Sedangkan misi dari DPRD kota Balikpapan

advertisement
PERAN BALIKPAPAN TV SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI POLITIK
MELALUI PROGRAM SUARA DPRD KOTA BALIKPAPAN
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Stara I
Oleh
SYAHMI ABRARI
NIM. 0902055103
ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2015
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Skripsi
: Peran Balikpapan TV Sebagai Media Komunikasi Politik
Melalui Program Suara DPRD Kota Balikpapan
Nama
: Syahmi Abrari
NIM
: 0902055103
Jurusan
: Ilmu Administrasi
Program Studi
: Ilmu Komunikassi
Fakultas
: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Menyetujui
Pembimbing I
Pembimbing II
Hj. Hairunisa, S.Sos. MM
Drs. Ghufron. M. Si
NIP. 19730515 200604 2 002
NIP. 19670307 199403 1 001
Mengetahui,
Dekan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Mulawarman
Drs H. Muhammad Noor, M.Si
NIP. 19600817 198601 1 001
ABSTRAK
Syahmi Abrari, Peran Balikpapan TV sebagai media komunikasi
politik melalui program suara DPRD kota Balikpapan, di bawah bimbingan Hj.
Hairunisa, S.Sos. MM selaku pembimbing I dan Drs. Ghufron M.Si selaku
pembimbing II.
Program suara DPRD adalah salah satu program acara politik yang
ditayangkan oleh Balikpapan TV. Program acara suara DPRD Balikpapan di buat atas
permintaan pihak DPRD yang bertujuan sebagai wadah aspirasi atau sebagai tempat
untuk menyampaikan suatu kebijakan-kebijakan yang dibuat pihak DPRD kepada
masyarakat
Metode yang digunakan dalam penelitian ini berdasakan pada pendekatan
kualitatif, peneliti mendeskripsikan dan menginterprestasikan data, dengan
menuangkannya dalam penulisan skripsi ini melalui observasi dan wawancara. Hal
ini bertujuan agar memudahkan dalam menjabarkan dan menjelaskan tentang sistem
manajemen produksi yang terdapat pada Balikpapan TV, selain itu, dalam
menganalisis permasalahan yang diangkat penulis menggunakan teori manajemen
POAC sebagai pisau analisisnya.
Berdasarkan hasil temuan pengelolahan data dapat disimpulkan bahwa peran
Balikpapan TV sebagai media komunikasi politik melauli siaran suara DPRD kota
balipapan belum berjalan dengan baik diakibatkan pihak DPRD sebagai narasumber
jarang menghadiri acara suara DPRD sehingga penayangan acara suara DPRD tidak
efektif.
Kata kunci : Peran, Balikpapan TV, Komunikasi Politik,
RIWAYAT HIDUP
Syahmi Abrari, Lahir pada tanggal 29 Mei 1989 di Balikpapan,
Kalimantan Timur. Merupakan anak keenam dari enam
bersaudara dari pasangan Drs. H Mizlan Noor dan Hj.
Rusmilawati. Pada tahun 1994 memulai pendidikan di Taman
Kanak-kanak (TK) Al Ikhlas di kabupaten Tanah Grogot,
kemudian meneruskan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 018 Kabupaten
Tanah Grogot dan Lulus tahun 2002, kemudian meneruskan pendidikan ke pondok
pesantren Mahad Al Zaytun di Jawa Barat dan pindah ke Sekolah Menengah Atas
Negeri 1 Penajam Paser Utara serta memperoleh ijazah pada tahun 2008. Kemudian
melanjutkan kejenjang pendidikan Perguruan Tinggi Negeri di Universitas
Mulawarman pada tahun 2009 di fakultas Ilmu Sosial dan politik Jurusan Ilmu
Administrasi, Program Sudi Ilmu Komunikasi. Sebagai aplikasi dari studi yang
didapat dan juga dalam rangka melaksanakan amanat Tri Darma Perguruan Tinggi,
maka pada bulan juli sampai dengan Agustus 2012 penulis mengikuti Kuliah Kerja
Nyata Reguler di Kelurahan Pegat Bukur Kecamatan Sambaliung Kabupaten Berau,
kemudian dilanjutkan dengan tugas akhir yang berjudul “Peran Balikpapan TV
Sebagai Media Komunikasi Politik Melalui Program Suara DPRD Kota Balikpapan”
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan
rahmat, karunia dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan penyusunan
skripsi ini yang berjudul “ Peran Balikpapan TV sebagai media komunikasi
politik melalui program suara DPRD kota Balikpapan”.
Persembahan tulus dan paling dalam penulis haturkan kepada Ayahanda
mizlan noor dan Ibunda rusmilawati tercinta atas kasih sayang, pengorbanan dan
dukungan serta do’a-do’a yang selalu terpanjat disetiap sujudnya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Dalam penulisannya, skripsi ini masih banyak kekurangan serta jauh dari
kesempurnaan karena kurangnya pengalaman dan pengetahuan penulis. Namun
karena banyak mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Masjaya, M.Si selaku Rektor di Universitas Mulawarman
yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan pendidikan program
sarjana pada universitas Mulawarman Samarinda.
2. Bapak Drs. H. Muhammad Noor, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menimba
ilmu di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
3. Ibu Hj. Khairunisa S.Sos., MM selaku Ketua Program atas bimbingan dan asuhan
selama menempuh kuliah di Program studi Ilmu Komunikasi.
4. Bapak Luthfi Wahyudi S.Sos M.Si selaku dosen pembimbing pertama dan Bapak
Drs. Ghufron M.Si selaku dosen pembimbing kedua yang telah membimbing
serta memberi saran terhadap penulisan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Sugandi M.Si selaku dosen penguji pertama dan Ibu Inda
Fitryarini,S.Sos.M.Si selaku dosen penguji kedua yang telah memberikan saran
dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Seluruh dosen-dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik terutama dosen-dosen
Ilmu Komunikasi, terima kasih atas bimbingan yang memberikan bekal
pendidikan dan staf Ilmu Komunikasi terima kasih atas bantuannya.
7. Kedua orang tua peneliti, Bapak mizlan noor dan rusmilawati atas segala yang
telah diberikan berupa do’a, semangat, kasih sayang dan nasehat.
8. Kepada seluruh teman-teman angkatan 2009 Ilmu Komunikasi Ferry Afiyadi,
Muh.Fajrin, Fuad Abbas Saleh Passalo, Tomi Hidayat, Budi Setiawan, Achmad
Ansari, Ramdani Ichsan, Muhammad Rizqi dan yang lainnya yang telah
mendukung dan bantuanya dalam penyusunan skripsi ini.
Harapan Penulis semoga skripsi ini dapat berguna serta bermanfaat bagi
penulis sendiri maupun pihak-pihak lain yang membutuhkannya, Amiin.
Samarinda, 4 Februari 2016
Syahmi Abrari
DAFTAR ISI
Hlm.
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………..
i
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………
ii
ABSTRAK ………………………………………………………………….
iii
RIWAYAT HIDUP …………………………………………………………
iv
KATA PENGANTAR ……………………………………………………… v
DAFTAR ISI ………………………………………………………………..
vi
DAFTAR TABEL …………………………………………………………..
vii
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………..
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
1.2
1.3
1.4
BAB II
Latar Belakang ………………………………………………
Rumusan Masalah …………………………………………...
Tujuan Penelitian …………………………………………….
Manfaat Penelitian …………………………………………...
1
6
6
6
KERANGKA DASAR TEORI
2.1 Teori ………………………………………………………….
2.1.1 Teori Agenda Setting …………………………………..
2.2 Konsep ……………………………………………………….
2.2.1 Peran ……………………………………………………
2.2.2 Peranan dan Bantuan Mass Media Dalam
Pembangunan Nasional ……………………………..
8
8
10
10
12
2.2.3 Komunikasi …………………………………………….
2.2.4 Komunikasi Politik …………………………………….
2.2.5 Komunikasi Massa ……………………………………..
2.2.6 Media Massa Televisi ………………………………….
2.3 Definisi Konsepsional ………………………………………..
18
19
23
24
25
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
Jenis Penelitian ……………………………………………….
Fokus Penelitian ……………………………………………...
Jenis dan Sumber Data ……………………………………….
Teknik Pengumpulan Data …………………………………...
Teknik Analisis Data ………………………………………...
Lokasi Penelitian …………………………………………….
27
28
28
30
31
34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Penyajian Data ……………………………………………….. 35
4.1.1 Gambaran tentang kota Balikpapan …………………… 35
4.1.2 Gambaran DPRD kota Balikpapan ……………………. 40
4.1.3 Gambaran tempat penelitian di Balikpapan TV ………. 43
4.2 Hasil Penelitian ……………………………………………….. 48
4.2.1 Media massa dapat memperluas cakrawala pemikiran… 48
4.2.2 Media massa mampu menumbuhkan aspirasi ………… 51
4.2.3 Media massa mengembangkan dialog tentang hal-hal
yang berhubungan dengan masalah politik …………… 53
4.2.4 Media massa sebagai pendidik ………………………... 54
4.3 Pembahasan hasil penelitian …………………………………. 56
4.3.1 Media massa daapat memperluas cakrawala ………….. 56
4.3.2 Media massa mampu menumbuhkan aspirasi ………… 59
4.3.3 Media massa mengembangkan dialog tentang hal-hal
yang berhubungan dengan masalah politik ……………. 61
4.3.4 Media massa sebagai pendidik ………………………... 62
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ……………………………………………………. 67
5.2 Saran …………………………………………………………... 69
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….... 71
LAMPIRAN …………………………………………………………………... 73
DAFTAR TABEL
Nomor
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
4.8
4.9
4.10
4.11
4.12
4.13
4.14
4.15
Halaman
Wilayah Kecamatan Balikpapan Timur ……………………… 38
Wilayah Kecamatan Balikpapan Selatan …………………….. 38
Wilayah Kecamatan Balikpapan Tengah …………………….. 39
Wilayah Kecamatan Balikpapan Utara ………………………. 39
Wilayah Kecamatan Balikpapan Barat ………………………. 40
Wilayah Kecamatan Balikpapan Kota ……………………….. 40
Pimpinan DPRD Kota Balikpapan …………………………... 42
Komisi I Bidang Pemerintahan, Pertanahan dan Hukum ……. 42
Komisi II Bidang Ekonomi, Keuangan, Pariwisata dan
Perdagangan ………………………………………………….. 42
Komisi III Bidang Pembangunan, Lingkungan Hidup dan
Perhubungan …………………………………………………. 43
Komisi IV Bidang Kesejahtraan Rakyat …………………….. 43
Frekuensi Balikpapan TV ……………………………………. 47
Komposisi Acara Pada Balikpapan TV ……………………… 47
Program Acara Balikpapan TV ……………………………… 47
Struktur Organisasi Balikpapan TV …………………………. 49
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Halaman
1.
Foto Tempat Penelitian ……………………………………………
75
2.
Daftar Wawancara Di Balikpapan tv ……………………………..
76
3.
Daftar Wawancara Dengan Masyarakat ………………………….
79
4.
Surat Penelitian Dari Balikpapan TV ……………………………..
80
5.
Surat Penelitian Dari DPRD Kota Balikpapan …………………....
81
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Media massa merupakan sarana menyebarkan informasi kepada masyarakat.
Oleh karena itu, media massa memiliki peranan penting dalam penyebaran informasi
yang dibutuhkan masyarakat. Saat ini ada beragam media yang memberikan
informasi dengan berbagai karakteristiknya, seperti media elektronik ; televisi, radio
dan internet, serta media cetak, seperti koran, majalah, tabloid.
Berkembangnya teknologi, semakin mempermudah kita dalam memperoleh
informasi, dimana mobilitas masyarakat yang tinggi, tidak terlepas dengan kegiatan
komunikasi, yang saling memberi dan menerima informasi. Bagi sebagian anggota
masyarakat, saat ini informasi sudah merupakan kebutuhan. Maka masyarakat selalu
mencari informasi dari berbagai media massa dimana saja dan kapan saja.
Di zaman teknologi yang semakin berkembang membuat masyarakat dengan
mudah memperoleh informasi berita dalam bentuk apapun dengan basis yang
beraneka ragam seperti ekonomi, olahraga, hiburan dan politik, yang dapat diperoleh
dari sarana seperti radio, media cetak, televisi ataupun media lain. Bahkan di era
globalisasi seperti sekarang dapat melihat informasi ter up-date melalui internet yang
dapat di dapat dengan mudah.
Aneka pesan melalui sejumlah media massa dengan sajian berbagai peristiwa
yang memiliki nilai berita ringan sampai berita tinggi, mencerminkan proses
komunikasi massa yang selalu menerpa dalam kehidupan manusia. Media massa baik
cetak maupun elektronik sesungguhnya merupakan alat yang sangat ampuh untuk
mempengaruhi sekaligus mengubah opini publik, melalui media massa pula segala
lingkup ruang dan waktu. segala bentuk peristiwa yang terjadi didunia dalam waktu
singkat sudah dapat kita ketahui.
Dunia penyiaran televisi saat ini terus mengalami perkembangan, hal ini
didasari atas besarnya kebutuhan informasi dan komunikasi. Televisi berperan
sebagai sarana dalam menjembatani arus informasi dan telekomunikasi yang telah
menjadi komoditas penting dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Televisi dengan kemampuannya menyampaikan informasi yang berupa suara
(audio) dan gambar (visual) secara bersamaan membuat media massa ini menjadi
pilihan utama bagi masyarkat dalam mencari informasi. Intensitas masyarakat dalam
mengikuti setiap program acara ditelevisi akan membantu khalayak mendapatkan
informasi-informasi yang baru.
Perkembangan televisi nasional ini diikuti pula oleh televisi lokal. Pada tahun
2001 munculah beberapa stasiun televisi lokal seperti JTV (Surabaya) dan RIAU TV.
Di tahun – tahun berikutnya secara perlahan bermunculan stasiun – stasiun televisi
lokal yang tersebar di tiap – tiap daerah lainnya.Tahun 2002, sejumlah televisi lokal
mencoba untuk menyatukan visi dan misinya dalam sebuah wadah perhimpunan yang
dinamakan Asosiasi Televisi Lokal Indonesia (ATVLI), sebuah wadah tempat
bernaungnya sejumlah stasiun televisi yang berdaya jangkau siaran lokal (daya
jangkau siaran maksimum dalam satu provinsi/kota).
