KELAS SOSIAL DAN GAYA HIDUP MATERIALISME PADA REMAJA SMU DI JAKARTA SELATAN Oleh: SURYAN! . . NIM. 99190161;32'1;. 1 •..... FAKULTAS PSIKOLOG! UNIVERSITAS !SLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2004 HUBUNGAN ANTARA KELAS SOSIAL DENGAN GAYA HIDUP MATERIALISME Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Psikologi Oleh NIM : Suryani :3919016132 Di Bawah Bimbingan: Pembimbing FAKULTAS PSIKOLOGI UNI\IERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1424 H/2004 M PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul "Kelas Sosial dan Gaya Hidup Materialis pada Remaja SMU di Jakarta Selatan" telah diujikan dalam Sidang Munaqasah Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 12 Februari 2004 Telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Program Strata 1 (S1) pada Fakultas Psikologi. Sidang Munaqasah f<etua merangkap anggota Sekretaris erangkap anggota ./ Ora. Hj. Netty Hartati, M.Si. · NIP. 150.021.5938 Penguji I Penguji II Ora. Afidah Mas'ud. NIP. 150. 228. 775 Prof. Hamdan Yasun, M.Sc NIP. 130. :.S-t. \t.;fu Pembimbing ABSTRAK Suryani. Hubungan antara kelas sosial dengan gaya hidup materialisme. (2004) . Skripsi. Jakarta. Fakultas Psikologi UJN Syarif Hidayatullah Jakarta, Februari 2004. Diseluruh belahan dunia, masyarakat pada umumnya didasari oleh adanya orientasi nilai terhadap sesuatu yang dianggap penting dan paling berharga. Dan bagi individu-individu sebagai anggota masyarakat tersebut akan memperoleh kedududkan yang lebih tinggi dari pada yang lain ketika ia memiliki sesuatu yang diagungkan tersebut. Umumnya masyarakat Indonesia memberikan penilaian yang tinggi tehadap benda-benda material, maka anggota masyarakat yang memiliki kekayaan terbesarlah yang menduduki posisi teratas dan terhormat dalam masyarakat tersebut. Dan nilai ini jugalah yang menjadi sumber terbentuknya kelas atau lapisan dalam masyarakat dalam bentuk hirarkis. Pada masing-masing kelas atau lapisan sosial dimana frekuensi interaksi mereka cukup tinggi, maka disadari atau tidak akan tercipta aturan, norma dan nilai tersendiri yang tanpa disadari menggiring anggota masyarakatnya untuk patuh atau menjadi konfrom akan hal tersebut. Dan aturan, norma dan nilai tersebut berfungsi sebagai pembentuk atau sebagai sesutu yng dapat mempengaruhi adanya perubahan kepribadian, pola interaksi, pola fikir yang dengan begitu berarti akan berpengaruh terhadap pola hidup (gaya hidup) anggotanya, dimana ketika dalam masyarakat pada umumnya menilai tinggi dan lebih berorientasi pada materi maka tanpa disadari gaya hidup individu-individu sebagai anggotanya juga berorientasi kepada materi. Dimana gaya hidup materialis dapat difahami secara sederhana sebagai pola atau rumusan individu dalam menghabiskan waktu dan menggunakan uangnya. Berdasarkan gambaran dan alasan tersebutlah peneliti mengasumsikan bahwa ada hubungan antara kelas sosial dengan gaya hidup materialisme. Penelitian ini akan menjawab pertanyaan mengenai "Adakah hubungan antara kelas sosial dengan gaya hidup materialisme remaja ?". Untuk itu penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Sedangkan dalam prosesnya penelitian ini mengambil populasi remaja berstatus pelajar SMUN 34 Jakarta Selatan, sedangkan untuk proses metode perolehan sampelnya menggunakan probability sampling, yang berarti bahwa setiap siswa SMUN di Jakarta Selatan memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi subjek penelitian jika mereka memiliki karakteristik yang sama dengan subjek penelitian yang telah ditetapkan. Dan teknik sampling yang digunakan adalah teknik acidental sampling, maksudnya sampel yang diambil adalah siswa/i mana saja yang memiliki karakteristik yang sama dengan subjek penelitian yang telah ditetapkan. Dalam penelitian ini digunakan dua buah skala, skala pertama adalah skala kelas sosial dan yang kedua adalah skala materialism. Untuk perolehan datanya, penelitian ini dilakukan dalam dua yakni tahap uji coba yang dilakukan di SMUN 46, dan tahap penelitian yang sebenarnya, yang dilakukan di SMUN 34. Untuk pengolahan datanya digunakan product moment Pearson untuk melihat daya pembeda dari masing-masing aitem, dan menggunakan Alpha Cronbach untuk mengukur reliabilitas dari aitem dari kedua skala penelitian yang digunakan. Dari proses pengolahan data menunjukan hasil bahwa tidak ada hubungan antara kelas sosial dengan gaya hidup materialisme. Hasil penelitian ini diperoleh melalui analisa data yang menggunakan rumus Chi-Kuadrat dengan perolehan hasil Xh 2 < Xt 2 yang berarti ho diterima dan hi ditolak. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada dua faktor yang memiliki pengaruh lebih besar terhadap terciptanya gaya hid up materialisme seseorang dibandingkan kelas sosial yakni yang pertama adalah kesadaran kelas sosial (peran kelas sosial), yang kedua adalah konsumerisme. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk memperbesar jumlah sampel agar dapat digeneralisasikan tidak hanya untuk remaja pada tempat dilakukannya penelitian itu saja, akan tetapi juga berlaku untuk remaja secara keseluruhan. Daftar bacaan: 31 (1973-2003) KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah yang Maha Kuasa atas segala penciptaan alam semesta. Kuasa bagi-Nya berikan kelapangan dan kesulitan bagi siapa-siapa yang dikehendaki-Nya. Maha besar Allah atas apa-apa yang ada di langit dan di bumi. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SWA, abadilah segala keteladanan yang semoga selalu memotivasi seluruh pengikutnya untuk mentauladaninya hingga akhir zaman. Proses pengembangan diri telah mengantarkan penulis pada tahapan dimana diperlukan keteguhan dan ketegaran selama proses penyelesaian skripsi ini. Dan dalam proses penyelesaian skripsi ini tentunya penulis banyak menemui hambatan yang sulit untuk dilalui tanpa dukungan, motivasi, bantuan dan doa dari semua fihak. Kiranya patut bagi penulis mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT selalu terucapkan atas terselesaikannya penyusunan skripsi ini. Teriring ucapan terimakasih terucapkan, khususnya kepada: 1. Ora. Hj. Netty Hartati, M.Si, Dekan Fakultas Psikologi dan Ors. Ahmad Syahid, M.Ag, selaku dosen pembimbing akademik , Bpk. Rahman dan lbu Tya, serta seluruh dosen pengajar yang telah memimbing dan memberikan pengajaran selama ini. 2. Ors. Asep Haerul Gani, Psi. dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan motivasi, membantu dan meluangkan waktu, tenaga, fikiran hingga terselesaikannya skripsi ini. 3. Aby (Alm) dan Umy yang selalu berusaha memberikan yang terbaik juga yang selalu berdoa untuk kebaikan putra-putrinya. Dan yang selalu memaafkan segala kesalahan dan kehkilafanku selama ini. Maafkan aku yang tidak mampu mampu membalas jasa kalian. Untuk kakak-kakakku semua yang sejak kecil hingga kini dan nanti selalu menjaga dan mengiringi perjalanan hidupku dengan kasih sayang serta selalu memberikan bantuan moril dan material. Bersyukur aku memiliki kalian sebagai saudara-keluargaku. Untuk kakak Syahid yang membantu dan mengantar ke sekolah-sekolah, ke kampus dll. Tnx's & Semoga Tuhan membelas kebaikanmu Ka'. 4. Segenap pendiri dan pengurus lsYA, Tante Lia (Almh), Mba.Daesy, mas. Koko. mas.Agus, dan teman-teman pengurus lainnya serta seluruh anggota ls YA atas kesempatan, motivasi dan kerja sama juga pengertiannya hingga terselesaikannya sekripsi ini. 5. Semua sahabatku yang selalu ada untuk saling berbagi dan mengiringi langkahku menuju cita-cita kita bersama, untuk Ari, Ima, Nisa, Anis, Eva, Emma, Ai, Hudan, Daniel, Deden, Sapik, Jay, Dian, Farida,Neny, Tnx's God I found u as my best friend!!. Untuk Lilies, Edo, Muf ,Chotimah, Reny, Eva f. dan seluruh angkatan '99 yang tidak disebutkan satu persatu, terimakasih atas motivasi, bantuan dan kebersamaan kita. Untuk sabry-na Tnx's, Keep on Moving Rini! 6. Sobat-sobatku di angkatan 2000 Echi and the genk, lyank, Rif, Adi, dkk, Untuk angkatan 2001 Hanum, HQ, Makky, Yeyen, Evan, Dana, Tia, dan semua adik kelas lainnya, tnx's atas motivasi dan doa kalian. Tetaplah menjadi sahabat sejati bagi siapa saja. Tuk sobat sejati ku di the nine stars, Ocha, Dilla, Zila, llal, Ina, Ip, Tyty, Dathi, tetap kompak !! 7. Untuk SMUN 46 dan SMUN 34 Jakarta Selatan, atas kesempatan dan kerja samanya dalam proses penelitian dan terselesaikannya skripsi ini. Terima Kasih atas segala motivasi, bantuan dan doanya, semoga Allah SWT membalas semua kebaikan kalian. Dan semoga skripsi ini bermanfaat. Amin. Jakarta, February 2004 Dzulhijjah, 1424 DAFTAR ISi Abstraksi ............................................................................................... . Kata pengantar....................................................................................... iii Daftar isi .................................................................................................. vii Daftar Tabel dan Bagan ......................................................................... ix BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................. 1 Q Latar Belakang Masalah .............................................. 1 1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................ 11 1.2.1 Pembatasan Masalah ....................................... 11 1.2.2 Perumusan Masalah ......................................... 12 1. 3 Tujuan dan Manfaat Penelitian .. .. . ... .. .. ... . .................. 12 1.4 Sistematika Penulisan .................................................. 13 (BA13V KAJIAN TEORl .................................................................... 15 2. 1 Deskripsi Teoritik ........................................................... 15 2. 1. 1. Pengertian Kelas social ....................................... 15 2.1.2. Faktor pembentuk mobilitas social ...................... 21 2.. 2. Pengertian gaya hidup materialisme ............................ 34 2.2.1.1. Pengertian gaya hid up ..................................... 34 2 .. 2.2. Pengertian materialisme ............................................ 37 2 .. 2.2.1. Pengukuran gaya hidup materialisme ..................... 44 2.. 3. Pengertian remaja .......................................................... .47 2 .. 3.1. Ciri-ciri remaja .............................................................. 50 2.. 3.2. Materi sebagai Symbol status bagi remaja ...................................... 58 2.1.3.3. Perilaku konsumsi remaja sebagai anggota masyarakat. .............. 65 2.2. Pengajuan hipotesis .............................................................................66 J - BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 67 3.1. Disain Penelitian ............................................... . ·········· ...... 68 . ....... 68 3.2. Pengumpulan Data ......................... . 3.2.1. Populasi dan Sampel. .................................... . ........... 68 3.2.2. Metode dan lnstrumen ......................................................... 70 3.2.3. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 76 3.2.4. Analisa Data... . . .... .. .. .. .... .... ....... ... 3.3. Main Study.......... . ....................................... . ......... 78 ......... .79 BAB 4. HASIL PENELITIAN .......................................................................81'. 4.1. Gambaran Umum Responden ............................................................. 81 4.1.1. Berdasarkan kelas sosial. ............................................................... 81 4.1.2. Berdasarkan materialisme.. ...... .. .... ......... ............ .... .. . .. ...... 82 4.13. Hubungan antara kelas sosial dengan gaya hid up materialisme ......... 83 BAB 5. KESIMPULAN, DISKUSI, SARAN 5.1: Kesimpulan...................................... .. ............................................. 91 5.2. Diskusi ..................................................................................................92 5.3. Saran .................................................................................................. 97 DAFTAR PUSTAKA LAMPI RAN DAFTAR TABEL DAN BAGAN DAFTAR TABEL BAB 2 Ta be I 2. 1. : Tabel karakteristik kelas sosial ............................................ 30 Tabel 2.2. : Tabel Kisi-kisi kelas sosial. ................................................... 31 Tabel 2.3. : Tabel karakteristik materialisme ........................................... 45 BAB3 Tabel 3.1. : Tabel penghitungan skala materialisme ............................... 71 Tabel 3.2. : Sebaran butir skala kelas sosial ........................................... 72 Tabel 3.3. : Sebaran butir materialisme ................................................... 73 Tabel 3.4. : Sebaran aitem kelas sosial yang valid .................................. 73 Tabel 3.5. : Sebaran aitem materialisme yang valid ................................. 74 BAB4 Tabel 4.1. : Sebaran sampel berdasarkan kelas sosial ............................ 81 Tabel 4.2. : Sebaran sampel berdasarkan gaya hidup materialisme ......... 82 Tabel 4.3. : Sebaran sampel berdasarkan faktor materialisme ................ 83 Tabel 4.4. : Sebaran sampel berdasarkan kode ...................................... 84 Tabel 4.5. : Tabel silang .......................................................................... 86 Tabel 4.6. : Tabel analisis data ............................................................... 87 DAFTAR BAGAN Bagan 2.1. : Gaya hid up sebagai pusat dari proses konsumsi. ........... _.... 38 Bagan 2.2. : Gaya hidup konsuman dan keputusan konsumsi ................. 39 BAB 1 PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Manusia pada umumnya di!ah·r{.an seorang diri, akan tetapi pada kehidupan selanjutnya tidak dapat dipungkiri bahwa manusia sulit hidup tanpa orang lain. Setiap individu merniliki berbagai keinginan dan kebutuhan yang ingin dipenuhi bahkan harus terpenuhi Untuk itulah manusia membutuhkan orang lain, dimana setiap individu melakukan interaksi dan negosiasi dengan lingkungannya demi tercapai kebutuhan dan keinginannya. lnteraksi yang dilakukan tersebut tanpa disadari seolah membentuk individuindividu yang saling berinteraksi tadi saolah menjadi sebuah ke!ompokkelompok dalam tingkatan-tingkatan yang berbeda dalam sebuah rnasyarakat. Adapun hal yarig dapat rnernbedakan inclividu-individu dalam sebuah masyarakat sarigatlah beragam, semua ini tergantung pad a apa yang dianggap bernilai tinggi dalam masyaraknt tersebut. Hal yang dianggap penting dan bernilai tinggi dalam sebuah masyarakat akan menempatkan hal tersebut sertci individu yang meniilikinya memperoleh kedudukan yang tinggi dan dihormati pula. Bila saja dalam sebuah masyara'<at lebih menghargai kekayaan material dari pada pendidikan, maka anggota masyarakat yang memiliki kekayaan material yang berlimpahlah yang menduduki posisi terhormat dan teratas dibandingkan dengan anggota masyarakat yang berpendidikan tinggi. Gejala tersebui menimbulkan pengelompokan dan kelas ataupun lapisan-lapisan dalam masyarakat. Sejak zaman refolusi perancis pada masa kepemimpinan Lois ke XIV telah ditemukan bahwa adanya perbedaan kedudukan individu sebagai anggota masyarakat yang terdiri dari kaum bangsawan yang kaya raya, pedagang dan kaum yang beranggotakan individu yang tid3k memiliki harta benda. Maka jelaslah bahwc; clalam sebuah masyarakat, disadari ataupun tidak dengan serta merta individu sebagai anggota masyarakat memperoleh bahkan memiliki kedudukan atau lapisan dalam tingkatan-tingkatan yang berbeda s'"suai dengan apa yang dianggap lebih dihargai atau dinilai tinggi oleh mas\1arakat tersebut. Terbaginya individu dalam masyarakat pada sebuah tingkatan-tingkatan yang berbeda, memiliki pengaruh yang cukup besar dalam kehidupan anggota masyarakatnya. Mulai dari adanya perubahan atau pergeseran nilai dalam kepribadian, aktivitas, minat maupun pendapat hingga pada pola konsumsi dan keinginan serta kebutuhan yang dianggap penting untuk dipenuhi. Semua l1a, ini terjadi dikarenakan rnasyarakat sehagar ternpal her·kumpulr1ya individu-individu dari berbagai /atar belakang yang berbeda rnerniliki interfensr dan kekuasaan yang cukup besar dalam proses i<ehidupan individu-individu sebagai anggotanya. Contohnya masyarakat Indonesia, yang pada umumnya menganggap kepemilikc.n harta benda ber/impah merupakan ha/ yang terpenting dalam hidupnya. Benda-benda berbentuk material diyakini sebagai suatu peralatan atau perlengkapan yang dapat memudahkan seseorang da/a,11 menjalankan kehidupannya. Contohnya saja orang yang membeli dan memiliki berida material seperti mobil, motor, mesin cuci, lemari es, TV, computer, telepon selular, dan lain sebagainya. Secara fungsional, peralatan ini memang sangat bermanfaat dan memenuhi keb:.ituhan serta menambah mobilitas dari kelangsungan l1idup manusia. Bukan hanya itu, ketika berdasarkan sejarah perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, pengembangan, kemajuan serta penemuan-penemuan. baru di berbagai bidang kehidupan ditujukan untuk memudahkan kelangsungan hidup dan kesejahteraan manusia di dunia secara kese/uruhan. Begitupun dengan tujuan utama dari pembangunan di bidang ekonomi yakni memungkinkan seseorang untuk mencapai taraf hidup yang /ayak. Dari tujuan tersehut sangat wajar bi/a hampir seluruh manusia di muka bumi ini berusaha memperoleh kesejahteraan dengan berbaga1 cara untuk memperoleh beragam macam benda material yang diyakini dapat mempermudah dan mensejahterakan kehidupannya. Bila dilihat dari perilaku konsumen da!am m&ngkonsumsi, pada awalnya mungkin orang-orang membeli atau mengkonsumsi beragam produk barang hanya karena kebutuhan, hanya untuk sekedar mempertahankan hidup atau untuk lebih rnempermudah diri mereka da/am menja/ankan kehidupan. Akan tetapi semua bergeser ketika persaingan tadi terjadi dan berlaku bagaikan virus yang merubah gaya hidup, po/a fikir dan orientasi nilai bagi kehidupan orang-orang secara umurn. Perubahan tersebut menimbulkan kegemarankegemaran, kebutuhan serta keinginari dan harapan-harapan baru., yang d1sadari ataupun tidak memotivasi para konsurnen untuk dapat mernenu/1inya. Yang menjadi pertimbangan bagi para konsumen bukan Jagi berhenti pada titik terpenuhinya ks..,c1tuhan atau "yang penting ada dan dapat bertahan hidup". Akan tetapi lebih dari itu, orang-orang sudah mulai berfikir dan merubah pertimbangan dari kegiatan membeli atau konsumsinya pada halhal yang dahulu tidak begitu diperhatikan atau menjadi prioritas, seperti misalnya bentuk, warna, harga, r,1erek ataupun makna simbolik dan nilai dari produk atau benda material yang dibeli dan dikonsumsinya. 5 James F. Engle, Roger D. Blackwell dan Paul W. Miniard (1995) menyatakan bahwa pertimbangan pembeli lebih berdasarkan pada fungsi, bentuk, dan "arti" dari sebuah produk yang akan dibelinya. Juga tak lepas dari masalah kebutuhan dan keinginan serta harapan konsumen dalam membeli produk tersebut. Dimana :nasyarakat memiliki interfensi yang kuat dalam perilaku individuindividu yang menjadi anggotanya. Begitupun dalam hal konsumsi, system kemasyarakatan sangat mempengaruhi individu-individu sebagai anggotanya dalam perilaku konsumsi, karena masyarakatlah yang menilai dan memegang kendali untuk dapat mernproyeksikan, memberi gambaran serte menunjukkan bagaimana mereka ingin menjadi, atau masyarakat dengan individu-inrlividu yang seperti apa yang ada didalamnya. Dan hal ini berimbas pada tingkat dan jenis kabutuhan, keinginan, kehidupan sosial, gaya hidup, serta pola fikir sekaligus aplikasi nilai dan norma kehidupan individu sebagai anggota dalam lingkungan masyarakatnya. Bila individu-individu yang ada didalamnya i11gin diakui, diterima dan iadi bagian atau bahkan ingin memperoleh kedudukan yang setara bal1ka11 lebih, maka individu-individu tersebut seharusnyalah konform terhadap peraturan yang berlaku di masyarakat atau lingkungan sosialnya tersebut. Contohnya saja, masalah komunikasi pada masyarakat moderen bukanlah masa/ah yang besar karena yang perlu dilakukan sangat/ah mudah dan cepat, seirir.g dengan kemajuan teknologi yang ada. Bila orang-orang di zaman dulu menggum1kan a/at telekomunikasi yang seadanya, sekarang masyarakat moderen baru akan puas bi/a mereka dapat berkomunikasi kapanpun dan d1manapun r.1ereka butuh dan inginkan. Contohnya saja pada artikel yang ditulis seorang jurnalis dalam /1eadline yang berjudul "Ponse/ anda cermin anda", Mobile Community Magazine, edisi july 2003, yang menggambarkan betapa ponsel yang ada sekarang dapat dikatakan telah memenuhi kebutuhan dan keingirsn konsu;nen. Meski pada awalnya ponsel dig•Jnaka'l oleh orang-orang dengan tingkat sosial, tinskat kesibukan dan segala kompleksit2.s yang bertaraf tinggi, karena hc:rga, merek, dan fariasi yang ada saat itu masih tergolong terbatas. Bcrbeda keadaannya di era moderenisasi ini ketatnya persaingan dan kompetisi pasar menjadikan produk ini tersegmentasi Tidak hanya dari harga, bentuk, dan fungsi saja, tapi juga disesuaikail dengan jenis kegiatan, minat , bahkan ponsel yang dimilikinya dapat dijadikan sebagai symbol personal atau dapat digunakan untuk mengungkapkan seperti apa orang yang memiliki ponsel tersebut, serta dari tingkat sosial maria ia berasal. 7 Atau dalam contoh lain, dalam tidang periklanan, hampir seluruh iklan yang dibuat mengetenaghkan atau menonjolkan kelemahan orang, maksudnya adalah ketika orang menyadari kekurangannya dan menyadari untuk menutupi atau memenuhi kebutuhan dan kelemahannya tersebut, dimana · orang-orang tersebut akan membeli dan mengkonsumsi bahkan menjadi loyal terhadap produk yang dalam iklannya menjanjikan pemenuhan kebutuhan dan keinginan serta menghilangkan kelemahan para konsumen tad'. Contoh dala<n keseharian dimana dituntut komformitas terhadap apa yang dianggap penting oleh lingkungan sosialnya. Misalnya saja dalam hal mode pakaian, sebagai masyarakat muda, remaja selalu ingin menjadi beda dari kalangan manapun, tidak peduli dari status sosial tinggi ataupun rendah remaja tetap remaja. Bagi mereka pal<aian yang mereka kenakan haruslah mencerminkan kepribadian mereka, tetapi yang lebih penting adalah mode pakaian yang yang mereka kenakan haruslah sesuai dengan teman sebayanya, dan kebanyakan meref;a untuk 111asalah mode pakaian berkiblat pada mode luar negri. Sedangkan yang dikenakan orang luar negri tersebut tentunya memiliki harga yang mahal dengan menok-merek terkenal dan mode yang selalu upjate, sesuai den9an karakteristiknya remaja Pdak peduli dengan hal tersebut, bagi mereka intinya adalah menjadi sama dengan orang-orang luar nE'.gri yang diy&kininya selalu membawa perubahan yang sangat mengerti jiwa dan kebutuhan mereka. Secara l0gika, bagi remaja dari kalangan kelas sosisal tingkat atas, hal itu tidak masala/1, artinya mereka dapat memenuhi keinginan dan kebutuhannya untuk menjadi setara dengan apa yang mereka ingin menjadi. Tapi tidak untuk remaja yang memiliki kelas sosial yang menengah bawah terutama remaja di .ingkat >osial yang rendah. Ajaibnya adalah rasionalisasi tersebut terpatahkan mentah-mentah, karena pada kenyataannya kemajuan teknologi dan kreatifnya para produsen membuat sesuatu yang awalnya tampak irrasional menjadi hal yang rasional dan sederhana saja. Remaja kalangan menegah - bawah, tampak tidak jauh berbeda dengan remaja di l:alangan alas.