Analisis Fenomena Monday Effect pada Saham LQ 45 di

advertisement
Daniel, Analisis Fenomena Monday Effect pada Saham...
ISSN 2356 - 4385
Analisis Fenomena Monday Effect pada Saham LQ 45
di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015
Daniel1), Abriandi2)
Akuntansi, Fakultas Ekonomi Institut Teknologi dan Bisnis Kalbis
Jalan Pulomas Kav 22, Jakarta Timur, Indonesia, 13210
1)
Email: [email protected]
2)
Email: [email protected]
Abstract: Capital market is the place where long term financial instrument is traded. Monday effect is
a condition of stock return on Monday is the lowest return than others day return. The purpose of this
research is to investigate the impact of phenomenon of Monday effect on LQ 45 index in Indonesian
stock exchange and correlation between Friday and Monday return for period 2013-2015. The sample
are closing stock price of LQ 45 index for two semester in 2013-2015. Classical assumption test in this
research are normality test and homogenity test. Analysis technique of this research are ANOVA and
Correlation test. The research results: Monday effect exists in LQ 45 index for 2013-2015 period and
have a impact on stock return. The result for correlation test is negative weak correlation exist in 2013
and positive weak correlation exist in 2014-2015.
Keywords: anomaly market, eficiency market, monday effect, capital market
Abstrak: Pasar modal adalah tempat instrumen keuangan jangka panjang diperjualbelikan. Monday
Effect adalah kondisi dimana return saham terendah selama seminggu terjadi pada hari Senin. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui efek dari terjadinya fenomena Monday effect dan hubungan
return saham hari jumat dengan hari senin pada saham LQ 45 di bursa efek indonesia periode 20132015. Sampel yang digunakan berupa harga penutupan saham perusahaan yang bertahan selama
dua semester di dalam indeks LQ 45 periode 2013-2015. Uji asumsi klasik yang digunakan: uji
normalitas dan uji homogenitas. Teknik analisis yang digunakan uji ANOVA dan uji korelasi. Hasil dari
penelitian menunjukkan fenomena Monday Effect terjadi di bursa efek indonesia periode 2013-2015
dan berdampak pada return saham perusahaan. Hasil dari uji korelasi menunujukkan korelasi lemah
negatif terjadi pada tahun 2013, sedangkan korelasi lemah positif terjadi pada tahun 2014 dan 2015.
Kata kunci: anomali pasar, pasar modal efisien, monday effect, pasar modal
I. PENDAHULUAN
Pasar modal merupakan pasar yang memperjualbelikan
instrumen keuangan jangka panjang baik dalam
bentuk utang maupun modal sendiri yang diterbitkan
oleh swasta maupun pemerintah. Instrumen yang
diperdagangkan antara lain saham, obligasi, waran,
right dan berbagai produk turunan (derivatif) seperti
right, waran, obligasi konvertibel, saham dividen,
saham bonus. Pasar modal juga sebagai wadah
bertemunya pihak yang membutuhkan dana (emiten)
dan pihak yang kelebihan dana (investor). Menurut
Bujang (2007: 51) beberapa keuntungan pasar modal,
yaitu: menyediakan sumber pembiayaan jangka
panjang bagi dunia usaha sekaligus memungkinkan
alokasi sumber dana secara optimal, alternatif
investasi yang memberikan potensi keuntungan
dengan risiko yang bisa diperhitungkan melalui
keterbukaan, likuiditas dan diversifikasi investasi,
menciptakan lapangan kerja.
Investor dalam melakukan investasi di pasar
modal tentu mengharapkan keuntungan dalam
bentuk deviden maupun abnormal return namun
kenyataannya terkadang investor juga mengalami
kerugian dalam berinvestasi di pasar modal.
Keuntungan dan kerugian investor dipengaruhi oleh
beberapa faktor, salah satunya oleh kemampuan
analisis investor sebelum memutuskan untuk membeli
saham suatu perusahaan dan menganalisis naik
turunnya harga saham dimasa depan. Harga saham
dapat dipengaruhi oleh informasi yang beredar di
pasar modal, penawaran dan permintaan yang terjadi
di pasar modal dan kegiatan yang dilakukan oleh
perusahaan. Informasi yang beredar akan tercermin
1
Kalbisocio,Volume 4 No. 1 Februari 2017
pada harga saham sehingga menciptakan pasar modal
yang efisien.
Pasar modal efisien adalah kondisi saat harga
saham mencerminkan informasi yang beredar
sehingga sangat tidak mungkin bagi investor untuk
memperkirakan akan memperoleh keuntungan di atas
normal secara berkelanjutan. Pasar modal Indonesia
masuk ke dalam pasar modal efisien namun masih
dalam bentuk lemah, yaitu harga saham di Bursa
Efek Indonesia mencerminakn data historis atau
masa lalu seperti laporan keuangan. Kondisi dalam
pasar modal yang efisien, return saham selama lima
hari perdagangan cenderung sama, meskipun dalam
praktiknya teori ini bertentangan dengan kondisi
pasar di lapangan karena pada kenyataannya terdapat
anomali pasar
Anomali pasar merupakan kondisi menyimpang
dari suatu model atau pola yang terdapat di pasar
modal dan merupakan kejadian yang tidak dapat
diantisipasi dan menyebabkan investor berpeluang
untuk mendapatkan abnormal return. Anomali
pasar dapat berdampak buruk karena kondisi pasar
tidak lagi mencerminkan keadaan yang sebenarnya
terjadi. Beberapa bentuk dari anomali pasar, yaitu
anomali perusahaan (firm anomaly), anomali
musiman (seasonal anomaly), anomali peristiwa
(event anomaly) dan anomali akuntansi (accounting
anomaly). Anomali musiman dibagi ke dalam
beberapa kategori: the day of week effect, Monday
effect, week four week effect, january effect, turn of
the month effect, roglaski effect dan holiday effect.
Monday effect adalah kondisi dimana return
saham menjadi negatif pada hari Senin, sehingga
menimbulkan anggapan bahwa return pada hari Senin
dapat diprediksi sehingga terjadi abnormal return
dalam pasar modal. Sedangkan dalam pasar efisien
seharusnya tidak terjadi return saham yang dapat
diprediksi oleh investor sehingga dapat dimanfaatkan
oleh investor untuk memperoleh keuntungan.
Beberapa hal yang dapat menyebabkan Monday
effect terjadi adalah investor pada hari Senin cenderung
lebih suka untuk menjual sahamnya daripada membeli
saham sehingga terjadi penawaran yang berlebihan
yang menyebabkan harga saham menjadi turun
sehingga return saham menjadi negatif pada hari
Senin. Selain itu kebiasaan emiten yang cenderung
mengeluarkan informasi negatif pada hari Jumat
akan direspon oleh pasar pada hari Senin, hal ini juga
menyebabkan return pada hari Senin tertekan. Faktor
psikologis investor mempunyai pengaruh karena hari
Senin merupakan hari pertama setelah hari libur dan
jauh dari hari libur, hal ini mempengaruhi psikologis
2
investor yang menyebabkan investor menjadi pesimis
di hari Senin. Penelitian mengenai Monday effect
pertama kali dilakukan oleh Fields pada tahun 1931
dan dilanjutkan oleh French tahun 1980. Penelitian
yang dilakukan oleh French menunjukkan adanya
suatu pola imbal hasil di pasar modal dalam suatu
periode tertentu, hal ini ditandai dengan adanya ratarata imbal hasil negatif pada hari senin yang nilainya
lebih kecil dibandingkan dengan hari-hari lain dalam
minggu yang sama.
Setelah penelitian yang dilakukan oleh French,
banyak peneliti lain yang tertarik untuk membahas
mengenai fenomena Monday effect yang antara lain
dilakukan oleh Gibbons dan Hans (1981), Jaffe,
Westerfield dan Ma (1989), Lakonishik dan Maberly
(1990), Abraham dan Ikenberry (1994), Kamara
(1997), Wang, Li dan Ericksen (1997), Mehdian
dan Perry (2001) serta Sun dan Tong (2002) yang
membuktikan bahwa return pada hari Senin negatif
bila dibandingkan dengan hari-hari lain. Lebih lanjut,
Abraham dan Ikenberry (1994) mengemukakan
adanya hubungan antara hari Jumat dengan hari
Senin, hal ini dibuktikan dengan penilitian yang
menunjukan jika return hari Jumat negatif maka 80%
return pada hari Senin akan negatif dan bila return
hari Jumat positif maka 50% return pada hari senin
akan positif.
