Buku Putih Sanitasi Kabupaten KAUR 2012 BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH Gambaran umum wilayah menjelaskan kondisi umum Kabupaten Kaur yang mencakup: kondisi fisik, kependudukan, administratif, keuangan dan perekonomian daerah, kebijakan penataan ruang, dan struktur organisasi serta tugas dan tanggung jawab setiap perangkat daerah. 2.1. Geografis, Administratif dan Kondisi Fisik Secara geografis dengan konsep lokasi absolute, letak Kabupaten Kaur berada di antara 103°4’8,76” 103°46’50,12” Bujur Timur dan 04°15’8,21” - 04°55’27,77” Lintang Selatan. Dengan konsep relatif, Kabupaten Kaur merupakan wilayah paling selatan Provinsi Bengkulu dan berbatasan langsung dengan Provinsi Lampung dan Provinsi Sumatera Selatan. Berdasarkan Undang-undang No. 3 Tahun 2003, secara administrasi Kabupaten Kaur berbatasan dengan : Sebelah Utara : Kab. Oku Selatan, Prov. Sumatera Selatan. Kab. Lahat, Prov. Sumatera Selatan. Sebelah Selatan : Samudera Hindia. Sebelah Barat : Kab. Bengkulu Selatan, Prov Bengkulu Sebelah Timur : Kab. Lampung Barat, Prov. Lampung. Kabupaten Kaur mempunyai garis pantai sepanjang 89,1723 Km. Dengan demikian luas kawasan laut sejauh 4 mil dari garis pantai meliputi wilayah seluas lebih kurang 6.605.900 Ha atau 660,59 Km2. Secara keseluruhan luas wilayah Kabupaten Kaur adalah 2.556,00 km2 atau 255.600 Ha. Kabupaten Kaur merupakan daerah perbukitan bergelombang dengan perbedaan ketinggian yang sangat besar, bervariasi antara 0 s.d>1000m di atas permukaan laut. Jalur pertama 3,3 % dari luas wilayah terletak di ketinggian 0-25 m di atas permukaan laut terdapat di sepanjang pantai, jalur kedua 21,65 % dari luas wilayah terletak di ketinggian 25-100 m di atas permukaan laut terdapat di wilayah timur dari jalur pertama yang merupakan lereng pegunungan Bukit Barisan dengan klasifikasi Bukit Range. Sedangkan yang terletak di ketinggian 100-500 m dpl seluas 29,03%, ketinggian 500-1000 m dpl seluas 25,06% dan yang di atas 1000 m dpl seluas 20,96% terdapat di lokasi lebih ke timur dari jalur kedua sampai ke puncak bukit barisan yang merupakan daerah vulkanis dan tektonis. Kabupaten Kaur secara relief termasuk bergelombang dengan kemiringan tanah yang bervariasi. Kemiringan wilayah dapat dibagi dua jenis yaitu kemiringan wilayah kawasan budidaya dengan kecenderungan menempati kemiringan relatif landai dan kemiringan pada kawasan non budidaya yang sebagian besar menempati kawasan dengan lereng miring sampai curam. Pada kawasan non budidaya kemiringan diatas 15-25% mendominasi kawasan ini. Data keruangan mengenai kemiringan lereng menunjukkan bahwa kawasan budidaya dengan kemiringan lebih besar dari 40 % masih terjadi, kondisi ini akan memberikan dampak yang cukup besar berpotensi longsor lahan. Berdasarkan pembagian Mandala Geologi Tersier Pulau Sumatera, Lembar Bengkulu, sebagian terletak di lajur busur depan, busur magmatik dan busur belakang. Aktifitas magmatis pada akhir Miosin sampai awal Pleistosin dibagian Utara-Timur Laut, menyebabkan dihasilkannya produk-produk gunung api Rio-Andesit (QTv) dan kandungan batubara diwilayah ini, juga menyebabkan percepatan proses pematangan kualitas batubara yang terdapat pada formasi ini. Pergeseran-pergeseran sesar mengakibatkan terbentuknya zona Seismic Beniof didasar laut yang merupakan zona gempa dengan sismistas tinggi. Kabupaten Kaur memiliki 14 (empat belas) Daerah Aliran Sungai (DAS) meliputi: DAS Barkenang, DAS Kedurang, DAS Kinal, DAS Kolek, DAS Luas, DAS Manula, DAS Mertam Ds, DAS Nasal, DAS Padang Guci, DAS Sambat, DAS Sawang, DAS Seranjangan, DAS Tetap dan DAS Sulau. DAS-DAS tersebut mengalir dari utara ke arah selatan kemudian bermuara di Samudera Hindia. Ke-14 (ke empat belas) DAS tersebut terdiri dari 3 (tiga) DAS Nasional dan 11(sebelas) DAS lokal. DAS yang termasuk pada klasifikasi DAS Nasional yaitu DAS Luas, DAS Kinal, dan DAS Manula, sisanya termasuk klasifikasi DAS lokal seperti terlihat pada tabel berikut ; Pokja PPSP/File/BPS/Kaur/Okt 2012 Buku Putih Sanitasi Kabupaten KAUR 2012 Tabel 2.1: Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten/Kota Nama DAS Panjang (Km) Berkenang 0 Kedurang 0 Kinal 472 Kolek 360 Luas 625 Manula 671 Mertam 0 Nasal 455 Padang Guci 535 Sambat 684 Sawang 129 Seranjangan 265 Tetap 228 Sulau 70 Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kab Kaur 2012 Debit (M3/dtk) - Berdasarkan Undang-Undang No. 3 Tahun 2003, wilayah administrasi Kabupaten Kaur ditetapkan terdiri atas 7 Kecamatan. Kemudian pada Tahun 2005 dimekarkan menjadi 15 Kecamatan. Dari 15 Kecamatan tersebut terdapat 192 Desa dan 3 Kelurahan. Kecamatan paling luas adalah Kecamatan Nasal dengan luas 59.937,21 Ha dan Kecamatan paling kecil adalah Kecamatan Kaur Tengah dengan luas 2.579,82 Ha. Adapun nama, luas wilayah yang ada di Kabupaten Kaur dapat dilihat pada tabel berikut ; Tabel 2.2: Nama, Luas Wilayah per-Kecamatan dan Jumlah Kelurahan Nama Kecamatan Jumlah Kelurahan /Desa Luas Wilayah Nasal 17 (Ha) 59.937,21 (%) thd total 23,45 Maje 19 38.200,62 14,95 Kaur Selatan 19 9863,66 3,86 Tetap 12 9897,24 3,87 Kaur tengah 9 2579,82 1,02 Luas 12 12849,00 5,03 Muara Saung 7 29217,34 11,43 Kinal 14 19221,61 7,52 Semidang Gumai 13 4505,90 1,76 Tanjung kemunign 20 7975,12 3,12 Kelam Tengah 13 4063,73 1,59 Kaur Utara 11 6115,34 2,39 Padang Guci hilir 9 13191,87 5,16 Lungkang Kule 9 2884,77 1,13 Padang Guci Hulu 11 35096,80 13,73 Sumber ; RTRW Kab Kaur 2012 Pokja PPSP/File/BPS/Kaur/Okt 2012 Buku Putih Sanitasi Kabupaten KAUR 2012 Dalam proses penyusunan Buku Putih ini dapat dilihat wilayah administrasi Kabupaten Kaur dan wilayah kajian seperti pada peta berikut ; Peta 2.1: Peta Orientasi Geografis Kabupaten Kaur Sumber ; RTRW