· Mesl<i mereka mungkin membeli pakaian dengan merek berbeda atau dengan merek yang palsu atau dikenal dengan istilah "pembajakkan", yang penting bagi mereka adalah bagaimana mereka dapat sama, satara, dan secara tidak langsung menaikan status sosial mereka di masyarakat terutama dikalangan teman sebayanya. Begitulah kenyataan yang ada, dalam pergaulan sehari-hari sama saja, dimana remaja dengan segala kompleksitas kepribadiannya, mereka bergaul, berkelompok, saling berbagi seolah menjadi bagian dari kehidupan teman sebayanya, dimana pada masa itu seseorang dinilai dan dipandang dari apa yang mereka miliki, bukan dari apa adanya diri mereka. Karena bila remaja 9 tersebut di tole- k oleh teman sebayanya c.dalah sebuah hukuman yang sangat berat bagi mereka, begitupun dengan penolakan atau diragukan keheradaannya dalam artian kemampuan dan eksistensinya di masyarakat juga merupakan suatu musibah yang sangat berat dan sulit diterima. Berdasarkan contoh-contoh diatas, maka benarlah kiranya ungkapan Fromm, (1976 : 8) bahwa masyarakat modereri mengidentifikasi dan menunjukkan status sosial mereka dengan ungkapan atau prinsip "/am = what I have and what I consume", atau dalam prinsiµ lain yang diadopsi dari Descrates's yakni cogito er~10 sum yang dapat diartikan rnenjadi I shop, therefore I am. Ungkapan dan form~Jia ini menunjukkan usaha pemilikan benda material yang di konsurr,si konsumen memiliki makna simbolik atas apa yang mereka korsumsi. Mereka yekin bahwa kepemilikannya memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari. Dimana cara pandang mereka jadi terpengaruh dan orientasinya bukan lagi pc.0a benda yang dimiliki orang lain atau dirinya sendiri, tetapi lebih ke;:iada maksud atau symbol status yang mereka ingin tunjukkan. Sedangkan makna symbolik yang diharapkan dari kepemilikan benda-benda material bagi para remaja adalah sebagai persona dalam menjalani tugas perkembangannya. Dimana minat dan aktifitas serta pendapat-pendapat dan pandangan mereka tentang diri pribadi dan lingkungan sosialnya di jadikan 10 sebagai proses pencarian jati diri, identitas dan pengembangan d'ri mereka. Ketika semua dirasakan benar-benar bisa dijadikan sebagai proses aktualisasi diri dan memberi kepuasan seka:igus dapat menggambarkan status social dan menaikan harga ciiri, hal ini lambat laun akan menjadi kebiasaan yang kemudian diinternalisasikan hingga menjadi pilihannya dalam menjalankan kehidupanya. Remaja yang awa/nya tidak begitu menilai ber.da-benda material atau perilaku hedonis sebagai suatu yang di2nggap penting atau sebagai keharusan, cepat ataupun lambat akan mulai menginternalisasi nilai-nilai yang dianggap penting bagi ke/ompok sosialnya tersebut. Sebut saja seperti contoh-co itoh sebelumnya seperti ponsel. Kadang atau memang bila mereka sadari betul fungsi dari ponsel atau bergaya pakaian yang mer~ka pilih atau miliki tidak sepenuhnya atau tidak seluruhnya mereka butuhkan atau inginkan. 0 Dengan begitt.:lah remaja bahkan masya,·akat secara luas menjadi materialism, dimana mereka saling bersaing untuk menjadi lebih tinggi tingkatannyo dalam ke/ompok sosialnya, dengan sela/u iri atau tidak senang bila orang lain lebih darinya, dan tidak mau berbagi dengan ornng lain, karena merel;a ingin hanya dirinya/ah yang rnenjadi terbaik dan tersukses serta paling dihormati dan dihargai. 11 "I think all things say something about you. It maight be 'I don't care' or it might be 'I think I'm .wonderful - take a good look at me', but I think everyone finds their balance by buying tile things that reflect them best". ( Denis Lew;s, dalam Helga Dittmar, 1992) Berdasarkan penjabaran dan contoh diatas serta kenyataan lain yang serupa itulah yang membuat peneliti tertarik untuk mengangkat masalah apakah seseorang bergaya hidup materialis dipengaruhi oleh latar belakang kelas sosial yang berbeda atau tidak. Dan untuk itulah penelitian ini menga.1gkat judul: "Hubungan antara Kelas Sosial terhadap Gaya Hidup Materialisme" 1.2. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1.2.1. Pembatasan Masalah Kelas sosial yang dimaksudkan adalah pembagian anggota masyarakat kedalam kelas-kelas berupa ting:<atan atau hirarkis, dimana individu atauptm keluarga yang ada didalamnya saling berbagi nilai-nilai, gaya hidup, minat dan perilaku yang dapat dikategorikan dalam bentuk prestise dan esteem ('.)enghargaan dan penghormatan). Sedangkan materialisme yang dimaksud adalah nilai multidimensional dalam diri remaja yang meliputi possessiveness, envv (displeasure at someone else possessing something), non-generousity (unwillingness to give or share possessions), centrality, dan memiliki benda material diyakini sebagai sumber kebahagiaan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah remaja yang berada di lingkungan perkotaan, dalam hal ini Jakarta. Dengan rata-rata usia antara lrrna belas sampai delapan belas tahur. (15 - 17 tahun ). 1.2.2 Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masa/ah diatas, maka masalah yang_ akan dibahas dalam f18nelitian ini dirumuskan sebagai berikut : Adakan hubungan antara kelas sosial terhdap gaya hidup materialisme ? 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Pen-?litian Mengacu pada latar belakang dan perumusan masalah penelitian ini, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara kelas sosial seseorang terhadap gaya hidup materialisnya_ v 13 Dalam penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memperkaya wawasan mengenai perilaku konsumsi yang dilaKukan remaja, untuk menamba:i wawaasan tentang bagaimana perilaku remaja sesuai tahap perkembangan serta proses pembentukan pola hidup mereka yang dilatar belakangi oleh l<e/as sosial yang berbeda. Dan diharapkan pula dapat menambah pengetahuah dan penelitian-penelitian sebelumnya mengenai perilaku remaja sehubungan denqan dirinya sebagai konsumen terlebih sebagai anggota masyarakat. 1.4. Sistematika Penulisan Penulisan skripsi ini berpedoman pada sistematika penulisan American Psycho/ogycal Association (APA Style). Untuk memudahkan penulisan skripsi ini, penulis menyusunnya dalarn bentuk beberapa bab sebagai berikut: BAB 1 : Pendahuluan. Berisi latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB 2 :l<ajian Teori. Bab ini membahas teori-teori yang berhubungan 0 dengan penelitian ini, yakni teori tentang kelas sosial, pengertian kelas sosial, faktor-faktor pembentuk dan perubah kelas sosial, pengL<kuran kelas social, teori tentang gaya hidup materialis, pengertian gaya hidup, faktor pembentuk gaya hidup, macam-macar gaya hidup, pengertian materialif.me, faktor pembentuk materialisme, pengukuran materialisme, teori tentang rerr.aja, pengertian remaja, tugas perkembangan remaja. minai remaja, remaja dalam tinjauan perilaku konsumen, kerangka berfikir dan pengajuan hipotesa. BAf::l 3 :Metodo;ogi Penelitian. Bab ini mengurai tentang metodologi penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpi/an data, metode pengolal1an data, metode pengolehan data, pilot syudy, main study dan nasil penelitian. BAB4 : Hasil Penelitian. Terdiri dari gambaran umum subjek penelitian, analisis data dan hasil penelitian. BAB 5 : Berisi kesimpulan, rJiskusi dan saran. BAB2 KAJIAN TEORI Dalam penelitian ini akan melakukan kajian teoritik yang terdiri dari pengertian kelas sosial dan stratifikasi sosial, faktor pembentuk dan perubah kelas sosial, pengertian gaya hidup materialis, faktor pembentuk dan perubah gaya hidup materialism. 2. 1. Oeskripsi Teoritik 2.1.1.Pengertian Kelas Sosial Kelas sosial yang ada pada suatu masyarakat lebih di dasari oada ortientasi nilai yang diangqap penting cialam kelompok sosial atau masyarakat secara luas. Dan dalam kelas sosial pada hakikatnya mewujudkan system keduclukan-kedudukan pokok dalam masyarakat yang disebut class-system (Ronald Freedman, fa:mos H. Haweley, Warner S. Landeeker, Horece M. Miner dalam Soerjono Soekanto 1990:260). Loudon dan Della Bitta (1988 : 236) mendefinisikan kelas sosial sebagai berikut: The term "Social Class" has been defined as a group consisting of a number of people who have approx.'mately equal positions in society. I (1 G. Schiffman Jan Leslie Lazar Kanuk (1994 : 276) menyatakan : Concept of social class is used to assign individuals or families to a social class ;,ategory. Social Class is defined as the division of membera of a society into a hierarchy of distinct status classes, so that members of each class have relatively of the same status and r:Jembers of all other classes have either more or less status. Disini kelas sosial di gunakan untuk pengkategorian individu atau family daiam kelas sosia/. Kelas sosial didefinisikan sebagai pernbagian masyarakat kedalam tingkatan-tingkatan status yang sama, dengan begitu anggota dari masing-masing kelas sosialnya memiliki status yang relatif sama, dan tidak menutup kemungkinan adanya penirigkatan atau peurunan status scsial bagi seluruh tingl(atan atau ke:as sosialnya. Definisi senada di ungkapkan oleh Engle. Blackwell, dan Miniard (1995: 681) : "SociE.I Class is defined as relatively permanent and homogeneous divisions in a society into which individuals or families sharing similar values, lifestyle. interests, and behavior can be categorized". Lebih lanjut Engle, Blackwell dc:r. Miniard (1995) menyatakan bahwa kelas sosial mengacu pada pr"ngelompokan orang yang sama dalam perilaku mereka berdasarkan posisi ekonomi mereka di dalam pasar. Keanggotaan kelas ada dan dapat di deskripsikan sebagai kategori statistic entah individuindividunya sadar atau tidal< akan situasi mereka yang sarna. II Kemudian Max Weber, bersama dengan Karl Marx dalam Engle, Blackwell dan Miniard (1995 · 681 ), dapat dianggap sebagai bapak teori kelas sosial, menjelaskan perbedaan antara kela;:; sosial dan kelompok status sebagai 0 berikut : "With some over-simplification, one might thus say that "classes" are stratified according to their relations in the production and acquisition of goods, wheares "status groups" are stratified according lo the principles of their consumption of goods as represented by special "style of life". Dan J.Paul Peter dan Jerry C. Olson (2002: 341) lebih lanjut menyatakan bahwa: "Social class refers to a national status hierarchy by which groups and individuals are distinguished in term cf esteem and prestige". Berdasarkan teori-teori diatas dapat disimpulkan bahwa kelas ~osial sebagai pembagian anggota masyarakat kedalam kelas-kelas dalam bentuk tingkatan atau hirarkis, dimana individu atau keluarga yang ada didalamnya saling berbagi nilai-r.ilai yang sama, gayci hiduo, minat, dan perilaku yang dapat dikategorikan dalam bentuk prestise dan esteem (penghargaan dan penghormatan). Stratifikasi Sosial lo Beberapa tokoh memahami kelas sosial dengan istilah stratifikasi sosial. Yang pada dasarnya memiliki pengertian yang sama, adapun pengertian strat1fikasi social itu sendiri adalah seperti yang diungkapkan para ahli dibawah ini. Manusia di muka bumi ini pada hakikatnya sam2-sederaJat. Tetapi pada kenyataannya dalam kehidupan kelompok-kelompok sosial tidaklah demikian (Robin William, 1960 dalam soerjono Soekarito, 1990: 254). Disadari bahwa kenyataannya beberpa orang dalam kelompok sosisal te1ientu lebih tampak "sepadan-sederajat" dengan posisi atau :<edudukan"yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang iain yang nampak lebih mempunyai kedudukan yang lebih rendah padahal mereka berada dalam kelompok sosial yang sama. Seorang filosof, Aries Toteles dalam Soerjono Soekanto (1990: 251) mengatakan bahwa di dalam Negara tardapat tiga unsur, yaitu mereka yang kaya sekali, yang melarat, dan yang barada di tengah-tengahnya. Hal tesebut membuktikan bahw:;i sejak zaman itu dan sebelumnya, orang telah mengakui adanya startifikasi sosial yang memiliki tingkata:i-tingkatan dari bawah keatas. Max Heller, 1981: 766-795 dalam James F. Engle, Roger D. Blacekwell dan Paul W. Miniard (1995: 123) menyatakan stratifikasi sosial terjadi untuk mengembangkan dan me;estarikan identitas sosial kolektif di dalam dunia yang dicirikan ole,1 ketidaksamaan ekonomi yang mudah menyebar. I'! Sedangkan berdasarkan asal kata dan beberapa pendapat tokoh mengenai stratif;kasi sosial dan hubungannya dengan perilaku konsumsi dapat di definisikan sebagai berikut : Kata stratification berasal dari kata stratum (jamak dari strata) yang berarti lapisan. Pritim A. Sorokin, 1959 dalam Soerjono Soekanto,(1990:252) menyatakan bahwa stratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat dalam kelas-kelas secara bertingkat (hirnrkis). Perwujudannya adalah kelas yang lebih tinggi dan kelas yang lebih rendah. Selanjutnya Sorokin menyatakan bahwa das2r dan inti dari lapisan masyarakat adalah karena tidak adanya keseimbangan dalam pembagian hak aan kewajiban, kewajiban dan tanggung jawab nilai-nilai sosial dan pengaruhnya diantara anggota-a,1ggota masyarakat. Sedangkan Loudon dan Della Bitta (1988 : 236) menyatakan bahwa : "Social Stratification", is the general term whereby people in a society into higher and lower social potitions, which produces a hierarchy of respect or pre::tige. Berdasrkan teor: diatas dapat disimpulkan bahwa stratifikasi sosial sebagai pembedaan penduduk yang dibe:ituk oleh orang-orang yang ':Jerada dalam masyarakat itu sendiri, 0edangkan bentuk dari stratifikasi sosial adalah 20 sebuah tingkatan-tinQkatan atau hirarkis dari bawah keatas berdasarkan prestise dan respek. Stratifikasi sosial tidak saja mempengaruhi bagaimana suatu tingkat atau str·ata sosiai menunjukkan perbedaan-perbedaan di antara masyarakat dan membagi masyarakat kedalam tingkc.tan-tingkatan yang terbeda, tetapi juga memberikan makna simbolis Ji daiamnya bahwa pada setiap tingkatan memiliki stereotype dan juga status yang berbeda sekaligus status yang mempengaruhi mereka dalam menjalar1kan kehidupanny2 sesuai tingkatannya masing-masing. Dalam kaitannya der:::an perilaku konsumen stratifikasi sosial memperlihatkan perbedaan dalam perilaku konsumsinya, yakni dapat dilihat dari segi ekonomi, politik, hukum, agama, keluarga, dan pendidikan mereka. Dalam stratifikasi juga dikenal adanya mobilitas atau pergerakan tingkatan atau strata sosial yang di tunjukkan oleh meningkat atau menuwnnya status individu-individu sebagai anggota masyarakat, yang terjadi di dalam strata i(u sendiri (intra) atau antar strata atau bahkan dari generasi kegenerasi dalam populasi atau pangsa pasar khususnya (dalam Engle, dkk., 1995). Hal ini juga dapat diartikan akan adanya pe/uans; yang besar dalam mobilitas status sosial yang dapat menaikkan ataupun menurunkan strata sosial individu sebagai anggota masyarakat, yang juga mempengaruhi bagaimana .'.I atau cara individu anggota masyarakat melakukan konsumsi yang dapat merubah statusnya dalam masyarakat atau kelornpok sosialnya dengan keputusan-keputusan yang diambil dalam proses konsumsi, dan ha/ ini juga me.11pengaruhi gaya hidup individu-individu sebagai bagaian atau di/uar strata terten!u. Stratifikasi sosial terjadi untuk rr.engembangkan dan me/est11rikan identitas sosial kolektif d: dalam dunia yang dicirikan oleh ketidak samaan ekonomi yang mudah menyebar (Max Heiler, 1981 :766-795 dalam Engle, dkk., 1995 : 123). Studi ilmicih mengenai strc:tifikasi sosial di Amerika dimulai pada tahun 1920-an dan 1930-an dengan deskripsi kelas sosial dikota-kota kecil New· England dan U1e South. 2.1.1. Fak,or Terciptanya Mobilitas Sosial 2.1.1.1. Kebudayaan Masyarakat. dimana tempat berkumpulnya orang-orang yang saling berinteraksi, dengan latar belakang usia, jenis kelamin, /apisan sosial, ras, etnik, dan sebagainya dijadikan sebagai ajang bertukar ide-ide, kepercayaan, nilai-nilai, norma, sikap, adapt-istiadat tujuan-tujuan, artefak dan berbagai perbedaan ataupun kesamaan yang mereka miliki bersama yang kemudian dianut, diinternaiisasiknn dalam kesehariannya hingga akhirnya dikonseptualisasikan kedalam sesuatu yang mereka sebut l<ebudayaan. (dalam J.Peter & Olson, 2002). Kebudayaan meliput berbagai elemen, baik secara abstrak maupun yang berbentuk material. Elemen yang abstrak meliputi nilai-nilai, ide-ide, tipe-tipe kepribadian, dan konsep-konsep seperti religiusitas. Sedangkan elemen material meliputi benda-benda seperti mobil, buku-buku, computer, bangunan, dan oerbagai perkakas rumah tangga, dan lebih spesifiknya lagi seperti levi's 501 jeans atau kumpulan CD dari Mar·ia Carey dan lain sebagair1ya. Kebuda'jaan melengkapi manusia dengan sense (perasaan) dari sebuah identitas dan juga memberi pengertian terhadap perilaku-perilaku yang dapat diterima oleh rnasyarakat. Beberapa dari sikap dan perilaku yang lebil1 penting, yang di pengaruhi oleh budaya rnenurut Philip R. Harris dan Robert T. Moran, 1937, dalam Engle, dkk, (1995: 611) adalah sebagai berikut: 1). Sens of self and space, 2). Communication and language, 3). Dress and appearanre, 4). Food and feeding habits, 5). Time and time r:onsciousness 6). Relationships (family, organizations, government, and so an), 7). Values and norms, 8). Belifes an1 attitudes, 9). Mental a1id learning, 10). Work habits and practices. Dan dalam hubungannya dengan konsumsi, ke sepuluh sikap dan perilaku di atas adalah sebagai suatu yang dapat dan memeng di pelajari masyarakat ' agar mereka dapat diterima daiam masyarakat atau lingkungan sosialnya, dan semua itu adalat:! bagian atau sebuah aplikasi dari makna sebuah kebudayaan. Dengan begitu sikap dan perilaku d; atas berpengaruh bagi keh:dupan indivudu-iridividu sebagai anggota rnasyarakat dalarn berbagai hal terrnasuk di dalarnnya adalah dalam sikap dan perilaku mereka dalam pola hidup materialismenya. Kebudayaan juga l.Jerpengaruh terhadap peniiaian individu dan masyarakat secara umum mengenai proses konsumsi dengan memberikan makna pada barang dan jas<l. Dalam sebuah literatur pemesaran be/um lama ini berfokus pada makna kognitif, fungsi simbolik, dan sejarah budaya dari sebuah produk yang muncul di dalam suatu konsep yang disebut semantik produk atau semiotik, studi tentang kualitas simbolik dari sebuah produk (Ruby R. Dholakia dan Sidney J. Levy, 1987 dalam Engle, dkk., 1994). Lebih lanjut kebudayaan dalam kaitannya dengan perilaku konsumsi adalah. dengan adanya produk-produk yang mengandung makna-makna (meanings) melalui dunia periklanan, system fashion, kehadiran pedangan-pedangang eceran, dan beberapa cara lain yang tidak di pengaruhi oleh pelaku pasar tapi tidak penting untuk perkembangan konsumen dalam tahapan-tahapan dAri kebutuhan akan pengakuan, penerimaan atau penghargaan. Konsumen individua! mengembangkan makna me/alui pemilikan, pertukaran, pengurusan, dan ritual pelepasan (Grant McCracken, 1986, dalam Engle, dkk., 1995: 618) . .Jadi, kebudayaan berpengaruh tentang tP.rciptanya pembagian masyarakat keda/am lapisan-lapisan atau hirarkis, alasan mengapa orang-orang membeli atau mengkonsumsi, juga alasan pemilihan po/a hidup•masing-masing anggota masyarakat tentunya. 2.1.1.2. Simbol Status Simbol status diartikan sebagai penjelasan mengenai gambaran keduduka11 seseorang dalam masyarakatnya. Dimana personal status-nya diperoleh tergantung pada reputasi seseorang di dalam komunitasnya dan pada judgement terhadap seseorang tadi yang dibuat oleh orang-orang lain dalam komunitasnya. Baik personal ataupun simbol status diperoleh dari kelas-kelas sosial yang membahas mengenai "apa yang orang-orang dalam ma3yarakatnya menyatakan siapa mereka". Sedangkan definisi dari syMbol status sebagaimar.a diungkapkan Soerjono Soekanto (1990) arialah : Kedudukan seseorang yang melekat padanya dapat terlihat pada kehidupan sehari-harinya melalui ciri-ciri tertentu yang dalam sosiologi disebut juga prestise-simbol. Ciri-ciri tersebut seolah-olah sudah menjadi bagian hidupnya yang tc-lah institutionalized atau bahkan internalized . Adapun ciri-ciri yang dianggap sebagai simbol status misalnya saja cara berpakaian, pergaulan, cara mengisi waktu senggang, memiiih tempat berlibur, tempat tinggal, cara dan corak menghias runiah kediaman, memilih kendaraan, memilih sekolah, dan seterusnya ,dalam Soerjono Soekanto, (1990). Simbol status dalam Neil J. Smelser, 1973 dinyatakan : "Symbol-status is a clear expression of one's positior. in sociaty's". Pengertian yang tidak jauh berbeda di ungkapkan dalam Hurlock (1980 : 223) tentang simbol status : "yaitu merupa/(an symbol prestise yang menunjukkan bahwa orang yang memilikinya Jebih tinggi atau mempunyai status yang lebih tinggi dalam kelompok". Gerdasa~kan pengertian atau definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa simbol status adalah ciri-ciri •-,rtentu yang dapat menggambarkan kedudukan yang melekat dalam diri individu sebagai anggota masyarakat yang juga dapat menggambarkan bahwa pemiliknya mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dalam kelompok atau lingkungan masyarakalnya. Jadi simbol status rnerupakar1 unsur yang ada dalarn /'elas sosial yang keberadaannya dipengaruhi juga oleh kebudayaan, yang juga berfungsi sebagai faktor terciptanya rnobilitas sosial seseorang yang lebih diaktualisasikan melalui materialisme seseorang. Sebagaimana pendapat beberapa ah/i mengenai bagaimana simbol status sangat dirasakan penting dalam sebuah po/a interaksi yang sangat berpengaruh pnda pola hidup (gaya hidup) seseorang, diantaranya adalah sebagaimana yang diungkapk:r1 oleh Fromm (1978:25) bahwa : "In culture in whicl1 thr. supreme goal is to have-and to have more and more..how can there be an alternative between having and being? On the confrf!ry, ti would seem that the very essence of being is having; that if one "has" nothing, one "is" nothing. 