Penelitian mengenai anomali pasar di pasar
modal Indonesia dilakukan Cahyaningdyah (2005)
yang membuktikan terjadinya day of week effect
pada Bursa Efek Jakarta periode 2001-2003, dimana
return tertinggi terjadi pada hari Jumat (weekend
effect) dan return terendah terjadi pada hari Senin
(Monday effect). Penelitian mengenai Monday effect
hingga saat ini masih menjadi bahan penelitian yang
menarik untuk diteliti karena tidak setiap tahun terjadi
fenomena Monday effect.
Menurut studi yang dilakukan oleh Antariksa
Budileksmana (2005: 491) menyatakan bahwa dengan
periode pengamatan pada return pasar tahun 19992004, pengujian membuktikan bahwa terdapat return
yang negatif secara signifikan pada hari Senin dan
return hari lain adalah positif, atau dengan kata lain
terdapat gejala Monday effect di Bursa Efek Jakarta.
Return pada hari Senin berkorelasi secara positif
terhadap return hari jumat pada minggu sebelumnya.
Menurut Saputro dan Sukirno (2014) dalam
jurnalnya yang berjudul “Day of The Week effect dan
Month of The Year Effect Terhadap Return Indeks
Pasar” menunjukkan bahwa return saham pada
hari Senin merupakan return terendah dibandingkan
dengan return saham pada hari lain.
Daniel, Analisis Fenomena Monday Effect pada Saham...
Return pada hari Senin tidaklah terjadi secara
random dan dapat diprediksi secara sistematis
berdasarkan kondisi pasar pada hari Jumat minggu
sebelumnya. Studi ini juga menyatakan bahwa
munculnya gejala Monday effect tidak stabil dan
bervariasi dari tahun ke tahun sepanjang periode
pengamatan 1999-2004.
Perumusan Masalah: (1) Apakah fenomena
Monday effect terjadi pada Bursa Efek Indonesia
periode 2013-2015?; (2) Apakah fenomena Monday
effect terjadi karena ada hubungannya dengan return
pada hari Jumat?; dan (3) Apakah terdapat perbedaan
yang signifikan antara return hari Senin dengan
return hari selain Senin? Tujuan Penelitian: (1) Untuk
mengetahui apakah fenomena Monday effect terjadi
pada Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015; (2)
Untuk mengetahui apakah fenomena Monday effect
terjadi karena ada hubungannya dengan return
pada hari Jumat; dan (3) Untuk mengetahui apakah
terdapat perbedaan yang signifikan antara return hari
Senin dengan return hari selain Senin.
II. METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan beberapa metode,
berikut akan dijelaskan mengenai metode analisis
data, variabel operasional dan objek penelitian.
1. Variabel Operasional
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan
apakah Monday effect terjadi atau tidak di Bursa
Efek Indonesia. Untuk membuktikannya digunakan
variabel-variabel: (a) Monday effect, Fenomena
Monday effect menyatakan bahwa return saham di
hari Senin adalah negatif. Dimana return saham pada
hari Jumat cenderung mempengaruhi return saham
di hari Senin; (b) Return saham, Return merupakan
total keuntungan atau kerugian dari suatu investasi.
Variabel yang dianalisis dalam penelitian ini adalah
return aktual yaitu realisasi return yang diperoleh
dari selisih penutupan harga saham hari ini dengan
hari sebelumnya; (c) Dependent variabel, Dependent
variabel adalah variabel yang dipengaruhi oleh
variabel lainnya. Dalam penelitian ini, dependet
variabel yang digunakan adalah return saham di hari
Senin yang dipengaruhi oleh return saham di hari
Jumat; dan (d) Independent variabel, Independent
variabel adalah variabel yang mempengaruhi variabel
lainnya. Dalam penelitian ini, independent variabel
yang diguanakan adalah return saham di hari Jumat
yang mempengaruhi return saham di hari Senin.
2. Populasi
Populasi menurut Sugiyono (2012: 117) adalah
“wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam
penelitian ini adalah saham-saham perusahaan yang
masuk ke dalam indeks LQ45 semester pertama dan
semester kedua pada tahun 2013-2015.
Jumlah saham perusahaan yang masuk ke dalam
indeks LQ45 pada tahun 2013 adalah 48 emiten,
sedangkan sebanyak 50 emiten terdaftar dalam
indeks LQ45 pada tahun 2014. Tahun 2015 sebanyak
47 emiten terdaftar dalam indeks LQ45.
3. Sampel
Menurut Sugiyono (2012: 118) sampel adalah
“sebagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi”. Teknik yang digunakan
dalam penentuan sampel adalah purposive sampling
technique yaitu pemilihan sampel dengan menetapkan
syarat yang sesuai untuk dijadikan sampel. Syarat
yang ditetapkan untuk pemilihan sampel dalam
penelitian adalah saham-saham perusahaan yang
terdaftar dalam indeks LQ45 selama dua semester
pada tahun 2013-2015. Syarat tersebut ditetapkan
karena saham yang bertahan selama dua semester di
indeks LQ45 adalah saham yang menggambarkan
indeks LQ45 selama satu tahun.
Jumlah perusahaan yang ditetapkan sebagai
sampel pada tahun 2013 adalah 42 emiten. Sebanyak
40 emiten diambil sebagai sampel pada tahun 2014.
Tahun 2015 terdapat 43 emiten yang dijadikan sampel
dalam penelitian.
4. Standar Pengujian
Penelitian ini menggunakan beberapa standar
pengujian, adapun pengujian yang dilakukan adalah
uji normalitas dan uji homogenitas: (a) Uji Normalitas,
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah
populasi data berdistribusi normal atau tidak.
Penelitian ini menggunakan metode parametrik,
sehingga data yang ada harus lulus uji normalistas.
Hasil perhitungan uji normalitas harus lebih besar
dari 0,05; dan (b) Uji Homogenitas, Uji homogenitas
digunakan untuk mengetahui apakah beberapa varian
populasi adalah sama atau tidak. Uji homogenitas
dilakukan sebagai prasyarat dalam analisis Analisis
of Varian (ANOVA) dan korelasi. Kriteria yang
diguanakan adalah jika nilai signifikasi lebih besar
dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa varian dari dua
atau lebih, adalah sama.
3
Kalbisocio,Volume 4 No. 1 Februari 2017
5. Cara Pengujian
c. Uji Korelasi
Pengujian dalam penelitian ini menggunakan
beberapa cara dan adapun cara pengujian yang
dilakukan adalah actual return saham, Analysis of
Variance (ANOVA), Paired Sample T-test dan uji
korelasi.
Uji korelasi merupakan uji untuk mengetahui
apakah terdapat hubungan yang signifikan antara dua
variabel. Terdapat dua aspek dalam korelasi, yaitu
apakah data sampel yang ada menyediakan bukti
cukup bahwa ada kaitan antara variabel-variabel
dalam populasi asal sampel. Yang kedua, seberapa
kuat hubungan kedua variable bila terdapat hubungan
antara kedua variabel.
a. Actual Return Saham
Analisis
pengujian
data-data
yang
diperoleh, menggunakan rumus return saham
untuk hari Senin dan hari-hari lainnya. Rumus
yang digunakan adalah
pricet − pricet −1
pricet −1
Dimana :
R
e turn =
Dimana:
pricet: harga saham pada periode t, yaitu harga
penutupan saham pada hari yang dihitung
pricet-1: harga saham pada periode t-1, yaitu harga
saham penutupan pada hari sebelum hari yang
dihitung
Rumus tersebut digunakan untuk menghitung
return saham pada hari Senin hingga Jumat. Untuk
mendapatkan rata-rata return harian saham, return
saham masing-masing hari dijumlahkan dan dibagi
dengan jumlah hari pada tahun tertentu dan dibagi
dengan jumlah saham perusahaan.
b. ANOVA
Uji ANOVA merupakan suatu metode analisis
statistik untuk menguji kesamaan lebih dari dua ratarata sampel atau dapat digunakan untuk uji perbedaan
variabel dependent dengan variabel independent yang
digunakan lebih dari dua. Pengujian menggunakan
distribusi F.
