :
a. Untuk mendapatkan pengetahuan
Ini ditandai dengan kemampuan berpikir. Tujuan inilah yang
memiliki kecenderungan lebih besar perkembangannya di dalam
kegiatan belajar. Dalam hal ini peranan guru sebagai pengajar lebih
menonjol.
b. Pemahaman konsep keterampilan
Pemahaman konsep atau merumuskan konsep juga memerlukan
suatu keterampilan. Keterampilan memang dapat dididik, yaitu dengan
melatih kemampuan. Interaksi yang mengarah pada pencapaian
keterampilan ini akan menuruti kaidah-kaidah tertentu dan bukan
semata-mata yang menghafalkan atau meniru.
c. Pembentukan sikap
Pembentukan sikap mental dan perilaku anak didik tidak akan
lepas dari penanaman nilai-nilai. Oleh karena itu guru tidak sekedar
sebagai pengajar tetapi betul-betul sebagai pendidik yang memindahkan
nilai-nilai itu kepada anak didiknya. Dengan dilandasi nilai-nilai itu,
dalam diri anak didik atau siswa akan tumbuh kesadaran dan kemauan,
untuk mempraktekan segala sesuatu yang sudah dipelajari.
4. Pengertian Prestasi Belajar
Sebelum membicarakan pengertian prestasi belajar, telah dijelaskan
mengenai pengertian prestasi dan belajar, untuk memudahkan didalam
26
memahami tentang pengertian prestasi belajar, perlu mendapatkan
pemahaman lebih jauh mengenai makna prestasi. Penggabungan pengertian
prestasi dan belajar mengandung pengertian penguasaan atau keterampilan
yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan
nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh Guru (Depdikbud, 1999: 700).
Prestasi belajar menurut Hamalik adalah berupa adanya perubahan
sikap dan tingkah laku setelah menerima pelajaran atau setelah mempelajari
sesuatu. Ada banyak pengertian tentang prestasi belajar. Berdasarkan
pengertian di atas maka yang dimaksudkan dengan prestasi belajar adalah
hasil belajar/ nilai pelajaran sekolah yang dicapai oleh siswa berdasarkan
kemampuannya/usahanya dalam belajar (Oemar Hamalik, 2001: 45).
Nasution menyatakan bahwa prestasi belajar adalah penguasaan
seseorang terhadap pengetahuan atau keterampilan tertentu dalam suatu
mata pelajaran, yang lazim diperoleh dari nilai tes atau angka yang
diberikan guru. Bila angka yang diberikan guru rendah, maka prestasi
seseorang dianggap rendah. Bila angka yang diberikan guru tinggi, maka
prestasi seorang siswa dianggap tinggi sekaligus dianggap sebagai siswa
yang sukses dalam belajar (Noehi Nasution, 1974: 39).
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, prestasi belajar dalam
penelitian ini secara konseptual diartikan sebagai hasil kegiatan belajar
yang dinyatakan dalam bentuk angka yang mencerminkan hasil yang sudah
dicapai oleh setiap anak yang dapat diukur dari tes atau hasil ujian siswa,
sehingga prestasi belajar matematika dalam penelitian ini adalah hasil yang
27
berupa nilai atau angka yang diberikan oleh guru terhadap tes yang
dikerjakan oleh peserta didik dalam bidang matematika.
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar yang dicapai oleh seseorang individu merupakan
suatu hasil interaksi antara beberapa faktor yang mempengaruhinya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar berupa faktor internal
(dalam diri individu) dan faktor eksternal (luar diri individu). Faktor
eksternal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar peserta didik dapat
digolongkan ke dalam faktor sosial dan non-sosial. Faktor sosial
menyangkut hubungan antar manusia yang terjadi dalam berbagai situasi
sosial, yang termasuk dalam faktor ini adalah lingkungan keluarga, sekolah,
teman dan masyarakat pada umumnya. Sedangkan faktor non-sosial adalah
faktor-faktor lingkungan alam dan fisik; misalnya: keadaan rumah, ruang
belajar, fasilitas belajar, buku-buku sumber, dan sebagainya. Sekalipun
banyak pengaruh atau rangsangan dari faktor eksternal yang mendorong
individu belajar, keberhasilan belajar itu akan ditentukan oleh faktor diri
(internal) beserta usaha yang dilakukannya. faktor internal mencakup:
faktor-faktor fisiologis, yang menyangkut keadaan jasmani atau fisik
individu, yang dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu keadaan jasmani
pada umumnya dan keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu terutama panca
indra, dan faktor-faktor psikologis, yang berasal dari dalam diri seperti
intelegensi, minat, sikap, dan motivasi (Mulyasa, 2005)
28
Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar penting untuk diketahui dalam rangka membantu anak untuk
mencapai prestasi belajar yang terbaik (Triyatno, 2009: 30), faktor-faktor
tersebut adalah :
a. Faktor internal (dalam diri individu) antara lain :
1) Kelemahan mental yang berkaitan dengan faktor kecerdasan
intelegensi/ kecakapan dan bakat khusus
2) Kelemahan fisik yang berkaitan dengan panca indera, syaraf, dan
cacat
3) Gangguan yang bersifat emosional (emosional stability)
4) Sikap dan kebiasaan yang salah dalam belajar.
b. Faktor eksternal (luar diri individu) antara lain :
1) Situasi belajar mengajar yang tidak dirancang untuk siswa yang
aktif
2) Kurikulum kurang fleksibel atau kaku
3) Beban studi yang terlalu berat, terlalu banyak tugas yang harus
diselesaikan
4) Metode pengajaran yang monoton atau membosankan
5) Situasi di rumah yang kurang memotivasi untuk melakukan
kegiatan belajar
Setiap individu mempunyai keunikan-keunikan yang berbeda antara
yang satu dengan yang lain, demikian juga dalam proses belajar mengajar.
Ada siswa yang cepat dan ada yang lambat dalam belajar, ada yang kreatif
29
dan ada yang tidak, semua itu terjadi karena keunikan individu masingmasing. Kegiatan belajar di sekolah mempunyai tujuan untuk membantu
memperoleh perubahan tingkah laku bagi setiap murid dalam rangka
mencapai tingkat perkembangan optimal, oleh karena itu pengenalan
terhadap sifat-sifat individu para pelajar sangat diperlukan oleh seorang
guru. Namun yang perlu ditekankan adalah penggunaan metode
pembelajaran yang tepat akan berpengaruh terhadap kemampuan siswa
menyerap materi pelajaran yang disampaikan guru, sehingga dapat
dikatakan bahwa pemilihan metode pembelajaran merupakan salah satu
faktor penting yang harus diperhatikan oleh seorang guru.
B. Matematika
1. Hakekat Matematika
Al-Qur’an
merupakan
kitab
suci
yang
memuat
berbagai
pengetahuan tak terkecuali matematika. Hal ini membuktikan bahwa di
dalam al-Qur’an itu juga membicarakan konsep–konsep matematika.
Konsep yang dipaparkan di antaranya mengenai: konsep himpunan,
bilangan, pengukuran, statistika, dan keajaiban-keajaiban matematika
lainnya yang tersurat dalam al-Qur’an. Konsep bilangan matematika yang
terkandung dalam al-Qur’an antara lain :
Allah SWT berfirman :
        
30
Artinya :
“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan
tujuh langit bertingkat-tingkat” (QS. Nuh: 15).
Allah SWT berfirman :
         
 
Artinya :
Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Rabb dalam
sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun (dilakukan oleh malaikat
1 hari tapi, dilakukan oleh manusia lima puluh ribu tahun). (QS. AlMa'aarij: 4).
Matematika pertama kali diperkenalkan oleh seorang ilmuwan
Islam yaitu Abu Abdullah Muhammad Ibn Musa Al-Khwarizmi atau yang
biasa dikenal di kawasan Eropa dengan nama Algorisme. Al-Khwarizmi
adalah orang muslim pertama dalam ilmu hitung atau matematika. Beliau
yang pertama kali menemukan Algorisme. Algorisme adalah sistem
hitungan nilai menurut tempat, dari kanan ke kiri, puluhan ratusan, ribuan,
dan seterusnya, begitu pula sistem decimal (persepuluhan) sebagai umum
pengganti sistem sexagesimal (perenampuluhan). Karya Al-Khawarizmi
yang
lain
adalah
aljabar,
yang
menarik
adalah
bahwa
dalam
mengembangkan aljabar, terdapat sesuatu yang sangat religius di dalam
pemikiran Al-Khawarizmi, tidak hanya teori abstrak. Ia menulis buku
tentang aljabar sebagai tanggapan dari permintaan Khalifah untuk
menciptakan metode yang sederhana untuk membuat perhitungan
31
berdasarkan prinsip Islam mengenai warisan, harta pusaka dan lainnya
(Karina Kusuma, www.kompasiana.com).
Matematika sebagai salah satu ilmu dasar, dewasa ini telah
berkembang amat pesat, baik materi maupun kegunaannya. Dengan
demikian setiap upaya penyusunan kembali atau penyempurnaan kurikulum
matematika, sekolah perlu mempertimbangkan perkembangan, pengalaman
masa lalu dan kemungkinan masa depan.
Istilah Matematika berasal dari kata Yunani, mathein atau
manthenein yang berarti mempelajari.Kata ini memiliki hubungan yang erat
dengan kata Sanskerta, medha atau widya yang memiliki arti kepandaian,
ketahuan, atau intelegensia. Dalam bahasa Belanda, Matematika disebut
dengan kata wiskunde yang berarti ilmu tentang belajar (hal ini sesuai
dengan arti kata mathein pada Matematika) yang kesemuanya berkaitan
dengan penalaran. Ciri utama matematika adalah penalaran deduktif, yaitu
kebenaran suatu konsep atau pernyataan diperoleh sebagai akibat logis dari
kebenaran sebelumnya sehingga kaitan antar konsep atau pernyataan
(www.wikipedia.com).
Menurut R. Soedjadi (2000: 11) berpendapat bahwa matematika
adalah pengetahuan tentang penalaran logik dan berhubungan dengan
bilangan. Sedangkan matematika menurut Johnson dan Myklebust yang
dikutip oleh Mulyono Abdurrahman (1999: 252) “Matematika adalah
bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-
32
hubungan kuantitatif dan kekurangan, sedangkan fungsi teoritisnya adalah
untuk memudahkan berfikir”.
