bab 2 gambaran umum wilayah

advertisement
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten KAUR 2012
BAB 2
GAMBARAN UMUM WILAYAH
Gambaran umum wilayah menjelaskan kondisi umum Kabupaten Kaur yang mencakup: kondisi fisik,
kependudukan, administratif, keuangan dan perekonomian daerah, kebijakan penataan ruang, dan struktur
organisasi serta tugas dan tanggung jawab setiap perangkat daerah.
2.1.
Geografis, Administratif dan Kondisi Fisik
Secara geografis dengan konsep lokasi absolute, letak Kabupaten Kaur berada di antara 103°4’8,76” 103°46’50,12” Bujur Timur dan 04°15’8,21” - 04°55’27,77” Lintang Selatan. Dengan konsep relatif, Kabupaten Kaur
merupakan wilayah paling selatan Provinsi Bengkulu dan berbatasan langsung dengan Provinsi Lampung dan
Provinsi Sumatera Selatan. Berdasarkan Undang-undang No. 3 Tahun 2003, secara administrasi Kabupaten Kaur
berbatasan dengan :

Sebelah Utara
:
Kab. Oku Selatan, Prov. Sumatera Selatan.
Kab. Lahat, Prov. Sumatera Selatan.

Sebelah Selatan
:
Samudera Hindia.

Sebelah Barat
:
Kab. Bengkulu Selatan, Prov Bengkulu

Sebelah Timur
:
Kab. Lampung Barat, Prov. Lampung.
Kabupaten Kaur mempunyai garis pantai sepanjang 89,1723 Km. Dengan demikian luas kawasan laut
sejauh 4 mil dari garis pantai meliputi wilayah seluas lebih kurang 6.605.900 Ha atau 660,59 Km2.
Secara keseluruhan luas wilayah Kabupaten Kaur adalah 2.556,00 km2 atau 255.600 Ha. Kabupaten Kaur
merupakan daerah perbukitan bergelombang dengan perbedaan ketinggian yang sangat besar, bervariasi antara 0
s.d>1000m di atas permukaan laut. Jalur pertama 3,3 % dari luas wilayah terletak di ketinggian 0-25 m di atas
permukaan laut terdapat di sepanjang pantai, jalur kedua 21,65 % dari luas wilayah terletak di ketinggian 25-100 m
di atas permukaan laut terdapat di wilayah timur dari jalur pertama yang merupakan lereng pegunungan Bukit
Barisan dengan klasifikasi Bukit Range. Sedangkan yang terletak di ketinggian 100-500 m dpl seluas 29,03%,
ketinggian 500-1000 m dpl seluas 25,06% dan yang di atas 1000 m dpl seluas 20,96% terdapat di lokasi lebih ke
timur dari jalur kedua sampai ke puncak bukit barisan yang merupakan daerah vulkanis dan tektonis.
Kabupaten Kaur secara relief termasuk bergelombang dengan kemiringan tanah yang bervariasi.
Kemiringan wilayah dapat dibagi dua jenis yaitu kemiringan wilayah kawasan budidaya dengan kecenderungan
menempati kemiringan relatif landai dan kemiringan pada kawasan non budidaya yang sebagian besar menempati
kawasan dengan lereng miring sampai curam. Pada kawasan non budidaya kemiringan diatas 15-25%
mendominasi kawasan ini.
Data keruangan mengenai kemiringan lereng menunjukkan bahwa kawasan budidaya dengan kemiringan
lebih besar dari 40 % masih terjadi, kondisi ini akan memberikan dampak yang cukup besar berpotensi longsor
lahan.
Berdasarkan pembagian Mandala Geologi Tersier Pulau Sumatera, Lembar Bengkulu, sebagian terletak di
lajur busur depan, busur magmatik dan busur belakang. Aktifitas magmatis pada akhir Miosin sampai awal
Pleistosin dibagian Utara-Timur Laut, menyebabkan dihasilkannya produk-produk gunung api Rio-Andesit (QTv) dan
kandungan batubara diwilayah ini, juga menyebabkan percepatan proses pematangan kualitas batubara yang
terdapat pada formasi ini. Pergeseran-pergeseran sesar mengakibatkan terbentuknya zona Seismic Beniof didasar
laut yang merupakan zona gempa dengan sismistas tinggi.
Kabupaten Kaur memiliki 14 (empat belas) Daerah Aliran Sungai (DAS) meliputi: DAS Barkenang, DAS
Kedurang, DAS Kinal, DAS Kolek, DAS Luas, DAS Manula, DAS Mertam Ds, DAS Nasal, DAS Padang Guci, DAS
Sambat, DAS Sawang, DAS Seranjangan, DAS Tetap dan DAS Sulau. DAS-DAS tersebut mengalir dari utara ke
arah selatan kemudian bermuara di Samudera Hindia. Ke-14 (ke empat belas) DAS tersebut terdiri dari 3 (tiga) DAS
Nasional dan 11(sebelas) DAS lokal. DAS yang termasuk pada klasifikasi DAS Nasional yaitu DAS Luas, DAS Kinal,
dan DAS Manula, sisanya termasuk klasifikasi DAS lokal seperti terlihat pada tabel berikut ;
Pokja PPSP/File/BPS/Kaur/Okt 2012
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten KAUR 2012
Tabel 2.1: Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten/Kota
Nama DAS
Panjang (Km)
Berkenang
0
Kedurang
0
Kinal
472
Kolek
360
Luas
625
Manula
671
Mertam
0
Nasal
455
Padang Guci
535
Sambat
684
Sawang
129
Seranjangan
265
Tetap
228
Sulau
70
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kab Kaur 2012
Debit (M3/dtk)
-
Berdasarkan Undang-Undang No. 3 Tahun 2003, wilayah administrasi Kabupaten Kaur ditetapkan terdiri
atas 7 Kecamatan. Kemudian pada Tahun 2005 dimekarkan menjadi 15 Kecamatan. Dari 15 Kecamatan tersebut
terdapat 192 Desa dan 3 Kelurahan. Kecamatan paling luas adalah Kecamatan Nasal dengan luas 59.937,21 Ha
dan Kecamatan paling kecil adalah Kecamatan Kaur Tengah dengan luas 2.579,82 Ha.
Adapun nama, luas wilayah yang ada di Kabupaten Kaur dapat dilihat pada tabel berikut ;
Tabel 2.2: Nama, Luas Wilayah per-Kecamatan dan Jumlah Kelurahan
Nama Kecamatan
Jumlah Kelurahan
/Desa
Luas Wilayah
Nasal
17
(Ha)
59.937,21
(%) thd total
23,45
Maje
19
38.200,62
14,95
Kaur Selatan
19
9863,66
3,86
Tetap
12
9897,24
3,87
Kaur tengah
9
2579,82
1,02
Luas
12
12849,00
5,03
Muara Saung
7
29217,34
11,43
Kinal
14
19221,61
7,52
Semidang Gumai
13
4505,90
1,76
Tanjung kemunign
20
7975,12
3,12
Kelam Tengah
13
4063,73
1,59
Kaur Utara
11
6115,34
2,39
Padang Guci hilir
9
13191,87
5,16
Lungkang Kule
9
2884,77
1,13
Padang Guci Hulu
11
35096,80
13,73
Sumber ; RTRW Kab Kaur 2012
Pokja PPSP/File/BPS/Kaur/Okt 2012
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten KAUR 2012
Dalam proses penyusunan Buku Putih ini dapat dilihat wilayah administrasi Kabupaten Kaur dan wilayah
kajian seperti pada peta berikut ;
Peta 2.1: Peta Orientasi Geografis Kabupaten Kaur
Sumber ; RTRW Kaur 2011
2.2 Peta Administrasi Kabupaten Kaur dan Cakupan Wilayah Kajian
Pokja PPSP/File/BPS/Kaur/Okt 2012
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten KAUR 2012
2.2. Demografi
Kepadatan penduduk di Kabupaten Kaur merupakan perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas
wilayah perencanaan. Tingkat kepadatan Kabupaten Kaur Tahun 2008 adalah 169 jiwa/km2, dimana Kecamatan
terpadat berada di Kecamatan Nasal sebesar 15.625 Penduduk. Hal ini terjadi disebabkan oleh mobilitas penduduk
yang cukup tinggi karena penduduk lebih terkonsentrasi di pusat perkotaan Kabupaten dengan keaneka ragaman
penyediaan sarana dan prasarananya.