Untuk penelitian apakah terjadi Monday effect
pada periode 2013-2015, dilakukan dengan cara uji
hipotesis :
H0 : µsn = µsl = µrb = µkm = µjm
H1 : µsn ≠ µsl ≠ µrb ≠ µkm ≠ µjm
Dengan α yang digunakan sebesar 5%, apabila
hasilnya Fhitung ≤ F0,05,df1,df2 atau prob > α artinya H0
diterima yang artinya tidak terjadi fenomena Monday
effect pada periode yang dihitung pada saham-saham
yang berada di LQ 45 yang artinya tidak ada perbedaan
return saham pada hari Senin dengan hari lainnya.
Sedangkan apabila hasilnya Fhitung > F0,05,df1,df2 atau
prob < α artinya H1 diterima yang berarti fenomena
Monday effect terjadi yang artinya terdapat perbedaan
retun pada hari Senin dibandingkan dengan hari-hari
yang lainnya.
4
d. Paired Sample T-test
Uji beda digunakan untuk mengetahui ada atau
tidaknya perbedaan rata-rata antara dua kelompok
sampel yang berpasangan. Masksudnya adalah
sebuah sampel tetapi mengalami dua perlakuan yang
berbeda.
Syarat dalam uji beda ini adalah apabila nilai
sig > 0,05 dan Ttabel > Thitung maka H0 diterima dan
H1 ditolak. H1 diterima dan H0 diterima nilai sig <
0,05 dan Ttabel < Thitung dimana lambang negatif pada
hasil Thitung diabaikan karena hanya menggambarkan
keberadaan hasil apakah di sisi kiri atau kanan
e. Hipotesis Penelitian
Hipotesis untuk mengetahui Monday Effect
terjadi di Bursa Efek Indonesia adalah:
H0: tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara rata-rata return hari Senin dengan hari-hari
lainnya yang artinya tidak terjadi Monday effect di
LQ45
H1: terdapat perbedaan yang signifikan antara
rata-rata return hari Senin dengan hari-hari lainnya
yang artinya Monday effect terjadi di LQ 45
untuk menguji terdapat perbedaan return
yang signifikan menggunaka Paired Sample T-Test,
diajukan hipotesis :
H0: tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara rata-rata return hari Senin dengan hari-hari
lainnya yang artinya tidak terjadi Monday effect di
LQ45
H1 : terdapat perbedaan yang signifikan antara ratarata return hari Senin dengan hari-hari lainnya
yang artinya Monday effect terjadi di LQ 45
sedangkan untuk menguji apakah terdapat
hubungan antara return hari Jumat dengan return
hari Senin, diajuka hipotesis :
H0: tidak terdapat hubungan antara return hari
Jumat dengan return hariSenin
H1: terdapat hubungan antara return hari Jumat
dengan return hari Senin.
Daniel, Analisis Fenomena Monday Effect pada Saham...
B. Landasan Teoritis
Penelitian ini berlandaskan pada dua teori besar
yaitu teori pasar modal efisien dan anomali pasar.
1. Pasar Modal Efisien
Menurut Bujang (2007: 70) pasar disebut
efisien jika terdapat informasi yang merata dan dapat
dipergunakan untuk mengambil keputusan membeli
dan atau menjual efek, sedangkan Manurung (2012:
50-51) mendefinisikan pasar efisien adalah pasar yang
mempunyai transaksi likuid untuk saham-saham dan
biaya yang berlaku sangat murah.
Ciri-ciri pasar yang efisien: Nilai investasi atau
harga saham adalah present value dari future value
atau prospek bisnis sang emiten; Imbal balik dari
investasi adalah laba yang normal (normal rate of
return); Setiap analisis atau informasi terbaru akan
tercermin secara cepat dalam nilai investasi atau
harga pasar saham; Dampak dari perubahan tersebut
dapat bernada negatif atau positif; dan Perubahan
harga yang terjadi bersifat acak (random walk)
Menurut Bodie (2014: 235) pasar modal yang
efisien dibedakan ke dalam tiga jenis: Pasar efisien
bentuk lemah (weak-form EMH): hipotesis yang
menyatakan bahwa harga saham mencerminkan
semua informasi yang berasal dari historis
perdagangan sebelumnya. Karena harga saham
mencerminkan informasi masa lalu, sehingga
para investor tidak dapat memperoleh keuntungan
lebih besar jika menggunakan data harga saham
masa lalu untuk memprediksi harga saham di
masa akan datang. Analisis harga saham dengan
menggunakan data pasar historis dikenal dengan
analisis teknikal (technical analysis); Pasar efisien
bentuk setengah kuat (semistrong-form EMH): harga
saham telaj mencerminkan seluruh informasi yang
dipublikasikan. Artinya selain merupakan cerminan
harga saham historis, harga yang tercipta juga terjadi
karena infromasi yang tersedia di pasar, termasuk
informasi yang berasal dari laporan keuangan dan
infromasi lainnya sebagaimana diwajibkan oleh
peraturan. Oleh karena itu, investor yang akan
melakukan tindakan setelah suatu informasi baru
dipublikasikan tidak dapat mengharapkan keuntungan
di atas rata-rata karena harga telah mencerminkan
pengaruh dari infromasi tersebut. Investor yang
melakukan analisis dengan menggunakan informasi
yang berasal dari laporan keuangan atau sumber
lainnya untuk mengidentifikasi harga saham disebut
analisis fundamental (fundamental analysis); dan
Pasar efisien bentuk kuat (strong-form EMH):
harga saham telah mencerminkan seluruh infromasi
yang relevan, baik informasi yang dipublikasikan
(public information) maupun informasi yang tidak
dipublikasikan (private information), artinya harga
saham telah mencerminkan semua informasi yang
relevan, termasuk informasi yang tersedia hanya
untuk pihak internal perusahaan ataupun kelompok
tertentu.
2. Anomali Pasar
Anomali menurut Jones (2009: 329)
didefinisikan sebagai suatu penyimpangan dari suatu
aturan atau model. Anomali pasar ini berlawanan
dengan apa yang diharapkan di dalam sutau pasar
yang efisien dan mendasari pengecualian dari efisiensi
efisiensi pasar.
Jenis-jenis anomali menurut Hartono (2015:
431): (a) Anomali Size Effect, Adalah kecenderungan
saham-saham perusahaan kecil mempunyai return
lebih tinggi dibandingkan dengan saham-saham
perusahaan besar. Perbedaan ukuran perusahaan
menyebabkan perbedaan pada pubikasi laporan
keuangan. Adanya perbedaan publikasi laporan
keuangan menjadi salah satu pemicu terjadinya
market overreaction, sehingga antisipasi pasar belum
tentu sama untuk berbagai ukuran perusahaan; dan
(b) Anomali Kalender, Adalah anomali yang terjadi
karena efek hari dan pergantian bulan tertentu yang
berpengaruh terhadap perdagangan pasar modal.
Secara umum, anomali kalender terdiri dari: (1)
Anomali bulan Januari (January Effect), Adalah
sebuah anomali dimana return di bulan Januari lebih
besar daripada bulan-bulan lainnya, dan ini biasanya
terjadi pada saham- saham yang nilainya kecil (small
stock). Hal ini terjadi dikarenakan investor akan
cenderung mencari saham yang harganya telah jatuh
pada akhir Desember tahun sebelumnya. Kejatuhan
harga-harga saham di akhir tahun terjadi karena para
investor menjual saham untuk membukukan kerugian
dan mengurangi kewajiban pajak; (2) Anomali pada
peralihan bulan (Turn off the Month Effect), Adalah
sebuah anomali dimana kenaikan rata-rata harga
saham sekitar peralihan bulan libur lebih tinggi
daripada kenaikan rata-rata harga saham sebelum
sebulan penuh (tidak termasuk peralihan bulan).
