kelas sosial dan gaya hidup materialisme

advertisement
KELAS SOSIAL DAN GAYA HIDUP MATERIALISME
PADA REMAJA SMU DI JAKARTA SELATAN
Oleh:
SURYAN! .
.
NIM. 99190161;32'1;. 1 •.....
FAKULTAS PSIKOLOG!
UNIVERSITAS !SLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2004
HUBUNGAN ANTARA KELAS SOSIAL DENGAN
GAYA HIDUP MATERIALISME
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Syarat-syarat
Mencapai Gelar Sarjana Psikologi
Oleh
NIM
: Suryani
:3919016132
Di Bawah Bimbingan:
Pembimbing
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNI\IERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1424 H/2004 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul "Kelas Sosial dan Gaya Hidup Materialis pada
Remaja SMU di Jakarta Selatan" telah diujikan dalam Sidang Munaqasah
Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 12 Februari
2004 Telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana Program Strata 1 (S1) pada Fakultas Psikologi.
Sidang Munaqasah
f<etua merangkap anggota
Sekretaris
erangkap anggota
./
Ora. Hj. Netty Hartati, M.Si.
· NIP. 150.021.5938
Penguji I
Penguji II
Ora. Afidah Mas'ud.
NIP. 150. 228. 775
Prof. Hamdan Yasun, M.Sc
NIP. 130. :.S-t. \t.;fu
Pembimbing
ABSTRAK
Suryani. Hubungan antara kelas sosial dengan gaya hidup materialisme.
(2004) . Skripsi. Jakarta. Fakultas Psikologi UJN Syarif Hidayatullah Jakarta,
Februari 2004.
Diseluruh belahan dunia, masyarakat pada umumnya didasari oleh adanya
orientasi nilai terhadap sesuatu yang dianggap penting dan paling berharga.
Dan bagi individu-individu sebagai anggota masyarakat tersebut akan
memperoleh kedududkan yang lebih tinggi dari pada yang lain ketika ia
memiliki sesuatu yang diagungkan tersebut. Umumnya masyarakat Indonesia
memberikan penilaian yang tinggi tehadap benda-benda material, maka
anggota masyarakat yang memiliki kekayaan terbesarlah yang menduduki
posisi teratas dan terhormat dalam masyarakat tersebut. Dan nilai ini jugalah
yang menjadi sumber terbentuknya kelas atau lapisan dalam masyarakat
dalam bentuk hirarkis. Pada masing-masing kelas atau lapisan sosial dimana
frekuensi interaksi mereka cukup tinggi, maka disadari atau tidak akan
tercipta aturan, norma dan nilai tersendiri yang tanpa disadari menggiring
anggota masyarakatnya untuk patuh atau menjadi konfrom akan hal tersebut.
Dan aturan, norma dan nilai tersebut berfungsi sebagai pembentuk atau
sebagai sesutu yng dapat mempengaruhi adanya perubahan kepribadian,
pola interaksi, pola fikir yang dengan begitu berarti akan berpengaruh
terhadap pola hidup (gaya hidup) anggotanya, dimana ketika dalam
masyarakat pada umumnya menilai tinggi dan lebih berorientasi pada materi
maka tanpa disadari gaya hidup individu-individu sebagai anggotanya juga
berorientasi kepada materi. Dimana gaya hidup materialis dapat difahami
secara sederhana sebagai pola atau rumusan individu dalam menghabiskan
waktu dan menggunakan uangnya. Berdasarkan gambaran dan alasan
tersebutlah peneliti mengasumsikan bahwa ada hubungan antara kelas sosial
dengan gaya hidup materialisme.
Penelitian ini akan menjawab pertanyaan mengenai "Adakah hubungan
antara kelas sosial dengan gaya hidup materialisme remaja ?". Untuk itu
penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Sedangkan dalam prosesnya
penelitian ini mengambil populasi remaja berstatus pelajar SMUN 34 Jakarta
Selatan, sedangkan untuk proses metode perolehan sampelnya
menggunakan probability sampling, yang berarti bahwa setiap siswa SMUN
di Jakarta Selatan memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi subjek
penelitian jika mereka memiliki karakteristik yang sama dengan subjek
penelitian yang telah ditetapkan. Dan teknik sampling yang digunakan adalah
teknik acidental sampling, maksudnya sampel yang diambil adalah siswa/i
mana saja yang memiliki karakteristik yang sama dengan subjek penelitian
yang telah ditetapkan. Dalam penelitian ini digunakan dua buah skala, skala
pertama adalah skala kelas sosial dan yang kedua adalah skala materialism.
Untuk perolehan datanya, penelitian ini dilakukan dalam dua yakni tahap uji
coba yang dilakukan di SMUN 46, dan tahap penelitian yang sebenarnya,
yang dilakukan di SMUN 34. Untuk pengolahan datanya digunakan product
moment Pearson untuk melihat daya pembeda dari masing-masing aitem,
dan menggunakan Alpha Cronbach untuk mengukur reliabilitas dari aitem
dari kedua skala penelitian yang digunakan.
Dari proses pengolahan data menunjukan hasil bahwa tidak ada hubungan
antara kelas sosial dengan gaya hidup materialisme. Hasil penelitian ini
diperoleh melalui analisa data yang menggunakan rumus Chi-Kuadrat
dengan perolehan hasil Xh 2 < Xt 2 yang berarti ho diterima dan hi ditolak.
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada dua faktor yang
memiliki pengaruh lebih besar terhadap terciptanya gaya hid up materialisme
seseorang dibandingkan kelas sosial yakni yang pertama adalah kesadaran
kelas sosial (peran kelas sosial), yang kedua adalah konsumerisme. Untuk
penelitian selanjutnya disarankan untuk memperbesar jumlah sampel agar
dapat digeneralisasikan tidak hanya untuk remaja pada tempat dilakukannya
penelitian itu saja, akan tetapi juga berlaku untuk remaja secara keseluruhan.
Daftar bacaan: 31 (1973-2003)
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang Maha Kuasa atas segala penciptaan alam
semesta. Kuasa bagi-Nya berikan kelapangan dan kesulitan bagi siapa-siapa
yang dikehendaki-Nya. Maha besar Allah atas apa-apa yang ada di langit dan
di bumi. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SWA, abadilah segala keteladanan yang semoga selalu
memotivasi seluruh pengikutnya untuk mentauladaninya hingga akhir zaman.
Proses pengembangan diri telah mengantarkan penulis pada tahapan
dimana diperlukan keteguhan dan ketegaran selama proses penyelesaian
skripsi ini. Dan dalam proses penyelesaian skripsi ini tentunya penulis banyak
menemui hambatan yang sulit untuk dilalui tanpa dukungan, motivasi,
bantuan dan doa dari semua fihak. Kiranya patut bagi penulis mengucap puji
syukur kehadirat Allah SWT selalu terucapkan atas terselesaikannya
penyusunan skripsi ini. Teriring ucapan terimakasih terucapkan, khususnya
kepada:
1. Ora. Hj. Netty Hartati, M.Si, Dekan Fakultas Psikologi dan Ors. Ahmad
Syahid, M.Ag, selaku dosen pembimbing akademik , Bpk. Rahman
dan lbu Tya, serta seluruh dosen pengajar yang telah memimbing dan
memberikan pengajaran selama ini.
2. Ors. Asep Haerul Gani, Psi. dosen pembimbing skripsi yang telah
banyak memberikan motivasi, membantu dan meluangkan waktu,
tenaga, fikiran hingga terselesaikannya skripsi ini.
3. Aby (Alm) dan Umy yang selalu berusaha memberikan yang terbaik
juga yang selalu berdoa untuk kebaikan putra-putrinya. Dan yang
selalu memaafkan segala kesalahan dan kehkilafanku selama ini.
Maafkan aku yang tidak mampu mampu membalas jasa kalian. Untuk
kakak-kakakku semua yang sejak kecil hingga kini dan nanti selalu
menjaga dan mengiringi perjalanan hidupku dengan kasih sayang
serta selalu memberikan bantuan moril dan material. Bersyukur aku
memiliki kalian sebagai saudara-keluargaku. Untuk kakak Syahid
yang membantu dan mengantar ke sekolah-sekolah, ke kampus dll.
Tnx's & Semoga Tuhan membelas kebaikanmu Ka'.
4. Segenap pendiri dan pengurus lsYA, Tante Lia (Almh), Mba.Daesy,
mas. Koko. mas.Agus, dan teman-teman pengurus lainnya serta
seluruh anggota ls YA atas kesempatan, motivasi dan kerja sama juga
pengertiannya hingga terselesaikannya sekripsi ini.
5. Semua sahabatku yang selalu ada untuk saling berbagi dan mengiringi
langkahku menuju cita-cita kita bersama, untuk Ari, Ima, Nisa, Anis,
Eva, Emma, Ai, Hudan, Daniel, Deden, Sapik, Jay, Dian, Farida,Neny,
Tnx's God I found u as my best friend!!. Untuk Lilies, Edo,
Muf ,Chotimah, Reny, Eva f. dan seluruh angkatan '99 yang tidak
disebutkan satu persatu, terimakasih atas motivasi, bantuan dan
kebersamaan kita. Untuk sabry-na Tnx's, Keep on Moving Rini!
6. Sobat-sobatku di angkatan 2000 Echi and the genk, lyank, Rif, Adi,
dkk, Untuk angkatan 2001 Hanum, HQ, Makky, Yeyen, Evan, Dana,
Tia, dan semua adik kelas lainnya, tnx's atas motivasi dan doa kalian.
Tetaplah menjadi sahabat sejati bagi siapa saja. Tuk sobat sejati ku di
the nine stars, Ocha, Dilla, Zila, llal, Ina, Ip, Tyty, Dathi, tetap kompak !!
7. Untuk SMUN 46 dan SMUN 34 Jakarta Selatan, atas kesempatan dan
kerja samanya dalam proses penelitian dan terselesaikannya skripsi ini.
Terima Kasih atas segala motivasi, bantuan dan doanya, semoga Allah SWT
membalas semua kebaikan kalian. Dan semoga skripsi ini bermanfaat. Amin.
Jakarta, February 2004
Dzulhijjah, 1424
DAFTAR ISi
Abstraksi ............................................................................................... .
Kata pengantar....................................................................................... iii
Daftar isi .................................................................................................. vii
Daftar Tabel dan Bagan ......................................................................... ix
BAB 1
PENDAHULUAN ................................................................. 1
Q
Latar Belakang Masalah .............................................. 1
1.2
Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................ 11
1.2.1
Pembatasan Masalah ....................................... 11
1.2.2 Perumusan Masalah ......................................... 12
1. 3 Tujuan dan Manfaat Penelitian .. .. . ... .. .. ... . .................. 12
1.4 Sistematika Penulisan .................................................. 13
(BA13V
KAJIAN TEORl .................................................................... 15
2. 1 Deskripsi Teoritik ........................................................... 15
2. 1. 1. Pengertian Kelas social ....................................... 15
2.1.2. Faktor pembentuk mobilitas social ...................... 21
2.. 2. Pengertian gaya hidup materialisme ............................ 34
2.2.1.1. Pengertian gaya hid up ..................................... 34
2 .. 2.2. Pengertian materialisme ............................................ 37
2 .. 2.2.1. Pengukuran gaya hidup materialisme ..................... 44
2.. 3. Pengertian remaja .......................................................... .47
2 .. 3.1. Ciri-ciri remaja .............................................................. 50
2.. 3.2. Materi sebagai Symbol status bagi remaja ...................................... 58
2.1.3.3. Perilaku konsumsi remaja sebagai anggota masyarakat. .............. 65
2.2. Pengajuan hipotesis .............................................................................66
J -
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 67
3.1. Disain Penelitian ............................................... .
·········· ...... 68
. ....... 68
3.2. Pengumpulan Data ......................... .
3.2.1. Populasi dan Sampel. .................................... .
........... 68
3.2.2. Metode dan lnstrumen ......................................................... 70
3.2.3. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 76
3.2.4. Analisa Data... . . .... .. .. .. .... .... ....... ...
3.3. Main Study..........
. ....................................... .
......... 78
......... .79
BAB 4. HASIL PENELITIAN .......................................................................81'.
4.1. Gambaran Umum Responden ............................................................. 81
4.1.1. Berdasarkan kelas sosial. ............................................................... 81
4.1.2. Berdasarkan materialisme.. ...... .. .... ......... ............ .... .. .
.. ...... 82
4.13. Hubungan antara kelas sosial dengan gaya hid up materialisme ......... 83
BAB 5. KESIMPULAN, DISKUSI, SARAN
5.1: Kesimpulan......................................
.. ............................................. 91
5.2. Diskusi ..................................................................................................92
5.3. Saran .................................................................................................. 97
DAFTAR PUSTAKA
LAMPI RAN
DAFTAR TABEL DAN BAGAN
DAFTAR TABEL
BAB 2
Ta be I 2. 1. : Tabel karakteristik kelas sosial ............................................ 30
Tabel 2.2. : Tabel Kisi-kisi kelas sosial. ................................................... 31
Tabel 2.3. : Tabel karakteristik materialisme ........................................... 45
BAB3
Tabel 3.1. : Tabel penghitungan skala materialisme ............................... 71
Tabel 3.2. : Sebaran butir skala kelas sosial ........................................... 72
Tabel 3.3. : Sebaran butir materialisme ................................................... 73
Tabel 3.4. : Sebaran aitem kelas sosial yang valid .................................. 73
Tabel 3.5. : Sebaran aitem materialisme yang valid ................................. 74
BAB4
Tabel 4.1. : Sebaran sampel berdasarkan kelas sosial ............................ 81
Tabel 4.2. : Sebaran sampel berdasarkan gaya hidup materialisme ......... 82
Tabel 4.3. : Sebaran sampel berdasarkan faktor materialisme ................ 83
Tabel 4.4. : Sebaran sampel berdasarkan kode ...................................... 84
Tabel 4.5. : Tabel silang .......................................................................... 86
Tabel 4.6. : Tabel analisis data ............................................................... 87
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1. : Gaya hid up sebagai pusat dari proses konsumsi. ........... _.... 38
Bagan 2.2. : Gaya hidup konsuman dan keputusan konsumsi ................. 39
BAB 1
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang Masalah
Manusia pada umumnya di!ah·r{.an seorang diri, akan tetapi pada kehidupan
selanjutnya tidak dapat dipungkiri bahwa manusia sulit hidup tanpa orang lain.
Setiap individu merniliki berbagai keinginan dan kebutuhan yang ingin
dipenuhi bahkan harus terpenuhi Untuk itulah manusia membutuhkan orang
lain, dimana setiap individu melakukan interaksi dan negosiasi dengan
lingkungannya demi tercapai kebutuhan dan keinginannya.
lnteraksi yang dilakukan tersebut tanpa disadari seolah membentuk individuindividu yang saling berinteraksi tadi saolah menjadi sebuah ke!ompokkelompok dalam tingkatan-tingkatan yang berbeda dalam sebuah rnasyarakat.
Adapun hal yarig dapat rnernbedakan inclividu-individu dalam sebuah
masyarakat sarigatlah beragam, semua ini tergantung pad a apa yang
dianggap bernilai tinggi dalam masyaraknt tersebut. Hal yang dianggap
penting dan bernilai tinggi dalam sebuah masyarakat akan menempatkan hal
tersebut sertci individu yang meniilikinya memperoleh kedudukan yang tinggi
dan dihormati pula.
Bila saja dalam sebuah masyara'<at lebih menghargai kekayaan material dari
pada pendidikan, maka anggota masyarakat yang memiliki kekayaan material
yang berlimpahlah yang menduduki posisi terhormat dan teratas
dibandingkan dengan anggota masyarakat yang berpendidikan tinggi. Gejala
tersebui menimbulkan pengelompokan dan kelas ataupun lapisan-lapisan
dalam masyarakat.
Sejak zaman refolusi perancis pada masa kepemimpinan Lois ke XIV telah
ditemukan bahwa adanya perbedaan kedudukan individu sebagai anggota
masyarakat yang terdiri dari kaum bangsawan yang kaya raya, pedagang
dan kaum yang beranggotakan individu yang tid3k memiliki harta benda.
Maka jelaslah bahwc; clalam sebuah masyarakat, disadari ataupun tidak
dengan serta merta individu sebagai anggota masyarakat memperoleh
bahkan memiliki kedudukan atau lapisan dalam tingkatan-tingkatan yang
berbeda s'"suai dengan apa yang dianggap lebih dihargai atau dinilai tinggi
oleh mas\1arakat tersebut.
Terbaginya individu dalam masyarakat pada sebuah tingkatan-tingkatan yang
berbeda, memiliki pengaruh yang cukup besar dalam kehidupan anggota
masyarakatnya. Mulai dari adanya perubahan atau pergeseran nilai dalam
kepribadian, aktivitas, minat maupun pendapat hingga pada pola konsumsi
dan keinginan serta kebutuhan yang dianggap penting untuk dipenuhi.
Semua l1a, ini terjadi dikarenakan rnasyarakat sehagar ternpal her·kumpulr1ya
individu-individu dari berbagai /atar belakang yang berbeda rnerniliki interfensr
dan kekuasaan yang cukup besar dalam proses i<ehidupan individu-individu
sebagai anggotanya.
Contohnya masyarakat Indonesia, yang pada umumnya menganggap
kepemilikc.n harta benda ber/impah merupakan ha/ yang terpenting dalam
hidupnya. Benda-benda berbentuk material diyakini sebagai suatu peralatan
atau perlengkapan yang dapat memudahkan seseorang da/a,11 menjalankan
kehidupannya. Contohnya saja orang yang membeli dan memiliki berida
material seperti mobil, motor, mesin cuci, lemari es, TV, computer, telepon
selular, dan lain sebagainya. Secara fungsional, peralatan ini memang sangat
bermanfaat dan memenuhi keb:.ituhan serta menambah mobilitas dari
kelangsungan l1idup manusia.
Bukan hanya itu, ketika berdasarkan sejarah perkembangan teknologi dan
ilmu pengetahuan, pengembangan, kemajuan serta penemuan-penemuan.
baru di berbagai bidang kehidupan ditujukan untuk memudahkan
kelangsungan hidup dan kesejahteraan manusia di dunia secara kese/uruhan.
Begitupun dengan tujuan utama dari pembangunan di bidang ekonomi yakni
memungkinkan seseorang untuk mencapai taraf hidup yang /ayak. Dari
tujuan tersehut sangat wajar bi/a hampir seluruh manusia di muka bumi ini
berusaha memperoleh kesejahteraan dengan berbaga1 cara untuk
memperoleh beragam macam benda material yang diyakini dapat
mempermudah dan mensejahterakan kehidupannya.
Bila dilihat dari perilaku konsumen da!am m&ngkonsumsi, pada awalnya
mungkin orang-orang membeli atau mengkonsumsi beragam produk barang
hanya karena kebutuhan, hanya untuk sekedar mempertahankan hidup atau
untuk lebih rnempermudah diri mereka da/am menja/ankan kehidupan. Akan
tetapi semua bergeser ketika persaingan tadi terjadi dan berlaku bagaikan
virus yang merubah gaya hidup, po/a fikir dan orientasi nilai bagi kehidupan
orang-orang secara umurn. Perubahan tersebut menimbulkan kegemarankegemaran, kebutuhan serta keinginari dan harapan-harapan baru., yang
d1sadari ataupun tidak memotivasi para konsurnen untuk dapat mernenu/1inya.
Yang menjadi pertimbangan bagi para konsumen bukan Jagi berhenti pada
titik terpenuhinya ks..,c1tuhan atau "yang penting ada dan dapat bertahan
hidup". Akan tetapi lebih dari itu, orang-orang sudah mulai berfikir dan
merubah pertimbangan dari kegiatan membeli atau konsumsinya pada halhal yang dahulu tidak begitu diperhatikan atau menjadi prioritas, seperti
misalnya bentuk, warna, harga, r,1erek ataupun makna simbolik dan nilai dari
produk atau benda material yang dibeli dan dikonsumsinya.
5
James F. Engle, Roger D. Blackwell dan Paul W. Miniard (1995) menyatakan
bahwa pertimbangan pembeli lebih berdasarkan pada fungsi, bentuk, dan
"arti" dari sebuah produk yang akan dibelinya. Juga tak lepas dari masalah
kebutuhan dan keinginan serta harapan konsumen dalam membeli produk
tersebut.
Dimana :nasyarakat memiliki interfensi yang kuat dalam perilaku individuindividu yang menjadi anggotanya. Begitupun dalam hal konsumsi, system
kemasyarakatan sangat mempengaruhi individu-individu sebagai anggotanya
dalam perilaku konsumsi, karena masyarakatlah yang menilai dan
memegang kendali untuk dapat mernproyeksikan, memberi gambaran serte
menunjukkan bagaimana mereka ingin menjadi, atau masyarakat dengan
individu-inrlividu yang seperti apa yang ada didalamnya.
Dan hal ini berimbas pada tingkat dan jenis kabutuhan, keinginan, kehidupan
sosial, gaya hidup, serta pola fikir sekaligus aplikasi nilai dan norma
kehidupan individu sebagai anggota dalam lingkungan masyarakatnya. Bila
individu-individu yang ada didalamnya i11gin diakui, diterima dan iadi bagian
atau bahkan ingin memperoleh kedudukan yang setara bal1ka11 lebih, maka
individu-individu tersebut seharusnyalah konform terhadap peraturan yang
berlaku di masyarakat atau lingkungan sosialnya tersebut.
Contohnya saja, masalah komunikasi pada masyarakat moderen bukanlah
masa/ah yang besar karena yang perlu dilakukan sangat/ah mudah dan cepat,
seirir.g dengan kemajuan teknologi yang ada. Bila orang-orang di zaman dulu
menggum1kan a/at telekomunikasi yang seadanya, sekarang masyarakat
moderen baru akan puas bi/a mereka dapat berkomunikasi kapanpun dan
d1manapun r.1ereka butuh dan inginkan. Contohnya saja pada artikel yang
ditulis seorang jurnalis dalam /1eadline yang berjudul "Ponse/ anda cermin
anda", Mobile Community Magazine, edisi july 2003, yang menggambarkan
betapa ponsel yang ada sekarang dapat dikatakan telah memenuhi
kebutuhan dan keingirsn konsu;nen.
Meski pada awalnya ponsel dig•Jnaka'l oleh orang-orang dengan tingkat
sosial, tinskat kesibukan dan segala kompleksit2.s yang bertaraf tinggi,
karena hc:rga, merek, dan fariasi yang ada saat itu masih tergolong terbatas.
Bcrbeda keadaannya di era moderenisasi ini ketatnya persaingan dan
kompetisi pasar menjadikan produk ini tersegmentasi Tidak hanya dari harga,
bentuk, dan fungsi saja, tapi juga disesuaikail dengan jenis kegiatan, minat ,
bahkan ponsel yang dimilikinya dapat dijadikan sebagai symbol personal atau
dapat digunakan untuk mengungkapkan seperti apa orang yang memiliki
ponsel tersebut, serta dari tingkat sosial maria ia berasal.
7
Atau dalam contoh lain, dalam tidang periklanan, hampir seluruh iklan yang
dibuat mengetenaghkan atau menonjolkan kelemahan orang, maksudnya
adalah ketika orang menyadari kekurangannya dan menyadari untuk
menutupi atau memenuhi kebutuhan dan kelemahannya tersebut, dimana ·
orang-orang tersebut akan membeli dan mengkonsumsi bahkan menjadi
loyal terhadap produk yang dalam iklannya menjanjikan pemenuhan
kebutuhan dan keinginan serta menghilangkan kelemahan para konsumen
tad'.
Contoh dala<n keseharian dimana dituntut komformitas terhadap apa yang
dianggap penting oleh lingkungan sosialnya. Misalnya saja dalam hal mode
pakaian, sebagai masyarakat muda, remaja selalu ingin menjadi beda dari
kalangan manapun, tidak peduli dari status sosial tinggi ataupun rendah
remaja tetap remaja. Bagi mereka pal<aian yang mereka kenakan haruslah
mencerminkan kepribadian mereka, tetapi yang lebih penting adalah mode
pakaian yang yang mereka kenakan haruslah sesuai dengan teman
sebayanya, dan kebanyakan meref;a untuk 111asalah mode pakaian berkiblat
pada mode luar negri. Sedangkan yang dikenakan orang luar negri tersebut
tentunya memiliki harga yang mahal dengan menok-merek terkenal dan mode
yang selalu upjate, sesuai den9an karakteristiknya remaja Pdak peduli
dengan hal tersebut, bagi mereka intinya adalah menjadi sama dengan
orang-orang luar nE'.gri yang diy&kininya selalu membawa perubahan yang
sangat mengerti jiwa dan kebutuhan mereka.
Secara l0gika, bagi remaja dari kalangan kelas sosisal tingkat atas, hal itu
tidak masala/1, artinya mereka dapat memenuhi keinginan dan kebutuhannya
untuk menjadi setara dengan apa yang mereka ingin menjadi. Tapi tidak
untuk remaja yang memiliki kelas sosial yang menengah bawah terutama
remaja di .ingkat >osial yang rendah. Ajaibnya adalah rasionalisasi tersebut
terpatahkan mentah-mentah, karena pada kenyataannya kemajuan teknologi
dan kreatifnya para produsen membuat sesuatu yang awalnya tampak
irrasional menjadi hal yang rasional dan sederhana saja. Remaja kalangan
menegah - bawah, tampak tidak jauh berbeda dengan remaja di l:alangan
alas.· Mesl<i mereka mungkin membeli pakaian dengan merek berbeda atau
dengan merek yang palsu atau dikenal dengan istilah "pembajakkan", yang
penting bagi mereka adalah bagaimana mereka dapat sama, satara, dan
secara tidak langsung menaikan status sosial mereka di masyarakat terutama
dikalangan teman sebayanya.
Begitulah kenyataan yang ada, dalam pergaulan sehari-hari sama saja,
dimana remaja dengan segala kompleksitas kepribadiannya, mereka bergaul,
berkelompok, saling berbagi seolah menjadi bagian dari kehidupan teman
sebayanya, dimana pada masa itu seseorang dinilai dan dipandang dari apa
yang mereka miliki, bukan dari apa adanya diri mereka. Karena bila remaja
9
tersebut di tole- k oleh teman sebayanya c.dalah sebuah hukuman yang sangat
berat bagi mereka, begitupun dengan penolakan atau diragukan
keheradaannya dalam artian kemampuan dan eksistensinya di masyarakat
juga merupakan suatu musibah yang sangat berat dan sulit diterima.
Berdasarkan contoh-contoh diatas, maka benarlah kiranya ungkapan Fromm,
(1976 : 8) bahwa masyarakat modereri mengidentifikasi dan menunjukkan
status sosial mereka dengan ungkapan atau prinsip "/am = what I have and
what I consume", atau dalam prinsiµ lain yang diadopsi dari Descrates's yakni
cogito
er~10
sum yang dapat diartikan rnenjadi I shop, therefore I am.
Ungkapan dan
form~Jia
ini menunjukkan usaha pemilikan benda material
yang di konsurr,si konsumen memiliki makna simbolik atas apa yang mereka
korsumsi. Mereka yekin bahwa kepemilikannya memainkan peran penting
dalam kehidupan sehari-hari. Dimana cara pandang mereka jadi terpengaruh
dan orientasinya bukan lagi pc.0a benda yang dimiliki orang lain atau dirinya
sendiri, tetapi lebih ke;:iada maksud atau symbol status yang mereka ingin
tunjukkan.
Sedangkan makna symbolik yang diharapkan dari kepemilikan benda-benda
material bagi para remaja adalah sebagai persona dalam menjalani tugas
perkembangannya. Dimana minat dan aktifitas serta pendapat-pendapat dan
pandangan mereka tentang diri pribadi dan lingkungan sosialnya di jadikan
10
sebagai proses pencarian jati diri, identitas dan pengembangan d'ri mereka.
