Karya Ilmiah Januari

advertisement
LAPORAN PENELITIAN
PENGGUNAAN LEMBAR KERJA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN
PEMAHAMAN MATERI MATEMATIKA SISWA KELAS IX F
SMP NEGERI 02 KARTASURA TAHUN 2007/2008
Oleh:
UMU MAEMUNAH, S.Pd.
NIP. 131 396 719
Dibiayai oleh:
Direktorat Profesi Pendidik,
Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan,
Departemen Pendidikan Nasional dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan
Penelitian Nomor:
SMP Negeri 02 Kartasura
Kabupaten/Kota Sukoharjo
Propinsi Jawa Tengah
Direktorat Profesi Pendidik
Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Tenaga Pendidik
dan Kependidikan
Departemen Pendidikan Nasional
2007
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN AKHIR PENELITIAN EKSPERIMEN
Bidang Kajian : Masalah Pembelajaran Matematika di SMP
1. Judul Penelitian
: Penggunaan Lembar Kerja Sebagai Upaya
Meningkatkan Pemahaman Materi Matematika Siswa Kelas IX F Sekolah
Menengah Pertama Negeri 02 Kartasura Tahun 2007/2008
2. Ketua Peneliti
:
a. Nama Lengkap
: Umu Maemunah, S.Pd.
b. Jenis Kelamin
: Perempuan
c. Pangkat/Gol. dan NIP : Pembina/IVa / 131396719
d. Mata Pelajaran (Kelas) : Matematika Kelas IX
e. Sekolah
: SMP Negeri 2 Kartasura
3. Jumlah Anggota Peneliti : 1 orang
4. Lama Penelitian
: 3 bulan
Dari
: bulan Oktober sampai bulan Desember
5. Biaya Penelitian
: Rp. 1.000.000,00
(Satu juta rupiah)
Pembimbing
Ketua Peneliti/Peneliti
Dra. Sumarwati, M.Pd.
NIP. 131658567
Umu Maemunah, S.Pd.
NIP.131 396719
Mengetahui,
Kepala
SMP Negeri 2 Kartasura
Dra. Vivery Wuryandari, S.Pd.
NIP. 131615099
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, peneliti dapat menyelesaikan tugas ini tanpa
hambatan yang berarti. Namun tidak dapat dipungkiri juga, bahwa peran dan kerja
sama dan kerja keras berbagai pihak yang dengan tulus ikhlas membantu
pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini. Untuk itulah penu lis mengucapkan
banyak terima kasih.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang dengan
suka rela memberikan kesempatan, bantuan pemikiran, tenaga dan fasilitas,
sehingga penelitian ini berjalan lancar, rasa terima kasih ini disampaikan kepada:
1. Ibu Dra. Vivery Wuryandari, S.Pd., Kepala SMP Negeri 02 Kartasura.
2. Ibu Dra. Sumarwati, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang memberi petunjuk
dan saran-saran kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian ini.
3. Bapak/Ibu guru atau karyawan SMP Negeri 02 Kartasura yang telah banyak
membantu dalam terselenggaranya penelitian ini.
4. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penyelesaian penelitian ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa berkenan memberikan rahmat-Nya yang
berlimpah. Harapan penulis mudah-mudahan karya ini merupakan paket informasi
yang bermanfaat bagi setiap guru yang senantiasa ingin mengembangkan
profesionalismenya.
Penulis menyadari dalam penelitian dan penyusunan laporan hasil
penelitian ini, banyak terdapat kelemahan dan kekurangan. Untuk itu sumbang
saran yang membangun demi penyempurnaan makalah ini senantiasa penulis
nantikan.
Sukoharjo,
November 2007
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN .....................................................................
ii
KATA PENGANTAR ................................................................................
iii
DAFTAR ISI ...............................................................................................
iv
DAFTAR TABEL ......................................................................................
v
BAB I
PENDAHULUAN ..................................................................
A. Latar Belakang ..................................................................
B. Rumusan Masalah .............................................................
C. Tujuan Penelitian ..............................................................
D. Manfaat Penelitian ............................................................
BAB II
KAJIAN PUSTAKA ...............................................................
A. Kajian Teoritis ...................................................................
B. Kerangka Berfikir..............................................................
BAB III
METODE PENELITIAN ........................................................
A. Lokasi Penelitian ...............................................................
B. Rancangan Kegiatan..........................................................
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................
A. Diskripsi Tiap Siklus .........................................................
B. Diskripsi Antar Siklus .......................................................
C. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................
A. Kesimpulan .......................................................................
B. Kriteria Penetapan Model dan Prosedur ...........................
C. Saran ..................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN..........................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tujuan pendidikan nasional adalah menjamin mutu pendidikan
nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk
watak, serta peradaban bangsa yang bermartabat (PP. No. 19 tahun 2005).
