ORGANIZATIONAL BEHAVIOR 1. Pengertian Organizational Behavior Organizational Behavior merupakan bidang studi yang mempelajari tentang interaksi manusia dalam organisasi, meliputi studi secara sistimatis tentang perilaku, struktur dan proses dalam organisasi. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) juga didefenisikan sebagai sebuah bidang studi yang menyelidiki pengaruh yang dimiliki oleh individu, kelompok, dan struktur terhadap perilaku dalam organisasi, yang bertujuan menerapkan ilmu pengetahuan semacam ini guna meningkatkan keefektifan sebuah organisasi. Organisasi diciptakan oleh manusia untuk mencapai suatu tujuan, dan pada saat yang sama manusia juga membutuhkan organisasi untuk mengembangkan dirinya. Oleh sebab itu antara organisasi dengan manusia memiliki hubungan yang saling membutuhkan dan menguntungkan. Berikut pengertian perilaku organisasi menurut beberapa ahli : Prof.Joe.Kelly , perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang mempelajari sifatsifat organisasi, termasuk bagaimana organisasi di bentuk, tumbuh dan berkembang. Drs. Adam Indrawijaya, perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang mempelajari semua aspek yang berkaitan dengan tindakan manusia, baik aspek pengaruh anggota terhadap organisasi maupun pengaruh organisasi terhadap anggota. Drs. Sutrisna Hari, MM, perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang mempelajari dinamika organisasi sebagai hasil interaksi dari sifat khusus (karakteristik) anggota dan sifat khusus (karakteristik) para anggotannya dan pengaruh lingkungan Perilaku Organisasi adalah bidang studi yang menyelidiki dampak perorangan, kelompok, dan struktur pada perilaku dalam organisasi dengan maksud menerapkan pengetahuan semacam itu untuk memperbaiki keefektifan organisasi. (Stephen P. Robbins, Perilaku organisasi Jilid 1:7). 2. Disiplin ilmu yang berkontribusi dalam OB Perilaku organisasi merupakan disiplin ilmu yang tidak berdiri sendiri tetapi mendapat sumbangan yang amat besar dari ilmu lainnya, diantaranya menurut Robbin (2001) adalah ilmu psikologi, sosiologi, psikologi sosial, antropologi dan ilmu politik. Secara sekilas dan singkat peranan dan kontribusi ilmu-ilmu tersebut kepada ilmu perilaku organisasi, dapat diuraikan berikut ini. a. Psikologi Psikologi adalah ilmu yang berkenaan dengan usaha untuk mengukur, menjelaskan dan kadang-kadang mengubah perilaku manusia. Oleh karena itu para psikolog melibatkan diri mereka dalam studi dan usaha untuk memahami perilaku individu. Secara spesifik sumbangan mereka dalam bidang perilaku organisasi berkenaan dengan masalah-masalah antara lain : kebosanan, kelelahan, kondisi kerja, persepsi, kepribadian, latihan, kepemimpinan, motivasi, pengambilan keputusan dan pengukuran sikap. Kontribusi psikologi terhadap perilaku organisasi antara lain: 1. Belajar 2. Motivasi 3. Persepsi 4. Latihan 5. Efektivitas kepemimpinan 6. Kepuasan kerja 7. Pengambilan keputusan b. Sosiologi 8. Penilaian kinerja 9. Pengukuran sikap 10. Seleksi pegawai 11. Desain pekerjaan 12. Stres 13. Kepribadian Pusat perhatian sosiologi mempelajari sistem sosial dimana para individu memainkan peranannya. Artinya sosiologi tersebut mempelajari manusia dalam hubungannya dengan manusia lain. Dalam kaitannya dengan perilaku organisasi maka konsep-konsep yang berasal dari sosiologi dapat memberi masukan terhadap perilaku organisasi seperti : dinamika kelompok, perilaku kelompok, proses sosialisasi, budaya organisasi, struktur organisasi formal, birokrasi, komunikasi, status, kekuasaan dan konflik c. Psikologi Sosial Ilmu psikologi sosial mempelajari perilaku antar pribadi dalam arti berusaha mencari penjelasan tentang bagaimana dan mengapa para individu berperilaku tertentu dalam kegiatan kelompoknya. Kontribusi untuk perilaku organisasi yaitu bagaimana menerapkan perubahan dan bagaimana mengurangi hambatan agar suatu perubahan dapat diterima, mengukur dan mamahami serta mengubah sikap, pola komunikasi dan cara-cara bagaimana kegiatan kelompok memenuhi kebutuhan individu. Psikologi Sosial berusaha untuk memadukan konsep psikologi dan sosiologi, serta fokus pada pengaruh seseorang terhadap individu lainnya. Kontribusi psikologi sosial terhadap perilaku organisasi antara lain: 1. 2. 3. 4. 5. Perubahan perilaku Perubahan sikap Komunikasi Proses-proses kelompok Pembuatan keputusan kelompok. Setiap usaha untuk mengetahui mengapa orang berperilaku seperti yang dilakukan dalam organisasi memerlukan pemahaman tentang perbedaan individu. Perilaku organisasi merupakan hasil interaksi individu dengan individu dalam organisasi. d. Antropologi Antropologi mempelajari masyarakat untuk mengetahui seluk beluk manusia dan aktivitasnya. Hal yang dapat diambil dari antropologi untuk perilaku organisasi seperti perbedaan-perbedaan fundamental dalam nilai, sikap dan norma tentang perilaku yang dapat diterima mempengaruhi cara orang bertindak. Kontribusi antropologi terhadap perilaku organisasi antara lain nilai-nilai komparatif, sikap-sikap komparatif, analisis lintas kultural dan budaya organisasi. e. Ilmu Politik Para ilmuwan politik mempelajari perilaku individu dan kelompok dalam suatu lingkungan politik. Berbagai hal yang dapat diambil dari ilmu politik oleh perilaku organisasi adalah struktur konflik, alokasi kekuasaan dan bagaimana orang memanipulasi kekuasaan untuk kepentingan pribadinya. 3. Mengapa Perilaku Organisasi Diperlukan Tujuan mempelajari perilaku organisasi adalah untuk memahami perilaku yang terjadi dalam organisasi, dapat meramalkan kejadian-kejadian yang terjadi dan dapat mengendalikan perilaku-perilaku yang terjadi dalam organisasi. Beberapa hal yang melatarbelakangi mengapa perilaku organisasi diperlukan yaitu : 1. Perilaku organisasi menjadi semakin penting dalam ekonomi global ketika orang 2. 3. 4. 5. dengan berbagai latar belakang dan nilai budaya harus bekerja bersama-sama secara efektif dan efisien. Disiplin ilmu perilaku organisasi dapat digunakan sebagai arahan/dasar bagi pelaku organisasi dalam melakukan tugasnya dalam organisasi sehingga tujuan yang harus dicapai dalam suatu organisasi dapat terwujud. Perilaku organisasi juga dapat dijadikan sebagai pedoman bagi seorang atasan yang memiliki peran sebagai leadership atau managership dalam membuat keputusan yang baik, dimana dalam menjalankan keputusan tersebut seorang atasan tidak keluar dari ranah organisasi. Perilaku organisasi juga dapat membantu dalam memahami karakteristik struktur organisasi dan pola hubungan antar anggota dan bagian dalam organisasi, karena setiap keputusan yang diambil oleh pelaku organisasi memiliki dampak terhadap anggota organisasi yang lain oleh karena itu perlu adanya pemahaman terhadap faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi anggota organisasi lain. Selain itu perilaku organisasi diperlukan dalam upaya memperbaiki efektivitas dalam pencapaian tujuan organisasi, dimana seluruh pengambilan keputusan dalam pencapaian tujuan organisasi diambil dengan melihat pada hubungan sebab dan akibat, dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti ilmiah. Perilaku organisasi juga bertujuan dalam menjelaskan, meramalkan, dan mengendalikan perilaku manusia. Ketika kita mencari jawaban untuk mengapa seorang individu atau sekelompok individu melakukan sesuatu, kita pasti akan meminta penjelasan, karena apabila kita ingin memahami sebuah fenomena kita harus mulai dengan mencoba menjelaskan sehingga penyebab dari suatu kejadian/fenomena dapat segera kita ketahui. Sebagai contoh adalah ketika seorang karyawan yang dihargai mengundurkan diri, kita pasti ingin tahu mengapa karyawan tersebut mengundurkan diri dan apakah bisa dicegah. Karyawan berhenti dari pekerjaan mereka karena berbagai alasan. Namun, jika penjelasan untuk berhenti adalah alasan gaji yang tidak cukup dan karena pekerjaan yang membosankan maka atasan/manager dapat mengambil tindakan yang akan memperbaiki situasi ini di masa depan. Tujuan dari prediksi berfokus pada peristiwaperistiwa masa depan untuk menentukan apa yang akan mengakibatkan hasil dari tindakan tertentu. 4. Tingkatan Analisis Dalam Perilaku Organisasi Kejadian-kejadian atau permasalahan yang terjadi dalam organisasi dapat dianalisis dari tiga tingkatan analisis, yaitu : tingkat individu, kelompok dan organisasi. Di sini kita ambil salah satu contoh, misalnya saja terjadi adanya konflik antara kepala bagian gudang dengan kepala bagian pembelian dapat dianalisis secara berbeda. Hal ini tergantung apakah konflik tersebut dipandang sebagai konflik antarindividu, atau merupakan konflik antargugus tugas pada tingkat kelompok atau konflik antara dua kepala bagian pada tingkat organisasi. a. Pada tingkat individu, kejadian yang terjadi dalam organisasi dianalisis dalam suatu situasi. Masing-masing orang dalam organisasi memiliki sikap, kepribadian, nilai dan pengalaman yang berbeda-beda yang mempengaruhinya dalam berperilaku. b. Pada tingkat kelompok, perilaku anggota kelompok dipengaruhi oleh dinamika anggota kelompok, aturan kelompok, dan nilai-nilai yang dianut oleh kelompok. c. Pada tingkat organisasi, kejadian-kejadian yang terjadi dalam konteks struktur organisasi. Struktur dan posisi seseorang dalam organisasi membawa pengaruh pada setiap interaksi sosial dalam organisasi. Dalam struktur organisasi hubungan pelaporan yang bersifat hierarkhi memberikannya kekuasaan dan wewenang tertentu untuk memengaruhi individu yang lainnya dalam organisasi. Struktur organisasi mempengaruhi bagaimana informasi dikomunikasikan dan keputusan dibuat. Faktor lingkungan eksternal memiliki pengaruh yang kuat pada masing-masing tingkatan analisis. Misalnya rendahnya produktivitas, karyawan yang malas/tidak masuk kerja, kelambanan dalam penyelesaian unjuk rasa dan masalah-masalah organisasi lainnya, memerlukan analisis lebih dari sekedar analisis pada tingkat individu, kelompok dan organisasi. Organisasi lebih banyak menghadapi desakan dari faktor-faktor lingkungan yang memengaruhi efektivitas organisasi, seperti: tuntutan konsumen akan produk yang berkualitas tinggi, persaingan yang bersifat global, fluktuasi ekonomi, tuntutan gaya hidup dan lain-lain. dalam hubungannya dengan perilaku seseorang dan interaksi kepribadian. 5. Pendekatan Sistem dalam Perilaku Organisasi Dengan adanya interaksi atau hubungan antar individu dalam organisasi, maka penelaahan terhadap perilaku organisasi haruslah dilakukan melalui pendekatan-pendekatan sumber daya manusia (supportif), pendekatan kontingensi, pendekatan produktivitas dan pendekatan sistem. Pendekatan sumber daya manusia dimaksudkan untuk membantu pegawai agar berprestasi lebih baik, menjadi orang yang lebih bertanggung jawab, dan kemudian berusaha menciptakan suasana dimana mereka dapat menyumbang sampai pada batas kemampuan yang mereka miliki, sehingga mengarah kepada peningkatan keefektifan pelaksanaan tugas. Pendekatan ini berarti juga bahwa orang yang lebih baik akan mencapai hasil yang lebih baik pula, sehingga pendekatan ini disebut pula dengan pendekatan suportif. Sementara itu, pendekatan kontingensi mengandung pengertian bahwa adanya lingkungan yang berbeda menghendaki praktek perilaku yang berbeda pula untuk mencapai keefektifan. Disini pandangan lama yang mengatakan bahwa prinsip-prinsip manajemen bersifat universal dan perilaku dapat berlaku dalam situasi apapun, tidak dapat diterima sepenuhnya. Disisi lain, pendekatan produktivitas dimaksudkan sebagai ukuran seberapa efisien suatu organisasi dapat menghasilkan keluaran yang diinginkan. Jadi, produktivitas