bagaimana mengukur aktivitas siswa dalam

advertisement
BAGAIMANA MENGUKUR AKTIVITAS SISWA DALAM
PEMBELAJARAN?
Oleh: Dr. Supinah
(Widyaiswara PPPPTK Matematika)
A. PENDAHULUAN
Proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah
harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup
bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (Permendiknas RI No. 41,
2007: 6). Apabila dicermati apa yang dikemukakan dalam Permen tersebut
menunjukkan bahwa peran aktif siswa dalam pembelajaran merupakan suatu
keharusan. Hal ini menunjukkan bahwa mengajar yang didesain guru harus
berorientasi pada aktivitas siswa.
Menurut As’ari (2000) perilaku pembelajaran yang diharapkan seharusnya
adalah sebagai berikut: (1) pemberian informasi, perintah, dan pertanyaan
oleh guru mestinya hanya sekitar 10 sampai dengan 30 %, selebihnya
sebaiknya berasal dari siswa; (2) siswa mencari informasi, mencari dan
memilih serta menggunakan sumber informasi (3) siswa mengambil inisiatif
lebih banyak; (4) siswa mengajukan pertanyaan; (5) siswa berpartisipasi
dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran; (6)
ada penilaian diri dan ada penilaian sejawat.
1
Untuk mengetahui kadar aktifitas siswa didalam pembelajaran, tentunya perlu
bagi seorang guru mengetahui tentang penertian aktifitas dan bagaimana
cara mengukurnya.
B. PENGERTIAN AKTIVITAS BELAJAR
Pembelajaran aktif adalah segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan
siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri baik dalam
bentuk interaksi antar siswa maupun siswa dengan guru dalam proses
pembelajaran tersebut. Menurut Sriyono, aktivitas adalah segala kegiatan
yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas siswa selama
proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan
siswa untuk belajar. Aktivitas siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang
terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud
adalah kegiatan yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya,
mengajukan
pendapat,
mengerjakan
tugas–tugas,
dapat
menjawab
pertanyaan guru dan bisa bekerja sama dengan siswa lain, serta tanggung
jawab terhadap tugas yang diberikan (http://ipotes.wordpress.com/2008/
05/24/prestasi-belajar/, diakses tanggal 19 Agustus 2009).
Aktifnya siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu
indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Siswa
dikatakan memiliki keaktivan apabila ditemukan ciri–ciri perilaku seperti:
sering bertanya kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugas
belajar, dan lain sebagainya. Semua ciri perilaku tersebut pada dasarnya
dapat ditinjau dari dua segi yaitu segi proses dan dari segi hasil
(.http://ipotes.wordpress.com/2008/05/24/prestasi-belajar/, diakses tanggal 19
Agustus 2009)
2
Trinandita (1984) menyatakan bahwa ”hal yang paling mendasar yang
dituntut dalam proses pembelajaran adalah keaktivan siswa”. Keaktivan
siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi
antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan
mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing–
masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin.
Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya
pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan
prestasi (http://ipotes.wordpress.com/ 2008/05/24/prestasi-belajar/, diakses
tanggal 19 Agustus 2009).
Menurut
Bonwell
(1995),
pembelajaran
aktif
memiliki
karakteristik-
karakteristik sebagai berikut.
a. Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi
oleh pengajar melainkan pada pengembangan ketrampilan pemikiran
analitis dan kritis terhadap topik atau permasalahan yang dibahas,
b. Siswa tidak hanya mendengarkan kuliah secara pasif tetapi mengerjakan
sesuatu yang berkaitan dengan materi kuliah,
c.
Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan
materi kuliah,
d. Siswa lebih banyak dituntut untuk berpikir kritis, menganalisa dan
melakukan evaluasi,
e. Umpan-balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran.