Tujuannya
didirikannya
ATVLI
ini
adalah
untuk
memperjuangkan
kepentingan anggotanya dan kepentingan masyarakat lokal untuk mendapatkan
informasi. PT. Balikpapan Televisi (BTV) adalah perusahaan yang bergerak dibidang
broadcasting media dengan tampilan audio visual. Merupakan bagian dari kelompok
per usahan JPMC (Jawa Pos Multimedia Corporation) yang memayungi 72 anak
perusahaan dan 16 stasiun televisi lokal, diantaranya JTV (Surabaya), PJTV
(Bandung), CB Cannel (Jakarta), RadarTV ( Lampung), PALTV (Palembang),
PadangTV (Padang), JambiTV (Jambi), RiauTV (Riau), BATAMTV (Batam),
PontianakTV (Pontianak), FajarTV (Makassar) MalioboroTV (Yogya) Simpang5TV
(Semarang).
JPMC mengarah pada program menasionalkan televisi lokal dengan
melakukan program bersama (relay) disemua stasiun TV jaringan JPMC, sehingga
memungkinkan program BTV untuk ditayangkan di televisi JPMC lainnya. Saat ini
BTV mengudara di channel 26 UHF, dan bisa disaksikan dijaringan TV kabel lokal
yakni Mitra Vision dan Borneo Vision. Program – program BTV dikemas untuk
multi segmen, dengan keragaman jenis acara, mulai dari hiburan, pendidikan
olahraga, keagamaan dan berita – berita aktual.
Jawa Pos Grup menjadi yang pertama di sejumlah kota dalam hal mendirikan
stasiun televisi lokal. Seperti yang dilakukannya di Balikpapan, Kalimantan Timur.
Setelah sukses mengelola dan mengembangkan harian Kaltim Pos, grup yang
dipimpin Dahlan Iskan itu, merambah Kalimantan Timur dengan mendirikan stasiun
televisi lokal, Balikpapan TV (BTV) pada tahun 2007.
Balikpapan TV telah memiliki izin Prinsip Penyelenggaraan Penyiaran (IPPP)
yang dikeluarkan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia No:
450/KEP/M.KOMINFO/12/2010. Dengan IPPP ini maka Balikpapan Televisi harus
melakukukan
sejumlah
kewajiban
seperti
menyelenggarakan
siaran
yang
mengandung informasi, pendidikan, hiburan dan manfaat untuk pembentukan
intelektual watak, moral, kemajuan,kekuatan bangsa, menjadi persatuan dan kesatuan
serta mengamalkan nilai – nilai agama dan budaya Indonesia.
Balikpapan TV merupakan televisi lokal pertama di kota Balikpapan.
Sebelumnya, warga kota hanya disuguhi tayangan TVRI dan televisi swasta yang
berbasis di Jakarta. Kehadiran televisi lokal memberikan pilihan bagi masyarakat
Balikpapan dalam menentukan acara hiburan atau informasi. Apalagi Balikpapan
termasuk salah satu kota dengan tingkat pendapatan cukup tinggi, sehingga tentunya
kehadiran televisi lokal sangat dibutuhkan.
Balikpapan TV mempunyai program acara politik yaitu “Suara DPRD”
program acara ini berupa talk show interaktif yang ditayangkan secara live setiap
Jum’at pukul 09.00 – 10.00 pagi dan mulai tayang pada tanggal 5 November 2011.
Program acara ini adalah hasil kerja sama DPRD Balikpapan dengan BTV yang mana
acara ini merupakan permintaan kerjasama dari pihak DPRD Balikpapan. Menurut
penggagas dan penanggung jawab dari acara ini yaitu Ibu Sri Hana, SE dari Komisi I
bidang pemerintahan, pertanahan dan hukum menuturkan banyaknya masyarakat kota
Balikpapan masih kurang tahu tentang fungsi-fungsi dari DPRD kota Balikpapan,
Ibu Sri Hana, SE melanjutkan bahwa tujuan diadakannya acara ini adalah sebagai
wadah aspirasi masyarakat untuk mengutarakan pendapatnya ataupun keluhannya
kepada anggota DPRD tersebut dan memudahkan masyarakat mendapatkan informasi
tentang wakil rakyat yang ada di DPRD Balikpapan.
Balikpapan TV selaku media televisi lokal yang ada di Balikpapan, menjadi
akses informasi yang cepat dan mudah untuk langsung dapat berkomunikasi dengan
masyarakat. Dalam acara ini masyarakat dapat berkomunikasi langsung dengan
narasumber yaitu pihak dari DPRD Balikpapan ketua umum, wakil ketua umum,
ketua komisi masing – masing, ataupun anggota DPRD melalui telepon ataupun sms
yang sudah disediakan oleh pihak BTV.
Setiap komisi mendapatkan kesempatan untuk tampil di acara Suara DPRD
dan materi yang dibahas sesuai dengan komisi masing – masing yaitu :

Komisi I - Bidang Pemerintahan, Pertanahan Dan Hukum.

Komisi II - Bidang Ekonomi, Keuangan, Anggaran, Pariwisata Dan
Perdagangan.

Komisi III - Bidang Pembangunan, Lingkungan Hidup Dan Perhubungan.

Komisi IV - Bidang Kesejahteraan Rakyat.
Berdasarkan hasil pengamatan yang penulis lakukan, bahwasanya peran dari
tayangan Suara DPRD sebagai tayangan yang memberikan informasi politik kepada
masyarakat kurang efektif hal ini dapat dilihat dari penyangan yang tidak sesuai
dengan jadwal yang ditetapkan ataupun terkadang tidak ditayangkannya suara DPRD
pada waktu yang telah ditentukan dan kehadiran narasumber pada acara Suara DPRD
. Oleh karena itu penulis menganggap perlu untuk menelitinya dengan judul “ Peran
Balikpapan TV sebagai media komunikasi politik melalui program suara DPRD kota
Balikpapan “.
1.1
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan, maka penulis
merumuskan masalah dalam penelitian: Bagaimanakah peran Balikpapan TV sebagai
media komunikasi politik melalui program suara DPRD kota Balikpapan.
1.2
Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini yaitu: Untuk mendeskripsikan dan
menganalisis peran Balikpapan TV sebagai media komunikasi politik melalui
program suara DPRD kota Balikpapan.
1.4
Manfaat Penelitian
Apa yang telah diuraikan diatas, maka penelitian ini diharapkan memberikan
manfaat, terutama manfaat baik. Manfaat penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1. Segi Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi wacana keilmuan
khususnya dalam bidang komunikasi politik antara DPRD Balikpapan dengan
masyarakat melalui Balikpapan TV sebagai jembatannya.
2. Segi Praktis
Secara praktis di harapkan penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi bagi
kantor Balikpapan TV dalam bidang komunikasi politik melalui program
acara suara DPRD kota Balikpapan.
BAB II
TEORI DAN KONSEP
2.1
Teori
Teori merupakan serangkaian konsep, definisi, proposisi untuk menerangkan
suatu fenomena secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep,
yang sangat dibutuhkan sebagai pegangan umum dalam suatu penelitian.
2.1.1
Teori Agenda Setting
Teori agenda setting yang dikemukakan oleh Maxwell McCombs dan
Donald Shaw dalam “Public Opinion Quarterly”, adalah salah satu teori
tentang proses dampak media atau efek komunikasi massa terhadap
masyarakat dan budaya. Agenda setting menggambarkan kekuatan pengaruh
media yang sangat kuat terhadap pembentukkan opini masyarakat, karena
media memberi tekanan pada suatu peristiwa maka media itu akan
mempengaruhi khalayak untuk menganggapnya penting (Rakhmat, 2007:68).
Model Agenda Setting, menurut Jalaluddin Rakhmat: “Adanya
hubungan positif antara penilaian yang diberikan media pada suatu
persoalan
dengan perhatian yang diberikan khalayak pada persoalan
itu.”(Becker, McComb dan Meleod, D George, Winter, dalam Rakhmat,
1994:69)
Pada model tersebut dapat dilihat empat konsep, yaitu: variabel media
massa, variabel antara, variabel efek, dan variabel efek lanjutan. Variabel
media massa diukur dengan menentukan batas waktu tertentu, merancang isi
media dan menyusun isi berdasarkan panjang, penonjolan dan konflik
(Rakhmat, 2000:69). Berikut asumsi dari teori agenda setting (Rakhmat,
1994:229) :
1. Asumsi metateoritis
a. Masyarakat pers dan media massa tidak mencerminkan kenyataan,
mereka menyaring dan membentuk isu.
b. Media menyediakan beberapa isu dan memberikan penekanan
lebih
kepada
isu
tersebut
yang
selanjutnya
memberikan
kesempatan kepada publik untuk menentukan isu mana yang lebih
penting dibandingkan dengan isu lainnya.
2. Asumsi
a. Bahwa media massa menyaring berita, artikel, atau tulisan yang
akan disiarkannya.
b. Orang yang menyunting dan menyiarkan berita di media massa
disebut dengan gatekeepers.
c. Media massa terbukti sanggup membentuk citra orang-orang
tentang lingkungan dengan menyampaikan informasi.
d. Media massa berperan dalam menyampaikan pengetahuan,
keterampilan, dan nilai-nilai yang baik.
2.2
Konsep
Konsep merupakan definisi yang perlu diamati untuk menganalisis hubungan
sosial atau alami. Konsep-konsep dalam penelitian sosial pada umumnya bersifat
abstrak, oleh karena itu dalam penelitian sosial, konsep-konsep tersebut perlu
didefinisikan sehingga dapat dipahami dengan baik.
2.2.1
Peran
Pengertian peranan menurut Soerjono Soekanto (2002;243) adalah
sebagai berikut: Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan (status).
Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan
kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan.
Konsep tentang peran (role) menurut Komarudin (1994;768) dalam buku
“Ensiklopedia Manajemen” mengungkapkan sebagai berikut :
1. Bagian dari tugas utama yang harus dilakukan oleh manajemen.
2. Pola perilaku yang diharapkan dapat menyertai suatu status.
3. Bagian suatu fungsi seseorang dalam kelompok atau pranata.
4. Fungsi yang diharapkan dari seseorang atau menjadi karakteristik yang
ada padanya.
5. Fungsi setiap variable dalam hubungan sebab akibat.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat diambil bahwa peranan
merupakan penilaian sejauh mana fungsi seseorang atau bagian dalam
menunjang usaha pencapaian tujuan yang ditetapkan atau ukuran mengenai
hubungan 2 (dua) variable yang mempunyai hubungan sebab akibat.
Peran menurut kozier seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh
orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam, suatu system.
Peran dipengaruhi oleh keadaan social baik dari dalam maupun dari luar dan
bersifat stabil. Peran
adalah bentuk
dari prilaku yang diharapkan dari
seseorang pada situasi social tertentu. ( sitorus, 2006:134).
Selanjutnya makna peran menurut suhardono dapat dijelaskan melalui
beberapa cara, yaitu pertama penjelasan historis, konsep peran semula di
pinjam dari kalangan yang mempunyai hubungan erat dengan drama atau
teater yang hidup subur pada zaman yunani kuno atau romawi. Dalam hal ini,
peran berarti karakter yang disandang atau dibawakan oleh seorang actor
dalam sebuah pentas dengan lakon tertentu. Kedua pengertian peran menurut
ilmu sosial. ( sitorus,2006:136)
Peran dalam ilmu sosial berarti suatu fungsi yang dibawakan oleh
seseorang ketika menduduki suatu posisi dalam struktur social tertentu.
Dengan menduduki jabatan tertentu, seseorang dapat memainkan fungsi
karena posisi yang didudukinya tersebut.
Pengertian peran dalam kelompok pertama diatas merupakan
pengertian yang dikembangkan oleh paham strukturalis dimana lebih
berkaitan antara peran-peran sebagai unit kultural yang mengacu kepada hak
dan kewajiban secara normatif telah dicanangkan oleh sistem budaya.
Sedangkan pengertian
peran
dengan kelompok
dua adalah paham
interaksionis, karena lebih memperlihatkan konotasi aktif dinamis dari
fenomena peran.
Seseorang dinamakan menjalankan peran manakala ia menjalankan
hak dan kewajiban merupakan bagian tidak terpisah dari status yang
disandangnya. Dapat disimpulkan peran adalah perilaku yang diharapkan dari
seseorang agar dapat mempengaruhi suatu keadaan tertentu berdasarkan status
dan fungsi yang dimilikinya dan seseoarang dikatakan menjalankan peran
apabila telah menjalan hak dan kewajiban yang merupakan bagiian tidak
terpisah dari status yang di sandangnya.
2.2.2
Peranan dan Bantuan Media Massa dalam Pembangunan
Nasional
Dalam artikel Wilbur schramm menguraikan secara tepat, peranan
mass media dalam pembangunan nasional. Ada tugas atau peranan yang dapat
dilakukan media massa dalam pembangunan nasional, ada yang tidak.
Peranan utama yang dapat dilakukan media massa dalam pembangunan
adalah membantu memperkenakan perubahan sosial.
Menurut schramm, mass media tidak dapat berperan secara langsung,
melainkan harus didukung oleh komunikasi antara pribadi supaya pesanpesan yang disampaikannya dapat diterima dengan baik. Dengan demikian
schramm juga menunjukan lebih jauh keterbatasan- keterbatasan yang ada
pada media massa dalam mennjalankan peranannya bagi kepentingan
pembangunan nasional.
Peranan media massa dalam pembangunan nasional (Amri Jahi, 1988:
17) adalah sebagai agen pembaruan (agent of social change). Letak
peranannya adalah dalam hal membantu mempercepat proses peralihan
masyarakat yang tradisional menjadi masyarakat yang modern.khususnya
peralihan dari kebiasaan- kebiasaan yang menghambat pembangunan kearah
sikap baru yang tanggap terhadap pembaharuan demi pembangunan.
Orang- orang yang hidup dalam suatu masyarakat dimana media telah
berperan sebagai bagian dari kehidupan mereka, sering melupakan bahwa
banyak peajaran yang mereka peroleh lewat media. Seluruh generasi manusia
membentuk pendapat mereka tentang masalah- masalah dunia sebagai hasil
dari apa yang mereka pelajari selain melalui surat kabar juga melalui media,
film, televise dan majalah- majalah.
