LAPORAN PENELITIAN PENGGUNAAN LEMBAR KERJA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI MATEMATIKA SISWA KELAS IX F SMP NEGERI 02 KARTASURA TAHUN 2007/2008 Oleh: UMU MAEMUNAH, S.Pd. NIP. 131 396 719 Dibiayai oleh: Direktorat Profesi Pendidik, Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan, Departemen Pendidikan Nasional dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penelitian Nomor: SMP Negeri 02 Kartasura Kabupaten/Kota Sukoharjo Propinsi Jawa Tengah Direktorat Profesi Pendidik Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Tenaga Pendidik dan Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional 2007 HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN AKHIR PENELITIAN EKSPERIMEN Bidang Kajian : Masalah Pembelajaran Matematika di SMP 1. Judul Penelitian : Penggunaan Lembar Kerja Sebagai Upaya Meningkatkan Pemahaman Materi Matematika Siswa Kelas IX F Sekolah Menengah Pertama Negeri 02 Kartasura Tahun 2007/2008 2. Ketua Peneliti : a. Nama Lengkap : Umu Maemunah, S.Pd. b. Jenis Kelamin : Perempuan c. Pangkat/Gol. dan NIP : Pembina/IVa / 131396719 d. Mata Pelajaran (Kelas) : Matematika Kelas IX e. Sekolah : SMP Negeri 2 Kartasura 3. Jumlah Anggota Peneliti : 1 orang 4. Lama Penelitian : 3 bulan Dari : bulan Oktober sampai bulan Desember 5. Biaya Penelitian : Rp. 1.000.000,00 (Satu juta rupiah) Pembimbing Ketua Peneliti/Peneliti Dra. Sumarwati, M.Pd. NIP. 131658567 Umu Maemunah, S.Pd. NIP.131 396719 Mengetahui, Kepala SMP Negeri 2 Kartasura Dra. Vivery Wuryandari, S.Pd. NIP. 131615099 KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, peneliti dapat menyelesaikan tugas ini tanpa hambatan yang berarti. Namun tidak dapat dipungkiri juga, bahwa peran dan kerja sama dan kerja keras berbagai pihak yang dengan tulus ikhlas membantu pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini. Untuk itulah penu lis mengucapkan banyak terima kasih. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang dengan suka rela memberikan kesempatan, bantuan pemikiran, tenaga dan fasilitas, sehingga penelitian ini berjalan lancar, rasa terima kasih ini disampaikan kepada: 1. Ibu Dra. Vivery Wuryandari, S.Pd., Kepala SMP Negeri 02 Kartasura. 2. Ibu Dra. Sumarwati, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang memberi petunjuk dan saran-saran kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. 3. Bapak/Ibu guru atau karyawan SMP Negeri 02 Kartasura yang telah banyak membantu dalam terselenggaranya penelitian ini. 4. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penyelesaian penelitian ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa berkenan memberikan rahmat-Nya yang berlimpah. Harapan penulis mudah-mudahan karya ini merupakan paket informasi yang bermanfaat bagi setiap guru yang senantiasa ingin mengembangkan profesionalismenya. Penulis menyadari dalam penelitian dan penyusunan laporan hasil penelitian ini, banyak terdapat kelemahan dan kekurangan. Untuk itu sumbang saran yang membangun demi penyempurnaan makalah ini senantiasa penulis nantikan. Sukoharjo, November 2007 Penulis DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... ii KATA PENGANTAR ................................................................................ iii DAFTAR ISI ............................................................................................... iv DAFTAR TABEL ...................................................................................... v BAB I PENDAHULUAN .................................................................. A. Latar Belakang .................................................................. B. Rumusan Masalah ............................................................. C. Tujuan Penelitian .............................................................. D. Manfaat Penelitian ............................................................ BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................... A. Kajian Teoritis ................................................................... B. Kerangka Berfikir.............................................................. BAB III METODE PENELITIAN ........................................................ A. Lokasi Penelitian ............................................................... B. Rancangan Kegiatan.......................................................... BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................... A. Diskripsi Tiap Siklus ......................................................... B. Diskripsi Antar Siklus ....................................................... C. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................ BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................... A. Kesimpulan ....................................................................... B. Kriteria Penetapan Model dan Prosedur ........................... C. Saran .................................................................................. DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. LAMPIRAN-LAMPIRAN.......................................................................... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional adalah menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak, serta peradaban bangsa yang bermartabat (PP. No. 19 tahun 2005). Salah satu perwujudannya melalui pendidikan bermutu pada setiap satuan pendidikan di Indonesia. Matematika salah satu mata pelajaran yang memberikan kontribusi positif demi tercapainya masyarakat yang cerdas dan bermartabat melalui sikap kritis dan berfikir logis. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut maka pembangunan pendidikan dilaksanakan dengan jalan peningkatan mutu setiap jenjang dan jenis pendidikan, khususnya untuk memacu, penguasaan ilmu dan teknologi. Upaya peningkatan mutu pendidikan antara lain, usaha peningkatan mutu dan penyempurnaan proses belajar mengajar. Belajar mengajar yang berlangsung di sekolah meliputi seluruh aktivitas yang menyangkut pemberian materi pelajaran agar siswa memperoleh kecakapan dan pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupan. Peningkatan dan penyempurnaan dalam proses belajar mengajar bertujuan agar siswa memperoleh hasil belajar yang baik atau prestasi belajar yang baik. Belajar merupakan aktivitas manusia yang diarahkan kepada satu tujuan tertentu, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku positif pada diri orang yang belajar, atau yang biasa disebut dengan istilah hasil belajar. Hasil belajar di sekolah sebagai gambaran mutu pendidikan yang diharapkan itu dapat diukur dan dievaluasi dari segi seberapa persen seperangkat pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang telah diajarkan atau ditransfer oleh para guru dapat diserap dan dikuasai oleh para siswa sesuai dengan tujuan indikatornya. Apabila diperhatikan dengan seksama, hasil belajar siswa bervariasi. Ada siswa yang hasil belajarnya bagus dan sebaliknya. Munculnya kesenjangan hasil belajar (mutu pendidikan) di sekolah tersebut tentu disebabkan oleh beberapa kendala dalam proses belajar. Kita mengakui secara jujur bahwa ada komponen belajar berada pada kondisi yang lemah, sehingga proses belajar tidak berjalan secara efektif dan efisien. Berbicara tentang mutu pendidikan, khususnya pendidikan formal, salah satu barometernya dapat dilihat melalui hasil atau prestasi belajar yang dicapai oleh para siswa. Jika kita mengamati daftar kolektif nilai atau angka rapor maupun hasil UAS/UAN masing-masing siswa, akan tampak deretan nilai bervariasi. Corak variasi nilai yang demikian itu memberi gambaran dan petunjuk bahwa proses belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang cukup kompleks. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar. Sehubungan dengan apa yang telah penulis kemukakan, maka melalui tulisan ini penulis mencoba membahas salah satu mata pelajaran penting di sekolah, yaitu mata pelajaran Matematika. Matematika merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang ilmu hitung yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan pengujian gagasan-gagasan. Mata pelajaran Matematika di Sekolah Menengah merupakan program untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai ilmiah pada siswa serta menumbuhkan berpikir praktis. Namun demikian dalam kegiatan pembelajaran Matematika di Sekolah Menengah pada umumnya belum sesuai dengan yang diharapkan. Menurut hasil pengamatan penulis selama ini, prestasi yang dicapai siswa dalam mata pelajaran Matematika di sekolah pada umumnya masih lebih rendah dibandingkan dengan beberapa mata pelajaran yang lain seperti PPKn, Bahasa Indonesia. Salah satu penyebabnya adalah karena siswa belum memahami konsep-konsep dasar Matematika, mengingat selama ini pemberian materi banyak dilakukan melalui ceramah dan metode latihan soal. Padahal pemahaman atas konsep dasar Matematika tidak cukup apabila hanya dilakukan melalui kedua metode tersebut. Perlu adanya upaya tindak lanjut yang salah satunya berupa lembar kerja siswa oleh siswa. Guru sendiri belum menciptakan Budaya memberikan latihan yang menggunakan lembar kerja, setelah siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran. Pengerjaan lembar kerja siswa tersebut dimaksudkan untuk melatih siswa agar dapat mengkomunikasikan materi yang diserap dalam kegiatan pembelajaran melalui pengerjaan lembar kerja siswa. Isi lembar kerja siswa tersebut pada hakikatnya berisi latihan soal yang disusun secara sistematis berdasarkan satuan pelajaran dalam kurikulum. Dengan mengerjakan lembar kerja siswa setelah mengadakan aktivitas pembelajaran Matematika melalui tugas, siswa diharapkan dan mau tidak mau berusaha menyelesaikan seluruh tugas yang diberikan dan menyerahkan hasilnya pada guru. Dengan demikian secara tidak langsung siswa dituntut untuk memahami konsep dasar Matematika yang tertuang dalam bentuk lembar kerja siswa. Dari uraian di atas muncul kerangka pemikiran bahwa rendahnya pemahaman materi matematika dikarenakan siswa kurang memahami konsep dasar Matematika. Permasalahan dalam keampuan utuk memahami konsep dasar matematika juga selalu terjadi pada siswa kelas IX F SMP N 2 Kartasura. Setidaknya hal ini tampak pada hasil pekerjaan anak dalam mengerjakan soal-soal matematika (ada 3 kali tugas). Adapun nilai-nilai yang diberikan guru terhadap tugas mengerjakan soal-soal dapat dibaca pada tabel di bawah ini. Tabel 1. Distribusi Nilai Mengerjakan Soal Siswa Kelas IX F No RENTANGAN NILAI I - FREKUENSI II - III 1 1 1 1 91 – 100 2 81 – 90 3 71 – 80 1 1 2 4 61 – 70 1 2 3 5 51 – 60 2 2 3 6 41 – 50 12 13 11 7 31 – 40 15 13 10 8 21 – 30 5 6 8 9 11 – 20 3 1 - Dari data yang ada menunjukkan bahwa pada pekerjaan pertama hingga ke tiga, hanya ada 10% - 25% siswa yang mendapat nilai 60 ke atas (batas ketuntasan SMP N 2 Kartasura). Namun sebagian besar siswa mendapat nilai di bawah 60. bahkan ada yang mendapat nilai 15 (nilai terendah), selain itu dari tugas pertama hingga ketiga tidak menampakkan adanya peningkatan kualitas jawaban (pekerjaan siswa). Padahal semestinya dengan semakinbanyak berlatih mengerjakan soal, kemampuan siswa mejadi semakin meningkat, sehingga pekerjaan yang dihasilan semakin baik. Rendahnya kemampuan siswa menjadi petunjuk adanya kelemahan sekaligus kesulitan belajar, yang dalam hal ini berarti ada kelemahan dan kesulitan belajar memahami konsep dasar matematika. Mengenai masalah ini guru kelas IX mengidentidiksi penyebab siswa gagal dalam belajar mengerjakan soal. Berkaitan dengan rendahnya minat dan motivasi mereka terhadap pelajaran matematika. Adapaun berdasarkan hasil wawancara dengan siswa diperoleh fakta bahwa bagi mereka aktivitas belajar hanya dilakukan kalau ada tugas dari guru. Oleh karenanya mereka tidak merasa perlu memperhatikan latihan soal. Hal itulah yang membuat siswa kurang termotivasi untuk mempelajai matematika. Karena siswa memiliki anggapan bahwa pelajaran matematika merupakan pelajaran yang sulit dan tidak disukai. Untuk mengoptimalkan hasil belajar, terutama pada pelajaran matematika, diperlukan pengajaran yang lebih menekankan pada aktivitas belajar dan kreativitas para siswa. Adapun upaya untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar seperti itu adalah dengan menggunakan pendekatan yang menekankan pada aktivitas-aktivitas selama proses kreatif tersebut berlangsung, yaitu pendekatan proses. Oleh karena itu peneliti menerapkan pendekatan tersebut dalam pembelajaran matematika (menggunakan lembar kerja) untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa. B. Rumusan Masalah dan Pemecahannya 1. Rumusan Masalah Berdasarkan pengamatan dan pengalaman di lapangan terungkap bahwa penelitian, percobaan, pengamatan secara langsung kemungkinan hal ini disebabkan dalam mengajar mereka yang terpenting adalah materi pelajaran dapat disampaikan secara keseluruhan sesuai dengan jatah waktunya. Dengan demikian penulis merumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah dengan penggunaan lembar kerja siswa dapat meningkatkan pemahaman materi Matematika pada siswa …..?” 2. Definisi Operasional Agar konsep-konsep dapat dipergunakan maka perlu dibahas kata-kata kunci yang terdapat dalam judul penelitian sebagai berikut: a. Penggunaan berasal dari kata guna yang berarti manfaat, dengan demikian penggunaan berarti memanfaatkan. b. Lembar kerja siswa adalah lembaran tertulis yang berisi konsep dasar dan materi sebagai sarana bagi siswa untuk melatih ketrampilan konsep. c. Pemahaman berasal dari kata paham yang berarti mengerti benar akan sesuatu hal. Jadi yang dimaksud penggunaan lembar kerja siswa sebagai upaya meningkatkan pemahaman materi, untuk mendayagunaan lembaran tertulis yang berisi latihan konsep dan materi, serta meningkatkan pemahaman materi matematika. Lingkup penelitian ini diarahkan pada pembahasan berikut: a. Materi pokok yang digunakan sebagai obyek penelitian adalah pelajaran matematika, pada standar kompetensi: memahami sifat-sifat tabung, kerucut dan bola, serta menentukan ukurannya. - Siklus I menghitung luas selimut tabung, kerucut dan bola. - Siklus II menghitung volume tabung, kerucut dan bola. - Siklus III menghitung unsur-unsur pada tabung, kerucut dan bola jika volumenya diketahui b. Kualitas proses dilihat dari partisipasi siswa dalam menyelesaikan tugas. c. Kualitas hasil dilihat dari nilai tes yang diadakan pada akhir pembelajaran setiap siklus. 3. Pemecahan Masalah Dalam rangka menjawab permasalahan, penulis mencoba untuk memberikan tindakan dalam proses belajar mengajar Matematika berupa pengunaan lembar kerja siswa setelah mengadakan kegiatan pembelajaran. adapun tujuan yang hendak dicapai bertolak dari permasalahan di atas, adalah: untuk mengetahui apakah penggunaan lembar kerja siswa dapat mempermudah pemahaman materi Matematika. Untuk mengukur keberhasilan tindakan, peneliti perlu merumuskan indicator-indikator ketercapaiannya. Indicator ini dirumuskan dengan mempertimbangkan beberapa hal, yaitu: (1) selama ini dalam pembelajaran matematika belum pernah diterapkan penggunaan lembar kerja, (2) jumlah siswa yang mendapat nilai minimal 60 kurang dari 50%, dan (3) siswa kelas IX F saat ini jumlahnya cukup besar, yaitu 39 orang. Mengingat hal-hal tersebut, indicator keberhasilan penelitian yang dilaksanakan dalam 3 siklus ini dirumuskan sebagai berikut: Aspek Pencapaian Siklus terakhir Cara Mengukur Keaktifan siswa dalam pembelajaran memahami sifat-sifat Tabung, Kerucut dan Bola serta menentukan ukurannya. 75% Diamati saat pembelajaran dan dihitung dari jumlah siswa yang menempatkan keaktifan dalam kegiatan pembelajaran. Motivasi siswa dalam mengerjakan soal ulangan 75% Diamati saat pembelajaran dan dihitung dari jumlah siswa yang menampakkan kesungguhannya dalam mengerjakan lembar soal dibagikan guru. Kemampuan siswa dalam melakukan aktivitas mengerjakan lembar soal siswa secara benar. 75% Diamati saat pembelajaran dan dihitung dari jumlah siswa yang melakukan aktivitas mengerjakan soal ulangan secara benar, yaitu tidak melihat pekerjaan temannya. C. Tujuan Penelitian Yang menjadi tujuan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan kualitas proses pembelajaran matematika siswa kelas IX F SMP Negeri 2 Kartasura dengan menggunakan lembar kerja. 2. Meningkatkan kualitas hasil pembelajaran matematika siswa kelas IX F SMP Negeri 2 Kartasura melalui penggunaan lembar kerja. 3. Meningkatkan kemahiran guru dalam melaksanakan pembelajaran matematika dengan pendekatan proses sebagaimaa yang dikehendaki dalam kurikulum. D. Manfaat Hasil Penelitian Manfaat dari kegiatan penelitian ini adalah: 1. Bagi siswa dapat mengerjakan soal-soal melalui proses yang benar, yaitu melalui tahap menyimpulkan apa yang diketahui dari soal, kemudian apa yang ditanyakan baru menentukan rumua mana yang perlu dipergunakan, sehingga dapat meningkatkan kemampuannya itu, tetantu prestasi siswa meningkat. 2. Bagi guru dapat mengembangkan pembelajaran matematika yang lebih berorientasi pada proses, bukan produk, secara inovatif sehingga kualitas pembelajaran meningkat. 3. Bagi sekolah hasil pengembangan ini dapat dijadikan acuan dalam upaya pengadaan inovasi pembelajaran bagi para grua matematika yang lain juga memotivasi mereka untuk selalu melakukan inovasi dengan strategi yang lain, selain itu dapat digunakan sebagai acuan oleh para guru bidang studi lain, karena menggunakan lembar kerja siswa juga efektif untuk meningkatkan focus perhatian siswa pada materi pelajaran. 4. Bagi kolaborator dapat memperoleh pengalaman dan wawasan nyata tentang penerapan teknik pembelajaran dengan menggunakan lembar kerja dalam pembelajaran di sekolah. Selain juga dapat meningkatan kemitraan antar guru. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teoritis Menurut Drs. Ischak S.W. (1987) kesulitan belajar diartikan sebagai suatu kejadian atau peristiwa yang menunjukkan bahwa dalam mencapai tujuan pengajaran, sejumlah siswa mengalami hambatan dalam menyelesaikan bahan pelajaran yang diajarkan atau dipelajari (h. 19) Dari pengertian-pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa kesulitan belajar adalah suatu kondisi dalam proses belajar yang ditandai oleh adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar yang baik. Hambatan-hambatan itu dapat bersifat psikologis, sosiologis atau fisiologis. Orang yang mengalami kesulitan belajar akan mengalami hambatan dalam proses mencapai hasil yang baik dalam belajarnya, sehingga prestasi yang dicapainya berada di bawah yang semestinya atau di bawah rata-rata kelasnya. Dengan berpijak pada hasil prestasi yang dicapai siswa pada mata pelajaran di sekolah masih lebih rendah bila dibandingkan dengan mata pelajaran lain. Seperti PPKn dan Bahasa Indonesia, maka peneliti terdorong untuk mengadakan penelitian dengan menggunakan lembar kerja sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman materi matematika siswa kelas IX F semoga dengan menggunakan lembar kerja ini bias membantu siswa dalam memahami konsep dasar matematika. Bila siswa sudah menguasai/paham dengan konsep dasarnya akan bias membantu. Dalam menyelesaikan latihanlatihan soal sehingga siswa tidak mengalami kesulitan belajar. Menurut Berguis (Slameto, 2003: 8) bahwa belajar adalah mengatur kemungkinan untuk melakukan transfer tingkah laku dari satu situasi ke situasi yang lain. Belajar disebut produktif bila individu mampu menstransfer prinsip menyelesaikan satu persoalan dalam satu situasi ke situasi lain. Menurut Bruner (Simanjuntak, 1993: 75) menyatakan bahwa pembelajaran matematika yang lebih baik adalah dengan melakukan penyusunan presentasinya, karena langkah permulaan belajar konsep akan lebih melekat bila kegiatan yang menunjukkan presentasi konsep dilakukan siswa sendiri dan antara konsep terdahulu dengan yang dipelajari harus ada kaitannya. Hal itu akan mewujudkan belajar bermakna. Menurut Cornelius (Abdurrahman, 1999: 253) menyatakan bahwa matematika perlu dipelajari dan dikembangkan. Alasan dari pentingnya untuk mempelajari dan juga mengembangkan karena, matematika adalah sarana berpikir yang jelas dan logis, sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, sarana mengenal pola-pola juga hubungan-hubungan serta generalisasi pengalaman dan sarana untuk mengembangkan kreativitas. 1. Penggunaan Lembar Kerja Pengerjaan lembar kerja dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk melatih melakukan suatu proses secara mandiri, sehingga siswa sepenuhnya terlibat untuk menemukan fakta untuk mengumpulkan data, mengendalikan variabel, dan memecahkan masalah yang dihadapi secara nyata. Pengertian aktivitas belajar yang dikemukakan John Deway bahwa learning by doing atau belajar dengan mengerjakan (Uzer Usman, 1994: 16). Melalui kegiatan penggunaan lembar kerja siswa tidak menelan begitu saja sejumlah informasi yang diperolehnya tetapi akan berusaha untuk mengolah perolehannya dengan membandingkan terhadap fakta yang ditemuinya selama mengikuti kegiatan pembelajaran. Dalam kegiatan ini sekaligus dapat dikembangkan mengkomunikasikannya. Keterampilan keterampilan proses ini proses dapat serta berupa keterampilan manyimak materi dan menginterpretasikan data dalam lembar kerja siswa, membuat kesimpulan, menerapkan dan mengajukan pertanyaan. Adapun langkah-langkah kegiatan penggunaan lembar kerja siswa adalah sebagai berikut: a. Bagi guru: 1) Menetapkan tujuan/judul topik pelajaran. 2) Mempersiapkan dan mengatur kelas yang akan digunakan. 3) Menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan materi dan disiplin kerja, serta tata tertib. 4) Memberi tugas pada siswa supaya mengerjakan lembar kerja. b. Bagi siswa: 1) Menerima lembar kerja siswa. 2) Bekerja sesuai petunjuk guru. 3) Mencatat hal-hal yang terjadi selama proses kegiatan belajar mengajar. 4) Mengerjakan lembar kerja siswa. Pada akhir kegiatan pembelajaran Matematika siswa selalu mengerjakan lembar kerja siswa yang akan dapat memantapkan pengetahuan yang diperoleh siswa melalui pengalaman langsung dengan keterampilan proses seta mengkomunikasikan hasil perolehannya kepada orang lain/guru. Oleh karena itu agar anak berfikir sendiri, maka harus diberi kesempatan untuk berbuat sendiri (Sardiman AM, 1996: 99). Diberikannya kesempatan berfikir secara mandiri bagi siswa dimaksudkan agar siswa lebih memahami konsep yang diterimanya. Dengan adanya pemahaman konsep tersebut apabila diadakan suatu tes maka siswa akan mencapai prestasi belajar yang optimal yang merupakan indikator keberhasilan kegiatan belajar mengajar sekaligus sebagai umpan balik bagi guru. 2. Pemahaman Materi Pemahaman materi merupakan suatu kondisi berupa kecakapan kepandaian, keahlian dan kemampuan terhadap suatu hal atau materi. Pendapat tersebut menekankan bahwa tingkat pemahaman siswa hanya dapat diketahui melalui penilaian/pengukuran yang umumnya dilakukan pada waktu tertentu, misalnya pada setiap selesai satu pokok bahasan/sub pembelajaran atau setiap semester tergantung pada tujuan dan kebutuhan. Oleh karena itu kegiatan penilaian merupakan salah satu kegiatan penting dalam proses belajar mengajar dengan mengadakan pengukuran terhadap tingkat pemahaman melalui pengukuran prestasi belajar yang berupa nilainilai kuantitas. Prestasi belajar siswa dapat dipengaruhi oleh dua faktor sebagai berikut: a. Faktor individual, merupakan faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri seperti keadaan panca indera, minat, motivasi, kecerdasan. b. Faktor sosial, merupakan faktor yang ada di luar individu tersebut seperti lingkungan sekolah sebagai system sosial dan lembaga pendidikan formal, dan lingkungan keluarga, lingkungan alam dan masyarakat (Ngalim Purwanto, 1990: 102) Perlakukan pada kegiatan dalam pembalajaran Matematika diharapkan lebih banyak mengadakan praktik atau penelitian yang diikuti dengan mengerjakan lembar kerja siswa. Keterlibatan anak-anak secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar sangat diperlukan, agar belajar menjadi efektif dan dapat mencapai hasil yang diinginkan (Uzer Usman, 1994: 22). Dalam hukum latihan yang dikemukakan oleh Thorndike diterangkan bahwa latihan memperkuat hubungan antara stimulus dengan respon dan makin banyak hubungan itu makin sempurna. Bila tidak pernah atau kurang latihan, maka makin lama hubungan stimulus dengan repson makin lemah (Suara Guru No.12, 1989: 21). Implikasi hukum ini dalam proses belajar mengajar sangat tepat karma bagaimanapun hasil belajar itu hanya akan dapat dicapai dan ditingkatkan bilamana ditunjang oleh latihan yang besar dan intensif. B. Kerangka Berfikir Pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan di sekolah yang didalamnya terdapat interaksi antara berbagai komponen pengajaran. Diantara komponen pengajaran tersebut adalah guru, isi atau materi ajar dan siswa. Dalam pembelajaran harus diperhatikan pula sumber-sumber instruksional yang berkaitan dengan pemilihan metode dan kegiatan belajar siswa, antara lain pemilihan alat-alat pendukung atau media yang dapat memberikan motivasi kepada siswa dan memberikan cara-cara yang dapat menumbuhkan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran matematika Guru matematika dituntut berpikir bagaimana cara menumbuhkan kreativitas siswa dalam pembelajaran matematika. Salah satu cara untuk mewujudkannya adalah dengan penggunaan lembar kerja dalam pembelajaran matematika. Penggunaan lembar kerja dalam hal ini sebagai upaya untuk mempermudah pemahaman materi Matematika. Lembar Kerja siswa ini berisi tentang latihan materi dan konsep satuan pelajaran. Dengan penggunaan lembar kerja siswa maka siswa akan lebih aktif dan lebih bersungguh-sungguh dalam kegiatan pembelajaran Matematika, karena selalu dituntut untuk menggunakan lembar kerja siswa setelah akhir pembelajaran. Dengan perolehan belajar dari pengalaman langsung maka konsep-konsep dasar Matematika lebih dikuasai oleh siswa secara optimal. Dengan pengalaman langsung maka konsep-konsep dasar IPA, yang telah ditemukan melalui penelitian tidak akan cepat dilupakan. Karena anak lebih menguasai konsep-konsep dasar Matematika maka pada saat dilaksanakan kegiatan ulangan prestasi siswa akan naik/ meningkat. Dasar pemikiran ini dapat digambarkan sebagai berikut: Kondisi Awal Tindakan Kondisi Akhir Belum dilaksanakan penggunaan lembar kerja siswa Penggunaan lembar kerja siswa setiap selesai mengadakan kegiatan pembelajaran Siswa dapat menuangka konsepkonsep dasar Matematika yang benar dalam lembar kerja siswa sehingga mempermudah pemahaman materi C. Rumusan Hipotesis “Penggunaan lembar kerja siswa secara berulang dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam mata pelajaran Matematika siswa kelas IX F Sekolah Menengah Pertama Negeri 02 Kartasura Kabupaten Sukoharjo Tahun