Menurut Streibel, aktivitas belajar siswa terutama di kelas lebih ditekankan
kepada interaksi antara guru dengan siswa, antara siswa dengan siswa atau
antara siswa dengan media instruksional. Aktivitas belajar siswa yang baik
dapat terjadi apabila guru mengupayakan situasi dan kondisi pembelajaran
yang mendukung. Upaya terebut meliputi: (a) perencanaan pembelajaran
3
berorientasi pada kepada aktivitas siswa; (b) memuat perencanaan
komunikasi tatap muka; (c) memutuskan pilihan jika terjadi suatu dilema; (d)
mengembangkan situasi agar siswa terlibat dalam percakapan praktis
(Anglin, 1995: 154).
Aktivitas belajar siswa selama mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas
dapat dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu: (a) interaksi aktif dengan guru
(avtive interaction with teacher); (b) bekerja selagi siswa duduk (working at
the student’s seat); (c) partisipasi mental (mental participation) (Mudhofir,
1999: 119-121). Beberapa prinsip belajar yang harus dilakukan siswa terkait
dengan aktivitas belajarnya, yaitu: (a) persiapan belajar (pre learning
preparation); (b) memotivasi diri agar aktivitas belajarnya meningkat; (c)
berpartisipasi aktif (active participation); (d) pengetahuan tentang hasil belajar
(knowledge of results) (Mudhofir, 1999: 122-130).
Sementara itu, Pannen dan Sekarwinahyu mengemukakan belajar aktif
ditandai bukan hanya keaktifan siswa yang belajar secara fisik, namun juga
keaktifan mental (1997: 6-1). Jenjang keterampilan belajar aktif juga
menunjukkan secara implikasi kemampuan siswa untuk belajar mandiri dan
menggunakan strategi kognitif dalam proses pembelajaran. Seorang siswa
sudah melalui proses belajar aktif jika ia mampu menunjukkan keterampilan
berpikir kompleks, memroses informasi, berkomunikasi efektif, bekerja sama,
berkolaborasi, dan berdaya nalar yang efektif (Marzano dkk., 1994) dalam
Pannen dan Sekarwinahyu (1997, 6-14 s.d. 6-17)). Setiap jenjang
keterampilan tersebut, mempunyai indikator-indikator secara khusus sebagai
berikut.
1. Berpikir Kompleks (Complex Thinking)
a. Menggunakan berbagai strategi berfikir kompleks dengan efektif.
4
b. Menerjemahkan isu dan situasi menjadi langkah kerja dengan tujuan
yang jelas.
2. Memroses informasi (Information Processing)
a. Menggunakan berbagai strategi teknik pengumpulan informasi dan
berbagai sumber informasi dengan efektif.
b. Menginterpretasikan dan mensintesiskan informasi dengan efektif.
c. Mengevaluasi informasi dengan tepat.
d. Mengidentifikasi
kemungkinan-kemungkinan
perolehan
manfaat
tambahan dari informasi.
3. Berkomunikasi Efektif (Effective Communication)
a. Menyatakan/menyampaikan ide dengan jelas.
b. Secara efektif dapat mengomunikasikan ide dengan berbagai jenis
pemirsa, dengan berbagai cara untuk berbagai tujuan.
c. Menghasilkan hasil karya yang berkualitas.
4. Bekerja sama (Cooperation/Collaboration)
a. Berusaha untuk mencapai tujuan kelompok.
b. Menggunakan keterampilan interpersonal dengan efektif.
c. Berusaha untuk memelihara kekompakan kelompok.
d. Menunjukkan kemampuan untuk berperan dalam berbagai peran secara
efektif.