Ketika semua dirasakan benar-benar bisa dijadikan sebagai proses
aktualisasi diri dan memberi kepuasan seka:igus dapat menggambarkan
status social dan menaikan harga ciiri, hal ini lambat laun akan menjadi
kebiasaan yang kemudian diinternalisasikan hingga menjadi pilihannya dalam
menjalankan kehidupanya.
Remaja yang awa/nya tidak begitu menilai ber.da-benda material atau
perilaku hedonis sebagai suatu yang di2nggap penting atau sebagai
keharusan, cepat ataupun lambat akan mulai menginternalisasi nilai-nilai
yang dianggap penting bagi ke/ompok sosialnya tersebut. Sebut saja seperti
contoh-co itoh sebelumnya seperti ponsel. Kadang atau memang bila mereka
sadari betul fungsi dari ponsel atau bergaya pakaian yang
mer~ka
pilih atau
miliki tidak sepenuhnya atau tidak seluruhnya mereka butuhkan atau inginkan.
0
Dengan begitt.:lah remaja bahkan masya,·akat secara luas menjadi
materialism, dimana mereka saling bersaing untuk menjadi lebih tinggi
tingkatannyo dalam ke/ompok sosialnya, dengan sela/u iri atau tidak senang
bila orang lain lebih darinya, dan tidak mau berbagi dengan ornng lain,
karena merel;a ingin hanya dirinya/ah yang rnenjadi terbaik dan tersukses
serta paling dihormati dan dihargai.
11
"I think all things say something about you. It maight be 'I don't care' or it
might be 'I think I'm .wonderful - take a good look at me', but I think everyone
finds their balance by buying tile things that reflect them best".
( Denis Lew;s, dalam Helga Dittmar, 1992)
Berdasarkan penjabaran dan contoh diatas serta kenyataan lain yang serupa
itulah yang membuat peneliti tertarik untuk mengangkat masalah apakah
seseorang bergaya hidup materialis dipengaruhi oleh latar belakang kelas
sosial yang berbeda atau tidak. Dan untuk itulah penelitian ini menga.1gkat
judul:
"Hubungan antara Kelas Sosial terhadap Gaya Hidup Materialisme"
1.2. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1.2.1. Pembatasan Masalah
Kelas sosial yang dimaksudkan adalah pembagian anggota masyarakat
kedalam kelas-kelas berupa ting:<atan atau hirarkis, dimana individu atauptm
keluarga yang ada didalamnya saling berbagi nilai-nilai, gaya hidup, minat
dan perilaku yang dapat dikategorikan dalam bentuk prestise dan esteem
('.)enghargaan dan penghormatan).
Sedangkan materialisme yang dimaksud adalah nilai multidimensional dalam
diri remaja yang meliputi possessiveness, envv (displeasure at someone else
possessing something), non-generousity (unwillingness to give or share
possessions), centrality, dan memiliki benda material diyakini sebagai sumber
kebahagiaan.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah remaja yang berada di
lingkungan perkotaan, dalam hal ini Jakarta. Dengan rata-rata usia antara
lrrna belas sampai delapan belas tahur. (15 - 17 tahun ).
1.2.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masa/ah diatas, maka masalah yang_ akan dibahas
dalam f18nelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
Adakan hubungan antara kelas sosial terhdap gaya hidup materialisme
?
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1. Tujuan Pen-?litian
Mengacu pada latar belakang dan perumusan masalah penelitian ini, maka
tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya
hubungan antara kelas sosial seseorang terhadap gaya hidup materialisnya_
v
13
Dalam penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memperkaya
wawasan mengenai perilaku konsumsi yang dilaKukan remaja, untuk
menamba:i wawaasan tentang bagaimana perilaku remaja sesuai tahap
perkembangan serta proses pembentukan pola hidup mereka yang dilatar
belakangi oleh l<e/as sosial yang berbeda. Dan diharapkan pula dapat
menambah pengetahuah dan penelitian-penelitian sebelumnya mengenai
perilaku remaja sehubungan denqan dirinya sebagai konsumen terlebih
sebagai anggota masyarakat.
1.4. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini berpedoman pada sistematika penulisan American
Psycho/ogycal Association (APA Style). Untuk memudahkan penulisan skripsi
ini, penulis menyusunnya dalarn bentuk beberapa bab sebagai berikut:
BAB 1
: Pendahuluan. Berisi latar belakang masalah, pembatasan dan
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB 2
:l<ajian Teori. Bab ini membahas teori-teori yang berhubungan
0
dengan penelitian ini, yakni teori tentang kelas sosial,
pengertian kelas sosial, faktor-faktor pembentuk dan perubah
kelas sosial, pengL<kuran kelas social, teori tentang gaya hidup
materialis, pengertian gaya hidup, faktor pembentuk gaya hidup,
macam-macar gaya hidup, pengertian materialif.me, faktor
pembentuk materialisme, pengukuran materialisme, teori
tentang rerr.aja, pengertian remaja, tugas perkembangan
remaja. minai remaja, remaja dalam tinjauan perilaku konsumen,
kerangka berfikir dan pengajuan hipotesa.
BAf::l 3
:Metodo;ogi Penelitian. Bab ini mengurai tentang metodologi
penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpi/an
data, metode pengolal1an data, metode pengolehan data, pilot
syudy, main study dan nasil penelitian.
BAB4
: Hasil Penelitian. Terdiri dari gambaran umum subjek penelitian,
analisis data dan hasil penelitian.
BAB 5
: Berisi kesimpulan, rJiskusi dan saran.
BAB2
KAJIAN TEORI
Dalam penelitian ini akan melakukan kajian teoritik yang terdiri dari
pengertian kelas sosial dan stratifikasi sosial, faktor pembentuk dan perubah
kelas sosial, pengertian gaya hidup materialis, faktor pembentuk dan perubah
gaya hidup materialism.
2. 1. Oeskripsi Teoritik
2.1.1.Pengertian Kelas Sosial
Kelas sosial yang ada pada suatu masyarakat lebih di dasari oada ortientasi
nilai yang diangqap penting cialam kelompok sosial atau masyarakat secara
luas. Dan dalam kelas sosial pada hakikatnya mewujudkan system
keduclukan-kedudukan pokok dalam masyarakat yang disebut class-system
(Ronald Freedman, fa:mos H. Haweley, Warner S. Landeeker, Horece M.
Miner dalam Soerjono Soekanto 1990:260).
Loudon dan Della Bitta (1988 : 236) mendefinisikan kelas sosial sebagai
berikut:
The term "Social Class" has been defined as a group consisting of a number
of people who have approx.'mately equal positions in society.
I (1
G. Schiffman Jan Leslie Lazar Kanuk (1994 : 276) menyatakan :
Concept of social class is used to assign individuals or families to a social
class ;,ategory. Social Class is defined as the division of membera of a
society into a hierarchy of distinct status classes, so that members of each
class have relatively of the same status and r:Jembers of all other classes
have either more or less status.
Disini kelas sosial di gunakan untuk pengkategorian individu atau family
daiam kelas sosia/. Kelas sosial didefinisikan sebagai pernbagian
masyarakat kedalam tingkatan-tingkatan status yang sama, dengan begitu
anggota dari masing-masing kelas sosialnya memiliki status yang relatif sama,
dan tidak menutup kemungkinan adanya penirigkatan atau peurunan status
scsial bagi seluruh tingl(atan atau ke:as sosialnya.
Definisi senada di ungkapkan oleh Engle. Blackwell, dan Miniard (1995:
681) :
"SociE.I Class is defined as relatively permanent and homogeneous divisions
in a society into which individuals or families sharing similar values, lifestyle.
interests, and behavior can be categorized".
Lebih lanjut Engle, Blackwell dc:r. Miniard (1995) menyatakan bahwa kelas
sosial mengacu pada pr"ngelompokan orang yang sama dalam perilaku
mereka berdasarkan posisi ekonomi mereka di dalam pasar. Keanggotaan
kelas ada dan dapat di deskripsikan sebagai kategori statistic entah individuindividunya sadar atau tidal< akan situasi mereka yang sarna.
II
Kemudian Max Weber, bersama dengan Karl Marx dalam Engle, Blackwell
dan Miniard (1995 · 681 ), dapat dianggap sebagai bapak teori kelas sosial,
menjelaskan perbedaan antara kela;:; sosial dan kelompok status sebagai
0
berikut :
"With some over-simplification, one might thus say that "classes" are stratified
according to their relations in the production and acquisition of goods,
wheares "status groups" are stratified according lo the principles of their
consumption of goods as represented by special "style of life".
Dan J.Paul Peter dan Jerry C. Olson (2002: 341) lebih lanjut menyatakan
bahwa:
"Social class refers to a national status hierarchy by which groups and
individuals are distinguished in term cf esteem and prestige".
Berdasarkan teori-teori diatas dapat disimpulkan bahwa kelas
~osial
sebagai
pembagian anggota masyarakat kedalam kelas-kelas dalam bentuk tingkatan
atau hirarkis, dimana individu atau keluarga yang ada didalamnya saling
berbagi nilai-r.ilai yang sama, gayci hiduo, minat, dan perilaku yang dapat
dikategorikan dalam bentuk prestise dan esteem (penghargaan dan
penghormatan).
Stratifikasi Sosial
lo
Beberapa tokoh memahami kelas sosial dengan istilah stratifikasi sosial.
Yang pada dasarnya memiliki pengertian yang sama, adapun pengertian
strat1fikasi social itu sendiri adalah seperti yang diungkapkan para ahli
dibawah ini.
Manusia di muka bumi ini pada hakikatnya sam2-sederaJat. Tetapi pada
kenyataannya dalam kehidupan kelompok-kelompok sosial tidaklah demikian
(Robin William, 1960 dalam soerjono Soekarito, 1990: 254). Disadari bahwa
kenyataannya beberpa orang dalam kelompok sosisal te1ientu lebih tampak
"sepadan-sederajat" dengan posisi atau :<edudukan"yang lebih tinggi
dibandingkan dengan orang iain yang nampak lebih mempunyai kedudukan
yang lebih rendah padahal mereka berada dalam kelompok sosial yang sama.
Seorang filosof, Aries Toteles dalam Soerjono Soekanto (1990: 251)
mengatakan bahwa di dalam Negara tardapat tiga unsur, yaitu mereka yang
kaya sekali, yang melarat, dan yang barada di tengah-tengahnya. Hal tesebut
membuktikan bahw:;i sejak zaman itu dan sebelumnya, orang telah mengakui
adanya startifikasi sosial yang memiliki tingkata:i-tingkatan dari bawah keatas.
Max Heller, 1981: 766-795 dalam James F. Engle, Roger D. Blacekwell dan
Paul W. Miniard (1995: 123) menyatakan stratifikasi sosial terjadi untuk
mengembangkan dan me;estarikan identitas sosial kolektif di dalam dunia
yang dicirikan ole,1 ketidaksamaan ekonomi yang mudah menyebar.
I'!
Sedangkan berdasarkan asal kata dan beberapa pendapat tokoh mengenai
stratif;kasi sosial dan hubungannya dengan perilaku konsumsi dapat di
definisikan sebagai berikut :
Kata stratification berasal dari kata stratum (jamak dari strata) yang berarti
lapisan. Pritim A. Sorokin, 1959 dalam Soerjono Soekanto,(1990:252)
menyatakan bahwa stratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk atau
masyarakat dalam kelas-kelas secara bertingkat (hirnrkis). Perwujudannya
adalah kelas yang lebih tinggi dan kelas yang lebih rendah.
Selanjutnya Sorokin menyatakan bahwa das2r dan inti dari lapisan
masyarakat adalah karena tidak adanya keseimbangan dalam pembagian
hak aan kewajiban, kewajiban dan tanggung jawab nilai-nilai sosial dan
pengaruhnya diantara anggota-a,1ggota masyarakat.
Sedangkan Loudon dan Della Bitta (1988 : 236) menyatakan bahwa :
"Social Stratification", is the general term whereby people in a society into
higher and lower social potitions, which produces a hierarchy of respect or
pre::tige.
Berdasrkan teor: diatas dapat disimpulkan bahwa stratifikasi sosial sebagai
pembedaan penduduk yang dibe:ituk oleh orang-orang yang ':Jerada dalam
masyarakat itu sendiri, 0edangkan bentuk dari stratifikasi sosial adalah
20
sebuah tingkatan-tinQkatan atau hirarkis dari bawah keatas berdasarkan
prestise dan respek.
Stratifikasi sosial tidak saja mempengaruhi bagaimana suatu tingkat atau
str·ata sosiai menunjukkan perbedaan-perbedaan di antara masyarakat dan
membagi masyarakat kedalam tingkc.tan-tingkatan yang terbeda, tetapi juga
memberikan makna simbolis Ji daiamnya bahwa pada setiap tingkatan
memiliki stereotype dan juga status yang berbeda sekaligus status yang
mempengaruhi mereka dalam menjalar1kan kehidupanny2 sesuai
tingkatannya masing-masing.
Dalam kaitannya der:::an perilaku konsumen stratifikasi sosial
memperlihatkan perbedaan dalam perilaku konsumsinya, yakni dapat dilihat
dari segi ekonomi, politik, hukum, agama, keluarga, dan pendidikan mereka.
Dalam stratifikasi juga dikenal adanya mobilitas atau pergerakan tingkatan
atau strata sosial yang di tunjukkan oleh meningkat atau menuwnnya status
individu-individu sebagai anggota masyarakat, yang terjadi di dalam strata i(u
sendiri (intra) atau antar strata atau bahkan dari generasi kegenerasi dalam
populasi atau pangsa pasar khususnya (dalam Engle, dkk., 1995).
Hal ini juga dapat diartikan akan adanya pe/uans; yang besar dalam mobilitas
status sosial yang dapat menaikkan ataupun menurunkan strata sosial
individu sebagai anggota masyarakat, yang juga mempengaruhi bagaimana
.'.I
atau cara individu anggota masyarakat melakukan konsumsi yang dapat
merubah statusnya dalam masyarakat atau kelornpok sosialnya dengan
keputusan-keputusan yang diambil dalam proses konsumsi, dan ha/ ini juga
me.11pengaruhi gaya hidup individu-individu sebagai bagaian atau di/uar
strata terten!u.
Stratifikasi sosial terjadi untuk rr.engembangkan dan me/est11rikan identitas
sosial kolektif d: dalam dunia yang dicirikan oleh ketidak samaan ekonomi
yang mudah menyebar (Max Heiler, 1981 :766-795 dalam Engle, dkk., 1995 :
123). Studi ilmicih mengenai strc:tifikasi sosial di Amerika dimulai pada tahun
1920-an dan 1930-an dengan deskripsi kelas sosial dikota-kota kecil New·
England dan U1e South.
2.1.1. Fak,or Terciptanya Mobilitas Sosial
2.1.1.1. Kebudayaan
Masyarakat. dimana tempat berkumpulnya orang-orang yang saling
berinteraksi, dengan latar belakang usia, jenis kelamin, /apisan sosial, ras,
etnik, dan sebagainya dijadikan sebagai ajang bertukar ide-ide, kepercayaan,
nilai-nilai, norma, sikap, adapt-istiadat tujuan-tujuan, artefak dan berbagai
perbedaan ataupun kesamaan yang mereka miliki bersama yang kemudian
dianut, diinternaiisasiknn dalam kesehariannya hingga akhirnya
dikonseptualisasikan kedalam sesuatu yang mereka sebut l<ebudayaan.
(dalam J.Peter & Olson, 2002).
Kebudayaan meliput berbagai elemen, baik secara abstrak maupun yang
berbentuk material. Elemen yang abstrak meliputi nilai-nilai, ide-ide, tipe-tipe
kepribadian, dan konsep-konsep seperti religiusitas. Sedangkan elemen
material meliputi benda-benda seperti mobil, buku-buku, computer, bangunan,
dan oerbagai perkakas rumah tangga, dan lebih spesifiknya lagi seperti levi's
501 jeans atau kumpulan CD dari Mar·ia Carey dan lain sebagair1ya.
Kebuda'jaan melengkapi manusia dengan sense (perasaan) dari sebuah
identitas dan juga memberi pengertian terhadap perilaku-perilaku yang dapat
diterima oleh rnasyarakat. Beberapa dari sikap dan perilaku yang lebil1
penting, yang di pengaruhi oleh budaya rnenurut Philip R. Harris dan Robert
T. Moran, 1937, dalam Engle, dkk, (1995: 611) adalah sebagai berikut:
1). Sens of self and space, 2). Communication and language, 3). Dress and
appearanre, 4). Food and feeding habits, 5). Time and time r:onsciousness
6). Relationships (family, organizations, government, and so an), 7). Values
and norms, 8). Belifes an1 attitudes, 9). Mental a1id learning, 10). Work habits
and practices.
Dan dalam hubungannya dengan konsumsi, ke sepuluh sikap dan perilaku di
atas adalah sebagai suatu yang dapat dan memeng di pelajari masyarakat '
agar mereka dapat diterima daiam masyarakat atau lingkungan sosialnya,
dan semua itu adalat:! bagian atau sebuah aplikasi dari makna sebuah
kebudayaan. Dengan begitu sikap dan perilaku d; atas berpengaruh bagi
keh:dupan indivudu-iridividu sebagai anggota rnasyarakat dalarn berbagai hal
terrnasuk di dalarnnya adalah dalam sikap dan perilaku mereka dalam pola
hidup materialismenya.
Kebudayaan juga l.Jerpengaruh terhadap peniiaian individu dan masyarakat
secara umum mengenai proses konsumsi dengan memberikan makna pada
barang dan jas<l. Dalam sebuah literatur pemesaran be/um lama ini berfokus
pada makna kognitif, fungsi simbolik, dan sejarah budaya dari sebuah produk
yang muncul di dalam suatu konsep yang disebut semantik produk atau
semiotik, studi tentang kualitas simbolik dari sebuah produk (Ruby R.
Dholakia dan Sidney J. Levy, 1987 dalam Engle, dkk., 1994).
Lebih lanjut kebudayaan dalam kaitannya dengan perilaku konsumsi adalah.
dengan adanya produk-produk yang mengandung makna-makna (meanings)
melalui dunia periklanan, system fashion, kehadiran pedangan-pedangang
eceran, dan beberapa cara lain yang tidak di pengaruhi oleh pelaku pasar
tapi tidak penting untuk perkembangan konsumen dalam tahapan-tahapan
dAri kebutuhan akan pengakuan, penerimaan atau penghargaan. Konsumen
individua! mengembangkan makna me/alui pemilikan, pertukaran,
pengurusan, dan ritual pelepasan (Grant McCracken, 1986, dalam Engle,
dkk., 1995: 618) .
.Jadi, kebudayaan berpengaruh tentang tP.rciptanya pembagian masyarakat
keda/am lapisan-lapisan atau hirarkis, alasan mengapa orang-orang membeli
atau mengkonsumsi, juga alasan pemilihan po/a hidup•masing-masing
anggota masyarakat tentunya.
2.1.1.2. Simbol Status
Simbol status diartikan sebagai penjelasan mengenai gambaran keduduka11
seseorang dalam masyarakatnya. Dimana personal status-nya diperoleh
tergantung pada reputasi seseorang di dalam komunitasnya dan pada
judgement terhadap seseorang tadi yang dibuat oleh orang-orang lain dalam
komunitasnya. Baik personal ataupun simbol status diperoleh dari kelas-kelas
sosial yang membahas mengenai "apa yang orang-orang dalam
ma3yarakatnya menyatakan siapa mereka".
Sedangkan definisi dari syMbol status sebagaimar.a diungkapkan Soerjono
Soekanto (1990) arialah :
Kedudukan seseorang yang melekat padanya dapat terlihat pada kehidupan
sehari-harinya melalui ciri-ciri tertentu yang dalam sosiologi disebut juga
prestise-simbol. Ciri-ciri tersebut seolah-olah sudah menjadi bagian hidupnya
yang tc-lah institutionalized atau bahkan internalized .
Adapun ciri-ciri yang dianggap sebagai simbol status misalnya saja cara
berpakaian, pergaulan, cara mengisi waktu senggang, memiiih tempat
berlibur, tempat tinggal, cara dan corak menghias runiah kediaman, memilih
kendaraan, memilih sekolah, dan seterusnya ,dalam Soerjono Soekanto,
(1990).
Simbol status dalam Neil J. Smelser, 1973 dinyatakan : "Symbol-status is a
clear expression of one's positior. in sociaty's". Pengertian yang tidak jauh
berbeda di ungkapkan dalam Hurlock (1980 : 223) tentang simbol status :
"yaitu merupa/(an symbol prestise yang menunjukkan bahwa orang yang
memilikinya Jebih tinggi atau mempunyai status yang lebih tinggi dalam
kelompok".
Gerdasa~kan
pengertian atau definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa simbol
status adalah ciri-ciri •-,rtentu yang dapat menggambarkan kedudukan yang
melekat dalam diri individu sebagai anggota masyarakat yang juga dapat
menggambarkan bahwa pemiliknya mempunyai kedudukan yang lebih tinggi
dalam kelompok atau lingkungan masyarakalnya. Jadi simbol status
rnerupakar1 unsur yang ada dalarn /'elas sosial yang keberadaannya
dipengaruhi juga oleh kebudayaan, yang juga berfungsi sebagai faktor
terciptanya rnobilitas sosial seseorang yang lebih diaktualisasikan melalui
materialisme seseorang.
Sebagaimana pendapat beberapa ah/i mengenai bagaimana simbol status
sangat dirasakan penting dalam sebuah po/a interaksi yang sangat
berpengaruh pnda pola hidup (gaya hidup) seseorang, diantaranya adalah
sebagaimana yang diungkapk:r1 oleh Fromm (1978:25) bahwa :
"In culture in whicl1 thr. supreme goal is to have-and to have more and more..how can there be an alternative between having and being? On the
confrf!ry, ti would seem that the very essence of being is having; that if one
"has" nothing, one "is" nothing.
2.1.2. Faktor Pembentuk Kelas Sosial
Berdasarkan penelitian yang dilakuakan Joseph Kahl (dalarn Engel, dkk,
1995), terdapat variable-variabel terpenting sebagai penentu status dan kelas
sosial seseorang dalam masyarakat, seperti : prestasi pribadi, interaksi,
pemilikkan, orientasi nilai, dan kesadaran kelas.
Pekerjaan dan pendapatan. Pekerjaan dan pendapatan sebuah ke/uarga
memang besar pengaruhnya dciiam menentukan kelas sosial seseorang
sebagai anggota kelua<ga dan anggota masyarakat pada umumnya. A:<:an
tetapi harus pula disadari bahwa pendapatan tidak /angsung menentukan
kelas sosial seseorang.
Contohnya saja seorang remaja yang berprofesi sebagai pengamen.
misa/nya mungkin memperoleh pendapatan yang lebih besar dari pada
rernaja sebagai pelajar pada umumnya tanpa bekerja. Namun, pelaj2r tanpa
penghasilan tersebut umumnya memiliki kelas sosial yang lebih tinggi
dibandingkan pengamen yang memiliki uang atau penghasilan yang besar.
Adapun yang faktor yang menent11kan kelas dan status sosial seseorang
dalam masyarakat adalah sebagai berikut :
Pekerjaan. Analisis ko,1sumen mempertir.ibangkan bahwa pekerjaan sebagai
indikator tunggal terb.aik mengenai kelas sosial. Pekerjaan yang di lakukan
oleh konsumen sangat mempengaruhi gaya hidup mereka dan merupakan
satu-satunya basis terpenting untuk mencapai prestise, kehormatan dan
respek.
Prestasi pribadi. Status seseorang juga dapat di penga·uhi oleh
keberhasilannya yang berhubungan dengan status orang lain di dalam
pekerja yang sama - oleh prestRsi pribadi individu.
I nteraksi. Orangmerasa senang bi la mereka berada bersarna orang deng< n
nilai dan perilaku yang sama. Sebagai contoh ungkapan "siapa yang
mengundang siapa untuk datan!;; kepesta ulang tahunnya". Oalarn ha! ini,
keanggotaan kelompok dan interaksi di anggap sebagai determinasi utama
dari kelas sosial seseorang. lnteraksi sosial biasanya terbatas pada kelas
:o;osial langsung seseorang, walaupun peluang ada untuk kontak yang lebih
luas.
Pemilikan. Pemilikkan adalah symbol kean9gotraan kelas. TicJak hanya
jumlah, tet8pi sifat pilihan yang di buat.
Nilai. Kepercayaan bersarna rnengena1 bagairnana orang harus berperilaku
ini 2da/ah arti dari nilai. Dan nilai dapat rnenunjukkan kelas sosial di rnana
seseorang termasuk di dalamnya. Ketika kelompok orang berbagi
seperangkat
·~eyakinan
bersama yang abstrak yang.mengorganisasi dan
29
menghubungkan banyak sifat spesifik, adalah mungkin untuk menggolongkan
individu
01
dalam kelompok dengan tingkat dimana ia memiliki nilai ini.
Kesadaran Ke/as. Ke/as sosial seseorang ditunjukkan hingga jangkawan
tertentu dengan berapa sadar or::mg bersangkuta;i akan kela.> sosial di dalam
suatu masyarakat. lndividu yang relative sadar akan perbedaan kelas akan
Jebih mungkin beasal dart kelas yang lebih tinggi, walaupun individu dari
kelas sosial yang lebih rendah mungkir lebih sadar akan realitas kelas
sosialnya secara keseluruhan. Oa;i kesadaran akan kelas sosialnya tersebut
membuat individu dari kelas sosial tinggi cenderung berusaha
memrertahankan statusnya di masyarakat, dan kesadaran bagi individu yang
berada di kelas sosial yang rendah akan cenderung berfungsi sebagai
pemicu timbulnya motivasi mereka untuk meraih kelas sosial yang lebih tinggi
atau berusaha mendapatkan status berdasarkan achieve-status dalam Engle,
dkk ' (1994 • 125-129)
Dalam penelitian ini aspek-aspek atau faktor yang digunakan sebagai
patokan atau ukuran terhadap tergolongmya remaja oalam suatu kelas sosial
tertentu, diadopsi dari pengertia.1 kelas sosial yang didefinisikan sebagai
pembagian masyarakat kedalam bagian-bagian yang sama dan relative
permanent dimana individu atau keluarga yang ada di dalamnya saling
30
berbagai nilai, gaya hidup, minat dan kegiatan yang dapat dikategorisasikan
relative sama. (Engle, Blackwell, & Miniard, 1995 :681).
Dan kebanyakan ahli seperti colmen dalam J.P.Peter & Olson. (2002).
Engle.dkk, (1995) serta beberapa ahli lain yang menyatakan bahwa kelas
sosial terbagi menjadi upper. middle dan lower class, memiliki karakteristik
masing-masing,
tent~.;g
apa yang dinilai penting, berharga, tentang apa yang
mernbuat mereka lebih dihorrnati. tentang bagaimana minat dar1 opini mereka
tentang diri dan lingkungannya, dan lain sebagainya. Adapun perbedaan
ataupun persamaan dari masing--masing kelas sosial dapat dilihat dalarn
tabel berikut :
Tabel 2.1. : KarakterisUi' kelas sosial
iNo.
1
1
1.
I FAKTOR
Kls. Sos. Tinggi=i Kls. Sos. Sedang
I Nilai
- Uang, karena
1
-
i sangat penting.
I
•
I
I
orang yang lcyal
/ - Rumah, karena
!
I
dalam
J
I
I
I
I
1
·1
kan uang untuk
sesuatu yan9 tidak
I memberi penilaian.
begitu penting.