Menurut Barone (1989) seperti dikutip dalam Bahadur
(2005), salah satu hipotesis yang dapat menjelaskan
adanya anomali ini adalah liquidity trading yaitu
permintaan terhadap sekuritas di pasar oleh investor
individual yang mengalami kenaikan pada akhir
bulan dikarenakan investor memperoleh pembayaran
gaji yang kemudian diinvestasikan dengan membeli
sekuritas di pasar; dan (3) Anomali pada akhir
5
Kalbisocio,Volume 4 No. 1 Februari 2017
Desember, Adalah sebuah anomali dimana rata-rata
return saham pada setengah bulan kedua (tanggal 1531) dari bulan Desember cenderung tinggi. Anomali
pada akhir Desember menggambarkan adanya
peningkatan volume perdagangan dan harga saham
pada akhir bulan Desember dan pada dua minggu
pertama di bulan Januari. Fenomena ini diteliti oleh
Keim (1983) yang menunjukkan adanya imbal hasil
abnormal pada saham perusahaan kecil pada dua
minggu pertama di bulan Januari.
3. Monday Effect
Menurut Jones (2009: 320) Monday effect
merupakan salah satu fenomena dalam pasar modal
internasional yang terdapat perbedaan return pada
hari Senin dibanding dengan hari-hari lainnya.
Sedangkan menurut Reilly dan Brown (2011: 158),
analisis tentang Monday effect menyatakan bahwa
return pada hari senin secara signifikan negatif
dibandingkan dengan rata-rata return hari lain.
Menurut Damodaran (2012: 141-142) Monday
effect adalah fenomena return yang bertahan dalam
periode yang lama dan terjadi dalam beberapa
pasar internasional. Monday effect menunjukkan
perdeaan antara return hari Senin dengan hari-hari
lainnya. Monday effect juga berpengaruh lebih buruk
bagi perusahaan kecil dibandingan efeknya pada
perusahaan besar. Menurut Hartono (2015: 431)
Monday effect merupakan salah satu bagian dari
anomali kalender. Anomali kalender adalah anomali
yang terjadi karena efek hari dan pergantian bulan
tertenatu yang berpengaruh terhadap pasar modal.
Beberapa alasan yang mengakibatkan terjadinya
fenomena Monday effect. Pertama, fenomena ini
disebabkan adanya aksi profit taking yang dilakukan
oleh investor pada hari jumat minggu sebelumnya.
Alasan lainnya adalah pada umumnya perusahaan
yang ingin menyampaikan berita buruk akan
menunggu waktu yang tepat, yakni pada akhir pekan.
Tujuan perusahaan menyampaikan berita buruk di
akhir pekan adalah agar investor dapat mengevaluasi
berita tersebut selama hari libur bursa (Sabtu dan
Minggu) dan perusahaan berharap investor tidak
panik terhadap penyampaian berita tersebut.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bagian ini, akan dijelaskan mengenai hasil
perhitungan yang dilakukan.
1. Rata-Rata Return harian
Pertama-tama dilakukan perhitungan rata-rata
return harian perusahaan pada tahun 2013-2015
6
untuk mengetahui hari terjadinya return terendah
pada tahun 2013-2015
Tabel 8 uji
Tabel 1 Rata-rata return harian
Tabel 1 Rata-rata return harian
2013
Mean
2014
Mean
2015
Mean
Senin
-.230
Senin
.028
Senin
-.592
Selasa
-.052
Selasa
.062
Selasa
.110
Rabu
.222
Rabu
.394
Rabu
-.006
Kamis
-.016
Kamis
.039
Kamis
.204
Jumat
-.063
Jumat
.094
Jumat
.033
Hasil perhitungan rata-rata return per hari
Tabel1 2Rata-rata
uji normalitas
2013
Tabel
return
harian
ditunjukkan
olehreturn
Tabel
1 bahwa hari Senin adalah
Tabel 1 Rata-rata
harian
hari
terjadinya
return
terendah
padaKamis
tahun 2013-2015.
2013
Senin return
Selasa
Rabu
Jumat
Tabel
1 Rata-rata
harianRabu
Tahun
2013
Kolmogorov-Smirnov
2013
Senin
Selasa
Kamis Jumat
Pada
tahun
2013
rata-rata
return
hari
Senin
Mean
-.230
-.052
.222
-.016
-.063adalah
Mean -.230
-.052
-.016Sig. -.063
Statistic .222
Df
2014
Kamis
2013
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
-.230
yang
merupakan
return
terendah
dibanding
2014
Selasa
Rabu
Jumat hari
Senin Senin
,106
42 Kamis
,200(*)
Mean
-.230
-.052
.222
-.016
-.063
.028
.062
.394
.039
.094
lainnya.
Tahun
terendah
terjadi.094
pada hari
Mean
.028 2014
.062return.394
.039
selain
Senin
,090
42
,200(*)
2014
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
2015
2015dengan
Seninnilai
Selasa
Rabu 2015
Kamis
Jumat
Senin
.028.
Tahun
rata-rata
return
Jumat .028
Mean
.062
.394
.039
.094
,078
42 .204
-.592
.110
-.006
.204 ,200(*)
.033
Mean
-.592
.110
-.006
.033
terendah
juga terjadi
padaRabu
hari Senin
2015 Senin
Selasa
Kamis dengan
Jumat nilai
-0.592.
Mean -.592
.110
-.006 .204
.033
Tabel 2 uji normalitas 2013
Tabel2 3ujiujinormalitas
normalitas2013
2014
2.Tabel
Uji
Normalitas
Tabel
uji
normalitas
2013
Tahun
2013
Kolmogorov-Smirnov
Tahun
2014
Kolmogorov-Smirnov
Tabel
2 2Uji
normalitas
2013
Tahun
2013
Kolmogorov-Smirnov
Tahun
2013
Senin
Senin
Senin
selain
Senin
selainSenin
Senin
selain
Senin
Jumat
Jumat
Jumat
selain Senin
Statistic
DfDf
Statistic Df
Statistic
Kolmogorov-Smirnov
,106
42
,096
4
,106
42
Statistic
Df
,090
42
,69
,090
4240
,106
42
,078
42
,104
40
,078
42
,090
42
Jumat
,078 2015 42
Tabel 4 uji normalitas
Tabel 33 uji
uji normalitas
normalitas 2014
2014
Tabel
Sig.
Sig.
Sig.
,200(*)
,200(*)
,200(*)
Sig.
,200(*)
,200(*)
,200(*)
,200(*)
,200(*)
,200(*)
,200(*)
,200(*)
Tahun 2015
Kolmogorov-Smirnov
Tabel
3 2014
uji normalitas
2014
Tahun
Kolmogorov-Smirnov
Statistic
Df
Sig.
Tahun 2014
Kolmogorov-Smirnov
Statistic
Df
Sig.
Senin
,83
,200(*)
Statistic
Df43
Sig.
Tahun
2014
Kolmogorov-Smirnov
Senin
,096
4
,200(*)
selain Senin ,096
,101
43
,200(*)
Senin
4
,200(*)
Statistic
Df
Sig.
selain
Senin
,69
40
,200(*)
Jumat
,081
,200(*)
selain Senin
,69
4043
,200(*)
Senin
,096
440
,200(*)
Jumat
,104
,200(*)
Jumat
,104
40
,200(*)
selain Senin
,69
40
,200(*)
,104
40
,200(*)
Tabel
uji normalitas
2015
df2
Sig.
Tahun4df1
2015
Kolmogorov-Smirnov
Tahun
2015
Kolmogorov-Smirnov
Statistic
Df ,305 Sig.
Sig.