pelajaran 2007/2008”. BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di sekolah Menengah Pertama Negeri 02 kartasura Kabupaten Sukoharjo. Di sekolah ini setiap tingkatan ada 6 kelas parallel, yaitu A, B, C, D, E dan F. dengan jumlah siswa tiap kelas rata-rata 40 siswa. Buku pelajaran untuk semua mata pelajaran termasuk matematika tersedia dalam jumlah yang mencukupi sehingga tiap siswa mendapat satu buku. Rencananya tahap persiapan hingga pelaporan hasil pengembangan akan dilakukan selama 3 bulan, yaitu mulai bulan Oktober sampai dengan pelaksanaan pada bulan Oktober sampai dengan bulan November, sedang pada tahap pelaporan pada bulan Desember. B. Subjek Penelitian Yang menjadi subjek adalah siswa kelas IX F SMP Negeri 02 Kartasura tahun ajaran 2007/2008, seperti siswa kelas lain masing-masing siswa kelas ini mendapat pinjaman buku pelajaran matematika terbitan tiga serangkai tahun 2006. selain itu mereka juga memiliki LKS matematika yang disusun oleh MGMP matematika SMP Kabupaten Sukoharjo, dengan cara membeli secara kolektif. Adapun kegunaan LKS ini sebagai pengayaan materi pembelajaran bagi siswa didik. Jumlah siswa kelas IX F 39 siswa. C. Prosedur Penelitian Penelitian ini berupa penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dengan menempuh prosedur sebagai berikut: a. Tahap Persiapan Tindakan, meliputi kegiatan tim guru kelas IX dan Kepala Sekolah 1) Mengadakan sharing ideas dengan guru-guru kelas IX SMP 2 Kartasura untuk mendapatkan berbagai pertimbangan dan masukan mengenai penerapan pendekatan proses dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan lembar kerja. 2) Penyiapan sarana dan prasarana yaitu alat peraga, dan menyiapkan lembar kerja, serta memperbanyak sejumlah siswa. 3) Menyiapkan pedoman observasi terhadap proses pembelajaran matematika menggunakan lembar kerja. b. Tahap Aplikasi Tindakan Dalam pelaksanaan PTK ini, mekanisme kerjanya diwujudkan dalam bentuk siklus (direncanakan 3 siklus), yang setiap siklusnya tercakup 4 kegiatan, yairu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi. 1) Rancangan Siklus I a) Tahap perencanaan, mencakup kegiatan menyiapkan peringkat pembelajaran dan merancang sekenario pembelajaran matematika dengan menggunakan lembar kerja. b) Tahap pelaksanaan, dilakukan dengan mengadakan pembelajaran yang dalam satu kelas ada 3 kali tatap muka. 2 tatap muka 2 x 40 menit/tatap muka 1 x 40 menit, sesuai sekenario pembelajaran dan RP pada siswa. Pada siklus I ini pembelajaran dilakukan oleh guru kelas (selaku peneliti), sedangkan teman sejawat melakukan observasi terhadap proses pembelajaran dna wawancara kepada beberapa siswa setelah pembelajaran berakhir c) Tahap Observasi, dilakukan peneliti dengan mengamati proses pembelajaran. Observasi diarahkan pada poin-poin dalam pedoman yang telah disiapkan peneliti. Selain itu, untuk memperoleh data yang akurat, peneliti juga melakukan wawancara dengan para siswa mengenai poin-poin tertentu yang dirasa perlu ditanyakan pada siswa untuk mendapatkan data yang lebih lengkap. d) Tahap Analisis dan refleksi, dilakukan peneliti dengan cara menganalisis hasil pekerjaan siswa, hasil observasi, serta hasil wawancara. Dengan demikian, analisis dilakukan terhadap proses dan hasil pembelajaran. Berdasarkan hasil analisia tersebut akan diperoleh kesimpulan bagian indikator mana yang perlu diperbaiki atau disempurnakan dan indikator mana yang telah memenuhi target. 2) Rancangan siklus II dan III Pada siklus kedua dan ketiga dilakukan tahapan-tahapan seperti pada siklus pertama tetapi didahului dengan perencanaan ulang berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh pada siklus pertama (refleksi), sehingga kelemahan-kelemahan yang terjadi pada siklus pertama tidak terjadi pada siklus kedua, begitu juga dengan siklus III. JADWAL KEGIATAN PENELITIAN No Waktu Jenis Kegiatan Keterangan 1 Oktober 2007 Guru (3 orang) Berdasarkan pada Minggu ke-1 menyusun materi menentukan silabus guru pembelajaran silabus setengah untuk kegiatan penelitian tindakan semester 2 Oktober 2007 Guru Minggu ke-2, 3 peneliti kelas selaku Pembelajaran dengan menggunakan lembar kerja (untuk latihan soal) merancang scenario pembelajaran 3 Oktober 2007 Pelaksanaan Minggu ke – 4 siklus I, siklus II, Pelaksanaan penelitian tindakan kelas November 2007 siklus III Minggu ke-2, 4 4 November 2007 Mengoreksi hasil Menganalisa hasil pekerjaan siswa, Minggu ke-1, 3 latihan soal Desember 2007 hasil observasi, serta hasil wawancara 1. Minggu ke-1 Menghitung presentase siswa aktif 2. Menghitung presentase siswa yang mencapai ketuntasan Mengidentifikasi penyebab belajar. 3. adanya siswa kurang aktif 4. Mengidentifikasi /tindak lanjut yang perlu dilakukan pada siklus berikutnya. 5 Desember 2007 Menyusun hasil Penyusunan krya tulis ilmiah dalam Minggu ke penelitian 2,3,4 rangka menyongsong sertifikasi guru BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi Tiap Siklus Sebagaimana telah dituliskan di depan, penelitian tindakan terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan lembar kerja ini dilakukan dalam 3 siklus yang setiap siklus meliputi dua kali pertemuan. Setiap pertemuan menggunakan waktu 2 x 40 menit, yang menjadi buku sumber adalah buku pegangan siswa “Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas IX Semester I” yang diterbitkan oleh Tiga Serangkai. Buku tersebut dimiliki oleh semua siswa kelas IX, sehingga membantu kelancaran pembelajaran Matematika. Ada empat standard kompetensi pada buku ini yang harus disampaikan kepada siswa pada semester pertama, yaitu memahami kesebangunan bangun datar dan penggunaannya dalam pemecahan masalah, memahami sifat-sifat tabung kerucut dan bola serta menentukan ukurannya, melakukan pengolahan dan penyajian data dan memahami peluang kejadian sederhana. Disini peneliti/guru memilih pada standar kompetensi memahami sifatsifat tabung kerucut dan bola, serta menetukan ukurannya: yang diambil sebagai bahan untuk penelitian. Pada standar kompetensi ini mengambil pada Kompetensi Dasar: Menghitung Luas Selimut dan Volume Tabung Kerucut Dan Bola, serta Memecahkan Masalah Yang Berkaitan Dengan Tabung Kerucut dan Bola. Juga memilih pada Indikator: Menghitung Luas Selimut Tabung, Kerucut dan Bola, Mengitung Volume Tabung, Kerucut dan Bola Serta Menghitung Unsur-Unsur Pada Tabung, Kerucut dan Bola Jika Volumenya Diketahui. Adapun hasil pelaksanaan tindakan setiap siklus adalah sebagai berikut: 1. Siklus I Pada siklus pertama ini, materi pelajaran diambil dari buku pegangan siswa terbitan tiga serangkai pada pelajaran Bangun Ruang Sisi Lengkung, Standar Kompetensi: Memahami Sifat-Sifat Tabung, Kerucut dan Bola, serta Menentukan Ukuran-ukurannya, Kompetensi Dasar: Menghitung Luas Selimut dan Volume Tabung, Kerucut, dan Bola. Indikatornya: Menghitung Luas Selimut Tabung, Kerucut dan Bola. Peneliti mengawalinya dengan melakukan tahap perencanaan tindakan kelas. Mencakup kegiatan: a. Menyusun Silabus dan Rencana Pembelajaran (RP) menulis untuk setengah semester. b. Merancang skenario pembelajaran bangun Ruang Sisi Lengkung dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Guru memberikan apersepsi dengan menggali pengalaman siswa mengenai tabung, kerucut dan bola. 2) Guru memperlihatkan benda-benda yang berbentuk tabung, kerucut dan bola. 3) Guru mengidentifikasi unsur-unsur tabung, kerucut dan bola. 4) Guru membantu siswa untuk menyebutkan unsur-unsur tabung, kerucut dan bola. 5) Guru meminta siswa untuk menunjukkan jari-jari, diameter, tinggi, sisi alas dari tabung, kerucut dan bola. 6) Guru meminta siswa untuk menunjukkan selimut tabung, dan kerucut. 7) Guru meminta siswa untuk menunjukkan jari-jari, dan diameter suatu bola dengan terlebih dahulu membelah bola. 8) Para siswa diminta untuk mengajukan pertanyaan kepada guru tentang materi pelajaran yang diajarkan oleh guru, yang mereka belum jelas/paham. 9) Guru mengulang lagi tentang materi/pokok masalah yang siswa belum jelas. 10) Para siswa memperhatikan keterangan guru dengan seksama. 11) Guru membagikan lembar kerja kepada siswa yang berupa soalsoal untuk evaluasi pembelajaran. 12) Siswa mengerjakan soal latihan pada lembar kerja yang telah disediakan. 13) Siswa dan guru membahas soal-soal yang siswa merasa kesulitan. 