Mulyono Abdurahman (2003: 252-253) mengemukakan bahwa
matematika adalah suatu cara untuk menentukan jawaban terhadap masalah
yang dihadapi manusia; suatu cara menggunakan informasi, menggunakan
pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan
tentang menghitung, dan yang paling penting adalah memikirkan dalam diri
manusia itu sendiri dalam melihat dan menggunakan hubungan-hubungan.
perlunya Matematika diberikan kepada siswa karena Matematika
merupakan sarana berpikir yang jelas dan logis, sarana untuk memecahkan
masalah dalam kehidupan sehari-hari, sarana mengenal pola-pola hubungan
dan generalisasi pengalaman, sarana untuk mengembangkan kreativitas,
sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.
Pengertian matematika berdasarkan sudut pandang pembuatnya,
yaitu sebagai berikut :
a. Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisisr
secara sistematik.
b. Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi.
c. Matematika
adalah
pengetahuan
tentang
penalaran
logik
dan
berhubungan dengan bilangan.
d. Matematika adalah pengetahuan fakta-fakta kuantitatif dan masalah
tentang ruang dan bentuk.
e. Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logis.
33
f. Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat
(Soedjadi, 2000: 1).
Tujuan pembelajaran matematika adalah terbentuknya kemampuan
berfikir, kritis, logis, sistematis dan memiliki sifat objektif, disiplin dalam
memecahkan suatu permasalah baik dalam bidang matematika, bidang lain,
maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Dari pendapat-pendapat di atas, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa matematika adalah ilmu pengetahuan tentang penalaran logik yang
berhubungan dengan bilangan dan bahasa simbolis yang fungsi praktisnya
untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan kekurangan,
sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berfikir.
2. Bahan Ajar Matematika Kelas VI
Materi pembelajaran matematika dalam penelitian ini adalah materi
siswa kelas IV Sekolah Dasar sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP), meliputi :
a. Faktor Persekutuan Besar (FPB)
Faktor persekutuan terbesar (disingkat FPB) dari dua bilangan
bulat positif terbesar,
cara menentukan FPB
adalah melalui
pemfaktoran (faktor persekutuan) dan pemfaktoran prima, seperti
dijelaskan dalam buku pegangan guru matematika kelas VI.
1) Faktor Persekutuan
Tentukan FPB dari bilangan 36, 48 dan 72
Faktor 36
= {1, 2, 3, 4, 6, 9, 12, 18, 36}
34
Faktor 48
= {1, 2, 3, 4, 6, 8, 12, 16,24, 48}
Faktor 72
= {1, 2, 3, 4, 6, 8, 9, 12, 18, 24, 36, 72}
Faktor persekutuan dari 36 dan 48 dan 72 = {1, 2, 3, 4, 6, 12}
FPB dari 36, 48 dan 72 = 12 (12 adalah faktor persekutuan terbesar
dari 36, 48 dan 72)
2) Faktor Prima
Faktor prima dari suatu bilangan adalah faktor-faktor dari
bilangan tersebut yang berupa bilangan prima. Bilangan prima
adalah bilangan yang tepat memiliki dua faktor yaitu 1 dan bilangan
itu sendiri. Semua anggota bilangan prima adalah bilangan ganjil
kecuali 2. Contoh Bilangan Prima :
{2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19, 23, 29, 31, 37, 41, 43, 47, …}
Cara efektif untuk mencari FPB adalah menggunakan pohon
faktor, seperti dalam contoh berikut ini :
Tentukan FPB dari bilangan 20 dan 30
20
2
30
10
2
2
5
3
2x2 (22) x 5
FPB
15
5
2x3x5
= 2 x 5 = 10
Keterangan :
a) 2 dan 5 adalah bilangan prima yang sama-sama terdapat
faktorisasi prima kedua pohon faktor.
35
b) Pangkat terendah dari 2 adalah 1.
c) Pangkat terendah dari 5 adalah 1.
d) Maka FPB = 2 X 5 = 10
b. Kelipatan Persekutuan Kecil (KPK)
KPK merupakan kelipatan paling kecil dari gabungan beberapa
bilangan, cara mencari KPK adalah :
1) Menggunakan Himpunan Kelipatan Persekutuan
Contoh :
a) Tentukan KPK dari bilangan 8 dan 12
Kelipatan 8
= {8, 16, 24, 32, 40, 48, …}
Kelipatan 12
= {21, 24, 36, 48, 60, 72, ….}
Kelipatan persekutuan dari 8 dan 12 = { 24, 48, …}
KPK dari 8 dan 12 = 24
b) Tentukan KPK dari bilangan 15 dan 20
Kelipatan 15
= {15, 30, 45, 60, 75, 90, 105, 120, …}
Kelipatan 20
= {20, 40, 60, 80, 100,120, …}
Kelipatan persekutuan dari 15 dan 20 = {60, 120, ….}
KPK dari 15 dan 20 = 60
2) Menggunakan Pohon Faktor
Tentukan KPK dari bilangan 12 dan 30
12
2
30
6
2
2
3
2
2 x 2 (2 ) x 3
15
3
36
5
2x3x5
KPK = 22 X 3 X 5 = 60
Keterangan :
a) 2, 3, dan 5 adalah faktor prima yang terdapat pada faktorisasi
prima.
b) Pangkat tertinggi 2 adalah 2.
c) Pangkat tertinggi 3 adalah 1.
d) Maka KPK = 22 X 3 X 5 = 60
c. Operasi Hitung Pecahan
Operasi hitung pecahan yang difokuskan dalam penelitian ini
adalah operasi hitung pembagian dan perkalian bilangan pecahan, yang
disesuaikan
dengan
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP)
Matematika Kelas IV di MI Nurul Huda Rejosari Bandongan,
Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2011/2012, sebagaimana contoh
berikut :
1) Pembagian Bilangan Pecahan
a) Pembagian bilangan pecahan dengan bilangan pecahan
Cara
mengerjakannya
adalah
dengan
mengubah
pembagian menjadi perkalian dengan bilangan keduanya
(pembilang dan penyebutnya ditukar/dibalik).
Contoh :
37
b) Pembagian bilangan pecahan biasa dengan bilangan pecahan
campuran
Cara mengerjakannga adalah dengan bilangan pecahan
campuran diubah terlebih dahulu menjadi bilangan pecahan
biasa.
Contoh :
c) Pembagian bilangan cacah dengan bilangan pecahan
Cara mengerjakannya adalah bilangan cacah diubah
menjadi bilangan pecahan dengan penyebutnya mengikuti
penyebut
bilangan
kedua,
kemudian
dikerjakan
seperti
mengerjakan pembagian bilangan pecahan dengan bilangan
pecahan.
Contoh :
2) Perkalian Bilangan Pecahan
Dalam perkalian bilangan pecahan pembilang dikalikan
dengan pembilang sementara penyebut dikalikan dengan penyebut.
a) Perkalian bilangan pecahan dengan bilangan bulat
Contoh :
38
b) Perkalian bilangan pecahan dengan bilangan pecahan
Contoh :
c) Perkalian bilangan pecahan dengan bilangan pecahan campuran
Contoh :
(
)
C. Metode Drill
1. Pengertian Metode Drill
Sebelum mendefinisikan tentang metode drill terlebih dahulu
mengetahui tentang metode, dalam pembelajaran tentunya metode yang
dimaksud adalah metode mengajar. Abu Ahmad mengatakan “Metode
mengajar adalah cara guru memberikan pelajaran dan cara murid menerima
pelajaran pada waktu pelajaran berlangsung, baik dalam bentuk
memberitahukan atau membangkitkan” (Abu Ahmad, 1986: 152).
Metode mengajar yang digunakan akan menentukan suksesnya
pekerjaan guru kelas. Metode dan juga teknik mengajar merupakan bagian
dari strategi pengajaran. Metode pengajaran dipilih berdasarkan dari atau
dengan pertimbangan jenis strategi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Begitu pula, oleh karena metode merupakan bagian yang integral dengan
sistem pengajaran maka perwujudannya tidak dapat dilepaskan dengan
komponen sistem pengajaran yang lain. Dalam pendidikan metode
termasuk salah satu komponen yang penting. Metode termasuk salah satu
39
instrumen input disamping kurikulum, prasarana dan sarana pendidikan
serta instrumen yang lain (Oemar Hamalik, 2001: 13).
Penggunaan metode yang tepat akan turut menentukan efektifitas
dan efisiensi pembelajaran. Pembelajaran matematika perlu dilakukan
dengan sedikit ceramah dan metode-metode yang berpusat pada guru, serta
lebih menekankan pada interaksi peserta didik. Penggunaan metode yang
bervariasi akan sangat membantu peserta didik dalam mencapai tujuan
pembelajaran matematika salah satu metode yang dapat digunakan dalam
pembelajaran matematika di sekolah dasar adalah metode drill.
Abu Ahmad (1986: 125) mengatakan, ”metode drill adalah suatu
cara mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan- kegiatan latihan, agar
siswa memiliki ketangkasan atau ketrampilan yang lebih tinggi dari apa
yang dipelajari”. Sedangkan Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain
(1995: 108) berpandapat, Metode drill adalah metode latihan yang disebut
juga dengan metode training yaitu merupakan suatu cara kebiasaankebiasaan tertentu. Juga sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan
yang baik. Selain itu, metode ini dapat juga digunakan untuk ketangkasan,
ketepatan, kesempatan dan ketrampilan.
Menurut Abdul Rahman Shaleh seperti dikutip oleh Adhegora L
(www.Adhegora.blogspot.com). Ciri khas dari metode drilladalah kegiatan
yang berupa pengulangan yang berkali-kali supaya asosiasi stimulus dan
respons menjadi sangat kuat dan tidak mudah untuk dilupakan. Dengan
40
demikian terbentuklah sebuah keterampilan (pengetahuan) yang setiap saat
siap untuk dipergunakan oleh yang bersangkutan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa drill adalah latihan dengan
praktek seperti menyelesaikan soal-soal matematika yang dilakukan
berulang kali atau kontinyu/untuk mendapatkan keterampilan dan
ketangkasan praktis tentang pengetahuan yang dipelajari. Lebih dari itu
diharapkan agar pengetahuan atau keterampilan yang telah dipelajari itu
menjadi permanen, mantap dan dapat dipergunakan setiap saat oleh yang
bersangkutan.
2. Tujuan Penggunaan Metode Drill
Metode drill biasanya digunakan untuk tujuan agar siswa :
a. Memiliki kemampuan motoris/gerak, seperti menghafalkan kata-kata,
menulis, mempergunakan alat.
b. Mengembangkan kecakapan intelek, seperti mengalikan, membagi,
menjumlahkan.
c. Memiliki kemampuan menghubungkan antara sesuatu keadaan dengan
yang lain (Roestiyah N. K, 1989, 125).