26
16
Statistic
Df
Tahun
2015
Kolmogorov-Smirnov
Senin
,83
43
,200(*)
Senin
,83
43
,200(*)
Statistic
Df
Sig.
selain
Senin
,101
43
,200(*)
Tabel
6
uji
homogenitas
2014
selain Senin
,101
43
,200(*)
Senin
,83
43
,200(*)
Jumat
,081
43
,200(*)
Jumat
,081
43
,200(*)
selain df1
Senin
,101 df2
43
Sig.,200(*)
Jumat
Hasil
1
uji normalitas
data
akan dilakukan
,081 40
43 yang
,135 ,200(*)
untuk
ANOVA,
korelasi
Tabeluji
uji
homogenitas
2013 dan uji beda menunjukkan
Tabel
55 uji
homogenitas
2013
hasil
sig7 uji
lebih
besar dari
Tabel
homogenitas
2015 0,05 yang berarti data
df1
df2
Sig.
Tabel
5
uji
homogenitas
2013
berdistribusi
normal
digunakan terlihat
df1
df2 dan dapatSig.
df1
df2
Sig.
pada Tabel
2,
3
dan
4.
26
16
,305
df1
df2
Sig.
2626
1617
3. Uji Homogenitas
26
16
,305
,155
Tabel 66 uji
uji homogenitas
homogenitas 2014
2014
Tabel
,305
40 2015
Tabel 1
uji homogenitas
homogenitas
Tabel
77 uji
2015
,135
df1
df22015
Tabeldf1
7 uji homogenitas
df2
26
17
Sig.
Sig.
,155
Total
Tabel 88 uji
uji A
A
Tabel
Tabel 8 uji D
A
Tabel 10 D
u
Total
Total
44
D
Total
4
Total
Tabel
9
uji
A
Tabel 9 uji A
Tabel9 11
U
D
Tabel
ujiD
A
Total
4
Total
2013 4D
Senin 4
Total
Jumat
Tabel 3 Uji normalitas 2014
Jumat
Tabel 9 uji
Tabel 10
10 uji
uji
Tabel
,200(*)
Tabel
4 5uji
uji
normalitas
2015
Tabel
uji
homogenitas
2013
Tabel
normalitas
2015
Tabel
4 4Uji
normalitas
2015
Total
Setelah lolos uji normalitas, uji data dilanjutkan
df1
df22014Hasil uji
Sig.homogenitas data
Tabel
6uji
uji homogenitas
dengandf1
homogenitas.
df2
Sig.
1
40
,135
yang akan
korelasi dan 1
1 dilakukan
40untuk uji ANOVA,
,135
df1
df2
Sig.
Tabel 10 ujiD
Tabel 12 D
U
Total
Total
44
D
2013
Total
4
Tabel
11 Uj
Uj
Senin
Tabel
11
Jumat
201311 Uj
Tabel
2013
Senin
Tabel 13 U
Senin
2013
Jumat
Jumat
Senin
2013
Jumat
Senin
Tabel
12 Uj
Uj
Jumat
Tabel
12
2013
Tabel
2013
Tabel124 Uj
Uj
Senin
Senin
2013
Jumat
2013
Jumat
SeninSenin
Jumat
Tabel 13
13 Uj
Uj
S
Tabel
201313 Uj
Tabel
2013
Tabel 15 U
Senin
Senin
2013
Jumat
Jumat
2014
Senin
Senin
Jumat
Tabel
Uji
Tabel 44 Uji
S
Tabel
20134 Uji
2013
Tabel
16
SeninSeninSe
2013 Sen
2014
SeninSenin
Se
Tabel 15
15 Uj
Uj
S
Tabel
Tabel
201415 Uj
2014
SeninSeninSe
2014 Sen
SeninSe
Tabel 16
Tabel 16 U
Tabel
2014 16 U
2014
SeninSenin2014 Se
Tabel
uji-.592
normalitas
2015
Mean
.110
Tabel
44 uji
normalitas
2015
-.006
.204
.033
Df
F
Tabel
13 Uji
Uji Korelasi
Korelasi 2015
2015
Total
Tabel
13
40
2,961
Tahun 2015
2015
Kolmogorov-Smirnov
Tahun
Kolmogorov-Smirnov
Tabel 2 uji normalitas
2013 Df
Statistic
Sig.
Statistic
Df
Sig.
Senin
,83
43
,200(*)
Senin
,83
43
,200(*)
Tahun
2013
Kolmogorov-Smirnov
selain
Senin
ujiselain
beda Senin
menunjukkan
sig lebih ,200(*)
besar
,200(*)dari 0,05
,101 hasil 43
43
,101
Statistic
Df
Sig.dan dapat
Jumat
,081
43
,200(*)
yang
berarti
data
lolos
uji
Homogenitas
Jumat
,081
,200(*)
Tabel 1 Rata-rata
return harian43
Senin
,106
42
,200(*)
digunakan dalam penelitian seperti pada
Tabel 5, 6,
.
0(*)
0(*)
0(*)
(*)
(*)
(*)
.
0(*)
0(*)
0(*)
Sig.
,045
pada Saham...
2013 Daniel, Analisis Fenomena
Senin Monday Effect
Jumat
2013
Senin
Jumat
Senin
,036
Senin
11
,036
Tabel 10 uji ANOVA 2015
Jumat
,036
Tabel
10 Uji ANOVA 2015
Jumat
,036
11
Tabel 8 uji ANOVA 2013
Sig.
Df
F
Ftabel
Tabel 44 Uji
Uji Beda
Beda 2013
2013
Tabel
Sig.
Df
F2,635
F2,218
Total
,048
tabel
43
Total
,035
42
2,474
2,400
2013
df
Sig. (2-tailed)
(2-tailed)
2013
tt
df
Tabel
10Korelasi
menunjukkan
HasilSig.
perhitungan
uji
Tabel
11
Uji
2013
Senin-Selain
Tabel
8 uji ANOVA 2013
Senin-Selain
ANOVA
tahun
2015
menunjukkan
hasil
F
lebih
-2,031
41
,049
Senin
hitung
-2,031
41
,049
Senin
2013
Senin
Jumat
Tabel
9 uji
ANOVA
2014
besar
dari
Ftabel
,
yaitu
2,635
>2,218
dan
sig
lebih
kecil
Sig.
Df
F
Ftabel
1
-,294
dariSenin
nilai
0,05
yang
menandakan
H
diterima,
yaitu
Total
,035
2,474
2,400 1
Tabel 15
15 Uji
Uji42
Beda 2014
2014
Tabel
Beda
Df
F -,294 Ftabel
Jumat
1Sig.Indonesia
terjadi
Monday
Effect
pada Bursa Efek
Total
,045
40
2,961
2,582
tahun
2015.
2014
df
Sig. (2-tailed)
(2-tailed)
Tabel 8 uji ANOVA 2013
2014
tt
df
Sig.
Tabel
9 uji ANOVA 2014
Senin-Selain
Senin-Selain
Tabel
12 Uji Korelasi 2014
39
,024
39
,024
5. Uji
Korelasi
Senin
-2,342
Senin
-2,342
Sig.
Df
F
F
tabel
Tabel 10 ujiDfANOVAF2015
Sig.
Ftabel
Uji korelasi
dilakukan
Total
,035 apakah
2013
Seninuntuk
Jumat
42
2,474
2,400mengetahui
Total16 Uji
,045
40 Beda 2,961
2,582
Tabel
20151return
Tabel
Uji
Beda
2015
Sig. dengan
terdapat
korelasi
antara
hari
Senin
Senin16
,363
Df
F
Ftabel
selain
Senin
Senin ,090
Selasa
dan 2013
7.
Jumat
-.063
Jumat
.094
Jumat
Jumat
.033
-.063
Jumat
.094
Jumat
.033
Ftabel
2,582
Rabu
Kamis
42
,200(*)Jumat
Mean
-.230
-.052
.222
-.016
Jumat
Tabel 55 uji
uji homogenitas
homogenitas
2013 42
,078 2013
,200(*)-.063
Tabel
Tabel
5 uji homogenitas
2013 Rabu Kamis Jumat
2014
Senin Selasa
Tabel
return
Mean
.028
.062
.094
df11 Rata-rata
df2 harian.394 Sig.
