PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI PADA NEGARA INDONESIA SEBAGAI NEGARA BERKEMBANG DAN SINGAPURA SEBAGAI NEGARA MAJU DI ASEAN MAKALAH oleh: Giasani Syarifa Nasifah (1504512) Novira Astie N. (1501564) AKUNTANSI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI & BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2016 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penyusun haturkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul “Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi pada Negara Indonesia Sebagai Negara Berkembang dan Singapura Sebagai Negara Maju di ASEAN“ ini. Dalam pembuatan makalah ini, banyak kesulitan yang penyusun alami terutama disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan sumber-sumber info yang masih terbilang terbatas. Namun berkat bimbingan dan bantuan dari semua pihak akhirnya makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, khususnya para rekan-rekan. Terimakasih juga tak lupa penyusun haturkan kepada Bapak Yana Rohmana, S.Pd, M.Si. selaku Dosen Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro yang telah memberikan penyusun tugas berupa makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Tak ada gading yang tak retak. Begitu pula dengan makalah yang penyusun buat ini yang masih jauh dari kesempurnaan. Terlepas dari semua itu, penyusun menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu penyusun memohon maaf apabila ada kekurangan ataupun kesalahan. Kritik dan saran sangat diharapkan agar makalah ini menjadi lebih baik serta berdaya guna dimasa yang akan datang. Akhir kata kami berharap semoga ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca serta bisa menjadi salah satu media yang bisa memberikan acuan kepada kita sebagai masyarakat ekonomi Indonesia agar dapat mengetahui serta memahami apa itu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, juga menganalisa perbandingan kemakmuran berbagai negara khususnya negara Indonesia sebagai negara berkembang dan Singapura sebagai negara maju di ASEAN. Sehingga dengan pengetahuan ini masyarakat dapat menjadikannya sebagai acuan saat melakukan kegiatan ekonomi, baik dalam pengambilan langkah maupun keputusan kedepannya. Bandung, Februari 2016 Penyusun 2 ABSTRAK Pertumbuhan ekonomi (Economic Growth) adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Sedangkan pembangunan ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan dalam struktur dan corak kegiatan ekonomi. (Sadono Sukirno, 1994;10). Perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan apabila jumlah balas jasa riil terhadap penggunaan faktor-faktor produksi pada tahun tertentu lebih besar daripada tahun sebelumnya. Pembangunan ekonomi tidak hanya berbicara tentang masalah perndapatan nasional riil, tetapi juga kepada modernisasi kegiatan ekonomi. Ditinjau dari sudut ekonomi, perkembangan ekonomi dunia menimbulkan dua efek penting yang sangat menggalakkan, yaitu (i) kemakmuran atau taraf hidup masyarakat makin meningkat, dan (ii) ia dapat menciptakan kesempatan kerja yang baru kepada penduduk yang terus bertambah jumlahnya. Makalah ini berfokus dalam menganalisis dan membandingkan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi di ASEAN khususnya Indonesia dan Singapura dimana Indonesia sebagai negara berkembang dan Singapura sebagai negara maju di ASEAN. Walaupun berada dalam naungan satu organisasi regional yang sama, namun di dalam hal perekonomian ASEAN memiliki komposisi negara maju dan berkembang 1:5 yakni Singapura dan Brunei Darussalam sebagai negara maju, sementara 8 negara lainnya yakni Indonesia,Thailand, Malaysia, Myanmar, Kamboja, Filipina, Vietnam, dan Laos merupakan negara berkembang. 3 DAFTAR ISI ABSTRAK ................................................................................................................................. 3 DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 4 BAB I ......................................................................................................................................... 5 PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 5 LATAR BELAKANG................................................................................................. 5 1.2 PERUMUSAN MASALAH ....................................................................................... 6 1.3 TUJUAN PENULISAN .............................................................................................. 6 BAB II........................................................................................................................................ 7 PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 7 PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI ......................................... 7 2.2 PERHITUNGAN PERTUMBUHAN EKONOMI ................................................... 17 FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN PERTUMBUHAN EKONOMI ............... 20 MANFAAT PERTUMBUHAN EKONOMI ....................................................................... 20 2.5 KEBIJAKAN MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN .............................................. 21 PERBANDINGAN KEMAKMURAN BERBAGAI NEGARA ......................................... 22 2.7 PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI DI INDONESIA SEBAGAI NEGARA BERKEMBANG DAN SINGAPURA SEBAGAI NEGARA MAJU DI ASEAN ........................................................................................................................... 24 BAB III .................................................................................................................................... 34 PENUTUP................................................................................................................................ 34 3.1 KESIMPULAN ......................................................................................................... 34 3.2 SARAN ..................................................................................................................... 35 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 41 4 BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi yang pesat merupakan fenomena penting yang dialami dunia hanya semenjak dua abad belakangan ini. Dalam periode tersebut dunia telah mengalami perubahan yang sangat nyata apabila dibandingkan dengan periode sebelumnya. Pada masa sebelumnya kuda dan beberapa binatang peliharaan lain merupakan tenaga penarik bagi alat pengangkut yang utama. Pada masa ini keadaan sudah sangat berbeda. Kemampuan manusia untuk pergi kebulan dan mewujudkan komputer canggih merupakan contoh yang nyata dari betapa jauhnya manusia telah mengalami kemajuan sejak dua atau tiga abad yang lalu. Ditinjau dari sudut ekonomi, perkembangan ekonomi dunia menimbulkan dua efek penting yang sangat menggalakkan, yaitu (i) kemakmuran atau taraf hidup masyarakat makin meningkat, dan (ii) ia dapat menciptakan kesempatan kerja yang baru kepada penduduk yang terus bertambah jumlahnya. Walau bagaimanapun, sungguh menyedihkan untuk menyadari kenyataan bahwa pertumbuhan ekonomi tersebut bukanlah sesuatu peristiwa yang terjadi di semua negara. Bahkan ASEAN sebagai organisasi regional di kawasan Asia Tenggara pun memiliki komposisi pertumbuhan ekonomi yang berbeda. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan negara maju dan berkembang 1:5 di ASEAN yakni Singapura dan Brunei Darussalam sebagai negara maju, sementara 8 negara lainnya yakni Indonesia,Thailand, Malaysia, Myanmar, Kamboja, Filipina, Vietnam, dan Laos merupakan negara berkembang. Selama ini banyak negara sedang berkembang telah berhasil menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, tetapi masih banyak permasalahan pembangunan yang belum terpecahkan, seperti : tingkat pengganguran tetap tinggi, pembagian pendapatan tambah tidak merata, masih banyak terdapat kemiskinan absolut, tingkat pendidikan rata-rata masih rendah, pelayanan kesehatan masih kurang, dan sekelompok kecil penduduk yang sangat kaya cenderung semakin kaya sedangkan sebagian besar penduduk tetap saja bergelut dengan kemiskinan, yang terjadi bukan peningkatan dan justru malah penurunan. Keadaan ini memprihatinkan, banyak ahli ekonomi pembangunan yang mulai mempertanyakan arti dari pembangunan. Mengingat pentingnya konsep pertumbuhan ekonomi sebagai tolak ukur penilaian perkembangan ekonomi suatu negara, maka kita selaku masyarakat sebagai pelaku ekonomi harus memahami konsep ini setidaknya mengetahui definisi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi memiliki definisi yang berbeda, yaitu pertumbuhan ekonomi ialah proses kenaikan output per kapita yang terus menerus dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan. Dengan demikian makin tingginya pertumbuhan ekonomi biasanya makin tinggi pula kesejahteraan masyarakat, meskipun terdapat indikator yang lain yaitu distribusi pendapatan. Sedangkan pembangunan ekonomi ialah usaha meningkatkan pendapatan per 5 kapita dengan jalan mengolah kekuatan ekonomi potensial menjadi ekonomi riil melalui penanaman modal, penggunaan teknologi, penambahan pengetahuan, peningkatan ketrampilan, penambahan kemampuan berorganisasi dan manajemen. Untuk itulah penyusun merumuskan makalah ini untuk menyampaikan definisi serta pemahaman pertumbuhan dan pembangunan ekonomi menurut para ahli beserta contoh perbandingan kemakmuran haril pertumbuhan dan pembangunan ekonomi di dua negara ASEAN yakni Indonesia dan Singapura dengan maksud agar masyarakat sebagai pelaku ekonomi di Indonesia dapat mengerti tentang pertumbuhan dan pembangunan ekonomi minimal di negaranya sendiri dengan harapan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi di Indonesia senantiasa lebih baik kedepannya. 1.2 PERUMUSAN MASALAH 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Apa pengertian pertumbuhan ekonomi? Apa perbedaan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi? Bagaimana cara menghitung pertumbuhan ekonomi? Apa faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi? Apa manfaat pertumbuhan ekonomi? Bagaimana kebijakan untuk mempercepat pembangunan? Bagaimana perbandingan Indonesia sebagai negara berkembang dan kemakmuran Singapura sebagai negara maju di ASEAN? 1.3 TUJUAN PENULISAN Meskipun lingkup penulisan ini sempit, dalam arti pembahasan contoh nyata pertumbuhan dan pembangunan ekonomi hanya fokus pada perbandingan pertumbuhan ekonomi Indonesia dan Singapura, hasilnya diharapkan dapat menyumbang tidak hanya memberikan pengetahuan mengenai definisi dan pemahaman pertumbuhan ekonomi dan perkembangan ekonomi saja, tapi juga diharapkan dengan penulisan makalah ini masyarakat Indonesia dapat menghitung pertumbuhan ekonomi suatu negara, membandingkan kemakmuran berbagai negara, serta menjadikannya acuan dalam melakukan kegiatan ekonomi baik saat pengambilan langkah maupun keputusan. 