III. Hubungan GCG Dengan Perlindungan Investor Publik

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Bisnis dan
Masyarakat
Hubungan CSR dan GCG
Fakultas
Program Studi
Program
Pascasarjana
Magister
Akuntansi
Tatap Muka
Kode MK
Disusun Oleh
01
A11531EL
Dr. Hermiyetti
Abstrak
Dua teori utama yang terkait dengan
corporate governance adalah
stewardship theory dan agency
theory (Chinn,2000; Shaw,2003).
(T-201)
Kompetensi
Memahami teori untuk GCG
Prinsip prinsip GCG
Definisi dan ruang lingkup CSR
Definisi GCG dan pentingnya GCG
Pengertian dan konsep dasar GCG
A.
Pengertian dan Konsep Dasar
Dua teori utama yang terkait dengan corporate governance adalah stewardship
theory dan agency theory (Chinn,2000; Shaw,2003). Stewardship theory dibangun di atas
asumsi filosofis mengenai sifat manusia yakni bahwa manusia pada hakekatnya dapat
dipercaya, mampu bertindak dengan penuh tanggung jawab, memiliki integritas dan
kejujuran terhadap pihak lain. Inilah yang tersirat dalam hubungan fidusia yang dikehendaki
para pemegang saham. Dengan kata lain, stewardship theory memandang manajemen sebagai
dapat dipercaya untuk bertindak dengan sebaik-baiknya bagi kepentingan publik maupun
stakeholder.
Sementara itu, agency theory yang dikembangkan oleh Michael Johnson, memandang
bahwa manajemen perusahaan sebagai “agents” bagi para pemegang saham, akan bertindak
dengan penuh kesadaran bagi kepentingannya sendiri, bukan sebagai pihak yang arif dan
bijaksana serta adil terhadap pemegang saham.
Dalam perkembangan selanjutnya, agency theory mendapat respon lebih luas karena
dipandang lebih mencerminkan kenyataan yang ada. Berbagai pemikiran mengenai corporate
governance berkembang dengan bertumpu pada agency theory di mana pengelolaan
dilakukan dengan penuh kepatuhan kepada berbagai peraturan dan ketentuan yang berlaku.
Good corporate governance (GCG) secara definitif merupakan sistem yang mengatur
dan mengendalikan perusahaan yang menciptakan nilai tambah (value added) untuk
semua stakeholder (Monks,2003). Ada dua hal yang ditekankan dalam konsep ini, pertama,
pentingnya hak pemegang saham untuk memperoleh informasi dengan benar dan tepat pada
waktunya dan, kedua, kewajiban perusahaan untuk melakukan pengungkapan (disclosure)
secara akurat, tepat waktu, transparan terhadap semua informasi kinerja perusahaan,
kepemilikan, dan stakeholder.
Sebagai sebuah konsep GCG ternyata tak memiliki definisi tunggal. Komite
Cadburry, misalnya, pada tahun 1992 - melalui apa yang dikenal dengan sebutanCadburry
Report -
2016
2
mengeluarkan
Bisnis dan masyarakat
Dr. Hermiyetti
definisi
tersendiri
tentang GCG.
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Menurut
Komite
Cadburry, GCG adalah prinsip yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan agar
mencapai keseimbangan antara kekuatan serta kewenangan perusahaan dalam memberikan
pertanggungjawabannya
kepada
para shareholders khususnya,
danstakeholders pada
umumnya. Tentu saja hal ini dimaksudkan pengaturan kewenangan Direktur, manajer,
pemegang saham, dan pihak lain yang berhubungan denganperkembangan perusahaan di
lingkungan tertentu.
Center for European Policy Studies (CEPS), punya formula lain. GCG, papar pusat
studi ini, merupakan seluruh sistem yang dibentuk mulai dari hak (right), proses, serta
pengendalian, baik yang ada di dalam maupun di luar manajemen perusahaan. Sebagai
catatan, hak di sini adalah hak seluruh stakeholders, bukan terbatas kepadashareholders saja.
Hak adalah berbagai kekuatan yang dimiliki stakeholders secara individual untuk
mempengaruhi manajemen. Proses, maksudnya adalah mekanisme dari hak-hak tersebut.