Hal ini dapat terjadi mengingat media memiliki kemampuan untuk
memberikan informasi- informasi secara efektif, sehingga kita dapat
mengatakan secara pasti bahwa media akan mampu membuktikan peranannya
melayani tugas- tugas pembangunan bagi negara- negara sedang berkembang.
Berikut peran media massa menurut Wilbur Schramm (Eduard Depari
1991:17) yaitu :
1. Media massa Dapat Memperluas Cakrawala Pemikiran
Media mampu membawa seseorang kepuncak bukit yang tinggi tanpa
melintas
cakrawala.
Media
memiliki
keuatan
ghaib
karena
kemampuannya membuat seseorang melihat dan mengetahui tepattempat yang belum pernah dikunjunginya serta mengenal orang- orang
yang belum pernah ditemuinya. Sekaipun pengaruh ghaib media mulai
berkurang, namun media tetap dapat membantu masyarakat negara
sedang berkembang mengenal kehidupan masyarakat lain, sehingga
mereka memperoleh pandangan baru dalam hidupnya. Dengan
demikian media mampu memperdekat jarak yang jauh serta
memperjelas hal- hal yang kabur, menjembatani peralihan masyarakat
tradisional kearah masyarakat modern.
2. Media Massa Dapat Memusatkan Perhatian.
Surat kabar, radio dan majalah yang berperan sebagai pengawas di
pelbagai tempat, harus memutuskan apa yang tepat untuk disiarkan.
Tindakan untuk menentukan siapa yang harus menulis, berperan
dalam siaran televisi, peristiwa- peristiwa apa yang dilaporkan, banyak
ditentukan oleh tingkat pengetahuan serta apa yang menjadi pokok
pembicaraan masyarakat. Melalui media, seorang pemuka masyarakat
akan mampu menyebarluaskan gagasan- gagasan mereka tentang
pembangunan
pada
setiap
masyarakat
sehingga
masyarakat
memperoleh kesempatan untuk memikirkan serta mendiskusikan
gagasan- gagasan tersebut.
3. Media Massa Mampu Menumbuhkan Aspirasi.
Media mampu menumbuhkan aspirasi sebagaimana dinyatakan oleh
Daniel Lerner ketikia radio Cairo menjangkau desa- desa terpencil,
“melalui aspirasi- aspirasi pribadi yang ditumbuhkan, hamper seluruh
ide dapat diwujudkan karena didukung masyarakat.
4. Media Massa mampu Menciptakan Suasana Membangun
Kita
dapat
menyimpulkan
menyebarluaskan
informasi
bahwa
pada
melalui
peranan
media
masyarakat
Negara
sedang
berkembang ia dapat memperluas cakrawala pemikiran serta
membangun empati; memusatkan perhatian pada persoalan- persoalan
serta tujuan- tujuan pembangunan; menumbuhkan aspirasi pribadi
serta bangsa, semuanya ini dapat dilaksanakan sendiri oleh media.
5. Mass Media Mampu Mengembangkan Dialog Tentang Hal- hal Yang
Berhubungan Dengan Masalah- masalah Politik.
Masyarakat yang berminat dalam persoalan- persoalan politik lokal,
mudah sekali mendiskusikannya secara tatap muka, karena tempat
tinggal mereka saling berdekatan satu sama lain. Sejauh masyarakat
tersebut berminat dalam soal politik lokal, maka dialog secara tatap
muka sudah cukup, sebab mereka umumnya tidak berminat pada soalsoal
politik
nasional.
Masyarakat
biasa
juga
membutuhkan
pengetahuan tentang politik nasional, sehingga mereka mampu
membentuk pendapatnya dan pada saat yang tepat bertindak sesuai
dengan pendapat mereka. Perumus kebijaksanaan politik harus
mengetahui dengan jelas keinginan- keinginan serta harapan- harapn
masyarakat, sehingga mereka akan memperhitungkannya pada waktu
menentukan kebijaksanaan baru dibidang politik.
6. Mass Media Mampu Mengenalkan Norma- norma Sosial
Bagi masyarakat modern, sebagian besar tugas- tugas penyampaian
penerangan umumnya dilaksanakan oleh media. Mereka akan
memberikathukan hal- hl yang serius yang harus diketahui
masyarakat.apabila norma- norma sosial baru tidak diketahui umum
sebagaimana halnya di Negara- Negara sedang berkembang, maka
sebagian tugas media adalah memperluas serta mengenalkan normanorma
tersebut.
Beberapa
Negara
sedang
berkembang
telah
meningkatkan status petani- petani serta pekerja- pekerja terbaik
mereka lewat media, demikian juga mereka tidak boleh ragu- ragu
menentang kemalasan, pemborosan serta korupsi lewat media.
7. Mass Media Mampu Menumbuhkan Selera
Dalam keterbatasannya, masyarakat belajar menyukai apa yang
mereka lihat dan apa nyang mereka dengar, terutama menyangkut seni
dan music melalui media. Kekuatan utama media terletak pada
kemampuan mereka empercepat proses keintiman antara pelaku dalam
media dengan masyarakat, sehingga berpengaruh dalam pembentukan
selera. Negara sedang berkembang dapat memanfaatkan peran media
ini untuk
membina rasa (sense) kebangsaan, melalui acara- acara
kesenian- kesenian nasional. Secara sikologis setiap suku bangsa akan
merasa dekat satu sama lain, walaupun secara fisik mereka jauh,
karena jarak tersebut dapat dijembatani oleh media.
8. Mass Media Mampu Merubah Sikap Yang Lemah Menjadi Sikap
Yang Lebih Kuat.
Keberhasilan peranan media dalam pembangunan sosial ekonomi
banyak dibantu oleh pengaruh- pengaruh pemuka masyarakat serta
dukungan norma- norma kelompok. Media akan menyampaikan
informasi melalui saluran pengaruh- pengaruh pribadi para pemuda
masyarakat. Media mampu meningkatkan status serta mengenakan
norma- norma, memperluas dialog politik serta meningkatkan status
serta membentuk selera. Apabia sikap masyarakat lemah dalam
menghadapi masyarakat, maka media dapat mampu merubah sikap
tersebut menjadi sikap yang kuat, hanya apabila dibantu oleh pengaruh
pribadi para pemuka masyarakat. Dengan demikian dalam hal yang
berhubungan dengan perusahaan kepercayaan dan perilaku, media
hanya bersifat penunjang.
9. Media Massa Sebagai Pendidik
Banyak hal yang membuktikan peranan media baik di dalam maupun
diluar kelas sebagai alat pendidikan. Ditempat dimana sekolah dan
guru langka jumlahnya, media membuktikan kemampuannnya
memikul sebagian besar tugas pendidikan, terutama dalam bidang
pendidikan orang- norang dewasa serta pemberantasan buta huruf.
Selain itu media sangat membantu latihan- latihan teknik dan industri
serta latihan- latihan guru. Dalam suatu studi perbandingan yang
dilakukan terhadap 393 siswa yang dididik melalui televisi dan siswasiswa yang menerima cara pengajaran cara konvensional.
2.2.3
Komunikasi
Istilah komunikasi pada awalnya merupakan fenomena sosial, yang
kemudian menjadi ilmu yang secara akademik berdisiplin mandiri. Istilah
komunikasi
sesungguhnya berpangkal pada perkataan latin communis
kebersamaan antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga memiliki akar
Communico .
Menurut Uchjana (1993 : 28) Hakikat komunikasi adalah prosesproses pernyataan antar manusia. Yang dinyatakan itu adalah pikiran atau
perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai
alat penyalurnya.
Dalam “Bahasa” Komunikasi pernyataan dinamakan pesan (message).
Orang yang menyampaikan pesan disebut komunikator (communicator)
sedangkan orang yang menerima pernyataan diberi nama komunikan
(communicate). Untuk tegasnya, komunikasi berarti proses penyampaian
pesan oleh komunikator kepada komunikan, jika dianalisis pesan komunikasi
terdiri dari dua aspek, pertama isi pesan (the content of the message), kedua
lambang (symbol). Konkritnya isi pesan itu adalah pikiran atau perasaan,
lambang adalah bahasa.
Pikiran dan perasaan sebagai isi pesan yang disampaikan komunikator
kepada komunikan, selalu menyatu secara terpadu; secara teoritis tidak
mungkin hanya pikiran saja atau perasaan saja, masalahnya mana diantara
pikiran dan perasaan itu yang dominan; jika perasaan yang mendominasi
pikiran adalah dalam situasi tertentu, misalnya suami sebagai komunikator
ketika sedang marah mengucapkan kata- kata menyakitkan.
2.2.4
Komunikasi Politik
Sebenarnya untuk mendefinisikan komunikasi, akan banyak perspektif
yang akan diketengahkan, termasuk juga cara untuk menganalisis komunikasi
politik itu sendiri. Seperti apa yang dikemukakan Muller (1973:73) bahwa
komunikasi politik didefinisikan sebagai hasil yang bersifat politik apabila
mereka menekankan pada hasil.
Disisi lain bagi mereka yang lebih menekankan fungsi komunikasi
politik dalam sistem politik, komunikasi politik didefinisikan sebagai
komunikasi yang terjadi dalam suatu sistem politik dan antara sistem tersebut
dengan lingkungannya. Almond dan Powel mendefinisikan komunikasi
politik sebagai fungsi politik bersama-sama fungsi artikulasi, agregasi,
sosialisasi dan rekruitmen yang terdapat didalam suatu sistem politik dan
komunikasi politik merupakan prasyarat (prerequisite) bagi berfungsinya
fungsi – fungsi politik yang lain.
Selain itu, beberapa ilmuwan juga melihat komunikasi politik sebagai
suatu pendekatan dalam pembangunan politik. Karena itu komunikasi politik
dianggap memiliki fungsi yang sangat istimewa, komunikasi politik
meletakan basis untuk menganalisi permasalahan yang muncul dan
berkembang dalam keseluruhan proses dan perubahan politik suatu bangsa.
Bahkan Plano (1982:24) melihat bahwa komuni kasi politik merupakan proses
penyebaran arti, makna atau pesan yang bersangkutan dengan fungsi suatu
sistem politik.
Banyak definisi mengenai komunikasi politik yang telah diberikan
oleh para pakar, tapi tentunya tidak ada satu definisi pun yang dapat diterima
secara universal. Definisi bagus dan paling sederhana adalah definisi yang
diberikan oleh Chaffee, sebagaimana dikutip oleh Lynda Lee Kaid (2004;8),
“Political communication is the role of communication in the political
process” (komunikasi politik adalah peran komunikasi di dalam proses
politik).
Definisi singkat
yang ditawarkan oleh Chaffee mengandung
pengertian bahwa semua aktivitas komunikasi, verbal maupun non-verbal,
yang berada dalam proses politik merupakan komunikasi politik. Pengertian
“proses politik” dalam definisi tersebut tidak menunjukkan pada proses politik
sebagaimana yang terdapat dalam konsepsi “sistem politik,” melainkan pada
semua kegiatan politik.
Menurut Denton dan Woodward, sebagaimana dikutip Brian McNair
(2003:21), komunikasi politik adalah diskusi murni mengenai alokasi sumber
daya publik (pendapatan, pajak atau penghasilan), otoritas pemerintah (pihak
yang diberikan kekuasaan untuk merancang, membuat dan menjalankan
hukum dan keputusan), serta diskusi mengenai sanksi-sanksi pemerintah
(penghargaan atau hukuman dari negara).
Menurut Richard M. Perloff (1998:65) komunikasi politik merupakan
proses dimana kepemimpinan nasional, media dan masyarakat saling bertukar
dan memberi makna terhadap pesan-pesan yang berhubungan dengan
kebijakan publik.
Definisi Perloff di atas mengandung beberapa unsur; Pertama,
Komunikasi politik merupakan sebuah proses. Komunikasi politik tidak dapat
terjadi secara otomatis begitu saja, di dalamnya terdapat serangkaian kegiatan
yang kompleks dan dinamis. Di samping itu, proses tersebut juga
mengandung adanya tarik-menarik pengaruh. Pemerintah mempengaruhi
media dengan menawarkan bahan untuk pemberitaan, sementara media
mendesak para politisi melalui serangkaian mekanisme institusional sebagai
deadline dan nilai berita. Pada sisi yang lain media juga dapat mempengaruhi
masyarakat, namun masyarakat juga dapat membentuk agenda media.
Kedua,
pesan
dalam
komunikasi
politik
terkonsentrasi
pada
lingkungan pemerintahan atau yang berhubungan dengan kebijakan publik.
Komunikasi politik, dengan demikian, tidak hanya concern dengan persoalan
pemilu, namun pada segenap hal yang berkaitan dengan politik. Dengan kata
lain, komunikasi politik terjadi ketika masyarakat, media dan pemerintah
saling “berdialog” mengenai isu-isu seputar elit dan publik.
Sebagai sebuah kesimpulan, komunikasi politik menurut penulis
didefinisikan sebagai sebuah proses penyampaian informasi atau transmisi
pesan politik dan konstruksi makna oleh aktor-aktor politik melalui media
yang mempunyai pengaruh dan efek dalam interaksi sosial dan politik. Dalam
perkembangannya di lapangan, komunikasi politik yang dilakukan secara
terarah, efektif dan berkisanambungan dapat membangun opini publik dan
mampu membentuk sikap indivual atau kelompok.
Kesimpulan ini memberikan pengertian bahwa komunikasi politik
merupakan segenap tindakan berupa penyebaran aksi, makna, atau pesan yang
terkait dengan fungsi suatu sistem politik, yang melibatkan unsur-unsur
komunikasi (komunikator, pesan, media, komunikan dan efek).
Dan Nimmo (2005:21) menyatakan cakupan komunikasi politik terdiri
dari komunikator politik, pesan politik, persuasi politik, media, khalayak
komunikasi politik, dan akibat-akibat komunikasi politik. Sementara Kraus
dan Davis membaginya menjadi komunikasi massa dan sosialisasi politik,
komunikasi massa dan proses pemilu, komunikasi dan informasi politik,
penggunaan media dan proses politik, serta konstruksi realitas politik di
tengah masyarakat. Dari keduanya terlihat bahwa cakupan yang diberikan
Kraus dan Davis tampak terbatas pada pembahasan komunikasi melalui media
massa
atau
komunikasi
massa.