Dengan adanya tujuan tersebut, guru dapat mengetahui kemampuan
yang dimiliki oleh setiap peserta didik.
3. Cara Pembelajaran Menggunakan Metode Drill
Pembelajaran terhadap anak merupakan pemberian bantuan kepada
anak dalam membuat pilihan-pilihan secara bijaksana dan dalam
penyesuaian diri terhadap tuntutan-tuntutan hidup, agar anak lebih terarah
41
dalam belajarnya dan bertanggung jawab dalam menilai kemampuannya
sendiri dan menggunakan pengetahuan mereka secara efektif bagi dirinya,
serta memiliki potensi yang berkembang secara optimal meliputi semua
aspek pribadinya sebagai individu yang potensial.
Di dalam belajar anak membutuhkan bimbingan. Anak tidak
mungkin tumbuh sendiri dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
Anak sangat memerlukan bimbingan dari orang tua, terlebih lagi dalam
masalah belajar. Seorang anak mudah sekali putus asa karena ia masih
labil, untuk itu orang tua perlu memberikan bimbingan pada anak selama ia
belajar. Dengan pemberian bimbingan anak akan merasa semakin
termotivasi, dan dapat menghindarkan kesalahan dan memperbaikinya.
Dalam pembelajaran matematika dengan metode drill guru perlu
memperhatikan dan memahami nilai dari latihan-latihan yang akan
diberikan serta kaitannya dengan keseluruhan pelajaran di sekolah. Dalam
persiapan sebelum memasuki latihan, guru harus memberikan pengertian
dan perumusan tujuan yang jelas bagi siswa, sehingga mereka mengerti dan
memahami apa tujuan latihan dan bagaimana kaitannya dengan
pelajaranpelajaran lain yang diterimanya. Persiapan yang baik sebelum
Iatihan mendorong/mernotivasi siswa agar responsif yang fungsional,
berarti dan bermakna bagi penerima pengetahuan dan akan lama tinggal
dalam
jiwanya
karena
sifatnya
permanen,
digunakan/dimanfaatkan oleh siswa dalam kehidupan.
42
serta
siap
untuk
Berikut adalah cara atau langkah-langkah untuk melaksanakan
proses belajar mengajar dengan metode drill :
a. Siswa terlebih dahulu diberi pengertian yang mendalam sebelum
diadakan latihan
b. Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersifat diagnosis, mulamula kurang berhasil, lalu diadakan perbaikan untuk kemudian bisa
lebih sempurna.
c. Latihan tidak perlu lama asal sering dilaksanakan.
d. Harus disesuaikan dengan taraf kemampuan siswa.
e. Proses latihan hendaknya mendahulukan hal-hal yang esensial dan
berguna (Nana Sudjana, 1989: 87).
f. Drill hanyalah untuk bahan atau perbuatan yang bersifat otomatis.
g. Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersikap diagnostik:
1) Pada taraf permulaan jangan diharapkan reproduksi yang sempurna.
2) Dalam percobaan kembali harus diteliti kesulitan yang timbul.
3) Respon yang benar harus diperkuat.
4) Baru kemudian diadakan variasi, perkembangan arti dan kontrol
h. Masa latihan secara relatif singkat, tetapi harus sering dilakukan.
i. Di dalam latihan yang pertama-tama adalah ketepatan, kecepatan dan
pada akhirnya kedua-duanya harus dapat tercapai sebagai kesatuan.
j. Latihan harus memiliki arti dalam rangka tingkah laku yang lebih luas.
1) Sebelum melaksanakan, siswa perlu mengetahui terlebih dahulu arti
latihan itu.
43
2) Siswa perlu menyadari bahwa latihan-latihan itu berguna untuk
kehidupan selanjutnya.
3) Siswa perlu mempunyai sikap bahwa latihan-latihan itu diperlukan
untuk melengkapi belajar (Winarno Surakhmad, 1994: 92).
Tehnik latihan atau drill merupakan suatu tehnik yang dapat
diartikan sebagai suatu cara mengajar di mana siswa melaksanakan
kegiatan-kegiatan
latihan,
agar
siswa
memiliki
ketangkasan
atau
keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah di pelajari. Dalam
menerapkan metode drill menurut Moch Syafirudin (www.syafir.com)
perlu memperhatikan antara lain :
a. Usahakan agar latihan tersebut jangan sampai membosankan anak
didik, karena waktu yang di pergunakan cukup singkat.
b. Latihan betul-betul di atur sedemikian rupa sehingga betul-betul
menarik perhatian anak didik, dalam hal ini guru harus berusaha
menumbuhkan motif untuk berpikir.
c. Agar anak didik tidak ragu maka anak didik terlebih dahulu diberikan
pengertian dasar tentang materi yang akan diberikan.
44
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subyek Penelitian
1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di MI Nurul Huda
Guntur, Rejosari, Bandongan Magelang, dengan kelas yang dijadikan fokus
pembelajaran adalah kelas VI. Alokasi waktu yang digunakan dalam
penelitian ini adalah :
a. Siklus I
: 2 jam pembelajaran pada 2 Juni 2012
b. Siklus II
: 2 jam pembelajaran pada 9 Juni 2012
c. Siklus III
: 2 jam pembelajaran pada 16 Juni 2012
2. Mata Pelajaran
Penelitian tindakan kelas melalui pembelajaran matematika dengan
menggunakan metode drill terhadap siswa kelas VI MI Nurul Huda Guntur,
Rejosari, Bandongan Magelang tahun ajaran 2011/2012 :
a. Faktor Persekutuan Besar (FPB),
b. Kelipatan Persekutuan Kecil (KPK) dan
c. Operasi Hitung Pecahan, dimana kajian utamanya adalah operasi
perkalian dan pembagian bilangan pecahan.
3. Karakteristik Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa kelas VI MI Nurul Huda Guntur,
Rejosari, Bandongan Magelang tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 37
45
siswa meliputi 17 orang siswa putra dan 20 orang siswi putri. Rata-rata
siswa kelas VI MI Nurul Huda Guntur, Rejosari, Bandongan Magelang
tahun ajaran 2011/2012 berusia antara 12-13 tahun. MI Nurul Huda Guntur,
Rejosari, Bandongan Magelang terletak di daerah pedesaan. Oleh karena
itu, sebagian besar siswa adalah dari golongan menengah ke bawah dan
mayoritas orang tua siswa bekerja sebagai petani. Siswa kelas VI MI Nurul
Huda Guntur, Rejosari, Bandongan Magelang sebagian besar kurang aktif
dalam pembelajaran terlebih pelajaran matematika, dan juga lambat dalam
menyerap
materi
pembelajaran
matematika,
sehingga
guru
perlu
mengulang-ulang materi.
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari tiga siklus. Tiap-tiap siklus
dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai. Setiap siklus mencakup 4
kegiatan, yaitu 1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) pengamatan, dan 4) refleksi.
Hubungan keempat tahapan tersebut menunjukkan sebuah siklus atau kegiatan
secara berkelanjutan dan berulang. Tahapan penelitian ini ditampilkan pada
bagan berikut :
46
Bagan 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2006)
Pelaksanaan
Perencanaan
Observasi
Refleksi
dst
Mengacu pada bagan di atas, maka tahap-tahap siklus I dapat
dideskripsikan sebagai berikut :
1. Tahap Perencanaan
Sebelum penelitian dilakukan, peneliti membuat perencanaan
sebagai berikut :
a.
Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sesuai dengan KTSP,
dengan materi yaitu Faktor Persekutuan Besar (FPB), RPP Siklus I
terdapat dalam lampiran.
b.
Menyiapkan media pembelajaran yang dibutuhkan seperti alat tulis,
buku pelajaran (buku pelajaran matematika untuk SD Kelas 6,
matematika Progresif Teks Utama SD Kelas 6), Lembar Kerja Siswa
(LKS).
c.
Membuat blangko observasi untuk siswa dan guru.
d.
Menyiapkan soal tes dan lembar penilaian
47
2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian yang dimaksud adalah langkah realistik
yang ditempuh oleh peneliti di lapangan berdasarkan hasil pra tindakan
hingga terselesaikannya pemecahan masalah. Pada tahap ini dilaksanakan
implementasi tindakan yang telah direncanakan pada tahap perencanaan,
yaitu menggunakan teknik drill dalam pembelajaran Matematika sesuai
dengan Standar Kompetensi operasi bilangan menggunakan Faktor
Persekutuan Besar (FPB) kelas VI semester 2. Tahap pelaksanaan Siklus I
dilaksanakan pada Hari Rabu tanggal 2 Juni 2012 dengan alokasi waktu 2
jam dalam pelaksanaan ini peneliti juga bertindak sebagai guru dengan
dibantu oleh guru kelas. Deskripsi pelaksanaan pembelajaran pada siklus I
adalah sebagai berikut :
Kegiatan awal, Guru memasuki kelas dan mengawali pelajaran
dengan mengucapkan salam dilanjutkan doa bersama. Guru menanyakan
kabar peserta didik, menanyakan siapa yang tidak masuk serta
mengabsennya, setelah itu guru melakukan apersepsi/pemberian motivasi
siswa agar selalu percaya diri atas kemampuan yang dimilikinya dan jangan
takut untuk bertanya maupun berpendapat.
Kegiatan inti, Eksplorasi, dalam kegiatan ini guru memberikan
penjelasan tentang manfaat metode drill kepada siswa dan menjelaskan
bahwa materi pembelajaran adalah FPB, guru memberikan pembelajaran
tentang bilangan prima dan cara mencari faktor prima dari suatu bilangan
dengan menentukan faktor persekutuan besar dari suatu bilangan itu dan
48
pohon faktor. Guru membimbing siswa mencari FPB dari suatu bilangan.
Elaborasi, dalam kegiatan ini guru memberikan tugas menyelesaikan soalsoal baik secara kelompok maupun individu, memeriksa hasil pekerjaan
siswa, tak lupa guru memberikan apresiasi/penghargaan kepada siswa yang
berhasil dan memberikan tugas kembali kepada yang belum berhasil.
Konfirmasi, guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui
siswa, memberikan masukan manfaat dan tujuan dari metode drill (latihan
soal-soal).
Kegiatan penutup, memberikan soal latihan yang disusun oleh
peneliti untuk lebih memantapkan keterampilan siswa (Kisi-kisi soal tes
terdapat dalam lampiran). Guru dan peserta didik merefleksi pembelajaran
yang telah dilaksanakan dan memberi kesempatan kepada peserta didik lain
yang belum jelas untuk bertanya. Pada akhir pembelajaran peneliti menutup
pelajaran dengan mengucapkan salam dan mengucapkan terima kasih
kepada seluruh siswa dan guru kelas VI MI Nurul Huda Guntur, Rejosari,
Bandongan Magelang.
