8 BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Derivatif Untuk

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
II.1
Pengertian Derivatif
Untuk mengantisipasi kerugian yang besar di masa yang akan datang, biasanya
investor menggunakan sekuritas derivatif. Transaksi derivatif merupakan salah satu
instrument keuangan yang dipergunakan untuk mengurangi resiko. Perdagangan
derivatif merupakan suatu kegiatan yang melibatkan produk turunan.
Derivatif termasuk warrants, opsi, rights, kontrak berjangka, dan sebagainya
yang ada hubungan atau keterkaitannya dari sekuritas yang mendasari nilai atau harga
surat berharga derivatif tersebut. Derivatif juga dapat mengacu pada berbagai jenis aset
seperti komoditas, saham, obligasi, suku bunga, nilai tukar mata uang dan indeks.
Dalam dunia keuangan derivatif adalah sebuah kontrak bilateral atau perjanjian
penukaran pembayaran yang nilainya diturunkan dari produk induk yang menjadi acuan
pokok, dimana para pelaku pasarnya tidak memperdagangkan atau menukarkan secara
fisik suatu aset tetapi saling mempertukarkan uang, aset atau suatu nilai di masa yang
akan datang.
Derivatif digunakan oleh manajemen investasi, perusahaan, lembaga keuangan
seperti bank, dan investor untuk mengelola posisi yang mereka miliki terhadap resiko
dari pergerakan harga saham dan komoditas, suku bunga, nilai tukar mata uang asing
tanpa mempengaruhi posisi fisik produk yang menjadi acuannya. Menurut Siahaan
“Derivatif adalah semacam kendaraan keuangan (piranti keuangan) yang diturunkan
atau diperanakan dari induknya, apakah induknya itu aktiva keuangan saham, obligasi,
komoditas, atau berbagai macam indeks seperti IHSG, LQ45, S & P 500, Nikkei,
Hangseng, dan lain sebagainya” (h. 10).
8
II.2
Jenis Instrumen Derivatif
Derivatif dikelompokkan berdasarkan dari aktiva yang dijadikan sebagai induk.
Induk instrumen derivatif adalah berbagai macam aktiva keuangan seperti saham dan
obligasi, berbagai macam komoditi, dan berbagai macam indeks. Semua instrumen
derivatif adalah kontrak antara dua pihak pembeli dan penjual yang di dalam kontraknya
berbagai hal telah disepakati bersama sekarang, tetapi realisasinya atau pelaksanaan hal
tersebut adalah nanti pada tanggal tertentu di masa yang akan datang (dalam kurun
waktu di masa yang akan datang). Derivatif menurut Siahaan (2008) juga dapat
dikelompokkan atas forwards contract, futures contarct, options contracts, swap
contracts, atau kombinasi dari beberapa kontrak sekaligus.
Instrumen derivatif yang diperdagangkan sangat luas. Berikut adalah berbagai
macam instrumen derivatif, yaitu:
1. Kontrak Berjangka
Biasanya kontrak berjangka diatur atau diorganisir oleh sebuah bursa. Kontrak
berjangka sebagai instrumen derivatif diperdagangkan di berbagai bursa di negara barat
maupun timur. Kontrak berjangka biasanya dipergunakan untuk memastikan hargaharga di masa yang akan datang. Hull (2006) menyatakan, “A future contract is an
agreement between two parties to buy or to sell an asset at a certain time in the future
for a certain price” (p.6). Definisi tersebut memberikan pengertian bahwa kontrak
berjangka merupakan sebuah kesepakatan antara dua bagian untuk membeli atau
menjual aset tertentu pada harga tertentu dalam kurun waktu tertentu di masa yang akan
datang.
2. Kontrak Penyerahan Kemudian
Siahaan (2008) mendefinisikan, “Kontrak penyerahan kemudian (forward contracts)
adalah perjanjian antara dua pihak, salah satu pihak diwajibkan (diharuskan)
9
menyerahkan sejumlah tertentu (contract size) dari aktiva tertentu (deliverable item)
pada tanggal tertentu yang akan datang (settlement date) dan pihak lainnya wajib
membayar sesuai dengan jumlah tertentu yang disebut invoice amount yang dikenakan
atas aktiva pada tanggal penyerahan” (h. 134). Tujuan kontrak penyerahan kemudian
adalah untuk melindungi kedua belah pihak dari fluktuasi nilai aktiva yang mungkin
terjadi selama kurun waktu tertentu yaitu sejak kontrak ditandatangani hingga
penyerahan atau pembayaran dilakukan.
3. Kontrak opsi
Karnadjaja, Ong, WIjaya, Tanujaya, dan Effendi (2008) mendefinisikan, “Options
adalah kontrak resmi yang memberikan hak (tanpa adanya kewajiban untuk membeli
atau menjual suatu aset, pada harga tertentu dan dalam jangka waktu tertentu” (h. 70).
Opsi memberikan hak untuk membeli atau menjual sebuah financial selama periode
tertentu. Kontrak opsi pada dasarnya dibedakan atas dua macam, yaitu calls sebagai hak
beli dan puts sebagai hak jual. Ditinjau dari cara melakukan exercise sebuah opsi
terdapat dua macam gaya. Gaya opsi tersebut yaitu, gaya Eropa dan gaya Amerika. Opsi
Eropa dapat di exercise hanya persis pada tanggal jatuh tempo, sedangkan Opsi
Amerika Serikat dapat di exercise kapan saja sepanjang hidup opsi atau selama opsi
belum jatuh tempo maupun persis pada tanggal jatuh tempo. Opsi dapat dikelompokkan
menjadi
°
Warrants
Samsul (2006) mendefinisikan, “Waran adalah hak untuk membeli saham baru pada
harga dan waktu tertentu” (h. 85). Harga pelaksanaan waran jauh lebih tinggi
daripada harga saham. Selama harga waran masih dibawah harga pelaksanaan,
pemegang waran tidak akan menukarkannya dengan saham. Pemegang waran tidak
akan mengalami kerugian karena waran diterima secara gratis dan hanya membayar
10
pada saat akan ditukarkan dengan saham. Warrants diterbitkan oleh emiten
(perusahaan).