5. Berdaya nalar efektif (Effective Habits of Mind)
a. Disiplin Diri (Self Regulation)
1) Mengerti akan pola pikirnya sendiri
2) Membuat rencana yang efektif
3) Membuat dan menggunakan sumber-sumber yang diperlukan
4) Sangat peka terhadap umpan balik
5
b. Berpikir Kritis (Critical Thinking)
1) Tepat dan selalu berusaha agar tepat
2) Jelas dan akan selalu berusaha agar jelas
3) Berpikir terbuka
4) Menahan diri agar tidak impulsif
5) Memperlihatkan prinsip/warna jika memang diperlukan
6) Peka terhadap perasaan dan tingkat pengetahuan orang lain
c. Berfikir Kreatif (Creative Thinking)
1) Tetap melaksanakan tugas walaupun hasilnya belum jelas benar
2) Berusaha sekuat tenaga dan semampunya
3) Selalu mempunyai (dan berusaha mencapai) standar yang ideal yang
ditetapkan untuk dirinya
4) Mempunyai cara-cara untuk melihat situasi dari perspektif lain selain
yang ada.
Di samping karakteristik tersebut di atas, secara umum suatu proses
pembelajaran aktif memungkinkan diperolehnya beberapa hal. Pertama,
interaksi yang timbul selama proses pembelajaran akan menimbulkan
positive interdependence dimana konsolidasi pengetahuan yang dipelajari
hanya dapat diperoleh secara bersama-sama melalui eksplorasi aktif dalam
belajar. Kedua, setiap individu harus terlibat aktif dalam proses pembelajaran
dan pengajar harus dapat mendapatkan penilaian untuk setiap siswa
sehingga terdapat individual accountability. Ketiga, proses pembelajaran aktif
ini agar dapat berjalan dengan efektif diperlukan tingkat kerjasama yang
tinggi sehingga akan memupuk social skills.
Senada dengan Pannen dan Sekarwinahyu, Sanjaya mengemukakan bahwa
keaktivan siswa itu ada yang secara langsung dapat diamati dan ada yang
tidak dapat diamati. Keaktivan yang secara langsung dapat diamati, seperti
mendengarkan, berdiskusi, memproduksi sesuatu, menyusun laporan,
6
memecahkan masalah, dan lain sebagainya, sedangkan yang tidak bisa
diamati, seperti kegiatan mendengarkan dan menyimak (2007:141). Lebih
lanjut dikemukan bahwa kadar pembelajaran berorientasi aktivitas siswa
(PBAS) tidak hanya ditentukan oleh aktivitas fisik semata, akan tetapi juga
ditentukan oleh aktivitas nonfisik seperti mental, intelektual dan emosional.
Oleh sebab itu, sebetulnya aktif dan tidaknya siswa dalam belajar hanya
siswa yang mengetahuinya secara pasti. Untuk mengetahui apakah suatu
proses pembelajaran memiliki kadar PBAS yang tinggi, sedang, atau lemah,
salah satunya dapat dilihat dari kriteria penerapan PBAS dalam proses
pembelajaran. Kriteria tersebut menggambarkan sejauhmana keterlibatan
siswa dalam pembelajaran baik dalam perencanaan pembelajaran, proses
pembelajaran maupun dalam mengevaluasi hasil pembelajaran.
Sementara
itu,
menurut
Sanjaya
kadar
PBAS
dilihat
dari
proses
pembelajaran meliputi berikut ini.
(1) Adanya keterlibatan siswa baik secara fisik, mental, emosional maupun
intelektual dalam setiap proses pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari
tingginya perhatian serta motivasi siswa untuk menyelesaikan setiap
tugas yang diberikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
(2) Siswa belajar secara langsung (experimental learning). Pengalaman
nyata, seperti merasakan, meraba, mengoperasikan, melakukan sendiri,
dan lain sebagainya
bisa dilakukan dalam bentuk kerja sama dan
interaksi dalam kelompok.
(3) Adanya keinginan siswa untuk menciptakan iklim belajar yang kondusif.
(4) Keterlibatan siswa dalam mencari dan memanfaatkan setiap sumber
belajar
yang
tersedia
yang
dianggap
relevan
dengan
tujuan
pembelajaran.
7
(5) Adanya keterlibatan siswa dalam melakukan prakarsa seperti menjawab
dan mengajukan pertanyaan, berusaha memecahkan masalah yang
diajukan atau yang timbul selama proses pembelajaran berlangsung.