3. Tahap Pengamatan/Observasi
Observasi dilaksanakan selama pembelajaran berlangsung untuk
menemukan
titik
kelemahan
dalam
proses
pembelajaran
dengan
memperhatikan indikator-indikator kinerja siswa dan guru yang telah
ditentukan sebelumnya, yaitu :
49
a. Kinerja Guru
Kinerja
guru
dapat
dilihat
dari
sikap
guru
selama
pembelajaran berlangsung seperti Guru memberikan pengertian tujuan
dilakukannya metode drill pada para siswa, Guru tidak lupa selalu
memberikan apersepsi/motivasi pembelajaran, Guru memberikan
contoh
cara
mengerjakan
soal
FPB
dengan
benar,
Guru
membimbing/mengajak siswa untuk bersama-sama mengerjakan soalsoal FPB, Guru memberikan bimbingan terhadap siswa yang kesulitan.
Guru menunjuk siswa yang telah bisa untuk maju ke depan kelas untuk
memberi contoh dan memotivasi siswa yang lain. Guru menguji
pemahaman siswa dengan memberikan tugas atau soal. Guru
melakukan evaluasi akhir dan mencatat hasil pengamatan.
b. Kinerja Siswa
Kinerja siswa dalam hal ini adalah sikap siswa dalam
menerima pembelajaran dengan metode drill, sikap-sikap tersebut
ditunjukkan dengan, Memperhatikan penjelasan dari guru, Memahami
penjelasan dari guru, Siswa dapat mengerjakan soal dengan bantuan
teman/guru, Siswa dapat mengerjakan soal tanpa bantuan teman/guru,
Siswa memahami urutan mengerjakan soal FPB, antusiasme/motivasi
siswa mengikuti pembelajaran serta dapat menyelesaikan tugas dengan
baik
Kriteria untuk menentukan bahwa metode yang dikembangkan
telah
berhasil
memecahkan
masalah
50
yang
sedang
diupayakan
pemecahannya, dilakukan secara kualitas maupun kuantitas. Secara kualitas
dapat dilihat dari aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran,
seperti tingkat hasil, keceriaan, keantusiasan dan kreativitas dalam
mengikuti program pembelajaran (sesuai dengan indikator yang telah
dijelaskan di atas). Hal ini dapat dilihat dari pengamatan peneliti selama
pembelajaran Matematika berlangsung, kemudian peneliti mencatatnya
pada lembar pengamatan/observasi menggunakan sistem cek list (√).
Keberhasilan pelaksanaan metode drill dilihat pada hasil
individual yang artinya dapat dilihat jika siswa memperoleh Kriteria
Ketuntasan Minimal 6,0. Ini adalah skor minimal batas kelulusan
sebagaimana ketentuan sistem evaluasi yang tercantum dalam pedoman
pendidikan MI Nurul Huda Guntur, Rejosari, Bandongan Magelang tahun
ajaran 2011/2012.
4. Tahap Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan dengan cara melihat hasil pelaksanaan
pembelajaran yang tercatat pada lembar observasi, dan hasil tes. Refleksi
dilakukan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan pembelajaran yang
telah dilaksanakan, yaitu :
a. Kelebihan
1) Motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran tinggi
2) Guru selalu membimbing siswa dalam mengerjakan soal-soal
latihan
51
3) Metode drill belum pernah digunakan sebelumnya, sehingga siswa
tidak merasa jenuh
4) Metode drill memotivasi siswa dapat menghitung dengan cepat.
b. Kekurangan
1) Daya tangkap siswa yang berbeda-beda
2) Metode drill tidak dapat digunakan terus menerus, karena hanya
bersifat hafalan.
3) Siswa yang memperoleh nilai ketuntasan minimal dibawah 24
orang.
Untuk mengatasi kekurangan dilakukan perbaikan dengan
memberikan daftar kuadrat dan daftar akar kuadrat untuk mempercepat
hafalan siswa, karena hasil siklus I belum sesuai dengan indikator
keberhasilan yang ditentukan, maka tindakan dilanjutkan ke siklus II.
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
Secara garis besar tahapan pelaksanaan siklus II sama dengan tahapan
pada siklus I letak perbedaan utama adalah pada materi pembelajaran yaitu
tentang Kelipatan Persekutuan Kecil (KPK) dan pada tahap pelaksanaan.
Tahapan PTK siklus II dapat dideskripsikan sebagai berikut :
1. Tahap Perencanaan
Secara rinci, pada tahapan perencanaan terdiri dari kegiatan
sebagai berikut :
a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sesuai dengan KTSP,
dengan materi yaitu Kelipatan Persekutuan Kecil (KPK), RPP Siklus II
terdapat dalam lampiran. Materi KPK yang akan disampaikan adalah
52
tentang mencari KPK dari suatu bilangan dengan menggunakan
himpunan kelipatan persekutuan dan pohon faktor.
b. Menyiapkan media pembelajaran yang dibutuhkan seperti alat tulis,
buku pelajaran (buku pelajaran matematika untuk SD Kelas 6,
matematika Progresif Teks Utama SD Kelas 6), Lembar Kerja Siswa
(LKS).
c. Membuat blangko observasi untuk siswa dan guru.
d. Menyiapkan soal tes dan lembar penilaian.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan Siklus II dilaksanakan pada Hari Rabu tanggal
9 Juni 2012 dengan alokasi waktu 2 jam dalam pelaksanaan ini peneliti
juga bertindak sebagai guru dengan dibantu oleh guru kelas yang dapat
dideskripsikan sebagai berikut :
Kegiatan awal, Apersepsi dimulai dengan guru mengucapkan
salam sewaktu memasuki kelas membaca do’a memulai pelajaran,
kemudian
mengabsen,
menanyakan
pelajaran
serta
memberikan
sebelumnya,
motivasi
menjelaskan
kepada
kembali
siswa,
tentang
pentingnya latihan soal-soal (metode drill) dan tujuannya.
Kegiatan inti, Eksplorasi, dalam kegiatan ini guru memberikan
penjelasan tentang materi KPK, menjelaskan pengertian apa itu KPK, guru
memberikan pembelajaran tentang himpunan kelipatan suatu bilangan dan
cara mencari KPK dari suatu bilangan dengan menentukan menggunakan
himpunan bilangan dengan nilai yang sama dari beberapa bilangan dan cara
53
kedua menggunakan pohon faktor. Guru membimbing siswa mencari KPK
dari suatu bilangan yang terdapat dalam soal. Elaborasi, dalam kegiatan ini
guru memberikan tugas menyelesaikan soal-soal baik secara kelompok
maupun individu, memeriksa hasil pekerjaan siswa, tak lupa guru
memberikan apresiasi/penghargaan kepada siswa yang berhasil dan
memberikan tugas kembali kepada yang belum berhasil. Konfirmasi, guru
bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa, memberikan
masukan manfaat dan tujuan dari metode drill (latihan soal-soal).
Kegiatan penutup, guru memberikan evaluasi pembelajaran di
akhir pembelajaran untuk mengetahui hasil pembelajaran. Kegiatan
pembelajaran diakhiri dengan salam dan do’a bersama.
3. Tahap Pengamatan
Pengamatan dilakukan oleh peneliti dan guru kelas pada saat
pelajaran berlangsung adalah terhadap kinerja siswa dan guru prosesnya
sama dengan tahap pelaksanaan pada siklus I, serta mengamati hasil
evaluasi pembelajaran matematika dengan materi KPK menggunakan
metode drill untuk mengetahui nilai siswa.
4. Tahap Refleksi
Tahap refleksi siklus II mirip dengan tahap refleksi yang
dilakukan peneliti pada siklus I yaitu dengan cara melihat hasil pelaksanaan
pembelajaran yang tercatat pada lembar observasi, dan hasil tes. Refleksi
dilakukan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan pembelajaran yang
telah dilaksanakan, yaitu :
54
a. Kelebihan
1) Kesesuaian pelaksanan dengan perencanaan pembelajaran
2) Ketertarikan/motivasi siswa yang meningkat
3) Suasana pembelajaran yang kooperatif
b. Kekurangan
1) Perhatian siswa yang kurang terhadap materi pelajaran
2) Cepat lambatnya hafalan siswa berbeda-beda
3) Adanya rasa jenuh pada siswa
4) Siswa yang memperoleh nilai ketuntasan minimal masih dibawah
24 orang
Untuk mengatasi kekurangan dilakukan perbaikan dengan dengan
memperbolehkan siswa menggunakan kalkulator untuk mempercepat
hafalan siswa, namun hanya pada saat mengerjakan soal-soal latihan,
sementara pada soal tes tidak diperbolehkan, jika hasil siklus II belum
sesuai dengan indikator keberhasilan yang ditentukan, maka tindakan
dilanjutkan ke siklus III.
D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III
Secara garis besar tahapan pelaksanaan siklus III sama dengan
tahapan pada siklus-siklus sebelumnya letak perbedaan adalah pada materi
pembelajaran
yaitu
tentang
operasi
hitung
bilangan
pecahan,
yang
memfokuskan pada operasi hitung perkalian dan pembagian bilangan pecahan.
Tahapan PTK menggunakan penerapan metode drill dalam pembelajaran
matematikan pada siklus III dapat dijelaskan sebagai berikut :
55
1. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan siklus III meliputi :
a. Menyusun materi pembelajaran yang akan ditetapkan dalam proses
pembelajaran dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
sesuai dengan KTSP, dengan materi yaitu Operasi hitung Bilangan
Pecahan yakni operasi hitung perkalian dan pembagian, RPP Siklus III
terdapat dalam lampiran.
b. Menyiapkan media pembelajaran yang dibutuhkan seperti alat tulis,
buku pelajaran (buku pelajaran matematika untuk SD Kelas 6,
matematika Progresif Teks Utama SD Kelas 6), Lembar Kerja Siswa
(LKS).
c. Membuat blangko observasi untuk siswa dan guru.
d. Menyiapkan soal tes dan lembar penilaian
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan Siklus III dilaksanakan pada Hari Rabu
tanggal 16 Juni 2012 dengan alokasi waktu 2 jam dalam pelaksanaan ini
peneliti juga bertindak sebagai guru dengan dibantu oleh guru kelas yang
dapat dideskripsikan sebagai berikut :
Kegiatan awal, Apersepsi dimulai dengan guru mengucapkan
salam sewaktu memasuki kelas membaca do’a memulai pelajaran,
kemudian
mengabsen,
serta
memberikan
56
motivasi
kepada
siswa,
menjelaskan kembali tentang pentingnya latihan soal-soal (metode drill)
dan tujuannya, menjelaskan tentang konsep pecahan dan contohnya.