Adapun pengendalian merupakan mekanisme yang memungkinkan stakeholders menerima
informasi yang diperlukan seputar aneka kegiatan perusahaan.
Sejumlah negara juga mempunyai definisi tersendiri tentang GCG. Beberapa negara
mendefinisikannya dengan pengertian yang agak mirip walaupun ada sedikit perbedaan
istilah. Kelompok negara maju (OECD), umpamanya mendefinisikan GCGsebagai cara-cara
manajemen perusahaan bertanggung jawab pada shareholder-nya. Para pengambil keputusan
di perusahaan haruslah dapat dipertanggungjawabkan, dan keputusan tersebut mampu
memberikan nilai tambah bagi shareholders lainnya. Karena itu fokus utama di sini
terkait dengan proses pengambilan keputusan dari perusahaan yang mengandung nilainilai transparency, responsibility, accountability, dan tentu saja fairness.
B.
Prinsip GCG
Penerapan corporate governance di pasar modal bertujuan meningkatkan kepercayaan
investor terhadap perusahaan, meningkatkan citra atau reputasi perusahaan, serta
meningkatkan kemakmuran seluruh stakeholders. Terdapat lima prinsip GCG yang dapat
dijadikan
pedoman
Responsibility,
bagi
para
Indepandency
pelaku
bisnis,
yaituTransparency,
dan
Fairness yang
biasanya
Accountability,
diakronimkan
menjadi TARIF. Penjabarannya sebagai berikut :
1.
Transparency (keterbukaan informasi)
Secara sederhana bisa diartikan sebagai keterbukaan informasi. Dalam mewujudkan prinsip
ini, perusahaan dituntut untuk menyediakan informasi yang cukup, akurat, tepat waktu
kepada segenap stakeholders-nya.
2016
3
Bisnis dan masyarakat
Dr. Hermiyetti
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2.
Accountability (akuntabilitas)
Yang dimaksud dengan akuntabilitas adalah kejelasan fungsi, struktur, system dan
pertanggungjawaban elemen perusahaan. Apabila prinsip ini diterapkan secara efektif, maka
akan ada kejelasan akan fungsi, hak, kewajiban dan wewenang serta tanggung jawab antara
pemegang saham, dewan komisaris dan dewan direksi.
3.
Responsibility (pertanggung jawaban)
Bentuk pertanggung jawaban perusahaan adalah kepatuhan perusahaan terhadap peraturan
yang berlaku, diantaranya; masalah pajak, hubungan industrial, kesehatan dan keselamatan
kerja, perlindungan lingkungan hidup, memelihara lingkungan bisnis yang kondusif bersama
masyarakat dan sebagainya. Dengan menerapkan prinsip ini, diharapkan akan menyadarkan
perusahaan bahwa dalam kegiatan operasionalnya, perusahaan juga mempunyai peran untuk
bertanggung jawab kepada shareholder juga kepada stakeholders-lainnya.
4.
Indepandency (kemandirian)
Intinya, prinsip ini mensyaratkan agar perusahaan dikelola secara profesional tanpa ada
benturan kepentingan dan tanpa tekanan atau intervensi dari pihak manapun yang tidak sesuai
dengan peraturan-peraturan yang berlaku.
5.
Fairness (kesetaraan dan kewajaran)
Prinsip ini menuntut adanya perlakuan yang adil dalam memenuhi hak stakeholder sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku. Diharapkan fairness dapat menjadi faktor
pendorong yang dapat memonitor dan memberikan jaminan perlakuan yang adil di antara
beragam kepentingan dalam perusahaan.
Pasar modal berkembang baik jika penerapan GCG-nya konsisten. Corporate
governance bukan hanya sebagai aksesoris, tetapi melekat sebagai nilai-nilai yang menjadi
pedoman berperilaku. Keberhasilannya sangat ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu struktur
kepemilikan, hukum dan enforcement, sistem ekonomi, sosial, budaya, proses, serta ukuran.
Ada dua paradigma corporate governance, yaitu shareholding dan stakeholding
kinerja yang jelas. Paradigma pertama punya ciri individual liberty yang tujuannya hanya
memaksimalkan kemakmuran pemegang saham.
