pengaruh status sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar

advertisement
STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN HASIL BELAJAR
MATEMATIKA SISWA DI MI IANATUSSHIBYAN 01
WARU JAYA PARUNG BOGOR
oleh :
Indrawati
Nim : 503016029898
Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
1430 H/2009 M
STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN HASIL BELAJAR
MATEMATIKA SISWA DI MI IANATUSSHIBYAN 01
WARU JAYA PARUNG BOGOR
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat
Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Matematika.
oleh :
Indrawati
Nim : 503016029898
Dibawah Bimbingan
Otong Suhyanto M.Si
Nip : 196811041999031001
Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
1430 H/2009 M
KATA PENGANTAR
Bismillahirokman nirrokhim
Assaalamu'alakum wr wb
Puji dan syukur kehadirat Allah Swt yang telah memberikan hidayah dan
karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Salawat dan salam
senantiasa tercurah terhadap nabi Muhammad SAW yang telah mencapai puncak
kesuksesan tertinggi sepanjang kehidupan manusia yang pernah ada. Serta keluarga,
sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Skripsi ini disusun sebagai sarat mencapai gelar Sarjana Pendidikan Matenatika
sebagai tugas akhir akademis di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
memberikan dorongan baik moril maupun meteril sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan. Ucapan terima kasih sedalam dalamnya penulis sampaikan kepada :
1. Prof.DR Dede Rosyada MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidatatullah Jakarta.
2. Ibu Maifalinda Fatra M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Matematika.
3. Bapak Otong Suhyanto M.Si, Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika sekaligus
dosen penasehat akademis dan dosen pembimbing.
4. Seluruh dosen dan staf Jurusan Matematika Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahun serta bimbingan
kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.
5. Ibunda dan ibu mertua yang selalu memberikan motivasi hingga terselesaikannya
skripsi ini.
6. Suamiku tercinta yang selalu membantu mengerjakan skripsi ini
7. Buah hatiku tersayang yang selalu menemani mengerjakan skripsi ini. Semoga kalian
menjadi anak-anak yang berguna bagi agama, negara dan bangsa.
Semoga skripsi ini berguna dan bermanfaat bagi kalangan pendidik dan
semua pihak terutama yang terkait dengan peningkatan mutu pendidikan.
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR …………………………………………………… i
DAFTAR ISI
…………………………………………………… iii
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………… v
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………… 1
A. Latar Belakang Masalah ………………………………… 1
B. Indentifikasi Masalah …………………………………… 3
C. Pembatasan Masalah ………………………………….… 3
D. Perumusan Masalah ………………………………….…. 4
E. Tujuan Penelitian ………………………………….……. 4
F. Kegunaan Hasil Penelitian .………………………….…. 4
BAB II
LANDASAN TEORITIK, KERANGKA BERFIKIR DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS ……………………………… 6
A. Deskripsi Teoritik ………………………………….……. 6
1. Status Sosial Ekonomi ………………………………... 6
2. Hakekat Matematika …………………………………. 8
3. Prestasi Belajar …………………………………….… 10
B. Kerangka Berfikir ……………………………………… 15
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN …………………………17
A. Tempat dan Waktu Penelitian ………………………….. 17
B. Metode dan Desain Penelitian ………………………… 17
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel …………….. 18
D. Teknik Pengumpulan Data ……………………………. 18
E. Instrumen Penelitian ………………………………….… 19
1. Validitas ………………………………….………….. 19
2. Reliabilitas ………………………………….……….. 20
3. Analisis Tingkat Kesukaran Soal …………………..... 21
F. Analisis Deskriftif …………………………………….… 22
BAB IV
HASIL PENELITIAN ………………………………….… 23
A. Deskripsi dan Analisis Data……………………………. 23
B. Interprestasi Data…………………………………….… 30
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN ………………………….. 32
A. Kesimpulan………………………………….………….. 32
B. Saran – Saran…………………………………………… 33
DAFTAR PUSTAKA ………………………………….………………… 34
LAMPIRAN-LAMPIRAN ………………………………….…………... 36
DAFTAR LAMPIRAN
1. Sejarah Berdirinya MI IANATUSSHIBYAN 01
2. Soal Tes Prestasi Belajar Matematika
3. Hasil Tes Uji Coba
4. Hasil Perhitungan Tes Uji Coba
5. Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal
6. Hasil Interview
7. Hasil Angket Sosial Ekonomi
8. Hasil Scenario
9. Hasil Tes Matematika Siswa
10. Hasil Tes Prestasi
11.Hasil Sosial Ekonomi
12. Prestasi Sosek Crosstabulation
DAFTAR GRAFIK
1Grafik Tingkat Pendidikan Orang Tua
2Grafik Tingkat Pekerjaan Orang Tua
3Grafik Penghasilan
4Grafik Tempat Tinggal
5Grafik Jumlah Tangguan Biaya
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.1 Untuk mencapai
tujuan pendidikan di atas diperlukan komponen penunjang yang dapat
membantunya, antara lain perekonomian orang tua, tingkat pendidikan orang
tua dan kepedulian orang tua terhadap anaknya.
Anak adalah tanggung jawab orang tua untuk mendidiknya, karena
tanggung jawab itu kelak
dipertanggungjawabkan dihadapan Allah SWT.
Setiap orang tua menginginkan anaknya hidup bahagia di dunia dan di akhirat.
Kedua orang tua memegang peranan penting dalam pembentukan dasar-dasar
kepribadian anak. Orang tua menginginkan nasib anaknya lebih baik dari
mereka, sehingga mereka berupaya, mengubah nasib anak-anak mereka
dengan cara menyekolahkan ke jenjang yang lebih tinggi menurut kemampuan
ekonomi mereka masing-masing. Dengan pendidikan yang tinggi maka
kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baikpun akan terbuka.
Pada kenyataannya tidak semua orang mendapat kesempatan yang
1
H. Dedi Hamid, Undang-Undang No.20 Th.2003, Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta,
sokadikta, Durat Bahagia, 2003
1
2
sama untuk menyelesaikan pendidikan formalnya ke tingkat yang lebih
tinggi, karena kondisi sosial mereka berbeda-beda.
Keadaan ekonomi orang tua erat hubungannya dengan kesempatan anak
untuk menikmati pendidikan. Dalam melaksanakan pendidikan diperlukan
berbagai sarana dan prasarana serta biaya yang cukup. Orang yang
mempunyai penghasilan yang tinggi atau keadaan ekonominya baik, tidak
akan sulit dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dengan tingkat ekonomi
yang demikian, mereka mempunyai kesempatan yang lebih banyak untuk
memberikan kebutuhan anaknya dalam proses belajar yang sedang
dijalaninya. Dengan terpenuhinya kebutuhan itu, akan menumbuhkan
semangat anak untuk belajar, sehingga anak berkonsentrasi dalam belajar. Hal
ini memungkinkan anak akan memperoleh prestasi yang lebih baik.
Lain halnya dengan siswa yang berasal dari orang tua yang
penghasilannya lemah atau tingkat ekonominya kurang baik, mereka akan
memusatkan perhatiannya pada kebutuhan sehari-hari dari penghasilan yang
diterimanya. Keadaan yang demikian akan menjadikan hambatan bagi siswa
dalam mencapai prestasi belajar, karena konsentrasi belajar mereka terhambat
oleh beberapa hal yang dihadapi. Setiap siswa pada prinsipnya berhak
memperoleh peluang untuk mencapai prestasi belajar yang memuaskan,
namun dari kenyataan sehari-hari nampak jelas bahwa siswa itu memiliki
perbedaan dalam hal intelektual, kemampuan fisik, pendekatan belajar dan
juga latar belakang keluarga yang terkadang amat mencolok antara satu siswa
dengan siswa lainnya. Keanekaragaman yang dimiliki oleh siswa menjadi
penentu dalam meraih prestasi yang diharapkan.
