PERAN BALIKPAPAN TV SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI POLITIK MELALUI PROGRAM SUARA DPRD KOTA BALIKPAPAN SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Stara I Oleh SYAHMI ABRARI NIM. 0902055103 ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA 2015 HALAMAN PENGESAHAN Judul Skripsi : Peran Balikpapan TV Sebagai Media Komunikasi Politik Melalui Program Suara DPRD Kota Balikpapan Nama : Syahmi Abrari NIM : 0902055103 Jurusan : Ilmu Administrasi Program Studi : Ilmu Komunikassi Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Menyetujui Pembimbing I Pembimbing II Hj. Hairunisa, S.Sos. MM Drs. Ghufron. M. Si NIP. 19730515 200604 2 002 NIP. 19670307 199403 1 001 Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman Drs H. Muhammad Noor, M.Si NIP. 19600817 198601 1 001 ABSTRAK Syahmi Abrari, Peran Balikpapan TV sebagai media komunikasi politik melalui program suara DPRD kota Balikpapan, di bawah bimbingan Hj. Hairunisa, S.Sos. MM selaku pembimbing I dan Drs. Ghufron M.Si selaku pembimbing II. Program suara DPRD adalah salah satu program acara politik yang ditayangkan oleh Balikpapan TV. Program acara suara DPRD Balikpapan di buat atas permintaan pihak DPRD yang bertujuan sebagai wadah aspirasi atau sebagai tempat untuk menyampaikan suatu kebijakan-kebijakan yang dibuat pihak DPRD kepada masyarakat Metode yang digunakan dalam penelitian ini berdasakan pada pendekatan kualitatif, peneliti mendeskripsikan dan menginterprestasikan data, dengan menuangkannya dalam penulisan skripsi ini melalui observasi dan wawancara. Hal ini bertujuan agar memudahkan dalam menjabarkan dan menjelaskan tentang sistem manajemen produksi yang terdapat pada Balikpapan TV, selain itu, dalam menganalisis permasalahan yang diangkat penulis menggunakan teori manajemen POAC sebagai pisau analisisnya. Berdasarkan hasil temuan pengelolahan data dapat disimpulkan bahwa peran Balikpapan TV sebagai media komunikasi politik melauli siaran suara DPRD kota balipapan belum berjalan dengan baik diakibatkan pihak DPRD sebagai narasumber jarang menghadiri acara suara DPRD sehingga penayangan acara suara DPRD tidak efektif. Kata kunci : Peran, Balikpapan TV, Komunikasi Politik, RIWAYAT HIDUP Syahmi Abrari, Lahir pada tanggal 29 Mei 1989 di Balikpapan, Kalimantan Timur. Merupakan anak keenam dari enam bersaudara dari pasangan Drs. H Mizlan Noor dan Hj. Rusmilawati. Pada tahun 1994 memulai pendidikan di Taman Kanak-kanak (TK) Al Ikhlas di kabupaten Tanah Grogot, kemudian meneruskan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 018 Kabupaten Tanah Grogot dan Lulus tahun 2002, kemudian meneruskan pendidikan ke pondok pesantren Mahad Al Zaytun di Jawa Barat dan pindah ke Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Penajam Paser Utara serta memperoleh ijazah pada tahun 2008. Kemudian melanjutkan kejenjang pendidikan Perguruan Tinggi Negeri di Universitas Mulawarman pada tahun 2009 di fakultas Ilmu Sosial dan politik Jurusan Ilmu Administrasi, Program Sudi Ilmu Komunikasi. Sebagai aplikasi dari studi yang didapat dan juga dalam rangka melaksanakan amanat Tri Darma Perguruan Tinggi, maka pada bulan juli sampai dengan Agustus 2012 penulis mengikuti Kuliah Kerja Nyata Reguler di Kelurahan Pegat Bukur Kecamatan Sambaliung Kabupaten Berau, kemudian dilanjutkan dengan tugas akhir yang berjudul “Peran Balikpapan TV Sebagai Media Komunikasi Politik Melalui Program Suara DPRD Kota Balikpapan” KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat, karunia dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang berjudul “ Peran Balikpapan TV sebagai media komunikasi politik melalui program suara DPRD kota Balikpapan”. Persembahan tulus dan paling dalam penulis haturkan kepada Ayahanda mizlan noor dan Ibunda rusmilawati tercinta atas kasih sayang, pengorbanan dan dukungan serta do’a-do’a yang selalu terpanjat disetiap sujudnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Dalam penulisannya, skripsi ini masih banyak kekurangan serta jauh dari kesempurnaan karena kurangnya pengalaman dan pengetahuan penulis. Namun karena banyak mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. H. Masjaya, M.Si selaku Rektor di Universitas Mulawarman yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan pendidikan program sarjana pada universitas Mulawarman Samarinda. 2. Bapak Drs. H. Muhammad Noor, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. 3. Ibu Hj. Khairunisa S.Sos., MM selaku Ketua Program atas bimbingan dan asuhan selama menempuh kuliah di Program studi Ilmu Komunikasi. 4. Bapak Luthfi Wahyudi S.Sos M.Si selaku dosen pembimbing pertama dan Bapak Drs. Ghufron M.Si selaku dosen pembimbing kedua yang telah membimbing serta memberi saran terhadap penulisan skripsi ini. 5. Bapak Drs. Sugandi M.Si selaku dosen penguji pertama dan Ibu Inda Fitryarini,S.Sos.M.Si selaku dosen penguji kedua yang telah memberikan saran dan masukan dalam penyusunan skripsi ini. 6. Seluruh dosen-dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik terutama dosen-dosen Ilmu Komunikasi, terima kasih atas bimbingan yang memberikan bekal pendidikan dan staf Ilmu Komunikasi terima kasih atas bantuannya. 7. Kedua orang tua peneliti, Bapak mizlan noor dan rusmilawati atas segala yang telah diberikan berupa do’a, semangat, kasih sayang dan nasehat. 8. Kepada seluruh teman-teman angkatan 2009 Ilmu Komunikasi Ferry Afiyadi, Muh.Fajrin, Fuad Abbas Saleh Passalo, Tomi Hidayat, Budi Setiawan, Achmad Ansari, Ramdani Ichsan, Muhammad Rizqi dan yang lainnya yang telah mendukung dan bantuanya dalam penyusunan skripsi ini. Harapan Penulis semoga skripsi ini dapat berguna serta bermanfaat bagi penulis sendiri maupun pihak-pihak lain yang membutuhkannya, Amiin. Samarinda, 4 Februari 2016 Syahmi Abrari DAFTAR ISI Hlm. HALAMAN JUDUL ……………………………………………………….. i HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………… ii ABSTRAK …………………………………………………………………. iii RIWAYAT HIDUP ………………………………………………………… iv KATA PENGANTAR ……………………………………………………… v DAFTAR ISI ……………………………………………………………….. vi DAFTAR TABEL ………………………………………………………….. vii DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………….. viii BAB I PENDAHULUAN 1.1 1.2 1.3 1.4 BAB II Latar Belakang ……………………………………………… Rumusan Masalah …………………………………………... Tujuan Penelitian ……………………………………………. Manfaat Penelitian …………………………………………... 1 6 6 6 KERANGKA DASAR TEORI 2.1 Teori …………………………………………………………. 2.1.1 Teori Agenda Setting ………………………………….. 2.2 Konsep ………………………………………………………. 2.2.1 Peran …………………………………………………… 2.2.2 Peranan dan Bantuan Mass Media Dalam Pembangunan Nasional …………………………….. 8 8 10 10 12 2.2.3 Komunikasi ……………………………………………. 2.2.4 Komunikasi Politik ……………………………………. 2.2.5 Komunikasi Massa …………………………………….. 2.2.6 Media Massa Televisi …………………………………. 2.3 Definisi Konsepsional ……………………………………….. 18 19 23 24 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 Jenis Penelitian ………………………………………………. Fokus Penelitian ……………………………………………... Jenis dan Sumber Data ………………………………………. Teknik Pengumpulan Data …………………………………... Teknik Analisis Data ………………………………………... Lokasi Penelitian ……………………………………………. 27 28 28 30 31 34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyajian Data ……………………………………………….. 35 4.1.1 Gambaran tentang kota Balikpapan …………………… 35 4.1.2 Gambaran DPRD kota Balikpapan ……………………. 40 4.1.3 Gambaran tempat penelitian di Balikpapan TV ………. 43 4.2 Hasil Penelitian ……………………………………………….. 48 4.2.1 Media massa dapat memperluas cakrawala pemikiran… 48 4.2.2 Media massa mampu menumbuhkan aspirasi ………… 51 4.2.3 Media massa mengembangkan dialog tentang hal-hal yang berhubungan dengan masalah politik …………… 53 4.2.4 Media massa sebagai pendidik ………………………... 54 4.3 Pembahasan hasil penelitian …………………………………. 56 4.3.1 Media massa daapat memperluas cakrawala ………….. 56 4.3.2 Media massa mampu menumbuhkan aspirasi ………… 59 4.3.3 Media massa mengembangkan dialog tentang hal-hal yang berhubungan dengan masalah politik ……………. 61 4.3.4 Media massa sebagai pendidik ………………………... 62 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ……………………………………………………. 67 5.2 Saran …………………………………………………………... 69 DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….... 71 LAMPIRAN …………………………………………………………………... 73 DAFTAR TABEL Nomor 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7 4.8 4.9 4.10 4.11 4.12 4.13 4.14 4.15 Halaman Wilayah Kecamatan Balikpapan Timur ……………………… 38 Wilayah Kecamatan Balikpapan Selatan …………………….. 38 Wilayah Kecamatan Balikpapan Tengah …………………….. 39 Wilayah Kecamatan Balikpapan Utara ………………………. 39 Wilayah Kecamatan Balikpapan Barat ………………………. 40 Wilayah Kecamatan Balikpapan Kota ……………………….. 40 Pimpinan DPRD Kota Balikpapan …………………………... 42 Komisi I Bidang Pemerintahan, Pertanahan dan Hukum ……. 42 Komisi II Bidang Ekonomi, Keuangan, Pariwisata dan Perdagangan ………………………………………………….. 42 Komisi III Bidang Pembangunan, Lingkungan Hidup dan Perhubungan …………………………………………………. 43 Komisi IV Bidang Kesejahtraan Rakyat …………………….. 43 Frekuensi Balikpapan TV ……………………………………. 47 Komposisi Acara Pada Balikpapan TV ……………………… 47 Program Acara Balikpapan TV ……………………………… 47 Struktur Organisasi Balikpapan TV …………………………. 49 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Foto Tempat Penelitian …………………………………………… 75 2. Daftar Wawancara Di Balikpapan tv …………………………….. 76 3. Daftar Wawancara Dengan Masyarakat …………………………. 79 4. Surat Penelitian Dari Balikpapan TV …………………………….. 80 5. Surat Penelitian Dari DPRD Kota Balikpapan ………………….... 81 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa merupakan sarana menyebarkan informasi kepada masyarakat. Oleh karena itu, media massa memiliki peranan penting dalam penyebaran informasi yang dibutuhkan masyarakat. Saat ini ada beragam media yang memberikan informasi dengan berbagai karakteristiknya, seperti media elektronik ; televisi, radio dan internet, serta media cetak, seperti koran, majalah, tabloid. Berkembangnya teknologi, semakin mempermudah kita dalam memperoleh informasi, dimana mobilitas masyarakat yang tinggi, tidak terlepas dengan kegiatan komunikasi, yang saling memberi dan menerima informasi. Bagi sebagian anggota masyarakat, saat ini informasi sudah merupakan kebutuhan. Maka masyarakat selalu mencari informasi dari berbagai media massa dimana saja dan kapan saja. Di zaman teknologi yang semakin berkembang membuat masyarakat dengan mudah memperoleh informasi berita dalam bentuk apapun dengan basis yang beraneka ragam seperti ekonomi, olahraga, hiburan dan politik, yang dapat diperoleh dari sarana seperti radio, media cetak, televisi ataupun media lain. Bahkan di era globalisasi seperti sekarang dapat melihat informasi ter up-date melalui internet yang dapat di dapat dengan mudah. Aneka pesan melalui sejumlah media massa dengan sajian berbagai peristiwa yang memiliki nilai berita ringan sampai berita tinggi, mencerminkan proses komunikasi massa yang selalu menerpa dalam kehidupan manusia. Media massa baik cetak maupun elektronik sesungguhnya merupakan alat yang sangat ampuh untuk mempengaruhi sekaligus mengubah opini publik, melalui media massa pula segala lingkup ruang dan waktu. segala bentuk peristiwa yang terjadi didunia dalam waktu singkat sudah dapat kita ketahui. Dunia penyiaran televisi saat ini terus mengalami perkembangan, hal ini didasari atas besarnya kebutuhan informasi dan komunikasi. Televisi berperan sebagai sarana dalam menjembatani arus informasi dan telekomunikasi yang telah menjadi komoditas penting dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Televisi dengan kemampuannya menyampaikan informasi yang berupa suara (audio) dan gambar (visual) secara bersamaan membuat media massa ini menjadi pilihan utama bagi masyarkat dalam mencari informasi. Intensitas masyarakat dalam mengikuti setiap program acara ditelevisi akan membantu khalayak mendapatkan informasi-informasi yang baru. Perkembangan televisi nasional ini diikuti pula oleh televisi lokal. Pada tahun 2001 munculah beberapa stasiun televisi lokal seperti JTV (Surabaya) dan RIAU TV. Di tahun – tahun berikutnya secara perlahan bermunculan stasiun – stasiun televisi lokal yang tersebar di tiap – tiap daerah lainnya.Tahun 2002, sejumlah televisi lokal mencoba untuk menyatukan visi