METODE PEMBELAJARAN BAHASA STUDI ANALISIS TERHADAP PENDEKATAN DAN TEHNIK GURU Oleh : Achmad Muhlis Tamhidi Secara umum metode mempunyai pengertian sebagai suatu garis besar haluan dalam bertindak untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Kalau kita hubungkan dengan belajar mengajar, metode bisa diartikan sebagai pola umum kegiatan guru-murid dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan1. Dalam pembelajaran, metode atau cara penyampaian materi pembelajaran merupakan sub-komponen yang penting. Metode penyampaian ikut menentukan tingkat keberhasilan suatu pembelajaran. Apabila kita menghendaki suatu proses belajar mengajar yang efektif dan efisien, maka kita harus pandai memilih metode penyampaian pembelajaran yang tepat. Demikian juga halnya apabila kita menghendaki hasil yang optimal. Bahkan pentingnya metode bukan hanya dalam proses pembelajaran, tetapi hampir semua kegiatan lainnya juga membutuhkan metode, sehingga metode yang berbeda akan menghasilkan hasil yang berbeda pula. Ricards mencoba memberikan suatu kerangka acuan yang memungkinkan kita untuk melihat suatu metode secara keseluruhan, menggambarkannya seobjektif mungkin dan jika perlu, maka akan membangdingkan dengan metode lain. Model Richards jelas merupakan suatu penyempurnaan bari apa yang kembangkan Anthony (1963). Menurut Anthony; pendekatan adalah suatu kelompok asumsi mengenai hakikat bahasa dan hakikat pembelajaran bahasa. Metode adalah suatu rencana keseluruhan untuk mengajarkan materi bahasa secara teratur. Teknik adalah strategi yang digunakan guru untuk mencapai suatu tujuan langsung (sifatnya implementasional-yang benar-benar terjadi didalam kelas)2. Richard membuat revisi dalam merinci hal-hal yang harus diselidiki, sebagaimana diagram berikut ini : METODE PENDEKATAN DESAIN PROSEDUR Pendekatan disini menurut Ricard ada dua : 1. Suatu teori tentang hakikat bahasa - Suatu model Kompetensi linguistik - Suatu penjelasan tentang unit-unit struktur bahasa 2. Suatu teori tentang hakikat pembelajaran bahasa - Suatu penjelasan tentang proses-proses belajar - Suatu penjelasan tentang syarat-syarat yang dibutuhkan untuk belajar3 Desain dalam pembelajaran bahasa meliputi lima hal, antara lain : 1. Suatu rincian tentang isi kandungan linguistik; criteria bagi pemilihan dan pengorganisasian isi. - Silabus Makalah disajikan pada pelatihan guru bahasa Madrasah Binaan STAIN Pamekasan di Madrasah Aliyah Sumber Bungur Pakong Pamekasan, pada tanggal 07 April 2010. Panulis adalah Dosen Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab pada Jurusan Tarbiyah Prodi Bahasa Arab STAIN Pamekasan. 1 Abu Ahmadi, Strategi Belajar Mengajar, Pustaka Setia, Bandungm, Tahun 1997, Hal. 11. 2 M.F. Baraja, Suatu Cara Menganalisis suatu Metode, Institut Ilmu Pendidikan dan Keguruan Malang, Malang, Tahun 1985, Hal. 5. 3 M.F. Baraja, Kapita Selekta Pengajaran Bahasa, Institut Ilmu Pendidikan dan Keguruan Malang, Malang, Tahun 1989, Hal.44. 1 2. Kegiatan belajar-mengajar - jenis-jenis tugas dan kegiatan belajar-mengajar 3. Peran si belajar (learner) - Tingkat kendali yang dimiliki peserta didik terhadap isi belajar - Pola-pola pengelompokan si belajar yang direkomendasikan atau diimplikasikan. - Tingkat pengaruh si belajar terhadap belajar orang lain. - Pandangan si belajar sebagai seorang pemroses, pelaku, inisiator atau pemecah masalah. 4. Peran Guru - Jenis-jenis fungsi yang dipenuhi guru - Tingkat kendali terhadap belajar - tingkat sejauh mana guru menetapkan isi. 5. Peran Materi - Tujuan utama materi - Bentuk materi (misalnya buku teks, alat peraga, dan lain-lain) - Asumsi-asumsi yang dibuat materi tentang guru dan si belajar4. Prosedur dan teknik untuk menyajikan dan melatih bahasa. - Teknik dan praktek untuk tahap-tahap penyajian, latihan, dan umpan balik dalam sebuah pelajaran. - Sumber-sumber yang meliputi waktu, ruang dan peralatan yang digunakan untuk melaksanakan praktek-praktek kelas5. Metode Audio Lingual Versi Ricard Dalam Pembelajaran Bahasa