14) Guru mengoreksi hasil tes dan menganalisisnya, sebagai bahan pertimbangan tingkat keberhasilan proses pembelajaran. c. Menyiapkan alat pembelajaran yang diperlukan, yaitu benda-benda yang berbentuk tabung, kerucut dan bola. d. Menyusun lembar kerja unutk latihan siswa serta menggandakannya sejumlah siswa kelas IX F. e. Menyusun pedoman observasi terhadap proses pembelajaran serta pedoman penilaian terhadap hasil evaluasi/ulangan siswa. Aktivitas perencanaan tindakan tersebut dilakukan oleh guru selaku peneliti dalam waktu satu minggu sebelum pelaksanaan pembelajaran. Tahap pelaksanaan tindakan yang berupa pembelajaran matematika pada Bangun Ruang Sisi Lengkung pada Indicator: Menghitung Luas Selimut Tabung, Kerucut dan Bola, dilakukan dalam 2 kali tatap muka yang setiap tatap muka menggunakan waktu 2 x 40 menit. Pada pertemuan pertama diawali dengan pemberian apersepsi berupa Tanya jawab tentang tabung, kerucut dan bola beserta unsur-unsurnya yang sudah dibahas pada pembelajaran sebelumnya. Selanjutnya, siswa diminta mengamati bendabenda yang terbuat dari akrton, kemudian mengguntingnya pada sisi tegaknya (tinggi tabung) kemudian dilumbarkannya, maka terbentuk jaring-jaring tabung, kemudian kerucut dengan langkah yang sama seperti tabung paba bola siswa membuat percobaan dengan melilitkan tali pada kulit bola, kemudian tali pada kulit bola dipindahkan pada tabung ternyata tali tersebut seluruhnya menyelimuti selimut tabung, dengan ketentuan diameter tabung = diameter bola = tinggi tabung. Kemudian guru meminta siswa untuk mengamatinya dan membuat kesimpulan. Dengan bantuan guru siswa menentukan luas tabung, kerucut dan bola. Setelah luas tabung kerucut dan bola disimpulkan dengan benar siswa diarahkan untuk membuat rangkuman. Kemudian guru memberi contoh soal dan siswa memperhatikan dengan baik. Setelah siswa paham dan bias maka siswa diberi latihan soal dengan menggunakan lembar kerja. Pada lembar kerja ini anak dibantu bagaimana cara mengerjakan soal yang benar. Maka disini anak tinggal mengisi titik-titik saja. Dengan demikian supaya anak terlatih untuk mengerjakan soal dengan langkah dan menggunakan prinsip dasar yang benar. Setelah selesai dikoreksi bersama siswa, mana soal yang siswa merasa kesulitan kemudian dibahas bersama hingga siswa paham kemudian anak diberi tugas untuk latihan di rumah. Pada pertemuan kedua guru mengulangi mateir pelajaran pertemuan pertama, hanya untuk mengingatkan kembali, yaitu tentang rumus luas tabung, kerucut dan bola. Kemudian siswa diberi soal ulangan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa. Siswa mengerjakan soal secara individu maka tidak boleh ada diskusi. Setelah selesai soal dikumpulkan oleh guru untuk dikoreksi dan dinilai. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan terhadap pelaksanaan tindakan dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut: a. 45% siswa belum aktif dia masih belum bisa memanfaatkan waktu dengan baik karena dia hanya diam saja. b. 45% kurang antusias dalam mengerjakan. c. 45% siswa belum mencapai nilai 65. Berkaitan dengan hasil observasi yang menunjukkan bahwa indikator penelitian ini belum tercapai, peneliti berupaya menggali faktor penyebab fenomena tersebut, kemudian melakukan refleksi bersama-sama. Adapun hasilnya sebagai berikut: a. Para siswa belum bisa aktif dalam mengerjakan ulangan karena takut atau malu bertanya pada guru. b. Para siswa yang kurang antusias di dalam mengerjakan yang menjadi penyebabnya adalah faktor kurang percaya diri dengan kemampuannya. c. Untuk siswa yang mendapat nilai kurang dari 65 ini disebabkan kurangnya perhatian siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Refleksi dari hasil tindakan siklus ini adalah para siswa perlu diberi motivasi tentang pentingnya dalam mengikuti pembelajaran, dan perlu diberi waktu yang lebih banyak dan diadakan pembimbingan lagi. 2. Siklus II Pada siklus ini guru selaku peneliti menyiapkan materi pembelajaran yang akan digunakan. Pada siklus kedua ini masih tetap menggunakan materi Bangun Ruang Sisi Lengkung (tabung, kerucut dan bola), indikator menghitung volume tabung, kerucut, dan bola. Materi ajar diambil dari Buku Pegangan Siswa. Pada tahap perencanaan tindakan, peneliti menyusun skenario pembelajaran dengan memperhatikan hasil tindakan siklus I, selain itu yang perlu disiapkan adalah media pembelajaran tabung, kerucut dan bola. Adapun langkah-langkah pembelajaran yang akan ditempuh sebagai berikut: a. Guru memberi apersepsi. b. Guru menunjukkan tabung, kerucut dan bola. c. Guru mengingatkan kembali volume balok. d. Untuk mencari volume tabung caranya sama dengan volume balok, yaitu luas alas x tinggi. e. Guru bersama siswa utnuk mencari volume kerucut. f. Guru bersama siswa mencari volume bola. g. Siswa melakukan percobaan mencari volume kerucut dan bola. h. Siswa menyimpulkan tentang volume tabung, kerucut dan bola. i. Guru membagikan lembar kerja kepada siswa untuk evaluasi pembelajaran. j. Siswa mengerjakan latihan soal pada lembar kerja yang telah disediakan. k. Guru meneliti/memperhatikan siswa yang sedang mengerjakan latihan soal. l. Guru menjelaskan soal-soal yang siswa merasa kesulitan. m. Guru mengoreksi hasil tes/ulangan dan menganalisisnya sebagai bahan pertimbangan tingkat keberhasilan Siklus II. Pada tahap pelaksanaan tindakan, guru melakukan pembelajaran dengan aktivitas sebagai berikut: Pertemuan pertama (2 x 40 menit) diawali dengan pemberian apersepsi dengan pertanyaan mengenai unsurunsur tabung, kerucut dan bola. Selanjutnya guru memberikan contoh nyata benda-benda yang berbentuk tabung, kerucut dan bola. kemudian guru bersama siswa mempraktekkan mencari volume tabung, kerucut dan bola. Setelah siswa dinilai dapat memahami bagaimana cara mendapatkan volume tabung, kerucut dan bola mereka diminta untuk mencoba sendiri dengan cara berkelompok, bagaimana cara menetukan volume tabung, kerucut dan bola. meski demikian bimbingan guru tetap diberikan kepada siswa yang tampak mengalami kesulitan, baik bagaimana cara melakukannya maupun langkah-langkahnya. Setelah siswa merasa paham dan jelas siswa diarahkan untuk membuat suatu kesimpulan tentang rumus volume tabung, kerucut dan bola. Guru memberi contoh soal dalam lembar kerja siswa untuk dikerjakan siswa sebagai alat mengevaluasi sampai dimana siswa dapat memahami materi yang telah disampaikan oleh guru/peneliti. Setelah siswa dirasa cukup memahami materi yang diberikan oleh guru siswa diberi tugas soal untuk dikerjakan di rumah sebagai latihan. Pada pertemuan yang kedua guru mengulang masalah bagaimana cara mencari volume tabung, kerucut dan bola, dan disimpulkan dalam bentuk rumus volume. Kemudian siswa diberi soal untuk ulangan yang telah disiapkan oleh guru/peneliti, dengan langkah-langkah kerja seperti yang telah dicoba/dikerjakan siswa pada lembar kerja pada pertemuan pertama. Berdasarkan hasil observasi terhadap pelaksanaan tindakan siklus II diperoleh data sebagai berikut: a. 25% siswa kurang aktif dalam mengikuti pelaksanaan pembelajaran. b. 25% siswa kurang antusias di dalam mengerjakan soal. c. 40% siswa mendapat nilai kurang dari 65. Dari hasil refleksi yang dilakukan guru/peneliti diperoleh fakta-fakta dan rencana tindakan sebagai berikut: a. Untuk siswa yang kurang antusias dan kurang aktif selama pembelajaran berlangsung beranggapan bahwa pelajaran matematika itu sulit. Sehingga mereka tidak percaya diri dengan kemampuannya. Ini terlihat dari bagaimana cara dia mengerjakan soal, dia tidak tenang selalu minta pertimbangan temannya, sehingga pekerjaannya/ jawabannya sering diganti-ganti yang menyebabkan jawabannya menjadi kotor dan banyak coretannya. Ini akan diatasi dengan meyakinkan kepada anak bahwa jawabannya itu belum tentu salahm dan mungkin jawaban dari temannya itu malah masih banyak kekurangannya. b. Siswa nilainya kurang dari 65 ini disebabkan karena siswa kurang maksimal dalam pengerjaannya, karena kurang memanfaatkan contohcontoh yang diberikan guru, disebabkan kurang memahami langkahlangkah mengerjakannya, karena itu pembetulan yang dilakukan hanya bersifat coba-coba, sehingga perbaikan yang dilakuan masih juga salah. Kesulitan ini akan di atasi dengan cara guru memberi banyak contoh tentang penyelesaian soal-soal yang baik, selain itu, karena pemberian tanda-tanda kesalahan pada jawaban/pekerjaan siswa sangat membantu dalam melakukan perbaikan, langkah tersebut akan tetap diterapkan pada siklus berikutnya. 