Berbeda
dengan
dikonseptualisasikan Dan Nimmo yang tampak lebih luas.
cakupan
yang
2.2.5
Komunikasi Massa
Dalam Jalaludin Rakhmat (2007:188), definisi yang paling sederhana
tentang komunikasi massa dirumuskan oleh Bittner : “Mass communicated
through a mass medium to a large number of people” (Komunikasi massa
adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar
orang).
Definisi lain mengenai komunikasi massa menurut Joseph A. Devito
(dalam Onong Uchjana Effendy, 2009:21) yaitu pertama, komunikasi massa
adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar
biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk
atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton televisi,
agaknya ini berarti bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar
didefinisikan.
Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh
pemancar- pemancar yang audio atau visual. Komunikasi massa barangkali
akan lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya,
seperti : televisi, radio, surat kabar, majalah,film,buku dan pita.
Wright (dalam Jalaludin Rakhmat, 2007:188) mengemukakan
pendapat mengenai komunikasi massa : “This new form can be distinguished
from older types by the following major characteristics: it isdiected
towardrelitively large, heterogeneous, anda anonymous audience; messages
are transmitted publicly, often-times to reach most audience members
simultaneously, and are transient in character; the communicatortends to
br,or tp operate within, a complex organization that may involve great
expense. (Bentuk baru komunikasi dapat dibedakan dari corak- corak yang
lama karena memiliki karakteristik utama sebagai berikut : diarahkan pada
khalayak yang relatif besar, heterogen, dan anonym ; pesan disampaikan
secara terbuka, seringkali dapat mencapai kebanyakan khalayak serentak,
bersifat sekilas ; komunikator cenderung berada atau bergerak dalam
organisasi yang komplek yang melibatkan biaya besar)”.
2.2.6
Media Massa ( Televisi )
Menurut Effendy (1992:62) Media Massa adalah Media komunikasi
yang mampu menjaga khalayak yang jumlahnya relatif banyak, heterogen,
anonim, terpencar – pencar, serta bagi komunikator yang menyebarkan
pesannya bersifat abstrak. Media massa dalam hal ini adalah Televisi.
Menurut Tashadi (1997:17) televisi berasal dari istilah perkataan
“tele” dan “vision” , tele berarti jauh dan visi berarti penglihatan. Segi
jauhnya ditransmisikan dengan prinsip –prinsip radio, sedangkan segi
penglihatan diwujudkan dengan prinsip – prinsip kamera sehingga menjadi
gambar, baik dalam bentuk gambar hidup atau bergerak maupun gambar
diam.
Menurut Kuswandi (1994:99) apa yang disajikan oleh televisi sebagai
suatu penting belum tentu penting bagi khalayak ramai. Jadi efektif tidaknya
isi pesan tergantung dari situasi dan kondisi pemirsa dan lingkungan
sosialnya. Berdasarkan hal itu timbul pro kontra terhadap acara televisi , yaitu
:
1. Acara televisi dapat mengancam nilai – nilai sosial yang ada dalam
masyarakat.
2. Acara televisi dapat menguatkan nilai – nilai sosial yang ada dalam
masyarakat.
3. Acara televisi akan membentuk nilai – nilai sosial yang ada dalam
masyarakat.
Pengertian Siaran Televisi berdasarkan Undang – Undang Penyiaran
No. 32 tahun 2002 (pasal 1 ayat 1:13) adalah suatu kajian acara yang
ditampilkan berupa pesan atau rangkaian dalam acara bentuk suara,
gambar,yang berbentuk grafis, karakteristik baik yang bersifat interaktif
maupun tidak dapat diterima melalui perangkat penerima siaran.
2.3
Definisi Konsepsional
Definisi konsepsional dipergunakan untuk memberikan batasan-batasan
terhadap suatu masalah sehingga diperoleh gambaran yang jelas dan rinci dari
pengertian untuk lebih memahami dalam penelitian ini. Dari konsep yang telah
dipaparkan diatas, Maka definisi dari penelitian tentang Peran Balikpapan TV sebagai
media komunikasi politik melalui program suara DPRD Balikpapan yaitu Program
acara suara DPRD di Balikpapan TV berperan memperluas cakrawala pemikiran,
menumbuhkan aspirasi, mengembangkan dialog tentang hal – hal yang berhubungan
dengan masalah politik, dan sebagai media pendidikan.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Jenis Penelitian
Penelitian merupakan suatu proses mencari atau menemukan fakta secara
sistematik dalam waktu tertentu dengan menggunakan metode ilmiah berdasarkan
aturan-aturan yang berlaku. Fungsi penelitian adalah mencari kejelasan dan jawaban
terhadap permasalahan serta memberikan alternatif bagi kemungkinan yang dapat
digunakan untuk pemecahan masalah.
Metode penelitian merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu
penelitian karena menyangkut cara kerja untuk memahami obyek penelitian. Metode
penelitian menurut Sugiyono (2009 : 1) merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk
mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan itu dilandasi
dengan metode keilmuwan. Lebih lanjut dengan cara ilmiah ini diharapkan akan
mendapatkan data yang obyektif, valid dan reliabel.
Obyektif berarti semua orang yang akan memberikan penafsiran yang sama;
valid berarti adanya ketepatan antara data yang terkumpul oleh peneliti dengan data
yang terjadi pada obyek yang sesungguhnya; dan reliabel berarti adanya
ketepatan/keajegan/konsisten data yang didapat dari waktu ke waktu.
Sesuai dengan judul di atas, maka jenis penelitian yang di gunakan ini adalah
penelitian deskriptif kualitatif. Moleong (2007 : 11) mengemukakan bahwa deskriptif
adalah data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka, dari
pendapat ini dijelaskan penelitian deskriptif untuk mendapatkan data yang berasal
dari naskah, wawancara, catatan lapangan, foto, video, dokumen pribadi catatan atau
memo dan dokumen resmi lainnya.
Menurut Moleong (2007 : 6) mendefinisikan penelitian kualitatif adalah
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh
subjek peneliti secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai
metode alamiah.
3.2
Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini adalah dimaksudkan untuk membatasi studi, sehingga
dengan pembatasan studi tersebut akan memudahkan peneliti dalam pengelolaan data
yang kemudian menjadi suatu kesimpulan. Sesuai dengan masalah yang dirumuskan,
maka penelitian ini difokuskan pada Program acara suara DPRD di Balikpapan TV
berperan :
1. Memperluas cakrawala pemikiran,
2. Menumbuhkan aspirasi,
3. Mengembangkan dialog tentang hal – hal yang berhubunganan dengan
masalah politik, dan
4. Sebagai pendidik.
3.3
Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan informan sebagai sumber
memperoleh data untuk penulisan skripsi ini.
1. Data Primer
Pemilihan dan pengambilan sumber data dilakukan secara Purposive
Sampling yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan
tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap
paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai
penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek atau situasi
sosial yang diteliti.
Data yang diperoleh melalui responden dengan cara melakukan tanya jawab
secara langsung kepada informan dan key informan di pandu melalui
pertanyaan yang sesuai dengan fokus penelitian yang di persiapkan oleh
peneliti secara langsung Sugiyono (2005:53-54).
a. Key Informan (informasi kunci) adalah informan yang berkompeten dan
berpengaruh dalam pengambilan keputusan. Dalam penelitian ini yang
menjadi key informan adalah Dirut BTV H. Sugito.
b. Informan (informasi) adalah orang yang berkompeten dalam bidangbidang yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Informan
dalam penelitian ini yaitu:
1. Pemimpin Redaksi Bpk Wiji Winarko.
2. Sekretaris Ibu Nunu Reda.
3. DPRD Balikpapan Komisi I Sri Hana, SE
a. Data Sekunder
Adalah data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media
prantara. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis
yang telah tersusun dalam arsip. Seperti data-data yang mendukung dari bukubuku yang sudah dipublikasikan maupun yang belum dipublikasikan. untuk
menunjang penelitian ini diambil data-data berupa dokumen-dokumen yang
berasal dari Balikpapan TV.
3.4
Teknik Pengumpulan Data
Dalam penulisan skripsi ini, peneliti menggunakan beberapa cara untuk
mengumpulkan data-data yang diperlukan. Oleh karena itu penulis menggunakan
teknik pengumpulan data yang sesuai dengan penulisan skripsi ini, yaitu :
1. Riset Lapangan (Field Research)
Field Research, yaitu penelitian lapangan, dimana peneliti berusaha
mendapatkan data dan informasi dengan mengadakan pengamatan langsung
dengan obyek yang diteliti dengan cara:
a) Observasi
Pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung kelapangan
yang menggambarkan Balikpapan TV sebagai media komunikasi dalam
meningkatkan partisipasi politik masyarakat di Kota Balikpapan.
b) Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Wawancara
dimaksudkan sebagai upaya memperoleh informasi dari orang yang
diwawancarai (informan). Peneliti menggunakan in depth interview
(wawancara mendalam), adalah suatu cara langsung bertatap muka
dengan informan agar mendapatkan data lengkap dan mendalam.
Wawancara dilakukan secara terbuka dan terstruktur dengan pertanyaan
yang terfokus pada permasalahan sehingga informasi yang dikumpulkan
cukup lengkap dan mendalam.
c) Dokumentasi
Pengumpulan data yang dilakukan untuk mendapatkan data sekunder
berupa dokumen atau arsip, dan karya ilmiah yang relevan dengan
penelitian ini.
2. Riset Kepustakaan (Library Research)
Library Research, yaitu penelitian kepustakaan, dimana didalam penelitian ini
peneliti mengumpulkan data dari literatur dan mempelajari buku-buku
petunjuk teknis serta teori-teori yang dapat digunakan sebagai bahan
penelitian skripsi ini.
3.5
Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan suatu proses pengolahan data yang telah diperoleh di
lapangan yang sifatnya masih mentah, kemudian melalui proses pengolahan, data dan
informasi tersebut bisa dimanfaatkan dalam upaya pemecahan masalah. Menurut
Sugiyono (2009 : 89) analisis data adalah proses mencari dan menyususn secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan
dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam katagori, menjabarkan
kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang
penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami
oleh diri sendiri maupun orang lain.
Analisis data dalam penelitian ini juga mengacu pada model analisis interaktif
yang di kembangkan oleh Matthew B.Miles dan A. Michael Huberman. Bagan serta
penjelasan model analisis tersebut adalah sebagai berikut :
Gambar 3.1
Analisis Data Kualitatif Model Interaktif (Miles dan Huberman)
Pengumpulan Data
Reduksi data
Penyajian Data
Penarikan Kesimpulan/
Verifikasi
Sumber: Sugiyono; Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, 2006
Adapun penjelasan dari model interaktif yang dikembangakn oleh Miles dan
Huberman dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah tahap mengumpulkan seluruh data yang diperoleh
dari hasil wawancara, observasi, penelitian kepustakaan dan dokumentasi
serta data-data sekunder lainnya.
2. Reduksi Data
Proses reduksi diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data “kasar” yang muncul
dari catatan-catatan tertulis dilapangan. Proses reduksi data bukanlah proses
yang sekali jadi, tetapi sebuah proses yang berulang selama proses penelitian
kualitatif berlangsung. Data yang diperoleh dilapangan kemudian direduksi
oleh peneliti dengan cara klasifikasi data, menelusuri tema-tema, membuat
gugus, membuat pertisi, menulis memo, dan selanjutnya dilakukan pilihan
terhadap data yang diperoleh dilapangan, kemudian dari data itu mana yang
relevan dan mana yang tidak relevan dengan permasalahan dan focus
penelitian. Reduksi data atau proses transformasi ini berlanjut terus sesudah
penelitian lapangan, samapai laporan akhir secara lengkap tersusun.
3. Penyajian Data
Penyajain data dimaknai sebagai sekumpulan informasi yang tersusun, yang
memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan. Dengan mencemari penyajian data ini, maka akan dapat dipahami
apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan. Artinya meneruskan
analisis
atau
mencoba
untuk
mengambil
sebuah
tindakan
dengan
memperdalam temuan tersebut. Hal ini dilakukan untk memudahkan bagi
peneliti melihat gambaran dan bagian-bagian tertentu dari data penelitian,
sehingga dari data tersebtu dapat ditarik kesimpulan.
4. Penarikan Kesimpulan
Kegiatan analisis interaktif keempat adalah menarik kesimpulan dan
melakukan
verifikasi.
Dari
permulaan
pengumpulan
data,
seorang
penganalisis kualitatif mulai mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan,
pola-pola penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur sebab
akaibat, dan proposisi. Sedang verifikasi merupakan kegiatan pemikiran
kembali yang melintas dalam pemikiran penganalisis selama peneliti
mencatat, atau suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan atau
peninjauan kembali serta tukar pikiran antara teman sejawat untuk
mengembangkan “kesempatan inter subjektif” dengan kata lain makna yang
muncul dari data harus diuji kebenarannya (validitasnya), verifikasi dalam
penelitian dilakukan secara kontinyu sepanjang penelitian verifikasi oleh
peneliti, dimaksudkan untuk menganalisis dan mencari makna dari informasi
yang dikumpulkan dengan mencari tema, pola hubungan, permasalahan yang
muncul, hipotesis yang disimpulkan secara relative, sehingga terbentuk
proposisi tertentu yang bisa mendukung teori ataupun penyempurnaan teori.
3.6 Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti melakukan penelitian di kantor pusat Balikpapan
TV yang terletak di kota Balikpapan dan gedung Sekertariat DPRD Kota Balikpapan
di Jalan Jenderal Sudirman No. 86.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis menyajikan data hasil penelitian yang diperoleh dari
lapangan melalui observasi, wawancara dan penelitian dokumen yaitu mempelajari
data-data, laporan dan arsip yang berhubungan dengan penelitian. Selain itu penulis
juga akan memberikan gambaran umum penelitian. Untuk lebih memudahkan
penelitian dan penyajian data, maka penulis memberikan gambaran umum sebagai
berikut :
4.1
Penyajian Data
4.1.1
Gambaran tentang Kota Balikpapan
Balikpapan adalah salah satu kota di Provinsi Kalimantan Timur
(KALTIM), Indonesia. Balikpapan memiliki penduduk sebanyak 684.339
jiwa, yang merupakan 22% dari keseluruhan penduduk Provinsi Kalimantan
Timur. Balikpapan merupakan kota dengan biaya hidup termahal seindonesia.