Hakikat Bahasa Dasar-dasar secara teoritis tentang metode Audiolingual (berapa butir-butir yang akan dinyatakan secara eksplisit), antara lain: a. Bahasa bersifat manusiawi, aural-oral dan mempunyai makna simbolis (Antoni:1983). Disini di impliaksikan bahwa menulis adalah manivestasi sekunder dari bahasa (suatu penjelasan tentang kompetensi linguistik). b. Tidak ada bahasa yang sama strukturnya (Antoni:1963). Hal ini mengimplikasikan bahwa tidak diakui adanya universalitas bahasa (suatu penjelasan tentang unit-unit bahasa). c. Bahasa di indentifikasikan dengan kosa kata dan tata bahasa (satu penjelasan tentang unit-unit struktur bahasa)6. Hakikat Belajar dan Mengajar Bahasa Rivers (1967) mengemukakan 4 asumsi: a. Belajar bahasa asing pada dasarnya adalah suatu proses mekanis pembentukan kebiasaan (suatu penjelasan tentang proses belajar). b. Keterampilan bahasa akan dipelajari secara lebih efektif jika butir-butir bahasa asing disajikan dalam bentuk ucapan sebelum bentuk tulisan (suatu penjelasan tentang syarat-syarat yang dibutuhkan untuk belajar). c. Analogi memberikan dasar yang lebih baik bagi belajar bahasa asing tentang syaratsyarat yang dibutuhkan untuk belajar. d. Makna-makna yang dimiliki suatu kata dalam suatu bahasa bagi penutur asli hanya dapat dipelajari dalam suatu matriks kias terhadap budaya orang-orang yang berbicara 4 M.F. Baraja, Kapita Selekta Pengajaran Bahasa, hal. 45. M.F. Baraja, Kapita Selekta Pengajaran Bahasa, hal. 45. 6 Abdul Majid Sayyid Ahmad mansur, Ilmu Al-Lughah Al-Nafshi, Imadah Syu’un al-Maktabat Jami’ah AlMulk su’udiyah, Riyadl, Tahun 1982, hal. 15. 5 2 bahasa tersebut (suatu penjelasan tentang syarat-syarat yang dibutuhkan untuk belajar)7. Desain - Tujuan Fries (1965) menyatakan: Dua hal yang penting memberikan cirri inti dan substansi “pendekatan oral”. Kedua hal penting ini membuat pendekatan oral jauh lebih ampuh dari pada metode-metode oral lain yang labih lama, dengan demikian membuatnya suatu pendekatan baru dalam belajar dan mengajar bahasa. Kedua hal penting itu adalah; Pertama, suatu tujuan belajar bahasa untuk belajar bahasa pada tahap pertama yang didefinisikan secara lebih jelas. Kedua, suatu pengetian yang lebih lengkap tentang apa yang terpenting dalam materi yang harus dipelajari agar tujuan itu tercapai. Fumio Nakajima dalam bukunya “foundations for English teaching” menyebutkan tujuan pendekatan oral adalah untuk mengantar pemula agar dapat menguasai pola-pola dasar bahasa dan memungkinnya untuk mengutarakan isi hatinya dengan menggunakan pola-pola ini… Fries (1945) menekankan bahwa dalam belajar suatu bahasa asing langkah pertama yang terpenting adalah “penguasaan dasar-dasar bahasa tersebut, struktur dan system bunyi dengan kosa kata terbatas melalui percakapan”. Dari sini jelas bahwa penguasaan oral haruslah merupakan dasar untuk belajar suatu bahasa baru. Apapun tujuan akhirnya, belajar bahasa harus dikembangkan melalui latihan oral, membaca dan menulis bukan merupakan tujuan audio-lingual walaupun digunakan untuk menunjang belajar. - Silabus (memilih dan menata isi) a. Pemilihan isi Pemilihan isi didasarkan pada studi kontrasif antara L1 dan L2 dalam segi gramatika, kosakata dan budaya. Silabus terdiri dari suatu daftar butir-butir gramatika dan kosakata. Dengan kata lain, sifatnya berorientasi pada struktur. b. Penataan isi Urutan dan gradasi butir-butir gramatika dan kosakata biasanya ditetapkan berdasarkan kesulitan (dari yang sederhana ke yang rumit), frekuensi kemunculan, dan kegunaan. - Jenis-jenis kegiatan belajar-mengajar Penggunaan dialog dan latihan pola secara ekstensif. Membaca dan menulis terutama pada tahap-tahap permulaan tidak ditekankan. - Peran si belajar Si belajar diharapkan menggunakan waktunya untuk berlatih (Lado, 1964:54). Fries menganjurkan, 80% waktu si belajar harus digunakan untuk berlatih. Secara umum si belajar tidak memiliki kebebasan untuk merancang program-program mereka sendiri (setiap kegiatan tampaknya berawal dari guru). Peserta