°
Rights
Samsul (2006) mendefinisikan, “rights adalah hak pemegang saham lama untuk
membeli terlebih dahulu (preemptive rights) saham baru pada harga tertentu dalam
waktu kurang dari enam bulan” (h. 84). Harga tertentu yang dimaksud adalah harga
yang ditetapkan di muka, yang besarnya di bawah harga pasar saat diterbitkan,
harga ini. Apabila harga tebusan atau harga pelaksanaan diatas harga pasar, maka
tidak akan ada yang menukarkan rights dengan saham karena investor dapat
membeli saham dengan harga yang lebih murah di pasar.
4. Kontrak Swap
Menurut Siahaan (2008), “Swap adalah kesepakatan antara dua pihak (perusahaan)
untuk saling mempertukarkan arus kas di masa tertentu (selama kurun waktu tertentu)
yang akan datang” (h. 13). Pada swap, di dalam kesepakatan ditentukan secara spesifik
tanggal pembayaran tunai dan cara menghitung jumlah tunai yang akan saling
dipertukarkan (dibarterkan) masing-masing pihak. Biasanya di dalam perhitungan telah
dipertimbangkan/diperhitungkan nilai yang akan datang tingkat suku bunga, kurs mata
uang, dan variabel-variabel lainnya yang relevan.
II.3
Kontrak Berjangka
Seperti yang telah dibahas diatas, penulis akan membahas kontrak berjangka
lebih rinci. Ada beberapa karakteristik kontrak berjangka. Berikut adalah karakteristik
(ciri-ciri) kontrak berjangka menurut Siahaan (2008):
1. Perlu transfer tunai pada awal transfer. Transfer tunai sebagai jaminan (margin).
2. Transfer tunai harus dilakukan setiap hari.
11
3. Resiko kredit sangat kecil.
4. Kontrak yang disesuaikan dengan kebutuhan dua pihak tidak tersedia.
5. Kontrak yang tersedia terutama untuk jangka pendek (paling lama satu tahun).
6. Pasar lebih aktif dibandingkan pasar forward, untuk kontrak-kontrak tertentu.
7. Posisi semula dapat ditutup atau dibalik dengan mudah dan cepat.
Kontrak berjangka bergerak naik turun setiap hari menurut pergerakan pasar.
Harga kontrak dan rekening pemilik kontrak berjangka disesuaikan setiap hari karena
harga kontrak pada waktu yang akan datang berubah. Oleh karena itu, setelmen secara
tunai antara pembeli dan penjual dilakukan setiap hari karena proses pergerakan harga,
sebagai contoh keuntungan dan kerugian harus direalisir setiap hari. Transaksi kontrak
berjangka dilakukan pada bursa resmi melalui sistem kliring. Pada kontrak berjangka
syarat-syarat dalam kontrak (seperti jumlah, kualitas, tanggal pengiriman, dan
sebagainya) sangat baku.
Di dalam transaksi kontrak berjangka, tidak ada aktiva yang dibeli atau dijual
ketika dua pihak menandatangani atau menyepakati kontrak melainkan kedua pihak
hanya bersepakat untuk melakukan transaksi pada tanggal tertentu di masa yang akan
datang. Oleh karena tidak aktiva yang dibeli pada saat dilakukan kontrak, maka tidak
perlu meminjam uang dari pialang untuk membayarnya tetapi kedua pihak wajib untuk
menyerah pinjaman bukan sebagai uang muka untuk membeli suatu aktiva akan tetapi
kedua belah pihak membutuhkan jaminan bahwa kontrak akan dipatuhi atau bahwa
semua pihak menghormati kewajibannya untuk melaksanakan kontrak sesuai dengan
ketentuan yang disepakati.
Pada kontrak berjangka, laba rugi diselesaikan setiap hari dan aliran kas terjadi
secara harian. Di dalam kontrak berjangka, untuk memulai suatu transaksi, pihak-pihak
yang akan melakukan transaksi dalam kontrak berjangka harus menyetor uang jaminan
12
yang sering disebut dengan istilah margin. Kontrak berjangka biasanya dipergunakan
oleh investor untuk memastikan kenaikan harga aktiva induk di masa yang akan datang
tidak merugikan para investor tersebut. Dalam kontrak berjangka harga dari kontrak
berjangka dengan harga spot akan semakin mendekati sama pada saat kontrak berjangka
semakin dekat dengan tanggal jatuh tempo kontrak dan pada akhirnya harga dari
kontrak berjangka dan harga spot akan menjadi sama.
Kontrak berjangka hampir sama dengan kontrak penyerahan kemudian.
Perbedaan yang membedakan antara kontrak berjangka dengan kontrak penyerahan
kemudian adalah kontrak berjangka diperdagangkan di bursa yang terorganisir
sedangkan kontrak penyerahan kemudian diperdagangkan di luar bursa atau over the
counter market (OTC). Pada kontrak berjangka terdapat rangkaian tanggal penyerahan
sedangkan pada kontrak penyerahan kemudian terdapat tanggal khusus penyerahan
tunggal. Pada kontrak berjangka, kontrak ditutup sebelum hari jatuh tempo sedangkan
kontrak berjangka ditutup pada saat penetapan atau penutupan kas. Di dalam kontrak
berjangka tiap hari terdapat penetapan kas sedangkan pada kontrak penyerahan
kemudian tidak ada.