I
- Pendidikan yang
1·
---1
.
f
I
I
I
kebutuhan primer dan
sekunder atau dalam
--
f
I
1
I, hirarky need marsllow I
I terpenuhinyak1,butt;han
:
:
dasar/ biologis dan ·
I rasa aman.
berkualitas clan
semua yang
If_ _Ij_ _ _ __
tamu akan datang
I sewaktu-waktu dan
I
Kls. Sos. Rendah
Prestasi I jabatan \ - Terpenuhinya
mereka tergolong
men~¥ar
f
1
1
I berkaitan den_g_a_n_ll
I pendidikan.
I
______ J_________..J
I
I
31
1-----r
I
!
i
I
-------------~------i
'
12. i Gaya Hidup
- Gaya hidup monoton,
I
:. sesuatu yang
segaia sesuatu yang
\
i benar"' I sesuai
dilakukan dan dimiliki
I - Impulsive, yang
'/ ditampakan pada
I
i
\ cara be!anja
i1 npuls1venya.
I
\ 3.
I
I-
'Tvieiakukan
I aluran dan
I semestinya.
hampir tidak berubah
dari hari i<e hari .
'
! Minat dan
- Belanja benda-
\ Keg!atan yang
dapat di
kategorisasikan
L__
benda (symbol
I
1 material) yang
- Ba!anja impulsive
' - Segala sesuatu
-
': vane sedang
' : popu!er/ trend
i
i yang di tampaka11 pada /
i loyalitas tinggi
dapat menunjukan
dengan membeli
I terhadap merek-me~ek
kelas social tinggi
dan mernilikinya.
/local.
I
i
mereka.
Sedangkan mengenai bagaimana masing-m2sing kelas sosial menanggapi
atau merespon hal-hal yang dinilai penting, berharga, dan seterusnya diatas,
d0pat dilihat bagaimana karakteristik yang beragam dari masing-masing
kelas sosial menanggapi atau meresponnya dapat dirangkum dalam kisi-kisi
yang dapat dilil1at dalam tab/ berikut •
Tabel 2.2. : Ciri-ciri masing-masing kelas social
( Sumber Engle, Blackwell & Miniard.1995 :690)
-I
iFakt_o_r______ Kls. Sos. TinQgi---:-TKls.Sos. Sedang
I Kls.Sos. Rendall
* Tidak memiliki
* Cenderung sangat
* Cenderung lebih
! Uang
tr·">S cl;il;1111
li.~rnill
r kccendcrungan yang
/
.
pell!.JQUnaan uang
• Menghabiskan uang
nyata, sangat irit dalarn
'
* Menghabiskan
untuk hal-f1al yang
j keseharian dan boros
/ uang untuk l1al-l1JI
relative lebih pen ting. . . sa~pti_nyil__!Jil_f19 __
/ 1. NILA!
r
I
I
I
---i
J
r . l
I yang tidak penting.
Pendidikan
I. * Prioritas utan ia
I. dalam memilih
, sekolah adalah:
I 1.Sekolah
terkendl/reputasi
baik
II 2.Fasilitas /engkap
1
* Prioritas utama
mernilih sekolah adalah
mutu be/ajar
mengajarnya baik, dan
telah diakui
kebaikannya.
* Tidak memiliki criteria 1
khusus dalam rnemilih
seko/ah.
I
I
; 3.Mutu be/ajar
i r.1engajarnya baik
i,
Prestasi/jabatan
·i'
* P/J iidak ter/a/u
penting dan bukan
hal yang
mernbanggakan.
• P/j ditur1juKan dengan
kecakapannya dalam
suatu bidang tertentu.
• Dapat meningkatkan
status.
1
I • 0angat
"
.
pent1ng,
sebagai sesuatu yang
dapat menaikan harga
'
I
diri.
I
I
I
• Penamµilan rumal1
I * Peni/aian orang
Rurnah
I · Penilaian orang
sangat penting dan
terhadap rumahnya
I tentang rurnahnya
I1 tidak begitu penting. penilaian orang tentang I menimbulkan respon
rumilhny;:i sangat
* Rumail seb2gai
I yang sangat sensitive
svmbo/ status.
penting.
* Rumah benar-benar
I
* Rumah sebagai
sebaga' tempat tingga/.
I
tempat tingga/.
I
I • Kebutuhan yang
I
* kebutuhan yang
Kebutuhan primer I* Kebutuhan
I uatarna harus dipenuhi
terpenting adalah
paling penting untuk
pemenuhan
I dipenuhi
I adalahkebutuhan
;
adalahkebutul1an
kebutuhan
tertier,
dan skunder
I sku11der dan terakhir i skunder dan tert1er !1 primer,
da/arn porsi yang lebih
I dalam porsi yang /ebih . sed'kit, terakhir baru
I pemenuhan
kebutuhan primer
I sedikit, sedangkan
I kebutuhan tertier.
1
1 kebutuhan yang
i terakhir kebutuhan
primer.
I'
2.GAYA HIDUP
I Impulsive dalarn
I helanja
'
l ____~·~------·---···
\_
f.------~··~--~----
1
i
* Harnpir tidak
pernal1
rnenggunakan
pertimbangan yang
matang da/am
belanja.
*Boros
*Yang diinginkan
harus dirniliki
* Hampir selalu
rnelakukian
pertirnbangan saat
ingin belanja.
* Cenderung lebih
· hernat
* Keinginannya tidak
harus dirniliki
* Jarang rnelakukan
periimbangan dalarn
belanja
1
* Cenderung boros
saat punya uang saja.
* Jarang sekali
keinginannya h.arus
, tercapar
:
I
I
I
I
L________, ---------~-----------~-------------1
'33
* Cenderung tidak
memperdulikan
aturan,hukum dan
norma.
Melakukan
sesuatu dengan
I benar
! i * Mematuhi aturan,
i
!,
I
I • Kurang memahami
dan norma yang / aturan, hukum dan
berlaku.
I norma lebih
: dikarenakan ketidak
!I fahamannya terhadap
hal itu.
hu~um
I
i * Sangat beragam
Monoton
l kegiatannya, dan
i kebanyakan
I dihabiskan diluar
[ rumah.
------
3.MINAT
Belanja barangbarang yang
merupakan
symbol status
I
: • Keragarnan
kegiatannya tidak
: begitu banyak, dan
ritme antara diluar dan
di rumah sama.
! * Monoton, cenderung
I t1dak mengalami
. perubahan dan har: ke
hari, dan banyak nab1s
\ l<an waktu di rurnah.
J
----------------------~- ~~* Impulsive dalam
* Cenderung lebih tidak I * lmpulsiv disaat punya
1
I
belanja sesuatu
yang merupakan
symbol status dan
tidak dapat
mengontrol
pengeluaran.
impulsive, penuh
pertimbangan dalam
, pengeluaran.
·
'1
Memiliki dan
rnembeli segala
sesuatu yang
sedang populer
* Segala sesuat:.i
• Cenderung ikutyang sedang populer , ikulan, segala sesualu
hanya sekedar untuk yang sedang populer
diketahui bukan
sangat menarik untuk
dimiliki.
• di ketahui apalagi
' dirniliki.
Belanja impulsive
merupakan
lwsenangan
sesaat yang tidak
akan di lewatkan
saat punya uang.
* Belanja impulsive
: • Belanja impulsive di
tidak dilakukan saat
1akukan sesekali saja.
punya uang saja.
i • Belanja impulsive
* Belanja impulsive
lebih kepada mood dan
lebih kep;Jda mood
: jarang dikarnakan
kondisi keuangan.
bukan kondisi
keu~_r1gan. _____ [_ _________
i
I
i
! uang saja, kurang
dapat mengontrol
pengeluaran.
1
I
I
I • Memiliki kcinginan
! yang cukup besar
untuk memiliki segala
sesuatu yang s3dang
populer tetapi masih
dapat menyesuaikan
dengan keuangan.
• Belanja impulsive
mcrupakan kenikmatan
sesaat yang tidak akan
dilewatkan saat punya
uang.
i • Belanja impulsive
lebih pada
pertimbangan k:Jndisi
keuangan.
2.2. GAYA HIDUP MATERIALIS
Materialisme deipat difahami sebagai salah satu ragam pola hidup (gaya
hidup) seseorang, maka untuk lebih memudahkan pemahaman tentang arti
gaya hidup materialis, 'erlebih dulu dibahas mengenai gaya hidup
sehubungan dengan matuialis dan perilaku konsumsinya.
2.2.1. Definisi Gaya Hidup
Gaya_ hidup telah didefinisikan dalam berbagai 3egi dan cara, dan dalam
penelitian tentang perilaku konsumen, gaya hidup diartikan sebagai sebuah
konsep popular yang digunakan untuk mengerti perilaku konsumen,
barangkali ini disebabkan gaya hidup lebih menyeluruh (contemporer) di
bandingkan dengan kepribadiRn (personality) dan lebih komperhensif
dibandingkan nilai (values), (Engle, BlackNell, dan Miniard, 1995: 448).
"How one lives·: definisi inilah yang diungkapkan dalam Fred D. Reynolds
dan William R. Darden, 1972 : 258) dan ini merupakan pengertian yang
sangat sederhana dari sebuah konsep gaya hidup. Lebih lanjut dijelaskan
bahwa gaya hidup dapat digunakan untuk menggan:barkan tingkatantingkatan ,)enerimaan orang-orang dalam masyarakat luas.
35
Gaya h;dU!J juga dapat digunakan untuk menggambarkan individu, kelompok
kecil yang terjalin interaksi didalamnya, dan juga kelompok-kelompok yang
lebih besar dari orang-orang atau kumpulan yang ada.
Jadi, konsep gaya hidup berarti "seperangkat ide-ide yang sangat jelas dan
nyata dari kepribadian individu ataupun orang-orang yang ada di dalam
sebuah masyarakat".
Gaya hidup memang bukan istilah baru dikenal tetapi ap/ikasinya dalam
bidang perilaku konsumen baru bElakangan ini banyak di gunakan. Alfred
Adler (dalam Loudon & Della Bitti1, 1993 : 118) menggunakan istilah style of
life mengacu pada tujuan yang ditetapk2n oleh seorang bagi dirinya sendiri ·
dan cara-cara yang di gunakan untuk rr:encapai tujuannya tersebut.
Dengan konsepnya mengenai style of life, Adler berusaha untuk menjelaskan
"keunikan seseorang", Juga sebagai prinsip system dimana kepribadian
individual berfungsi; keseluruhanlah yang memerintah bagian-bagiannya.
l<eunikan seseorang dinyat3kan dengan prinsip iciiografik (Hall & Lindzey,
1993: 249-250).
Loudon dan Della Bitta (1993: 118) kemudian memandang gaya hidup dalam
hubungnya dengan perilaku konsumen sebagai berikut :
"
a unique pattern of living which influences and is reflected by one's
consumtion behavior".
Menurut Engle, Blackwell dan Miniard (1995 : 449) mendefinisikan gaya
hid up : "Lifestyle is summery construct defined as patterns in which people
live and spend time and money".
Teori gaya hidup didasarkan pada suatu terori perilaku manusia yang
dikemukakan oleh George Kelly. Kelly mengatakan bahwa manusia mencoba
meramal dan mengontrol hidupnya. Untuk itulah orang-orang tersebut
membentuk konstruk atau pola guna mengurai peristiwa-peristiwa yang akan
terjadi dimasa mendatang atau di sekitarnya dan menggunakan konstruk
tersebut untuk menginterpretasikan, mengkonseptualisasikan dan
meramalkan kejadian-kejadian yang af<an datang. Sejumlah orang memiliki
konstruk atau pola intepretasi bidang yang brbeda dari individu lain, sehingga
menyebabkan perbedaan gaya hidup.
37
Kemudian Kottler (1997: 180),
m~1ngatakan:
"A person lifestyle is the
person's pattern of living on the world as expressed in the person'sactivity,
interests, and opinion. Lifestyle portrays the person interesting with his or her
environment"_
Berdasarkan beberapa teori diatas dapat dis1mpulkan bahwa gaya hidup
adalah pola atau rumusan ind:vidu dalam menjalankan kehidupannya
termasuk dalam hal menggunakan waktu dan uangnya yang direfleksikan
melalui aktivitas, minat, dan opini-pendapatnya berdasark2n hasil
interaksinya secara me'lyeluruh dengan lingkungannya_
2.2.1.1. GAYA HIDUP MATERIALISME
Ruang dan waktu dalam perjalanan hidup dipandang sebagai dimensi yang
memberikan penawaran dan tuntutan yang terus berubah, hingga akhirnya
memerlukan jawaban dan pemenuhan yang beragam. Dalam kehidupan ini,
seseorang hidup di pengaruhi oleh berbagai hal, dan salah satu hal
terpentingnya adalan nilai yang dihadirkan berbeda, dan berkembang pada
setiap zamani:iya.
Kasali ('1998), menyatakan bahwa gaya hidup mempengaruhi perilaku
seseorang dan salah sc:.tu imbasnya akan mempengaruhi perilakunya 0alam
aktivitas konsumsi. Contohnya saja orang yang berorientasi pada karir akan
busana, bahan bacaan, perangkat, dan barang-barang lainnya yang berbeda
dengan mereka yang berorientasi pada keluarga atau sosial.
Menurut Hawkins, Bast, dan Coney (1992 : 15) gaya hidup dalam hubungannya
dengan kebutuhan atau sikap yang akan menentukan proses-proses konsumsi
dalam berbagai situasi yang dihadapi konsumen, yang meliputi tahapan seperti
pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi dan seleksi, pemilihan toko
dan pembelanjaan termasuk proses pembelian produk. Situasi-situasi yang hadir
dan dihadapi konsumen tersebutlah yang kemudian akan mempengaruhi gaya
hidupnya. seperti terli'1at pada gambar berikut:
Kcbutuhan I siKap
Situasl
Mar:l:eting Activities
II>-
l..r.aming (Memory)
\
Perception -.....---.._
Motive;; - Persorality /
Caya !Iidup _ _
Konsun1en
/
Dernographi
\\social
Emotion
I
l~
S!JtuB
Pcngcnalan Masalai
''
l'cncadan Informas1;.~i
Evalnasi & Sclcksi----:
._. Pcrnilih;1n 'J"oko . ._\: Pcrnbclian
+
efcrence Group
Proses Postpurch;1sc
HoUBehold
Bagan 2.1 : Gaya Hidup Sebagai Pusat Dari Proses Konsumsi
(Sumber: Hawkir]S 1 B~s\
)1
Coney, 1992 : 325-326)
.'
'
JC)
Gambar diatas menje!askan mengenai bagaimana kebutuhan, sikap yang
mempengaruhi keputusan da!am konsumsi, pilihan konsumen, perilaku dan
penga!aman yang dapat mengurangi, memrertahanka,1 atau merubah gaya
hidup seseorang, dan juga gaya hidup konsumen itu sendiri merupaka suatu
rangkaian atau mata rantai yang saling terkait dan saling memperaruhi.
Kemudian gaya hidup juga dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor yang
berfungsi sebagai karakteristik ya1g secara individual melekat yang dibentuk
dan terbentuk mela/ui interaksi sosial selama orang iru mengalami
::ierpindahan sik'us hidup, seperti emosi, kepribadian, motivasi, persepsi,
pembelajaran, aktivitas pemasaran, budaya, nilai, demographi, status sosial,
dan kelompok rujukan (references group) Seperti yang di tunjukkan da/am
gambar berikut :
Bagan 2.2 : Gaya hidup konsumen dan keputusan konsumsi (sumber:
consumer behavior, Hawkins, dkk, 1992: 15)
Need I Attitude
Influences Consumer Decision Making
[Consumer c1'1oice
Consumer
lifestyle
..,.
___
--\
Behavior or Ex;:ierience That Reduce,
Maintain or Enhance Lifestyle
}
J
--
I
40
Dan bila kita ingin melihat nilai yang menjadi orientasi seseorang dalam
hidupnya, maka de.pat dilihat dan difahami berdasarkan dari keputusankeputusan yang di ambil dalam menentukan segala aktivitas, minat, dan
pendapat-pend1patnya dalam segala hal yang dianggap perlu atau
dibutuhkan dalam menilai dirinya ataupCJn dalam menilai atau berpandangan
terhadap orang lain. Dalam memahami perilaku l\onsumen dapat d'pandang
dari berbagai sisi dan dari beberapa tokoh, Engle, Blackwell, dan Miniard
(1995 : 3) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai kegiatan individu dalam
menilai, memperoleh, mengmakai, ataupun membuang barang atau jasa
yang di dalamnya termasuk proses-proses keputusan yang mendahului dan
yang menyertai tindakan atau perilaku tersebut.
Gaya hidup secara umum dapat digunakan untuk melihat kemungkinankemungkinan berbagai jenis produk , sedangkan gaya l1idup dengan merek
~.pesifik
atau image merek dapat rnembantu penempatan kembali
(respositioning) produk-produk yang sudah ada (Hawkins, Best dan Coney,
1992 ). Dan gaya hidup masing-masing individu sebagai anggota keluarga,
atau anggota kelompok dan seb&gai anggota masyarakat akan memberi
warna kepada gaya hidup keluarga, kelompok bahkan masyarakat
bersangkutan. ·.3aya hidup yang diinginkan seseorang mempengaruhi
41
kebutuhan dan sikap seseorang, perilaku seseorang dalam membeli serta
dalam cara memanfaatkan dan membelanjakan uang dan wal<tunya.
Menurut Mowen, 1987 : 189, dan Hawkins, dkk., 1992 :5, 15, 325, 328, dala;n
M. C. Oetami Prasajadaningsih (1998 : 35), bahwa gaya hid up di tentuKan
oleh keputusan-keputusan yang >'adar maupun yang bawah sadar. Seringkali
orang membuat pi!ihan dengan penuh kesadaran '.entang dampak pilihannya
terhadap gaya hidup, tetapi secara umum orang t1dak sadar akan meluasnya
keputi..san-keputusan yang dipengaruhi oleh gaya hidup terbarunya atau
gaya hidup yang diinginkan. dimana mereka "ingin menjadi"
Penelitian-penelitian mengenai gaya hidup telah banyak dilakuakan penelitipeneliti terdahuli, diantaranya sebagai berikut :
Program dari SRI International berusaha menggabungkan gaya hidup
dengan nilai yang dinamakan VALS (Value And Lifestyle). Prograrr. generasi
kedua· dalam segmentasi VALS, dimana konsumen dibagi dalam sembilan
segmen berdasarkan dua dimensi, yakni dimensi psikologis dengan tiga
kategori (principle- one'lted, status-oriented, and action-oriented), dan
dimensi sumber-sumber mengenai tingkat sumber yang dibutuhkan (minimal
resources and abudan resources). Kesembilan segmen pada VALS kedua
adalah Fulfilleds, Relievers, Actualizers, Achievers, Strivers, Struggles,
42
Experiencers, dan Makers (Wells & Prensky, 1996, dalam Loundon dan Della
Bitta, 1988 ). VALS merupakan pendekatan komersial mengenai pengukuran
gaya hidup dan psikografik yang terkenal. WISH-TV di Indianapolis
mer:.Jpakan salah satu pengguna VALS kedua untuk mengklasifikasikan
konsumen pemirsa, sehingga stasiun televise tersebut dapat memberikan
masukan r::ada fihak pemasang iklan mengenai produk yang sesuai uantuk
diiklankan di WISH. Dan juga pembuat mobil mewah yang mentargetkan
model barunya kepada "Actuallizers", serta suatu perusahaan makanan yang
menempatkan produk keluarga untuk konsumen principle-oriented dengan
sedikit sumber" Believers" (Wells & Prensky, 1996). Namun VALS yang di
hubungkan dengan gaya hidup dengan nilai, menunjukan bias budaya,
karena pertanyaan-pertanyaanny<i banyak yang khas Amerika Serikat dan
tidak sesuai dengan budaya bangsa-bangsa Timur. Pwngkajian terhadap
hasil-hasil VALS merupakan hak paten dari SRI International (Khele, Beatty &
Homer dalam Brotoharsojo, 1993).
Penelitian yang dilaf.ukan oleh DDS Needl1am Worldwide Inc. advertising
agency mengkategorikan 3300 orang responden kedalam 10 tipe gaya hidur,
lima tipe gaya hidup wanita dan lima tipe gaya hidup pria (Lound & Dell Bitta,
1988 : 199). A;;iar lebih mudah difahami, rnaka kesepuluh tipe gaya hidup
'43
tersebut diberi nama pribadi, diantarar.ya Thelma (tradisional kuno), Candice
(wanita urban), dan Cathy (ibu rumah tangga yang belanja).
2.2.2. MATERIALISmE
Materialisme sebaJi bagian dari keragaman gaya hidup yang dihasilkan dari
kebudayaan yang di internalisasikan ole/J individu-individu dalam masvarakat.
J. Paul Peter dan Jerry C. Olson. (2002 : 310) menyatakan bahwa
rnaterialisme adalah : ..... .as the "lmpot1ance a ccnsumer attaches to worldly
possessions".
Definisi yang relative sama tentang materialisme di ungkapkan dalam
G. Shiffman dan Leslie Lazar Kanuk, (1994 : 255-256), bahwa :
" .... as the importance a cosumer attaches to worldly possessions. At the
highest levels of materialism, such possessions assume a central place in
person's life and are belived to provide the greatest sources of satisfaction
and dissatisfaction".
Lebih lanjut J. Paul Peter dan Jerry Olson (2002: 310) konsumen dengan
nilai ini cenderung untuk memiliki segala sesuatau yang di lihat penting untul<
44
mendapatkan kebahagiaan yang besar (happiness), harga diri (self-esteem),
dan pengukuran status (status sasial). Sedangkan definisi dari materialisme
itu sen':iiri adalah :
"Materialism :s a multidimentional value including possessiveness, envy
(displeasure at someone else possessing something), and non-generously
(unwillingness to give or share possessions)".
Meterialisme di defmisikan sebagai nilai multidimensional yang meliputi rasa
kepemilikan yang berlebihan, cemburu (tidak senang bila orang lain
memili~i
sesuatu) dan non-generasi (tidak sudi ,nemberikan atau berbagi sesuatu
yang menjadi miliknya).
2.2.:~.1.
Faktor-faktor Pengukuran Materialism8
Materialisme didefinisikan sebagai nilai multidimensional, yang diantaranya
adalah possessiveness, envy, dan non-generousity. (Russelle W. Belk dalam
J. J:>aoul Peter &Je,Ty C. Olson, 2002 :31 OJ
Meterialisme yang diungkapkan dalam G. Shiffman & Leslie Lazar Kanuk
( 1994 : 55-256) :
"... as the importance a consumer attachs to worldly possessions. At the
highest levels of materialism, suc/J possessions assume a central place in
cf)
person's life and are belived to provide the greatest sources of satisfaction or
dissatisfaction".
Gaya hidup materialisme yang diukur dalam penelitian ini adalah "Pola atau
rumusan individu dalam menjalankan kehidupannya termasuk dalam hal
rrenggunakan uang dan waktu yang direfleksikan melalui aktivitas, minat,
dan opini-pendapatnya sehubungan ciengan possessiveness, envy, non-
generousity, centrality dan happiness berdasarkan hasil interaksinya secara
menyeluruh dengan lingkungannya. Agar lebih mudahnya dapat dilihat dalam
table berikut :
Tabel 2.3. : Kisi-l:isi Meterialisme
_~_10_._t-D_l_M_E_N_S_l~~~~~-+-IN._D~IK_A_T_O_R_~~~~~~~~~·--~
1
)
1.
Possessiveness
a. Rasa ingin memiliki yang besar
terhadap benda -benda material.
f
I
b. Rasa memiliki barang-barang milik
pribadi yang besar
Envy
- Tidak senang bila orang lain memiliki
sesuatu yang lebih darinya.
3.
Non-Generousity
- l<etidak mauan untuk berbagi atau
memberikan sebagian miliknya kepada.
orang lain atau tidak ringan tangan.
, 4.
Centrality
- Segala sesuatu yang bersifat material
I
1
__J
di yakini sebagai tujuanhidup.
I
Is
i
- Memiiiki segala sesuatu yang bersifat
Sumber kebahagiaan
1
I
I
'
material di yakini sebagai sumber
i __sebagai
k_e_b_a_h_a_g-ia_a_n_/-be_n_d_a_m_a_t_e-ri_a_Id_i_y_a_k_in-i
__l_
sumber kebahagiaan.
Penelitian tentang materialisme clitemukan pada warga Amerika yang
diindikasikan ada pengaruh periklanan terhadap bertambahnya tekanan
untuk memiliki benda-benda mewah dan memberikan kesenangan. Sebagai
tambahan, konten analisis dari literature populer sejak perang dunia II
mengindikasikan bahwa merek-merek menempatkan kembali nilai yang
sangat ekspresif (da/am Loudon & Della Bitta, 1988 : 216).
Penelitian lain yang dilakukan untuk melihat hubungan antara "Private
property dan Materifism" dalam Helga Dittmar (1992: 4-5), menyatakan
bahwa jika psikologi dilihat secara keseluruhan, dan psikologi sosial dalam
tatanan praktis, memiliki kecenderungan untuk niemberi sedikil perhatian
bagi objek material dan property.
47
2.3. REMAJA
2.3.1. Definisi Remaja
Mendefinisikan remaja untuk masyarakat Indonesia sama sulitnya dengan
menetapkan definisi remaja secara umum. Remaja sebagai masa peralihan
antara masa anak-anak kemasa dewasa, atau usia belasan tahun adalah
sebagai pengertian yang sering kali di ungkapkan oleh kebanyakan orang
untuk memudahkan pemahaman mereka tentan9 remaja. Tetapi tidak
demikian kenyatannya, masalahrrya adalah karena Indonesia terdiri dari
berbagai macam suku, adat dan tingkatan sosial-ekonomi maupun
pendidikan.
Sebagai pedoman umum, dapat menggunakan batasan usia 11-24 tahun dan
belum menikah, untuk remaja Indonesia dengan pertimbangan-pertimbangan
sebagai berikut :
a. Usia 11 tahun adalah usia saat pada u.i1umnya tanda-tanda seksual
sekunder mulai nampak (kriteria fisik).
b. Di banyak masyarakat Indonesia, usia 11 tahun sudah di anggap akil
balik, baik menurut adapi maupun agama, sehingga masyarakat tidak
lagi memperlakukan mereka sebagai anak-anak (kriteria sosial).
c. Pada u<>ia tersebut mulai ada tanda-tanda penyempurnaan
perkembangan jiwa seperti tercapainya identitas diri (ego identity)
menuru' Erikson, tercapRinya fass genita! lmenurut Freud) dan
tercapainya puncak per/<:embangan kognitif (Piaget) maupun moral
(Koh/berg), (kri;eria psikologik).
d. Batas usia 24 tahun merupakan batas maksimal, yaitu untuk memberi
peluang bagi mereka yan<J sampai usia tersebut masih bergantung
pada orang tua, belum mempunyai l1ak-hak penuh sebagai orang
dewasa (se•:ara adapUtrarlisi). Dengan perkataan lain, orang-orang
yang sarnpai batas usia 24 tahun be/um menikah dapat rnemenuhi
persyaratan kedewasaan secar8 sosial maupun psikologik, masih
tergolong remaja.
e. Dalam definisi diatas, status perkawinan !"angat menentukan, karena
seseorang yang sudah menikah, pada usi8 berapa pun dianggap dan
diper/akukan sebagai orang dewasa penuh, baik secara hokum
maupun dalam kehidupan masyarakat dan ke/uarga. Karena ilulah
49
definisi remaja di batasi khusu untuk yang be/um menikah (Sarlito
Wirawan S.,2001:14-1!..i).