yang lebih baik merupakan ukuran yang bernilai tentang seberapa baik penggunaan sumber daya dalam masyarakat. Dalam hal ini perlu diingat bahwa konsep produktivitas tidak hanya diukur dalam kaitannya dengan masukan dan keluaran ekonomis, tetapi masukan manusia dan sosial juga merupakan hal yang penting. Dengan demikian, apabila perilaku organisasi yang lebih baik dapat mempertinggi kepuasan kerja, maka akan dihasilkan keluaran manusia yang baik pula, dan pada akhirnya akan menghasilkan produktivitas pada derajat yang diinginkan. Adapun pendekatan sistem terutama diterapkan dalam sistem sosial, dimana di dalamnya terdapat seperangkat hubungan manusia yang rumit yang berinteraksi dalam banyak cara. Ini berarti, dalam mengambil keputusan para manajer harus mengkaji hal-hal diluar situasi langsung untuk menentukan dampaknya terhadap sistem yang lebih besar, sehingga memerlukan analisis biaya dan manfaat (cost – benefit analysis). Pendekatan sistem terhadap pendekatan organisasi mengimplikasikan bahwa organisasi terdiri dari sub-sub bagian yang saling berhubungan. Jika salah satu sub bagian ini mempunyai performa yang buruk, maka akan timbul dampak yang negative terhadap performa keseluruhan system. Keefektifan membutuhkan kesadaran dan interaksi yang berhasil dengan konstituensi lingkungan. Manajemen tidak boleh gagal dalam mempertahankan hubungan yang baik dengan para pelanggan, pemasok, lembaga pemerintahan, serikat buruh, dan konstituensi sejenis yang mempunyai kekuatan untuk mengacaukan operasi organisasi yang stabil. Kekurangan yang paling menonjol dari pendekatan system adalah hubungannya dengan pengukuran dan masalah apakah cara-cara itu memang benar-benar penting. Keunggulan akhir dari pendekatan system adalah kemampuannya untuk diaplikasikan jika tujuan akhir sangat samara atau tidak dapat diukur. Dapat disimpulan bahwa organisasi terdiri sub bagian yang saling berhubungan, oleh karena itu dinilai berdasarkan kemampuannya untuk dan mempertahankan stabilitas dan keseimbangan. Antara pendekatan sumber daya manusia dengan pendekatan produktivitas diatas, memiliki kaitan yang sangat erat, dimana adanya dorongan pimpinan terhadap karyawan untuk melakukan tugasnya sebaik mungkin, secara langsung akan mendorong tingkat produktivitas organisasi. Untuk dapat mendorong karyawannya kearah tujuan yang diharapkan, seorang pimpinan harus dapat mengetahui kebutuhan karyawan yang bersifat pribadi dan internal. Atau dengan kata lain, disini terjadi hubungan antara kebutuhan dengan prestasi kerja. KARAKTERISTIK DALAM PERILAKU ORGANISASI a. Perilaku, fokus dari perilaku keeorganisasian adalah perilaku individu dalam organisasi, oleh karenanya harus mampu memahami perilaku berbagai individu dan organisasi. b. Struktur, Struktur berkaitan dengan hubungan yang bersifat tetap dalam organisasi, bagaimana pekerjaan dalam organisasi dirancang, dan bagaimana pekerjaan diatur. Struktur Organisasi berpengaruh besar terhadap perilaku individu atau orang dalam organisasi serta efektifitas organisasi. c. Proses, proses organisasi berkaitan dengan interaksi yang terjadi antara anggota organisasi. Proses organisasi meliputi : komunikasi, kepemimpinan, proses pengambilan keputusan dan kekuasaan. Salah satu pertimbangan utama dalam merancang struktur organisasi adalah agar berbagai proses tersebut dapat berjalan secara efektif dan efisien. Referensi Indriyo Gitosudarmo dan I Nyoman Sudita, 1997. Perilaku Keorganisasian. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta Slideshare. 2015. Organisational Behavior. http://www.slideshare.net/mithileshtrivedi581/organisational-behaviour-31627664, diakses online 17 Febuari 2016 Veithzal Rivai & Deddy Mulyadi, 2006. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada Yayat Hayati Djatmiko, 2004. Perilaku Organisasi. Bandung : CV. Alfabeta