2.1.2. Faktor Pembentuk Kelas Sosial Berdasarkan penelitian yang dilakuakan Joseph Kahl (dalarn Engel, dkk, 1995), terdapat variable-variabel terpenting sebagai penentu status dan kelas sosial seseorang dalam masyarakat, seperti : prestasi pribadi, interaksi, pemilikkan, orientasi nilai, dan kesadaran kelas. Pekerjaan dan pendapatan. Pekerjaan dan pendapatan sebuah ke/uarga memang besar pengaruhnya dciiam menentukan kelas sosial seseorang sebagai anggota kelua<ga dan anggota masyarakat pada umumnya. A:<:an tetapi harus pula disadari bahwa pendapatan tidak /angsung menentukan kelas sosial seseorang. Contohnya saja seorang remaja yang berprofesi sebagai pengamen. misa/nya mungkin memperoleh pendapatan yang lebih besar dari pada rernaja sebagai pelajar pada umumnya tanpa bekerja. Namun, pelaj2r tanpa penghasilan tersebut umumnya memiliki kelas sosial yang lebih tinggi dibandingkan pengamen yang memiliki uang atau penghasilan yang besar. Adapun yang faktor yang menent11kan kelas dan status sosial seseorang dalam masyarakat adalah sebagai berikut : Pekerjaan. Analisis ko,1sumen mempertir.ibangkan bahwa pekerjaan sebagai indikator tunggal terb.aik mengenai kelas sosial. Pekerjaan yang di lakukan oleh konsumen sangat mempengaruhi gaya hidup mereka dan merupakan satu-satunya basis terpenting untuk mencapai prestise, kehormatan dan respek. Prestasi pribadi. Status seseorang juga dapat di penga·uhi oleh keberhasilannya yang berhubungan dengan status orang lain di dalam pekerja yang sama - oleh prestRsi pribadi individu. I nteraksi. Orangmerasa senang bi la mereka berada bersarna orang deng< n nilai dan perilaku yang sama. Sebagai contoh ungkapan "siapa yang mengundang siapa untuk datan!;; kepesta ulang tahunnya". Oalarn ha! ini, keanggotaan kelompok dan interaksi di anggap sebagai determinasi utama dari kelas sosial seseorang. lnteraksi sosial biasanya terbatas pada kelas :o;osial langsung seseorang, walaupun peluang ada untuk kontak yang lebih luas. Pemilikan. Pemilikkan adalah symbol kean9gotraan kelas. TicJak hanya jumlah, tet8pi sifat pilihan yang di buat. Nilai. Kepercayaan bersarna rnengena1 bagairnana orang harus berperilaku ini 2da/ah arti dari nilai. Dan nilai dapat rnenunjukkan kelas sosial di rnana seseorang termasuk di dalamnya. Ketika kelompok orang berbagi seperangkat ·~eyakinan bersama yang abstrak yang.mengorganisasi dan 29 menghubungkan banyak sifat spesifik, adalah mungkin untuk menggolongkan individu 01 dalam kelompok dengan tingkat dimana ia memiliki nilai ini. Kesadaran Ke/as. Ke/as sosial seseorang ditunjukkan hingga jangkawan tertentu dengan berapa sadar or::mg bersangkuta;i akan kela.> sosial di dalam suatu masyarakat. lndividu yang relative sadar akan perbedaan kelas akan Jebih mungkin beasal dart kelas yang lebih tinggi, walaupun individu dari kelas sosial yang lebih rendah mungkir lebih sadar akan realitas kelas sosialnya secara keseluruhan. Oa;i kesadaran akan kelas sosialnya tersebut membuat individu dari kelas sosial tinggi cenderung berusaha memrertahankan statusnya di masyarakat, dan kesadaran bagi individu yang berada di kelas sosial yang rendah akan cenderung berfungsi sebagai pemicu timbulnya motivasi mereka untuk meraih kelas sosial yang lebih tinggi atau berusaha mendapatkan status berdasarkan achieve-status dalam Engle, dkk ' (1994 • 125-129) Dalam penelitian ini aspek-aspek atau faktor yang digunakan sebagai patokan atau ukuran terhadap tergolongmya remaja oalam suatu kelas sosial tertentu, diadopsi dari pengertia.1 kelas sosial yang didefinisikan sebagai pembagian masyarakat kedalam bagian-bagian yang sama dan relative permanent dimana individu atau keluarga yang ada di dalamnya saling 30 berbagai nilai, gaya hidup, minat dan kegiatan yang dapat dikategorisasikan relative sama. (Engle, Blackwell, & Miniard, 1995 :681). Dan kebanyakan ahli seperti colmen dalam J.P.Peter & Olson. (2002). Engle.dkk, (1995) serta beberapa ahli lain yang menyatakan bahwa kelas sosial terbagi menjadi upper. middle dan lower class, memiliki karakteristik masing-masing, tent~.;g apa yang dinilai penting, berharga, tentang apa yang mernbuat mereka lebih dihorrnati. tentang bagaimana minat dar1 opini mereka tentang diri dan lingkungannya, dan lain sebagainya. Adapun perbedaan ataupun persamaan dari masing--masing kelas sosial dapat dilihat dalarn tabel berikut : Tabel 2.1. : KarakterisUi' kelas sosial iNo. 1 1 1. I FAKTOR Kls. Sos. Tinggi=i Kls. Sos. Sedang I Nilai - Uang, karena 1 - i sangat penting. I • I I orang yang lcyal / - Rumah, karena ! I dalam J I I I I 1 ·1 kan uang untuk sesuatu yan9 tidak I memberi penilaian. begitu penting. I - Pendidikan yang 1· ---1 . f I I I kebutuhan primer dan sekunder atau dalam -- f I 1 I, hirarky need marsllow I I terpenuhinyak1,butt;han : : dasar/ biologis dan · I rasa aman. berkualitas clan semua yang If_ _Ij_ _ _ __ tamu akan datang I sewaktu-waktu dan I Kls. Sos. Rendah Prestasi I jabatan \ - Terpenuhinya mereka tergolong men~¥ar f 1 1 I berkaitan den_g_a_n_ll I pendidikan. I ______ J_________..J I I 31 1-----r I ! i I -------------~------i ' 12. i Gaya Hidup - Gaya hidup monoton, I :. sesuatu yang segaia sesuatu yang \ i benar"' I sesuai dilakukan dan dimiliki I - Impulsive, yang '/ ditampakan pada I i \ cara be!anja i1 npuls1venya. I \ 3. I I- 'Tvieiakukan I aluran dan I semestinya. hampir tidak berubah dari hari i<e hari . ' ! Minat dan - Belanja benda- \ Keg!atan yang dapat di kategorisasikan L__ benda (symbol I 1 material) yang - Ba!anja impulsive ' - Segala sesuatu - ': vane sedang ' : popu!er/ trend i i yang di tampaka11 pada / i loyalitas tinggi dapat menunjukan dengan membeli I terhadap merek-me~ek kelas social tinggi dan mernilikinya. /local. I i mereka. Sedangkan mengenai bagaimana masing-m2sing kelas sosial menanggapi atau merespon hal-hal yang dinilai penting, berharga, dan seterusnya diatas, d0pat dilihat bagaimana karakteristik yang beragam dari masing-masing kelas sosial menanggapi atau meresponnya dapat dirangkum dalam kisi-kisi yang dapat dilil1at dalam tab/ berikut • Tabel 2.2. : Ciri-ciri masing-masing kelas social ( Sumber Engle, Blackwell & Miniard.1995 :690) -I iFakt_o_r______ Kls. Sos. TinQgi---:-TKls.Sos. Sedang I Kls.Sos. Rendall * Tidak memiliki * Cenderung sangat * Cenderung lebih ! Uang tr·">S cl;il;1111 li.~rnill r kccendcrungan yang / . pell!.JQUnaan uang • Menghabiskan uang nyata, sangat irit dalarn ' * Menghabiskan untuk hal-f1al yang j keseharian dan boros / uang untuk l1al-l1JI relative lebih pen ting. . . sa~pti_nyil__!Jil_f19 __ / 1. NILA! r I I I ---i J r . l I yang tidak penting. Pendidikan I. * Prioritas utan ia I. dalam memilih , sekolah adalah: I 1.Sekolah terkendl/reputasi baik II 2.Fasilitas /engkap 1 * Prioritas utama mernilih sekolah adalah mutu be/ajar mengajarnya baik, dan telah diakui kebaikannya. * Tidak memiliki criteria 1 khusus dalam rnemilih seko/ah. I I ; 3.Mutu be/ajar i r.1engajarnya baik i, Prestasi/jabatan ·i' * P/J iidak ter/a/u penting dan bukan hal yang mernbanggakan. • P/j ditur1juKan dengan kecakapannya dalam suatu bidang tertentu. • Dapat meningkatkan status. 1 I • 0angat " . pent1ng, sebagai sesuatu yang dapat menaikan harga ' I diri. I I I • Penamµilan rumal1 I * Peni/aian orang Rurnah I · Penilaian orang sangat penting dan terhadap rumahnya I tentang rurnahnya I1 tidak begitu penting. penilaian orang tentang I menimbulkan respon rumilhny;:i sangat * Rumail seb2gai I yang sangat sensitive svmbo/ status. penting. * Rumah benar-benar I * Rumah sebagai sebaga' tempat tingga/. I tempat tingga/. I I • Kebutuhan yang I * kebutuhan yang Kebutuhan primer I* Kebutuhan I uatarna harus dipenuhi terpenting adalah paling penting untuk pemenuhan I dipenuhi I adalahkebutuhan ; adalahkebutul1an kebutuhan tertier, dan skunder I sku11der dan terakhir i skunder dan tert1er !1 primer, da/arn porsi yang lebih I dalam porsi yang /ebih . sed'kit, terakhir baru I pemenuhan kebutuhan primer I sedikit, sedangkan I kebutuhan tertier. 1 1 kebutuhan yang i terakhir kebutuhan primer. I' 2.GAYA HIDUP I Impulsive dalarn I helanja ' l ____~·~------·---··· \_ f.------~··~--~---- 1 i * Harnpir tidak pernal1 rnenggunakan pertimbangan yang matang da/am belanja. *Boros *Yang diinginkan harus dirniliki * Hampir selalu rnelakukian pertirnbangan saat ingin belanja. * Cenderung lebih · hernat * Keinginannya tidak harus dirniliki * Jarang rnelakukan periimbangan dalarn belanja 1 * Cenderung boros saat punya uang saja. * Jarang sekali keinginannya h.arus , tercapar : I I I I L________, ---------~-----------~-------------1 '33 * Cenderung tidak memperdulikan aturan,hukum dan norma. Melakukan sesuatu dengan I benar ! i * Mematuhi aturan, i !, I I • Kurang memahami dan norma yang / aturan, hukum dan berlaku. I norma lebih : dikarenakan ketidak !I fahamannya terhadap hal itu. hu~um I i * Sangat beragam Monoton l kegiatannya, dan i kebanyakan I dihabiskan diluar [ rumah. ------ 3.MINAT Belanja barangbarang yang merupakan symbol status I : • Keragarnan kegiatannya tidak : begitu banyak, dan ritme antara diluar dan di rumah sama. ! * Monoton, cenderung I t1dak mengalami . perubahan dan har: ke hari, dan banyak nab1s \ l<an waktu di rurnah. J ----------------------~- ~~* Impulsive dalam * Cenderung lebih tidak I * lmpulsiv disaat punya 1 I belanja sesuatu yang merupakan symbol status dan tidak dapat mengontrol pengeluaran. impulsive, penuh pertimbangan dalam , pengeluaran. · '1 Memiliki dan rnembeli segala sesuatu yang sedang populer * Segala sesuat:.i • Cenderung ikutyang sedang populer , ikulan, segala sesualu hanya sekedar untuk yang sedang populer diketahui bukan sangat menarik untuk dimiliki. • di ketahui apalagi ' dirniliki. Belanja impulsive merupakan lwsenangan sesaat yang tidak akan di lewatkan saat punya uang. * Belanja impulsive : • Belanja impulsive di tidak dilakukan saat 1akukan sesekali saja. punya uang saja. i • Belanja impulsive * Belanja impulsive lebih kepada mood dan lebih kep;Jda mood : jarang dikarnakan kondisi keuangan. bukan kondisi keu~_r1gan. _____ [_ _________ i I i ! uang saja, kurang dapat mengontrol pengeluaran. 1 I I I • Memiliki kcinginan ! yang cukup besar untuk memiliki segala sesuatu yang s3dang populer tetapi masih dapat menyesuaikan dengan keuangan. • Belanja impulsive mcrupakan kenikmatan sesaat yang tidak akan dilewatkan saat punya uang. i • Belanja impulsive lebih pada pertimbangan k:Jndisi keuangan. 2.2. GAYA HIDUP MATERIALIS Materialisme deipat difahami sebagai salah satu ragam pola hidup (gaya hidup) seseorang, maka untuk lebih memudahkan pemahaman tentang arti gaya hidup materialis, 'erlebih dulu dibahas mengenai gaya hidup sehubungan dengan matuialis dan perilaku konsumsinya. 2.2.1. Definisi Gaya Hidup Gaya_ hidup telah didefinisikan dalam berbagai 3egi dan cara, dan dalam penelitian tentang perilaku konsumen, gaya hidup diartikan sebagai sebuah konsep popular yang digunakan untuk mengerti perilaku konsumen, barangkali ini disebabkan gaya hidup lebih menyeluruh (contemporer) di bandingkan dengan kepribadiRn (personality) dan lebih komperhensif dibandingkan nilai (values), (Engle, BlackNell, dan Miniard, 1995: 448). "How one lives·: definisi inilah yang diungkapkan dalam Fred D. Reynolds dan William R. Darden, 1972 : 258) dan ini merupakan pengertian yang sangat sederhana dari sebuah konsep gaya hidup. Lebih lanjut dijelaskan bahwa gaya hidup dapat digunakan untuk menggan:barkan tingkatantingkatan ,)enerimaan orang-orang dalam masyarakat luas. 35 Gaya h;dU!J juga dapat digunakan untuk menggambarkan individu, kelompok kecil yang terjalin interaksi didalamnya, dan juga kelompok-kelompok yang lebih besar dari orang-orang atau kumpulan yang ada. Jadi, konsep gaya hidup berarti "seperangkat ide-ide yang sangat jelas dan nyata dari kepribadian individu ataupun orang-orang yang ada di dalam sebuah masyarakat". Gaya hidup memang bukan istilah baru dikenal tetapi ap/ikasinya dalam bidang perilaku konsumen baru bElakangan ini banyak di gunakan. Alfred Adler (dalam Loudon & Della Bitti1, 1993 : 118) menggunakan istilah style of life mengacu pada tujuan yang ditetapk2n oleh seorang bagi dirinya sendiri · dan cara-cara yang di gunakan untuk rr:encapai tujuannya tersebut. Dengan konsepnya mengenai style of life, Adler berusaha untuk menjelaskan "keunikan seseorang", Juga sebagai prinsip system dimana kepribadian individual berfungsi; keseluruhanlah yang memerintah bagian-bagiannya. l<eunikan seseorang dinyat3kan dengan prinsip iciiografik (Hall & Lindzey, 1993: 249-250). Loudon dan Della Bitta (1993: 118) kemudian memandang gaya hidup dalam hubungnya dengan perilaku konsumen sebagai berikut : " a unique pattern of living which influences and is reflected by one's consumtion behavior". Menurut Engle, Blackwell dan Miniard (1995 : 449) mendefinisikan gaya hid up : "Lifestyle is summery construct defined as patterns in which people live and spend time and money". Teori gaya hidup didasarkan pada suatu terori perilaku manusia yang dikemukakan oleh George Kelly. Kelly mengatakan bahwa manusia mencoba meramal dan mengontrol hidupnya. Untuk itulah orang-orang tersebut membentuk konstruk atau pola guna mengurai peristiwa-peristiwa yang akan terjadi dimasa mendatang atau di sekitarnya dan menggunakan konstruk tersebut untuk menginterpretasikan, mengkonseptualisasikan dan meramalkan kejadian-kejadian yang af<an datang. Sejumlah orang memiliki konstruk atau pola intepretasi bidang yang brbeda dari individu lain, sehingga menyebabkan perbedaan gaya hidup. 37 Kemudian Kottler (1997: 180), m~1ngatakan: "A person lifestyle is the person's pattern of living on the world as expressed in the person'sactivity, interests, and opinion. Lifestyle portrays the person interesting with his or her environment"_ Berdasarkan beberapa teori diatas dapat dis1mpulkan bahwa gaya hidup adalah pola atau rumusan ind:vidu dalam menjalankan kehidupannya termasuk dalam hal menggunakan waktu dan uangnya yang direfleksikan melalui aktivitas, minat, dan opini-pendapatnya berdasark2n hasil interaksinya secara me'lyeluruh dengan lingkungannya_ 2.2.1.1. GAYA HIDUP MATERIALISME Ruang dan waktu dalam perjalanan hidup dipandang sebagai dimensi yang memberikan penawaran dan tuntutan yang terus berubah, hingga akhirnya memerlukan jawaban dan pemenuhan yang beragam. Dalam kehidupan ini, seseorang hidup di pengaruhi oleh berbagai hal, dan salah satu hal terpentingnya adalan nilai yang dihadirkan berbeda, dan berkembang pada setiap zamani:iya. Kasali ('1998), menyatakan bahwa gaya hidup mempengaruhi perilaku seseorang dan salah sc:.tu imbasnya akan mempengaruhi perilakunya 0alam aktivitas konsumsi. Contohnya saja orang yang berorientasi pada karir akan busana, bahan bacaan, perangkat, dan barang-barang lainnya yang berbeda dengan mereka yang berorientasi pada keluarga atau sosial. Menurut Hawkins, Bast, dan Coney (1992 : 15) gaya hidup dalam hubungannya dengan kebutuhan atau sikap yang akan menentukan proses-proses konsumsi dalam berbagai situasi yang dihadapi konsumen, yang meliputi tahapan seperti pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi dan seleksi, pemilihan toko dan pembelanjaan termasuk proses pembelian produk. Situasi-situasi yang hadir dan dihadapi konsumen tersebutlah yang kemudian akan mempengaruhi gaya hidupnya. seperti terli'1at pada gambar berikut: Kcbutuhan I siKap Situasl Mar:l:eting Activities II>- l..r.aming (Memory) \ Perception -.....---.._ Motive;; - Persorality / Caya !Iidup _ _ Konsun1en / Dernographi \\social Emotion I l~ S!JtuB Pcngcnalan Masalai '' l'cncadan Informas1;.~i Evalnasi & Sclcksi----: ._. Pcrnilih;1n 'J"oko . ._\: Pcrnbclian + efcrence Group Proses Postpurch;1sc HoUBehold Bagan 2.1 : Gaya Hidup Sebagai Pusat Dari Proses Konsumsi (Sumber: Hawkir]S 1 B~s\ )1 Coney, 1992 : 325-326) .' ' JC) Gambar diatas menje!askan mengenai bagaimana kebutuhan, sikap yang mempengaruhi keputusan da!am konsumsi, pilihan konsumen, perilaku dan penga!aman yang dapat mengurangi, memrertahanka,1 atau merubah gaya hidup seseorang, dan juga gaya hidup konsumen itu sendiri merupaka suatu rangkaian atau mata rantai yang saling terkait dan saling memperaruhi. Kemudian gaya hidup juga dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor yang berfungsi sebagai karakteristik ya1g secara individual melekat yang dibentuk dan terbentuk mela/ui interaksi sosial selama orang iru mengalami ::ierpindahan sik'us hidup, seperti emosi, kepribadian, motivasi, persepsi, pembelajaran, aktivitas pemasaran, budaya, nilai, demographi, status sosial, dan kelompok rujukan (references group) Seperti yang di tunjukkan da/am gambar berikut : Bagan 2.2 : Gaya hidup konsumen dan keputusan konsumsi (sumber: consumer behavior, Hawkins, dkk, 1992: 15) Need I Attitude Influences Consumer Decision Making [Consumer c1'1oice Consumer lifestyle ..,. ___ --\ Behavior or Ex;:ierience That Reduce, Maintain or Enhance Lifestyle } J -- I 40 Dan bila kita ingin melihat nilai yang menjadi orientasi seseorang dalam hidupnya, maka de.pat dilihat dan difahami berdasarkan dari keputusankeputusan yang di ambil dalam menentukan segala aktivitas, minat, dan pendapat-pend1patnya dalam segala hal yang dianggap perlu atau dibutuhkan dalam menilai dirinya ataupCJn dalam menilai atau berpandangan terhadap orang lain. Dalam memahami perilaku l\onsumen dapat d'pandang dari berbagai sisi dan dari beberapa tokoh, Engle, Blackwell, dan Miniard (1995 : 3) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai kegiatan individu dalam menilai, memperoleh, mengmakai, ataupun membuang barang atau jasa yang di dalamnya termasuk proses-proses keputusan yang mendahului dan yang menyertai tindakan atau perilaku tersebut. Gaya hidup secara umum dapat digunakan untuk melihat kemungkinankemungkinan berbagai jenis produk , sedangkan gaya l1idup dengan merek ~.pesifik atau image merek dapat rnembantu penempatan kembali (respositioning) produk-produk yang sudah ada (Hawkins, Best dan Coney, 1992 ). Dan gaya hidup masing-masing individu sebagai anggota keluarga, atau anggota kelompok dan seb&gai anggota masyarakat akan memberi warna kepada gaya hidup keluarga, kelompok bahkan masyarakat bersangkutan. ·.3aya hidup yang diinginkan seseorang mempengaruhi 41 kebutuhan dan sikap seseorang, perilaku seseorang dalam membeli serta dalam cara memanfaatkan dan membelanjakan uang dan wal<tunya. Menurut Mowen, 1987 : 189, dan Hawkins, dkk., 1992 :5, 15, 325, 328, dala;n M. C. Oetami Prasajadaningsih (1998 : 35), bahwa gaya hid up di tentuKan oleh keputusan-keputusan yang >'adar maupun yang bawah sadar. Seringkali orang membuat pi!ihan dengan penuh kesadaran '.entang dampak pilihannya terhadap gaya hidup, tetapi secara umum orang t1dak sadar akan meluasnya keputi..san-keputusan yang dipengaruhi oleh gaya hidup terbarunya atau gaya hidup yang diinginkan. dimana mereka "ingin menjadi" Penelitian-penelitian mengenai gaya hidup telah banyak dilakuakan penelitipeneliti terdahuli, diantaranya sebagai berikut : Program dari SRI International berusaha menggabungkan gaya hidup dengan nilai yang dinamakan VALS (Value And Lifestyle). Prograrr. generasi kedua· dalam segmentasi VALS, dimana konsumen dibagi dalam sembilan segmen berdasarkan dua dimensi, yakni dimensi psikologis dengan tiga kategori (principle- one'lted, status-oriented, and action-oriented), dan dimensi sumber-sumber mengenai tingkat sumber yang dibutuhkan (minimal resources and abudan resources). Kesembilan segmen pada VALS kedua adalah Fulfilleds, Relievers, Actualizers, Achievers, Strivers, Struggles, 42 Experiencers, dan Makers (Wells & Prensky, 1996, dalam Loundon dan Della Bitta, 1988 ). VALS merupakan pendekatan komersial mengenai pengukuran gaya hidup dan psikografik yang terkenal. WISH-TV di Indianapolis mer:.Jpakan salah satu pengguna VALS kedua untuk mengklasifikasikan konsumen pemirsa, sehingga stasiun televise tersebut dapat memberikan masukan r::ada fihak pemasang iklan mengenai produk yang sesuai uantuk diiklankan di WISH. Dan juga pembuat mobil mewah yang mentargetkan model barunya kepada "Actuallizers", serta suatu perusahaan makanan yang menempatkan produk keluarga untuk konsumen principle-oriented dengan sedikit sumber" Believers" (Wells & Prensky, 1996). Namun VALS yang di hubungkan dengan gaya hidup dengan nilai, menunjukan bias budaya, karena pertanyaan-pertanyaanny<i banyak yang khas Amerika Serikat dan tidak sesuai dengan budaya bangsa-bangsa Timur. Pwngkajian terhadap hasil-hasil VALS merupakan hak paten dari SRI International (Khele, Beatty & Homer dalam Brotoharsojo, 1993). Penelitian yang dilaf.ukan oleh DDS Needl1am Worldwide Inc. advertising agency mengkategorikan 3300 orang responden kedalam 10 tipe gaya hidur, lima tipe gaya hidup wanita dan lima tipe gaya hidup pria (Lound & Dell Bitta, 1988 : 199). A;;iar lebih mudah difahami, rnaka kesepuluh tipe gaya hidup '43 tersebut diberi nama pribadi, diantarar.ya Thelma (tradisional kuno), Candice (wanita urban), dan Cathy (ibu rumah tangga yang belanja). 2.2.2. MATERIALISmE Materialisme sebaJi bagian dari keragaman gaya hidup yang dihasilkan dari kebudayaan yang di internalisasikan ole/J individu-individu dalam masvarakat. J. Paul Peter dan Jerry C. Olson. (2002 : 310) menyatakan bahwa rnaterialisme adalah : ..... .as the "lmpot1ance a ccnsumer attaches to worldly possessions". Definisi yang relative sama tentang materialisme di ungkapkan dalam G. Shiffman dan Leslie Lazar Kanuk, (1994 : 255-256), bahwa : " .... as the importance a cosumer attaches to worldly possessions. At the highest levels of materialism, such possessions assume a central place in person's life and are belived to provide the greatest sources of satisfaction and dissatisfaction". Lebih lanjut J. Paul Peter dan Jerry Olson (2002: 310) konsumen dengan nilai ini cenderung untuk memiliki segala sesuatau yang di lihat penting untul< 44 mendapatkan kebahagiaan yang besar (happiness), harga diri (self-esteem), dan pengukuran status (status sasial). Sedangkan definisi dari materialisme itu sen':iiri adalah : "Materialism :s a multidimentional value including possessiveness, envy (displeasure at someone else possessing something), and non-generously (unwillingness to give or share possessions)". Meterialisme di defmisikan sebagai nilai multidimensional yang meliputi rasa kepemilikan yang berlebihan, cemburu (tidak senang bila orang lain memili~i sesuatu) dan non-generasi (tidak sudi ,nemberikan atau berbagi sesuatu yang menjadi miliknya). 2.2.:~.1. Faktor-faktor Pengukuran Materialism8 Materialisme didefinisikan sebagai nilai multidimensional, yang diantaranya adalah possessiveness, envy, dan non-generousity. (Russelle W. Belk dalam J. J:>aoul Peter &Je,Ty C. Olson, 2002 :31 OJ Meterialisme yang diungkapkan dalam G. Shiffman & Leslie Lazar Kanuk ( 1994 : 55-256) : "... as the importance a consumer attachs to worldly possessions. At the highest levels of materialism, suc/J possessions assume a central place in cf) person's life and are belived to provide the greatest sources of satisfaction or dissatisfaction". Gaya hidup materialisme yang diukur dalam penelitian ini adalah "Pola atau rumusan individu dalam menjalankan kehidupannya termasuk dalam hal rrenggunakan uang dan waktu yang direfleksikan melalui aktivitas, minat, dan opini-pendapatnya sehubungan ciengan possessiveness, envy, non- generousity, centrality dan happiness berdasarkan hasil interaksinya secara menyeluruh dengan lingkungannya. Agar lebih mudahnya dapat dilihat dalam table berikut : Tabel 2.3. : Kisi-l:isi Meterialisme _~_10_._t-D_l_M_E_N_S_l~~~~~-+-IN._D~IK_A_T_O_R_~~~~~~~~~·--~ 1 ) 1. Possessiveness a. Rasa ingin memiliki yang besar terhadap benda -benda material. f I b. Rasa memiliki barang-barang milik pribadi yang besar Envy - Tidak senang bila orang lain memiliki sesuatu yang lebih darinya. 