Sedangkan istilah remaja atau adolescence dalam Hurlock (1980) berasal
dari kata Latin adolesecere yang berarti ··tumbuh" atau "tumbuh menjadi
dewasa". lstiiah adolescence, seperti yang dipergunakan saat ini, mempunyai
arti yang lebih luas, mencangkup kematangan mental, emosional, sosial, dan
fisik. Pandangan ini diungkapkan oleh Piaget dengan mengatakan :
Secara psikologis, masA remaja ada/ah usia si mana individu berintegrasi
dengan masyarakat dewasa, usia di mana anak Iida/<: lagi meras di bawah
tingkat orang-orang yang /ebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang ·
sama, sekurang-kurangnya dalam masa/ah hak .. .lntegrasi dalam masyarakat
(dewasa) memiliki banyak aspek efeklif, kurang !ebih berhubungan dengan
mas a puber ... Termasuk jug a perubahan dengan intelektual yang /<:has dari
cara berfikir remaja ini memungkinkannya untuk mencapai inlegrasi dalam
hubungan dengan sosial orang dewasa, yang kenyataannya merupakan cirri
/<:has yang umum dari priode perkembangan.
Berdasarkan pengrtian diatas, dapat disimpulkan bahwa masa remaja ada/ah
masa seorang anak telah memasuki usia 11-24 tahun, dimana secara
seksual sek·Jnder mulai nampak, sudah akil balik, mulai ada tanda-tanda
penyernpurnaan perkembangan jiwa, dan be/um menikah, serta telah
dikatakan mampu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, baik secara
50
intelektual ataupun dalam hal kesejajaran tingkatan dalam masyarakat
setidaknya dalam
~erolehan
hakr.ya.
2.3.2. Ciri-ciri Masa Remaja·
Oalam Hurlock (1980), dikatakan bahwa masa re11aja memiliki ciri-ciri khusus
yang membedakannya dengan periode sebelum dan sesudahnya. Adapun
ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut :
1). Masa remaja sebagai periode yang penting. Pada periode remaja, baik
akibat langsung maupun akibat jangka panjang semuanya penting. Baik
kepentingan dalam hal fisik ataupun kepentinagn dalam hal psikologis,
perkembangan fisik yang cepat dan penting disertai dengan pesatnya
perkembangan mental, terutama pada awal masa remaja, semuanya
menimbulkan perlunya iJenyesuaian mental juga sikap, nilai dan minat baru.
2). Masa remaja sebagai periode peralihan. Peralihan bukan berarti terputus
dengan atau berubah dari apa yang telah terj2di sebelumnya, melainkan
lebih k&pada sebuah peralihan dari satu tahap perkembangan ke tahap
berikutnya. Artinya, apa }'ang telah terjadi sebelumnya akan berbekas pada
apa yang akan terjadi sekarang dan apa yang terJadi sekarang dan masa
mendatang. Dalam setiap periode peralihan, status individu tidaklah jelas dail
5I
terdapat keraguan akan peran yang harus di ja!ankan. Pada masa ini, remaja
bukan lagi seorang anak dan bukan juga orang dewasa, dan yang terpenting
perlu disadari bahwa apa yang telah terjadi akan membekas dan akan
mempengaruhi po/a perilaku dan sikap serta statusnya yang baru.
Sa/ah satu tugas perkembangan '.ersulit bagi remaja adalah melakukan
penyesuaian sosial. Remaja harus meyesuaikan diri untuk mencapai tujuan
po/a sosialisa::;i dewasa, remaja harus membuat banyak penyesuaian baru.
Yang terpenting dan tersulit adalah penyesuaian diri dengan meningkatnya
pengaruh kelompok sebaya, peruoahan dalam perilaku sosial,
pengelompokan sosial yang baru, nilai-nilai baru dalam dukungan dan
penolakan sosial, dan nilai-nilai baru daiarn seleksi pemimpin.
Kuatnya pengaruh kelompok sebaya, dikarenakan remaja /ebih banyak
berada di luar rumah bersama-sama dengan teman-ternan sebayanya
sebagai kelompok, maka dapatlah di mengerti bahwa pengaruh teman-teman
sebaya sangat berpengaruh terhadap sikap, pembicaraan, minat, penampilan,
dan perilaku, yang /ebih besar pengaruhnya disbanding keluarga.
52
Contohnya sebagian besar remaja mengetahui bahwa bila mereka memakai
pakaian yang sama dengan anggota kelompok yang populer, maka
kesempatan untuk diterima oleh kelompok tersebut menjadi lebih besar.
Begitupc•n dengan kelompok yang mencoba minuman beralkohol, narkoba,
dan rokok, maka remaja cenderung mengikutinya tanpa memperdulikan
perasaan dan resiko yang me,·eka tanggung sendiri (dalam Hurlock (1980).
Selain teman-teman sebaya, yang dapat mempengaruhi remaja khusunya
adalah kelompok rujukan, yakni individu atau kelompok dari masyarakat yang
secara signifikan mempengaruhi perilaku individual (William 0. Bearden &
Michael J. Etel dalam Engle, dkk., 1995 : 716). Dan kelompok rujukan ini
men;empurnakan standar (norma-norma) dan nilai-nilai yang dapat menjadi
kejelasan perspektif dari bagaimana s8seorang berfikir dan memperlakukan
dirinya. Kelompok rujukan juga memainkan peranan penting dalam perilaku
pengambilan keputusan konsumen (dalam ha! ini remaja) dalam perilaku
konsumsinya.
Engle, dkk., (1995) dinyatakan bahwa l\elompok rujukan memiliki beberapa
tipe penerimaan sosial yang dapat mempengaruhi sikap dan perilaku , yang
meliputi primar1 groups, secondary groups, dan aspirational groups.
Pengaruh yang terjadi melalui tigA cara: (1). Menurut faedahnya (tekankan
untuk patuh pada norma-norma kelompok dalam cara beriikir dan berprilaku),
(2). Pengekspresian nilai (merefleksikan keinginan untuk asosiasi psikologis
dan kemauan untuk menerima nilai-nilai orang lain tanpa tekanan), (3).
Penginformasian (kepercayaan-kepercayaan aan perilaku-perilaku yang
diterima sebagai bukti nyata). Ketika ha! diatas mendorong untuk menyetujui
norma-norma dala'll kelompok, hal tersebut r.ienjadi penting untuk membuat
permintaan pemasaran selanjutnya.
Akan tetapi pengaruh teman-teman sebaya ataupun kelompok rujukan pada
umum_nya lambat laun akan berkurang, karena usia remaja terus maju dan
berkembang. Ada dua faktor penyebabnya : Pertama, sebagian besar remaja
ingin menjadi individu yang mandiri. Upaya bagi penemuan identitas diri
melemahkan pengaruh kelompok sebaya pada remaja.
Kedua, pemilihan sahabat. Remaja tidak lagi berminat pada berbagai
kegiatan seperti pada saat kanak-kanak. Pada masa remaja ada
kecenderungan untuk mengurangi jumlah teman meski kebanyakan remaja
ingin jadi anggota kelompok sosial. Karena kegiatan sosial kurang berarti
dibandingkan dengan persahabatan pribadi yang lebih erat, maka pengaruh
54
ke/ompok sosial yang besar menjadi kurang menonjol dibandingkan
pengaruh teman-teman.
Perubahan dalam perilaku sosiai dan sikap yang diakibatkan dengan
meluasnya kesempatan untuk meiibatkan diri dalam berbagai kegiatan sosial,
maka wawasan sosial semakin membaik . Sekarang remaja dapat menilai
teman-temannya lebih baik, sehingga penyesuaian diri dalam situasi sosial
bertambah baik dan pertikaian menjadi berkurang.
Semakin banyak partisipasi sosial, semakin besar kompetensi sosiaf remaja,
dalam mengadakan pembicaraan, dalam melakukan oleh raga dan
permainan yang populer, dan berperilaku baik dalam berbagai situasi sosial.
Dengan demikian remaja memiliki kepercayaan diri yang di ungkapkan
melalui sikap yang tenang dan seimbang dalam situasi sosial.
Bertambah dan berkurangnya prasangka dan diskriminasi selama masa
remaja sangat d1pengaruhi oleh lingkungan di mana remaja berada dan oleh
sikap serta perilaku rekan-rekan dan teman-teman baikilya. Remaja, sebagai
kelompok, cenderung lebih pilih-pi!ih teman dan rekan yang dianggap baik
55
disbanding ketika saat mereka kana-kanak. Oleh karenanya, remaja lebih
menyenangi dan memilih teman-teman dari latar belakang sosio-ekonomi,
agama dan pendidikan yang sama.
Pengelompokan sosial baru. Dengan berlangsungnya masa remaja, terdapat
perubahan pada beberapa penge/ompokan sosial baru. Minat terhadap
kelompok yang terorganisasi yang kegiatannya direncanakan dan di awasi
oleh orang dewasa, dengan cepat menurun karena remaja yang mulai
dewasa tidak mau diperint8h atau dikontrol orang lain. Sedangkan masalah
kelompok yang terlalu banyak anggotanya cenderung bubar pada akhir masa
remaja dan di gantikan dengan kelompok kecil dengan hubungan yang lebih
akrab.
3). Masa remaja sebagai periode perubahan. Ada empat perubahan yang
sama dan bersifat universal. Perta:na, meningginya emosi, yang
intensitcisnya tergantung pada tingkat perubahan fisik dan psikologis yang
terjadi. Kedua. perubahan tubuh, minat dan peran yang di harapkan oleh
kelompok sosial 11ntuk dipesankar., menimbulkan masalah baru. Karena
remaja akan merasa masalah yang ada leru membebaninya, sampai dapat
mengatasimenurut kepuasannya sendiri.
56
Ketiga, dengan berubahnya minat dan pola perilaku, maka nilai-nilai juga
berubah. Apa yang pada masa kanak-kanak dianggap penting, tidak lagi
penting pada masa remaja. Misalnya, kebanyakkan remaja menganggap
bahwa banyaknya teman merupakan tanda popularitas yang lebih penting
dari pada sifat-sifat yang dikagumi dan di hargai oleh teman sebaya. Saal
remaja telah mengerti bahwa kualitas lebih penting dari pada kuantitas.
Keempat, kebanyakan remaja bersikap ambivalen terhadap setiap perubahan.
Mereka menginginkan dan menuntut kebebasan, tetapi mereka sering tkut
bertanggung jawab akan akibatnya dan meragukan kemampuan mereka
untuk dapat mengatasi tanggung jawab tersebut.
4). Masa remaja sebagai masa mencari identitas. Pada tahun-tahun awal
remaja, penyesuaian dir denga kelompok masih sangat penting. Lambat laun
mereka mulai mendambakan identitas diri dan tidak puas lagi dengan
menjadi sama dengan teman-teman dalam segala hal, seperti masa
sebel1Jmnya. Status remaja yang mendua menyebabkan "krisis identitas"
atau masalah identitas ego pada remaja. Seperti yang di jelaskan Erikson :
ldentitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menje!askan siapa
dirinya, apa peranannya dalam masyarakat. Apakah ia seorang anak
atau seorang dewasa? Apakah nantinya ia dapat menjadi seorang suami
atau ayah?... Apakah ia mampu percaya diri seka!ipun !afar be/akang ras
atau agama atau nasiona/nya membuat beberapa orang
merendahkannya? Secara kese!urul1an, apakai1 ia akan berhasi/ atau
akan gaga!?
Erikson selanjutnya menjelr-iskan bagaimana penca1ian identitas ini
mempengaruhi perilaku remaja. Salah satu cara untuk mencoba
mengangkat diri sendiri sebagai individu adalah dengan manggunalan
57
symbol-status dalam bentuk mobil, pakaian dan kepernilikan benda-benda
material yang mudah terlihat. Dengan cr.ira ini rernaja rnenarik perhatian pada
diri sendiri dan agar dipandang sebagai individu, sernentara pada saat yang
sarna ia mernpertahankan identitasnya terhadap kelompok sebaya. (Calvin 8.
Hall, ',993)
Dari sini rnereka rnelakukan peoses-proses mengamati, mengingat dan
berfikir, yarig mereka perlukan untuk membuat dan me/aksanakan rencana
tindakan untuk mencapai kepuasan sebagai respon terhadap dorongan dari
dalam diri dan sebagai reaksi seseorang terhadap dirinya sendiri. Kernudian
Symond dalarn Sumadi Suryabrata (2000: 247-24e) rnenyebutkan ernpat
aspek yakni tentanq bagairnana orang rnengamati dirinya sendiri, bagairnana
orang berfikir tentang dirinya sendiri, bagaimana orang menilai dirinya sendiri
dan bagairnana orang berusah menyempurnakan dan rnernpertahankan diri.
Dan tidak berhenti disitu, dalarn diri rnanusia dal2rn hal ini remaja, ;,da
sesuatu yang disebut self, artinya adalah keseluruhan dari segala sesuatu
yang berada dan mencerminkan orang tersebut seperti tubuhnya, sifatsifatnya, kernrnpuan-kernarnpuannya, milik-milik kebendaannya,
kekeluargaannya, teman-temannya, rnusuh-rnusuhnya, pekerjaannya, dan
kenganggurannya dan lain-lain (James dalam Surnadi Suryabrata (2000:245-
246)
58
Self dalam psikologi memiliki dua arti yakni sikap dan perasaan seseorang
terhadap dirinya sendiri, dan suatu keseluruhan proses psikologis yang
menguasai tingkah laku dan penyesuaian diri. Selanjutnya James
mengetengahkan masalah self, yakni material self (penilaian diri berdasarkan
kebendaan yang dimiliki), social self (bagaimana anggapan temanteman "orang lain" terhadap dirinya), spiritual self (kemampuan dan kecakapan
psikologis), dan pure ego self (pikiran yang dasar dari pada personal identity).
Dapatlah dilihat bagaimana self-self ini menggiring remaja bukan saja pada
"mereka ingin menjadi seperti apa",tetapi juga kepada "menjadi seperti apa
yang lingkungannya lflginkan" demi penerimaan atau mempertahankan
statusnya dalam kelompok citau lingkungan sosialnya. berbagai penilaian
baik terhadap dirinya ataupun terhadap orang lain dan memikirkan penilaian
orang lain terhadap dir'.nya, sebagai hasil interaksinya dengan lingkungan.
2.3.1. Materi sebagai Symbol status bagi remaja
Minat pada remaja sangat beragam berdasarkan perubahan-perubahan yang
dialaminya selama masa itu, seperti minat terhadap seks, intelegensi,
59
lingkungan dimana ia hidup, kesempatan untuk mengembangkan minat,
minat teman-teman sebaya, status dalam kelompok sosial, dan banyak lagi
minat lainnya. Dalam penelitian ini akan lebih memfokuskan pada minat
remaja terhadap status sosial dan minat pribadi.
A). Minat-minat pribadi.
Mina! pada diri sendiri merupakan minat yang terkuat di kalangan remaja.
Adapun sebabnya adalah bahwa mereka sadr bahwa dukungan sosial sangat
besar dipengaruhi oleh penampilan diri dan mengetahui bahwa kelompok
sosial menilai dirinya berdasarkan benda-benda yang dimiliki,
kemaridirian,sekolah, keanggotaan sosial dar1 banyaknya uang yang
dibelanjakan. lni adalah "symbol olatus" yang mengangkat wibawa remaja
diantara teman-teman sebaya dan memperbesar kesempatan untuk
:nernperoleh du',ungan sosial yang lebih besar.
Minat pribadi terdiri dari minat pada penampilan diri, minat pada pakaian,
minat pada prestasi, minat pada uang, dan minat pada kemandirian, yang
kesemuanya itu sebagai hasil darr interaksi sosialnya dan sebagai usaha
menjadi individu dalam masa perkembangan baik fisik maupun psikis.
Adapun minatnya pada penampilan diri, mencangkup pakaian, perhiasan
pribadi, kerapihan, daya tarik dan bentuk tubul1 yang sesuai dengan seksnya.
Cros dan Cros dalam Hurlock (1980),menerangkan mengapa penampilan
lJegitu penting sehingga menimbulkan minat pribadi yangbegitu kuat, hal ini
karena bagi remaja "kecantika:1 d&n daya tarik fisik sangat penting bagi
seluruh urr,at manusia, dukungan sosial, popularitas, pamilihan teman hidup,
dan karier dipen,:iaruhi oleh daya tarik sr::seorang". Kernan, menekankan nilai
sosial dan penampilan rliri sebagai berikut " Dalam perkembangan akan-anak,
penampilan diri-terutama di hadapan teman-teman sebaya-merupakan
petunjuk yang kuat dari minat remaja dalam sosialisasi". Alasannya bahwa
hal ini merupakan bukti dari kebersamaannya dengan teman sebayanya.
Sedangkan minat pada pakaian, merupakan usaha penyesua:an diri terhadap
kelompok sosialnya, rernaja cenderung berusaha keras untuk menyesuaikan
diri dengan apa yang dikehendaki kelornpok dalam hal pakaian. Ryan dalam
Hurlock (1980) menyatakan "Salah satu persyaratan utama dalam hal
berpakaian bagi kawla rnuda adalah bahwa pakaian yang dikenakan harus
disetujui oleh kelompok".
6I
Berbeda pada minat berprestasi, baik prestasi yang ada dapat memberikan.
kepuasan pribadi dan ketenaran. lnilah sebabnya mengapa prestasi, bagi
remaja diperlukan. Bila prestasi yang baik, diharapkan memberi kepuasan
bagi remaja, maka perstasi tersebut mencangkup bidang-bidang yang
penting bagi kelompok sebaya dan dapat menimbulkan harga diri dalam
pandangan kelompok sebaya.
Para remaja cenderung bercita-cita tinggi yang tidal< realistis. Oleh karena itu,
mereka seringkali tidal-; memperoleh kepuasan dari prestasi. Dengan presta.3i
yang sama mereka dar;at memeperoleh kepuasan bi/a cita-cita mereka lebih
realistis. Kalau merek.a gagal mencapai apa yang diinginkan, maka aps yang
mereka capai tidak mendatangkan kepuasan.
Begitupun dengan minat pada kemandirian. Kinginan yang kuat untuk mandiri
berkembang pada awa/ masa remaja dan mencapai puncaknya menjelang
peiode ini berakhir. Hal ini menimbulkan banyak perselisihan dengan orang
tua dan orang dewasa lainya. Karena mereka diharapkan dapat menjadi apa
yang orang tua harapkan, maka mereka lebih banyak memberontak terhadap
pengeka;1gan di rumah, hingga banycik c/itemui rac/ikalisme kawla muda.
Ka/au orang dewasa yang berkuasa berangsur bersikap santai , remaja dapat
membebaskan diri dari usaha mencapai sasaran/tujuan, biasanya
pertentangan yang terjadi jarang dibarengi sikap memberontak lagi.
Dan minat terhadap uang bagi remaja adalah kunci kebebasan. Sepanajng
orang tua melayani semua kebutuhan dan memberikan uang sak, orang tua
dapat mengendalikan perilaku remaja. Kalau remaja dapat menikmati
kebebasan dan kemandiriannya. Minat ini terutama berkisar pada bagaimana
caranya mendapatkan uang sebanyak mungkin, tanpa mempedulikan jenis
pekerjaan yang dilakuakan.
B) Minat sosial.
Minat yang bersifat sosial menurL!t Hurlock (1980), tergantung pada
kesempatan yang diperoleh remaja .untuk mengembangakan minat tersebut
dan pada kepopuleran dalam kelompok. Seorang remaja yang status
sosioekonomis keluarganya rendah, misalnya, mempunyai sedikit
kesempatan untuk mengembangkan mi,1at pada pesta dan sejenisnya,
dibandingkan dengan remaja berlatar t,elakang baik. /\dapun beberapa
contoh minat sosial r::imaja adalah seperti pesta, minum-minuman keras,
narkoba, peristiwa dunia, kritik dan pembaruan.
Hurlock (1980), menyatakan menyatakan pu/a minat terbesar remaja adalah
minat terhadap symbol status. Symbol status men.;pakan symbol prestise
yang menunjukan bahwa orang yang memilikinya mempunyai status yang
lebih tinggi dalam ke/o,npok sosialnya. Selama masa ramaja symbol status
memiliki fungsi : menunjukkan p2da orang lain bahwa remaja memiliki status
ekonomi yang lebih tinggi dari pada ternan sebayanya.
Menunjukkan bahwa remaja mencapai prestasi yang tinggi ; bahwa remaja ·
bergabung dengan kelompok dan merupakan anggota yang diterima
ke/ompok karena penampilan atau perbuatannya sama dengan penampilan
dan perbuatan anggota kelompok /ainnya; dan bahwa remaja mempunyai
statL'S hampir dewasa didalam masyare;kat. Hal ini terjadi lebih disebabkan
karena, kebanyakan pola hidup dan po/a asuh bahkan po/a pengajaran di
sekolah yang ada, bahwa orang tua atau orang dewasa termasuk guru
dilingkungan anak-anak cenderung .otoriler dimana semestinya mulai dari
tahap perkembengan otonomi, inisiatif, kerajinan, anak mulai dilatih dengan
memberikan otoritas, mengembangkan inisiatif dan kerejinannya untuk
mengembangkan dirinya, daya fikir dan kreatifitasnya.
Pada kenyataannya adalah orang tua atau orang dewasa di sekitarnya
melakukan "pen-dikte-an" terhadap apa yang seharusnya dilakukan, dipilih,
dan dikontrol dari diri si anak, yang menyebabkan anak tersebut meresa ma/u,
64
ragu, muncul peras3an bersalah vang besar, dan merasa kurang percaya diri,
tidak berdaya atau merasa inferior. Hingga pada masa remajanya mereka
cenderunr;i merasakan seka!i krisis identitasnya. Karena mereka terbiasa
disuapi atau tinggal meniru apa yang d:lihatnya.
Pada akhir'lya remaja-remaja yang ada menjadi cenderung pasif dimana
mereka hanya meniru sesuatu yang mereka anggap baik dan menarik untuk
mereka, dengan berkiblat pada apa yang dilihatnya di media ataupun dari
orang dewasa dilingkungannya, jadilah mereka remaja yang bukan saja krisis
identitas tapi juga ksiris kepercayaan diri dan hidup dengan identitas semu
dan dalam ilusi yang mereka ciptakan sendiri. Selanjutnya Erikson seperti
dikutip Hurlock ( 1980) menyatakan salah satu cara meng2tasi krisis
identitasnya adalah der.gan menggunakan symbol status.
Jadi, jC!laslah bahwa remaja menggunakan symbol status yang diperolehnya
dari kelas, strata sosial dan kebudayaannya sebagai "persona" (Erikson,
dalam Hall & Lindzey, 1993) mereka agar dinilai baik dan kemudian dapat
diterima bahkan diakui memiliki kedudukan yang lebih tinggi di dalam
lingkungan sosialnya, Karena dalam Hurlock (1980) dijelaskan juga bahwa
remaja dipandang dan diterima oler1 lingkungan atau kelompoknya dilihat dari
benda-benda yang dimilikinya bukan dari apa adanya diri si remaja tersebut.
'65
2.3.2. Remaja dalam masyarakat dan perilaku konsumen
Remaja menggunakan makna yang dibuat-buat (artificial) seperti kosmetik,
mewarnai rambut, dan belakukan berbagai perlakuan kecantikan untuk
mencapai keinginan yang akan ditampakkan. Contohnya saja remaja
sekarang yang·lebih teiarik dengan fashion, menggunakan model yang
diidolakan remaja untuk menambah status merek, agar menarik perhatian
remaja untuk mengkonsumsi. Seperti Jlion Bon Jovi yang digunakan sebagai
iklan Levis 50·1 jeans. Meski secara nyata dan tegas dalam Lound & Della
Bitta (1988), dikatakan bahwa tidak ada perbedaan style (model-gaya) yang
tajam antara kawla muda dan orang-orang dewasa dalam perilaku konsumsi.
Contoh penelitian yang membahas tentang remaja sehubungan dengan
pentingnya symbol status yang mempengaruhi gaya hidup materialisme
berdasarkan tori-teori diatas, adalah penelitian yang terdapat dalam Hurlock
(1988:223-224), penelitian B. A. Hamburg, H.C. Kraemer dan W. Janhke.
diadakan untuk melihat "Hirarki penggunaan oba 1-obatan dalam masa
remaja" : 1-:orelasi perilaku dan sikap dengan banyaknya penggunaan obat.
Obat-obatan terlarang dimulai sebagai kegiatan kelompok sebaya. Bahl<an
pada anak-anak kelas terakhir pada sekolah dasar, dan anak-anak pada
sekolah menengah pertama, merokok mariyuana bukanlah hal yang aneh.
66
Disini terlihat adanya penilaian yang tinggi techadap obat-obatan terlarang
sebagai symbol status yang kemudian menggiring remaja untuk
menggunakan, menyukai, dan berpendapat bahwa obat-obatan terlarang
tersebut merupakan benda material yang sangar berharga bagi mereka.
2.5. PENGAJUAN HIPOTESIS
1. HO : l<elas sosial tidak berhubungan dengan gaya hidu;i materialisme
2. H1 : l<elas sosial berhubungan dengan gaya hidup materialisme
BAB3
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini akan dikemukakan megenai metode yang akan digunakan
dalam peneli!ian ini. Adapun pembahasan dalam bab ini meliputi penjabaran
mengenai subjek penelitian, instrumen pengumpulan data. Dimana data yang
diperoleh dalam penelitian ini akan menjawab pertanyaan penelitian ini, yaitu
"Apakah ada hubungan antara kelas sosial dengan gaya hidup
materialisme?"' dan "Apakah gaya hidup materialisme berhubungan dengan
perbedaan kelas sosial ?".
Dalam bab ini pula akan membahas mengenai desain penelitian, populasi
dan sampel penelitian, disini akan ditentukan sampel dari populasi yang akan
dijadikan sumber data. Dan kemudian akan dijelaskan mengenai prosedur
penelitian yang akan digunakan serta penjelasan bagaimana analisa data
yang diperoleh juga akan disajikan mengenai metode dan instrumen
penelitian, serta tahap-tahap penelitian.
68
3.1. Disain Penelitian
Di dalam penelitian ini,metode penelitian kuantitatif. Metode ini dipilih sesuai
dengan informasi yang ingin dikumpulkan yakni yang berkaitan dengan tujuan
penelitian yang akan dilakukan. Menurut Suharsimi Arikunto, (2002: 11)
menyatakan bahwa penelitian kuanttatif adalah penelitian yang berdasarkan
kejelasan unsurnya yang terdiri dari kejelasan tujuan, pendekatan, subjek,
sampel, sumber data yang sudah mantap, dan rinci sejak awal, begitupun
dengan langkah penelitian dan disain serta pengumpulan data dan analisa
datanya.
Sesuai dengan tujuan penelitian ini, metode kuantitatif digunakan untuk
mengetahui dan mencari informasi mengenai ada atau tidaknya pengaruh
perbedaan kelas sosial terhadap gaya hidup materialisme pada remaja.
3.2. Pengumpulan Data
3.2.1. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Encyclopedia of Education
Evaluation tertera bahwa "A population is a set (or collection) of all element
possessing one or more attributes of interest". (Suharsimi Arikunto, 1993 :
115).
\
69
Dalam penelitian ini populasinya adalah siswa-siawi SMUN 34 Jakarta
Selatan sebanyak 352 remaja. Sedangkan metode perolehan sampel
menggunakan probability sampling, artrinya setiap subjek dalam satu
populasi yang memiliki karakteristik yang sama dengan tujuan penelitian ini
yakni remaja berstatus pelajar SMU dan berusia 15 sampai 17 tahun, akan
mendapatkan kesempatan yang sama untuk menjadi sampel jika pada
pelaksanaannya mereka terpilih menjadi sampel, karena teknik yang
digunakan dalam menentukan sampel penelitiaan ini adalah teknik acidental
sampling yakni siwa-siswi SMUN 34 mana saja yang memiliki karakteristik
yang sama dengan subjek penelitian yang telah ditetapkan.
Jumlah sampel yang direncanakan pada penelitian ini sebanyak 35 orang,
yang diambil dari 10 % populasi, cara ini dipilih sebagaimana tertera dalam
buku Prosedur Penelitian dari DR. Suharsimi Arikunto (1996) yang
menyatakan bahwa bila populasi berjumlah lebih dari 100 orang maka peneliti
dapat diambil antara 1O - 15 %. Meli hat bahwa jumlah populasi dalam
penelitian ini adalah 352 orang siswa-siswi SMUN 34, maka peneliti memilih
mengambil sampel sebesar 1O % dari jumlah populasi.