Kaur 2011 2.2 Peta Administrasi Kabupaten Kaur dan Cakupan Wilayah Kajian Pokja PPSP/File/BPS/Kaur/Okt 2012 Buku Putih Sanitasi Kabupaten KAUR 2012 2.2. Demografi Kepadatan penduduk di Kabupaten Kaur merupakan perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas wilayah perencanaan. Tingkat kepadatan Kabupaten Kaur Tahun 2008 adalah 169 jiwa/km2, dimana Kecamatan terpadat berada di Kecamatan Nasal sebesar 15.625 Penduduk. Hal ini terjadi disebabkan oleh mobilitas penduduk yang cukup tinggi karena penduduk lebih terkonsentrasi di pusat perkotaan Kabupaten dengan keaneka ragaman penyediaan sarana dan prasarananya. Demografi merupakan gambaran ringkas kondisi kependudukan di tingkat kecamatan, Rumus untuk menghitung proyeksi penduduk 5 tahun: Pt = Po (1 + r )t Keterangan: Pt = jumlah penduduk pada tahun t (2017). Po = jumlah penduduk pada tahun awal (2012) r = angka pertumbuhan penduduk t = waktu (5) Berdasarkan Data Statistik, maka Kabupaten Kaur memiliki jumlah penduduk seperti terlihat pada tabel sebagai berikut ; Tabel 2.3: Jumlah dan Kepadatan Penduduk Saat ini dan Proyeksinya Untuk 5 Tahun Jumlah Penduduk Jumlah KK Tahun Tahun Nama Kecamatan 2012 2014 2017 2012 2014 Tingkat Pertumbuhan Tahun 2017 2012 2014 2017 Nasal 15,625 16,127 16,63 4,415 4,558 4,719 3,29 3,04 2,86 Maje 12,26 12,654 13,049 3,158 3,26 3,375 2,93 2,74 2,59 14,487 14,933 15,399 3,518 3,633 3,761 2,91 2,71 2,56 Tetap 6,044 6,23 6,425 1,389 1,434 1,485 1,33 1,36 1,38 Kaur Tengah 4,505 4,642 4,786 1,126 1,163 1,204 1,27 1,3 1,33 Luas 4,973 5,128 5,287 1,271 1,312 1,359 - 0,1 0,14 0,31 Muara Sahung 5,611 5,79 5,971 1,441 1,488 1,541 1,22 1,27 1,31 Kinal 4,402 4,538 4,68 1,06 1,094 1,133 0,34 0,51 0,64 Semidang Gumay 5,569 5,74 5,919 1,33 1,374 1,422 0,51 0,66 0,77 Tanjung Kemuning 10,909 11,245 11,596 2,635 2,721 2,817 1,67 1,65 1,64 Kelam Tengah 6,384 6,581 6,786 1,482 1,53 1,583 1,24 1,28 1,31 Kaur Utara 6,626 6,829 7,042 1,505 1,553 1,608 1,28 1,32 1,34 Padang Guci Hilir 3,699 3,813 3,932 874 902 934 1,34 1,37 1,39 Lungkang Kule 3,333 3,437 3,544 748 772 799 0,7 0,82 0,91 Padang Guci Hulu 6,838 7,049 7,269 1,539 1,589 1,645 0,14 0,34 0,49 Kaur Selatan Sumber : BPS Kaur 2012 Pokja PPSP/File/BPS/Kaur/Okt 2012 Buku Putih Sanitasi Kabupaten KAUR 2012 2.3. Keuangan dan Perekonomian Daerah Secara umum, peningkatan pendapatan Kabupaten Kaur dan realisasinya melampui proyeksi yang ditargetkan dalam APBD. Peningkatan pendapatan Kabupaten Kaur seiring dengan peningkatan pendapatan yang diperoleh semua pos pendapatan baik melalui Pendapatan Asli Daerah (PAD), dana perimbangan, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah. Kontribusi terbesar pendapatan dalam pendapatan APBD Kabupaten Kaur selama empat tahun bersumber dari pos dana perimbangan yang setiap tahunnya mengalami trend naik. Pertumbuhan rata-rata dana perimbangan tahun 2007-2010 lebih kurang sebesar 4,35%. Adapun proporsi dana perimbangan dalam pendapatan daerah di atas 80%. Untuk PAD sumbangsihnya terhadap pendapatan Kabupaten Kaur masih kecil. Dalam kurun waktu antara tahun 2007-2008 fluktuatif, namun mengalami pertumbuhan rata-rata 10,51%. Demikian juga halnya dengan lain-lain pendapatan daerah yang sah pertumbuhan rata-rata di atas 100%. Tabel 2.4: Ringkasan Realisasi APBD 5 Tahun Terakhir No Anggaran 2008 2009 (a) (b) (c) (d) A Pendapatan Pendapatan Asli 5.753.452.806,11 9.012.332.810,80 1 Daerah (PAD) Dana 2 Perimbangan 266.136.821.780,00 280.117.847.915,00 (Transfer) Lain-lain 3 Pendapatan yang 10.027.229.502,01 3.888.614.203,65 Sah Jumlah 281.917.504.088,12 293.018.794.929,45 Pendapatan B 1 2 2010 (e) 2011 (f) 6.046.143.975,79 6.810.591.506,25 7.246.629.500,00 302.779.415.124,46 358.602.161.109,90 364.324.252.506,00 7.323.244.800,00 - 54.776.986.780,00 316.148.803.900,25 365.412.752.616,15 426.347.868.786,00 Belanja Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung Jumlah Belanja 102.853.483.818,00 33.213.725.239,00 164.380.787.582,00 193.902.837.118,00 211.201.335.622,50 186.247.296.387,00 279.574.350.762,06 150.511.796.686,00 161.558.096.901,00 228.495.146.913,00 289.100.780.205,00 312.788.076.001,06 314.892.584.268,00 355.460.934.019,00 439.696.482.535,50 9.951.818.597,15 (13.348.613.749,50) Surplus/Defisit (7.183.276.116,88) (19.769.281.071,61) 1.256.219.632,25 Anggaran Sumber : LKPD Kab. Kaur TA 2008- 2011 dan Lamp. Perubahan Perda APBD TA 2012 netto. No (a) 2012 (g) APBD Kabupaten Kaur setiap tahun mengalami defisit anggaran namun dapat ditutup dengan pembiayaan Tabel 2.5: Ringkasan Anggaran Sanitasi dan Belanja Modal Sanitasi per Penduduk 5 Tahun Terakhir Subsektor/SKPD 2008 2009 2010 2011 2012 (b) A Air Limbah 1 Dinas Pekerjaan Umum-Cipta Karya Pokja PPSP/File/BPS/Kaur/Okt 2012 (c) 412.242.900 (d) (e) - (f) - 883.128.000 (g) 1.007.701.000 Buku Putih Sanitasi Kabupaten KAUR 2012 2 Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Perempuan dan Keluarga Berencana B Persampahan Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Tata Kota Dinas Pekerjaan Umum-Cipta Karya C Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Perempuan dan Keluarga Berencana F G H 1.092.229.650 504.820.600 556.000.000 250.800.000 358.281.000 771.760.000 611.082.700 536.336.924 422.498.500 3.364.806.500 860.123.025 1.606.662.000 2.398.282.889 2.183.446.650 221.050.000 85.392.500 36.160.000 139.592.900 3.374.744.975 3.506.375.774 4.307.452.039 7.847.554.650 614.850.000 870.833.500 358.281.000 487.267.900 289.100.780.205 312.788.076.001 314.892.584.268 355.460.934.019 1% 1% 1% 2% 57.856.800 679.800.000 2.600.000 1.803.545.000 651.160.400 Aspek PHBS (pelatihan, sosialisasi, komunikasi, pendampingan) Dinas Kesehatan E 1.027.184.350 Drainase Dinas Pekerjaan