dan misinya dalam sebuah wadah perhimpunan yang dinamakan Asosiasi Televisi Lokal Indonesia (ATVLI), sebuah wadah tempat bernaungnya sejumlah stasiun televisi yang berdaya jangkau siaran lokal (daya jangkau siaran maksimum dalam satu provinsi/kota). Tujuannya didirikannya ATVLI ini adalah untuk memperjuangkan kepentingan anggotanya dan kepentingan masyarakat lokal untuk mendapatkan informasi. PT. Balikpapan Televisi (BTV) adalah perusahaan yang bergerak dibidang broadcasting media dengan tampilan audio visual. Merupakan bagian dari kelompok per usahan JPMC (Jawa Pos Multimedia Corporation) yang memayungi 72 anak perusahaan dan 16 stasiun televisi lokal, diantaranya JTV (Surabaya), PJTV (Bandung), CB Cannel (Jakarta), RadarTV ( Lampung), PALTV (Palembang), PadangTV (Padang), JambiTV (Jambi), RiauTV (Riau), BATAMTV (Batam), PontianakTV (Pontianak), FajarTV (Makassar) MalioboroTV (Yogya) Simpang5TV (Semarang). JPMC mengarah pada program menasionalkan televisi lokal dengan melakukan program bersama (relay) disemua stasiun TV jaringan JPMC, sehingga memungkinkan program BTV untuk ditayangkan di televisi JPMC lainnya. Saat ini BTV mengudara di channel 26 UHF, dan bisa disaksikan dijaringan TV kabel lokal yakni Mitra Vision dan Borneo Vision. Program – program BTV dikemas untuk multi segmen, dengan keragaman jenis acara, mulai dari hiburan, pendidikan olahraga, keagamaan dan berita – berita aktual. Jawa Pos Grup menjadi yang pertama di sejumlah kota dalam hal mendirikan stasiun televisi lokal. Seperti yang dilakukannya di Balikpapan, Kalimantan Timur. Setelah sukses mengelola dan mengembangkan harian Kaltim Pos, grup yang dipimpin Dahlan Iskan itu, merambah Kalimantan Timur dengan mendirikan stasiun televisi lokal, Balikpapan TV (BTV) pada tahun 2007. Balikpapan TV telah memiliki izin Prinsip Penyelenggaraan Penyiaran (IPPP) yang dikeluarkan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia No: 450/KEP/M.KOMINFO/12/2010. Dengan IPPP ini maka Balikpapan Televisi harus melakukukan sejumlah kewajiban seperti menyelenggarakan siaran yang mengandung informasi, pendidikan, hiburan dan manfaat untuk pembentukan intelektual watak, moral, kemajuan,kekuatan bangsa, menjadi persatuan dan kesatuan serta mengamalkan nilai – nilai agama dan budaya Indonesia. Balikpapan TV merupakan televisi lokal pertama di kota Balikpapan. Sebelumnya, warga kota hanya disuguhi tayangan TVRI dan televisi swasta yang berbasis di Jakarta. Kehadiran televisi lokal memberikan pilihan bagi masyarakat Balikpapan dalam menentukan acara hiburan atau informasi. Apalagi Balikpapan termasuk salah satu kota dengan tingkat pendapatan cukup tinggi, sehingga tentunya kehadiran televisi lokal sangat dibutuhkan. Balikpapan TV mempunyai program acara politik yaitu “Suara DPRD” program acara ini berupa talk show interaktif yang ditayangkan secara live setiap Jum’at pukul 09.00 – 10.00 pagi dan mulai tayang pada tanggal 5 November 2011. Program acara ini adalah hasil kerja sama DPRD Balikpapan dengan BTV yang mana acara ini merupakan permintaan kerjasama dari pihak DPRD Balikpapan. Menurut penggagas dan penanggung jawab dari acara ini yaitu Ibu Sri Hana, SE dari Komisi I bidang pemerintahan, pertanahan dan hukum menuturkan banyaknya masyarakat kota Balikpapan masih kurang tahu tentang fungsi-fungsi dari DPRD kota Balikpapan, Ibu Sri Hana, SE melanjutkan bahwa tujuan diadakannya acara ini adalah sebagai wadah aspirasi masyarakat untuk mengutarakan pendapatnya ataupun keluhannya kepada anggota DPRD tersebut dan memudahkan masyarakat mendapatkan informasi tentang wakil rakyat yang ada di DPRD Balikpapan. Balikpapan TV selaku media televisi lokal yang ada di Balikpapan, menjadi akses informasi yang cepat dan mudah untuk langsung dapat berkomunikasi dengan masyarakat. Dalam acara ini masyarakat dapat berkomunikasi langsung dengan narasumber yaitu pihak dari DPRD Balikpapan ketua umum, wakil ketua umum, ketua komisi masing – masing, ataupun anggota DPRD melalui telepon ataupun sms yang sudah disediakan oleh pihak BTV. Setiap komisi mendapatkan kesempatan untuk tampil di acara Suara DPRD dan materi yang dibahas sesuai dengan komisi masing – masing yaitu : Komisi I - Bidang Pemerintahan, Pertanahan Dan Hukum. Komisi II - Bidang Ekonomi, Keuangan, Anggaran, Pariwisata Dan Perdagangan. Komisi III - Bidang Pembangunan, Lingkungan Hidup Dan Perhubungan. Komisi IV - Bidang Kesejahteraan Rakyat. Berdasarkan hasil pengamatan yang penulis lakukan, bahwasanya peran dari tayangan Suara DPRD sebagai tayangan yang memberikan informasi politik kepada masyarakat kurang efektif hal ini dapat dilihat dari penyangan yang tidak sesuai dengan jadwal yang ditetapkan ataupun terkadang tidak ditayangkannya suara DPRD pada waktu yang telah ditentukan dan kehadiran narasumber pada acara Suara DPRD . Oleh karena itu penulis menganggap perlu untuk menelitinya dengan judul “ Peran Balikpapan TV sebagai media komunikasi politik melalui program suara DPRD kota Balikpapan “. 1.1 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan, maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian: Bagaimanakah peran Balikpapan TV sebagai media komunikasi politik melalui program suara DPRD kota Balikpapan. 1.2 Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini yaitu: Untuk mendeskripsikan dan menganalisis peran Balikpapan TV sebagai media komunikasi politik melalui program suara DPRD kota Balikpapan. 1.4 Manfaat Penelitian Apa yang telah diuraikan diatas, maka penelitian ini diharapkan memberikan manfaat, terutama manfaat baik. Manfaat penelitian ini antara lain sebagai berikut: 1. Segi Teoritis Secara teoritis hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi wacana keilmuan khususnya dalam bidang komunikasi politik antara DPRD Balikpapan dengan masyarakat melalui Balikpapan TV sebagai jembatannya. 2. Segi Praktis Secara praktis di harapkan penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi bagi kantor Balikpapan TV dalam bidang komunikasi politik melalui program acara suara DPRD kota Balikpapan. BAB II TEORI DAN KONSEP 2.1 Teori Teori merupakan serangkaian konsep, definisi, proposisi untuk menerangkan suatu fenomena secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep, yang sangat dibutuhkan sebagai pegangan umum dalam suatu penelitian. 2.1.1 Teori Agenda Setting Teori agenda setting yang dikemukakan oleh Maxwell McCombs dan Donald Shaw dalam “Public Opinion Quarterly”, adalah salah satu teori tentang proses dampak media atau efek komunikasi massa terhadap masyarakat dan budaya. Agenda setting menggambarkan kekuatan pengaruh media yang sangat kuat terhadap pembentukkan opini masyarakat, karena media memberi tekanan pada suatu peristiwa maka media itu akan mempengaruhi khalayak untuk menganggapnya penting (Rakhmat, 2007:68). Model Agenda Setting, menurut Jalaluddin Rakhmat: “Adanya hubungan positif antara penilaian yang diberikan media pada suatu persoalan dengan perhatian yang diberikan khalayak pada persoalan itu.”(Becker, McComb dan Meleod, D George, Winter, dalam Rakhmat, 1994:69) Pada model tersebut dapat dilihat empat konsep, yaitu: variabel media massa, variabel antara, variabel efek, dan variabel efek lanjutan. Variabel media massa diukur dengan menentukan batas waktu tertentu, merancang isi media dan menyusun isi berdasarkan panjang, penonjolan dan konflik (Rakhmat, 2000:69). Berikut asumsi dari teori agenda setting (Rakhmat, 1994:229) : 1. Asumsi metateoritis a. Masyarakat pers dan media massa tidak mencerminkan kenyataan, mereka menyaring dan membentuk isu. b. Media menyediakan beberapa isu dan memberikan penekanan lebih kepada isu tersebut yang selanjutnya memberikan kesempatan kepada publik untuk menentukan isu mana yang lebih penting dibandingkan dengan isu lainnya. 2. Asumsi a. Bahwa media massa menyaring berita, artikel, atau tulisan yang akan disiarkannya. b. Orang yang menyunting dan menyiarkan berita di media massa disebut dengan gatekeepers. c. Media massa terbukti sanggup membentuk citra orang-orang tentang lingkungan dengan menyampaikan informasi. d. Media massa berperan dalam menyampaikan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang baik. 2.2 Konsep Konsep merupakan definisi yang perlu diamati untuk menganalisis hubungan sosial atau alami. Konsep-konsep dalam penelitian sosial pada umumnya bersifat abstrak, oleh karena itu dalam penelitian sosial, konsep-konsep tersebut perlu didefinisikan sehingga dapat dipahami dengan baik. 2.2.1 Peran Pengertian peranan menurut Soerjono Soekanto (2002;243) adalah sebagai berikut: Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan. Konsep tentang peran (role) menurut Komarudin (1994;768) dalam buku “Ensiklopedia Manajemen” mengungkapkan sebagai berikut : 1. Bagian dari tugas utama yang harus dilakukan oleh manajemen. 2. Pola perilaku yang diharapkan dapat menyertai suatu status. 3. Bagian suatu fungsi seseorang dalam kelompok atau pranata. 4. Fungsi yang diharapkan dari seseorang atau menjadi karakteristik yang ada padanya. 5. Fungsi setiap variable dalam hubungan sebab akibat. Berdasarkan pengertian tersebut dapat diambil bahwa peranan merupakan penilaian sejauh mana fungsi seseorang atau bagian dalam menunjang usaha pencapaian tujuan yang ditetapkan atau ukuran mengenai hubungan 2 (dua) variable yang mempunyai hubungan sebab akibat. Peran menurut kozier seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam, suatu system. Peran dipengaruhi oleh keadaan social baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari prilaku yang diharapkan dari seseorang pada situasi social tertentu. ( sitorus, 2006:134). Selanjutnya makna peran menurut suhardono dapat dijelaskan melalui beberapa cara, yaitu pertama penjelasan historis, konsep peran semula di pinjam dari kalangan yang mempunyai hubungan erat dengan drama atau teater yang hidup subur pada zaman yunani kuno atau romawi. Dalam hal ini, peran berarti karakter yang disandang atau dibawakan oleh seorang actor dalam sebuah pentas dengan lakon tertentu. Kedua pengertian peran menurut ilmu sosial. ( sitorus,2006:136) Peran dalam ilmu sosial berarti suatu fungsi yang dibawakan oleh seseorang ketika menduduki suatu posisi dalam struktur social tertentu. Dengan menduduki jabatan tertentu, seseorang dapat memainkan fungsi karena posisi yang didudukinya tersebut. Pengertian peran dalam kelompok pertama diatas merupakan pengertian yang dikembangkan oleh paham strukturalis dimana lebih berkaitan antara peran-peran sebagai unit kultural yang mengacu kepada hak dan kewajiban secara normatif telah dicanangkan oleh sistem budaya. Sedangkan pengertian peran dengan kelompok dua adalah paham interaksionis, karena lebih memperlihatkan konotasi aktif dinamis dari fenomena peran. Seseorang dinamakan menjalankan peran manakala ia menjalankan hak dan kewajiban merupakan bagian tidak terpisah dari status yang disandangnya. Dapat disimpulkan peran adalah perilaku yang diharapkan dari seseorang agar dapat mempengaruhi suatu keadaan tertentu berdasarkan status dan fungsi yang dimilikinya dan seseoarang dikatakan menjalankan peran apabila telah menjalan hak dan kewajiban yang merupakan bagiian tidak terpisah dari status yang di sandangnya. 