Balikpapan sendiri disebut Kota Minyak (Benua Patra) dan Bumi Manuntung
dengan Logo adalah Beruang Madu, nama asli Balikpapan adalah Billipapan
atau Balikkappan (logat banjar).
Hari jadi kota Balikpapan adalah tanggal 10 Februari 1897. Penetapan
tanggal ini merupakan hasil Seminar Sejarah Balikpapan pada tanggal 1
Desember 1984. Tanggal 10 Februari 1897 ini adalah tanggal pengeboran
minyak pertama di Balikpapan yang dilakukan oleh perusahaan Mathilda
sebagai realisasi dari pasal-pasal kerjasama antara J.H. Menten dengan Mr.
Adams dari Firma Samuel dan Co. Adapun wilayah administrasi kota
Balikpapan yang diperoleh dari http://Balikpapanberiman.blogspot.com
sebagai berikut :
Kota Balikpapan secara astronomis terletak diantara 1,0 LS – 1,5 LS
dan 116,5BT – 117,0 dengan luas sekitar 50.330,57 ha atau sekitar 503,3 km2
dan luas pengelolaan laut mencapai 160.10 km2 dengan batas sebagai berikut :
Utara : Kabupaten Kutai Kartanegara
Selatan : Selat Makassar
Barat : Kabupaten Penajam Paser Utara
Timur
: Selat Makassar
Secara administratif sesuai dengan peraturan pemerintah Republik
Indonesia nomor 38 tahun 1996 kota Balikpapan terdiri dari 5 kacamatan dan
27 kelurahan. Pada tahun 2012 ada perubahan peraturan daerah kota
Balikpapan nomor 7 tahun 2012 tentang pembentukan 7 kelurahan dalam
wilayah kota Balikpapan, dan peraturan daerah kota Balikppan nomor 8 tahun
2012 tentang pembentukan kecamatan Balikpapan kota dalam wilayah kota
Balikpapan, Balikpapan terdiri dari 6 kecamatan dan 34 kelurahan, yaitu :
1. Kecamatan Balikpapan Timur
Kecamatan Balikpapan Timur memiliki luas wilayah perairan 92,42 km2
dan wilayah darat 137,1 km2. Kecamatan ini memiliki 4 kelurahan dan 81
Rukun Tetangga.
Tabel 4.1
Wilayah Kecamatan Balikpapan Timur
No
Kelurahan
Jumlah Daerah
Jumlah RT
1
Manggar
35,255km2
30
2
Manggar Baru
3,836km2
26
3
Lemaru
48,555km2
1
4
Teritip
49,512km2
24
2. Kecamatan Balikpapan Selatan
Kecamatan Balikpapan Selatan memiliki luas wilayah perairan 200,3
km2 dan wilayah darat 37,818 km2. Kecamatan ini memiliki 7 kelurahan
dan 273 Rukun Tetangga.
Tabel 4.2
Wilayah Kecamatan Balikpapan Selatan
No
1
2
3
4
5
6
7
Kelurahan
Damai Baru
Damai Bahagia
Sepinggan Baru
Sungai Nangka
Sepinggan Raya
Gunung Bahagia
Sepinggan
Jumlah Daerah
2,149km2
3,708km2
10,618km2
3,204km2
6,588km2
3,735km2
7,812km2
Jumlah RT
33
43
40
27
31
50
45
3. Kecamatan Balikpapan Tengah
Kecamatan Balikpapan Tengah memiliki luas perairan 9,97 km2 dan
wilayah darat 11,0738 km2. Kecamatan ini memiliki 6 kelurahan dan
285 jumlah Rukun Tetangga.
Tabel 4.3
Wilayah Kecamatan Balikpapan Tengah
No
Kelurahan
Luas Daerah
Jumlah RT
1
Gunung Sari Ilir
1,1410 km2
69
2
Gunung Sari Ulur
1,8252 km2
34
3
Mekar Sari
1,2866 km2
35
4
Karang Rejo
1,205 km2
66
5
Sumber rejo
2,205 km2
44
6
Karang Jati
3,411 km2
37
4. Kecamatan Balikpapan Utara
Kecamatan Balikpapan Utara memiliki luas wilayah darat 132,1662 km2
dan tidak memiliki wilayah perairan. Kecamatan ini memiliki 6
kelurahan dan 290 jumlah Rukun Tetangga.
Tabel 4.4
Wilayah Kecamatan Balikpapan Utara
No
1
2
3
4
5
6
Kelurahan
Gunung Samarinda
Muara Rapak
Batu Ampar
Karang Joang
Gunung Samarinda Baru
Graha Indah
Luas Daerah
km2
km2
km2
km2
km2
km2
Jumlah RT
47
87
58
42
20
36
5. Kecamatan Balikpapan Barat
Kecamatan Balikpapan Barat memiliki luas wilayah perairan 37,49 km2
dan wilayah darat 179,952 km2. Kecamatan ini memiliki 6 kelurahan
dan 223 Rukun Tetangga.
Tabel 4.5
Wilayah kecamatan Balikpapan Barat
No
Kelurahan
Luas Daerah
Jumlah RT
1
Baru Ilir
0.589 km2
62
2
Margo Mulyo
1,8453 km2
39
3
Marga Sari
0,665 km2
30
4
Baru Tengah
0,5704km2
43
5
Baru Ulu
0,9548 km2
6
Kariangau
175,3275 km
40
2
9
6. Kecamatan Balikpapan Kota
Kecamatan Balikpapan Kota memiliki luas wilayah perairan 200,3 km2
dan dan wilayah darat 10,218 km2. Kecamatan ini memiliki 5 kelurahan
dan 200 jumlah Rukun Tetangga.
Tabel 4.6
Wilayah kecamatan Balikpapan Kota
No
1
Kelurahan
Prapatan
Luas Daerah
3,1412km2
Jumlah RT
36
2
Telaga Sari
2,538km2
38
3
Kelandasan Ulu
0,89km2
53
4
5
Kelandasan ilir
Damai
1,435km2
2,221km2
57
16
4.1.2
Gambaran DPRD kota Balikpapan
A.
Visi Dan Misi DPRD kota Balikpapan
Adapun visi dari DPRD kota Balikpapan yang diperoleh dari
hasil
dan
wawancara
langsung
Periode
2009-2014
adalah
Terwujudnya Balikpapan sebagai kota industri, perdagangan, jasa dan
pariwisata yang didukung oleh penyelenggaraan tata pemerintahan
yang baik (Good Governance) dan masyarakat yang beriman,
sejahtera, religius dan berperadaban maju (Madinatul Iman).
Sedangkan misi dari DPRD kota Balikpapan :
1. Mewujudkan sumber daya manusia yang beriman, sehat jasmani
dan memiliki daya saing di bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi.
2. Mewujudkan tersedianya infrastruktur kota yang mampu untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat dan fungsi kota di masa depan.
3. Mewujudkan kondisi kota yang layak huni dan berwawasan
lingkungan.
4. Mewujudkan perekonomian kota yang berorientasi kepada
pengembangan potensi ekonomi kerakyatan dan pengembangan
basis ekonomi kota di masa depan.
B.
Struktur Pimpinan dan Komisi DPRD Kota Balikpapan
Adapun struktur Pimpinan dan Komisi DPRD Kota Balikpapan
Periode tahun 2009-2014 adalah sebagai berikut :
Tabel 4.7
Pimpinan DPRD Kota Balikpapan
Andi Burhaniddin Solong
Wahyu Hartono, SH
Drg. H. Syukri Wahid
Noeryati, SH
KETUA
WAKIL KETUA 1
WAKIL KETUA II
WAKIL KETUA III
Tabel 4.8
Komisi I Bidang Pemerintahan, Pertanahan Dan Hukum
Ketua
H. Sonhaji, SH
Wakil ketua
Ir. Iskandar, SH
Sekertaris
M. Riza Permadi, SE, MM
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
H. Muhammad, SH
Lies Anggi R amayani, SE
Sri Hana, SE
H. Andi Adang
Hendro Nugroho, SH, M. Hum
H. Syafruddin, SH
Drs. H. Eddy Subrata, MM
Muslim Gunawan, Lc, MA
Tabel 4.9
Komisi II bidang Ekonomi, Keuangan, Anggaran, Pariwisata Dan Perdagangan
Ketua
Wakil ketua
Sekertaris
Anggota
Patty Parakasi, SH. Mkn
Hj. Nurainah
Andi Walinono P, ST
H. M. Yasin
H. Fachruddin, SH
H. Mukhlis, SE
H. Dedi Kasau
Puji Purnawati
Syaripuddin Noor
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Tabel 4.10
Komisi III Bidang Pembangunan, Lingkungan Hidup Dan Perhubungan
Ketua
Wakil ketua
Sekertaris
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Abdullah, S. Sos
H. Aminuddin
Abdul Yazid
H. Sappe
H.M. Jhony NG, ST
Andi Achmad Mutawalli
H. Sabaruddin P, S.S
Drs. H. Ardiansyah Achmad
Eddy Sunardi Darmawan, SE
Heince Royke Tumewu
Fahrur Razi, Spdi
Tabel 4.11
Komisi IV Bidang Kesejahtraan Rakyat
Ketua
Wakil ketua
Sekertaris
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Ida Prahastuty, S.Sos
Hj. Eka Citra Devi, ST
Drs. Syarifuddin Oddang, SH. MH.
Drs. Miran, Msi
Damuri, SH
Hj. Fitriati
Purwoko, SH
Syarifah Fatimah A, Spdi
Nova B. Pangau
Hj. Jumiati (non aktif )
4.1.3
Gambaran Tempat Penelitian di Balikpapan TV
PT. Balikpapan Televisi (BTV) adalah perusahan yang bergerak
dibidang broadcasting media dengan tampilan audio visual. Balikpapan TV
sendiri merupakan salah satu bagian dari kelompok usaha JPMC (Jawa Pos
Multimedia Corporation). JPMC mengarah pada program menasionalkan
televisi lokal dengan melakukan program bersama (relay) distasiun televisi
jaringan JPMC, sehingga memungkinkan program BTV untuk ditayangkan di
televisi JPMC.
Balikpapan TV mengudara di channel 26 UHF, dan bisa disaksikan di
jaringan televisi lokal yakni Mitra Vision dan Borneo Vision. Programprogram BTV dikemas untuk multi segmen dengan keragaman jenis acara
mulai dari hiburan, pendidikan, olahraga, keagamaan, dan berita-berita aktual.
Balikpapan TV sendiri berkantor di Jl. Soekarno Hatta KM 3,5 RT.26 No. 46
Kelurahan Batu Ampar, Balikpapan utara.
A. Logo Balikpapan TV
Gambar 4.1
Logo Balikpapan TV
Arti dari logo Balikpapan TV :
1. Simbol B adalah singkatan dari Balikpapan.
2. Symbol TV adalah singkatan dari Televisi.
3. Arti dari semboyan “satu yang beda” yaitu satu-satunya stasiun
televisi lokal yang terdepan dalam informasi serta hiburan,
memiliki kepedulian nyata dan ikut berperan memajukan
masyarakat kota dalam bidang informasi juga mengangkat kearifan
kota Balikpapan.
4. Warna
merah
melambangkan
energi
maupun
kesunguhan
Balikpapan TV dalam memberikan tayangan yang terbaik dan
bermanfaat bagi pemirsanya.
5. Warna biru Memberikan kesan Komunikasi, kebijakan, kreativitas,
cinta, kedamaian, kepercayaan, loyalitas, kepandaian, panutan dan
kekuatan dari Balikpapan TV.
B. Visi dan Misi Balikpapan TV
Sama seperti stasiun televisi Balikpapan Tv juga memiliki Visi dan
Misi. Visi Balikpapan TV adalah menjadikan Balikpapan televisi sebagai
stasiun televisi lokal yang terdepan dalam informasi serta hiburan,
memiliki kepedulian nyata dan ikut berperan memajukan kot masyarakat
dalam bidang informasi juga mengangkat kearifan kota Balikpapan.
Adapun Misi dari Balikpapan TV yaitu :
1. Memberikan informasi kepada warga KALTIM melalui program
yang disesuaikan dengan budaya lokal.
2. Menjadikan mitra dari masyarakat dan pemerintah kota serta
provinsi dalam ikut mengsukseskan program pembangunan dan
kepentingan publik.
3. Memberi nilai tambahan bagi pengembangan potensi dan
peningkatan pendapatan serta melahirkan informasi baru dalam
dunia audio visual secara lokal.
4. Membuat program siaran unggulan yang menggambarkan kearifan
lokal masyarakat KALTIM baik bersifat seni, budaya maupun
pendidikan.
5. Menjadi solutor bagi persoalan yang dihadapi masyarakat lewat
program
yang
bersifat
edutainment.
Serta
membentuk
intelektualitas, watak, moral, dan kemajuan daerah.
C. Daerah jangkauan dan komposisi program acara BTV
Untuk daerah jangkauan Balikpapan TV juga banyak diantaranya
Balikpapan, Kabupaten Paser, Samboja, Kutai Kartanegara, Penajam
Paser Utara, dan ditahun 2014 ini Balikpapan TV akan menambah
jangkauan untuk daerah Tenggarong dan Samarinda.