3
Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin mengetahui lebih dalam,
sejauh mana pengaruh status sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi
belajar matematika siswa.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
masalah yang diangkat adalah:
1. Apakah status sosial ekonomi
orang tua memiliki pengaruh
terhadap prestasi belajar matematika siswa?
2. Apakah status sosial ekonomi orang tua dapat meningkatkan hasil
belajar matematika siswa? Berdasarkan hal tersebut, maka
penulisan skripsi ini akan mengangkat masalah,” Pengaruh Status
Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Matematika
Siswa”.
C. Pembatasan Masalah
Agar penulisan skripsi ini terarah dan tidak terlalu melebar, maka penulis
mencoba memberikan batasan-batasan masalah tersebut, yang meliputi:
a. Status sosial ekonomi orang tua siswa.
b. Pemberian tes matematika kepada siswa yang berkenaan dengan prestasi
belajar.
D. Perumusan Masalah.
Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
4
a. Bagaimana status sosial ekonomi orang tua siswa di MI Ianatusshibyan
tinggi, rendah atau sedang ?.
b. Bagaimana prestasi belajar matematika di MI Ianatusshibyan ?
c. Apakah ada pengaruh sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar
matematika siswa ?.
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan-tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam penelitian ini
adalah:
1. Untuk mendapatkan data empirik tentang tinggi rendahnya keadaan sosial
ekonomi orang tua siswa.
2. Untuk mendapatkan data yang empirik tentang prestasi belajar matematika
siswa.
3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh status sosial ekonomi orang tua
terhadap prestasi belajar matematika siswa.
F. Kegunaan Hasil Penelitian
Kegunaan dari hasil penelitian adalah:
1. Sebagai masukan bagi ketua yayasan, kepala sekolah, dan guru tentang
pengaruh status sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar
matematika siswa.
2. Bagi orang tua sebagai bahan informasi mengenai tanggung jawab
pendidikan.Pendidikan bukan hanya tanggung jawab pemerintah dan
sekolah saja melainkan tanggung jawab bersama antara orang tua,
5
masyarakat dan pemerintah.
3. Sebagai bahan masukan bagi para calon guru, khususnya penulis yang
berkecimpung di dunia pendidikan.
BAB II
LANDASAN TEORITIK, KERANGKA BERFIKIR, DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik
6
1. Status Sosial Ekonomi
a. Pengertian
Status menurut bahasa adalah keadaan atau kadudukan.
Status sosial adalah keadaan atau kedudukan seseorang dalam hal
pendidikan, pekerjaan dan tingkat ekonomi. Ekonomi menurut
kamus bahasa Indonesia adalah pengetahuan mengenai azas-azas
penghasilan (produksi), pembagian (distribusi) dan pemakaian
barang-barang
serta
kekayaan
(seperti
halnya
keuangan,
perindustrian, perdagangan barang-barang serta kekayaan alam).
Alfred Marshal dalam bukunya Principil of Ekonomic (1980), yang
dikutip oleh Tom Gunadi mengatakan “Ekonomi adalah studi
tentang manusia sebagaimana mereka hidup dan berbuat serta
berfikir dalam urusan kehidupan biasa”. Dan ekonomi mempelajari
segi tindakan individu dan masyarakat, yaitu tindakan yang paling
erat hubungannya dengan perolehan dan penggunaan barangbarang yang diperlukan bagi kesejahteraan. 2
b. Ukuran Sosial Ekonomi
Untuk mengkuantisifasikan status sosial umumnya ditandai
oleh pendekatan multidimensial. Para pembuat skala bertujuan
untuk mengungkapkan
6 posisi menyeluruh dari seseorang berkenaan
dengan apa yang mereka sebut status sosial ekonomi, yang selalu
didefinisikan secara agak luas. Para ahli berupaya untuk membuat
2. Tom Gunadi, Sistem Perekonomian Menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
jfjjytjky
7
standarisasi dalam menentukan ukuran status sosial ekonomi
seseorang. Warner menyusun empat komponen untuk mengukur
sosial ekonomi seseorang, yaitu: pekerjaan, sumber pendapatan,
tipe rumah dan kawasan tempat tinggal. Sedangkan Hollinghead
menyusun skala atas tiga komponen yaitu: kawasan tempat tinggal,
gengsi pekerjaan dan pendidikan.
Dalam hal ini penulis hanya membatasi tiga komponen
yaitu: tingkat pendidikan, pekerjaan dan penghasilan.
c. Klasifikasi Tingkat Ekonomi
Keberhasilan suatu keluarga di tengah masyarakat adalah
dalam kedudukan yang berbeda-beda, ada yang berada dalam sosial
ekonominya rendah ada yang tinggi. Perbedaan tersebut dalam
istilah lain disebut lapisan-lapisan masyarakat. Dan salah satu
kriteria yang digunakan untuk mengukur tinggi rendahnya kondisi
keluarga adalah tingkat ekonomi.
Orang tua bisa termasuk tingkat ekonominya tinggi bila
memperoleh penghasilan yang tinggi, pendidikan yang tinggi dan
pekerjaan yang memadai. Sebaliknya orang tua dengan kondisi
sosial ekonominya rendah, karena mendapat gaji yang kecil,
pendidikan rendah dan pekerjaan yang kurang memadai.
(Bandung, Penerbit Angkasa 1990).
jfjjytjky
8
2. Hakikat Matematika
Banyak orang yang mempertukarkan antara matematika dengan
aritmatika atau berhitung, padahal matematika memiliki cakupan yang
lebih luas dari pada aritmatika. Aritmatika hanya merupakan bagian dari
matematika. Dari berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah,
matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh siswa,
baik yang tidak berkesulitan belajar, maupun yang berkesulitan belajar.
Kata matematika berasal dari kata Yunani, “Mathein” atau
“Mathechin” yang artinya mempelajari. Menurut Andi Hakim Nasution,
kata ini erat hubungannya dengan kata Sansekerta,”Medha” atau “Widya”
yang artinya kepandaian, ketahuan atau intelegensi. 3
Menurut ET Ruseffendi, matematika timbul karena fikiran-fikiran
manusia yang berhubungan dengan ide, proses penalaran. Johnson dan
Rissing (1972) dalam bukunya mengatakan bahwa, “Matematika adalah
pola fikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logis, matematika
adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan
cermat, jelas dan akurat, refresentasinya dengan simbol yang ada, lebih
berupa simbol mengenai ide dari pada bunyi. Artinya bahwa matematika
adalah suatu ilmu pengetahuan yang di dalamnya terdapat simbol-simbol
dan istilah-istilah yang didefinisikan dengan cermat dan mencetak
3
H. Andi Hakim Nasution. Landasan-Llandasan Matematika . Bharata Aksara 1994
9
manusia membuat pola fikir yang logis. 4
Reys dkk (1984) dalam bukunya mengatakan bahwa, matematika
adalah telaah tentang pola hubungan, suatu jalan atau pola fikir, suatu seni,
suatu bahasa atau suatu alat. Mereka mengartikan matematika adalah suatu
pola fikir manusia yang khas berfikir matematika, maksudnya dalam
memecahkan suatu masalah harus mencari langkah-langkah yang tepat.