70
3. 2. 2. Metode dan lnstrumen
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kuesioner, skala P-A-A dan skala
Sigma -Epsilon. Kuseioner berisi tentang pertanyaan mengenai kondisi dan
keadaan subjek sesuai keberadaannya dalam kelas sosial tertentu. Data ini
digunakan untuk mengetahui latar belakang subjek dan melihat konsistensi
jawaban subjek dalam skala model P-A-A yang digunakan untuk mengetahui
dan mengungkap karakteristik orang-orang yang ada dalam kelas sosial
tertentu. Dalam skala kelas sosial hanya terdapat satu kategori penyataan
yakni pernayataan favourabel dan unfavourabel sesuai dengan kondisi subjek
penelitian.
Dalam ha/ ini subjek diberikan tiga pilihan pernyataan yang akan
mengungkap karakteristik subjek sesuai dengan kelas sosialnya masingmasing. Subjek cukup memilih pilihan jawaban yang sesuai dengan
keadaannya yang sebenarnya, pilihan a menunjukan kepada karakteristik
kelas sosial tipe1, yaitu kelas sosial tinggi. Pilihan b menunjukan kepada
karakteristik kelas sosial tipe 2, yaitu kelas sosial menengah, dan pilihan
c
menunjukan karakteristik kelas sosial tipe 3, yaitu kelas sosial rendah. Teknik
penilaian dalam skala kelas sosial berdasarkan tipe kelas sosial yang dipilih
subjek, setiap pilihan tipe 1 diberi skor 3, pilihan tipe 2 diberi skor 2,
begitupun setiap pilihan tipe 3 diberi skor 1.
71
Sedangkan skala model Sigma-Epsilon digunakan untuk mengukur
materialisme. Skala ini diberikan kepada subjek penelitian sebagai stimulus
yang diharapkan dapat memunculkan respon yang mengindikasikan perilaku
materialisme. Setiap pernyataan dispakati sebagai pernyataan favourabel
dan unfavourabel. Dalam merespon setiap aitem responden diminta memilih
pernyataan mengenai keadaan aiau perasaan, opini, minat dan aktivitas
keseharian yang dialami (gaya hidup) subjek penelitian. Subjek hanya perlu
menjawab dengan "ya" atau "tidak".
Setiap jawaban "ya" pada pernyataan favourabel mengindikasikan bahwa
subjek penelitian bergaya hidup materialis, setiap jawaban "tidak" pada
pernyataan favourabel mengindikasikan bahwa subjek penelitian bukan orang
yang bergaya hidup materialis. Begitupun pada setiap jawaban "ya" pada
pernyataan unfavourabel maka mengindikasikan bahwa subjek penelitian
bukan orang yang bergaya hidup materialis, dan setiap jawaban "tidak" pada
pernyataan unfavourabel, mengindikasikan subjek penelitian termasuk orang
yang bergaya hidup materialis. Adapun teknik penskorannya adalah sebagai
berikut:
72
Tabel 3.1.: Penskoran skala materialisme
I Kode skor
I Ya
!
'
i Tidak
Favoriabel I Unfavoriabel
1
I
0
i
0
ii
1.
1
I
Skor setiap subjek baik dalam skala kelas sosial ataupun skala materialisme
diperoleh dengan menjumlahkan nilai untuk semua pernyataan. Kemudian
peneliti memilih pernyataan terbaik uniuk skala dengan menggunakan analisa
daya pembeda (validitas) pada setiap pernyataan penelitian dengan
menggunakan product moment dari Parson dan juga menganalisa reliabilitas
skala. Penghitungan reliabilitas skala menggunakan Alpha Cronbach, dan
dalam hasil uji coba skala kelas sosial diperoleh hasil 0, 7589 .
Sedangkan untuk skala materialisme reliabilitas yang diperoleh adalah
0,9978, dari hasil uji coba alat ini dinyatakan siap untuk untuk digunakan
untuk penelitian yang sesungguhnya. Untuk memudahkan penelitian, peneliti
membuat kisi-kisi atau blue print yang memudahkan peneliti dalam membuat
pernyataan. Dalam penelitian sesuangguhnya peneliti merencanakan bahwa
pada saat pelal<sanaan aitem yang dijadikan alat penelitian berjumlah 22
aitem untuk skala kelas sosial dan 24 untuk skala materialisme yang telah
teruji.
73
Tabel 3.2. : Sebaran butir skala kelas sosial
~-----··-------~-------·---------~
Aspek-aspek
Butir pernyataan
Nilai
1,2,3.4,5,6, 7,8,9, 10, 11, 12, 13, 14, 15
!
I 16,17,18,19,20,21,22,23,24,25
I
.
'
~--··-·---·----·---------+-·----·---------~
Gaya hidup
126,27,28,29,30,31,32,33,34,35
i
I 36,37,38,39.40
!
I Minat dan kegiatan yang dapat di 41.42,43.44.45,46,47,48,49,50
I
I
I kategorisasikan
I 51,52,53,54,55
I
I
55
Jumlah
Tabel 3.3. : Sebaran butir skala materialisme
I Aspek-aspek
I Favoriabel
i Possessiveness
j
II
I
1.3,5,7,9, 11, 13, 12,4,6,8, 10, 12, 14, :
Jumlah
20
I
115,17,19
'
I Unfavoriabel
Envy
~-.
I Non-Generous1ty
21,23,25,27,29
\ 22,24,26,28,30
I
I
131,33,35,37,39
I 32,34,36,38,40
1
1
;
I 41,43,45,47,49 I 42,44,46,48,50
I
10
10
I
I 51,53,55,57,59 152,54,56,58,60
10
'I
I
I Jumlah
10
I
I
I Centrality
I Happyness
116, 18,20
30
I
30
60
74
3.2.3. Validitas
Setelah dilakukan try out kemudian dipilih aitem-aitem yang memiliki tingkat
korelasi tinggi untuk dijadikan ala! tes pada penelitian yang sesungguhnya.
Adapun aitem yang valid pada skala kelas soaial sebagai berikut :
Tabel 3. 4. : Aitem kelas sosial yang valid
~ FAKTOR
I
I Nilai
AITEM VALID
11,2,3'.5,6,7,8,9,10,11,12,13,1(
JUMLAH
23
I
I
i Gaya Hidup
115,16,17,18,19,20,21,22,24,25
i
j 26,27,28,29,30,31,32,33,34,35
15
I
I
136,37,38,39,40
!
I Minatdan
41,42,43,44,45,46,47,48,49,50
Kegiatan yang
I
15
I
dapat dikategorisasikan
,r
[ 51,52,53,54,55
53
i
Seperti yang tertera dalam label 3.6. diatas, diketahui bahwa 53 aitem valid
yakni 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22,
24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39,40,41,42,43,
44, 45, 46, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 55. Dan 2 aitem tidak valid yakni
aitem 4 dan 23.
75
Adapun aitem yang valid pada skala materialisme adalah sebagai berikut :
Tabel 3. 5. : Aitem materialisme yang valid
FAKTOR
1Possessiveness
FAVORIABEL
I
UNFAVORIABEL
-
! 1,3,5,7,9,11,13,15,
\ 2,4,6,8, 10, 12, 14,
I 17, 19
I' 16, 18
I 21,23,25,27,29
l 20,22,24,26,28
I
i
!
i
'
i
J
Envy
Un-Generousity
31,33,35,37,39
Centrality
41,43,45,47,49
JUMLAH
I
II'
I
I
10
10
130,32,34,36,38
'
20
I
10
40,42,44,46,48
I
1
Happyness
1
51,53,55,57,59
50,52,54,56,58
I
r
10
60
3. 2. 4. Reliabilitas
Reliabilitas alat tes dalam sebuah penelitian dapat difahami sebagai suatu
instrument yang cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data, karena instrumen tersebut sudah baik sehingga hasil yang
diperoleh bersifat konsisten. Hasil pengukuran yang dapat dipercaya bila
dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek
yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur
dalam diri subjek memang belum berubah.
76
Penghitungan reliabilitas instrumen menggunakan rumus Alpha Cronbach
dengan menggunakan tingkat kepercayaan 1% mendekati 1, 00 dan dihitung
menggunakan progran SPSS, dan hasil yang diperoleh pada instrumen kelas
sosial hasilnya sebesar 0, 7589 . Sedangkan untuk skala materialisme
reliabilitas yang dipero!eh adalah 0,9978. Kesimpulanya adalah instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini reliabel.
3. 2. 5. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini dikumpulkan secara langsung, peneliti berhadapan
langsung dengan subjek penelitian. Kemudian peneliti memberikan informasi
mengenai tujuan, manfaat, dan pentingnya partisipasi subjek, setra prosedur
cara meresponnya.
Agar diperoleh data yang sahih dan berdasarkan kejujuran, peneliti
memberikan subjek haknya sesuai dengan kode etik penelitian yakni peneliti
merahasiakan identitas subjek dan data ini digunakan hanya pada penelitian
ini, yang diakhiri dengan pengisian lembar persetujuan dari subjek penelitian.
77
Korelasi product moment dari Pearson untuk perhitungan validitas item dan
pengujian hipotesis untuk mengetahui hubungan atau korelasi antar variabel
dan untuk komputasi koefisien korelasi aitem-total. (Az>Nar, 2003 : 60).
rxy
=
Keterangan:
rxy
= Koefisien korelasi skor butir (X) dengan skor total (Y).
N = Jumlah sampel (responden).
LX = Jumlah nilai dari tiap butir.
LY
=Jumlah nilai konstan yang diperoleh individu.
LXY = Jumlah hasil perkalian skor X dan skor Y.
Analisis Alpha Cronbach digunakan untuk menguji reliabilitas ala! pengumpul
data atau skala. (Az>Nar ,2003 : 87)
a=2 [1-
J
s x2
78
Keterangan:
81 2 dan 82 2 = Varians skor belahan 2.
= Varians skor skala.
3. 2. 6. Analisa Data
Untuk menguji hipotesa digunakan chi-kuadrat, dengan rumus : (Suharsimi
Arikunto, 2002 ).
(O-E)
2
E
Keterangan :
0
=Frekuensi yang diamati (Obsrved)
E = Frekuensi yang diharapkan (expected)
3. 3. Pengolahan Data
Sebelum ala! penelitian digunakan pada penelitian yang sesungguhnya,
peneliti melakukan uji coba (try out) ala! tes yang telas dibuat, tujuannya
adalah pertama untuk melihat apakah setiap pernyataan mudah dimengerti
dan kedua agar diketahui validitas dan reliabilitas alat penelitian tersebut.
79
Dalam tahap uji coba tersebut peneliti memberikan 115 aitem yang pada
masing-masing skalanya terdiri dari 55 item untuk skala kelas sosial dan 60
aitem untuk skala materialisme.
Untuk tahap uj1 coba ini sampel yang digunakan adalah 60 siswa-siswi SMUN
46, dengan teknik acidental sampling yaitu mengambil sampel yang memiliki
karakteristik yang sama dengan subjek penelitian yang telah ditetapkan.
3. 4. Main Study
Tahap persiapan
Pengurusan surat izin penelitian dari Fakultas Psikologi UIN Jakarta.
Tahap ini peneliti melakukan beberapa hal diantaranya adalah :
Peneliti mengaudit instrumen yang akan dijadikan alat pengumpul data.
Membuat instrumen yang akan digunakan sebagai penelitian dengan jumlah
keseluruhan aitem 115, dengan rincian 55 aitem kelas sosial dan 60 aitem
materialisme.
80
Uji coba
Setelah jumlah aitem pernyataan tersusun maka dilakukan uji ciba guna
diketahui validitas dan reliabilitas dari alat tersebut. Dalam tahap uji coba
tersebut peneliti memberikan 115 aitem yang pada masing-masing skalanya
terdiri dari 55 item untuk ska!a kelas sosia! dan 60 aitem untuk skala
materialisme. Untuk tahap uji coba ini sampel yang digunakan adalah 60
siswa-siswi SMUN 46 Jakarta Selatan, pada tanggal 23 Desember 2003,
dengan teknik acidental sampling yaitu mengambil sampel yang memiliki
karakteristik yang sama dengan subjek penelitian yang telah ditetapkan.
Pelaksanaan
Setelah dilakukan uji coba alat ukur yang digunakan, maka alat ukur yang
telah memenuhi standar validitas diaudit kembali dan dipilih aitem yang
meiliki tingkat validitas yang tinggi srta reliabel. Melalui pertimbangan
kenyamanan dan kesahihan data maka dipilaihlah dari total aitem awal
sebesar 115 aitem dengan 113 aitem yang valid dan reliabel, disaring 44
aitem yang memiliki tingkat validitas dan reliabilitasnya baik, 22 aitem kelas
sosial dan 24 aitem materialisme. Adapun penelitian ini dilakukan di SMUN
34 Pondok Labu Jakarta Selatan, pada tanggal 6 Januari 2004.
BAB4
HASIL PENELITIAN
Bab ini akan membahas mengenai hasil penelitian yang terdiri dari gambaran
umum responden, ana!isis data dan hasil penelitian itu sendiri.
4.1. Gambaran Responden
4.1.1. Gambaran Responden Berdasarkan Kelas Sosial
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 6 Januari 2004, bertempat di SMUN 34,
Pondok Labu, Jakarta Selatan. Jumlah populasi sebanyak 352 orang. Untuk
sampel diambil 1O % dari jumlah populasi yakni 35 orang.
Setelah dilakukan penelitian antara kelas sosial tinggi, sedang dan rendah
terhadap gaya hidup materialis diperoleh rentangan tingkatan kelas sosial.
Rentangan tingkatan kelas sosial sebagai berikut :
Kelas sosial rendah
: 22 - 36
Ke/as sosial sedang
: 37 - 51
Ke/as sosial tinggi
: 52-66
82
Tabel 4.1. sebaran sampel berdasarkan kelas sosial
I Kondisi
Kelas sosial tinggi
I
I Kelas sosial sedang I Kelas-sosial
I
i
Jumlah i
: rendah
I
'
·-.---~---!---------+--------;---------+------1
10
21
4
35
Pada label 4. 1. diketahui 35 orang sampel terdiri 1O responden dari kelas
sosial tinggi, 21 responden dari kelas sosial sedang dan 4 responden dari
kelas sosial rendah.
4.1.2. Gambaran Responden Berdasarkan Gaya Hidup Materialisme
Variabel penelitian kedua yakni gaya hidup materialisme. Dari data yang
diperoleh dalam penelitian didapatkan rentangan gaya hidup materialisme
sebagai berikut :
Bergaya hidup materials
Tidak bergaya hidup materialis
0 - 12
: 13 - 25
Dengan gambaran umum responden sehubungan dengan gaya hidup
materialis adalah :
83
Tabel 4.2. Sebaran responden berdasarkan gaya hidup materialis
; Tidak bergaya hidup materialis
!kondisiT Berga ya
j Jumlah
i hidupmaterialisme
i
I
I
I
I
1-···-·--·-···1----~~-----+------~
29
35
6
L ••
Untuk membedakan bergaya hidup materialisme atau tidak bergaya hidup
materialisme, dapat dilihat dari beberapa faktor seperti possessiveness, envy
non-generousity, centrality dan happiness. Ada pun faktor pertama
possessiveness adalah sebagai berikut :
Tabel 4.3. Sebaran responden berdasarkan faktor materialisme
i No. I
!
Faktor
GH.M
I GH.TM
Jumliihl
I
I
rr--!f'ossessiveness
8
2
10
I. 2. Ii Envy
6
3
9
1
: 3 . ! Non-generous1ty
I
I
3
3
' 4.
• Centrality
7
8
; Happiness
5
5
5.
.
,--Dumlah
I
L~L_
..,_. ______
29
0
i!
35
-1
!
i
Pada label 4.3. diketahui mayoritas responden digolongkan bergaya hidup
materialisme lebih kepada keinginan yang besar untuk memiliki segala
sesuatu dan rasa memiliki terhadap benda-benda miliknya pribadi, yakni
84
sebanyak 1O responden, 8 responden dari yang bergaya hid up materialisme
dan 2 dari yang tidak bergaya hidup materialisme.
4.1.3. Hubungan antara Kelas Sosial dengan Gaya Hidup Materialisme
Setelah terkumpul seluruh data, kemudian dilakukan pengkodean agar
memudahkan pemahaman terhadap penelitian ini. Kode yang diberikan
adalah:
Kelas sosial tinggi
:T
Kelas sosial sedang
:S
Kelas sosial rendah
:R
Bergaya hidup materialisme
:M
Tidak bergaya hidup materialisme
: TM
Tabel 4.4. Kode
No. '1 Kelas social tinggi (T}
i
! Kelas social sedang (S}
i
i Kelas social rendah
1.
s
(R}
j Bergaya hidup materialis (M}
I Tidak bergaya hidup materialisme
I
! (TM)
.i
TM
I
~-+-----------------+----- ·--------··~
2
S
TM
I
'
85
.3
s
TM
14
T
M
s
M
16
T
M
7
s
M
s
TM
T
M
r10
R
M
II 11
s
TM
12
s
M
T
TM
s
M
T
M
!
15
I
··--:
I
,_ _ j_I
!
18
II
19
I
'
I
i
---j
'
I
~
!
i
13
i
L--...·-~-··
I'
14
I
f----1'
115
I
~I!
I
!
!I 17
-·-··L--
! 18
'
Ii
M
__T ___
I
M
!
s
M
1
i
I 19
s
'20
s
!
!
___!
s
R
.-!
-"f
M
·---ii
I
··--1
M
I
i---L
: 21 I
R
M
I 22
s
M
I
s
M
I
I
I
I
i 23
I
Ii
I
J__
__J
86
'24
T
M
'25
R
M
29
R
M
i30
s
i 31
T
32
T
M
'33
R
M
34
T
_ ,
j
---+--~~~~-:~~~-~
---·-~·-~·--·~
i
r-----,------···---·-- - - - - - - - - - ; - ·
i
I
35
.
'
s
____
M_____
M_i_ _ _ _ _
4. 2. Analisis Data
Setelah variabel-variabel diberi kode, langkah selanjutnya adalah
memasukan data tersebut kedalam label silang, sebagai berikut :
J
J
87
Tabel 4.5. : Tabel Silang
I
Kondisi
Gaya
hidu:a~eri~lisme
I Materialisme (M)
( Tidak
I!
,i Matena
. I"1sme
I
Jumlah
I
I
I
. Kelas sosial tinggi ( T )
9
1
10
I Kelas sosial sedang
16
5
21
(S)
I
I Kelas sosial rendah ( R )
4
4
!
I
L
29
Jumlah
6
35
Tabel 4.6. : Tabel analisis data
Kondisi
L
Gaya hidup materialis_m_e_--;
Jumlah
I Materialisme (M) I Tidak
I
I Materialisme
j
Kelas sosial tinggi ( T )
9
1
(8,285)
(1, 7)
16
5
(17,4)
(3,6)
10
i
I Kelas sosial sedang ( S )
I
)Kelas sosial rendah ( R )
r
4
(3,314)
I
Jumlah
l________
21
(0,685)
1---2-9-----1---6--
35
88
Keterangan :
Angka-angka yang tidak dikurung adalah frekuensi yang diamati (observed)
dan angka-angka dalam sel yang ada dalam kurung adalah frekuensi yang
diharapkan (expected).
Tabel 4.6. (analisa data) data-data diperoleh dari data-data tentang frekuensi
yang diamati, dihitung frekuensi yang diharapkan yakni frekuensi yang
diharapkan terjadi, seandainya antara kedua variabel tersebut tidak ada
hubungan. Adapun cara menghitung frekuensi yang diharapkan seperti
berikut:
E pada sel B1K1=10 x 29 = 8,285
35
E pada sel B2K1 = 21 x 29 = 17,4
35
E pada sel B3K1 = 4 x 29 = 3,314
35
E pada sel B 1K2 = 1o x 6 = 1,7
35
E pada se! B2K2 = 21 x 6 = 3,6
35
E pada sel B3K2 = 4 x 6 = 0,685
35
89
Untuk memperoleh /. ,2
, terlebih dahulu ditentukan df nya yakni
df
=(b -
1) x (k - 1)
keterangan :
b = baris, dalam hal ini kelas sosial.
K = kolom, dalam hal ini gaya hidup materialisme
Dari hasil perhitungan df diperoleh hasil 2, dengan rincian sebagai berikut :
df = (3 - 1) x (2 -1)
=2
Sedangkan tingkat signifikansi 0,05. Maka jika dilihat dalam label Chi Kuadrat diperoleh dari hasil df = 2 dengan tingkat signifikansi 0,05, diperoleh
x· ,-' sebesar 5,991.
Pada tahap akhir dihitung z 11 2 , dengan rumus Chi - Kuadrat:
( 0- E ) 2
E
90
Adapun rincian perhitungan melalui rumus Chi - Kuadrat ada!ah :
x h 2 = (9-8.285 ) 2 +
8, 285
(4-3,314 ) 2
3,314
+
(1-1.7 ) 2
1,7
+
(0- 0.685 )
2
(16-17,4 ) 2
17,4
+
(5-3.6
3,6
i-'
+
= 1. 831
0,685
2
Berdasarkan hitungan dengan rumus di atas diperoleh z11 sebebesar 1,831,
dengan
1 2
, (
x: tabe!) sebesar 5,991. Perolehan akhir hasil perhitungan
diatas menunjukan bahwa \
2
<
x,2 pada taraf signifikansi 0,05.
Dengan menggunakan tabe! harga kritik dari Chi-kuadrat dan df = 2 dipero!eh
nilai \
2
=
1,831 dan x, 2 = 5,991 maka xh: < z, 2 pada taraf signifikansi 0,05
maka hipotesa nol yang menyatakan tidak ada hubungan antara kelas sosial
dengan gaya hidup materialisme, diterima. Sedangkan hipotesa alternatif
yang menyatakan ada hubungan antara kelas sosial dengan gaya hidup
materialisme, ditolak.
Kesimpulan dari penelitian ini tidak ada hubungan kelas sosial dengan gaya
hidup materialisme.
BABS
KESIMPULAN, DISKUSI, SARAN
Pada bab ini dibahas mengenai kesimpulan yang dipero!eh dari hasil
pene!itian, diskusi dan saran.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan gaya
hidup materialisme kelas sosial tinggi, kelas sosial sedang dan kelas sosial
rendah. Penelitian ini di!aksanakan pada tanggal 6 Januari 2004. Sampel
yang diambil berjumlah 35 orang yang diambil dari 10 % jumlah populasi (352
orang), yang digolongkan kedalam 3 kategori dengan rincian 10 orang remaja
dari kelas sosial tinggi, 21 orang dari kelas sosial sedang dan 4 orang dari
kelas sosial rendah, adapun teknik pengambilan sampel accidental sampling.
5.1. Kesirnpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari analisis data seperti berikut : tidak ada
perbedaan gaya hidup materialsm antara kelas sosial tinggi, kelas sosial
sedang dan kelas sosiai rendah. Karena z
2
2
hitung lebih kecil dari pada nilai
z label. Maka hipotesa nol yang berbunyi tidak ada hubungan antara keias
92
sosial dengan gaya hidup materialisme, diterima. Sedangkan hipotesa
alternatif yang berbunyi ada hubungan antara kelas sosial dengan gaya hidup
materialisme, ditolak.
Jumlah remaja dari kelas sosial tinggi yang materialisme sejumlah 9 orang
dan yang tidak bergaya hidup materialisme sejumiah 1 orang, sedangkan
remaja dari kelas sosial sedang yang bergaya hidup materialisme sebanyak
16 orang dan yang tidak bergaya hidup materialisme 5 orang. Dan remaja
dari kelas sosial rendah yang bergaya hidup materialisme sejumlah 4 orang,
dan tidak terdapat responden yang bergaya hidup tidak materialisme.
5.2. Diskusi
Penelitian ini sejalan dengan beberapa hasil penelitian sebelumnya, yakni
hasil penelitian Helga Dittmar (1992) bahwa barang-barang yang dijua!
sebenarnya memiliki peran psikologis yang lebih kuat dalam kehidupan
masyarakat, sebab dapat berfungsi sebagai simbol yang menggambarkan
atau menjadikan seseorang seperti apa yang mereka inginkan. RochbergHalton ( 1981) membuktikan bahwa benda material berguna sebagai simbo!
yang dapat menunjukan siapa kita, apa yang kita miliki, dan ingin menjadi
seperti apa kita, kepemilikan materi juga berguna sebagai simbol dalam
proses pengembangan diri, dan untuk dijadikan identitas pribadi yang unik.
93
;;, Erich Fromm (1978), menemukan bahwa dalam kebudayaan yang
mengagungkan kepemilikan atau materi, set1ap individu yang ada di
dalamnya akan menjadi orang yang terpandang, sedangkan individu yang
tidak memiliki materi, maka ia bukan siapa-siapa atau tidak dihormati apalagi
punya kedudukan dalam masyarakatnya.
Sedangkan berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti menemukan beberapa
hal yang dapat dikatakan sebagai faktor pembentuk mengapa remaja baik
dari kelas sosial tinggi, sedang dan rendah bergaya hidup materialis adalah
sebagai berikut : Pertama adalah kesadaran kelas sosial dan peranan status.
Pada dasarnya setiap orang menyadari adanya perbedaan kelas sosial
dengan segala peranan, nilai dan stereotype-nya dalam masyarakat, dan
ketika ini disadari oleh individu-individu dari masing-masing ke/as sosial
tentang keberadaanya di dalam suatu /apisan sosia/ tertentu, maka individu
tersebut berperan sesuai status sosialnya.
Dan disinilah kesadaran ke/as sosial pada masyarakat dari kelas atas
memotivasinya untuk mempertahankan statusnya dengan menjalankan
status perannya dan juga berusaha memiliki segala sesuatu yang dinilai
tinggi dan dapat membuat mereka bertahan dalam status sosialnya tersebut.
Meski pada masyarakat kelas sosial atas, materi bukan suatu ha/ yang
bernilai tinggi dan sangat berharga, karena sebagian besar dari mereka telah
94
cukup memahami bahwa dengan atau tanpa materipun mereka tetap
menduduki tingkatan teratas dalam hirarki kelas sosial masyarakat. Jadi, bagi
masyarakat dari kelas sosial atas memiliki benda-benda material bukanlah
sesuatu yang sangat berarti, akan tetapi lebih dikarenakan belanja dan
memiliki benda material merupakan suatu rutinitas atau sesuatu yang dapat
dikatakan sebagai sebuah kewajaran dan memang bagian dari gaya hidup
mereka. (Engle, Blackwell, & Miniard, 1995)
Sedangkan kesadaran kelas sosial bagi masyarakat kelas menengah terlebih
kelas rendah cenderung berfungsi sebagai motivator mereka untuk berusaha
menaikkan atau meraih kelas sosial yang lebih tinggi dengan tidak hanya
menjalankan peran statusnya tapi juga berusaha menjalankan peran status
kelas sosial diatasnya, hal ini dilakukan lebih dikarenakan keyakinan mereka
dengan menjalankan pola perilaku bahkan pola hidup dan memiliki sesuatu
yang dinilai penting dan telah menjadi stereotype kelas sosial alas dapat
membawanya pada status yang diharapkan.
Memiliki benda material bagi kelas sosial menengah dan rendah merupakan
hal yang sangat penting, dapatlah dipahami bahwa kegiatan belanja ataupun
kepemilikan benda-benda material merupakan cara yang sangat efektif
dalam rangka meningkatkan kelas sosial mereka, kerena bagi bagi mereka
benda material merupakan suatu yang sangat bernilai, dan merupakan
95
kewajiban bagi mereka memilikinya. Ketika mereka menilai materi sebagai
sesuatu yang sangat penting, maka hal tersebutlah yang menjadi tujuan,
sumber kebahagiaan dan orientasi terbesar dalam kehidupan mereka,
mereka meyakini bahwa materi yang berlimpah dapat menjadi sumber
kebahagiaan, kesuksesan, dan juga dapat meningkatkan kelas sosial mereka.