Kegiatan inti, Eksplorasi, dalam kegiatan ini guru memberikan
penjelasan tentang materi operasi hitung bilangan pecahan, menjelaskan
pengertian apa itu dan contoh/bentuk bilangan pecahan, guru memberikan
pembelajaran tentang konsep membagi dan mengalikan bilangan pecahan,
guru menjelaskan dan memberikan contoh cara menyederhanakan dan
mengurutkan pecahan. Guru membimbing siswa menyelesaikan soal
bilangan
pecahan
dengan
indikator
pencapaian
kompetensi
menyederhanakan dan mengurutkan pecahan. Elaborasi, dalam kegiatan ini
guru memberikan tugas menyelesaikan soal-soal baik secara kelompok
maupun individu, memeriksa hasil pekerjaan siswa, tak lupa guru
memberikan apresiasi/penghargaan kepada siswa yang berhasil dan
memberikan tugas kembali kepada yang belum berhasil. Konfirmasi, guru
bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa, memberikan
masukan manfaat dan tujuan dari metode drill (latihan soal-soal).
Kegiatan penutup, guru mengulang kembali materi yang belum
dipahami/dimengerti oleh siswa, guru memberikan evaluasi pembelajaran
di akhir pembelajaran untuk mengetahui hasil pembelajaran. Kegiatan
pembelajaran ditutup dengan salam dan do’a bersama.
3. Tahap Pengamatan
Pengamatan dilakukan oleh peneliti dan guru kelas/guru mata
pelajaran matematika pada saat pelajaran berlangsung adalah terhadap
57
kinerja siswa dan guru prosesnya sama dengan tahap pelaksanaan pada
siklus I dan siklus II, serta mengamati hasil evaluasi pembelajaran
matematika dengan materi operasi hitung bilangan pecahan menggunakan
metode drill untuk mengetahui nilai siswa.
4. Tahap Refleksi
Menentukan
apa
kelebihan
dan
kekurangan
siklus
III
dibandingkan dengan siklus-siklus sebelumnya, yaitu :
a. Kelebihan
1) Siswa sudah mendapatkan dasar metode drill dari siklus I dan siklus
II.
2) Siswa sudah mulai menghafal sifat-sifat operasi hitung dari siklus I
dan siklus II.
3) Siswa sudah terbiasa dengan latihan soal-soal.
4) Siswa yang memperoleh nilai ketuntasan minimal lebih dari 24
orang.
b. Kekurangan
1) Tampak adanya kejenuhan dari beberapa siswa
2) Masih adanya beberapa siswa yang belum mencapai ketuntasan
minimal
Karena siswa yang mencapai ketuntasan minimal lebih dari 24
orang, maka tindakan dalam siklus III dapat dikatakan berhasil, sehingga
pembelajaran diakhiri sampai siklus III.
58
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Siklus I
a. Hasil Pengamatan
1) Hasil Post Test
Dari hasil tes yang telah dilakukan pada tahap pelaksanaan
hari Rabu tanggal 2 Juni 2012 didapatkan nilai tes seperti yang
tercantum dalam tabel berikut :
Tabel.1 Hasil Tes Siklus I dengan Materi FPB
No
Nilai
Jumlah Siswa
Prosentase (%)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1.0
2.0
3.0
4.0
5.0
6.0
7.0
8.0
9.0
10
8
10
18
1
37
21
27
49
3
100
Total
Dari tabel.1 tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa 18 (49%) siswa
mendapatkan nilai 5.0, 18 (49%) siswa mendapatkan nilai 6.0, dan 1
(2%) siswa mendapatkan nilai 7.0.
Dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan
adalah siswa mendapatkan 6.0 sebanyak 65% dari total siswa kelas
59
VI yang berjumlah 37 siswa, sehingga dapat diketahui bahwa
ketuntasan adalah apabila 24 siswa mendapatkan nilai 6.0. Dari
tabel 1 siswa yang mendapatkan nilai 6.0 adalah berjumlah 18
(49%), hal ini dapat dikatakan bahwa 18 siswa tersebut telah
mencapai kriteria ketuntasan minimal, sedangkan 19 (51%) siswa
lainnya belum mencapai kriteria ketuntasan minimal.
2) Kinerja Guru
Kategori kinerja guru siklus I dapat dilihat, pada tabel
berikut :
Tabel.2 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Kinerja Guru
Memberikan pengertian tujuan
metode drill
Memberikan apersepsi
Memberikan contoh cara
mengerjakan soal
Membimbing siswa untuk bersamasama mengerjakan soal-soal
Memberikan bimbingan terhadap
siswa yang kesulitan
Menunjuk siswa yang telah bisa
untuk memberi contoh dan
memotivasi siswa yang lain
Memberikan tugas atau soal
Melakukan evaluasi akhir
Mencatat perkembangan siswa
Baik
Kategori
Cukup Kurang
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Kinerja guru pada tahap pelaksanaan siklus I seperti terlihat
pada tabel.2 di atas, adalah sebagai berikut Guru tidak lupa untuk
memberikan pengertian kepada siswa tentang tujuan dilakukannya
metode drill, Guru memberikan apersepsi/motivasi pembelajaran,
Guru memberikan contoh cara mengerjakan soal FPB, Guru
60
membimbing/mengajak siswa untuk bersama-sama mengerjakan
soal-soal FPB, Guru memberikan bimbingan terhadap siswa yang
kesulitan satu persatu. Guru menguji pemahaman siswa dengan
memberikan latihan soal, kemudian setelah selesai guru kembali
menugasi siswa untuk mengerjakan soal yang disiapkan peneliti.
3) Kinerja Siswa
Kategori kinerja siswa siklus I dapat dilihat, pada tabel
berikut :
Tabel.3 Hasil Observasi Kinerja Siswa Siklus I
No
1
2
3
4
5
6
7
Kinerja Siswa
Memperhatikan penjelasan dari
guru
Memahami penjelasan dari guru
Siswa dapat mengerjakan soal
dengan bantuan teman/guru
Siswa dapat mengerjakan soal tanpa
bantuan teman/guru
Siswa memahami urutan
mengerjakan soal
Antusiasme/motivasi siswa
mengikuti pembelajaran
Menyelesaikan tugas dengan baik
Frekuensi Kategori
Selalu Kadang Tidak
-kadang
37
30
7
30
7
27
10
29
8
37
30
7
Dari tabel.3 di atas dapat dijelaskan bahwa semua siswa
selalu memperhatikan dengan baik penjelasan dari guru, namun
terdapat 7 siswa yang kadang-kadang masih meminta pengulangan
penjelasan. Semua siswa dapat mengerjakan soal meskipun masih
dengan bantuan guru dan temannya, sudah ada 27 siswa yang dapat
mengerjakan soal latihan tanpa bantuan teman atau guru, 29 siswa
memahami urutan mengerjakan soal dengan benar ketika peneliti
61
amati. Semua siswa menunjukkan motivasi/antusiasme tinggi
mengikuti pembelajaran. Semua siswa juga dapat menyelesaikan
tugas yang diberikan meskipun masih ada terdapat jawaban yang
salah.
b. Refleksi Keberhasilan dan Kegagalan
Berdasarkan hasil pelaksanaan dan observasi diketahui bahwa
hasil pembelajaran matematika menggunakan metode drill dapat
diterima dengan baik oleh siswa, hal tersebut dapat terlihat dari kinerja
siswa yang terdapat pada tabel.3, dimana semua siswa menunjukkan
antusiasme terhadap kegiatan belajar mengajar. Hasil tes menunjukkan
jumlah siswa yang mencapai ketuntasan sebanyak 18 siswa, sedangkan
siswa yang belum mencapai ketuntasan sebanyak 19 siswa, hal ini
berarti KKM belum tercapai karena jumlah siswa yang memperoleh
nilai 6.0 masih dibawah 24 siswa, oleh karena itu tindakan dilanjutkan
ke siklus II.
2. Siklus II
a. Hasil Pengamatan
1) Hasil Post Test
Dari hasil tes yang telah dilakukan pada tahap pelaksanaan
hari Rabu tanggal 9 Juni 2012 didapatkan nilai tes seperti yang
tercantum dalam tabel berikut :
62
Tabel.4 Hasil Tes Siklus II dengan Materi KPK
No
Nilai
Jumlah Siswa
Prosentase (%)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1.0
2.0
3.0
4.0
5.0
6.0
7.0
8.0
9.0
10
6
10
19
1
1
37
16
27
51
3
3
100
Total
Dari tabel.4 tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa 6 (16%) siswa
mendapatkan nilai 4.0, 10 (27%) siswa mendapatkan nilai 5.0, 19
(51%) siswa mendapatkan nilai 6.0, 1 (3%) siswa mendapatkan nilai
7.0, dan 1 (3%) siswa mendapatkan nilai 8.0.
Dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan
adalah siswa mendapatkan 6.0 sebanyak 65% dari total siswa kelas
VI yang berjumlah 37 siswa, sehingga dapat diketahui bahwa
ketuntasan adalah apabila 24 siswa mendapatkan nilai 6.0. Dari
tabel.4 siswa yang mendapatkan nilai 6.0 adalah berjumlah 19
(49%), dua siswa mendapatkan nilai lebih besar dari 6.0, hal ini
dapat dikatakan bahwa 21 siswa tersebut telah mencapai kriteria
ketuntasan minimal, sedangkan 16 (51%) siswa lainnya belum
mencapai ketuntasan minimal, karena masih mendapatkan nilai
dibawah 6.0.
63
2) Kinerja Guru
Kategori kinerja guru siklus II dapat dilihat, pada tabel
berikut :
Tabel.5 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Kinerja Guru
Memberikan pengertian tujuan
metode drill
Memberikan apersepsi
Memberikan contoh cara
mengerjakan soal
Membimbing siswa untuk bersamasama mengerjakan soal-soal
Memberikan bimbingan terhadap
siswa yang kesulitan
Menunjuk siswa yang telah bisa
untuk memberi contoh dan
memotivasi siswa yang lain
Memberikan tugas atau soal
Melakukan evaluasi akhir
Mencatat perkembangan siswa
Baik
Kategori
Cukup Kurang
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Kinerja guru pada tahap pelaksanaan siklus II seperti terlihat
pada tabel.5 di atas, adalah sebagai berikut Guru kembali
memberikan pengertian kepada siswa tentang tujuan dilakukannya
metode drill, Guru memberikan apersepsi/motivasi pembelajaran
dengan baik, Guru memberikan contoh cara mengerjakan soal KPK
dengan baik, Guru membimbing/mengajak siswa untuk bersamasama mengerjakan soal-soal KPK, Guru menanyakan kesulitan
yang dialami siswa kemudian membantunya mengatasi kesulitan
itu. Guru kemudian melakukan evaluasi dengan memberikan latihan
soal, setelah siswa selesai mengerjakan soal latihan guru kembali
menugasi siswa untuk mengerjakan soal yang disiapkan peneliti.