didik dilihat sebagai mesinmesin stimulus-respons. Kreatifitas tidak digunakan sepenuhnya8. - Peran guru a. Sebagai model: Penutur asli atau mendekati asli lebih dianjurkan. b. Sebagai pelatih: Guru diharapkan melafalkan bunyi-bunyi tertentu dan lain-lain. c. Sebagai pimpinan orkes: Dia menghabiskan sebagian besar waktunya men-drill siswa (secara serempak orang per-orang). d. Sebagai pemandu: Dia menunjukkan kepada siswa bagaimana melafalkan bunyibunyi tertentu (misalnya: bulatkan bibirmu, letakkan lidahmu diantara gigi…) Broks (1964) menyatakan “mengajar adalah menunjukkan”9. - Peran materi pengajaran a. Menyajikan materi 7 Ali Ahmad madkur, Tadris Funun Al-Lughah Al-Arabiyah, dar Al-Syawaf, Kairo, Tahun 1991, hal 59; baca: Abdul Alaim Ibrahim, Al-Muwajjah Al-Fanni. 8 Achmad Muhlis, Al-I’dad li Ta’lim Al-Lughah Al-Arabiyah wa Thariqah Ta’limiha li Ghair Al-nathiqiina Biha, Al-Maktabah Al-Ma’hap Al-Ali Al-Islami, Pamekasan, Tahun 2002, hal. 44. 9 Achmad Muhlis, Ibid, hal. 38. 3 b. Memungkinkan peserta didik berlatih isi dengan bantuan guru. c. Untuk digunakan sebagai pengayaan (materi-materi tertentu). d. Materi untuk remedial tidak tersedia. Hal ini sesuai dengan gerakan lock-step (langkah-langkah yang pasti) yang dianut pendekatan ini. Prosedur Butir-butir ini mewakili prosedur-prosedur dan teknik-teknik terpenting untuk menyajikan bahasa dan cara-cara untuk berlatih. - Satuan pelajaran Satuan pelajaran dikembangkan berdasarkan urutan berikut: a. Petunjuk peratian yang digunakan guru untuk memperingatkan siswa mengenai butir-butir mana yang perlu dipelajari; b. Contoh-contoh umumnya disajikan dalam bentuk kontras. c. Komentar atau generalisasi diberikan setelah contoh-contoh (secara induktif) d. Latihan disajikan terakhir, tetapi memakan 80% dari waktu siswa - Teknik-teknik untuk berlatih Penggunaan dialog dan drill pola kalimat secara ekstentif. Dialog-dialog berisi ungkapan yang sering diungkapkan (latihan-latihan manipulatif dan semi komunikatif). Kesempatan untuk latihan komunikasi juga diberikan didalam kelas, di laboratorium bahasa selama waktu makan siang, dalam kunjungan-kunjungan ke keluarga berbahasa asing dan lain-lain (siswa-siswa di dorong untuk berbahasa asing sepanjang waktu; aturan itu diterapkan kapan saja dan dimana saja)10. - Penggunaan alat bentu audio-visual Laboratorium bahasa, flash cards, papan waktu, realia, dan alat bantu audio visual lainnya digunakan untuk berlatih disamping untuk penjelasan11. - Umpan balik Kesalahan siswa langsung dikoreksi guru (hal ini sesuai dengan asumsi bahwa siswa belajar sebaik-baiknya mendapatkan umpan balik langsung dan terus menerus). Koreksi diberikan dalam bentuk pengucapan bentuk yang benar; kadang-kadang diberikan tanda-tanda perhatian (attention signals) agar siswa membetulkan diri. Ihktitam Menyikapi berbagai problem yang di hadapi dalam pembelajaran bahasa asing khususnya Arab-Inggris di Indonesia, perlu kiranya dikembangkan sebuah pengorganisasian pembelajaran bahasa yang mampu menampilkan suatu system pembelajaran yang unik, dimana si belajar tidak merasa belajar bahasa (Arab-Inggris), dalam artian tidak disengaja dalam setiap pembelajarannya. Salah satu hal yang sangat uegent serta dapat mempengaruhi system pengorganisasian pembelajaran dalam kealas adalah kreativitas, kapabilitas, profesionalisme serta kompetensi guru.hal itu disebabkan pemeran utama dalam setiap pembelajaran adalah guru. Oleh karena itu pertanyaan mendasar yang perlu ditindak lanjuti adalah seperti apa profil ideal guru bahasa? Serta kompetensi apa yang harus dimiliki oleh guru bahasa? sehingga mampu berkompetisi dengan kompetentif dan memiliki daya saing yang tinggi. Wallahu a’lam bi Al-Shawab. Mahmud Kamil Al-Naqah, Ta’lim Al-Lughah Al-Arabiyah li Al-Nathiqina biha bi Lughatin Ukhra, Jamiah Um Al-Qura, Riyadl, Tahun 1985, hal 143. 11 Husen Hamdi Al-Thobuji, Wasail Al-Ittishal wa Al-Teknologiyah fi Al-Ta’lim, Dar Al-Qalam li Al-Nasyr wa Al- Tauzi’, Kuwait, Tahun 1996, hal 161. 10 4