3. Non-Generousity - l<etidak mauan untuk berbagi atau memberikan sebagian miliknya kepada. orang lain atau tidak ringan tangan. , 4. Centrality - Segala sesuatu yang bersifat material I 1 __J di yakini sebagai tujuanhidup. I Is i - Memiiiki segala sesuatu yang bersifat Sumber kebahagiaan 1 I I ' material di yakini sebagai sumber i __sebagai k_e_b_a_h_a_g-ia_a_n_/-be_n_d_a_m_a_t_e-ri_a_Id_i_y_a_k_in-i __l_ sumber kebahagiaan. Penelitian tentang materialisme clitemukan pada warga Amerika yang diindikasikan ada pengaruh periklanan terhadap bertambahnya tekanan untuk memiliki benda-benda mewah dan memberikan kesenangan. Sebagai tambahan, konten analisis dari literature populer sejak perang dunia II mengindikasikan bahwa merek-merek menempatkan kembali nilai yang sangat ekspresif (da/am Loudon & Della Bitta, 1988 : 216). Penelitian lain yang dilakukan untuk melihat hubungan antara "Private property dan Materifism" dalam Helga Dittmar (1992: 4-5), menyatakan bahwa jika psikologi dilihat secara keseluruhan, dan psikologi sosial dalam tatanan praktis, memiliki kecenderungan untuk niemberi sedikil perhatian bagi objek material dan property. 47 2.3. REMAJA 2.3.1. Definisi Remaja Mendefinisikan remaja untuk masyarakat Indonesia sama sulitnya dengan menetapkan definisi remaja secara umum. Remaja sebagai masa peralihan antara masa anak-anak kemasa dewasa, atau usia belasan tahun adalah sebagai pengertian yang sering kali di ungkapkan oleh kebanyakan orang untuk memudahkan pemahaman mereka tentan9 remaja. Tetapi tidak demikian kenyatannya, masalahrrya adalah karena Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat dan tingkatan sosial-ekonomi maupun pendidikan. Sebagai pedoman umum, dapat menggunakan batasan usia 11-24 tahun dan belum menikah, untuk remaja Indonesia dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut : a. Usia 11 tahun adalah usia saat pada u.i1umnya tanda-tanda seksual sekunder mulai nampak (kriteria fisik). b. Di banyak masyarakat Indonesia, usia 11 tahun sudah di anggap akil balik, baik menurut adapi maupun agama, sehingga masyarakat tidak lagi memperlakukan mereka sebagai anak-anak (kriteria sosial). c. Pada u<>ia tersebut mulai ada tanda-tanda penyempurnaan perkembangan jiwa seperti tercapainya identitas diri (ego identity) menuru' Erikson, tercapRinya fass genita! lmenurut Freud) dan tercapainya puncak per/<:embangan kognitif (Piaget) maupun moral (Koh/berg), (kri;eria psikologik). d. Batas usia 24 tahun merupakan batas maksimal, yaitu untuk memberi peluang bagi mereka yan<J sampai usia tersebut masih bergantung pada orang tua, belum mempunyai l1ak-hak penuh sebagai orang dewasa (se•:ara adapUtrarlisi). Dengan perkataan lain, orang-orang yang sarnpai batas usia 24 tahun be/um menikah dapat rnemenuhi persyaratan kedewasaan secar8 sosial maupun psikologik, masih tergolong remaja. e. Dalam definisi diatas, status perkawinan !"angat menentukan, karena seseorang yang sudah menikah, pada usi8 berapa pun dianggap dan diper/akukan sebagai orang dewasa penuh, baik secara hokum maupun dalam kehidupan masyarakat dan ke/uarga. Karena ilulah 49 definisi remaja di batasi khusu untuk yang be/um menikah (Sarlito Wirawan S.,2001:14-1!..i). Sedangkan istilah remaja atau adolescence dalam Hurlock (1980) berasal dari kata Latin adolesecere yang berarti ··tumbuh" atau "tumbuh menjadi dewasa". lstiiah adolescence, seperti yang dipergunakan saat ini, mempunyai arti yang lebih luas, mencangkup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Pandangan ini diungkapkan oleh Piaget dengan mengatakan : Secara psikologis, masA remaja ada/ah usia si mana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia di mana anak Iida/<: lagi meras di bawah tingkat orang-orang yang /ebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang · sama, sekurang-kurangnya dalam masa/ah hak .. .lntegrasi dalam masyarakat (dewasa) memiliki banyak aspek efeklif, kurang !ebih berhubungan dengan mas a puber ... Termasuk jug a perubahan dengan intelektual yang /<:has dari cara berfikir remaja ini memungkinkannya untuk mencapai inlegrasi dalam hubungan dengan sosial orang dewasa, yang kenyataannya merupakan cirri /<:has yang umum dari priode perkembangan. Berdasarkan pengrtian diatas, dapat disimpulkan bahwa masa remaja ada/ah masa seorang anak telah memasuki usia 11-24 tahun, dimana secara seksual sek·Jnder mulai nampak, sudah akil balik, mulai ada tanda-tanda penyernpurnaan perkembangan jiwa, dan be/um menikah, serta telah dikatakan mampu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, baik secara 50 intelektual ataupun dalam hal kesejajaran tingkatan dalam masyarakat setidaknya dalam ~erolehan hakr.ya. 2.3.2. Ciri-ciri Masa Remaja· Oalam Hurlock (1980), dikatakan bahwa masa re11aja memiliki ciri-ciri khusus yang membedakannya dengan periode sebelum dan sesudahnya. Adapun ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut : 1). Masa remaja sebagai periode yang penting. Pada periode remaja, baik akibat langsung maupun akibat jangka panjang semuanya penting. Baik kepentingan dalam hal fisik ataupun kepentinagn dalam hal psikologis, perkembangan fisik yang cepat dan penting disertai dengan pesatnya perkembangan mental, terutama pada awal masa remaja, semuanya menimbulkan perlunya iJenyesuaian mental juga sikap, nilai dan minat baru. 2). Masa remaja sebagai periode peralihan. Peralihan bukan berarti terputus dengan atau berubah dari apa yang telah terj2di sebelumnya, melainkan lebih k&pada sebuah peralihan dari satu tahap perkembangan ke tahap berikutnya. Artinya, apa }'ang telah terjadi sebelumnya akan berbekas pada apa yang akan terjadi sekarang dan apa yang terJadi sekarang dan masa mendatang. Dalam setiap periode peralihan, status individu tidaklah jelas dail 5I terdapat keraguan akan peran yang harus di ja!ankan. Pada masa ini, remaja bukan lagi seorang anak dan bukan juga orang dewasa, dan yang terpenting perlu disadari bahwa apa yang telah terjadi akan membekas dan akan mempengaruhi po/a perilaku dan sikap serta statusnya yang baru. Sa/ah satu tugas perkembangan '.ersulit bagi remaja adalah melakukan penyesuaian sosial. Remaja harus meyesuaikan diri untuk mencapai tujuan po/a sosialisa::;i dewasa, remaja harus membuat banyak penyesuaian baru. Yang terpenting dan tersulit adalah penyesuaian diri dengan meningkatnya pengaruh kelompok sebaya, peruoahan dalam perilaku sosial, pengelompokan sosial yang baru, nilai-nilai baru dalam dukungan dan penolakan sosial, dan nilai-nilai baru daiarn seleksi pemimpin. Kuatnya pengaruh kelompok sebaya, dikarenakan remaja /ebih banyak berada di luar rumah bersama-sama dengan teman-ternan sebayanya sebagai kelompok, maka dapatlah di mengerti bahwa pengaruh teman-teman sebaya sangat berpengaruh terhadap sikap, pembicaraan, minat, penampilan, dan perilaku, yang /ebih besar pengaruhnya disbanding keluarga. 52 Contohnya sebagian besar remaja mengetahui bahwa bila mereka memakai pakaian yang sama dengan anggota kelompok yang populer, maka kesempatan untuk diterima oleh kelompok tersebut menjadi lebih besar. Begitupc•n dengan kelompok yang mencoba minuman beralkohol, narkoba, dan rokok, maka remaja cenderung mengikutinya tanpa memperdulikan perasaan dan resiko yang me,·eka tanggung sendiri (dalam Hurlock (1980). Selain teman-teman sebaya, yang dapat mempengaruhi remaja khusunya adalah kelompok rujukan, yakni individu atau kelompok dari masyarakat yang secara signifikan mempengaruhi perilaku individual (William 0. Bearden & Michael J. Etel dalam Engle, dkk., 1995 : 716). Dan kelompok rujukan ini men;empurnakan standar (norma-norma) dan nilai-nilai yang dapat menjadi kejelasan perspektif dari bagaimana s8seorang berfikir dan memperlakukan dirinya. Kelompok rujukan juga memainkan peranan penting dalam perilaku pengambilan keputusan konsumen (dalam ha! ini remaja) dalam perilaku konsumsinya. Engle, dkk., (1995) dinyatakan bahwa l\elompok rujukan memiliki beberapa tipe penerimaan sosial yang dapat mempengaruhi sikap dan perilaku , yang meliputi primar1 groups, secondary groups, dan aspirational groups. Pengaruh yang terjadi melalui tigA cara: (1). Menurut faedahnya (tekankan untuk patuh pada norma-norma kelompok dalam cara beriikir dan berprilaku), (2). Pengekspresian nilai (merefleksikan keinginan untuk asosiasi psikologis dan kemauan untuk menerima nilai-nilai orang lain tanpa tekanan), (3). Penginformasian (kepercayaan-kepercayaan aan perilaku-perilaku yang diterima sebagai bukti nyata). Ketika ha! diatas mendorong untuk menyetujui norma-norma dala'll kelompok, hal tersebut r.ienjadi penting untuk membuat permintaan pemasaran selanjutnya. Akan tetapi pengaruh teman-teman sebaya ataupun kelompok rujukan pada umum_nya lambat laun akan berkurang, karena usia remaja terus maju dan berkembang. Ada dua faktor penyebabnya : Pertama, sebagian besar remaja ingin menjadi individu yang mandiri. Upaya bagi penemuan identitas diri melemahkan pengaruh kelompok sebaya pada remaja. Kedua, pemilihan sahabat. Remaja tidak lagi berminat pada berbagai kegiatan seperti pada saat kanak-kanak. Pada masa remaja ada kecenderungan untuk mengurangi jumlah teman meski kebanyakan remaja ingin jadi anggota kelompok sosial. Karena kegiatan sosial kurang berarti dibandingkan dengan persahabatan pribadi yang lebih erat, maka pengaruh 54 ke/ompok sosial yang besar menjadi kurang menonjol dibandingkan pengaruh teman-teman. Perubahan dalam perilaku sosiai dan sikap yang diakibatkan dengan meluasnya kesempatan untuk meiibatkan diri dalam berbagai kegiatan sosial, maka wawasan sosial semakin membaik . Sekarang remaja dapat menilai teman-temannya lebih baik, sehingga penyesuaian diri dalam situasi sosial bertambah baik dan pertikaian menjadi berkurang. Semakin banyak partisipasi sosial, semakin besar kompetensi sosiaf remaja, dalam mengadakan pembicaraan, dalam melakukan oleh raga dan permainan yang populer, dan berperilaku baik dalam berbagai situasi sosial. Dengan demikian remaja memiliki kepercayaan diri yang di ungkapkan melalui sikap yang tenang dan seimbang dalam situasi sosial. Bertambah dan berkurangnya prasangka dan diskriminasi selama masa remaja sangat d1pengaruhi oleh lingkungan di mana remaja berada dan oleh sikap serta perilaku rekan-rekan dan teman-teman baikilya. Remaja, sebagai kelompok, cenderung lebih pilih-pi!ih teman dan rekan yang dianggap baik 55 disbanding ketika saat mereka kana-kanak. Oleh karenanya, remaja lebih menyenangi dan memilih teman-teman dari latar belakang sosio-ekonomi, agama dan pendidikan yang sama. Pengelompokan sosial baru. Dengan berlangsungnya masa remaja, terdapat perubahan pada beberapa penge/ompokan sosial baru. Minat terhadap kelompok yang terorganisasi yang kegiatannya direncanakan dan di awasi oleh orang dewasa, dengan cepat menurun karena remaja yang mulai dewasa tidak mau diperint8h atau dikontrol orang lain. Sedangkan masalah kelompok yang terlalu banyak anggotanya cenderung bubar pada akhir masa remaja dan di gantikan dengan kelompok kecil dengan hubungan yang lebih akrab. 3). Masa remaja sebagai periode perubahan. Ada empat perubahan yang sama dan bersifat universal. Perta:na, meningginya emosi, yang intensitcisnya tergantung pada tingkat perubahan fisik dan psikologis yang terjadi. Kedua. perubahan tubuh, minat dan peran yang di harapkan oleh kelompok sosial 11ntuk dipesankar., menimbulkan masalah baru. Karena remaja akan merasa masalah yang ada leru membebaninya, sampai dapat mengatasimenurut kepuasannya sendiri. 56 Ketiga, dengan berubahnya minat dan pola perilaku, maka nilai-nilai juga berubah. Apa yang pada masa kanak-kanak dianggap penting, tidak lagi penting pada masa remaja. Misalnya, kebanyakkan remaja menganggap bahwa banyaknya teman merupakan tanda popularitas yang lebih penting dari pada sifat-sifat yang dikagumi dan di hargai oleh teman sebaya. Saal remaja telah mengerti bahwa kualitas lebih penting dari pada kuantitas. Keempat, kebanyakan remaja bersikap ambivalen terhadap setiap perubahan. Mereka menginginkan dan menuntut kebebasan, tetapi mereka sering tkut bertanggung jawab akan akibatnya dan meragukan kemampuan mereka untuk dapat mengatasi tanggung jawab tersebut. 4). Masa remaja sebagai masa mencari identitas. Pada tahun-tahun awal remaja, penyesuaian dir denga kelompok masih sangat penting. Lambat laun mereka mulai mendambakan identitas diri dan tidak puas lagi dengan menjadi sama dengan teman-teman dalam segala hal, seperti masa sebel1Jmnya. Status remaja yang mendua menyebabkan "krisis identitas" atau masalah identitas ego pada remaja. Seperti yang di jelaskan Erikson : ldentitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menje!askan siapa dirinya, apa peranannya dalam masyarakat. Apakah ia seorang anak atau seorang dewasa? Apakah nantinya ia dapat menjadi seorang suami atau ayah?... Apakah ia mampu percaya diri seka!ipun !afar be/akang ras atau agama atau nasiona/nya membuat beberapa orang merendahkannya? Secara kese!urul1an, apakai1 ia akan berhasi/ atau akan gaga!? Erikson selanjutnya menjelr-iskan bagaimana penca1ian identitas ini mempengaruhi perilaku remaja. Salah satu cara untuk mencoba mengangkat diri sendiri sebagai individu adalah dengan manggunalan 57 symbol-status dalam bentuk mobil, pakaian dan kepernilikan benda-benda material yang mudah terlihat. Dengan cr.ira ini rernaja rnenarik perhatian pada diri sendiri dan agar dipandang sebagai individu, sernentara pada saat yang sarna ia mernpertahankan identitasnya terhadap kelompok sebaya. (Calvin 8. Hall, ',993) Dari sini rnereka rnelakukan peoses-proses mengamati, mengingat dan berfikir, yarig mereka perlukan untuk membuat dan me/aksanakan rencana tindakan untuk mencapai kepuasan sebagai respon terhadap dorongan dari dalam diri dan sebagai reaksi seseorang terhadap dirinya sendiri. Kernudian Symond dalarn Sumadi Suryabrata (2000: 247-24e) rnenyebutkan ernpat aspek yakni tentanq bagairnana orang rnengamati dirinya sendiri, bagairnana orang berfikir tentang dirinya sendiri, bagaimana orang menilai dirinya sendiri dan bagairnana orang berusah menyempurnakan dan rnernpertahankan diri. Dan tidak berhenti disitu, dalarn diri rnanusia dal2rn hal ini remaja, ;,da sesuatu yang disebut self, artinya adalah keseluruhan dari segala sesuatu yang berada dan mencerminkan orang tersebut seperti tubuhnya, sifatsifatnya, kernrnpuan-kernarnpuannya, milik-milik kebendaannya, kekeluargaannya, teman-temannya, rnusuh-rnusuhnya, pekerjaannya, dan kenganggurannya dan lain-lain (James dalam Surnadi Suryabrata (2000:245- 246) 58 Self dalam psikologi memiliki dua arti yakni sikap dan perasaan seseorang terhadap dirinya sendiri, dan suatu keseluruhan proses psikologis yang menguasai tingkah laku dan penyesuaian diri. Selanjutnya James mengetengahkan masalah self, yakni material self (penilaian diri berdasarkan kebendaan yang dimiliki), social self (bagaimana anggapan temanteman "orang lain" terhadap dirinya), spiritual self (kemampuan dan kecakapan psikologis), dan pure ego self (pikiran yang dasar dari pada personal identity). Dapatlah dilihat bagaimana self-self ini menggiring remaja bukan saja pada "mereka ingin menjadi seperti apa",tetapi juga kepada "menjadi seperti apa yang lingkungannya lflginkan" demi penerimaan atau mempertahankan statusnya dalam kelompok citau lingkungan sosialnya. berbagai penilaian baik terhadap dirinya ataupun terhadap orang lain dan memikirkan penilaian orang lain terhadap dir'.nya, sebagai hasil interaksinya dengan lingkungan. 2.3.1. Materi sebagai Symbol status bagi remaja Minat pada remaja sangat beragam berdasarkan perubahan-perubahan yang dialaminya selama masa itu, seperti minat terhadap seks, intelegensi, 59 lingkungan dimana ia hidup, kesempatan untuk mengembangkan minat, minat teman-teman sebaya, status dalam kelompok sosial, dan banyak lagi minat lainnya. Dalam penelitian ini akan lebih memfokuskan pada minat remaja terhadap status sosial dan minat pribadi. A). Minat-minat pribadi. Mina! pada diri sendiri merupakan minat yang terkuat di kalangan remaja. Adapun sebabnya adalah bahwa mereka sadr bahwa dukungan sosial sangat besar dipengaruhi oleh penampilan diri dan mengetahui bahwa kelompok sosial menilai dirinya berdasarkan benda-benda yang dimiliki, kemaridirian,sekolah, keanggotaan sosial dar1 banyaknya uang yang dibelanjakan. lni adalah "symbol olatus" yang mengangkat wibawa remaja diantara teman-teman sebaya dan memperbesar kesempatan untuk :nernperoleh du',ungan sosial yang lebih besar. Minat pribadi terdiri dari minat pada penampilan diri, minat pada pakaian, minat pada prestasi, minat pada uang, dan minat pada kemandirian, yang kesemuanya itu sebagai hasil darr interaksi sosialnya dan sebagai usaha menjadi individu dalam masa perkembangan baik fisik maupun psikis. Adapun minatnya pada penampilan diri, mencangkup pakaian, perhiasan pribadi, kerapihan, daya tarik dan bentuk tubul1 yang sesuai dengan seksnya. Cros dan Cros dalam Hurlock (1980),menerangkan mengapa penampilan lJegitu penting sehingga menimbulkan minat pribadi yangbegitu kuat, hal ini karena bagi remaja "kecantika:1 d&n daya tarik fisik sangat penting bagi seluruh urr,at manusia, dukungan sosial, popularitas, pamilihan teman hidup, dan karier dipen,:iaruhi oleh daya tarik sr::seorang". Kernan, menekankan nilai sosial dan penampilan rliri sebagai berikut " Dalam perkembangan akan-anak, penampilan diri-terutama di hadapan teman-teman sebaya-merupakan petunjuk yang kuat dari minat remaja dalam sosialisasi". Alasannya bahwa hal ini merupakan bukti dari kebersamaannya dengan teman sebayanya. Sedangkan minat pada pakaian, merupakan usaha penyesua:an diri terhadap kelompok sosialnya, rernaja cenderung berusaha keras untuk menyesuaikan diri dengan apa yang dikehendaki kelornpok dalam hal pakaian. Ryan dalam Hurlock (1980) menyatakan "Salah satu persyaratan utama dalam hal berpakaian bagi kawla rnuda adalah bahwa pakaian yang dikenakan harus disetujui oleh kelompok". 6I Berbeda pada minat berprestasi, baik prestasi yang ada dapat memberikan. kepuasan pribadi dan ketenaran. lnilah sebabnya mengapa prestasi, bagi remaja diperlukan. Bila prestasi yang baik, diharapkan memberi kepuasan bagi remaja, maka perstasi tersebut mencangkup bidang-bidang yang penting bagi kelompok sebaya dan dapat menimbulkan harga diri dalam pandangan kelompok sebaya. Para remaja cenderung bercita-cita tinggi yang tidal< realistis. Oleh karena itu, mereka seringkali tidal-; memperoleh kepuasan dari prestasi. Dengan presta.3i yang sama mereka dar;at memeperoleh kepuasan bi/a cita-cita mereka lebih realistis. Kalau merek.a gagal mencapai apa yang diinginkan, maka aps yang mereka capai tidak mendatangkan kepuasan. Begitupun dengan minat pada kemandirian. Kinginan yang kuat untuk mandiri berkembang pada awa/ masa remaja dan mencapai puncaknya menjelang peiode ini berakhir. Hal ini menimbulkan banyak perselisihan dengan orang tua dan orang dewasa lainya. Karena mereka diharapkan dapat menjadi apa yang orang tua harapkan, maka mereka lebih banyak memberontak terhadap pengeka;1gan di rumah, hingga banycik c/itemui rac/ikalisme kawla muda. Ka/au orang dewasa yang berkuasa berangsur bersikap santai , remaja dapat membebaskan diri dari usaha mencapai sasaran/tujuan, biasanya pertentangan yang terjadi jarang dibarengi sikap memberontak lagi. Dan minat terhadap uang bagi remaja adalah kunci kebebasan. Sepanajng orang tua melayani semua kebutuhan dan memberikan uang sak, orang tua dapat mengendalikan perilaku remaja. Kalau remaja dapat menikmati kebebasan dan kemandiriannya. Minat ini terutama berkisar pada bagaimana caranya mendapatkan uang sebanyak mungkin, tanpa mempedulikan jenis pekerjaan yang dilakuakan. B) Minat sosial. Minat yang bersifat sosial menurL!t Hurlock (1980), tergantung pada kesempatan yang diperoleh remaja .untuk mengembangakan minat tersebut dan pada kepopuleran dalam kelompok. Seorang remaja yang status sosioekonomis keluarganya rendah, misalnya, mempunyai sedikit kesempatan untuk mengembangkan mi,1at pada pesta dan sejenisnya, dibandingkan dengan remaja berlatar t,elakang baik. /\dapun beberapa contoh minat sosial r::imaja adalah seperti pesta, minum-minuman keras, narkoba, peristiwa dunia, kritik dan pembaruan. Hurlock (1980), menyatakan menyatakan pu/a minat terbesar remaja adalah minat terhadap symbol status. Symbol status men.;pakan symbol prestise yang menunjukan bahwa orang yang memilikinya mempunyai status yang lebih tinggi dalam ke/o,npok sosialnya. Selama masa ramaja symbol status memiliki fungsi : menunjukkan p2da orang lain bahwa remaja memiliki status ekonomi yang lebih tinggi dari pada ternan sebayanya. Menunjukkan bahwa remaja mencapai prestasi yang tinggi ; bahwa remaja · bergabung dengan kelompok dan merupakan anggota yang diterima ke/ompok karena penampilan atau perbuatannya sama dengan penampilan dan perbuatan anggota kelompok /ainnya; dan bahwa remaja mempunyai statL'S hampir dewasa didalam masyare;kat. Hal ini terjadi lebih disebabkan karena, kebanyakan pola hidup dan po/a asuh bahkan po/a pengajaran di sekolah yang ada, bahwa orang tua atau orang dewasa termasuk guru dilingkungan anak-anak cenderung .otoriler dimana semestinya mulai dari tahap perkembengan otonomi, inisiatif, kerajinan, anak mulai dilatih dengan memberikan otoritas, mengembangkan inisiatif dan kerejinannya untuk mengembangkan dirinya, daya fikir dan kreatifitasnya. Pada kenyataannya adalah orang tua atau orang dewasa di sekitarnya melakukan "pen-dikte-an" terhadap apa yang seharusnya dilakukan, dipilih, dan dikontrol dari diri si anak, yang menyebabkan anak tersebut meresa ma/u, 64 ragu, muncul peras3an bersalah vang besar, dan merasa kurang percaya diri, tidak berdaya atau merasa inferior. Hingga pada masa remajanya mereka cenderunr;i merasakan seka!i krisis identitasnya. Karena mereka terbiasa disuapi atau tinggal meniru apa yang d:lihatnya. Pada akhir'lya remaja-remaja yang ada menjadi cenderung pasif dimana mereka hanya meniru sesuatu yang mereka anggap baik dan menarik untuk mereka, dengan berkiblat pada apa yang dilihatnya di media ataupun dari orang dewasa dilingkungannya, jadilah mereka remaja yang bukan saja krisis identitas tapi juga ksiris kepercayaan diri dan hidup dengan identitas semu dan dalam ilusi yang mereka ciptakan sendiri. Selanjutnya Erikson seperti dikutip Hurlock ( 1980) menyatakan salah satu cara meng2tasi krisis identitasnya adalah der.gan menggunakan symbol status. Jadi, jC!laslah bahwa remaja menggunakan symbol status yang diperolehnya dari kelas, strata sosial dan kebudayaannya sebagai "persona" (Erikson, dalam Hall & Lindzey, 1993) mereka agar dinilai baik dan kemudian dapat diterima bahkan diakui memiliki kedudukan yang lebih tinggi di dalam lingkungan sosialnya, Karena dalam Hurlock (1980) dijelaskan juga bahwa remaja dipandang dan diterima oler1 lingkungan atau kelompoknya dilihat dari benda-benda yang dimilikinya bukan dari apa adanya diri si remaja tersebut. '65 2.3.2. Remaja dalam masyarakat dan perilaku konsumen Remaja menggunakan makna yang dibuat-buat (artificial) seperti kosmetik, mewarnai rambut, dan belakukan berbagai perlakuan kecantikan untuk mencapai keinginan yang akan ditampakkan. Contohnya saja remaja sekarang yang·lebih teiarik dengan fashion, menggunakan model yang diidolakan remaja untuk menambah status merek, agar menarik perhatian remaja untuk mengkonsumsi. Seperti Jlion Bon Jovi yang digunakan sebagai iklan Levis 50·1 jeans. Meski secara nyata dan tegas dalam Lound & Della Bitta (1988), dikatakan bahwa tidak ada perbedaan style (model-gaya) yang tajam antara kawla muda dan orang-orang dewasa dalam perilaku konsumsi. Contoh penelitian yang membahas tentang remaja sehubungan dengan pentingnya symbol status yang mempengaruhi gaya hidup materialisme berdasarkan tori-teori diatas, adalah penelitian yang terdapat dalam Hurlock (1988:223-224), penelitian B. A. Hamburg, H.C. Kraemer dan W. Janhke. diadakan untuk melihat "Hirarki penggunaan oba 1-obatan dalam masa remaja" : 1-:orelasi perilaku dan sikap dengan banyaknya penggunaan obat. Obat-obatan terlarang dimulai sebagai kegiatan kelompok sebaya. Bahl<an pada anak-anak kelas terakhir pada sekolah dasar, dan anak-anak pada sekolah menengah pertama, merokok mariyuana bukanlah hal yang aneh. 66 Disini terlihat adanya penilaian yang tinggi techadap obat-obatan terlarang sebagai symbol status yang kemudian menggiring remaja untuk menggunakan, menyukai, dan berpendapat bahwa obat-obatan terlarang tersebut merupakan benda material yang sangar berharga bagi mereka. 