Ada beberapa tujuan dari kontrak berjangka, yang pertama adalah untuk
melindungi aktiva atau portofolio dari kemerosotan nilai karena perubahan harga. Hal
ini dilakukan oleh hedgers. Yang kedua adalah untuk mendapatkan keuntungan tanpa
resiko yang dilakukan dengan cara membeli atau menjual aktiva yang sama di pasar
yang berbeda. Cara ini dinamakan dengan arbitrase. Yang ketiga adalah untuk
mendapatkan keuntungan dari spekulasi. Hal ini biasanya dilakukan oleh para
speculator. Para spekulator mengambil posisi short selling di pasar berjangka dan
bersedia untuk menerima resiko yang lebih tinggi tetapi mengharapkan mendapatkan
keuntungan yang lebih besar.
13
II.4
Mekanisme Perdagangan Derivatif
Bagan dibawah ini merupakan bagan mekanisme perdagangan kontrak
berjangka. Bagan di bawah ini menggambarkan hubungan pelaku perdagangan
berjangka.
Gambar II.1
Mekanisme perdagangan derivatif
Badan Pengawas
Pialang Berjangka
Pembeli
Bursa berjangka
Perusahaan Kliring
Pialang Berjangka
Penjual
Sumber: Hasil Penelitian
Keterangan:
Badan Pengawas mempunyai kewenangan untuk mengawasi bursa berjangka dan
pialang berjangka.
Bursa Berjangka mempunyai kewenangan untuk mengawasi perusahaan Kliring
Pialang berjangka bertugas sebagai penghubung antara penjual dan pembeli. Pialang
berjangka juga bertugas untuk menghubungi perusahaan kliring dan bursa berjangka,
apabila terdapat order dari pembeli dan penjual.
peruahaan kliring menjadi perantara antara pialang berjangka yang memnerima order
pembelian dengan order penjualan.
Pembeli memberikan order pembelian kepada pialang berjangka
Penjual memberikan order penjualan kepada pialang berjangka.
Badan pengawas mempunyai kewenangan. Kewenangan tersebut bertujuan
untuk terwujudnya integritas pasar, integritas keuangan, dan perlindungan bagi investor.
Salah satu kewenangan badan pengawas adalah melakukan pemeriksaan perizinan dan
14
memerintahkan pemeriksaan serta penyidikan terhadap pihak-pihak yang diduga
melakukan
pelanggaran
terhadap
ketaentuan
perundang-undangan
di
bidang
perdagangan berjangka. Bursa berjangka adalah organisasi berdasarkan keanggotaan,
dan berfungsi menyediakan fasilitas bagi terselenggaranya serta terawasinya kegiatan
kontrak berjangka agar sesuai dengan undang-undang dan peraturan-peraturan
perdagangan berjangka yang berlaku. Bursa berjangka mengutamakan pelayanan
terbaik kepada masyarakat dan memberikan kemudahan bagi anggotanya dalam
melakukan transaksi. Apabila kegiatan bursa mulai mengarah pada hal-hal yang
merugikan masyarakat maka kegiatan bursa dapat dihentikan.
Pialang berjangka merupakan unsur utama dan berada di garis terdepan dalam
kegiatan perdagangan berjangka. Kegiatan utamanya adalah sebagai perantara antara
investor jual dan investor beli yang melakukan transaksi di perdagangan berjangka.
Tindakan pialang berjangka berdasarkan perintah atau amanat investor dan untuk
investor. Apabila investor ingin menjual atau membeli kontrak berjangka di bursa
berjangka, investor tidak boleh langsung ke bursa melainkan harus melalui pialang
berjangka. Pialang berjangka adalah satu-satunya badan usaha yang boleh menerima
amanat dari nasabah dan meneruskannya untuk ditransaksikan di bursa berjangka.
Urusan nasabah yang berhubungan dengan bursa dan lembaga kliring diwakili oleh
pialang berjangka.
Pialang berjangka terlebih dahulu harus menjadi anggota bursa dan
mendapatkan izin terlebih dahulu dari badan pengawas sebelum beroperasi. Hal ini
dimaksudkan untuk melindungi investor. Pialang berjangka sebelum melaksanakan
transaksi kontrak berjangka untuk nasabah berkewajiban untuk menarik marjin dari
nasabah untuk jaminan transaksi tersebut, marjin tersebut dapat berupa uang dan/atau
surat berharga tertentu. Pialang berjangka wajib memperlakukan marjin milik nasabah
15
termasuk tambahan dana hasil transaksi nasabah yang bersangkutan sebagai dana milik
nasabah.
Lembaga kliring adalah lembaga pelengkap dari bursa berjangka yang harus ada
dalam sistem perdagangan berjangka. Lembaga kliring biasanya berbentuk badan usaha
yang berdiri sendiri atau merupakan bagian organisasi bursa berjangka. Lembaga kliring
berfungsi menyelesaikan dan menjamin kinerja semua transaksi yang dilakukan di bursa
berjangka dan telah didaftarkan. Lembaga kliring wajib memiliki kemampuan keuangan
yang kuat untuk menjamin terlaksananya kegiatan penjaminan dan penyelesaian
transaksi secara lancar dan baik. Lembaga kliring diberi wewenang untuk membuat
peraturan tata tertib termasuk pelaporan, pemantauan, dan pemeriksaan terhadap
anggotanya.