2.2.2 Peranan dan Bantuan Media Massa dalam Pembangunan Nasional Dalam artikel Wilbur schramm menguraikan secara tepat, peranan mass media dalam pembangunan nasional. Ada tugas atau peranan yang dapat dilakukan media massa dalam pembangunan nasional, ada yang tidak. Peranan utama yang dapat dilakukan media massa dalam pembangunan adalah membantu memperkenakan perubahan sosial. Menurut schramm, mass media tidak dapat berperan secara langsung, melainkan harus didukung oleh komunikasi antara pribadi supaya pesanpesan yang disampaikannya dapat diterima dengan baik. Dengan demikian schramm juga menunjukan lebih jauh keterbatasan- keterbatasan yang ada pada media massa dalam mennjalankan peranannya bagi kepentingan pembangunan nasional. Peranan media massa dalam pembangunan nasional (Amri Jahi, 1988: 17) adalah sebagai agen pembaruan (agent of social change). Letak peranannya adalah dalam hal membantu mempercepat proses peralihan masyarakat yang tradisional menjadi masyarakat yang modern.khususnya peralihan dari kebiasaan- kebiasaan yang menghambat pembangunan kearah sikap baru yang tanggap terhadap pembaharuan demi pembangunan. Orang- orang yang hidup dalam suatu masyarakat dimana media telah berperan sebagai bagian dari kehidupan mereka, sering melupakan bahwa banyak peajaran yang mereka peroleh lewat media. Seluruh generasi manusia membentuk pendapat mereka tentang masalah- masalah dunia sebagai hasil dari apa yang mereka pelajari selain melalui surat kabar juga melalui media, film, televise dan majalah- majalah. Hal ini dapat terjadi mengingat media memiliki kemampuan untuk memberikan informasi- informasi secara efektif, sehingga kita dapat mengatakan secara pasti bahwa media akan mampu membuktikan peranannya melayani tugas- tugas pembangunan bagi negara- negara sedang berkembang. Berikut peran media massa menurut Wilbur Schramm (Eduard Depari 1991:17) yaitu : 1. Media massa Dapat Memperluas Cakrawala Pemikiran Media mampu membawa seseorang kepuncak bukit yang tinggi tanpa melintas cakrawala. Media memiliki keuatan ghaib karena kemampuannya membuat seseorang melihat dan mengetahui tepattempat yang belum pernah dikunjunginya serta mengenal orang- orang yang belum pernah ditemuinya. Sekaipun pengaruh ghaib media mulai berkurang, namun media tetap dapat membantu masyarakat negara sedang berkembang mengenal kehidupan masyarakat lain, sehingga mereka memperoleh pandangan baru dalam hidupnya. Dengan demikian media mampu memperdekat jarak yang jauh serta memperjelas hal- hal yang kabur, menjembatani peralihan masyarakat tradisional kearah masyarakat modern. 2. Media Massa Dapat Memusatkan Perhatian. Surat kabar, radio dan majalah yang berperan sebagai pengawas di pelbagai tempat, harus memutuskan apa yang tepat untuk disiarkan. Tindakan untuk menentukan siapa yang harus menulis, berperan dalam siaran televisi, peristiwa- peristiwa apa yang dilaporkan, banyak ditentukan oleh tingkat pengetahuan serta apa yang menjadi pokok pembicaraan masyarakat. Melalui media, seorang pemuka masyarakat akan mampu menyebarluaskan gagasan- gagasan mereka tentang pembangunan pada setiap masyarakat sehingga masyarakat memperoleh kesempatan untuk memikirkan serta mendiskusikan gagasan- gagasan tersebut. 3. Media Massa Mampu Menumbuhkan Aspirasi. Media mampu menumbuhkan aspirasi sebagaimana dinyatakan oleh Daniel Lerner ketikia radio Cairo menjangkau desa- desa terpencil, “melalui aspirasi- aspirasi pribadi yang ditumbuhkan, hamper seluruh ide dapat diwujudkan karena didukung masyarakat. 4. Media Massa mampu Menciptakan Suasana Membangun Kita dapat menyimpulkan menyebarluaskan informasi bahwa pada melalui peranan media masyarakat Negara sedang berkembang ia dapat memperluas cakrawala pemikiran serta membangun empati; memusatkan perhatian pada persoalan- persoalan serta tujuan- tujuan pembangunan; menumbuhkan aspirasi pribadi serta bangsa, semuanya ini dapat dilaksanakan sendiri oleh media. 5. Mass Media Mampu Mengembangkan Dialog Tentang Hal- hal Yang Berhubungan Dengan Masalah- masalah Politik. Masyarakat yang berminat dalam persoalan- persoalan politik lokal, mudah sekali mendiskusikannya secara tatap muka, karena tempat tinggal mereka saling berdekatan satu sama lain. Sejauh masyarakat tersebut berminat dalam soal politik lokal, maka dialog secara tatap muka sudah cukup, sebab mereka umumnya tidak berminat pada soalsoal politik nasional. Masyarakat biasa juga membutuhkan pengetahuan tentang politik nasional, sehingga mereka mampu membentuk pendapatnya dan pada saat yang tepat bertindak sesuai dengan pendapat mereka. Perumus kebijaksanaan politik harus mengetahui dengan jelas keinginan- keinginan serta harapan- harapn masyarakat, sehingga mereka akan memperhitungkannya pada waktu menentukan kebijaksanaan baru dibidang politik. 6. Mass Media Mampu Mengenalkan Norma- norma Sosial Bagi masyarakat modern, sebagian besar tugas- tugas penyampaian penerangan umumnya dilaksanakan oleh media. Mereka akan memberikathukan hal- hl yang serius yang harus diketahui masyarakat.apabila norma- norma sosial baru tidak diketahui umum sebagaimana halnya di Negara- Negara sedang berkembang, maka sebagian tugas media adalah memperluas serta mengenalkan normanorma tersebut. Beberapa Negara sedang berkembang telah meningkatkan status petani- petani serta pekerja- pekerja terbaik mereka lewat media, demikian juga mereka tidak boleh ragu- ragu menentang kemalasan, pemborosan serta korupsi lewat media. 7. Mass Media Mampu Menumbuhkan Selera Dalam keterbatasannya, masyarakat belajar menyukai apa yang mereka lihat dan apa nyang mereka dengar, terutama menyangkut seni dan music melalui media. Kekuatan utama media terletak pada kemampuan mereka empercepat proses keintiman antara pelaku dalam media dengan masyarakat, sehingga berpengaruh dalam pembentukan selera. Negara sedang berkembang dapat memanfaatkan peran media ini untuk membina rasa (sense) kebangsaan, melalui acara- acara kesenian- kesenian nasional. Secara sikologis setiap suku bangsa akan merasa dekat satu sama lain, walaupun secara fisik mereka jauh, karena jarak tersebut dapat dijembatani oleh media. 8. Mass Media Mampu Merubah Sikap Yang Lemah Menjadi Sikap Yang Lebih Kuat. Keberhasilan peranan media dalam pembangunan sosial ekonomi banyak dibantu oleh pengaruh- pengaruh pemuka masyarakat serta dukungan norma- norma kelompok. Media akan menyampaikan informasi melalui saluran pengaruh- pengaruh pribadi para pemuda masyarakat. Media mampu meningkatkan status serta mengenakan norma- norma, memperluas dialog politik serta meningkatkan status serta membentuk selera. Apabia sikap masyarakat lemah dalam menghadapi masyarakat, maka media dapat mampu merubah sikap tersebut menjadi sikap yang kuat, hanya apabila dibantu oleh pengaruh pribadi para pemuka masyarakat. Dengan demikian dalam hal yang berhubungan dengan perusahaan kepercayaan dan perilaku, media hanya bersifat penunjang. 9. Media Massa Sebagai Pendidik Banyak hal yang membuktikan peranan media baik di dalam maupun diluar kelas sebagai alat pendidikan. Ditempat dimana sekolah dan guru langka jumlahnya, media membuktikan kemampuannnya memikul sebagian besar tugas pendidikan, terutama dalam bidang pendidikan orang- norang dewasa serta pemberantasan buta huruf. Selain itu media sangat membantu latihan- latihan teknik dan industri serta latihan- latihan guru. Dalam suatu studi perbandingan yang dilakukan terhadap 393 siswa yang dididik melalui televisi dan siswasiswa yang menerima cara pengajaran cara konvensional. 2.2.3 Komunikasi Istilah komunikasi pada awalnya merupakan fenomena sosial, yang kemudian menjadi ilmu yang secara akademik berdisiplin mandiri. Istilah komunikasi sesungguhnya berpangkal pada perkataan latin communis kebersamaan antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga memiliki akar Communico . Menurut Uchjana (1993 : 28) Hakikat komunikasi adalah prosesproses pernyataan antar manusia. Yang dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya. Dalam “Bahasa” Komunikasi pernyataan dinamakan pesan (message). Orang yang menyampaikan pesan disebut komunikator (communicator) sedangkan orang yang menerima pernyataan diberi nama komunikan (communicate). Untuk tegasnya, komunikasi berarti proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan, jika dianalisis pesan komunikasi terdiri dari dua aspek, pertama isi pesan (the content of the message), kedua lambang (symbol). Konkritnya isi pesan itu adalah pikiran atau perasaan, lambang adalah bahasa. Pikiran dan perasaan sebagai isi pesan yang disampaikan komunikator kepada komunikan, selalu menyatu secara terpadu; secara teoritis tidak mungkin hanya pikiran saja atau perasaan saja, masalahnya mana diantara pikiran dan perasaan itu yang dominan; jika perasaan yang mendominasi pikiran adalah dalam situasi tertentu, misalnya suami sebagai komunikator ketika sedang marah mengucapkan kata- kata menyakitkan. 2.2.4 Komunikasi Politik Sebenarnya untuk mendefinisikan komunikasi, akan banyak perspektif yang akan diketengahkan, termasuk juga cara untuk menganalisis komunikasi politik itu sendiri. Seperti apa yang dikemukakan Muller (1973:73) bahwa komunikasi politik didefinisikan sebagai hasil yang bersifat politik apabila mereka menekankan pada hasil. Disisi lain bagi mereka yang lebih menekankan fungsi komunikasi politik dalam sistem politik, komunikasi politik didefinisikan sebagai komunikasi yang terjadi dalam suatu sistem politik dan antara sistem tersebut dengan lingkungannya. Almond dan Powel mendefinisikan komunikasi politik sebagai fungsi politik bersama-sama fungsi artikulasi, agregasi, sosialisasi dan rekruitmen yang terdapat didalam suatu sistem politik dan komunikasi politik merupakan prasyarat (prerequisite) bagi berfungsinya fungsi – fungsi politik yang lain. Selain itu, beberapa ilmuwan juga melihat komunikasi politik sebagai suatu pendekatan dalam pembangunan politik. Karena itu komunikasi politik dianggap memiliki fungsi yang sangat istimewa, komunikasi politik meletakan basis untuk menganalisi permasalahan yang muncul dan berkembang dalam keseluruhan proses dan perubahan politik suatu bangsa. Bahkan Plano (1982:24) melihat bahwa komuni kasi politik merupakan proses penyebaran arti, makna atau pesan yang bersangkutan dengan fungsi suatu sistem politik. Banyak definisi mengenai komunikasi politik yang telah diberikan oleh para pakar, tapi tentunya tidak ada satu definisi pun yang dapat diterima secara universal. Definisi bagus dan paling sederhana adalah definisi yang diberikan oleh Chaffee, sebagaimana dikutip oleh Lynda Lee Kaid (2004;8), “Political communication is the role of communication in the political process” (komunikasi politik adalah peran komunikasi di dalam proses politik). Definisi singkat yang ditawarkan oleh Chaffee mengandung pengertian bahwa semua aktivitas komunikasi, verbal maupun non-verbal, yang berada dalam proses politik merupakan komunikasi politik. Pengertian “proses politik” dalam definisi tersebut tidak menunjukkan pada proses politik sebagaimana yang terdapat dalam konsepsi “sistem politik,” melainkan pada semua kegiatan politik. Menurut Denton dan Woodward, sebagaimana dikutip Brian McNair (2003:21), komunikasi politik adalah diskusi murni mengenai alokasi sumber daya publik (pendapatan, pajak atau penghasilan), otoritas pemerintah (pihak yang diberikan kekuasaan untuk merancang, membuat dan menjalankan hukum dan keputusan), serta diskusi mengenai sanksi-sanksi pemerintah (penghargaan atau hukuman dari negara). Menurut Richard M. Perloff (1998:65) komunikasi politik merupakan proses dimana kepemimpinan nasional, media dan masyarakat saling bertukar dan memberi makna terhadap pesan-pesan yang berhubungan dengan kebijakan publik. Definisi Perloff di atas mengandung beberapa unsur; Pertama, Komunikasi politik merupakan sebuah proses. Komunikasi politik tidak dapat terjadi secara otomatis begitu saja, di dalamnya terdapat serangkaian kegiatan yang kompleks dan dinamis. Di samping itu, proses tersebut juga mengandung adanya tarik-menarik pengaruh. Pemerintah mempengaruhi media dengan menawarkan bahan untuk pemberitaan, sementara media mendesak para politisi melalui serangkaian mekanisme institusional sebagai deadline dan nilai berita. Pada sisi yang lain media juga dapat mempengaruhi masyarakat, namun masyarakat juga dapat membentuk agenda media. Kedua, pesan dalam komunikasi politik terkonsentrasi pada lingkungan pemerintahan atau yang berhubungan dengan kebijakan publik. Komunikasi politik, dengan demikian, tidak hanya concern dengan persoalan pemilu, namun pada segenap hal yang berkaitan dengan politik. Dengan kata lain, komunikasi politik terjadi ketika masyarakat, media dan pemerintah saling “berdialog” mengenai isu-isu seputar elit dan publik. Sebagai sebuah kesimpulan, komunikasi politik menurut penulis didefinisikan sebagai sebuah proses penyampaian informasi atau transmisi pesan politik dan konstruksi makna oleh aktor-aktor politik melalui media yang mempunyai pengaruh dan efek dalam interaksi sosial dan politik. Dalam perkembangannya di lapangan, komunikasi politik yang dilakukan secara terarah, efektif dan berkisanambungan dapat membangun opini publik dan mampu membentuk sikap indivual atau