2016
4
Bisnis dan masyarakat
Dr. Hermiyetti
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Paradigma kedua berciri justice for all yang bertujuan mengakomodasi kepentingan
seluruh
stakeholders
dalam
perusahaan.
Selain
pemegang
saham,
karyawan,
konsumen, pemerintah, dan masyarakat.
Jadi dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa Good corporate governance (GCG)
merupakan sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan guna menciptakan nilai
tambah (value added) untuk semua stakeholder. Konsep ini menekankan pada dua hal yakni,
pertama, pentingnya hak pemegang saham untuk memperoleh informasi dengan benar dan
tepat pada waktunya dan, kedua, kewajiban perusahaan untuk melakukan pengungkapan
(disclosure) secara akurat, tepat waktu, transparan terhadap semua informasi kinerja
perusahaan, kepemilikan, dan stakeholder.
I.
Hubungan GCG dengan CSR
Hubungan CSR dan GCG Good Corporate Governance (GCG) ialah suatu sistem, dan
perangkat peraturan yang mengatur hubungan antara berbagai pihak yang terkait dengan
perusahaan.
Terdapat lima prinsi GCG yaitu:
1.Transparency (Keterbukaan Informasi)
2.Accountability (Akuntabilitas)
3.Responsibility (Tanggung Jawab)
4.Independency (Kemandirian)
5.Fairness (Kesetaraan dan kewajaran)Prinsip Responsibility mempunyai hubungan yang
paling dekat
dengan CSR. Prinsip ini memberikan penekanan yang lebih terhadap
stakeholders
perusahaan (stakeholders-driven concept).
Prinsip yang lain lebih fokus ke shareholders-driven concept.
III.
Hubungan GCG Dengan Perlindungan Investor Publik
Dari konsep GCG yang telah dijabarkan sebelumnya diatas, maka dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa Good Corporate Governancemerupakan:
1.
Suatu struktur yang mengatur pola hubungan harmonis tentang peran dewan komisaris,
Direksi, Pemegang Saham dan ParaStakeholder lainnya.
2016
5
Bisnis dan masyarakat
Dr. Hermiyetti
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2.
Suatu sistem pengecekan dan perimbangan kewenangan atas pengendalian perusahaan yang
dapat membatasi munculnya dua peluang: pengelolaan yang salah dan penyalahgunaan aset
perusahaan.
3.
Suatu proses yang transparan atas penentuan tujuan perusahaan, pencapaian, berikut
pengukuran kinerjanya.
Dari pengertian di atas pula, tampak beberapa aspek penting dari GCG yang perlu
dipahami beragam kalangan di dunia bisnis, yakni;
1.
Adanya keseimbangan hubungan antara organ-organ perusahaan di antaranya Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS), Komisaris, dan direksi. Keseimbangan ini mencakup hal-hal yang
berkaitan denganstruktur kelembagaan dan mekanisme operasional ketiga organ perusahaan
tersebut (keseimbangan internal)
2.
Adanya pemenuhan tanggung jawab perusahaan sebagai entitas bisnis dalam masyarakat
kepada
seluruh stakeholder.
Tanggung
terkait dengan pengaturan hubungan antara
jawab
ini
meliputi
hal-hal
yang
perusahaan dengan stakeholders (keseimbangan
eksternal). Di antaranya, tanggung jawab pengelola/pengurus perusahaan, manajemen,
pengawasan,
serta
pertanggungjawaban
kepada
para
pemegang
saham
dan stakeholders lainnya.
3.
Adanya hak-hak pemegang saham untuk mendapat informasi yang tepat dan benar pada
waktu yang diperlukan mengenai perusahaan. Kemudianhak berperan serta dalam
pengambilan keputusan mengenai perkembangan strategis dan perubahan mendasar atas
perusahaan
serta
ikut
menikmati
keuntungan
yang diperoleh
perusahaan
dalam
pertumbuhannya.
4.
Adanya perlakuan yang sama terhadap para pemegang saham, terutama pemegang saham
minoritas dan pemegang saham asing melalui keterbukaan informasi yang material dan
relevan serta melarang penyampaian informasi untuk pihak sendiri yang bisa menguntungkan
orang dalam (insider information for insider trading).