(6) Terjadinya interaksi yang multi arah, baik antara siswa dengan siswa atau
antara guru dengan siswa. Interaksi ini juga ditandai dengan keterlibatan
semua siswa secara merata, artinya pembelajaran atau proses tanya
jawab tidak didominasi oleh siswa-siswa tertentu (2007: 142).
C. MENGUKUR AKTIFITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN
Untuk dapat mengukur aktifitas siswa dalam pembelajaran, perlu kiranya bagi
kita
mengetahui
terlebih
dahulu
komponen-komponen
aktifitas
dan
menentukan indikatornya terlebih dahulu. Tentunya dari uraian tentang
pengertian aktifitas di atas, dapat disimpulkan yang dimaksudkan aktivitas
belajar adalah respon atau
keterlibatan siswa baik secara fisik, mental,
emosional, maupun intelektual dalam setiap proses pembelajaran, meliputi:
(1) aktivitas siswa dalam mempersiapkan diri sebelum mengikuti proses
pembelajaran, (2) aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran di
kelas, dan (3) aktivitas siswa dalam evaluasi dan pemantapan pembelajaran
yang dilakukan setelah mengikuti proses pembelajaran di kelas. Dengan
demikian yang dimaksud dengan aktivitas belajar, adalah keterlibatan siswa
dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian, dan aktivitas dalam kegiatan
pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan
memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut.
Dengan mengacu pada karakteristik aktivitas belajar, yaitu respon atau
keterlibatan siswa baik secara fisik, mental, emosional, maupun intelektual
dalam setiap proses pembelajaran, dapat disimpulkan bahwa untuk
mengetahui aktivitas belajar siswa, dapat dilakukan dengan mengidentifikasi
8
aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran di kelas. Identifikasi
tersebut dapat dilakukan dengan melihat dimensi-dimensi yang merupakan
indikator dari aktivitas belajar siswa selama mengikuti proses pembelajaran di
kelas,
yaitu
keterampilan
berpikir
kompleks,
memroses
informasi,
berkomunikasi efektif, bekerja sama, berkolaborasi, dan berdaya nalar yang
efektif.
Masing-masing dimensi aktivitas belajar siswa dapat diuraikan sebagai
berikut: (1) berpikir kompleks, artinya bagaimana siswa
menggunakan
berbagai strategi berfikir kompleks dengan efektif dan menerjemahkan suatu
tugas menjadi langkah kerja dengan tujuan yang jelas. Termasuk di
dalamnya
tentang
tingginya
perhatian
serta
motivasi
siswa
untuk
menyelesaikan setiap tugas yang diberikan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan; (2) memroses informasi, artinya bagaimana siswa menggunakan
berbagai strategi teknik pengumpulan informasi dan berbagai sumber
informasi
dengan efektif, bagaimana
siswa
menginterpretasikan
dan
mensintesiskan informasi dengan efektif, bagaimana siswa mengevaluasi
informasi dengan tepat dan bagaimana siswa mengidentifikasi kemungkinankemungkinan perolehan manfaat tambahan dari informasi; (3) berkomunikasi
efektif, artinya bagaimana siswa menyatakan/ menyampaikan ide dengan
jelas, bagaimana siswa secara efektif dapat mengomunikasikan ide dengan
orang/siswa lain dengan berbagai cara untuk berbagai tujuan, bagaimana
siswa menghasilkan hasil karya yang berkualitas; bagaimana keterlibatan
siswa dalam melakukan prakarsa seperti menjawab dan mengajukan
pertanyaan, berusaha memecahkan masalah yang diajukan atau yang timbul