kelompok. Kesimpulan ini memberikan pengertian bahwa komunikasi politik merupakan segenap tindakan berupa penyebaran aksi, makna, atau pesan yang terkait dengan fungsi suatu sistem politik, yang melibatkan unsur-unsur komunikasi (komunikator, pesan, media, komunikan dan efek). Dan Nimmo (2005:21) menyatakan cakupan komunikasi politik terdiri dari komunikator politik, pesan politik, persuasi politik, media, khalayak komunikasi politik, dan akibat-akibat komunikasi politik. Sementara Kraus dan Davis membaginya menjadi komunikasi massa dan sosialisasi politik, komunikasi massa dan proses pemilu, komunikasi dan informasi politik, penggunaan media dan proses politik, serta konstruksi realitas politik di tengah masyarakat. Dari keduanya terlihat bahwa cakupan yang diberikan Kraus dan Davis tampak terbatas pada pembahasan komunikasi melalui media massa atau komunikasi massa. Berbeda dengan dikonseptualisasikan Dan Nimmo yang tampak lebih luas. cakupan yang 2.2.5 Komunikasi Massa Dalam Jalaludin Rakhmat (2007:188), definisi yang paling sederhana tentang komunikasi massa dirumuskan oleh Bittner : “Mass communicated through a mass medium to a large number of people” (Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang). Definisi lain mengenai komunikasi massa menurut Joseph A. Devito (dalam Onong Uchjana Effendy, 2009:21) yaitu pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton televisi, agaknya ini berarti bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar- pemancar yang audio atau visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya, seperti : televisi, radio, surat kabar, majalah,film,buku dan pita. Wright (dalam Jalaludin Rakhmat, 2007:188) mengemukakan pendapat mengenai komunikasi massa : “This new form can be distinguished from older types by the following major characteristics: it isdiected towardrelitively large, heterogeneous, anda anonymous audience; messages are transmitted publicly, often-times to reach most audience members simultaneously, and are transient in character; the communicatortends to br,or tp operate within, a complex organization that may involve great expense. (Bentuk baru komunikasi dapat dibedakan dari corak- corak yang lama karena memiliki karakteristik utama sebagai berikut : diarahkan pada khalayak yang relatif besar, heterogen, dan anonym ; pesan disampaikan secara terbuka, seringkali dapat mencapai kebanyakan khalayak serentak, bersifat sekilas ; komunikator cenderung berada atau bergerak dalam organisasi yang komplek yang melibatkan biaya besar)”. 2.2.6 Media Massa ( Televisi ) Menurut Effendy (1992:62) Media Massa adalah Media komunikasi yang mampu menjaga khalayak yang jumlahnya relatif banyak, heterogen, anonim, terpencar – pencar, serta bagi komunikator yang menyebarkan pesannya bersifat abstrak. Media massa dalam hal ini adalah Televisi. Menurut Tashadi (1997:17) televisi berasal dari istilah perkataan “tele” dan “vision” , tele berarti jauh dan visi berarti penglihatan. Segi jauhnya ditransmisikan dengan prinsip –prinsip radio, sedangkan segi penglihatan diwujudkan dengan prinsip – prinsip kamera sehingga menjadi gambar, baik dalam bentuk gambar hidup atau bergerak maupun gambar diam. Menurut Kuswandi (1994:99) apa yang disajikan oleh televisi sebagai suatu penting belum tentu penting bagi khalayak ramai. Jadi efektif tidaknya isi pesan tergantung dari situasi dan kondisi pemirsa dan lingkungan sosialnya. Berdasarkan hal itu timbul pro kontra terhadap acara televisi , yaitu : 1. Acara televisi dapat mengancam nilai – nilai sosial yang ada dalam masyarakat. 2. Acara televisi dapat menguatkan nilai – nilai sosial yang ada dalam masyarakat. 3. Acara televisi akan membentuk nilai – nilai sosial yang ada dalam masyarakat. Pengertian Siaran Televisi berdasarkan Undang – Undang Penyiaran No. 32 tahun 2002 (pasal 1 ayat 1:13) adalah suatu kajian acara yang ditampilkan berupa pesan atau rangkaian dalam acara bentuk suara, gambar,yang berbentuk grafis, karakteristik baik yang bersifat interaktif maupun tidak dapat diterima melalui perangkat penerima siaran. 2.3 Definisi Konsepsional Definisi konsepsional dipergunakan untuk memberikan batasan-batasan terhadap suatu masalah sehingga diperoleh gambaran yang jelas dan rinci dari pengertian untuk lebih memahami dalam penelitian ini. Dari konsep yang telah dipaparkan diatas, Maka definisi dari penelitian tentang Peran Balikpapan TV sebagai media komunikasi politik melalui program suara DPRD Balikpapan yaitu Program acara suara DPRD di Balikpapan TV berperan memperluas cakrawala pemikiran, menumbuhkan aspirasi, mengembangkan dialog tentang hal – hal yang berhubungan dengan masalah politik, dan sebagai media pendidikan. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian merupakan suatu proses mencari atau menemukan fakta secara sistematik dalam waktu tertentu dengan menggunakan metode ilmiah berdasarkan aturan-aturan yang berlaku. Fungsi penelitian adalah mencari kejelasan dan jawaban terhadap permasalahan serta memberikan alternatif bagi kemungkinan yang dapat digunakan untuk pemecahan masalah. Metode penelitian merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu penelitian karena menyangkut cara kerja untuk memahami obyek penelitian. Metode penelitian menurut Sugiyono (2009 : 1) merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan itu dilandasi dengan metode keilmuwan. Lebih lanjut dengan cara ilmiah ini diharapkan akan mendapatkan data yang obyektif, valid dan reliabel. Obyektif berarti semua orang yang akan memberikan penafsiran yang sama; valid berarti adanya ketepatan antara data yang terkumpul oleh peneliti dengan data yang terjadi pada obyek yang sesungguhnya; dan reliabel berarti adanya ketepatan/keajegan/konsisten data yang didapat dari waktu ke waktu. Sesuai dengan judul di atas, maka jenis penelitian yang di gunakan ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Moleong (2007 : 11) mengemukakan bahwa deskriptif adalah data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka, dari pendapat ini dijelaskan penelitian deskriptif untuk mendapatkan data yang berasal dari naskah, wawancara, catatan lapangan, foto, video, dokumen pribadi catatan atau memo dan dokumen resmi lainnya. Menurut Moleong (2007 : 6) mendefinisikan penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek peneliti secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. 3.2 Fokus Penelitian Fokus penelitian ini adalah dimaksudkan untuk membatasi studi, sehingga dengan pembatasan studi tersebut akan memudahkan peneliti dalam pengelolaan data yang kemudian menjadi suatu kesimpulan. Sesuai dengan masalah yang dirumuskan, maka penelitian ini difokuskan pada Program acara suara DPRD di Balikpapan TV berperan : 1. Memperluas cakrawala pemikiran, 2. Menumbuhkan aspirasi, 3. Mengembangkan dialog tentang hal – hal yang berhubunganan dengan masalah politik, dan 4. Sebagai pendidik. 3.3 Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini peneliti menggunakan informan sebagai sumber memperoleh data untuk penulisan skripsi ini. 1. Data Primer Pemilihan dan pengambilan sumber data dilakukan secara Purposive Sampling yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek atau situasi sosial yang diteliti. Data yang diperoleh melalui responden dengan cara melakukan tanya jawab secara langsung kepada informan dan key informan di pandu melalui pertanyaan yang sesuai dengan fokus penelitian yang di persiapkan oleh peneliti secara langsung Sugiyono (2005:53-54). a. Key Informan (informasi kunci) adalah informan yang berkompeten dan berpengaruh dalam pengambilan keputusan. Dalam penelitian ini yang menjadi key informan adalah Dirut BTV H. Sugito. b. Informan (informasi) adalah orang yang berkompeten dalam bidangbidang yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Informan dalam penelitian ini yaitu: 1. Pemimpin Redaksi Bpk Wiji Winarko. 2. Sekretaris Ibu Nunu Reda. 3. DPRD Balikpapan Komisi I Sri Hana, SE a. Data Sekunder Adalah data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media prantara. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip. Seperti data-data yang mendukung dari bukubuku yang sudah dipublikasikan maupun yang belum dipublikasikan. untuk menunjang penelitian ini diambil data-data berupa dokumen-dokumen yang berasal dari Balikpapan TV. 3.4 Teknik Pengumpulan Data Dalam penulisan skripsi ini, peneliti menggunakan beberapa cara untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan. Oleh karena itu penulis menggunakan teknik pengumpulan data yang sesuai dengan penulisan skripsi ini, yaitu : 1. Riset Lapangan (Field Research) Field Research, yaitu penelitian lapangan, dimana peneliti berusaha mendapatkan data dan informasi dengan mengadakan pengamatan langsung dengan obyek yang diteliti dengan cara: a) Observasi Pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung kelapangan yang menggambarkan Balikpapan TV sebagai media komunikasi dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat di Kota Balikpapan. b) Wawancara Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Wawancara dimaksudkan sebagai upaya memperoleh informasi dari orang yang diwawancarai (informan). Peneliti menggunakan in depth interview (wawancara mendalam), adalah suatu cara langsung bertatap muka dengan informan agar mendapatkan data lengkap dan mendalam. Wawancara dilakukan secara terbuka dan terstruktur dengan pertanyaan yang terfokus pada permasalahan sehingga informasi yang dikumpulkan cukup lengkap dan mendalam. c) Dokumentasi Pengumpulan data yang dilakukan untuk mendapatkan data sekunder berupa dokumen atau arsip, dan karya ilmiah yang relevan dengan penelitian ini. 2. Riset Kepustakaan (Library Research) Library Research, yaitu penelitian kepustakaan, dimana didalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data dari literatur dan mempelajari buku-buku petunjuk teknis serta teori-teori yang dapat digunakan sebagai bahan penelitian skripsi ini. 3.5 Teknik Analisis Data Analisis data merupakan suatu proses pengolahan data yang telah diperoleh di lapangan yang sifatnya masih mentah, kemudian melalui proses pengolahan, data dan informasi tersebut bisa dimanfaatkan dalam upaya pemecahan masalah. Menurut Sugiyono (2009 : 89) analisis data adalah proses mencari dan menyususn secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam katagori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Analisis data dalam penelitian ini juga mengacu pada model analisis interaktif yang di kembangkan oleh Matthew B.Miles dan A. Michael Huberman. Bagan serta penjelasan model analisis tersebut adalah sebagai berikut : Gambar 3.1 Analisis Data Kualitatif Model Interaktif (Miles dan Huberman) Pengumpulan Data Reduksi data Penyajian Data Penarikan Kesimpulan/ Verifikasi Sumber: Sugiyono; Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, 2006 Adapun penjelasan dari model interaktif yang dikembangakn oleh Miles dan Huberman dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah tahap mengumpulkan seluruh data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, penelitian kepustakaan dan dokumentasi serta data-data sekunder lainnya. 2. Reduksi Data Proses reduksi diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan. Proses reduksi data bukanlah proses yang sekali jadi, tetapi sebuah proses yang berulang selama proses penelitian kualitatif berlangsung. Data yang diperoleh dilapangan kemudian direduksi oleh peneliti dengan cara klasifikasi data, menelusuri tema-tema, membuat gugus, membuat pertisi, menulis memo, dan selanjutnya dilakukan pilihan terhadap data yang diperoleh dilapangan, kemudian dari data itu mana yang relevan dan mana yang tidak relevan dengan permasalahan dan focus penelitian. Reduksi data atau proses transformasi ini berlanjut terus sesudah penelitian lapangan, samapai laporan akhir secara lengkap tersusun. 3. Penyajian Data Penyajain data dimaknai sebagai sekumpulan informasi yang tersusun, yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dengan mencemari penyajian data ini, maka akan dapat dipahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan. Artinya meneruskan analisis atau mencoba untuk mengambil sebuah tindakan dengan memperdalam temuan tersebut. Hal ini dilakukan untk memudahkan bagi peneliti melihat gambaran dan bagian-bagian tertentu dari data penelitian, sehingga dari data tersebtu dapat ditarik kesimpulan. 