Tabel 4.7
Frekuensi Balikpapan TV
Jam tayang
06.00 – 24.00 WITA
Pemancar
2,5 Kilo Watts
Signal
26 UHF
Frekuensi
511,25 Mhz
Selain itu dalam pembagian program acara, Balikpapan TV memiliki 6
komposisi acara di Balikpapan TV
Tabel 4.8
Komposisi acara pada Balikpapan TV
1
Berita
25%
2
Hiburan
25%
3
Layanan Masyarakat
25%
4
Pendidikan dan kebudayaan
10%
5
6
Keagamaan
Lain-lain
8%
7%
Adapun program acara yang ditayangkan oleh Balikpapan yaitu :
Tabel 4.9
Program acara Balikpapan TV
Progra
m acara
Durasi
Kabar
24 menit
Hari
penayanga
n
Senin –
Waktu
penayangan
(WITA)
18.30 - 19.00
Segmentas
i usia
Semua
PPU
Suara
DPRD
Senjata
BTV
Files
Crew On
BTV
Gerbang
Madni
PPU
Sosok
Fokus
Bisnis
Walikota
Menyapa
Kring
Polda
Segar
New
Play On
On the
Spot
Gowes
Seru
On frame
Yamaha
motor
show
Terminal
music
Oto
injeksi
Yamaha
Campur
sari
Xpresi
on tv
Digoda
08.00 – 09.00
Segala usia
60 menit
Rabu
Senin Sabtu
Minggu
13.00 - 14.00
60 menit
Sabtu
19.00 - 20.00
Dewasa
Semua
umur
60 menit
Jumat
14.00 - 15.00
Dewasa
60 menit
Rabu
15.00 - 16.00
Semua
umur
30 menit
Sabtu
19.30 - 20.00
60 menit
Jumat
14.00 - 15.00
60 menit
Senin
08.00 - 09.00
Dewasa
60 menit
Selasa
14.00 - 15.00
Dewasa
60 menit
Senin
Kamis –
Sabtu
19.00 - 20.00
Dewasa
15.00 - 16.00
Dewasa
Semua
umur
60 menit
60 Menit
umur
Dewasa
Semua
umur
30 menit
Senin –
minggu
07.30 - 08.00
12.30 - 13.00
17.30 - 18.00
21.30 - 22.00
30 menit
Jumat
18.30 - 19.00
30 menit
Minggu
18.00 - 18.30
60 menit
Minggu
20.00 - 21.00
Semua
umur
30 menit
Senin –
Minggu
14.30 - 15.00
Remaja
30 menit
Sabtu
22.00 - 22.30
Semua
umur
60 menit
Sabtu
22.00 - 23.00
Remaja dan
dewasa
60 menit
Kamis
19.00 - 20.00
17 keatas
60 menit
Minggu
21.00 - 22.00
Semua
Semua
umur
Dewasa
Sajadah
60 menit
Selasa –
Kamis
19.00 - 20.00
umur
Semua
umur
D. Struktur Organisasi Balikpapan TV
Struktur Organisasi dari Balikpapan TV adalah sebagai berikut :
Tabel 4.9
Struktur Organisasi Balikpapan TV
4.2
Hasil Penelitian
4.2.1
Massa Media Dapat Memperluas Cakrawala Pemikiran
Dalam program Suara DPRD yang disajikan oleh Balikpapan TV,
masyarakat mendapatkan pengetahuan mengenai informasi maupun peristiwa
seputar perpolitikan di Balikpapan. Masyarakat yang pada awalnya tidak
mengetahui tentang informasi perpolitikan/pemerintahan yang ada di Kota
Balikpapan menjadi mengerti dan pemikirannya menjadi luas.
Dengan adanya penyampaian informasi melalui siaran Suara DPRD
ini maka masyarakat diharapkan mampu merubah pemikirannya menjadi lebih
luas dan berkembang. Berikut tanggapan dari salah satu masyarakat
Balikpapan yaitu Bapak Zulkarnaen mengenai siaran Suara DPRD yang
disiarkan oleh Balikpapan TV:
“ siaran Suara DPRD yang disiarkan BTV sangat bermanfaat bagi saya,
dengan tayangan ini bisa memberikan pengetahuan kondisi maupun
informasi dibidang pemerintahan yang ada di kota ini. Tapi
disayangkannya siaran suara DPRD tidak tiap hari ditayangkan padahal
ini siaran sangat bermanfaat sekali”. ( wawancara 14 Agustus 2014 )
Dari hasil wawancara di atas seharusnya untuk siaran Suara DPRD
haruslah mampu berperan sebagai media yang bisa memperkaya atau pun
memperluas
cakrawala
pemikiran
masyarakat
Balikpapan
dengan
penyampaian informasi yang disajikan dalam program Suara DPRD.
Siaran suara DPRD dibentuk untuk menjadi media maupun siaran
informasi politik yang bertugas menjembatani antara pihak pemerintahan
Balikpapan (DPRD) dengan masyarakat Balikpapan dan sekitarnya. Pada
temuan penelitian penulis siaran Suara DPRD belum efektif memperkaya
pengetahuan masyarakat kota Balikpapan hal ini diperkuat dari hasil
pernyataan Bapak Wiji Winarko selaku pimpinan redaksi Balikpapan TV:
“Suara DPRD untuk saat ini di tayangkan setiap hari kecuali hari minggu,
pogram ini jelas kami sajikan untuk memberikan informasi-informasi
seputar DPRD di kota balikpapan sehingga masyarakat itu mengerti akan
kondisi DPRD yang ada dikota balikpapan, untuk tayangan ini sebenarnya
permintaan dari pihak DPRD sendiri untuk dibuatkan tayangan khusus
untuk siaran DPRD, makanya kami buatkan program suara DPRD ini,
untuk kendalanya tayangan ini, yah dari pihak DPRD nya sendiri mereka
sudah kami sediakan program khusus mereka tapi merekanya sendiri tidak
konsisten hadir di acaranya sehingga yah program ini jadi kacau. Jadi cara
mengatasinya apa bila pihak DPRD tidak hadir, kami menyiarkan
tayangan lain untuk menggantikan tayangan suara DPRD”. ( wawancara
pada 19 Mei 2014 )
Hal ini kemudian di pertegas dengan hasil wawancara dengan Ibu Sri Hana,
SE komisi I DPRD kota Balikpapan :
“… kami ingin lebih dekat dengan masyarakat dan juga agar
mempermudah menginformasikan jika ada hal-hal yang perlu di beritakan
kepada masyarakat makanya kami bekerja sama dengan pihak BTV untuk
membuat program khusus untuk kami. Untuk kendal kami dalam tingkat
kehadiran kami sangat kurang dalam mengikuti acara ini, disebabkan kami
ini sibuk akan pekerjaan di DPRD belum lagi tugas dikirim keluar kota,
jadi kami berhalangan untuk hadir dalam acara ini…”
( wawancara 3 Juni 2014 )
Bapak Wiji Winarko dalam pernyataanya diatas menjelaskan
mengenai kendala yang dialami pihak Balikpapan TV. Di mana mereka sulit
menghadirkan pihak DPRD kota Balikpapan TV sehingga penayangan acara
Suara DPRD tidak efektif.
Dari hasil pernyataan pihak DPRD bahwasanya mereka tidak berkenan
hadir dikarenakan kesibukan mereka terhadap tugas yang mereka kerjakan.
Maka dapat disimpulkan penayang progrm Suara DPRD belum mampu
memberikan perluasan cakrawala pemikiran kepada Masyarakat Balikpapan.
4.2.2
Media Massa Mampu Menumbuhkan Aspirasi
Pada program siaran Suara DPRD juga mampu menumbuhkan
aspirasi. Tanpa adanya aspirasi dari masyarakat maka siaran program televisi
tidak akan dikatakan sukses atau berhasil Karena setiap tayangan atau
program selalu ditujukan oleh masyarakat.
Pada siaran program Suara DPRD merupakan siaran program yang
mampu untuk mengajak masyarakat untuk menyalurkan baik itu keritik, saran
maupun ide-ide untuk disampaikan terhadap narasumber yang menghadiri
acara program Suara DPRD. Berikut pernyataan dari bapak Wiji Winarko
sebagai pimpinan redaksi di Balikpapan TV mengenai partisipasi masyarakat
terhadap tayangan Suara DPRD:
”… untuk tayangan suara DPRD dalam programnya kami masyarakat bisa
turut aktif atau berpartisipasi ke acara suara DPRD dengan kami
menyediakan layanan interktif langsung ke acara tersebut yang mana
fungsinya sebagai penghubung masyarakat dengan acara suara DPRD ini,
layanan interaktif sendiri yah berupa nomer telepon acara suara DPRD
jadi masyarakat bisa nelpon lagsung ke acara ini. Untuk antusias
masyarakat dalam acara ini yah masyarakat cukup aktif setiap acara
berlangsung masyarakat aktif menghubungi kami dalam acara suara DPR.
Kalau kesulitan untuk menummbuhkan partisipasi masyarakat saya rasa
saat ini belum ada masalah yang kami rasakan karena masyarkat aktif
dalam acara kami..” ( wawancara pada 19 Mei 2014 )
Dilihat dari hasil pernyataan dari Bapak Wiji program siaran Suara
DPRD merupakan tayangan yang sangat memberikan inspirasi bagi penikmat
tayangan Suara DPRD melalui perbincangan langsung narasumber dengan
masyarkat melalui layanan telepon interaktif yang disediakan tim tayagan
Suara DPRD.
Berikut pernyataan dari salah satu masyarakat yang didapat dari data
yang diberikan oleh pihak Balikpapan TV yang kemudian peneliti melakukan
wawancara bersama bapak Arifin S :
“ tayangan suara DPRD bagi saya sangat inspiratif sekali dan sangat
bermanfaat, ini merupakan tayangan yang memberikan kesempatan bagi
masyarakat memberikan ide maupun kritikan kepada anggota DPRD
balikpapan. Saya sendiri pernah menghubungi acara ini langsung dan
pelayanan acara ini sangat bagus”. ( wawancara 14 Agustus 2014 )
Berikut juga hasil wawancara penulis dengan Ibu Sri Hana, SE komisi I
DPRD kota Balikpapan menyatakan bahwa :
“…. Kalau membahas partisipasi masyarakat, selama saya mengisi
sebagai narasumber di acara tersebut banyak sekali yah keritik-keritik
bahkan saran yang disampaikan masyarakat kepada kami melalui acara
suara DPRD itu semua kan wujud kepedulian atau partisipasi mereka
terhadap kami..” ( wawancara 3 Juni 2014 )
Dari pernyataan dari kedua belah pihak ini yaitu masyarakat dan pihak
DPRD kota Balikpapan peneliti berasumsi bahwa untuk tayangan Suara
DPRD yang disiarkan oleh Balikpapan TV sangat bermanfaat bagi
masyarakat, hal ini terlihat betapa antusiasnya masyarakat dalam menyaksikan
tayangan Suara DPRD hingga masyarakat terjun langsung berpartisipasi
dalam tayangan Suara DPRD ini.
4.2.3
Media Massa Mengembangkan Dialog Tentang Hal-Hal Yang
Berhubungan Dengan Masalah-Masalah Politik
Pada acara Suara DPRD masyarakat dapat membentuk pendapat atau
saran mereka mengenai informasi yang disajikan siaran program suara DPRD
secara langsung. Berikut hasil wawancara penulis dengan bapak Andi Firsyam
yang bertempat tinggal di kelurahan kampung baru mengenai tanggapannya
terhadap tayangan Suara DPRD dalam mengembangkan dialog politik.
“.. Program Suara DPRD isinya membahas masalah-masalah politik.
Dimana disana yang saya saksikan mendatangkan pihak narasumber dari
anggota DPRD Balikpapan. tayangan ini sangat bermanfaat sekali agar
kami masyarakat awam itu mengerti seperti apa peran DPRD kita selama
ini. Yang jelasnya acara ini menambah wawasan saya khususnya dalam
mengenal dunia politik yang ada dikota Balikpapan..”
( wawancara 14 Agustus 2014 )
Tanggapan masyarakat ini sudah menunjukkan betapa berperan
penting sekali tayangan Suara DPRD dalam membangun pemahaman dalam
konteks perpolitikan di lingkungan Kota Balikpapan. Berikut adalah hasil
wawancara penulis dengan bapak Wiji Winarko selaku Pimpinan Redaksi
Balikpapan TV yang menyatakan bahwa :
“…. Tayangan suara DPRD ini merupakan salah satu siaran politik yang
kami miliki di siaran Balikpapan TV, kalau isi dari program ini yah
mengenai seputar DPRD kota Balikpapan baik penyampaian visi misi
DPRD itu sendiri maupun hal-hal yang lain seperti kebijakan-kebijakan
yang diambil maupun menganggkat isu-isu yang ada pada DPRD kota
Balikpapan. Kalau ditanya soal apakah dialog yang terjadi berjalan lancar
atau tidak yah setiap penyiaran banyak sekali masyarakat yang
memberikan pertanyaan-pertayaan maupun saran mereka..”
( wawancara pada 19 Mei 2014 )
Berikut hasil wawancara penulis dengan Ibu Sri Hana, SE komisi I DPRD
kota Balikpapan menyatakan bahwa :
“… karena kami yang diundang sebagai pengisi acara pasti yang dibahas
atau kami bahas di acara pasti bersifat politik..’baik kami menyampaikan
program-program kami atau pun isu-isu yang terjadi di tempat kami…”
( wawancara 3 Juni 2014 )
Dari hasil wawancara diatas menunjukkan bahwasanya program siaran
Suara DPRD mampu memberikan pengembangan politik di kota Balikpapan
disamping itu juga memberikan informasi kepada masyarakat seputar
informasi perpolitikan.
Program suara DPRD yang disiarkan oleh Balikpapan TV merupakan
alat komunikasi yang dapat berfungsi untuk memotivasi perlunya partisipasi
masyarakat terhadap perpolitikan yang terjadi di Kota Balikpapan sehingga
masyarakat mampu mengawasi, mengeritik setiap tindakan perpolitikan yang
terjadi di Kota Balikpapan khususnya pada DPRD kota Balikpapan.
4.2.4
Media Massa Sebagai Pendidik
Peran Media massa salah satunya yaitu memberikan pendidikan dalam
setiap tayangan yang diberikan kepada masyarakat, begitu pula pada siaran
program suara DPRD dimana harus memberikan nilai pendidikan setiap
penayangannya. Berikut adalah hasil wawancara penulis dengan masyarakat
kota Balikpapan, pimpinan redaksi BTV dan pihak DPRD kota Balikpapan
mengenai tayangan Suara DPRD dalam memberikan pendidikan kepada
masyarakat:
wawancara dengan Ibu Tika yang bertempat tinggal di Kel. Batu Ampar
Balikpapan:
“.. menurut saya nilai pendidikan dari tayangan Suara DPRD yang kita
dapatkan yaitu pengetahuan dalam hal informasi seputar DPRD di kota
Balikpapan. karena tayangan ini kan isinya membahas mengenai seputaran
DPRD kota Balikpapan..” ( wawancara 14 Agustus 2014 )
wawancara dengan bapak Wiji Winarko selaku Pimpinan Redaksi Balikpapan
TV yang menyatakan bahwa :
“.. untuk siaran suara DPRD informasi-informasi yang disajikan oleh
narasumbernya karena konteksnya politik yah masyarakat mendapatkan
nilai pendidikan atau pengetahuan dari segi perpolitikan khususnya
seputaran DPRD di kota Balikpapan. Jadi masyarakat yang tadinya tidak
tau seperti apasih kinerja dari DPRD, kebijakan-kebijakan apa saja yang di
lakukan pihak DPRD menjadi mengerti atau paham oh seperti ini loh
keadaan DPRD di kota balikpapan. Untuk masalah tayangan kami dari
segi nilai pendidikan saya rasa tidak ada kendala sama sekali..”