Dengan adanya lembaga kliring memungkinkan setiap pihak dengan mudah
masuk dan keluar dari kontrak. Pasar menjadi likuid karena lembaga kliring menjamin
bahwa semua perjanjian di dalam kontrak akan dihormati dan ditaati. Untuk
memastikan pihak penjual dan pembeli melakukan janjinya, lembaga kliring akan
bertindak sebagai penjual terhadap investor yang memiliki posisi beli. Sebaliknya,
lembaga kliring juga bertindak sebagai pembeli terhadap investor yang memiliki posisi
jual yang masih terbuka. Dengan adanya lembaga kliring yang menyediakan tingkat
likuiditas dan kepercayaan memungkinkan kontrak berjangka diperdagangkan di
tengah-tengah masyarakat.
Lembaga kliring juga bertindak sebagai penjamin atas dana nasabah, khususnya
bila terjadi kepailitan pialang berjangka, tempat investor menyetor dananya sebagai
modal. Dalam hal ini lembaga kliring atau perusahaan kliring bertindak sebagai
penengah. Lembaga kliring tidak dalam posisi aktif di dalam perdagangan kontrak
berjangka tetapi selalu sebagai pihak penengah pada setiap transaksi yang terjadi. Di
16
pasar berjangka, jumlah kontrak yang dibeli harus sama dengan jumlah kontrak yang
dijual. Bila satu pihak meminta kiriman komoditi, maka pihak lainnya harus
mengirimkannya. Dengan adanya hal ini, lembaga kliring berfungsi sebagai penengah
agar masing-masing pihak melaksanakan kewajibannya dan tidak melakukan
wanprestasi.
II.5
Underlying asset
Underlying asset merupakan sebuah aset yang menjadi subjek dari sebuah
kontrak berjangka dan mendasari apa yang diperjualbelikan. Instrumen derivatif
dikelompokkan menjadi dua berdasarkan aktiva yang dijadikan sebagai induk dalam
kontrak yaitu kelompok derivatif komoditi dan kelompok derivatif instrumen keuangan.
Kelompok derivatif komoditi seperti emas, karet, crude palm oil (CPO), gandum,
minyak, jagung, gula, kopi, perikanan, peternakan, dan lain-lain. Kelompok derivatif
keuangan seperti saham, obligasi, valuta asing
II.5.1 Komoditi
Ferlianto, Gondomulio, Laloan (2006),” Komoditi adalah barang dagangan atau
bahan yang memiliki nilai ekonomis yang ditawarkan atau disediakan oleh produsen
untuk memenuhi kebutuhan konsumen” (h. 10). Permintaan konsumen atas suatu barang
dagangan atau bahan tertentu diwujudkan dalam pembelian sedangkan penawaran
produsen diwujudkan dalam penawaran
Jenis komoditi yang ditransaksikan pada bursa berjangka komoditi terbagi dalam
dua jenis, yaitu:
1. Hard commodity terdiri dari hasil pertambangan seperti emas, perak, nikel, timah,
platinum, dan lain-lain.
17
2. Soft commodity terdiri dari hasil perkebunan seperti karet dan kopi, hasil pertanian
seperti jagung, kacang kedelai, dan gula, serta hasil perikanan.
Sistem perdagangan komoditi terdapat beberapa jenis perdagangan yaitu
perdagangan spot, perdagangan berjangka, dan perdagangan forward. Secara sederhana
perdagangan spot dapat diberikan pengertian sebagai perdagangan dengan waktu
pembayaran dan waktu penyerahan barang dilakukan pada saat terjadi transaksi.
Perdagangan berjangka dapat didefinisikan sebagai proses transaksi dengan waktu
pembayaran sekarang tetapi waktu penyerahan barang terjadi di kemudian hari biasanya
30 hari ke depan atau lebih. Perdagangan forward sama dengan pedagangan berjangka.
Bedanya perdagangan forward tidak mempunyai standar kualitas dan dilaksanakan di
luar bursa.
II.5.2 Komoditi Karet
Komoditi karet terdiri dari dua jenis yaitu karet alami (natural rubber) sebagai
contoh digunakan pada produksi ban merek Goodyear dan karet sintetis (synthetic
rubber) sebagai contoh digunakan pada produksi ban merek Bridgestone. Faktor-faktor
penentu harga karet adalah cuaca dan produksi di Asia Tenggara dan perilaku di Jepang,
Cina, dan Amerika Serikat selaku negara pengkonsumsi atau pembeli. Delapan puluh
persen dari produksi karet alami digunakan untuk ban mobil sehingga permintaan karet
dipengaruhi tingkat produksi dan penjualan kendaraan bermotor dan penjualan
kendaraan bermotor dipengaruhi oleh perekonomian dunia dan daya beli masyarakat.
Pada bursa komoditi india, karet yang dipakai adalah jenis karet alami (natural rubber).
Karet alami tersebut diolah dan menghasilkan produk-produk seperti RSS1 (One Ribbed
Smoked Sheet), RSS2 (Two Ribbed Smoked Sheet), RSS3 (Three Ribbed Smoked Sheet),
RSS4 (Four Ribbed Smoked Sheet) dan RSS5 (Five Ribbed Smoked Sheet).
18
II.6
Sistem Margin
II.6.1 Pengertian Margin
Margin merupakan suatu fasilitas yang diberikan perusahaan pialang saham
kepada investor, dikatakan fasilitas karena perusahaan pialang saham memberikan
semacam pinjaman kepada investor tetapi pinjaman ini tidak harus dikembalikan secara
terjadwal sebagaimana pinjaman dari bank. Investor baru mengembalikan bila berhasil
menjual saham yang dibelinya dengan harga yang lebih tinggi dari harga belinya atau
sebaliknya berhasil melikuidasi posisi jualnya (short selling) dengan membeli dengan
harga lebih rendah dari harga jual. Sebagai imbalan atas fasilitas yang disediakan oleh
perusahaan pialang, maka investor harus membayar bunga pinjaman dan biaya komisi
(fee).