6 BAB II PEMBAHASAN PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI Pengertian Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi (Economic Growth) adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makro ekonomi dalam jangka panjang. Perkembangan kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai akibat pertambahan faktor-faktor produksi pada umumnya tidak selalu diikuti oleh pertambahan produksi barang dan jasa yang sama besarnya. Pertambahan potensi memproduksi seringkali lebih besar dari pertambahan produksi yang sebenarnya. Dengan demikian perkembangan ekonomi adalah lebih lambat dari potensinya. (Sadono Sukirno, 1994;10). Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan apabila jumlah balas jasa riil terhadap penggunaan faktor-faktor produksi pada tahun tertentu lebih besar daripada tahun sebelumnya. Berkelanjutan pertumbuhan ekonomi harus mengarah standar hidup yang lebih tinggi nyata dan kerja meningkat. Menurut Boediono (2001: 35), pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator untuk melihat keberhasilan pembangunan dan merupakan syarat keharusan (necessary condition) bagi penurunan pengangguran. Adapun syarat kecukupannya ialah bahwa pertumbuhan ekonomi tersebut efektif dalam mengurangi tingkat pengangguran. Artinya, pertumbuhan tersebut hendaklah menyebar di setiap golongan pendapatan, termasuk di golongan penduduk miskin. Secara langsung, hal ini berarti pertumbuhan itu perlu dipastikan terjadi disektor-sektor dimana penduduk miskin bekerja yaitu sector pertanian atau sector yang padat karya. Adapun secara tidak langsung, diperlukan pemerintah yang cukup efektif mendistribusikan manfaat pertumbuhan yang mungkin didapatkan dari sektor modern seperti jasa yang padat modal. A. Pengertian Pembangunan Ekonomi Economic development is growth plus change-yaitu pembangunan ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan dalam struktur dan corak kegiatan ekonomi. (Sadono Sukirno, 1994;10). Pembangunan ekonomi tidak hanya berbicara tentang masalah perndapatan nasional riil, tetapi juga kepada modernisasi kegiatan ekonomi, misalnya kepada usaha merombak sektor pertanian yang tradisional, masalah mempercepat pertumbuhan ekonomi dan masalah perataan pembagian pendapatan. 7 B. Perbedaan dan Persamaan Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi 1. Perbedaan Pembangunan Ekonomi dengan Pertumbuhan Ekonomi 1) Pembangunan ekonomi lebih bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan produksi, tetapi juga terdapat perubahan-perubahan dalam struktur perekonomian. 2) Pertumbuhan ekonomi keberhasilannya lebih bersifat kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam standar pendapatan dan tingkat output produksi yang dihasilkan 2. Persamaan Pembangunan Ekonomi dengan Pertumbuhan Ekonomi 1) Kedua-duanya merupakan kecenderungan di bidang ekonomi. 2) Pokok permasalahan akhir adalah besarnya pendapatan per kapita. 3) Kedua-duanya menjadi tanggung jawab pemerintah dan memerlukan dukungan rakyat. 4) Kedua-duanya berdampak kepada kesejahteraan rakyat C. Teori-Teori Pertumbuhan Ekonomi Menurut Para Ahli Pada abad 19 banyak ahli ekonomi mengalisis dan membahas, serta mengemukakan tentang teori tingkat pertumbuhan ekonomi. Antara lain Fredrich List, Bruno Hilder Brand, Karl Bucher dan Walt Whitman Rostow dan Adam Smith. 1. Werner Sombart (1863-1947) Teori Pertumbuhan Historis a. Masa Perekonomian Tertutup Seluruh kegiatan manusia hanya semata memenuhi kebutuhan sendiri, masyarakat bertindak sebagai produsen sekaligus konsumen sehingga tidak terjadi transaksi pertukaran barang-jasa. Ciri-cirinya : 1) Kegiatan manusia memenuhi kebutahan dirinya sendiri 2) Individu bertindak sebagai konsumen dan produsen 3) Belum terjadi kegiatan pertukaran barang-jasa b. Masa Kerajinan dan Pertukangan Masa ini kebutuhan manusia meningkat, namun tidak dapat dipenuhi sehingga diperlukan pembagian kerja sesuai keahlian masing-masing. Sehingga menimbulkan kegiatan pertukaran barang-jasa, yang didasari untuk mencari keuntungan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Ciri-cirinya : 1) Mulai meningkat kebutuhan manusia 2) Adanya pembagian tugas menurut keahlian 3) Timbulnya kegiatan transaksi jual beli barang-jasa 4) Pertukaran tidak didasari motive keuntungan yang didapat 8 c. Masa kapitalis Muncul kaum pemilik modal (kapitalis), kaum kapitalis dalam menjalankan tugasnya memerlukan kaum buruh. Tujuannya tidak lagi untuk memenuhi kebutuhan melainkan untuk mencari keuntungan. Werner Sombart membagi masa kapitalis menjadi empat masa, yaitu : 1. Tingkat Pra-Kapitalis Kehidupan masyarakat sedikit mengalami perubahan sehingga berjalan lambat Bersifat kekeluargaan Bertumpu pada sektor pertanian Bekerja untuk memenuhi kebutuhan sendiri 2. Tingkat Kapitalis Kehidupan masyarakat dinamis (mengalami perubahan yang cepat) Bersifat individual Terjadi pembagian kerja sesuai dengan keahlian Melakukan pertukaran untuk mencari laba 3. Tingkat Kapitalisme Raya Usahanya hanya untuk mendapat keuntungan Produksi dilakukan dengan alat modern secara masal Perdagangan mengarah ke pasar monopoli Terdapat atasan dan bawahan 4. Tingkat Kapitalisme Akhir Muncul aliran sosialisme Adanya campur tangan pemerintah Mengutamakan kepentingan bersama 2. Fredrich List Fredrich List, adalah penganut paham Laisser Faire dan berpendapat bahwa sistem ini dapat menjamin alokasi sumber-sumber secara optimal, tetapi proteksi terhadap industri-industri tetap diperlukan. 3. Bruno Hilder Brand Bruno Hilder Brand adalah pengkritik Fredrich List, mareka mengatakan bahwa perkembangan masyarakat atau ekonomi bukan karena sifat-sifat produksi atau komsumsinya. Bruno mengemukakan tiga sistem distribusi, yaitu : 1) Natural atau perekonomian barterf 2) Perekonomian uang 3) Perekonomian kredit 4. Karl Bucher Karl Bucher mempunyai pendapat yang serupa walaupun tidak sama. Dia mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi adalah melalui 3 (tiga) tingkat, yaitu : 9 1) Produksi untuk kebutuhan sendiri 2) Perekonomian kota, dimana pertukaran sudah meluas 3) Perekonomian nasional dimana peranan pedagang-pedagang tampak makin penting. 5. Whalt Whiteman Rostow (1916-1979) W.W. Rostow dalam bukunya “The Stages of Economic Growth” mengemukakan bahwa proses pertumbuhan ekonomi dapat dibedakan dalam lima tahap dan setiap negara di dunia dapat digolongkan ke dalam salah satu tahap dari lima tahap pertumbuhan ekonomi tersebut. a. Masyakarat Tradisional (the traditional society) Menurut Rostow, masyarakat tradisional adalah masyarakat yang fungsi produksinya terbatas yang ditandai oleh cara produksi yang relatif masih primitif dan cara hidup masyarakat yang masih sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai yang kurang rasional, tetapi kebiasaan tersebut telah turun-temurun. Tahap masyarakat tradisional, dengan karakteristiknya : 1) Pertanian padat tenaga kerja. 2) Belum mengenal ilmu pengetahuan dan teknologi (era newton). 3) Ekonomi mata pencaharian. 4) Hasil-hasil tidak disimpan atau diperdagangkan. 5) Adanya sistem barter. b. Masyarakat Pra Kondisi untuk Periode Lepas Landas (The Preconditions for Take-off) Tahap prasyarat tinggal landas ini didefinisikan Rostow sebagai suatu masa transisi dimana masyarakat mempersiapkan dirinya untuk mencapai pertumbuhan atas kekuatan sendiri (self-sustained growth). Tahap pembentukan prasyarat tinggal landas ditandai dengan : 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) Pendirian industri-industri pertambangan; Peningkatan penggunaan modal dalam pertanian; Perlunya pendanaan asing; Tabungan dan investasi meningkat; Terdapat lembaga dan organisasi tingkat nasional; Adanya elit-elit baru; Perubahan seringkali dipicu oleh gangguan dari luar. c. Tahap Tinggal Landas (The Take Off) Terjadi perubahan yang drastis dalam masyarakat seperti revolusi politik, terciptanya kemajuan yang pesat dalam inovasi, atau berupa terbukanya pasar-pasar baru. Sebagai akibat dari perubahan-perubahan tersebut secara teratur akan tercipta inovasi-inovasi dan peningkatan investasi. Rostow mengemukakan 3 ciri utama dari negara-negara yang sudah mencapai masa tinggal landas yaitu: 10 Terjadinya kenaikan investasi produktif dari 5 persen atau kurang menjadi 10% dari Produk Nasional Bersih (Net National Product NNP). 2. Terjadinya perkembangan satu atau beberapa Sektor industri dengan tingkat pertumbuhan yang sangat tinggi (leading sectors). 3. Terciptanya suatu kerangka dasar politik, sosial, dan kelembagaan yang bisa menciptakan perkembangan sektor modern dan eksternalitas ekonomi yang bisa menyebabkan pertumbuhan ekonomi terus terjadi. 1. Empat faktor penting yang harus diperhatikan dalam menciptakan sektor pemimpin yaitu: Harus ada kemungkinan untuk perluasan pasar bagi barang-barang yang diproduksi yang mempunyai kemungkinan untuk berkembang dengan cepat. Dalam sektor tersebut harus dikembangkan teknik produksi yang modern dan kapasitas produksi harus bisa diperluas. Harus tercipta tabungan dalam masyarakat dan para pengusaha harus menanamkan kembali keuntungannya untuk membiayai pembangunan sektor pemimpin. Pembangunan dan transformasi teknologi sektor pemimpin haruslah bisa menciptakan kebutuhan akan adanya perluasan kapasitas dan modernisasi sektor-sektor lain. Tahap tinggal landas yaitu ditandai dengan : 1) Industrialisasi meningkat; 2) Tabungan dan investasi semakin meningkat 3) Peningkatan pertumbuhan regional 4) Tenaga kerja di sektor pertanian menurun 5) Stimulus ekonomi berupa revolusi politik 6) Inovasi teknologi 7) Perubahan ekonomi internasional 8) Laju investasi dan tabungan meningkat 5 – 10% dari pendapatan nasional 9) Sektor usaha pengolahan (manufaktur) 10) Pengaturan kelembagaan (misalnya sistem perbankan) d. Tahap Menuju Kekedewasaan (The Drive to Maturity) Tahap menuju kedewasaan diartikan Rostow sebagai masa dimana masyarakat sudah secara efektif menggunakan teknologi modern pada hampir semua kegiatan produksi. Pada tahap ini sektor-sektor pemimpin baru akan muncul menggantikan sektor-sektor pemimpin lama yang akan mengalami kemunduran. Sektor-sektor pemimpin baru ini coraknya ditentukan oleh perkembangan teknologi, kekayaan alam, sifat-sifat dari tahap lepas landas yang terjadi, dan juga oleh kebijaksanaan pemerintah. Tahap pergerakan menuju kematangan ekonomi ciri-cirinya: 1) Pertumbuhan ekonomi berkelanjutan 11 2) 3) 4) 5) Diversifikasi industri Penggunaan teknologi secara meluas Pembangunan di sektor-sektor baru Investasi dan tabungan meningkat 10 – 20 % dari pendapatan nasional. e. Tahap Konsumsi Massal Tingkat Tinggi (the age of high mass-consumption) Dalam hal prekondisi untuk meningkatkan ekonomi suatu negara, penekanannya terdapat pada keseluruhan proses di mana masyarakat berkembang dari suatu tahap ke tahap yang lain. Tahap era konsumsi-massal tingkat tinggi dengan: Proporsi ketenagakerjaan yang tinggi di bidang jasa; 2) Meluasnya konsumsi atas barang-barang yang tahan lama dan jasa; 3) Peningkatan atas belanja jasa-jasa kemakmuran 1) 6. Adam Smith Menurut pandangan Adam Smith , kebijakan laissez-faire atau sistem mekanisme pasar akan memaksimalkan tingkat pembangunan ekonomi yang dapat dicapai oleh suatu masyarakat. Teori Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan Buku Sadono Sukirno 1. Teori Pertumbuhan Klasik Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi Klasik ada empat faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu : jumlah penduduk, jumlah stok barang-barang modal, luas tanah dan kekayaan alam, serta tingkat teknologi yang digunakan. Walaupun menyadari bahwa pertumbuhan ekonomi tergantung kepada banyak faktor, ahli-ahli ekonomi Klasik terutama menitikberatkan perhatiannya kepada pengaruh pertambahan penduduk kepada pertumbuhan ekonomi. Dalam teori pertumbuhan mereka, dimisalkan luas tanah dan kekayaan alam adalah tetap jumlahnya dan tingkat teknologi tidak mengalami perubahan. Berdasarkan pada pemisalan ini selanjutnya dianalisis bagaimana pengaruh pertambahan penduduk kepada tingkat produksi nasional dan pendapatan. Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi Klasik hukum hasil tambahan yang semakin berkurang akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Ini berarti pertumbuhan ekonomi tidak akan terus menerus berlangsung. Apabila penduduk sudah terlalu banyak, pertambahannya akan menurunkan tingkat kegiatan ekonomi karena produktivitas setiap penduduk telah menjadi negatif. Maka kemakmuran masyarakat menurun kembali. Ekonomi akan mencapai tingkat perkembangan yang sangat rendah. Apabila keadaan ini dicapai, ekonomi dikatakan telah mencapai keadaan tidak berkembang (Stationary State). Pada keadaan ini pendapatan pekerja hanya mencapai tingkat cukup hidup. Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi Klasik setiap masyarakat tidak akan mampu menghalangi terjadinya keadaan tidak berkembang tersebut. 12 Berdasarkan kepada teori pertumbuhan Klasik tadi, dikemukakan suatu teori yang menjelaskan perkaitan di antara pendapatan per kapita dan jumlah penduduk. Teori tersebut dinamakan teori penduduk optimum. Dari uraian mengenai teori pertumbuhan Klasik telah dapat dilihat bahwa apabila terdapat kekurangan penduduk, produksi marjinal adalah lebih tinggi daripada pendapatan per kapita. Maka pertambahan penduduk akan menaikkan pendapatan per kapita. Akan tetapi apabila penduduk sudah semakin banyak, hukum hasil tambahan yang semakin berkurang akan mempengaruhi fungsi produksi, yaitu produksi marjinal akan mulai mengalami penurunan. Oleh karenanya pendapatan nasional dan pendapatan per kapita menjadi semakin lambat pertumbuhannya. Penduduk yang terus bertambah akan memyebabkan pada suatu jumlah penduduk yang tertentu produksi marjinal telah sama dengan pendapatan per kapita. Pada keadaan ini pendapatan per kapita mencapai nilai yang maksimum. Jumlah penduduk pada waktu itu dinamakan penduduk optimum. Secara grafik teori penduduk optimum dapat ditunjukkan seperti dalam gambar 1.1. Kurva Ypk menunjukkan tingkat pendapatan per kapita pada berbagai jumlah penduduk, dan M adalah puncak kurva tersebut. Maka penduduk optimal adalah jumlah penduduk sebanyak N0, dan pendapatan per kapita yang paling maksimum adalah Y0. Grafik 1.1 Dalam dua abat belakangan ini di negara-negara maju pertumbuhan ekonomi tidak sepeti diramalkan oleh teori pertumbuhan Klasik. Pertumbuhan ekonomi yang berlaku di negara Barat terutama disebabkan oleh perkembangan teknologi. Efek dari pertumbuhan yang demikian kurva YPK akan terus menerus bergerak ke atas (misalnya menjadi Y*PK). Perubahan seperti ini menyebabkan dua hal berikut: (i) penduduk optimum akan bergeser 13 dari N0 ke kanan (misalnya menjadi N1) dan (ii) pada penduduk optimum N1 pendapatan per kapita lebih tinggi dari Y0 (yaitu menjadi Y1). 2. Teori Schumpeter Teori Schumpeter menekankan tentang pentingnya pengusaha di dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi. Dalam teori itu dituunjukkan bahwa para pengusaha merupakan golongan yang akan terus-menerus membuat pembaharuan atau inovasi dalam kegiatan ekonomi. Inovasi tersebut meliputi: memperkenalkan barang-barang baru, mempertinggi efisien cara memproduksi dalam menghasilkan suatu barang, memperluas pasar suatu barang ke pasaran-pasaran yang baru, mengembangkan sumber bahan mentah yang baru dan mengadakan perubaha-perubahan dalam organisasi dengan tujuan mempertinggi keefisienan kegiatan perusahaan. Berbagai kegiatan inovasi baru ini akan memerlukan investasi baru. Di dalam teori pertumbuhannya Schumpeter memulai analisisnya dengan memisalkan bahwa perekonomian sedang dalam keadaan tidak berkembang. Tetapi keadaan ini tidak berlangsung lama. Pada waktu keadaan tersebut berlaku, segolongan pengusaha menyadari tentang berbagai kemungkinan untuk mengadakan inovasi yang menguntungkan. Didorong oleh keinginan mendapatkan keuntungan dari mengadakan pembaharuan tersebut, mereka akan meminjam modal dan melakukan penanaman modal. Investasi yang baru ini akan meninggikan tingkat kegiatan ekonomi negara. Maka pendapatan masyarakat akan bertambah dan seterusnya konsumsi masyarakat menjadi bertambah tinggi. Kenaikan tersebut akan mendorong perusahaan-perusahaan lain untuk menghasilkan lebih banyak barang dam melakukan penanaman modal baru. Maka menurut Schumpeter, investasi dapat dibedakan kepada dua golongan: penanaman modal otonomi dan penanaman modal terpengaruh. Penanaman modal otonomi adalah penanaman modal yang ditimbulkan oleh kegiatan ekonomi yang timbul sebgai akibat kegiatan inovasi. Menurut Schumpeter makin tinggi tingkat kemajuan suatu ekonomi semakin terbatas kemungkinan untuk mengadakan inovasi. Maka pertumbuhan ekonomi akan menjadi bertambah lambat jalannya. Pada akhirnya akan tercapai tingkat “keadaan tidak berkembang” atau “stationary state”. Dalam pandangan Schumpeter keadaan tidak berkembang itu dicapai pada tingkat pertumbuhan yang tinggi. 3. Teori Harrod-Domar Dalam menganalisis mengenai masalah pertumbuhan ekonomi, teori Harrod-Domar bertujuan untuk menerangkan syarat yang harus dipenuhi supaya suatu perekonomian dapat mencapai pertumbuhan yang teguh atau steady growth dalam jangka panjang. Analisis Harrod-Domar menggunakan pemisalan-pemisalan berikut: (i) barang modal telah mencapai kapasitas penuh, (ii) tabungan adalah proporsional dengan pendapatan nasional, (iii) rasio modal-produksi (capital-output ratio) tetap nilainya, dan (iv) perekonomian terdiri dari dua sektor. 14 Dalam analisis Harrod-Domar menunjukkan bahwa, walaupun pada suatu tahun tertentu (misalnya tahun 2002) barang-barang modal sudah mencapai kapasitas penuh, pengeluaran agregat dalam tahun 2002 yaitu AE = C + I, akan menyebabkan kapasitas barang modal menjadi semakin tinggi pada tahun berikutnya (tahun 2003). Dengan perkataan lain, investasi yang berlaku dalam tahun 2002 akan menambah kapasitas barang modal untuk mengeluarkan barang dan jasa pada tahun 2003. Grafik 1.2 Masalah yang dikemukakan oleh Harrod-Domar ditunjukkan dalam gambar 2.2. Pengeluaran agregat yang asal adalah AE = C + I. keseimbangan dicapai di titik E yang menggambarkan: (i) pendapatan nasional adalah Y dan (ii) pad apendapatan nasional tersebut ekonomi mencapai kapasitas penuh. Misalkan jumlah barang modal pada keseimbangan ini adalah Ko. Seterusnya teori Herrod-Domar menerangkan bahwa investasi yang dilakukan pada tahun tersebut (2002) akan menyebabkan jumlah barang modal bertambah pada tahun berikutnya 2003, yaitu jumlah barang modal menjadi K1 = Ko + I, di mana K1 adalah jumlah barang modal pada tahun 2003. Agar sepenuhnya barang modal digunakan, pengeluaran agregat pada tahun itu harus mencapai AE1 = C + I + ∆I. Dengan pengeluaran agregat ini pendapatan nasional adalah YK1 dan nilai ini sama dengan kapasitas barang modal sebanyak K1 untuk menghasilkan pendapatan nasional. Dengan demikian kapasitas penuh tercapai kembali. Analisis ini menunjukkan, dalam ekonomi dua sektor, investasi harus terus mangalami kenaikan agar perekonomian tersebut diperlukan untuk meningkatkan pengeluaran agregat. Dalam contoh di atas, pada tahun 2002 investasi adalah sebesar I dan pada tahun 2003 investasi perlu meningkat menjadi (I + ∆I). Dalam teori Harrod-Damor tidak diperhatikan syarat untuk mencapai kapasitas penuh apabila ekonomi terdiri dari tiga sektor atau empat sektor. Walau bagaimanapun berdasrkan 15 teorinya di atas dengan mudah dapat disimpulkan hal yang perlu berlaku apabila pengeluaran agregat meliputi komponen yang lebih banyak, yaitu meliputi pengeluaran pemerintah dan ekspor. Dalam keadaan yang demikian, barang-barang modal yang bertambah dapat sepenuhnya digunakan apabila AE1 = C + I1 + G1 + (X-M)1 di mana I1 + G1 + (X-M)1 sama dengan (I + ∆I). Analisis di atas dapat pula disimpulkan bahwa analisis Harrod-Domar merupakan pelengkap kepada analisis Keynesian. Dalam analisis Keynesian yang diperhatikan adalah persoalan ekonomi jangka pendek. Manakala teori Harrod-Domar memperhatikan proses pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Melalui analisis Harrod-Domar dapat dilihat bahwa (i) dalam jangka panjang pertambahan pengeluaran agregat yang berkepanjangan perlu dicapai untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi, dan (ii) pertumbuhan ekonomi yang teguh hanya mungkin dicapai apabila I + G + (X-M) terus menerus bertambah dengan tingkat yang menggalakkan. 4. Teori Pertumbuhan Neo-Klasik Sebagai suatu perluasan teori Keynes, teori Harrod-Domar melihat persoalan pertumbuhan itu dari segi permintaan. Pertumbuhan ekonomi hanya akan berlaku apabila pengeluaran agregat melalui kenaikan investasi bertambah secara terus menerus pada tingkat pertumbuhan yang ditentukan, yaitu sebesar (I+∆I) seperti yang ditunjukkan dalam gambar 1.2 Teori pertumbuhan Neo-Klasik melihat dari sudut pandang yang berbeda, yaitu dari segi penawaran. Menurut teori ini, yang dikembangkan oleh Abrahamovits dan Solow pertumbuhan ekonomi tergantung kepada perkembangan faktor-faktor produksi. Dalam persamaan, pandangan ini dinyatakan dengan persamaan: ∆Y = f (∆K, ∆L, ∆T) Di mana ∆Y adalah tingkat pertumbuhan ekonomi. ∆K adalah tingkat pertumbuhan modal. ∆L adalah tingkat pertumbuhan penduduk. ∆T adalah tingkat pertumbuhan teknologi. Analisis Solow selanjutnya membentuk formula matematik unyuk persamaan itu dan seterusnya membuat pembuktian secara kajian empiris untuk menunjukkan kesimpula berikut: Faktor terpenting yang mewujudkan pertumbuhan ekonomi bukanlah pertambahan modal dan pertambahan tenaga kerja. Faktor yang paling penting adalah kemajuan teknologi dan pertambahan kemahiran dan kepakaran tenaga kerja. Sumbangan terpenting dari pertumbuhan teori Neo-Klasik bukanlah dalam menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, tetapi dalam 16 sumbangannya untuk menggunakan teori tersebut untuk mengadakan penyelidikan empiris dalam menentukan peranan sebenarnya dari berbagai faktor produksi dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi. Dalam penyelidikan mereka Abramovits dan Solow menunjukkan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat terutama disebabkan oleh perkembangan teknologi. Di antara 80 hingga 90 persen dari pertumbuhan ekonomi yang berlaku di Amerika Serikat di antara pertengahan abad ke-19 dan ke-20 disebabkan oleh perkembangan teknologi. Setelah itu beberapa ahli ekonomi lain melakukan penyelidikan yang sama sifatnya. Salah satu studi yang terkenal adalah dilakukan oleh Denison yang menganalisis faktor yang mengakibatkan perkembangan di negara maju di antara tahun 1950-1962. Kesimpulannya adalah: pertambahan barang-barang modal hanya mewujudkan 25 persen dari pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat, 18 persen dari pertumbuhan ekonomi di Eropa Barat dan 21 persen dari pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Inggris. Dengan kata lain studi Denision menunjukkan bahwa bukan modal, tetapi teknologi dan perkembangan ketrampilan yang menjadi faktor utama yang mewujudkan pertumbuhan ekonomi. 2.2 PERHITUNGAN PERTUMBUHAN EKONOMI A. Indikator yang Digunakan untuk Menghitung Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Tingkat Pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) Tingkat Pertumbuhan PNB (Produk Nasional Bruto) Dalam praktek angka, PNB kurang lazim dipakai, yang lebih populer dipakai adalah PDB, karena angka PDB hanya melihat batas wilayah,terbatas pada negara yang bersangkutan. B. Sumber Kenaikan Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi umumnya didefinisikan sebagai kenaikan GDP riil per kapita. Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product, GDP) adalah nilai pasar keluaran total sebuah negara, yang merupakan nilai pasar semua barang jadi dan jasa akhir yang diproduksi selama periode waktu tertentu oleh faktor-faktor produksi yang berlokasi di dalam sebuah negara. Kenaikan GDP dapat muncul melalui: 1. Kenaikan penawaran tenaga kerja Penawaran tenaga kerja yang meningkat dapat menghasilkan keluaran yang lebih banyak. Jika stok modal tetap sementara tenaga kerja naik, tenaga kerja baru cenderung akan kurang produktif dibandingkan tenaga kerja lama. 2. Kenaikan modal fisik atau sumber daya manusia Kenaikan stok modal dapat juga menaikkan keluaran, bahkan jika tidak disertai oleh kenaikan angkatan kerja. Modal fisik menaikkan baik produktivitas tenaga kerja maupun menyediakan secara langsung jasa yang bernilai. Investasi dalam modal sumber daya manusia merupakan sumber lain dari pertumbuhan ekonomi. 3. Kenaikan produktivitas Kenaikan produktivitas masukan menunjukkan setiap unit masukan tertentu memproduksi lebih banyak keluaran. Produktivitas masukan dapat dipengaruhi oleh 17 faktor-faktor termasuk perubahan teknologi, kemajuan pengetahuan lain, dan ekonomisnya skala produksi. (Case dan Fair, 1999;326) C. Rumus Pendapatan Perkapita Untuk dapat mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi, maka harus dipahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP). PDB atau GDP adalah total produksi barang dan jasa yang dihasilkan di dalam suatu wilayah pada periode tertentu, misalnya satu tahun. (Di level provinsi di Indonesia biasanya disebut Produk Domestik Regional Bruto-PDRB) PDB jika dibagi dengan jumlah penduduk maka menjadi PDB per kapita. Ukuran ini lebih spesifik karena memperhitungkan jumlah penduduk serta mencerminkan kesejahteraan penduduk di suatu tempat. PDB atau GDP adalah total produksi barang dan jasa yang dihasilkan di dalam suatu wilayah pada periode tertentu, misalnya satu tahun. (Di level provinsi di Indonesia biasanya disebut Produk Domestik Regional Bruto-PDRB) PDB jika dibagi dengan jumlah penduduk maka menjadi PDB per kapita. Ukuran ini lebih spesifik karena memperhitungkan jumlah penduduk serta mencerminkan kesejahteraan penduduk di suatu tempat. Ada banyak pendapat mengenai penyebab naik turunnya total produksi barang dan jasa, namun banyak ahli ekonomi yang setuju akan dua penyebab berikut ini : 1. Sumber pertumbuhan. Ahli-ahli ekonomi sering merujuk pada tiga sumber pertumbuhan, yaitu : (a) peningkatan tenaga kerja, (b) peningkatan modal, dan (c) peningkatan efisiensi dimana kedua faktor ini digunakan. Jumlah tenaga kerja dapat meningkat jika pekerja yang telah tersedia bekerja lebih lama, atau jika ada tambahan tenaga kerja baru. Sedangkan persediaan modal dapat meningkat jika perusahaan mendorong kapasitas produktifnya dengan menambah pabrik dan peralatan (investasi). Efisiensi bertambah ketika output yang lebih dapat diperoleh dari jumlah tenaga kerja dan/atau modal yang sama. Ini sering disebut sebagai Total Factor Productivity (TFP). 2. Terjadinya penurunan (downturns) pada ekonomi. Ini menjawab pertanyaan mengapa output dapat turun atau naik lebih lambat. Secara logika, apapun yang menyebabkan penurunan pada tenaga kerja, modal, atau TFP akan menyebabkan penurunan pada output atau setidaknya pada tingkat pertumbuhan output. Misalnya, peristiwa seperti bencana alam, penyebaran penyakit berbahaya dan kerusuhan. Cara mengukur PDB ialah total nilai berbagai macam barang dan jasa diagregasikan. Namun karena berton-ton baja tidak mungkin dijumlahkan begitu saja dengan, misalnya, produksi roti, maka proses agregasi dilakukan berdasarkan nilai uang produksi barang-barang 18 tersebut. Di Indonesia PDB diukur setiap tiga bulanan dan tahunan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) Nilai total pendapatan nasional dalam satuan harga sekarang disebut dengan PDB nominal (PDB atas dasar harga berlaku). Nilainya tentu berubah dari waktu ke waktu, seiring dengan perubahan kuantitas produksi barang/jasa atau dalam harga dasarnya. Jika nilai nominal ini dihitung dalam harga yang tetap atau dipatok, didapatlah nilai PDB riil (PDB atas dasar harga konstan). Untuk menghitung nilai riil tersebut dipilihlah satu tahun dasar—misalnya tahun 2000. Kemudian, nilai semua barang dan jasa dihitung berdasarkan harga masing-masing yang berlaku pada tahun tersebut. Karena harga barang sudah tetap, PDB riil dianggap hanya berubah sesuai dengan adanya perubahan kuantitas barang/jasa. Perubahan PDB ini mencerminkan perubahan kuantitas output produksi secara riil. Inilah yang sehari-hari disebut dengan pertumbuhan ekonomi. Jadi yang disebut sebagai “pertumbuhan ekonomi” tidak lain mengacu pada peningkatan nilai total barang dan jasa yang diproduksi dalam sebuah perekonomian. Rumus menghitung pertumbuhan ekonomi adalah sebagai berikut : g = {(PDBs-PDBk)/PDBk} x 100% g = tingkat pertumbuhan ekonomi PDBs = PDB riil tahun sekarang PDBk = PDB riil tahun kemarin Contoh soal : Tabel 1.1 2015 PDB (dalam milyar USD) 872,615 2014 888,54 Tahun Maka berapakah tingkat pertumbuhan ekonomi pada tahun 2015 jika diasumsikan harga tahun dasarnya berada pada tahun 2014 ? jawab : g = {(872,615-888,54)/ 888,54}x100% = -1,8% (mengalami penurunan sebesar 1,8% dibanding tahun sebelumnya) 19 FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN PERTUMBUHAN EKONOMI 1. Faktor Sumber Daya Alam, Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam dalam melaksanakan proses pembangunannya. Namun demikian, sumber daya alam saja tidak menjamin keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung oleh kemampaun sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia. Sumber daya alam yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang, kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut. 2. Faktor Sumber Daya Manusia, Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam proses pembangunan, cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada sejauhmana sumber daya manusianya selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi yang memadai untuk melaksanakan proses pembangunan. 3. Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mendorong adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja yang semula menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada percepatan laju pertumbuhan perekonomian 4. Faktor Budaya, Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan ekonomi yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang dapat mendorong pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan sebagainya. Adapun budaya yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya sikap anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya 5. Sumber Daya Modal, Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas. MANFAAT PERTUMBUHAN EKONOMI 1. Laju pertumbuhannya untuk mengukur kemajuan ekonomi sebagai hasil pembangunan nasional Pendapatan perkapitanya dipergunakan untuk mengukur tingkat kemakmuran penduduk, sebab semakin meningkat pendapatan perkapita dengan kerja konstan semakin tinggi tingkat kemakmuran penduduk dan juga produktivitasnya. 2. Sebagai dasar pembuatan proyeksi atau perkiraan penerimaan negara untuk perencanaan pembangunan nasional atau sektoral dan regional. Sebagai dasar penentuan prioritas pemberian bantuan luar negari oleh Bank Dunia atau lembaga internasional lainnya. Sebagai dasar pembuatan prakiraan bisnis, khususnya persamaan penjualan bagi perusahaan untuk dasar penyusunan perencanaan produk dan perkembangan sumbur daya (tenaga kerja dan modal). (Dornbuch, R dan Fischer, S, 1994:649-651) 20 2.5 KEBIJAKAN MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN 1. Kebijakan diversifikasi kegiatan ekonomi Negara berkembang yang miskin dan rendah pendapatan perkapitanya biiasanya merupakan negara pertanian tradisional yang sangat rendah produktifitasnya. Produktivitas yang rendah ini merupakan penyebab pendapatan yang rendah tersebut . dengan demikian untuk memajukan ekonominya, negara berkembang perlu melakukan pembaruan dalam corak kegiatan ekonomi masyarakat. Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memodernkan kegiatan ekonomi yang ada. Untuk mencapai tujuan ini, dalam kegiatan pertanian yang tradisional perlulah usaha – usaha dilakukan untuk membuat pembaruan agar produktivitasnya semakin meningkat. Memperkenalkan input yang lebih modern seperti menyediakan bibit yang tinggi produktivitasnya, memperkenalkan input modern yang lain dan memperkenalkan cara penanaman dan pemeliharaan tanaman yang lebih baik perlu dilakukan. Langkah yang lebih penting adalah mengembangkan kegiatan ekmomi baru yang dapat mempercepat transformasi kegiatan ekonomi dari yang bersifat tradisional kepada kegiatan ekonomi yang modern. Di dalam persolan ini langkah yang penting adalah mendorong perkembangan sektor manufaktur. 2. Mengembangkan infrastruktur Modernisasi ekonomi memerlukan infrastuktur yang modern pula. Jalan dan jembatan, lapangan terbang, pelabuhan, kawasan perindustrian, irigasi dan penyediaan air, listrik, dan jaringan telepon merupakan hal yang perlu dikembangkan. Beragai jenis infrastruktur ini diperlukan perusahaan untuk meningkatkan efisiensi operasinya. Akan tetapi disebabkan oleh sifat dari jasa – jasa yang disediakannya, pihak swstatidak melakukan perkembangannya. Kebanyakan jasa – jasa tersebut merupakan barang public dan sukar untu memungut bayarannya. Aau apabila bayaran dapat diambil modal yang diperlukan untuk mengembangkan infrastruktur tersebut sangant besar dan tidak ekonomis bila dikembangkan oleh pihak swasta.dengan demikian perkembangan infrastruktur untuk menggalakan kegiatan ekonomi merupakan tanggung jawab pemerintah. Perkembangan infrastruktur haruslah selaras dengan perkembangan ekonomi. Semakin maju suatu perkonomian, semakin banyak infrastuktur diperlukan . dengan demikian mengembangkan infrastruktur harus secara terus menerus dilakukan dan harus diselaraskan dengan kemajuan ekonomi yang telah dicapai dan yang inin diwujudkan dimasa depan. 3. Meningkatkan Tabungan dan Investasi Pendapatan masyarakat yang rendah menyebabkan tabungan masyarakat rendah . sedangkan pembangunan memerlukan tabungan yang besar untuk membiayai investasi yang dilakukan . kekuarangan investasi selalu dinyatakan sebagai salah satu sumber yang dapat menghambat pembangunan ekonomi. Oleh sebab itu satu syarat penting 21 yang perlu dilakukan untu mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ekonomi adalah meningkatkan tabungan masyarakat. Untuk mewujudkan hal ini system bank perlu dikembangkan. System bank dan institusi keuangan lain dan pasaran keuangan seperti pasaran saham, dapat memberikan sumbangan penting kepada usaha meningkatkan tabungan. Pada tahap awal pembangunan tabungan dapat diciptakan masyarakat adalah jauh lebih rendah dari biaya yang diperlukan untuk mempercepat pembangunan. Oleh sebab itu pimjaman dan sumber keuangan lain dari uar negara diperlukan. Biasanya pinjaman terutama diperlukan pemerintah untuk membangun infrasuktur yang perlu disediakan untuk mendorong perkembangan kegiatan ekonomi. Tabungan yang diciptakan didalam negeri tidak dengan sendirinya mewujudkan pembangunan. Diperlukan kegiatan investasi untuk menggunakan tabungan tersebut. Investasi. Menarik investor asing selalu dilakukan berbagai negara sebagai salah satu usaha untuk mempercepat perkembangan investasi. Menggalakan penanaman modal asing akan memberikan beberapa sumbangan penting dalam pembangunan yaitu: penanaman modal asing akan menyediakan modalnya sendiri, memindahkan teknologi kepakaran lain ke negara yang didatanginya, meningkatkan penggunaan teknologi modern, dan kerap kali usaha yang dilakukan dapat meningkatkan ekspor. 4. Meningkatkan taraf pendidikan masyarakat Individu yang memperoleh pendidikan cenderung akan memperoleh pendapatan yang lebih tinggi . seterusnya kepada masyarakat secara keseluruhan, peningkatan dalam taraf pendidikan memberi manfaat yang mempercepat pertumbuhan ekonomi. Sumbangan dari taraf pendidikan yang meningkatkatkan pertumbuhan ekonomi yaitu: manajemen perusahaan perusahaan modern yang dikembangkan semakin efisien, penggunaan teknologi modern dalam kegiatan ekonomi dapat lebih cepat berkembang, pendidikan yang lebih tinggi meningkatkan daya pemikiran masyarakat , dan berbagai pakar, tenaga ahli dan tenaga kerja terampil yang diperlukan dalam berbagai kegiatan ekonomi dapat disediakan. PERBANDINGAN KEMAKMURAN BERBAGAI NEGARA A. Membandingkan Pendapatan Per Kapita Data pendapatan nasional tidak dapat digunakan untuk menggambarkan tingkat kemakmuran karena berbagai negara mempunyai jumlah penduduk yang sangat berbeda. Dengan demikian, walaupun pendapatan nasional negara A adalah lebih besar jika dibandingkan dengan negara B, keadaan ini tidak dapat diartikan bahwa negara A tingkat kemakmurannya lebih tinggi dari negara B. Pendapatan nasional India lebih besar dari Singapura. Akan tetapi dari informasi ini tidak dapat diambil kesimpulan bahwa India adalah lebih makmur dari Singapura. 22 Dalam menggunakan data pendapatan per kapita dalam membandingkan tingkat kemakmuran di berbagai negara, perlulah disadari bahwa perbandingan tersebut mempunyai banyak kelemahan. Oleh sebab itu, perbandingan seperti itu harus dipandang sebagai gambaran kasar dari perbedaan tigkat kemakmuran yang dicapai berbagai negara. Salah satu faktor yang menyebabkan ketidaktepatan cara perbandingan itu adalah perbedaan dalam biaya hidup atau costs of living diantara berbagai negara. Pendapatan per kapita selalu digunakan untuk membandingkan tingkat kemakmuran yang dicapai berbagai negara, terutama di antara negara maju dan berkembang. Tiga aspek yang diperhatikan adalah sebagai berikut : i. ii. iii. Perbandingan secara global di antara perbedaan kemakmuran penduduk dunia yang digolongkan kepada beberapa golongan pendapatan. Perbandingan yang terperinci diantara beberapa negara terpilih di dunia ini. Perbandingan per kapita yang sudah disesuaikan dengan perbedaan biaya hidup dengan menggunakan purchasing power parity. B. Pendapatan Per Kapita Beberapa Golongan Negara Laporan Bank Dunia (World Development Report) membuat 4 kategori dalam menggolongkan negara berdasarkan pendapatan per kapitanya yaitu seperti pada tabel berikut : Tabel 1.2 Kategori Negara Berdasarkan Pendapatan Per Kapitanya World Low income Middle income Lower middle income Upper middle income Low & middle income East Asia & Pacific Europe & Central Asia 78.323.843 390.981 24.450.937 5.792.595 18.653.655 24.844.846 12.439.200 1.821.868 Latin America & Caribbean 4.721.069 Middle East & North Africa South Asia Sub-Saharan Africa High income Euro area 1.655.912 2.575.303 1.594.605 53.537.834 13.265.378 23 Daftar negara pada setiap golongan dapat dilihat pada Lampiran 4.1 Tabel 1.3 Tabel Peringkat Pendapatan Perkapita Indonesia dan Singapura C. Purchasing Power Party (PPP) Pendapatan per kapita dapat yang mempertimbangkan faktor perbedaan tingkat harga barang di antara berbagai negara, yaitu dengan menghitung kembali pendapatan perkapita berdasarkan harga yang sama di berbagai negara, akan menghasilkan data yang sangat berbeda. Dapat dilihat pada lampiran 4.2 Tabel 1.4 Peringkat PPP Indonesia dan Singapura 24 2.7 NEGARA BERKEMBANG DAN SINGAPURA SEBAGAI NEGARA MAJU DI ASEAN A. PENDAPATAN PER KAPITA NEGARA-NEGARA ASEAN Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) yang pada awal pembentukannya pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand, melalui melalui penandatanganan Deklarasi Bangkok oleh Menteri Luar Negeri Filipina, Indonesia, Thailand, Malaysia, dan Singapura. Anggota ASEAN terdiri atas Indonesia, Singapura, Thailand, Malaysia, Myanmar, Kamboja, Filipina, Vietnam, Laos, Brunei Darussalam. Organisasi ini lebih ditujukan pada kerjasama yang berorientasi politik untuk mencapai perdamaian dan keamanan di kawasan Asia Tenggara, dalam perjalanannya berubah menjadi kerjasama regional dengan memperkuat semangat stabilitas ekonomi dan sosial di kawasan Asia Tenggara, antara lain melalui percepatan pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan budaya dengan tetap memperhatikan kesetaraan dan kemitraan, sehingga menjadi landasan untuk terciptanya masyarakat yang sejahtera dan damai. Walaupun berada dalam naungan satu organisasi regional yang sama, namun di dalam hal perekonomian ASEAN memiliki komposisi negara maju dan berkembang 1:5 yakni Singapura dan Brunei Darussalam sebagai negara maju, sementara 8 negara lainnya yakni Indonesia,Thailand, Malaysia, Myanmar, Kamboja, Filipina, Vietnam, dan Laos merupakan negara berkembang. Estimasi pendapatan per kapita negara-negara ASEAN yang dilansir dari situs wikipedia berdasarkan data dari International Monetary Fund (IMF) bulan Oktober 2015 dapat dilihat pada lampiran 4.3 A. PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA SEBAGAI NEGARA BERKEMBANG a. Laju Pertumbuhan PDB Indonesia Laju pertumbuhan ekonomi akan diukur melalui indikator perkembangan PDB dari tahun ke tahun. Perhitungan laju pertumbuhan ekonomi di indonesia dilakukan dengan metode yaitu (Boediono, 2001 : 37) : RUMUS PERTUMBUHAN EKONOMI UNTUK INDONESIA Keterangan: PE = pertumbuhan ekonomi 25 PDB = Produk Domestik Bruto t = tahun tertentu t-1 = tahun sebelumnya Berikut tabel yang menunjukan laju pertumbuhan PDB Indonesia dengan 2010 sebagai tahun dasar, berdasarkan data yang diperoleh dari situs resmi BPS : Perekonomian Indonesia yang diukur berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku triwulan III-2015 mencapai Rp2.982,6 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp2.311,2 triliun. Grafik 1.3 Laju Pertumbuhan PDB Indonesia Tahun Dasar 2010 Ekonomi Indonesia triwulan III-2015 terhadap triwulan III-2014 (y-on-y) tumbuh 4,73 persen meningkat dibanding triwulan II-2015 yang tumbuh 4,67 persen, namun melambat dibanding capaian triwulan III-2014 yang tumbuh 4,92 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan didorong oleh hampir semua lapangan usaha, dimana pertumbuhan tertinggi dicapai Informasi dan Komunikasi yang tumbuh 10,83 persen. Dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah sebesar 6,56 persen diikuti oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi LNPRT dan Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga. 26 Ekonomi Indonesia triwulan III-2015 terhadap triwulan sebelumnya (q-to-q) tumbuh 3,21 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai Lapangan Usaha Jasa Keuangan dan Asuransi sebesar 7,03 persen, sedangkan dari sisi Pengeluaran pada Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah sebesar 9,27 persen. Beberapa faktor yang memungkinkan perekonomian Indonesia tumbuh pesat sepanjang kurun pembangunan antara lain keberhasilan merehabilitasi sarana dan prasarana ekonomi. Negara indonesia menganut sistem ekonomi campuran atau lebih tepatnya sekarang disebut dengan sistem ekonomi kerakyatan (Pancasila). Sistem ekonomi kerakyatan merupakan adopsi dari kedua sistem ekonomi, yaitu sistem kapitalis dan sosialis, yang disesuaikan dengan falsafah bangsa indonesia , sehinggah struktur ekonomi perekonomian indonesia adalah kerakyatan. Secara parsial, konsumsi memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia1. Terdapatnya pengaruh yang signifikan dan positif antara konsumsi terhadap pertumbuhan ekonomi mengindikasikan bahwa pertumbuhan ekonomi di Indonesia ditentukan oleh konsumsi. Apabila konsumsi mengalami peningkatan maka pertumbuhan ekonomi juga akan mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan terjadinya peningkatan konsumsi berarti telah terjadi peningkatan permintaan terhadap barang dan jasa. Terjadinya peningkatan permintaan terhadap barang dan jasa akan memaksa perekonomian untuk meningkatkan produksi barang dan jasa. Peningkatan produksi barang dan jasa akan menyebabkan peningkatan terhadap pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, apabila konsumsi mengalami penurunan maka pertumbuhan ekonomi juga akan mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh terjadinya penurunan konsumsi berarti telah terjadinya penurunan permintaan terhadap barang dan jasa. Penurunan ini akan mengakibatkan perekonomian menurunkan produksi barang dan jasa. Penurunan produksi barang dan jasa akan menyebabkan penurunan terhadap pertumbuhanekonomi. Kemudian, investasi secara parsial juga memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Kenaikan investasi akan memicu kenaikan pertumbuhan ekonomi karena kenaikan investasi mengindikasikan telah terjadinya kenaikan penanaman modal atau pembentukan modal. Kenaikan penanaman modal atau pembentukan modal akan berakibat terhadap peningkatan produksi barang dan jasa di dalam perekonomian. Peningkatan produksi barang dan jasa ini akan menyebabkan peningkatan terhadap pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, apabila terjadi penurunan investasi maka PDB juga akan mengalami penurunan karena penurunan investasi mengindikasikan telah terjadinya penurunan penanaman modal atau pembentukan modal. Penurunan penanaman modal atau pembentukan modal ini akan mengakibatkan perekonomian menurunkan produksi barang dan jasa. Penurunan produksi barang dan jasa akan menyebabkan penurunan terhadap pertumbuhan ekonomi. 1 Silvia, ED dkk..(2013). “Analisis Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, dan Inflasi di Indonesia”. Jurnal Kajian Ekonomi, 1, (02), 1-243. 27 Selanjutnya, secara parsial pengeluaran pemerintah tidak berpengaruh signifikan dan positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Terjadinya peningkatan pengeluaran pemerintah misalnya untuk penyediaan atau perbaikan infrastruktur maka proses produksi barang dan jasa akan semakin lancar. Hal ini akan menyebabkan terjadinya peningkatan produksi barang dan jasa. Peningkatan produksi barang dan jasa ini akan menyebabkan peningkatan terhadap pertumbuhan ekonomi. Begitu sebaliknya, apabila pengeluaran pemerintah tidak ditingkatkan atau terjadi penurunan sehingga masalah infrastruktur tidak dapat diatasi maka akan mengakibatkan proses produksi barang dan jasa menjadi terhalang. Hal ini akan berdampak terhadap penurunan produksi barang dan jasa. Penurunan produksi barang dan jasa akan menyebabkan penurunan terhadap pertumbuhan ekonomi. Begitu juga dengan net ekspor, net ekspor pun memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Apabila ekspor mengalami peningkatan maka produksi barang dan jasa juga akan mengalami peningkatan karena net ekspor yang meningkat mengindikasikan permintaan terhadap barang dan jasa di luar negeri lebih besar dari pada permintaan barang luar negeri di dalam negeri. Oleh karena itu, perekonomian akan meningkatkan jumlah produksi barang jasa. Peningkatan produksi barang dan jasa ini akan menyebabkan peningkatan terhadap pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, apabila net ekspor mengalami penurunan dikarenakan terjadinya penurunan permintaan terhadap barang dan jasa di luar negeri sehingga impor lebih besar dari pada ekspor dan hal ini akan mengakibatkan penurunan produksi barang dan jasa. Penurunan produksi barang dan jasa ini menyebabkan penurunan terhadap pertumbuhan ekonomi. Sebagaimana berdasarkan hasil penelitian Engla Desnim Silvia dkk. yang sesuai dengan penelitian terdahulu (Gulo, 2008:66). Secara parsial pengeluaran pemerintah (baik rutin maupun pembangunan) berpengaruh positif tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia2. Sedangkan dalam penelitian ini menemukan bahwasanya pengeluaran pemerintah berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Hasil penelitian itu juga sesuai dengan model makroekonomi yang dikembangkan oleh Keynes. Dimana Y = C + I + G + X – M. Terjadinya kenaikan pada konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah, net ekspor akan menyebabkan kenaikan produksi barang dan jasa. Kenaikan produksi barang dan jasa akan menyebabkan peningkatan dalam pertumbuhan ekonomi. Tahun 2000 pertumbuhan terjadi pada semua sektor ekonomi. Pertumbuhan tertinggi tercatat pada sektor pengangkutan-komunikasi ( 9,4%) sektor listrik, gas, dan air bersih 8,8%. Sektor industri pengolahan tumbuh 6,2%. Sektor keuangan, persewaan, dan komunikasi tumbuh sebesar 4,7%. Sektor perdagangan hotel dan restoran tumbuh 5,7%. Sektor pertambangan dan penggalian pada tahun 2000 tumbuh 2,3% a. Pembangunan Ekonomi Indonesia 2 Silvia, ED dkk..(2013). “Analisis Pertumbuhan Ekonomi, Investasi, dan Inflasi di Indonesia”. Jurnal Kajian Ekonomi, 1, (02), 1-243. 28 Permasalahan besar yang menghambat pembangunan ekonomi Indonesia ialah kemiskinan. Dalam buku “mengkaji ulang strategi-strategi pembangunan” karya John P. Lewis dkk. Kegagalan dalam mengurangi masalah kemiskinan bertalian dengan 4 gejala yang saling berkaitan: 1. Persedian makanan perkapita naik sedikit atau tidak sama sekali dan karena itu menu makanan, status gizi dan kesejahteraan kaum miskin yang berkaitan dengan itu tidak dapat ditingkatkan. 2. Angka-angka pertumbuhan kesempatan kerja nampaknya malah tertinggal oleh angka angka pertumbuhan penduduk, sehingga kaum miskin tidak dapat memperoleh pendapatan untuk mendapatkan lebih banyak makanan dan keperluan dasar lainnya. 3. Pertumbuhan dan jasa-jasa dasar seringkali hanya tersedia di sejumlah kecil pemusatan-pemusatan kota, dengan biaya penggunaan yang tinggi dan sedikit dampaknya pada penduduk yang tersebar dinegara itu 4. Angka-angka pertumbuhan secara keseluruhan itu sendiri jauh lebih lambat dan kurang dapat dilestarikan seperti diharapkan Berdasarkan buku dari Dr.Sumitro yaitu Ekonomi Pembangunan, masalah pembangunan di dalam negara-negara berkembang jauh lebih sulit lagi dengan adanya pertentangan antara masyarakat dan kota, industri dan agraria, nasional dan asing, sikap yang konservatif dari penduduk yang sangat bergantung pada pertanian terhadap halhal yang mengenai industrialisasi, soal keamanan di bidang politik dan militer, dan sebagainya.3 Selain itu, dalam studi World Bank pada Bulan April 1995 mengemukakan antaralain adanya 2 permasalahan besar yang akan mempersulit usaha pembangunan kelompok negara berkembang. Yang pertama prospek jangka panjang, harga-harga komoditi, pertanian dan pertambangan tetap tidak akan menguntungkan. Kedua, suplai modal global dari berbagai jenis tampak terbatas dimana permintaan akan modal akan semakin meningkat baik berasal dari kelompok negara industri maju, kelompok negara berkembang, maupun kelompok eks-blok sosialis (kelompok ekonomi tradisional).4 Selama 15 tahun terakhir dilihat dari laju pertumbuhannya, pembangunan Indonesia memang meningkat. Dalam perekonomian terjadi perubahan struktural. Peranan sektor modern makin besar. Hal ini membutuhkan prasyarat yang lain dalam hal anggaran. Karena, jika sektor modern membesar dan proyek-proyeknya tidak musiman seperti sektor pertanian maka sektor itu membutuhkan proyek yang sifatnya multi-year demi penghematan biaya birokrasi, justru anggaran yang multi-year itulah dikehendaki. Bila proyek ini disetujui, tahun-tahun berikutnya otomatis, anggaran proyek tersebut tidak usah diperbaharui lagi permintaannya. Jadi, terjadi kumulatif pada perkembangan anggaran belanja. 3 Panglaykim, dkk. 1960. Management Suatu Pengantar. Jakarta: PT Pembangunan Djakarta 4 Prof. Dr. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti. Mau Kemana Pembangunan Ekonomi Indonesia?. 2003. Jakarta : Predana Media 29 Namun sebagai negara bahari Indonesia masih tergantung pada sumber minyak dan sektor kelautan sehingga gejolak pembangunan makin terasa tatkala dunia dilanda resesi. Hampir 70% produksi minyak dan gas bumi kita dari kawasan pesisir dan laut. Indonesia memiliki cekungan yang mengandung minyak dan gas bumi. Total potensi kandungan sebsar 11,3 miliar barrel minyak bumi, 5,5 miliar barrel cadangan terbukti. Diperkirakan cadangan gas bumi adalah 101,7 triliun kaki kubik, yang terdiri dari cadangan terbukti 64,4 triliun dan cadangan potensial 37,3 triliun. Potensi ekonomi perhubungan laut diperkirakan sekitar 14 miliar dollar AS pertahun. Sektor kelautan Indonesia dimanfaatkan melalui perdagangan dunia namun ada 5 persoalan mendasar yang menghambat ekspor perikanan Indonesia salah satunya tentang kurangnya peluang pasar, produk yang diekspor masih didominasi bahan baku, dan di diversifikasi produk untuk itu komitmen pemerintah terhadap industri perikanan sangat dibutuhkan serta DKP harus segera membenahi data seluruh komoditas kelautan dan perikan secara menyeluruh. Langkah itu harus menjadi prioritas sebab data merupakan kata kunci bagi investasi serta pengembangan.5 PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI SINGAPURA SEBAGAI NEGARA MAJU b. Laju Pertumbuhan PDB Singapura Singapura adalah negara yang mengutamakan sektor perdagangan dan sangat bergantung pada ekspor dan impor. Ekonomi di Singapura mendapat peringkat sebagai negara yang paling terbuka di dunia, negara dengan angka korupsi sedikit, dan negara yang paling pro bisnis. Selain itu, Singapura juga termasuk salah satu dari Empat Macan Asia. Pajak di Singapura relatif rendah (14,2% dari PDB). Singapura juga merupakan negara dengan pendapatan per kapita tertinggi ketiga di dunia. BUMN memainkan peran besar dalam perekonomian Singapura dengan memegang saham mayoritas di beberapa perusahaan terbesar di Singapura, seperti Singapore Airlines, SingTel, ST Engineering, dan MediaCorp. Investor juga sangat tertarik untuk berinvestasi di Singapura karena iklim investasi yang sangat menarik dan suhu politik yang stabil. Barang ekspor utama di Singapura berada di sektor elektronik, bahan kimia, dan jasa. Hal itu memungkingkan untuk membeli sumber daya alam dan barang mentah yang tidak ia miliki. Air termasuk langka di Singapura. Maka dari itu, air didefinisikan sebagai sumber daya yang berharga di Singapura bersamaan dengan kelangkaan lahan yang dibantu dengan beberapa proyek reklamasi. Industri di Singapura dapat dikatakan mengandalkan konsep perantara perdagangan dengan membeli barang-barang mentah dan menyempurnakannya untuk diekspor kembali, seperti pabrik penyulingan minyak. Singapura juga memiliki pelabuhan yang strategis yang membuatnya lebih kompetitif dibandingkan dengan beberapa negara tetangga. Port of Singapore adalah pelabuhan kargo tersibuk kedua di dunia. Selain itu, infrastruktur pelabuhan dan tenaga kerja yang terampil, yang merupakan hasil dari kebijakan pendidikan 5 Apridar. Ekonomi Kelautan. 2010. Yogyakarta : Graha Ilmu 30 dalam memproduksi pekerja terampil, juga menjadi aspek keberhasilan pelabuhan Singapura dalam hal ekspor dan impor. Pemerintah Singapura mempromosikan tabungan dan investasi melalui berbagai kebijakan seperti Central Provident Fund, yang digunakan untuk membiayai kebutuhan kesehatan dan pensiun warganya. Tingkat tabungan di Singapura tetap menjadi salah satu yang tertinggi di dunia sejak tahun 1970-an. Sebagian besar perusahaan di Singapura terdaftar sebagai perseroan terbatas. Pemegang saham tidak bertanggung jawab atas hutang perusahaan yang melebihi jumlah modal saham mereka. Untuk mencapai kemakmuran ekonomi di abad ke-21, Singapura telah mengambil langkah-langkah untuk mempromosikan inovasi, mendorong kewirausahaan, melatih tenaga kerja, dan menarik bakat asing. Langkah-langkah ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas Singapura, sehingga Singapura tetap kompetitif dan siap untuk menghadapi tantangan ekonomi global. Grafik 1.4 Laju Pertumbuhan PDB Singapura Tiap Semester 2013-2016 Selama 2015, PDB Singapura tumbuh 2,1%, melambat dibanding 2014 sebesar 2,9%. Ini adalah pertumbuhan terendah sejak 2009, dimana perekonomian Singapura terkena dampak krisis global dan menyusut 0,6%. PDB Singapura tumbuh 6,2% pada kuartal dalam 3 bulan terakhir tahun 2015, lebih tinggi 5,7% dibandingkan dengan yang telah dilaporkan sebelumnya dan naik 2,3% dibandingkan dengan revisi pada kuartal sebelumnya. Sektor jasa meningkat lebih dari yang diantisipasikan sedangkan usaha manufaktur menurun lebih dari yang diperkirakan. c. Pembangunan Ekonomi Singapura Singapura sudah lebih maju dibanding negara ASEAN lainnya. Singapura saat ini telah meluaskan hubungannya keberbagi tempat didunia guna mendapatkan kawasan pasaran (Market Areas), misalnya Srilanka, Korea Selatan, Republik Rakyat Cina (RRC) maupun di Timur Tengah dan Eropa. Dalam mengembangkan perdagangan globalnya, dia tidak bersandar hanya pada pasaran dan hubungan hubungan secara alamiah yang ada diwilayah ini Singapura 31 harus mencari pola yang lebih luas. Adalah kepintaran Singapura dalam menggunakan waktu yang ada dan dengan terjaminnya kerja sama ASEAN ia telah mendahului negara-negara anggota lainya untuk masuk dalam Global Frame-Work dari perdagangan dan investasi Internasional. PERBANDINGAN INDONESIA DAN SINGAPURA Grafik 1.5 Perbandingan Pertumbuhan PDB Indonesia, Singapura, dan Philiphina Berdasarkan analisis data yang ada, ekonomi Indonesia triwulan III-2015 terhadap triwulan III-2014 (y-on-y) tumbuh 4,73 persen meningkat dibanding triwulan II-2015 yang tumbuh 4,67 persen, namun melambat dibanding capaian triwulan III-2014 yang tumbuh 4,92 persen. Dan selama 2015, PDB Singapura tumbuh 2,1%, melambat dibanding 2014 sebesar 2,9%. Ini merupakan pertumbuhan terendah sejak 2009, dimana perekonomian Singapura terkena dampak krisis global dan menyusut 0,6%. Indonesia memiliki angka pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi daripada Singapura, namun dari angka tersebut kita tidak dapat mengatakan Indonesia lebih unggul pertumbuhannya dibandingkan Singapura karena masingmasing negara memiliki ukurannya masing-masing. Selain itu meskipun GDP Indonesia lebih besar dari GDP singapura, Indonesia tidak dapat dikatakan lebih maju dibandingkan Singapura karena pendapatan tersebut harus dibandingankan faktor perbedaan tingkat harga barang di antara berbagai negara. Dimana Indonesia berada pada peringkat 124 dengan PPP $10.190, sementara Singapura berada jauh diatas yaitu peringkat 5 dengan PPP sebesar $80.270. Dari situ kita dapat mengetahui perbedaan pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat terlihat bila kita membandingkan bukan hanya PDB nya namun juga PPP-nya. Indonesia tampak belum memenuhi faktor-faktor pertumbuhan ekonomi (SDM, SDA, IPTEK, Budaya, Sumber Daya Modal). Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat berlimpah ruah, namun sayangnya kemampuan sumber daya manusia di Indonesia dalam mengolah SDA yang ada masih tergolong minim, walaupun populasinya tinggi, tidak semua masyarakat Indonesia berpendidikan tinggi dan memiliki keahlian. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pemerataan distribusi kesejahteraan masyarakat Indonesia baik itu dari segi 32 Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi, Infrastruktur dll. Disamping itu budaya KKN yang sudah menjadi penyakit petinggi-petingggi dan pejabat di Indonesia tambah mempersulit Indonesia untuk tumbuh dalam segi ekonomi serta mengadakan pembangunan. Sumber daya modal berupa IPTEK juga merupakan salah satu penghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia, kurangnya kemampuan teknologi yang dimiliki Indonesia, membuatnya sulit juga untuk mengolah SDA-SDA yang ada. Kekurangan ini dapat kita lihat secara nyata yaitu Freeport, Indonesia mengandalkan jasa asing untuk menambang di Papua. Singapura memenuhi semua kriteria faktor-faktor pertumbuhan ekonomi ‘yang seharusnya’. Singapura dapat menjadi negara maju dengan mengutamakan sektor perdagangan global yang sangat bergantung pada ekspor dan impor dengan mengandalkan Port of Singapore yang strategis. Singapura mempunyai infrastruktur yang maju (terutama pada pelabuhannya) serta pekerja yang terampil hasil dari kebijakan pendidikannya. Untuk mencapai kemakmuran ekonomi di abad ke-21, Singapura terus membangun negaranya dengan langkah-langkah untuk mempromosikan inovasi, mendorong kewirausahaan, melatih tenaga kerja, dan menarik bakat asing. Selain itu budaya Singapura yang disiplin dan mencintai kebersihan juga merupakan salah satu faktor yang mendukung pertumbuhan ekonomi di negaranya. Bila kedua negara yang berkembang dan yang maju ini dibandingkan, maka akan tampak jelas bagaimana faktor-faktor pertumbuhan ekonomi sangat berpengaruh besar terhadap ekonomi serta pembangunan negaranya. Sementara Singapura maju dan terus melakukan peningkatan melalui pembangunan terhadap negaranya, Indonesia masih harus mengadakan pembangunan hanya untuk membuatnya berada pada posisi‘stabil’ terlebih dahulu. Indonesia harus banyak belajar dari Singapura, dengan meniru hal-hal yang tentu baik dan positif yang membuat Singapura bisa menjadi negara maju seperti ini. Hal-hal yang dimaksud ini ialah kebijakan yang mempercepat pembangunan seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, yaitu Kebijakan diversifikasi kegiatan ekonomi, Mengembangkan infrastruktur, Meningkatkan Tabungan dan Investasi, Meningkatkan taraf pendidikan masyarakat. 33 BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN Pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Cara menghitungnya adalah: g = {(PDBs-PDBk)/PDBk} x 100% g = tingkat pertumbuhan ekonomi PDBs = PDB riil tahun sekarang PDBk = PDB riil tahun kemarin Pembangunan ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan dalam struktur dan corak kegiatan ekonomi. Bila dilihat dari PDB-nya Indonesia memiliki angka pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi daripada Singapura, namun dari angka tersebut kita tidak dapat mengatakan Indonesia lebih unggul pertumbuhannya dibandingkan Singapura karena masing-masing negara memiliki ukurannya masing-masing. Pendapatan Per Kapita Indonesia ialah US$3.630 dengan peringkat 139 tergolong Low Income Pendapatan Per Kapita Singapura berada pada golongan High Income yakni US$55.150. Indonesia berada pada peringkat 124 dengan PPP US$10.190, sementara Singapura berada jauh diatas yaitu peringkat 5 dengan PPP sebesar US$80.270. Perbedaan pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat terlihat bila kita membandingkan bukan hanya Pendapatan Per Kapitanya namun juga PPP-nya. Faktor-faktor pertumbuhan ekonomi yaitu Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Alam, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Budaya, dan Sumber Daya Modal sangat berpengaruh besar terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara serta pembangunan negaranya. Sehingga dari seluruh pembahasan yang ada dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan dan pembangunan ekonomi di berbagai negara khususnya Indonesia sebagai negara berkembang dan Singapura sebagai negara maju dipengaruhi oleh 5 faktor utama. Indonesia tampak belum memenuhi faktor-faktor pertumbuhan ekonomi. Sementara Singapura telah memenuhi semua kriteria faktor-faktor pertumbuhan ekonomi ‘yang seharusnya’. Maka dari itu kebijakan mempercepat pembangunan yakni Kebijakan diversifikasi kegiatan ekonomi, Mengembangkan infrastruktur, Meningkatkan Tabungan dan Investasi, dan Meningkatkan taraf pendidikan masyarakat harus segera Indonesia yang merupakan negara 34 berkembang ini terapkan agar minimal dapat ‘stabil’ atau lebih baik lagi jika bisa sejajar dan melebihi Singapura yang merupakan negara maju. 3.2 SARAN Seharusnya pemerintah Indonesia lebih memperhatikan agar tidak terlalu menggantungkan pertumbuhan ekonominya terhadap konsumsi masyarakat yang membuat masyarakatnya konsumtif, mengingat pertumbuhan ekonomi di Indonesia sangat tergantung kepada konsumsi masyarakatnya sendiri yang apabila konsumsi menurun menyebabkan penurunan ekonomi di Indonesia itu sendiri. Kita bisa mencontoh Singapura yang mampu meningkatkan pertumbuhan ekonominya dengan perdagangan dan ekspor. Lampiran Lampiran 4.1 Tabel Peringkat Pendapatan Per Kapita Tiap Negara Tahun *** Dari keempat golongan negara berdasarkan terdapat negara-negara berdasarkan peringkat pendapatan per kapitanya yang ditunjukan dalam tabel berikut ini : Ranking 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 23 24 24 26 27 28 29 Economy Monaco Liechtenstein Bermuda Norway Qatar Switzerland Macao SAR, China Luxembourg Isle of Man Australia Sweden Denmark Channel Islands United States Singapore Cayman Islands Faeroe Islands Netherlands Canada Austria Kuwait Finland Germany Iceland Belgium Ireland United Arab Emirates United Kingdom 30 (US dollars) France 31 Japan .. 33 Andorra .. Zealand 34 New 35 106.140 Hong Kong SAR, China 38 103.630 Brunei Darussalam 92.200 39 Israel 88.120 40 Italy 76.270 41 Spain 75.990 42 Korea, Rep. .. 