4. Penarikan Kesimpulan Kegiatan analisis interaktif keempat adalah menarik kesimpulan dan melakukan verifikasi. Dari permulaan pengumpulan data, seorang penganalisis kualitatif mulai mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan, pola-pola penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur sebab akaibat, dan proposisi. Sedang verifikasi merupakan kegiatan pemikiran kembali yang melintas dalam pemikiran penganalisis selama peneliti mencatat, atau suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan atau peninjauan kembali serta tukar pikiran antara teman sejawat untuk mengembangkan “kesempatan inter subjektif” dengan kata lain makna yang muncul dari data harus diuji kebenarannya (validitasnya), verifikasi dalam penelitian dilakukan secara kontinyu sepanjang penelitian verifikasi oleh peneliti, dimaksudkan untuk menganalisis dan mencari makna dari informasi yang dikumpulkan dengan mencari tema, pola hubungan, permasalahan yang muncul, hipotesis yang disimpulkan secara relative, sehingga terbentuk proposisi tertentu yang bisa mendukung teori ataupun penyempurnaan teori. 3.6 Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini peneliti melakukan penelitian di kantor pusat Balikpapan TV yang terletak di kota Balikpapan dan gedung Sekertariat DPRD Kota Balikpapan di Jalan Jenderal Sudirman No. 86. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini penulis menyajikan data hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan melalui observasi, wawancara dan penelitian dokumen yaitu mempelajari data-data, laporan dan arsip yang berhubungan dengan penelitian. Selain itu penulis juga akan memberikan gambaran umum penelitian. Untuk lebih memudahkan penelitian dan penyajian data, maka penulis memberikan gambaran umum sebagai berikut : 4.1 Penyajian Data 4.1.1 Gambaran tentang Kota Balikpapan Balikpapan adalah salah satu kota di Provinsi Kalimantan Timur (KALTIM), Indonesia. Balikpapan memiliki penduduk sebanyak 684.339 jiwa, yang merupakan 22% dari keseluruhan penduduk Provinsi Kalimantan Timur. Balikpapan merupakan kota dengan biaya hidup termahal seindonesia. Balikpapan sendiri disebut Kota Minyak (Benua Patra) dan Bumi Manuntung dengan Logo adalah Beruang Madu, nama asli Balikpapan adalah Billipapan atau Balikkappan (logat banjar). Hari jadi kota Balikpapan adalah tanggal 10 Februari 1897. Penetapan tanggal ini merupakan hasil Seminar Sejarah Balikpapan pada tanggal 1 Desember 1984. Tanggal 10 Februari 1897 ini adalah tanggal pengeboran minyak pertama di Balikpapan yang dilakukan oleh perusahaan Mathilda sebagai realisasi dari pasal-pasal kerjasama antara J.H. Menten dengan Mr. Adams dari Firma Samuel dan Co. Adapun wilayah administrasi kota Balikpapan yang diperoleh dari http://Balikpapanberiman.blogspot.com sebagai berikut : Kota Balikpapan secara astronomis terletak diantara 1,0 LS – 1,5 LS dan 116,5BT – 117,0 dengan luas sekitar 50.330,57 ha atau sekitar 503,3 km2 dan luas pengelolaan laut mencapai 160.10 km2 dengan batas sebagai berikut : Utara : Kabupaten Kutai Kartanegara Selatan : Selat Makassar Barat : Kabupaten Penajam Paser Utara Timur : Selat Makassar Secara administratif sesuai dengan peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor 38 tahun 1996 kota Balikpapan terdiri dari 5 kacamatan dan 27 kelurahan. Pada tahun 2012 ada perubahan peraturan daerah kota Balikpapan nomor 7 tahun 2012 tentang pembentukan 7 kelurahan dalam wilayah kota Balikpapan, dan peraturan daerah kota Balikppan nomor 8 tahun 2012 tentang pembentukan kecamatan Balikpapan kota dalam wilayah kota Balikpapan, Balikpapan terdiri dari 6 kecamatan dan 34 kelurahan, yaitu : 1. Kecamatan Balikpapan Timur Kecamatan Balikpapan Timur memiliki luas wilayah perairan 92,42 km2 dan wilayah darat 137,1 km2. Kecamatan ini memiliki 4 kelurahan dan 81 Rukun Tetangga. Tabel 4.1 Wilayah Kecamatan Balikpapan Timur No Kelurahan Jumlah Daerah Jumlah RT 1 Manggar 35,255km2 30 2 Manggar Baru 3,836km2 26 3 Lemaru 48,555km2 1 4 Teritip 49,512km2 24 2. Kecamatan Balikpapan Selatan Kecamatan Balikpapan Selatan memiliki luas wilayah perairan 200,3 km2 dan wilayah darat 37,818 km2. Kecamatan ini memiliki 7 kelurahan dan 273 Rukun Tetangga. Tabel 4.2 Wilayah Kecamatan Balikpapan Selatan No 1 2 3 4 5 6 7 Kelurahan Damai Baru Damai Bahagia Sepinggan Baru Sungai Nangka Sepinggan Raya Gunung Bahagia Sepinggan Jumlah Daerah 2,149km2 3,708km2 10,618km2 3,204km2 6,588km2 3,735km2 7,812km2 Jumlah RT 33 43 40 27 31 50 45 3. Kecamatan Balikpapan Tengah Kecamatan Balikpapan Tengah memiliki luas perairan 9,97 km2 dan wilayah darat 11,0738 km2. Kecamatan ini memiliki 6 kelurahan dan 285 jumlah Rukun Tetangga. Tabel 4.3 Wilayah Kecamatan Balikpapan Tengah No Kelurahan Luas Daerah Jumlah RT 1 Gunung Sari Ilir 1,1410 km2 69 2 Gunung Sari Ulur 1,8252 km2 34 3 Mekar Sari 1,2866 km2 35 4 Karang Rejo 1,205 km2 66 5 Sumber rejo 2,205 km2 44 6 Karang Jati 3,411 km2 37 4. Kecamatan Balikpapan Utara Kecamatan Balikpapan Utara memiliki luas wilayah darat 132,1662 km2 dan tidak memiliki wilayah perairan. Kecamatan ini memiliki 6 kelurahan dan 290 jumlah Rukun Tetangga. Tabel 4.4 Wilayah Kecamatan Balikpapan Utara No 1 2 3 4 5 6 Kelurahan Gunung Samarinda Muara Rapak Batu Ampar Karang Joang Gunung Samarinda Baru Graha Indah Luas Daerah km2 km2 km2 km2 km2 km2 Jumlah RT 47 87 58 42 20 36 5. Kecamatan Balikpapan Barat Kecamatan Balikpapan Barat memiliki luas wilayah perairan 37,49 km2 dan wilayah darat 179,952 km2. Kecamatan ini memiliki 6 kelurahan dan 223 Rukun Tetangga. Tabel 4.5 Wilayah kecamatan Balikpapan Barat No Kelurahan Luas Daerah Jumlah RT 1 Baru Ilir 0.589 km2 62 2 Margo Mulyo 1,8453 km2 39 3 Marga Sari 0,665 km2 30 4 Baru Tengah 0,5704km2 43 5 Baru Ulu 0,9548 km2 6 Kariangau 175,3275 km 40 2 9 6. Kecamatan Balikpapan Kota Kecamatan Balikpapan Kota memiliki luas wilayah perairan 200,3 km2 dan dan wilayah darat 10,218 km2. Kecamatan ini memiliki 5 kelurahan dan 200 jumlah Rukun Tetangga. Tabel 4.6 Wilayah kecamatan Balikpapan Kota No 1 Kelurahan Prapatan Luas Daerah 3,1412km2 Jumlah RT 36 2 Telaga Sari 2,538km2 38 3 Kelandasan Ulu 0,89km2 53 4 5 Kelandasan ilir Damai 1,435km2 2,221km2 57 16 4.1.2 Gambaran DPRD kota Balikpapan A. Visi Dan Misi DPRD kota Balikpapan Adapun visi dari DPRD kota Balikpapan yang diperoleh dari hasil dan wawancara langsung Periode 2009-2014 adalah Terwujudnya Balikpapan sebagai kota industri, perdagangan, jasa dan pariwisata yang didukung oleh penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik (Good Governance) dan masyarakat yang beriman, sejahtera, religius dan berperadaban maju (Madinatul Iman). Sedangkan misi dari DPRD kota Balikpapan : 1. Mewujudkan sumber daya manusia yang beriman, sehat jasmani dan memiliki daya saing di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. 2. Mewujudkan tersedianya infrastruktur kota yang mampu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan fungsi kota di masa depan. 3. Mewujudkan kondisi kota yang layak huni dan berwawasan lingkungan. 4. Mewujudkan perekonomian kota yang berorientasi kepada pengembangan potensi ekonomi kerakyatan dan pengembangan basis ekonomi kota di masa depan. B. Struktur Pimpinan dan Komisi DPRD Kota Balikpapan Adapun struktur Pimpinan dan Komisi DPRD Kota Balikpapan Periode tahun 2009-2014 adalah sebagai berikut : Tabel 4.7 Pimpinan DPRD Kota Balikpapan Andi Burhaniddin Solong Wahyu Hartono, SH Drg. H. Syukri Wahid Noeryati, SH KETUA WAKIL KETUA 1 WAKIL KETUA II WAKIL KETUA III Tabel 4.8 Komisi I Bidang Pemerintahan, Pertanahan Dan Hukum Ketua H. Sonhaji, SH Wakil ketua Ir. Iskandar, SH Sekertaris M. Riza Permadi, SE, MM Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota H. Muhammad, SH Lies Anggi R amayani, SE Sri Hana, SE H. Andi Adang Hendro Nugroho, SH, M. Hum H. Syafruddin, SH Drs. H. Eddy Subrata, MM Muslim Gunawan, Lc, MA Tabel 4.9 Komisi II bidang Ekonomi, Keuangan, Anggaran, Pariwisata Dan Perdagangan Ketua Wakil ketua Sekertaris Anggota Patty Parakasi, SH. Mkn Hj. Nurainah Andi Walinono P, ST H. M. Yasin H. Fachruddin, SH H. Mukhlis, SE H. Dedi Kasau Puji Purnawati Syaripuddin Noor Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Tabel 4.10 Komisi III Bidang Pembangunan, Lingkungan Hidup Dan Perhubungan Ketua Wakil ketua Sekertaris Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Abdullah, S. Sos H. Aminuddin Abdul Yazid H. Sappe H.M. Jhony NG, ST Andi Achmad Mutawalli H. Sabaruddin P, S.S Drs. H. Ardiansyah Achmad Eddy Sunardi Darmawan, SE Heince Royke Tumewu Fahrur Razi, Spdi Tabel 4.11 Komisi IV Bidang Kesejahtraan Rakyat Ketua Wakil ketua Sekertaris Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Ida Prahastuty, S.Sos Hj. Eka Citra Devi, ST Drs. Syarifuddin Oddang, SH. MH. Drs. Miran, Msi Damuri, SH Hj. Fitriati Purwoko, SH Syarifah Fatimah A, Spdi Nova B. Pangau Hj. Jumiati (non aktif ) 4.1.3 Gambaran Tempat Penelitian di Balikpapan TV PT. Balikpapan Televisi (BTV) adalah perusahan yang bergerak dibidang broadcasting media dengan tampilan audio visual. Balikpapan TV sendiri merupakan salah satu bagian dari kelompok usaha JPMC (Jawa Pos Multimedia Corporation). JPMC mengarah pada program menasionalkan televisi lokal dengan melakukan program bersama (relay) distasiun televisi jaringan JPMC, sehingga memungkinkan program BTV untuk ditayangkan di televisi JPMC. Balikpapan TV mengudara di channel 26 UHF, dan bisa disaksikan di jaringan televisi lokal yakni Mitra Vision dan Borneo Vision. Programprogram BTV dikemas untuk multi segmen dengan keragaman jenis acara mulai dari hiburan, pendidikan, olahraga, keagamaan, dan berita-berita aktual. Balikpapan TV sendiri berkantor di Jl. Soekarno Hatta KM 3,5 RT.26 No. 46 Kelurahan Batu Ampar, Balikpapan utara. A. Logo Balikpapan TV Gambar 4.1 Logo Balikpapan TV Arti dari logo Balikpapan TV : 1. Simbol B adalah singkatan dari Balikpapan. 2. Symbol TV adalah singkatan dari Televisi. 3. Arti dari semboyan “satu yang beda” yaitu satu-satunya stasiun televisi lokal yang terdepan dalam informasi serta hiburan, memiliki kepedulian nyata dan ikut berperan memajukan masyarakat kota dalam bidang informasi juga mengangkat kearifan kota Balikpapan. 4. Warna merah melambangkan energi maupun kesunguhan Balikpapan TV dalam memberikan tayangan yang terbaik dan bermanfaat bagi pemirsanya. 5. Warna biru Memberikan kesan Komunikasi, kebijakan, kreativitas, cinta, kedamaian, kepercayaan, loyalitas, kepandaian, panutan dan kekuatan dari Balikpapan TV. B. Visi dan Misi Balikpapan TV Sama seperti stasiun televisi Balikpapan Tv juga memiliki Visi dan Misi. Visi Balikpapan TV adalah menjadikan Balikpapan televisi sebagai stasiun televisi lokal yang terdepan dalam informasi serta hiburan, memiliki kepedulian nyata dan ikut berperan memajukan kot masyarakat dalam bidang informasi juga mengangkat kearifan kota Balikpapan. Adapun Misi dari Balikpapan TV yaitu : 1. Memberikan informasi kepada warga KALTIM melalui program yang disesuaikan dengan budaya lokal. 2. Menjadikan mitra dari masyarakat dan pemerintah kota serta provinsi dalam ikut mengsukseskan program pembangunan dan kepentingan publik. 3. Memberi nilai tambahan bagi pengembangan potensi dan peningkatan pendapatan serta melahirkan informasi baru dalam dunia audio visual secara lokal. 4. Membuat program siaran unggulan yang menggambarkan kearifan lokal masyarakat KALTIM baik bersifat seni, budaya maupun pendidikan. 