Demografi merupakan gambaran ringkas kondisi kependudukan di tingkat kecamatan, Rumus untuk
menghitung proyeksi penduduk 5 tahun:
Pt = Po (1 + r )t
Keterangan:
Pt = jumlah penduduk pada tahun t (2017).
Po = jumlah penduduk pada tahun awal (2012)
r = angka pertumbuhan penduduk
t = waktu (5)
Berdasarkan Data Statistik, maka Kabupaten Kaur memiliki jumlah penduduk seperti terlihat pada tabel sebagai
berikut ;
Tabel 2.3: Jumlah dan Kepadatan Penduduk Saat ini dan Proyeksinya Untuk 5 Tahun
Jumlah Penduduk
Jumlah KK
Tahun
Tahun
Nama Kecamatan
2012
2014
2017
2012
2014
Tingkat
Pertumbuhan
Tahun
2017
2012
2014
2017
Nasal
15,625
16,127
16,63
4,415
4,558
4,719
3,29
3,04
2,86
Maje
12,26
12,654
13,049
3,158
3,26
3,375
2,93
2,74
2,59
14,487
14,933
15,399
3,518
3,633
3,761
2,91
2,71
2,56
Tetap
6,044
6,23
6,425
1,389
1,434
1,485
1,33
1,36
1,38
Kaur Tengah
4,505
4,642
4,786
1,126
1,163
1,204
1,27
1,3
1,33
Luas
4,973
5,128
5,287
1,271
1,312
1,359
- 0,1
0,14
0,31
Muara Sahung
5,611
5,79
5,971
1,441
1,488
1,541
1,22
1,27
1,31
Kinal
4,402
4,538
4,68
1,06
1,094
1,133
0,34
0,51
0,64
Semidang Gumay
5,569
5,74
5,919
1,33
1,374
1,422
0,51
0,66
0,77
Tanjung Kemuning
10,909
11,245
11,596
2,635
2,721
2,817
1,67
1,65
1,64
Kelam Tengah
6,384
6,581
6,786
1,482
1,53
1,583
1,24
1,28
1,31
Kaur Utara
6,626
6,829
7,042
1,505
1,553
1,608
1,28
1,32
1,34
Padang Guci Hilir
3,699
3,813
3,932
874
902
934
1,34
1,37
1,39
Lungkang Kule
3,333
3,437
3,544
748
772
799
0,7
0,82
0,91
Padang Guci Hulu
6,838
7,049
7,269
1,539
1,589
1,645
0,14
0,34
0,49
Kaur Selatan
Sumber : BPS Kaur 2012
Pokja PPSP/File/BPS/Kaur/Okt 2012
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten KAUR 2012
2.3. Keuangan dan Perekonomian Daerah
Secara umum, peningkatan pendapatan Kabupaten Kaur dan realisasinya melampui proyeksi yang
ditargetkan dalam APBD. Peningkatan pendapatan Kabupaten Kaur seiring dengan peningkatan pendapatan yang
diperoleh semua pos pendapatan baik melalui Pendapatan Asli Daerah (PAD), dana perimbangan, dan lain-lain
pendapatan daerah yang sah.
Kontribusi terbesar pendapatan dalam pendapatan APBD Kabupaten Kaur selama empat tahun bersumber dari
pos dana perimbangan yang setiap tahunnya mengalami trend naik. Pertumbuhan rata-rata dana perimbangan tahun
2007-2010 lebih kurang sebesar 4,35%. Adapun proporsi dana perimbangan dalam pendapatan daerah di atas 80%.
Untuk PAD sumbangsihnya terhadap pendapatan Kabupaten Kaur masih kecil. Dalam kurun waktu antara tahun
2007-2008 fluktuatif, namun mengalami pertumbuhan rata-rata 10,51%. Demikian juga halnya dengan lain-lain pendapatan
daerah yang sah pertumbuhan rata-rata di atas 100%.
Tabel 2.4: Ringkasan Realisasi APBD 5 Tahun Terakhir
No
Anggaran
2008
2009
(a)
(b)
(c)
(d)
A Pendapatan
Pendapatan Asli
5.753.452.806,11
9.012.332.810,80
1
Daerah (PAD)
Dana
2 Perimbangan
266.136.821.780,00
280.117.847.915,00
(Transfer)
Lain-lain
3 Pendapatan yang
10.027.229.502,01
3.888.614.203,65
Sah
Jumlah
281.917.504.088,12
293.018.794.929,45
Pendapatan
B
1
2
2010
(e)
2011
(f)
6.046.143.975,79
6.810.591.506,25
7.246.629.500,00
302.779.415.124,46
358.602.161.109,90
364.324.252.506,00
7.323.244.800,00
-
54.776.986.780,00
316.148.803.900,25
365.412.752.616,15
426.347.868.786,00
Belanja
Belanja Tidak
Langsung
Belanja
Langsung
Jumlah Belanja
102.853.483.818,00
33.213.725.239,00
164.380.787.582,00
193.902.837.118,00
211.201.335.622,50
186.247.296.387,00
279.574.350.762,06
150.511.796.686,00
161.558.096.901,00
228.495.146.913,00
289.100.780.205,00
312.788.076.001,06
314.892.584.268,00
355.460.934.019,00
439.696.482.535,50
9.951.818.597,15
(13.348.613.749,50)
Surplus/Defisit
(7.183.276.116,88)
(19.769.281.071,61)
1.256.219.632,25
Anggaran
Sumber : LKPD Kab. Kaur TA 2008- 2011 dan Lamp. Perubahan Perda APBD TA 2012
netto.
No
(a)
2012
(g)
APBD Kabupaten Kaur setiap tahun mengalami defisit anggaran namun dapat ditutup dengan pembiayaan
Tabel 2.5: Ringkasan Anggaran Sanitasi dan Belanja Modal Sanitasi per Penduduk 5 Tahun Terakhir
Subsektor/SKPD
2008
2009
2010
2011
2012
(b)
A
Air Limbah
1
Dinas Pekerjaan
Umum-Cipta
Karya
Pokja PPSP/File/BPS/Kaur/Okt 2012
(c)
412.242.900
(d)
(e)
-
(f)
-
883.128.000
(g)
1.007.701.000
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten KAUR 2012
2
Badan
Pemberdayaan
Masyarakat Desa,
Perempuan dan
Keluarga
Berencana
B
Persampahan
Badan
Lingkungan
Hidup, Kebersihan
dan Tata Kota
Dinas Pekerjaan
Umum-Cipta
Karya
C
Badan
Pemberdayaan
Masyarakat Desa,
Perempuan dan
Keluarga
Berencana
F
G
H
1.092.229.650
504.820.600
556.000.000
250.800.000
358.281.000
771.760.000
611.082.700
536.336.924
422.498.500
3.364.806.500
860.123.025
1.606.662.000
2.398.282.889
2.183.446.650
221.050.000
85.392.500
36.160.000
139.592.900
3.374.744.975
3.506.375.774
4.307.452.039
7.847.554.650
614.850.000
870.833.500
358.281.000
487.267.900
289.100.780.205
312.788.076.001
314.892.584.268
355.460.934.019
1%
1%
1%
2%
57.856.800
679.800.000
2.600.000
1.803.545.000
651.160.400
Aspek PHBS
(pelatihan,
sosialisasi,
komunikasi,
pendampingan)
Dinas Kesehatan
E
1.027.184.350
Drainase
Dinas Pekerjaan
Umum-Cipta
Karya
D
711.646.350
Total Belanja
Modal Sanitasi
(A s/d D)
Total Belanja
Modal Sanitasi
dari APBD murni
(bukan
pendamping)
Total Belanja
APBD
Proporsi Belanja
Modal Sanitasi
terhadap Belanja
Total
(9:10x100%)
Pokja PPSP/File/BPS/Kaur/Okt 2012
140.740.500
4.340.803.700
590.740.500
439.696.482.536
1%
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten KAUR 2012
I
J
Jumlah
penduduk
Belanja Modal
Sanitasi per
penduduk (E:I)
104.635
106.256
107.899
109.569
111.265
32.253
32.999
39.921
71.622
39.013
Ket: belanja modal (investasi baru dan pemeliharaan)
Sumber : SKPD terkait 2012
Tabel 2.6: Data Mengenai Ruang Fiskal Kabupaten/Kota 5 Tahun Terakhir
Tahun
Indeks Kemampuan Fiskal/ Ruang Fiskal
Daerah (IRFD)
2008
0,3260
2009
0,5343
2010
0,4429
2011
0,868
2012
0,800
Sumber:…..
Tabel 2.7: Data Perekonomian Umum Daerah 5 Tahun Terakhir
No
Deskripsi
2007
2008
(a)
1
(b)
(c)
(d)
2009
2010
2011
(e)
(f)
(g)
PDRB harga konstan
(struktur perekonomian) (Rp.)
2
Pendapatan Perkapita
Kabupaten/Kota (Rp.)
3
Upah Minimum Regional
Kabupaten/Kota (Rp.)
4
Inflasi (%)
5
Pertumbuhan Ekonomi (%)
Sumber
Gambaran kondisi seperti di atas menunjukkan eksisnya beberapa persoalan dan tantangan yang
dihadapi Kabupaten Kaur. Persoalan mendasar dibidang keuangan ini adalah relatif tingginya tingkat
ketergantungan fiskal Kabupaten Kaur terhadap transfer dana dari Pusat.
2.4. Tata Ruang Wilayah
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) merupakan rencana pembangunan yang berisi rencana
pengembangan sektoral dan rencana pengembangan ruang wilayah yang disusun secara menyeluruh dan terpadu
agar penggunaan ruang dapat memberikan kemakmuran yang sebesar-besarnya kepada masyarakat dan
terjaminnya kehidupan yang berkesinambungan.
Rencana Sistem Pusat Kegiatan wilayah Kabupaten Kaur dilakukan dengan memperhatikan Sistem Pusat
Kegiatan yang telah ditetapkan oleh UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, RTRWN dan RTRW
Provinsi Bengkulu. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Bengkulu tahun 2011-2031,
Ibukota Kabupaten Kaur yaitu Perkotaan Bintuhan (Kec. Kaur Selatan) yang ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan
Pokja PPSP/File/BPS/Kaur/Okt 2012
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten KAUR 2012
Wilayah Promosi (PKWp), Pusat Kegiatan Lokal (PKL) ditetapkan di Perkotaan Linau (Kec. Maje) dan Pusat
Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) ditetapkan di Perkotaan Tanjung Kemuning (Kec. Tanjung Kemuning). Hal ini
berdasarkan kriteria penilaian sebagai kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan
industri, perdagangan dan jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten dan/atau kawasan perkotaan
yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten.
Untuk Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) dan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) merupakan kewenangan
Pemerintah Kabupaten. PPK didasarkan pada kriteria untuk melayani kegiatan skala Kecamatan atau beberapa
desa, yaitu Ulak Lebar (Kec. Muara Sahung), Merpas (Kec. Nasal) dan Simpang Tiga (Kec. Kaur Utara). Sedangkan
PPL didasarkan kriteria harus merupakan pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar
desa, yaitu Rigangan I (Kec. Kelam Tengah), Bungin Tambun II (Kec. Padang Guci Hulu), Gunung Kaya (Kec.
Padang Guci Hilir), Suka Nanti (Kec. Lungkang Kule), Mentiring (Kec. Semidang Gumay), Tanjung Iman (Kec. Kaur
Tengah), Muara Tetap (Kec. Tetap), Benua Batu (Kec. Luas) dan Gedung Wani (Kec. Kinal). Dapat dilihat pada
tabel berikut.
Hirarki Pelayanan dan Wilayah Kabupaten Kaur
Hirarki Pelayanan
Wilayah
PKWp
Bintuhan (Kec. Kaur Selatan)
PKL
Linau (Kec. Maje)
PKLp
Tanjung Kemuning (Kec. Tanjung Kemuning)
Ulak Lebar (Kec. Muara Sahung), Merpas (Kec. Nasal), dan Simpang Tiga (Kec.
PPK
Kaur Utara)
Rigangan I (Kec. Kelam Tengah), Bungin Tambun II (Kec. Padang Guci Hulu),
Gunung Kaya (Kec. Padang Guci Hilir), Suka Nanti (Kec. Lungkang Kule),
PPL
Mentiring (Kec. Semidang Gumay), Tanjung Iman (Kec. Kaur Tengah), Muara
Tetap (Kec. Tetap), Benua Batu (Kec. Luas) dan Gedung Wani (Kec. Kinal)
Sumber : RTRW Kab. Kaur 2012
Pemanfaatan Ruang
Pola Ruang Kawasan Budidaya
Pola ruang kawasan budidaya di Kabupaten Kaur antara meliputi:
1. Kawasan Peruntukan Hutan Produksi, merupakan kawasan yang diperuntukkan untuk kawasan
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hutan yang dirinci meliputi: kawasan hutan produksi
terbatas, kawasan hutan produksi tetap, dan kawasan hutan yang dapat dikonversi.
Kawasan Peruntukan Pertanian, dirinci meliputi: Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura,
Perkebunan dan Peternakan.
Kawasan Peruntukan Perikanan meliputi: perikanan tangkap, budidaya perikanan dan pengolahan
ikan.
Kawasan Peruntukan Pertambangan, dirinci meliputi: jenis pertambangan Mineral dan Batu Bara,
Minyak Bumi dan Gas.
Kawasan Peruntukan Industri, dirinci meliputi kawasan peruntukan industri besar, peruntukan
industri sedang dan peruntukan industri rumah tangga.
Kawasan Peruntukan Pariwisata, yang dirinci meliputi kawasan peruntukan : pariwisata budaya,
pariwisata alam, dan pariwisata buatan. rencana ini disusun berdasarkan potensi yang ada, potensi
yang akan datang atau potensi yang akan dikembangkan. Pengembangan wisata ini harus diikuti wisata
andalan serta yang berkaitan dengan wisata nasional.
Kawasan Peruntukan Permukiman, terdiri dari permukiman perkotaan dan permukiman perdesaan.
Sebagai kawasan budidaya maka permukiman diarahkan dalam kajian lokasi dan fungsi masing-masing
permukiman, tetutama dikaitkan dengan karakter lokasi, misalnya di pegunungan, dataran tinggi dan
sebagainya.
Kawasan Peruntukan Lainnya.
Sejalan dengan upaya pembangunan daerah, berbagai kegiatan masyarakat dan pemerintah selalu terjadi
pada suatu ruang. Ketidaktepatan rencana dan ketidaktertiban pemanfaatan ruang dapat mengurangi efisiensi
kegiatan sosial-ekonomi dan dapat menyebabkan penurunan kualitas dan daya dukung lingkungan. Hal tersebut
dapat mengakibatkan menurunnya kualitas kehidupan, produktivitas ekonomi daerah, pendapatan rakyat, dan
mengancam keberlanjutan pembangunan. Oleh karena itu, penataan ruang diperlukan sebagai instrumen
pembangunan untuk dapat mengarahkan pemanfaatan ruang yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat.
Pokja PPSP/File/BPS/Kaur/Okt 2012
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten KAUR 2012
Penataan ruang itu perlu memperhatikan kaidah teknis, ekonomis, dan kepentingan umum serta kepentingan antar
generasi.
Luas masing-masing Kawasan Budidaya secara rinci sebagai berikut :
Tabel 2.6
Kawasan Budidaya di Kabupaten Kaur Tahun 2011 – 2031
No
Luas
Jenis Kawasan
(Ha)
1.
Kawasan Hutan Produksi (HP dan HPT)
36.226,27
2.
Kawasan Hutan Rakyat
1.219,52
3.
Kawasan Pertanian
8.464,00
4.
Kawasan Perkebunan
5.
Kawasan pertambangan
6.
Kawasan permukiman
7.
Kawasan Peruntukan lainnya
89.897,00
106,99
3.186,07
53,00
Luas Kawasan Budidaya
139.152,85
Sumber : Draf RTRW Kab. Kaur 2011-2031
-
Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Kaur :
Struktur ruang wilayah Kabupaten Kaur adalah suatu struktur yang memperlihatkan dan dibentuk oleh
struktur pengembangan sistem pusat permukiman perkotaan dan perdesaan sebagai pusat pelayanan, jaringan
prasarana transportasi, kelistrikan, telekomunikasi dan prasarana lainnya dalam mendukung fungsi utama pada
wilayah perkotaan sebagai pusat pelayanan, kawasan budidaya dan kawasan fungsional.
No
Sistem Pusat Permukiman di Kabupaten Kaur Tahun 2011 – 2031
Hirarki
Nama Kota/Pusat Permukiman
Kegiatan Utama
Pelayanan
1.
2.
1
2
3
4
Bintuhan
(Kec. Kaur Selatan)
PKWp
4.
5.
6.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Linau
(Kec. Linau)
Ulak Lebar
(Kec. Muara Sahung)
Merpas
Pokja PPSP/File/BPS/Kaur/Okt 2012
3.
PKL
PPK
PPK
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
Pusat pemerintahan kabupaten;
Pusat perdagangan dan jasa dengan skala
pelayanan beberapa kabupaten;
Pusat Pertanian, Perkebunan dan Perikanan skala
wilayah
Industri Agro dan Pengolahan Perikanan
Permukiman Perkotaan;
Pembangunan terminal penumpang tipe B.
Pusat pemerintahan Kecamatan;
Pusat pelabuhan regional;
Pusat perdagangan dan jasa skala lokal;
Pusat perikanan laut;
Permukiman Perkotaan;
Pusat wisata.
Pusat Pemerintahan kecamatan :
Pengembangan Kota Terpadu Mandiri;
pengembangan pertanian lahan basah;
pengembangan pertanian lahan kering dan
hortikultura;
Pembangunan terminal penumpang Tipe C.
Pusat Pemerintahan Kecamatan;
Pengembangan perikanan;
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten KAUR 2012
No
Nama Kota/Pusat Permukiman
Hirarki
(Kec. Nasal)
5
TJ.Kemuning
(Kec. Tanjung Kemuning)
3. Pembangunan terminal penumpang Tipe C.
PPK
Simpang Tiga
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Kegiatan Utama
Pelayanan
(Kec. Kaur Utara)
Rigangan I
(Kec. Kelam Tengah)
Bungin Tumbun II
(Kec. Padang Guci Hulu)
Gunung Kaya
(Kec. Padang Guci Ilir)
Suka Nanti
(Kec. Lungkang Kule)
Mentiring
(Kec. Semidang Gumai)
Tanjung Iman
(Kec. Kaur Tengah)
Muara Tetap
(Kec. Tetap)
Benua Ratu
(Kec. Luas)
Gedung Wani
(Kec. Kinal)
PPK
PPL
1. Pusat Pemerintahan Kecamatan;
2. pengembangan pertanian lahan basah;
3. pengembangan pertanian lahan kering
hortikultura;
4. perdagangan;
5. Pembangunan terminal Tipe C.
1. Pelayanan Pemerintahan Kecamatan;
2. pengembangan pertanian lahan kering
hortikultura;
3. perdagangan.
4. Pembangunan terminal penumpang Tipe C.
1. Pusat pemerintahan kecamatan;
2. pengembangan pertanian lahan basah;
3. pengembangan pertanian lahan kering
hortikultura.
dan
dan
dan
PPL
1. Pelayanan Pemerintahan Kecamatan;
2. pengembangan pertanian lahan kering
hortikultura.
PPL
1. Pelayanan Pemerintahan Kecamatan;
2. pengembangan pertanian lahan basah.
PPL
1. Pelayanan Pemerintahan Kecamatan.
2. pengembangan pertanian lahan basah;
3. pengembangan pertanian lahan kering
hortikultura.
PPL
1. Pelayanan Pemerintahan Kecamatan;
2. Pengembangan pertanian lahan kering
hortikultura.
PPL
1. Pusat Pemerintahan Kecamatan
2. Peternakan; dan
3. perikanan tangkap.
PPL
1.
2.
3.
4.
PPL
1. Pelayanan Pemerintahan Kecamatan;
2. pengembangan pertanian lahan kering
Peternakan.
dan
PPL
1. Pelayanan Pemerintahan Kecamatan.
2. pengembangan pertanian lahan kering
Peternakan.
dan
dan
dan
dan
Pelayanan Pemerintahan Kecamatan
pelestarian hutan lindung,
Pelestarian TNBBS, dan
pengembangan hutan produksi terbatas.
Sumber : Draf RTRW Kab. Kaur 2011-2031
Demikian halnya dengan perumusan rencana pola ruang wilayah Kabupaten Kaur dilakukan dengan
memperhatikan pola ruang yang telah ditetapkan oleh UU 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, RTRW
Nasional dan RTRW Provinsi Bengkulu. Arahan kebijakan pola ruang nasional yang berkaitan dengan Rencana
Pola Ruang Kabupaten Kaur (Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata
Ruang Nasional) mencakup Kawasan lindung Nasional yaitu Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS I/A/4)
terletak di Kec. Nasal, Kec. Maje, Kec. Kaur Selatan, Kec. Tetap, Kec. Luas dan Kec. Muara Sahung. Arahan
Kebijakan Rencana Tata Ruang Provinsi Bengkulu terhadap Kabupaten Kaur adalah diarahkan sebagai kawasan
budidaya dengan penggunaan lahan, yaitu sebagai tanaman perkebunan, kawasan perikanan, kawasan
Pokja PPSP/File/BPS/Kaur/Okt 2012
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten KAUR 2012
pertambangan, kawasan permukiman dan pertanian tanaman pangan. Kawasan Hutan Lindung provinsi di
kabupaten kaur diarahkan di kawasan hutan lindung Raja Mandara dan Taman wisata alam Way Hawang.
Kawasan rawan bencana merupakan kawasan yang sering atau berpotensi tinggi mengalami bencana alam.
Kawasan ini perlu dilindungi agar kegiatan manusia terhindar dari bencana alam, terutama yang disebabkan oleh
perubahan pemanfaatan lahan untuk kepentingan manusia dan peristiwa geologis. Bencana alam yang berpotensi
terjadi di Kabupaten Kaur antara lain : longsor, banjir, kabakaran hutan, gempa bumi dan tsunami. Dapat dilihat
pada tabel 2.12.
Jenis dan Kawasan Rawan Bencana di Wilayah Kabupaten Kaur
Jenis Bencana Alam
Kawasan Rawan Bencana
Longsor
Kec. Kaur Utara, Kec. Lungkang Kule, Kec. Semidang Gumay, Kec. Kinal,
Kec. Tetap, Kec. Kaur Selatan, Kec. Muara Sahung, Kec. Luas, Kec. Maje,
Kec. Nasal dan Kec. Padang Guci Hulu
Banjir
Kec. Kaur Selatan (sekitar air bintuhan), Kec. Padang Guci Hilir (Ds. Pulau
Panggung dan Ds. Air Kering pada DAS Padang Guci), Kec. Kinal (Ds.
Tanjung Alam dan Gramat pada DAS Kinal), Kec. Nasal (Ds. Suku Tiga) dan
Kec. Luas (Ds. Bangun Jiwa dan Benua Ratu)
Kabakaran Hutan
Hutan Lindung Bukit Raja Mendara dan TNBBS
Gempa Bumi
Kec. Padang Guci Hulu, Kec. Muara Sahung, Kec. Kinal, Kec. Maje dan Kec.
Nasal
Tsunami
Kec. Tanjung Kemuning, Kec. Semidang Gumai, Kec. Kaur Tengah, Kec.
Kaur Selatan, Kec. Tetap, Kec. Kaur Selatan, Kec. Maje dan Kec. Nasal
Sumber : RTRW Kab. Kaur 2012
Peta rawan bencana kabupaten Kaur
Sumber ; RTRW Kabupaten Kaur 2011
Untuk mewujudkan struktur ruang dan arah pengembangan di tiap pusat-pusat kegiatan maka perlu adanya
fungsi pengembangan yang harus ditetapkan agar ada ketegasan dalam kebijaksanaan pengembangan di masa
mendatang. Penetapan fungsi didasarkan pada pertimbangan :




Hiraki kota/kawasan perkotaan;
Jangkauan pelayanan perkotaan tersebut terhadap wilayah belakangnya;
Basis ekonomi kota/kawasan perkotaan dalam wilayah yang lebih luas;
Kedudukan perkotaan tersebut dalam skala regional;
Berdasarkan pertimbangan di atas, fungsi kota di Kabupaten Kaur dapat dilihat pada Arahan Fungsi Pusat-Pusat
Permukiman sebagai berikut ;
Pokja PPSP/File/BPS/Kaur/Okt 2012
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten KAUR 2012
Hirarki
Kota
Fasilitas yang Disediakan
a.
b.
c.
d.
Pusat Kegiatan
1. Bintuhan
Wilayah Promosi (PKWp)
e.
f.
g.
h.
i.
Pusat
(PKL)
Kegiatan
Lokal 1. Linau
j.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
1.
2.
Pusat Pelayanan Kawasan
3.
(PPK)
4.
Ulak Lebar
Merpas
TJ.Kemuning
Simpang Tiga
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
1. Rigangan I;
2. Bungin
Tumbun II
3. Gunung Kaya
Pusat
Pelayanan 4. Suka Nanti
Lingkungan (PPL)
5. Mentiring
6. Tanjung Iman
7. Muara Tetap
8. Benua Batu
9. Gedung Wani
Sumber : Draf RTRW Kab. Kaur 2011-2031
Pokja PPSP/File/BPS/Kaur/Okt 2012
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Pendidikan : perguruan tinggi, akademi, dan perpustakaan
Kesehatan : rumah sakit tipe B;
Peribadatan : mesjid wilayah dan sarana peribadatan lainnya;
Fasilitas umum : gedung pertemuan, museum, gedung
kesenian dan lainnya;
Olahraga/rekreasi : taman kota, stadion /gedung olahraga;
Pelayanan pemerintah : kantor pemerintahan skala
kabupaten;
Perbelanjaan/niaga :
pasar, pertokoan, bank-bank,
perusahaan swasta dan jasa-jasa lainnya;
Permukiman perkotaan dengan intensitas tinggi dan
fasilitasnya (listrik, air bersih, drainase, telepon);
Transportasi : jalan antar kota dan antar kabupaten/provinsi,
fasilitas intermoda;
Fasilitas industri : pemrosesan dan perdagangan regional.
Pendidikan : SD, SLTP dan SLTA;
Kesehatan : puskesmas;
Peribadatan : mesjid dan tempat peribadatan lainnya;
Fasilitas umum: gedung serba guna;
Olahraga/rekreasi : taman kota, lapangan olahraga;
Pelayanan pemerintah : kantor pemerintahan skala
kecamatan;
Perbelanjaan/niaga : pasar kecamatan, toko dan warung;
Permukiman perkotaan dengan intensitas sedang dan
fasilitasnya (listrik, air bersih, drainase, telepon);
Transportasi : jalan antar kota dan ibukota Kabupaten,
pelabuhan regional.
Pendidikan : SD dan SLTP
Kesehatan : puskesmas pembantu
Peribadatan: mesjid dan tempat peribadatan lainnya
Fasilitas umum: bangunan serba guna
Olahraga/rekreasi : taman kecamatan, lapangan olahraga
Pelayanan pemerintah : kantor pemerintahan skala
kecamatan.
Perbelanjaan/niaga skala kecamatan.
Permukiman perkotaan dengan intensitas sedang dan
fasilitasnya (listrik, air bersih, drainase, telepon)
Prasarana transportasi : jalan antar antar kecamatan.
Pendidikan : SD dan SLTP
Kesehatan : posyandu
peribadatan: mesjid dan tempat peribadatan lainnya
fasilitas umum: ruang serba guna
olahraga/rekreasi : taman lingkungan, lapangan olahraga
pelayanan pemerintah : kantor pemerintahan skala
lingkungan.
g. perbelanjaan/niaga skala lingkungan.
h. Permukiman dengan intensitas sedang dan fasilitasnya (listrik,
air bersih, drainase, telepon)
i. Transportasi : jalan antar desa dan ibukota kecamatan.
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten KAUR 2012
1.
2.
3.
4.
5.
Adapun pelaksanaan dalam penataan ruang sesuai dengan Kebijakan sebagai berikut :
Mengembangkan sistem pusat pelayanan guna pemerataan pelayanan.
Membangun infrastruktur wilayah guna pemenuhan kebutuhan dasar, pertumbuhan wilayah, dan
mewujudkan struktur ruang yang terintegrasi.
Mengembangkan potensi alam yang berbasis konservasi untuk peningkatan kemakmuran dan
kesejahteraan masyarakat lokal.
Mengembangkan kawasan-kawasan yang dapat mengakomodasi kepentingan sektor-sektor
strategis dan perlu mendapat dukungan ruang.
Memantapkan fungsi kawasan lindung dan kawasan konservasi yang meliputi BBS (Taman Nasional
Bukit Barisan Selatan), Taman Wisata Alam, Cagar Alam dan Hutan Lindung.
Kemudian beberapa strategi yang akan dilaksanakan dalam pengembangan wilayah sesuai dengan
tujuan penataan ruang wilayah antara lain :
1. Strategi dalam rangka “mengembangkan sistem pusat pelayanan guna pemerataan pelayanan”:
a) Menata dan mengarahkan perkembangan pusat-pusat pelayanan di bagian barat, tengah dan
timur.
b) Menata tata jenjang sistem pusat pelayanan yang meliputi PKW, PKL, PPK, dan PPL yang
mendukung keserasian perkembangan kegiatan pembangunan antar wilayah.
c) Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelayanan terhadap wilayah hinterland dari masing-masing
pusat pelayanan.
2. Strategi dalam rangka “membangun infrastruktur wilayah guna pemenuhan kebutuhan dasar,
pertumbuhan wilayah, dan mewujudkan struktur ruang yang terintegrasi”:
a) Pengembangan struktur jaringan transportasi wilayah yang menghubungkan antar pusat-pusat
pelayanan/kegiatan dan dengan daerah pelayanannya.
b) Pengembangan simpul transportasi guna menunjang koleksi dan distribusi produk agro dan
industri pengolahan.
c) Pembangunan jaringan utilitas (air minum, drainase, air limbah, persampahan, irigasi, energi, dan
telekomunikasi) yang memadai sesuai dengan perkembangan.
d) Menyediakan sistem prasarana yang berfungsi sebagai pendukung perwujudan fungsi wilayah
sebagai kawasan agropolitan.
e) Meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana permukiman pada pusat-pusat pelayanan.
3. Strategi dalam rangka “Mengembangkan potensi alam yang berbasis konservasi untuk
peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat lokal”:
a) Pengembangan kegiatan pariwisata alam (ecotourism) tanpa mengganggu fungsi lindung
kawasan.
b) Pengembangan kegiatan konservasi yang juga bernilai sosial ekonomi bagi masyarakat, dengan
menetapkan zona pemanfataan tradisional pada kawasan lindung.
c) Peningkatan kapasitas masyarakat lokal dalam pemanfaatan potensi sumber daya alam yang
lestari.
4. Strategi dalam rangka “mengembangkan kawasan-kawasan yang dapat mengakomodasi
kepentingan sektor-sektor strategis dan perlu mendapat dukungan ruang”:
a) Pengembangan kawasan agropolitan
b) Pengembangan kawasan industri pengolahan berbasis agro
c) Pengembangan sektor sekunder dan tersier dalam rangka pengembangan kegiatan agrobisnis
dan agrowisata.
5. Strategi dalam rangka “Memantapkan fungsi kawasan lindung dan kawasan konservasi yang
meliputi BBS (Taman Nasional Bukit Barisan Selatan), Taman Wisata Alam, Cagar Alam dan
Hutan Lindung”:
a) Pemantapan batas kawasan lindung dan kawasan konservasi budidaya dalam rangka
memberikan kepastian dalam pemanfaatan ruang.
b) Penyusunan dan pelaksanaan program relokasi permukiman penduduk yang berada pada
kawasan BBS, TWA, dan hutan lindung.
Pokja PPSP/File/BPS/Kaur/Okt 2012
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten KAUR 2012
c) Penyusunan dan pelaksanaan program rehabilitasi lingkungan, terutama pada kawasan BBS,
TWA, dan hutan lindung.
d) Peningkatan kapasitas masyarakat dalam rangka pengelolaan sumber daya alam dan
keanegaragaman hayati.
e) Pemantauan dan pengendalian pemanfaatan kawasan lindung dan kawasan konservasi.
f) Pengembangan kawasan penyangga.
g) Penggalangan kerjasama regional, nasional, dan internasional dalam rangka pengelolaan dan
perlindungan kawasan lindung terutama BBS dan TWA.
Peta 2.2: Rencana pusat layanan Kabupaten/Kota
Sumber ; RTRW Kabupaten Kaur 2011
Pokja PPSP/File/BPS/Kaur/Okt 2012
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten KAUR 2012
Peta 2.3: Rencana pola ruang Kabupaten/Kota
Sumber ; RTRW Kabupaten Kaur 2011
Kabupaten Kaur dari hasil pendataan Sensus Penduduk 2010 bulan Mei 2010 yang lalu angka
sementara jumlah penduduknya sebesar 107.627 jiwa yang terdiri atas 55.838 jiwa berjenis kelamin lakilaki dan 51.789 jiwa berjenis kelamin perempuan, tiga kecamatan dengan penduduk paling banyak berada
di kecamatan Nasal, yaitu 15.179 penduduk, kecamatan Kaur Selatan, yaitu 13.972 penduduk dan
kecamatan Maje, yaitu 11.775 penduduk, sedangkan jumlah penduduk terkecil berada di kecamatan
Lungkang Kule, yaitu 3.225 penduduk. Hampir di semua kecamatan jumlah penduduk laki-laki lebih
banyak dibanding jumlah penduduk perempuan, kecuali di Kecamatan Kaur Tengah jumlah penduduk
laki-laki berimbang jumlahnya dengan penduduk perempuan.
Untuk kecamatan yang mempunyai kepadatan paling tinggi berada diwilayah kecamatan Kaur
Tengah dengan tingkat kepadatan penduduk 170 jiwa/KM2, sedangkan tingkat kepadatan penduduk
paling kecil di Kabupaten Kaur berada di kecamatan Muara Sahung dengan tingkat kepadatan penduduk
20 jiwa/KM2. Terdapat 7 (tujuh) kecamatan yang tingkat kepadatan penduduknya dibawah rata-rata
kepadatan penduduk kabupaten, yaitu Kecamatan Padang Guci Hulu, Muara Sahung, Kinal, Nasal,
Padang Guci Hilir, Maje dan Kecamatan Luas.
Berdasarkan perbandingan antara tingkat kepadatan antara luas wilayah dengan Areal
Penggunaan Lain (APL) kecamatan yang urutan kepadatannya paling tinggi berada di wilayah Kecamatan
Kaur Selatan dengan tingkat kepadatan 268 jiwa/KM2, sedangkan tingkat kepadatan paling kecil berada
di Kecamatan Padang Guci Hilir dengan tingkat kepadatan 31 jiwa/KM2. Terdapat 7 (tujuh) kecamatan
yang tingkat kepadatan penduduknya dibawah rata-rata kepadatan penduduk kabupaten yaitu Kecamatan
Padang Guci Hilir, Kinal, Luas, Muara Sahung, Tetap, Nasal dan Kecamatan Maje.
Dalam rencana kependudukan akan mengacu pada kriteria yang dikeluarkan oleh National Urban
Development Study (NUDS) dapat diidentifikasi bahwa pada akhir tahun perencanaan (2030) dengan
indikator kepadatan penduduk, ada beberapa wilayah Kecamatan di Kabupaten Kaur masuk kedalam
kategori perkotaan. Adapun kriteria yang dikeluarkan oleh NUDS adalah sebagai berikut :

Kepadatan penduduk perkotaan 25 jiwa/Ha = 2.500 jiwa/Km2.

Kepadatan penduduk semi perkotaan 10-25 jiwa/Ha = 1.000 –2.500 jiwa/Km2.
Pokja PPSP/File/BPS/Kaur/Okt 2012
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten KAUR 2012

Kepadatan penduduk perdesaan dibawah 10 jiwa/Ha = 1.000 jiwa/Km2.
Berdasarkan kriteria NUDS diatas, maka untuk rencana pengembangan penduduk sampai akhir
tahun perencanaan (2030) akan diarahkan sesuai dengan kondisi eksisting serta skenario perkembangan
yang mungkin diberlakukan di masing-masing wilayah.
2.4. Sosial dan Budaya
Fasilitas pendidikan di Kabupaten Kaur terdiri dari fasilitas pendidikan umum dan fasilitas
pendidikan agama. Fasilitas pendidikan umum yang tersebar di 15 Kecamatan di Kabupaten Kaur
berjumlah 179, terdiri dari SD berjumlah 129, SLTP berjumlah 33, SMA berjumlah 10 dan SMK berjumlah
7. Sedangkan fasilitas pendidikan agama yang tersebar di 15 Kecamatan di Kabupaten Kaur berjumlah
19, terdiri dari MI berjumlah 10, MTs berjumlah 5 dan MA berjumlah 4. Fasilitas pendidikan yang ada di
Kabupaten Kaur baik umum maupun agama belum tersebar secara merata dan jumlahnya dapat
dikatakan masih jauh dari cukup, terlihat di beberapa Kecamatan yang belum mempunyai fasilitas
pendidikan umum tingkat SMA dan SMK, demikian juga fasilitas pendidikan agama tingkat MI, MTs dan
MA. Dapat dilihat pada table 2.13
Jumlah Sekolah, Murid, Guru dan Rasio Pendidikan
Kabupaten Kaur Tahun 2009
No
Sekolah
Jenjang
Pendidikan
2008
Murid
2009
2008
Guru
2009
2008
Rasio 2009
2009
Murid /
Sekolah
Murid /
Guru
1
TK
51
52
1.577
1.368
274
151
26
9
2
SD/MI
138
138
15.292
15.379
1.226
857
111
18
3
SLTP/MTs
36
40
6.309
5.824
496
349
146
17
4
SLTA/MA
13
12
3.258
3.171
283
263
265
13
Sumber : Diknas Kabupaten Kaur Tahun 2010
Tabel 2.8: Fasilitas pendidikan yang tersedia di Kabupaten Kaur
Jumlah Sarana Pendidikan
Nama Kecamatan
Umum
SLTP
SMA
7
0
3
Agama
MTs
1
0
3
0
0
2
2
2
1
1
2
0
0
1
0
0
6
1
1
0
0
0
0
Luas
7
1
1
0
0
0
0
Muara Sahung
5
3
1
0
1
0
0
Nasal
SD
15
Maje
14
4
1
Kaur Selatan
11
2
Tetap
8
Kaur Tengah
Pokja PPSP/File/BPS/Kaur/Okt 2012
SMK
1
MI
MA
1
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten KAUR 2012
Kinal
7
2
1
0
0
0
0
Semidang Gumay
7
1
0
1
0
1
0
Tanjung Kemuning
11
3
1
1
0
1
1
8
1
0
0
0
1
0
10
3
2
1
0
0
0
Padang Guci Hilir
5
1
0
1
0
0
0
Lungkang Kule
5
1
0
0
0
0
0
10
1
0
0
0
0
1
Kelam Tengah
Kaur Utara
Padang Guci Hulu
Sumber: Dinas Pendidikan Kab. Kaur 2012
Jumlah rumah tangga miskin berdasarkan Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) yang
dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kaur tahun 2008 sebanyak 15.650 jiwa dan PPLS
tahun 2011 sebanyak 15.532 jiwa. Terlihat Angka Agregat Rumah Tangga Miskin hasil PPLS tahun 2008
ke tahun 2011 mengalami penurunan hanya sebanyak 28 Rumah Tangga (RT). Ini mengindikasikan
bahwa penurunan angka kemiskinan di Kabupaten Kaur tidak terjadi secara signifikan secara umum.
Namun dapat dilihat di Kec. Kaur Utara dan Kec. Kinal terjadi penurunan yang cukup signifikan, di Kec.
Kaur Utara terjadi penurunan sebanyak 358 RT dari dan Kec. Kinal sebanyak 305 RT. Sedangkan di Kec.
Nasal terjadi peningkatan sebanyak 434 RT dan Kec. Kaur Utara sebanyak 241 RT. Dapat dilihat pada
tabel 2.14.
Jumlah rumah di Kabupaten Kaur sebanyak 28.432 unit, jumlah terbanyak berada di Kec. Nasal,
yaitu sebanyak 4.551 unit dan jumlah paling sedikit berada di Kec. Lungkang Kule, yaitu sebanyak 777
unit. Status kepemilikan rumah dapat dikategorikan sebagian besar milik pribadi dan sebagian kecil milik
Pemeintah Daerah. Kondisi rumah di Kabupaten Kaur saat ini dapat dikategorikan sebagai rumah
permanen, semi permanen dan masih ada rumah yang tidak layak huni (berdinding kayu dan berlantai
tanah). Jumlah penduduk bekerja pada tahun 2009 berdasarkan survey primer 2009 dan hasil KKN UNIB
berjumlah 60.301 jiwa. Jenis pekerjaan didominasi oleh petani sebanyak 42.262 jiwa dan pekerjaan lainlain atau serabutan sebanyak 11.576 jiwa. Selanjutnya PNS sebanyak 2.195 jiwa, wiraswasta sebanyak
1.860 jiwa dan pegawai swasta sebanyak 1.652 jiwa. Kemudian Polri sebanyak 170 jiwa dan TNI
sebanyak 164 jiwa. Dapat dilihat pada tabel berikut;
Tabel 2.9: Jumlah penduduk miskin per kecamatan
Nama Kecamatan
Nasal
Jumlah keluarga miskin (KK)
2.612
Maje
2.167
Kaur Selatan
1.188
Tetap
745
Kaur Tengah
555
Luas
809
Muara Sahung
682
Kinal
697
Pokja PPSP/File/BPS/Kaur/Okt 2012
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten KAUR 2012
Semidang Gumay
914
Tanjung Kemuning
1.342
Kelam Tengah
898
Kaur Utara
774
Padang Guci Hilir
611
Lungkang Kule
882
Padang Guci Hulu
656
Sumber: BPS Kabupaten Kaur 2012
Tabel 2.10: Jumlah rumah per kecamatan
Nama Kecamatan
Nasal
Jumlah Rumah
4.551
Maje
3.420
Kaur Selatan
3.484
Tetap
1.441
Kaur Tengah
1.187
Luas
1.301
Muara Sahung
1.488
Kinal
1.143
Semidang Gumay
1.402
Tanjung Kemuning
2.731
Kelam Tengah
1.531
Kaur Utara
1.525
Padang Guci Hilir
890
Lungkang Kule
777
Padang Guci Hulu
1.561
Sumber: RP4D Bappeda Kab. Kaur
2.6. Kelembagaan Pemerintah Daerah
Kelembagaan Pemerintah Kabupaten Kaur dapat dilihat dalam struktur organisasi, sebagaimana
tersebut dalam Peraturan Daerah Kabupaten Kaur Nomor 13 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Dinas Daerah.
Dalam rangka menerapkan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi, dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota dan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah,
Pokja PPSP/File/BPS/Kaur/Okt 2012
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten KAUR 2012
maka Pemerintah Kabupaten Kaur memandang perlu menata dan menyempurnakan kembali Organisasi
Perangkat Daerah Kabupaten Kaur.
Perangkat Daerah Kabupaten Kaur dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Kaur
Nomor 14 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Kaur sebagaimana telah diubah
menjadi Peraturan Daerah Kabupaten Kaur Nomor 31 Tahun 2009 tentang Perubahan Pertama
Peraturan Daerah Kabupaten Kaur Nomor 14 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah
Kabupaten Kaur dan sebagaimana telah diubah kembali menjadi Peraturan Daerah Kabupaten Kaur
Nomor 04 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Peraturan Daerah Kabupaten Kaur Nomor 14 Tahun
2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Kaur.
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Daerah adalah Kabupaten Kaur.
Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Kaur.
Bupati adalah Bupati Kaur.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kaur.
Sekretariat Daerah adalah unsur Staf Pemerintah Daerah.
Perangkat Daerah adalah Organisasi /Lembaga pada Pemerintahan Daerah yang bertanggung
jawab kepada Bupati dan membantu Bupati dalam penyelenggaraan Pemerintahan yang terdiri
atas Sekretariat Daerah, Sekretarist DPRD, Dinas Daerah, Badan, Kantor dan Kecamatan.
Sekretariat DPRD adalah unsur Staf pelayanan DPRD.
Dinas Daerah adalah unsur pelaksana Pemerintah Daerah.
Badan/Kantor adalah Lembaga Teknis Daerah yang mempunyai fungsi koordinasi dan
perumusan kebijakan pelaksanaan serta fungsi pelayanan masyarakat.
Lembaga Lain adalah Badan/Kantor yang tidak diatur dalam ketentuan Peraturan Pemerintah
Nomor 41 Tahun 2007 tetapi diatur oleh Peraturan lain yang lebih khusus sesuai kebutuhan
daerah.
Kecamatan adalah Wilayah kerja Camat sebagai Perangkat Daerah Kabupaten.
Kelurahan adalah Pemerintah Kelurahan dalam Kabupaten Kaur.
Kelompok Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab,
wewenang dan hak seseorang Pegawai Negeri Sipil dalam rangka menjalankan tugas pokok dan
fungsi keahlian dan atau keterampilan untuk mencapai tujuan organisasi.
Dengan Peraturan Daerah ini dibentuk Perangkat Daerah yang terdiri dari :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Sekretariat Daerah;
Sekretariat DPRD;
Inspektorat Daerah;
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah/Bappeda;
Dinas Daerah terdiri dari :
1. Dinas Pekerjaan Umum;
2. Dinas Kesehatan;
3. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan;
4. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah;
5. Dinas Kelautan dan Perikanan;
6. Dinas Pertanian ;
7. Dinas Kehutanan, Pertambangan dan ESDM;
8. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM;
9. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi;
10.
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika;
11.
Dinas Sosial, Kependudukan dan Catatan Sipil;
12.
Dinas Pariwisata, Industri Kreatif, Pemuda dan Olah Raga;
Lembaga Teknis Daerah terdiri dari :
1. Badan Kepegawaian Daerah;
2. Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Perempuan dan Keluarga Berencana;
3. Badan Ketahanan Pangan;
4. Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Tata Kota;
5. Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat;
6. Satuan Polisi Pamong Praja;
7. Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah;
8. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD);
Pokja PPSP/File/BPS/Kaur/Okt 2012
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten KAUR 2012
Lembaga Teknis Lain terdiri dari :
1. Badan Penanggulangan Bencana Daerah;
2. Badan Pelaksanaan Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan;
3. Pelaksana Harian Badan Narkotika Kabupaten Kaur;
4. Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu;
5. Kantor Penghubung;
6. Sekretariat KORPRI;
h.
Kecamatan;
i. Kelurahan.
g.
Perangkat Daerah yang termasuk dalam Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi terdiri dari :









-
Sekretariat Daerah terdiri dari :
Sekretaris Daerah
Assisten Administrasi dan Pembangunan
Bagian Humas dan Protokoler
Kabag Humas dan Protokoler
Bagian Ortala
- Kabag Ortala
- Kasubag Kelembagaan dan Tata Laksana
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kepala Bappeda
Sekretariat Bappeda
Sekretaris Bappeda
Kasubag Perencanaan dan Pelaporan
Staf Perencanaan dan Pelaporan
Bidang Fispra
Kabid Fispra
Kasubid Tata Ruang, Permukiman dan Sumber Daya Alam
Kasubid Pengairan, Pariwisata dan Perhubungan
Staf Bidang Fispra
Dinas Daerah terdiri dari :



Dinas Pekerjaan Umum
Dinas Kesehatan
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Lembaga Teknis Daerah terdiri dari :


Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Perempuan dan Keluarga Berencana
Badan Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Tata Kota.
Pokja PPSP/File/BPS/Kaur/Okt 2012
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten KAUR 2012
Gambar 2.1: Struktur organisasi pemerintah daerah Kabupaten/Kota
STRUKTUR ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH
SEKRETARIS DAERAH
STAF AHLI
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
1. BIDANG HUKUM, POLITIK DAN PEMERINTAHAN
2. BIDANG PEMBANGUNAN, KEMASYARAKATAN DAN SUMBER DAYA
MANUSIA.
ASISTEN PEMERINTAHAN
ASISTEN ADMIINISTRASI
3. BIDANG EKONOMI DAN KEUANGAN
DAN PEMBANGUNAN
BAGIAN TATA
BAGIAN
BAGIAN HUMAS
BAGIAN
PEMERINTAHAN
HUKUM
& PROTOKOL
EKONOMI
SUBBAG
SUBBAG
SUBBAG
BANTUAN
HUKUM
PENGUMPULAN
IRFORMASI &
DOKUMENTASI
USAHA
SUBBAG
SUBBAG
PERUNDANG –
UNDANGAN
PUBLIKASI
POTENSI
UMUM
SUBBAG
SUBBAG
SUBBAG
SUBBAG
OTONOMI
DAERAH
DOKUMENTASI
HUKUM
PROTOKOL
SARANA
SUBBAG
TATA PRAJA
SUBBAG
PEMERINTAHAN
SUBBAG
BAG. UMUM,
KEUANGAN &
KEPEGAWAIAN
SUBBAG
UMUM
SUBBAG
KEUANGAN
SUBBAG
KEPEGAWAIAN
BAGIAN
BAGIAN
BAGIAN
KESRA
ORTALA
PEMBANGUNAN
SUBBAG
SUBBAG
KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT
KELEMBAGAAN &
TATA LAKSANA
SUBBAG
KEAGAMAAN,
SUBBAG
PENDIDIKAN &
KESEHATAN
JASMANI
SUBBAG
ZIS
Pokja PPSP/File/BPS/Kaur/Okt 2012
SUBBAG
PENYUSUNAN
PROGRAM
SUBBAG
ANALISIS
JABATAN
PENGENDALIAN
& PELAPORAN
Buku Putih Sanitasi
Kabupaten KAUR 2012
Gambar 2.7 : SKPD yang tergabung dalam Pokja PPSP
BUPATI
WAKIL BUPATI
SETDA
Sekda
Bagian Ortala
Bagian Humpro
BAPPEDA
DINAS PU
Bidang Fisik dan Prasarana
Bidang Cipta Karya
Bagian Perencanan dan
Pelaporan
DINAS KESEHATAN
DPPKAD
BLH-KDTK
Bidang P2P.PL
Bidang Anggaran dan
Perbendaharaan
Bidang Tata Kota dan
Kebersihan
Bagian Perencanaan dan
Pelaporan
Mandat Tupoksi Langsung
(Stakeholder Utama)
Mandat Tupoksi Tidak Langsung
(Stakeholder Mitra)
Pokja PPSP/File/BPS/Kaur/Okt 2012
Sekretariat
BPMDP-KB
Bidang Pemberdayaan
Masyarakat Desa
Download