Sig..039
df1
df2
2015 Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
Tabel
normalitas
263 uji
162014 Rabu
,305Kamis
2013
Senin
Selasa
Jumat
Mean
-.592
.110
-.006
.204
.033
26
16
,305
Mean -.230
-.052
.222
-.016
-.063
Tahun
2014
Kolmogorov-Smirnov
2014
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
Tabel 66 uji
uji homogenitas
homogenitas 2014
2014
Tabel
Tabel
6 uji homogenitas
2014 .394
Mean
.028 Statistic
.062
.039
Df
Sig. .094
Tabel 2 uji normalitas 2013
Tabel
1
Rata-rata
return
harian
2015
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
df1
df2
Sig.
Senin
,096
4 Sig. ,200(*)Jumat
df1
df2
Mean
-.592
.110
-.006
1 Senin
40
,135.204,200(*).033
selain
,69
40 ,135
Tahun
40
20131 2013
Senin Kolmogorov-Smirnov
Selasa
Rabu
Kamis Jumat
Jumat -.230 Statistic
,104
40
,200(*)-.063
Mean
-.052
.222
-.016
Df
Sig.
Tabel
7
uji
homogenitas
2015
Tabel
7
uji
homogenitas
2015
2014
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Tabel
2015 42
Senin
,106 2013
,200(*)Jumat
Tabel7 2ujiujihomogenitas
normalitas
Jumat
,363
1,048
return
hari 43
Jumat. Hasil
perhitungannya
pada Tabel
Total
2,635
2,218
Mean
.028
.062
.394
.039
Tabel
4
uji
normalitas
2015
2014
df
Sig. (2-tailed)
(2-tailed)
selain Senin
,090
42 Sig. ,200(*).094
2014
tt
df
Sig.
Tabel
9 uji ANOVA 2014
df1
df2
11
adalah:
df1 Senin Selasa
df2
2015
RabuSig.Kamis Jumat
Senin-Selain
Tabel
10
2015
Jumat
Senin-Selain
Tabel
13 uji
UjiANOVA
Korelasi-9,181
2015
,078
42 ,155 ,200(*)
Tahun
2013
Kolmogorov-Smirnov
42
,044
Tabel
11
Uji
Korelasi
2013
26
17
Senin
Mean
-.592
.110
-.006
.033
-9,181
42
,044
26 2015
17
,155.204
Tahun
Kolmogorov-Smirnov
Senin
Tabel 11 Uji
Korelasi
2013
Sig.
Df
F
F
tabel
Statistic
Df
Sig.
Sig.
Df
F Senin Ftabel
2013
Jumat
Statistic
Df
Sig.
Total
,045
40
2,961
2013
Senin 2,582 Jumat
Senin
,106
42
,200(*)
Total
,048
43
2,6351
2,218
Senin3 uji normalitas
Senin
,036
,83
43
,200(*)
Tabel
2014
Senin
1
-,294
selain
4. Uji
ANOVA
,090 2013 42
,200(*)
Tabel
2Senin
uji normalitas
Jumat
,036
selain Senin
,101
43
,200(*)
Jumat
-,294
11
Jumat
,078 sebesar
42 5%, apabila
,200(*)hasilnya
Tabel
11
Uji
Korelasi
2013
α
yang
digunakan
Jumat
Tabel 10 uji ANOVA 2015
,081
43
,200(*)
Tahun
Kolmogorov-Smirnov
Tahun 2014
2013
Kolmogorov-Smirnov
11
Tabel
4 Ujiuji
Beda
2013 menunjukkan hasil korelasi
Fhitung
≤ F0,05,df1,df2
atau
prob
>
α
artinya
H
diterima
Hasil
korelasi
0
Statistic
Df
Sig.
2013
Senin
Jumat
Statistic
Df
Sig.
yangSenin
artinya tidak,096
terjadi fenomena Monday
effect -0,294
Df
Ftabel returnSig.
Tabelyang
12 Uji
KorelasiF
2014
berarti
korelasi
antara
hari Jumat
,200(*)
Tabel 3 uji normalitas
Senin
Senin
1
-,294
,106 2014 4
42
,200(*)
2013
t
df
Sig.
(2-tailed)
Total
,048
padaselain
periode
yang
dihitung
pada
saham-saham
yang
43
2,635
2,218
Tabel 5 uji homogenitas
2013 40
dengan
return hari Senin
adalah negatif.1Hal ini juga
,69
,200(*)
Jumat
-,294
selain Senin
Senin
,090
42
,200(*)
2013Senin-Selain
Senin
Jumat ,049
berada
di
LQ
45
yang
artinya
tidak
ada
perbedaan
-2,031
41 Jumat meningkat
menunjukkan
bahwa
jika
return
hari
Jumat
Senin
,104
40
,200(*)
Tahun
2014
Kolmogorov-Smirnov
Jumat
,078df2
42 Sig. ,200(*)
df1
Senin
1
,363
Tabel
11 Ujipada
Korelasi
return saham pada hari Senin dengan hari lainnya. maka
return
hari2013
Senin akan menurun.
Statistic
Df
Sig.
Jumat
,363
1
Sedangkan
hasilnya
> F
atau
,305
Tabel
12 Uji
Korelasi
2014
Tabel 26
4 ujiapabila
normalitas
2015 4Fhitung
Senin
0,05,df1,df2
,09616
,200(*)
Tabel
Beda 2014
Tabel
12 15
UjiUji
Korelasi
2014
2013
Senin
Jumat
probselain
< α artinya
H,69
diterima
yang berarti
fenomena
1
,200(*)
Tabel 13 Uji Korelasi 20151
Tabel 3Senin
uji normalitas
2014 40
Senin
-,294
2013
Senin
Jumat
Tabel
6
uji
homogenitas
2014
Tahun
2015terjadi
Kolmogorov-Smirnov
Monday
perbedaan
Jumateffect
,104yang artinya
40 terdapat
,200(*)
2014
t
df
Sig.1(2-tailed)
Jumat
-,294
Senin
1
,363
2013Senin-Selain Senin
Jumat
retun
yang2014
signifikan
pada hari
dibandingkan
Statistic
Df Senin Sig.
Tahun
Kolmogorov-Smirnov
df1
df2
Sig.
39
,024
Jumat
,363
1
-2,342
Senin
Senin Senin
1
,036
dengan
lainnya.
,83
,200(*)
Tabelhari-hari
4 uji normalitas
2015 43
Statistic
Df
Sig.
1Senin
40
,135
Jumat
,036
1
selain
,101
43
,200(*)
Tabel
12 Uji12
Korelasi
2014
Senin
Tabel
menunjukkan
hasil korelasi
antara
,096
4
,200(*)
Tabel
8 Uji
ANOVA
2013
Tabel
13 Uji Korelasi
2015
Tabel
8 uji
ANOVA
2013
Tabel
16
Uji
Beda
2015
Jumat
,081
43
,200(*)
Tahun Senin
2015
Kolmogorov-Smirnov
selain
return
hari Senin dengan return hari Jumat dengan
,69
,200(*)
Tabel
2015 40
Tabel 4 Uji Beda 2013 Senin
2013
Jumat
7 uji homogenitas
Sig.
20130,363 yang berarti
Senin terdapat korelasi
Jumat positif
Jumat Df
Statistic
Dftabel
Sig.
F
F
,104
40
,200(*)
angka
2014
t1
df
Sig.
(2-tailed)
Senin
Senindf1 42
Senin
1 hari Senin ,363
,036
Total
,035
,832,474
43 Sig. ,200(*)
df2
2,400
yang
lemah
antara
return
dengan
return
2013
t
df
Sig.
(2-tailed)
Senin-Selain
Jumat
,363
11
Tabel
54Senin
uji
2013 43
Jumat
,036
selain
-9,181
42
,044
,10117
Tabel 26
uji homogenitas
normalitas
2015
,155 ,200(*)
Senin
hari
jumat.