5. Menjadi solutor bagi persoalan yang dihadapi masyarakat lewat program yang bersifat edutainment. Serta membentuk intelektualitas, watak, moral, dan kemajuan daerah. C. Daerah jangkauan dan komposisi program acara BTV Untuk daerah jangkauan Balikpapan TV juga banyak diantaranya Balikpapan, Kabupaten Paser, Samboja, Kutai Kartanegara, Penajam Paser Utara, dan ditahun 2014 ini Balikpapan TV akan menambah jangkauan untuk daerah Tenggarong dan Samarinda. Tabel 4.7 Frekuensi Balikpapan TV Jam tayang 06.00 – 24.00 WITA Pemancar 2,5 Kilo Watts Signal 26 UHF Frekuensi 511,25 Mhz Selain itu dalam pembagian program acara, Balikpapan TV memiliki 6 komposisi acara di Balikpapan TV Tabel 4.8 Komposisi acara pada Balikpapan TV 1 Berita 25% 2 Hiburan 25% 3 Layanan Masyarakat 25% 4 Pendidikan dan kebudayaan 10% 5 6 Keagamaan Lain-lain 8% 7% Adapun program acara yang ditayangkan oleh Balikpapan yaitu : Tabel 4.9 Program acara Balikpapan TV Progra m acara Durasi Kabar 24 menit Hari penayanga n Senin – Waktu penayangan (WITA) 18.30 - 19.00 Segmentas i usia Semua PPU Suara DPRD Senjata BTV Files Crew On BTV Gerbang Madni PPU Sosok Fokus Bisnis Walikota Menyapa Kring Polda Segar New Play On On the Spot Gowes Seru On frame Yamaha motor show Terminal music Oto injeksi Yamaha Campur sari Xpresi on tv Digoda 08.00 – 09.00 Segala usia 60 menit Rabu Senin Sabtu Minggu 13.00 - 14.00 60 menit Sabtu 19.00 - 20.00 Dewasa Semua umur 60 menit Jumat 14.00 - 15.00 Dewasa 60 menit Rabu 15.00 - 16.00 Semua umur 30 menit Sabtu 19.30 - 20.00 60 menit Jumat 14.00 - 15.00 60 menit Senin 08.00 - 09.00 Dewasa 60 menit Selasa 14.00 - 15.00 Dewasa 60 menit Senin Kamis – Sabtu 19.00 - 20.00 Dewasa 15.00 - 16.00 Dewasa Semua umur 60 menit 60 Menit umur Dewasa Semua umur 30 menit Senin – minggu 07.30 - 08.00 12.30 - 13.00 17.30 - 18.00 21.30 - 22.00 30 menit Jumat 18.30 - 19.00 30 menit Minggu 18.00 - 18.30 60 menit Minggu 20.00 - 21.00 Semua umur 30 menit Senin – Minggu 14.30 - 15.00 Remaja 30 menit Sabtu 22.00 - 22.30 Semua umur 60 menit Sabtu 22.00 - 23.00 Remaja dan dewasa 60 menit Kamis 19.00 - 20.00 17 keatas 60 menit Minggu 21.00 - 22.00 Semua Semua umur Dewasa Sajadah 60 menit Selasa – Kamis 19.00 - 20.00 umur Semua umur D. Struktur Organisasi Balikpapan TV Struktur Organisasi dari Balikpapan TV adalah sebagai berikut : Tabel 4.9 Struktur Organisasi Balikpapan TV 4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Massa Media Dapat Memperluas Cakrawala Pemikiran Dalam program Suara DPRD yang disajikan oleh Balikpapan TV, masyarakat mendapatkan pengetahuan mengenai informasi maupun peristiwa seputar perpolitikan di Balikpapan. Masyarakat yang pada awalnya tidak mengetahui tentang informasi perpolitikan/pemerintahan yang ada di Kota Balikpapan menjadi mengerti dan pemikirannya menjadi luas. Dengan adanya penyampaian informasi melalui siaran Suara DPRD ini maka masyarakat diharapkan mampu merubah pemikirannya menjadi lebih luas dan berkembang. Berikut tanggapan dari salah satu masyarakat Balikpapan yaitu Bapak Zulkarnaen mengenai siaran Suara DPRD yang disiarkan oleh Balikpapan TV: “ siaran Suara DPRD yang disiarkan BTV sangat bermanfaat bagi saya, dengan tayangan ini bisa memberikan pengetahuan kondisi maupun informasi dibidang pemerintahan yang ada di kota ini. Tapi disayangkannya siaran suara DPRD tidak tiap hari ditayangkan padahal ini siaran sangat bermanfaat sekali”. ( wawancara 14 Agustus 2014 ) Dari hasil wawancara di atas seharusnya untuk siaran Suara DPRD haruslah mampu berperan sebagai media yang bisa memperkaya atau pun memperluas cakrawala pemikiran masyarakat Balikpapan dengan penyampaian informasi yang disajikan dalam program Suara DPRD. Siaran suara DPRD dibentuk untuk menjadi media maupun siaran informasi politik yang bertugas menjembatani antara pihak pemerintahan Balikpapan (DPRD) dengan masyarakat Balikpapan dan sekitarnya. Pada temuan penelitian penulis siaran Suara DPRD belum efektif memperkaya pengetahuan masyarakat kota Balikpapan hal ini diperkuat dari hasil pernyataan Bapak Wiji Winarko selaku pimpinan redaksi Balikpapan TV: “Suara DPRD untuk saat ini di tayangkan setiap hari kecuali hari minggu, pogram ini jelas kami sajikan untuk memberikan informasi-informasi seputar DPRD di kota balikpapan sehingga masyarakat itu mengerti akan kondisi DPRD yang ada dikota balikpapan, untuk tayangan ini sebenarnya permintaan dari pihak DPRD sendiri untuk dibuatkan tayangan khusus untuk siaran DPRD, makanya kami buatkan program suara DPRD ini, untuk kendalanya tayangan ini, yah dari pihak DPRD nya sendiri mereka sudah kami sediakan program khusus mereka tapi merekanya sendiri tidak konsisten hadir di acaranya sehingga yah program ini jadi kacau. Jadi cara mengatasinya apa bila pihak DPRD tidak hadir, kami menyiarkan tayangan lain untuk menggantikan tayangan suara DPRD”. ( wawancara pada 19 Mei 2014 ) Hal ini kemudian di pertegas dengan hasil wawancara dengan Ibu Sri Hana, SE komisi I DPRD kota Balikpapan : “… kami ingin lebih dekat dengan masyarakat dan juga agar mempermudah menginformasikan jika ada hal-hal yang perlu di beritakan kepada masyarakat makanya kami bekerja sama dengan pihak BTV untuk membuat program khusus untuk kami. Untuk kendal kami dalam tingkat kehadiran kami sangat kurang dalam mengikuti acara ini, disebabkan kami ini sibuk akan pekerjaan di DPRD belum lagi tugas dikirim keluar kota, jadi kami berhalangan untuk hadir dalam acara ini…” ( wawancara 3 Juni 2014 ) Bapak Wiji Winarko dalam pernyataanya diatas menjelaskan mengenai kendala yang dialami pihak Balikpapan TV. Di mana mereka sulit menghadirkan pihak DPRD kota Balikpapan TV sehingga penayangan acara Suara DPRD tidak efektif. Dari hasil pernyataan pihak DPRD bahwasanya mereka tidak berkenan hadir dikarenakan kesibukan mereka terhadap tugas yang mereka kerjakan. Maka dapat disimpulkan penayang progrm Suara DPRD belum mampu memberikan perluasan cakrawala pemikiran kepada Masyarakat Balikpapan. 4.2.2 Media Massa Mampu Menumbuhkan Aspirasi Pada program siaran Suara DPRD juga mampu menumbuhkan aspirasi. Tanpa adanya aspirasi dari masyarakat maka siaran program televisi tidak akan dikatakan sukses atau berhasil Karena setiap tayangan atau program selalu ditujukan oleh masyarakat. Pada siaran program Suara DPRD merupakan siaran program yang mampu untuk mengajak masyarakat untuk menyalurkan baik itu keritik, saran maupun ide-ide untuk disampaikan terhadap narasumber yang menghadiri acara program Suara DPRD. Berikut pernyataan dari bapak Wiji Winarko sebagai pimpinan redaksi di Balikpapan TV mengenai partisipasi masyarakat terhadap tayangan Suara DPRD: ”… untuk tayangan suara DPRD dalam programnya kami masyarakat bisa turut aktif atau berpartisipasi ke acara suara DPRD dengan kami menyediakan layanan interktif langsung ke acara tersebut yang mana fungsinya sebagai penghubung masyarakat dengan acara suara DPRD ini, layanan interaktif sendiri yah berupa nomer telepon acara suara DPRD jadi masyarakat bisa nelpon lagsung ke acara ini. Untuk antusias masyarakat dalam acara ini yah masyarakat cukup aktif setiap acara berlangsung masyarakat aktif menghubungi kami dalam acara suara DPR. Kalau kesulitan untuk menummbuhkan partisipasi masyarakat saya rasa saat ini belum ada masalah yang kami rasakan karena masyarkat aktif dalam acara kami..” ( wawancara pada 19 Mei 2014 ) Dilihat dari hasil pernyataan dari Bapak Wiji program siaran Suara DPRD merupakan tayangan yang sangat memberikan inspirasi bagi penikmat tayangan Suara DPRD melalui perbincangan langsung narasumber dengan masyarkat melalui layanan telepon interaktif yang disediakan tim tayagan Suara DPRD. Berikut pernyataan dari salah satu masyarakat yang didapat dari data yang diberikan oleh pihak Balikpapan TV yang kemudian peneliti melakukan wawancara bersama bapak Arifin S : “ tayangan suara DPRD bagi saya sangat inspiratif sekali dan sangat bermanfaat, ini merupakan tayangan yang memberikan kesempatan bagi masyarakat memberikan ide maupun kritikan kepada anggota DPRD balikpapan. Saya sendiri pernah menghubungi acara ini langsung dan pelayanan acara ini sangat bagus”. ( wawancara 14 Agustus 2014 ) Berikut juga hasil wawancara penulis dengan Ibu Sri Hana, SE komisi I DPRD kota Balikpapan menyatakan bahwa : “…. Kalau membahas partisipasi masyarakat, selama saya mengisi sebagai narasumber di acara tersebut banyak sekali yah keritik-keritik bahkan saran yang disampaikan masyarakat kepada kami melalui acara suara DPRD itu semua kan wujud kepedulian atau partisipasi mereka terhadap kami..” ( wawancara 3 Juni 2014 ) Dari pernyataan dari kedua belah pihak ini yaitu masyarakat dan pihak DPRD kota Balikpapan peneliti berasumsi bahwa untuk tayangan Suara DPRD yang disiarkan oleh Balikpapan TV sangat bermanfaat bagi masyarakat, hal ini terlihat betapa antusiasnya masyarakat dalam menyaksikan tayangan Suara DPRD hingga masyarakat terjun langsung berpartisipasi dalam tayangan Suara DPRD ini. 4.2.3 Media Massa Mengembangkan Dialog Tentang Hal-Hal Yang Berhubungan Dengan Masalah-Masalah Politik Pada acara Suara DPRD masyarakat dapat membentuk pendapat atau saran mereka mengenai informasi yang disajikan siaran program suara DPRD secara langsung. Berikut hasil wawancara penulis dengan bapak Andi Firsyam yang bertempat tinggal di kelurahan kampung baru mengenai tanggapannya terhadap tayangan Suara DPRD dalam mengembangkan dialog politik. “.. Program Suara DPRD isinya membahas masalah-masalah politik. Dimana disana yang saya saksikan mendatangkan pihak narasumber dari anggota DPRD Balikpapan. tayangan ini sangat bermanfaat sekali agar kami masyarakat awam itu mengerti seperti apa peran DPRD kita selama ini. Yang jelasnya acara ini menambah wawasan saya khususnya dalam mengenal dunia politik yang ada dikota Balikpapan..” ( wawancara 14 Agustus 2014 ) Tanggapan masyarakat ini sudah menunjukkan betapa berperan penting sekali tayangan Suara DPRD dalam membangun pemahaman dalam konteks perpolitikan di lingkungan Kota Balikpapan. Berikut adalah hasil wawancara penulis dengan bapak Wiji Winarko selaku Pimpinan Redaksi Balikpapan TV yang menyatakan bahwa : “…. Tayangan suara DPRD ini merupakan salah satu siaran politik yang kami miliki di siaran Balikpapan TV, kalau isi dari program ini yah mengenai seputar DPRD kota Balikpapan baik penyampaian visi misi DPRD itu sendiri maupun hal-hal yang lain seperti kebijakan-kebijakan yang diambil maupun menganggkat isu-isu yang ada pada DPRD kota Balikpapan. Kalau ditanya soal apakah dialog yang terjadi berjalan lancar atau tidak yah setiap penyiaran banyak sekali masyarakat yang memberikan pertanyaan-pertayaan maupun saran mereka..” ( wawancara pada 19 Mei 2014 ) Berikut hasil wawancara penulis dengan Ibu Sri Hana, SE komisi I DPRD kota Balikpapan menyatakan bahwa : “… karena kami yang diundang sebagai pengisi acara pasti yang dibahas atau kami bahas di acara pasti bersifat politik..’baik kami menyampaikan program-program kami atau pun isu-isu yang terjadi di tempat kami…” ( wawancara 3 Juni 2014 ) Dari hasil wawancara diatas menunjukkan bahwasanya program siaran Suara DPRD mampu memberikan pengembangan politik di kota Balikpapan disamping itu juga memberikan informasi kepada masyarakat seputar informasi perpolitikan. Program suara DPRD yang disiarkan oleh Balikpapan TV merupakan alat komunikasi yang dapat berfungsi untuk memotivasi perlunya partisipasi masyarakat terhadap perpolitikan yang terjadi di Kota Balikpapan sehingga masyarakat mampu mengawasi, mengeritik setiap tindakan perpolitikan yang terjadi di Kota Balikpapan khususnya pada DPRD kota Balikpapan. 4.2.4 Media Massa Sebagai Pendidik Peran Media massa salah satunya yaitu memberikan pendidikan dalam setiap tayangan yang diberikan kepada masyarakat, begitu pula pada siaran program suara DPRD dimana harus memberikan nilai pendidikan setiap penayangannya. Berikut adalah hasil wawancara penulis dengan masyarakat kota Balikpapan, pimpinan redaksi BTV dan pihak DPRD kota Balikpapan mengenai tayangan Suara DPRD dalam memberikan pendidikan kepada masyarakat: wawancara dengan Ibu Tika yang bertempat tinggal di Kel. Batu Ampar Balikpapan: “.. menurut saya nilai pendidikan dari tayangan Suara DPRD yang kita dapatkan yaitu pengetahuan dalam hal informasi seputar DPRD di kota Balikpapan. karena tayangan ini kan isinya membahas mengenai seputaran DPRD kota Balikpapan..” ( wawancara 14 Agustus 2014 ) wawancara dengan bapak Wiji Winarko selaku Pimpinan Redaksi Balikpapan TV yang menyatakan bahwa : “.. untuk siaran suara DPRD informasi-informasi yang disajikan oleh narasumbernya karena konteksnya politik yah masyarakat mendapatkan nilai pendidikan atau pengetahuan dari segi perpolitikan khususnya seputaran DPRD di kota Balikpapan. Jadi masyarakat yang tadinya tidak tau seperti apasih kinerja dari DPRD, kebijakan-kebijakan apa saja yang di lakukan pihak DPRD menjadi mengerti atau paham oh seperti ini loh keadaan DPRD di kota balikpapan. Untuk masalah tayangan kami dari segi nilai pendidikan saya rasa tidak ada kendala sama sekali..” ( wawancara pada 19 Mei 2014 ) Kemudian ditambahkan lagi dari hasil wawancara penulis dengan Ibu Sri Hana, SE komisi I DPRD kota Balikpapan : “…untuk nilai pendidikan pasti setiap yang melihat atau menontonya mendapatkan nilai pendidikan bahkan mendapatkan informasi seputar DPRD, jadi sangat penting sebenarnya acara ini untuk disaksikan masyarakat balikpapan..” ( wawancara 3 Juni 2014 ) Dari hasil wawancara diatas penulis menarik kesimpulan bahwasanya pada program suara DPRD dalam memberikan nilai-nilai pendidikan kepada masyarakat sudah sesuai dengan fungsi media masssa pada umumnya, dimana suara DPRD memberikan nilai pengetahuan seputar perpolitikan yang ada di Kota Balikpapan khususnya pada Dewan Perwakilan Rakyat ( DPRD ). 