Selain itu matematika juga merupakan alat untuk mempelajari bidang studi
ilmu yang lain. 5
Adapun definisi yang digunakan saat ini menurut Mulyono
Abdurahman (1999), ada tiga pendapat tokoh yaitu Johnson dan
Myklebust, Lerner dan Kline. Menurut Johnson dan Myklebust,
matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk
mengekpresikan
hubungan-hubungan
kuantitatif
dan
keruangan,
sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berfikir. Menurut
Lerner,
bahwa
matematika
disamping
sebagai
bahasa
simbolis
juga
merupakan bahasa universal yang memungkinkan manusia memikirkan,
mencatat, mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas. Lline
juga mengemukakan matematika merupakan bahasa simbolis dan ciri
utamanya adalah penggunaan cara bernalar deduktif, tetapi tidak
merupakan cara bernalar induktif. 6
4. ET Rusefendi, Dasar-Dasar Matematika Modern dan Komputer (Bandung, Tarsito 1984).
5. Erman Suherman, dkk, Strategi Pembelajan Matematika Kontemporer, (Universitas Pendidikan
Indonesia).
6. Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta, Rineka Cipta 1999).
10
Dari pendapat-pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa
matematika adalah suatu keteraturan pola atau hubungan yang dapat
digunakan untuk membantu kegiatan manusia. Pengetahuan mengenai
pengertian matematika ini perlu, agar tidak timbul kesalahpahaman,
terutama dikalangan para guru dan siswa. Selain itu dengan mengetahui
pengertian matematika, siswa akan dapat menerima dan belajar dengan
senang hati.
3. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Kata prestasi belajar terdiri dari dua suku kata, yaitu
“prestasi” dan “belajar”. Prestasi dalam kamus umum bahasa
Indonesia adalah: “Hasil yang dicapai dari apa yang dikerjakan atau
yang sudah diusahakan”. Sedangkan dalam sumber yang lain
diterjemahkan sebagai berikut: “Hasil tertinggi yang telah dicapai
seseorang”.
Pengertian prestasi dalam kamus bahasa Indonesia populer
yaitu hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan
dan sebagainya). Dapat dikatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil
yang telah dicapai oleh perbuatan yang telah dilakukan 7 . Untuk
mendapatkan pengertian belajar perlu beberapa definisi:
1. Hilgard dan Bower dalam bukunya Theories of Learning (1975)
7. Muhammad Ali, Kamus Indonesia Modern (Jakarta, Pustaka Insani).
jfjjytjky
11
mengemukakan, ”Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah
laku seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh
pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana
perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atas dasar
kecenderungan respon pembawaan, kematangan atau keadaankeadaan seseorang, (misalnya kelelahan, pengaruh obat dan
sebagainya).
2. Gagne dalam buku The Condition of Learning (1977),
menyatakan bahwa, ”Belajar terjadi apabila situasi stimulus
bersama
dengan
isi
ingatan
sedemikian
rupa
sehingga
perbuatannya berubah dari waktu sebelum mengalami situasi itu
ke waktu sesudah ia memgalami situasi tadi”.
3. Morgan dalam bukunya Introduction of Psykology (1978)
mengemukakan, “Belajar adalah setiap perubahan yang relatif
menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil atau
pengalaman”. Dari definisi-defnisi yang dikemukakan di atas
dapat dikemukakan. Adanya beberapa elemen yang penting yang
mencirikan tentang belajar, yaitu bahwa:
(i)
Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku,
dimana
perubahan itu mengarah pada tingkah laku yang
lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada
tingkah laku yang lebih buruk.
jfjjytjky
12
(ii)
Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui
latihan atau pengalaman, dalam arti perubahan-perubahan
yang disebabkan oleh pertumbuhan atau kematangan tidak
dianggap sebagai hasil belajar, seperti perubahan yang terjadi
pada diri seorang bayi.
(iii) Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu sudah relatif
mantap, harus merupakan akhir dari pada suatu priode waktu
ukup panjang.
(iv) Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar
menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun
sikis, seperti: perubahan dalam pengertian pemecahan suatu
masalah/berfikir,
keterampilan,
kecakapan,
kabahasaan
maupun sikap.
(v)
Belajar pada prakteknya dapat dilakukan di sekolah maupun
luar sekolah. Belajar di sekolah senantiasa diarahkan oleh
guru
kepada perubahan prilaku yang baik atau fositif,
sedangkan belajar di luar sekolah yang dilakukan sendiri oleh
individu dapat menghasilkan perubahan-perubahan prilaku
yang positif atau negatif.
Menurut Muhibinsyah (1989), prestasi belajar adalah segenap
aspek yang berubah sebagai hasil dari proses dan pengalaman belajar
siswa atau prilaku hasil belajar, suatu kecakapan nyata yang
13
dihubungkan dengan standar kesempurnaan. Dan pada akhirnya
perubahan tingkah laku itu dapat mencerminkan perubahan yang
terjadi sebagai hasil belajar, baik yang bersifat kognitif, afektif
maupun psikomotor. 8
Sedangkan menurut Purwadarminta, prestasi
adalah hasil
yang telah dicapai individu merupakan hasil interaksi berbagai faktor
yang mempengaruhi baik dari dalam diri (internal) maupun dari luar
diri (eksternal). 9
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar siswa disekolah dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Menurut Slameto, faktor tersebut dapat diuraikan dalam dua
bagian, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. 10
1. Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa,
yang termasuk faktor internal adalah:
•
Faktor jasmani, yaitu yang meliputi kesehatan dan cacat tubuh.
•
Faktor psikilologis, yang meliputi intelegensi, perhatian, minat,
bakat, kematangan dan kesiapan.
2. Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa,
diantaranya:
•
Faktor keluarga, yang meliputi cara orang tua mendidik, relasi
8. Muhibinsyah, Fsikologi Pendidikan (Bandung, Penerbit IAIN SGD 1989).
9. A.Tabroni Rusyam, Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar (Bandung Remaja Karya
1989).
10. Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya (Jakarta,Bina Aksara,1995)
jfjjytjky
14
antara anggota keluarga, latar belakang
kebudayaan dan
pengertian orang tua.
•
Faktor sekolah, meliputi metode mengajar, kurikulum serta
keadaan sarana dan prasarana.
•
Faktor masyarakat, meliputi keadaan siswa dalam masyarakat
dan teman bergaul.
B. Kerangka Berfikir
Pendidikan
pendidikan
akan
merupakan
bertambah
kebutuhan
luas
manusia,
pemikirannya,
dimana
dengan
wawasan
dan
kedewasaannyapun akan lebih cepat tumbuh bagi orang yang berpendidikan.
15
Oleh karena itu, dalam pelaksanaan penyelenggaraan pendidikan, memerlukan
sarana dan prasarana yang dalam hal ini pengadaannya membutuhkan biaya
dan dana yang cukup. Dengan demikian faktor ekonomi orang tua dapat
memenuhi perangkat keras sarana belajar dan akan memberikan dorongan
keberhasilan prestasi anak di sekolah.
