Interferensi Dede Djuhana http://www.fisika.ui.ac.id/˜dede;e-mail:[email protected] Departemen Fisika FMIPA-UI 0-0 Interferensi ☞ Interferensi adalah hasil kerja sama dua gelombang atau lebih yang bertemu pada satu titik di dalam ruang dan menimbulkan fenomena fisik yang dapat diamati. ☞ Interferensi dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari misalnya pada air yang berisi lapisan minyak diatasnya terlihat berwarna, gelembung sabun, lapisan tipis(thin film) dsb. ☞ Untuk menghasilkan interferensi dibutuhkan sumber-sumber gelombang(cahaya) yang bersifat koheren yaitu gelombang yang mempunyai frekuensi sama dan beda fase tetap dalam penjalarannya. Dalam konteks koheren dikenal dengan temporal coherence yang berhubungan dengan waktu dan spatial coherence yang berhubungan dengan jarak. Pendekatan Matematika ☞ Gelombang-gelombang bersifat koheren dan mempunyai frekuensi sama yaitu ξ1 = ξ01 sin(ωt + α1 ); α1 = −(kx1 + 1 ) (1a) ξ2 = ξ02 sin(ωt + α2 ); α2 = −(kx2 + 2 ) (1b) ☞ Bagaimana resultan dua gelombang tsb? ξ = ξ 1 + ξ2 = ξ01 (sin ωt cos α1 + cos ωt sin α1 ) + ξ02 (sin ωt cos α2 + cos ωt sin α2 ) ξ01 cos α1 + ξ02 cos α2 sin ωt ξ01 sin α1 + ξ02 sin α2 cos ωt = + Gelombang & Optik : Interferensi (2) 1 suku–suku dalam kurung tetap maka dapat diasumsikan ξo cos α = ξ01 cos α1 + ξ02 cos α2 (3) ξo sin α = ξ01 sin α1 + ξ02 sin α2 (4) kuadrat persamaan(3) dan (4) serta dijumlahkan adalah ξo2 = 2 2 + 2ξ01 ξ02 cos α2 − α1 + ξ02 ξ01 bila persamaan(4) dibagi dengan persamaan(3) menjadi: tan α = ξ01 sin α1 + ξ02 sin α2 ξ01 cos α1 + ξ02 cos α2 (5) (6) ☞ Maka dapat kita tuliskan resultan gelombang menjadi ξ = ξo cos α sin ωt + ξo sin α cos ωt = ξo sin(ωt + α) (7) terlihat gelombang resultan pada persamaan(7) merupakan gelombang harmonik dan mempunyai frekuensi yang sama dengan gelombang walaupun amplitudo dan beda fase berbeda. ☞ Nilai ξo akan maksimum adalah cos α2 − α1 = 1 → δ = α2 − α1 = ± 2mπ (8) ☞ Nilai ξo minimum adalah cos α2 − α1 = 0 → δ = α2 − α1 = ± 2m + 1 π (9) disebut interferensi menguatkan disebut interferensi melemahkan Gelombang & Optik : Interferensi 2 ☞ Apa nilai beda fase( δ )? δ α2 − α 2 2π x 1 − x 2 + 1 − 2 λ = = (10) nilai x1 dan x2 adalah jarak titik pengamatan kedua sumber gelombang, λ adalah panjang gelombang dalam medium. Jika sumber sefase(1 = 2 ) maka beda fasenya δ 2π x1 − x2 λ 2π n x1 − x2 λo = = (11) (12) = vc = λλo , λo panjang gelombang dalam vakum. Besaran n(x1 − x2 ) disebut dengan beda lintasan optik atau dilambangkan dengan M dengan n 2π → bil. gelombang λ ☞ Bentuk umum penjumlahan N gelombang harmonik δ = ko M; ko = ξ = N X i=1 ξo2 = N X tan α = i=1 N X ξoi sin αi ± ωt = ξo sin α ± ωt (14) 2 ξoi i=1 N X (13) +2 N X N X j>i i=1 cos αi − αj ξoi sin αi ξα cos αi i=1 Gelombang & Optik : Interferensi 3 Interferensi Cahaya ☞ Misalkan kita punya dua sumber yang koheren yaitu S1 dan S2 , jarak kedua sumber d dan d λ dan dimati pada