Umum-Cipta Karya D 711.646.350 Total Belanja Modal Sanitasi (A s/d D) Total Belanja Modal Sanitasi dari APBD murni (bukan pendamping) Total Belanja APBD Proporsi Belanja Modal Sanitasi terhadap Belanja Total (9:10x100%) Pokja PPSP/File/BPS/Kaur/Okt 2012 140.740.500 4.340.803.700 590.740.500 439.696.482.536 1% Buku Putih Sanitasi Kabupaten KAUR 2012 I J Jumlah penduduk Belanja Modal Sanitasi per penduduk (E:I) 104.635 106.256 107.899 109.569 111.265 32.253 32.999 39.921 71.622 39.013 Ket: belanja modal (investasi baru dan pemeliharaan) Sumber : SKPD terkait 2012 Tabel 2.6: Data Mengenai Ruang Fiskal Kabupaten/Kota 5 Tahun Terakhir Tahun Indeks Kemampuan Fiskal/ Ruang Fiskal Daerah (IRFD) 2008 0,3260 2009 0,5343 2010 0,4429 2011 0,868 2012 0,800 Sumber:….. Tabel 2.7: Data Perekonomian Umum Daerah 5 Tahun Terakhir No Deskripsi 2007 2008 (a) 1 (b) (c) (d) 2009 2010 2011 (e) (f) (g) PDRB harga konstan (struktur perekonomian) (Rp.) 2 Pendapatan Perkapita Kabupaten/Kota (Rp.) 3 Upah Minimum Regional Kabupaten/Kota (Rp.) 4 Inflasi (%) 5 Pertumbuhan Ekonomi (%) Sumber Gambaran kondisi seperti di atas menunjukkan eksisnya beberapa persoalan dan tantangan yang dihadapi Kabupaten Kaur. Persoalan mendasar dibidang keuangan ini adalah relatif tingginya tingkat ketergantungan fiskal Kabupaten Kaur terhadap transfer dana dari Pusat. 2.4. Tata Ruang Wilayah Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) merupakan rencana pembangunan yang berisi rencana pengembangan sektoral dan rencana pengembangan ruang wilayah yang disusun secara menyeluruh dan terpadu agar penggunaan ruang dapat memberikan kemakmuran yang sebesar-besarnya kepada masyarakat dan terjaminnya kehidupan yang berkesinambungan. Rencana Sistem Pusat Kegiatan wilayah Kabupaten Kaur dilakukan dengan memperhatikan Sistem Pusat Kegiatan yang telah ditetapkan oleh UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, RTRWN dan RTRW Provinsi Bengkulu. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Bengkulu tahun 2011-2031, Ibukota Kabupaten Kaur yaitu Perkotaan Bintuhan (Kec. Kaur Selatan) yang ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Pokja PPSP/File/BPS/Kaur/Okt 2012 Buku Putih Sanitasi Kabupaten KAUR 2012 Wilayah Promosi (PKWp), Pusat Kegiatan Lokal (PKL) ditetapkan di Perkotaan Linau (Kec. Maje) dan Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) ditetapkan di Perkotaan Tanjung Kemuning (Kec. Tanjung Kemuning). Hal ini berdasarkan kriteria penilaian sebagai kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri, perdagangan dan jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten dan/atau kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten. Untuk Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) dan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) merupakan kewenangan Pemerintah Kabupaten. PPK didasarkan pada kriteria untuk melayani kegiatan skala Kecamatan atau beberapa desa, yaitu Ulak Lebar (Kec. Muara Sahung), Merpas (Kec. Nasal) dan Simpang Tiga (Kec. Kaur Utara). Sedangkan PPL didasarkan kriteria harus merupakan pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa, yaitu Rigangan I (Kec. Kelam Tengah), Bungin Tambun II (Kec. Padang Guci Hulu), Gunung Kaya (Kec. Padang Guci Hilir), Suka Nanti (Kec. Lungkang Kule), Mentiring (Kec. Semidang Gumay), Tanjung Iman (Kec. Kaur Tengah), Muara Tetap (Kec. Tetap), Benua Batu (Kec. Luas) dan Gedung Wani (Kec. Kinal). Dapat dilihat pada tabel berikut. Hirarki Pelayanan dan Wilayah Kabupaten Kaur Hirarki Pelayanan Wilayah PKWp Bintuhan (Kec. Kaur Selatan) PKL Linau (Kec. Maje) PKLp Tanjung Kemuning (Kec. Tanjung Kemuning) Ulak Lebar (Kec. Muara Sahung), Merpas (Kec. Nasal), dan Simpang Tiga (Kec. PPK Kaur Utara) Rigangan I (Kec. Kelam Tengah), Bungin Tambun II (Kec. Padang Guci Hulu), Gunung Kaya (Kec. Padang Guci Hilir), Suka Nanti (Kec. Lungkang Kule), PPL Mentiring (Kec. Semidang Gumay), Tanjung Iman (Kec. Kaur Tengah), Muara Tetap (Kec. Tetap), Benua Batu (Kec. Luas) dan Gedung Wani (Kec. Kinal) Sumber : RTRW Kab. Kaur 2012 Pemanfaatan Ruang Pola Ruang Kawasan Budidaya Pola ruang kawasan budidaya di Kabupaten Kaur antara meliputi: 1. Kawasan Peruntukan Hutan Produksi, merupakan kawasan yang diperuntukkan untuk kawasan 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hutan yang dirinci meliputi: kawasan hutan produksi terbatas, kawasan hutan produksi tetap, dan kawasan hutan yang dapat dikonversi. Kawasan Peruntukan Pertanian, dirinci meliputi: Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan dan Peternakan. Kawasan Peruntukan Perikanan meliputi: perikanan tangkap, budidaya perikanan dan pengolahan ikan. Kawasan Peruntukan Pertambangan, dirinci meliputi: jenis pertambangan Mineral dan Batu Bara, Minyak Bumi dan Gas. Kawasan Peruntukan Industri, dirinci meliputi kawasan peruntukan industri besar, peruntukan industri sedang dan peruntukan industri rumah tangga. Kawasan Peruntukan Pariwisata, yang dirinci meliputi kawasan peruntukan : pariwisata budaya, pariwisata alam, dan pariwisata buatan. rencana ini disusun berdasarkan potensi yang ada, potensi yang akan datang atau potensi yang akan dikembangkan. Pengembangan wisata ini harus diikuti wisata andalan serta yang berkaitan dengan wisata nasional. Kawasan Peruntukan Permukiman, terdiri dari permukiman perkotaan dan permukiman perdesaan. Sebagai kawasan budidaya maka permukiman diarahkan dalam kajian lokasi dan fungsi masing-masing permukiman, tetutama dikaitkan dengan karakter lokasi, misalnya di pegunungan, dataran tinggi dan sebagainya. Kawasan Peruntukan Lainnya. Sejalan dengan upaya pembangunan daerah, berbagai kegiatan masyarakat dan pemerintah selalu terjadi pada suatu ruang. Ketidaktepatan