4.3 Pembahasan Hasil Penelitian Dalam hal ini penulis akan memberikan uraian dan penjelasan hasil penelitian berdasarkan data yang diperoleh dari hasil wawancara bersama bapak Wiji Winarko selaku pimpinan redaksi pada Balikpapan TV, berikut hasil wawancaranya sesuai dengan fokus penelitian penulis : 4.3.1 Media Massa Dapat Memperluas Cakrawala Pemikiran Salah satu fungsi media massa adalah memperluas cakrawala pemikiran masyarakat yakni dimana media yang bertujuan menyediakan berbagai informasi yang kemudian informasi tersebut diterima ke masyarakat sehingga masyarakat mendapatkan pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupannya. Salah satunya manfaat dari tayangan Suara DPRD yang disajikan oleh Balikpapan TV ialah untuk memperluas cakrawala pemikiran masyarakat Balikpapan maupun di sekitarnya dalam hal perpolitikan yang terjadi di wilayah Balikpapan khususnya yang ada pada DPRD Kota Balikpapan. Peran media massa dalam pelayanan publik di kota Balikpapan khususnya bagaimana program Suara DPRD di Balikpapan TV (BTV), menerapkan teori yang diungkapkan oleh Wilbur Scharmm mengenai bagaimana fungsi media. Program suara DPRD dinilai tidak berhasil menjalankan fungsi media dikarenakan program suara DPRD dalam jadwal penayangannya tidak efektif dikarenakan pihak narasumber pada tayangan Suara DPRD tidak konsisten menghadiri acara suara DPRD, tetapi dalam hal pemberian informasi pengetahuan pada tayangan Suara DPRD kepada masyarakat telah berhasil dikarenakan adanya respon dan interaksi yang baik antara narasumber dengan masyarakat. Dalam program suara DPRD yang disajikan oleh Balikpapan TV, masyarakat mendapatkan informasi maupun ilmu tentang kejadian-kejadian yang terdapat pada pemerintahan kota Balikpapan khususnya pada DPRD kota Balikpapan. Masyarakat yang pada awalnya tidak mengerti tentang informasi seputar DPRD kota Balikpapan pada akhirnya akan mengerti dan mendapatkan perluasan pengetahuan dengan menyaksikan tayangan Suara DPRD. Dengan adanya penyampaian informasi tentang kejadian-kejadian mengenai peristiwa di sekitaran DPRD kota Balikpapan melalui tayangan Suara DPRD, masyarakat merubah pemikiran yang lebih luas dan berkembang. Dengan kata lain, program Suara DPRD mampu menjadi penghubung antara masyarakat dengan pihak pemerintahan Kota balikpapan khususnya DPRD kota Balikpapan. Salah satu contoh dan bukti bahwa program Suara DPRD mampu memperluas cakrawala pemikiran yaitu dimana narasumber yaitu anggota DPRD kota Balikpapan membahas mengenai pengesahan 7 perda baru yang dilakukan pihak DPRD dan PEMKOT . Para masyarakat kota balikpapan menuangkan berbagai keritik dan saran mereka mengenai pengesahan 7 perda baru melalui siaran Suara DPRD, dan pada akhirnya banyak menuai pro kontra pada kebijakan tersebut. Adanya program Suara DPRD yang disajikan oleh Balikpapan TV, masyarakat mendapatkan perluasan informasi yang dibutuhkan dengan cara menyaksikan program Suara DPRD. Tetapi hal tersebut tidak diperoleh oleh masyarakat, dari salah satu perwakilan masyarakat Balikpapan yang sempat peneliti wawancara yaitu bapak Zulkarnaen, dimana tanggapannya tayangan suara DPRD sangat bermanfaat memberikan informasi dibidang politik tetapi disayangkan tayangan suara DPRD tidak setiap hari ditayangkan, kendala dengan penayangan program Suara DPRD tidak efektif dikarenakan narasumber tidak menghadiri acara Suara DPRD sehingga penyanangannya jadi terganggu bahkan tidak disiarkan pada waktu yang telah ditentukan. Hal ini lah yang berakibat masyarakat kurang mendapatkan informasi dalam memperluas cakrawala pemikiran mereka. 4.3.2 Media Massa Mampu Menumbuhkan Aspirasi Media massa mampu menumbuhkan aspirasi dimana dengan tampilan- tampilan tayangan yang disajikan media massa mampu mempengaruhi minat masyarakat, Secara tidak langsung aspirasi masyarakat tumbuh melalui siaran-siaran atau informasi yang disampaikan media massa. Program suara DPRD juga mampu menumbuhkan aspirasi. Tanpa adanya aspirasi, masyarakat juga tidak akan ada semangat bekerja untuk hidup lebih baik. Untuk menumbuhkan aspirasi media massa harus bisa memutuskan dengan tepat informasi atau rubrik apa yang akan disampaikannya sebab media dapat mempenggaruhi pola pikir masyarakat dan membangkitkan aspirasi masyarakat. dalam hal ini dimana program acara suara DPRD yang disiarkan Balikpapan TV haruslah memberikan tayangantayangan menarik agar masyarakat dapat ikut berpartisipasi dalam acara tersebut. Program siaran Suara DPRD adalah tayangan ataupun program yang mampu untuk mengajak masyarakat untuk menyalurkan gagasan, ide, saran maupun keritik masyarakat kota Balikpapan untuk disampaikan dan kemudian dibahas langsung di dalam acara Suara DPRD bersama narasumber yang berkaitan dengan permasalahan dalam pemerintahan di Kota Balikpapan. Dalam penyampaian aspirasi masyarakat baik itu berupa gagasan, ide, saran maupun keritik ke pada narasumber dalam acara Suara DPRD yaitu melalui telepon interaktif langsung pada saat penayangan program siaran Suara DPRD yang telah disediakan oleh tim program Suara DPRD Balikpapan TV. Salah satu contoh dimana program Siaran Suara DPRD mampu menumbuhkan aspirasi masyarakat yaitu pada saat bapak Syukri Wahid selaku wakil ketua DPRD Balikpapan selaku narasumber dalam acara Suara DPRD membahas mengenai PERDA tarif PDAM di kota Balikpapan yang akan dievaluasi oleh pihak DPRD yang ditayangkan di acara program Suara DPRD. Dalam pembahasan yang disampaikan dimana pihak DPRD kota Balikpapan siap untuk merevisi kembali perda tarif PDAM yang dianggap masyarakat terbebani terhadap keaikan tarif PDAM. Dalam pembahasan yang telah disampaikan oleh narasumber tersebut timbulah bentuk aspirasi masyarakat yaitu berupa saran, keritik bahkan dukungan masyarakat kepada pihak DPRD kota Balikpapan untuk segera merevisi perda tarif PDAM balikpapan. bentuk aspirasi mereka melalui telepon interaktif yang telah disediakan oleh tim Suara DPRD Balikpapan TV. Hal ini juga di perkuat dari hasil wawancara dengan salah satu warga Balikpapan yaitu bapak Arifin S dimana dia mengutarakan bahwasanya tayangan suara DPRD merupakan tayangan yang memeberikan kesempatan masyarakat memberikan ide maupun keritik terhadap kinerja anggota DPRD dan beliau pun pernah sempat ikut serta dalam menelpon ke siaran tersebut melalui telepon interktif yang mereka sediakan. Dari contoh yang penulis sampaikan , dapat disimpulkan bahwa peran acara suara DPRD di Balikpapan TV menumbuhkan aspirasi masyarakat masih berjalan dengan baik hal ini dibuktikan dengan aktifnya masyarakat menggunakan layanan interaktif untuk menghubungi program acara suara DPRD. 4.3.3 Media Massa Mengembangkan Dialog Tentang Hal-Hal Yang Berhubungan Dengan Masalah-Masalah Politik Media massa mengembangkan dialog politik disini yaitu dimana media massa mencari suatu peristiwa ataupun kejadian-kejadian seputar perpolitikan yang kemudian dia rangkum dan sajikan untuk disampaikan oleh masyarakat sehingga masyarakat mendapatkan sebuah informasi mengenai seputar perpolitikan yang terjadi. Dalam tayangan program suara DPRD merupakan tayangan yang memberikan sajian informasi dalam bidang politik, dimana masyarakat membutuhkan pengetahuan tentang perpolitikan yang ada di daerahnya khususnya pada DPRD kota Balikpapan. Pesan atau informasi yang diberikan pada tayangan Suara DPRD kepada masyarakat harus dapat menimbulkan perasaan tertentu kepada masyarakat. Hal ini juga di utarakan oleh salah satu masyarakat Balikpapan bapak Andi Firsyam dimana program suara DPRD menyajikan tayangan perpolitikan dengan menghadirkan pihak-pihak DPRD kota Balikpapan. Contoh atau bukti nyata yang telah dilakukan oleh program Suara DPRD yang didapat dari hasil penelitian yaitu dengan melalui program Suara DPRD yang menghadirkan narasumber dari DPRD yang membahas mengenai merevisi kembali perda tarif PDAM. Masyarakat antusias ikut mendukung pihak DPRD dalam merevisi kembali perda tersebut dikarenakan masyarakat menganggap tarif PDAM sangat membebani mereka. Dari contoh tayangan tersebut yang diberikan oleh Balikpapan TV melalui siaran program Suara DPRD, masyarakat ikut tergerak dan peduli dalam pengembangan dialog perpolitikan di kota Balikpapan. Masyarakat memberikan tanggapan mereka melalui telepon interaktif yang disediakan oleh Balikpapan TV. Dari hasil pemaparan pembahasan diatas dapat disimpulkan dalam pengembangan dialog antara siaran suara DPRD yang disajikan dengan masyarakat berjalan dengan baik hal ini terbukti dimana masyarakat turut aktif memberikan partisipasi mereka setiap penayangan suara DPRD di Balikpapan TV. 4.3.4 Media Massa Sebagai Pendidik Media massa sebagai pendidik dimana diharapkan segala apa yang di tayangkan ataupun yang di sajikan oleh media massa mengandung unsur yang baik atau mendidik sehingga masyarakat yang menikmatinya mendapatkan manfaat yang baik bagi kehidupannya. Beberapa hal yang dilakukan stasiun Balikpapan TV untuk turut serta mendidik dan mencerdaskan masyarakat Balikpapan, khususnya dalam bidang perpolitikan. Balikpapan TV memberikan pendidikan dan informasi melalui tayangan-tayangan yang berisikan nilai-nilai pendidikan maupun informasi agar masyarakat mampu menggunakan teknologi dalam hal ini menyaksikan tayangan yang disajikan Balikpapan TV sesuai dengan kebutuhan dan fungsi yang semestinya tanpa menerjang tata nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Tayangan suara DPRD merupakan salah satu jenis wadah atau program yang sangat efektif jika dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan. Materi yang disampaikan dalam tayangan suara DPRD kepada pemirsanya atau masyarakat disusun sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah tuntunan dan tontonan yang menarik, dengan maksud agar para penikmat tayangan Suara DPRD dapat mencerna, menghayati dan memiliki, serta menerapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan cara yang tidak dogmatis dan tidak merasa digurui. Efek dari tayangan ini pada masyarakat atau pemirsanya memang luar biasa. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya para masyarakat yang memberikan keritik dan saran mereka melalui telepon interaktif langsung pada saat penayangan siaran suara DPRD. Dalam hasil wawancara dengan salah satu warga Balikpapan ibu Tika, menurut beliau tayangan Suara DPRD di mana masyarakat atau penikmat siaran ini sekarang lebih cepat menyerap dan memahami berbagai persoalan maupun permasalahan yang terjadi dilingkungan Kota Balikpapan, hal ini berarti dengan adanya tayangan Suara DPRD mempermudah masyarakat dalam mencari informasi perpolitikan yang terjadi di kota Balikpapan. Nilai-nilai yang ditampilkan oleh siaran Suara DPRD cendrung ke nilai pendidikan atau pengetahuan perpolitikan. Dengan adanya program Suara DPRD ini banyak sekali manfaat yang bisa masyarakat ambil. Dimana masyarakat akan lebih cepat mendapatkan informasi-informasi terbaru yang terjadi di kota Balikpapan. dengan adanya tayangan Suara DPRD ini juga dapat mempermudah pihak DPRD kota Balikpapan lebih mengenal masyarakatnya, sehingga pihak DPRD mengetahui apa sebenarnya permasalahan maupun keinginan masyarakat terhadap kota Balikpapan. Dalam hasil penelitian di atas dirasa sangat berkaitan dengan asumsiasumsi yang terdapat dalam agenda setting. Kaitan tersebut sebagai berikut : a. Media massa dapat memperluas cakrawala pemikiran, hal ini berkaitan dari salah satu asumsi dari teori agenda setting yaitu bahwa media massa berperan dalam menyampaikan pengetahuan, keterampilan, dan nilainilai yang baik. Balikpapan TV dalam program Suara DPRD ini sebagai wadah atau media untuk menyampaikan sebuah informasi kepada masyarakat. Dilihat dari hasil penayangannya sebuah informasi perpolitikan dapat di peroleh oleh masyarakat melalui siaran Suara DPRD sehingga secara tidak langsung para masyarakat yang menyaksikan tayangan ini mendapatkan sebuah informasi tambahan sehingga menambah wawasan masyarakat mengenai dunia politik yang terdapat di daerahnya atau Balikpapan. b. Media massa mampu menumbuhkan aspirasi Kaitannya dalam salah satu asumsi agenda setting dimana media menyediakan beberapa isu dan memberikan penekanan lebih kepada isu tersebut yang selanjutnya memberikan kesempatan kepada publik untuk menentukan isu mana yang lebih penting dibandingkan dengan isu lainnya, ini dimaksudkan Balikpapan TV sebagai media atau wadah untuk mengangkat isu-isu politik yang ada di lingkungan DPRD melalui program suara DPRD untuk disampaikan kepada masyarakat Balikpapan yang kemudian direspon oleh masyarakat melalui telepon interaktif yang disediakan oleh pihak Balikpapan TV di program suara DPRD. c. Media massa mengembangkan dialog tentang hal-hal yang berhubungan dengan masalah-masalah politik. Balikpapan TV diyakini bisa mampu menjalankan konsep-konsep teori agenda setting yaitu media dalam hal ini Balikpapan TV mengeksploitasi atau mengarahkan berita dan informasi secara terus menerus. Dengan adanya program Suara DPRD yang disajikan oleh Balikpapan TV diharapkan mampu memberikan atau memunculkan informasi maupun dialog perpolitikan yang baru khususnya pada DPRD Kota Balikpapan. d. Media massa sebagai pendidik, Balikpapan TV melalui program suara DPRD mampu menjalankan salah satu asumsi teori agenda setting yaitu media massa berperan dalam menyampaikan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang baik. Dalam program Suara DPRD nilai-nilai yang baik dan berpendidikan bisa dapat dilihat dari tayangannya dimana segala sikap dan bahasa maupun prilaku dari narasumber dan pembawa acara sangat baik. BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan A. Media Massa Dapat Memperluas Cakrawala Pemikiran pada siaran program acara suara DPRD belum mampu memberikan perluasan informasi dari tayangannya kepada penikmat siaran suara DPRD, hal ini disebabkan penayangan dari program suara DPRD mengalami kendala dalam menghadirkan narasumber sebagai pengisi acara suara DPRD. Narasumber pada acara suara DPRD merupakan anggota dari DPRD kota balikpapan. Narasumber mereka anggota DPRD kota Balikpapan tidak konsisten menghadiri acara program suara DPRD padahal acara ini merupakan permintaan mereka, pihak DPRD kota balikpapan beralasan bahwasanya anggota-anggota mereka sibuk dengan pekerjaan mereka sehingga berhalangan menghadiri acara suara DPRD di Balikpapan TV. Dari permasalahan ini maka penulis menyimpulkan peran program suara DPRD yang disiarkan Balikpapan TV belum mampu memberikan perluasan informasi ataupun menambah cakrawala pemikiran bagi masyarakat Balikpapan. B. Media Massa Mampu Menumbuhkan Aspirasi Setiap media massa harus mampu mempengaruhi setiap penikmat media massa tersebut, hal inilah yang harus diperhatikan pihak Balikpapan TV bagaimana agar pada program suara DPRD dapat menciptakan suasana yang menarik agar para penikmat siaran suara DPRD ikut tertarik berpartisipasi mengikuti acara ini. Dari hasil wawancara dan hasil opservasi yang dilakukan penulis bahwasanya dalam program suara DPRD memberikan layanan telepon interaktif sebagai penyambung aspirasi masyarakat terhadap tayangan suara DPRD, dan setiap penayangan suara DPRD masyarakat antusias mengikuti acara suara DPRD, hal ini dibuktikan banyaknya telepon yang masuk untuk memberikan pertanyaan ataupun pesan dan keritik mereka terhadap narasumber dalam acara suara DPRD yang di tayangkan Balikpapan TV, hal ini menunjukkan bahwa acara suara DPRD mampu memberikan tayangan informasi yang menarik sehingga menumbuhkan aspirasi masyarakat terhadap tayangan ini. C. Media Massa Mengembangkan Dialog Tentang Hal-Hal Yang Berhubungan Dengan Masalah-Masalah Politik Dalam program siaran suara DPRD yang disiarkan di Balikpapan TV, merupakan salah satu program berita politik khusus untuk membahas situasi perpolitikan yang terjadi di kota Balikpapan, isi program ini yaitu mengembangkan atau membahas masalah-masalh politik yang terjadi khususnya pada DPRD kota balikpapan sehingga masyarakat diharapkan dengan program ini masyarakat bisa ikut aktif dalam memberikan masukan-masukan terhadap permasalahan-permasalahan politik yang dibahas oleh narasumber pada acara suara DPRD sehingga masalah yang diangkat dapat berkembang dan juga pihak narasumber mendapatkan masukan-masukan maupun kritik dari masyarakat. Dalam hasil wawancara kepada pimpinan redaksi dan pihak DPRD penulis menyimpulkan bahwa pihak Balikpapan TV khususnya pada siaran suara DPRD sudah mampu memberikan peran mereka dalam menggembangkan permasalahanpermasalahan politik di kota Balikpapan. D. Media Massa Sebagai Pendidik Dalam program suara DPRD dalam penelitian yang dilakukan penulis mendidik khususnya dalam setiap penayangan suara DPRD hal ini dapat dilihat dari keramah-tamahan yang tercipta pada waktu penyiaran programnya baik antar narasumber kepada pembawa acara maupun kepada masyarakat yang ikut berpartisipasi dalam acara suara DPRD. 5.2 Saran-Saran A. Munculnya permasalahan kurang konsistenya pihak DPRD menghadiri siaran program suara DPRD sebagai narasumber sebaiknya pihak Balikpapan TV membangun komunikasi yang lebih baik lagi kepada pihak Balikpapan agar terjalin kerjasama yang baik dalam hal ini agar pihak DPRD bisa meluangkan waktunya untuk menghadiri acara suara DPRD. B. Kepada pihak DPRD sebaiknya memberikan perwakilan-perwakilan mereka untuk menghadiri acara suara DPRD yang tidak berkendala atau sibuk agar acara ini bisa aktif ditayangkan untuk masyarakat. C. Untuk tayangan program suara DPRD yang ditayangin setiap hari senin sampai sabtu jam 08.00-09.00, mungkin dirasakan waktu tayangan ini tidak efesien dikarenakan waktu tersebut masuk dalam waktu para anggota DPRD sedang bekerja sehingga disarankan jam tayang di ubah pada waktu para anggota DPRD tidak bekerja atau dimalam hari. DAFTAR PUSTAKA Arifin, Anwar. 1998. Ilmu Komunikasi, Sebuah Pengantar Ringka. Jakarta:Rajawali Press. Arifin,Anwar. 2003.KomunikasiPolitik. Jakarta: BalaiPustaka Arrianie, Lely. Komunikasi Politik. Widya Padjadjaran, Bandung, 2011 Arikunto Suharsimi, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta. Cangara,Hafied.2009. KomunikasiPolitik: Konsep, teori, dan Strategi. Jakarta: RajaGrafindoPersada. Depari, Eduard. 1991. Peranan Komunikasi Massa Dalam Pembangunan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Dan Nimmo, Komunikasi Politik; Komunikator, Pesan dan Media (Bandung: Rosdakarya, 2005). Dan Nimmo. Editor : Jalaluddin Rakhmat, 2000. Komunikasi Politik, Khalayak dan Efek. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya. Efendi,Onong Uchyana. Bandung,1990. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Alumni Effendy, Onong Uchjana, 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunkasi, PT Citra Aditya Bakti. Haryanto. Partai Politik, Penerbit. Liberty, Yogyakarta, 1984. Jahi, Amri, Komunikasi Massa dan Pembangunan di Negara-negara Dunia Ketiga : Suatu Pengantar, PT. Gramedia, Jakarta, 1988 - See more at: Kuswandi, Wawan. 1994. Komunikasi Massa Sebuah Analisis media Televisi, Jakarta. Rineka Cipta. Littlejohn, Stephen W. & Foss, Karen A. . (2008) . Teori Komunikasi :Theories of Human Communication. Ed 9. Terj. Mohammad Yusuf Hamdan. Jakarta : Salmba Humanika. Macridis,Roy C. Perbandingan politik, Penerbit. Erlangga, Jakarta, 1992. Moleong, Lexy J, 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung. Mulyana, Deddy. (2002). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. PT. Remaja. Rosdakarya. Bandung Nawawi Hadari, 2005. Metode penelitian Bidang Sosial, Gaja Mada University Press, Yogyakarta. Nurudin, 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada Rakhmat, Jalaluddin. 2007. Psikologi komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Rakhmat Jalaluddin, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung, Remaja Rosdakarya, 1994. Sugiyono, 2005, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. CV.Alfabeta: Bandung. Surbakti, Ramlan. Memahami Ilmu Politik, Penerbit Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 1982. Sastroadmodjo, Sudjono. Prilaku Politik, IKIP Semarang Press, Semarang, 1995. Wiryanto, 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. PT. Grasindo. Jakarta. Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif, PT. Alfabeta, Bandung.. Soekanto, Soerjono. (2002). Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Raja Grafindo Persada. Komaruddin. 1994. Ensiklopedia Manajemen Edisi Kesatu, Jakarta: Bumi Aksara Sumber internet ____ , 2013.”media massa”. (online), http://id.wikipedia.org/wiki/Media_massa/ di akses pada tanggal 05 Desember 2013). _____ , 2013. “Asosiasi Televisi Lokal Indonesia”. (online), http://www.atvli.com/ diakses pada tanggal 05 Desember 2013). _____ , http://www.academia.edu/10094425/AGENDA_SETTING_TEORI akses pada tanggal 05 Februari 2016). (di LAMPIRAN 1. Foto Tempat Penelitian A. Logo Balikpapan TV B. Gedung Balikpapan TV C. Gedung DPRD kota Balikpapan 2. DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA DI BALIKPAPAN TV Didalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian wawancara mendalam. Peneliti menyusun daftar pertanyaan untuk menguraikan rumusan masalah penelitian, adapun pertanyaan penelitian sebagai berikut : A. Media Massa dapat memperluas cakrawala pemikiran 1. Menurut bapak selaku apakah program suara DPRD mampu memperluas cakrawala pemikiran masyarakat balikpapan ? 2. Faktor apa yang menyebabkan tayangan suara DPRD di bentuk ? 3. Usaha apa yang pihak BTV dan DPRD kota balikpapan lakukan agar program acara suara DPRD dapat berjalan secara efektif ? 4. Kendala apa yang dialami dalam penayangan suara DPRD khususnya dalam memperluas cakrawala pemikiran masyarakat ? 5. Bagaimana cara bapak untuk menangani masalah yang dihadapi ? B. Media Massa mampu menumbuhkan aspirasi 1. Bagaimana bentuk aspirasi masyarakat terhadap tayangan suara DPRD ? 2. Apakah masyarakat antusias terhadap tayangan ini menurut bapak ? 3. Apakah ada kendala yang ditemukan dalam membangun aspirasi masyarakat terhadap tayangan suara DPRD ini ? 4. Menurut bapak secara keseluruhan apakah program suara DPRD mampu mempengaruhi masyarakat agar ikut berpartisipasi ? C. Media Massa mampu mengembangkan dialog tentang hal-hal yang berhubungan dengan masalah-masalah politik ? 1. Hal-hal apa saja yang di bahas dalam acara suara DPRD selama ini ? 2. Apakah siaran suara DPRD mampu mengembangkan permasalahanpermasalah politik yang terjadi ? 3. Apakah ada kesulitan dalam pengembangan dialog pada tayangan suara DPRD ? D. Media Massa sebagai pendidik 1. Apakah siaran suara DPRD sudah memberikan tayangan mendidik kepada masyarakat? 2. Apakah ada nilai-nilai pendidikan yang tercipta yang bapak temukan pada saat acara ini live ditayangkan ? 3. Apakah ada hal-hal yang bapak lakukan kepada anggota bapak dalam penayangan suara DPRD agar tercipta nilai pendidikan dalam acara ini ? 3. PANDUAN WAWANCARA DENGAN MASYARAKAT NO. Responden : Nama Responden : Umur : Jenis Kelamin : Pekerjaan : 1. Apakah bapak/ibu pernah menyaksikan siaran Suara DPRD yang disiarkan oleh Balikpapan TV ? 2. Bagaimana tanggapan bapak/ibu mengenai penyiaran program Suara DPRD di Balikpapan TV ? 3. Apakah bapak/ibu pernah ikut berpartisipasi pada saat penayangan Suara DPRD ini ? 4. Manfaat apa yang bapak/ibu dapatkan dalam menyaksikan tayangan Suara DPRD di Balikpapan TV ? 5. Apakah tayangan Suara DPRD sudah mampu mengembangkan maupun membahas masalah-masalah politik yang terjadi di Kota Balikpapan ? 6. Menurut bapak/ibu nilai pendidikan apa yang yang didapatkan ketika menyaksikan tayangan ini ?