suatu titik katakan titik P ~ 1 (r, t) = E ~ o1 cos(~k · ~r1 − ωt + 1 ) E ~ 2 (r, t) = E ~ o2 cos(~k · ~r2 − ωt + 2 ) E (15a) (15b) dengan r1 dan r2 adalah jarak masing–masing sumber ke titik P ☞ Intensitas rata-rata gelombang reultan pada titik P adalah Irerata ~2 E = = = ~ 2 i ∼ h|E| ~ 2i vh|E| ~ ~ ~ ~ ~ ~ E · E = E1 + E2 · E1 + E2 (16) E12 + E22 + 2E1 E2 maka Intenstias rata-rata atau Irerata adalah Irerata = I1 = I1 + I2 + I12 (17) ~ 1 |2 i; I2 = h|E ~ 2 |2 i dan I12 = 2h|E ~ 1 |.|E ~ 2 |i h|E suku I12 disebut dengan faktor interferensi dan dapat juga dinyatakan sebagai I12 = = ~ o1 · E ~ o2 cos δ; δ = (kr1 + 1 − kr2 − 2 ) (18) E √ 2 I1 I2 cos δ Maka intensitas total adalah √ I = I1 + I2 + 2 I1 I2 cos δ (19) artinya setiap titik di dalam ruang, intensitas resultan dapat lebih besar, lebih kecil atau sama dengan I1 Gelombang & Optik : Interferensi + I2 tergantung nilai δ . 4 ☞ Bagaimana terjadi intensitas maksimum? Intensitas maksimum terjadi bila nilai cos δ = 1 maka √ Imak = I1 + I2 + 2 I1 I2 → δ = ±2mπ (20) maka hal ini disebut dengan interferensi menguatkan total. Bila harga 0 < cos δ < 1 maka I1 + I2 < I < Imak maka disebut dengan interferensi menguatkan. ☞ Bagaimana terjadi intensitas minimum? Intensitas minimum terjadi bila cos δ = −1 maka √ Imin = I1 + I2 − 2 I1 I2 → δ = ± 2m + 1 π (21) ☞ Jika amplitudo yang tiba di titik P adalah sama! maka intensitas kedua sumber akan sama atau I1 = I2 = Io maka pers(19) menjadi: I = = 2Io 1 + cos δ (22) I min = 0 → δ = ± 2m + 1 π 2 δ 4Io cos 2 I mak = 4Io → δ = ± 2mπ Contoh Interferensi Interferensi 2 celah Young ☞ Interferensi 2 CELAH Young r1 − r2 δ = dy (23) L 2π d y 2π 2π r1 − r2 = = M λ λ L λ d sin θ ≈ d tan θ ≈ = Gelombang & Optik : Interferensi 5 M n M= mλ → Maksimum M= (m + 1 )λ 2 (24) → Minimum dimana r1 − r2 =beda lintasan optik dari S1 dan S2 , d=jarak antara celah, L= jarak antara sumber dan layar dan y =jarak antara dua pita gelap/terang. Interferensi banyak celah ☞ Jika ada it N sumber maka intensitas di titik P adalah sin 21 N δ 2 I = Io sin 21 δ # " N πd sin θ sin λ = Io πd sin θ sin λ (25) (26) ☞ Imak → d sin θ = mλ dan Imin = sin θ = (m + 1/2)λ. 2 Besar Imak = N Io → δ = 2mπ . ☞ Efek penambahana celah: Pita terang menyempit Intensitas pita-pita bertambah Maksimum sekunder terjadi diantara dua maksimum utama Gelombang & Optik : Interferensi 6 P r2 S2 r1 d Po L=jarak sumber−layar S 1 Percobaan Young dua celah Gambar 1: Percobaan Young Interferensi karena sinar pantul Cara lain untuk mendapat dua sumber koheren dengan pantulan dari seberkas sinar berasal dari sumber cahaya. 