selama proses pembelajaran berlangsung. Termasuk di dalamnya adalah
terjadinya interaksi yang multi arah, baik antara siswa dengan siswa atau
antara guru dengan siswa. Interaksi ini juga ditandai dengan keterlibatan
semua siswa secara merata, artinya pembelajaran atau proses tanya jawab
9
tidak didominasi oleh siswa-siswa tertentu; (4) bekerja sama atau
berkolaborasi, artinya apakah siswa berusaha untuk mencapai tujuan
kelompok, apakah siswa menggunakan keterampilan interpersonal dengan
efektif, apakah siswa berusaha untuk memelihara kekompakan kelompok,
apakah siswa menunjukkan kemampuan untuk berperan dalam berbagai
peran secara efektif; apakah pengalaman nyata, seperti merasakan, meraba,
mengoperasikan, melakukan sendiri, dan lain sebagainya
bisa dilakukan
dalam bentuk kerja sama dan interaksi dalam kelompok; dan apakah siswa
memiliki keinginan untuk menciptakan iklim belajar yang kondusif; (5)
berdaya nalar yang efektif, artinya apakah siswa mengerti akan pola pikirnya
sendiri, apakah siswa membuat rencana yang efektif, apakah siswa mencari,
membuat dan menggunakan sumber-sumber yang diperlukan, dan apakah
siswa sangat peka terhadap umpan balik. Termasuk apakah siswa tepat dan
selalu berusaha agar tepat, apakah siswa jelas dan akan selalu berusaha
agar jelas, apakah siswa berpikir terbuka, apakah siswa menahan diri agar
tidak impulsif, apakah siswa memperlihatkan prinsip/warna jika memang
diperlukan, apakah siswa peka terhadap perasaan dan tingkat pengetahuan
orang lain, apakah siswa tetap melaksanakan tugas walaupun hasilnya
belum jelas benar, apakah siswa berusaha sekuat tenaga dan semampunya,
apakah siswa selalu mempunyai (dan berusaha mencapai) standar yang
ideal yang ditetapkan untuk dirinya, dan apakah siswa mempunyai cara-cara
untuk melihat situasi dari perspektif lain selain yang ada.
D. ALTERNATIF INSTRUMEN YANG DAPAT DIBUAT
Berilah tanggapan sesuai dengan apa yang biasa Anda lakukan atau alami
dengan memberi tanda cek (√) pada kolom pilihan. Ketentuan (√) adalah
sebagai berikut:
10
5 = selalu muncul
3 = kadang-kadang muncul
4= sering muncul
2 = jarang muncul
No
1
Pernyataan
Siswa
pada
umumnya
1= tidak pernah muncul
5
4
3
2
1
menggunakan
berbagai strategi berpikir kompleks dengan
efektif.
2
Siswa pada umumnya menerjemahkan suatu
tugas menjadi langkah kerja dengan tujuan
yang jelas.
3
Pada
umumnya
perhatian
siswa
dalam
menyelesaikan setiap tugas yang diberikan
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
4
Siswa
pada
umumnya
menggunakan
berbagai strategi pengumpulan informasi dan
berbagai sumber informasi dengan efektif.
5
Siswa pada umumnya menginterpretasikan
dan menyintesiskan informasi dengan efektif.
6
Siswa
pada
umumnya
mengevaluasi
informasi dengan tepat.
7
Siswa
pada
umumnya
mengidentifikasi
kemungkinan-kemungkinan
perolehan
manfaat tambahan dari informasi.
8
Siswa pada umumnya
menyatakan/menyampai-kan ide dengan
jelas.
9
Siswa pada umumnya secara efektif dapat
mengomunikasikan ide dengan siswa lain
11
No
Pernyataan
5
4
3
2
1
dengan berbagai cara untuk berbagai tujuan.
10
Siswa pada umumnya menghasilkan hasil
karya yang berkualitas.
11
Selama proses pembelajaran berlangsung,
pada
umumnya
siswa
terlibat
dalam
mengajukan pertanyaan.
12
Selama proses pembelajaran berlangsung,
pada
umumnya
siswa
terlibat
dalam
menjawab pertanyaan.
13
Siswa
pada
umumnya
berusaha
memecahkan masalah yang diajukan atau
yang timbul selama proses pembelajaran
berlangsung.
14
Pada umumnya terjadi interaksi antara siswa
dengan siswa atau
antara siswa dengan
guru.
15
Interaksi atau proses tanya jawab selama
pembelajaran berlangsung pada umumnya
melibatkan semua siswa secara merata atau
tidak didominasi oleh siswa-siswa tertentu. (*)
16
Siswa
pada
umumnya
berusaha
untuk
mencapai tujuan kelompok.
17
Siswa
pada
umumnya
menggunakan
keterampilan interpersonal dengan efektif.
18
Siswa
pada
umumnya
berusaha
untuk
memelihara kekompakan kelompok.
19
Siswa
pada
umumnya
menunjukkan
12
No
Pernyataan
5
4
3
2
1
kemampuan untuk terlibat dalam berbagai
peran secara efektif.
20
Pengalaman nyata pada umumnya dilakukan
siswa dalam bentuk kerja sama dan interaksi
dalam kelompok.
21
Siswa
pada umumnya memiliki keinginan
untuk
menciptakan
iklim
belajar
yang
kondusif.
22
Siswa
pada umumnya mengerti akan pola
pikirnya sendiri.
23
Siswa
pada umumnya membuat rencana
yang efektif.
24
Siswa
dan
pada umumnya mencari, membuat,
menggunakan
sumber-sumber
yang
diperlukan.
25
Siswa pada umumnya sangat peka terhadap
umpan balik.
26
Siswa pada umumnya tepat menyelesaikan
tugas dan selalu berusaha agar tepat.
27
Siswa
pada umumnya menerima informasi
dengan jelas dan akan selalu berusaha agar
jelas.
28
Siswa pada umumnya berpikir terbuka.
29
Siswa
pada umumnya menahan diri agar
tidak impulsif.
30
Siswa
pada umumnya memperlihatkan
prinsip jika memang diperlukan.
13
No
Pernyataan
31
Siswa pada umumnya peka terhadap tingkat
5
4
3
2
1
pengetahuan siswa lain.
32
Siswa
pada umumnya peka terhadap
perasaan siswa lain.
33
Siswa pada umumnya tetap melaksanakan
tugas walaupun hasilnya belum jelas benar.
34
Siswa pada umumnya berusaha sekuat
tenaga dan semampunya untuk mengikuti
jalannya pembela-jaran.
35
Siswa
pada umumnya selalu mempunyai
(dan berusaha mencapai) standar ideal yang
ditetapkan untuk dirinya.
36
Siswa pada umumnya mempunyai cara-cara
untuk melihat situasi dari perspektif lain
selain yang ada.
E. KESIMPULAN
Untuk mengukur atau mengetahui aktifitas siswa dalam pembelajaran guru
dapat mengidentifikasi aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran
di kelas dengan menggunakan instrumen yang dibuat berdasarkan dimensidimensi yang merupakan indikator dari aktivitas belajar siswa selama
mengikuti proses pembelajaran di kelas. Dimensi tersebut antara lain adalah:
keterampilan berpikir kompleks, memroses informasi, berkomunikasi efektif,
bekerja sama, berkolaborasi, dan berdaya nalar yang efektif.
14
DAFTAR PUSTAKA
Arief S Sadiman Dr., dkk. 1986. Media Pendidikan (Jakarta: CV.
Rajawali).
Ari
Samadhi T.M.A. Pembelajaran Aktif (Active Learning).
http://eng.unri. c.id/download/teaching-improvement/BK2_Teach
& Learn_2/Active%20 learning_5.doc. Diakses tanggal 19
Desember 2008.
Muhibbin Syah. 1997. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru,
Edisi Revisi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya).
Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses. Jakarta:
BSNP.
Sumadi Suryabrata, Pengembangan Alat Ukur Psikologis (Jakarta: Andi,
2000), h.177.
15
Download