Maka dengan demikian baik kelas sosial menengah terlebih kelas sosial
rendah cenderung lebih materialisme. (J.P. Peter & Jery Olson, 2000).
Kedua adalah Konsumerisme. Berdasarkan hasil penelitian ini disinyalir
adanya faktor konsumerisme, yakni bahwa sebenarnya pemicu timbulnya
materialisme dalam.diri seseorang bukan dipengaruhi oleh latar belakang
kelas sosial yang berbeda, akan tetapi adanya sifat konsumerisme yang telah
melekat dalam diri masyarakat pada umumnya. Selain pengaruh lingkungan
masyarakat dan kelompok rujukan, iklan dapat dikatakan sebagai imbas dari
perkembangan media yang cukup pesat dan canggih, yang tidak kalah besar
pengaruhnya terhadap konsumerisme bagi setiap orang. Misalnya saja iklan
diberbagai media dengan berbagai ragam yang sangat variatif dengan
menggunakan teknik, tokoh terkenal sebagai model iklan dan sengaja
menonjolkan kekurangan dari kebanyakan orang, yang tanpa disadari hal
tersebut membuat masyarakat terutama remaja yang melihat kemudian
menjadi sadar akan kekurangan tersebut dan berusaha untuk
96
menghilangkannya dengan cara membeli dan berharap menjadi seseorang
yang digambarkan dalam iklan tersebut.
Terlebih remaja pada umumnya dimasa krisis kepercayaan diri dan besarnya
keinginan mereka untuk tampak dan tampil sempurna dan dipandang baik
oleh orang lain. Pengaruh ikian ditambah pendapat serta pengaruh dari pola
interaksinya dengan teman sebaya menjadikan konsumerisme seakan telah
terpatri dalam diri dan keseharian mereka. Hal ini yang kemudian lambat laun
tanpa disadari mengiringi mereka untuk menjadi materialisme.
Masyarakat diduga memang telah memiliki sifat konsumtif , dan
kegemarannya akan berbelanja dan memiliki benda-benda materiallah yang
membuat mereka menjadi materialis, dan konsumerisme ini memang tidak
memandang strata, apakah orang tersebut berasal dari kelas sosial tinggi
ataupun dari kelas sosial menengah juga dari kelas sosial rendah.
Kegemaran seseorang akan belanja pada kelas sosial atas bukanlah sesuatu
yang tampak ganjil, akan tetapi hal tersebut merupakan bagian dari gaya
hidupnya bukan dikarenakan kekurang mampuan mereka dalam memilah
antara kebutuhan dan keinginan yang harus mereka penuhi.
Sedangkan kegemaran belanja atau sifat konsumtif pada masyarakat dari
kelas sosial sedang merupakan hal yang dapat dikatakan sebagai kegiatan
-- -'-'"'»"'"' "~'° -,-;
97
atau aktivitas yang memiliki maksud tertentu, yakni menaikkan kelas sosial
mereka, karena benda material dinilai sebagai ha! terpenting dan memberi
banyak dampak positif dalam kehidupan mereka. Konsumtif pada kelas sosial
sedangpun dapat disebabkan oleh kekurangmampuan mereka dalam
memprioritaskan kebutuhan dan keinginan yang harus mereka penuhi.
Hingga akhirnya mereka cenderung sangat konsumtif dan tanpa disadari ha!
ini yang menggiring mereka menjadi seseorang materialistis.
Dan sifat konsumtif yang melekat pada kelas sosial rendah adalah
dikarenakan masyarakat dari kelas sosial rendah adalah lebih dikarenakan
masyarakat dari kelas sosial tersebut menganggap bahwa bukan saja
sebagai alat yang dapat menaikan gengsi atau kelas sosial mereka, tetapi
juga dikarenakan mereka menganggap materi sebagai motivator terbesar
akan tercapainya kesuksesan. Dan sifat konsumtif yang dimiliki kelas sosial
rendah dikarenakan pengaruh lingkungan luar, seperti pengaruh iklan
diberbagai media, dan juga dikarenakan mereka sering sekali.membeli atau
belanja impulsive saat memiliki uang dan hal tersebut merupakan
kesenangan sesaat yang tidak akan mereka lewati untuk menikmatinya saat
memiliki uang dalam jumlah yang cukup besar bagi mereka, oleh karena itu
mereka memamg tidak punya kemampuan untuk dapat memprioritaskan
kebutuhan atau keinginan apa yang semestinya mereka dahulukan untuk
dipenuhi.
98
5.3. Saran
Kiranya baik untuk mempertimbangkan diadakannya lagi peneliiian tentang
perbedaan gaya hidup materialis antara kelas sosial tinggi, kelas sosial
sedang dan kelas sosial rendah. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan
antara Jain :
Sebaiknya pengambilan sampel dilakukan dengan jumlah yang lebih besar,
sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasikan.
Sebaiknya metode pengambilan data tidak hanya menggunakan skala tetapi
juga dengan wawancara, dan sebaiknya penelitian tidak hanya menggunakan
pendekatan kuantitatif tapi juga pendekatan kualitatif, agar memperoleh yang
lebih banyak Jagi dan memperoleh hasil penelitian yang lebih baik.
Sebaiknya peneliti juga memperhatikan faktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi penelitian, hingga memperoleh hasil penelitian yang lebih
baik.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu (1999), Psiko/ogi Sosial. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi (1996), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,
Jakarta : PT. Rineka Cipta
Azv,;2;r Saifuddin (1986) Tabet Statistika untuk Psikologi dan Pendidikan,
Yogyakarta: Psikologi Surabaya
Azwar', Saifuddin (2003), Penyusunan Skala Psikologi, Yogyakarta : Pustaka
Pelajar Brotoharsojo (1993), Hubungan Antara Gaya Hidup, Konsep
Diri, Citm Suatu Produk Dan Sistem Nilai Dengan /ntensi Konsumen
':Vanita Untuk Membeli. Desertasi Fakultas Psikologi UI
Dittmac, Helga (1992), The Social Psyci10/ogy Of Material Possession. New
York St. Martin's Press
Enger,, James F. Blackwell, Roger D. & fV1i!1iard, Paul W (1993), Consumer
Behavior Fifth Edition, New York : Dryden Press
Engle, Jame;, F. Blackwell, Roger D. & Miniard, Paul W (1994), Perila/w
l<onsumen Edisi Keenam, Jakarta : Binarupa Aksara
Engle, Jarnes F. Blackwell, Roger IJ. & Miniard, Paul W (1995), Consumer
Behavior Eigth Edition, New York : Dryden Press
Hall, Calvin S & Lindzey, Gardner (1993), Teori-teori Psikodinamik (K!inis),
Yogyakarta : Kanisius.
Hurlock, Elizabeth B (1980), Psiko!ogi Perl\embangan Suatu Pendekatan
Sepanjang Renlang Kehidupan, Jakarta : Erlangga
Kerlinger, Fred N. (2002), Asas-asas Pene/itfan Behavioral, Yogyakarta:
UGM Press
Loudon, David & Bitta, Albert J. Della (1988), Consumer Behavior Concept
and Applications, Third Edition. New York McGraw Hill
Loudon, David & Bitta, Albert J. Della (1993), Consumer Behavior Concept
a.id Applications, Fourth Edition. New Yock McGraw Hill
Lubawski. James L (1997), Consumer Behavior Theon; and in Action.
Canada : John Wiley & Sons
Mowe.n, John C. (1995), Consumer Be:iavior Fourth Edition, New York:
Prentice- Hall
Mochtar, Muhammad (1999), Pengantar Metodo!ogi Penelitian Ji/id JI Jakarta :
l11stitL.:t l!mu Pemerintahan Press
Peter, Pa:JI J.& Olson, Jerry C. (2000), Consumer Behavior, Perilaku
Konsumen Dan Strategi Pemasaran Edisi Keempat, Jakarta : Erlang'.)a
Peter, Pau! J & Olson, Jerry (2000), Consumer Behavior and Marketing
Strategy Sixth Edition, New York : The McGraw-Hill Companies
Prasadjasingsih, M. C Oetami (1998), Pengaruh Gaya Hidup, Nilai,
Kepribadian, Sikap Terhadap Pili/Jan Perilaku Berhutang: Sebuah
Kajian Lapangan, Desertasi Fakultas Psikologi UI.
Sarwono, Sarlito Wirawan (2001 ), Psikologi Remaja, Jakarta : PT. Raja
Grafi11do Per:o<>da Smelser, Neil J (1973), Sociology an Introduction,
Second Edition. Canada : John Wiley & Sons
Schiffman, Leon G & Kanuk, Leslie Lazar (1994 ). Consumer Behavior Fifth
Edition, f\Jew York : Prentice-Hall
Siegel, S1d11ey (1985), Statistik3 Non Parametrik untuk l/mu-ilmu Sosial,
Jakatra : PT. Gramedia
Soekanto, Soerjono (2000), Sosio/ogi Suatu Pengantar, '.Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada
Majalah
Pl (2003), "Ponse/ Anda Cermin Anda". Jakarta : Mobille Comunity Magazine.
Me11tari Club. Edisi Juli
Internet
Kleine & Kernan (1987)." Towrad An eristimology Of Consumption
Symbolism: Some Preliminary Considerations. Diambil dari
/ol
l1llj,> //>,~l,_Vy,t,!j</!!J!gyr; .\;<)111(! Q_'i9_<,llC]![c:l)h1_i;1h1cr/ I Q_i)QJl!!lll- {longgDI 28
Januari 2003)
Kleine, Kleine, and Kernan (1989)." These Are Few Of My Favourite Things"
Toward.An Explanation Of Attachment As A
Consumer . Behavior Construck. Diambil dari
httQ://www.gentleye.com/reserch/cb/acr/acr1987. html. ( tanggal
28 january 20031
Dittmar, Helga (1990)." Makna Simbolik Benda Material Sebagai Motivator
Perilaku Membeli". Diambil dari http://www.qentleye.com/
research/cb/acr/acr/1990.html
(tanggal 28 Januari 2003)
Gooby, Peter Taylor (1991)." Marketsand mctives: Trust and Egoism in
welfare Markets.Diambil dari
http:/1www.ukc.2c.u!</ESRC/dittrep.htm (tanggal 22 Januari
2003)
Economic and Consumer Psychology Option 3rd Year Spring 2002. Diambil
d<: rihttp://www. sussex. ac. u k/U nds/scopy/CourseWeb/EconandC
onsumer/COURSEDOCS/econandcon%2002.doc. (tanggal 28
Januari 2003)
PENGANTAR
Adik-adik yang saya hormati,
Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.
Saya, Suryani, mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negri (UIN) Jakarta. Saal ini
saat ini saya sedang menyusun skripsi dan meneliti tentang Gaya hidup remaja Jakarta.
Saya mohon kesediaan pada adik-adik untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Bagi
yang bersedia, kami harapkan menuliskan pernyataan kesediaan pada bagian bawah
lembaran ini.
Mohan rekan-rekan membaca terlebih dahulu petunjuk pengisian. Sebagai penelitian ilmiah,
mutu hasil angket ini sangat tergantung pada mutu data yang masuk dari anda. Karena itu,
semakin jujur jawaban yang anda berikan, semakin baik pula mutu data yang saya peroleh.
Sebagai peneliti, merupakan bagian dari etika penelitian bahwa saya harus menjaga
kerahasiaan jawaban and a.
Setelah anda selesai mengisi angket ini, mohon periksa sekali lagi jangan sampai ada yang
terlewat. Atas kesediaan dan bantuan anda, saya ucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Jakarta, desember 2003-12-18
Peneliti,
Suryani
9919016132
PERNYATAAN KESEDIAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini,
NAMA LENGKAP
JENIS KELAMIN
SEKOLAH I KELAS
LIP
:
ALAMAT
Menyatakan bahwa
1.Saya bersedia menjadi responden penelitian yang di lakukan oleh saudari Suryani.
2. Data saya dijamin kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan
penelitian.
Jakarta, ....................... 2003
Tanda Tangan
BAGIAN 1
Petunjuk Pengisian
Bagi pertanyaan yang mengandung pilihan jawaban, tandailah pilihan jawaban anda dengan
memberi tanda silang (x) pada huruf pilihan yang tersedia. Sedangkan bagi pertanyaan yang
meminta uraian jawaban. Tuliskan jawaban anda pada tempat yang tersedia.
1. Tempat tgl.lahir
2. Alamat ayah
Alamat 1bu
3. Pekerjaan I jabatan Ayah
Pekerjaan I jabatan lbu
4. Pekerjaan sampingan Ayah :
Pekerjaan sampingan lbu
5. Pendidikan akhir Ayah
Pendidikan akhir lbu
6.Selain sekolah, apakah anda bekerja ?
a. Ya, sebutkan pekerjaan anda ....... .
b. Tidak, lanjut ke no.8
7. Apa alasan anda bekerja .............. .
8. Apakah anda mengendarai kendaraan pribadi ke (pergi-pulang) sekolah ?
a. Tidak, lanjut ke no.9
b. Ya, kendaraan yang digunakan beserta mereknya ........................... .
9. Dengan apa anda pergi dan pulang sekolah :
a. Bis I Angkot.
d. Pergi diantar orang tua, pulang dengan ..
b. Di antar sopir dengan mobil.
e. La_innya, sebutkan ................. .
10. Apakah orang tua anda memberikan uang saku:
a. Ya
b. Tidak
11.Uang saku anda diberikan orang tua dalam kurung waktu:
a. Perhari
c. Perbulan
b. Perminggu
d. Lainnya, sebutkan ..
12. Berapakah jumlah uang saku yang diberikan orang tua anda setiap waktunya :
a. Rp. 10.000,-
s/d 200.000,-
b. Rp. 200.000,- s/d -500.000,e. Lainnya, sebutkan ..... .
c. Rp. 500.000,- s/d 1000.000,d. Rp.
1000.000,~
s/d 5000.000,-
13. Apakah uang yang diberikan orang tua anda hanya untuk keperluan sekolah ?
a. Ya, Lanjut ke no.12
b. Tidak.
14. Untuk keperluan apa saja uang saku yang diberikan orang tua anda:
a. Bayar uang kursus.
e. Kencan
b. Nabung
f. Dugem
c. Memeli pakaian
g. Memperbaiki kendaraan pribadi
d. Nanton di Bioskop
h. Lainnya, sebutkan ....................... .
15. Apakah anda diberikan uang khusus untuk keperluan lain,selain keperluan sekolah ?
a. Ya,
b. Tidak, lanjut ke no.15
16. Untuk keperluan apa orang tua anda memberikan uang khusus tersebut?
a. Bayar uang kursus.
e. Kencan
b. Nabung
f. Dugem
c. Memeli pakaian
g. Memperbaiki kendaraan pribadi
d. Nanton di Bioskop
h. Lainnya, sebutkan .......................... .
17. Apakah anda diberikan uang tambahan saat uang saku yang diberikan orang tua anda
habis sebelum waktunya ?
a. Ya,
b. Tidak, lanjut ke no.17
18. Berapakah jumlah uang tambahan yang diberikan orang tua anda sebagai tambahan ?
a. Sejumlah uang saku yang biasa diberikan.
b. Sejumlah kebutuhan saat itu saja.
c. Lainnya, sebutkan... ... ... .
........... .
19. Apa yang anda lakukan ketika uang saku anda habis, sedangkan anda memiliki keperluan
lain?
a. Menarik uang tabungan di Bank.
C. Menarik dari ATM
b. Mengambil uang simpanan I celengan
d. Menggunakan credit card
e. Lainnya, sebutkan ...
20. Apakah anda mempunyai daftar pengeluaran yang akan anda lakukan ?
a. Ya, alasannya ....
b. Tidak.
21. Berapa jumlah total uang yang anda keluarkan habiskan setiap bulannya (rata-rata
perbulan), sebutkan ........................................ .
22. Barang-barang apakah yang paling banyak anda miliki :
a. Pakaian
d. Tas
b. Sepatu
e. Buku-buku, majalah, komik dan bahan bacaan lainnya
c. Kase! /CDNCD/DVD dll. f. Lainnya, sebutkan.
23. Apakah anda menyediakan budget (dana) khusus untuk membelinya?
a. Ya, sebutkan nominalnya ..... .
b. Tidak.
24. Buatlah ranking hal yang anda minati dengan mencantumkan angka 1- 6(1 paling diminati 6paling tidak diminati ) :
...... a. Organisasi
.... d. Elaktronik
...... b. Seni dan budaya
.... e. llmu pengetahuan
....... c. Otomotif
...... f. Fashion
25. Kegiatan ekstra kulikuler apa saja yang anda ikuti dan sudah berapa lama anda ikuti baik
yang masih aktif ataupun tidak :
........ sejak kelas ..
... (aktif I tidak aktif )
.. ........ sejak keias ........... (aktif I tidak aktif)
....... sejak kelas
(aktif I tidak aktif)
......... sejak kelas.
...... (aktif I tidak aktif)
..... sejak kelas ............ (aktif I tidak aktif)
26. Apakah anda memiliki prestasi di sekolah ?
a. Tidak.
b. Ya, sebutkan ........ .
27. Apa arti dan seberapa penting prestasi bagi anda .....
28. Kegiatan di luar sekolah :
a. Kursus bahasa, sebutkan nama lembaganya ..
b. Kursus keterampilan, sebutkan ....................................................... .
c. Bimbel, sebutkan nama lembaganya .............................. .
d. Privat, sebutkan ..
e. Lainnya, sebutkan ....
29. Apakah anda memiliki prestasi di luar sekolah?
a. Tidak.
b. Ya, sebutkan ..
30. Sebutkan Hobby yang anda tekuni .................. .
31. Apakah anda memiliki kegiatan rutin sehubungan dengan hobby anda tersebut ?
a. Ya, sebutkan kegiatannya..
b. Tidak.
. .................................... .
32. Apa yang biasanya anda lakukan di waktu senggang ?
a. Ke Mall/ Plaza, sebutkan .................................................................. .
b. Nanton TV, sebutkan acaranya ........................................................... .
c. Baca, sebutkan ...................................................................... ..
d. Lainnya, sebutkan .................................................................... .
33. Apa yang paling sering anda lakukan saat ke Mall / pusat perbelanjaan lainnya ?
a. Belanja, meski sekedar membeli sesuatu yang tidak begitu panting.
b. Makan, tern pat makan favorit anda ........................................... .
c. Cu ma jalan-jalan saja.
d. Lainnya, sebutkan ............................................ ..
34. Seberapa sering anda ke Mall/ pusat-pusat perbelanjaan ?
a. Sebulan sekali.
C. Jarang sekali, saat punya uang saja.
b. Hampir setiap hari.
d. Lainnya, sebutkan ...................................... .
35. Apa cita-cita/keinginan anda dimasa mendatang ........................ ..
BAGIAN2
Petunjuk Pengisian :
Di bawah ini terdapat beberapa pernyataan. Anda diminta memberi tanda silang (X) pada
pernyataan yang paling sesuai dengan keadaan atau kegiatan anda sehari-hari. Anda hanya
diminta memilih satu dari tiga pilihan jawaban. Periksa kembali jawaban anda, jangan sampai
ada yang terlewat. Selamat Mengerjakan.!!!!
1.a. Saya hampir tidak pernah melakukan pertimbangan khusus setiap ingin menggunakan
uang saya.
b. Terkadang saya melakukan pertimbangan-pertimbangan sebelum menggunakan uang
saya.
c. Saya selalu benar-benar melakukan pertimbangan sebelum menggunakan uang saya.
2.a. Uang yang saya miliki perhari cukup untuk keperluan sekolah, belanja dan tabungan.
b. Uang yang saya miliki perhari hanya cukup untuk keperluan sekolah dan sedikit untuk
ditabung.
c. Uang yang saya miliki perhari hanya cukup untuk keperluan sekolah saja.
3.a.Saya memilih sekolah yang reputasi belajar mengajarnya setaraf pendidikan luar negri.
b. Saya memilih sekolah yang memenuhi standar pendidikan (belajar mengajar) yang baik.
c. Saya tidak memiliki kriteria khusus dalam memilih sekolah.
4. a. Sarana belajar mengajar yang lengkap termasuk prioritas saya dalam memilih sekolah.
b. Sarana belajar mengajar yang lengkap tidak termasuk prioritas saya dalam memilih
sekolah.
c. Sarana belajar mengajar yang lengkap sama sekali bukan prioritas saya dalam memilih
sekolah.
5.a. Menjadi pengurus OSIS bukan sesuatu yang membanggakan saya.
b. Saya akan senang sekali manakala saya terpilih menjadi pengurus OSIS.
c. Menjadi pengurus OSIS merupakan prestasi yang membenggakan saya.
6.a. Saya merasa biasa saja saat terpilih untuk mewaliki sekolah dalam perlombaan antar
sekolah.
b. Saya senang manakala saya terpilih untuk mewakili sekolah dalam perlombaan antar
sekolah.
c. Saya merasa bangga sekali manakala terpilih mewakili sekolah dalam perlombaan antar
sekolah.
7.a. Saya tidak begitu peduli terhadap penilaian orang tentang keadaan rumah saya.
b. Penilaian orang lain terhadap keadaan rumah saya sangatlah berarti bagi saya.
c. Saya mudah tersinggung terhadap penilaian orang tentang keadaan rumah saya.
8.a. Saya cukup senang manakala orang memuji keindahan rumah saya.
b. Pujian orang terhadap rumah saya sangat membanggakan bagi saya.
c. Saya ragu terhadap pujian yang diberikan orang lain akan keadaan rumah saya.
9. a. Memiliki benda-benda yang tergolong kebutuhan tertier bukan hal yang patut saya
banggakan.
b. Saya senang sekali manakala saya dapat memiliki benda-benda yang tergolong
kebutuhan tertier.
c. Memiliki benda-benda yang tergolong kebutuhan tertier bagi saya hanya mimpi.
1O.a. Saya lebih sering membelanjakan uang saya untuk hal-hal yang berkaitan dengan hobby
saya.
b. Saya lebih sering menabungkan uang saya.
c. Saya lebih sering memberikan uang saya untuk membentu orang tua.
11. a. Saya sering membeli barang-barang yang semula tidak saya rencanakan membelinya.
b. Kadang saya juga tergoda untuk membeli apa yang tidak saya rencanakan membelinya.
c. Saya hanya membeli barang-barang yang sudah saya rencanakan.
12.a. Berapapun besarnya uang yang saya miliki sering sekali habis dalam hitungan hari
bahkan jam.
b. Berapapun jumlah uang saya kadang saya belanjakan dan sisanya baru di tabung.
c. Berapapun jumlah uang saya lebih sering saya ta bung dan sisanya baru belanja.
13.a. Saya tidak begitu perlu khawatir manakala saya melanggar hukum.
b. Saya takut sekali manakala saya melanggar hukum meski tidak sengaja.
c. lmbas dari melangar hukum cukup menakutkan buat saya.
14.a. Saya suka sekali mencari kegiatan-kegiatan baru agar tidak bosan.
b. Kegiatan baru bagi saya sangat cocok bila dilakukan pada saat tertentu saja.
c. Saya lebih nyukai keteraturan terutama dalam rutinitas sehari-hari.
15.a. Saya lebih suka mengisi waktu senggang di luar rumah.
b. Kadang saya habiskan waktu senggang saya di rumah, kadang di luar rumah.
c. Saya lebih suka mengisi waktu senggang saya di rumah saja.
16.a. Saya sering tergoda untuk membeli sesuatu meski niatnya hanya nongkrong di mall.
b. Sebisa mungkin saya tidak membeli jika memang niat saya ke mall hanya untuk
nongkrong saja.
c. Asalkan uang saya cukup saya akan membeli sesuatu. meski niat saya ke mall hanya
nongkrong.
17.a. Tanpa banyak pertimtiangan saya akan membeli barang yang sedang saya inginkan
meski mahal.
b. Meski saya sangat meinginkan suatu barang, tidak saya beli jika saya fikir tidak begitu
penting.
c. Jika harganya mahal saya tidak akan membeli suatu barang meskipun saya sedang butuh.
18.a. Saya tetap percaya diri meski tidak memiliki sesuatu yang sedang trend.
b. Saya merasa kurang percaya diri manakala saya tidak memiliki sesuatu yang sedang
trend.
c. Saya memang kurang percaya diri meski saya memiliki atau tidak memiliki sesuatu yang
sedang trend.
19.a. Saya punya gaya berpakaian sendiri meski mode yang sedang trend berbeda.
b. Saya akan menganti gaya berpakaian saya sesuai dengan model yang sedang trend.
c. Saya tidak selalu mengikuti cara berpakaian yang sedang trend khawatir tidak cocok
dengan saya.
20.a. Sa ya hanya belanja saat saya mau bukan saat saya sedang punya uang saja.
b. Kadang-kadang saya membelanjakan uang saya sampai habis saat punya uang.
c. Saal saya 1)unya uang saya pasti tidak akan melewatkan kesempatan belanja sesuka
saya.
21.a. Saya tidak perlu menyesal manakala uang saya habis nanya untuk belanja pakaian.
b. Kadang saya baru menyesal saat uang saya habis hanya untuk belanja pakaian.
c. Biasanya saya akan sangat menyesal saat uang habis untuk beli
~.
o;ebi~ 0
Saya jarang sekali membantu pekerjaan rumah orang tua saya.
b. Saya suka membantu pekerjaan rumah orang tua saya.
c. Lebih dari setengah pekerjaan rumah orang tua saya, saya yang ke~akan.
BAGIAN 3
Dibawah ini terdapat beberapa pernyataan. Anda diminta untuk mengisi kolom yang tersedia,
tugas anda hanya memilih jawaban Ya I Tidak dengan memberi tanda (X) pada jawaban yang
paling sesuai dengan keadaan atau perasaan anda yang sebenarnya. Selamat Mengerjakan
!!
Ya
1.
Saya sering mengidamkan
untuk memiliki harta benda yang
berlimpah.
i
2. Harta benda yang berlimpah tidak akan membawa kebahagiaan bagi ·
saya.
3.. Saya akan menyumbangkan pakaian-pakaian yang sudah jarang
saya pakai
4. Saya tidak pernah mengidam-idamkan memiliki harta benda yang
berlimpah.
5. Saya pasti bahagia bila saya memiliki harta benda berlimpah/kaya
ray a
6. Saya mengizinkan, bila ada orang yang suka mengotak-atik barangbarang milik saya.
7. Saya akan meminta kepada orang yang merusak/menghilangkan
barang saya untuk menggantinya.
8. Saya tidak akan meminta ganti kepada orang yang telah
merusak/menghilangkan barang-barang saya.
9. Hampir setiap bertemu pengemis saya senang memberikan uang
kepada mereka
10. Saya baru akan merasa tujuan hid up saya tercapai saat saya telah
mapan dalam hal materi..
11. Saya merasa kesal pada teman yang sibuk menceritakan barangbarang mewah miliknya.
12. Saya tidak merasa kesal sedikitpun pada teman yang sering sibuk
menceritakan barang-barang mewah miliknya.
13. Saya hanya sesekali saja memberikan uang kepada setiap
pengemis yang ada.
14 Saya merasa senang sekali bila saya lebih dulu memiliki sesuatu
yang sedang di idamkan para remaja seusia saya.
15. Saya tetap menyimpan pakaian yang sud ah hampir tidak pernah
Tdk
saya pakai lagi.
16 .. Saya tidak mengizinkan orang lain mengotak-atik barang-barang
milik saya.
