STIKES Ngudi Waluyo Program Studi DIII Kebidanan Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Yeni Munfa’ati 040110a116 Gambaran Penyebab Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir di Ruang Perinatologi RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang Tahun 2013. ix+ 76 halaman + 8 tabel + 2 gambar + 5 lampiran ABSTRAK Asfiksia merupakan salah satu penyebab kematian bayi terbesar di Kabupaten Semarang pada tahun 2011, di RSUD Ambarawa asfiksia neonatorum menduduki peringkat pertama neonatus beresiko tinggi, yaitu dari 1042 ditemukan 391 bayi mengalami asfiksia, asfiksia dapat disebabkan oleh faktor ibu, faktor plasenta dan faktor neonatus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penyebab kejadian asfiksia pada bayi baru lahir di ruang perinatologi RSUD Ambarawa. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah semua bayi yang lahir asfiksia di RSUD Ambarawa Tahun 2013 dengan teknik pengambilan sampel mengunakan total sampling sejumlah 421 bayi lahir asfiksia. Pengumpulan data dengan master tabel menggunakan analisis univariat dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan bayi lahir di RSUD Ambarawa Tahun 2013 ada kejadian asfiksia yang disebakan faktor ibu sebanyak 327 bayi (77,7%). Kejadian asfiksia sebagian besar tidak disebabkan oleh faktor plasenta yaitu 420 bayi (99,8%). Kejadian asfiksia sebagian besar tidak disebabkan oleh faktor neonatus sebanyak 328 bayi (77,9%). Dari hasil penelitian ini dapat diketahui asfiksia yang disebakan faktor ibu sebagian besar disebabkan oleh persalinan spontan sebanyak 159 bayi (48,6%). Bayi asfiksia yang disebabkan oleh faktor neonatus sebagian besar disebabkan oleh BBLR sebanyak 50 bayi (53,7%). Hendaknya tenaga kesehatan lebih meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat khususnya yang berkaitan dengan kejadian asfiksia dengan menambah dan meningkatkan kualitas promosi kesehatan di masyarakat sehingga pada akhirnya mereka dapat mengantisipasi terjadinya asfiksia dengan deteksi dini penyebab asfiksia pada masa antenatal. Kata kunci : bayi,asfiksia Kepustakaan : 30 pustaka (2003-2013) Gambaran Penyebab Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir di Ruang Perinatologi RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang Tahun 2013 1 Ngudi Waluyo School of Health Diploma III of Midwifery Study Program Scientific Paper, June 2014 Yeni Munfa’ati 040110a116 Picture Cause of the Accident Asphyxia in Newborns in Space Perinatologi ambarawa Hospital District Semarang 2013 ABSTRACT asphyxia is one cause of death baby largest in thousand semarang in 2011 in rsud ambarawa asphyxia neonatorum was ranked first neonatus risky, namely from 1042 found 391 baby undergone asphyxia, asphyxia can be caused by factors mother, factor the placenta and factor neonatus.Research aims to know picture cause of the accident asphyxia in newborns in space perinatologi of ambarawa hospital. This research use approach cross sectional.Population research is all baby born asphyxia in ambarawa hospital 2013 with technique the sample total use sampling a number of 421 infant born asphyxia. Collecting data with a master table use analysis univariat in table form a frequency distribution. The result showed an infant born in ambarawa hospital 2013 there was an incident asphyxia that disebakan factor mother as many as 327 babies ( 77,7 % ).The incident asphyxia mostly not caused by a factor of the placenta is 420 babies ( 99.8 % ).The incident asphyxia mostly not caused by a factor of neonates as many as 328 babies ( 77,9 % ).Of this research result can be known asphyxia that disebakan factor mother largely caused by childbirth spontaneous, 159 babies ( 48,6 % ).The baby asphyxia caused by a factor of neonates largely caused by bblr as many as 50 babies ( 53,7 % ). Should health workers more improve health services to the public, especially those relating to events asphyxia with increase and improve the quality of promoting the health in the public so that in the end they can anticipate asphyxia with early detection of the causes of asphyxiation during the antenatal. Keywords : baby, asphyxia Bibliographies : 30 (2003-2013) PENDAHULUAN Latar Belakang Kemampuan suatu negara untuk memberikan pelayanan obstetri yang bermutu dan menyeluruh didasarkan atas tinggi rendahnya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) pada negara tersebut. Angka kematian ibu dan angka kematian bayi tersebut juga dapat digunakan sebagai suatu gambaran mengenai tingkat kesejahteraan masyarakat di negara tersebut. Diseluruh dunia terjadi kematian bayi sekitar 10.000 bayi yang sebagian besar terjadi di negara berkembang. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), setiap tahunnya 120 juta bayi lahir di dunia, 4 juta bayi lahir mati dan 4 juta lainnya meninggal dunia dalam usia 30 hari. Sebanyak 3,6 juta (3%) dari 120 juta bayi lahir mengalami asfiksia, hampir 1 juta bayi ini meninggal (Profil Dinkes Jateng, 2011). Gambaran Penyebab Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir di Ruang Perinatologi RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang Tahun 2013 2 Menurut Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia 2006, bahwa setiap jam, sepuluh dari sekitar 520 bayi yang lahir di Indonesia meninggal dunia. Jumlah tersebut dihitung berdasarkan angka kematian bayi di Indonesia yang saat ini mencapai 34 per 1000 kelahiran hidup, sedangkan AKB di Jawa Tengah tahun 2011 sebesar 10,34/1000 kelahiran hidup, dan jumlah AKB di Kabupaten Semarang sebesar 13,4/1000 kelahiran hidup (Profil Dinkes Jateng, 2011). Tiga penyebab kematian bayi terbesar di Kabupaten Semarang pada tahun 2011 adalah BBLR, persalinan preterm, dan asfiksia dengan usia kematian 0 – 7 hari (Dinkes Kabupaten Semarang, 2011). Neonatus merupakan individu yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstra uterin. Trauma pada bayi baru lahir di dapatkan saat persalinan, trauma ini bisa disebabkan oleh makrosomia, chepalo pelvic disporpotion (CPD), distosia, persalian lama, presentasi abnormal, dan persalinan dengan tindakan (vaccum atau forceps). Trauma atau cedera pada bayi baru lahir dapat dibedakan menjadi, cidera kepala (kaput suksedaneum,sefal hematoma, dan perdarahan intrakranial), cedera leher dan bahu (fraktur klavikula dan brakial palsi), cederaintraabdomen (perdarahan di hati, limpa, atau kelenjar adrenal) (Vivian, 2011). Trauma yang dialami neonatus saat persalinan menyebabkan neonatus mengalami asfiksia yang merupakan suatu keadaan pada bayi baru lahir yang mengalami gagal bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir, sehingga bayi tidak dapat memasukkan oksigen dan tidak dapat mengeluarkan zat asam arang dari tubuhnya (Vivian, 2011). Asfiksia adalah penyebab ketiga kematian bayi setelah BBLR dan infeksi neonatorum di dunia. Walaupun angka kejadian di tingkat nasional berkisar 3%, asfiksia perlu penanganan yang benar, agar tidak menimbulkan komplikasi seperti pola pernafasan yang tidak teratur, obstruksi lendir, hipotermi, kecacatan bayi dan gangguan pada tumbuh kembangnya di kemudian hari (Royyan, 2012). Beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir, diantaranya adalah faktor dari ibu yaitu, hipoksia dan gangguan aliran darah ke uterus, pre-eklampsi dan eklampsia, perdarahan antepartum, partus lama, demam selama hamil, infeksi berat dan post mature. Kemudian faktor plasenta yaitu, solusio plasenta dan perdarahan plasenta (plasenta previa). Faktor dari fetus yaitu, kompresi umbilikus, lilitan tali pusat, simpul tali pusat, tali pusat pendek, prolapsus tali pusat. Dan faktor dari neonatus yaitu, bayi premature, mekonium dalam ketuban dan depresi pusat pernapasan pada bayi baru lahir yang terjadi karena beberapa hal yaitu, pemakaian obat anastesi/analgetika yang berlebihan pada ibu secara langsung, trauma yang terjadi pada persalinan dan kelainan kongenital pada bayi (Marmi dan Rahardjo, 2012). Menurut Prawirohardjo (2009), penyebab asfiksia salah satunya adalah KPD yang merupakan faktor dari ibu, dengan pecahnya ketuban terjadi oligohidramnion yang menekan tali pusat yang dapat mengganggu pertukaran gas atau pengangkutan oksigen dari ibu ke anak sehingga terjadi asfiksia atau hipoksia pada bayi baru lahir. Menurut Vivian (2011), pengaruh obat, misalnya pada tindakan persalinan SC yang menggunakan narkosa juga menjadi salah satu penyebab terjadinya asfiksia. Selain itu menurut Prawirohardjo (2009) malpresentasi juga dapat menimbulkan beberapa komplikasi pada bayi, diantaranya asfiksia karena prolaps Gambaran Penyebab Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir di Ruang Perinatologi RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang Tahun 2013 3 funikulli, kompresi tali pusat, pelepasan plasenta, dan kepala macet. Asfiksia dapat menyebabkan komplikasi pada bayi baru lahir berupa hipoksia, obstruksi jalan lahir bahkan kematian pada bayi baru lahir (Royyan, 2012). Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang tahun 2012 didapatkan angka kelahiran di RSUD Ungaran 643 kelahiran, RS Ken Saras 512 Kelahiran, RS Bina Kasih 317 kelahiran dan di RSUD Ambarawa 1.042 kelahiran. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 31 Mei 2013 di Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa didapatkan data pada tahun 2012 terdapat 1.042 kelahiran bayi dan AKB sebesar 96 kasus dengan penyebab asfiksia 53 kasus (55,20%), BBLR 38 kasus (39,58%) dan infeksi neonatus sebanyak 5 kasus (5,20%). Dari jumlah bayi yang lahir terdapat beberapa bayi yang beresiko tinggi antara lain asfiksia sebanyak 391 bayi (37, 52%), BBLR sebanyak 199 bayi (9,09%), BBLSR sebanyak 35 bayi (3,35%), ikterus sebanyak 9 bayi (0,86%), lain-lain sebanyak 28 bayi (2,68%) dan bayi yang yang tidak beresiko sebanyak 380 bayi (36,47%). Dari data diatas penyebab kasus asfiksia terbanyak disebabkan karena persalinan sectio sesarea sebanyak 50 kasus (12,79%), KPD sebanyak 33 kasus (8,44%), dan malpresentasi sebanyak 29 kasus (7,42%). Berdasarkan latar belakang dan fenomena tersebut di atas peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Gambaran penyebab kejadian asfiksia pada bayi baru lahir di Ruang Perinatologi RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang”. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut “ Bagaimanakah Gambaran Penyebab Kejadian Asfiksia pada Bayi Baru Lahir di Ruang Perinatologi RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui gambaran penyebab asfiksia pada bayi baru lahirdi Ruang Perinatologi RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui gambaran kejadian asfiksia pada bayi baru lahir yang disebabkan faktor ibu di Ruang Perinatologi RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang. b. Mengetahui gambaran kejadian asfiksia pada bayi baru lahir yang disebabkan faktor plasenta di Ruang Perinatologi RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang. c. Mengetahui gambarankejadian asfiksia pada bayi baru lahir yang disebabkan faktor neonatus di Ruang Perinatologi RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang. Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti Mengetahui penyebab terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir, sehingga dapat digunakan sebagai pengalaman dalam melakukan penulisan ilmiah dan menambah pengetahuan serta wawasan peneliti tentang pelitian. 2. Bagi Tenaga Kesehatan Diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, serta dapat mengantisipasi terjadinya asfiksia dengan deteksi dini penyebab asfiksia pada masa antenatal. 3. Bagi Institusi pendidikan Diharapkan dapat menambah referensi perpustakaan dalam pembelajaran tentang gambaran penyebab asfiksia pada bayi baru lahir Gambaran Penyebab Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir di Ruang Perinatologi RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang Tahun 2013 4 serta cara asfiksia. mengantisipasi terjadinya METODE PENELITIAN Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran penyebab asfiksia pada bayi baru lahir sehingga jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah semua bayi yang lahir di RSUD Ambarawa yang mengalami asfiksia sebanyak 421bayi (data bulan JanuariDesember 2013). Tehnik pengambilan sampel kasus yang digunakan dalam penelitian ini yaitu totalsampling. makapenelitimengambilsampeldariseluruhba yilahirasfiksia di RSUD Ambarawatahun 2013.Jumlahsampelpadapenelitianiniadalah 421 bayi. Penelitian ini dilaksanakan di Ruang Perinatologi RSUD Ambarawa pada Bulan April 2014. Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah master tabel. Variabel yang dianalisis adalah penyebab kejadian asfiksia pada bayi baru lahir di Ruang Perinatologi RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Tabel 5.1 Distribusi FrekuensiKejadian Asfiksia pada Bayi Baru Lahir yang Disebabkan Karena Faktor Ibu Faktor Ibu Frekuensi Ya Tidak Jumlah 327 94 421 Persentase (%) 77,7 22,3 100,0 Berdasarkan tabel 5.1 di atas dapat diketahui bahwa dari 421 bayi yang mengalami asfiksia sebagian besar disebabkan olah faktor ibu yaitu 327bayi (77,7%). A. Tabel 5.2 Distribusi FrekuensiKejadian Asfiksia pada Bayi Baru Lahir yang Disebabkan Karena Faktor Plasenta Faktor Plasenta Ya Tidak Jumlah Frekuensi Persentase (%) 1 420 0,2 99,8 100, 0 421 Berdasarkan tabel 5.2 di atas dapat diketahui bahwa dari 421 bayi yang mengalami asfiksia sebagian besar tidak disebabkan olah faktor plasenta yaitu 420 bayi (99,8%). Tabel 5.3 Distribusi FrekuensiKejadian Asfiksia pada Bayi Baru Lahir yang Disebabkan Karena Faktor Neonatus Faktor Neonatus Frekuensi Ya Tidak Jumlah 93 328 421 Persentase (%) 22,1 77,9 100,0 Berdasarkan tabel 5.3 di atas dapat diketahui bahwa dari 421 bayi yang mengalami asfiksia sebagian besar tidak disebabkan olah faktor neonatus yaitu 328 bayi (77,9%). Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan kejadian asfiksia pada bayi baru lahir sebagian besar disebabkan karena faktor kelahiran spontan yaitu 159 bayi (48,6%). Hal ini sesuai dengan teori oleh Sumarah (2009), bahwa pada kehamilan spontan dapat terjadi asfiksia karena ada penekanan saat terjadi mekanisme persalinan berlangsung, meliputi engagement, penurunan kepala, fleksi, rotasi dalam, ekstensi, rotasi luar dan ekspulsi (Sumarah, 2009). Hasil penelitian ini ditemukan 1 bayi (0,2%) mengalami asfiksia yang disebabkan Gambaran Penyebab Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir di Ruang Perinatologi RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang Tahun 2013 5 oleh plasenta previa, hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Manuaba(2008) bahwa perdarahan karena plasenta previa dapat menyebabkan turunnya tekanan darah secara otomatis menyebabkan penurunan PaO2 turunnya PaO2 terjadi perubahan metabolisme sehingga pembakaran glukosa tidak sempurna dan meninggalkan hasil akhir asam laktat dan asam piruvat. Timbunan asam laktat dan asam piruvat ini tidak dapat dikeluarkan melalui plasenta menyebabkan turunnya pH darah janin sampai 7,20-7,15. Perdarahan yang mengganggu sirkulasi retroplasenter yang menimbulkan asfiksia intrauterin dan dilanjutkan dengan asfiksia neonatorum setelah bayi baru lahir. Hasil penelitian menunjukkan kejadian asfiksia pada bayi baru lahir sebagian besar disebabkan karena faktor BBLRdan BBLSR masing-masing yaitu 43 bayi (46,2%) dan 7 bayi (7,3%) hal ini sesuai dengan teori Proverawati (2010) bahwa bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram. Dampak dari bayi yang lahir dengan berat badan rendah sering mengalami beberapa permasalahan pada sistem tubuh, karena kondisi tubuh yang tidak stabil. Kematian perinatal pada bayi BBLR adalah 8 kali lebih besar dari bayi normal. Prognosis akan lebih parah bila berat badan semakin rendah, dimana kematian lebih sering disebabkan karena komplikasi neonatal seperti asfiksia, aspirasi, pneumonia, perdarahan intra kranial, hipoglikemia dan bila hidup akan dijumpai kerusakan saraf, gangguan bicara serta tingkat kecerdasan kurang. 2. 3. disebabkan faktor ibu yaitu sebanyak 327 bayi (77,7%). Kejadian asfiksia pada bayi baru lahir di Ruang Perinatologi RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang sebagian besar tidak disebabkan oleh faktor plasenta yaitu 420 bayi (99,8%). Kejadian asfiksia pada bayi baru lahir di Ruang Perinatologi RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang sebagian besar tidak disebabkan oleh faktor neonates yaitu 328 bayi (77,9%). Saran 1. Ibu Hamil Bagi Tenaga Kesehatan Hendaknya tenaga kesehatan lebih meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat khususnya yang berkaitan dengan kejadian asfiksia dengan menambah dan meningkatkan kualitas promosi kesehatan di masyarakat sehingga pada akhirnya mereka dapat mengantisipasi terjadinya asfiksia dengan deteksi dini penyebab asfiksia pada masa antenatal. 2. Bagi Institusi Pendidikan Hendaknya stikes Ngudi Waluyo menambah literatur untuk menambah referensi perpustakaan dalam pembelajaran tentang penyebab asfiksia pada bayi baru lahir serta cara mengantisipasi terjadinya asfiksia. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Hendaknya peneliti selanjutnya meningkatkan hasil penelitian dengan menambah variabel misalnya variabel independen dan meningkatkan analisis data yang digunakan misalnya menggunakan analisis bivariat sehingga diperoleh hasil penelitian yang lebih lengkap. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Kejadian asfiksia pada bayi baru lahir di Ruang Perinatologi RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang sebagian besar Gambaran Penyebab Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir di Ruang Perinatologi RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang Tahun 2013 6 DAFTAR PUSTAKA Chapman dan Charles. 2013. Persalinan dan kelahiran asuhan kebidanan. Jakarta : EGC Cunningham. 2006. Obstetri Williams. Jakarta: EGC. Dinkes Jateng. 2012. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2012. Semarang Dinkes RI. 2012. Profil Kesehatan Republik Indonesia tahun 2012. Semarang Dorlan. 2010. Kamus Kedokteran Dorland Edisi 29. Jakarta: EGC Fida dan Maya, 2012. Pengantar ilmu kesehatan anak. Jakarta : D Medika Habel 2012. Ilmu Penyakit Anak untuk Pemula. Jakarta: Churchill Helen 2007. Asuhan Kebidanan. Edisi Keempat. Jakarta: EGC Mochtar. Roestam. 2013. Sinobsis Obstetri. Jakarta : EGC Nanny. 2011. Asuhan kehamilan untuk kebidanan. Jakarta: Salemba medika Norman dan Dwi. 2013. Asuhan kebidanan patologi. Yogyakarta : Nuha Medika Notoatmodjo. 2010. Metodologi penelitian kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta Nugroho. 2012. Patologi kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika Perinasia 2006. Asuhan Ante Natal. Jakarta: EGC Prawiriharjo. 2008. Ilmu kebidanan. Jakarta : yayasan bina pustaka sarwono prawiroharjo Proverawati dan Ismawati. 2010. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Yogyakarta: Nuha Medika Jumiarni, Mulyati dan Nurlina, 2010. Asuhan Keperawatan Perinatal, Jakarta : EGC Riyanto. Lisnawati, 2013. Asuhan kebidanan terkini kedawatdaruratan maternal neonatal. Jakarta : Trans Info Media Royyan. 2012. Asuhan Keperawatan klien anak. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Lumsden dan Holmes. 2012. Asuhan kebidanan pada bayi yang baru lahir. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Rukiyah 2010. Asuhan Kebidanan 2 Persalinan. Jakarta: Trans Info Media. Sudarti Manuaba. 2008. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: Buku Kedokteran EGC Marmi dan Rahardjo. 2012. Asuhan neonatus bayi balita dan anak pra sekolah. Yogyakarta : pustaka pelajar 2011. Aplikasi metodologi penelitian kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika. dan Fauziah. 2013. Asuhan kebidanan neonatus resiko tinggi dan kegawatan. Yogyakarta : Nuha Medika Sumarah.2009.Perawatan bersalin.Jakarta :Vitramaya Gambaran Penyebab Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir di Ruang Perinatologi RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang Tahun 2013 ibu 7 Vivian. 2011. Asuhan Neonatus, Bayi, dan Anak Balita. Jakarta: Salemba Medika. Wiknjisastro, 2008. Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta : yayasan bina pustaka sarwono prawiroharjo Winkjosastro. 2003. Ilmu Kebidanan, Yogyakarta: Yayasan Bina Pustaka Woodward, Bates dan Young. 2012. Kedaruratan persalinan manajemen di komunitas. Jakarta : EGC Gambaran Penyebab Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir di Ruang Perinatologi RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang Tahun 2013 8