Dalam perdagangan berjangka, marjin didefinisikan sebagai sejumlah uang atau
surat berharga yang harus ditempatkan nasabah kepada pialang berjangka, pialang
berjangka kepada anggota kliring berjangka, atau anggota kliring berjangka kepada
lembaga kliring berjangka, untuk menjamin pelaksaan transaksi kontrak berjangka.
Marjin disetorkan untuk setiap amanat nasabah yang ditempatkan pada pialang
berjangka. Hal ini bertujuan sebagai jaminan pelaksanaan transaksi kontrak berjangka
yang dibuat berdasarkan amanat nasabah. Dalam pasar berjangka, margin bukan
fasilitas yang diberikan oleh perusahaan pialang berjangka.
Perusahaan pialang berjangka tidak perlu menalangi kebutuhan dana investor
yang melebihi dana yang dimilikinya untuk berinvestasi. Margin dalam perdagangan
berjangka merupakan uang jaminan yang disetorkan oleh investor ke perusahaan
pialang berjangka agar investor bisa melakukan transaksi melalui perusahaan pialang
berjangka tersebut. Margin merupakan sejumlah uang tunai atau sekuritas setara uang
tunai yang dideposit investor kepada broker (perusahaan efek/investment banking).
19
Margin akan meminimalkan kemungkinan kerugian karena kegagalan menepati janji
dalam kontrak. Jumlah marjin yang harus disetor oleh para investor berbeda-beda untuk
setiap jenis margin.
II.6.2 Jenis Margin
Terdapat beberapa jenis margin. Berikut satu per satu akan dibahas mengenai jenis-jenis
margin, yaitu:
1. Initial margin atau original margin. Dalam bahasa Indonesia initial margin biasa
disebut marjin awal, yaitu sejumlah uang yang disetor oleh investor pada saat
pembukaan account. jumlahnya sesuai kesepakatan awal yang dibuat antara investor
dengan pialang berjangka, biasanya dinyatakan dalam presentase dari nilai kontrak.
Dalam kontrak berjangka komoditi umumnya initial margin ditetapkan berkisar 5 10% dari nilai kontrak. Besarnya margin berbeda-beda sesuai dengan nilai kontrak,
waktu, dan gejolak harga yang terjadi.
2. Variation margin. Dalam bahasa Indonesia istilah yang digunakan adalah marjin
sela, yaitu merupakan tambahan margin yang disetor karena besaran margin
selanjutnya telah berada di bawah besaran margin awal, sebagai akibat pergerakkan
harga yang berlawanan dengan yang diperkirakan semula..
3. Maintenance margin. Istilah yang digunakan dalam bahasa Indonesia adalah marjin
minimum. Margin ini merupakan besaran nilai yang harus dijaga atau dipelihara
oleh investor dalam melakukan transaksi. Umumnya margin minimum ini
ditetapkan sekitar 75%-80% sampai margin awal.
4. Margin calls. Jenis margin ini mirip dengan marjin sela, yaitu jumlah dana yang
harus disetor kembali oleh investor. Hanya saja, dalam margin call setoran dana
harus dilakukan jika dana yang outstanding sudah berada dibawah maintenance
20
margin, bukan initial margin. Jika investor mendapat margin call berarti investor
harus menambah dananya sampai ke level initial margin, kalau tidak dilakukan,
posisinya akan ditutup oleh perusahaan pialang.
Contoh perhitungan margin:
Harga per lembar saham sebesar Rp 1000, investor membeli 1 lot saham. Margin
trading yang ditetapkan sebesar 20%. Berapa dana yang diperlukan?
Jawab:
1 lot = 500 lembar saham
Margin trading = 20%
Harga 1 lot saham
= 500 * Rp 1000
= Rp 500,000
Dana yang diperlukan = Rp 500,000 * 0.2
= Rp 100,000
II.7
Lindung nilai
II.7.1 Pengertian Lindung nilai
Lindung nilai atau yang lebih dikenal masyarakat dengan istilah hedging.
Samsul (2006) mengatakan, “hedging adalah tindakan melindungi aset yang dimiliki
dengan cara menutup kontrak jual ataupun kontrak beli di pasar berjangka untuk
mengurangi kemungkinan kerugian yang akan diderita” (h. 24). Karnadjaja, Ong,
WIjaya, Tanujaya, dan Effendi (2008) mendefinisikan, “hedge adalah sebuah strategi
yang konservatif untuk membatasi kerugian investasi dengan melakukan transaksi lain
yang mengurangi resiko transaksi yang pertama” (h. 296). Dari pengertian diatas dapat
ditarik kesimpulan bahwa lindung nilai merupakan sarana untuk mengurangi atau
meminimalisasikan resiko dalam berinvestasi akibat perubahan harga jika perubahan
21
harga tersebut tidak sesuai dengan perkiraan. Berkaitan denagn resiko investasi yang
dapat terjadi di pasar modal, sebagian investor memandang perlu untuk melakukan
lindung nilai.
Misalnya, ketika seorang investor saham berkeyakinan bahwa harga saham akan
turun dalam tiga bulan mendatang maka ia dapat melakukan dua alternatif dalam
melindungi investasinya. Alternatif yang pertama adalah ia dapat menjual saham
tersebut pada saat ini untuk menghindari kerugian. Alternatif yang kedua adalah ia
dapat menahan saham tetapi melakukan hedging dengan cara mengambil kontrak jual
pada pasar berjangka senilai investasi saham tersebut. Apabila dalam tiga bulan
kemudian ternyata dugaannya benar maka nilai buku saham akan turun dan mengalami
kerugian, dengan tindakan hedging, investor akan menghasilkan keuntungan karena
harga jual saat ini melalui kontrak jual pada pasar berjangka lebih tinggi daripada harga
pasar tiga bulan mendatang.