2.5. PENGAJUAN HIPOTESIS 1. HO : l<elas sosial tidak berhubungan dengan gaya hidu;i materialisme 2. H1 : l<elas sosial berhubungan dengan gaya hidup materialisme BAB3 METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dikemukakan megenai metode yang akan digunakan dalam peneli!ian ini. Adapun pembahasan dalam bab ini meliputi penjabaran mengenai subjek penelitian, instrumen pengumpulan data. Dimana data yang diperoleh dalam penelitian ini akan menjawab pertanyaan penelitian ini, yaitu "Apakah ada hubungan antara kelas sosial dengan gaya hidup materialisme?"' dan "Apakah gaya hidup materialisme berhubungan dengan perbedaan kelas sosial ?". Dalam bab ini pula akan membahas mengenai desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, disini akan ditentukan sampel dari populasi yang akan dijadikan sumber data. Dan kemudian akan dijelaskan mengenai prosedur penelitian yang akan digunakan serta penjelasan bagaimana analisa data yang diperoleh juga akan disajikan mengenai metode dan instrumen penelitian, serta tahap-tahap penelitian. 68 3.1. Disain Penelitian Di dalam penelitian ini,metode penelitian kuantitatif. Metode ini dipilih sesuai dengan informasi yang ingin dikumpulkan yakni yang berkaitan dengan tujuan penelitian yang akan dilakukan. Menurut Suharsimi Arikunto, (2002: 11) menyatakan bahwa penelitian kuanttatif adalah penelitian yang berdasarkan kejelasan unsurnya yang terdiri dari kejelasan tujuan, pendekatan, subjek, sampel, sumber data yang sudah mantap, dan rinci sejak awal, begitupun dengan langkah penelitian dan disain serta pengumpulan data dan analisa datanya. Sesuai dengan tujuan penelitian ini, metode kuantitatif digunakan untuk mengetahui dan mencari informasi mengenai ada atau tidaknya pengaruh perbedaan kelas sosial terhadap gaya hidup materialisme pada remaja. 3.2. Pengumpulan Data 3.2.1. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Encyclopedia of Education Evaluation tertera bahwa "A population is a set (or collection) of all element possessing one or more attributes of interest". (Suharsimi Arikunto, 1993 : 115). \ 69 Dalam penelitian ini populasinya adalah siswa-siawi SMUN 34 Jakarta Selatan sebanyak 352 remaja. Sedangkan metode perolehan sampel menggunakan probability sampling, artrinya setiap subjek dalam satu populasi yang memiliki karakteristik yang sama dengan tujuan penelitian ini yakni remaja berstatus pelajar SMU dan berusia 15 sampai 17 tahun, akan mendapatkan kesempatan yang sama untuk menjadi sampel jika pada pelaksanaannya mereka terpilih menjadi sampel, karena teknik yang digunakan dalam menentukan sampel penelitiaan ini adalah teknik acidental sampling yakni siwa-siswi SMUN 34 mana saja yang memiliki karakteristik yang sama dengan subjek penelitian yang telah ditetapkan. Jumlah sampel yang direncanakan pada penelitian ini sebanyak 35 orang, yang diambil dari 10 % populasi, cara ini dipilih sebagaimana tertera dalam buku Prosedur Penelitian dari DR. Suharsimi Arikunto (1996) yang menyatakan bahwa bila populasi berjumlah lebih dari 100 orang maka peneliti dapat diambil antara 1O - 15 %. Meli hat bahwa jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 352 orang siswa-siswi SMUN 34, maka peneliti memilih mengambil sampel sebesar 1O % dari jumlah populasi. 70 3. 2. 2. Metode dan lnstrumen Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kuesioner, skala P-A-A dan skala Sigma -Epsilon. Kuseioner berisi tentang pertanyaan mengenai kondisi dan keadaan subjek sesuai keberadaannya dalam kelas sosial tertentu. Data ini digunakan untuk mengetahui latar belakang subjek dan melihat konsistensi jawaban subjek dalam skala model P-A-A yang digunakan untuk mengetahui dan mengungkap karakteristik orang-orang yang ada dalam kelas sosial tertentu. Dalam skala kelas sosial hanya terdapat satu kategori penyataan yakni pernayataan favourabel dan unfavourabel sesuai dengan kondisi subjek penelitian. Dalam ha/ ini subjek diberikan tiga pilihan pernyataan yang akan mengungkap karakteristik subjek sesuai dengan kelas sosialnya masingmasing. Subjek cukup memilih pilihan jawaban yang sesuai dengan keadaannya yang sebenarnya, pilihan a menunjukan kepada karakteristik kelas sosial tipe1, yaitu kelas sosial tinggi. Pilihan b menunjukan kepada karakteristik kelas sosial tipe 2, yaitu kelas sosial menengah, dan pilihan c menunjukan karakteristik kelas sosial tipe 3, yaitu kelas sosial rendah. Teknik penilaian dalam skala kelas sosial berdasarkan tipe kelas sosial yang dipilih subjek, setiap pilihan tipe 1 diberi skor 3, pilihan tipe 2 diberi skor 2, begitupun setiap pilihan tipe 3 diberi skor 1. 71 Sedangkan skala model Sigma-Epsilon digunakan untuk mengukur materialisme. Skala ini diberikan kepada subjek penelitian sebagai stimulus yang diharapkan dapat memunculkan respon yang mengindikasikan perilaku materialisme. Setiap pernyataan dispakati sebagai pernyataan favourabel dan unfavourabel. Dalam merespon setiap aitem responden diminta memilih pernyataan mengenai keadaan aiau perasaan, opini, minat dan aktivitas keseharian yang dialami (gaya hidup) subjek penelitian. Subjek hanya perlu menjawab dengan "ya" atau "tidak". Setiap jawaban "ya" pada pernyataan favourabel mengindikasikan bahwa subjek penelitian bergaya hidup materialis, setiap jawaban "tidak" pada pernyataan favourabel mengindikasikan bahwa subjek penelitian bukan orang yang bergaya hidup materialis. Begitupun pada setiap jawaban "ya" pada pernyataan unfavourabel maka mengindikasikan bahwa subjek penelitian bukan orang yang bergaya hidup materialis, dan setiap jawaban "tidak" pada pernyataan unfavourabel, mengindikasikan subjek penelitian termasuk orang yang bergaya hidup materialis. Adapun teknik penskorannya adalah sebagai berikut: 72 Tabel 3.1.: Penskoran skala materialisme I Kode skor I Ya ! ' i Tidak Favoriabel I Unfavoriabel 1 I 0 i 0 ii 1. 1 I Skor setiap subjek baik dalam skala kelas sosial ataupun skala materialisme diperoleh dengan menjumlahkan nilai untuk semua pernyataan. Kemudian peneliti memilih pernyataan terbaik uniuk skala dengan menggunakan analisa daya pembeda (validitas) pada setiap pernyataan penelitian dengan menggunakan product moment dari Parson dan juga menganalisa reliabilitas skala. Penghitungan reliabilitas skala menggunakan Alpha Cronbach, dan dalam hasil uji coba skala kelas sosial diperoleh hasil 0, 7589 . Sedangkan untuk skala materialisme reliabilitas yang diperoleh adalah 0,9978, dari hasil uji coba alat ini dinyatakan siap untuk untuk digunakan untuk penelitian yang sesungguhnya. Untuk memudahkan penelitian, peneliti membuat kisi-kisi atau blue print yang memudahkan peneliti dalam membuat pernyataan. Dalam penelitian sesuangguhnya peneliti merencanakan bahwa pada saat pelal<sanaan aitem yang dijadikan alat penelitian berjumlah 22 aitem untuk skala kelas sosial dan 24 untuk skala materialisme yang telah teruji. 73 Tabel 3.2. : Sebaran butir skala kelas sosial ~-----··-------~-------·---------~ Aspek-aspek Butir pernyataan Nilai 1,2,3.4,5,6, 7,8,9, 10, 11, 12, 13, 14, 15 ! I 16,17,18,19,20,21,22,23,24,25 I . ' ~--··-·---·----·---------+-·----·---------~ Gaya hidup 126,27,28,29,30,31,32,33,34,35 i I 36,37,38,39.40 ! I Minat dan kegiatan yang dapat di 41.42,43.44.45,46,47,48,49,50 I I I kategorisasikan I 51,52,53,54,55 I I 55 Jumlah Tabel 3.3. : Sebaran butir skala materialisme I Aspek-aspek I Favoriabel i Possessiveness j II I 1.3,5,7,9, 11, 13, 12,4,6,8, 10, 12, 14, : Jumlah 20 I 115,17,19 ' I Unfavoriabel Envy ~-. I Non-Generous1ty 21,23,25,27,29 \ 22,24,26,28,30 I I 131,33,35,37,39 I 32,34,36,38,40 1 1 ; I 41,43,45,47,49 I 42,44,46,48,50 I 10 10 I I 51,53,55,57,59 152,54,56,58,60 10 'I I I Jumlah 10 I I I Centrality I Happyness 116, 18,20 30 I 30 60 74 3.2.3. Validitas Setelah dilakukan try out kemudian dipilih aitem-aitem yang memiliki tingkat korelasi tinggi untuk dijadikan ala! tes pada penelitian yang sesungguhnya. Adapun aitem yang valid pada skala kelas soaial sebagai berikut : Tabel 3. 4. : Aitem kelas sosial yang valid ~ FAKTOR I I Nilai AITEM VALID 11,2,3'.5,6,7,8,9,10,11,12,13,1( JUMLAH 23 I I i Gaya Hidup 115,16,17,18,19,20,21,22,24,25 i j 26,27,28,29,30,31,32,33,34,35 15 I I 136,37,38,39,40 ! I Minatdan 41,42,43,44,45,46,47,48,49,50 Kegiatan yang I 15 I dapat dikategorisasikan ,r [ 51,52,53,54,55 53 i Seperti yang tertera dalam label 3.6. diatas, diketahui bahwa 53 aitem valid yakni 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39,40,41,42,43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 55. Dan 2 aitem tidak valid yakni aitem 4 dan 23. 75 Adapun aitem yang valid pada skala materialisme adalah sebagai berikut : Tabel 3. 5. : Aitem materialisme yang valid FAKTOR 1Possessiveness FAVORIABEL I UNFAVORIABEL - ! 1,3,5,7,9,11,13,15, \ 2,4,6,8, 10, 12, 14, I 17, 19 I' 16, 18 I 21,23,25,27,29 l 20,22,24,26,28 I i ! i ' i J Envy Un-Generousity 31,33,35,37,39 Centrality 41,43,45,47,49 JUMLAH I II' I I 10 10 130,32,34,36,38 ' 20 I 10 40,42,44,46,48 I 1 Happyness 1 51,53,55,57,59 50,52,54,56,58 I r 10 60 3. 2. 4. Reliabilitas Reliabilitas alat tes dalam sebuah penelitian dapat difahami sebagai suatu instrument yang cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, karena instrumen tersebut sudah baik sehingga hasil yang diperoleh bersifat konsisten. Hasil pengukuran yang dapat dipercaya bila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah. 76 Penghitungan reliabilitas instrumen menggunakan rumus Alpha Cronbach dengan menggunakan tingkat kepercayaan 1% mendekati 1, 00 dan dihitung menggunakan progran SPSS, dan hasil yang diperoleh pada instrumen kelas sosial hasilnya sebesar 0, 7589 . Sedangkan untuk skala materialisme reliabilitas yang dipero!eh adalah 0,9978. Kesimpulanya adalah instrumen yang digunakan dalam penelitian ini reliabel. 3. 2. 5. Teknik Pengumpulan Data Data dalam penelitian ini dikumpulkan secara langsung, peneliti berhadapan langsung dengan subjek penelitian. Kemudian peneliti memberikan informasi mengenai tujuan, manfaat, dan pentingnya partisipasi subjek, setra prosedur cara meresponnya. Agar diperoleh data yang sahih dan berdasarkan kejujuran, peneliti memberikan subjek haknya sesuai dengan kode etik penelitian yakni peneliti merahasiakan identitas subjek dan data ini digunakan hanya pada penelitian ini, yang diakhiri dengan pengisian lembar persetujuan dari subjek penelitian. 77 Korelasi product moment dari Pearson untuk perhitungan validitas item dan pengujian hipotesis untuk mengetahui hubungan atau korelasi antar variabel dan untuk komputasi koefisien korelasi aitem-total. (Az>Nar, 2003 : 60). rxy = Keterangan: rxy = Koefisien korelasi skor butir (X) dengan skor total (Y). N = Jumlah sampel (responden). LX = Jumlah nilai dari tiap butir. LY =Jumlah nilai konstan yang diperoleh individu. LXY = Jumlah hasil perkalian skor X dan skor Y. Analisis Alpha Cronbach digunakan untuk menguji reliabilitas ala! pengumpul data atau skala. (Az>Nar ,2003 : 87) a=2 [1- J s x2 78 Keterangan: 81 2 dan 82 2 = Varians skor belahan 2. = Varians skor skala. 3. 2. 6. Analisa Data Untuk menguji hipotesa digunakan chi-kuadrat, dengan rumus : (Suharsimi Arikunto, 2002 ). (O-E) 2 E Keterangan : 0 =Frekuensi yang diamati (Obsrved) E = Frekuensi yang diharapkan (expected) 3. 3. Pengolahan Data Sebelum ala! penelitian digunakan pada penelitian yang sesungguhnya, peneliti melakukan uji coba (try out) ala! tes yang telas dibuat, tujuannya adalah pertama untuk melihat apakah setiap pernyataan mudah dimengerti dan kedua agar diketahui validitas dan reliabilitas alat penelitian tersebut. 79 Dalam tahap uji coba tersebut peneliti memberikan 115 aitem yang pada masing-masing skalanya terdiri dari 55 item untuk skala kelas sosial dan 60 aitem untuk skala materialisme. Untuk tahap uj1 coba ini sampel yang digunakan adalah 60 siswa-siswi SMUN 46, dengan teknik acidental sampling yaitu mengambil sampel yang memiliki karakteristik yang sama dengan subjek penelitian yang telah ditetapkan. 3. 4. Main Study Tahap persiapan Pengurusan surat izin penelitian dari Fakultas Psikologi UIN Jakarta. Tahap ini peneliti melakukan beberapa hal diantaranya adalah : Peneliti mengaudit instrumen yang akan dijadikan alat pengumpul data. Membuat instrumen yang akan digunakan sebagai penelitian dengan jumlah keseluruhan aitem 115, dengan rincian 55 aitem kelas sosial dan 60 aitem materialisme. 80 Uji coba Setelah jumlah aitem pernyataan tersusun maka dilakukan uji ciba guna diketahui validitas dan reliabilitas dari alat tersebut. Dalam tahap uji coba tersebut peneliti memberikan 115 aitem yang pada masing-masing skalanya terdiri dari 55 item untuk ska!a kelas sosia! dan 60 aitem untuk skala materialisme. Untuk tahap uji coba ini sampel yang digunakan adalah 60 siswa-siswi SMUN 46 Jakarta Selatan, pada tanggal 23 Desember 2003, dengan teknik acidental sampling yaitu mengambil sampel yang memiliki karakteristik yang sama dengan subjek penelitian yang telah ditetapkan. Pelaksanaan Setelah dilakukan uji coba alat ukur yang digunakan, maka alat ukur yang telah memenuhi standar validitas diaudit kembali dan dipilih aitem yang meiliki tingkat validitas yang tinggi srta reliabel. Melalui pertimbangan kenyamanan dan kesahihan data maka dipilaihlah dari total aitem awal sebesar 115 aitem dengan 113 aitem yang valid dan reliabel, disaring 44 aitem yang memiliki tingkat validitas dan reliabilitasnya baik, 22 aitem kelas sosial dan 24 aitem materialisme. Adapun penelitian ini dilakukan di SMUN 34 Pondok Labu Jakarta Selatan, pada tanggal 6 Januari 2004. BAB4 HASIL PENELITIAN Bab ini akan membahas mengenai hasil penelitian yang terdiri dari gambaran umum responden, ana!isis data dan hasil penelitian itu sendiri. 4.1. Gambaran Responden 4.1.1. Gambaran Responden Berdasarkan Kelas Sosial Penelitian ini dilakukan pada tanggal 6 Januari 2004, bertempat di SMUN 34, Pondok Labu, Jakarta Selatan. Jumlah populasi sebanyak 352 orang. Untuk sampel diambil 1O % dari jumlah populasi yakni 35 orang. Setelah dilakukan penelitian antara kelas sosial tinggi, sedang dan rendah terhadap gaya hidup materialis diperoleh rentangan tingkatan kelas sosial. Rentangan tingkatan kelas sosial sebagai berikut : Kelas sosial rendah : 22 - 36 Ke/as sosial sedang : 37 - 51 Ke/as sosial tinggi : 52-66 82 Tabel 4.1. sebaran sampel berdasarkan kelas sosial I Kondisi Kelas sosial tinggi I I Kelas sosial sedang I Kelas-sosial I i Jumlah i : rendah I ' ·-.---~---!---------+--------;---------+------1 10 21 4 35 Pada label 4. 1. diketahui 35 orang sampel terdiri 1O responden dari kelas sosial tinggi, 21 responden dari kelas sosial sedang dan 4 responden dari kelas sosial rendah. 4.1.2. Gambaran Responden Berdasarkan Gaya Hidup Materialisme Variabel penelitian kedua yakni gaya hidup materialisme. Dari data yang diperoleh dalam penelitian didapatkan rentangan gaya hidup materialisme sebagai berikut : Bergaya hidup materials Tidak bergaya hidup materialis 0 - 12 : 13 - 25 Dengan gambaran umum responden sehubungan dengan gaya hidup materialis adalah : 83 Tabel 4.2. Sebaran responden berdasarkan gaya hidup materialis ; Tidak bergaya hidup materialis !kondisiT Berga ya j Jumlah i hidupmaterialisme i I I I I 1-···-·--·-···1----~~-----+------~ 29 35 6 L •• Untuk membedakan bergaya hidup materialisme atau tidak bergaya hidup materialisme, dapat dilihat dari beberapa faktor seperti possessiveness, envy non-generousity, centrality dan happiness. Ada pun faktor pertama possessiveness adalah sebagai berikut : Tabel 4.3. Sebaran responden berdasarkan faktor materialisme i No. I ! Faktor GH.M I GH.TM Jumliihl I I rr--!f'ossessiveness 8 2 10 I. 2. Ii Envy 6 3 9 1 : 3 . ! Non-generous1ty I I 3 3 ' 4. • Centrality 7 8 ; Happiness 5 5 5. . ,--Dumlah I L~L_ ..,_. ______ 29 0 i! 35 -1 ! i Pada label 4.3. diketahui mayoritas responden digolongkan bergaya hidup materialisme lebih kepada keinginan yang besar untuk memiliki segala sesuatu dan rasa memiliki terhadap benda-benda miliknya pribadi, yakni 84 sebanyak 1O responden, 8 responden dari yang bergaya hid up materialisme dan 2 dari yang tidak bergaya hidup materialisme. 4.1.3. Hubungan antara Kelas Sosial dengan Gaya Hidup Materialisme Setelah terkumpul seluruh data, kemudian dilakukan pengkodean agar memudahkan pemahaman terhadap penelitian ini. Kode yang diberikan adalah: Kelas sosial tinggi :T Kelas sosial sedang :S Kelas sosial rendah :R Bergaya hidup materialisme :M Tidak bergaya hidup materialisme : TM Tabel 4.4. Kode No. '1 Kelas social tinggi (T} i ! Kelas social sedang (S} i i Kelas social rendah 1. s (R} j Bergaya hidup materialis (M} I Tidak bergaya hidup materialisme I ! (TM) .i TM I ~-+-----------------+----- ·--------··~ 2 S TM I ' 85 .3 s TM 14 T M s M 16 T M 7 s M s TM T M r10 R M II 11 s TM 12 s M T TM s M T M ! 15 I ··--: I ,_ _ j_I ! 18 II 19 I ' I i ---j ' I ~ ! i 13 i L--...·-~-·· I' 14 I f----1' 115 I ~I! I ! !I 17 -·-··L-- ! 18 ' Ii M __T ___ I M ! s M 1 i I 19 s '20 s ! ! ___! s R .-! -"f M ·---ii I ··--1 M I i---L : 21 I R M I 22 s M I s M I I I I i 23 I Ii I J__ __J 86 '24 T M '25 R M 29 R M i30 s i 31 T 32 T M '33 R M 34 T _ , j ---+--~~~~-:~~~-~ ---·-~·-~·--·~ i r-----,------···---·-- - - - - - - - - - ; - · i I 35 . ' s ____ M_____ M_i_ _ _ _ _ 4. 2. Analisis Data Setelah variabel-variabel diberi kode, langkah selanjutnya adalah memasukan data tersebut kedalam label silang, sebagai berikut : J J 87 Tabel 4.5. : Tabel Silang I Kondisi Gaya hidu:a~eri~lisme I Materialisme (M) ( Tidak I! ,i Matena . I"1sme I Jumlah I I I . Kelas sosial tinggi ( T ) 9 1 10 I Kelas sosial sedang 16 5 21 (S) I I Kelas sosial rendah ( R ) 4 4 ! I L 29 Jumlah 6 35 Tabel 4.6. : Tabel analisis data Kondisi L Gaya hidup materialis_m_e_--; Jumlah I Materialisme (M) I Tidak I I Materialisme j Kelas sosial tinggi ( T ) 9 1 (8,285) (1, 7) 16 5 (17,4) (3,6) 10 i I Kelas sosial sedang ( S ) I )Kelas sosial rendah ( R ) r 4 (3,314) I Jumlah l________ 21 (0,685) 1---2-9-----1---6-- 35 88 Keterangan : Angka-angka yang tidak dikurung adalah frekuensi yang diamati (observed) dan angka-angka dalam sel yang ada dalam kurung adalah frekuensi yang diharapkan (expected). Tabel 4.6. (analisa data) data-data diperoleh dari data-data tentang frekuensi yang diamati, dihitung frekuensi yang diharapkan yakni frekuensi yang diharapkan terjadi, seandainya antara kedua variabel tersebut tidak ada hubungan. Adapun cara menghitung frekuensi yang diharapkan seperti berikut: E pada sel B1K1=10 x 29 = 8,285 35 E pada sel B2K1 = 21 x 29 = 17,4 35 E pada sel B3K1 = 4 x 29 = 3,314 35 E pada sel B 1K2 = 1o x 6 = 1,7 35 E pada se! B2K2 = 21 x 6 = 3,6 35 E pada sel B3K2 = 4 x 6 = 0,685 35 89 Untuk memperoleh /. ,2 , terlebih dahulu ditentukan df nya yakni df =(b - 1) x (k - 1) keterangan : b = baris, dalam hal ini kelas sosial. K = kolom, dalam hal ini gaya hidup materialisme Dari hasil perhitungan df diperoleh hasil 2, dengan rincian sebagai berikut : df = (3 - 1) x (2 -1) =2 Sedangkan tingkat signifikansi 0,05. Maka jika dilihat dalam label Chi Kuadrat diperoleh dari hasil df = 2 dengan tingkat signifikansi 0,05, diperoleh x· ,-' sebesar 5,991. Pada tahap akhir dihitung z 11 2 , dengan rumus Chi - Kuadrat: ( 0- E ) 2 E 90 Adapun rincian perhitungan melalui rumus Chi - Kuadrat ada!ah : x h 2 = (9-8.285 ) 2 + 8, 285 (4-3,314 ) 2 3,314 + (1-1.7 ) 2 1,7 + (0- 0.685 ) 2 (16-17,4 ) 2 17,4 + (5-3.6 3,6 i-' + = 1. 831 0,685 2 Berdasarkan hitungan dengan rumus di atas diperoleh z11 sebebesar 1,831, dengan 1 2 , ( x: tabe!) sebesar 5,991. Perolehan akhir hasil perhitungan diatas menunjukan bahwa \ 2 < x,2 pada taraf signifikansi 0,05. Dengan menggunakan tabe! harga kritik dari Chi-kuadrat dan df = 2 dipero!eh nilai \ 2 = 1,831 dan x, 2 = 5,991 maka xh: < z, 2 pada taraf signifikansi 0,05 maka hipotesa nol yang menyatakan tidak ada hubungan antara kelas sosial dengan gaya hidup materialisme, diterima. Sedangkan hipotesa alternatif yang menyatakan ada hubungan antara kelas sosial dengan gaya hidup materialisme, ditolak. Kesimpulan dari penelitian ini tidak ada hubungan kelas sosial dengan gaya hidup materialisme. BABS KESIMPULAN, DISKUSI, SARAN Pada bab ini dibahas mengenai kesimpulan yang dipero!eh dari hasil pene!itian, diskusi dan saran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan gaya hidup materialisme kelas sosial tinggi, kelas sosial sedang dan kelas sosial rendah. Penelitian ini di!aksanakan pada tanggal 6 Januari 2004. Sampel yang diambil berjumlah 35 orang yang diambil dari 10 % jumlah populasi (352 orang), yang digolongkan kedalam 3 kategori dengan rincian 10 orang remaja dari kelas sosial tinggi, 21 orang dari kelas sosial sedang dan 4 orang dari kelas sosial rendah, adapun teknik pengambilan sampel accidental sampling. 5.1. Kesirnpulan Kesimpulan yang diperoleh dari analisis data seperti berikut : tidak ada perbedaan gaya hidup materialsm antara kelas sosial tinggi, kelas sosial sedang dan kelas sosiai rendah. Karena z 2 2 hitung lebih kecil dari pada nilai z label. Maka hipotesa nol yang berbunyi tidak ada hubungan antara keias 92 sosial dengan gaya hidup materialisme, diterima. Sedangkan hipotesa alternatif yang berbunyi ada hubungan antara kelas sosial dengan gaya hidup materialisme, ditolak. Jumlah remaja dari kelas sosial tinggi yang materialisme sejumlah 9 orang dan yang tidak bergaya hidup materialisme sejumiah 1 orang, sedangkan remaja dari kelas sosial sedang yang bergaya hidup materialisme sebanyak 16 orang dan yang tidak bergaya hidup materialisme 5 orang. Dan remaja dari kelas sosial rendah yang bergaya hidup materialisme sejumlah 4 orang, dan tidak terdapat responden yang bergaya hidup tidak materialisme. 