3. Siklus III Pada siklus ini Kompetensi yang akan diajarkan adalah “Memahami Sifat-Sifat Tabung, Kerucut dan Bola, serta Menentukan Ukurannya” pada Kompetensi Dasar: Menghitung luas selimut dan volume tabung, kerucut dan bola. Pada Indikator: Menghitung unsur-unsur pada tabung, kerucut, dan bola jika volumenya diketahui. Sebelum melaksanakan siklus III ini, penerapan langkah-langkah yang berdasarkan hasil penerapan siklus I dan II belum berhasil diperbaiki untuk diterapkan lagi. Perencanaan tindakan dilakukan dengan merancang skenario pembelajaran dengan langkah-langkah: a. Guru memberikan apersepsi dengan menggali pengetahuan siswa yang berkaitan dengan pembelajaran pada siklus I dan II. b. Guru bersama siswa membahas soal-soal yang dimana siswa merasa kesulitan untuk mengerjakannya. c. Guru menyampaikan materi pembelajaran pada indikator yang perlu dicapainya. d. Guru memberi conoth urut-urutan bagaimana cara menyelesaikan soalsoal. e. Guru meminta siswa untuk mencoba menyelesaikan soal. f. Siswa diminta untuk memahami soal-soal yang akan dikerjakannya dengan langkah-langkah yang benar. g. Guru melihat-lihat pekerjaan siswa yang sudah mengerjakan, sambil meneliti bagian-bagian yang perlu diperbaiki, missal dalam pengoperasian perkalian atau penjumlahan atau langkah yang lain yang anak kurang teliti. h. Siswa melakukan revisi. i. Siswa melakukan penelitian lagi tentang pekerjaannya, hingga siswa yakin bahwa pekerjaannya sudah benar. j. Guru mengevaluasi pekerjaan siswa sebagai bahan pertimbangan tingkat keberhasilan siklus tes akhir ini. k. Guru selaku peneliti engumumkan semua pekerjaan siswa pada siswa, untuk mengukur ketercapaian siklus III, didasarkan pada presentasi siswa yang memenuhi, ketercapaian indicator yang telah dirumuskan. Target persentasinya tentu saja harus lebih besar bila dibandingkan dengan persentase siklus II. Tahap pelaksanaan tindakan dilakukan guru selaku peneliti dengan melakukn pembelajaran apada Kompetensi Dasar “Memecahkan masalah yang berkaitan dengan tabung, kerucut dan bola”. Pada pertemuan pertama guru mengadakan apersepsi dengan menanyakan tentang unsur-unsur volume dan luas tabung, kerucut dan bola. yang terdapat dalam materi pembelajaran pada pelajaran sebelumnya. Selanjutnya siswa diminta membuka buku pelajaran pada materi Bangun Ruang Sisi Lengkung pada Kompetensi Dasar: Memecahkan Masalah Yang Berkaitan Dengan Tabung, Kerucut dan Bola. Pertama-tama guru menyampaikan/ menjelaskan tentang materi pembelajarannya dan siswa memperhatikan dengan seksama. Bia ada hal-hal yang dirasa siswa masih belum paham, siswa diarahkan untuk bertanya. Kemudian guru memberikan contoh soal untuk diselesaikannya. Siswa diminta memahami dengan baik. Kalau dinilai anak sudah memahaminya dengan baik, maka guru selaku peneliti memberikan latihan soal kepada siswa untu dikerjakannya, yang berupa lembar kerja masing-masing siswa menerima lembar kerja. Pekerjaan yang sudah selesai dikumpulkan pada guru. Selanjutnya guru mengoreksi pekerjaan siswa untuk dinilai. Pada pertemuan yang kedua guru mengulangi tentang pembelajaran pertemuan pertama dan menekankan pada materi memecahkan masalah yang berkaitan dengan tabung, kerucut dan bola, yaitu pada penggunaan rumus luas, volume untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan tabung, kerucut dan bola. kalau dinilai anak sudah cukup paham kemudian anak diberi latihan soal, untuk ulangan. Pada latihan soal ini siswa mengerjakan soal secara individual, jadi anak tidak boleh diskusi dengantemannya, soal diberi batasan waktu. Bila waktu sudah habis anak disusruh mengumpulkan lembar jawabannya. Kemudian dikoreksi oleh guru selaku peneliti. a. 15% siswa belum menunjukkan keaktifan dan kesungguhan dalam pembelajaran. b. 20% siswa masih mendapat nilai dibawah 65. Berkaitan dengan hasil observasi di atas guru selaku peneliti melakukan refleksi dengan hasil sebagai berikut: a. Siswa yang belum menunjukkan keaktifan dan kesungguhannya karena bimbingan yang diberikan guru tidak bisa maksimal, mengingat jumlah siswa dalam satu kelas yang cukup besar, yaitu 39 siswa. Pada pembelajaran berikutnya masalah ini akan diatasi dengan meminta para siswa yang masih kesulitan dalam mengerjakan soal dengan baik untuk duduk di deretan depan. Cara ini memungkinkan mereka mendapat bimbingan secara individual lebih banyak. b. Masalah siswa yang belum bisa menunjukkan kesungguhannya dalam mengerjakan soal karena mereka tidak berupaya untuk memperbaiki pekerjaannya, padahal sudah diberi tahu oleh guru bahwa pekerjaannya masih banyak kekeliruannya. Ini tampak dari fakta bahwa bagian-bagian jawaban yang telah ditunjukkan oleh guru tidak diperbaiki siswa. c. Para siswa yang belum mampu mendapat nilai 65 permasalahannya hamper sama seperti di atas. Refleksi lebih lanjut mengenai hal ini mendapati bahwa para siswa beranggapan bahwa pekerjaannya/jawabannya sudah selesai atau sudah benar sehingga tidak perlu diperbaiki lagi. Untuk meluruskan pandangan siswa tersebut guru selaku peneliti akan menyampaikan bagaimana cara mengerjakan soal yang benar melalui berbagai kesempatan. Mengingat pencapaian siklus III yang telah sesuai dengan indicator yang dirumuskan, penelitian ini diakhiri. Namun demikian, karena masih terdapat hambatan dalam pembelajaran dengan menggunakan lembar kerja, guru selaku peneliti memutuskan untuk tetap menerapkan tindakan pada pembelajaran berikutnya. B. Diskripsi Antar Siklus Setelah dilakukan diskripsi tiap siklus, selanjutnya dilakukan deskripsi perkembangan antar siklus untuk mendiskripsikan peningkatan yang dicapai dari satu siklus ke siklus berikutnya. Untuk memperjelas deskripsi perlu disampaikan hasilnya dalam bentuk tabel. Tabel hasil tindakan ditinjau dari indikator ketercapaian PTK No Indikator 1 Siswa yang aktif selama pelaksanaan ulangan. 2 Siswa yang antusias dalam mengerjakan Siklus I Presentase Siklus II Siklus III 55% 75% 85% 55% 75% 85% soal ulangan setelah berlatih dengan menggunakan lembar kerja. 3 Siswa yang bisa mengerjakan ulangan dengan baik soal (minimal 55% 60% 80% memperoleh nilai 65) Secara umum dapat dinyatakan bahwa terdapat peningkatan pada ketiga indikator yang ditetapkan tim dari hasil tindakan siklus I, II, maupun III. Peningakatan yang signifikan terjadi pada indicator I, siklus I ke siklus II dan pada indikator 3 dari siklus II ke siklus III. Karena peningkatannya mencapai 20% ini,m berarti tindakan dengan menggunakan lembar kerja dapat meningkatkan motivasi dan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal. Selain itu, data di atas menunjukkan bahwa ketiga indikator penelitian telah tercapai pada siklus 3 bahkan pada indicator 3 telah melampaui target. C. Pembahasan Hasil Penelitian Melihat pencapaian indikator-indikator penelitian antar siklus dapat dinyatakan bahwa penerapan dengan menggunakan lembar kerja pada pembelajaran matematika dapat meningkatkan kualitas proses maupun hasil pembelajaran matematika, para siswa kelas IX F SMP N 2 Kartasura. Dengan kata lain bahwa suatu proses pembelajaran akan menghasilkan suatu kualitas yang baik, bila aktivitas-aktivitas dalam proses pembelajaran berpengaruh terhadap hasil yang dicapai Dalam kegiatan belajar mengajar sering terdapat beberapa siswa yang mengalami kesulitan belajar, banyak factor penyebab kesulitan belajar siswa, salah satunya adalah kurang motivasi dalam belajar. Hal ini seperti diungkapkan A. Tabrani Rusyan, yaitu ”Sumber kegagalan belajar dapat berasal dari kurangnya motivasi belajarnya” (h. 103). Penggunaan lembar kerja ini sebagai motivasi dalam proses pembelajaran matematika. Dengan demikian dalam upaya perbaikan kesulitan belajar siswa guru dituntut agar dapat memberi motivasi yang mampu membangkitkan semangat dan kegiatan siswa untuk belajar. Hanya apabila mempunyai motivasi yang kuat, siswa akan minatnya, aktivitasnya dan partisipasinya dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar yang sedang dilakukan, berkaitan dengan ini A. Tabrani Rusyan (1989: 127) mengemukakan,” Belajar tanpa adanya motivasi kiranya akan sulit untuk berhasil”, seperti yang diungkapkan juga oleh Sardiman A.M. (1990) bahwa, ”Seorang siswa yang mempunyai intelegensi tinggi boleh jadi gagal dalam belajarnya karena kurangnya motivasi” (h.75). Jadi motivasi dapat menentukan tingkat keberhasilan atau kegagalan belajar siswa. Dari tabel di atas (tabel hasil tindakan) dapat dinyatakan bahwa pencapaian semua indikator pada siklus I masih rendah ini dapat dipahami mengingat pendekatan proses baru kali pertama diterapkan yang menjadi penyebabnya adalah belum terbiasa atau terlatihnya siswa melalui tahap-tahap yang ada namun kegagalan tersebut akan hilang kala mereka telhah menikmati hasilnya. Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian ini, yakni adanya peningkatan yang tinggi pada persentase siswa yang aktif dan antusias dalam mengerjakan ulangan selama pelaksanaan ulangan berlangsung dari 55% pada siklus I menjadi 75% pada siklus II. Berkaitan dengan hal tersebut, para siswa menyatakan bahwa penggunaan lembar kerja menjadikan mereka berusaha/terpancing untuk mengerjakan latihan soal selanjutnya lebih baik, karena dengan adanya lembar kerja akan memudahkan mereka mengerjakan soal-soal. Sehingga para siswa akan mendapatkan nilai yang baik. Fenomena tersebut sesuai dengan hasil penelitian Kounin (dalam Borich, 1996: 271) yang menemukan bahwa kunci untuk mencegah pembelajaran dari kebosanan dan kepasifan adalah mendesain kegiatan belajar yang memungkinkan mereka benar-benar melihat adanya penghargaan terhadap yang telah dilakukannya. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan diskripsi hasil yang dicapai penelitian tindakan kelas, dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Penerapan pembelajaran dengan menggunakan lembar kerja dapat meningkatkan keaktifan dan kesungguhan siswa kelas IX F SMP negeri 2 Kartasura dalam melakukan aktifitas pembelajaran, ini ditunjukkan dari meningkatnya presentase jumlah siswa yang memenuhi criteria pada indicator tersebut, baik dari siklus I ke siklus II, maupun dari siklus II ke siklus III. Peningkatan kualitas jawaban /pekerjaan siswa juga mengindikasikan adanya peningkatan kualitas proses pembelajaran. b. Penerapan pendekatan dengan menggunakan lembar kerja meningkatkan hasil pembelajaran, ini ditunjukkan dari adanya peningkatan presentase jumlah siswa yang mendapat nilai minimal 65. Bahkan dari data nilai dapat dinyatakan bahwa sejak siklus I capaian pekerjaan siswa kelas IX F lebih tinggi bila dibandingkan nilai menulis sebelumnya. c. Penerapan pendekatan dengan menggunakan lembar kerja dapat meningkatkan kualitas dan hasil pembelajaran matematika di SMP Negeri 2 Kartasura khususnya di kelas IX F. B. Saran-saran Berdasarkan hasil yang dicapai penelitian tindakan kelas ini peneliti mengajukan saran sebagai berikut: a. Tindakan pada penelitian ini pada hakekatnya layak digunakan dan dikembangkan oleh guru yang mengalami permasalahan sejenis terutama untuk meningkatkan prestasi belajar matematika. b. Kreativitas guru sangat menentukan keberhasilan penerapan model ini, karena sebelum menerapkan model ini guru harus merancang pembelajaran yang dapat mengkondisikan siswa aktif melakukan kegiatan penelitian/pengamatan, sebaiknya guru meningkatkan kreativitasnya dalam mengajar. DAFTAR PUSTAKA Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Chaplin. 1972. Kamus Psikologi. Jakarta: Penerbit Gramedia. Moh. Uzer Usman. 1994. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remadja Roesdakarya. Nana Sudjana. 1991. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remadja Roesdakarya. Nasution, S. 1972. Didaktik Asas-asas Mengajar. Bandung: Jenmars. Ngalim Purwanto. 1983. Ilmu Pendidikan Teoretis Praktis. Bandung: Remaja Karya. Roestiyah N. K. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bhineka Cipta. Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Zahara Idris dan Lisma Jamal. 1992. Pengantar Pendidikan 1. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Zainal Arifin. 1988. Evaluasi Instruksional Prinsip, Teknik, dan Prosedur. Bandung: CV. Remaja Karya. ___________. 1985. Suatu Pengantar dalam Metodologi Pengajaran. Salatiga: CV. Saudara. Lampiran 1: Perangkat Pembelajaran SILABUS Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Alokasi Waktu : : Matematika : IX/Satu : 2. Memahami sifat-sifat tabung, kerucut, dan bola, serta menentukan ukurannya. : 2.1. Mengidentifikasi unsur-unsur tabung, kerucut, dan bola. : 2 x 40 menit Materi Pokok Pembelajaran Tabung, kerucut, dan bola Kegiatan Pembelajaran - Mendiskusikan unsurunsur tabung, kerucut dan bola dengan menggunakan model bangun ruang sisi lengkung (model kerangka dan padat) Indikator - Menyebutkan unsur-unsur, jarijari, diameter, tinggi, sisi, alas dari tabung, kerucut dan bola. Penilaian Tes tertulis tentang unsurunsur tabung, kerucut, dan bola Alokasi Waktu 2 x 40 menit Sumber Bahan Buku teks, lingkungan model bangun ruang (kerangka dan padat) SILABUS Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Alokasi Waktu : : Matematika : IX/Satu : 2. Memahami sifat-sifat tabung, kerucut, dan bola, serta menentukan ukurannya. : 2.2. Menghitung luas, selimut, dan volume tabung, kerucut, dan bola. : 12 x 40 menit Materi Pokok Pembelajaran Tabung, kerucut, dan bola Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Tes tertulis tentang unsurunsur tabung, kerucutm, dan bola Alokasi Waktu 4 x 40 menit - Menentukan selimut tabung, kerucut dan bola - Menghitung luas selimut tabung, kerucut dan bola - Mencari volume tabung, kerucut dan bola - Menghitung volume tabung, kerucut dan bola 4 x 40 menit - Menggunakan rumus volume untuk menghitung unsur-unsur tabung, kerucut dan bola - Menghitung unsurunsur tabung, kerucut dan bola jika volumenya diketahui 4 x 40 menit Sumber Bahan Buku teks, bangun ruang sisi lingkungan, jari-jari tabung, kerucut, dan bola. SILABUS Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Alokasi Waktu : : Matematika : IX/Satu : 2. Memahami sifat-sifat tabung, kerucut, dan bola, serta menentukan ukurannya. : 2.3. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan tabung, kerucut, dan bola. : 4 x 40 menit Materi Pokok Pembelajaran Tabung, kerucut, dan bola Kegiatan Pembelajaran - Memecahkan masalah yang bekaitan dengan tabung, kerucut dan bola dengan menggunakan rumus luas dan volume. Indikator - Menggunakan rumus luas selimut dan volume untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan tabung, kerucut dan bola Penilaian Tes tertulis kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan tabung, kerucutm, dan bola Alokasi Waktu 4 x 40 menit Sumber Bahan Buku teks, lingkungan model bangun ruang (kerangka dan padat) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : IX / I Alokasi Waktu : 4 x 40 menit Standar Kompetensi : 2. Memahami sifat-sifat tabung, kerucut dan bola, serta menentukan ukurannya Kompetensi Dasar : 2.2. Menghitung luas selimut dan volume tabung, kerucut, dan bola Indikator I. : Menghitung luas selimut tabung, kerucut dan bola. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat: 1. Menentukan rumus luas selimut tabung, kerucut, dan bola 2. Menghitung luas selimut tabung, kerucut, dan bola. II. Materi Ajar Tabung, kerucut, dan bola III. Metode Pembelajaran 1. Diskusi 2. Penemuan 3. Tanya jawab IV. Langkah-langkah Pembelajaran A. Kegiatan Awal 1. Guru bersama siswa membahas PR atau tugas yang telah diberikan. 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dari apa yang akan dipelajari. 3. Guru menunjukkan beberapa bangun ruang yang akan dibahas atau dipelajari. B. Kegiatan Inti 1. Siswa dibuat kelompok setiap kelompok yang terdiri dari 4-5 anak. 2. Dengan melihat alat peraga siswa disuruh mencari, menentukan rumus luas selimut tabung, kerucut. 3. Siswa diberi contoh soal untuk diselesaikan dengan menggunakan rumus yang telah ditemukan. C. Kegiatan Akhir 1. Siswa diberi kesempatan untuk merangkum. 2. Siswa diberi PR/tugas rumah V. Alat/Bahan/Sumber Belajar Alat peraga, bangun ruang, buku diktat dan LKS VI. Penilaian 1. Sebuah tabung dengan jari-jari 14 cm dan tinggi tabung 8 cm, jika tabung terbuat dari karton hitung luas karton tersebut! 2. Diketahui sebuah kerucut dengan jari-jari alas 6 cm dan tinggi kerucut 8 cm terbuat dari karton maka tentukan luas karton yang diperlukan untuk membuat kerucut tersebut ( = 3,14) 3. Sebuah cetakan mainan anak berbentuk setengah bola yang terbuat dari aluminium dengan jari-jari 7 cm. Berapa luas aluminium yang dibutuhkan untuk membuat cetakan tersebut? Sukoharjo,…………….…….2007 Mengetahui, Guru Bidang Studi Kepala SMPN 02 Kartasura (Dra. Vivery W, S.Pd.) NIP: 131 615 099 (Umu Maemunah, S.Pd.) NIP: 131 396 719 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : IX / I Alokasi Waktu : 4 x 40 menit Standar Kompetensi : 2. Memahami sifat-sifat tabung, kerucut dan bola, serta menentukan ukurannya Kompetensi Dasar : 2.2. Menghitung luas selimut tabung, kerucut dan bola Indikator : Menghitung volume tabung, kerucut dan bola. I. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat: 1. Mencari volume tabung, kerucut dan bola 2. Menghitung volume tabung, kerucut dan bola. II. Materi Ajar Tabung, kerucut, dan bola III. Metode Pembelajaran 1. Diskusi 2. Penemuan 3. Pemberian tugas IV. Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan I : 2 x 40 menit (Tabung) A. Kegiatan Awal 1. Guru bersama siswa membahas PR atau tugas yang telah diberikan 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dari apa yang akan disampaikan. B. Kegiatan Inti 1. Siswa dibuat kelompok untuk berdiskusi. 2. Dengan mengetahui bentuk tabung merupakan suatu prisma yang alas dan tutup berbentuk lingkaran. 3. Siswa disuruh mencari volume kerucut (dimana kerucut adalah suatu limas yang alasnya berbentuk lingkaran) 4. Siswa diberi contoh soal untuk diselesaikan dengan menggunakan rumus-rumus yang telah ada. C. Kegiatan Akhir 1. Siswa merangkum 2. Siswa diberi tugas/PR V. Alat/Bahan/Sumber Belajar Buku diktat, alat peraga, bangun ruang dan LKS. VI. Penilaian 1. Sebuah tabung jari-jari alasnya 10 cm dan tinggi tabung 25 cm. Berapakah volume tabung tersebut? 2. Sebuah kerucut jari-jari alasnya 7 cm dan tinggi kerucut 12 cm. Hitung volume kerucut tersebut! 3. Sebuah bak penampungan air berbentuk belahan bola dengan diameter dalam ruangan tersebut 2,1 m. Berapa liter air yang dapat ditampung dalam bak tersebut? ( = 22,7) Sukoharjo,…………….…….2007 Mengetahui, Guru Bidang Studi Kepala SMPN 02 Kartasura (Dra. Vivery W, S.Pd.) NIP: 131 615 099 (Umu Maemunah, S.Pd.) NIP: 131 396 719 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : IX / I Alokasi Waktu : 4 x 40 menit Standar Kompetensi : 2. Memahami sifat-sifat tabung, kerucut dan bola, serta menentukan ukurannya Kompetensi Dasar : 2.2. Menghitung luas selimut tabung, kerucut, dan bola Indikator : Menghitung unsur-unsur pada tabung, kerucut dan bola jika volumenya diketahui. I. Tujuan Pembelajaran Dengan menggunakan rumus volume siswa dapat menghitung unsur-unsur yang lain pada tabung, kerucut, dan bola. II. Materi Ajar Tabung, kerucut, dan bola III. Metode Pembelajaran 1. Diskusi 2. Penemuan 3. Penugasan IV. Langkah-langkah Pembelajaran B. Kegiatan Awal 1. Guru bersama siswa membahas PR atau tugas yang telah diberikan. 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dari apa yang akan disampaikan. C. Kegiatan Inti 1. Guru memberikan/menuliskan rumus volume salah satu tabung ruang, siswa disuruh mencari unsur-unsur lain dari volume tersebut dengan berdiskusi antar teman sebangku atau dibelakangnya. 2. Guru menyuruh siswa mau untuk menuliskan rumus yang telah ditemukan (maju 1 – 2 anak). 3. Siswa diberi contoh soal untuk diselesaikan dengan menggunakan rumus yang telah ditemukan. 4. Salah satu siswa atau bisa lebih disuruh maju untuk mengerjakan soal tersebut. 4. Guru membimbing siswa apabila jawaban belum tepat. D. Kegiatan Akhir 1. Bagi siswa yang belum jelas diberi kesempatan untuk bertanya. 2. Siswa diberi kesempatan untuk merangkum. 3. Siswa diberi tugas/PR V. Alat/Bahan/Sumber Belajar Buku teks, alat peraga, dan LKS VI. Penilaian 1. Volume sebuah tabung adalah 385cm3. Hitung tinggi tabung jika jarijarinya 3,5cm! 2. Volume sebuah kerucut 314cm3 jika jari-jari alasnya 5cm, maka tinggi kerucut tersebut adalah ……cm! 3. Hitung jari-jari bola yang volumenya 4851 liter! (π: 22/7) Sukoharjo,…………….…….2007 Mengetahui, Guru Bidang Studi Kepala SMPN 02 Kartasura (Dra. Vivery W, S.Pd.) NIP: 131 615 099 (Umu Maemunah, S.Pd.) NIP: 131 396 719 Lampiran 2: Instrumen Penilaian LATIHAN ULANGAN Siklus 1 Lengkapilah pernyataan di bawah ini dengan jawaban yang tepat! 1. Sebuah tabung dengan jari-jari 14 cm dan tiggi 8 cm. Jika tabung terbuat dari karton hitung luas karton tersebut! Jawab: Diketahui r = ….cm Tabung: t = ….cm Ditanyakan: luas karton untuk membuat tabung luas tersebut Luastabung = 2 π t = 2 x ….. x …..cm x ……cm = 2 x …...x …..cm2 = …. x ….. cm2 = ….cm2 maka luas karton yang dibutuhkan = …. Cm2 2. Diketahui sebuah kerucut dengan jari-jari alas 6 cm dan tinggi keruvut 8 cm, terbuat dari karton. Tentukan luas akrton yang diperlukan untuk membuat kerucut tersebut (π = 3, 14) Jawab: Diketahui kerucut r = ….cm t = …..cm ditanyakan luas karton untuk membuat kerucut .r.s S2 t 2 r2 3,14x...cmx ..... cm 3,14x....cm2 ..... cm 2 2 2 S2 ....... ....... S ........ S ........ Maka luas karton yang dibutuhkan untuk membuat kerucut : …. cm2 3. Sebuah cetakan mainan anak berbentuk setengah bola yang terbuat dari alumunium dengan jari-jari 7 cm. berapa luas alumunium yang dibutuhkan untuk membuat cetakan tersebut. Jawab: Diketahui bola r = ….cm Ditanyakan: luas alumunium untuk membuat cetakan Luas Bola 4πr2 1 1 Luas Bola x 4 x ...... x ..... cmx ...... cm 2 2 2x..... x..... cm2 ...... x...... cm2 ....cm2 maka luas alumunium yang dibutuhkan untuk membuat cetakan = ….cm2 Siklus 2 Lengkapilah pernyataan di bawah ini dengan jawaban yang tepat! 1. Sebuah tabung jari-jari alasnya 10 cm, tingginya 25 cm, berapakah volume tabung tersebut! Jawab: Diketahui: Tabung r = ……cm t = ….cm Ditanyakan: Volume tabung ….…? V tabung = La x t = x π x …2 x……cm = …. x ….cm2 x ….cm = …. x …cm3 = …..cm3 2. Sebuah kerucut jari-jari alasnya 7 cm dan tinggi kerucut 12 cm.. Hitunglah volume kerucut tersebut? Jawab : Diketahui: kerucut r = … cm3 t = ….cm Ditanyakan: Volume kerucut Vkerucut = 1/3 La x t = 1/3 x π….2 x….cm = …. x ….cm2 x ….cm = …. x ….. cm3 3. Sebuah bak penampungan air berbentuk belahan bola dengan diameter ruangan bak tersebut 2,1 m. berapa liter air yang dapat ditampung dalam bak 22 tersebut? 7 Jawab: Diketahui bola a = ….m r = ….cm Ditanyakan volume air dalam bak. 3 V bola = 4 3 π r 3 x.... cm = 43x..... 3 x..... cm = ....... 3 = ......cm 3 = .......dm = ......l maka air yang dapat ditampung dalam bak = …..l Siklus 3 Lengkapilah pernyataan di bawah ini dengan jawaban yang tepat! 1. Volume sebuah tabung adalah 385 cm3. hitung tinggi tabung jika jari-jarinya 3,5 cm Jawab: Diketahui tabung Volume = ….cm3 r =…..cm Hitung tinggi tabung? V tabung = la x t ……… = π x …. cm 2 x t 3 ....... cm t 2 ......... cm t = …. cm 2. Volume sebuah kerucut 314 cm3 jika jari-jari alasnya 5 cm maka tinggi kerucut tersebut adalah ….. cm Jawab: diketahui: Vkerucut = …..cm3 Jari-jari (r) = …..cm Ditanyakan : Tinggi keruct = …? Vkerucut = 1/3 la x t ………… cm3 = 1/3 x π x ….cm2 x t ………… cm3 = ……. x ….cm2 x t ………… cm2 = …….. cm2 x t 3 ....... cm t 2 ........ cm t = …… cm 3. Hitung Jari-jari bola yang volumenya 38808 liter Jawab: Diketahui : Volume Bola = …..l = …..dm3 ditanyakan: jari-jari bola 22 7 3 = 4 3 r VBola xr ….dm3 = 43x..... 2 … dm3 = …….x r3 3 ..... dm r .... 3 3 r3 ......... dm r 3 ....... 3 r ..... SOAL ULANGAN Siklus I Kerjakan Soal-Soal berikut dengan benar! 1. Berapakah luas seng yang diperlukan untuk membuat tabung tertutup jika tinggi tabung 20 cm dan diameternya 28 cm 2. Panjang diameter atas suatu kerucut 14 cm, panjang garis pelukisnya 30 cm, hitunglah: a. Luas selimutnya b. Luas alasnya c. Tingginya d. Luas sisi kerucut 3. Suatu tabung tingginya 5 cm dan jari-jari alasnya 7 cm hitunglah! a. Luas alas tabung b. Luas selimutnya c. Luas alasnya d. Tingginya e. Luas sisi kerucut 4. Sebuah bola dimasukkan ke dalam tabung, diameter bola = diameter tabung= tinggi tabung 20 cm π= 3,14. berapakah luas bola tersebut? Gambar disamping menunjukkan benda yang terbuat dari setengah bola, tabung, dan kerucut. Hitunglah luas permukaan benda tersebut Siklus II Kerjakan soal-soal berikut dengan benar! 1. Sebuah tangki minyak berbentuk silinde mempunyai panjang 50 dm. bila diameter tangki 140 cm maka berapa kiter minyak yang bias ditampung oleh tangki tersebut? 2. Dari selembar karton yang berbentuk setengah lingkaran dengan diameter 28 cm, dibuat sebuagh kerucut, Hitungah. a. Jari-jari lingkaran alas kerucut. b. Tinggi kerucut c. Volume kerucut 3. Diameter sebuah tabung 10 cm. di dalam tabung terdapat sebuah kerucut yang alasnya berimpit dengan bidang alas tabung. Apabila garis pelukisnya 13 cm, hitunglah: a. Volume kerucut b. Volume tabung c. Perbandingan volume kerucut terhadap volume tabung 4. Sebuah wadah berbentuk kerucut diisi penuh dengan air, jika diameter alasnya 14 cm, dan kedalaman air pada wadah 9 cm, maka tentukan berapa cm3 air yang bias ditampung oleh wadah tersebut. 5. Sebuah bandul timah terdiri atas setengah bola dan kerucut Diameter bola sama dengan diameter lingkaran alas kerucut, yaitu 28 cm dan tinggi kerucut 21 cm tentukan a. Volume bandul b. Berat bandul jika berat 1 cm3 timah adalah 12 gr Siklus III Kerjakan soal berikut dengan benar! 1. Sebuah tabung berisi 770 cm3 zat cair, jika diameter tabung tersebut 14 cm3, dan π = 22/7. Hitunglah tinggi zat cair dalam tabung tersebut! 2. Tinggi sebuah kerucut 7 cm dan volumenya 246 cm3. Hitunglah jari-jari kerucut tersebut (π = 22/7) 3. Sebuah lilin berbentuk tabung dengan volume 220 cm3, diubah menjadi kerucut dengan luas alas 40 cm3. Hitunglah tinggi kerucut! 4. Sebuah kawat panjangnya 100 m, dengan diameter 1,40 mm. Hitunglah berat kawat jika berat tiap 1 cm3 adalah 7,5 gram. 5. Diketahui volume bola 4.851 cm3, jika π = 22/7. Hitunglah jari-jari bola tersebut! DAFTAR NILAI SOAL ULANGAN ANAK KELAS IX F No Nama Siswa No Induk 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 Aji Arif Setiawan Antok Fuadi Anton Fuadi Ari Kusharyanti Arif Dwi Hadmoko Bagus Dwi Guntoro Candra Herdiyanto Dei Prihatin Dewi Yuliana Dewi Yulianto Erlina Devitasari Es Tiara Anngista Fajar Santoso Ghufron Khiri Ibnu Wahyono Lim Mahanani Joni Prasetyo Khirunnsisak Khomarudin Lilik Widiastuti Miratun Khiriyah Novi Ambarwati Nuri Maulana Okky Andrean Ratna Dewi Pancarani Restu Semesta Rindi Hertiana Rizky Wiedya Perdana Roby Baskoro Sesamiah Sidik Pratomo Sisca Listyorini Sri Rahayu Sri Wahyuni Suhartono Yudi Purnomo Yulfikar Fajri Yuni Kurniawati Khairunnisa Jumlah Rata-rata 9659 9660 9661 9662 9663 9664 9665 9666 9667 9668 9669 9670 9672 9674 9675 9676 9677 9678 9679 9680 9681 9683 9684 9685 9687 9688 9689 9953 9690 9691 9692 9693 9494 9695 9696 9697 9698 9657 10202 Siklus I 8 7 8,5 6 7 5,5 5 6 7 8,5 8 6,5 5,5 8 5 6 5,5 7 9 7,5 9 8 5,5 5,5 6 6,5 7,5 5 6,5 7,5 6 6,5 6 7 8,5 5 6 8 5,5 Nilai Siklus II 8,5 7,5 8 5,5 8 6 5,5 7 8 9 8,5 6 5,5 7,5 5 6 6 6,5 8,5 7 9 8 5,5 6 7 6 6,5 5,5 7 7,5 6,5 6 7 8 9 5,5 6,5 7,5 6 Siklus III 9 8,5 8,5 6 9 6,5 6 7,5 8,5 9,5 9 7 6 8 6 6,5 7 7 9,5 7,5 9,5 8,5 6 6 8 7 7,5 6 7,5 8 7 7 7,5 8 9 6 7 8 7 Peneliti Umu Maemunah, S.Pd. Lampiran 3: Dokumen Pelaksanaan Tindakan Foto 1: Aktivtas Pembelajaran Matematika Siklus I Foto 2: Aktivitas Ulangan Matematika Siklus I Foto 3 : Aktivitas Pembelajaran Matematika Siklus II Foto 4: Aktivitas Ulangan Matematika Siklus II Foto 5: Aktivitas Pembelajaran Matematika Siklus III Foto 6: Aktivitas Ulangan Matematika Siklus III