Berfasarkan penjelesan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Pasar modal juga
perlu menerapkan prinsip-prinsip GCG untuk perusahaan publik. Ini ditunjukkan melalui
berbagai regulasi yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Jakarta (BEJ), yang menyatakan bahwa
seluruh perusahaan tercatat wajib melaksanakan GCG. Implementasi GCG dimaksudkan
untuk meningkatkan perlindungan kepentingan investor, terutam para pemegang saham di
perusahaan-perusahaan terbuka. Di samping itu, implementasi GCG akan mendorong
tumbuhnya
mekanisme check
and
balance di
lingkungan
manajemen
khususnya
dalammember perhatian kepada kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan
2016
6
Bisnis dan masyarakat
Dr. Hermiyetti
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
lainnya. Hal ini terkait dengan peran pemegang saham pengendali yang berwenang
mengangkat komisaris dan direksi, dan dapat mempengaruhi kebijakan perusahaan. Di
samping pelindungan investor, regulasi mewajibkan sistem yang menjamin transparansi dan
akuntabilitas
dalam
transaksi
bisnis
antar
perusahaan
dalam
satu
grup
yang
berpotensi menimbulkan benturan kepentingan. Semangat untuk memperoleh persetujuan
publik dalam transaksi, merupakan bentuk penerapan prinsip akuntabilitas.
III.
Hubungan Antara Konsep CSR dengan GCG
Akhir-akhir ini terdapat kecenderungan (trend) meningkatnya tuntutan publik atas
transparansi dan akuntabilitas baik dalam pasar modal maupun perusahaan sebagai wujud
implementasi good corporate governance (GCG). Salah satu implementasi GCG adalah
melalui penerapan corporate social responsibility (CSR).
CSR menurut World Business Council on Sustainable Development (WBCSD) adalah
suatu komitmen dari perusahaan untuk berperilaku etis(behavioral ethics) dan berkontribusi
terhadap pembangunan ekonomi yang berkelanjutan (sustainable economic development).
Komitmen lainnya adalah meningkatkan kualitas hidup karyawan dan keluarganya,
komunitas lokal serta masyarakat luas. Harmonisasi antara perusahaan dengan masyarakat
sekitarnya dapat tercapai apabila terdapat komitmen penuh dari top management perusahaan
terhadap penerapan CSR sebagai akuntabilitas publik.
Salah satu prinsip GCG adalah masalah pertanggungjawaban (responsibility) yaitu
kesesuaian dalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. Akhir-akhir ini terdapat tiga kepentingan
publik yang oleh perusahaan cenderung terabaikan.
Pertama, perusahaan hanya bertanggung jawab secara hukum terhadap pemegang
sahamnya (shareholder), sedangkan masyarakat tempat di mana perusahaan tersebut
berdomisili kurang diperhatikan. Kedua, dampak negatif yang ditimbulkan oleh perusahaan
semakin meningkat dan harus ditanggung oleh masyarakat sekitar. Sementara itu sebagian
besar keuntungan manfaat hanya dinikmati oleh pemilik saham perusahaan saja. Ketiga,
masyarakat sekitar perusahaan yang menjadi korban sebagian besar mengalami kesulitan
untuk menuntut ganti rugi kepada perusahaan. Itu karena belum ada hukum (regulasi) yang
mengatur secara jelas tentang akuntabilitas dan kewajiban perusahaan kepada publik.
Selain tanggung jawab perusahaan kepada pemegang saham tanggung jawab lainnya
menyangkut tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility) dan tanggung
jawab atas kelestarian lingkungan hidup (sustainable environtment responsibility).
2016
7
Bisnis dan masyarakat
Dr. Hermiyetti
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Dalam era reformasi yang ditunjukkan dengan semakin meningkatnya keterbukaan,
seharusnya kepedulian perusahaan terhadap lingkungannya semakin meningkat. Perusahaan
yang tidak memiliki kepedulian sosial dengan lingkungan sekitarnya akan banyak menemui
berbagai kendala, misalnya sering didemo oleh masyarakat, bahkan ada perusahaan yang
terpaksa ditutup oleh pihak yang berwenang.