5.2. Diskusi Penelitian ini sejalan dengan beberapa hasil penelitian sebelumnya, yakni hasil penelitian Helga Dittmar (1992) bahwa barang-barang yang dijua! sebenarnya memiliki peran psikologis yang lebih kuat dalam kehidupan masyarakat, sebab dapat berfungsi sebagai simbol yang menggambarkan atau menjadikan seseorang seperti apa yang mereka inginkan. RochbergHalton ( 1981) membuktikan bahwa benda material berguna sebagai simbo! yang dapat menunjukan siapa kita, apa yang kita miliki, dan ingin menjadi seperti apa kita, kepemilikan materi juga berguna sebagai simbol dalam proses pengembangan diri, dan untuk dijadikan identitas pribadi yang unik. 93 ;;, Erich Fromm (1978), menemukan bahwa dalam kebudayaan yang mengagungkan kepemilikan atau materi, set1ap individu yang ada di dalamnya akan menjadi orang yang terpandang, sedangkan individu yang tidak memiliki materi, maka ia bukan siapa-siapa atau tidak dihormati apalagi punya kedudukan dalam masyarakatnya. Sedangkan berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti menemukan beberapa hal yang dapat dikatakan sebagai faktor pembentuk mengapa remaja baik dari kelas sosial tinggi, sedang dan rendah bergaya hidup materialis adalah sebagai berikut : Pertama adalah kesadaran kelas sosial dan peranan status. Pada dasarnya setiap orang menyadari adanya perbedaan kelas sosial dengan segala peranan, nilai dan stereotype-nya dalam masyarakat, dan ketika ini disadari oleh individu-individu dari masing-masing ke/as sosial tentang keberadaanya di dalam suatu /apisan sosia/ tertentu, maka individu tersebut berperan sesuai status sosialnya. Dan disinilah kesadaran ke/as sosial pada masyarakat dari kelas atas memotivasinya untuk mempertahankan statusnya dengan menjalankan status perannya dan juga berusaha memiliki segala sesuatu yang dinilai tinggi dan dapat membuat mereka bertahan dalam status sosialnya tersebut. Meski pada masyarakat kelas sosial atas, materi bukan suatu ha/ yang bernilai tinggi dan sangat berharga, karena sebagian besar dari mereka telah 94 cukup memahami bahwa dengan atau tanpa materipun mereka tetap menduduki tingkatan teratas dalam hirarki kelas sosial masyarakat. Jadi, bagi masyarakat dari kelas sosial atas memiliki benda-benda material bukanlah sesuatu yang sangat berarti, akan tetapi lebih dikarenakan belanja dan memiliki benda material merupakan suatu rutinitas atau sesuatu yang dapat dikatakan sebagai sebuah kewajaran dan memang bagian dari gaya hidup mereka. (Engle, Blackwell, & Miniard, 1995) Sedangkan kesadaran kelas sosial bagi masyarakat kelas menengah terlebih kelas rendah cenderung berfungsi sebagai motivator mereka untuk berusaha menaikkan atau meraih kelas sosial yang lebih tinggi dengan tidak hanya menjalankan peran statusnya tapi juga berusaha menjalankan peran status kelas sosial diatasnya, hal ini dilakukan lebih dikarenakan keyakinan mereka dengan menjalankan pola perilaku bahkan pola hidup dan memiliki sesuatu yang dinilai penting dan telah menjadi stereotype kelas sosial alas dapat membawanya pada status yang diharapkan. Memiliki benda material bagi kelas sosial menengah dan rendah merupakan hal yang sangat penting, dapatlah dipahami bahwa kegiatan belanja ataupun kepemilikan benda-benda material merupakan cara yang sangat efektif dalam rangka meningkatkan kelas sosial mereka, kerena bagi bagi mereka benda material merupakan suatu yang sangat bernilai, dan merupakan 95 kewajiban bagi mereka memilikinya. Ketika mereka menilai materi sebagai sesuatu yang sangat penting, maka hal tersebutlah yang menjadi tujuan, sumber kebahagiaan dan orientasi terbesar dalam kehidupan mereka, mereka meyakini bahwa materi yang berlimpah dapat menjadi sumber kebahagiaan, kesuksesan, dan juga dapat meningkatkan kelas sosial mereka. Maka dengan demikian baik kelas sosial menengah terlebih kelas sosial rendah cenderung lebih materialisme. (J.P. Peter & Jery Olson, 2000). Kedua adalah Konsumerisme. Berdasarkan hasil penelitian ini disinyalir adanya faktor konsumerisme, yakni bahwa sebenarnya pemicu timbulnya materialisme dalam.diri seseorang bukan dipengaruhi oleh latar belakang kelas sosial yang berbeda, akan tetapi adanya sifat konsumerisme yang telah melekat dalam diri masyarakat pada umumnya. Selain pengaruh lingkungan masyarakat dan kelompok rujukan, iklan dapat dikatakan sebagai imbas dari perkembangan media yang cukup pesat dan canggih, yang tidak kalah besar pengaruhnya terhadap konsumerisme bagi setiap orang. Misalnya saja iklan diberbagai media dengan berbagai ragam yang sangat variatif dengan menggunakan teknik, tokoh terkenal sebagai model iklan dan sengaja menonjolkan kekurangan dari kebanyakan orang, yang tanpa disadari hal tersebut membuat masyarakat terutama remaja yang melihat kemudian menjadi sadar akan kekurangan tersebut dan berusaha untuk 96 menghilangkannya dengan cara membeli dan berharap menjadi seseorang yang digambarkan dalam iklan tersebut. Terlebih remaja pada umumnya dimasa krisis kepercayaan diri dan besarnya keinginan mereka untuk tampak dan tampil sempurna dan dipandang baik oleh orang lain. Pengaruh ikian ditambah pendapat serta pengaruh dari pola interaksinya dengan teman sebaya menjadikan konsumerisme seakan telah terpatri dalam diri dan keseharian mereka. Hal ini yang kemudian lambat laun tanpa disadari mengiringi mereka untuk menjadi materialisme. Masyarakat diduga memang telah memiliki sifat konsumtif , dan kegemarannya akan berbelanja dan memiliki benda-benda materiallah yang membuat mereka menjadi materialis, dan konsumerisme ini memang tidak memandang strata, apakah orang tersebut berasal dari kelas sosial tinggi ataupun dari kelas sosial menengah juga dari kelas sosial rendah. Kegemaran seseorang akan belanja pada kelas sosial atas bukanlah sesuatu yang tampak ganjil, akan tetapi hal tersebut merupakan bagian dari gaya hidupnya bukan dikarenakan kekurang mampuan mereka dalam memilah antara kebutuhan dan keinginan yang harus mereka penuhi. Sedangkan kegemaran belanja atau sifat konsumtif pada masyarakat dari kelas sosial sedang merupakan hal yang dapat dikatakan sebagai kegiatan -- -'-'"'»"'"' "~'° -,-; 97 atau aktivitas yang memiliki maksud tertentu, yakni menaikkan kelas sosial mereka, karena benda material dinilai sebagai ha! terpenting dan memberi banyak dampak positif dalam kehidupan mereka. Konsumtif pada kelas sosial sedangpun dapat disebabkan oleh kekurangmampuan mereka dalam memprioritaskan kebutuhan dan keinginan yang harus mereka penuhi. Hingga akhirnya mereka cenderung sangat konsumtif dan tanpa disadari ha! ini yang menggiring mereka menjadi seseorang materialistis. Dan sifat konsumtif yang melekat pada kelas sosial rendah adalah dikarenakan masyarakat dari kelas sosial rendah adalah lebih dikarenakan masyarakat dari kelas sosial tersebut menganggap bahwa bukan saja sebagai alat yang dapat menaikan gengsi atau kelas sosial mereka, tetapi juga dikarenakan mereka menganggap materi sebagai motivator terbesar akan tercapainya kesuksesan. Dan sifat konsumtif yang dimiliki kelas sosial rendah dikarenakan pengaruh lingkungan luar, seperti pengaruh iklan diberbagai media, dan juga dikarenakan mereka sering sekali.membeli atau belanja impulsive saat memiliki uang dan hal tersebut merupakan kesenangan sesaat yang tidak akan mereka lewati untuk menikmatinya saat memiliki uang dalam jumlah yang cukup besar bagi mereka, oleh karena itu mereka memamg tidak punya kemampuan untuk dapat memprioritaskan kebutuhan atau keinginan apa yang semestinya mereka dahulukan untuk dipenuhi. 98 5.3. Saran Kiranya baik untuk mempertimbangkan diadakannya lagi peneliiian tentang perbedaan gaya hidup materialis antara kelas sosial tinggi, kelas sosial sedang dan kelas sosial rendah. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan antara Jain : Sebaiknya pengambilan sampel dilakukan dengan jumlah yang lebih besar, sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasikan. Sebaiknya metode pengambilan data tidak hanya menggunakan skala tetapi juga dengan wawancara, dan sebaiknya penelitian tidak hanya menggunakan pendekatan kuantitatif tapi juga pendekatan kualitatif, agar memperoleh yang lebih banyak Jagi dan memperoleh hasil penelitian yang lebih baik. Sebaiknya peneliti juga memperhatikan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi penelitian, hingga memperoleh hasil penelitian yang lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu (1999), Psiko/ogi Sosial. Jakarta : PT. Rineka Cipta Arikunto, Suharsimi (1996), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : PT. Rineka Cipta Azv,;2;r Saifuddin (1986) Tabet Statistika untuk Psikologi dan Pendidikan, Yogyakarta: Psikologi Surabaya Azwar', Saifuddin (2003), Penyusunan Skala Psikologi, Yogyakarta : Pustaka Pelajar Brotoharsojo (1993), Hubungan Antara Gaya Hidup, Konsep Diri, Citm Suatu Produk Dan Sistem Nilai Dengan /ntensi Konsumen ':Vanita Untuk Membeli. Desertasi Fakultas Psikologi UI Dittmac, Helga (1992), The Social Psyci10/ogy Of Material Possession. New York St. Martin's Press Enger,, James F. Blackwell, Roger D. & fV1i!1iard, Paul W (1993), Consumer Behavior Fifth Edition, New York : Dryden Press Engle, Jame;, F. Blackwell, Roger D. & Miniard, Paul W (1994), Perila/w l<onsumen Edisi Keenam, Jakarta : Binarupa Aksara Engle, Jarnes F. Blackwell, Roger IJ. & Miniard, Paul W (1995), Consumer Behavior Eigth Edition, New York : Dryden Press Hall, Calvin S & Lindzey, Gardner (1993), Teori-teori Psikodinamik (K!inis), Yogyakarta : Kanisius. Hurlock, Elizabeth B (1980), Psiko!ogi Perl\embangan Suatu Pendekatan Sepanjang Renlang Kehidupan, Jakarta : Erlangga Kerlinger, Fred N. (2002), Asas-asas Pene/itfan Behavioral, Yogyakarta: UGM Press Loudon, David & Bitta, Albert J. Della (1988), Consumer Behavior Concept and Applications, Third Edition. New York McGraw Hill Loudon, David & Bitta, Albert J. Della (1993), Consumer Behavior Concept a.id Applications, Fourth Edition. New Yock McGraw Hill Lubawski. James L (1997), Consumer Behavior Theon; and in Action. Canada : John Wiley & Sons Mowe.n, John C. (1995), Consumer Be:iavior Fourth Edition, New York: Prentice- Hall Mochtar, Muhammad (1999), Pengantar Metodo!ogi Penelitian Ji/id JI Jakarta : l11stitL.:t l!mu Pemerintahan Press Peter, Pa:JI J.& Olson, Jerry C. (2000), Consumer Behavior, Perilaku Konsumen Dan Strategi Pemasaran Edisi Keempat, Jakarta : Erlang'.)a Peter, Pau! J & Olson, Jerry (2000), Consumer Behavior and Marketing Strategy Sixth Edition, New York : The McGraw-Hill Companies Prasadjasingsih, M. C Oetami (1998), Pengaruh Gaya Hidup, Nilai, Kepribadian, Sikap Terhadap Pili/Jan Perilaku Berhutang: Sebuah Kajian Lapangan, Desertasi Fakultas Psikologi UI. Sarwono, Sarlito Wirawan (2001 ), Psikologi Remaja, Jakarta : PT. Raja Grafi11do Per:o<>da Smelser, Neil J (1973), Sociology an Introduction, Second Edition. Canada : John Wiley & Sons Schiffman, Leon G & Kanuk, Leslie Lazar (1994 ). Consumer Behavior Fifth Edition, f\Jew York : Prentice-Hall Siegel, S1d11ey (1985), Statistik3 Non Parametrik untuk l/mu-ilmu Sosial, Jakatra : PT. Gramedia Soekanto, Soerjono (2000), Sosio/ogi Suatu Pengantar, '.Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada Majalah Pl (2003), "Ponse/ Anda Cermin Anda". Jakarta : Mobille Comunity Magazine. Me11tari Club. Edisi Juli Internet Kleine & Kernan (1987)." Towrad An eristimology Of Consumption Symbolism: Some Preliminary Considerations. Diambil dari /ol l1llj,> //>,~l,_Vy,t,!j</!!J!gyr; .\;<)111(! Q_'i9_<,llC]![c:l)h1_i;1h1cr/ I Q_i)QJl!!lll- {longgDI 28 Januari 2003) Kleine, Kleine, and Kernan (1989)." These Are Few Of My Favourite Things" Toward.An Explanation Of Attachment As A Consumer . Behavior Construck. Diambil dari httQ://www.gentleye.com/reserch/cb/acr/acr1987. html. ( tanggal 28 january 20031 Dittmar, Helga (1990)." Makna Simbolik Benda Material Sebagai Motivator Perilaku Membeli". Diambil dari http://www.qentleye.com/ research/cb/acr/acr/1990.html (tanggal 28 Januari 2003) Gooby, Peter Taylor (1991)." Marketsand mctives: Trust and Egoism in welfare Markets.Diambil dari http:/1www.ukc.2c.u!</ESRC/dittrep.htm (tanggal 22 Januari 2003) Economic and Consumer Psychology Option 3rd Year Spring 2002. Diambil d<: rihttp://www. sussex. ac. u k/U nds/scopy/CourseWeb/EconandC onsumer/COURSEDOCS/econandcon%2002.doc. (tanggal 28 Januari 2003) PENGANTAR Adik-adik yang saya hormati, Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Saya, Suryani, mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negri (UIN) Jakarta. Saal ini saat ini saya sedang menyusun skripsi dan meneliti tentang Gaya hidup remaja Jakarta. Saya mohon kesediaan pada adik-adik untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Bagi yang bersedia, kami harapkan menuliskan pernyataan kesediaan pada bagian bawah lembaran ini. Mohan rekan-rekan membaca terlebih dahulu petunjuk pengisian. Sebagai penelitian ilmiah, mutu hasil angket ini sangat tergantung pada mutu data yang masuk dari anda. Karena itu, semakin jujur jawaban yang anda berikan, semakin baik pula mutu data yang saya peroleh. Sebagai peneliti, merupakan bagian dari etika penelitian bahwa saya harus menjaga kerahasiaan jawaban and a. Setelah anda selesai mengisi angket ini, mohon periksa sekali lagi jangan sampai ada yang terlewat. Atas kesediaan dan bantuan anda, saya ucapkan terima kasih. Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh Jakarta, desember 2003-12-18 Peneliti, Suryani 9919016132 PERNYATAAN KESEDIAAN Yang bertanda tangan di bawah ini, NAMA LENGKAP JENIS KELAMIN SEKOLAH I KELAS LIP : ALAMAT Menyatakan bahwa 1.Saya bersedia menjadi responden penelitian yang di lakukan oleh saudari Suryani. 2. Data saya dijamin kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Jakarta, ....................... 2003 Tanda Tangan BAGIAN 1 Petunjuk Pengisian Bagi pertanyaan yang mengandung pilihan jawaban, tandailah pilihan jawaban anda dengan memberi tanda silang (x) pada huruf pilihan yang tersedia. Sedangkan bagi pertanyaan yang meminta uraian jawaban. Tuliskan jawaban anda pada tempat yang tersedia. 1. Tempat tgl.lahir 2. Alamat ayah Alamat 1bu 3. Pekerjaan I jabatan Ayah Pekerjaan I jabatan lbu 4. Pekerjaan sampingan Ayah : Pekerjaan sampingan lbu 5. Pendidikan akhir Ayah Pendidikan akhir lbu 6.Selain sekolah, apakah anda bekerja ? a. Ya, sebutkan pekerjaan anda ....... . b. Tidak, lanjut ke no.8 7. Apa alasan anda bekerja .............. . 8. Apakah anda mengendarai kendaraan pribadi ke (pergi-pulang) sekolah ? a. Tidak, lanjut ke no.9 b. Ya, kendaraan yang digunakan beserta mereknya ........................... . 9. Dengan apa anda pergi dan pulang sekolah : a. Bis I Angkot. d. Pergi diantar orang tua, pulang dengan .. b. Di antar sopir dengan mobil. e. La_innya, sebutkan ................. . 10. Apakah orang tua anda memberikan uang saku: a. Ya b. Tidak 11.Uang saku anda diberikan orang tua dalam kurung waktu: a. Perhari c. Perbulan b. Perminggu d. Lainnya, sebutkan .. 12. Berapakah jumlah uang saku yang diberikan orang tua anda setiap waktunya : a. Rp. 10.000,- s/d 200.000,- b. Rp. 200.000,- s/d -500.000,e. Lainnya, sebutkan ..... . c. Rp. 500.000,- s/d 1000.000,d. Rp. 1000.000,~ s/d 5000.000,- 13. Apakah uang yang diberikan orang tua anda hanya untuk keperluan sekolah ? a. Ya, Lanjut ke no.12 b. Tidak. 14. Untuk keperluan apa saja uang saku yang diberikan orang tua anda: a. Bayar uang kursus. e. Kencan b. Nabung f. Dugem c. Memeli pakaian g. Memperbaiki kendaraan pribadi d. Nanton di Bioskop h. Lainnya, sebutkan ....................... . 15. Apakah anda diberikan uang khusus untuk keperluan lain,selain keperluan sekolah ? a. Ya, b. Tidak, lanjut ke no.15 16. Untuk keperluan apa orang tua anda memberikan uang khusus tersebut? a. Bayar uang kursus. e. Kencan b. Nabung f. Dugem c. Memeli pakaian g. Memperbaiki kendaraan pribadi d. Nanton di Bioskop h. Lainnya, sebutkan .......................... . 17. Apakah anda diberikan uang tambahan saat uang saku yang diberikan orang tua anda habis sebelum waktunya ? a. Ya, b. Tidak, lanjut ke no.17 18. Berapakah jumlah uang tambahan yang diberikan orang tua anda sebagai tambahan ? a. Sejumlah uang saku yang biasa diberikan. b. Sejumlah kebutuhan saat itu saja. c. Lainnya, sebutkan... ... ... . ........... . 19. Apa yang anda lakukan ketika uang saku anda habis, sedangkan anda memiliki keperluan lain? a. Menarik uang tabungan di Bank. C. Menarik dari ATM b. Mengambil uang simpanan I celengan d. Menggunakan credit card e. Lainnya, sebutkan ... 20. Apakah anda mempunyai daftar pengeluaran yang akan anda lakukan ? a. Ya, alasannya .... b. Tidak. 21. Berapa jumlah total uang yang anda keluarkan habiskan setiap bulannya (rata-rata perbulan), sebutkan ........................................ . 22. Barang-barang apakah yang paling banyak anda miliki : a. Pakaian d. Tas b. Sepatu e. Buku-buku, majalah, komik dan bahan bacaan lainnya c. Kase! /CDNCD/DVD dll. f. Lainnya, sebutkan. 23. Apakah anda menyediakan budget (dana) khusus untuk membelinya? a. Ya, sebutkan nominalnya ..... . b. Tidak. 24. Buatlah ranking hal yang anda minati dengan mencantumkan angka 1- 6(1 paling diminati 6paling tidak diminati ) : ...... a. Organisasi .... d. Elaktronik ...... b. Seni dan budaya .... e. llmu pengetahuan ....... c. Otomotif ...... f. Fashion 25. Kegiatan ekstra kulikuler apa saja yang anda ikuti dan sudah berapa lama anda ikuti baik yang masih aktif ataupun tidak : ........ sejak kelas .. ... (aktif I tidak aktif ) .. ........ sejak keias ........... (aktif I tidak aktif) ....... sejak kelas (aktif I tidak aktif) ......... sejak kelas. ...... (aktif I tidak aktif) ..... sejak kelas ............ (aktif I tidak aktif) 26. Apakah anda memiliki prestasi di sekolah ? a. Tidak. b. Ya, sebutkan ........ . 27. Apa arti dan seberapa penting prestasi bagi anda ..... 28. Kegiatan di luar sekolah : a. Kursus bahasa, sebutkan nama lembaganya .. b. Kursus keterampilan, sebutkan ....................................................... . c. Bimbel, sebutkan nama lembaganya .............................. . d. Privat, sebutkan .. e. Lainnya, sebutkan .... 29. Apakah anda memiliki prestasi di luar sekolah? a. Tidak. b. Ya, sebutkan .. 30. Sebutkan Hobby yang anda tekuni .................. . 31. Apakah anda memiliki kegiatan rutin sehubungan dengan hobby anda tersebut ? a. Ya, sebutkan kegiatannya.. b. Tidak. . .................................... . 32. Apa yang biasanya anda lakukan di waktu senggang ? a. Ke Mall/ Plaza, sebutkan .................................................................. . b. Nanton TV, sebutkan acaranya ........................................................... . c. Baca, sebutkan ...................................................................... .. d. Lainnya, sebutkan .................................................................... . 33. Apa yang paling sering anda lakukan saat ke Mall / pusat perbelanjaan lainnya ? a. Belanja, meski sekedar membeli sesuatu yang tidak begitu panting. b. Makan, tern pat makan favorit anda ........................................... . c. Cu ma jalan-jalan saja. d. Lainnya, sebutkan ............................................ .. 34. Seberapa sering anda ke Mall/ pusat-pusat perbelanjaan ? a. Sebulan sekali. C. Jarang sekali, saat punya uang saja. b. Hampir setiap hari. d. Lainnya, sebutkan ...................................... . 35. Apa cita-cita/keinginan anda dimasa mendatang ........................ .. BAGIAN2 Petunjuk Pengisian : Di bawah ini terdapat beberapa pernyataan. Anda diminta memberi tanda silang (X) pada pernyataan yang paling sesuai dengan keadaan atau kegiatan anda sehari-hari. Anda hanya diminta memilih satu dari tiga pilihan jawaban. Periksa kembali jawaban anda, jangan sampai ada yang terlewat. Selamat Mengerjakan.!!!! 1.a. Saya hampir tidak pernah melakukan pertimbangan khusus setiap ingin menggunakan uang saya. b. Terkadang saya melakukan pertimbangan-pertimbangan sebelum menggunakan uang saya. c. Saya selalu benar-benar melakukan pertimbangan sebelum menggunakan uang saya. 2.a. Uang yang saya miliki perhari cukup untuk keperluan sekolah, belanja dan tabungan. b. Uang yang saya miliki perhari hanya cukup untuk keperluan sekolah dan sedikit untuk ditabung. c. Uang yang saya miliki perhari hanya cukup untuk keperluan sekolah saja. 3.a.Saya memilih sekolah yang reputasi belajar mengajarnya setaraf pendidikan luar negri. b. Saya memilih sekolah yang memenuhi standar pendidikan (belajar mengajar) yang baik. c. Saya tidak memiliki kriteria khusus dalam memilih sekolah. 4. a. Sarana belajar mengajar yang lengkap termasuk prioritas saya dalam memilih sekolah. b. Sarana belajar mengajar yang lengkap tidak termasuk prioritas saya dalam memilih sekolah. c. Sarana belajar mengajar yang lengkap sama sekali bukan prioritas saya dalam memilih sekolah. 5.a. Menjadi pengurus OSIS bukan sesuatu yang membanggakan saya. b. Saya akan senang sekali manakala saya terpilih menjadi pengurus OSIS. c. Menjadi pengurus OSIS merupakan prestasi yang membenggakan saya. 6.a. Saya merasa biasa saja saat terpilih untuk mewaliki sekolah dalam perlombaan antar sekolah. b. Saya senang manakala saya terpilih untuk mewakili sekolah dalam perlombaan antar sekolah. c. Saya merasa bangga sekali manakala terpilih mewakili sekolah dalam perlombaan antar sekolah. 7.a. Saya tidak begitu peduli terhadap penilaian orang tentang keadaan rumah saya. b. Penilaian orang lain terhadap keadaan rumah saya sangatlah berarti bagi saya. c. Saya mudah tersinggung terhadap penilaian orang tentang keadaan rumah saya. 8.a. Saya cukup senang manakala orang memuji keindahan rumah saya. b. Pujian orang terhadap rumah saya sangat membanggakan bagi saya. c. Saya ragu terhadap pujian yang diberikan orang lain akan keadaan rumah saya. 9. a. Memiliki benda-benda yang tergolong kebutuhan tertier bukan hal yang patut saya banggakan. b. Saya senang sekali manakala saya dapat memiliki benda-benda yang tergolong kebutuhan tertier. c. Memiliki benda-benda yang tergolong kebutuhan tertier bagi saya hanya mimpi. 1O.a. Saya lebih sering membelanjakan uang saya untuk hal-hal yang berkaitan dengan hobby saya. b. Saya lebih sering menabungkan uang saya. c. Saya lebih sering memberikan uang saya untuk membentu orang tua. 11. a. Saya sering membeli barang-barang yang semula tidak saya rencanakan membelinya. b. Kadang saya juga tergoda untuk membeli apa yang tidak saya rencanakan membelinya. c. Saya hanya membeli barang-barang yang sudah saya rencanakan. 12.a. Berapapun besarnya uang yang saya miliki sering sekali habis dalam hitungan hari bahkan jam. b. Berapapun jumlah uang saya kadang saya belanjakan dan sisanya baru di tabung. c. Berapapun jumlah uang saya lebih sering saya ta bung dan sisanya baru belanja. 13.a. Saya tidak begitu perlu khawatir manakala saya melanggar hukum. b. Saya takut sekali manakala saya melanggar hukum meski tidak sengaja. c. lmbas dari melangar hukum cukup menakutkan buat saya. 14.a. Saya suka sekali mencari kegiatan-kegiatan baru agar tidak bosan. b. Kegiatan baru bagi saya sangat cocok bila dilakukan pada saat tertentu saja. c. Saya lebih nyukai keteraturan terutama dalam rutinitas sehari-hari. 15.a. Saya lebih suka mengisi waktu senggang di luar rumah. b. Kadang saya habiskan waktu senggang saya di rumah, kadang di luar rumah. c. Saya lebih suka mengisi waktu senggang saya di rumah saja. 16.a. Saya sering tergoda untuk membeli sesuatu meski niatnya hanya nongkrong di mall. b. Sebisa mungkin saya tidak membeli jika memang niat saya ke mall hanya untuk nongkrong saja. c. Asalkan uang saya cukup saya akan membeli sesuatu. meski niat saya ke mall hanya nongkrong. 17.a. Tanpa banyak pertimtiangan saya akan membeli barang yang sedang saya inginkan meski mahal. b. Meski saya sangat meinginkan suatu barang, tidak saya beli jika saya fikir tidak begitu penting. c. Jika harganya mahal saya tidak akan membeli suatu barang meskipun saya sedang butuh. 18.a. Saya tetap percaya diri meski tidak memiliki sesuatu yang sedang trend. b. Saya merasa kurang percaya diri manakala saya tidak memiliki sesuatu yang sedang trend. c. Saya memang kurang percaya diri meski saya memiliki atau tidak memiliki sesuatu yang sedang trend. 19.a. Saya punya gaya berpakaian sendiri meski mode yang sedang trend berbeda. b. Saya akan menganti gaya berpakaian saya sesuai dengan model yang sedang trend. c. Saya tidak selalu mengikuti cara berpakaian yang sedang trend khawatir tidak cocok dengan saya. 20.a. Sa ya hanya belanja saat saya mau bukan saat saya sedang punya uang saja. b. Kadang-kadang saya membelanjakan uang saya sampai habis saat punya uang. c. Saal saya 1)unya uang saya pasti tidak akan melewatkan kesempatan belanja sesuka saya. 21.a. Saya tidak perlu menyesal manakala uang saya habis nanya untuk belanja pakaian. b. Kadang saya baru menyesal saat uang saya habis hanya untuk belanja pakaian. c. Biasanya saya akan sangat menyesal saat uang habis untuk beli ~. o;ebi~ 0 Saya jarang sekali membantu pekerjaan rumah orang tua saya. b. Saya suka membantu pekerjaan rumah orang tua saya. c. Lebih dari setengah pekerjaan rumah orang tua saya, saya yang ke~akan. BAGIAN 3 Dibawah ini terdapat beberapa pernyataan. Anda diminta untuk mengisi kolom yang tersedia, tugas anda hanya memilih jawaban Ya I Tidak dengan memberi tanda (X) pada jawaban yang paling sesuai dengan keadaan atau perasaan anda yang sebenarnya. Selamat Mengerjakan !! Ya 1. Saya sering mengidamkan untuk memiliki harta benda yang berlimpah. i 2. Harta benda yang berlimpah tidak akan membawa kebahagiaan bagi · saya. 3.. Saya akan menyumbangkan pakaian-pakaian yang sudah jarang saya pakai 4. Saya tidak pernah mengidam-idamkan memiliki harta benda yang berlimpah. 5. Saya pasti bahagia bila saya memiliki harta benda berlimpah/kaya ray a 6. Saya mengizinkan, bila ada orang yang suka mengotak-atik barangbarang milik saya. 7. Saya akan meminta kepada orang yang merusak/menghilangkan barang saya untuk menggantinya. 8. Saya tidak akan meminta ganti kepada orang yang telah merusak/menghilangkan barang-barang saya. 9. Hampir setiap bertemu pengemis saya senang memberikan uang kepada mereka 10. Saya baru akan merasa tujuan hid up saya tercapai saat saya telah mapan dalam hal materi.. 11. Saya merasa kesal pada teman yang sibuk menceritakan barangbarang mewah miliknya. 12. Saya tidak merasa kesal sedikitpun pada teman yang sering sibuk menceritakan barang-barang mewah miliknya. 13. Saya hanya sesekali saja memberikan uang kepada setiap pengemis yang ada. 14 Saya merasa senang sekali bila saya lebih dulu memiliki sesuatu yang sedang di idamkan para remaja seusia saya. 15. Saya tetap menyimpan pakaian yang sud ah hampir tidak pernah Tdk saya pakai lagi. 16 .. Saya tidak mengizinkan orang lain mengotak-atik barang-barang milik saya. 17. Saya tidak akan merasa senang bila saya memiliki sesuatu yang sedang di idamkan remaja, sementara teman saya belum punya 18. Saya akan merasa tujuan hid up saya tercapai saat saya dapat hid up dengan materi yang seadanya saja. 19. Saya yakin dengan memiliki uang yang banyak saya akan lebih mudah meraih masa depan. 20. Saya yakin masa depan saya tetap akan mudah diraih meski dsaya tidak memiliki uang sedikitpun. 21. Saya membayangkan sama saja kebahagiaan orang yang kaya dan yang miskin. 22. Saya tidak yakin dengan memiliki sesuatu yang saya inginkan dapat membahagiakan saya. 23. Saya sering membayangkan alangkah bahagianya saya jika saya menjadi orang kaya raya. 24. Saya pasti akan membeli sesuatu yang saya inginkan dapat memberi kebahagiaan buat saya. 3 2 3 23 3332 32211321 222333333 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 12232 33 331231332 2 2 2 1 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 1 2 3 2 2 2 3 3 3 2 3 1 3 1 1 3 2 2 23323 32 3 1222 2 1 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 1 2 22322 123233 222232222212 131232 2 2 2 2 322223332 31 2 23233221122222232 2 2 2 1 33 233333132 322 322132121 32 2 3 3 3 3 3332323332 3132 323333 222 33 2 3 3 3 2 1332133333321213 122 1211112232132 2 3 2333323 3323212223323122221122322 1112 33323 12 213 2 232 1212112111112 33 2 333233323332 2 233 3333232332233 33323333222 2232 232332233232 22232 1 221333222 32232 22233231221 2231 222133223 333 32 3123 2312 32221323 23 23222 233232312233 321 2212221 33323333 21 32 2212323323321222222311 11 23333 3123213222212112222122222111 333213121313331 2 22232312 2 222 212 333223322323 21 2 332232232 2 2 331 3 3 1 3 3 3 3 2 2 3 2 1 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 1 3 2 3 33221232233333 2 12 333132 2 33 23 1 3 2 2 1 2 3 2 3 3 3 3 3 1 1 3 2 3 3 3 2 3 3 1 2 3 3 1 2 3 3 2 3 33323333222 223233323322332 2 1 3 3 3 2 2 2 3332133 231133222 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 1 3331 32 2 3 1 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 1 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3322223 3 2 3 2 3 3 2 33212133232 3 2 2 3 3 3 3 1 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1 3 2 3 3 3 1 333223222323332322221321332122 23 3 3331 33323333223223323323332 33 3 33 32121322322 3213222123323232 23 232 3 23123 2332 12232122 3313222 23 322 1 22 12333322333333 3322233223133222232 33 32333322133333 3322232332222 32233 33 2233322223223233223123322 2122322 2 3 3 2 1 3 3 3 2 2 2 3 1 2 2 1 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 1 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 332132 32223223322 2222233 3 3 2 1 3 2 3 2 2 33232 33222223 1 223 3333 3 3 2 21221222333 122223222222222333 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 322322321 2 312 1 332 132121 332232 3233323132 23 213 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 133232 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 1 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 23 22222 22222 3 2 2 3 3 3 2 2 1 2 3 1 1 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 32232333 1 1 3222233223 21231 33 23322 22221131 2 2 33 1233 3112123 3 3 1 2 3 2 1 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 33222 3 332 312 2223322333 222 333 33223333 32 3333 1 2 2 2 3 3 2 2 1 3 1 2 2 2 3 2 3 3 1 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 2 1 2 3 2 33 1232 2323331 12 2 333 333 3133 3 2 3 222 22 21 32 2222 333 1233 233 22 33132 3 21223333 333 1331332313233 2323332332 22 2223 232 2133332323232 2322323 32 23 32332 33121332333333233 3 223 3332123 32332 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 331 3 33331 3 333323233233222122333 3 3 1 1 2 3 2 2 2 1 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 1 3 2 2 2 21 11233312 1 3 2 2 2 212233133 3 2 2 23223211112 3 2 33333331 3 3 2 23231 133 1 2 3 3122321333 2 2 3 2 2 21 3323323 3 3 2 2 121132233 332332 2 1 3 2 3 3 3 3 2 2 1 3 1 3 3 322323 2 1 2 2 2132123 2 2 2 2 32112313 1 2 2 2 2 233 321 3 2 1 3 2 3 2 1 1 2 2 1 2 21223 33 3 2 2 2 2212333 2 1 3 233 333 3 2 3 2 2 2 1 2 3 2 3 3 1 3 2 3 2 2 2 3 1 3 3 3 3 3 2 2 2 21221233333 1 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 1 2 2 21313231 2 1 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3113312323 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 1 2 2 323323 1232 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 1 3 2 2 2 2 3 1 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 1 3 2 2 3 3 2 2 1 2 2 3 2 2 1 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 1 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 1 3 3 1 2 3 2 2 323331 3 2 323333 3 3 22123333 2 312 22323333 2 322 22233322213333 21323313123322 3 3 2 3 3 3 3 3 ·1 2 3 3 3 3 1 3 2 2 1 2132123 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 1 3 3 2 3 2 3 3 3 3 1 2 2 1 2 3 2 3 3 3 3 3 1 1 2 2 1 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 1 2 2 3 3 3 2 1 3 1 3 2 1123133311322231 3 3 3 3 3 1 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 223233 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 1 3 2 3 1 3 1 3 2 3 3 3 3 2 3 2 1 2 1 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3232 3 3 1 2 2 3 3 2 2 23332333 321 131 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 2 3 1 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 I 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 ) 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 I 1 0 0 0 1 OOO0 0 O1 1 OO1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 I 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 ) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 )10001110000110011110101111110010100010111 ) 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 ) 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 ) 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 ) 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 ) 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 111111110011010011110011001100000010011011 110111111100111111110101111111111111011111 110000110000110011110100111100011111111110 I 1 0 OOOOOO0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 O I 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 I 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 ) 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 I 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 O0 1 1 1 0 0 0 O1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 I 1 0 0 0 1 1 1 O1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1100110011111111111100000001001111010 1010 )00011000000111111110000110011111111111000 I 0011101101111111111000010110000111011011 O 11110100101111111111000101110000001101111 0 11010000010011001111111111110111100001111 0 ) 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 I 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 I 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 11100110000110000110000001110001111010111 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 11000110100011100110011111100010011011111 I 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 00001111111111111110000001100011110110101 11100110000111100110011111110011010000001 10000001100111111110000111000001110010111 10001110011111111110000111100001010011111 I0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 I0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 10000010000111100110000001110011111011110 I0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 I0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10000000011001111110000001111001111111110 10111100001111111111000011000111110010111 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 10111110010010000110011111000001110011110 10000001001110011111000111100001111011110 I0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 00011001111111111110001000010111100100000 00000111100111111111111111111111111111111 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 ~ 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 I 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0, 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 10011111100001111110000000011111111111111 110011111100111111111111111100111110011111 100011110111110000110001101000000111110110 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0111111111111111 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0011011011001101 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0111111111011111 1111111111111111 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1111111111001111 1111111111111110 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1111010001001111 0111111101010001 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1111001100001111 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0000110011101111 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1111111011101111 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0111111011101011 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0111110010001100 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1111111011001111 0111110011000011 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0111111110001010 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1_ 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1111111111001111 1111111111111111 1100101100011110 Reliability ****** Method 1 (space saver) will be R E L I A 3 3. 4. Vl V2 V3 V4 5. 'JS 1. 2. 6. V6 7. ·v7 8. VS V9 VlO 9. 10 .. ll. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. l 0. 11. '.2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. ), l . L I. I L I T y P. NA L \l.1] V44 V45 V46 A L E 1. 3009 1.1382 1.3026 1.2989 .?.647 .4307 .4963 . 9872 .8929 .9249 5.0595 4.4350 5. 0592 5.0599 1.0626 61.0 6l.O 61.0 61. 0 61.0 61.0 61.0 61. 0 61. 0 6l. 0 61. 0 61. 0 61. 0 61. 0 61. 0 61. 0 61. 0 61. 0 61.0 61. 0 61. 0 61. 0 6l. 0 61. 0 61. 0 6l. 0 61. 0 61. 0 61. 0 61.0 61. 0 .8248 V37 VJ8 V39 V40 v1·1 V42 s c s cases 1.0531 .9989 .9997 'J36 I Std Dev Vl2 Vl3 Vl5 Vl6 Vl7 Vl8 Vl9 V20 V21 V22 V23 V24 V25 V26 V27 V28 V29 V30 V31 V32 V33 V34 VJ5 s Mean Vll Vl4 'f ur;;ed for this aualysis 1. ·1428 1.6414 1.2170 1.2339 1.2359 1.3005 1.8557 1.8881 .3975 .4006 .4327 .7562 1.0535 1.0879 1.2520 1.2844 .6266 .5293 . 6941 .9551 1.3625 1.2950 1.4926 .7091 .6575 1. 4 009 1.1049 1.4620 1.5282 .9247 .8591 1.3015 1.6070 1.9367 3.8092 3.4341 3.5590 3.1849 4.0587 3.9373 3. 93 71 5.5573 6.3056 4.6828 4.8101 4.8097 5.0595 7.1821 7.3070 1.5622 1.5621 1.6869 2.9358 4.0587 4.1832 4.8072 4.9320 2.4362 2.0615 2.6855 3.6843 5.3100 5.0608 5. 8096 2.8119 2.5614 5.4337 4.3102 5.6843 5.9338 3.5590 3.3094 5.0594 61.0 61. 0 61.0 61. 0 61.0 61.0 61.0 61.0 61.0 61. 0 61.0 6l. 0 61. 0 61.0 61. 0 ****** (A L p H A) 47. 48. 49. 50. 51. V47 V48 V49 V50 V51 V52 V53 V54 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. l.3671 1. 3671 5.30·90 5.3090 1.2997 5.0597 l. 43 09 1.4301 1.2998 5.5591 5.5592 4.6849 4.3099 5.0597 vss . 6177 2.5615 V56 .4810 l. 4323 l. 3303 1.4019 1.3630 1.9365 5.5588 5.1850 5.4335 5.3099 1.2025 l.J.069 V57 V5B V59 V60 Statistics for Variance Std Dev 65.4575 63806.9394 252.6004 i·1ean SC.!;.LE 6l. 0 61. 0 61.0 6l. 0 61. 0 6l. 0 6l. 0 61. 0 61. 0 61. 0 61. 0 61. 0 61. 0 61.0 N of Variables 60 Relia?ility Coefficients N ol .1:\lpha C.i::1_·~1 = ! .9978 'J . /) N of Ite111s 60 Reliability **"'-·"** R l. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 3. 10. 1:2. J. 3 . 14,. 15. 16. 17. lS. 19. 70. 21. 22. ~ L Metl1od I -" Vl V2 V3 V4 vs V6 V7 V8 V9 \!lQ \:ll \112 Vl3 'Jl-1 VlS Vl6 'Jl 7 '.Tl8 B I (.up~lCe l L I T y ~·~IVel.-) w:i. l l A N A L y 5.0595 4.4350 5.0592 5.0599 1.0626 1.6870 1.9367 3.8092 3.4341 3.5590 3.1849 61.0 61.0 61.0 61. 0 61. 0 61. 0 61. 0 61.0 . 4963 . 9872 .8929 .9249 .8248 1.0531 .9989 .9997 1.4428 1.6414 1.2170 1.2339 1.2359 l.3005 1.8557 1.8881 .3975 .4006 iJ2 5 . 4 32 7 .7562 2"i. V27 1. OS3 S 28. 2 9. 30. 31. 32. 33. 3 ,; . V2B 1.0879 l.2520 .)';). V34 'v'3 5 VJG 37. 38. 39. 4 0. V37 V38 V39 V40 V41 -~2. V42 43. V43 .;~. V44 15. V45 V46 V47 V48 V49 " .,,Q. i7. 18. 19. A L E 1.3009 1.1382 l . 3026 1.2989 .2647 .4307 v:G 3 r:; s c s Cases 2' 26. V'O oV33 I Std Dev 23. 24'. V30 V3l s Mean Vl9 V20 V21 \l2 2 V23 V24 V29 bl.! u:;...:d Loi: llt.is analysis l.~844 .6266 . 5~ 93 ·. .6941 .9551 l. 3G2 '.J 1.2950 1.4926 .7091 .6575 1.4009 1.1049 1.4620 1.5282 . 9247 . 8591 l '3 015 1.3671 1.3671 1.2997 -1.0587 3.9373 3.9371 5.5573 6.3056 4.6828 4.8101 4.8097 5.0595 7.1821 7.3070 1.5622 1.5621 1.6869 2.9358 ·1. 0587 4.1832 4. 8072 4. 9320 2.436:2 2.0615 2.6855 3.6843 5.3100 5.0608 5.8096 2.8119 2.5614 5.4337 4.3102 5.6843 5.9338 3.5590 3.3094 5.0594 5.3090 5.3090 5.0597 61..0 61. 0 61. 0 61. 0 61.0 61. 0 61.0 61. 0 61.0 61. 0 61.0 61.0 61. 0 61. 0 61. 0 61. 0 61. 0 61. 0 61. 0 61.0 61. 0 61..0 61.0 61. 0 61.0 61. 0 61. 0 61.0 61.0 61. 0 61. 0 61. 0 61. 0 61. 0 61. 0 61.0 61.0 61. 0 61.0 61. 0 61. 0 i.·"J.·'1.·-J.·1,··A; (A L p H A) so. vso 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. V51 V52 V53 V54 ,,,oo .... V56 V57 58. vse 59. 60. V59 V60 5. 5591 5.5592 4. 6849 4.3099 5.0597 2.5615 1.936:> 5.5588 5.1850 5.4335 5.3099 1. 4309 1. 4301 1.2025 1.1069 1.2998 .6477 .4810 1.4323 l.3303 1.4019 1.3630 61. 0 61. 0 61.0 61.0 61.0 61.0 61. 0 61. 0 61. 0 61. 0 61.0 N of :atistics for Mc:an 65.4575 SCJ.l.LE E - - ~ - T T T ~ v Val·ianc-2 53806.939~ .~NALYS!S De~ Variables 252.6004 60 S~d S C A L !:!. (A L P H A) err:.- total Statistics Sc,1le ~)ca le Mean :: Item Variance i : Ite:l1 Sel!.2:ted !J:.=2-e :.:ed ~ Cor1:e:cted Item- To::al Correlation Alpha if Item Deleted 64.1565 61286.1187 .9961 Qi;.. 3192 6·1.1549 61597. 52'/1 . 99·17 6 .1 .1586 61285.5443 61::!86. 32-11 . 996·1 .9957 .19~7 63290. 8540 .9·~!Jl .9980¥,' 65 .0267 6•1 . 9611 64.5646 62981.8913 62855.52"77 61912. 5883 62099.1407 6~.5326 62036.70~4 64.6327 64.4044 64.4586 64.4578 64.0146 63.8160 64.2405 64.2236 64.2215 64.1569 63.6017 63.5693 65.0600 65.0569 65.0248 64.7012 64.4040 64.3695 64.2055 64.1730 62225.6156 61787.7 7 59· 61850.7221 61850.4361 .9710 .9759 .9Sl7 .9909 . 9914 .9888 .9928 .9910 .9912 .9963 .9980 .9948 .9952 .9956 . 9960 .9992 .9993 .9678 .9690 . 9718 .9862 . 9929 .9937 .9956 .9959 . 9979 J . 9979 .. .9977 . 9978' . 9977. .9978" . 9977., .9977 .9977 . 9977"/ 65 64.4'702 51040.08~7 60666.9983 61474.8757 61411. 2862 61410.5507 61286.2493 60232.8617 60171. 2390 63045.2447 63044.38'.l..3 62981.3180 62352. 3696 61787.1434 61 723. 9656 61411. 7058 61349.4858 .. 9977 .9977 .9977 . 9977 . 9978 ,, .99770 .9977 .9977 .9977 .9978 .9978 .9979 . 9979· . 9979, . 9978'.9977 .9977 . 9977 .9977 131 '32 '33 '34 35 36 37 38 39 40 li·1 - UJO'.J 64.9282 G'1. 7631 6-1. 5021 6197,i .9871- 61162.9533 61288, 2102 6091·1. S593 62413.4775 62541.2175 61098.8926 61660.1891 60976.00Si' 50851. 6::!·1 :.~ 52035.7563 6 64.0949 64.1625 GJ. %·10 64.7484 64.8000 64.0566 64.3525 63.9954 63.9293 04.5327 64.5983 i):j .l559 7 ·S"1. C1 90J 61161.397:::: 8 9 0 6·~. :soJ 61161.397:2 61286.5628 ll !2 '0 ~ 6~603.5458 62792.3427 62'176.9393 .;, .5 G-1.1578 64.0266 64.G274 64.2549 64.3506 64.1577 ). 2 6-1.8058 ' 64.9765 6-1 .0251 G·;. 1272 6-·i .0556 (~ ·! . 0'..!·l '..> iability Coefficients '.'. Cases :a 6~ .. .9978 0 .S822 .9779 .9853 .9913 .9959 .9950 . 9968 .9862 .9829 , 9971 .9942 .9969 .9975 .9913 24,l::' .S900 61235.9098 .9962 . 9967 62::!..6~. 61037. 62SI•; 61037.88'52 61473 .1428 61659.4756 61286.SlOG 62537.88..}8 628S•k. l4'~i2 61037.~674 6122S.03US 61098.557<1 L'llo'.l. ·1')'16 . 9967 .9958 . 9969 . 9968 .9951 .9946 .9959 .9855 .9774 .9972 .9957 . ~!97?. .:J960 . 9978 '· . 9978'' .9978 . 9977• .9977 .9977 .9977 .9978-. .9978 .9977 .9977 .9977 .9977 .9977 .9978 .9977 .9977 .9977 .9977 .9977 . 9977 .9977 .9977 . 9977 .9978-. .9979· .9977 .9977 .9977 . 9977 I ./ 1tions T;,L Pearson TOTAL 1.000 V1 .999 V2 .998 V3 .999 V4 1.000 V5 .998 V6 .999 V7 .998 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 61 1.000 61 .898 61 .998 61 .999 61 .998 61 .999 61 .998 .~00 .000 .000 .000 .000 .000 Correlation 3ig. (2tc:ifed) N V1 Pearson Correlation Sig. (2tailed) 61 ,99g) " .000 ,. ''" 'Ji .898-~ F'0.:;r.::;cn N Pearson Correlation Sig. (2tailed) i\j ,/4 u·i C1 s·1 1 GOO .;;J-./i .808 61 .996 61 .998 61 .997 .000 .000 .000 .000 .000 6'1 1.000 61 .999 61 .998 61 .998 61 .997 .000 .000 .000 .000 61 1.000 61 .998 61 .999 61 .998 .000 .000 .000 61 1.000 61 .998 61 .997 .000 .000 61 1.000 .61 .998 Cc;.-r 010\ion Sig. ('.2~ tailed) V3 v . S0B Pearson Correlation Sig. (2tailed) N 15 Pearson Correlation Sig. (2tailed) N '6 Pearson Correlation Sig. (2tailed) N 7 Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearson Correlalio1 Sig. (2tailed) .JOO ·"·""" ,'.)\..JJ .• ______ 999). \...... .998 61 .997 .000 .000 .JOO 61 1.000 61 .999 61 .998 61 .999 .000 .000 .000 .000 61 .998 61 .996 61 .998 61 .998 .000 .000 .JOO .000 .000 61.., . --- 61 /.99~ ..- .998 61 .99B 61 .998 61 .999 61 .998 .000 .000 .000 .000 .000 .000 61 .998 .t 61 .998 61 .997 61 .997 61 .998 61 .997 61 .998 .000 .000 .000 000 .000 .000 .000 61 1.000 61 .999 61 .998 61 .999 61 .999 61 .998 61 .999 61 .998 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 61 .999~ 61 .999 61 .998 61 .998 61 .999 61 .998 61 .999 61 .998 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 01 .999 .< '61 .998 61 .997 61 .9D7 61 .998 61 .997 61 .998 61 .997 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 61 6J~ <998 .. - -- - ·' '-.. 5~1 .000 61 1.000 V11 N Pearson -. -· 61 .998 61 61 0, .997 .:J3 .J99 61 .997 61 .998 61 .997 .000 .000 .000 .000 JJQO .000 .000 .000 61 .999 -: 61 .999 51 .9SG c;1 .998 61 .999 61 .998 61 .999 61 .998 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 61 .99S; e1 .998 61 !) ~ 61 61 .0S3 .'?98 61 .997 61 .%7 gc>'.< .897 !~=C'C' .CCO .000 •."-' ~ ~ •· .--.·' .000 .000 .000 61 .998 ;-' 61 .998 61 .%7 6i .997 61 .998 61 .997 61 .997 61 .995 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 61 .999 t 61 .998 61 .098 61 .998 61 .999 61 .997 61 .999 61 .997 .000 .OOJ .JOO .OOQ .000 .000 .000 .000 61 .999{ 61 .999 61 .J98 61 .998 61 .999 61 .998 61 .999 61 .998 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 61 5-1 .999~ 61 .997 .997 61 .998 61 .998 61 .997 61 .998 61 .997 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 61 .999~ 61 .998 61 .998 61 .997 61 .999 61 .997 61 .999 61 .998 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 61 .999 *' 61 .998 61 .997 61 .998 61 .999 61 .998 61 .998 61 .997 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 61 .9981' 61 .996 61 .995 61 .997 61 .997 61 .995 61 .996 61 .996 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 61 .999Y 61 .999 61 .998 61 .999 61 .999 61 .997 61 .999 61 .998 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 o, .999 _> Correlation Sig. (2ta:1ed} N V"" '" Pearson Correlation Sig. (2tailed) f'~ \j; ::. Pearson c.c.irrelation Sio. (2- '"'·'"'"'_. t2·:e:: N V14 Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Vl5 Pearson Correlation Sig. (2tailed) N V16 Pearson Correlation Sig. (2tailed) N V17 Pearson Correlation Sig. (2tailed) N V18 Pearson Correlation Sig. (2tailed) N V19. Pearson Correla lion Sig. (2tailed) N V20 Pearson Correlation Sig. (2tailed) N 121 Pearson Correla ti on Sig. (2tailed) " ~· .909 T 898 .997 .993 .999 .998 .998 .998 .000 .000 .COO .000 .000 .000 .000 .000 6"1 1.00U 61 -1 o. 51 61 61 61 .999 61 .093 .CJ99 .999 .998 .999 .998 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 61 61 .999 61 61 61 .998 .999 .999 61 .998 61 .999 .998 .000 ,!OU .000 .000 .000 .000 .000 N 6i 61 61 .999 /: 25 Pearson .9J9 .998 Correlation Sig. (2.000 .000 .000 tailed) N 61 61 61 ation is significant at the 0.01 level (2-tailed). 51 61 .999 61 .999 .998 -1 o. .999 .998 .000 .000 .000 .000 .000 61 61 61 61 61 Pearson Correlation Sig. (2tailed) N 1 Pearson 23 Correlation Sig. (2tailed) N 24 Pearson Correlation 122 Sig. (2tailed) .999 ' ~ ...,..., .uuv 61 -1 O• ~relations TOT il.L Pearson Correlation Sig. (2taiied) N V2o Pearson Correlation Sig. (2tailed) N 1/27 Pearson Correia lion Siu. (2tailed) N 1/28 Pearson Correlation Sig. (2tailed) N 1/29 Pearson Correla!ion Sig. (2tailed) N V30 Pearson Correlation Sig. (2tailed) N V31 Pearson Correlation Sig. (2tailed) N V32 Pearson Correlation Sig. (2tailed) N \/33 Pearson Correlation Sig. (2tailed) N 134 Pearson Correla lion Sig. (2tailed) N 3·5 Pearson Correlation Sig. (2tailed) TOT.£\L \/26 \t2_7 ~r.000 .S38 .~189 1/22 .g99 .999 1/30 .999 1/31 .998 1/32 .999 .GG·J .C ::o .000 .000 .000 .000 .000 V29 G1 61 6~ 61 61 61 .999 1.000 .999 .998 .999 .998 61 .998 61 .999 .000 .000 .000 .000 .OC·O ll'\(1 ...... ;,,,·v .000 61 099 61 .00·:· .UJ·J ..::;\_;= G1 .999 ., 61 .998 61 .998 .000 .000 .000 61 .999 i 61 .99S .9S9 61 .999 .000 .000 .000 .000 61 .999 J 51 .998 61 .998 61 .998 61 .999 .000 .000 .vvv nnn .000 .000 61 .998 1· 61 .993 61 .998 61 .998 61 .998 61 .998 .000 .GOO 000 .000 .000 .000 61 .999 ~ 61 .999 61 .999 61 .998 61 .999 61 .999 61 .998 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 61 .999' 61 .998 61 .999 61 .998 61 .998 61 .998 61 .997 61 .998 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 61 .998 ¥ 61 .997 61 .998 61 .997 61 . .997 61 .997 61 .996 61 .997 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 61 .999 {. 61 .998 61 .999 61 .999 61 .999 61 .999 61 .998 61 .999 .000 .000 .000 .000 .000 000 nnn 61 6~ 61 ., 61 <")~c, s.1~)0 61 .998 61 .998 61 .999 .000 .000 .000 .000 .000 61 1.000 61 .999 61 .998 61 .998 61 .998 .000 .000 .000 .000 6~ 61 .999 61 .998 61 .999 .000 .000 .000 61 1.000 61 .998 61 .999 .000 .000 61 1.000 61 .998 1.000 .000 61 1.000 "1 61 o. 61 N .999 lf Pearson .998 .999 Correlation Sig. (2.000 .000 .000 tailed) N 51 61 61 .999 ~ V37 Pearson .998 .999 Correln lion Sig. (2.000 .000 .000 tailed) N 61 61 61 .999~ V38 Pearson .9S•8 .998 Correlation Sig. (2.ODO .000 .GOO tailed) N 61 61 61 .998.;: /39 Pearson .997 .998 Correlation Sig. (2.000 .OGO .000 tailed) N 61 61 61 .999 l' .909 '40 Pearson .999 Correlation Sig. (2.000 .000 .COO tailed) N 61 61 61 ation is significant at the 0.01 level (2-tailed). V36 61 .998 61 .998 61 .998 61 .997 61 .999 .000 .000 .000 .000 .000 61 .998 G1 .998 61 .998 61 .998 61 .998 .000 .000 .000 .000 .000 GI 61 -VvV 00.D .998 61 .998 61 .998 61 .998 .000 .000 .000 .000 .000 61 .997 61 .998 61 .997 61 .997 61 .997 .000 .000 .000 .000 .000 61 .999 61 .999 61 .998 61 .998 61 .999 .000 .000 .000 .000 .000 61 61 61 61 61 ationS Pearson Correlation Sig. (2tailed} N V41 Pearson Correlation Sig. (2tailed) N lTAL V42 Pecirson Correla lion Sig. (2taiied) N V43 Pearson Correlation Sig. (2tailed) N V44 Pearson Correlation Sig. (2tailed) N 145 Pearson Correlation Sig. (2tailed) N 146 Pearson Correlation Sig. (2tailed) N 1 47 Pearson Correlation Sig. (2tailed) ~I 48 Pearson Correlation Sig. (2tailed) N 49 Pearson Correlation Sig. (2tailed) N 30 Pearson Correlation Sig. (2tailed) TOTAL v:.1 n,"\n .997 1 \ 42 .999 .998 V44 .999 V45 .999 V46 .999 V47 .999 .000 .COO .000 .000 .000 .000 .000 61 1.000 51 .997 61 .997 61 .996 61 .997 61 .996 61 .996 .000 .000 .000 .000 .000 .000 -! •.VVV 61 .997 ,1' .000 61 999 > 61 097 ~. c ~ ~) V43 6": 61 61 61 D'.J7 .998 .998 .998 61 .998 .000 .000 .000 .000 .000 61 1.000 61 .997 61 .998 61 .997 61 .998 .000 . .000 .000 .000 61 .998 61 .998 61 .998 .000 .000 .000 61 1.000 61 .998 61 .998 .000 .000 61 1.000 61 .999 ._,;_,._; .CC''J 61 .9981'. 61 .997 .897 .000 .000 .000 61 .999 ¥ 61 .996 .92:8 61 .997 .000 .000 .'.;·._;J --- .000 61 .999• 61 .997 .%8 61 .998 61 .998 .000 .000 .on.r .000 .000 61 61 .996 61 .999~ .998 61 .997 61 .998 61 .998 .000 .000 .008 .000 .000 .000 61 .9991 61 .996 6", .985 61 .998 61 .998 61 .998 61 .999 .000 .000 .ooc .000 .000 .000 .000 61 .999,1'. 61 .996 61 .397 61 .997 61 .997 61 .998 61 .998 61 .998 000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 61 .988.!' 61 .996 61 .997 61 .997 61 .998 61 .998 61 .998 61 .998 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 61 ,-:998 ;r 61 .995 61 .996 61 .997 61 .996 61 .996 61 .997 61 .997 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .. 000 61 -, 0< 6i •._;..; 61 1.000 .000 61 1.000 61 .996 GI .997 61 .997 61 .997 61 .998 ii .998 .997 .000 .000 .000 .000 000 .000 .000 61 .996 61 .997 61 .996 61 .998 61 .997 61 .997 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 61 .9991 61 .997 61 .998 61 .997 61 .998 61 .999 61 .998 .000 .OOC· .000 .000 .000 .000 .000 61 .9991' 61 .996 B1 .998 61 .997 61 .998 61 .998 61 .998 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 61 .999>' 61 .997 61 .998 61 .998 61 .998 61 .999 61 .998 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 61 61 61 N Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed) . 61 61 61 G1 N Pearson Corrcl;ilion Sig. (2tcii!cd) i..J V52 Pearson Correlation Sig. (2tailed) V51 i~ V53 Pearson Correlation Sig. (2tailed) N V54 Pearson Correlation Sig. (2tailed) N V55 .. Pearson Correlation Sig. (2tailed) 61 61 .998 f 61 ***'*~ i< E ' ~ 1 2" 3. 4. '. ' .l:. 22. 29. 30. 3 l. 32. 33. 3 t, . 35. 36. 37. 38. ~9. l 0. 1. 2. . 3. ~ s c s A L E ~.5902 ~7.6478 V4 5.2131 3.8689 3.5902 3.2787 5.5574 5.2295 4.3770 4.1639 5.0820 3.8033 4 . 3 607 4.8525 4.7869 3.6066 4.8525 4. 14 7 5 3.1-175 4 '7 213 4.0328 3.8361 5.1148 5.0328 4.0000 20.0267 14.8812 13.8629 12.6137 21.2803 20.1556 16.7622 J.6.0023 J.9. 5254 l4. 62S3 16.9007 lS.7811 .:.;:; '5258 13.7384 18.7819 JS.87-13 l l .9073 lS . :'.:..-} 12 15 .3753 1-1 .736!3 19. G504 19 .2700 15.3764 61.0 61.0 61.0 61.0 ~Js VJ.2 \/13 Vl'l Vl7 Vl8 Vl9 V20 V21 V22 V23 V24. V25 V26 V27 V28 V29 V30 V3 l \132 V3J V34 V35 V36 V37 V38 VJ9 V40 V41 V42 V43 ,4. V44 5. 6. 7. V,15 V46 \/4 7 0 I 61.0 ~/15 27. s :.;.12ss Vl6 26. .; N A L y 14.1186 lS. r y 3.5393 3.6557 2.5 l '7 . ,0, ~ Vl V2 V3 V7 VB V9 VlO Vll 18. 19. 2 0. 21. 22. 23. 24. ' Cases 'V6 11. 12. 13. ''.,, ' Std Dev 7 9. l () ' s saver) will be used for this analysis Mean 5. a. {~pJce Mctl1od l 5. l l<'.: 8 ~Sr. 4.. 34:43 ,u ' 4 . 63 93 17 .7642 3.8361 3.0656 4.0656 3.8361 3.2131 4.6393 4. O'.i.64 '1.2787 4.6230 3 '278 7 3.9344 3.3770 3. 7213 4.0000 4. 704 s 4.2623 4. 73 77 4.8852 ' .l.'i 6-195 .7659 .6175 :..1 . 3 5~'3 15.6225 l·~.7~158 12.3614. 17.7614 15.5032 16.3820 17.6'139 12.4835 15.1172 12.8714 14.3691 15.2556 18.0198 16.2500 18.1447 '° .., ... ,..., 61.0 61.0 61. 0 61.0 61.0 61.0 61.0 61. 0 61.0 61.0 61.0 61.0 61. 0 61.0 61.0 61.0 61.-0 61.0 61.0 61.0 61.0 61.0 61.0 61.0 61.0 61.0 61.0 61.0 61.0 61.0 61.0 6 l. . 0 61.0 61.0 61.0 61.0 61 .'o 61.0 61.0 61. 0 61.0 ****** (A L p H A) R E L I A 3 T L L T y A N A L Y S I S Mean 49 V49 50 51 52 53 51 55 56 V50 4 2951 3.2787 3.2951 V52 V53 2 7511 ., 70-19 S C A L E Cases Std Dev 16 12 12 10 5200 4915 6153 5998 61. 0 61.0 6l 0 6::.. c 61 0 61 0 \/5-1 VSS ~ 2459 22S 7377 "" 0 61 0 N of Vari.:111C(! S:d Dev V~riables 459.7377 3113209.96 1'7G·1-~517 56 r-.1ean N of Cases Alpha = 01.0 ;,; of I terns 56 (.r... L P H A) Correlations Pearson Correlation Sig. (2tailed) N V1 Pearson Correlation Sig. (2tailed) N V2 Pearson Correlation Sir:_ \2tailed) TOTAL N V3 V4 TOTAL V1 V2 V3 V4 VS V6 V7 V8 V9 V10 1,000 ,996 ,995 ,996 ,996 ,949 ,971 ,976 ,992 ,991 ,991 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 61 61 61 61 61 61 61 61 61 61 61 ,996 1,000 ,993 ,995 ,993 ,949 ,966 ,972 ,990 ,988 ,987 ,000 61 61 61 61 61 61 61 61 ,995 ,9931,000 ,993 ,992 ,946 ,967 ,971 .JOO ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,ODO ,ODO ,COO ,O:J0 GI ":i 61 61 61 ,990 ,988 ,989 .31 :,), Di G1 61 61 61 61 Pearson Corre!ati.:::: Sig. (?l3iled) ,996 ,995 ,993 i.GOO ,996 ,952 ,970 ,974 ,988 ,987 ,987 ·" 61 61 61 61 61 61 61 61 61 61 61 ,996 ,993 ,992 .996 1,000 ,949 ,968 ,972 ,988 ,988 ,988 Pearson Correlation Sig (2taiied) N Pearson Correlation Sig. (2tailed) N VB Pearson Correlation Sig. (2tailed) N V9 Pearson Correlatior Sig. (2tailed) N V10 Pearson Correlation Sig. (2tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 51 Pearson Correlation Sig (2tailed) N V6 Pearson Correlation Sig. (2tailed) VS V7 ,000,J00,000,0C0,000,000,000,000,000 SI 61 61 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 61 61 61 61 61 61 61 ,949 ,949 ,946 ,052 ,9491,000 ,949 ,924 ,939 ,944 ,944 .ooo .ooo .ooo :Jo .ooo 61 ,971 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 61 61 61 61 61 61 61 61 61 61 ,966 ,967 .970 ,968 ,9491,000 ,954 ,963 ,966 ,966 ,000 ,000 ,000 ,J00 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 61 61 61 ,9"16 ,972 ,971 61 61 61 61 61 61 61 61 ,974 ,972 ,924 ,9541,000 ,983 ,968 ,968 ,000 ,000 ,000 CDO ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 61 61 6"1 31 61 61 61 61 61 61 61 ,992 ,990 ,990 ,988 ,988 ,939 ,963 ,983 1,000 ,985 ,985 ,000 ,000 ,000 ,C:OO ,000 ,000 ,000 ,000 61 ,991 ,000 ,000 61 61 61 61 61 61 61 61 61 61 ,988 ,988 ,987' ,988 ,944 ,966 ,968 ,9851,000 ,997 ,000 ,000 ,000 ,GOO ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 61 ,991 ,000 61 61 61 61 61 61 61 61 61 61 ,987 ,989 ,987 ,988 ,944 ,966 ,968 ,985 ,9971,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 N 61 61 61 61 61 .. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). 61 61 61 61 61 61 Correlations TOTAL Pc~u so11 TOTAL V11 1/12 1,000 ,989 ,993 Cor:-elation Sig. (2- V11 N Pearscr, V13 .~91 V14 ,991 V15 V16 V17 V18 V19 V20 ,99G ,9\.18 ,995 ,995 ,996 ,996 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 61 61 '31 ,9891,000 .988 61 ,981 61 61 61 61 61 61 61 ,980 ,988 ,987 ,990 ,990 ,988 ,988 ,COO ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 61 61 61 ,993 ,988 1,000 61 61 61 61 61 61 61 61 ,986 ,986 ,930 ,992 ,990 ,990 ,989 ,989 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 .000 Correla::::.: Si9. (2tailed) N V12 Pearson Correlation Sig. (2tailed} V13 >. o; o~ Peare.on .SS' 981 Si c,1 0~ 01 01 .COO ,GOO 51 01 ,000 ,ODO 61 61 ,9361 000 ,997 ,989 ,990 ,988 ,989 ,987 ,988 Correl2t1c'"~ Sig. (2tailed) V14 Pearson Correlation Sig. (2- ,000 ,000 61 ,991 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 61 61 61 61 61 61 61 61 61 61 ,980 ,986 ,997 1,000 ,980 ,990 ,988 ,989 ,989 ,990 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 f<:!ilsd) V15 V16 N Pearson Correlation Sig. (2tailsd) 61 61 61 61 61 61 61 61 61 61 61 ,996 ,988 ,990 ,939 ,990 1,GOO ,998 ,993 ,993 ,993 ,993 N 61 61 61 61 61 61 61 61 61 61 61 ,-98 ,987 ,992 ,990 ,990 ,9981,000 ,994 ,994 ,993 ,994 Pearson Correlation Sig. (2tailed) N 1/17 Pearson Corre!ation Sig. (2tailed) N V18 Pearson Correlation Sig. (2tailed) N V19 Pearson Correlation Sig (2tailed) N V20 Pearson Correlation Sig. (2tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 61 61 61 61 61 61 61 61 ,995 ,990 ,990 ,988 ,988 ,993 ,994 1,000 61 61 ,999 ,991 ,ODO ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 61 ,992 61 61 61 61 61 61 61 61 61 61 61 ,995 ,990 ,990 ,989 ,989 ,993 ,994 ,9981,000 ,992 ,992 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,ODO ,000 ,000 ,ODO 61 61 61 61 61 61 61 61 ,996 ,988 ,989 ,987. ,989 ,993 ,993 ,991 61 61 61 ,992 1,000 ,999 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 61 61 61 61 61 61 61 61 61 61 61 ,996 ,988 ,98S ,988 ,990 ,993 ,994 ,992 ,992 ,999 1,000 ,000,000,000,000,000,000~00,000,000,000 N 61 61 61 61 61 Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). 61 61 61 61 61 61 Correlations TOTAL TOTAL 1/21 1/22 1/23 V24 1/25 1/26 1/27 1/28 1/29 1/30 Pearson 1,000 ,999 ,999 .~l6B ,9/'0 ,972 ,98G .993 ,994 ,996 ,996 Corrc!otio•1 V21 Sig. (2tailed) N Pearson ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 61 61 61 61 61 61 61 61 61 61 61 ,999 1,000 1,000 ,965 ,965 ,970 ,985 ,992 ,993 ,995 ,995 Correlation V22 Sig. (2tailed) N Pcar$on Correlation S:g. (2- '!23 tailed) N Pearso!l Correlation Sig. (2tailed) N 1/24 Pearson Correlation Sig. (2tailed) N 1/25 Pearson Correlation Sig. (2tailed) N 1/26 Pearson Correlation Sig. (2tailed) N 1/27 Pearson Correlation Sig. (2tailed) N 1/28 Pearson ,000 . ,000 ,000 ,000 ,COO ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 '31 61 61 ,9911,000 1,000 966 61 61 61 61 61 61 61 61 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,9GG ,969 ,986 ,992 ,993 ,995 ,996 61 61 61 61 ,968 ,966 ,966 1 000 61 61 61 61 61 61 61 ,96S ,953 ,955 ,959 ,969 ,965 ,965 ,000 ,000 .000 ,000 .ooo ,000 ,ooo 61 61 61 61 61 61 61 61 ,970 ,96ci ,966 ,966 1,000 ,955 ,962 ,971 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 61 ,971 61 61 ,965 ,969 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 61 61 61 61 61 61 61 61 61 61 ,972 ,970 ,969 ,953 ,9551,000 ,967 ,970 ,972 ,971 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 61 61 61 61 61 61 61 61 ,986 ,985 ,986 ,955 ,962 ,9671,000 ,981 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 61 61 61 61 61 ,993 ,992 ,992 ,969 ,971 61 61 61 ,982 ,982 ,984 ,000 ,000 ,000 ,000 61 61 61 61 61 61 ,970 ,9811,000 ,995 ,991 ,990 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 61 61 61 61 61 ,994 ,993 ,993 ,969 ,971 61 ,970 61 61 61 61 61 ,972 ,982 ,9951,000 ,991 61 ,990 Correlation ,000 ,000 ,000 Sig. (2tailed) 61 61 61 N ,996 ,995 ,995 1/29 Pearson Correlation ,000 ,000 ,000 Sig. (2tailed) 61 61 61 N ,996 ,995 ,996 1/30 Pearson Correlation ,000 ,000 ,000 Sig. (2tailed) N 61 61 61 •• Correlation is significant at the 0.01 level ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 61 . 61 61 ,965 ,965 ,971 61 61 61 61 61 ,982 ,991 ,9911,000 ,995 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 61 61 61 61 61 61 61 61 ,965 ,969 ,970 ,984 ,990 ,990 ,9951,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 61 61 (2-tailed). 61 61 61 61 61 61 Corre/al ions TOTAL Pearson TOTA V31 \/32 V33 L 1.000 ,982 ,078 ,9US V31 V35 ,991 ,99G ,905 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 61 61 61 61 ,982 1,000 ,982 ,972 61 ,930 61 61 ,930 ,979 ,000 ,000 ,800 ,000 ,000 61 61 61 61 ,978 ,982 1,CJO ,974 61 ,975 61 61 .977 ,973 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 61 61 ,985 ,972 61 61 ,974 1,000 61 ,992 ,984 ,000 ,000 ,000 61 1,000 61 61 ,990 ,989 V36 3 Correlation Sig. (2tailed) N V31 Pearson Correlation Sig. (2tailed) N V32 Pearson Correlation Sig. (2- ,000 N Pearson Coirelation Sig. (2tailed) N V34 Pearson Correlation Sig. (2· tailed) N V35 Pearson Correlation Sig. (2tailed) N V36 V37 Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pea~son Ct.irrelation Sig. (2tailed) M V38 V39 Pearson Correlation Sig. (2tailed) N Pearsc11 Correlation Sig. (2tailed) N V40 Pearson Correl at ion Sig. (2tailed) ,000 ,000 ,00 0 61 61 61 ,978 ,970 ,96 7 ,000 ,000 ,00 0 61 61 61 ,971 .963 ,96 ,000 61 ,977 ,000 61 ,976 5 11(',,"\ ,'-'vu tailed} \.'33 V38 V3 V40 9 ,987 ,986 ,98 ,997 V37 ,000 ,000 ,000 61 61 61 61 ,991 ,980 ,975 ,992 61 61 ,984 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,00 0 61 61 61 ,980 ,975 ,97 7 ,000 ,000 ,00 0 61 61 61 ,987 ,978 ,98 0 ,000 ,000 ,00 ,000 51 ,982 ,000 61 ,988 ,000 0 61 61 61 61 ,996 ,980 ,977 ,984 61 ,990 61 61 1,000 ,997 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 61 61 61 51 ,995 ,979 ,973 ,984 61 ,989 61 61 ,997 1,000 ,000 ,000 ,000 ,OOC ,000 ,000 61 61 61 61 ,997 ,978 ,971 ,880 61 ,987 61 61 ,995 ,994 .000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 61 61 61 61 ,986 ,970 ,963 ,975 61 ,978 61 61 ,983 ,985 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 61 61 61 61 ,983 ,967 ,965 ,977 61 ,980 61 61 ,984 ,986 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 61 61 61 61 ,997 ,977 ,976 ,982 61 ,988 61 61 ,992 ,992 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,ODO 61 61 61 61 i-J 61 Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). 61 61 61 61 61 ,995 ,983 ,98 4 ,000 ,000 ,00 0 61 61 e1 ,994 ,985 ,98 6 ,ODO ,000 ,00 0 61 61 61 1,000 ,981 ,98 3 ,000 ,00 0 61 61 61 ,987 1,000 ,98 1 ,000 ' ,00 0 61 61 61 ,983 ,981 1,0 00 ,000 ,000 61 ,992 ,000 61 ,992 ,000 61 ,994 ,000 61 ,986 ,000 61 ,979 ,000 61 61 61 61 ,994 ,986 ,97 1,000 9 ,000 ,000 ,00 0 61 61 61 61 Correlations TOTAL Pearson Correlation Sig. (2tailed) N V41 Pearson Correlation Sig. (2tailed) N V42 Pearson Correlation Sig. (2tailed) N V43 Pearson Correlation Sig. (2tailed) N V44 Pearson Correlation Sig. (2tailed) N V45 Pearson Correlation Sig. (2tailed) N V46 Pearson Correlation Sig. (2tailed) N V47 Pearson Correlation Sig. (2tailed) N V48 Pearson Correlation Sig. (2tailed) TOTAL V41 V42 V43 V44 1,000 ,994 ,997 ,998 ,991 V45 V46 V47 V48 V49 V50 ,990 ,996 ,997 ,997 ,996 ,997 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 61 61 61 ,9941,000 ,991 61 61 ,993 ,983 61 61 61 61 61 ,985 ,989 ,992 ,992 ,991 61 ,994 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 61 61 61 61 61 ,997 ,9911,000 ,998 ,988 61 61 G1 61 61 61 ,987 ,994 ,994 ,994 ,995 ,996 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 61 61 61 61 61 ,998 ,993 ,998 1,000 ,988 61 61 61 61 61 61 ,986 ,994 ,996 ,995 ,995 ,997 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 61 61 61 61 61 ,991 ,983 ,988 ,988 1,000 61 61 61 61 61 61 ,987 ,987 ,988 ,988 ,988 ,987 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,OGO ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 61 61 61 61 61 ,990 ,985 ,987 ,986 ,987 61 61 61 61 61 61 1,000 ,987 ,987 ,987 ,985 ,985 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 61 61 61 61 61 ,996 ,989 ,994 ,994 ,987 61 61 61 61 61 61 ,9871,000 ,995 ,995 ,994 ,992 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 61 61 61 61 61 ,997 ,992 ,994 ,996 ,988 61 61 61 61 61 61 ,987 ,995 1,000 1,000 ,993 ,996 ,000 ,000 ,000 ,090 ,000 ,000 ,000 61 61 61 61 61 ,997 ,992 ,994 ,996 ,988 61 61 61 61 61 61 ,987 ,995 1,000 1,000 ,993 ,996 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 61 61 61 N ,996 ,991 ,995 Pearscn Correlation ,000 ,000 ,000 Sig. (2tailed) 61 61 61 N V50 Pearson ,997 ,994 ,996 Correlation Sig. (2,000 ,000 ,000 tailed) 1 61 61 N "'* Correiation is significant at l11e 0.01 level V49 = ,000 ,000 ,000 ,000 . ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 61 61 ,995. ,988 61 61 61 61 61 61 ,935 ,994 ,993 ,993 1,000 ,995 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 61 61 ,997 ,987 61 61 61 61 61 61 ,985 ,9S2 ,996 ,996 ,995 1,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 61 61 (2-tailed). 61 61 61 61 ,000 61 61 Correlations I< TOTAL. Pearson Correlation Sig. (2tailed) N V51 Pe;:irson J I /\J V'.il V'.1 2 1,000 ,997 ,99 5 ,000 ,00 0 61 61 61 ,9971,000 ,99 5 ,000 ',00 0 61 61 61 ,995 ,995 1,0 00 ,000 ,000 v~.!. V!,!i v~.1 V!1U V!.JU vuo ,995 ,996 ,985 ,977 ,997 ,996 ,997 ,996 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 61 61 61 ,992 ,993 ,981 61 ,975 61 ,994 61 ,994 61 ,994 61 ,993 ,000 ,COO ,COO ,000 ,000 61 ,974 61 ,991 61 ,991 61 ,993 61 ,990 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 61 ,969 61 ,990 61 ,988 61 ,995 61 ,992 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 61 ,974 61 ,992 61 ,992 61 ,994 61 ,996 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 61 ,971 61 ,985 61 ,979 61 ,984 61 ,978 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 61 1,000 61 ,973 61 ,975 61 ,972 61 ,970 ,000 ,000 ,000 ,000 61 61 ,973 1,000 61 ,996 61 ,994 61 ,992 ,000 ,000 ,000 ,000 61 ,975 61 61 ,996 1,000 61 ,992 61 ,992 ,000 ,000 ,000 ,000 61 ,972 61 ,994 61 61 ,992 1,000 61 ,994 ,000 ,ODO ,000 ,000 61 ,970 61 ,992 61 ,992 61 994 ,000 ,000 ,000 ,000 61 61 61 61 V~_1J v~ ..1 Correlation ,000 ',ooo ,000 Sig. (2tailed) 6~ 61 61 N ,990 ,990 ,979 Pearson V52 Correlation ,000 ,000 ,000 Sig. (2tailed) N 61 61 61 61 ol 61 V:..:3 Pearson ,995 ,992 ,99 1,000 ,995 ,983 0 Correla lion ',ODO ,000 Sig. (2,000 ,000 ,00 0 tailed) 61 61 61 61 61 N 61 V54 Pearson ,996 ,993 ,99 ,995 1,000 ,983 Correl atior 0 ,000 ,000 ,00 ,000 ,000 Sia. (2tailed) 0 61 61 61 N 61 61 61 V55 Pearson ,985 ,981 ,97 ,983 ,983 1,000 Correlation 9 ,000 ,000 ,00 ,000 ',000 Sig. (2tailed) 0 61 61 61 61 61 61 N V56 Pearson ,977 ,975 ,97 ,969 ,974 ,971 Correlation 4 Sig. (2,ODO ,000 ,00 ,000 ,000 ,000 tailed) 0 61 61 61 61 61 61 N ,997 ,994 ,99 ,990 ,992 ,985 V57 Pear£on 1 Correlation Sig. (2,000 ,ODO ,00 ,000 :ooo ,000 0 tailed) 61 61 61 61 61 61 N V58 Pearson ,996 ,994 ,99 ,988 ,992 ,979 1 Correlation ,000 ,000 ,00 ,000 ,000 ,000 Sig. (2tailed) 0 61 61 61 61 61 61 N V59 Pearson ,997 ,994 ,99 ,995 ,994 ,98'4 Correlation 3 ,000 Sig. (2,000 ,000 ,00 ,000 tailed) 0 61 61 61 61 61 N 61 V60 Pearson ,996 ,993 ,99 ,992 ,996 ,978 0 Correlation ,000 ,000 ,00 ,000 ,000 ,000 Sig. (20 tailed) 61 61 61 61 61 61 N Correlation 1s significant at tl1e 0.01 level (2-taiied). :ooo 61 1,000 61 NPar Tests Descriptive Statistics N kelas sosial 35 35 materialism Mean 48,54 16,40 Std. Deviation 7.76 3,93 Chi-Square Test Frequencies kelas sosial Obseived N 2 Residual .1 ,1 2 Expected N 1,9 1,9 39 2 1,9 ,1 42 43 2 2 1,9 '1 1,9 45 1 1,9 '1 -.9 46 47 3 1,9 1,9 1, 1 -,9 48 1,9 1,9 1,9 -,9 1,9 1,9 1,9 .1 1, 1 1,1 58 60 1 2 2 2 3 3 1 2 2 1,9 1,9 -,9 ,1 1,9 '1 63 2 1,9 '1 35 36 49 50 51 52 53 54 Total 1 35 '1 ,1 Minimum 35 Maximum 63 8 22 materialism 8 9 10 11 12 13 15 16 17 18 19 20 21 22 Total Observed N 1 1 1 2 1 2 7 4 2 3 2 1 4 4 35 Expected N 2,5 Res!c!ual :,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 -1,5 -1,5 -1,5 -,5 -1,5 -,5 4,5 1,5 -,5 ,5 -,5 -1,5 1,5 1,5 Test Statistics Chi-Square"" df Asymp. Sig kelas sosial 3,571 17 1,000 materialism 15,800 13 ,260 a. 18 ceils (100,0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 1,9. b. 14 cells (100,0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 2,5.