64
3) Kinerja Siswa
Kategori kinerja siswa siklus II dapat dilihat, pada tabel
berikut :
Tabel.6 Hasil Observasi Kinerja Siswa Siklus II
No
1
2
3
4
5
6
7
Kinerja Siswa
Memperhatikan penjelasan dari
guru
Memahami penjelasan dari guru
Siswa dapat mengerjakan soal
dengan bantuan teman/guru
Siswa dapat mengerjakan soal tanpa
bantuan teman/guru
Siswa memahami urutan
mengerjakan soal
Antusiasme/motivasi siswa
mengikuti pembelajaran
Menyelesaikan tugas dengan baik
Frekuensi Kategori
Selalu Kadang Tidak
-kadang
37
34
3
33
4
30
7
32
5
37
35
2
Dari tabel.6 di atas dapat dijelaskan, bahwa seluruh siswa
memperhatikan dengan baik penjelasan dari guru, 34 siswa
memahami dengan baik penjelasan dari guru. Sebanyak 33 siswa
dapat mengerjakan soal meskipun masih dengan bantuan guru dan
temannya, terdapat 30 siswa yang dapat mengerjakan soal latihan
tanpa bantuan teman atau guru, 32 siswa tersebut memahami urutan
mengerjakan soal dengan benar ketika peneliti amati. Seluruh siswa
menunjukkan motivasi tinggi mengikuti pembelajaran, terdapat 2
siswa yang terkadang tidak fokus dan masih bermain sendiri. Ada 2
siswa yang tidak dapat menyelesaikan tugas yang diberikan.
65
b. Refleksi Keberhasilan dan Kegagalan
Berdasarkan hasil pelaksanaan pembelajaran dan observasi
diketahui bahwa masih terdapat siswa yang memperoleh nilai 4.0 dan
5.0, yakni berjumalah 16 siswa. Hasil pengamatan menunjukkan
terdapat 7 siswa yang tidak begitu memperhatikan penjelasan dari guru,
namun
yang
menjadi
aspek
positifnya
seluruh
siswa
dapat
menyelesaikan soal latihan maupun tugas dari guru. Dari hasil evaluasi
diketahui terdapat 21 siswa sudah memenuhi ketuntasan minimal
karena memperoleh nilai tes lebih besar atau sama dengan 6.0,
sementara 16 siswa lainnya belum memenuhi ketuntasan minimal,
karena masih mendapatkan nilai dibawah 6.0, karena hasil tes belum
memenuhi kriteria ketuntasan minimal yakni minimal 24 siswa
mendapatkan nilai 6.0, maka tindakan dilanjutkan ke siklus III.
3. Siklus III
a. Hasil Pengamatan
1) Hasil Post Test
Dari hasil tes yang telah dilakukan pada tahap pelaksanaan
hari Rabu tanggal 16 Juni 2012 didapatkan nilai tes seperti yang
tercantum dalam tabel berikut :
Tabel.7 Hasil Tes Siklus III dengan Materi Operasi hitung Pecahan
No
1
2
3
4
5
Nilai
1.0
2.0
3.0
4.0
5.0
Frekuensi (F)
3
66
Prosentase (%)
8
No
6
7
8
9
10
Nilai
6.0
7.0
8.0
9.0
10
Total
Frekuensi (F)
24
6
3
1
37
Prosentase (%)
65
16
8
3
100
Dari tabel.7 tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa 3 (8%) siswa
mendapatkan nilai 6.0, 24 (65%) siswa mendapatkan nilai 6.0, 6
(16%) siswa mendapatkan nilai 7.0, 3 (8%) siswa mendapatkan nilai
8.0, dan 1 (3%) siswa mendapatkan nilai 9.0.
Berdasarkan pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang
ditentukan, yaitu siswa mendapatkan 6.0 sebanyak 65% dari total
siswa kelas VI yang berjumlah 37 siswa, sehingga dapat diketahui
bahwa ketuntasan adalah apabila 24 siswa mendapatkan nilai 6.0,
diketahui dari tabel.7 siswa yang mendapatkan nilai 6.0 atau lebih
berjumlah 34 (92%) siswa, sedangkan 3 (8%) siswa lainnya belum
mencapai ketuntasan minimal, karena masih mendapatkan nilai
dibawah 6.0.
2) Kinerja Guru
Berikut disajikan hasil pengamatan kinerja siswa dan guru
dalam pelaksanaan pembelajaran metematika dengan menggunakan
metode drill, dengan materi pelajaran operasi hitung pecahan
dengan aspek mengalikan dan membagi bilangan pecahan.
Kategori kinerja guru siklus III dapat dilihat, pada tabel
berikut :
67
Tabel.8 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Kinerja Guru
Memberikan pengertian tujuan
metode drill
Memberikan apersepsi
Memberikan contoh cara
mengerjakan soal
Membimbing siswa untuk bersamasama mengerjakan soal-soal
Memberikan bimbingan terhadap
siswa yang kesulitan
Menunjuk siswa yang telah bisa
untuk memberi contoh dan
memotivasi siswa yang lain
Memberikan tugas atau soal
Melakukan evaluasi akhir
Mencatat perkembangan siswa
Baik
Kategori
Cukup Kurang
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Kinerja guru pada tahap pelaksanaan siklus III seperti
terlihat pada tabel.8 di atas, adalah sebagai berikut Guru kembali
memberikan pengertian kepada siswa tentang tujuan dilakukannya
metode drill, Guru memberikan apersepsi/motivasi pembelajaran
dengan baik, Guru memberikan contoh cara mengerjakan soal –soal
pecahan seperti menyederhanakan pecahan, Guru membimbing
siswa untuk bersama-sama mengerjakan soal-soal operasi hitung
perkalian dan pembagian pecahan, Guru menanyakan kesulitan
yang dialami siswa kemudian membantunya mengatasi kesulitan
itu. Guru kemudian melakukan evaluasi dengan memberikan latihan
soal, setelah siswa selesai mengerjakan soal latihan guru kembali
menugasi siswa untuk mengerjakan soal yang disiapkan peneliti,
semua aspek tersebut dikerjakan dengan baik.
68
3) Kinerja Siswa
Kategori kinerja siswa siklus III dapat dilihat, pada tabel
berikut :
Tabel.9 Hasil Observasi Kinerja Siswa Siklus III
No
1
2
3
4
5
6
7
Kinerja Siswa
Memperhatikan penjelasan dari
guru
Memahami penjelasan dari guru
Siswa dapat mengerjakan soal
dengan bantuan teman/guru
Siswa dapat mengerjakan soal tanpa
bantuan teman/guru
Siswa memahami urutan
mengerjakan soal
Antusiasme/motivasi siswa
mengikuti pembelajaran
Menyelesaikan tugas dengan baik
Frekuensi Kategori
Selalu Kadang Tidak
-kadang
37
35
2
37
35
2
37
0
35
2
37
Dari tabel.9 di atas dapat dijelaskan, bahwa semua siswa
memperhatikan dengan baik penjelasan dari guru, 35 siswa
memahami dengan baik penjelasan dari guru. Semua siswa dapat
mengerjakan soal meskipun masih dengan bantuan guru dan
temannya, terdapat 35 siswa yang dapat mengerjakan soal latihan
tanpa bantuan teman atau guru, 37 siswa memahami urutan
mengerjakan soal dengan benar. Sebanyak 35 siswa menunjukkan
motivasi/antusiasme tinggi mengikuti pembelajaran, terdapat 2
siswa yang terkadang terlihat tidak fokus, pada waktu diamati siswa
tersebut terlihat lelah. Semua siswa dapat menyelesaikan tugas yang
diberikan meskipun masih ada terdapat jawaban yang salah.
69
b. Tanggapan Guru Pengamat dan Siswa
Dari hasil wawancara dengan guru kelas yang membantu
pelaksanaan pembelajaran yakni, Laela Irmawati pada siklus III
diperoleh data, sebagai berikut Laela Irmawati mengungkapkan bahwa,
metode drill mudah untuk diterapkan dengan pembiasaan terhadap
latihan soal-soal, maka siswa akan terbiasa menyelesaikan soal-soal
matematika. Kendala yang dihadapi pada umumnya adalah rasa bosan/
kejenuhan siswa terhadap soal-soal, jika suasana pembelajaran tidak
mendukung.
Menurut Laela Irmawati, untuk mengatasi kejenuhan siswa,
guru dapat menerapkan jangka waktu pembelajaran yang berkala
(manajemen
waktu),
maupun
dengan
menciptakan
suasana
pembelajaran yang menyenangkan seperti kerja kelompok, bermain
sambil belajar, atau belajar di luar kelas, dalam hal ini guru harus
mampu memahami kemampuan siswanya, baik kemampuan fisik
maupun psikisnya.
Untuk lebih memperkuat data peneliti melakukan wawancara
dengan perwakilan siswa yang berjumlah 3 orang siswa yang ditunjuk
menjadi informan/narasumber adalah siswa yang memperoleh nilai
terendah, siswa yang memperoleh nilai 6.0, dan siswa yang
memperoleh nilai tertinggi, hasil wawancara adalaha sebagai berikut :
Menurut Nurafifah seorang siswa yang termasuk memiliki
kemampuan di atas rata-rata mengatakan bahwa, adanya latihan soal-
70
soal metematika membuatnya senang, karena dengan begitu ia menjadi
terbiasa menyelesaikan soal matematika yang bervariasi bentuknya.
Dalam hal yang sama Puguh Margalih, seorang siswa yang
termasuk memiliki prestasi belajar sedang/rata-rata mengatakan, dengan
pemberian soal yang berulang-ulang dan pemberian bimbingan untuk
menyelesaikan soal-soal tersebut, membuatnya menjadi terbiasa
mengerjakan soal metematika yang dirasa susah, selain itu suasana
kelas yang menyenangkan membuat kegiatan belajar-mengajar menjadi
tidak membosankan.
Demikian pula menurut Warsito Hari, seorang siswa yang
termasuk memiliki prestasi belajar rendah mengatakan bahwa, dengan
latihan doal yang diulang-ulang membuat dirinya menjadi lebih paham
cara mengerjakan soal matematika.