Usaha untuk mencapai keberhasilan siswa dalam meningkatkan
prestasi belajar secara efektif, diperlukan berbagai usaha untuk dapat
dilakukan oleh orang tua, diantaranya dengan menyediakan fasilitas belajar,
mengawasi kegiatan dan penggunaan waktu belajar anak, mengenal kesulitankesulitan anak dan menolong anak mengatasi kesulitannya dalam belajar.
Dengan perhatian yang penuh dan bimbingan yang intensif dari orang
tua, maka prestasi belajar anak akan meningkat dan dapat meraih keberhasilan
dalam belajar. Maka faktor ekonomi keluarga yang cukup akan memberikan
kesempatan mencurahkan perhatian yang optimal untuk kepentingan belajar
bagi anak didik, karena tidak disibukkan lagi oleh kegiatan-kegiatan lain
untuk memenuhi kebutuhan primer sehari-hari keluarga. Demikian pula bagi
anak didik, ia dapat mengoptimalkan perhatian belajar karena tidak
disibukkan oleh ekonomi keluarga yang memaksa dirinya untuk membantu
orang tua memenuhi kebutuhan keluarga. Lain halnya dengan faktor ekonomi
keluarga yang tidak mencukupi, mereka tidak bisa berbuat banyak dalam
menghidupi keluarga, terutama dalam memenuhi dan membiayai pendidikan
anak dalam mencapai prestasi belajar yang baik. Jangankan untuk itu, untuk
makan sehari-hari saja tidak cukup. Dari kenyataan ini, bahwa faktor ekonomi
sangat mempengaruhi kelangsungan pendidikan anak dalam meraih prestasi
16
yang dicita-citakannya selain faktor-faktor pendorong yang lain.
Berdasarkan uraian di atas, dapat diduga bahwa terdapat pengaruh
antara status sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar siswa,
termasuk dalam mata pelajaran matematika.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Ianatusshibyan 01
Waru Jaya Parung Bogor. Penelitian dilakukan pada semester genap yaitu
17
pada bulan Februari 2007.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini
adalah metode teknik analisis data, yaitu pengumpulan data-data hasil belajar
yang ditunjang oleh data-data yang diperoleh melalui studi kepustakaan dan
studi lapangan.
1
Studi kepustakaan, dengan membaca dan menelaah literatur-literatur yang
ada kaitannya dengan permasalahan yang telah dirumuskan.
2
Studi lapangan, dengan jalan mengadakan penelitian yang menghimpun
fakta dan data secara kongkrit. Dalam penelitian lapangan ini penulis
menggunakan tehnik pengumpulan data, antara lain dengan:
•
Interview (wawancara) kepada orang tua siswa yang menjadi obyek
penelitian.
•
Pemberian soal-soal kepada siswa sebagai alat ukur prestasi belajar
matematika siswa.
C. Populasi dan Tehnik Pengambilan Sampel
Untuk menguji hipotesis17dalam penelitian ini maka perlu populasi
yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Populasi : Siswa kelas IV MI Ianatusshibyan 01 Waru Jaya Parung Bogor
Sampel
tua.
: Sampel yang akan digunakan sebanyak 30 siswa dan 30 orang
18
D. Tehnik Pengumpulan Data
Untuk memenuhi kebutuhan penelitian, baik memperoleh data, fakta
dan informasi yang mengungkapkan dan menjelaskan permasalahan dalam
penelitian, penulis menggunakan teknik pengumpulan data yang terdiri dari:
•
Pemberian tes
Pemberian tes dipakai untuk memperoleh data-data dari prestasi belajar
matematika siswa. Soal tes terdiri dari soal-soal matematika pada pokok
bahasan yang diajarkan pada semester genap.
•
Angket.
Digunakan untuk mengukur status sosial ekonomi orang tua. Angket ini
diberikan kepada orang tua untuk mendapatkan data-data dalam mengukur
status sosial ekonomi orang tua.
•
Wawancara
Wawancara digunakan sebagai penguat dan penyempurna hasil perolehan
skor angket. Wawancara dilakukan terhadap pengelola madrasah, wali
kelas dan guru.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan berupa tes obyektif pilihan ganda
sebanyak 25 soal. Sebelum instrumen digunakan intsrumen tersebut harus
terlebih dahulu memenuhi uji prasyarat, yaitu uji validitas dan uji reliabilitas.
Selain itu juga dicari tarap kesukaran dan daya beda tes dengan rumus-rumus
sebagai berikut :
1. Validitas
Salah satu ciri instrument itu baik adalah apabila instrumen itu
19
dapat
tepat mengukur apa yang hendak diukur secara valid dan sahih.
Dalam penelitian ini digunakan rumus point biserial kolerasi
y
phi =
Mp − Mt
SDt
pi
qi
Keterangan :
y
phi = Koefisien kolerasi point biserial yang dianggap sebagai validitas
item
Mp = Score rata-rata hitung yang dijawab benar oleh peserta tes.
Mt
= Score rata-rata total yang dicapai oleh peserta
SDt = Standar deviasi
pi
= Proporsi siswa yang menjawab benar terhadap butir item
qi
= Proporsi siswa yang menjawab salah terhadap butir item
Untuk mengetahui valid atau tidaknya butir soal, maka hasil perhitungan
y
phi dibandingkan dengan y tabel, jika hasil perbandingan
y
phi lebih
besar atau sama dengan y tabel maka soal tersebut dinyatakan valid. Tetapi
jika hasil perhitungan
y
phi lebih kecil dari pada
y
tabel, maka soal
tersebut dinyatakan tidak valid.
2. Reliabilitas
Suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat sebagai alat
pengumpul data jika telah diuji coba reliabilitasnya. Reliabilitas yang diuji
pada instrument ini adalah reliabilitas internal, dengan cara menganalisis
20
data dari suatu kali pengetesan. Untuk menentukan reliabilitas instrument
dengan menggunakan K.R 20, yaitu :
k⎡⎤
r=1⎢⎥
⎡ k ⎤ ⎡ S − ∑ pq ⎤ ⎦⎣1k−
r11 = ⎢
⎢
⎥
S2
⎣ k − 1⎥⎦ ⎢⎣
⎥⎦
2
Dimana :
r 11
= reliabilitas secara keseluruhan
k
= banyak item
S
= standar deviasi tes (standar deviasi adalah akar Vrians)
p
= proporsi subyek yang menjawab tes dengan benar
q
= proporsi subyek yang menjawab tes dengan salah
( q = 1-p )
∑ pq =
jumlah hasil perkalian antara p dan q
3. Analisis Tingkat Kesukaran
Untuk mengetahui tingkat kesukaran menggunakan rumus sebagai
berikut:
I=
B
N
keterangan :
I = indeks kesulitan untuk tiap butir soal
B= banyak siswa yang menjawab benar
N= jumlah siswa pengikut tes
21
Adapun tingkat kesukaran soal dapat dibagi dalam 3 kelompok yaitu :
mudah, sedang, dan sukar. 11
Tingkat Kesukaran Soal
Kriteria
Sukar
0 – 0,30
Sedang
0,31 – 0,70
Mudah
0,71 – 1
F. Analisis Deskriptif
Indikator ni berbentuk tes yang diberikan dengan beberapa pokok
bahasan dan perhitungannya berbentuk median (Md), yang kemudian dibagi
kepada kategori prestasi belajar matematika baik dan tidak baik. Sebelum
digunakan dalam penelitian, untuk mengumpulkan data yang akan dijadikan
dasar pembuktian rumusan hipotesis penelitian, maka terlebih dahulu soal tes
diuji coba kepada siswa, tapi bukan anggota sample penelitian. Selanjutnya
skor rata-rata numerik ini terlebih dahulu perlu diubah menjadi kategori ordinal
klasifikasi obyek
dan dengan mengklasifikasi berdasarkan pada ukuran
median (Md).