( wawancara pada 19 Mei 2014 )
Kemudian ditambahkan lagi dari hasil wawancara penulis dengan Ibu Sri
Hana, SE komisi I DPRD kota Balikpapan :
“…untuk nilai pendidikan pasti setiap yang melihat atau menontonya
mendapatkan nilai pendidikan bahkan mendapatkan informasi seputar
DPRD, jadi sangat penting sebenarnya acara ini untuk disaksikan
masyarakat balikpapan..” ( wawancara 3 Juni 2014 )
Dari hasil wawancara diatas penulis menarik kesimpulan bahwasanya
pada program suara DPRD dalam memberikan nilai-nilai pendidikan kepada
masyarakat sudah sesuai dengan fungsi media masssa pada umumnya, dimana
suara DPRD memberikan nilai pengetahuan seputar perpolitikan yang ada di
Kota Balikpapan khususnya pada Dewan Perwakilan Rakyat ( DPRD ).
4.3
Pembahasan Hasil Penelitian
Dalam hal ini penulis akan memberikan uraian dan penjelasan hasil penelitian
berdasarkan data yang diperoleh dari hasil wawancara bersama bapak Wiji Winarko
selaku pimpinan redaksi pada Balikpapan TV, berikut hasil wawancaranya sesuai
dengan fokus penelitian penulis :
4.3.1
Media Massa Dapat Memperluas Cakrawala Pemikiran
Salah satu fungsi media massa adalah memperluas cakrawala
pemikiran masyarakat yakni dimana media yang bertujuan menyediakan
berbagai informasi yang kemudian informasi tersebut diterima ke masyarakat
sehingga masyarakat mendapatkan pengetahuan yang bermanfaat bagi
kehidupannya.
Salah satunya manfaat dari tayangan Suara DPRD yang disajikan oleh
Balikpapan TV ialah untuk memperluas cakrawala pemikiran masyarakat
Balikpapan maupun di sekitarnya dalam hal perpolitikan yang terjadi di
wilayah Balikpapan khususnya yang ada pada DPRD Kota Balikpapan.
Peran media massa dalam pelayanan publik di kota Balikpapan
khususnya bagaimana program Suara DPRD di Balikpapan TV (BTV),
menerapkan teori yang diungkapkan oleh Wilbur Scharmm mengenai
bagaimana fungsi media. Program suara DPRD dinilai tidak berhasil
menjalankan fungsi media dikarenakan program suara DPRD dalam jadwal
penayangannya tidak efektif dikarenakan pihak narasumber pada tayangan
Suara DPRD tidak konsisten menghadiri acara suara DPRD, tetapi dalam hal
pemberian informasi pengetahuan pada tayangan Suara DPRD kepada
masyarakat telah berhasil dikarenakan adanya respon dan interaksi yang baik
antara narasumber dengan masyarakat.
Dalam program suara DPRD yang disajikan oleh Balikpapan TV,
masyarakat mendapatkan informasi maupun ilmu tentang kejadian-kejadian
yang terdapat pada pemerintahan kota Balikpapan khususnya pada DPRD
kota Balikpapan. Masyarakat yang pada awalnya tidak mengerti tentang
informasi seputar DPRD kota Balikpapan pada akhirnya akan mengerti dan
mendapatkan perluasan pengetahuan dengan menyaksikan tayangan Suara
DPRD.
Dengan adanya penyampaian informasi tentang kejadian-kejadian
mengenai peristiwa di sekitaran DPRD kota Balikpapan melalui tayangan
Suara DPRD, masyarakat merubah pemikiran yang lebih luas dan
berkembang. Dengan kata lain, program Suara DPRD mampu menjadi
penghubung antara masyarakat dengan pihak pemerintahan Kota balikpapan
khususnya DPRD kota Balikpapan. Salah satu contoh dan
bukti bahwa
program Suara DPRD mampu memperluas cakrawala pemikiran yaitu dimana
narasumber yaitu anggota DPRD kota Balikpapan membahas mengenai
pengesahan 7 perda baru yang dilakukan pihak DPRD dan PEMKOT .
Para masyarakat kota balikpapan menuangkan berbagai keritik dan
saran mereka mengenai pengesahan 7 perda baru melalui siaran Suara DPRD,
dan pada akhirnya banyak menuai pro kontra pada kebijakan tersebut. Adanya
program Suara DPRD yang disajikan oleh Balikpapan TV, masyarakat
mendapatkan perluasan informasi yang dibutuhkan dengan cara menyaksikan
program Suara DPRD.
Tetapi hal tersebut tidak diperoleh oleh masyarakat, dari salah satu
perwakilan masyarakat Balikpapan yang sempat peneliti wawancara yaitu
bapak Zulkarnaen, dimana tanggapannya tayangan suara DPRD sangat
bermanfaat memberikan informasi dibidang politik tetapi disayangkan
tayangan suara DPRD tidak setiap hari ditayangkan, kendala dengan
penayangan program Suara DPRD tidak efektif dikarenakan narasumber tidak
menghadiri acara Suara DPRD sehingga penyanangannya jadi terganggu
bahkan tidak disiarkan pada waktu yang telah ditentukan. Hal ini lah yang
berakibat masyarakat kurang mendapatkan informasi dalam memperluas
cakrawala pemikiran mereka.
4.3.2
Media Massa Mampu Menumbuhkan Aspirasi
Media massa mampu menumbuhkan aspirasi dimana dengan tampilan-
tampilan tayangan yang disajikan media massa mampu mempengaruhi minat
masyarakat, Secara tidak langsung aspirasi masyarakat tumbuh melalui
siaran-siaran atau informasi yang disampaikan media massa. Program suara
DPRD juga mampu menumbuhkan aspirasi.
Tanpa adanya aspirasi, masyarakat juga tidak akan ada semangat
bekerja untuk hidup lebih baik. Untuk menumbuhkan aspirasi media massa
harus bisa memutuskan dengan tepat informasi atau rubrik apa yang akan
disampaikannya sebab media dapat mempenggaruhi pola pikir masyarakat
dan membangkitkan aspirasi masyarakat. dalam hal ini dimana program acara
suara DPRD yang disiarkan Balikpapan TV haruslah memberikan tayangantayangan menarik agar masyarakat dapat ikut berpartisipasi dalam acara
tersebut.
Program siaran Suara DPRD adalah tayangan ataupun program yang
mampu untuk mengajak masyarakat untuk menyalurkan gagasan, ide, saran
maupun keritik masyarakat kota Balikpapan untuk disampaikan dan kemudian
dibahas langsung di dalam acara Suara DPRD bersama narasumber yang
berkaitan dengan permasalahan dalam pemerintahan di Kota Balikpapan.
Dalam penyampaian aspirasi masyarakat baik itu berupa gagasan, ide, saran
maupun keritik ke pada narasumber dalam acara Suara DPRD yaitu melalui
telepon interaktif langsung pada saat penayangan program siaran Suara DPRD
yang telah disediakan oleh tim program Suara DPRD Balikpapan TV.
Salah satu contoh dimana program Siaran Suara DPRD mampu
menumbuhkan aspirasi masyarakat yaitu pada saat bapak Syukri Wahid
selaku wakil ketua DPRD Balikpapan selaku narasumber dalam acara Suara
DPRD membahas mengenai PERDA tarif PDAM di kota Balikpapan yang
akan dievaluasi oleh pihak DPRD yang ditayangkan di acara program Suara
DPRD.
Dalam pembahasan yang disampaikan dimana pihak DPRD kota
Balikpapan siap untuk merevisi kembali perda tarif PDAM yang dianggap
masyarakat terbebani terhadap keaikan tarif PDAM. Dalam pembahasan yang
telah disampaikan oleh narasumber tersebut timbulah bentuk aspirasi
masyarakat yaitu berupa saran, keritik bahkan dukungan masyarakat kepada
pihak DPRD kota Balikpapan untuk segera merevisi perda tarif PDAM
balikpapan. bentuk aspirasi mereka melalui telepon interaktif yang telah
disediakan oleh tim Suara DPRD Balikpapan TV. Hal ini juga di perkuat dari
hasil wawancara dengan salah satu warga Balikpapan yaitu bapak Arifin S
dimana dia mengutarakan bahwasanya tayangan suara DPRD merupakan
tayangan yang memeberikan kesempatan masyarakat memberikan ide maupun
keritik terhadap kinerja anggota DPRD dan beliau pun pernah sempat ikut
serta dalam menelpon ke siaran tersebut melalui telepon interktif yang mereka
sediakan.
Dari contoh yang penulis sampaikan , dapat disimpulkan bahwa peran
acara suara DPRD di Balikpapan TV menumbuhkan aspirasi masyarakat
masih berjalan dengan baik hal ini dibuktikan dengan aktifnya masyarakat
menggunakan layanan interaktif untuk menghubungi program acara suara
DPRD.
4.3.3
Media Massa Mengembangkan Dialog Tentang Hal-Hal Yang
Berhubungan Dengan Masalah-Masalah Politik
Media massa mengembangkan dialog politik disini yaitu dimana
media massa mencari suatu peristiwa ataupun kejadian-kejadian seputar
perpolitikan yang kemudian dia rangkum dan sajikan untuk disampaikan oleh
masyarakat sehingga masyarakat mendapatkan sebuah informasi mengenai
seputar perpolitikan yang terjadi.
Dalam tayangan program suara DPRD merupakan tayangan yang
memberikan sajian informasi dalam bidang politik, dimana masyarakat
membutuhkan pengetahuan tentang perpolitikan yang ada di daerahnya
khususnya pada DPRD kota Balikpapan. Pesan atau informasi yang diberikan
pada tayangan Suara DPRD kepada masyarakat harus dapat menimbulkan
perasaan tertentu kepada masyarakat. Hal ini juga di utarakan oleh salah satu
masyarakat Balikpapan bapak Andi Firsyam dimana program suara DPRD
menyajikan tayangan perpolitikan dengan menghadirkan pihak-pihak DPRD
kota Balikpapan.
Contoh atau bukti nyata yang telah dilakukan oleh program Suara
DPRD yang didapat dari hasil penelitian yaitu dengan melalui program Suara
DPRD yang menghadirkan narasumber dari DPRD yang membahas mengenai
merevisi kembali perda tarif PDAM. Masyarakat antusias ikut mendukung
pihak DPRD dalam merevisi kembali perda tersebut dikarenakan masyarakat
menganggap tarif PDAM sangat membebani mereka.
Dari contoh tayangan tersebut yang diberikan oleh Balikpapan TV
melalui siaran program Suara DPRD, masyarakat ikut tergerak dan peduli
dalam pengembangan dialog perpolitikan di kota Balikpapan. Masyarakat
memberikan tanggapan mereka melalui telepon interaktif yang disediakan
oleh Balikpapan TV. Dari hasil pemaparan pembahasan diatas dapat
disimpulkan dalam pengembangan dialog antara siaran suara DPRD yang
disajikan dengan masyarakat berjalan dengan baik hal ini terbukti dimana
masyarakat turut aktif memberikan partisipasi mereka setiap penayangan
suara DPRD di Balikpapan TV.
4.3.4
Media Massa Sebagai Pendidik
Media massa sebagai pendidik dimana diharapkan segala apa yang di
tayangkan ataupun yang di sajikan oleh media massa mengandung unsur yang
baik atau mendidik sehingga masyarakat yang menikmatinya mendapatkan
manfaat yang baik bagi kehidupannya.
Beberapa hal yang dilakukan stasiun Balikpapan TV untuk turut serta
mendidik dan mencerdaskan masyarakat Balikpapan, khususnya dalam bidang
perpolitikan. Balikpapan TV memberikan pendidikan dan informasi melalui
tayangan-tayangan yang berisikan nilai-nilai pendidikan maupun informasi
agar masyarakat mampu menggunakan teknologi dalam hal ini menyaksikan
tayangan yang disajikan Balikpapan TV sesuai dengan kebutuhan dan fungsi
yang semestinya tanpa menerjang tata nilai dan norma yang berlaku dalam
masyarakat.
Tayangan suara DPRD merupakan salah satu jenis wadah atau
program yang sangat efektif jika dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan.
Materi yang disampaikan dalam tayangan suara DPRD kepada pemirsanya
atau masyarakat disusun sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah tuntunan
dan tontonan yang menarik, dengan maksud agar para penikmat tayangan
Suara DPRD dapat mencerna, menghayati dan memiliki, serta menerapkan
dalam kehidupan sehari-hari dengan cara yang tidak dogmatis dan tidak
merasa digurui.
Efek dari tayangan ini pada masyarakat atau pemirsanya memang luar
biasa. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya para masyarakat yang memberikan
keritik dan saran mereka melalui telepon interaktif langsung pada saat
penayangan siaran suara DPRD. Dalam hasil wawancara dengan salah satu
warga Balikpapan ibu Tika, menurut beliau tayangan Suara DPRD di mana
masyarakat atau penikmat siaran ini sekarang lebih cepat menyerap dan
memahami
berbagai
persoalan
maupun
permasalahan
yang
terjadi
dilingkungan Kota Balikpapan, hal ini berarti dengan adanya tayangan Suara
DPRD mempermudah masyarakat dalam mencari informasi perpolitikan yang
terjadi di kota Balikpapan.
Nilai-nilai yang ditampilkan oleh siaran Suara DPRD cendrung ke
nilai pendidikan atau pengetahuan perpolitikan. Dengan adanya program
Suara DPRD ini banyak sekali manfaat yang bisa masyarakat ambil. Dimana
masyarakat akan lebih cepat mendapatkan informasi-informasi terbaru yang
terjadi di kota Balikpapan. dengan adanya tayangan Suara DPRD ini juga
dapat mempermudah pihak DPRD kota Balikpapan lebih mengenal
masyarakatnya,
sehingga
pihak
DPRD
mengetahui
apa
sebenarnya
permasalahan maupun keinginan masyarakat terhadap kota Balikpapan.