II.7.2 Jenis Lindung Nilai
Pada dasarnya upaya lindungi nilai atau hedging dapat dibedakan atas dua
macam. Pertama, disebut the long hedge yang artinya si hedger sebagai pembeli kontrak
berjangka atau long futures contract. Cara penggunaan kedua macam hedging tersebut
di atas dapat diterangkan sebagai berikut :
1. Long hedge
Long hedge merupakan tindakan mengambil posisi beli di pasar berjangka untuk
melindungi usahanya dari kemungkinan perubahan harga komoditi yang harus
dibelinya di pasar fisik. Long hedge umumnya dilakukan oleh para eksportir,
penholah dan pemakai bahan baku (pabrikan dan kontraktor) untuk menjaga
kontinunitas persediaan. Mereka membutuhkan bahan baku secara kontinu dengan
22
harga wajar. Namun, dalam melakukan pembelian bahan baku di pasar fisik mereka
sering berhadapan dengan ketidakpastian harga bahan baku yang diperlukan. Long
hedge digunakan ketika seseorang ingin mendapatkan sesuatu aktiva di masa yang
akan datang dan dia mengantisipasi bahwa aktiva tersebut pada waktu yang akan
datang tersebut akan naik. Untuk menghindari kenaikan harga, seseorang dapat
membeli kontrak berjangka untuk aktiva bersangkutan misalnya komoditas. Apabila
harga memang naik, profit dari kontrak berjangka akan mengimbangi biaya
pembeliaan yang pada akhirnya harus dilakukan. Jika harga turun, kerugian kontrak
berjangka pada satu sisi, akan diimbangi dengan fakta bahwa harga komoditi pada
saat dibeli adalah murah. Apa pun yang terjadi, harga bersih dapat ditentukan untuk
masa yang akan datang.
2. Short hedge
Short hedge merupakan suatu tindakan mengambil posisi jual di pasar berjangka
untuk melindungi turunnya nilai persediaan bahan baku atau komoditi yang akan
dihasilkan sebagai akibat fluktuasi harga komoditi. Short hedge umumnya dilakukan
oleh para petani, produsen atau para pemilik komoditi untuk mencegah kerugian
turunnya nilai komoditi mereka akibat kemungkinan turunnya harga. Short hedge
biasanya digunakan untuk mengurangi resiko karena kemungkinan harga aktiva yang
dimiliki mengalami perubahan penurunan (karena di antisipasi akan terjadi bearish
market).
Pada saat panen atau pada saat produsen memiliki komoditi, mereka sering
dihadapkan pada situasi harga yang merosot sehingga mengganggu marjin
keuntungan yang mereka dapat bahkan petani atau produsen dapat menderita
kerugian. Untuk menghindari resiko harga pada waktu yang sama si produsen
menjual hak jual kontrak berjangka. Maka ketika harga aktiva turun, kerugian dari
23
persediaan aktiva yang dimilikinya diimbangi dengan keuntungan dari short position
(posisi jual). Jika harga aktiva naik, kerugian dari kontrak harus diimbangi dengan
kenaikan harga komoditi sehingga nilai portofolio dapat dilindungi dari resiko
fluktuasi harga.
II.7.3 Standar Deviasi
Standar deviasi dapat disebut juga sebagai simpangan baku. Standar deviasi
berkaitan langsung dengan variansi. Standar deviasi juga dapat dilambangkan dengan
simbol S. Riduwan dan Akdon (2006), standar deviasi (simpangan baku) ialah suatu
nilai yang menunjukkan tingkat (derajat) variasi kelompok atau ukuran standar
penyimpangan dari reratanya (h. 40). Standar deviasi ini dibutuhkan di dalam
perhitungan hedge ratio.
Rumus:
keterangan:
X = nilai data
∑X = jumlah dari nilai data
n = banyaknya data
σ = standar deviasi
John C. Hull (2005), “standar deviasi merupakan sebuah ukuran yang mengukur
tingkat fluktuasi dari return yang dihasilkan aset setiap hari (p.268-269).
Rumus untuk menghitung tingkat pangembalian dari aset:
⎛ S ⎞
u i = ln⎜⎜ i ⎟⎟
⎝ S i −1 ⎠
24
Rumus untuk menghitung standar deviasi dari aset:
σ
S
1 n 2
1 ⎡ n ⎤
ui −
∑
∑ ui
n − 1 i =1
n(n − 1) ⎢⎣ i =1 ⎥⎦
=
2
Rumus untuk menghitung standar deviasi dari perubahan harga kontrak berjangka
σ
ΔF
∑X
=
2
i
n −1
(∑ X )
−
2
i
n(n − 1)
Rumus untuk menghitung standar deviasi dari perubahan harga spot
∑Y
σ ΔS =
2
i
(∑ Y )
−
2
i
n −1
n(n − 1)
keterangan:
ui
= tingkat pemngembalian dari aset
n + 1 = jumlah data yang diteliti
si
= harga dari aset
τ
= jangka waktu
Xi
= variabel tidak terikat (harga futures)
Yi
= variabel terikat (harga spot)
II.7.4 Koefisien Korelasi
Koefisien korelasi menunjukkan kuat atau lemahnya hubungan antara dua
variabel tersebut. Variabel-variabel tersebut terdiri dari variabel tidak terikat (X) dan
variabel terikat (Y). Di dalam penyusunan skripsi ini koefisien korelasi digunakan untuk
mengukur kuat hubungan antara harga spot dan harga futures.