Kita selama ini hanya mengenal audit keuangan (financial audit) saja, namun suatu
saat nanti bisa muncul suatu audit sosial (social audit). Yang mulai berkembang saat ini
adalah audit lingkungan (environtment audit). Paradigma baru perusahaan yang dianggap
tumbuh & berkelanjutan (growth & sustainable company) saat ini tidak hanya diukur dari
pencapaian laba (profit) saja, namun juga diukur dari kepeduliannya terhadap lingkungan
sekitarnya, baik terhadap komunitas lokal, masyarakat luas maupun lingkungan hidup.
Berkenaan dengan hal tersebut, muncul triple bottom line model, yang terdiri dari
profit, people & planet (3 P). Laporan suatu perusahaan yang menggunakan model triple
bottom line, selain melaporkan aspek keuangan juga melaporkan aspek kepedulian sosial dan
upaya pelestarian lingkungan hidup.
Beberapa waktu yang lalu telah diperkenalkan sustainable reporting, yaitu suatu
laporan yang bersifat non-finansial yang dapat dipakai sebagai acuan oleh perusahaan untuk
melihat pelaporan dari dimensi sosial, ekonomi dan lingkungan. Global Reporting Initiative
& Value Reporting telah mengeluarkan pedoman yang disebut Sustainable Reporting
Guidelines. New York Stock Exchange di Amerika Serikat telah memiliki Dow Jones
Sustainability Index (DJSI) sejak tahun 1999, yang telah memasukkan nilai corporate
sustainability untuk saham-saham perusahaan dengan salah satu kriterianya adalah praktik
CSR. Inggris melalui London Stock Exchange (LSE) memiliki Socially Responsible
Investment Index (SRI Index). Hanseng Stock Exchange (HSE) dan Singapore Stock
Exchange (SSE) saat ini juga mulai berinisiatif untuk mengikuti trend di atas. Adanya
kecenderungan tersebut dapat mendorong para investor terutama pihak asing untuk memilih
menanamkan investasinya pada perusahaan yang telah menerapkan CSR dengan baik.
Discussion Task
Apakah menurut saudara Prinsip Good Corporate Governance ( GCG ) penting diterapkan
dalam kegiatan Pasar Modal ?
Jawab :
2016
8
Bisnis dan masyarakat
Dr. Hermiyetti
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Prinsip Good Corporate Governance ( GCG ) sangat penting diterapkan dalam kegiatan
Pasar Modal karena Indonesia saat ini tengah memasuki globalisasi ekonomi dan
perdagangan bebas yang merupakan trend dan perkembangan terpenting saat ini. Persoalan
bisnis tidak semata-mata lepas dari situasi dan tanggung jawab kepada masyarakat sekitar.
Untuk itu diperlukan Prinsip Good Corporate Governance ( GCG ) sebagai suatu
kepercayaan bagi dunia usaha kita untuk kembali menata kehidupan bisnisnya menjadi lebih
baik. Corporate Governance adalah mekanisne bagaimana sumber daya perusahaan
dialokasikan
menurut
Governance
aturan
“hak”
dan
“kuasa”.
Pelaksanaan Good
Corporate
( GCG ) adalah dianggap sebagai hal yang baik untuk membangun
kepercayaan antara pihak manajemen dan penanam modal beserta krediturnya, sehingga
pemasukan modal bisa terjadi kembali, yang pada giliranya dapat membantu proses
pemulihan ekonomi Indonesia.Corporate Governance merupakan “proses dan struktur yang
digunakan untuk mengarahkan dan mengelola bisnis dan urusan-urusan perusahaan dalam
rangka meningkatkan kemakmuran bisnis dan akuntabilitas perusahaan dengan tujuan utama
mewujudkan nilai tambah pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap
memperhatikan stakeholder yang lain”
Apakah hubungan antara Good Corporate Governance ( GCG ) dengan perlindungan
Investor Publik ?