Dalam hasil penelitian di atas dirasa sangat berkaitan dengan asumsiasumsi yang terdapat dalam agenda setting. Kaitan tersebut sebagai berikut :
a. Media massa dapat memperluas cakrawala pemikiran, hal ini berkaitan
dari salah satu asumsi dari teori agenda setting yaitu bahwa media massa
berperan dalam menyampaikan pengetahuan, keterampilan, dan nilainilai yang baik. Balikpapan TV dalam program Suara DPRD ini sebagai
wadah atau media untuk menyampaikan sebuah informasi kepada
masyarakat. Dilihat dari hasil penayangannya sebuah informasi
perpolitikan dapat di peroleh oleh masyarakat melalui siaran Suara
DPRD sehingga secara tidak langsung para masyarakat yang
menyaksikan tayangan ini mendapatkan sebuah informasi tambahan
sehingga menambah wawasan masyarakat mengenai dunia politik yang
terdapat di daerahnya atau Balikpapan.
b. Media massa mampu menumbuhkan aspirasi Kaitannya dalam salah
satu asumsi agenda setting dimana media menyediakan beberapa isu dan
memberikan penekanan lebih kepada isu tersebut yang selanjutnya
memberikan kesempatan kepada publik untuk menentukan isu mana
yang lebih penting dibandingkan dengan isu lainnya, ini dimaksudkan
Balikpapan TV sebagai media atau wadah untuk mengangkat isu-isu
politik yang ada di lingkungan DPRD melalui program suara DPRD
untuk disampaikan kepada masyarakat Balikpapan yang kemudian
direspon oleh masyarakat melalui telepon interaktif yang disediakan
oleh pihak Balikpapan TV di program suara DPRD.
c. Media massa mengembangkan dialog tentang hal-hal yang berhubungan
dengan masalah-masalah politik. Balikpapan TV diyakini bisa mampu
menjalankan konsep-konsep teori agenda setting yaitu media dalam hal
ini Balikpapan TV mengeksploitasi atau mengarahkan berita dan
informasi secara terus menerus. Dengan adanya program Suara DPRD
yang disajikan oleh Balikpapan TV diharapkan mampu memberikan
atau memunculkan informasi maupun dialog perpolitikan yang baru
khususnya pada DPRD Kota Balikpapan.
d. Media massa sebagai pendidik, Balikpapan TV melalui program suara
DPRD mampu menjalankan salah satu asumsi teori agenda setting yaitu
media massa berperan dalam menyampaikan pengetahuan, keterampilan,
dan nilai-nilai yang baik. Dalam program Suara DPRD nilai-nilai yang
baik dan berpendidikan bisa dapat dilihat dari tayangannya dimana
segala sikap dan bahasa maupun prilaku dari narasumber dan pembawa
acara sangat baik.
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
A.
Media Massa Dapat Memperluas Cakrawala Pemikiran
pada siaran program acara suara DPRD belum mampu memberikan
perluasan informasi dari tayangannya kepada penikmat siaran suara DPRD, hal
ini disebabkan penayangan dari program suara DPRD mengalami kendala dalam
menghadirkan narasumber sebagai pengisi acara suara DPRD. Narasumber pada
acara suara DPRD merupakan anggota dari DPRD kota balikpapan.
Narasumber mereka anggota DPRD kota Balikpapan tidak konsisten
menghadiri acara program suara DPRD padahal acara ini merupakan permintaan
mereka, pihak DPRD kota balikpapan beralasan bahwasanya anggota-anggota
mereka sibuk dengan pekerjaan mereka sehingga berhalangan menghadiri acara
suara DPRD di Balikpapan TV.
Dari permasalahan ini maka penulis menyimpulkan peran program suara
DPRD yang disiarkan Balikpapan TV belum mampu memberikan perluasan
informasi ataupun menambah cakrawala pemikiran bagi masyarakat Balikpapan.
B.
Media Massa Mampu Menumbuhkan Aspirasi
Setiap media massa harus mampu mempengaruhi setiap penikmat media
massa tersebut, hal inilah yang harus diperhatikan pihak Balikpapan TV
bagaimana agar pada program suara DPRD dapat menciptakan suasana yang
menarik agar para penikmat siaran suara DPRD ikut tertarik berpartisipasi
mengikuti acara ini.
Dari hasil wawancara dan hasil opservasi yang dilakukan penulis
bahwasanya dalam program suara DPRD memberikan layanan telepon interaktif
sebagai penyambung aspirasi masyarakat terhadap tayangan suara DPRD, dan
setiap penayangan suara DPRD masyarakat antusias mengikuti acara suara
DPRD, hal ini dibuktikan banyaknya telepon yang masuk untuk memberikan
pertanyaan ataupun pesan dan keritik mereka terhadap narasumber dalam acara
suara DPRD yang di tayangkan Balikpapan TV, hal ini menunjukkan bahwa acara
suara DPRD mampu memberikan tayangan informasi yang menarik sehingga
menumbuhkan aspirasi masyarakat terhadap tayangan ini.
C.
Media Massa Mengembangkan Dialog Tentang Hal-Hal Yang
Berhubungan Dengan Masalah-Masalah Politik
Dalam program siaran suara DPRD yang disiarkan di Balikpapan TV,
merupakan salah satu program berita politik khusus untuk membahas situasi
perpolitikan
yang terjadi di kota Balikpapan, isi program ini
yaitu
mengembangkan atau membahas masalah-masalh politik yang terjadi khususnya
pada DPRD kota balikpapan sehingga masyarakat diharapkan dengan program ini
masyarakat bisa ikut aktif dalam memberikan masukan-masukan terhadap
permasalahan-permasalahan politik yang dibahas oleh narasumber pada acara
suara DPRD sehingga masalah yang diangkat dapat berkembang dan juga pihak
narasumber mendapatkan masukan-masukan maupun kritik dari masyarakat.
Dalam hasil wawancara kepada pimpinan redaksi dan pihak DPRD penulis
menyimpulkan bahwa pihak Balikpapan TV khususnya pada siaran suara DPRD
sudah mampu memberikan peran mereka dalam menggembangkan permasalahanpermasalahan politik di kota Balikpapan.
D.
Media Massa Sebagai Pendidik
Dalam program suara DPRD dalam penelitian yang dilakukan penulis
mendidik khususnya dalam setiap penayangan suara DPRD hal ini dapat dilihat
dari keramah-tamahan yang tercipta pada waktu penyiaran programnya baik antar
narasumber kepada pembawa acara maupun kepada masyarakat yang ikut
berpartisipasi dalam acara suara DPRD.
5.2
Saran-Saran
A.
Munculnya permasalahan kurang konsistenya pihak DPRD menghadiri
siaran program suara DPRD sebagai narasumber sebaiknya pihak
Balikpapan TV membangun komunikasi yang lebih baik lagi kepada pihak
Balikpapan agar terjalin kerjasama yang baik dalam hal ini agar pihak
DPRD bisa meluangkan waktunya untuk menghadiri acara suara DPRD.
B.
Kepada pihak DPRD sebaiknya memberikan perwakilan-perwakilan mereka
untuk menghadiri acara suara DPRD yang tidak berkendala atau sibuk agar
acara ini bisa aktif ditayangkan untuk masyarakat.
C.
Untuk tayangan program suara DPRD yang ditayangin setiap hari senin
sampai sabtu jam 08.00-09.00, mungkin dirasakan waktu tayangan ini tidak
efesien dikarenakan waktu tersebut masuk dalam waktu para anggota DPRD
sedang bekerja sehingga disarankan jam tayang di ubah pada waktu para
anggota DPRD tidak bekerja atau dimalam hari.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Anwar. 1998. Ilmu Komunikasi, Sebuah Pengantar Ringka. Jakarta:Rajawali
Press.
Arifin,Anwar. 2003.KomunikasiPolitik. Jakarta: BalaiPustaka
Arrianie, Lely. Komunikasi Politik. Widya Padjadjaran, Bandung, 2011
Arikunto Suharsimi, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka
Cipta, Jakarta.
Cangara,Hafied.2009. KomunikasiPolitik: Konsep, teori, dan Strategi. Jakarta:
RajaGrafindoPersada.
Depari, Eduard. 1991. Peranan Komunikasi Massa Dalam Pembangunan. Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta.
Dan Nimmo, Komunikasi Politik; Komunikator, Pesan dan Media (Bandung:
Rosdakarya, 2005).
Dan Nimmo. Editor : Jalaluddin Rakhmat, 2000. Komunikasi Politik, Khalayak dan
Efek. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.
Efendi,Onong Uchyana.
Bandung,1990.
Ilmu
Komunikasi
Teori
dan
Praktek,
Alumni
Effendy, Onong Uchjana, 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunkasi, PT Citra Aditya
Bakti.
Haryanto. Partai Politik, Penerbit. Liberty, Yogyakarta, 1984.
Jahi, Amri, Komunikasi Massa dan Pembangunan di Negara-negara Dunia Ketiga :
Suatu Pengantar, PT. Gramedia, Jakarta, 1988 - See more at:
Kuswandi, Wawan. 1994. Komunikasi Massa Sebuah Analisis media Televisi,
Jakarta. Rineka Cipta.
Littlejohn, Stephen W. & Foss, Karen A. . (2008) . Teori Komunikasi :Theories of
Human Communication. Ed 9. Terj. Mohammad Yusuf Hamdan. Jakarta :
Salmba Humanika.
Macridis,Roy C. Perbandingan politik, Penerbit. Erlangga, Jakarta, 1992.
Moleong, Lexy J, 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosda Karya,
Bandung.
Mulyana, Deddy. (2002). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. PT. Remaja.
Rosdakarya. Bandung
Nawawi Hadari, 2005. Metode penelitian Bidang Sosial, Gaja Mada University Press,
Yogyakarta.
Nurudin, 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada
Rakhmat, Jalaluddin. 2007. Psikologi komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Rakhmat Jalaluddin, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung, Remaja Rosdakarya,
1994.
Sugiyono, 2005, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. CV.Alfabeta:
Bandung.
Surbakti, Ramlan. Memahami Ilmu Politik, Penerbit Gramedia Widiasarana
Indonesia, Jakarta, 1982.
Sastroadmodjo, Sudjono. Prilaku Politik, IKIP Semarang Press, Semarang, 1995.
Wiryanto, 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. PT. Grasindo. Jakarta.
Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif, PT. Alfabeta, Bandung..
Soekanto, Soerjono. (2002). Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Komaruddin. 1994. Ensiklopedia Manajemen Edisi Kesatu, Jakarta: Bumi Aksara
Sumber internet
____ , 2013.”media massa”. (online), http://id.wikipedia.org/wiki/Media_massa/ di
akses pada tanggal 05 Desember 2013).
_____ , 2013. “Asosiasi Televisi Lokal Indonesia”. (online), http://www.atvli.com/
diakses pada tanggal 05 Desember 2013).
_____ , http://www.academia.edu/10094425/AGENDA_SETTING_TEORI
akses pada tanggal 05 Februari 2016).
(di
LAMPIRAN
1.
Foto Tempat Penelitian
A. Logo Balikpapan TV
B. Gedung Balikpapan TV
C. Gedung DPRD kota Balikpapan
2. DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA DI BALIKPAPAN TV
Didalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian wawancara
mendalam. Peneliti menyusun daftar pertanyaan untuk menguraikan rumusan
masalah penelitian, adapun pertanyaan penelitian sebagai berikut :
A.
Media Massa dapat memperluas cakrawala pemikiran
1. Menurut bapak selaku apakah program suara DPRD mampu memperluas
cakrawala pemikiran masyarakat balikpapan ?
2. Faktor apa yang menyebabkan tayangan suara DPRD di bentuk ?
3. Usaha apa yang pihak BTV dan DPRD kota balikpapan lakukan agar
program acara suara DPRD dapat berjalan secara efektif ?
4. Kendala apa yang dialami dalam penayangan suara DPRD khususnya dalam
memperluas cakrawala pemikiran masyarakat ?
5. Bagaimana cara bapak untuk menangani masalah yang dihadapi ?
B.
Media Massa mampu menumbuhkan aspirasi
1. Bagaimana bentuk aspirasi masyarakat terhadap tayangan suara DPRD ?
2. Apakah masyarakat antusias terhadap tayangan ini menurut bapak ?
3. Apakah ada kendala yang ditemukan dalam membangun aspirasi
masyarakat terhadap tayangan suara DPRD ini ?
4. Menurut bapak secara keseluruhan apakah program suara DPRD mampu
mempengaruhi masyarakat agar ikut berpartisipasi ?
C.
Media Massa mampu mengembangkan dialog tentang hal-hal yang
berhubungan dengan masalah-masalah politik ?
1. Hal-hal apa saja yang di bahas dalam acara suara DPRD selama ini ?
2. Apakah siaran suara DPRD mampu mengembangkan permasalahanpermasalah politik yang terjadi ?
3. Apakah ada kesulitan dalam pengembangan dialog pada tayangan suara
DPRD ?
D.
Media Massa sebagai pendidik
1. Apakah siaran suara DPRD sudah memberikan tayangan mendidik kepada
masyarakat?
2. Apakah ada nilai-nilai pendidikan yang tercipta yang bapak temukan pada
saat acara ini live ditayangkan ?
3. Apakah ada hal-hal yang bapak lakukan kepada anggota bapak dalam
penayangan suara DPRD agar tercipta nilai pendidikan dalam acara ini ?
3. PANDUAN WAWANCARA DENGAN MASYARAKAT
NO. Responden
:
Nama Responden
:
Umur
:
Jenis Kelamin
:
Pekerjaan
:
1. Apakah bapak/ibu pernah menyaksikan siaran Suara DPRD yang disiarkan
oleh Balikpapan TV ?
2. Bagaimana tanggapan bapak/ibu mengenai penyiaran program Suara DPRD
di Balikpapan TV ?
3. Apakah bapak/ibu pernah ikut berpartisipasi pada saat penayangan Suara
DPRD ini ?
4. Manfaat apa yang bapak/ibu dapatkan dalam menyaksikan tayangan Suara
DPRD di Balikpapan TV ?
5. Apakah tayangan Suara DPRD sudah mampu mengembangkan maupun
membahas masalah-masalah politik yang terjadi di Kota Balikpapan ?
6. Menurut bapak/ibu nilai pendidikan apa yang yang didapatkan ketika
menyaksikan tayangan ini ?
Download