rencana dan ketidaktertiban pemanfaatan ruang dapat mengurangi efisiensi kegiatan sosial-ekonomi dan dapat menyebabkan penurunan kualitas dan daya dukung lingkungan. Hal tersebut dapat mengakibatkan menurunnya kualitas kehidupan, produktivitas ekonomi daerah, pendapatan rakyat, dan mengancam keberlanjutan pembangunan. Oleh karena itu, penataan ruang diperlukan sebagai instrumen pembangunan untuk dapat mengarahkan pemanfaatan ruang yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat. Pokja PPSP/File/BPS/Kaur/Okt 2012 Buku Putih Sanitasi Kabupaten KAUR 2012 Penataan ruang itu perlu memperhatikan kaidah teknis, ekonomis, dan kepentingan umum serta kepentingan antar generasi. Luas masing-masing Kawasan Budidaya secara rinci sebagai berikut : Tabel 2.6 Kawasan Budidaya di Kabupaten Kaur Tahun 2011 – 2031 No Luas Jenis Kawasan (Ha) 1. Kawasan Hutan Produksi (HP dan HPT) 36.226,27 2. Kawasan Hutan Rakyat 1.219,52 3. Kawasan Pertanian 8.464,00 4. Kawasan Perkebunan 5. Kawasan pertambangan 6. Kawasan permukiman 7. Kawasan Peruntukan lainnya 89.897,00 106,99 3.186,07 53,00 Luas Kawasan Budidaya 139.152,85 Sumber : Draf RTRW Kab. Kaur 2011-2031 - Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Kaur : Struktur ruang wilayah Kabupaten Kaur adalah suatu struktur yang memperlihatkan dan dibentuk oleh struktur pengembangan sistem pusat permukiman perkotaan dan perdesaan sebagai pusat pelayanan, jaringan prasarana transportasi, kelistrikan, telekomunikasi dan prasarana lainnya dalam mendukung fungsi utama pada wilayah perkotaan sebagai pusat pelayanan, kawasan budidaya dan kawasan fungsional. No Sistem Pusat Permukiman di Kabupaten Kaur Tahun 2011 – 2031 Hirarki Nama Kota/Pusat Permukiman Kegiatan Utama Pelayanan 1. 2. 1 2 3 4 Bintuhan (Kec. Kaur Selatan) PKWp 4. 5. 6. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Linau (Kec. Linau) Ulak Lebar (Kec. Muara Sahung) Merpas Pokja PPSP/File/BPS/Kaur/Okt 2012 3. PKL PPK PPK 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. Pusat pemerintahan kabupaten; Pusat perdagangan dan jasa dengan skala pelayanan beberapa kabupaten; Pusat Pertanian, Perkebunan dan Perikanan skala wilayah Industri Agro dan Pengolahan Perikanan Permukiman Perkotaan; Pembangunan terminal penumpang tipe B. Pusat pemerintahan Kecamatan; Pusat pelabuhan regional; Pusat perdagangan dan jasa skala lokal; Pusat perikanan laut; Permukiman Perkotaan; Pusat wisata. Pusat Pemerintahan kecamatan : Pengembangan Kota Terpadu Mandiri; pengembangan pertanian lahan basah; pengembangan pertanian lahan kering dan hortikultura; Pembangunan terminal penumpang Tipe C. Pusat Pemerintahan Kecamatan; Pengembangan perikanan; Buku Putih Sanitasi Kabupaten KAUR 2012 No Nama Kota/Pusat Permukiman Hirarki (Kec. Nasal) 5 TJ.Kemuning (Kec. Tanjung Kemuning) 3. Pembangunan terminal penumpang Tipe C. PPK Simpang Tiga 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Kegiatan Utama Pelayanan (Kec. Kaur Utara) Rigangan I (Kec. Kelam Tengah) Bungin Tumbun II (Kec. Padang Guci Hulu) Gunung Kaya (Kec. Padang Guci Ilir) Suka Nanti (Kec. Lungkang Kule) Mentiring (Kec. Semidang Gumai) Tanjung Iman (Kec. Kaur Tengah) Muara Tetap (Kec. Tetap) Benua Ratu (Kec. Luas) Gedung Wani (Kec. Kinal) PPK PPL 1. Pusat Pemerintahan Kecamatan; 2. pengembangan pertanian lahan basah; 3. pengembangan pertanian lahan kering hortikultura; 4. perdagangan; 5. Pembangunan terminal Tipe C. 1. Pelayanan Pemerintahan Kecamatan; 2. pengembangan pertanian lahan kering hortikultura; 3. perdagangan. 4. Pembangunan terminal penumpang Tipe C. 1. Pusat pemerintahan kecamatan; 2. pengembangan pertanian lahan basah; 3. pengembangan pertanian lahan kering hortikultura. dan dan dan PPL 1. Pelayanan Pemerintahan Kecamatan; 2. pengembangan pertanian lahan kering hortikultura. PPL 1. Pelayanan Pemerintahan Kecamatan; 2. pengembangan pertanian lahan basah. PPL 1. Pelayanan Pemerintahan Kecamatan. 2. pengembangan pertanian lahan basah; 3. pengembangan pertanian lahan kering hortikultura. PPL 1. Pelayanan Pemerintahan Kecamatan; 2. Pengembangan pertanian lahan kering hortikultura. PPL 1. Pusat Pemerintahan Kecamatan 2. Peternakan; dan 3. perikanan tangkap. PPL 1. 2. 3. 4. PPL 1. Pelayanan Pemerintahan Kecamatan; 2. pengembangan pertanian lahan kering Peternakan. dan PPL 1. Pelayanan Pemerintahan Kecamatan. 2. pengembangan pertanian lahan kering Peternakan. dan dan dan dan Pelayanan Pemerintahan Kecamatan pelestarian hutan lindung, Pelestarian TNBBS, dan pengembangan hutan produksi terbatas. Sumber : Draf RTRW Kab. Kaur 2011-2031 Demikian halnya dengan perumusan rencana pola ruang wilayah Kabupaten Kaur dilakukan dengan memperhatikan pola ruang yang telah ditetapkan oleh UU 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, RTRW Nasional dan RTRW Provinsi Bengkulu. Arahan kebijakan pola ruang nasional yang berkaitan dengan Rencana Pola Ruang Kabupaten Kaur (Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Nasional) mencakup Kawasan lindung Nasional yaitu Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS I/A/4) terletak di Kec. Nasal, Kec. Maje, Kec. Kaur Selatan, Kec. Tetap, Kec. Luas dan Kec. Muara Sahung. Arahan Kebijakan Rencana Tata Ruang Provinsi Bengkulu terhadap Kabupaten Kaur adalah diarahkan sebagai kawasan budidaya dengan penggunaan lahan, yaitu sebagai tanaman perkebunan, kawasan perikanan, kawasan Pokja PPSP/File/BPS/Kaur/Okt 2012 Buku Putih Sanitasi Kabupaten KAUR 2012 pertambangan, kawasan permukiman dan pertanian tanaman pangan. Kawasan Hutan Lindung provinsi di kabupaten kaur diarahkan di kawasan hutan lindung Raja Mandara dan Taman wisata alam Way Hawang. Kawasan rawan bencana merupakan kawasan yang sering atau berpotensi