Daniel, Analisis Fenomena Monday Effect pada Saham... ISSN 2356 - 4385 Analisis Fenomena Monday Effect pada Saham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015 Daniel1), Abriandi2) Akuntansi, Fakultas Ekonomi Institut Teknologi dan Bisnis Kalbis Jalan Pulomas Kav 22, Jakarta Timur, Indonesia, 13210 1) Email: [email protected] 2) Email: [email protected] Abstract: Capital market is the place where long term financial instrument is traded. Monday effect is a condition of stock return on Monday is the lowest return than others day return. The purpose of this research is to investigate the impact of phenomenon of Monday effect on LQ 45 index in Indonesian stock exchange and correlation between Friday and Monday return for period 2013-2015. The sample are closing stock price of LQ 45 index for two semester in 2013-2015. Classical assumption test in this research are normality test and homogenity test. Analysis technique of this research are ANOVA and Correlation test. The research results: Monday effect exists in LQ 45 index for 2013-2015 period and have a impact on stock return. The result for correlation test is negative weak correlation exist in 2013 and positive weak correlation exist in 2014-2015. Keywords: anomaly market, eficiency market, monday effect, capital market Abstrak: Pasar modal adalah tempat instrumen keuangan jangka panjang diperjualbelikan. Monday Effect adalah kondisi dimana return saham terendah selama seminggu terjadi pada hari Senin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek dari terjadinya fenomena Monday effect dan hubungan return saham hari jumat dengan hari senin pada saham LQ 45 di bursa efek indonesia periode 20132015. Sampel yang digunakan berupa harga penutupan saham perusahaan yang bertahan selama dua semester di dalam indeks LQ 45 periode 2013-2015. Uji asumsi klasik yang digunakan: uji normalitas dan uji homogenitas. Teknik analisis yang digunakan uji ANOVA dan uji korelasi. Hasil dari penelitian menunjukkan fenomena Monday Effect terjadi di bursa efek indonesia periode 2013-2015 dan berdampak pada return saham perusahaan. Hasil dari uji korelasi menunujukkan korelasi lemah negatif terjadi pada tahun 2013, sedangkan korelasi lemah positif terjadi pada tahun 2014 dan 2015. Kata kunci: anomali pasar, pasar modal efisien, monday effect, pasar modal I. PENDAHULUAN Pasar modal merupakan pasar yang memperjualbelikan instrumen keuangan jangka panjang baik dalam bentuk utang maupun modal sendiri yang diterbitkan oleh swasta maupun pemerintah. Instrumen yang diperdagangkan antara lain saham, obligasi, waran, right dan berbagai produk turunan (derivatif) seperti right, waran, obligasi konvertibel, saham dividen, saham bonus. Pasar modal juga sebagai wadah bertemunya pihak yang membutuhkan dana (emiten) dan pihak yang kelebihan dana (investor). Menurut Bujang (2007: 51) beberapa keuntungan pasar modal, yaitu: menyediakan sumber pembiayaan jangka panjang bagi dunia usaha sekaligus memungkinkan alokasi sumber dana secara optimal, alternatif investasi yang memberikan potensi keuntungan dengan risiko yang bisa diperhitungkan melalui keterbukaan, likuiditas dan diversifikasi investasi, menciptakan lapangan kerja. Investor dalam melakukan investasi di pasar modal tentu mengharapkan keuntungan dalam bentuk deviden maupun abnormal return namun kenyataannya terkadang investor juga mengalami kerugian dalam berinvestasi di pasar modal. Keuntungan dan kerugian investor dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya oleh kemampuan analisis investor sebelum memutuskan untuk membeli saham suatu perusahaan dan menganalisis naik turunnya harga saham dimasa depan. Harga saham dapat dipengaruhi oleh informasi yang beredar di pasar modal, penawaran dan permintaan yang terjadi di pasar modal dan kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan. Informasi yang beredar akan tercermin 1 Kalbisocio,Volume 4 No. 1 Februari 2017 pada harga saham sehingga menciptakan pasar modal yang efisien. Pasar modal efisien adalah kondisi saat harga saham mencerminkan informasi yang beredar sehingga sangat tidak mungkin bagi investor untuk memperkirakan akan memperoleh keuntungan di atas normal secara berkelanjutan. Pasar modal Indonesia masuk ke dalam pasar modal efisien namun masih dalam bentuk lemah, yaitu harga saham di Bursa Efek Indonesia mencerminakn data historis atau masa lalu seperti laporan keuangan. Kondisi dalam pasar modal yang efisien, return saham selama lima hari perdagangan cenderung sama, meskipun dalam praktiknya teori ini bertentangan dengan kondisi pasar di lapangan karena pada kenyataannya terdapat anomali pasar Anomali pasar merupakan kondisi menyimpang dari suatu model atau pola yang terdapat di pasar modal dan merupakan kejadian yang tidak dapat diantisipasi dan menyebabkan investor berpeluang untuk mendapatkan abnormal return. Anomali pasar dapat berdampak buruk karena kondisi pasar tidak lagi mencerminkan keadaan yang sebenarnya terjadi. Beberapa bentuk dari anomali pasar, yaitu anomali perusahaan (firm anomaly), anomali musiman (seasonal anomaly), anomali peristiwa (event anomaly) dan anomali akuntansi (accounting anomaly). Anomali musiman dibagi ke dalam beberapa kategori: the day of week effect, Monday effect, week four week effect, january effect, turn of the month effect, roglaski effect dan holiday effect. Monday effect adalah kondisi dimana return saham menjadi negatif pada hari Senin, sehingga menimbulkan anggapan bahwa return pada hari Senin dapat diprediksi sehingga terjadi abnormal return dalam pasar modal. Sedangkan dalam pasar efisien seharusnya tidak terjadi return saham yang dapat diprediksi oleh investor sehingga dapat dimanfaatkan oleh investor untuk memperoleh keuntungan. Beberapa hal yang dapat menyebabkan Monday effect terjadi adalah investor pada hari Senin cenderung lebih suka untuk menjual sahamnya daripada membeli saham sehingga terjadi penawaran yang berlebihan yang menyebabkan harga saham menjadi turun sehingga return saham menjadi negatif pada hari Senin. Selain itu kebiasaan emiten yang cenderung mengeluarkan informasi negatif pada hari Jumat akan direspon oleh pasar pada hari Senin, hal ini juga menyebabkan return pada hari Senin tertekan. Faktor psikologis investor mempunyai pengaruh karena hari Senin merupakan hari pertama setelah hari libur dan jauh dari hari libur, hal ini mempengaruhi psikologis 2 investor yang menyebabkan investor menjadi pesimis di hari Senin. Penelitian mengenai Monday effect pertama kali dilakukan oleh Fields pada tahun 1931 dan dilanjutkan oleh French tahun 1980. Penelitian yang dilakukan oleh French menunjukkan adanya suatu pola imbal hasil di pasar modal dalam suatu periode tertentu, hal ini ditandai dengan adanya ratarata imbal hasil negatif pada hari senin yang nilainya lebih kecil dibandingkan dengan hari-hari lain dalam minggu yang sama. Setelah penelitian yang dilakukan oleh French, banyak peneliti lain yang tertarik untuk membahas mengenai fenomena Monday effect yang antara lain dilakukan oleh Gibbons dan Hans (1981), Jaffe, Westerfield dan Ma (1989), Lakonishik dan Maberly (1990), Abraham dan Ikenberry (1994), Kamara (1997), Wang, Li dan Ericksen (1997), Mehdian dan Perry (2001) serta Sun dan Tong (2002) yang membuktikan bahwa return pada hari Senin negatif bila dibandingkan dengan hari-hari lain. Lebih lanjut, Abraham dan Ikenberry (1994) mengemukakan adanya hubungan antara hari Jumat dengan hari Senin, hal ini dibuktikan dengan penilitian yang menunjukan jika return hari Jumat negatif maka 80% return pada hari Senin akan negatif dan bila return hari Jumat positif maka 50% return pada hari senin akan positif. Penelitian mengenai anomali pasar di pasar modal Indonesia dilakukan Cahyaningdyah (2005) yang membuktikan terjadinya day of week effect pada Bursa Efek Jakarta periode 2001-2003, dimana return tertinggi terjadi pada hari Jumat (weekend effect) dan return terendah terjadi pada hari Senin (Monday effect). Penelitian mengenai Monday effect hingga saat ini masih menjadi bahan penelitian yang menarik untuk diteliti karena tidak setiap tahun terjadi fenomena Monday effect. Menurut studi yang dilakukan oleh Antariksa Budileksmana (2005: 491) menyatakan bahwa dengan periode pengamatan pada return pasar tahun 19992004, pengujian membuktikan bahwa terdapat return yang negatif secara signifikan pada hari Senin dan return hari lain adalah positif, atau dengan kata lain terdapat gejala Monday effect di Bursa Efek Jakarta. Return pada hari Senin berkorelasi secara positif terhadap return hari jumat pada minggu sebelumnya. Menurut Saputro dan Sukirno (2014) dalam jurnalnya yang berjudul “Day of The Week effect dan Month of The Year Effect Terhadap Return Indeks Pasar” menunjukkan bahwa return saham pada hari Senin merupakan return terendah dibandingkan dengan return saham pada hari lain. Daniel, Analisis Fenomena Monday Effect pada Saham... Return pada hari Senin tidaklah terjadi secara random dan dapat diprediksi secara sistematis berdasarkan kondisi pasar pada hari Jumat minggu sebelumnya. Studi ini juga menyatakan bahwa munculnya gejala Monday effect tidak stabil dan bervariasi dari tahun ke tahun sepanjang periode pengamatan 1999-2004. Perumusan Masalah: (1) Apakah fenomena Monday effect terjadi pada Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015?; (2) Apakah fenomena Monday effect terjadi karena ada hubungannya dengan return pada hari Jumat?; dan (3) Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara return hari Senin dengan return hari selain Senin? Tujuan Penelitian: (1) Untuk mengetahui apakah fenomena Monday effect terjadi pada Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015; (2) Untuk mengetahui apakah fenomena Monday effect terjadi karena ada hubungannya dengan return pada hari Jumat; dan (3) Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara return hari Senin dengan return hari selain Senin. II. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan beberapa metode, berikut akan dijelaskan mengenai metode analisis data, variabel operasional dan objek penelitian. 1. Variabel Operasional Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan apakah Monday effect terjadi atau tidak di Bursa Efek Indonesia. Untuk membuktikannya digunakan variabel-variabel: (a) Monday effect, Fenomena Monday effect menyatakan bahwa return saham di hari Senin adalah negatif. Dimana return saham pada hari Jumat cenderung mempengaruhi return saham di hari Senin; (b) Return saham, Return merupakan total keuntungan atau kerugian dari suatu investasi. Variabel yang dianalisis dalam penelitian ini adalah return aktual yaitu realisasi return yang diperoleh dari selisih penutupan harga saham hari ini dengan hari sebelumnya; (c) Dependent variabel, Dependent variabel adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lainnya. Dalam penelitian ini, dependet variabel yang digunakan adalah return saham di hari Senin yang dipengaruhi oleh return saham di hari Jumat; dan (d) Independent variabel, Independent variabel adalah variabel yang mempengaruhi variabel lainnya. Dalam penelitian ini, independent variabel yang diguanakan adalah return saham di hari Jumat yang mempengaruhi return saham di hari Senin. 2. Populasi Populasi menurut Sugiyono (2012: 117) adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah saham-saham perusahaan yang masuk ke dalam indeks LQ45 semester pertama dan semester kedua pada tahun 2013-2015. Jumlah saham perusahaan yang masuk ke dalam indeks LQ45 pada tahun 2013 adalah 48 emiten, sedangkan sebanyak 50 emiten terdaftar dalam indeks LQ45 pada tahun 2014. Tahun 2015 sebanyak 47 emiten terdaftar dalam indeks LQ45. 3. Sampel Menurut Sugiyono (2012: 118) sampel adalah “sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Teknik yang digunakan dalam penentuan sampel adalah purposive sampling technique yaitu pemilihan sampel dengan menetapkan syarat yang sesuai untuk dijadikan sampel. Syarat yang ditetapkan untuk pemilihan sampel dalam penelitian adalah saham-saham perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ45 selama dua semester pada tahun 2013-2015. Syarat tersebut ditetapkan karena saham yang bertahan selama dua semester di indeks LQ45 adalah saham yang menggambarkan indeks LQ45 selama satu tahun. Jumlah perusahaan yang ditetapkan sebagai sampel pada tahun 2013 adalah 42 emiten. Sebanyak 40 emiten diambil sebagai sampel pada tahun 2014. Tahun 2015 terdapat 43 emiten yang dijadikan sampel dalam penelitian. 4. Standar Pengujian Penelitian ini menggunakan beberapa standar pengujian, adapun pengujian yang dilakukan adalah uji normalitas dan uji homogenitas: (a) Uji Normalitas, Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Penelitian ini menggunakan metode parametrik, sehingga data yang ada harus lulus uji normalistas. Hasil perhitungan uji normalitas harus lebih besar dari 0,05; dan (b) Uji Homogenitas, Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah beberapa varian populasi adalah sama atau tidak. Uji homogenitas dilakukan sebagai prasyarat dalam analisis Analisis of Varian (ANOVA) dan korelasi. Kriteria yang diguanakan adalah jika nilai signifikasi lebih besar dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih, adalah sama. 3 Kalbisocio,Volume 4 No. 1 Februari 2017 5. Cara Pengujian c. Uji Korelasi Pengujian dalam penelitian ini menggunakan beberapa cara dan adapun cara pengujian yang dilakukan adalah actual return saham, Analysis of Variance (ANOVA), Paired Sample T-test dan uji korelasi. Uji korelasi merupakan uji untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara dua variabel. Terdapat dua aspek dalam korelasi, yaitu apakah data sampel yang ada menyediakan bukti cukup bahwa ada kaitan antara variabel-variabel dalam populasi asal sampel. Yang kedua, seberapa kuat hubungan kedua variable bila terdapat hubungan antara kedua variabel. a. Actual Return Saham Analisis pengujian data-data yang diperoleh, menggunakan rumus return saham untuk hari Senin dan hari-hari lainnya. Rumus yang digunakan adalah pricet − pricet −1 pricet −1 Dimana : R e turn = Dimana: pricet: harga saham pada periode t, yaitu harga penutupan saham pada hari yang dihitung pricet-1: harga saham pada periode t-1, yaitu harga saham penutupan pada hari sebelum hari yang dihitung Rumus tersebut digunakan untuk menghitung return saham pada hari Senin hingga Jumat. Untuk mendapatkan rata-rata return harian saham, return saham masing-masing hari dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah hari pada tahun tertentu dan dibagi dengan jumlah saham perusahaan. b. ANOVA Uji ANOVA merupakan suatu metode analisis statistik untuk menguji kesamaan lebih dari dua ratarata sampel atau dapat digunakan untuk uji perbedaan variabel dependent dengan variabel independent yang digunakan lebih dari dua. Pengujian menggunakan distribusi F. Untuk penelitian apakah terjadi Monday effect pada periode 2013-2015, dilakukan dengan cara uji hipotesis : H0 : µsn = µsl = µrb = µkm = µjm H1 : µsn ≠ µsl ≠ µrb ≠ µkm ≠ µjm Dengan α yang digunakan sebesar 5%, apabila hasilnya Fhitung ≤ F0,05,df1,df2 atau prob > α artinya H0 diterima yang artinya tidak terjadi fenomena Monday effect pada periode yang dihitung pada saham-saham yang berada di LQ 45 yang artinya tidak ada perbedaan return saham pada hari Senin dengan hari lainnya. Sedangkan apabila hasilnya Fhitung > F0,05,df1,df2 atau prob < α artinya H1 diterima yang berarti fenomena Monday effect terjadi yang artinya terdapat perbedaan retun pada hari Senin dibandingkan dengan hari-hari yang lainnya. 4 d. Paired Sample T-test Uji beda digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel yang berpasangan. Masksudnya adalah sebuah sampel tetapi mengalami dua perlakuan yang berbeda. Syarat dalam uji beda ini adalah apabila nilai sig > 0,05 dan Ttabel > Thitung maka H0 diterima dan H1 ditolak. H1 diterima dan H0 diterima nilai sig < 0,05 dan Ttabel < Thitung dimana lambang negatif pada hasil Thitung diabaikan karena hanya menggambarkan keberadaan hasil apakah di sisi kiri atau kanan e. Hipotesis Penelitian Hipotesis untuk mengetahui Monday Effect terjadi di Bursa Efek Indonesia adalah: H0: tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata return hari Senin dengan hari-hari lainnya yang artinya tidak terjadi Monday effect di LQ45 H1: terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata return hari Senin dengan hari-hari lainnya yang artinya Monday effect terjadi di LQ 45 untuk menguji terdapat perbedaan return yang signifikan menggunaka Paired Sample T-Test, diajukan hipotesis : H0: tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata return hari Senin dengan hari-hari lainnya yang artinya tidak terjadi Monday effect di LQ45 H1 : terdapat perbedaan yang signifikan antara ratarata return hari Senin dengan hari-hari lainnya yang artinya Monday effect terjadi di LQ 45 sedangkan untuk menguji apakah terdapat hubungan antara return hari Jumat dengan return hari Senin, diajuka hipotesis : H0: tidak terdapat hubungan antara return hari Jumat dengan return hariSenin H1: terdapat hubungan antara return hari Jumat dengan return hari Senin. Daniel, Analisis Fenomena Monday Effect pada Saham... B. Landasan Teoritis Penelitian ini berlandaskan pada dua teori besar yaitu teori pasar modal efisien dan anomali pasar. 1. Pasar Modal Efisien Menurut Bujang (2007: 70) pasar disebut efisien jika terdapat informasi yang merata dan dapat dipergunakan untuk mengambil keputusan membeli dan atau menjual efek, sedangkan Manurung (2012: 50-51) mendefinisikan pasar efisien adalah pasar yang mempunyai transaksi likuid untuk saham-saham dan biaya yang berlaku sangat murah. Ciri-ciri pasar yang efisien: Nilai investasi atau harga saham adalah present value dari future value atau prospek bisnis sang emiten; Imbal balik dari investasi adalah laba yang normal (normal rate of return); Setiap analisis atau informasi terbaru akan tercermin secara cepat dalam nilai investasi atau harga pasar saham; Dampak dari perubahan tersebut dapat bernada negatif atau positif; dan Perubahan harga yang terjadi bersifat acak (random walk) Menurut Bodie (2014: 235) pasar modal yang efisien dibedakan ke dalam tiga jenis: Pasar efisien bentuk lemah (weak-form EMH): hipotesis yang menyatakan bahwa harga saham mencerminkan semua informasi yang berasal dari historis perdagangan sebelumnya. Karena harga saham mencerminkan informasi masa lalu, sehingga para investor tidak dapat memperoleh keuntungan lebih besar jika menggunakan data harga saham masa lalu untuk memprediksi harga saham di masa akan datang. Analisis harga saham dengan menggunakan data pasar historis dikenal dengan analisis teknikal (technical analysis); Pasar efisien bentuk setengah kuat (semistrong-form EMH): harga saham telaj mencerminkan seluruh informasi yang dipublikasikan. Artinya selain merupakan cerminan harga saham historis, harga yang tercipta juga terjadi karena infromasi yang tersedia di pasar, termasuk informasi yang berasal dari laporan keuangan dan infromasi lainnya sebagaimana diwajibkan oleh peraturan. Oleh karena itu, investor yang akan melakukan tindakan setelah suatu informasi baru dipublikasikan tidak dapat mengharapkan keuntungan di atas rata-rata karena harga telah mencerminkan pengaruh dari infromasi tersebut. Investor yang melakukan analisis dengan menggunakan informasi yang berasal dari laporan keuangan atau sumber lainnya untuk mengidentifikasi harga saham disebut analisis fundamental (fundamental analysis); dan Pasar efisien bentuk kuat (strong-form EMH): harga saham telah mencerminkan seluruh infromasi yang relevan, baik informasi yang dipublikasikan (public information) maupun informasi yang tidak dipublikasikan (private information), artinya harga saham telah mencerminkan semua informasi yang relevan, termasuk informasi yang tersedia hanya untuk pihak internal perusahaan ataupun kelompok tertentu. 2. Anomali Pasar Anomali menurut Jones (2009: 329) didefinisikan sebagai suatu penyimpangan dari suatu aturan atau model. Anomali pasar ini berlawanan dengan apa yang diharapkan di dalam sutau pasar yang efisien dan mendasari pengecualian dari efisiensi efisiensi pasar. Jenis-jenis anomali menurut Hartono (2015: 431): (a) Anomali Size Effect, Adalah kecenderungan saham-saham perusahaan kecil mempunyai return lebih tinggi dibandingkan dengan saham-saham perusahaan besar. Perbedaan ukuran perusahaan menyebabkan perbedaan pada pubikasi laporan keuangan. Adanya perbedaan publikasi laporan keuangan menjadi salah satu pemicu terjadinya market overreaction, sehingga antisipasi pasar belum tentu sama untuk berbagai ukuran perusahaan; dan (b) Anomali Kalender, Adalah anomali yang terjadi karena efek hari dan pergantian bulan tertentu yang berpengaruh terhadap perdagangan pasar modal. Secara umum, anomali kalender terdiri dari: (1) Anomali bulan Januari (January Effect), Adalah sebuah anomali dimana return di bulan Januari lebih besar daripada bulan-bulan lainnya, dan ini biasanya terjadi pada saham- saham yang nilainya kecil (small stock). Hal ini terjadi dikarenakan investor akan cenderung mencari saham yang harganya telah jatuh pada akhir Desember tahun sebelumnya. Kejatuhan harga-harga saham di akhir tahun terjadi karena para investor menjual saham untuk membukukan kerugian dan mengurangi kewajiban pajak; (2) Anomali pada peralihan bulan (Turn off the Month Effect), Adalah sebuah anomali dimana kenaikan rata-rata harga saham sekitar peralihan bulan libur lebih tinggi daripada kenaikan rata-rata harga saham sebelum sebulan penuh (tidak termasuk peralihan bulan). Menurut Barone (1989) seperti dikutip dalam Bahadur (2005), salah satu hipotesis yang dapat menjelaskan adanya anomali ini adalah liquidity trading yaitu permintaan terhadap sekuritas di pasar oleh investor individual yang mengalami kenaikan pada akhir bulan dikarenakan investor memperoleh pembayaran gaji yang kemudian diinvestasikan dengan membeli sekuritas di pasar; dan (3) Anomali pada akhir 5 Kalbisocio,Volume 4 No. 1 Februari 2017 Desember, Adalah sebuah anomali dimana rata-rata return saham pada setengah bulan kedua (tanggal 1531) dari bulan Desember cenderung tinggi. Anomali pada akhir Desember menggambarkan adanya peningkatan volume perdagangan dan harga saham pada akhir bulan Desember dan pada dua minggu pertama di bulan Januari. Fenomena ini diteliti oleh Keim (1983) yang menunjukkan adanya imbal hasil abnormal pada saham perusahaan kecil pada dua minggu pertama di bulan Januari. 3. Monday Effect Menurut Jones (2009: 320) Monday effect merupakan salah satu fenomena dalam pasar modal internasional yang terdapat perbedaan return pada hari Senin dibanding dengan hari-hari lainnya. Sedangkan menurut Reilly dan Brown (2011: 158), analisis tentang Monday effect menyatakan bahwa return pada hari senin secara signifikan negatif dibandingkan dengan rata-rata return hari lain. Menurut Damodaran (2012: 141-142) Monday effect adalah fenomena return yang bertahan dalam periode yang lama dan terjadi dalam beberapa pasar internasional. Monday effect menunjukkan perdeaan antara return hari Senin dengan hari-hari lainnya. Monday effect juga berpengaruh lebih buruk bagi perusahaan kecil dibandingan efeknya pada perusahaan besar. Menurut Hartono (2015: 431) Monday effect merupakan salah satu bagian dari anomali kalender. Anomali kalender adalah anomali yang terjadi karena efek hari dan pergantian bulan tertenatu yang berpengaruh terhadap pasar modal. Beberapa alasan yang mengakibatkan terjadinya fenomena Monday effect. Pertama, fenomena ini disebabkan adanya aksi profit taking yang dilakukan oleh investor pada hari jumat minggu sebelumnya. Alasan lainnya adalah pada umumnya perusahaan yang ingin menyampaikan berita buruk akan menunggu waktu yang tepat, yakni pada akhir pekan. Tujuan perusahaan menyampaikan berita buruk di akhir pekan adalah agar investor dapat mengevaluasi berita tersebut selama hari libur bursa (Sabtu dan Minggu) dan perusahaan berharap investor tidak panik terhadap penyampaian berita tersebut. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini, akan dijelaskan mengenai hasil perhitungan yang dilakukan. 1. Rata-Rata Return harian Pertama-tama dilakukan perhitungan rata-rata return harian perusahaan pada tahun 2013-2015 6 untuk mengetahui hari terjadinya return terendah pada tahun 2013-2015 Tabel 8 uji Tabel 1 Rata-rata return harian Tabel 1 Rata-rata return harian 2013 Mean 2014 Mean 2015 Mean Senin -.230 Senin .028 Senin -.592 Selasa -.052 Selasa .062 Selasa .110 Rabu .222 Rabu .394 Rabu -.006 Kamis -.016 Kamis .039 Kamis .204 Jumat -.063 Jumat .094 Jumat .033 Hasil perhitungan rata-rata return per hari Tabel1 2Rata-rata uji normalitas 2013 Tabel return harian ditunjukkan olehreturn Tabel 1 bahwa hari Senin adalah Tabel 1 Rata-rata harian hari terjadinya return terendah padaKamis tahun 2013-2015. 2013 Senin return Selasa Rabu Jumat Tabel 1 Rata-rata harianRabu Tahun 2013 Kolmogorov-Smirnov 2013 Senin Selasa Kamis Jumat Pada tahun 2013 rata-rata return hari Senin Mean -.230 -.052 .222 -.016 -.063adalah Mean -.230 -.052 -.016Sig. -.063 Statistic .222 Df 2014 Kamis 2013 Senin Selasa Rabu Kamis Jumat -.230 yang merupakan return terendah dibanding 2014 Selasa Rabu Jumat hari Senin Senin ,106 42 Kamis ,200(*) Mean -.230 -.052 .222 -.016 -.063 .028 .062 .394 .039 .094 lainnya. Tahun terendah terjadi.094 pada hari Mean .028 2014 .062return.394 .039 selain Senin ,090 42 ,200(*) 2014 Senin Selasa Rabu Kamis Jumat 2015 2015dengan Seninnilai Selasa Rabu 2015 Kamis Jumat Senin .028. Tahun rata-rata return Jumat .028 Mean .062 .394 .039 .094 ,078 42 .204 -.592 .110 -.006 .204 ,200(*) .033 Mean -.592 .110 -.006 .033 terendah juga terjadi padaRabu hari Senin 2015 Senin Selasa Kamis dengan Jumat nilai -0.592. Mean -.592 .110 -.006 .204 .033 Tabel 2 uji normalitas 2013 Tabel2 3ujiujinormalitas normalitas2013 2014 2.Tabel Uji Normalitas Tabel uji normalitas 2013 Tahun 2013 Kolmogorov-Smirnov Tahun 2014 Kolmogorov-Smirnov Tabel 2 2Uji normalitas 2013 Tahun 2013 Kolmogorov-Smirnov Tahun 2013 Senin Senin Senin selain Senin selainSenin Senin selain Senin Jumat Jumat Jumat selain Senin Statistic DfDf Statistic Df Statistic Kolmogorov-Smirnov ,106 42 ,096 4 ,106 42 Statistic Df ,090 42 ,69 ,090 4240 ,106 42 ,078 42 ,104 40 ,078 42 ,090 42 Jumat ,078 2015 42 Tabel 4 uji normalitas Tabel 33 uji uji normalitas normalitas 2014 2014 Tabel Sig. Sig. Sig. ,200(*) ,200(*) ,200(*) Sig. ,200(*) ,200(*) ,200(*) ,200(*) ,200(*) ,200(*) ,200(*) ,200(*) Tahun 2015 Kolmogorov-Smirnov Tabel 3 2014 uji normalitas 2014 Tahun Kolmogorov-Smirnov Statistic Df Sig. Tahun 2014 Kolmogorov-Smirnov Statistic Df Sig. Senin ,83 ,200(*) Statistic Df43 Sig. Tahun 2014 Kolmogorov-Smirnov Senin ,096 4 ,200(*) selain Senin ,096 ,101 43 ,200(*) Senin 4 ,200(*) Statistic Df Sig. selain Senin ,69 40 ,200(*) Jumat ,081 ,200(*) selain Senin ,69 4043 ,200(*) Senin ,096 440 ,200(*) Jumat ,104 ,200(*) Jumat ,104 40 ,200(*) selain Senin ,69 40 ,200(*) ,104 40 ,200(*) Tabel uji normalitas 2015 df2 Sig. Tahun4df1 2015 Kolmogorov-Smirnov Tahun 2015 Kolmogorov-Smirnov Statistic Df ,305 Sig. Sig. 26 16 Statistic Df Tahun 2015 Kolmogorov-Smirnov Senin ,83 43 ,200(*) Senin ,83 43 ,200(*) Statistic Df Sig. selain Senin ,101 43 ,200(*) Tabel 6 uji homogenitas 2014 selain Senin ,101 43 ,200(*) Senin ,83 43 ,200(*) Jumat ,081 43 ,200(*) Jumat ,081 43 ,200(*) selain df1 Senin ,101 df2 43 Sig.,200(*) Jumat Hasil 1 uji normalitas data akan dilakukan ,081 40 43 yang ,135 ,200(*) untuk ANOVA, korelasi Tabeluji uji homogenitas 2013 dan uji beda menunjukkan Tabel 55 uji homogenitas 2013 hasil sig7 uji lebih besar dari Tabel homogenitas 2015 0,05 yang berarti data df1 df2 Sig. Tabel 5 uji homogenitas 2013 berdistribusi normal digunakan terlihat df1 df2 dan dapatSig. df1 df2 Sig. pada Tabel 2, 3 dan 4. 26 16 ,305 df1 df2 Sig. 2626 1617 3. Uji Homogenitas 26 16 ,305 ,155 Tabel 66 uji uji homogenitas homogenitas 2014 2014 Tabel ,305 40 2015 Tabel 1 uji homogenitas homogenitas Tabel 77 uji 2015 ,135 df1 df22015 Tabeldf1 7 uji homogenitas df2 26 17 Sig. Sig. ,155 Total Tabel 88 uji uji A A Tabel Tabel 8 uji D A Tabel 10 D u Total Total 44 D Total 4 Total Tabel 9 uji A Tabel 9 uji A Tabel9 11 U D Tabel ujiD A Total 4 Total 2013 4D Senin 4 Total Jumat Tabel 3 Uji normalitas 2014 Jumat Tabel 9 uji Tabel 10 10 uji uji Tabel ,200(*) Tabel 4 5uji uji normalitas 2015 Tabel uji homogenitas 2013 Tabel normalitas 2015 Tabel 4 4Uji normalitas 2015 Total Setelah lolos uji normalitas, uji data dilanjutkan df1 df22014Hasil uji Sig.homogenitas data Tabel 6uji uji homogenitas dengandf1 homogenitas. df2 Sig. 1 40 ,135 yang akan korelasi dan 1 1 dilakukan 40untuk uji ANOVA, ,135 df1 df2 Sig. Tabel 10 ujiD Tabel 12 D U Total Total 44 D 2013 Total 4 Tabel 11 Uj Uj Senin Tabel 11 Jumat 201311 Uj Tabel 2013 Senin Tabel 13 U Senin 2013 Jumat Jumat Senin 2013 Jumat Senin Tabel 12 Uj Uj Jumat Tabel 12 2013 Tabel 2013 Tabel124 Uj Uj Senin Senin 2013 Jumat 2013 Jumat SeninSenin Jumat Tabel 13 13 Uj Uj S Tabel 201313 Uj Tabel 2013 Tabel 15 U Senin Senin 2013 Jumat Jumat 2014 Senin Senin Jumat Tabel Uji Tabel 44 Uji S Tabel 20134 Uji 2013 Tabel 16 SeninSeninSe 2013 Sen 2014 SeninSenin Se Tabel 15 15 Uj Uj S Tabel Tabel 201415 Uj 2014 SeninSeninSe 2014 Sen SeninSe Tabel 16 Tabel 16 U Tabel 2014 16 U 2014 SeninSenin2014 Se Tabel uji-.592 normalitas 2015 Mean .110 Tabel 44 uji normalitas 2015 -.006 .204 .033 Df F Tabel 13 Uji Uji Korelasi Korelasi 2015 2015 Total Tabel 13 40 2,961 Tahun 2015 2015 Kolmogorov-Smirnov Tahun Kolmogorov-Smirnov Tabel 2 uji normalitas 2013 Df Statistic Sig. Statistic Df Sig. Senin ,83 43 ,200(*) Senin ,83 43 ,200(*) Tahun 2013 Kolmogorov-Smirnov selain Senin ujiselain beda Senin menunjukkan sig lebih ,200(*) besar ,200(*)dari 0,05 ,101 hasil 43 43 ,101 Statistic Df Sig.dan dapat Jumat ,081 43 ,200(*) yang berarti data lolos uji Homogenitas Jumat ,081 ,200(*) Tabel 1 Rata-rata return harian43 Senin ,106 42 ,200(*) digunakan dalam penelitian seperti pada Tabel 5, 6, . 0(*) 0(*) 0(*) (*) (*) (*) . 0(*) 0(*) 0(*) Sig. ,045 pada Saham... 2013 Daniel, Analisis Fenomena Senin Monday Effect Jumat 2013 Senin Jumat Senin ,036 Senin 11 ,036 Tabel 10 uji ANOVA 2015 Jumat ,036 Tabel 10 Uji ANOVA 2015 Jumat ,036 11 Tabel 8 uji ANOVA 2013 Sig. Df F Ftabel Tabel 44 Uji Uji Beda Beda 2013 2013 Tabel Sig. Df F2,635 F2,218 Total ,048 tabel 43 Total ,035 42 2,474 2,400 2013 df Sig. (2-tailed) (2-tailed) 2013 tt df Tabel 10Korelasi menunjukkan HasilSig. perhitungan uji Tabel 11 Uji 2013 Senin-Selain Tabel 8 uji ANOVA 2013 Senin-Selain ANOVA tahun 2015 menunjukkan hasil F lebih -2,031 41 ,049 Senin hitung -2,031 41 ,049 Senin 2013 Senin Jumat Tabel 9 uji ANOVA 2014 besar dari Ftabel , yaitu 2,635 >2,218 dan sig lebih kecil Sig. Df F Ftabel 1 -,294 dariSenin nilai 0,05 yang menandakan H diterima, yaitu Total ,035 2,474 2,400 1 Tabel 15 15 Uji Uji42 Beda 2014 2014 Tabel Beda Df F -,294 Ftabel Jumat 1Sig.Indonesia terjadi Monday Effect pada Bursa Efek Total ,045 40 2,961 2,582 tahun 2015. 2014 df Sig. (2-tailed) (2-tailed) Tabel 8 uji ANOVA 2013 2014 tt df Sig. Tabel 9 uji ANOVA 2014 Senin-Selain Senin-Selain Tabel 12 Uji Korelasi 2014 39 ,024 39 ,024 5. Uji Korelasi Senin -2,342 Senin -2,342 Sig. Df F F tabel Tabel 10 ujiDfANOVAF2015 Sig. Ftabel Uji korelasi dilakukan Total ,035 apakah 2013 Seninuntuk Jumat 42 2,474 2,400mengetahui Total16 Uji ,045 40 Beda 2,961 2,582 Tabel 20151return Tabel Uji Beda 2015 Sig. dengan terdapat korelasi antara hari Senin Senin16 ,363 Df F Ftabel selain Senin Senin ,090 Selasa dan 2013 7. Jumat -.063 Jumat .094 Jumat Jumat .033 -.063 Jumat .094 Jumat .033 Ftabel 2,582 Rabu Kamis 42 ,200(*)Jumat Mean -.230 -.052 .222 -.016 Jumat Tabel 55 uji uji homogenitas homogenitas 2013 42 ,078 2013 ,200(*)-.063 Tabel Tabel 5 uji homogenitas 2013 Rabu Kamis Jumat 2014 Senin Selasa Tabel return Mean .028 .062 .094 df11 Rata-rata df2 harian.394 Sig. Sig..039 df1 df2 2015 Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Tabel normalitas 263 uji 162014 Rabu ,305Kamis 2013 Senin Selasa Jumat Mean -.592 .110 -.006 .204 .033 26 16 ,305 Mean -.230 -.052 .222 -.016 -.063 Tahun 2014 Kolmogorov-Smirnov 2014 Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Tabel 66 uji uji homogenitas homogenitas 2014 2014 Tabel Tabel 6 uji homogenitas 2014 .394 Mean .028 Statistic .062 .039 Df Sig. .094 Tabel 2 uji normalitas 2013 Tabel 1 Rata-rata return harian 2015 Senin Selasa Rabu Kamis df1 df2 Sig. Senin ,096 4 Sig. ,200(*)Jumat df1 df2 Mean -.592 .110 -.006 1 Senin 40 ,135.204,200(*).033 selain ,69 40 ,135 Tahun 40 20131 2013 Senin Kolmogorov-Smirnov Selasa Rabu Kamis Jumat Jumat -.230 Statistic ,104 40 ,200(*)-.063 Mean -.052 .222 -.016 Df Sig. Tabel 7 uji homogenitas 2015 Tabel 7 uji homogenitas 2015 2014 Senin Selasa Rabu Kamis Tabel 2015 42 Senin ,106 2013 ,200(*)Jumat Tabel7 2ujiujihomogenitas normalitas Jumat ,363 1,048 return hari 43 Jumat. Hasil perhitungannya pada Tabel Total 2,635 2,218 Mean .028 .062 .394 .039 Tabel 4 uji normalitas 2015 2014 df Sig. (2-tailed) (2-tailed) selain Senin ,090 42 Sig. ,200(*).094 2014 tt df Sig. Tabel 9 uji ANOVA 2014 df1 df2 11 adalah: df1 Senin Selasa df2 2015 RabuSig.Kamis Jumat Senin-Selain Tabel 10 2015 Jumat Senin-Selain Tabel 13 uji UjiANOVA Korelasi-9,181 2015 ,078 42 ,155 ,200(*) Tahun 2013 Kolmogorov-Smirnov 42 ,044 Tabel 11 Uji Korelasi 2013 26 17 Senin Mean -.592 .110 -.006 .033 -9,181 42 ,044 26 2015 17 ,155.204 Tahun Kolmogorov-Smirnov Senin Tabel 11 Uji Korelasi 2013 Sig. Df F F tabel Statistic Df Sig. Sig. Df F Senin Ftabel 2013 Jumat Statistic Df Sig. Total ,045 40 2,961 2013 Senin 2,582 Jumat Senin ,106 42 ,200(*) Total ,048 43 2,6351 2,218 Senin3 uji normalitas Senin ,036 ,83 43 ,200(*) Tabel 2014 Senin 1 -,294 selain 4. Uji ANOVA ,090 2013 42 ,200(*) Tabel 2Senin uji normalitas Jumat ,036 selain Senin ,101 43 ,200(*) Jumat -,294 11 Jumat ,078 sebesar 42 5%, apabila ,200(*)hasilnya Tabel 11 Uji Korelasi 2013 α yang digunakan Jumat Tabel 10 uji ANOVA 2015 ,081 43 ,200(*) Tahun Kolmogorov-Smirnov Tahun 2014 2013 Kolmogorov-Smirnov 11 Tabel 4 Ujiuji Beda 2013 menunjukkan hasil korelasi Fhitung ≤ F0,05,df1,df2 atau prob > α artinya H diterima Hasil korelasi 0 Statistic Df Sig. 2013 Senin Jumat Statistic Df Sig. yangSenin artinya tidak,096 terjadi fenomena Monday effect -0,294 Df Ftabel returnSig. Tabelyang 12 Uji KorelasiF 2014 berarti korelasi antara hari Jumat ,200(*) Tabel 3 uji normalitas Senin Senin 1 -,294 ,106 2014 4 42 ,200(*) 2013 t df Sig. (2-tailed) Total ,048 padaselain periode yang dihitung pada saham-saham yang 43 2,635 2,218 Tabel 5 uji homogenitas 2013 40 dengan return hari Senin adalah negatif.1Hal ini juga ,69 ,200(*) Jumat -,294 selain Senin Senin ,090 42 ,200(*) 2013Senin-Selain Senin Jumat ,049 berada di LQ 45 yang artinya tidak ada perbedaan -2,031 41 Jumat meningkat menunjukkan bahwa jika return hari Jumat Senin ,104 40 ,200(*) Tahun 2014 Kolmogorov-Smirnov Jumat ,078df2 42 Sig. ,200(*) df1 Senin 1 ,363 Tabel 11 Ujipada Korelasi return saham pada hari Senin dengan hari lainnya. maka return hari2013 Senin akan menurun. Statistic Df Sig. Jumat ,363 1 Sedangkan hasilnya > F atau ,305 Tabel 12 Uji Korelasi 2014 Tabel 26 4 ujiapabila normalitas 2015 4Fhitung Senin 0,05,df1,df2 ,09616 ,200(*) Tabel Beda 2014 Tabel 12 15 UjiUji Korelasi 2014 2013 Senin Jumat probselain < α artinya H,69 diterima yang berarti fenomena 1 ,200(*) Tabel 13 Uji Korelasi 20151 Tabel 3Senin uji normalitas 2014 40 Senin -,294 2013 Senin Jumat Tabel 6 uji homogenitas 2014 Tahun 2015terjadi Kolmogorov-Smirnov Monday perbedaan Jumateffect ,104yang artinya 40 terdapat ,200(*) 2014 t df Sig.1(2-tailed) Jumat -,294 Senin 1 ,363 2013Senin-Selain Senin Jumat retun yang2014 signifikan pada hari dibandingkan Statistic Df Senin Sig. Tahun Kolmogorov-Smirnov df1 df2 Sig. 39 ,024 Jumat ,363 1 -2,342 Senin Senin Senin 1 ,036 dengan lainnya. ,83 ,200(*) Tabelhari-hari 4 uji normalitas 2015 43 Statistic Df Sig. 1Senin 40 ,135 Jumat ,036 1 selain ,101 43 ,200(*) Tabel 12 Uji12 Korelasi 2014 Senin Tabel menunjukkan hasil korelasi antara ,096 4 ,200(*) Tabel 8 Uji ANOVA 2013 Tabel 13 Uji Korelasi 2015 Tabel 8 uji ANOVA 2013 Tabel 16 Uji Beda 2015 Jumat ,081 43 ,200(*) Tahun Senin 2015 Kolmogorov-Smirnov selain return hari Senin dengan return hari Jumat dengan ,69 ,200(*) Tabel 2015 40 Tabel 4 Uji Beda 2013 Senin 2013 Jumat 7 uji homogenitas Sig. 20130,363 yang berarti Senin terdapat korelasi Jumat positif Jumat Df Statistic Dftabel Sig. F F ,104 40 ,200(*) angka 2014 t1 df Sig. (2-tailed) Senin Senindf1 42 Senin 1 hari Senin ,363 ,036 Total ,035 ,832,474 43 Sig. ,200(*) df2 2,400 yang lemah antara return dengan return 2013 t df Sig. (2-tailed) Senin-Selain Jumat ,363 11 Tabel 54Senin uji 2013 43 Jumat ,036 selain -9,181 42 ,044 ,10117 Tabel 26 uji homogenitas normalitas 2015 ,155 ,200(*) Senin hari jumat. Senin-Selain Tabel 8 uji ANOVA 2013 Tabel 8 menunjukkan Tahun 2013,200(*) uji ANOVA -2,031 41 ,049 Jumat Senin ,081 43 Tabel 13 Uji Korelasi2015 2015 df1 df2 Sig. Tabel 13 Uji Korelasi Tabel 4 Uji Beda 2013 menunjukkan hasil F lebih besar dari F , yaitu Tabel 9 uji ANOVA 2014 Tahun 2015 Kolmogorov-Smirnov hitung Sig. tabel Df F Ftabel 2,474>2,400 dan Statistic sig16lebih Df kecil 0,05 yang 26 ,305dari 2013 Senin Jumat Sig. Tabel Total ,035 42 2,474 2,400 201315 Uji Beda 2014 t df Sig. (2-tailed) Sig. Effect DfH F Ftabel menandakan diterima, yaitu terjadi Monday Tabel 5 uji homogenitas 2013 Senin Senin 1 ,036 ,83 43 ,200(*) 1 Senin-Selain Total 40homogenitas 2,961 2,5822013 ,045 Tabel 6Senin uji 2014tahun 1 padaselain Bursa Efek Indonesia Jumat ,036 -2,031 41 ,049 ,101 43 ,200(*) 2014 Senin t df Sig.1(2-tailed) df1 df2 Sig. Jumat Senin-Selain ,081 43 Sig. ,200(*) Tabel ujiANOVA ANOVA2014 2014 Tabel 9 9uji df1 df2 39 perhitungan ,024 Tabel 4 Uji Beda 2013 -2,342 Hasil Tabel 13 menunjukkan yang Senin 26 16 ,305 Tabel 15 Uji Beda 2014 Tabel 10 uji ANOVA 2015 1 40 ,135 dilakukan menunjukkan hasil 0,036. Hal ini berarti Sig. Df F Ftabel 2013hari t df Sig. yang (2-tailed) Tabel 16 Uji Beda 2015 return Jumat memiliki hubungan positif Total ,045 Tabel 56 uji homogenitas 2014 40 2,9612013 2,582 Sig. F 2014 t df Sig. (2-tailed) Senin-Selain Tabel 7 ujiDfhomogenitas 2015 Ftabel yang lemah terhadap-2,031 return hari pada 41 Senin yaitu ,049 Total Senin-Selain Senin 2,635 2,218Sig. ,048 ,024 df1 43 df2 2014 t df39 Sig. (2-tailed) Tabel 9 menunjukkan Hasil perhitungan uji tahun 2015. Senin -2,342 df1 df2 Sig. Senin-Selain 1tahun 40 ,135hasil F Tabel 1026 uji ANOVA 2015 ANOVA 2014 menunjukkan lebih -9,181 42 ,044 16 ,305 hitung 17 ,155 Tabel 11 Uji Korelasi 2013 Tabel 15Senin Uji Beda 2014 Beda besar dari Ftabel, yaitu 2,961 >2,582 dan sig lebih kecil 6. Uji Tabel 16 Uji Beda 2015 Sig. Tabel uji 2015 Ftabel H Jumat Df homogenitas F menandakan dari2013 nilai760,05 yang diterima, yaitu Uji Beda (Paired Sample T-Test) dilakukan Senin Tabel uji homogenitas 2014 1 2014 t df Sig. (2-tailed) Total ,048 43 2,635 2,218 2014 Sig. (2-tailed) SeninMonday 1 -,294Indonesia untuk mengetahui terjadi Effect pada Bursa Efek apakaht terjadidfperbedaan signifikan Senin-Selain df1 df2 Sig. df1 df2 Sig. Senin-Selain 39 ,024 Jumat -,294 1 tahun 2014. antara return hari Senin dengan return hari lain. Senin -2,342 -9,181 42 ,044 17 ,155 Senin Tabel 1126 Uji Korelasi 2013 1 40 ,135 1 2013 Senin Tabel Korelasi 2014 Tabel127 Uji uji homogenitas 2015 Senin 1 Jumat -,294 2013df1 Senin df2 Senin26 17 1 Jumat -,294 1 Sig.Jumat ,363 ,155 Tabel 16 Uji Beda 2015 1 2014 Senin-Selain Senin t -9,181 7 df 42 Sig. (2-tailed) ,044 Senin Df 1 Ftabel F Senin 2013 Jumat -,294 Total 43 2,6351 2,218 Senin Jumat ,036 2017 Kalbisocio,Volume 4 No. 1 Februari . 0(*) 0(*) 0(*) 0(*) 0(*) . 0(*) 0(*) Tabel 11 Uji Korelasi 2013 Tabel 412Uji UjiBeda Korelasi Tabel 20132014 Tabel 14 Uji Beda 2013 Senin 2013 0(*) 2013 Senin 2013 Senin Jumat Senin-Selain Jumat Senin 0(*) Senin 1t 1 -,294 ,363 -2,031 df 41 Sig. -,294 Jumat 1 ,048 ,036 1 Jumat Jumat -,294 Sig. (2-tailed) ,363 1 1 ,049 Tabel 13 Uji Korelasi 2015 Tabel 12 Korelasi 2014 Tabel 15 Uji Uji 2014 Tabel 14Beda menunjukkan 0(*) Thitung yang didapat dari 2013 Senin Jumatdf 41 dan hasil tes adalah 2,031 Senin dimana Ttabel dengan 2013 Jumat 2014 t1 df Sig. (2-tailed) Senin ,036 Seninkepercayaan 95%1adalah 2,020.,363 tingkat Hasil tersebut Senin-Selain Jumat ,036 1 39 ,024 Jumat Senin ,363 1 menandakan bahwa hipotesis yang diterima adalah -2,342 H1 yaitu terdapat perbedaan signifikan antara return Tabel 4 Uji Beda 2013 Tabel 13 Uji Korelasi 2015 hariTabel Senin16dengan return hari selain Senin. Syarat H1 Uji Beda 2015 diterima adalah T > T < α. Tabel 4.8 2013 t tabel dan df sigSig. (2-tailed) hitungSenin 2013 Jumat 2014 t df Sig. (2-tailed) Senin-Selain menunjukkan 2,031 > 2,020 0,049 ,036 < 0,05. Hal ini Senin 1 dan41 -2,031 ,049 Senin-Selain Senin menandakan bahwa Monday Effect terjadi Bursa Jumat Senin ,036 1 di,044 -9,181 42 Efek Indonesia tahun 2013 0(*) . 0(*) 0(*) 0(*) 0(*) 0(*) 0(*) 0(*) Tabel415 Uji Beda 2014 Tabel Uji Beda 2013 Tabel 15 Uji Beda 2014 1 2013 2014 Senin-Selain Senin-Selain Senin Senin tt -2,031 -2,342 df df 39 41 Sig. Sig.(2-tailed) (2-tailed) ,024 ,049 Tabel 15 menunjukkan Thitung yang didapat dari hasil tes adalah 2,342 dimana Ttabel dengan df 39 dan tingkat Hasil tersebut 2014kepercayaan 95%t adalahdf2,023. Sig. (2-tailed) 2014 t df Sig. (2-tailed) Senin-Selain menandakan bahwa hipotesis yang diterima adalah Senin-Selain -9,181 42 ,044 39 ,024 Senin H1 yaitu terdapat Senin perbedaan -2,342 signifikan antara return hari Senin dengan return hari selain Senin. Tabel 16 Uji Beda 2015 Tabel1516 Beda Tabel UjiUji Beda 20142015 Tabel 16 Uji Beda 2015 1 2014 Senin-Selain Senin t -9,181 df 42 Sig. (2-tailed) ,044 Tabel 16 menunjukkan Thitung yang didapat dari hasil tes adalah 9,181 dimana Ttabel dengan df 39 dan tingkat kepercayaan 95% adalah 2,018. Hasil tersebut 1 menandakan bahwa hipotesis yang diterima adalah H1 yaitu terdapat perbedaan signifikan antara return hari Senin dengan return hari selain Senin. Syarat H1 diterima adalah Thitung > Ttabel dan sig < α. Tabel 4.8 menunjukkan 9,181 > 2,018 dan 0,044 < 0,05. Hal ini menandakan bahwa Monday Effect terjadi di Bursa Efek Indonesia tahun 2015 7. Analisis Banyak penelitian yang menyebutkan bahwa return terendah dalam satu minggu biasanya terjadi pada hari Senin. Sedangkan return tertinggi terjadi pada hari lain. Namun tidak semua penelitian menunjukkan hasil yang sama. Menurut Saputro dan Sukirno (2014) yang melakukan penelitian di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2012 menunjukkan hasil return terendah dalam satu minggu terjadi pada hari Senin. Penelitian 8 ini juga mengatakan bahwa terdapat hubungan antara return hari Jumat dengan return hari Senin. Terdapat beberapa alasan mengenai fenomena Monday Effect, salah satu penyebab terjadinya Monday Effect disebabkan aksi jual yang dilakukan oleh investor sehingga terdapat kelebihan penawaran yang menyebabkan harga saham menurun dan juga faktor psikologis dari investor. Fenomena Monday effect tetaplah menjadi suatu anomali pasar yang terjadi di pasar modal. Fenomena ini perku diperhatikan oleh investor dalam berinvestasi. a. Pembahasan Monday Effect pada Indeks LQ45 2013-2015. Melalui penelitian yang sudah dilakukan, didapatkan hasil bahwa return terendah dalam satu minggu selama periode 2013-2015 terjadi pada hari Senin. Rata-rata return hari Senin tahun 2013 adalah -0,2307 dan pada tahun 2014, return hari Senin adalah 0,278 yang merupakan return terendah dalam satu minggu, sedangkan pada tahun 2015, return hari Senin adalah -0,5926 yang juga adalah return terendah dibandingkan dengan return hari lainnya. Pengujian ANOVA juga membuktikan bahwa terdapat perbedaan siginifikan antara return hari Senin dengan return hari selain Senin. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Saputro dan Sukirno (2014) yang menyebutkan terjadinya fenomena Monday Effect di Bursa Efek Indonesia pada periode 2010-2012. Hasil dari Paired Sample T-Test menunjukkan bahwa terjadi perbedaan yang signifikan antara return hari Senin dengan return hari lainnya yang menandakan terjadinya Monday effect. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Chi Ming Ho yang melakukan penelitian pada pasar modal Taiwan. Penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Satoto (2011) yang melakukan pengujian day of week di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009. Penelitian tersebut menunjukkan hasil bahwa return hari Senin bukanlah return terendah dibandingkan hari lainnya. b. Pembahasan Hubungan Return Hari Senin dengan Jumat. Melalui uji korelasi yang dilakukan untuk mengetahui hubungan return hari Senin dengan hari Jumat, didapattkanlah hasil bahwa pada tahun 2014 dan 2015 terdapat hubungan positif, sedangkan pada tahun 2013 terdapat hubungan yang negatif. Daniel, Analisis Fenomena Monday Effect pada Saham... Tahun 2013, return hari Jumat dan Senin memiliki nilai korelasi negatif sebesar -0,294. Hal ini berarti tidak terdapat korelasi antara return hari Jumat dengan return hari Senin. Tidak terjadinya korelasi dapat disebabkan karena perusahaan pada tahun 2013 perusahaan banyak mengeluarkan berita buruk pada hari Jumat yang menyebabkan terjadinya korelasi negatif pada hasil uji korelasi. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ramadhani (2014) yang menyebutkan terdapat hubungan antara return hari ini dengan return hari lainnya. Korelasi antara return hari Jumat dengan hari Senin terjadi pada tahun 2014 dan 2015. Tahun 2014, return hari Jumat dan hari Senin memiliki hubungan yang positif sebesar 0,363 dan pada tahun 2015, terdapat hubungan sebesar 0,036. Hal ini sesuai denga penelitian Saputro dan Sukirno pada tahun 2010-2012 IV. SIMPULAN Hasil penelitian yang telah dilakukan memunculkan simpulan sebagai berikut: (1) Monday effect terjadi pada Burs aEfek Indonesia periode 20132015. Hasil uji yang telah dilakukan menggunakan analisis deskriptif dan ANOVA menunjukkan bahwa pada tahun 2015 terdapat perbedaan yang paling signifikan antara return hari Senin dengan hari lainnya dibandingkan dengan tahun 2013 dan 2014. Hasil uji tersebut menunjukkan bahwa ratarata return saham pada hari Senin merupakan ratarata return terendah dibandingkan dengan rata-rata return hari selain Senin pada periode 2013-2015. Hal tersebut menunjukkaan bahwa Monday effect terjadi pada tahun 2013, 2014, dan 2015; (2) Monday effect terjadi karena ada hubungannya dengan return pada hari Jumat. Uji korelasi dilakukan untuk mengetahui hubungan return saham hari Jumat dengan return saham hari Senin. Hasil uji korelasi menunjukkan adanya hubungan positif return saham hari Jumat dengan return saham hari Senin pada tahun 2014 dan 2015, namun hubungan yang terjadi tidaklah kuat. Hubungan return saham hari Jumat dengan return saham hari Senin tidak terjadi pada tahun 2013, yang hasil pengujiannya menunjukkan hasil negatif; dan (3) Terdapat perbedaan signifikan antara return hari Senin dengan return hari selain Senin. Paired Sample T-Test dilakukan untuk mengetahui perbedaan antara rata-rata return hari Senin dengan rata-rata return hari selain Senin. Hasil Paired Sample T-Test menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara return hari Senin dengan return hasil selain Senin. V. DAFTAR RUJUKAN Bodie, Z. K. (2014). Investment (10th edition). Boston: McGraw-Hill. Budileksmana, A. (2005, September 15-16). Fenomena The Monday Effect di Bursa Efek Jakarta. SNA VIII. Bujang. (2007). Manajemen Investasi Jilid I. jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Cahyaningdyah. (2005). Analisa Pengaruh Hari Perdagangan Terhadap retrun Saham. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol. 20, No. 2, 175-186. Damodaran, A. (2012). Investment Valuation Tools and Techniques for Determination the Value of Any Asset. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc. Hartono, J. (2015). Teori Portofoilio dan Analisis Investasi (edisi kesepuluh). Yogyakarta: BPFE. Jones, C. P. (2009). Investment: Analysis and Management. John Wiley & Sons. Reilly, F. K. (2011). Investment Analysis and Portofolio Management (10th edition). The Dryden Press Harcourt College Publishers. Manurung, A. H. (2012). Reksa Dana Investasiku. Jakarta: Penerbit Buku Kompas (PBK). Saputro, A. P. & Sukirno. (2014). Day of The Week Effect dan Month of The Year Effect Terhadap Return Indeks Pasar. Day of The Week Effect dan Month of The Year Effect Terhadap Return Indeks Pasar. Satoto, S. H. (2011). Analisis Fenomena Day of The Week Effect: Pengujian Monday Effect, Week-Four Week Effect dan Rogalski Effect. Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. 9