11. Asmawi Zainul dan Noehi Nasoetion, Penelitian hasil belajar, Jakarta Universitas Terbuka.
1997
22
=BMdwmd
23
24
.
25
26
23
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi dan Analisis Data
Data-data penelitian tentang Pengaruh Status Sosial Ekonomi
Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa (Studi Penelitian
pada Siswa kelas IV MI Ianatusshibyan 01 Waru Jaya Parung Bogor ini,
diperoleh melalui observasi, wawancara dan angket.
1. Observasi, peneliti melakukan pengamatan dan mencatat data-data
meliputi :
a. Prestasi belajar Pendidikan Matematika Siswa
b. Keadaan guru dan siswa di MI Ianatusshibyan 01 Waru Jaya
Parung Bogor.
c. Struktur organisasi di MI Ianatusshibyan 01 Waru Jaya Parung
Bogor.
2. Wawancara, peneliti melakukan interview kepada kepala MI
Ianatusshibyan 01 Waru Jaya Parung Bogor .
3. Angket, peneliti menyebarkan pernyataan tertulis kepada siswa
kelas IV MI Ianatusshibyan 01 Waru Jaya Parung Bogor.
Setelah data diperoleh melalui angket yang diberikan
kepada siswa, kemudian data tersebut diolah dalam bentuk tabel
23
24
dengan menggunakan teknik deskriptif prosentase dan teknik
korelasi.
Untuk mendapatkan data mengenai status sosial ekonomi
orangtua, penulis menyebarkan angket yang berisi 4 pertanyaan
kepada siswa. Setelah data tersebut diklarifikasikan penulis
mendapatkan data bahwa status sosial yang paling banyak adalah
yang mempunyai stratus sosial tingkat menengah.
1. Status Sosial Ekonomi Orang Tua
Berdasarkan data penelitian dapat diketahui bahwa skor
terendah adalah sebanyak 3 orang dan skor tertinggi sebanyak
4 orang. Sisanya adalah sedang.
Adapun Kategori penilaian dibagi kedalam tiga kelompok,
yaitu : rendah, sedang dan tinggi. Nilai rendah mendapat skor 1
nilai sedang mendapat skor 2 dan nilai tinggi mendapat skor 3.
12
kategori
12
Skor
Nilai > X+ s
3
X-s<Nilai < X+ s
2
Nilai < X+ s
1
Sudjana, Prof.Dr.MA.M.Sc. Metode Statistik. Bandung. Tarsito 2001
25
Tabel
Nilai
Jumlah
Kategori
Skor
5-6
3
Rendah
1
7-9
23
Sedang
2
10-14
4
Tinggi
3
Untuk kategori rendah mendapat skor 1.
Kategori sedang mendapat skor 2.
Kategori tinggi mendapat skor 3
2. Prestasi Belajar Matematika.
Berdasarkan penelitian prestasi belajar siswa dari 30 responden
skor terendah sebanyak 3 orang dan skor tertinggi 7 orang.
Tabel
Nilai
Jumlah
Kategori
Skor
1-3
3
Rendah
1
4-7
20
Sedang
2
8-9
7
Tinggi
3
Untuk kategori rendah yaitu nilai 1 – 3 mendapat skor 1.
Kategori sedang yaitu nilai 4 -7 mendapat skor 2.
Kategori tinggi yaitu nilai 8 - 9 mendapat skor 3
26
Diagram Jenjang Pendidikan
30
25
20
15
Pendidikan
10
5
0
Lulus SD ‐ SLTP SLTA ‐ DIII
SI ‐ SIII
Dari diagram diatas berdasrakan tingkat pendidikan orang tua siswa dari
30 siswa yang terabanyak adalah orang tua berpendidikan SD – SLTP
86,6 %, pendidikan SLTA 10 % dan SI - SIII 3,3 % .
27
Diagram Jenis Pekerjaan
25
20
15
Pekerjaan
10
5
0
PNS
Pedagang
Pegawai
Swasta
Dari diagram diatas berdasrakan jenis pekerjaan yang berprofesi sebagai
pedagang adalah pringkat tertinggi yaitu : 76,6 %, Pegawai Swasta 16,6 %
dan PNS 3,3 %.
28
Diagram Tingkat Penghasilan
25
20
Rp.500.000 ‐ Rp.
1.200.000
5
> Rp. 1.200.000 0
Penghasilan
> Rp. 1.200.000 10
Rp.500.000 ‐ Rp.
1.200.000
< Rp.500.000
< Rp.500.000
15
Dari diagram diatas berdasrakan tingkat penghasilan, penghasilan yang
terbanyak Rp.500.000 s/d Rp.1.200.000 dan yang berpenghasilan diatas
Rp.1.200.000 hanya 1 orang. 13
13
Upah Minimum Regional (UMR), Kabupaten Bogor
29
Diagram Tempat Tinggal
14
12
10
8
Jenis Lantai 6
4
2
0
Keramik
Ubin
Plester
Keadaan rumah siswa berdasarkan jenis lantai yang berlantai keramik 40,6
% , yang berlantai ubin 20 % dan yang berlantai plester 33,3 % .
30
B. Interprestasi Data
Interprestasi data yang disajikan dalam penelitian ini mengacu pada
permasalahan yang telah dirumuskan. Berdasarkan data-data yang telah disajikan,
bahwa status sosial ekonomi orang tua tingkat tinggi 13,33 %, tingkat menengah
76,66 %, dan tingkat rendah 10 %. Dan untuk prestasi belajar, yang berprestasi
tinggi sebanyak 23,33 %, prestasi sedang 10% dan prestasi tinggi 66,66 %.
Dari data diatas menunjukkan bahwa status sosial ekonomi orang tua
terbanyak adalah status sosial ekonomi tingkat menengah yaitu 76,66 %. Untuk
prestasi belajar matematika prestasi yang terbanyak adalah rata-rata, yaitu 66,66
%.
Dari hasil penelitian yang diolah antara status sosial ekonomi orang tua
dan hasil belajar siswa diperoleh nilai sebesar 15,534. Ini menunjukkan bahwa
ada pengaruh yang signifikan antara status sosial ekonomi orang tua terhadap
prestasi belajar matematika siswa.
Untuk meraih prestasi yang baik harus ada integrasi yang kuat diantaranya
faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar mengajar yang dikelompokkan
kedalam
faktor
internal
dan
eksternal.
Disamping
faktor-faktor
yang
mempengaruhi minat dan kemampuan untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang
lebih tinggi adalah faktor motivasi guru. Guru hendakanya memberikan stimulasi
agar siswa memiliki kemampuan yang tinggi untuk melanjutkan sekolah. Aspirasi
pendidikan ini merupakan salah satu pra kondisi yang diperlukan dalam belajar.
31
Meski secara ekonomi anak kurang mampu, akan tetapi karena kemauan
dan minat yang tinggi itu dapat dijadikan alat pemacu dalam pengembangan
kemampuan akademik yang telah dimiliki.
32
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari data penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa dari 30 responden
orang tua siswa 76,66% status sosial ekonomi tingkat menengah, 10% status sosial
ekonomi tingkat menengah kebawah, dan 13,33% tingkat ekonomi tinggi. Jika
dilihat dari tingkat ekonomi, rata-rata siswa memiliki orang tua yang tingkat sosial
ekonominya sedang atau menengah.