Salah satu perwujudannya melalui pendidikan bermutu pada setiap satuan
pendidikan di Indonesia. Matematika salah satu mata pelajaran yang
memberikan kontribusi positif demi tercapainya masyarakat yang cerdas dan
bermartabat melalui sikap kritis dan berfikir logis.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut maka pembangunan
pendidikan dilaksanakan dengan jalan peningkatan mutu setiap jenjang dan
jenis pendidikan, khususnya untuk memacu, penguasaan ilmu dan teknologi.
Upaya peningkatan mutu pendidikan antara lain, usaha peningkatan mutu
dan penyempurnaan proses belajar mengajar. Belajar mengajar yang
berlangsung di sekolah meliputi seluruh aktivitas yang menyangkut
pemberian materi pelajaran agar siswa memperoleh kecakapan dan
pengetahuan
yang
bermanfaat
bagi
kehidupan.
Peningkatan
dan
penyempurnaan dalam proses belajar mengajar bertujuan agar siswa
memperoleh hasil belajar yang baik atau prestasi belajar yang baik.
Belajar merupakan aktivitas manusia yang diarahkan kepada satu
tujuan tertentu, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku positif pada diri
orang yang belajar, atau yang biasa disebut dengan istilah hasil belajar. Hasil
belajar di sekolah sebagai gambaran mutu pendidikan yang diharapkan itu
dapat diukur dan dievaluasi dari segi seberapa persen seperangkat
pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang telah diajarkan atau ditransfer oleh
para guru dapat diserap dan dikuasai oleh para siswa sesuai dengan tujuan
indikatornya.
Apabila diperhatikan dengan seksama, hasil belajar siswa bervariasi.
Ada siswa yang hasil belajarnya bagus dan sebaliknya. Munculnya
kesenjangan hasil belajar (mutu pendidikan) di sekolah tersebut tentu
disebabkan oleh beberapa kendala dalam proses belajar. Kita mengakui
secara jujur bahwa ada komponen belajar berada pada kondisi yang lemah,
sehingga proses belajar tidak berjalan secara efektif dan efisien.
Berbicara tentang mutu pendidikan, khususnya pendidikan formal,
salah satu barometernya dapat dilihat melalui hasil atau prestasi belajar yang
dicapai oleh para siswa. Jika kita mengamati daftar kolektif nilai atau angka
rapor maupun hasil UAS/UAN masing-masing siswa, akan tampak deretan
nilai bervariasi. Corak variasi nilai yang demikian itu memberi gambaran dan
petunjuk bahwa proses belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang
cukup kompleks.
Hal
ini
disebabkan oleh berbagai
faktor
yang
mempengaruhi proses dan hasil belajar.
Sehubungan dengan apa yang telah penulis kemukakan, maka melalui
tulisan ini penulis mencoba membahas salah satu mata pelajaran penting di
sekolah, yaitu mata pelajaran Matematika. Matematika merupakan hasil
kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang
terorganisasi tentang ilmu hitung yang diperoleh dari pengalaman melalui
serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan
pengujian gagasan-gagasan.
Mata pelajaran Matematika di Sekolah Menengah merupakan program
untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan, ketrampilan, sikap
dan nilai ilmiah pada siswa serta menumbuhkan berpikir praktis. Namun
demikian dalam kegiatan pembelajaran Matematika di Sekolah Menengah
pada umumnya belum sesuai dengan yang diharapkan. Menurut hasil
pengamatan penulis selama ini, prestasi yang dicapai siswa dalam mata
pelajaran Matematika di sekolah pada umumnya masih lebih rendah
dibandingkan dengan beberapa mata pelajaran yang lain seperti PPKn,
Bahasa Indonesia. Salah satu penyebabnya adalah karena siswa belum
memahami konsep-konsep dasar Matematika, mengingat selama ini
pemberian materi banyak dilakukan melalui ceramah dan metode latihan
soal. Padahal pemahaman atas konsep dasar Matematika tidak cukup apabila
hanya dilakukan melalui kedua metode tersebut. Perlu adanya upaya tindak
lanjut yang salah satunya berupa lembar kerja siswa oleh siswa. Guru sendiri
belum menciptakan Budaya memberikan latihan yang menggunakan lembar
kerja, setelah siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Pengerjaan lembar kerja siswa tersebut dimaksudkan untuk melatih
siswa agar dapat mengkomunikasikan materi yang diserap dalam kegiatan
pembelajaran melalui pengerjaan lembar kerja siswa. Isi lembar kerja siswa
tersebut pada hakikatnya berisi latihan soal yang disusun secara sistematis
berdasarkan satuan pelajaran dalam kurikulum. Dengan mengerjakan lembar
kerja siswa setelah mengadakan aktivitas pembelajaran Matematika melalui
tugas, siswa diharapkan dan mau tidak mau berusaha menyelesaikan seluruh
tugas yang diberikan dan menyerahkan hasilnya pada guru. Dengan demikian
secara tidak langsung siswa dituntut untuk memahami konsep dasar
Matematika yang tertuang dalam bentuk lembar kerja siswa.