Rumus:
ρ=
(n∑ X
n∑ X i Yi − ∑ X i ∑ Yi
2
i
)(
− (∑ X i ) n∑ Yi 2 − (∑ Yi )
2
2
)
25
Keterangan:
ρ (rho) = koefisien korelasi
n = banyaknya data
Xi = variabel tidak terikat
∑Xi = total dari variabel tidak terikat
∑Yi = total dari variabel terikat
Menurut Aczel dan Sounderpandian (2002), arti dari nilai korelasi (p.458-459)
diartikan sebagai berikut:
1. nilai ρ = -1, disebut korelasi linear negatif (berlawanan arah), artinya terdapat
hubungan negatif yang sempurna antara variabel X dan variabel Y.
2. nilai ρ = 1, disebut korelasi linear positif (searah arah), artinya terdapat hubungan
negatif yang sempurna antara variabel X dan variabel Y.
3. nilai ρ = 0, disebut tidak berkorelasi secara linear, arttinya tidak terdapat hubungan
antara variabel X dan variabel Y.
4. bila 0,90 < ρ < 1 artinya hubungan yang sangat kuat
5. bila 0,70 < ρ < 0,90 artinya hubungan yang kuat
6. bila 0,30 < ρ < 0,70 artinya hubungan yang sedang.
7. bila 0,30 < ρ artinya hubungan yang lemah
II.7.5 Hedge Ratio
Siahaan (2008) definisi “hedge ratio adalah rasio volatility harga spot komoditi
yang dilindungi nilainya dengan volatility kontrak berjangka yang digunakan untuk
lindung nilai” (h. 203). Hedge ratio sama dengan jumlah unit komoditi yang dilindungi
nilainya yang diperlukan untuk melindungi nilai per unit komoditi yang dilindungi
nilainya. Berikut ini adalah rumus dan contoh perhitungan dari hedge ratio:
26
Rumus:
h* = ρ
σ ΔS
σ ΔF
keterangan:
h* = hedge ratio
ρ = korelasi antara ΔS dengan ΔF
ΔS = Perubahan dalam harga spot
ΔF = Perubahan dalam harga futures
σ ΔS = Standar deviasi dari ΔS
σΔF = Standar deviasi dari ΔF
Contoh perhitungan hedge ratio
Berikut ini data dari perubahan harga kontrak berjangka dan harga spot. yang memiliki
jatuh tempo satu bulan. Tentukan σ ΔS, σΔF, korelasi, dan hedge ratio.
Tabel II.1
Data perubahan harga kontrak berjangka dan harga spot
Bulan
ΔF
ΔS
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
0,021
0,035
-0,046
0,001
0,044
-0,029
-0,026
-0,029
0,048
-0,006
-0,036
-0,011
0,019
-0,027
0,029
0,029
0,020
-0,044
0,008
0,026
-0,019
-0,010
-0,007
0,043
0,011
-0,036
-0,018
0,009
-0,032
0,023
Sumber: John C. Hull (2005), fundamentals of futures and options markets (p. 60)
∑Xi = -0,013
∑Xi2 = 0,0138
∑Yi = 0,003
∑Yi2 = 0,0097
27
∑XiYi = 0,0107
σ
ΔF
∑X
=
σ ΔS =
2
i
n −1
∑Y
2
i
(∑ X )
−
2
i
n(n − 1)
(∑ Y )
−
2
i
n −1
= 0,0313
n(n − 1)
= 0,0263
n∑ X i Yi − ∑ X i ∑ Yi
ρ=
(n∑ X
h*
= 0,928 x (0,026 / 0,0313)
2
i
)(
− (∑ X i ) n∑ Yi 2 − (∑ Yi )
2
2
)
= 0,928
= 0,78 = 78 %
II.7.6 Jumlah Kontrak Optimum
John C. Hull (2006) mendefinisikan “Jumlah kontrak optimum merupakan
jumlah optimal yang sebaiknya diambil investor dalam rangka melakukan lindung nilai”
(p. 56).
Rumus:
keterangan:
N* = jumlah kontrak optimum
h* = hedge ratio
NA = Jumlah kontrak yang dihedging
QF = Jumlah dari satu kontrak berjangka
Contoh perhitungan jumlah kontrak optimum:
Sebuah komoditi sebesar 30 ton mempunyai harga sebesar $120 / ton. Setiap satu
kontrak berjangka sama dengan 5 ton seharga $25. Initial margin sebesar 30%. Hedge
28
ratio sebesar 65%. Tentukan jumlah kontrak optimum yang sebaiknya diambil oleh
investor dalam melakukan tindakan hedging. Tentukan jumlah dana yang diperlukan
oleh investor.
Jawab:
h* = 65%
NA = 3 ton
QF = 5
N* =
h* NA
QF
= 0.65 * 3
5
= 3.9 kontrak dibulatkan menjadi 4 kontrak
Dana yang diperlukan = 4 * $25 * 0.3 = $30
Jadi jumlah kontrak optimum yang diperlukan untuk melakukan hedging adalah
sebanyak 4 kontrak dan dana yang dibutuhkan dengan adanya marjin adalah sebanyak
$30
II.8
Value at Risk (VaR)
John C. Hull (2006) menyatakan, “Value at Risk (VaR) menunjukkan sebuah
angka tunggal yang menjumlahkan seluruh resiko yang ada dalam portofolio.” (p. 436).
Value at Risk (VaR) menggambarkan estimasi dari jumlah kerugian maksimum yang
mungkin terjadi pada portofolio investasi akibat dari resiko pasar dalam periode waktu
tertentu dan dalam tingkat keyakinan statistik tertentu. Dibawah ini merupakan rumus
dan contoh perhitungan dari VaR
Rumus:
VaR = N × s × t × Z po int
29
Keterangan:
Confidence level = tingkat keyakinan yang sering dipakai adalah 90%, 95%, dan 99%.