Untuk prestasi belajar matematika siswa, dari 30 siswa, yang prestasinya
tinggi 23,33%, yang berprestasi rendah 10%, dan yang berprestasi sedang 66,66%.
Dari hasil prhitungan crostabulation antara prestasi belajar dan status sosial
ekonomi orang tua siswa, didapatkan nilai akhir sebesar 15,534 atau X2 hit 15,534,
sedangkan X2 tab(0,052) = 5,991. Ini berarti X2 hit lebih besar dari X2 tab, yaitu =
X2 hit 15,534 > X2 tab (0.052) = 5.991. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa
status sosial ekonomi orang tua berpengaruh terhadap prstasi belajar matematika
siswa. Siswa yang status sosial ekonomi orang tuanya tinggi, maka prestasinya
akan lebih tinggi.
32
33
B. Saran-Saran
Dari kesimpulan diatas untuk menjadikan anak yang berprestasi perlu
diungkapkan beberapa saran sebagai berikut :
1. Bagi sekolah hendaknya setiap sekolah menyiapkan sarana dan prasarana
pendidikan yang sangat singnifikan dalam proses belajar mengajar siwa jika
sekolah tersebut menginkan siswanya memperoleh hasil belajar yang
memuaskan.
2. Bagi guru harus introspeksi dan terus berusaha meningkatkan profesinya
dengan ilmu pengetahuan baik yang bersifat teoristis maupun yang praktis
agar tugas yang dijalankan lebih efektif dan efisien sehingga preastasi siswa
yang diharapkan tercapai dengan baik dan sesuai target.
3. Bagi siswa untuk memperoleh preatasi yang diharapkaa hendaknya jangan
terlalu banyak berharap atau mengandalkan kekayayaan orang tua saja. Tapi
masih banyak faktor lain terutama faktor dari dalam siswa itu sendiri. Agar
lebih meningkatkan perhatiannya terhadap belajar baik dilingkungan sekolah
maupun dirumah karena status sosial ekonomi orangtua yang tinggi tidak
menjamin siswa memperoleh prestasi belajar yang lebih baik.
4. Bagi orang tua, keikutsertaannya dalam menyukseskan pretasi belajar anaknya
yang baik jangan hanya mengandalkan status sosial ekonomi atau harta yang
dimiliki saja, kecenderungan memberikan perhatian individual secara pribadi
berupa motivasi terhadap perkembangan anaknya harus lebih ditingkatkan.
34
DAFTAR PUSTAKA
Andi Hakim Nasution. Landasan-Landasan Matematika. Bharata Aksara:1994.
Asmawi Zainul dan Noehi Nasoetion. Penelitian hasil Belajar. Jakarta:Universitas
Terbuka. 1997.
A.Tabroni Rusyam. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Karya .1989.
Ngalim Purwanto, MP, Drs. Pskologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya
.2002.
Erman Suherman, dkk, Strategi Pembelajan Matematika Kontemporer. Universitas
Pendidikan Indonesia.
ET Rusefendi. Dasar-Dasar Matematika Modern dan Komputer. Bandung: Tarsito
.1984.
Dedi Hamid, H. Undang-Undang No.20 Th.2003, Sistem Pendidikan Nasional.
Jakarta: Sokadikta Durat Bahagia. 2003.
Mulyono Abdurrahman. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka
Cipta .1999.
Muhibinsyah. Fsikologi Pendidikan. Bandung: Penerbit IAIN SGD. 1989.
Muhammad Ali. Kamus Indonesia Modern. Jakarta: Pustaka Insani.
Slameto.
Belajar
dan
Faktor-faktor
yang
mempengaruhinya.
Aksara.1995.
Sudjana, Prof. Dr. MA. M.Sc. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.2001.
Jakarta:Bina
35
Tom Gunadi. Sistem Perekonomian Menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945. Bandung: Penerbit Angkasa. 1990.
Upah Minimum Regional (UMR) Kabupaten Bogor
36
lampiran 1
1. Sejarah Berdirinya
MI Ianatusshibyan 01 Waru Jaya Parung Bogor adalah suatu lembaga
pendidikan yang mempunyai visi dan misi keislaman, yang di dirikan
pada tahun 1960. Adapun tujuan didirikannya Yayasan Ianatusshibyan
01 adalah untuk memenuhi tuntutan masyarakat yang sebagian besar
masyarakat di sekitarnya beragama Islam.
Adapun visi dan misi MI Ianatusshibyan 01 Waru Jaya Parung Bogor
adalah :
•
Visi
:
Menigkatkan
prestasi,
berahlak
mulia
dan
memperbaiki iman dan amal.
•
Misi
-
: Meningkatkan kegiatan belajar mengajar siswa.
Melaksanakan pembinaaan kegiatan intra dan ekstra
kurikuler.
-
Menyiapkan
kemampuan
kompetitif
siswa
dalam
memasuki jenjang pendidikan lebih tinggi.
2. Keadaan Guru dan Siswa.
Guru-guru yang mengajar di MI Ianatusshibyan 01 berjumlah 8 orang
guru, sesuai dengan wawancara peneliti dengan kepala MI
Ianatusshibyan 01 Bapak Hasanudin A.Ma, disebutkan bahwa "guruguru yang mengajar di MI Ianatusshibyan 01 berjumlah 8 orang
37
dengan latar belakang pendidikan Pendidikan Guru Agama, D2 dan
Sekolah Menengah Keguruan.
Tabel 6
Daftar dewan guru MI Ianatusshibyan 01 Waru Jaya Parung Bogor
NO
Nama Guru
L/P
Ijazah/ Th.
Jabatan
1
Hasanudin
L
D2
Kep.Sek
A.Ma
2
Suprayogi
L
D2
Guru
3
Sriwahyuni
P
D2
Guru
4
Yesi Arti
P
SMK
Guru
5
A.Zainudin
L
SMA
Guru
6
Ririn Riani
P
SMK
Guru
7
Indra Wijaya
L
MA
Guru
8
Jumiati
P
SD
Penjaga
Sekolah
38
Tabel 7
Keadaan Siswa MI Ianatusshibyan 01 Waru Jaya Parung Bogor
No
Kelas
Jumlah Siswa
Ket.
1
I
23
-
2
II
22
-
3
III
26
-
4
IV
30
-
5
V
23
-
6
VI
25
-
Jumlah
149
-
Seragam MI Ianatusshibyan 01 Waru Jaya Parung Bogor
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jum’at
Sabtu
Putih-Putih
Putih-Hijau Batik
- Batik-
Busana
Pramuka
Hijau
Hijau
muslim
bebas
3. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang terdapat di MI Ianatusshibyan 01 Waru
Jaya Parung Bogor adalah sebagai berikut :
39
Tabel 8
Sarana dan Prasarana MI Ianatusshibyan 01 Waru Jaya Parung Bogor
No
Sarana dan Prasarana
Jumlah
1
Ruang Kep.Sek
1
2
Ruang Kelas
6
3
Ruang Guru
1
4
Lab. Komputer
1
5
Kamar Kecil Guru
1
6
Kamar Kecil Siswa
1
7
Perpustakaan
1
8
Musollah
1
9
Lapangan Olah Raga
1
40
Lampiran 2
Bentuk soal pilihan ganda
Berilah tanda (X) pada jawaban yang benar!