Tanggapan
siswa
terhadap
manfaat
dari
pembelajaran
matematika menggunakan metode drill. Nurafifah mengungkapkan,
latihan soal yang berulang membuatnya semakin terlatih, sehingga
dapat meningkatkan prestasi belajarnya. Sementara itu Puguh Margalih,
mengatakan bahwa dirinya menjadi termotivasi untuk lebih sering
mengerjakan latihan soal matematika yang tadinya ia anggap susah.
Dalam hal yang sama Warsito Hari, mengatakan, matematika adalah
pelajaran yang sulit namun jika terus berlatih mengerjakan soal, dan
dengan adanya bantuan dari guru dalam menyelesaikan soal-soal
tersebut membuat pelajaran matematika menjadi terasa mudah.
71
c. Refleksi Keberhasilan dan Kegagalan
Berdasarkan hasil evaluasi diketahui bahwa nilai rata-rata siswa
kelas VI pada materi operasi hitung pecahan dalam siklus III lebih
tinggi dibandingkan dengan hasil tes siklus I dan II, selain itu hasil tes
siklus III juga memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal 6.0, karena
terdapat 34 siswa yang telah mendapatkan nilai minimal 6.0. Respon
siswa terhadap pembelajaran juga baik hal ini ditunjukkan dengan
kemampuan siswa untuk menyelesaikan soal-soal latihan yang
diberikan.
Dari hasil wawancara diketahui bahwa menurut guru kelas
metode drill merupakan metode pembelajaran yang mudah diterapkan
dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, selain hal itu siswa juga
merespon positif pembelajaran dengan metode drill.
B. Pembahasan
Setelah pelaksanaan siklus I menggunakan metode drill pada pelajaran
matematika dengan materi Faktor Persekutuan Besar (FPB), bahwa 18 siswa
tersebut telah mencapai kriteria ketuntasan minimal, sedangkan 19 siswa belum
mencapai ketuntasan minimal. Kegiatan dilanjutkan ke siklus II, dari
pelaksanaan siklus II dengan materi Kelipatan Persekutuan Kecil (KPK)
diperoleh nilai post rate 6.24, sebanyak 21 siswa telah memenuhi ketuntasan
minimal dan 16 siswa yang belum memenuhi ketuntasan minimal. Setelah
pelaksanaan siklus III dengan materi operasi hitung pecahan, sebanyak 34
siswa telah memenuhi ketuntasan minimal dan 3 siswa yang belum memenuhi
72
ketuntasan minimal, karena jumlah siswa yang memenuhi ketuntasan minimal
pada siklus III telah melebihi 24 siswa maka dapat dikatakan bahwa siklus III
telah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal.
Grafik.1 Peningkatan Prestasi Belajar Matematika
jumlah siswa yang memenuhi KKM
40
35
30
25
20
15
10
5
0
34
18
Siklus I
21
jumlah siswa yang
memenuhi KKM
Siklus II
Siklus III
Berikut adalah tabel perbandingan peningkatan prestasi belajar
matematika MI Nurul Huda Guntur Rejosari Bandongan Magelang, dengan
subyek penelitian siswa kelas VI Tahun Pelajaran 2011/2012 setelah dilakukan
pembelajaran dengan metode drill dalam 3 siklus :
73
74
Tabel. 10
Perbandingan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VI
MI Nurul Huda Guntur Rejosari Bandongan Magelang
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Nilai
1.0
2.0
3.0
4.0
5.0
6.0
7.0
8.0
9.0
10
Jumlah
Pra Tindakan
f
%
1
3
7
19
13
35
15
40
1
3
37
100
Siklus I
f
8
10
18
1
37
Siklus II
%
21
27
49
3
100
74
f
6
10
19
1
1
37
%
16
27
51
3
3
100
Siklus III
f
3
24
6
3
1
37
%
8
65
16
8
3
100
Berdasarkan hasil yang telah dicapai setelah melakukan 3 (tiga) siklus,
yaitu penerapan metode drill dalam pembelajaran matematika, dapat diketahui
bahwa metode drill terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar matematika
siswa kelas VI MI Nurul Guntur Rejosari Bandongan Magelang Tahun
Pelajaran 2011/2012 pada materi Faktor Persekutuan Besar (FPB), Kelipatan
Persekutuan Kecil (KPK), dan operasi hitung pecahan (perkalian dan
pembagian pecahan), hal ini terlihat pada siklus III, yaitu bahwa 34 siswa
memenuhi ketuntasan minimal, dan 3 siswa yang tidak memenuhi ketuntasan
minimal. Keberhasilan metode drill dipengaruhi oleh kesiapan ingatan siswa
untuk menghafal metode berhitung cepat, namun metode drill hendaknya
diadakan bila perlu saja, dengan demikian antara keterampilan, pengertian, dan
penerapan akan menjadi seimbang dan pengajaran menjadi efisien.
75
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dengan melihat pada nilai rata-rata hasil
tes siswa setelah melalui tiga siklus, diketahui bahwa terdapat peningkatan
prestasi belajar matematika siswa kelas VI MI Nurul Guntur Rejosari
Bandongan Magelang Tahun Pelajaran 2011/2012 pada materi Faktor
Persekutuan Besar (FPB), Kelipatan Persekutuan Kecil (KPK), dan operasi
hitung pecahan (perkalian dan pembagian pecahan), yaitu siklus I dari 18 siswa
yang mencapai ketuntasan minimal menjadi 21 siswa pada siklus II dan
meningkat kembali menjadi 34 siswa pada siklus III, hasil siklus III ini
melebihi kriteria ketuntasan minimal (KKM) dimana berdasarkan KKM
tersebut minimal 65% dari jumlah siswa kelas VI atau sebanyak 24 siswa harus
memperoleh nilai minimal 6.0. Melihat pada peningkatan prestasi belajar
matematika tersebut, dapat disimpulkan bahwa metode drill dapat digunakan
sebagai upaya meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas VI MI
Nurul Guntur Rejosari Bandongan Magelang Tahun Pelajaran 2011/2012.
B. Saran
Beberapa saran yang dapat diajukan adalah :
1. Bagi Guru
Harus selalu berusaha semaksimal mungkin menerapkan metode
pengajaran yang telah ditetapkan dengan tanpa meninggalkan perhatiannya
76
terhadap latar belakang dan kemampuan siswa. Dalam setiap pembelajaran,
khususnya pembelajaran matematika perlu adanya pendekatan, metode
maupun strategi pembelajaran yang dapat menarik perhatian dan minat
siswa yang hendaknya telah dipersiapkan oleh seorang guru sebelum
melaksanakan proses belajar mengajar.
2. Bagi Siswa
Tidak cukup hanya dengan mengandalkan kegiatan belajar di
sekolah, sebagai siswa harus selalu aktif untuk mengembangkan
kemampuan dalam segi apapun, selalu berlatih di rumah dan jangan pernah
merasa takut dengan mata pelajaran matematika.
77
DAFTAR PUSTAKA
Adhegora L, 2012. Pengertian Metode drill Menurut Para Ahli. (Online).
(www.Adhegora.blogspot.com). Diakses pada 28 Mei 2012
Ahmad, Abu. 1986. Metode Khusus Pendidikan Agama. Bandung: CV. Amrico.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
Depdiknas. 1999. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
E. Mulyasa, 2005. Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Ghofir, Zuhairini Abdul dkk. 1983. Metode Khusus Pendidikan Agama, Surabaya:
Usaha Nasional.
Hamzah. B. Uno, 2007. Model Pembelajaran (menciptakan proses belajar
mengajar yang kreatif dan efektif). Jakarta: Bumi Aksara.
Ifa, 2005. Pengaruh Metode Sempoa Terhadap Kemampuan Berhitung Pada Anak.
(Online). http://rumahlaili.blogspot.com, diakses pada 29 Mei 2012
Jumiarti,
2007. Anjuran Menuntut Ilmu dalam Islam. (Online).
http://jumiartiagus.multiply.com, diakses pada 30 Mei 2012
Karina Kusuma, 2010. Matematika dalam Islam. (Online). www.kompasiana.com,
diakses pada 30 Mei 2012
Moch Syafirudin. 2011. Metode Drill (Latihan). (Online). www.syafir.com.
Diakses pada 28 Mei 2012
Mulyono Abdurrahman. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitas Belajar.
Jakarta: PT.Rineka Cipta.
Nana Sudjana. 1989. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru.
Oemar Hamalik, 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Purwanto, M. Ngalim. 1998. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung:
Remadja Karya.
Roestiyah N K. 1989. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
78
Rochman Natawidjaja dan H.A. Moein Moesa. 1991. Psikologi Pendidikan,
Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Sadirman M.A. 1994. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Soedjadi, R. 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia, Jakarta: Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi.
Sutratinah Tirtonegoro, 2001. Anak Supernormal dan Program Pendidikannya.
Jakarta : Gramedia
Syafiruddin. 2011. Metode Drill (Latihan), (Online),
diakses pada 13 Mei 2012).
(http://www.syafir.com/,
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 1995. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: PT. Rineka Cipta
Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar. 1995. Metodologi Pengajaran Agama dan
Bahasa Arab. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. 2004. Jakarta: PT Armas Duta Jaya.
Wahidmurni, 2008. Penelitihan Tindakan Kelas Dari Teori Menuju Praktik.
Malang: UM. Press.
Winarno Surakhmad, 1994. Pengantar Interaksi Belajar Mengajar. Bandung:
Tarsito.
Winkel, WS. 1991. Psikologi Pengajaran, Jakarta : PT. Grasindo.
Wikipedia. Definisi Metematika. (Online). www.wikipedia.com, diakses pada 28
Mei 2012
79
79
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
SIKLUS I
Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Pertemuan Ke
Alokasi Waktu
:
:
:
:
:
MI Nurul Guntur Rejosari Bandongan
Matematika
VI/ 2
1- 2
2 jam
A. Standar Kompetensi :
1. Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah
B. Kompetensi Dasar
1.1 Menggunakan Faktor Persekutuan Besar (FPB)
C. Tujuan Pembelajaran**
Peserta didik dapat :
 Melakukan Pekerjaan hitung campuran
 Mencari Faktor Prima Suatu Bilangan
 Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ),
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence ) dan Tanggung jawab
(responsibility )
D. Materi Ajar
 Sifat-sifat operasi hitung
 Faktorisasi Prima untuk menentukan FPB
E. Metode Pembelajaran
Demonstrasi, Tanya Jawab, Drill
F. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan ke 1-2
 Kegiatan awal
- Apresepsi/ Motivasi
- Melakukan permainan berhitung bilangan bulat dari 1-60 dengan cara
zig zag.