tinggi mengalami bencana alam. Kawasan ini perlu dilindungi agar kegiatan manusia terhindar dari bencana alam, terutama yang disebabkan oleh perubahan pemanfaatan lahan untuk kepentingan manusia dan peristiwa geologis. Bencana alam yang berpotensi terjadi di Kabupaten Kaur antara lain : longsor, banjir, kabakaran hutan, gempa bumi dan tsunami. Dapat dilihat pada tabel 2.12. Jenis dan Kawasan Rawan Bencana di Wilayah Kabupaten Kaur Jenis Bencana Alam Kawasan Rawan Bencana Longsor Kec. Kaur Utara, Kec. Lungkang Kule, Kec. Semidang Gumay, Kec. Kinal, Kec. Tetap, Kec. Kaur Selatan, Kec. Muara Sahung, Kec. Luas, Kec. Maje, Kec. Nasal dan Kec. Padang Guci Hulu Banjir Kec. Kaur Selatan (sekitar air bintuhan), Kec. Padang Guci Hilir (Ds. Pulau Panggung dan Ds. Air Kering pada DAS Padang Guci), Kec. Kinal (Ds. Tanjung Alam dan Gramat pada DAS Kinal), Kec. Nasal (Ds. Suku Tiga) dan Kec. Luas (Ds. Bangun Jiwa dan Benua Ratu) Kabakaran Hutan Hutan Lindung Bukit Raja Mendara dan TNBBS Gempa Bumi Kec. Padang Guci Hulu, Kec. Muara Sahung, Kec. Kinal, Kec. Maje dan Kec. Nasal Tsunami Kec. Tanjung Kemuning, Kec. Semidang Gumai, Kec. Kaur Tengah, Kec. Kaur Selatan, Kec. Tetap, Kec. Kaur Selatan, Kec. Maje dan Kec. Nasal Sumber : RTRW Kab. Kaur 2012 Peta rawan bencana kabupaten Kaur Sumber ; RTRW Kabupaten Kaur 2011 Untuk mewujudkan struktur ruang dan arah pengembangan di tiap pusat-pusat kegiatan maka perlu adanya fungsi pengembangan yang harus ditetapkan agar ada ketegasan dalam kebijaksanaan pengembangan di masa mendatang. Penetapan fungsi didasarkan pada pertimbangan : Hiraki kota/kawasan perkotaan; Jangkauan pelayanan perkotaan tersebut terhadap wilayah belakangnya; Basis ekonomi kota/kawasan perkotaan dalam wilayah yang lebih luas; Kedudukan perkotaan tersebut dalam skala regional; Berdasarkan pertimbangan di atas, fungsi kota di Kabupaten Kaur dapat dilihat pada Arahan Fungsi Pusat-Pusat Permukiman sebagai berikut ; Pokja PPSP/File/BPS/Kaur/Okt 2012 Buku Putih Sanitasi Kabupaten KAUR 2012 Hirarki Kota Fasilitas yang Disediakan a. b. c. d. Pusat Kegiatan 1. Bintuhan Wilayah Promosi (PKWp) e. f. g. h. i. Pusat (PKL) Kegiatan Lokal 1. Linau j. a. b. c. d. e. f. g. h. i. 1. 2. Pusat Pelayanan Kawasan 3. (PPK) 4. Ulak Lebar Merpas TJ.Kemuning Simpang Tiga a. b. c. d. e. f. g. h. i. 1. Rigangan I; 2. Bungin Tumbun II 3. Gunung Kaya Pusat Pelayanan 4. Suka Nanti Lingkungan (PPL) 5. Mentiring 6. Tanjung Iman 7. Muara Tetap 8. Benua Batu 9. Gedung Wani Sumber : Draf RTRW Kab. Kaur 2011-2031 Pokja PPSP/File/BPS/Kaur/Okt 2012 a. b. c. d. e. f. Pendidikan : perguruan tinggi, akademi, dan perpustakaan Kesehatan : rumah sakit tipe B; Peribadatan : mesjid wilayah dan sarana peribadatan lainnya; Fasilitas umum : gedung pertemuan, museum, gedung kesenian dan lainnya; Olahraga/rekreasi : taman kota, stadion /gedung olahraga; Pelayanan pemerintah : kantor pemerintahan skala kabupaten; Perbelanjaan/niaga : pasar, pertokoan, bank-bank, perusahaan swasta dan jasa-jasa lainnya; Permukiman perkotaan dengan intensitas tinggi dan fasilitasnya (listrik, air bersih, drainase, telepon); Transportasi : jalan antar kota dan antar kabupaten/provinsi, fasilitas intermoda; Fasilitas industri : pemrosesan dan perdagangan regional. Pendidikan : SD, SLTP dan SLTA; Kesehatan : puskesmas; Peribadatan : mesjid dan tempat peribadatan lainnya; Fasilitas umum: gedung serba guna; Olahraga/rekreasi : taman kota, lapangan olahraga; Pelayanan pemerintah : kantor pemerintahan skala kecamatan; Perbelanjaan/niaga : pasar kecamatan, toko dan warung; Permukiman perkotaan dengan intensitas sedang dan fasilitasnya (listrik, air bersih, drainase, telepon); Transportasi : jalan antar kota dan ibukota Kabupaten, pelabuhan regional. Pendidikan : SD dan SLTP Kesehatan : puskesmas pembantu Peribadatan: mesjid dan tempat peribadatan lainnya Fasilitas umum: bangunan serba guna Olahraga/rekreasi : taman kecamatan, lapangan olahraga Pelayanan pemerintah : kantor pemerintahan skala kecamatan. Perbelanjaan/niaga skala kecamatan. Permukiman perkotaan dengan intensitas sedang dan fasilitasnya (listrik, air bersih, drainase, telepon) Prasarana transportasi : jalan antar antar kecamatan. Pendidikan : SD dan SLTP Kesehatan : posyandu peribadatan: mesjid dan tempat peribadatan lainnya fasilitas umum: ruang serba guna olahraga/rekreasi : taman lingkungan, lapangan olahraga pelayanan pemerintah : kantor pemerintahan skala lingkungan. g. perbelanjaan/niaga skala lingkungan. h. Permukiman dengan intensitas sedang dan fasilitasnya (listrik, air bersih, drainase, telepon) i. Transportasi : jalan antar desa dan ibukota kecamatan. Buku Putih Sanitasi Kabupaten KAUR 2012 1. 2. 3. 4. 5. Adapun pelaksanaan dalam penataan ruang sesuai dengan Kebijakan sebagai berikut : Mengembangkan sistem pusat pelayanan guna pemerataan pelayanan. Membangun infrastruktur wilayah guna pemenuhan kebutuhan dasar, pertumbuhan wilayah, dan mewujudkan struktur ruang yang terintegrasi. Mengembangkan potensi alam yang berbasis konservasi untuk peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat lokal. Mengembangkan kawasan-kawasan yang dapat mengakomodasi kepentingan sektor-sektor strategis dan perlu mendapat dukungan ruang. Memantapkan fungsi kawasan lindung dan kawasan konservasi yang meliputi BBS (Taman Nasional Bukit Barisan Selatan), Taman Wisata Alam, Cagar Alam dan Hutan Lindung. Kemudian beberapa strategi yang akan dilaksanakan dalam pengembangan wilayah sesuai dengan tujuan penataan ruang wilayah antara lain : 1. Strategi dalam rangka “mengembangkan sistem pusat pelayanan guna pemerataan pelayanan”: a) Menata dan mengarahkan perkembangan pusat-pusat pelayanan di bagian barat, tengah dan timur. b) Menata tata jenjang sistem pusat pelayanan yang meliputi PKW, PKL, PPK, dan PPL yang mendukung keserasian perkembangan kegiatan pembangunan antar wilayah. c) Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelayanan terhadap wilayah hinterland dari masing-masing pusat pelayanan. 