1.
A
B
E
D
C
Pada gambar trafesium ABCD sisi-sisi yang sejajar adalah……
a. AC dan BD
b. AB dan CD
c. AC dan CD
2. Tinggi trapesium pada gambar No.1 adalah…..
a. AB
b. AE
c. CD
3. Kaki-kaki trapesium pada gambar no 1 adalah…….
a. AE dan EB
b. CB dan AB
4. S
R
T
P
Alas trapesium PQRS adalah…….
a. SP
c. DA dan AE
b. PQ
c. SR
Q
41
5.
S
R
T
P
Q
Kaki – kaki trapesium PQRS yang sama panjang adalah …..
a. PQ dan RS
6.
b. PS dan QR
c. PS dan PT
E
F
I
H
G
Pada gambar jajaran genjang di atas sudut yang sama besar adalah ….
a. EGH dan EFH
b. EGH dan GHF
c. EFH dan GEF
7. Alas jajaran genjang pada No. 6 adalah…..
a. GE
8.
b. EF
c. GH
A .
D.
.B
.C
42
Jika titik-titik ini dihubungkan dimulai dari titik A dan di akhiri dengan
titik D , maka akan membentuk ………………………………
a. jajarangenjang
b. trapesium
c. segitiga
9.
Sudut diatas disebut sudut….
a. lancip
b. tumpul
c. siku-siku
10.
Sudut diatas disebut sudut…..
a. lancip
b. tumpul
c. siku-siku
11. Yang termasuk sudut tumpul adalah….
a.
b.
c.
43
12.
Yang termasuk sudut lancip adalah….
a.
13.
b.
c.
A
B
C
Segitiga ABC adalah segitiga…..
a. siku-siku
14.
b. sama kaki
c. sama sisi
X
Y
Segitiga XYZ adalah segitiga…..
Z
44
a. siku-siku
15.
b. samakaki
c. samasisi
H
I
J
Segitiga HIJ adalah segitiga….
a. siku-siku
16.
b. samakaki
c. samasisi
C
A
B
Segitiga ABC adalah segitiga…..
a. sembarang
b. lancip
c. tumpul
45
17. Yang merupakan segitiga samasisi adalah…..
a.
b.
c.
18. Yang merupakan segitiga samakaki adalah…..
a.
b.
c.
19. Yang merupakan segitiga tumpul adalah…..
a.
b.
c.
20. Yang merupakan gambar jajargenjang adalah…
a.
b.
c.
46
21. Yang merupakan gambar trapesium adalah…
a.
b.
c.
22. Titik-titik dibawah ini jika disambungkan akan membentuk gambar
trapesium …
a. A .
B.
b.
.C
A.
B.
,D
c.
.C
A.
B.
D.
.C
23. Titik-titik dibawah ini jika disambungkan akan membentuk
jajargenjang…
a. A .
B.
b.
.C
A.
B.
,D
.C
c.
A.
B.
D.
.C
47
24. Segitiga yang memiliki dua sisi yang sama adalah segitiga…
a. samasisi
b. samakaki
c. siku-siku
25. Sudut 90 o disebut sudut…
a. tumpul
b. lancip
c. siku-siku
NOMOR SOAL
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
x
x2
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
17
289
2
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
19
361
3
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
19
361
4
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
23
529
5
1
0
0
1
0
1
0
1
0
0
0
1
0
0
0
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
11
121
6
1
1
0
1
0
0
1
0
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
1
1
15
225
7
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
18
324
8
1
1
0
1
1
0
0
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
18
324
9
1
0
0
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
16
256
10
1
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
0
17
289
11
1
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
19
361
12
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
19
361
13
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
21
441
14
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
23
529
15
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
23
529
16
1
0
1
1
0
0
0
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
0
1
0
0
0
1
1
1
13
169
17
1
0
1
1
0
0
0
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
15
225
18
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
17
289
19
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
1
1
18
324
20
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
19
361
21
0
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
19
361
22
0
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
19
361
23
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
18
324
24
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
19
361
25
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
20
400
Jumlah
17
14
13
23
14
9
16
20
21
21
18
16
18
18
20
18
22
21
22
20
14
17
20
24
19
455
8475
P
0.68
0.56
0.52
0.92
0.56
0.36
0.64
0.80
0.84
0.84
0.72
0.64
0.72
0.72
0.80
0.72
0.88
0.84
0.88
0.80
0.56
0.68
0.80
0.96
0.76
q
0.32
0.44
0.48
0.08
0.48
0.64
0.36
0.20
0.16
0.16
0.28
0.36
0.28
0.28
0.20
0.28
0.12
0.16
0.12
0.20
0.44
0.32
0.20
0.04
0.24
Pq
0.22
0.25
0.25
0.07
0.27
0.23
0.23
0.16
0.13
0.13
0.20
0.23
0.20
0.20
0.16
0.20
0.11
0.13
0.11
0.16
0.25
0.22
0.16
0.04
0.18
rpbi
-0.284 0.403
0.011
0.021
0.549
-0.023 0.493
0.176
0.223
0.261
0.609
0.288
0.546
0.232
0.634
0.609
-0.017 0.223
-0.277 0.634
0.431
0.260
0.035
0.517
0.336
y tab
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
0.396
TV
V
TV
TV
V
TV
V
TV
TV
TV
V
TV
V
TV
V
V
TV
TV
TV
V
V
TV
TV
V
TV
51
Pertanyaan Interview
*Apakah status sosial ekonomi orang tua menentukan prestasi belajar matematika siswa ?
a. Ya
b. Tidak
Dari 30 Wali Murid yang menjawab
Ya
= 19
Tidak
= 11
Dari 20 Guru yang menjawab
Ya
= 11
Tidak
=9
Dari 14 Wali Kelas yang menjawab
Ya
=9
Tidak
=5
52
Lampiran 7
Angket Tingkat Sosial Ekonomi Orangtua
Petunjuk
1. Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang sesuai.
2. Jawablah dengan sejujunya karena akan membantu dalam penelitian ini.
3. Jawaban yang diberikan akan dijamin kerahasiannya.
4. Angket ini hanya untuk kepentingan penelitian.
5. Atas kesediannya bapak/ibu mengisi angket ini kami ucapkan terima kasih.
Nama Siswa
:
Nama Orang Tua
:
Kelas
:
53
Pertanyaaan
1. Pendidikan
a Lulus SD - SLTP
b. Lulus SLTA – D.III
c. Lulus S.I – S.III
2. Penghasilan
a. <Rp 500.000
b. Rp.500.000-Rp.1200.000 c. >Rp.1200.000 - keatas
3. Luas Rumah
a < 60 m2
b, 60 m2 - 150 m2
c.150 m2 – keatas
4. Tranportasi yang dimiliki
a. Tidak ada
b. Kendaraana roda 2
c Kendaraaan roda 4
54
Lampiran 8
SKENARIO/RENCANA PEMBELAJARAN
Sekolah
: Madrasah Ibtidaiyah
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas
: IV
Semester
: II
Alokasi Waktu : 2 x 30 menit
A. Kompetensi Dasar
ƒ
Menentukan sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun.
ƒ
Mengenal unsur bangun datar dan menggunakannya dalam kehidupan seharihari.