17. Saya tidak akan merasa senang bila saya memiliki sesuatu yang
sedang di idamkan remaja, sementara teman saya belum punya
18. Saya akan merasa tujuan hid up saya tercapai saat saya dapat hid up
dengan materi yang seadanya saja.
19. Saya yakin dengan memiliki uang yang banyak saya akan lebih
mudah meraih masa depan.
20. Saya yakin masa depan saya tetap akan mudah diraih meski dsaya
tidak memiliki uang sedikitpun.
21. Saya membayangkan sama saja kebahagiaan orang yang kaya dan
yang miskin.
22. Saya tidak yakin dengan memiliki sesuatu yang saya inginkan dapat
membahagiakan saya.
23. Saya sering membayangkan alangkah bahagianya saya jika saya
menjadi orang kaya raya.
24. Saya pasti akan membeli sesuatu yang saya inginkan dapat
memberi kebahagiaan buat saya.
3 2
3
23
3332
32211321
222333333
3 2
2
2 3 2 2 3 2 2
12232
33
331231332
2 2 2 1 3 2 3
3 2 2 2 2 2 2 1 2 3 2
2 2
3 3 3 2 3 1
3 1 1 3 2
2
23323
32
3
1222
2
1 2 2 3 3
3 3 3 2
3 3 3 2 1 2
22322
123233
222232222212
131232
2 2 2 2
322223332
31
2
23233221122222232
2 2 2 1
33
233333132
322
322132121
32
2
3 3 3 3
3332323332
3132
323333
222
33
2
3 3 3 2
1332133333321213
122
1211112232132
2
3
2333323
3323212223323122221122322
1112
33323
12
213
2
232
1212112111112
33
2
333233323332
2
233
3333232332233
33323333222
2232
232332233232
22232
1
221333222
32232
22233231221
2231
222133223
333
32
3123
2312
32221323
23
23222
233232312233
321
2212221
33323333
21
32
2212323323321222222311
11
23333
3123213222212112222122222111
333213121313331
2
22232312
2
222
212
333223322323
21
2
332232232
2
2
331
3 3 1 3 3 3 3 2 2 3 2 1 2 3 2 3 3
3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 1 3 2
3
33221232233333
2
12
333132
2
33
23
1 3 2 2 1 2 3 2 3 3 3 3 3 1 1 3 2 3 3 3 2 3 3 1 2 3 3 1
2 3
3 2 3
33323333222
223233323322332
2 1 3 3 3 2 2 2
3332133
231133222
2 3 2 3 2 3 3 3 3 2
2
3 3 3 2
2
3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2
3 3 2 3 3
3 3 2 2
2 3 3 3 2
1
3331
32
2 3 1 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3
3 2 3 3 2
2 2 2
2 3 3 2 2 3 3 1 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2
3322223
3 2 3 2 3
3
2
33212133232
3 2 2 3 3 3 3 1 2 2 2 2 2 2
2 3 3 3 2
3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3
2 3
3
1 3
2 3 3 3 3 3 3 3 1 3
2 3 3 3 1
333223222323332322221321332122
23
3
3331
33323333223223323323332
33
3
33
32121322322
3213222123323232
23
232
3
23123
2332
12232122
3313222
23
322
1
22
12333322333333
3322233223133222232
33
32333322133333
3322232332222
32233
33
2233322223223233223123322
2122322
2 3 3 2 1 3 3 3 2 2 2 3
1
2 2 1 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2
2 2 2 3 3 1 3 2
3
2 2 3 3 2 2 3
332132
32223223322
2222233
3 3
2 1 3 2 3 2 2
33232
33222223
1
223
3333
3 3
2
21221222333
122223222222222333
3
2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3
3 2
322322321
2
312
1
332
132121
332232
3233323132
23
213
3 3 3 3 3 3 3 3 2 3
133232
2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2
3 2 2
2 2
1 2 3 2 2 2 3
3 3 3
3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2
3 2 2 3
2 2 3 2
3 3 3
3
3 2 3
23
22222
22222
3 2 2 3
3 3 2 2 1 2 3 1 1 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3
32232333
1 1
3222233223
21231
33
23322
22221131
2 2
33
1233
3112123
3 3 1 2 3 2 1 3 2 2 3 2
3 2 2 2 3
33222
3
332
312
2223322333
222
333
33223333
32
3333
1 2 2 2 3 3
2 2 1 3 1 2 2 2 3 2 3 3 1
2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 2 1 2 3 2
33
1232
2323331
12
2
333
333
3133
3
2
3
222
22
21
32
2222
333
1233
233
22
33132
3
21223333
333
1331332313233
2323332332
22
2223
232
2133332323232
2322323
32
23
32332
33121332333333233
3
223
3332123
32332
3 3 3
2 3 2
3 3 3 3 3 3 2 3 3
2 3
3 3 3 2 3 3 3 3 3 3
3 2 2 3 1
3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3
331
3
33331
3
333323233233222122333
3
3
1
1
2
3
2
2
2
1
3 3 3
2 2 2
2
2
2
2 2
2 3 3 3 3
3 2 2
2
2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 1
3 2 2 2
21
11233312
1 3 2 2
2
212233133
3 2 2
23223211112
3
2
33333331
3
3
2
23231
133
1
2
3
3122321333
2 2 3 2 2
21
3323323
3
3 2 2
121132233
332332
2 1 3 2 3 3 3 3 2 2 1 3 1 3
3
322323
2
1
2
2
2132123
2
2 2 2
32112313
1 2
2 2
2
233
321
3 2 1
3
2 3
2 1
1
2
2 1 2
21223
33
3 2
2
2
2212333
2 1 3
233
333
3 2
3 2 2
2 1 2
3 2 3 3 1 3 2 3
2 2 2
3 1
3 3 3 3 3
2 2 2
21221233333
1 2 2
2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 1
2 2
21313231
2
1 2 3
2 3 3 3 3 3 3 3
2
3 2 3
2
3113312323
1
3 3
3 3 3 3 3 3 2 2 2 2
3 2 1 2
2
323323
1232
3 3 3
3 3 3 3 3
3 3 3 2 3
2
1 3 2 2 2 2 3 1 3 3 2 2 2 3
2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 1
3 2 2
3
3 2
2 1
2
2 3
2
2
1 3 3
3
2 2 2
2 3
2 3
2
2
2
2
1
2
2 3
2 3
2
3
2
3
3
3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3
2 3 3 1 3 3 1 2
3 2 2
323331
3
2
323333
3
3
22123333
2
312
22323333
2
322
22233322213333
21323313123322
3 3 2 3 3 3 3
3 ·1 2
3 3 3 3 1
3 2 2
1
2132123
1 2 2
1
2
2 2 2 2 2 3 3
3
2
2
3 1 3 3
2 3 2 3 3
3 3 1 2
2 1 2 3 2
3 3 3 3 3
1 1 2 2
1 3 2
2 3 2
3 3 3 2
3 1 2
2 3 3
3 2 1
3 1
3 2
1123133311322231
3 3
3 3 3
1 3 3 2 3 2 3 2 3
3 2 2
2
223233
3 3 2
2
2 2 2
3 3 2 2
3 1 3
2 3 1 3 1 3 2 3 3 3
3 2 3
2 1 2 1 3 2 3 3 3 3 3
3 2 2
3232
3
3 1 2 2 3 3 2
2
23332333
321
131
3 3 2 3 3 3 3 3 3 3
3 3 1 3 3
2 3 1 3 2 3 2 3 3 3 3 3
3 3 3
I 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0
) 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
I 1 0 0 0 1 OOO0 0 O1 1 OO1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0
I 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0
) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0
)10001110000110011110101111110010100010111
) 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1
) 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1
) 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1
) 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1
) 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0
111111110011010011110011001100000010011011
110111111100111111110101111111111111011111
110000110000110011110100111100011111111110
I 1 0 OOOOOO0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 O
I 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0
I 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0
) 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0
I 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 O0 1 1 1 0 0 0 O1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1
I 1 0 0 0 1 1 1 O1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1
1100110011111111111100000001001111010
1010
)00011000000111111110000110011111111111000
I 0011101101111111111000010110000111011011 O
11110100101111111111000101110000001101111 0
11010000010011001111111111110111100001111 0
) 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0
I 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1
I 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1
1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0
11100110000110000110000001110001111010111
1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
11000110100011100110011111100010011011111
I 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0
00001111111111111110000001100011110110101
11100110000111100110011111110011010000001
10000001100111111110000111000001110010111
10001110011111111110000111100001010011111
I0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1
I0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1
1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1
10000010000111100110000001110011111011110
I0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0
1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1
I0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
10000000011001111110000001111001111111110
10111100001111111111000011000111110010111
1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0
10111110010010000110011111000001110011110
10000001001110011111000111100001111011110
I0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0
1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0
00011001111111111110001000010111100100000
00000111100111111111111111111111111111111
1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0
1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 ~ 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0
I 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0, 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0
10011111100001111110000000011111111111111
110011111100111111111111111100111110011111
100011110111110000110001101000000111110110
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0
1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0
0111111111111111
0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0
0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1
0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1
0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1
0011011011001101
1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1
0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0
0111111111011111
1111111111111111
0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1
0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0
0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1
0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1
1111111111001111
1111111111111110
0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1
1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1
0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0
1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1
1111010001001111
0111111101010001
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1
1111001100001111
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
0000110011101111
1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1
1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0
1111111011101111
1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1
0111111011101011
0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1
0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0
0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1
0111110010001100
1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0
1111111011001111
0111110011000011
0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1
0111111110001010
1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0
0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0
0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 0 0 0 0 1 1 1_ 1 0 0 0 1 1 1
0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0
1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1
1111111111001111
1111111111111111
1100101100011110
Reliability
****** Method 1 (space saver) will be
R E L
I
A 3
3.
4.
Vl
V2
V3
V4
5.
'JS
1.
2.
6.
V6
7.
·v7
8.
VS
V9
VlO
9.
10 ..
ll.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
l 0.
11.
'.2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
),
l .
L
I.
I
L
I
T y
P. NA L
\l.1]
V44
V45
V46
A L E
1. 3009
1.1382
1.3026
1.2989
.?.647
.4307
.4963
. 9872
.8929
.9249
5.0595
4.4350
5. 0592
5.0599
1.0626
61.0
6l.O
61.0
61. 0
61.0
61.0
61.0
61. 0
61. 0
6l. 0
61. 0
61. 0
61. 0
61. 0
61. 0
61. 0
61. 0
61. 0
61.0
61. 0
61. 0
61. 0
6l. 0
61. 0
61. 0
6l. 0
61. 0
61. 0
61. 0
61.0
61. 0
.8248
V37
VJ8
V39
V40
v1·1
V42
s c
s
cases
1.0531
.9989
.9997
'J36
I
Std Dev
Vl2
Vl3
Vl5
Vl6
Vl7
Vl8
Vl9
V20
V21
V22
V23
V24
V25
V26
V27
V28
V29
V30
V31
V32
V33
V34
VJ5
s
Mean
Vll
Vl4
'f
ur;;ed for this aualysis
1. ·1428
1.6414
1.2170
1.2339
1.2359
1.3005
1.8557
1.8881
.3975
.4006
.4327
.7562
1.0535
1.0879
1.2520
1.2844
.6266
.5293
. 6941
.9551
1.3625
1.2950
1.4926
.7091
.6575
1. 4 009
1.1049
1.4620
1.5282
.9247
.8591
1.3015
1.6070
1.9367
3.8092
3.4341
3.5590
3.1849
4.0587
3.9373
3. 93 71
5.5573
6.3056
4.6828
4.8101
4.8097
5.0595
7.1821
7.3070
1.5622
1.5621
1.6869
2.9358
4.0587
4.1832
4.8072
4.9320
2.4362
2.0615
2.6855
3.6843
5.3100
5.0608
5. 8096
2.8119
2.5614
5.4337
4.3102
5.6843
5.9338
3.5590
3.3094
5.0594
61.0
61. 0
61.0
61. 0
61.0
61.0
61.0
61.0
61.0
61. 0
61.0
6l. 0
61. 0
61.0
61. 0
******
(A L
p H A)
47.
48.
49.
50.
51.
V47
V48
V49
V50
V51
V52
V53
V54
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
l.3671
1. 3671
5.30·90
5.3090
1.2997
5.0597
l. 43 09
1.4301
1.2998
5.5591
5.5592
4.6849
4.3099
5.0597
vss
. 6177
2.5615
V56
.4810
l. 4323
l. 3303
1.4019
1.3630
1.9365
5.5588
5.1850
5.4335
5.3099
1.2025
l.J.069
V57
V5B
V59
V60
Statistics for
Variance
Std Dev
65.4575 63806.9394
252.6004
i·1ean
SC.!;.LE
6l. 0
61. 0
61.0
6l. 0
61. 0
6l. 0
6l. 0
61. 0
61. 0
61. 0
61. 0
61. 0
61. 0
61.0
N of
Variables
60
Relia?ility Coefficients
N ol
.1:\lpha
C.i::1_·~1
=
!
.9978
'J . /)
N of
Ite111s
60
Reliability
**"'-·"**
R
l.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
3.
10.
1:2.
J. 3 .
14,.
15.
16.
17.
lS.
19.
70.
21.
22.
~
L
Metl1od
I
-"
Vl
V2
V3
V4
vs
V6
V7
V8
V9
\!lQ
\:ll
\112
Vl3
'Jl-1
VlS
Vl6
'Jl 7
'.Tl8
B I
(.up~lCe
l
L
I
T y
~·~IVel.-)
w:i. l l
A N A L y
5.0595
4.4350
5.0592
5.0599
1.0626
1.6870
1.9367
3.8092
3.4341
3.5590
3.1849
61.0
61.0
61.0
61. 0
61. 0
61. 0
61. 0
61.0
. 4963
. 9872
.8929
.9249
.8248
1.0531
.9989
.9997
1.4428
1.6414
1.2170
1.2339
1.2359
l.3005
1.8557
1.8881
.3975
.4006
iJ2 5
. 4 32 7
.7562
2"i.
V27
1. OS3 S
28.
2 9.
30.
31.
32.
33.
3 ,; .
V2B
1.0879
l.2520
.)';).
V34
'v'3 5
VJG
37.
38.
39.
4 0.
V37
V38
V39
V40
V41
-~2.
V42
43.
V43
.;~.
V44
15.
V45
V46
V47
V48
V49
"
.,,Q.
i7.
18.
19.
A L E
1.3009
1.1382
l . 3026
1.2989
.2647
.4307
v:G
3 r:;
s c
s
Cases
2'
26.
V'O
oV33
I
Std Dev
23.
24'.
V30
V3l
s
Mean
Vl9
V20
V21
\l2 2
V23
V24
V29
bl.! u:;...:d Loi: llt.is analysis
l.~844
.6266
. 5~ 93 ·.
.6941
.9551
l. 3G2 '.J
1.2950
1.4926
.7091
.6575
1.4009
1.1049
1.4620
1.5282
. 9247
. 8591
l '3 015
1.3671
1.3671
1.2997
-1.0587
3.9373
3.9371
5.5573
6.3056
4.6828
4.8101
4.8097
5.0595
7.1821
7.3070
1.5622
1.5621
1.6869
2.9358
·1. 0587
4.1832
4. 8072
4. 9320
2.436:2
2.0615
2.6855
3.6843
5.3100
5.0608
5.8096
2.8119
2.5614
5.4337
4.3102
5.6843
5.9338
3.5590
3.3094
5.0594
5.3090
5.3090
5.0597
61..0
61. 0
61. 0
61. 0
61.0
61. 0
61.0
61. 0
61.0
61. 0
61.0
61.0
61. 0
61. 0
61. 0
61. 0
61. 0
61. 0
61. 0
61.0
61. 0
61..0
61.0
61. 0
61.0
61. 0
61. 0
61.0
61.0
61. 0
61. 0
61. 0
61. 0
61. 0
61. 0
61.0
61.0
61. 0
61.0
61. 0
61. 0
i.·"J.·'1.·-J.·1,··A;
(A L p H A)
so.
vso
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
V51
V52
V53
V54
,,,oo
....
V56
V57
58.
vse
59.
60.
V59
V60
5. 5591
5.5592
4. 6849
4.3099
5.0597
2.5615
1.936:>
5.5588
5.1850
5.4335
5.3099
1. 4309
1. 4301
1.2025
1.1069
1.2998
.6477
.4810
1.4323
l.3303
1.4019
1.3630
61. 0
61. 0
61.0
61.0
61.0
61.0
61. 0
61. 0
61. 0
61. 0
61.0
N of
:atistics for
Mc:an
65.4575
SCJ.l.LE
E -
-
~
-
T
T
T
~
v
Val·ianc-2
53806.939~
.~NALYS!S
De~
Variables
252.6004
60
S~d
S C A L
!:!.
(A L
P H A)
err:.- total Statistics
Sc,1le
~)ca
le
Mean
::
Item
Variance
i : Ite:l1
Sel!.2:ted
!J:.=2-e :.:ed
~
Cor1:e:cted
Item-
To::al
Correlation
Alpha
if Item
Deleted
64.1565
61286.1187
.9961
Qi;..
3192
6·1.1549
61597. 52'/1
. 99·17
6 .1 .1586
61285.5443
61::!86. 32-11
. 996·1
.9957
.19~7
63290. 8540
.9·~!Jl
.9980¥,'
65 .0267
6•1 . 9611
64.5646
62981.8913
62855.52"77
61912. 5883
62099.1407
6~.5326
62036.70~4
64.6327
64.4044
64.4586
64.4578
64.0146
63.8160
64.2405
64.2236
64.2215
64.1569
63.6017
63.5693
65.0600
65.0569
65.0248
64.7012
64.4040
64.3695
64.2055
64.1730
62225.6156
61787.7 7 59·
61850.7221
61850.4361
.9710
.9759
.9Sl7
.9909
. 9914
.9888
.9928
.9910
.9912
.9963
.9980
.9948
.9952
.9956
. 9960
.9992
.9993
.9678
.9690
. 9718
.9862
. 9929
.9937
.9956
.9959
. 9979 J
. 9979 ..
.9977
. 9978'
. 9977.
.9978"
. 9977.,
.9977
.9977
. 9977"/
65
64.4'702
51040.08~7
60666.9983
61474.8757
61411. 2862
61410.5507
61286.2493
60232.8617
60171. 2390
63045.2447
63044.38'.l..3
62981.3180
62352. 3696
61787.1434
61 723. 9656
61411. 7058
61349.4858
.. 9977
.9977
.9977
. 9977
. 9978 ,,
.99770
.9977
.9977
.9977
.9978
.9978
.9979
. 9979·
. 9979,
. 9978'.9977
.9977
. 9977
.9977
131
'32
'33
'34
35
36
37
38
39
40
li·1 - UJO'.J
64.9282
G'1. 7631
6-1. 5021
6197,i .9871-
61162.9533
61288, 2102
6091·1. S593
62413.4775
62541.2175
61098.8926
61660.1891
60976.00Si'
50851. 6::!·1 :.~
52035.7563
6
64.0949
64.1625
GJ. %·10
64.7484
64.8000
64.0566
64.3525
63.9954
63.9293
04.5327
64.5983
i):j .l559
7
·S"1. C1 90J
61161.397::::
8
9
0
6·~.
:soJ
61161.397:2
61286.5628
ll
!2
'0
~
6~603.5458
62792.3427
62'176.9393
.;,
.5
G-1.1578
64.0266
64.G274
64.2549
64.3506
64.1577
).
2
6-1.8058
'
64.9765
6-1 .0251
G·;. 1272
6-·i .0556
(~ ·! . 0'..!·l '..>
iability Coefficients
'.'. Cases
:a
6~ ..
.9978
0
.S822
.9779
.9853
.9913
.9959
.9950
. 9968
.9862
.9829
, 9971
.9942
.9969
.9975
.9913
24,l::'
.S900
61235.9098
.9962
. 9967
62::!..6~.
61037. 62SI•;
61037.88'52
61473 .1428
61659.4756
61286.SlOG
62537.88..}8
628S•k.
l4'~i2
61037.~674
6122S.03US
61098.557<1
L'llo'.l. ·1')'16
. 9967
.9958
. 9969
. 9968
.9951
.9946
.9959
.9855
.9774
.9972
.9957
.
~!97?.
.:J960
. 9978 '·
. 9978''
.9978
. 9977•
.9977
.9977
.9977
.9978-.
.9978
.9977
.9977
.9977
.9977
.9977
.9978
.9977
.9977
.9977
.9977
.9977
. 9977
.9977
.9977
. 9977
.9978-.
.9979·
.9977
.9977
.9977
. 9977
I
./
1tions
T;,L
Pearson
TOTAL
1.000
V1
.999
V2
.998
V3
.999
V4
1.000
V5
.998
V6
.999
V7
.998
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
61
1.000
61
.898
61
.998
61
.999
61
.998
61
.999
61
.998
.~00
.000
.000
.000
.000
.000
Correlation
3ig. (2tc:ifed)
N
V1
Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
61
,99g)
"
.000
,.
''"
'Ji
.898-~
F'0.:;r.::;cn
N
Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
i\j
,/4
u·i
C1
s·1
1 GOO
.;;J-./i
.808
61
.996
61
.998
61
.997
.000
.000
.000
.000
.000
6'1
1.000
61
.999
61
.998
61
.998
61
.997
.000
.000
.000
.000
61
1.000
61
.998
61
.999
61
.998
.000
.000
.000
61
1.000
61
.998
61
.997
.000
.000
61
1.000
.61
.998
Cc;.-r 010\ion
Sig. ('.2~
tailed)
V3
v .
S0B
Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
N
15 Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
N
'6 Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
N
7 Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
N
Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
N
Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
N
Pearson
Correlalio1
Sig. (2tailed)
.JOO
·"·"""
,'.)\..JJ
.• ______
999).
\......
.998
61
.997
.000
.000
.JOO
61
1.000
61
.999
61
.998
61
.999
.000
.000
.000
.000
61
.998
61
.996
61
.998
61
.998
.000
.000
.JOO
.000
.000
61..,
. ---
61
/.99~
..-
.998
61
.99B
61
.998
61
.999
61
.998
.000
.000
.000
.000
.000
.000
61
.998 .t
61
.998
61
.997
61
.997
61
.998
61
.997
61
.998
.000
.000
.000
000
.000
.000
.000
61
1.000
61
.999
61
.998
61
.999
61
.999
61
.998
61
.999
61
.998
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
61
.999~
61
.999
61
.998
61
.998
61
.999
61
.998
61
.999
61
.998
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
01
.999 .<
'61
.998
61
.997
61
.9D7
61
.998
61
.997
61
.998
61
.997
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
61
6J~
<998
.. - -- - ·'
'-..
5~1
.000
61
1.000
V11
N
Pearson
-.
-·
61
.998
61
61
0,
.997
.:J3
.J99
61
.997
61
.998
61
.997
.000
.000
.000
.000
JJQO
.000
.000
.000
61
.999 -:
61
.999
51
.9SG
c;1
.998
61
.999
61
.998
61
.999
61
.998
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
61
.99S;
e1
.998
61
!) ~
61
61
.0S3
.'?98
61
.997
61
.%7
gc>'.<
.897
!~=C'C'
.CCO
.000
•."-'
~ ~
•· .--.·'
.000
.000
.000
61
.998 ;-'
61
.998
61
.%7
6i
.997
61
.998
61
.997
61
.997
61
.995
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
61
.999 t
61
.998
61
.098
61
.998
61
.999
61
.997
61
.999
61
.997
.000
.OOJ
.JOO
.OOQ
.000
.000
.000
.000
61
.999{
61
.999
61
.J98
61
.998
61
.999
61
.998
61
.999
61
.998
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
61
5-1
.999~
61
.997
.997
61
.998
61
.998
61
.997
61
.998
61
.997
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
61
.999~
61
.998
61
.998
61
.997
61
.999
61
.997
61
.999
61
.998
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
61
.999 *'
61
.998
61
.997
61
.998
61
.999
61
.998
61
.998
61
.997
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
61
.9981'
61
.996
61
.995
61
.997
61
.997
61
.995
61
.996
61
.996
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
61
.999Y
61
.999
61
.998
61
.999
61
.999
61
.997
61
.999
61
.998
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
o,
.999
_>
Correlation
Sig. (2ta:1ed}
N
V""
'"
Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
f'~
\j; ::.
Pearson
c.c.irrelation
Sio. (2-
'"'·'"'"'_.
t2·:e::
N
V14
Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
N
Vl5
Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
N
V16
Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
N
V17
Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
N
V18 Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
N
V19. Pearson
Correla lion
Sig. (2tailed)
N
V20
Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
N
121
Pearson
Correla ti on
Sig. (2tailed)
"
~·
.909 T
898
.997
.993
.999
.998
.998
.998
.000
.000
.COO
.000
.000
.000
.000
.000
6"1
1.00U
61
-1
o.
51
61
61
61
.999
61
.093
.CJ99
.999
.998
.999
.998
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
61
61
.999
61
61
61
.998
.999
.999
61
.998
61
.999
.998
.000
,!OU
.000
.000
.000
.000
.000
N
6i
61
61
.999 /:
25
Pearson
.9J9
.998
Correlation
Sig. (2.000
.000
.000
tailed)
N
61
61
61
ation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
51
61
.999
61
.999
.998
-1
o.
.999
.998
.000
.000
.000
.000
.000
61
61
61
61
61
Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
N
1
Pearson
23
Correlation
Sig. (2tailed)
N
24 Pearson
Correlation
122
Sig. (2tailed)
.999 '
~
...,...,
.uuv
61
-1
O•
~relations
TOT il.L
Pearson
Correlation
Sig. (2taiied)
N
V2o
Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
N
1/27
Pearson
Correia lion
Siu. (2tailed)
N
1/28
Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
N
1/29
Pearson
Correla!ion
Sig. (2tailed)
N
V30
Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
N
V31
Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
N
V32
Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
N
\/33
Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
N
134
Pearson
Correla lion
Sig. (2tailed)
N
3·5
Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
TOT.£\L
\/26
\t2_7
~r.000
.S38
.~189
1/22
.g99
.999
1/30
.999
1/31
.998
1/32
.999
.GG·J
.C ::o
.000
.000
.000
.000
.000
V29
G1
61
6~
61
61
61
.999
1.000
.999
.998
.999
.998
61
.998
61
.999
.000
.000
.000
.000
.OC·O
ll'\(1
......
;,,,·v
.000
61
099
61
.00·:·
.UJ·J
..::;\_;=
G1
.999 .,
61
.998
61
.998
.000
.000
.000
61
.999 i
61
.99S
.9S9
61
.999
.000
.000
.000
.000
61
.999 J
51
.998
61
.998
61
.998
61
.999
.000
.000
.vvv
nnn
.000
.000
61
.998 1·
61
.993
61
.998
61
.998
61
.998
61
.998
.000
.GOO
000
.000
.000
.000
61
.999 ~
61
.999
61
.999
61
.998
61
.999
61
.999
61
.998
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
61
.999'
61
.998
61
.999
61
.998
61
.998
61
.998
61
.997
61
.998
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
61
.998 ¥
61
.997
61
.998
61
.997
61 .
.997
61
.997
61
.996
61
.997
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
61
.999 {.
61
.998
61
.999
61
.999
61
.999
61
.999
61
.998
61
.999
.000
.000
.000
.000
.000
000
nnn
61
6~
61
.,
61
<")~c,
s.1~)0
61
.998
61
.998
61
.999
.000
.000
.000
.000
.000
61
1.000
61
.999
61
.998
61
.998
61
.998
.000
.000
.000
.000
6~
61
.999
61
.998
61
.999
.000
.000
.000
61
1.000
61
.998
61
.999
.000
.000
61
1.000
61
.998
1.000
.000
61
1.000
"1
61
o.