2. Strategi dalam rangka “membangun infrastruktur wilayah guna pemenuhan kebutuhan dasar, pertumbuhan wilayah, dan mewujudkan struktur ruang yang terintegrasi”: a) Pengembangan struktur jaringan transportasi wilayah yang menghubungkan antar pusat-pusat pelayanan/kegiatan dan dengan daerah pelayanannya. b) Pengembangan simpul transportasi guna menunjang koleksi dan distribusi produk agro dan industri pengolahan. c) Pembangunan jaringan utilitas (air minum, drainase, air limbah, persampahan, irigasi, energi, dan telekomunikasi) yang memadai sesuai dengan perkembangan. d) Menyediakan sistem prasarana yang berfungsi sebagai pendukung perwujudan fungsi wilayah sebagai kawasan agropolitan. e) Meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana permukiman pada pusat-pusat pelayanan. 3. Strategi dalam rangka “Mengembangkan potensi alam yang berbasis konservasi untuk peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat lokal”: a) Pengembangan kegiatan pariwisata alam (ecotourism) tanpa mengganggu fungsi lindung kawasan. b) Pengembangan kegiatan konservasi yang juga bernilai sosial ekonomi bagi masyarakat, dengan menetapkan zona pemanfataan tradisional pada kawasan lindung. c) Peningkatan kapasitas masyarakat lokal dalam pemanfaatan potensi sumber daya alam yang lestari. 4. Strategi dalam rangka “mengembangkan kawasan-kawasan yang dapat mengakomodasi kepentingan sektor-sektor strategis dan perlu mendapat dukungan ruang”: a) Pengembangan kawasan agropolitan b) Pengembangan kawasan industri pengolahan berbasis agro c) Pengembangan sektor sekunder dan tersier dalam rangka pengembangan kegiatan agrobisnis dan agrowisata. 5. Strategi dalam rangka “Memantapkan fungsi kawasan lindung dan kawasan konservasi yang meliputi BBS (Taman Nasional Bukit Barisan Selatan), Taman Wisata Alam, Cagar Alam dan Hutan Lindung”: a) Pemantapan batas kawasan lindung dan kawasan konservasi budidaya dalam rangka memberikan kepastian dalam pemanfaatan ruang. b) Penyusunan dan pelaksanaan program relokasi permukiman penduduk yang berada pada kawasan BBS, TWA, dan hutan lindung. Pokja PPSP/File/BPS/Kaur/Okt 2012 Buku Putih Sanitasi Kabupaten KAUR 2012 c) Penyusunan dan pelaksanaan program rehabilitasi lingkungan, terutama pada kawasan BBS, TWA, dan hutan lindung. d) Peningkatan kapasitas masyarakat dalam rangka pengelolaan sumber daya alam dan keanegaragaman hayati. e) Pemantauan dan pengendalian pemanfaatan kawasan lindung dan kawasan konservasi. f) Pengembangan kawasan penyangga. g) Penggalangan kerjasama regional, nasional, dan internasional dalam rangka pengelolaan dan perlindungan kawasan lindung terutama BBS dan TWA. Peta 2.2: Rencana pusat layanan Kabupaten/Kota Sumber ; RTRW Kabupaten Kaur 2011 Pokja PPSP/File/BPS/Kaur/Okt 2012 Buku Putih Sanitasi Kabupaten KAUR 2012 Peta 2.3: Rencana pola ruang Kabupaten/Kota Sumber ; RTRW Kabupaten Kaur 2011 Kabupaten Kaur dari hasil pendataan Sensus Penduduk 2010 bulan Mei 2010 yang lalu angka sementara jumlah penduduknya sebesar 107.627 jiwa yang terdiri atas 55.838 jiwa berjenis kelamin lakilaki dan 51.789 jiwa berjenis kelamin perempuan, tiga kecamatan dengan penduduk paling banyak berada di kecamatan Nasal, yaitu 15.179 penduduk, kecamatan Kaur Selatan, yaitu 13.972 penduduk dan kecamatan Maje, yaitu 11.775 penduduk, sedangkan jumlah penduduk terkecil berada di kecamatan Lungkang Kule, yaitu 3.225 penduduk. Hampir di semua kecamatan jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibanding jumlah penduduk perempuan, kecuali di Kecamatan Kaur Tengah jumlah penduduk laki-laki berimbang jumlahnya dengan penduduk perempuan. Untuk kecamatan yang mempunyai kepadatan paling tinggi berada diwilayah kecamatan Kaur Tengah dengan tingkat kepadatan penduduk 170 jiwa/KM2, sedangkan tingkat kepadatan penduduk paling kecil di Kabupaten Kaur berada di kecamatan Muara Sahung dengan tingkat kepadatan penduduk 20 jiwa/KM2. Terdapat 7 (tujuh) kecamatan yang tingkat kepadatan penduduknya dibawah rata-rata kepadatan penduduk kabupaten, yaitu Kecamatan Padang Guci Hulu, Muara Sahung, Kinal, Nasal, Padang Guci Hilir, Maje dan Kecamatan Luas. Berdasarkan perbandingan antara tingkat kepadatan antara luas wilayah dengan Areal Penggunaan Lain (APL) kecamatan yang urutan kepadatannya paling tinggi berada di wilayah Kecamatan Kaur Selatan dengan tingkat kepadatan 268 jiwa/KM2, sedangkan tingkat kepadatan paling kecil berada di Kecamatan Padang Guci Hilir dengan tingkat kepadatan 31 jiwa/KM2. Terdapat 7 (tujuh) kecamatan yang tingkat kepadatan penduduknya dibawah rata-rata kepadatan penduduk kabupaten yaitu Kecamatan Padang Guci Hilir, Kinal, Luas, Muara Sahung, Tetap, Nasal dan Kecamatan Maje. Dalam rencana kependudukan akan mengacu pada kriteria yang dikeluarkan oleh National Urban Development Study (NUDS) dapat diidentifikasi bahwa pada akhir tahun perencanaan (2030) dengan indikator kepadatan penduduk, ada beberapa wilayah Kecamatan di Kabupaten Kaur masuk kedalam kategori perkotaan. Adapun kriteria yang dikeluarkan oleh NUDS adalah sebagai berikut : Kepadatan penduduk perkotaan 25 jiwa/Ha = 2.500 jiwa/Km2. Kepadatan penduduk semi perkotaan 10-25 jiwa/Ha = 1.000 –2.500 jiwa/Km2. Pokja PPSP/File/BPS/Kaur/Okt 2012 Buku Putih Sanitasi Kabupaten KAUR 2012 Kepadatan penduduk perdesaan dibawah 10 jiwa/Ha = 1.000 jiwa/Km2. Berdasarkan kriteria NUDS diatas, maka untuk rencana pengembangan penduduk sampai akhir tahun perencanaan (2030) akan diarahkan sesuai dengan kondisi eksisting serta skenario perkembangan yang mungkin diberlakukan di masing-masing wilayah. 