1. Interferensi Keping Sejajar ☞ Interferensi ini terjadi dari gelombang yang terpecah menjadi dua bagian yang kemudian bergabung setelah melalui medium yang berbeda. ☞ Yang perlu diperhatikan ! (a) Perbedaan fase antara gelombang(1) dan (2) tergantung pada perbedaan jumlah gelombang yang telah dijalani oleh cahaya λkeping λudara = 1 n (27) artinya perbedaan lintasan M bertambah dari perbandingan pers(27) Gelombang & Optik : Interferensi 7 (b) Perubahan fase pada pemantulan Cahaya datang dari optis kurang rapat ke optis lebih rapat maka fase akan berubah sebesar π rad sesuai dengan 1 lintasan 2 λ sebaliknya jika cahaya dari optis lebih rapat ke optis kurang rapat fase tidak berubah ☞ Terjadinya interferensi maksimum dan minimum: 1 m + λ = M (maksimum) 2 mλ = M (minimum) (28) (29) ☞ Bagaimana menghitung M? Titik C dan D mempunyai fase sama M= n(AB + BC) − nu (AD) = n(AB + BC) − AD d 0 ; AD = AC sin r; AC = 2d tan r cos r0 sin r0 0 sin i AD = 2d tan r sin r = 2d cos r0 AB = BC = Maka nilai M = = = 2nd 2d sin r0 sin i − cos r0 cos r 2nd 2nd 2 0 2 1 − sin r = cos r 0 0 cos r cos r 2nd cos r0 (30) untuk kasus cahaya jatuh normal yaitu i=0 dan r’=0 maka M= 2nd. 2. Cincin Newton ☞ Percobaan cincin Newton terdiri atas lensa plankonveks yang Gelombang & Optik : Interferensi 8 permukaan cembung diletakkan diatas keping gelas sehingga diantaranya terbentuk selaput film. ☞ Interferensi terjadi antara sinar pantul oleh permukaan cembung dan sinar pantul oleh keping gelas maka jika dilihat pada arah sinar pantul akan tampak cincin terang dan gelap sesuai dengan tebal film atau d. ☞ Hubungan antara jari-jari kelengkungan lensa(R), jari-jari cincin(r ) dan tebal film(d) adalah: 2 2 R = R − d + r2 = R2 − 2Rd + d2 + r2(31) 2Rd = r2 r →d= d2 R 2 2R 2 ☞ Maka lintasan optiknya adalah nr2 2nr2 = (32) M = 2nd = 2R R jika film terisi udara, untuk minimum M= mλ maka puncak lensa terjadi gelap. Sinar Datang R Lensa plankonvek r d Keping Gelas Cincin Newton Gambar 2: Percobaan cincin newton Gelombang & Optik : Interferensi 9 3. NON Reflecting Film ☞ Peristiwa NON-Reflecting Film misalnya sekeping gelas diatasnya dilapisi dengan suatu bahan yang indeks biasnya antara udara dan keping gelas. Lapisan ini bersifat sebagai pemantul yang menghasilkan 2 sinar pantul dari permukaan atas dan bawah. ☞ Sinar yang langsung dipantulkan pada permukaan pertama mempunyai beda fase π dan sinar yang dipantulkan oleh permukaan kedua juga berbeda fase π . Maka kedua sinar tsb akan menghasilkan interferensi maksimum dan minimum mengikuti pola M = mλ = 2nd maksimum (33) M = (m + 1/2)λ = 2nd minimum (34) pada saat interferensi minimum, berarti keping tak tampak jika dilihat dari atas dan tebal lapisan paling kecil adalah jika m atau d = 1 λ , 4 n →0 n=indeks bias lapisan. Pola gelap berikutnya adalah 1λ 3λ 2m + 1 λ d= , ,··· 4 n 4 n 4 n (35) ☞ Peristiwa ANTI-REFLEKSI terjadi bila n1 < n2 < n3 dimana n1,2,3 =indeks bias udara, lapisan dan keping gelas. Gelombang & Optik : Interferensi 10 B r’ Penjalaran sinar pada keping gelas Lapisan NON−Reflecting Gambar 3: Interferensi pada lapisan tipis Lapisan Minyak−Air Minyak n=1,4 AIR n=1,33 n−gelas C n−udara r Gelas n=1,72 MgF2 n=1,38 D d A i Gelombang & Optik : Interferensi Mata (1) (2) 11