44 Cyprus 64.540 45 Saudi Arabia 61.610 47 Slovenia 61.310 50 Greece .. 54 Portugal 55.200 55 Bahrain 55.150 56 Bahamas, The .. 56 Malta .. 58 Trinidad and Tobago 51.890 59 Puerto Rico 51.630 60 Estonia 49.670 61 Czech Republic 49.300 62 Oman 48.420 63 Slovak Republic 47.640 64 Uruguay 46.350 65 Lithuania 47.260 66 Latvia 46.550 67 Barbados 44.600 68 St. Kitts and Nevis 43.430 69 Chile 42.960 42.000 43.270 41.070 40.320 37.320 35.320 34.270 29.440 27.090 26.370 25.140 23.580 22.680 21.360 21.060 20.980 21.000 20.070 19.310 19.030 18.370 16.870 17.750 16.350 15.430 15.280 15.310 14.920 14.910 35 70 71 72 73 74 75 76 77 79 80 81 82 83 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 121 123 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 Seychelles Poland Argentina Hungary Antigua and Barbuda Russian Federation Croatia Venezuela, RB Kazakhstan Brazil Panama Malaysia Palau Turkey Equatorial Guinea Costa Rica Lebanon Suriname Mexico Gabon Mauritius Romania Turkmenistan Colombia Grenada Libya Bulgaria Azerbaijan China Belarus Montenegro St. Lucia Botswana Dominica South Africa St. Vincent and the Grenadines Iraq Maldives Peru Iran, Islamic Rep. Ecuador Dominican Republic Serbia Thailand Tuvalu Namibia Algeria Jordan Jamaica Macedonia, FYR Fiji Bosnia and Herzegovina Belize Albania Paraguay Marshall Islands Mongolia Tonga Tunisia Samoa Armenia Kosovo Guyana El Salvador Georgia Indonesia Ukraine 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 165 166 167 168 169 170 172 173 174 175 176 177 178 178 180 181 181 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 193 193 196 198 199 201 202 203 203 205 206 207 208 209 210 211 14.100 Swaziland 13.690 Philippines 13.480 Sri Lanka 13.340 Cabo Verde 13.300 Guatemala 13.220 Micronesia, Fed. Sts. 12.980 Vanuatu 12.500 Morocco 11.850 West Bank and Gaza 11.530 Egypt, Arab Rep. 11.130 Nigeria 11.120 Kiribati 11.110 Bolivia 10.830 Congo, Rep. 10.210 Timor-Leste 10.120 Moldova 10.030 Bhutan 9.950 Honduras 9.870 Papua New Guinea 9.720 Uzbekistan 9.630 Vietnam 9.520 Nicaragua 8.020 Solomon Islands 7.970 Sudan 7.910 Zambia 7.820 São Tomé and Principe 7.620 Lao PDR 7.590 Ghana 7.400 India 7.340 Côte d'Ivoire 7.320 Pakistan 7.260 Yemen, Rep. 7.240 Cameroon 6.930 Lesotho 6.800 Kenya 6.610 Mauritania 6.500 Myanmar 6.410 Kyrgyz Republic 6.360 Bangladesh 7.120 Tajikistan 6.090 Senegal 6.040 Cambodia 5.820 Chad 5.780 South Sudan 5.720 Tanzania 5.630 Benin 5.490 Zimbabwe 5.160 Haiti 5.150 Comoros 5.150 Nepal 4.870 Burkina Faso 4.760 Rwanda 4.350 Sierra Leone 4.450 Afghanistan 4.400 Uganda 4.390 Mali 4.280 Mozambique 4.260 Togo 4.230 Ethiopia 4.060 Guinea-Bissau 4.020 Guinea 3.990 Gambia, The 3.940 Madagascar 3.920 Niger 3.720 Congo, Dem. Rep. 3.630 Liberia 3.560 Central African Republic 3.550 3.500 3.460 3.450 3.430 3.200 3.160 3.070 3.060 3.050 2.970 2.950 2.870 2.720 2.680 2.560 2.370 2.270 2.240 2.090 1.890 1.870 1.830 1.710 1.680 1.670 1.660 1.590 1.570 1.450 1.400 1.300 1.350 1.330 1.290 1.270 1.270 1.250 1.080 1.080 1.050 1.020 980 970 920 890 840 820 790 730 700 700 700 680 670 650 600 570 550 550 470 500 440 410 380 370 320 36 212 213 Burundi Malawi 270 Turks and Caicos Islands 250 Virgin Islands (U.S.) American Samoa Angola Aruba Cuba Curaçao Eritrea French Polynesia Greenland Guam Korea, Dem. Rep. New Caledonia Northern Mariana Islands San Marino Sint Maarten (Dutch part) Somalia St. Martin (French part) Syrian Arab Republic World k Lowl income Middle k income Lower l middle income Upper m middle income Lowl & middle income East l Asia & Pacific Europe l & Central Asia Latin m America & Caribbean Middle l East & North Africa South l Asia Sub-Saharan l Africa High l income Euro m area l n l l 10.787 629 4.666 2.012 7.901 4.238 6.156 6.892 8.990 4.722 1.496 1.638 38.274 39.162 Lampiran 4.2 Tabel Purchasing Power Party (PPP) Tahun *** Purchasing Power Party (PPP) Ranking 1 3 5 6 7 8 9 10 11 14 15 16 18 20 21 22 24 25 26 27 28 29 33 35 36 37 38 39 Economy Qatar Macao SAR, China Singapore Kuwait Brunei Darussalam United Arab Emirates Bermuda Norway Luxembourg Switzerland Hong Kong SAR, China United States Saudi Arabia Netherlands Germany Sweden Denmark Austria Canada Belgium Australia Ireland Iceland Finland France United Kingdom Japan Bahrain dollars) 134.420 120.140 80.270 79.850 72.190 67.720 66.560 66.330 65.040 57.960 56.570 55.860 51.320 48.260 46.850 46.750 46.210 45.930 43.360 43.220 42.760 42.270 41.090 39.940 39.610 39.040 37.920 37.680 40 41 42 43 44 45 46 48 49 50 51 54 55 56 58 59 61 62 63 65 66 68 69 70 71 72 73 75 76 77 New Zealand Italy Korea, Rep. Oman Spain Israel Trinidad and Tobago Slovenia Cyprus Czech Republic Portugal Malta Slovak Republic Estonia Greece Lithuania Seychelles Malaysia Russian Federation Puerto Rico Poland Hungary Latvia St. Kitts and Nevis Bahamas, The Kazakhstan Chile Antigua and Barbuda Croatia Uruguay 34.970 34.700 34.620 33.690 33.080 32.830 31.970 29.920 29.800 28.020 28.010 27.020 26.820 26.330 25.660 25.490 24.780 24.770 24.710 23.960 23.930 23.630 22.690 22.600 22.290 21.710 21.580 21.370 20.500 20.220 37 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 94 95 96 97 98 99 100 101 102 104 105 106 107 108 109 110 111 112 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 132 134 135 136 137 138 139 140 141 142 144 145 146 147 148 Panama Romania Turkey Mauritius Venezuela, RB Equatorial Guinea Belarus Lebanon Gabon Suriname Azerbaijan Mexico Iran, Islamic Rep. Bulgaria Botswana Libya Brazil Barbados Iraq Thailand Montenegro Turkmenistan Costa Rica Palau Algeria China Colombia Macedonia, FYR South Africa Dominican Republic Serbia Jordan Grenada Peru Ecuador Mongolia Tunisia Maldives St. Vincent and the Grenadines St. Lucia Dominica Sri Lanka Egypt, Arab Rep. Indonesia Albania Bosnia and Herzegovina Namibia Kosovo Jamaica Ukraine Paraguay Armenia Philippines Fiji El Salvador Swaziland Belize Georgia Morocco Bhutan Guatemala Guyana Bolivia Cabo Verde Uzbekistan Nigeria India 19.930 19.020 18.980 18.150 17.700 17.660 17.610 17.590 17.200 17.040 16.910 16.640 16.590 16.260 16.030 16.000 15.590 15.190 15.030 14.870 14.530 14.520 14.420 14.280 13.880 13.170 12.910 12.800 12.700 12.600 12.150 11.910 11.720 11.440 11.190 11.120 11.020 10.920 10.730 10.540 10.480 10.370 10.260 10.190 10.180 10.010 9.810 9.300 8.640 8.560 8.470 8.450 8.450 8.410 8.000 7.880 7.590 7.510 7.290 7.280 7.250 6.940 6.290 6.200 5.830 5.710 5.630 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 170 171 172 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184 185 186 187 187 189 190 192 193 194 195 196 197 197 200 201 202 203 204 205 206 207 208 209 210 211 212 213 Samoa Moldova Tuvalu Vietnam Tonga Congo, Rep. Pakistan Timor-Leste Lao PDR West Bank and Gaza Nicaragua Marshall Islands Honduras Sudan Ghana Mauritania Zambia Yemen, Rep. Micronesia, Fed. Sts. Kiribati Bangladesh Kyrgyz Republic Lesotho São Tomé and Principe Côte d'Ivoire Cambodia Vanuatu Cameroon Kenya Papua New Guinea Tajikistan Tanzania Nepal Senegal Chad Benin Solomon Islands Afghanistan South Sudan Sierra Leone Haiti Uganda Zimbabwe Rwanda Burkina Faso Gambia, The Mali Ethiopia Comoros Madagascar Guinea-Bissau Togo Guinea Mozambique Niger Malawi Burundi Liberia Congo, Dem. Rep. Central African Republic 5.610 5.500 5.410 5.350 5.270 5.200 5.090 5.080 5.060 5.000 4.790 4.700 4.570 3.920 3.900 3.710 3.690 3.650 3.590 3.340 3.330 3.220 3.150 3.140 3.130 3.080 3.030 2.950 2.940 2.790 2.660 2.510 2.410 2.300 2.070 2.020 2.020 2.000 1.800 1.770 1.730 1.720 1.650 1.630 1.600 1.600 1.510 1.500 1.430 1.400 1.380 1.290 1.130 1.120 910 790 770 700 650 600 American Samoa Andorra Angola Argentina Aruba Cayman Islands .. .. .. .. .. .. 38 Channel Islands Cuba Curaçao Eritrea Djibouti Faeroe Islands French Polynesia Greenland Guam Korea, Dem. Rep. Liechtenstein Monaco Myanmar New Caledonia Northern Mariana Islands San Marino Sint Maarten (Dutch part) Somalia St. Martin (French part) Syrian Arab Republic .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. Turks and Caicos Islands Virgin Islands (U.S.) .. .. World 14.931 Low income Middle income Lower middle income Upper middle income Low & middle income East Asia & Pacific Europe & Central Asia Latin America & Caribbean Middle East & North Africa South Asia Sub-Saharan Africa High income Euro area 1.570 9.673 6.000 14.179 8.811 11.872 13.580 14.053 11.834 5.299 3.382 40.749 38.959 Lampiran 4.3 Pendapatan per Kapita Negara ASEAN Tahun *** Ke- Negara Populasi dalam milyar PDB Nominal dalam milyar USD Pendapatan per Kapita Pendapatan per Kapita (PPP) dalam milyar USD Pendapatan per Kapita (PPP) USD USD — ASEAN 628.78 100.0 2,459,381 100.0 3,911 100.0 6,913,881 100.0 10,996 100.0 1 Indonesia 255.46 40.6 872,615 35.5 3,416 87.3 2,838,643 41.1 11,112 101.1 2 Thailand 68.84 11.0 373,536 15.2 5,426 138.7 1,107,000 16.0 16,081 146.3 3 Malaysia 31.12 5.0 313,479 12.8 10,073 257.5 813,517 11.8 26,141 237.7 4 Philippines 101.42 16.1 299,314 12.2 2,951 75.5 742,251 10.7 7,318 66.6 5 Singapore 5.5 0.9 293,959 12.0 53,224 1,360.8 468,909 6.8 84,901 772.1 6 Vietnam 91.58 14.6 198,805 8.1 2,171 55.5 551,256 8.0 6,020 54.7 7 Myanmar 51.85 8.3 65,775 2.7 1,269 32.4 267,736 3.9 5,164 47.0 8 Cambodia 15.54 2.5 17,714 0.7 1,140 29.1 54,174 0.8 3,486 31.7 39 9 10 Laos 7.03 1.1 12,548 0.5 1,785 45.6 37,499 0.5 5,335 48.5 Brunei 0.42 0.1 11,636 0.5 27,759 709.7 32,896 0.5 78,476 713.7 40 DAFTAR PUSTAKA Adji, Wahyu, dkk. 2007. Ekonomi untuk SMA/ma Jilid 2 Kelas XI. Jakarta: Erlangga Basri, Faisal. 2002. Perkonomian Indonesia. “Tantangan dan Harapan Bagi Kebangkitan Ekonomi Indonesia”. Jakarta: Erlangga ED, Silvia. Januari 2013, Jurnal Kajian Ekonomi, Vol. I, No. 02 Lewis, John P. , dkk. 1986. Mengkaji Ulang Strategi-Strategi Pembangunan. Jakarta: UIPress Panglaykim, dkk. 1960. Management Suatu Pengantar. Jakarta: PT Pembangunan Djakarta Sukirno, Sadono. 2015. Makroekonomi Teori Pengantar. Depok: PT Rajagrafindo Persada Trading Economics. Singapura – Pertumbuhan PDB (q-to=q) http://id.tradingeconomics.com/singapore/gdp-growth Sasrawan, Hendri. 2014, Keadaan Ekonomi di Singapura http://hedisasrawan.blogspot.co.id/2014/08/keadaan-ekonomi-di-singapura-artikel.html Wikipedia. Daftar negara-negara ASEAN menurut PDB https://en.wikipedia.org/wiki/List_of_ASEAN_countries_by_GDP_%28nominal%29 Wikipedia. Perserikatan Bangsa Bangsa https://id.wikipedia.org/wiki/Perhimpunan_Bangsa-Bangsa_Asia_Tenggara World Bank. Februari 2016, Peringkat GNI per kapita, metode Atlas dan yang berbasis PPP http://data.worldbank.org/data-catalog/GNI-per-capita-Atlas-and-PPP-table 41 42