61
N
.999 lf
Pearson
.998
.999
Correlation
Sig. (2.000
.000
.000
tailed)
N
51
61
61
.999 ~
V37 Pearson
.998
.999
Correln lion
Sig. (2.000
.000
.000
tailed)
N
61
61
61
.999~
V38 Pearson
.9S•8
.998
Correlation
Sig. (2.ODO
.000
.GOO
tailed)
N
61
61
61
.998.;:
/39 Pearson
.997
.998
Correlation
Sig. (2.000
.OGO
.000
tailed)
N
61
61
61
.999 l'
.909
'40
Pearson
.999
Correlation
Sig. (2.000
.000
.COO
tailed)
N
61
61
61
ation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
V36
61
.998
61
.998
61
.998
61
.997
61
.999
.000
.000
.000
.000
.000
61
.998
G1
.998
61
.998
61
.998
61
.998
.000
.000
.000
.000
.000
GI
61
-VvV
00.D
.998
61
.998
61
.998
61
.998
.000
.000
.000
.000
.000
61
.997
61
.998
61
.997
61
.997
61
.997
.000
.000
.000
.000
.000
61
.999
61
.999
61
.998
61
.998
61
.999
.000
.000
.000
.000
.000
61
61
61
61
61
ationS
Pearson
Correlation
Sig. (2tailed}
N
V41
Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
N
lTAL
V42
Pecirson
Correla lion
Sig. (2taiied)
N
V43 Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
N
V44 Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
N
145 Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
N
146
Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
N
1
47
Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
~I
48
Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
N
49 Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
N
30 Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
TOTAL
v:.1
n,"\n
.997
1
\ 42
.999
.998
V44
.999
V45
.999
V46
.999
V47
.999
.000
.COO
.000
.000
.000
.000
.000
61
1.000
51
.997
61
.997
61
.996
61
.997
61
.996
61
.996
.000
.000
.000
.000
.000
.000
-!
•.VVV
61
.997
,1'
.000
61
999
>
61
097
~.
c
~ ~)
V43
6":
61
61
61
D'.J7
.998
.998
.998
61
.998
.000
.000
.000
.000
.000
61
1.000
61
.997
61
.998
61
.997
61
.998
.000 .
.000
.000
.000
61
.998
61
.998
61
.998
.000
.000
.000
61
1.000
61
.998
61
.998
.000
.000
61
1.000
61
.999
._,;_,._;
.CC''J
61
.9981'.
61
.997
.897
.000
.000
.000
61
.999 ¥
61
.996
.92:8
61
.997
.000
.000
.'.;·._;J
---
.000
61
.999•
61
.997
.%8
61
.998
61
.998
.000
.000
.on.r
.000
.000
61
61
.996
61
.999~
.998
61
.997
61
.998
61
.998
.000
.000
.008
.000
.000
.000
61
.9991
61
.996
6",
.985
61
.998
61
.998
61
.998
61
.999
.000
.000
.ooc
.000
.000
.000
.000
61
.999,1'.
61
.996
61
.397
61
.997
61
.997
61
.998
61
.998
61
.998
000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
61
.988.!'
61
.996
61
.997
61
.997
61
.998
61
.998
61
.998
61
.998
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
61
,-:998 ;r
61
.995
61
.996
61
.997
61
.996
61
.996
61
.997
61
.997
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.. 000
61
-,
0<
6i
•._;..;
61
1.000
.000
61
1.000
61
.996
GI
.997
61
.997
61
.997
61
.998 ii
.998
.997
.000
.000
.000
.000
000
.000
.000
61
.996
61
.997
61
.996
61
.998
61
.997
61
.997
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
61
.9991
61
.997
61
.998
61
.997
61
.998
61
.999
61
.998
.000
.OOC·
.000
.000
.000
.000
.000
61
.9991'
61
.996
B1
.998
61
.997
61
.998
61
.998
61
.998
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
61
.999>'
61
.997
61
.998
61
.998
61
.998
61
.999
61
.998
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
61
61
61
N
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed) .
61
61
61
G1
N
Pearson
Corrcl;ilion
Sig. (2tcii!cd)
i..J
V52
Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
V51
i~
V53
Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
N
V54
Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
N
V55
..
Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
61
61
.998
f
61
***'*~
i< E '
~
1
2"
3.
4.
'.
'
.l:.
22.
29.
30.
3 l.
32.
33.
3 t, .
35.
36.
37.
38.
~9.
l 0.
1.
2.
. 3.
~
s c
s
A L E
~.5902
~7.6478
V4
5.2131
3.8689
3.5902
3.2787
5.5574
5.2295
4.3770
4.1639
5.0820
3.8033
4 . 3 607
4.8525
4.7869
3.6066
4.8525
4. 14 7 5
3.1-175
4 '7 213
4.0328
3.8361
5.1148
5.0328
4.0000
20.0267
14.8812
13.8629
12.6137
21.2803
20.1556
16.7622
J.6.0023
J.9. 5254
l4. 62S3
16.9007
lS.7811
.:.;:; '5258
13.7384
18.7819
JS.87-13
l l .9073
lS . :'.:..-} 12
15 .3753
1-1 .736!3
19. G504
19 .2700
15.3764
61.0
61.0
61.0
61.0
~Js
VJ.2
\/13
Vl'l
Vl7
Vl8
Vl9
V20
V21
V22
V23
V24.
V25
V26
V27
V28
V29
V30
V3 l
\132
V3J
V34
V35
V36
V37
V38
VJ9
V40
V41
V42
V43
,4.
V44
5.
6.
7.
V,15
V46
\/4 7
0
I
61.0
~/15
27.
s
:.;.12ss
Vl6
26.
.; N A L y
14.1186
lS.
r
y
3.5393
3.6557
2.5
l '7 .
,0,
~
Vl
V2
V3
V7
VB
V9
VlO
Vll
18.
19.
2 0.
21.
22.
23.
24.
'
Cases
'V6
11.
12.
13.
''.,,
'
Std Dev
7
9.
l () '
s
saver) will be used for this analysis
Mean
5.
a.
{~pJce
Mctl1od l
5. l l<'.: 8
~Sr.
4.. 34:43
,u
'
4 . 63 93
17 .7642
3.8361
3.0656
4.0656
3.8361
3.2131
4.6393
4. O'.i.64
'1.2787
4.6230
3 '278 7
3.9344
3.3770
3. 7213
4.0000
4. 704 s
4.2623
4. 73 77
4.8852
'
.l.'i
6-195
.7659
.6175
:..1 . 3 5~'3
15.6225
l·~.7~158
12.3614.
17.7614
15.5032
16.3820
17.6'139
12.4835
15.1172
12.8714
14.3691
15.2556
18.0198
16.2500
18.1447
'°
.., ... ,...,
61.0
61.0
61. 0
61.0
61.0
61.0
61.0
61. 0
61.0
61.0
61.0
61.0
61. 0
61.0
61.0
61.0
61.-0
61.0
61.0
61.0
61.0
61.0
61.0
61.0
61.0
61.0
61.0
61.0
61.0
61.0
61.0
6 l. . 0
61.0
61.0
61.0
61.0
61 .'o
61.0
61.0
61. 0
61.0
******
(A L p H A)
R E L I A 3
T
L
L
T y
A N A L Y S I S
Mean
49
V49
50
51
52
53
51
55
56
V50
4 2951
3.2787
3.2951
V52
V53
2 7511
., 70-19
S C A L E
Cases
Std Dev
16
12
12
10
5200
4915
6153
5998
61. 0
61.0
6l 0
6::.. c
61 0
61 0
\/5-1
VSS
~ 2459
22S 7377
"" 0
61 0
N of
Vari.:111C(!
S:d Dev
V~riables
459.7377 3113209.96
1'7G·1-~517
56
r-.1ean
N of Cases
Alpha
=
01.0
;,; of I terns
56
(.r... L P H A)
Correlations
Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
N
V1
Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
N
V2 Pearson
Correlation
Sir:_ \2tailed)
TOTAL
N
V3
V4
TOTAL
V1
V2
V3
V4
VS
V6
V7
V8
V9 V10
1,000 ,996 ,995 ,996 ,996 ,949 ,971 ,976 ,992 ,991 ,991
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
61
61
61
61
61
61
61
61
61
61
61
,996 1,000 ,993 ,995 ,993 ,949 ,966 ,972 ,990 ,988 ,987
,000
61
61
61
61
61
61
61
61
,995 ,9931,000 ,993 ,992 ,946 ,967 ,971
.JOO ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,ODO ,ODO
,COO ,O:J0
GI
":i
61
61
61
,990 ,988 ,989
.31
:,),
Di
G1
61
61
61
61
Pearson
Corre!ati.::::
Sig. (?l3iled)
,996 ,995 ,993 i.GOO ,996 ,952 ,970 ,974 ,988 ,987 ,987
·"
61
61
61
61
61
61
61
61
61
61
61
,996 ,993 ,992 .996 1,000 ,949 ,968 ,972 ,988 ,988 ,988
Pearson
Correlation
Sig (2taiied)
N
Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
N
VB Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
N
V9 Pearson
Correlatior
Sig. (2tailed)
N
V10 Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
,000 ,000 ,000
,000 ,000 ,000 ,000
51
Pearson
Correlation
Sig (2tailed)
N
V6
Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
VS
V7
,000,J00,000,0C0,000,000,000,000,000
SI
61
61
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
61
61
61
61
61
61
61
,949 ,949 ,946 ,052 ,9491,000 ,949 ,924 ,939 ,944 ,944
.ooo .ooo .ooo :Jo .ooo
61
,971
,000 ,000 ,000 ,000 ,000
61
61
61
61
61
61
61
61
61
61
,966 ,967 .970 ,968 ,9491,000 ,954 ,963 ,966 ,966
,000 ,000 ,000 ,J00 ,000 ,000
,000 ,000 ,000 ,000
61
61
61
,9"16 ,972 ,971
61
61
61
61
61
61
61
61
,974 ,972 ,924 ,9541,000 ,983 ,968 ,968
,000 ,000 ,000
CDO ,000 ,000 ,000
,000 ,000 ,000
61
61
6"1
31
61
61
61
61
61
61
61
,992 ,990 ,990 ,988 ,988 ,939 ,963 ,983 1,000 ,985 ,985
,000 ,000 ,000 ,C:OO ,000 ,000 ,000 ,000
61
,991
,000 ,000
61
61
61
61
61
61
61
61
61
61
,988 ,988 ,987' ,988 ,944 ,966 ,968 ,9851,000 ,997
,000 ,000 ,000 ,GOO ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
61
,991
,000
61
61
61
61
61
61
61
61
61
61
,987 ,989 ,987 ,988 ,944 ,966 ,968 ,985 ,9971,000
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N
61
61
61
61
61
.. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
61
61
61
61
61
61
Correlations
TOTAL
Pc~u
so11
TOTAL V11 1/12
1,000 ,989 ,993
Cor:-elation
Sig. (2-
V11
N
Pearscr,
V13
.~91
V14
,991
V15 V16 V17 V18 V19 V20
,99G ,9\.18 ,995 ,995 ,996 ,996
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
,000
61
61
'31
,9891,000 .988
61
,981
61
61
61
61
61
61
61
,980 ,988 ,987 ,990 ,990 ,988 ,988
,COO
,000
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
61
61
61
,993 ,988 1,000
61
61
61
61
61
61
61
61
,986 ,986 ,930 ,992 ,990 ,990 ,989 ,989
,000 ,000
,000 ,000 ,000 .000
Correla::::.:
Si9. (2tailed)
N
V12
Pearson
Correlation
Sig. (2tailed}
V13
>.
o;
o~
Peare.on
.SS'
981
Si
c,1
0~
01
01
.COO ,GOO
51
01
,000
,ODO
61
61
,9361 000 ,997 ,989 ,990 ,988 ,989 ,987 ,988
Correl2t1c'"~
Sig. (2tailed)
V14
Pearson
Correlation
Sig. (2-
,000 ,000
61
,991
,000
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
61
61
61
61
61
61
61
61
61
61
,980 ,986 ,997 1,000 ,980 ,990 ,988 ,989 ,989 ,990
,000 ,000 ,000 ,000
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
f<:!ilsd)
V15
V16
N
Pearson
Correlation
Sig. (2tailsd)
61
61
61
61
61
61
61
61
61
61
61
,996 ,988 ,990 ,939 ,990 1,GOO ,998 ,993 ,993 ,993 ,993
N
61
61
61
61
61
61
61
61
61
61
61
,-98 ,987 ,992 ,990 ,990 ,9981,000 ,994 ,994 ,993 ,994
Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
N
1/17
Pearson
Corre!ation
Sig. (2tailed)
N
V18
Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
N
V19
Pearson
Correlation
Sig (2tailed)
N
V20
Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
,000 ,000 ,000 ,000 ,000
,000 ,000 ,000 ,000 ,000
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
,000 ,000 ,000 ,000
61
61
61
61
61
61
61
61
,995 ,990 ,990 ,988 ,988 ,993 ,994 1,000
61
61
,999 ,991
,ODO
,000 ,000 ,000
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
61
,992
61
61
61
61
61
61
61
61
61
61
61
,995 ,990 ,990 ,989 ,989 ,993 ,994 ,9981,000 ,992 ,992
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
,ODO
,000
,000
,ODO
61
61
61
61
61
61
61
61
,996 ,988 ,989 ,987. ,989 ,993 ,993 ,991
61
61
61
,992 1,000 ,999
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
,000
,000
61
61
61
61
61
61
61
61
61
61
61
,996 ,988 ,98S ,988 ,990 ,993 ,994 ,992 ,992 ,999 1,000
,000,000,000,000,000,000~00,000,000,000
N
61
61
61
61
61
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
61
61
61
61
61
61
Correlations
TOTAL
TOTAL 1/21 1/22 1/23 V24 1/25 1/26 1/27 1/28 1/29 1/30
Pearson 1,000 ,999 ,999 .~l6B ,9/'0 ,972 ,98G .993 ,994 ,996 ,996
Corrc!otio•1
V21
Sig. (2tailed)
N
Pearson
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
61
61
61
61
61
61
61
61
61
61
61
,999 1,000 1,000 ,965 ,965 ,970 ,985 ,992 ,993 ,995 ,995
Correlation
V22
Sig. (2tailed)
N
Pcar$on
Correlation
S:g. (2-
'!23
tailed)
N
Pearso!l
Correlation
Sig. (2tailed)
N
1/24
Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
N
1/25
Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
N
1/26
Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
N
1/27 Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
N
1/28 Pearson
,000
. ,000 ,000 ,000 ,COO ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
'31
61
61
,9911,000 1,000
966
61
61
61
61
61
61
61
61
,000 ,000
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
,9GG ,969 ,986 ,992 ,993 ,995 ,996
61
61
61
61
,968 ,966 ,966 1 000
61
61
61
61
61
61
61
,96S ,953 ,955 ,959 ,969 ,965 ,965
,000 ,000 .000
,000
.ooo
,000
,ooo
61
61
61
61
61
61
61
61
,970 ,96ci ,966 ,966 1,000 ,955 ,962 ,971
,000 ,000 ,000 ,000
,000 ,000 ,000
61
,971
61
61
,965 ,969
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
61
61
61
61
61
61
61
61
61
61
,972 ,970 ,969 ,953 ,9551,000 ,967 ,970 ,972 ,971
,000 ,000 ,000 ,000 ,000
,000 ,000 ,000 ,000 ,000
61
61
61
61
61
61
61
61
,986 ,985 ,986 ,955 ,962 ,9671,000 ,981
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
61
61
61
61
61
,993 ,992 ,992 ,969 ,971
61
61
61
,982 ,982 ,984
,000 ,000 ,000 ,000
61
61
61
61
61
61
,970 ,9811,000 ,995 ,991 ,990
,000 ,000 ,000
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
61
61
61
61
61
,994 ,993 ,993 ,969 ,971
61
,970
61
61
61
61
61
,972 ,982 ,9951,000 ,991
61
,990
Correlation
,000 ,000 ,000
Sig. (2tailed)
61
61
61
N
,996 ,995 ,995
1/29 Pearson
Correlation
,000 ,000 ,000
Sig. (2tailed)
61
61
61
N
,996 ,995 ,996
1/30 Pearson
Correlation
,000 ,000 ,000
Sig. (2tailed)
N
61
61
61
•• Correlation is significant at the 0.01 level
,000 ,000
,000 ,000 ,000 ,000 ,000
61 . 61
61
,965 ,965 ,971
61
61
61
61
61
,982 ,991 ,9911,000 ,995
,000
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
61
61
61
61
61
61
61
61
,965 ,969 ,970 ,984 ,990 ,990 ,9951,000
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
61
61
(2-tailed).
61
61
61
61
61
61
Corre/al ions
TOTAL
Pearson
TOTA V31 \/32 V33
L
1.000 ,982 ,078 ,9US
V31
V35
,991
,99G ,905
,000 ,000 ,000
,000
,000 ,000
61
61
61
61
,982 1,000 ,982 ,972
61
,930
61
61
,930 ,979
,000 ,000
,800
,000 ,000
61
61
61
61
,978 ,982 1,CJO ,974
61
,975
61
61
.977 ,973
,000
,000
,000
,000 ,000
61
61
,985 ,972
61
61
,974 1,000
61
,992
,984
,000
,000 ,000
61
1,000
61
61
,990 ,989
V36
3
Correlation
Sig. (2tailed)
N
V31
Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
N
V32
Pearson
Correlation
Sig. (2-
,000
N
Pearson
Coirelation
Sig. (2tailed)
N
V34 Pearson
Correlation
Sig. (2· tailed)
N
V35 Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
N
V36
V37
Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
N
Pea~son
Ct.irrelation
Sig. (2tailed)
M
V38
V39
Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
N
Pearsc11
Correlation
Sig. (2tailed)
N
V40
Pearson
Correl at ion
Sig. (2tailed)
,000 ,000 ,00
0
61
61 61
,978 ,970 ,96
7
,000 ,000 ,00
0
61 61
61
,971 .963 ,96
,000
61
,977
,000
61
,976
5
11(',,"\
,'-'vu
tailed}
\.'33
V38 V3 V40
9
,987 ,986 ,98 ,997
V37
,000 ,000 ,000
61
61
61
61
,991 ,980 ,975 ,992
61
61
,984
,000 ,000
,000 ,000 ,000 ,000
,000 ,000 ,00
0
61
61 61
,980 ,975 ,97
7
,000 ,000 ,00
0
61 61
61
,987 ,978 ,98
0
,000 ,000 ,00
,000
51
,982
,000
61
,988
,000
0
61
61
61
61
,996 ,980 ,977 ,984
61
,990
61
61
1,000 ,997
,000 ,000 ,000 ,000
,000
,000
61
61
61
51
,995 ,979 ,973 ,984
61
,989
61
61
,997 1,000
,000 ,000 ,000 ,OOC
,000
,000
61
61
61
61
,997 ,978 ,971 ,880
61
,987
61
61
,995 ,994
.000 ,000 ,000 ,000
,000
,000 ,000
61
61
61
61
,986 ,970 ,963 ,975
61
,978
61
61
,983 ,985
,000 ,000 ,000 ,000
,000
,000 ,000
61
61
61
61
,983 ,967 ,965 ,977
61
,980
61
61
,984 ,986
,000 ,000 ,000 ,000
,000
,000 ,000
61
61
61
61
,997 ,977 ,976 ,982
61
,988
61
61
,992 ,992
,000 ,000 ,000 ,000
,000
,000 ,ODO
61
61
61
61
i-J
61
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
61
61
61 61
61
,995 ,983 ,98
4
,000 ,000 ,00
0
61 61
e1
,994 ,985 ,98
6
,ODO ,000 ,00
0
61 61
61
1,000 ,981 ,98
3
,000 ,00
0
61
61 61
,987 1,000 ,98
1
,000
' ,00
0
61
61 61
,983 ,981 1,0
00
,000 ,000
61
,992
,000
61
,992
,000
61
,994
,000
61
,986
,000
61
,979
,000
61 61
61
61
,994 ,986 ,97 1,000
9
,000 ,000 ,00
0
61
61 61
61
Correlations
TOTAL
Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
N
V41
Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
N
V42
Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
N
V43
Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
N
V44
Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
N
V45
Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
N
V46
Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
N
V47
Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
N
V48
Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
TOTAL V41 V42 V43 V44
1,000 ,994 ,997 ,998 ,991
V45 V46 V47 V48 V49 V50
,990 ,996 ,997 ,997 ,996 ,997
,000 ,000 ,000 ,000
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
61
61
61
,9941,000 ,991
61
61
,993 ,983
61
61
61
61
61
,985 ,989 ,992 ,992 ,991
61
,994
,000 ,000 ,000
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
61
61
61
61
61
,997 ,9911,000 ,998 ,988
61
61
G1
61
61
61
,987 ,994 ,994 ,994 ,995 ,996
,000 ,000
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
61
61
61
61
61
,998 ,993 ,998 1,000 ,988
61
61
61
61
61
61
,986 ,994 ,996 ,995 ,995 ,997
,000
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
61
61
61
61
61
,991 ,983 ,988 ,988 1,000
61
61
61
61
61
61
,987 ,987 ,988 ,988 ,988 ,987
,000 ,000 ,000 ,000
,000 ,000 ,OGO ,000 ,000 ,000
,000
,000 ,000
,000 ,000 ,000
61
61
61
61
61
,990 ,985 ,987 ,986 ,987
61
61
61
61
61
61
1,000 ,987 ,987 ,987 ,985 ,985
,000 ,000 ,000 ,000 ,000
,000 ,000 ,000 ,000 ,000
61
61
61
61
61
,996 ,989 ,994 ,994 ,987
61
61
61
61
61
61
,9871,000 ,995 ,995 ,994 ,992
,000 ,000 ,000 ,000 ,000
,000
61
61
61
61
61
,997 ,992 ,994 ,996 ,988
61
61
61
61
61
61
,987 ,995 1,000 1,000 ,993 ,996
,000 ,000 ,000 ,090 ,000
,000 ,000
61
61
61
61
61
,997 ,992 ,994 ,996 ,988
61
61
61
61
61
61
,987 ,995 1,000 1,000 ,993 ,996
,000 ,000 ,000 ,000 ,000
,000 ,000 ,000
61
61
61
N
,996 ,991 ,995
Pearscn
Correlation
,000 ,000 ,000
Sig. (2tailed)
61
61
61
N
V50
Pearson
,997 ,994 ,996
Correlation
Sig. (2,000 ,000 ,000
tailed)
1
61
61
N
"'* Correiation is significant at l11e 0.01 level
V49
=
,000 ,000 ,000 ,000
. ,000 ,000 ,000
,000 ,000
61
61
,995. ,988
61
61
61
61
61
61
,935 ,994 ,993 ,993 1,000 ,995
,000 ,000
,000 ,000 ,000 ,000
61
61
,997 ,987
61
61
61
61
61
61
,985 ,9S2 ,996 ,996 ,995 1,000
,000 ,000
,000 ,000 ,000 ,000 ,000
61
61
(2-tailed).
61
61
61
61
,000
61
61
Correlations
I<
TOTAL. Pearson
Correlation
Sig. (2tailed)
N
V51
Pe;:irson
J I /\J
V'.il
V'.1
2
1,000 ,997 ,99
5
,000 ,00
0
61 61
61
,9971,000 ,99
5
,000
',00
0
61
61 61
,995 ,995 1,0
00
,000 ,000
v~.!.
V!,!i
v~.1
V!1U
V!.JU
vuo
,995 ,996 ,985
,977
,997
,996
,997
,996
,000 ,000 ,000
,000
,000
,000
,000
,000
61
61
61
,992 ,993 ,981
61
,975
61
,994
61
,994
61
,994
61
,993
,000
,COO
,COO
,000
,000
61
,974
61
,991
61
,991
61
,993
61
,990
,000
,000
,000
,000
,000
61
,969
61
,990
61
,988
61
,995
61
,992
,000
,000
,000
,000
,000
61
,974
61
,992
61
,992
61
,994
61
,996
,000
,000
,000
,000
,000
61
,971
61
,985
61
,979
61
,984
61
,978
,000
,000
,000
,000
,000
61
1,000
61
,973
61
,975
61
,972
61
,970
,000
,000
,000
,000
61
61
,973 1,000
61
,996
61
,994
61
,992
,000
,000
,000
,000
61
,975
61
61
,996 1,000
61
,992
61
,992
,000
,000
,000
,000
61
,972
61
,994
61
61
,992 1,000
61
,994
,000
,ODO
,000
,000
61
,970
61
,992
61
,992
61
994
,000
,000
,000
,000
61
61
61
61
V~_1J
v~
..1
Correlation
,000 ',ooo ,000
Sig. (2tailed)
6~
61
61
N
,990 ,990 ,979
Pearson
V52
Correlation
,000 ,000 ,000
Sig. (2tailed)
N
61
61 61
61
ol
61
V:..:3 Pearson
,995 ,992 ,99 1,000 ,995 ,983
0
Correla lion
',ODO ,000
Sig. (2,000 ,000 ,00
0
tailed)
61 61
61
61
61
N
61
V54 Pearson
,996 ,993 ,99 ,995 1,000 ,983
Correl atior
0
,000 ,000 ,00 ,000
,000
Sia. (2tailed)
0
61
61
61
N
61
61 61
V55 Pearson
,985 ,981 ,97 ,983 ,983 1,000
Correlation
9
,000 ,000 ,00 ,000 ',000
Sig. (2tailed)
0
61
61
61
61 61
61
N
V56 Pearson
,977 ,975 ,97 ,969 ,974 ,971
Correlation
4
Sig. (2,ODO ,000 ,00 ,000 ,000 ,000
tailed)
0
61
61
61 61
61
61
N
,997 ,994 ,99 ,990 ,992 ,985
V57 Pear£on
1
Correlation
Sig. (2,000 ,ODO ,00 ,000 :ooo ,000
0
tailed)
61
61
61
61
61 61
N
V58 Pearson
,996 ,994 ,99 ,988 ,992 ,979
1
Correlation
,000 ,000 ,00 ,000 ,000 ,000
Sig. (2tailed)
0
61
61 61
61
61
61
N
V59 Pearson
,997 ,994 ,99 ,995 ,994 ,98'4
Correlation
3
,000
Sig. (2,000 ,000 ,00 ,000
tailed)
0
61
61
61
61 61
N
61
V60 Pearson
,996 ,993 ,99 ,992 ,996 ,978
0
Correlation
,000 ,000 ,00 ,000 ,000 ,000
Sig. (20
tailed)
61 61
61
61
61
61
N
Correlation 1s significant at tl1e 0.01 level (2-taiied).
:ooo
61
1,000
61
NPar Tests
Descriptive Statistics
N
kelas sosial
35
35
materialism
Mean
48,54
16,40
Std. Deviation
7.76
3,93
Chi-Square Test
Frequencies
kelas sosial
Obseived N
2
Residual
.1
,1
2
Expected N
1,9
1,9
39
2
1,9
,1
42
43
2
2
1,9
'1
1,9
45
1
1,9
'1
-.9
46
47
3
1,9
1,9
1, 1
-,9
48
1,9
1,9
1,9
-,9
1,9
1,9
1,9
.1
1, 1
1,1
58
60
1
2
2
2
3
3
1
2
2
1,9
1,9
-,9
,1
1,9
'1
63
2
1,9
'1
35
36
49
50
51
52
53
54
Total
1
35
'1
,1
Minimum
35
Maximum
63
8
22
materialism
8
9
10
11
12
13
15
16
17
18
19
20
21
22
Total
Observed N
1
1
1
2
1
2
7
4
2
3
2
1
4
4
35
Expected N
2,5
Res!c!ual
:,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
2,5
-1,5
-1,5
-1,5
-,5
-1,5
-,5
4,5
1,5
-,5
,5
-,5
-1,5
1,5
1,5
Test Statistics
Chi-Square""
df
Asymp. Sig
kelas sosial
3,571
17
1,000
materialism
15,800
13
,260
a. 18 ceils (100,0%) have expected frequencies less
than 5. The minimum expected cell frequency is 1,9.
b. 14 cells (100,0%) have expected frequencies less
than 5. The minimum expected cell frequency is 2,5.
Download