Semakin besar tingkat keyakinan maka interval datanya harus
semakin besar. Tingkat keyakinan yang sering dipakai menurut
John C. Hull adalah 95%
Zpoint = Zero value. Untuk menghitung Z point, terlebih dahulu harus mengetahui
tingkat keyakinan (confidence level) yang akan digunakan. Z point dapat
dihitung dengan menggunakan aplikasi microsoft excel dengan bentuk fungsi
NORMSINV. Dengan rumus: Z point = NORMSINV (Confidence level).
Selain menggunakan aplikasi microsoft excel, cara untuk menghitung Z point
juga dapat dilakukan secara manual dengan menggunakan tabel distribusi
normal.
N = jumlah aset yang akan dilindungi
s = standar deviasi dari aset atau portofolio
t = waktu di masa yang akan datang
Contoh perhitungan Value at Risk:
Seorang investor memilik dana sebesar Rp 75,000,000. terdapat sebuah proposal yang
menawarkan hasil investasi dengan tingkat resiko harian (daily risk) sebesar 1.08%.
Tentukan Value at Risk (VaR) untuk 30 hari mendatang dengan tingkat keyakinan
sebesar 95%.
Jawab:
Aset = Rp 75,000,000
Tingkat keyakinan (confidence level) = 95%
t = 30 hari
daily risk = 1.08%
30
Cara perhitungan Z point dengan menggunakan aplikasi microsoft excel:
Zpoint = NORMSINV(confidence Level)
= NORMSINV(95%)
= 1.644
Perhitungan Z point ini tidak hanya dapat dilakukan dengan aplikasi microsoft excel
tetapi juga dapat menggunakan tabel distribusi normal.
VaR = N × s × t × Z po int
= 1.644 x 75,000,000 x 1.08 x √30
= 7,297,463.74
II.9
Manfaat hedging
Hedging dilakukan untuk melindungi diri dari kerugian akibat gejolak harga.
Faktor yang membuat hedging berlangsung baik adalah harga spot dan harga futures
untuk suatu komoditi yang sama cenderung naik turun secara bersama-sama atau
menuju arah yang sama. Akibatnya kerugian yang dialami satu sisi akan
dikompensasikan dengan keuntungan yang diperoleh dari sisi lainnya. Bila anda
memiliki komoditi secara fisik, tindakan hedging yang anda lakukan adalah posisi
menjual kontrak berjangka. Bila harga turun, uang anda yang hilang dari posisi anda di
pasar tunai akan ditutup keuntungan yang anda dapat dari posisi menjual kontrak
berjangka. Asumsi mendasar dari hedging sebagai alat pelindung yang efektif adalah
harga spot dan harga futures memiliki kecenderungan arah pergerakan yang sama satu
sama lain. Pergerakan harga yang searah terjadi karena pasar spot dan pasar futures
dipengaruhi oleh faktor-faktor pembentuk harga yang sama.
Hedging memberikan manfaat bagi produsen. Gejolak harga bahan baku atau
komoditi yang tidak menentu membuat produsen mengambil tindakan hedging.
31
Hedging dilakukan oleh produsen dengan mengambil posisi jual di pasar berjangka
untuk melindungi turunnya nilai persediaan bahan baku atau komoditi akibat gejolak
harga. Hedging yang dilakukan oleh para produsen dinamakan short hedges. Hedging
memberikan manfaat bagi konsumen. Hedging yang dilakukan oleh konsumen (para
pengusaha) di pasar berjangka adalah sebagai usaha untuk mengurangi resiko yang
timbul akibat naiknya harga, ini dinamakan dengan long hedge. Pihak-pihak yang
menggunakan long hedges biasanya membeli komoditi atau bahan baku secara teratur di
pasar fisik. Oleh karena itu, mereka sangat kuatir terhadap adanya kemungkinan
fluktuasi harga bahan baku. Mereka memerlukan jaminan agar barang jadi atau produk
yang dihasilkan harganya tetap kompetitif sehingga para konsumen mengambil langkah
hedging untuk memperkecil fluktuasi harga yang merupakan salah satu faktor dominan
dan faktor eksternal di luar kekuasaannya.
Rumus perhitungan manfaat hedging:
= VaR Tanpa Hedging – VaR Dengan Hedging
Contoh perhitungan manfaat hedging:
Diasumsikan investor memiliki portofolio saham Microsoft sebesar $ 10.000.000 dan
portofolio saham AT&T sebesar $ 5.000.000. Investor memiliki tingkat keyakinan 95%.
Saham Microsoft memiliki volatility (standar deviasi) sebesar 2% sedangkan saham
AT&T memiliki standar deviasi sebesar 1%. Koefisien korelasi antara saham microsoft
dan AT&T sebesar 0,3. Tentukan resiko maksimum (VaR) dan manfaat hedging yang
didapat oleh investor dari diversifikasi kedua saham tersebut. Berikut adalah
perhitungannya:
Langkah-langkah perhitungan:
Menghitung standar deviasi portofolio saham Microsoft
= $ 10.000.000 x 0,02 = $ 200.000
32
Menghitung standar deviasi portofolio saham AT&T
= $ 5.000.000 x 0,01
= $50.000
Menghitung standar deviasi portofolio kedua saham
=
200.000 2 + 50.000 2 + 2 × 0,3 × 200.000 × 50000
= 220.227
Menghitung VaR portofolio saham Microsoft untuk 10 hari ke depan
= $ 200.000 x 1,644 x 3,1623
= $ 1.039.764,24
Menghitung VaR portofolio saham AT&T untuk 10 hari ke depan
= $ 50.000 x 1,644 x 3,1623
= $ 259.941,06
Mnghitung VaR portofolio kedua saham untuk 1 hari ke depan
= $ 220.227 x 1,644 x 3,1623
=$ 1.144.920,796
Menghitung manfaat hedging
= ($ 1.039.764,24 + 259.941,06) - $ 1.144.920,796
= $ 154784,50
33
Download