Jawab :
Good Corporate Governance ( GCG ) memiliki hubungan dengan perlindungan Investor
Publik hal ini di dasarkan pad ide dasar yang muncul dari Good Corporate
Governance (GCG) ini adalah untuk memisahkan fungsi dan kepentingan diantara para pihak
( stakeholder) dalam suatu perusahaan, yaitu pihak yang menyediakan modal atau pemegang
saham, pengawas, dan pelaksana sehari-hari usaha perusahaan dan masyarakat luas. Dengan
pemisahaan tersebut perusahaan akan lebih efisien. Dalam perkembangan Corporate
Governance ( CG ) dijadikan aturan atau standar di bidang ekonomi yang mengatur perilaku
pemilik perusahaan, direksi, manager dengan merinci tugas dan wewenang serta
pertanggungjawaban kepada pemegang saham. Corporate Governance ( CG ) mengandung
prinsip-prinsip
yang
melindungi
kepentingan
perusahaan,
pemegang
saham,
manajemen, board of directors, dan investor publik, serta pihak-pihak yang terkait dengan
perusahaan. Prinsip-prinsip tersebut adalah melalui penerapan fairness, transparency,
accountability, dan respontability. Jadi pada pemaparan tersebut jelas bahwa Good Corporate
Governance (GCG) mengandung prinsip-prinsip yang memberikan perlindungan bagi
2016
9
Bisnis dan masyarakat
Dr. Hermiyetti
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
investor publik untuk melakukan kegiatan investasinya yaitu baik investasi dalam surat
kepemilikan (saham) dan investasi dalam surat utang (obligasi).
Apakah Corporate Social Responsibility ( CSR ) berhubungan dengan Prinsip Good
Corporate Governance ( GCG ) ?
Jawab :
Corporate Social Responsibility ( CSR ) berhubungan dengan PrinsipGood Corporate
Governance ( GCG ) dimana Salah satu implementasi Good Corporate Governance ( GCG )
di perusahaan adalah penerapan corporate social responsibility (CSR). Dalam era globalisasi
kesadaran akan penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) menjadi penting seiring
dengan semakin maraknya kepedulian masyarakat terhadap produk (barang) yang ramah
lingkungan. Corporate Social Responsibility ( CSR) menurutWorld Business Council on
Sustainable Development (WBCSD) adalah suatu komitmen dari perusahaan untuk
berperilaku etis (behavioral ethics) dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang
berkelanjutan (Sustainable Economic Development). Komitmen lainnya adalah meningkatkan
kualitas hidup karyawan dan keluarganya, komunitas lokal serta masyarakat luas.
Harmonisasi antara perusahaan dengan masyarakat sekitarnya dapat tercapai apabila terdapat
komitmen penuh dari top management perusahaan terhadap penerapan Corporate Social
Responsibility ( CSR ) sebagai akuntabilitas publik. Salah satu prinsip Good Corporate
Governance( GCG ) adalah masalah pertanggungjawaban (responsibility) yaitu kesesuaian
dalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
prinsip-prinsip korporasi yang sehat. Akhir-akhir ini terdapat tiga kepentingan publik yang
oleh perusahaan cenderung terabaikan yaitu :
1.
Perusahaan hanya bertanggung jawab secara hukum terhadap pemegang sahamnya
(shareholder), sedangkan masyarakat tempat di mana perusahaan tersebut berdomisili kurang
diperhatikan.
2.
Dampak negatif yang ditimbulkan oleh perusahaan semakin meningkat dan harus
ditanggung oleh masyarakat sekitar. Sementara itu sebagian besar keuntungan manfaat hanya
dinikmati oleh pemilik saham perusahaan saja.
3.
Masyarakat sekitar perusahaan yang menjadi korban sebagian besar mengalami kesulitan
untuk menuntut ganti rugi kepada perusahaan. Itu karena belum ada hukum (regulasi) yang
mengatur secara jelas tentang akuntabilitas dan kewajiban perusahaan kepada publik.
Selain tanggung jawab perusahaan kepada pemegang saham tanggung jawab lainnya
menyangkut tanggung jawab sosial perusahaanCorporate Social Responsibility
dan
tanggung jawab
2016
10
atas
Bisnis dan masyarakat
Dr. Hermiyetti
kelestarian
lingkungan
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
hidup Sustainable
(CSR)
Environtment
Responsibility. Jadi salah satu tanggung jawab (responsibility) yang terdapat pada
prinsip Good
Corporate
Governance (GCG)
adalah
perusahaan Corporate Social Responsibility(CSR).
2016
11
Bisnis dan masyarakat
Dr. Hermiyetti
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
tanggung
jawab
sosial
Download