2.4. Sosial dan Budaya Fasilitas pendidikan di Kabupaten Kaur terdiri dari fasilitas pendidikan umum dan fasilitas pendidikan agama. Fasilitas pendidikan umum yang tersebar di 15 Kecamatan di Kabupaten Kaur berjumlah 179, terdiri dari SD berjumlah 129, SLTP berjumlah 33, SMA berjumlah 10 dan SMK berjumlah 7. Sedangkan fasilitas pendidikan agama yang tersebar di 15 Kecamatan di Kabupaten Kaur berjumlah 19, terdiri dari MI berjumlah 10, MTs berjumlah 5 dan MA berjumlah 4. Fasilitas pendidikan yang ada di Kabupaten Kaur baik umum maupun agama belum tersebar secara merata dan jumlahnya dapat dikatakan masih jauh dari cukup, terlihat di beberapa Kecamatan yang belum mempunyai fasilitas pendidikan umum tingkat SMA dan SMK, demikian juga fasilitas pendidikan agama tingkat MI, MTs dan MA. Dapat dilihat pada table 2.13 Jumlah Sekolah, Murid, Guru dan Rasio Pendidikan Kabupaten Kaur Tahun 2009 No Sekolah Jenjang Pendidikan 2008 Murid 2009 2008 Guru 2009 2008 Rasio 2009 2009 Murid / Sekolah Murid / Guru 1 TK 51 52 1.577 1.368 274 151 26 9 2 SD/MI 138 138 15.292 15.379 1.226 857 111 18 3 SLTP/MTs 36 40 6.309 5.824 496 349 146 17 4 SLTA/MA 13 12 3.258 3.171 283 263 265 13 Sumber : Diknas Kabupaten Kaur Tahun 2010 Tabel 2.8: Fasilitas pendidikan yang tersedia di Kabupaten Kaur Jumlah Sarana Pendidikan Nama Kecamatan Umum SLTP SMA 7 0 3 Agama MTs 1 0 3 0 0 2 2 2 1 1 2 0 0 1 0 0 6 1 1 0 0 0 0 Luas 7 1 1 0 0 0 0 Muara Sahung 5 3 1 0 1 0 0 Nasal SD 15 Maje 14 4 1 Kaur Selatan 11 2 Tetap 8 Kaur Tengah Pokja PPSP/File/BPS/Kaur/Okt 2012 SMK 1 MI MA 1 Buku Putih Sanitasi Kabupaten KAUR 2012 Kinal 7 2 1 0 0 0 0 Semidang Gumay 7 1 0 1 0 1 0 Tanjung Kemuning 11 3 1 1 0 1 1 8 1 0 0 0 1 0 10 3 2 1 0 0 0 Padang Guci Hilir 5 1 0 1 0 0 0 Lungkang Kule 5 1 0 0 0 0 0 10 1 0 0 0 0 1 Kelam Tengah Kaur Utara Padang Guci Hulu Sumber: Dinas Pendidikan Kab. Kaur 2012 Jumlah rumah tangga miskin berdasarkan Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kaur tahun 2008 sebanyak 15.650 jiwa dan PPLS tahun 2011 sebanyak 15.532 jiwa. Terlihat Angka Agregat Rumah Tangga Miskin hasil PPLS tahun 2008 ke tahun 2011 mengalami penurunan hanya sebanyak 28 Rumah Tangga (RT). Ini mengindikasikan bahwa penurunan angka kemiskinan di Kabupaten Kaur tidak terjadi secara signifikan secara umum. Namun dapat dilihat di Kec. Kaur Utara dan Kec. Kinal terjadi penurunan yang cukup signifikan, di Kec. Kaur Utara terjadi penurunan sebanyak 358 RT dari dan Kec. Kinal sebanyak 305 RT. Sedangkan di Kec. Nasal terjadi peningkatan sebanyak 434 RT dan Kec. Kaur Utara sebanyak 241 RT. Dapat dilihat pada tabel 2.14. Jumlah rumah di Kabupaten Kaur sebanyak 28.432 unit, jumlah terbanyak berada di Kec. Nasal, yaitu sebanyak 4.551 unit dan jumlah paling sedikit berada di Kec. Lungkang Kule, yaitu sebanyak 777 unit. Status kepemilikan rumah dapat dikategorikan sebagian besar milik pribadi dan sebagian kecil milik Pemeintah Daerah. Kondisi rumah di Kabupaten Kaur saat ini dapat dikategorikan sebagai rumah permanen, semi permanen dan masih ada rumah yang tidak layak huni (berdinding kayu dan berlantai tanah). Jumlah penduduk bekerja pada tahun 2009 berdasarkan survey primer 2009 dan hasil KKN UNIB berjumlah 60.301 jiwa. Jenis pekerjaan didominasi oleh petani sebanyak 42.262 jiwa dan pekerjaan lainlain atau serabutan sebanyak 11.576 jiwa. Selanjutnya PNS sebanyak 2.195 jiwa, wiraswasta sebanyak 1.860 jiwa dan pegawai swasta sebanyak 1.652 jiwa. Kemudian Polri sebanyak 170 jiwa dan TNI sebanyak 164 jiwa. Dapat dilihat pada tabel berikut; Tabel 2.9: Jumlah penduduk miskin per kecamatan Nama Kecamatan Nasal Jumlah keluarga miskin (KK) 2.612 Maje 2.167 Kaur Selatan 1.188 Tetap 745 Kaur Tengah 555 Luas 809 Muara Sahung 682 Kinal 697 Pokja PPSP/File/BPS/Kaur/Okt 2012 Buku Putih Sanitasi Kabupaten KAUR 2012 Semidang Gumay 914 Tanjung Kemuning 1.342 Kelam Tengah 898 Kaur Utara 774 Padang Guci Hilir 611 Lungkang Kule 882 Padang Guci Hulu 656 Sumber: BPS Kabupaten Kaur 2012 Tabel 2.10: Jumlah rumah per kecamatan Nama Kecamatan Nasal Jumlah Rumah 4.551 Maje 3.420 Kaur Selatan 3.484 Tetap 1.441 Kaur Tengah 1.187 Luas 1.301 Muara Sahung 1.488 Kinal 1.143 Semidang Gumay 1.402 Tanjung Kemuning 2.731 Kelam Tengah 1.531 Kaur Utara 1.525 Padang Guci Hilir 890 Lungkang Kule 777 Padang Guci Hulu 1.561 Sumber: RP4D Bappeda Kab. Kaur 2.6. Kelembagaan Pemerintah Daerah Kelembagaan Pemerintah Kabupaten Kaur dapat dilihat dalam struktur organisasi, sebagaimana tersebut dalam Peraturan Daerah Kabupaten Kaur Nomor 13 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah. Dalam rangka menerapkan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota dan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, Pokja PPSP/File/BPS/Kaur/Okt 2012 Buku Putih Sanitasi Kabupaten KAUR 2012 maka Pemerintah Kabupaten Kaur memandang perlu menata dan menyempurnakan kembali Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Kaur. Perangkat Daerah Kabupaten Kaur dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Kaur Nomor 14 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Kaur sebagaimana telah diubah menjadi Peraturan Daerah Kabupaten Kaur Nomor 31 Tahun 2009 tentang Perubahan Pertama Peraturan Daerah Kabupaten Kaur Nomor 14 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Kaur dan sebagaimana telah diubah kembali menjadi Peraturan Daerah Kabupaten Kaur Nomor 04 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Peraturan Daerah Kabupaten Kaur Nomor 14 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Kaur. Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. Daerah adalah Kabupaten Kaur. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Kaur. Bupati adalah Bupati Kaur. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kaur. Sekretariat Daerah adalah unsur Staf Pemerintah Daerah. Perangkat Daerah adalah Organisasi /Lembaga pada Pemerintahan Daerah yang bertanggung jawab kepada Bupati dan membantu Bupati dalam penyelenggaraan Pemerintahan yang terdiri atas Sekretariat Daerah, Sekretarist DPRD, Dinas Daerah, Badan, Kantor dan Kecamatan. Sekretariat DPRD adalah unsur Staf pelayanan DPRD. Dinas Daerah adalah unsur pelaksana Pemerintah Daerah. Badan/Kantor adalah Lembaga Teknis Daerah yang mempunyai fungsi koordinasi dan perumusan kebijakan pelaksanaan serta fungsi pelayanan masyarakat. Lembaga Lain adalah Badan/Kantor yang tidak diatur dalam ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tetapi diatur oleh Peraturan lain yang lebih khusus sesuai kebutuhan daerah. Kecamatan adalah Wilayah kerja Camat sebagai Perangkat Daerah Kabupaten. Kelurahan adalah Pemerintah Kelurahan dalam Kabupaten Kaur. Kelompok Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seseorang Pegawai Negeri Sipil dalam rangka menjalankan tugas pokok dan fungsi keahlian dan atau keterampilan untuk mencapai tujuan organisasi. Dengan Peraturan Daerah ini dibentuk Perangkat Daerah yang terdiri dari : a. b. c. d. e. f. Sekretariat Daerah; Sekretariat DPRD; Inspektorat Daerah; Badan Perencanaan Pembangunan Daerah/Bappeda; Dinas Daerah terdiri dari : 1. Dinas Pekerjaan Umum; 2. Dinas Kesehatan; 3. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan; 4. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah; 5. Dinas Kelautan dan Perikanan; 6. Dinas Pertanian ; 7. Dinas Kehutanan, Pertambangan dan ESDM; 8. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM; 9. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi; 10. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika; 11. Dinas Sosial, Kependudukan dan Catatan Sipil; 12. Dinas Pariwisata, Industri Kreatif, Pemuda dan Olah Raga; Lembaga Teknis Daerah terdiri dari : 1. Badan Kepegawaian Daerah; 2. Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Perempuan dan Keluarga Berencana; 3. Badan Ketahanan Pangan; 4. Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Tata Kota; 5. Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat; 6. Satuan Polisi Pamong Praja; 7. Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah; 8. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD); Pokja PPSP/File/BPS/Kaur/Okt 2012 Buku Putih Sanitasi Kabupaten KAUR 2012 Lembaga Teknis Lain terdiri dari : 1. Badan Penanggulangan Bencana Daerah; 2. Badan Pelaksanaan Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan; 3. Pelaksana Harian Badan Narkotika Kabupaten Kaur; 4. Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu; 5. Kantor Penghubung; 6. Sekretariat KORPRI; h. Kecamatan; i. Kelurahan. g. Perangkat Daerah yang termasuk dalam Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi terdiri dari : - Sekretariat Daerah terdiri dari : Sekretaris Daerah Assisten Administrasi dan Pembangunan Bagian Humas dan Protokoler Kabag Humas dan Protokoler Bagian Ortala - Kabag Ortala - Kasubag Kelembagaan dan Tata Laksana Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kepala Bappeda Sekretariat Bappeda Sekretaris Bappeda Kasubag Perencanaan dan Pelaporan Staf Perencanaan dan Pelaporan Bidang Fispra Kabid Fispra Kasubid Tata Ruang, Permukiman dan Sumber Daya Alam Kasubid Pengairan, Pariwisata dan Perhubungan Staf Bidang Fispra Dinas Daerah terdiri dari : Dinas Pekerjaan Umum Dinas Kesehatan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Lembaga Teknis Daerah terdiri dari : Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Perempuan dan Keluarga Berencana Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Tata Kota. Pokja PPSP/File/BPS/Kaur/Okt 2012 Buku Putih Sanitasi Kabupaten KAUR 2012 Gambar 2.1: Struktur organisasi pemerintah daerah Kabupaten/Kota STRUKTUR ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH SEKRETARIS DAERAH STAF AHLI KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL 1. BIDANG HUKUM, POLITIK DAN PEMERINTAHAN 2. BIDANG PEMBANGUNAN, KEMASYARAKATAN DAN SUMBER DAYA MANUSIA. ASISTEN PEMERINTAHAN ASISTEN ADMIINISTRASI 3. BIDANG EKONOMI DAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN BAGIAN TATA BAGIAN BAGIAN HUMAS BAGIAN PEMERINTAHAN HUKUM & PROTOKOL EKONOMI SUBBAG SUBBAG SUBBAG BANTUAN HUKUM PENGUMPULAN IRFORMASI & DOKUMENTASI USAHA SUBBAG SUBBAG PERUNDANG – UNDANGAN PUBLIKASI POTENSI UMUM SUBBAG SUBBAG SUBBAG SUBBAG OTONOMI DAERAH DOKUMENTASI HUKUM PROTOKOL SARANA SUBBAG TATA PRAJA SUBBAG PEMERINTAHAN SUBBAG BAG. UMUM, KEUANGAN & KEPEGAWAIAN SUBBAG UMUM SUBBAG KEUANGAN SUBBAG KEPEGAWAIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN KESRA ORTALA PEMBANGUNAN SUBBAG SUBBAG KESEJAHTERAAN MASYARAKAT KELEMBAGAAN & TATA LAKSANA SUBBAG KEAGAMAAN, SUBBAG PENDIDIKAN & KESEHATAN JASMANI SUBBAG ZIS Pokja PPSP/File/BPS/Kaur/Okt 2012 SUBBAG PENYUSUNAN PROGRAM SUBBAG ANALISIS JABATAN PENGENDALIAN & PELAPORAN Buku Putih Sanitasi Kabupaten KAUR 2012 Gambar 2.7 : SKPD yang tergabung dalam Pokja PPSP BUPATI WAKIL BUPATI SETDA Sekda Bagian Ortala Bagian Humpro BAPPEDA DINAS PU Bidang Fisik dan Prasarana Bidang Cipta Karya Bagian Perencanan dan Pelaporan DINAS KESEHATAN DPPKAD BLH-KDTK Bidang P2P.PL Bidang Anggaran dan Perbendaharaan Bidang Tata Kota dan Kebersihan Bagian Perencanaan dan Pelaporan Mandat Tupoksi Langsung (Stakeholder Utama) Mandat Tupoksi Tidak Langsung (Stakeholder Mitra) Pokja PPSP/File/BPS/Kaur/Okt 2012 Sekretariat BPMDP-KB Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa