Makalah Pertumbuhan dan Perkembangan

advertisement
PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI PADA NEGARA INDONESIA
SEBAGAI NEGARA BERKEMBANG DAN SINGAPURA SEBAGAI NEGARA MAJU
DI ASEAN
MAKALAH
oleh:
Giasani Syarifa Nasifah (1504512)
Novira Astie N. (1501564)
AKUNTANSI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun haturkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah
yang berjudul “Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi pada Negara Indonesia Sebagai
Negara Berkembang dan Singapura Sebagai Negara Maju di ASEAN“ ini.
Dalam pembuatan makalah ini, banyak kesulitan yang penyusun alami terutama
disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan sumber-sumber info yang masih terbilang
terbatas. Namun berkat bimbingan dan bantuan dari semua pihak akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, khususnya para
rekan-rekan. Terimakasih juga tak lupa penyusun haturkan kepada Bapak Yana Rohmana,
S.Pd, M.Si. selaku Dosen Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro yang telah memberikan
penyusun tugas berupa makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Tak ada gading yang tak retak. Begitu pula dengan makalah yang penyusun buat ini
yang masih jauh dari kesempurnaan. Terlepas dari semua itu, penyusun menyadari sepenuhnya
bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu penyusun memohon maaf apabila ada kekurangan ataupun kesalahan. Kritik dan
saran sangat diharapkan agar makalah ini menjadi lebih baik serta berdaya guna dimasa yang
akan datang.
Akhir kata kami berharap semoga ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca serta bisa menjadi salah satu media yang bisa memberikan acuan kepada
kita sebagai masyarakat ekonomi Indonesia agar dapat mengetahui serta memahami apa itu
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, juga menganalisa perbandingan kemakmuran
berbagai negara khususnya negara Indonesia sebagai negara berkembang dan Singapura
sebagai negara maju di ASEAN. Sehingga dengan pengetahuan ini masyarakat dapat
menjadikannya sebagai acuan saat melakukan kegiatan ekonomi, baik dalam pengambilan
langkah maupun keputusan kedepannya.
Bandung, Februari 2016
Penyusun
2
ABSTRAK
Pertumbuhan ekonomi (Economic Growth) adalah perkembangan kegiatan dalam
perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat
bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Sedangkan pembangunan ekonomi adalah
pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan dalam struktur dan corak kegiatan
ekonomi. (Sadono Sukirno, 1994;10).
Perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan apabila jumlah balas jasa riil terhadap
penggunaan faktor-faktor produksi pada tahun tertentu lebih besar daripada tahun sebelumnya.
Pembangunan ekonomi tidak hanya berbicara tentang masalah perndapatan nasional riil, tetapi
juga kepada modernisasi kegiatan ekonomi.
Ditinjau dari sudut ekonomi, perkembangan ekonomi dunia menimbulkan dua efek
penting yang sangat menggalakkan, yaitu (i) kemakmuran atau taraf hidup masyarakat makin
meningkat, dan (ii) ia dapat menciptakan kesempatan kerja yang baru kepada penduduk yang
terus bertambah jumlahnya.
Makalah ini berfokus dalam menganalisis dan membandingkan pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi di ASEAN khususnya Indonesia dan Singapura dimana Indonesia
sebagai negara berkembang dan Singapura sebagai negara maju di ASEAN.
Walaupun berada dalam naungan satu organisasi regional yang sama, namun di dalam hal
perekonomian ASEAN memiliki komposisi negara maju dan berkembang 1:5 yakni Singapura
dan Brunei Darussalam sebagai negara maju, sementara 8 negara lainnya yakni
Indonesia,Thailand, Malaysia, Myanmar, Kamboja, Filipina, Vietnam, dan Laos merupakan
negara berkembang.
3
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................................................. 3
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 4
BAB I ......................................................................................................................................... 5
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 5
LATAR BELAKANG................................................................................................. 5
1.2
PERUMUSAN MASALAH ....................................................................................... 6
1.3
TUJUAN PENULISAN .............................................................................................. 6
BAB II........................................................................................................................................ 7
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 7
PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI ......................................... 7
2.2
PERHITUNGAN PERTUMBUHAN EKONOMI ................................................... 17
FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN PERTUMBUHAN EKONOMI ............... 20
MANFAAT PERTUMBUHAN EKONOMI ....................................................................... 20
2.5
KEBIJAKAN MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN .............................................. 21
PERBANDINGAN KEMAKMURAN BERBAGAI NEGARA ......................................... 22
2.7 PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI DI INDONESIA
SEBAGAI NEGARA BERKEMBANG DAN SINGAPURA SEBAGAI NEGARA MAJU
DI ASEAN ........................................................................................................................... 24
BAB III .................................................................................................................................... 34
PENUTUP................................................................................................................................ 34
3.1
KESIMPULAN ......................................................................................................... 34
3.2
SARAN ..................................................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 41
4
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi jangka panjang. Pertumbuhan
ekonomi yang pesat merupakan fenomena penting yang dialami dunia hanya semenjak dua
abad belakangan ini. Dalam periode tersebut dunia telah mengalami perubahan yang sangat
nyata apabila dibandingkan dengan periode sebelumnya. Pada masa sebelumnya kuda dan
beberapa binatang peliharaan lain merupakan tenaga penarik bagi alat pengangkut yang utama.
Pada masa ini keadaan sudah sangat berbeda. Kemampuan manusia untuk pergi kebulan dan
mewujudkan komputer canggih merupakan contoh yang nyata dari betapa jauhnya manusia
telah mengalami kemajuan sejak dua atau tiga abad yang lalu.
Ditinjau dari sudut ekonomi, perkembangan ekonomi dunia menimbulkan dua efek
penting yang sangat menggalakkan, yaitu (i) kemakmuran atau taraf hidup masyarakat makin
meningkat, dan (ii) ia dapat menciptakan kesempatan kerja yang baru kepada penduduk yang
terus bertambah jumlahnya. Walau bagaimanapun, sungguh menyedihkan untuk menyadari
kenyataan bahwa pertumbuhan ekonomi tersebut bukanlah sesuatu peristiwa yang terjadi di
semua negara. Bahkan ASEAN sebagai organisasi regional di kawasan Asia Tenggara pun
memiliki komposisi pertumbuhan ekonomi yang berbeda. Hal ini dapat dilihat dari
perbandingan negara maju dan berkembang 1:5 di ASEAN yakni Singapura dan Brunei
Darussalam sebagai negara maju, sementara 8 negara lainnya yakni Indonesia,Thailand,
Malaysia, Myanmar, Kamboja, Filipina, Vietnam, dan Laos merupakan negara berkembang.
Selama ini banyak negara sedang berkembang telah berhasil menunjukkan laju
pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, tetapi masih banyak permasalahan pembangunan
yang belum terpecahkan, seperti : tingkat pengganguran tetap tinggi, pembagian pendapatan
tambah tidak merata, masih banyak terdapat kemiskinan absolut, tingkat pendidikan rata-rata
masih rendah, pelayanan kesehatan masih kurang, dan sekelompok kecil penduduk yang
sangat kaya cenderung semakin kaya sedangkan sebagian besar penduduk tetap saja bergelut
dengan kemiskinan, yang terjadi bukan peningkatan dan justru malah penurunan. Keadaan ini
memprihatinkan, banyak ahli ekonomi pembangunan yang mulai mempertanyakan arti dari
pembangunan.
Mengingat pentingnya konsep pertumbuhan ekonomi sebagai tolak ukur penilaian
perkembangan ekonomi suatu negara, maka kita selaku masyarakat sebagai pelaku ekonomi
harus memahami konsep ini setidaknya mengetahui definisi pertumbuhan dan pembangunan
ekonomi. Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi memiliki definisi yang berbeda, yaitu
pertumbuhan ekonomi ialah proses kenaikan output per kapita yang terus menerus dalam
jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan salah satu indikator keberhasilan
pembangunan. Dengan demikian makin tingginya pertumbuhan ekonomi biasanya makin
tinggi pula kesejahteraan masyarakat, meskipun terdapat indikator yang lain yaitu distribusi
pendapatan. Sedangkan pembangunan ekonomi ialah usaha meningkatkan pendapatan per
5
kapita dengan jalan mengolah kekuatan ekonomi potensial menjadi ekonomi riil melalui
penanaman modal, penggunaan teknologi, penambahan pengetahuan, peningkatan
ketrampilan, penambahan kemampuan berorganisasi dan manajemen.
Untuk itulah penyusun merumuskan makalah ini untuk menyampaikan definisi serta
pemahaman pertumbuhan dan pembangunan ekonomi menurut para ahli beserta contoh
perbandingan kemakmuran haril pertumbuhan dan pembangunan ekonomi di dua negara
ASEAN yakni Indonesia dan Singapura dengan maksud agar masyarakat sebagai pelaku
ekonomi di Indonesia dapat mengerti tentang pertumbuhan dan pembangunan ekonomi
minimal di negaranya sendiri dengan harapan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi di
Indonesia senantiasa lebih baik kedepannya.
1.2 PERUMUSAN MASALAH
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Apa pengertian pertumbuhan ekonomi?
Apa perbedaan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi?
Bagaimana cara menghitung pertumbuhan ekonomi?
Apa faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi?
Apa manfaat pertumbuhan ekonomi?
Bagaimana kebijakan untuk mempercepat pembangunan?
Bagaimana perbandingan Indonesia sebagai negara berkembang dan kemakmuran
Singapura sebagai negara maju di ASEAN?
1.3 TUJUAN PENULISAN
Meskipun lingkup penulisan ini sempit, dalam arti pembahasan contoh nyata pertumbuhan
dan pembangunan ekonomi hanya fokus pada perbandingan pertumbuhan ekonomi Indonesia
dan Singapura, hasilnya diharapkan dapat menyumbang tidak hanya memberikan pengetahuan
mengenai definisi dan pemahaman pertumbuhan ekonomi dan perkembangan ekonomi saja,
tapi juga diharapkan dengan penulisan makalah ini masyarakat Indonesia dapat menghitung
pertumbuhan ekonomi suatu negara, membandingkan kemakmuran berbagai negara, serta
menjadikannya acuan dalam melakukan kegiatan ekonomi baik saat pengambilan langkah
maupun keputusan.
6
BAB II
PEMBAHASAN
PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI
Pengertian Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi (Economic Growth) adalah perkembangan kegiatan dalam
perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat
bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat
dipandang sebagai masalah makro ekonomi dalam jangka panjang. Perkembangan kemampuan
memproduksi barang dan jasa sebagai akibat pertambahan faktor-faktor produksi pada
umumnya tidak selalu diikuti oleh pertambahan produksi barang dan jasa yang sama besarnya.
Pertambahan potensi memproduksi seringkali lebih besar dari pertambahan produksi yang
sebenarnya. Dengan demikian perkembangan ekonomi adalah lebih lambat dari potensinya.
(Sadono Sukirno, 1994;10).
Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi
suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional.
Perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan apabila jumlah balas jasa riil terhadap
penggunaan faktor-faktor produksi pada tahun tertentu lebih besar daripada tahun sebelumnya.
Berkelanjutan pertumbuhan ekonomi harus mengarah standar hidup yang lebih tinggi nyata
dan kerja meningkat.
Menurut Boediono (2001: 35), pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output
perkapita dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator untuk melihat
keberhasilan pembangunan dan merupakan syarat keharusan (necessary condition) bagi
penurunan pengangguran. Adapun syarat kecukupannya ialah bahwa pertumbuhan ekonomi
tersebut efektif dalam mengurangi tingkat pengangguran. Artinya, pertumbuhan tersebut
hendaklah menyebar di setiap golongan pendapatan, termasuk di golongan penduduk miskin.
Secara langsung, hal ini berarti pertumbuhan itu perlu dipastikan terjadi disektor-sektor dimana
penduduk miskin bekerja yaitu sector pertanian atau sector yang padat karya. Adapun secara
tidak langsung, diperlukan pemerintah yang cukup efektif mendistribusikan manfaat
pertumbuhan yang mungkin didapatkan dari sektor modern seperti jasa yang padat modal.
A. Pengertian Pembangunan Ekonomi
Economic development is growth plus change-yaitu pembangunan ekonomi adalah
pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan dalam struktur dan corak kegiatan
ekonomi. (Sadono Sukirno, 1994;10).
Pembangunan ekonomi tidak hanya berbicara tentang masalah perndapatan nasional riil,
tetapi juga kepada modernisasi kegiatan ekonomi, misalnya kepada usaha merombak sektor
pertanian yang tradisional, masalah mempercepat pertumbuhan ekonomi dan masalah perataan
pembagian pendapatan.
7
B. Perbedaan dan Persamaan Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
1. Perbedaan Pembangunan Ekonomi dengan Pertumbuhan Ekonomi
1) Pembangunan ekonomi lebih bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan
produksi, tetapi juga terdapat perubahan-perubahan dalam struktur
perekonomian.
2) Pertumbuhan ekonomi keberhasilannya lebih bersifat kuantitatif, yaitu adanya
kenaikan dalam standar pendapatan dan tingkat output produksi yang
dihasilkan
2. Persamaan Pembangunan Ekonomi dengan Pertumbuhan Ekonomi
1) Kedua-duanya merupakan kecenderungan di bidang ekonomi.
2) Pokok permasalahan akhir adalah besarnya pendapatan per kapita.
3) Kedua-duanya menjadi tanggung jawab pemerintah dan memerlukan
dukungan rakyat.
4) Kedua-duanya berdampak kepada kesejahteraan rakyat
C. Teori-Teori Pertumbuhan Ekonomi Menurut Para Ahli
Pada abad 19 banyak ahli ekonomi mengalisis dan membahas, serta mengemukakan
tentang teori tingkat pertumbuhan ekonomi. Antara lain Fredrich List, Bruno Hilder Brand,
Karl Bucher dan Walt Whitman Rostow dan Adam Smith.
1. Werner Sombart (1863-1947)
Teori Pertumbuhan Historis
a. Masa Perekonomian Tertutup
Seluruh kegiatan manusia hanya semata memenuhi kebutuhan sendiri, masyarakat
bertindak sebagai produsen sekaligus konsumen sehingga tidak terjadi transaksi
pertukaran barang-jasa.
Ciri-cirinya :
1) Kegiatan manusia memenuhi kebutahan dirinya sendiri
2) Individu bertindak sebagai konsumen dan produsen
3) Belum terjadi kegiatan pertukaran barang-jasa
b. Masa Kerajinan dan Pertukangan
Masa ini kebutuhan manusia meningkat, namun tidak dapat dipenuhi sehingga
diperlukan pembagian kerja sesuai keahlian masing-masing. Sehingga menimbulkan
kegiatan pertukaran barang-jasa, yang didasari untuk mencari keuntungan untuk
memenuhi kebutuhan hidup.
Ciri-cirinya :
1) Mulai meningkat kebutuhan manusia
2) Adanya pembagian tugas menurut keahlian
3) Timbulnya kegiatan transaksi jual beli barang-jasa
4) Pertukaran tidak didasari motive keuntungan yang didapat
8
c. Masa kapitalis
Muncul kaum pemilik modal (kapitalis), kaum kapitalis dalam menjalankan tugasnya
memerlukan kaum buruh. Tujuannya tidak lagi untuk memenuhi kebutuhan melainkan
untuk mencari keuntungan.
Werner Sombart membagi masa kapitalis menjadi empat masa, yaitu :
1. Tingkat Pra-Kapitalis
 Kehidupan masyarakat sedikit mengalami perubahan sehingga berjalan
lambat
 Bersifat kekeluargaan
 Bertumpu pada sektor pertanian
 Bekerja untuk memenuhi kebutuhan sendiri
2. Tingkat Kapitalis
 Kehidupan masyarakat dinamis (mengalami perubahan yang cepat)
 Bersifat individual
 Terjadi pembagian kerja sesuai dengan keahlian
 Melakukan pertukaran untuk mencari laba
3. Tingkat Kapitalisme Raya
 Usahanya hanya untuk mendapat keuntungan
 Produksi dilakukan dengan alat modern secara masal
 Perdagangan mengarah ke pasar monopoli
 Terdapat atasan dan bawahan
4. Tingkat Kapitalisme Akhir
 Muncul aliran sosialisme
 Adanya campur tangan pemerintah
 Mengutamakan kepentingan bersama
2. Fredrich List
Fredrich List, adalah penganut paham Laisser Faire dan berpendapat bahwa sistem ini dapat
menjamin alokasi sumber-sumber secara optimal, tetapi proteksi terhadap industri-industri
tetap diperlukan.
3. Bruno Hilder Brand
Bruno Hilder Brand adalah pengkritik Fredrich List, mareka mengatakan bahwa
perkembangan masyarakat atau ekonomi bukan karena sifat-sifat produksi atau
komsumsinya.
Bruno mengemukakan tiga sistem distribusi, yaitu :
1) Natural atau perekonomian barterf
2) Perekonomian uang
3) Perekonomian kredit
4. Karl Bucher
Karl Bucher mempunyai pendapat yang serupa walaupun tidak sama. Dia mengatakan
bahwa pertumbuhan ekonomi adalah melalui 3 (tiga) tingkat, yaitu :
9
1) Produksi untuk kebutuhan sendiri
2) Perekonomian kota, dimana pertukaran sudah meluas
3) Perekonomian nasional dimana peranan pedagang-pedagang tampak makin penting.
5. Whalt Whiteman Rostow (1916-1979)
W.W. Rostow dalam bukunya “The Stages of Economic Growth” mengemukakan bahwa
proses pertumbuhan ekonomi dapat dibedakan dalam lima tahap dan setiap negara di
dunia dapat digolongkan ke dalam salah satu tahap dari lima tahap pertumbuhan ekonomi
tersebut.
a. Masyakarat Tradisional (the traditional society)
Menurut Rostow, masyarakat tradisional adalah masyarakat yang fungsi produksinya
terbatas yang ditandai oleh cara produksi yang relatif masih primitif dan cara hidup
masyarakat yang masih sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai yang kurang rasional, tetapi
kebiasaan tersebut telah turun-temurun.
Tahap masyarakat tradisional, dengan karakteristiknya :
1) Pertanian padat tenaga kerja.
2) Belum mengenal ilmu pengetahuan dan teknologi (era newton).
3) Ekonomi mata pencaharian.
4) Hasil-hasil tidak disimpan atau diperdagangkan.
5) Adanya sistem barter.
b. Masyarakat Pra Kondisi untuk Periode Lepas Landas (The Preconditions for
Take-off)
Tahap prasyarat tinggal landas ini didefinisikan Rostow sebagai suatu masa transisi
dimana masyarakat mempersiapkan dirinya untuk mencapai pertumbuhan atas
kekuatan sendiri (self-sustained growth).
Tahap pembentukan prasyarat tinggal landas ditandai dengan :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
Pendirian industri-industri pertambangan;
Peningkatan penggunaan modal dalam pertanian;
Perlunya pendanaan asing;
Tabungan dan investasi meningkat;
Terdapat lembaga dan organisasi tingkat nasional;
Adanya elit-elit baru;
Perubahan seringkali dipicu oleh gangguan dari luar.
c. Tahap Tinggal Landas (The Take Off)
Terjadi perubahan yang drastis dalam masyarakat seperti revolusi politik, terciptanya
kemajuan yang pesat dalam inovasi, atau berupa terbukanya pasar-pasar baru. Sebagai
akibat dari perubahan-perubahan tersebut secara teratur akan tercipta inovasi-inovasi
dan peningkatan investasi.
Rostow mengemukakan 3 ciri utama dari negara-negara yang sudah mencapai masa
tinggal landas yaitu:
10
Terjadinya kenaikan investasi produktif dari 5 persen atau kurang menjadi 10% dari
Produk Nasional Bersih (Net National Product NNP).
2. Terjadinya perkembangan satu atau beberapa Sektor industri dengan tingkat
pertumbuhan yang sangat tinggi (leading sectors).
3. Terciptanya suatu kerangka dasar politik, sosial, dan kelembagaan yang bisa
menciptakan perkembangan sektor modern dan eksternalitas ekonomi yang bisa
menyebabkan pertumbuhan ekonomi terus terjadi.
1.
Empat faktor penting yang harus diperhatikan dalam menciptakan sektor pemimpin
yaitu:

Harus ada kemungkinan untuk perluasan pasar bagi barang-barang yang diproduksi
yang mempunyai kemungkinan untuk berkembang dengan cepat.
 Dalam sektor tersebut harus dikembangkan teknik produksi yang modern dan
kapasitas produksi harus bisa diperluas.
 Harus tercipta tabungan dalam masyarakat dan para pengusaha harus menanamkan
kembali keuntungannya untuk membiayai pembangunan sektor pemimpin.
 Pembangunan dan transformasi teknologi sektor pemimpin haruslah bisa menciptakan
kebutuhan akan adanya perluasan kapasitas dan modernisasi sektor-sektor lain.
Tahap tinggal landas yaitu ditandai dengan :
1) Industrialisasi meningkat;
2) Tabungan dan investasi semakin meningkat
3) Peningkatan pertumbuhan regional
4) Tenaga kerja di sektor pertanian menurun
5) Stimulus ekonomi berupa revolusi politik
6) Inovasi teknologi
7) Perubahan ekonomi internasional
8) Laju investasi dan tabungan meningkat 5 – 10% dari pendapatan nasional
9) Sektor usaha pengolahan (manufaktur)
10) Pengaturan kelembagaan (misalnya sistem perbankan)
d. Tahap Menuju Kekedewasaan (The Drive to Maturity)
Tahap menuju kedewasaan diartikan Rostow sebagai masa dimana masyarakat sudah
secara efektif menggunakan teknologi modern pada hampir semua kegiatan produksi.
Pada tahap ini sektor-sektor pemimpin baru akan muncul menggantikan sektor-sektor
pemimpin lama yang akan mengalami kemunduran. Sektor-sektor pemimpin baru ini
coraknya ditentukan oleh perkembangan teknologi, kekayaan alam, sifat-sifat dari
tahap lepas landas yang terjadi, dan juga oleh kebijaksanaan pemerintah.
Tahap pergerakan menuju kematangan ekonomi ciri-cirinya:
1) Pertumbuhan ekonomi berkelanjutan
11
2)
3)
4)
5)
Diversifikasi industri
Penggunaan teknologi secara meluas
Pembangunan di sektor-sektor baru
Investasi dan tabungan meningkat 10 – 20 % dari pendapatan nasional.
e. Tahap Konsumsi Massal Tingkat Tinggi (the age of high mass-consumption)
Dalam hal prekondisi untuk meningkatkan ekonomi suatu negara, penekanannya
terdapat pada keseluruhan proses di mana masyarakat berkembang dari suatu tahap ke
tahap yang lain.
Tahap era konsumsi-massal tingkat tinggi dengan:
Proporsi ketenagakerjaan yang tinggi di bidang jasa;
2) Meluasnya konsumsi atas barang-barang yang tahan lama dan jasa;
3) Peningkatan atas belanja jasa-jasa kemakmuran
1)
6. Adam Smith
Menurut pandangan Adam Smith , kebijakan laissez-faire atau sistem mekanisme pasar
akan memaksimalkan tingkat pembangunan ekonomi yang dapat dicapai oleh suatu
masyarakat.
Teori Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan Buku Sadono Sukirno
1. Teori Pertumbuhan Klasik
Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi Klasik ada empat faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi, yaitu : jumlah penduduk, jumlah stok barang-barang modal, luas
tanah dan kekayaan alam, serta tingkat teknologi yang digunakan. Walaupun menyadari
bahwa pertumbuhan ekonomi tergantung kepada banyak faktor, ahli-ahli ekonomi Klasik
terutama menitikberatkan perhatiannya kepada pengaruh pertambahan penduduk kepada
pertumbuhan ekonomi. Dalam teori pertumbuhan mereka, dimisalkan luas tanah dan
kekayaan alam adalah tetap jumlahnya dan tingkat teknologi tidak mengalami perubahan.
Berdasarkan pada pemisalan ini selanjutnya dianalisis bagaimana pengaruh pertambahan
penduduk kepada tingkat produksi nasional dan pendapatan.
Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi Klasik hukum hasil tambahan yang semakin
berkurang akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Ini berarti pertumbuhan ekonomi
tidak akan terus menerus berlangsung. Apabila penduduk sudah terlalu banyak,
pertambahannya akan menurunkan tingkat kegiatan ekonomi karena produktivitas setiap
penduduk telah menjadi negatif. Maka kemakmuran masyarakat menurun kembali.
Ekonomi akan mencapai tingkat perkembangan yang sangat rendah. Apabila keadaan ini
dicapai, ekonomi dikatakan telah mencapai keadaan tidak berkembang (Stationary State).
Pada keadaan ini pendapatan pekerja hanya mencapai tingkat cukup hidup. Menurut
pandangan ahli-ahli ekonomi Klasik setiap masyarakat tidak akan mampu menghalangi
terjadinya keadaan tidak berkembang tersebut.
12
Berdasarkan kepada teori pertumbuhan Klasik tadi, dikemukakan suatu teori yang
menjelaskan perkaitan di antara pendapatan per kapita dan jumlah penduduk. Teori tersebut
dinamakan teori penduduk optimum.
Dari uraian mengenai teori pertumbuhan Klasik telah dapat dilihat bahwa apabila
terdapat kekurangan penduduk, produksi marjinal adalah lebih tinggi daripada pendapatan
per kapita. Maka pertambahan penduduk akan menaikkan pendapatan per kapita. Akan
tetapi apabila penduduk sudah semakin banyak, hukum hasil tambahan yang semakin
berkurang akan mempengaruhi fungsi produksi, yaitu produksi marjinal akan mulai
mengalami penurunan. Oleh karenanya pendapatan nasional dan pendapatan per kapita
menjadi semakin lambat pertumbuhannya.
Penduduk yang terus bertambah akan memyebabkan pada suatu jumlah penduduk yang
tertentu produksi marjinal telah sama dengan pendapatan per kapita. Pada keadaan ini
pendapatan per kapita mencapai nilai yang maksimum. Jumlah penduduk pada waktu itu
dinamakan penduduk optimum. Secara grafik teori penduduk optimum dapat ditunjukkan
seperti dalam gambar 1.1. Kurva Ypk menunjukkan tingkat pendapatan per kapita pada
berbagai jumlah penduduk, dan M adalah puncak kurva tersebut. Maka penduduk optimal
adalah jumlah penduduk sebanyak N0, dan pendapatan per kapita yang paling maksimum
adalah Y0.
Grafik 1.1
Dalam dua abat belakangan ini di negara-negara maju pertumbuhan ekonomi tidak
sepeti diramalkan oleh teori pertumbuhan Klasik. Pertumbuhan ekonomi yang berlaku di
negara Barat terutama disebabkan oleh perkembangan teknologi. Efek dari pertumbuhan
yang demikian kurva YPK akan terus menerus bergerak ke atas (misalnya menjadi Y*PK).
Perubahan seperti ini menyebabkan dua hal berikut: (i) penduduk optimum akan bergeser
13
dari N0 ke kanan (misalnya menjadi N1) dan (ii) pada penduduk optimum N1 pendapatan
per kapita lebih tinggi dari Y0 (yaitu menjadi Y1).
2. Teori Schumpeter
Teori Schumpeter menekankan tentang pentingnya pengusaha di dalam mewujudkan
pertumbuhan ekonomi. Dalam teori itu dituunjukkan bahwa para pengusaha merupakan
golongan yang akan terus-menerus membuat pembaharuan atau inovasi dalam kegiatan
ekonomi. Inovasi tersebut meliputi: memperkenalkan barang-barang baru, mempertinggi
efisien cara memproduksi dalam menghasilkan suatu barang, memperluas pasar suatu
barang ke pasaran-pasaran yang baru, mengembangkan sumber bahan mentah yang baru
dan mengadakan perubaha-perubahan dalam organisasi dengan tujuan mempertinggi
keefisienan kegiatan perusahaan. Berbagai kegiatan inovasi baru ini akan memerlukan
investasi baru.
Di dalam teori pertumbuhannya Schumpeter memulai analisisnya dengan memisalkan
bahwa perekonomian sedang dalam keadaan tidak berkembang. Tetapi keadaan ini tidak
berlangsung lama. Pada waktu keadaan tersebut berlaku, segolongan pengusaha menyadari
tentang berbagai kemungkinan untuk mengadakan inovasi yang menguntungkan. Didorong
oleh keinginan mendapatkan keuntungan dari mengadakan pembaharuan tersebut, mereka
akan meminjam modal dan melakukan penanaman modal. Investasi yang baru ini akan
meninggikan tingkat kegiatan ekonomi negara. Maka pendapatan masyarakat akan
bertambah dan seterusnya konsumsi masyarakat menjadi bertambah tinggi. Kenaikan
tersebut akan mendorong perusahaan-perusahaan lain untuk menghasilkan lebih banyak
barang dam melakukan penanaman modal baru. Maka menurut Schumpeter, investasi dapat
dibedakan kepada dua golongan: penanaman modal otonomi dan penanaman modal
terpengaruh. Penanaman modal otonomi adalah penanaman modal yang ditimbulkan oleh
kegiatan ekonomi yang timbul sebgai akibat kegiatan inovasi.
Menurut Schumpeter makin tinggi tingkat kemajuan suatu ekonomi semakin terbatas
kemungkinan untuk mengadakan inovasi. Maka pertumbuhan ekonomi akan menjadi
bertambah lambat jalannya. Pada akhirnya akan tercapai tingkat “keadaan tidak
berkembang” atau “stationary state”. Dalam pandangan Schumpeter keadaan tidak
berkembang itu dicapai pada tingkat pertumbuhan yang tinggi.
3. Teori Harrod-Domar
Dalam menganalisis mengenai masalah pertumbuhan ekonomi, teori Harrod-Domar
bertujuan untuk menerangkan syarat yang harus dipenuhi supaya suatu perekonomian dapat
mencapai pertumbuhan yang teguh atau steady growth dalam jangka panjang. Analisis
Harrod-Domar menggunakan pemisalan-pemisalan berikut: (i) barang modal telah
mencapai kapasitas penuh, (ii) tabungan adalah proporsional dengan pendapatan nasional,
(iii) rasio modal-produksi (capital-output ratio) tetap nilainya, dan (iv) perekonomian
terdiri dari dua sektor.
14
Dalam analisis Harrod-Domar menunjukkan bahwa, walaupun pada suatu tahun
tertentu (misalnya tahun 2002) barang-barang modal sudah mencapai kapasitas penuh,
pengeluaran agregat dalam tahun 2002 yaitu AE = C + I, akan menyebabkan kapasitas
barang modal menjadi semakin tinggi pada tahun berikutnya (tahun 2003). Dengan
perkataan lain, investasi yang berlaku dalam tahun 2002 akan menambah kapasitas barang
modal untuk mengeluarkan barang dan jasa pada tahun 2003.
Grafik 1.2
Masalah yang dikemukakan oleh Harrod-Domar ditunjukkan dalam gambar 2.2.
Pengeluaran agregat yang asal adalah AE = C + I. keseimbangan dicapai di titik E yang
menggambarkan: (i) pendapatan nasional adalah Y dan (ii) pad apendapatan nasional
tersebut ekonomi mencapai kapasitas penuh. Misalkan jumlah barang modal pada
keseimbangan ini adalah Ko. Seterusnya teori Herrod-Domar menerangkan bahwa
investasi yang dilakukan pada tahun tersebut (2002) akan menyebabkan jumlah barang
modal bertambah pada tahun berikutnya 2003, yaitu jumlah barang modal menjadi K1 =
Ko + I, di mana K1 adalah jumlah barang modal pada tahun 2003. Agar sepenuhnya barang
modal digunakan, pengeluaran agregat pada tahun itu harus mencapai AE1 = C + I + ∆I.
Dengan pengeluaran agregat ini pendapatan nasional adalah YK1 dan nilai ini sama dengan
kapasitas barang modal sebanyak K1 untuk menghasilkan pendapatan nasional. Dengan
demikian kapasitas penuh tercapai kembali. Analisis ini menunjukkan, dalam ekonomi dua
sektor, investasi harus terus mangalami kenaikan agar perekonomian tersebut diperlukan
untuk meningkatkan pengeluaran agregat. Dalam contoh di atas, pada tahun 2002 investasi
adalah sebesar I dan pada tahun 2003 investasi perlu meningkat menjadi (I + ∆I).
Dalam teori Harrod-Damor tidak diperhatikan syarat untuk mencapai kapasitas penuh
apabila ekonomi terdiri dari tiga sektor atau empat sektor. Walau bagaimanapun berdasrkan
15
teorinya di atas dengan mudah dapat disimpulkan hal yang perlu berlaku apabila
pengeluaran agregat meliputi komponen yang lebih banyak, yaitu meliputi pengeluaran
pemerintah dan ekspor. Dalam keadaan yang demikian, barang-barang modal yang
bertambah dapat sepenuhnya digunakan apabila AE1 = C + I1 + G1 + (X-M)1 di mana I1
+ G1 + (X-M)1 sama dengan (I + ∆I).
Analisis di atas dapat pula disimpulkan bahwa analisis Harrod-Domar merupakan
pelengkap kepada analisis Keynesian. Dalam analisis Keynesian yang diperhatikan adalah
persoalan ekonomi jangka pendek. Manakala teori Harrod-Domar memperhatikan proses
pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Melalui analisis Harrod-Domar dapat dilihat bahwa
(i) dalam jangka panjang pertambahan pengeluaran agregat yang berkepanjangan perlu
dicapai untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi, dan (ii) pertumbuhan ekonomi yang
teguh hanya mungkin dicapai apabila I + G + (X-M) terus menerus bertambah dengan
tingkat yang menggalakkan.
4. Teori Pertumbuhan Neo-Klasik
Sebagai suatu perluasan teori Keynes, teori Harrod-Domar melihat persoalan
pertumbuhan itu dari segi permintaan. Pertumbuhan ekonomi hanya akan berlaku apabila
pengeluaran agregat melalui kenaikan investasi bertambah secara terus menerus pada
tingkat pertumbuhan yang ditentukan, yaitu sebesar (I+∆I) seperti yang ditunjukkan dalam
gambar 1.2
Teori pertumbuhan Neo-Klasik melihat dari sudut pandang yang berbeda, yaitu dari
segi penawaran. Menurut teori ini, yang dikembangkan oleh Abrahamovits dan Solow
pertumbuhan ekonomi tergantung kepada perkembangan faktor-faktor produksi. Dalam
persamaan, pandangan ini dinyatakan dengan persamaan:
∆Y = f (∆K, ∆L, ∆T)
Di mana
∆Y adalah tingkat pertumbuhan ekonomi.
∆K adalah tingkat pertumbuhan modal.
∆L adalah tingkat pertumbuhan penduduk.
∆T adalah tingkat pertumbuhan teknologi.
Analisis Solow selanjutnya membentuk formula matematik unyuk persamaan itu dan
seterusnya membuat pembuktian secara kajian empiris untuk menunjukkan kesimpula
berikut: Faktor terpenting yang mewujudkan pertumbuhan ekonomi bukanlah pertambahan
modal dan pertambahan tenaga kerja. Faktor yang paling penting adalah kemajuan
teknologi dan pertambahan kemahiran dan kepakaran tenaga kerja.
Sumbangan terpenting dari pertumbuhan teori Neo-Klasik bukanlah dalam
menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, tetapi dalam
16
sumbangannya untuk menggunakan teori tersebut untuk mengadakan penyelidikan empiris
dalam menentukan peranan sebenarnya dari berbagai faktor produksi dalam mewujudkan
pertumbuhan ekonomi. Dalam penyelidikan mereka Abramovits dan Solow menunjukkan
pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat terutama disebabkan oleh perkembangan
teknologi. Di antara 80 hingga 90 persen dari pertumbuhan ekonomi yang berlaku di
Amerika Serikat di antara pertengahan abad ke-19 dan ke-20 disebabkan oleh
perkembangan teknologi.
Setelah itu beberapa ahli ekonomi lain melakukan penyelidikan yang sama sifatnya.
Salah satu studi yang terkenal adalah dilakukan oleh Denison yang menganalisis faktor
yang mengakibatkan perkembangan di negara maju di antara tahun 1950-1962.
Kesimpulannya adalah: pertambahan barang-barang modal hanya mewujudkan 25 persen
dari pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat, 18 persen dari pertumbuhan ekonomi di
Eropa Barat dan 21 persen dari pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Inggris. Dengan kata
lain studi Denision menunjukkan bahwa bukan modal, tetapi teknologi dan perkembangan
ketrampilan yang menjadi faktor utama yang mewujudkan pertumbuhan ekonomi.
2.2 PERHITUNGAN PERTUMBUHAN EKONOMI
A. Indikator yang Digunakan untuk Menghitung Tingkat Pertumbuhan Ekonomi
 Tingkat Pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto)
 Tingkat Pertumbuhan PNB (Produk Nasional Bruto)
Dalam praktek angka, PNB kurang lazim dipakai, yang lebih populer dipakai adalah
PDB, karena angka PDB hanya melihat batas wilayah,terbatas pada negara yang
bersangkutan.
B. Sumber Kenaikan Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi umumnya didefinisikan sebagai kenaikan GDP riil per kapita.
Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product, GDP) adalah nilai pasar keluaran total
sebuah negara, yang merupakan nilai pasar semua barang jadi dan jasa akhir yang
diproduksi selama periode waktu tertentu oleh faktor-faktor produksi yang berlokasi di
dalam sebuah negara. Kenaikan GDP dapat muncul melalui:
1. Kenaikan penawaran tenaga kerja
Penawaran tenaga kerja yang meningkat dapat menghasilkan keluaran yang lebih
banyak. Jika stok modal tetap sementara tenaga kerja naik, tenaga kerja baru
cenderung akan kurang produktif dibandingkan tenaga kerja lama.
2. Kenaikan modal fisik atau sumber daya manusia
Kenaikan stok modal dapat juga menaikkan keluaran, bahkan jika tidak disertai oleh
kenaikan angkatan kerja. Modal fisik menaikkan baik produktivitas tenaga kerja
maupun menyediakan secara langsung jasa yang bernilai. Investasi dalam modal
sumber daya manusia merupakan sumber lain dari pertumbuhan ekonomi.
3. Kenaikan produktivitas
Kenaikan produktivitas masukan menunjukkan setiap unit masukan tertentu
memproduksi lebih banyak keluaran. Produktivitas masukan dapat dipengaruhi oleh
17
faktor-faktor termasuk perubahan teknologi, kemajuan pengetahuan lain, dan
ekonomisnya skala produksi. (Case dan Fair, 1999;326)
C. Rumus Pendapatan Perkapita
Untuk dapat mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi, maka harus dipahami terlebih
dahulu apa yang dimaksud dengan Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic
Product (GDP).
PDB atau GDP adalah total produksi barang dan jasa yang dihasilkan di dalam suatu
wilayah pada periode tertentu, misalnya satu tahun. (Di level provinsi di Indonesia biasanya
disebut Produk Domestik Regional Bruto-PDRB)
PDB jika dibagi dengan jumlah penduduk maka menjadi PDB per kapita. Ukuran ini lebih
spesifik karena memperhitungkan jumlah penduduk serta mencerminkan kesejahteraan
penduduk di suatu tempat.
PDB atau GDP adalah total produksi barang dan jasa yang dihasilkan di dalam suatu
wilayah pada periode tertentu, misalnya satu tahun. (Di level provinsi di Indonesia biasanya
disebut Produk Domestik Regional Bruto-PDRB)
PDB jika dibagi dengan jumlah penduduk maka menjadi PDB per kapita. Ukuran ini lebih
spesifik karena memperhitungkan jumlah penduduk serta mencerminkan kesejahteraan
penduduk di suatu tempat.
Ada banyak pendapat mengenai penyebab naik turunnya total produksi barang dan jasa,
namun banyak ahli ekonomi yang setuju akan dua penyebab berikut ini :
1. Sumber pertumbuhan. Ahli-ahli ekonomi sering merujuk pada tiga sumber
pertumbuhan, yaitu : (a) peningkatan tenaga kerja, (b) peningkatan modal, dan (c)
peningkatan efisiensi dimana kedua faktor ini digunakan. Jumlah tenaga kerja dapat
meningkat jika pekerja yang telah tersedia bekerja lebih lama, atau jika ada tambahan
tenaga kerja baru. Sedangkan persediaan modal dapat meningkat jika perusahaan
mendorong kapasitas produktifnya dengan menambah pabrik dan peralatan (investasi).
Efisiensi bertambah ketika output yang lebih dapat diperoleh dari jumlah tenaga kerja
dan/atau modal yang sama. Ini sering disebut sebagai Total Factor Productivity (TFP).
2. Terjadinya penurunan (downturns) pada ekonomi. Ini menjawab pertanyaan mengapa
output dapat turun atau naik lebih lambat. Secara logika, apapun yang menyebabkan
penurunan pada tenaga kerja, modal, atau TFP akan menyebabkan penurunan pada
output atau setidaknya pada tingkat pertumbuhan output. Misalnya, peristiwa seperti
bencana alam, penyebaran penyakit berbahaya dan kerusuhan.
Cara mengukur PDB ialah total nilai berbagai macam barang dan jasa diagregasikan.
Namun karena berton-ton baja tidak mungkin dijumlahkan begitu saja dengan, misalnya,
produksi roti, maka proses agregasi dilakukan berdasarkan nilai uang produksi barang-barang
18
tersebut. Di Indonesia PDB diukur setiap tiga bulanan dan tahunan oleh Biro Pusat Statistik
(BPS)
Nilai total pendapatan nasional dalam satuan harga sekarang disebut dengan PDB nominal
(PDB atas dasar harga berlaku). Nilainya tentu berubah dari waktu ke waktu, seiring dengan
perubahan kuantitas produksi barang/jasa atau dalam harga dasarnya.
Jika nilai nominal ini dihitung dalam harga yang tetap atau dipatok, didapatlah nilai PDB
riil (PDB atas dasar harga konstan). Untuk menghitung nilai riil tersebut dipilihlah satu tahun
dasar—misalnya tahun 2000. Kemudian, nilai semua barang dan jasa dihitung berdasarkan
harga masing-masing yang berlaku pada tahun tersebut. Karena harga barang sudah tetap, PDB
riil dianggap hanya berubah sesuai dengan adanya perubahan kuantitas barang/jasa.
Perubahan PDB ini mencerminkan perubahan kuantitas output produksi secara riil. Inilah
yang sehari-hari disebut dengan pertumbuhan ekonomi. Jadi yang disebut sebagai
“pertumbuhan ekonomi” tidak lain mengacu pada peningkatan nilai total barang dan jasa yang
diproduksi dalam sebuah perekonomian.
Rumus menghitung pertumbuhan ekonomi adalah sebagai berikut :
g = {(PDBs-PDBk)/PDBk} x 100%
g = tingkat pertumbuhan ekonomi
PDBs = PDB riil tahun sekarang
PDBk = PDB riil tahun kemarin
Contoh soal :
Tabel 1.1
2015
PDB
(dalam milyar USD)
872,615
2014
888,54
Tahun
Maka berapakah tingkat pertumbuhan ekonomi pada tahun 2015 jika diasumsikan harga tahun
dasarnya berada pada tahun 2014 ?
jawab :
g = {(872,615-888,54)/ 888,54}x100% = -1,8%
(mengalami penurunan sebesar 1,8% dibanding tahun sebelumnya)
19
FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN PERTUMBUHAN EKONOMI
1. Faktor Sumber Daya Alam, Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber
daya alam dalam melaksanakan proses pembangunannya. Namun demikian, sumber daya
alam saja tidak menjamin keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak
didukung oleh kemampaun sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam
yang tersedia. Sumber daya alam yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah, kekayaan
mineral, tambang, kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.
2. Faktor Sumber Daya Manusia, Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan
ekonomi juga dipengaruhi oleh SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting
dalam proses pembangunan, cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada
sejauhmana sumber daya manusianya selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi
yang memadai untuk melaksanakan proses pembangunan.
3. Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang semakin pesat mendorong adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola
kerja yang semula menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih
berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas
pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada percepatan laju
pertumbuhan perekonomian
4. Faktor Budaya, Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan
ekonomi yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong
proses pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang
dapat mendorong pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet
dan sebagainya. Adapun budaya yang dapat menghambat proses pembangunan
diantaranya sikap anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya
5. Sumber Daya Modal, Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan
meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat
penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang
modal juga dapat meningkatkan produktivitas.
MANFAAT PERTUMBUHAN EKONOMI
1. Laju pertumbuhannya untuk mengukur kemajuan ekonomi sebagai hasil pembangunan
nasional Pendapatan perkapitanya dipergunakan untuk mengukur tingkat kemakmuran
penduduk, sebab semakin meningkat pendapatan perkapita dengan kerja konstan
semakin tinggi tingkat kemakmuran penduduk dan juga produktivitasnya.
2. Sebagai dasar pembuatan proyeksi atau perkiraan penerimaan negara untuk perencanaan
pembangunan nasional atau sektoral dan regional. Sebagai dasar penentuan prioritas
pemberian bantuan luar negari oleh Bank Dunia atau lembaga internasional lainnya.
Sebagai dasar pembuatan prakiraan bisnis, khususnya persamaan penjualan bagi
perusahaan untuk dasar penyusunan perencanaan produk dan perkembangan sumbur
daya (tenaga kerja dan modal). (Dornbuch, R dan Fischer, S, 1994:649-651)
20
2.5 KEBIJAKAN MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN
1. Kebijakan diversifikasi kegiatan ekonomi
Negara berkembang yang miskin dan rendah pendapatan perkapitanya biiasanya
merupakan negara pertanian tradisional yang sangat rendah produktifitasnya.
Produktivitas yang rendah ini merupakan penyebab pendapatan yang rendah tersebut .
dengan demikian untuk memajukan ekonominya, negara berkembang perlu melakukan
pembaruan dalam corak kegiatan ekonomi masyarakat. Langkah pertama yang perlu
dilakukan adalah memodernkan kegiatan ekonomi yang ada. Untuk mencapai tujuan
ini, dalam kegiatan pertanian yang tradisional perlulah usaha – usaha dilakukan untuk
membuat pembaruan agar produktivitasnya semakin meningkat. Memperkenalkan
input yang lebih modern seperti menyediakan bibit yang tinggi produktivitasnya,
memperkenalkan input modern yang lain dan memperkenalkan cara penanaman dan
pemeliharaan tanaman yang lebih baik perlu dilakukan.
Langkah yang lebih penting adalah mengembangkan kegiatan ekmomi baru yang dapat
mempercepat transformasi kegiatan ekonomi dari yang bersifat tradisional kepada
kegiatan ekonomi yang modern. Di dalam persolan ini langkah yang penting adalah
mendorong perkembangan sektor manufaktur.
2. Mengembangkan infrastruktur
Modernisasi ekonomi memerlukan infrastuktur yang modern pula. Jalan dan jembatan,
lapangan terbang, pelabuhan, kawasan perindustrian, irigasi dan penyediaan air, listrik,
dan jaringan telepon merupakan hal yang perlu dikembangkan. Beragai jenis
infrastruktur ini diperlukan perusahaan untuk meningkatkan efisiensi operasinya. Akan
tetapi disebabkan oleh sifat dari jasa – jasa yang disediakannya, pihak swstatidak
melakukan perkembangannya. Kebanyakan jasa – jasa tersebut merupakan barang
public dan sukar untu memungut bayarannya. Aau apabila bayaran dapat diambil modal
yang diperlukan untuk mengembangkan infrastruktur tersebut sangant besar dan tidak
ekonomis bila dikembangkan oleh pihak swasta.dengan demikian perkembangan
infrastruktur untuk menggalakan kegiatan ekonomi merupakan tanggung jawab
pemerintah.
Perkembangan infrastruktur haruslah selaras dengan perkembangan ekonomi. Semakin
maju suatu perkonomian, semakin banyak infrastuktur diperlukan . dengan demikian
mengembangkan infrastruktur harus secara terus menerus dilakukan dan harus
diselaraskan dengan kemajuan ekonomi yang telah dicapai dan yang inin diwujudkan
dimasa depan.
3. Meningkatkan Tabungan dan Investasi
Pendapatan masyarakat yang rendah menyebabkan tabungan masyarakat rendah .
sedangkan pembangunan memerlukan tabungan yang besar untuk membiayai investasi
yang dilakukan . kekuarangan investasi selalu dinyatakan sebagai salah satu sumber
yang dapat menghambat pembangunan ekonomi. Oleh sebab itu satu syarat penting
21
yang perlu dilakukan untu mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ekonomi
adalah meningkatkan tabungan masyarakat. Untuk mewujudkan hal ini system bank
perlu dikembangkan. System bank dan institusi keuangan lain dan pasaran keuangan
seperti pasaran saham, dapat memberikan sumbangan penting kepada usaha
meningkatkan tabungan.
Pada tahap awal pembangunan tabungan dapat diciptakan masyarakat adalah jauh lebih
rendah dari biaya yang diperlukan untuk mempercepat pembangunan. Oleh sebab itu
pimjaman dan sumber keuangan lain dari uar negara diperlukan. Biasanya pinjaman
terutama diperlukan pemerintah untuk membangun infrasuktur yang perlu disediakan
untuk mendorong perkembangan kegiatan ekonomi.
Tabungan yang diciptakan didalam negeri tidak dengan sendirinya mewujudkan
pembangunan. Diperlukan kegiatan investasi untuk menggunakan tabungan tersebut.
Investasi.
Menarik investor asing selalu dilakukan berbagai negara sebagai salah satu usaha untuk
mempercepat perkembangan investasi. Menggalakan penanaman modal asing akan
memberikan beberapa sumbangan penting dalam pembangunan yaitu: penanaman
modal asing akan menyediakan modalnya sendiri, memindahkan teknologi kepakaran
lain ke negara yang didatanginya, meningkatkan penggunaan teknologi modern, dan
kerap kali usaha yang dilakukan dapat meningkatkan ekspor.
4. Meningkatkan taraf pendidikan masyarakat
Individu yang memperoleh pendidikan cenderung akan memperoleh pendapatan yang
lebih tinggi . seterusnya kepada masyarakat secara keseluruhan, peningkatan dalam
taraf pendidikan memberi manfaat yang mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Sumbangan dari taraf pendidikan yang meningkatkatkan pertumbuhan ekonomi yaitu:
manajemen perusahaan perusahaan modern yang dikembangkan semakin efisien,
penggunaan teknologi modern dalam kegiatan ekonomi dapat lebih cepat berkembang,
pendidikan yang lebih tinggi meningkatkan daya pemikiran masyarakat , dan berbagai
pakar, tenaga ahli dan tenaga kerja terampil yang diperlukan dalam berbagai kegiatan
ekonomi dapat disediakan.
PERBANDINGAN KEMAKMURAN BERBAGAI NEGARA
A. Membandingkan Pendapatan Per Kapita
Data pendapatan nasional tidak dapat digunakan untuk menggambarkan tingkat
kemakmuran karena berbagai negara mempunyai jumlah penduduk yang sangat berbeda.
Dengan demikian, walaupun pendapatan nasional negara A adalah lebih besar jika
dibandingkan dengan negara B, keadaan ini tidak dapat diartikan bahwa negara A tingkat
kemakmurannya lebih tinggi dari negara B. Pendapatan nasional India lebih besar dari
Singapura. Akan tetapi dari informasi ini tidak dapat diambil kesimpulan bahwa India
adalah lebih makmur dari Singapura.
22
Dalam menggunakan data pendapatan per kapita dalam membandingkan tingkat
kemakmuran di berbagai negara, perlulah disadari bahwa perbandingan tersebut
mempunyai banyak kelemahan. Oleh sebab itu, perbandingan seperti itu harus dipandang
sebagai gambaran kasar dari perbedaan tigkat kemakmuran yang dicapai berbagai negara.
Salah satu faktor yang menyebabkan ketidaktepatan cara perbandingan itu adalah
perbedaan dalam biaya hidup atau costs of living diantara berbagai negara.
Pendapatan per kapita selalu digunakan untuk membandingkan tingkat kemakmuran yang
dicapai berbagai negara, terutama di antara negara maju dan berkembang. Tiga aspek yang
diperhatikan adalah sebagai berikut :
i.
ii.
iii.
Perbandingan secara global di antara perbedaan kemakmuran penduduk dunia yang
digolongkan kepada beberapa golongan pendapatan.
Perbandingan yang terperinci diantara beberapa negara terpilih di dunia ini.
Perbandingan per kapita yang sudah disesuaikan dengan perbedaan biaya hidup
dengan menggunakan purchasing power parity.
B. Pendapatan Per Kapita Beberapa Golongan Negara
Laporan Bank Dunia (World Development Report) membuat 4 kategori dalam menggolongkan
negara berdasarkan pendapatan per kapitanya yaitu seperti pada tabel berikut :
Tabel 1.2 Kategori Negara Berdasarkan Pendapatan Per Kapitanya
World
Low income
Middle income
Lower middle income
Upper middle income
Low & middle income
East Asia & Pacific
Europe & Central Asia
78.323.843
390.981
24.450.937
5.792.595
18.653.655
24.844.846
12.439.200
1.821.868
Latin America & Caribbean
4.721.069
Middle East & North Africa
South Asia
Sub-Saharan Africa
High income
Euro area
1.655.912
2.575.303
1.594.605
53.537.834
13.265.378
23
Daftar negara pada setiap golongan dapat dilihat pada Lampiran 4.1
Tabel 1.3 Tabel Peringkat Pendapatan Perkapita Indonesia dan Singapura
C. Purchasing Power Party (PPP)
Pendapatan per kapita dapat yang mempertimbangkan faktor perbedaan tingkat harga
barang di antara berbagai negara, yaitu dengan menghitung kembali pendapatan perkapita
berdasarkan harga yang sama di berbagai negara, akan menghasilkan data yang sangat
berbeda. Dapat dilihat pada lampiran 4.2
Tabel 1.4 Peringkat PPP Indonesia dan Singapura
24
2.7 NEGARA BERKEMBANG DAN SINGAPURA SEBAGAI NEGARA MAJU DI
ASEAN
A. PENDAPATAN PER KAPITA NEGARA-NEGARA ASEAN
Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) yang pada awal pembentukannya
pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand, melalui melalui penandatanganan
Deklarasi Bangkok oleh Menteri Luar Negeri Filipina, Indonesia, Thailand, Malaysia,
dan Singapura. Anggota ASEAN terdiri atas Indonesia, Singapura, Thailand, Malaysia,
Myanmar, Kamboja, Filipina, Vietnam, Laos, Brunei Darussalam. Organisasi ini lebih
ditujukan pada kerjasama yang berorientasi politik untuk mencapai perdamaian dan
keamanan di kawasan Asia Tenggara, dalam perjalanannya berubah menjadi kerjasama
regional dengan memperkuat semangat stabilitas ekonomi dan sosial di kawasan Asia
Tenggara, antara lain melalui percepatan pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan
budaya dengan tetap memperhatikan kesetaraan dan kemitraan, sehingga menjadi landasan
untuk terciptanya masyarakat yang sejahtera dan damai.
Walaupun berada dalam naungan satu organisasi regional yang sama, namun di dalam
hal perekonomian ASEAN memiliki komposisi negara maju dan berkembang 1:5 yakni
Singapura dan Brunei Darussalam sebagai negara maju, sementara 8 negara lainnya yakni
Indonesia,Thailand, Malaysia, Myanmar, Kamboja, Filipina, Vietnam, dan Laos
merupakan negara berkembang.
Estimasi pendapatan per kapita negara-negara ASEAN yang dilansir dari situs
wikipedia berdasarkan data dari International Monetary Fund (IMF) bulan Oktober 2015
dapat dilihat pada lampiran 4.3
A. PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA SEBAGAI
NEGARA BERKEMBANG
a. Laju Pertumbuhan PDB Indonesia
Laju pertumbuhan ekonomi akan diukur melalui indikator perkembangan PDB dari
tahun ke tahun. Perhitungan laju pertumbuhan ekonomi di indonesia dilakukan dengan
metode yaitu (Boediono, 2001 : 37) :
RUMUS PERTUMBUHAN EKONOMI UNTUK INDONESIA
Keterangan:
PE = pertumbuhan ekonomi
25
PDB = Produk Domestik Bruto
t = tahun tertentu
t-1 = tahun sebelumnya
Berikut tabel yang menunjukan laju pertumbuhan PDB Indonesia dengan 2010
sebagai tahun dasar, berdasarkan data yang diperoleh dari situs resmi BPS :
Perekonomian Indonesia yang diukur berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto
(PDB) atas dasar harga berlaku triwulan III-2015 mencapai Rp2.982,6 triliun dan atas
dasar harga konstan 2010 mencapai Rp2.311,2 triliun.
Grafik 1.3 Laju Pertumbuhan PDB Indonesia Tahun Dasar 2010
Ekonomi Indonesia triwulan III-2015 terhadap triwulan III-2014 (y-on-y)
tumbuh 4,73 persen meningkat dibanding triwulan II-2015 yang tumbuh 4,67 persen,
namun melambat dibanding capaian triwulan III-2014 yang tumbuh 4,92 persen. Dari
sisi produksi, pertumbuhan didorong oleh hampir semua lapangan usaha, dimana
pertumbuhan tertinggi dicapai Informasi dan Komunikasi yang tumbuh 10,83 persen.
Dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Pengeluaran
Konsumsi Pemerintah sebesar 6,56 persen diikuti oleh Komponen Pengeluaran
Konsumsi LNPRT dan Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga.
26
Ekonomi Indonesia triwulan III-2015 terhadap triwulan sebelumnya (q-to-q)
tumbuh 3,21 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai Lapangan Usaha
Jasa Keuangan dan Asuransi sebesar 7,03 persen, sedangkan dari sisi Pengeluaran pada
Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah sebesar 9,27 persen.
Beberapa faktor yang memungkinkan perekonomian Indonesia tumbuh pesat
sepanjang kurun pembangunan antara lain keberhasilan merehabilitasi sarana dan
prasarana ekonomi.
Negara indonesia menganut sistem ekonomi campuran atau lebih tepatnya
sekarang disebut dengan sistem ekonomi kerakyatan (Pancasila). Sistem ekonomi
kerakyatan merupakan adopsi dari kedua sistem ekonomi, yaitu sistem kapitalis dan
sosialis, yang disesuaikan dengan falsafah bangsa indonesia , sehinggah struktur
ekonomi perekonomian indonesia adalah kerakyatan.
Secara parsial, konsumsi memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap
pertumbuhan ekonomi di Indonesia1. Terdapatnya pengaruh yang signifikan dan positif
antara konsumsi terhadap pertumbuhan ekonomi mengindikasikan bahwa pertumbuhan
ekonomi di Indonesia ditentukan oleh konsumsi. Apabila konsumsi mengalami
peningkatan maka pertumbuhan ekonomi juga akan mengalami peningkatan. Hal ini
dikarenakan terjadinya peningkatan konsumsi berarti telah terjadi peningkatan
permintaan terhadap barang dan jasa.
Terjadinya peningkatan permintaan terhadap barang dan jasa akan memaksa
perekonomian untuk meningkatkan produksi barang dan jasa. Peningkatan produksi
barang dan jasa akan menyebabkan peningkatan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Sebaliknya, apabila konsumsi mengalami penurunan maka pertumbuhan ekonomi juga
akan mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh terjadinya penurunan konsumsi
berarti telah terjadinya penurunan permintaan terhadap barang dan jasa. Penurunan ini
akan mengakibatkan perekonomian menurunkan produksi barang dan jasa. Penurunan
produksi barang dan jasa akan menyebabkan penurunan terhadap
pertumbuhanekonomi. Kemudian, investasi secara parsial juga memiliki pengaruh yang
positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Kenaikan investasi akan memicu kenaikan pertumbuhan ekonomi karena
kenaikan investasi mengindikasikan telah terjadinya kenaikan penanaman modal atau
pembentukan modal. Kenaikan penanaman modal atau pembentukan modal akan
berakibat terhadap peningkatan produksi barang dan jasa di dalam perekonomian.
Peningkatan produksi barang dan jasa ini akan menyebabkan peningkatan terhadap
pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, apabila terjadi penurunan investasi maka PDB juga
akan mengalami penurunan karena penurunan investasi mengindikasikan telah
terjadinya penurunan penanaman modal atau pembentukan modal. Penurunan
penanaman modal atau pembentukan modal ini akan mengakibatkan perekonomian
menurunkan produksi barang dan jasa. Penurunan produksi barang dan jasa akan
menyebabkan penurunan terhadap pertumbuhan ekonomi.
1
Silvia, ED dkk..(2013). “Analisis Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, dan Inflasi di Indonesia”. Jurnal Kajian
Ekonomi, 1, (02), 1-243.
27
Selanjutnya, secara parsial pengeluaran pemerintah tidak berpengaruh
signifikan dan positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Terjadinya
peningkatan pengeluaran pemerintah misalnya untuk penyediaan atau perbaikan
infrastruktur maka proses produksi barang dan jasa akan semakin lancar. Hal ini akan
menyebabkan terjadinya peningkatan produksi barang dan jasa. Peningkatan produksi
barang dan jasa ini akan menyebabkan peningkatan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Begitu sebaliknya, apabila pengeluaran pemerintah tidak ditingkatkan atau terjadi
penurunan sehingga masalah infrastruktur tidak dapat diatasi maka akan
mengakibatkan proses produksi barang dan jasa menjadi terhalang. Hal ini akan
berdampak terhadap penurunan produksi barang dan jasa. Penurunan produksi barang
dan jasa akan menyebabkan penurunan terhadap pertumbuhan ekonomi. Begitu juga
dengan net ekspor, net ekspor pun memiliki pengaruh yang signifikan dan positif
terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Apabila ekspor mengalami peningkatan
maka produksi barang dan jasa juga akan mengalami peningkatan karena net ekspor
yang meningkat mengindikasikan permintaan terhadap barang dan jasa di luar negeri
lebih besar dari pada permintaan barang luar negeri di dalam negeri. Oleh karena itu,
perekonomian akan meningkatkan jumlah produksi barang jasa. Peningkatan produksi
barang dan jasa ini akan menyebabkan peningkatan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Sebaliknya, apabila net ekspor mengalami penurunan dikarenakan terjadinya
penurunan permintaan terhadap barang dan jasa di luar negeri sehingga impor lebih
besar dari pada ekspor dan hal ini akan mengakibatkan penurunan produksi barang dan
jasa.
Penurunan produksi barang dan jasa ini menyebabkan penurunan terhadap
pertumbuhan ekonomi. Sebagaimana berdasarkan hasil penelitian Engla Desnim Silvia
dkk. yang sesuai dengan penelitian terdahulu (Gulo, 2008:66). Secara parsial
pengeluaran pemerintah (baik rutin maupun pembangunan) berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia2. Sedangkan dalam penelitian ini
menemukan bahwasanya pengeluaran pemerintah berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Hasil penelitian itu juga sesuai
dengan model makroekonomi yang dikembangkan oleh Keynes. Dimana Y = C + I +
G + X – M. Terjadinya kenaikan pada konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah,
net ekspor akan menyebabkan kenaikan produksi barang dan jasa. Kenaikan produksi
barang dan jasa akan menyebabkan peningkatan dalam pertumbuhan ekonomi.
Tahun 2000 pertumbuhan terjadi pada semua sektor ekonomi. Pertumbuhan
tertinggi tercatat pada sektor pengangkutan-komunikasi ( 9,4%) sektor listrik, gas, dan
air bersih 8,8%. Sektor industri pengolahan tumbuh 6,2%. Sektor keuangan, persewaan,
dan komunikasi tumbuh sebesar 4,7%. Sektor perdagangan hotel dan restoran tumbuh
5,7%. Sektor pertambangan dan penggalian pada tahun 2000 tumbuh 2,3%
a. Pembangunan Ekonomi Indonesia
2
Silvia, ED dkk..(2013). “Analisis Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, dan Inflasi di Indonesia”. Jurnal Kajian
Ekonomi, 1, (02), 1-243.
28
Permasalahan besar yang menghambat pembangunan ekonomi Indonesia ialah
kemiskinan. Dalam buku “mengkaji ulang strategi-strategi pembangunan” karya John
P. Lewis dkk. Kegagalan dalam mengurangi masalah kemiskinan bertalian dengan 4
gejala yang saling berkaitan:
1. Persedian makanan perkapita naik sedikit atau tidak sama sekali dan karena itu
menu makanan, status gizi dan kesejahteraan kaum miskin yang berkaitan
dengan itu tidak dapat ditingkatkan.
2. Angka-angka pertumbuhan kesempatan kerja nampaknya malah tertinggal oleh
angka angka pertumbuhan penduduk, sehingga kaum miskin tidak dapat
memperoleh pendapatan untuk mendapatkan lebih banyak makanan dan
keperluan dasar lainnya.
3. Pertumbuhan dan jasa-jasa dasar seringkali hanya tersedia di sejumlah kecil
pemusatan-pemusatan kota, dengan biaya penggunaan yang tinggi dan sedikit
dampaknya pada penduduk yang tersebar dinegara itu
4. Angka-angka pertumbuhan secara keseluruhan itu sendiri jauh lebih lambat dan
kurang dapat dilestarikan seperti diharapkan
Berdasarkan buku dari Dr.Sumitro yaitu Ekonomi Pembangunan, masalah
pembangunan di dalam negara-negara berkembang jauh lebih sulit lagi dengan adanya
pertentangan antara masyarakat dan kota, industri dan agraria, nasional dan asing, sikap
yang konservatif dari penduduk yang sangat bergantung pada pertanian terhadap halhal yang mengenai industrialisasi, soal keamanan di bidang politik dan militer, dan
sebagainya.3
Selain itu, dalam studi World Bank pada Bulan April 1995 mengemukakan
antaralain adanya 2 permasalahan besar yang akan mempersulit usaha pembangunan
kelompok negara berkembang. Yang pertama prospek jangka panjang, harga-harga
komoditi, pertanian dan pertambangan tetap tidak akan menguntungkan. Kedua, suplai
modal global dari berbagai jenis tampak terbatas dimana permintaan akan modal akan
semakin meningkat baik berasal dari kelompok negara industri maju, kelompok negara
berkembang, maupun kelompok eks-blok sosialis (kelompok ekonomi tradisional).4
Selama 15 tahun terakhir dilihat dari laju pertumbuhannya, pembangunan
Indonesia memang meningkat. Dalam perekonomian terjadi perubahan struktural.
Peranan sektor modern makin besar. Hal ini membutuhkan prasyarat yang lain dalam
hal anggaran. Karena, jika sektor modern membesar dan proyek-proyeknya tidak
musiman seperti sektor pertanian maka sektor itu membutuhkan proyek yang sifatnya
multi-year demi penghematan biaya birokrasi, justru anggaran yang multi-year itulah
dikehendaki. Bila proyek ini disetujui, tahun-tahun berikutnya otomatis, anggaran
proyek tersebut tidak usah diperbaharui lagi permintaannya. Jadi, terjadi kumulatif pada
perkembangan anggaran belanja.
3
Panglaykim, dkk. 1960. Management Suatu Pengantar. Jakarta: PT Pembangunan Djakarta
4
Prof. Dr. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti. Mau Kemana Pembangunan Ekonomi Indonesia?. 2003. Jakarta : Predana
Media
29
Namun sebagai negara bahari Indonesia masih tergantung pada sumber minyak
dan sektor kelautan sehingga gejolak pembangunan makin terasa tatkala dunia dilanda
resesi. Hampir 70% produksi minyak dan gas bumi kita dari kawasan pesisir dan laut.
Indonesia memiliki cekungan yang mengandung minyak dan gas bumi. Total potensi
kandungan sebsar 11,3 miliar barrel minyak bumi, 5,5 miliar barrel cadangan terbukti.
Diperkirakan cadangan gas bumi adalah 101,7 triliun kaki kubik, yang terdiri dari
cadangan terbukti 64,4 triliun dan cadangan potensial 37,3 triliun. Potensi ekonomi
perhubungan laut diperkirakan sekitar 14 miliar dollar AS pertahun. Sektor kelautan
Indonesia dimanfaatkan melalui perdagangan dunia namun ada 5 persoalan mendasar
yang menghambat ekspor perikanan Indonesia salah satunya tentang kurangnya
peluang pasar, produk yang diekspor masih didominasi bahan baku, dan di diversifikasi
produk untuk itu komitmen pemerintah terhadap industri perikanan sangat dibutuhkan
serta DKP harus segera membenahi data seluruh komoditas kelautan dan perikan secara
menyeluruh. Langkah itu harus menjadi prioritas sebab data merupakan kata kunci bagi
investasi serta pengembangan.5
PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI SINGAPURA SEBAGAI
NEGARA MAJU
b. Laju Pertumbuhan PDB Singapura
Singapura adalah negara yang mengutamakan sektor perdagangan dan sangat
bergantung pada ekspor dan impor. Ekonomi di Singapura mendapat peringkat sebagai
negara yang paling terbuka di dunia, negara dengan angka korupsi sedikit, dan negara yang
paling pro bisnis. Selain itu, Singapura juga termasuk salah satu dari Empat Macan Asia.
Pajak di Singapura relatif rendah (14,2% dari PDB). Singapura juga merupakan negara
dengan pendapatan per kapita tertinggi ketiga di dunia. BUMN memainkan peran besar
dalam perekonomian Singapura dengan memegang saham mayoritas di beberapa
perusahaan terbesar di Singapura, seperti Singapore Airlines, SingTel, ST Engineering, dan
MediaCorp. Investor juga sangat tertarik untuk berinvestasi di Singapura karena iklim
investasi yang sangat menarik dan suhu politik yang stabil.
Barang ekspor utama di Singapura berada di sektor elektronik, bahan kimia, dan jasa.
Hal itu memungkingkan untuk membeli sumber daya alam dan barang mentah yang tidak
ia miliki. Air termasuk langka di Singapura. Maka dari itu, air didefinisikan sebagai sumber
daya yang berharga di Singapura bersamaan dengan kelangkaan lahan yang dibantu dengan
beberapa proyek reklamasi.
Industri di Singapura dapat dikatakan mengandalkan konsep perantara perdagangan
dengan membeli barang-barang mentah dan menyempurnakannya untuk diekspor kembali,
seperti pabrik penyulingan minyak. Singapura juga memiliki pelabuhan yang strategis yang
membuatnya lebih kompetitif dibandingkan dengan beberapa negara tetangga. Port of
Singapore adalah pelabuhan kargo tersibuk kedua di dunia. Selain itu, infrastruktur
pelabuhan dan tenaga kerja yang terampil, yang merupakan hasil dari kebijakan pendidikan
5
Apridar. Ekonomi Kelautan. 2010. Yogyakarta : Graha Ilmu
30
dalam memproduksi pekerja terampil, juga menjadi aspek keberhasilan pelabuhan
Singapura dalam hal ekspor dan impor.
Pemerintah Singapura mempromosikan tabungan dan investasi melalui berbagai
kebijakan seperti Central Provident Fund, yang digunakan untuk membiayai kebutuhan
kesehatan dan pensiun warganya. Tingkat tabungan di Singapura tetap menjadi salah satu
yang tertinggi di dunia sejak tahun 1970-an. Sebagian besar perusahaan di Singapura
terdaftar sebagai perseroan terbatas. Pemegang saham tidak bertanggung jawab atas hutang
perusahaan yang melebihi jumlah modal saham mereka.
Untuk mencapai kemakmuran ekonomi di abad ke-21, Singapura telah mengambil
langkah-langkah untuk mempromosikan inovasi, mendorong kewirausahaan, melatih
tenaga kerja, dan menarik bakat asing. Langkah-langkah ini bertujuan untuk meningkatkan
produktivitas Singapura, sehingga Singapura tetap kompetitif dan siap untuk menghadapi
tantangan ekonomi global.
Grafik 1.4 Laju Pertumbuhan PDB Singapura Tiap Semester 2013-2016
Selama 2015, PDB Singapura tumbuh 2,1%, melambat dibanding 2014 sebesar
2,9%. Ini adalah pertumbuhan terendah sejak 2009, dimana perekonomian Singapura
terkena dampak krisis global dan menyusut 0,6%. PDB Singapura tumbuh 6,2% pada
kuartal dalam 3 bulan terakhir tahun 2015, lebih tinggi 5,7% dibandingkan dengan yang
telah dilaporkan sebelumnya dan naik 2,3% dibandingkan dengan revisi pada kuartal
sebelumnya. Sektor jasa meningkat lebih dari yang diantisipasikan sedangkan usaha
manufaktur menurun lebih dari yang diperkirakan.
c. Pembangunan Ekonomi Singapura
Singapura sudah lebih maju dibanding negara ASEAN lainnya. Singapura saat ini telah
meluaskan hubungannya keberbagi tempat didunia guna mendapatkan kawasan pasaran
(Market Areas), misalnya Srilanka, Korea Selatan, Republik Rakyat Cina (RRC) maupun di
Timur Tengah dan Eropa. Dalam mengembangkan perdagangan globalnya, dia tidak bersandar
hanya pada pasaran dan hubungan hubungan secara alamiah yang ada diwilayah ini Singapura
31
harus mencari pola yang lebih luas. Adalah kepintaran Singapura dalam menggunakan waktu
yang ada dan dengan terjaminnya kerja sama ASEAN ia telah mendahului negara-negara
anggota lainya untuk masuk dalam Global Frame-Work dari perdagangan dan investasi
Internasional.
PERBANDINGAN INDONESIA DAN SINGAPURA
Grafik 1.5 Perbandingan Pertumbuhan PDB Indonesia, Singapura, dan Philiphina
Berdasarkan analisis data yang ada, ekonomi Indonesia triwulan III-2015 terhadap
triwulan III-2014 (y-on-y) tumbuh 4,73 persen meningkat dibanding triwulan II-2015 yang
tumbuh 4,67 persen, namun melambat dibanding capaian triwulan III-2014 yang tumbuh 4,92
persen. Dan selama 2015, PDB Singapura tumbuh 2,1%, melambat dibanding 2014 sebesar
2,9%. Ini merupakan pertumbuhan terendah sejak 2009, dimana perekonomian Singapura
terkena dampak krisis global dan menyusut 0,6%. Indonesia memiliki angka pertumbuhan
ekonomi yang lebih tinggi daripada Singapura, namun dari angka tersebut kita tidak dapat
mengatakan Indonesia lebih unggul pertumbuhannya dibandingkan Singapura karena masingmasing negara memiliki ukurannya masing-masing.
Selain itu meskipun GDP Indonesia lebih besar dari GDP singapura, Indonesia tidak
dapat dikatakan lebih maju dibandingkan Singapura karena pendapatan tersebut harus
dibandingankan faktor perbedaan tingkat harga barang di antara berbagai negara. Dimana
Indonesia berada pada peringkat 124 dengan PPP $10.190, sementara Singapura berada jauh
diatas yaitu peringkat 5 dengan PPP sebesar $80.270. Dari situ kita dapat mengetahui
perbedaan pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat terlihat bila kita membandingkan bukan
hanya PDB nya namun juga PPP-nya.
Indonesia tampak belum memenuhi faktor-faktor pertumbuhan ekonomi (SDM, SDA,
IPTEK, Budaya, Sumber Daya Modal). Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat
berlimpah ruah, namun sayangnya kemampuan sumber daya manusia di Indonesia dalam
mengolah SDA yang ada masih tergolong minim, walaupun populasinya tinggi, tidak semua
masyarakat Indonesia berpendidikan tinggi dan memiliki keahlian. Hal ini disebabkan oleh
kurangnya pemerataan distribusi kesejahteraan masyarakat Indonesia baik itu dari segi
32
Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi, Infrastruktur dll. Disamping itu budaya KKN yang sudah
menjadi penyakit petinggi-petingggi dan pejabat di Indonesia tambah mempersulit Indonesia
untuk tumbuh dalam segi ekonomi serta mengadakan pembangunan. Sumber daya modal
berupa IPTEK juga merupakan salah satu penghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia,
kurangnya kemampuan teknologi yang dimiliki Indonesia, membuatnya sulit juga untuk
mengolah SDA-SDA yang ada. Kekurangan ini dapat kita lihat secara nyata yaitu Freeport,
Indonesia mengandalkan jasa asing untuk menambang di Papua.
Singapura memenuhi semua kriteria faktor-faktor pertumbuhan ekonomi ‘yang
seharusnya’. Singapura dapat menjadi negara maju dengan mengutamakan sektor
perdagangan global yang sangat bergantung pada ekspor dan impor dengan mengandalkan
Port of Singapore yang strategis. Singapura mempunyai infrastruktur yang maju (terutama
pada pelabuhannya) serta pekerja yang terampil hasil dari kebijakan pendidikannya. Untuk
mencapai kemakmuran ekonomi di abad ke-21, Singapura terus membangun negaranya
dengan langkah-langkah untuk mempromosikan inovasi, mendorong kewirausahaan, melatih
tenaga kerja, dan menarik bakat asing. Selain itu budaya Singapura yang disiplin dan
mencintai kebersihan juga merupakan salah satu faktor yang mendukung pertumbuhan
ekonomi di negaranya.
Bila kedua negara yang berkembang dan yang maju ini dibandingkan, maka akan
tampak jelas bagaimana faktor-faktor pertumbuhan ekonomi sangat berpengaruh besar
terhadap ekonomi serta pembangunan negaranya. Sementara Singapura maju dan terus
melakukan peningkatan melalui pembangunan terhadap negaranya, Indonesia masih harus
mengadakan pembangunan hanya untuk membuatnya berada pada posisi‘stabil’ terlebih
dahulu.
Indonesia harus banyak belajar dari Singapura, dengan meniru hal-hal yang tentu baik
dan positif yang membuat Singapura bisa menjadi negara maju seperti ini. Hal-hal yang
dimaksud ini ialah kebijakan yang mempercepat pembangunan seperti yang telah dipaparkan
sebelumnya, yaitu Kebijakan diversifikasi kegiatan ekonomi, Mengembangkan infrastruktur,
Meningkatkan Tabungan dan Investasi, Meningkatkan taraf pendidikan masyarakat.
33
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang
menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan
kemakmuran masyarakat meningkat. Cara menghitungnya adalah:
g = {(PDBs-PDBk)/PDBk} x 100%
g = tingkat pertumbuhan ekonomi
PDBs = PDB riil tahun sekarang
PDBk = PDB riil tahun kemarin
Pembangunan ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan dalam
struktur dan corak kegiatan ekonomi.
Bila dilihat dari PDB-nya Indonesia memiliki angka pertumbuhan ekonomi yang lebih
tinggi daripada Singapura, namun dari angka tersebut kita tidak dapat mengatakan Indonesia
lebih unggul pertumbuhannya dibandingkan Singapura karena masing-masing negara memiliki
ukurannya masing-masing.
Pendapatan Per Kapita Indonesia ialah US$3.630 dengan peringkat 139 tergolong Low
Income Pendapatan Per Kapita Singapura berada pada golongan High Income yakni
US$55.150.
Indonesia berada pada peringkat 124 dengan PPP US$10.190, sementara Singapura
berada jauh diatas yaitu peringkat 5 dengan PPP sebesar US$80.270. Perbedaan pertumbuhan
ekonomi suatu negara dapat terlihat bila kita membandingkan bukan hanya Pendapatan Per
Kapitanya namun juga PPP-nya.
Faktor-faktor pertumbuhan ekonomi yaitu Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Alam,
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Budaya, dan Sumber Daya Modal sangat berpengaruh besar
terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara serta pembangunan negaranya.
Sehingga dari seluruh pembahasan yang ada dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi di berbagai negara khususnya Indonesia sebagai negara berkembang
dan Singapura sebagai negara maju dipengaruhi oleh 5 faktor utama. Indonesia tampak belum
memenuhi faktor-faktor pertumbuhan ekonomi. Sementara Singapura telah memenuhi semua
kriteria faktor-faktor pertumbuhan ekonomi ‘yang seharusnya’.
Maka dari itu kebijakan mempercepat pembangunan yakni Kebijakan diversifikasi
kegiatan ekonomi, Mengembangkan infrastruktur, Meningkatkan Tabungan dan Investasi, dan
Meningkatkan taraf pendidikan masyarakat harus segera Indonesia yang merupakan negara
34
berkembang ini terapkan agar minimal dapat ‘stabil’ atau lebih baik lagi jika bisa sejajar dan
melebihi Singapura yang merupakan negara maju.
3.2 SARAN
Seharusnya pemerintah Indonesia lebih memperhatikan agar tidak terlalu
menggantungkan pertumbuhan ekonominya terhadap konsumsi masyarakat yang membuat
masyarakatnya konsumtif, mengingat pertumbuhan ekonomi di Indonesia sangat tergantung
kepada konsumsi masyarakatnya sendiri yang apabila konsumsi menurun menyebabkan
penurunan ekonomi di Indonesia itu sendiri.
Kita bisa mencontoh Singapura yang mampu meningkatkan pertumbuhan ekonominya
dengan perdagangan dan ekspor.
Lampiran
Lampiran 4.1 Tabel Peringkat Pendapatan Per Kapita Tiap Negara Tahun ***
Dari keempat golongan negara berdasarkan terdapat negara-negara berdasarkan peringkat
pendapatan per kapitanya yang ditunjukan dalam tabel berikut ini :
Ranking
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
23
24
24
26
27
28
29
Economy
Monaco
Liechtenstein
Bermuda
Norway
Qatar
Switzerland
Macao SAR, China
Luxembourg
Isle of Man
Australia
Sweden
Denmark
Channel Islands
United States
Singapore
Cayman Islands
Faeroe Islands
Netherlands
Canada
Austria
Kuwait
Finland
Germany
Iceland
Belgium
Ireland
United Arab Emirates
United Kingdom
30
(US dollars)
France
31
Japan
..
33
Andorra
.. Zealand
34
New
35 106.140
Hong Kong SAR, China
38 103.630
Brunei Darussalam
92.200
39
Israel
88.120
40
Italy
76.270
41
Spain
75.990
42
Korea, Rep.
..
44
Cyprus
64.540
45
Saudi Arabia
61.610
47
Slovenia
61.310
50
Greece
..
54
Portugal
55.200
55
Bahrain
55.150
56
Bahamas, The
..
56
Malta
..
58
Trinidad
and Tobago
51.890
59
Puerto Rico
51.630
60
Estonia
49.670
61
Czech Republic
49.300
62
Oman
48.420
63
Slovak Republic
47.640
64
Uruguay
46.350
65
Lithuania
47.260
66
Latvia
46.550
67
Barbados
44.600
68
St. Kitts and Nevis
43.430
69
Chile
42.960
42.000
43.270
41.070
40.320
37.320
35.320
34.270
29.440
27.090
26.370
25.140
23.580
22.680
21.360
21.060
20.980
21.000
20.070
19.310
19.030
18.370
16.870
17.750
16.350
15.430
15.280
15.310
14.920
14.910
35
70
71
72
73
74
75
76
77
79
80
81
82
83
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
121
123
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
Seychelles
Poland
Argentina
Hungary
Antigua and Barbuda
Russian Federation
Croatia
Venezuela, RB
Kazakhstan
Brazil
Panama
Malaysia
Palau
Turkey
Equatorial Guinea
Costa Rica
Lebanon
Suriname
Mexico
Gabon
Mauritius
Romania
Turkmenistan
Colombia
Grenada
Libya
Bulgaria
Azerbaijan
China
Belarus
Montenegro
St. Lucia
Botswana
Dominica
South Africa
St. Vincent and the Grenadines
Iraq
Maldives
Peru
Iran, Islamic Rep.
Ecuador
Dominican Republic
Serbia
Thailand
Tuvalu
Namibia
Algeria
Jordan
Jamaica
Macedonia, FYR
Fiji
Bosnia and Herzegovina
Belize
Albania
Paraguay
Marshall Islands
Mongolia
Tonga
Tunisia
Samoa
Armenia
Kosovo
Guyana
El Salvador
Georgia
Indonesia
Ukraine
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162
163
165
166
167
168
169
170
172
173
174
175
176
177
178
178
180
181
181
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
193
193
196
198
199
201
202
203
203
205
206
207
208
209
210
211
14.100
Swaziland
13.690
Philippines
13.480
Sri Lanka
13.340
Cabo Verde
13.300
Guatemala
13.220
Micronesia, Fed. Sts.
12.980
Vanuatu
12.500
Morocco
11.850
West Bank and Gaza
11.530
Egypt, Arab Rep.
11.130
Nigeria
11.120
Kiribati
11.110
Bolivia
10.830
Congo, Rep.
10.210
Timor-Leste
10.120
Moldova
10.030
Bhutan
9.950
Honduras
9.870
Papua New Guinea
9.720
Uzbekistan
9.630
Vietnam
9.520
Nicaragua
8.020
Solomon Islands
7.970
Sudan
7.910
Zambia
7.820
São Tomé and Principe
7.620
Lao PDR
7.590
Ghana
7.400
India
7.340
Côte d'Ivoire
7.320
Pakistan
7.260
Yemen, Rep.
7.240
Cameroon
6.930
Lesotho
6.800
Kenya
6.610
Mauritania
6.500
Myanmar
6.410
Kyrgyz Republic
6.360
Bangladesh
7.120
Tajikistan
6.090
Senegal
6.040
Cambodia
5.820
Chad
5.780
South Sudan
5.720
Tanzania
5.630
Benin
5.490
Zimbabwe
5.160
Haiti
5.150
Comoros
5.150
Nepal
4.870
Burkina Faso
4.760
Rwanda
4.350
Sierra Leone
4.450
Afghanistan
4.400
Uganda
4.390
Mali
4.280
Mozambique
4.260
Togo
4.230
Ethiopia
4.060
Guinea-Bissau
4.020
Guinea
3.990
Gambia, The
3.940
Madagascar
3.920
Niger
3.720
Congo, Dem. Rep.
3.630
Liberia
3.560
Central African Republic
3.550
3.500
3.460
3.450
3.430
3.200
3.160
3.070
3.060
3.050
2.970
2.950
2.870
2.720
2.680
2.560
2.370
2.270
2.240
2.090
1.890
1.870
1.830
1.710
1.680
1.670
1.660
1.590
1.570
1.450
1.400
1.300
1.350
1.330
1.290
1.270
1.270
1.250
1.080
1.080
1.050
1.020
980
970
920
890
840
820
790
730
700
700
700
680
670
650
600
570
550
550
470
500
440
410
380
370
320
36
212
213
Burundi
Malawi
270
Turks and Caicos Islands
250
Virgin Islands (U.S.)
American Samoa
Angola
Aruba
Cuba
Curaçao
Eritrea
French Polynesia
Greenland
Guam
Korea, Dem. Rep.
New Caledonia
Northern Mariana Islands
San Marino
Sint Maarten (Dutch part)
Somalia
St. Martin (French part)
Syrian Arab Republic
World
k
Lowl income
Middle
k
income
Lower
l
middle income
Upper
m
middle income
Lowl & middle income
East
l Asia & Pacific
Europe
l
& Central Asia
Latin
m America & Caribbean
Middle
l
East & North Africa
South
l
Asia
Sub-Saharan
l
Africa
High
l income
Euro
m area
l
n
l
l
10.787
629
4.666
2.012
7.901
4.238
6.156
6.892
8.990
4.722
1.496
1.638
38.274
39.162
Lampiran 4.2 Tabel Purchasing Power Party (PPP) Tahun ***
Purchasing Power Party (PPP)
Ranking
1
3
5
6
7
8
9
10
11
14
15
16
18
20
21
22
24
25
26
27
28
29
33
35
36
37
38
39
Economy
Qatar
Macao SAR, China
Singapore
Kuwait
Brunei Darussalam
United Arab Emirates
Bermuda
Norway
Luxembourg
Switzerland
Hong Kong SAR, China
United States
Saudi Arabia
Netherlands
Germany
Sweden
Denmark
Austria
Canada
Belgium
Australia
Ireland
Iceland
Finland
France
United Kingdom
Japan
Bahrain
dollars)
134.420
120.140
80.270
79.850
72.190
67.720
66.560
66.330
65.040
57.960
56.570
55.860
51.320
48.260
46.850
46.750
46.210
45.930
43.360
43.220
42.760
42.270
41.090
39.940
39.610
39.040
37.920
37.680
40
41
42
43
44
45
46
48
49
50
51
54
55
56
58
59
61
62
63
65
66
68
69
70
71
72
73
75
76
77
New Zealand
Italy
Korea, Rep.
Oman
Spain
Israel
Trinidad and Tobago
Slovenia
Cyprus
Czech Republic
Portugal
Malta
Slovak Republic
Estonia
Greece
Lithuania
Seychelles
Malaysia
Russian Federation
Puerto Rico
Poland
Hungary
Latvia
St. Kitts and Nevis
Bahamas, The
Kazakhstan
Chile
Antigua and Barbuda
Croatia
Uruguay
34.970
34.700
34.620
33.690
33.080
32.830
31.970
29.920
29.800
28.020
28.010
27.020
26.820
26.330
25.660
25.490
24.780
24.770
24.710
23.960
23.930
23.630
22.690
22.600
22.290
21.710
21.580
21.370
20.500
20.220
37
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
94
95
96
97
98
99
100
101
102
104
105
106
107
108
109
110
111
112
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
132
134
135
136
137
138
139
140
141
142
144
145
146
147
148
Panama
Romania
Turkey
Mauritius
Venezuela, RB
Equatorial Guinea
Belarus
Lebanon
Gabon
Suriname
Azerbaijan
Mexico
Iran, Islamic Rep.
Bulgaria
Botswana
Libya
Brazil
Barbados
Iraq
Thailand
Montenegro
Turkmenistan
Costa Rica
Palau
Algeria
China
Colombia
Macedonia, FYR
South Africa
Dominican Republic
Serbia
Jordan
Grenada
Peru
Ecuador
Mongolia
Tunisia
Maldives
St. Vincent and the Grenadines
St. Lucia
Dominica
Sri Lanka
Egypt, Arab Rep.
Indonesia
Albania
Bosnia and Herzegovina
Namibia
Kosovo
Jamaica
Ukraine
Paraguay
Armenia
Philippines
Fiji
El Salvador
Swaziland
Belize
Georgia
Morocco
Bhutan
Guatemala
Guyana
Bolivia
Cabo Verde
Uzbekistan
Nigeria
India
19.930
19.020
18.980
18.150
17.700
17.660
17.610
17.590
17.200
17.040
16.910
16.640
16.590
16.260
16.030
16.000
15.590
15.190
15.030
14.870
14.530
14.520
14.420
14.280
13.880
13.170
12.910
12.800
12.700
12.600
12.150
11.910
11.720
11.440
11.190
11.120
11.020
10.920
10.730
10.540
10.480
10.370
10.260
10.190
10.180
10.010
9.810
9.300
8.640
8.560
8.470
8.450
8.450
8.410
8.000
7.880
7.590
7.510
7.290
7.280
7.250
6.940
6.290
6.200
5.830
5.710
5.630
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
170
171
172
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
187
189
190
192
193
194
195
196
197
197
200
201
202
203
204
205
206
207
208
209
210
211
212
213
Samoa
Moldova
Tuvalu
Vietnam
Tonga
Congo, Rep.
Pakistan
Timor-Leste
Lao PDR
West Bank and Gaza
Nicaragua
Marshall Islands
Honduras
Sudan
Ghana
Mauritania
Zambia
Yemen, Rep.
Micronesia, Fed. Sts.
Kiribati
Bangladesh
Kyrgyz Republic
Lesotho
São Tomé and Principe
Côte d'Ivoire
Cambodia
Vanuatu
Cameroon
Kenya
Papua New Guinea
Tajikistan
Tanzania
Nepal
Senegal
Chad
Benin
Solomon Islands
Afghanistan
South Sudan
Sierra Leone
Haiti
Uganda
Zimbabwe
Rwanda
Burkina Faso
Gambia, The
Mali
Ethiopia
Comoros
Madagascar
Guinea-Bissau
Togo
Guinea
Mozambique
Niger
Malawi
Burundi
Liberia
Congo, Dem. Rep.
Central African Republic
5.610
5.500
5.410
5.350
5.270
5.200
5.090
5.080
5.060
5.000
4.790
4.700
4.570
3.920
3.900
3.710
3.690
3.650
3.590
3.340
3.330
3.220
3.150
3.140
3.130
3.080
3.030
2.950
2.940
2.790
2.660
2.510
2.410
2.300
2.070
2.020
2.020
2.000
1.800
1.770
1.730
1.720
1.650
1.630
1.600
1.600
1.510
1.500
1.430
1.400
1.380
1.290
1.130
1.120
910
790
770
700
650
600
American Samoa
Andorra
Angola
Argentina
Aruba
Cayman Islands
..
..
..
..
..
..
38
Channel Islands
Cuba
Curaçao
Eritrea
Djibouti
Faeroe Islands
French Polynesia
Greenland
Guam
Korea, Dem. Rep.
Liechtenstein
Monaco
Myanmar
New Caledonia
Northern Mariana Islands
San Marino
Sint Maarten (Dutch part)
Somalia
St. Martin (French part)
Syrian Arab Republic
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
Turks and Caicos Islands
Virgin Islands (U.S.)
..
..
World
14.931
Low income
Middle income
Lower middle income
Upper middle income
Low & middle income
East Asia & Pacific
Europe & Central Asia
Latin America & Caribbean
Middle East & North Africa
South Asia
Sub-Saharan Africa
High income
Euro area
1.570
9.673
6.000
14.179
8.811
11.872
13.580
14.053
11.834
5.299
3.382
40.749
38.959
Lampiran 4.3
Pendapatan per Kapita Negara ASEAN Tahun ***
Ke-
Negara
Populasi
dalam milyar
PDB Nominal
dalam milyar USD
Pendapatan per
Kapita
Pendapatan per
Kapita (PPP)
dalam milyar USD
Pendapatan per
Kapita (PPP)
USD
USD
—
ASEAN
628.78
100.0
2,459,381
100.0
3,911
100.0
6,913,881
100.0
10,996
100.0
1
Indonesia
255.46
40.6
872,615
35.5
3,416
87.3
2,838,643
41.1
11,112
101.1
2
Thailand
68.84
11.0
373,536
15.2
5,426
138.7
1,107,000
16.0
16,081
146.3
3
Malaysia
31.12
5.0
313,479
12.8
10,073
257.5
813,517
11.8
26,141
237.7
4
Philippines
101.42
16.1
299,314
12.2
2,951
75.5
742,251
10.7
7,318
66.6
5
Singapore
5.5
0.9
293,959
12.0
53,224
1,360.8
468,909
6.8
84,901
772.1
6
Vietnam
91.58
14.6
198,805
8.1
2,171
55.5
551,256
8.0
6,020
54.7
7
Myanmar
51.85
8.3
65,775
2.7
1,269
32.4
267,736
3.9
5,164
47.0
8
Cambodia
15.54
2.5
17,714
0.7
1,140
29.1
54,174
0.8
3,486
31.7
39
9
10
Laos
7.03
1.1
12,548
0.5
1,785
45.6
37,499
0.5
5,335
48.5
Brunei
0.42
0.1
11,636
0.5
27,759
709.7
32,896
0.5
78,476
713.7
40
DAFTAR PUSTAKA
Adji, Wahyu, dkk. 2007. Ekonomi untuk SMA/ma Jilid 2 Kelas XI. Jakarta: Erlangga
Basri, Faisal. 2002. Perkonomian Indonesia. “Tantangan dan Harapan Bagi Kebangkitan
Ekonomi Indonesia”. Jakarta: Erlangga
ED, Silvia. Januari 2013, Jurnal Kajian Ekonomi, Vol. I, No. 02
Lewis, John P. , dkk. 1986. Mengkaji Ulang Strategi-Strategi Pembangunan. Jakarta: UIPress
Panglaykim, dkk. 1960. Management Suatu Pengantar. Jakarta: PT Pembangunan Djakarta
Sukirno, Sadono. 2015. Makroekonomi Teori Pengantar. Depok: PT Rajagrafindo Persada
Trading Economics. Singapura – Pertumbuhan PDB (q-to=q)
http://id.tradingeconomics.com/singapore/gdp-growth
Sasrawan, Hendri. 2014, Keadaan Ekonomi di Singapura
http://hedisasrawan.blogspot.co.id/2014/08/keadaan-ekonomi-di-singapura-artikel.html
Wikipedia. Daftar negara-negara ASEAN menurut PDB
https://en.wikipedia.org/wiki/List_of_ASEAN_countries_by_GDP_%28nominal%29
Wikipedia. Perserikatan Bangsa Bangsa
https://id.wikipedia.org/wiki/Perhimpunan_Bangsa-Bangsa_Asia_Tenggara
World Bank. Februari 2016, Peringkat GNI per kapita, metode Atlas dan yang berbasis PPP
http://data.worldbank.org/data-catalog/GNI-per-capita-Atlas-and-PPP-table
41
42
Download