B. Hasil Belajar
ƒ
Menggambar beberapa bentuk Trapesium
ƒ
Mengetahui bentuk bangun datar
ƒ
Mengetahui titik sudut, sudut dan garis sisi
C. Indikator
ƒ
Menentukan unsur-unsur bangun datar, yaitu titik sudut, sudut dan garis sisi.
ƒ
Menyebutkan sifat-sifat bangun datar trapesium, jajargenjang dan segitiga.
ƒ
Menggambar bangun datar dan sifat-sifat bangun datar yang diberikan.
55
ƒ
Menggambar dan mengukur besar sudut dengan alat.
D. Pendekatan dan metode
ƒ
Pendekatan : aktif learning
ƒ
Metode
: tanya jawab dan latihan
E. Langkah Pembelajaran
1. Kegiatan awal
Apersepsi
: tanya jawab mengenai materi yang akan diajarkan
Motivasi
: memotivasi siswa bahwa mengetahui bangun datar itu
penting
Memberi acuan : memberi acuan mengenai materi yang akan diajarkan dan
kaitannya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Kegiatan inti
a. Siswa menjelaskan unsur-unsur bangun datar, yaitu titik sudut, sudut dan
garis sisi.
b. Siswa memberikan contoh melalui benda yang ada disekitar.
c. Siswa memerintahkan siswa untuk menggambarkan titik sudut, sudut dan
garis sisi.
d. Siswa memerintahkan siswa untuk menyebutkan titik sudut,sudut dan
garis sisi.
56
3. Penutup
a. Guru memberikan tugas latihan perorangan.
b. Guru memberikan PR untuk dikumpulkan pada pertemian berikutnya.
F. Sarana dan Sumber Prasarana
Sarana
:
Sumber belajar : - Buku Paket Matematika Kelas IV Semester II.
- Pelajaran Matematika untuk kelas IV SD semaster genap.
Penerbit, Pandu Karya.
- Drs.Matsani,Gemar Matematika untuk SD/MI kelas IV
semester II. Penerbit, CV. SUARA BARU, Jakarta.
- Yuniarto,S.Si dan Sri Rahayu, S.Pd. Pandai Belajar
Matematika untuk Sekolah Dasar Kelas IV. Penerbit. VC.
REGINA.
57
G. Penilaian
1. Kognitif
Siswa diberi tugas dan mengumpulkannya.
1. Afektif
Memperhatikan murid dan menilainya dengan membuat skala sikap.
Nama Murid :
Nilai Sikap
Penerimaan pelajaran
Sambutan siswa pada saat
mengajar
Keaktifan siswa dalam
pembelajaran
Partisipasi siswa
Kerja kelompok
Parung,
Maret 2007
Mengetahui
Kepala MI Ianatusshibyan
Guru Mata Pelajaran
01 Waru Jaya Parung Bogor.
( Hasanudin A.Ma )____
NIP : 196 2050 3198 9031 003
( Indrawati )
58
Tes Prestasi Belajar Matematika
Berillah tanda silang pada jawaban yang benar ?
1.
A
C
E
B
D
Tinggi Trapesium pada gambar diatas adalah ……
a. AB
2.
b.AE
c. CD
S
R
E
P
Q
Trapesium PQRS pada gambar diatas adalah Trapesium……
a. Sama kaki
3.
b.Sama sisi
c. Siku-siku
E
H
F
I
G
Alas jajaran genjang diatas adalah ….
a. GE
b. EF
c.GH
59
4. Dibawah ini yang termasuk sudut tumpul …..........
a.
b.
c.
a
5.
b
c
Segitiga ABC adalah segitiga …...................
a. Siku-siku
6
b.Sama kaki
c. Sama sisi
H
I
J
Segitiga HIJ adalah segitiga …...................
a. Siku-siku
b.Sama kaki
c. Sama sisi
60
7.
C
A
B
Segi tiga ABC adalah Segi tiga……
a. Sembarang
8.
b. Lancip
a.
c. Tumpul
b.
c.
Yang merupakan jajaran genjang adalah……
a. A
b. B
c. C
9. Yang merupakan gambar trapesium adalah……
a.
b.
c.
I
61
10. Segitiga yang memiliki dua kaki yang sama adalah.....
a. Siku-siku
Kunci Jawaban
1.B
2.C
3.C
4.C
5.A
6.C
7.A
8.A
9.A
10.B
b.Sama kaki
c. Sama sisi
65
Responden
Nilai Score
A
3
1
B
4
2
C
3
1
D
4
2
E
4
2
F
7
2
G
5
2
H
9
3
I
8
3
J
8
3
K
8
3
L
9
3
M
9
3
N
4
2
O
9
3
P
7
2
Q
7
2
R
5
2
S
5
2
T
5
2
U
5
2
V
6
2
W
6
2
X
5
2
Y
7
2
Z
5
2
AA
7
2
AB
7
2
AC
6
2
AD
1
1
Dari 30 responden yang mendapat
skor 3 = 7 orang (tinggi)
skor 2 = 20 orang (sedang)
skor 1 = 3 orang (rendah)
64
X =
∑X
n
=
178
=5,93
30
Varian
n∑ x 2 − (∑ x )
2
2
s =
n(n − 1)
30(1176) − (178)
= 4,13
30(30 − 1)
2
=
s =
4,13 = 2,03
kategorisasi :
1) Tinggi (diberi skor 3) jika nilai > X + s = 5,93 + 2,03 = 7,96
2) Sedang (diberi skor 2) jika X -s < Nilai < + s atau 3,90 < Nilai < 7,96
3) Rendah jika (diberi skor 1) jika Nilai < X - s = 5,93 – 2,033 = 3.90
Sehingga
67
Responden
Nilai Score
A
10
3
B
7
2
C
6
1
D
8
2
E
6
1
F
8
3
G
14
3
H
7
2
I
8
2
J
8
2
K
7
2
L
9
2
M
9
2
N
8
2
O
8
2
P
8
2
Q
9
2
R
7
2
S
8
2
T
9
2
U
8
2
V
6
2
W
8
2
X
8
2
Y
8
2
Z
8
2
AA
10
3
AB
11
3
AC
8
2
AD
5
1
Dari 30 responden yang mendapat
skor 3 = 4 orang (tinggi)
skor 2 = 23 orang (sedang)
skor 1 = 3 orang (rendah)
68
X =
∑X
n
=
244
=8,13
30
Varian
n∑ x 2 − (∑ x )
2
2
s =
n(n − 1)
30(2066) − (244 )
=
= 2,81
30(30 − 1)
2
s =
2,81 = 1,68
kategorisasi :
1) Tinggi (diberi skor 3) jika nilai > X + s = 8,13 + 1,68 = 9,81
2) Sedang (diberi skor 2) jika X -s < Nilai < + s atau 6,46 < Nilai < 9,81
3) Rendah jika (diberi skor 1) jika Nilai < X - s = 8,13 – 1,68 = 6.46
Lampiran 12
69
Prestasi Sosial Ekonomi Crosstabulation
Sosek
Presasi
Sedang
2
1
0
3
Rendah
Sedang
Tinggi
fo
2
1
0
0
16
7
1
3
0
Total
ft
0.300
2,000
0,700
2,300
15,333
5,367
0,400
2,667
0,933
Jumlah
Tinggi
0
16
7
23
fo - ft
3
20
7
30
( f o − f t )2
ft
1,7
-1
-0,7
-2,3
0,667
1,633
0,600
0,333
-0,933
9,633
0,500
0,700
2,300
0,029
0,497
0,900
0,042
0,933
15, 534
Download