 Kegiatan Inti
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 Sifat-sifat faktor persekutuan besar
 Elaborasi
80
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 Melakukan percobaan, diskusi dan latihan dengan fasilitias soal-soal.
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan
 Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
 Guru mengulang kembali kegiatan yang telah dilakukan memberikan
kesimpulan.
 Memberikan soal latihan untuk lebih memantapkan keterampilan siswa
G. Alat/Bahan dan Sumber Belajar
 Buku Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar Kelas 6 .
 Matematika SD untuk Kelas VI 6B Esis
 Matematika Progesif Teks Utama SD Kelas 6
 Kertas berlipat
H. Penilaian
Indikator Pencapaian
Teknik
Penilaian
Kompetensi
o Melakukan pekerjaan
Tugas
hitung campuran
Individu
o Mencari faktor prima suatu
bilangan
Bentuk
Instrumen
Instrumen/ Soal
o Tuliskan 10 bilangan bulat
o Carilah faktor prima dari 20,
25, 28, 30
o Carilah FPB dari suatu
bilangan15 dan 25…..
o dst.
Isian
Format Kriteria Penilaian
 PRODUK ( HASIL DISKUSI )
No.
1.
Aspek
Konsep
Kriteria
* semua benar
* sebagian besar benar
* sebagian kecil benar
* semua salah
Skor
4
3
2
1
 PERFORMANSI
No.
1.
Aspek
Pengetahuan
Kriteria
* Pengetahuan
* kadang-kadang Pengetahuan
* tidak Pengetahuan
81
Skor
4
2
1
2.
Sikap
* Sikap
* kadang-kadang Sikap
* tidak Sikap
4
2
1
Lembar Penilaian
Performan
No
Nama Siswa
Pengetahuan
Sikap
Produk
Jumlah
Skor
Nilai
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
CATATAN :
Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) 1 nilai untuk jawaban benar.
 Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan Remedial.
Magelang, 2 Juni 2012
Mengetahui
Kepala Sekolah
Guru Kelas,
Sholichin, A.Ma
NIP : 15018002100
Laela Irmawati
Peneliti
Siti Mabruroh
82
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
SIKLUS II
Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Pertemuan Ke
Alokasi Waktu
:
:
:
:
:
MI Nurul Guntur Rejosari Bandongan
Matematika
VI/ 2
1- 2
2 jam
A. Standar Kompetensi :
2. Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah
B. Kompetensi Dasar
2.1 Menggunakan Kelipatan Persekutuan Kecil (KPK)
C. Tujuan Pembelajaran**
Peserta didik dapat :
 Melakukan Pekerjaan hitung campuran
 Mencari Faktor Prima Suatu Bilangan
 Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ),
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence ) dan Tanggung jawab
(responsibility )
D. Materi Ajar
 Sifat-sifat operasi hitung
 Faktorisasi Prima untuk menentukan KPK
E. Metode Pembelajaran
Demonstrasi, Tanya Jawab, Drill
F. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan ke 1-2
 Kegiatan awal
- Apresepsi/ Motivasi
- Melakukan permainan berhitung bilangan bulat dari 1-60 dengan cara
zig zag.
 Kegiatan Inti
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 Sifat-sifat kelipatan persekutuan kecil
 Menentukan himpunan bilangan
83
 Membuat pohon faktor suatu bilangan
 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 Melakukan percobaan, diskusi dan latihan dengan fasilitias soal-soal.
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan
 Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
 Guru mengulang kembali kegiatan yang telah dilakukan memberikan
kesimpulan.
 Memberikan soal latihan untuk lebih memantapkan keterampilan siswa
G. Alat/Bahan dan Sumber Belajar
 Buku Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar Kelas 6 .
 Matematika SD untuk Kelas VI 6B Esis
 Matematika Progesif Teks Utama SD Kelas 6
 Kertas berlipat
H. Penilaian
Indikator Pencapaian
Teknik
Penilaian
Kompetensi
o Melakukan pekerjaan
Tugas
hitung campuran
Individu
o Mencari faktor prima suatu
bilangan
Bentuk
Instrumen
Instrumen/ Soal
o Tuliskan himpunan kelipatan
dari suatu bilangan
o Carilah KPK dari 20 dan 25, 11
dan 21….
o dst.
Isian
Format Kriteria Penilaian
 PRODUK ( HASIL DISKUSI )
No.
1.
Aspek
Konsep
Kriteria
* semua benar
* sebagian besar benar
* sebagian kecil benar
* semua salah
84
Skor
4
3
2
1
 PERFORMANSI
No.
Aspek
Kriteria
Skor
1.
Pengetahuan
* Pengetahuan
* kadang-kadang Pengetahuan
* tidak Pengetahuan
4
2
1
2.
Sikap
* Sikap
* kadang-kadang Sikap
* tidak Sikap
4
2
1
Lembar Penilaian
Performan
No
Nama Siswa
Pengetahuan
Sikap
Produk
Jumlah
Skor
Nilai
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
CATATAN :
Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) 1 nilai untuk jawaban benar.
 Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan Remedial.
Magelang, 9 Juni 2012
Mengetahui
Kepala Sekolah
Guru Kelas,
Sholichin, A.Ma
NIP : 15018002100
Laela Irmawati
Peneliti
Siti Mabruroh
85
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
SIKLUS III
Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Pertemuan Ke
Alokasi Waktu
:
:
:
:
:
MI Nurul Guntur Rejosari Bandongan
Matematika
VI/ 2
1- 2
2 jam
A. Standar Kompetensi :
3. Melakukan operasi hitung pecahan dalam pemecahan masalah
B. Kompetensi Dasar
3.1 Menyederhanakan dan mengurutkan pecahan
C. Tujuan Pembelajaran**
Peserta didik dapat :
 Mengenal berbagai bentuk pecahan
 Menyederhanakan pecahan
 Mengurutkan pecahan
 Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ),
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence ) dan Tanggung jawab (
responsibility )
D. Materi Ajar
Operasi Hitung Pecahan
E. Metode Pembelajaran
Demonstrasi, Tanya Jawab, Deduktif, latihan, Ekspositori
F. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan ke 1-3
 Kegiatan awal
- Apresepsi/ Motivasi
- Mengingatkan kembali tentang macam-macam pecahan yang telah
dipelajari pada kelas sebelumnya
 Kegiatan Inti
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 Peserta didik dapat Menyederhanakan dan mengurutkan pecahan
86
 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 Melakukan percobaan dengan menggunakan kertas berlipat untuk dapat
membantu siswa memahami definisi pecahan yang dapat diambil dari
kehidupan sehari-hari. Setelah selesai melakukan percobaan dan ditarik
kesimpulan siswa di uji kemampuannya dengan mengerjakan soal latihan.
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan
 Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
 Guru mengulang kembali kegiatan yang telah dilakukan memberikan
kesimpulan
kemudian
memberikan
pekerjaan rumah
dan
menginformasikan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.
G. Alat/Bahan dan Sumber Belajar
 Buku Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar Kelas 6 .
 Matematika SD untuk Kelas VI 6B Esis
 Matematika Progesif Teks Utama SD Kelas 6
 Kertas berlipat
H. Penilaian
Indikator Pencapaian
Teknik
Penilaian
Kompetensi
o Mengenal berbagai bentuk Tugas
pecahan
Individu
o Menyederhanakan pecahan
o Mengurutkan pecahan
Bentuk
Instrumen
Isian
Instrumen/ Soal
1 2
 2  ...
4 5
1
 ...
o 0,8 
25
5
o 125  7  ...
12
o
o dst.
Format Kriteria Penilaian
 PRODUK ( HASIL DISKUSI )
No.
1.
Aspek
Konsep
Kriteria
* semua benar
* sebagian besar benar
* sebagian kecil benar
* semua salah
87
Skor
4
3
2
1
 PERFORMANSI
No.
Aspek
Kriteria
Skor
1.
Pengetahuan
* Pengetahuan
* kadang-kadang Pengetahuan
* tidak Pengetahuan
4
2
1
2.
Sikap
* Sikap
* kadang-kadang Sikap
* tidak Sikap
4
2
1
Lembar Penilaian
Performan
No
Nama Siswa
Pengetahuan
Sikap
Produk
Jumlah
Skor
Nilai
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
CATATAN :
Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) 1 nilai untuk jawaban benar.
 Untuk siswa yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka diadakan Remedial.
Magelang, 16 Juni 2012
Mengetahui
Kepala Sekolah
Guru Kelas,
Sholichin, A.Ma
NIP : 15018002100
Laela Irmawati
Peneliti
Siti Mabruroh
88
KISI-KISI SOAL EVALUASI
Siklus I
No
1
Tentukan FPB dari bilangan
berikut :
12 dan 20
2
35 dan 15
3
12 dan 30
4
28 dan 63
5
75 dan 100
6
65 dan 100
7
8 dan 30
8
18, 21 dan 30
9
8, 12 dan 20
10
15, 24 dan 42
Jawab
Jumlah Nilai
89
Nilai
KISI-KISI SOAL EVALUASI
Siklus II
No
1
Tentukan KPK dari bilangan
berikut :
6 dan 10
2
8 dan 9
3
3, 4 dan 6
4
2, 4 dan 5
5
18 dan 30
6
6, 9 dan 15
7
5, 12 dan 21
8
5, 6 dan 9
9
8, 15 dan 25
10
3, 7 dan 21
Jawab
Jumlah Nilai
90
Nilai
KISI-KISI SOAL EVALUASI
Siklus III
No
Tentukan nilai n
Jawab
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah Nilai
91
Nilai
PEDOMAN WAWANCARA
Wawancara ini adalah wawancara terbuka, oleh karena itu pewawancara
akan berusaha menggali informasi yang berhubungan dengan penelitian yang
dilakukan seluas-luasnya namun hanya terbatas pada tema/variabel penelitian saja.
GURU
1. Bagaimanakah tanggapan anda dengan cara/metode drill sebagai upaya
peningkatan prestasi belajar matematika?
2. Apakah anda menemukan kendala dalam penggunaan metode drill dalam
kegiatan belajar mengajar matematika?
3. Jika
anda
menemukan
kendala
dalam
penerapan
metode
drill,
bagaimanakah usaha anda untuk mengatasi kendala tersebut?
SISWA
4. Bagaimanakah tanggapan Kamu terhadap penerapan metode matematika
pembelajaran yang telah dilakukan?
5. Apakah Kamu memperoleh manfaat dari metode pembelajaran seperti itu?
92
Download