Senin-Selain
Tabel
8 uji ANOVA
2013
Tabel
8 menunjukkan
Tahun
2013,200(*)
uji ANOVA
-2,031
41
,049
Jumat
Senin
,081
43
Tabel
13
Uji
Korelasi2015
2015
df1
df2
Sig.
Tabel
13
Uji
Korelasi
Tabel
4
Uji
Beda
2013
menunjukkan
hasil
F
lebih
besar
dari
F
,
yaitu
Tabel
9 uji
ANOVA
2014
Tahun
2015
Kolmogorov-Smirnov
hitung
Sig. tabel
Df
F
Ftabel
2,474>2,400
dan Statistic
sig16lebih Df
kecil
0,05 yang
26
,305dari
2013
Senin
Jumat
Sig.
Tabel
Total
,035
42
2,474
2,400
201315 Uji Beda 2014 t
df
Sig. (2-tailed)
Sig. Effect
DfH
F
Ftabel
menandakan
diterima,
yaitu
terjadi
Monday
Tabel
5
uji
homogenitas
2013
Senin
Senin
1
,036
,83
43
,200(*)
1
Senin-Selain
Total
40homogenitas
2,961
2,5822013 ,045
Tabel
6Senin
uji
2014tahun
1
padaselain
Bursa
Efek
Indonesia
Jumat
,036
-2,031
41
,049
,101
43
,200(*)
2014 Senin
t
df
Sig.1(2-tailed)
df1
df2
Sig.
Jumat
Senin-Selain
,081
43 Sig. ,200(*)
Tabel
ujiANOVA
ANOVA2014
2014
Tabel
9 9uji
df1
df2
39 perhitungan
,024
Tabel
4 Uji
Beda
2013 -2,342 Hasil
Tabel
13
menunjukkan
yang
Senin
26
16
,305
Tabel
15
Uji
Beda
2014
Tabel 10
uji
ANOVA
2015
1
40
,135
dilakukan menunjukkan hasil 0,036. Hal ini berarti
Sig.
Df
F
Ftabel
2013hari
t
df
Sig. yang
(2-tailed)
Tabel
16 Uji
Beda
2015
return
Jumat
memiliki
hubungan
positif
Total
,045
Tabel 56 uji
homogenitas
2014
40
2,9612013 2,582
Sig.
F
2014
t
df
Sig. (2-tailed)
Senin-Selain
Tabel 7 ujiDfhomogenitas
2015 Ftabel
yang lemah
terhadap-2,031
return hari
pada
41 Senin yaitu
,049
Total
Senin-Selain
Senin
2,635
2,218Sig. ,048
,024
df1 43
df2
2014
t
df39 Sig. (2-tailed)
Tabel
9
menunjukkan
Hasil
perhitungan
uji
tahun
2015.
Senin
-2,342
df1
df2
Sig.
Senin-Selain
1tahun
40
,135hasil F
Tabel 1026
uji ANOVA
2015
ANOVA
2014
menunjukkan
lebih
-9,181
42
,044
16
,305
hitung
17
,155
Tabel 11 Uji Korelasi 2013
Tabel
15Senin
Uji Beda 2014
Beda
besar dari Ftabel, yaitu 2,961 >2,582 dan sig lebih kecil 6. Uji
Tabel
16 Uji Beda 2015
Sig.
Tabel
uji
2015 Ftabel H Jumat
Df homogenitas
F menandakan
dari2013
nilai760,05
yang
diterima, yaitu
Uji Beda (Paired Sample T-Test) dilakukan
Senin
Tabel
uji
homogenitas
2014
1
2014
t
df
Sig. (2-tailed)
Total
,048
43
2,635
2,218
2014
Sig. (2-tailed)
SeninMonday
1
-,294Indonesia untuk mengetahui
terjadi
Effect
pada
Bursa
Efek
apakaht terjadidfperbedaan
signifikan
Senin-Selain
df1
df2
Sig.
df1
df2
Sig.
Senin-Selain
39
,024
Jumat
-,294
1
tahun
2014.
antara
return
hari
Senin
dengan
return
hari
lain.
Senin
-2,342
-9,181
42
,044
17
,155
Senin
Tabel 1126
Uji
Korelasi
2013
1
40
,135
1
2013
Senin
Tabel
Korelasi 2014
Tabel127 Uji
uji homogenitas
2015
Senin
1
Jumat
-,294
2013df1
Senin
df2
Senin26
17 1
Jumat
-,294
1
Sig.Jumat
,363
,155
Tabel 16 Uji Beda 2015
1
2014
Senin-Selain
Senin
t
-9,181
7
df
42
Sig. (2-tailed)
,044
Senin Df
1 Ftabel
F Senin
2013
Jumat
-,294
Total
43
2,6351
2,218
Senin
Jumat
,036 2017
Kalbisocio,Volume
4 No. 1 Februari
.
0(*)
0(*)
0(*)
0(*)
0(*)
.
0(*)
0(*)
Tabel 11 Uji Korelasi 2013
Tabel 412Uji
UjiBeda
Korelasi
Tabel
20132014
Tabel
14 Uji Beda 2013 Senin
2013
0(*)
2013
Senin
2013
Senin
Jumat
Senin-Selain
Jumat Senin
0(*)
Senin
1t
1
-,294
,363
-2,031
df
41
Sig.
-,294
Jumat
1
,048
,036
1
Jumat
Jumat
-,294
Sig.
(2-tailed)
,363
1
1 ,049
Tabel 13 Uji Korelasi 2015
Tabel
12
Korelasi
2014
Tabel
15 Uji
Uji
2014
Tabel
14Beda
menunjukkan
0(*)
Thitung yang didapat dari
2013
Senin
Jumatdf 41 dan
hasil
tes adalah 2,031 Senin
dimana Ttabel dengan
2013
Jumat
2014
t1
df
Sig.
(2-tailed)
Senin
,036
Seninkepercayaan 95%1adalah 2,020.,363
tingkat
Hasil tersebut
Senin-Selain
Jumat
,036
1
39
,024
Jumat Senin
,363
1
menandakan
bahwa hipotesis
yang
diterima
adalah
-2,342
H1 yaitu
terdapat
perbedaan
signifikan
antara
return
Tabel 4 Uji Beda 2013
Tabel 13 Uji Korelasi 2015
hariTabel
Senin16dengan
return
hari selain Senin. Syarat H1
Uji Beda
2015
diterima
adalah
T
>
T
< α.
Tabel 4.8
2013
t tabel dan
df sigSig.
(2-tailed)
hitungSenin
2013
Jumat
2014
t
df
Sig.
(2-tailed)
Senin-Selain
menunjukkan
2,031 > 2,020
0,049 ,036
< 0,05. Hal ini
Senin
1 dan41
-2,031
,049
Senin-Selain
Senin
menandakan
bahwa
Monday
Effect
terjadi
Bursa
Jumat Senin
,036
1 di,044
-9,181
42
Efek Indonesia tahun 2013
0(*)
.
0(*)
0(*)
0(*)
0(*)
0(*)
0(*)
0(*)
Tabel415
Uji
Beda
2014
Tabel
Uji
Beda
2013
Tabel 15 Uji Beda 2014
1
2013
2014
Senin-Selain
Senin-Selain
Senin
Senin
tt
-2,031
-2,342
df
df
39
41
Sig.
Sig.(2-tailed)
(2-tailed)
,024
,049
Tabel 15 menunjukkan Thitung yang didapat dari
hasil tes adalah 2,342 dimana Ttabel dengan df 39 dan
tingkat
Hasil
tersebut
2014kepercayaan 95%t adalahdf2,023.
Sig.
(2-tailed)
2014
t
df
Sig. (2-tailed)
Senin-Selain
menandakan
bahwa hipotesis yang diterima adalah
Senin-Selain
-9,181
42
,044
39
,024
Senin
H1 yaitu terdapat
Senin perbedaan
-2,342 signifikan antara return
hari Senin dengan return hari selain Senin.
Tabel 16 Uji Beda 2015
Tabel1516
Beda
Tabel
UjiUji
Beda
20142015
Tabel 16 Uji Beda 2015
1
2014
Senin-Selain
Senin
t
-9,181
df
42
Sig. (2-tailed)
,044
Tabel 16 menunjukkan Thitung yang didapat dari
hasil tes adalah 9,181 dimana Ttabel dengan df 39 dan
tingkat kepercayaan 95% adalah 2,018. Hasil tersebut
1 menandakan bahwa hipotesis yang diterima adalah
H1 yaitu terdapat perbedaan signifikan antara return
hari Senin dengan return hari selain Senin. Syarat H1
diterima adalah Thitung > Ttabel dan sig < α. Tabel 4.8
menunjukkan 9,181 > 2,018 dan 0,044 < 0,05. Hal ini
menandakan bahwa Monday Effect terjadi di Bursa
Efek Indonesia tahun 2015
7. Analisis
Banyak penelitian yang menyebutkan bahwa
return terendah dalam satu minggu biasanya terjadi
pada hari Senin. Sedangkan return tertinggi terjadi
pada hari lain. Namun tidak semua penelitian
menunjukkan hasil yang sama.
Menurut Saputro dan Sukirno (2014) yang
melakukan penelitian di Bursa Efek Indonesia pada
tahun 2010-2012 menunjukkan hasil return terendah
dalam satu minggu terjadi pada hari Senin. Penelitian
8
ini juga mengatakan bahwa terdapat hubungan antara
return hari Jumat dengan return hari Senin.
Terdapat beberapa alasan mengenai fenomena
Monday Effect, salah satu penyebab terjadinya
Monday Effect disebabkan aksi jual yang dilakukan
oleh investor sehingga terdapat kelebihan penawaran
yang menyebabkan harga saham menurun dan juga
faktor psikologis dari investor.
Fenomena Monday effect tetaplah menjadi
suatu anomali pasar yang terjadi di pasar modal.
Fenomena ini perku diperhatikan oleh investor dalam
berinvestasi.
a. Pembahasan Monday Effect pada Indeks LQ45
2013-2015.
Melalui penelitian yang sudah dilakukan,
didapatkan hasil bahwa return terendah dalam satu
minggu selama periode 2013-2015 terjadi pada hari
Senin. Rata-rata return hari Senin tahun 2013 adalah
-0,2307 dan pada tahun 2014, return hari Senin
adalah 0,278 yang merupakan return terendah dalam
satu minggu, sedangkan pada tahun 2015, return
hari Senin adalah -0,5926 yang juga adalah return
terendah dibandingkan dengan return hari lainnya.
Pengujian ANOVA juga membuktikan bahwa
terdapat perbedaan siginifikan antara return hari
Senin dengan return hari selain Senin. Hasil ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Saputro
dan Sukirno (2014) yang menyebutkan terjadinya
fenomena Monday Effect di Bursa Efek Indonesia
pada periode 2010-2012.
Hasil dari Paired Sample T-Test menunjukkan
bahwa terjadi perbedaan yang signifikan antara
return hari Senin dengan return hari lainnya yang
menandakan terjadinya Monday effect. Hasil ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Chi
Ming Ho yang melakukan penelitian pada pasar
modal Taiwan.
Penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Satoto (2011) yang melakukan
pengujian day of week di Bursa Efek Indonesia pada
tahun 2009. Penelitian tersebut menunjukkan hasil
bahwa return hari Senin bukanlah return terendah
dibandingkan hari lainnya.
b. Pembahasan Hubungan Return Hari Senin
dengan Jumat.
Melalui uji korelasi yang dilakukan untuk
mengetahui hubungan return hari Senin dengan hari
Jumat, didapattkanlah hasil bahwa pada tahun 2014
dan 2015 terdapat hubungan positif, sedangkan pada
tahun 2013 terdapat hubungan yang negatif.
Daniel, Analisis Fenomena Monday Effect pada Saham...
Tahun 2013, return hari Jumat dan Senin
memiliki nilai korelasi negatif sebesar -0,294. Hal ini
berarti tidak terdapat korelasi antara return hari Jumat
dengan return hari Senin. Tidak terjadinya korelasi
dapat disebabkan karena perusahaan pada tahun 2013
perusahaan banyak mengeluarkan berita buruk pada
hari Jumat yang menyebabkan terjadinya korelasi
negatif pada hasil uji korelasi. Hasil ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Ramadhani (2014)
yang menyebutkan terdapat hubungan antara return
hari ini dengan return hari lainnya.
Korelasi antara return hari Jumat dengan hari
Senin terjadi pada tahun 2014 dan 2015. Tahun 2014,
return hari Jumat dan hari Senin memiliki hubungan
yang positif sebesar 0,363 dan pada tahun 2015,
terdapat hubungan sebesar 0,036. Hal ini sesuai
denga penelitian Saputro dan Sukirno pada tahun
2010-2012
IV. SIMPULAN
Hasil penelitian yang telah dilakukan
memunculkan simpulan sebagai berikut: (1) Monday
effect terjadi pada Burs aEfek Indonesia periode 20132015. Hasil uji yang telah dilakukan menggunakan
analisis deskriptif dan ANOVA menunjukkan
bahwa pada tahun 2015 terdapat perbedaan yang
paling signifikan antara return hari Senin dengan
hari lainnya dibandingkan dengan tahun 2013 dan
2014. Hasil uji tersebut menunjukkan bahwa ratarata return saham pada hari Senin merupakan ratarata return terendah dibandingkan dengan rata-rata
return hari selain Senin pada periode 2013-2015. Hal
tersebut menunjukkaan bahwa Monday effect terjadi
pada tahun 2013, 2014, dan 2015; (2) Monday effect
terjadi karena ada hubungannya dengan return pada
hari Jumat. Uji korelasi dilakukan untuk mengetahui
hubungan return saham hari Jumat dengan return
saham hari Senin. Hasil uji korelasi menunjukkan
adanya hubungan positif return saham hari Jumat
dengan return saham hari Senin pada tahun 2014 dan
2015, namun hubungan yang terjadi tidaklah kuat.
Hubungan return saham hari Jumat dengan return
saham hari Senin tidak terjadi pada tahun 2013, yang
hasil pengujiannya menunjukkan hasil negatif; dan
(3) Terdapat perbedaan signifikan antara return hari
Senin dengan return hari selain Senin. Paired Sample
T-Test dilakukan untuk mengetahui perbedaan antara
rata-rata return hari Senin dengan rata-rata return hari
selain Senin. Hasil Paired Sample T-Test menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara
return hari Senin dengan return hasil selain Senin.
V. DAFTAR RUJUKAN
Bodie, Z. K. (2014). Investment (10th edition). Boston:
McGraw-Hill.
Budileksmana, A. (2005, September 15-16). Fenomena The
Monday Effect di Bursa Efek Jakarta. SNA VIII.
Bujang. (2007). Manajemen Investasi Jilid I. jakarta: PT. Elex
Media Komputindo.
Cahyaningdyah. (2005). Analisa Pengaruh Hari Perdagangan
Terhadap retrun Saham. Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Indonesia. Vol. 20, No. 2, 175-186.
Damodaran, A. (2012). Investment Valuation Tools and
Techniques for Determination the Value of Any Asset.
New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
Hartono, J. (2015). Teori Portofoilio dan Analisis Investasi
(edisi kesepuluh). Yogyakarta: BPFE.
Jones, C. P. (2009). Investment: Analysis and Management.
John Wiley & Sons.
Reilly, F. K. (2011). Investment Analysis and Portofolio
Management (10th edition). The Dryden Press Harcourt
College Publishers.
Manurung, A. H. (2012). Reksa Dana Investasiku. Jakarta:
Penerbit Buku Kompas (PBK).
Saputro, A. P. & Sukirno. (2014). Day of The Week Effect
dan Month of The Year Effect Terhadap Return Indeks
Pasar. Day of The Week Effect dan Month of The Year
Effect Terhadap Return Indeks Pasar.
Satoto, S. H. (2011). Analisis Fenomena Day of The Week
Effect: Pengujian Monday Effect, Week-Four Week
Effect dan Rogalski Effect.
Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung:
Alfabeta.
9
Download