Dari uraian di atas muncul kerangka pemikiran bahwa rendahnya
pemahaman materi matematika dikarenakan siswa kurang memahami konsep
dasar Matematika. Permasalahan dalam keampuan utuk memahami konsep
dasar matematika juga selalu terjadi pada siswa kelas IX F SMP N 2
Kartasura. Setidaknya hal ini tampak pada hasil pekerjaan anak dalam
mengerjakan soal-soal matematika (ada 3 kali tugas). Adapun nilai-nilai yang
diberikan guru terhadap tugas mengerjakan soal-soal dapat dibaca pada tabel
di bawah ini.
Tabel 1. Distribusi Nilai Mengerjakan Soal Siswa Kelas IX F
No
RENTANGAN NILAI
I
-
FREKUENSI
II
-
III
1
1
1
1
91 – 100
2
81 – 90
3
71 – 80
1
1
2
4
61 – 70
1
2
3
5
51 – 60
2
2
3
6
41 – 50
12
13
11
7
31 – 40
15
13
10
8
21 – 30
5
6
8
9
11 – 20
3
1
-
Dari data yang ada menunjukkan bahwa pada pekerjaan pertama
hingga ke tiga, hanya ada 10% - 25% siswa yang mendapat nilai 60 ke atas
(batas ketuntasan SMP N 2 Kartasura). Namun sebagian besar siswa
mendapat nilai di bawah 60. bahkan ada yang mendapat nilai 15 (nilai
terendah), selain itu dari tugas pertama hingga ketiga tidak menampakkan
adanya peningkatan kualitas jawaban (pekerjaan siswa). Padahal semestinya
dengan semakinbanyak berlatih mengerjakan soal, kemampuan siswa mejadi
semakin meningkat, sehingga pekerjaan yang dihasilan semakin baik.
Rendahnya kemampuan siswa menjadi petunjuk adanya kelemahan
sekaligus kesulitan belajar, yang dalam hal ini berarti ada kelemahan dan
kesulitan belajar memahami konsep dasar matematika. Mengenai masalah ini
guru kelas IX mengidentidiksi penyebab siswa gagal dalam belajar
mengerjakan soal. Berkaitan dengan rendahnya minat dan motivasi mereka
terhadap pelajaran matematika. Adapaun berdasarkan hasil wawancara
dengan siswa diperoleh fakta bahwa bagi mereka aktivitas belajar hanya
dilakukan kalau ada tugas dari guru. Oleh karenanya mereka tidak merasa
perlu memperhatikan latihan soal. Hal itulah yang membuat siswa kurang
termotivasi untuk mempelajai matematika. Karena siswa memiliki anggapan
bahwa pelajaran matematika merupakan pelajaran yang sulit dan tidak
disukai.
Untuk mengoptimalkan hasil belajar, terutama pada pelajaran
matematika, diperlukan pengajaran yang lebih menekankan pada aktivitas
belajar dan kreativitas para siswa. Adapun upaya untuk meningkatkan
kualitas proses belajar mengajar seperti itu adalah dengan menggunakan
pendekatan yang menekankan pada aktivitas-aktivitas selama proses kreatif
tersebut berlangsung, yaitu pendekatan proses. Oleh karena itu peneliti
menerapkan
pendekatan
tersebut
dalam
pembelajaran
matematika
(menggunakan lembar kerja) untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil
belajar siswa.
B. Rumusan Masalah dan Pemecahannya
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan pengamatan dan pengalaman di lapangan terungkap
bahwa penelitian, percobaan, pengamatan secara langsung kemungkinan
hal ini disebabkan dalam mengajar mereka yang terpenting adalah materi
pelajaran dapat disampaikan secara keseluruhan sesuai dengan jatah
waktunya. Dengan demikian penulis merumuskan masalah sebagai
berikut: “Apakah dengan penggunaan lembar kerja siswa dapat
meningkatkan pemahaman materi Matematika pada siswa …..?”
2. Definisi Operasional
Agar konsep-konsep dapat dipergunakan maka perlu dibahas kata-kata
kunci yang terdapat dalam judul penelitian sebagai berikut:
a. Penggunaan berasal dari kata guna yang berarti manfaat, dengan
demikian penggunaan berarti memanfaatkan.
b. Lembar kerja siswa adalah lembaran tertulis yang berisi konsep dasar
dan materi sebagai sarana bagi siswa untuk melatih ketrampilan
konsep.
c. Pemahaman berasal dari kata paham yang berarti mengerti benar
akan sesuatu hal.
Jadi yang dimaksud penggunaan lembar kerja siswa sebagai upaya
meningkatkan pemahaman materi, untuk mendayagunaan lembaran
tertulis yang berisi latihan konsep dan materi, serta meningkatkan
pemahaman materi matematika.
Lingkup penelitian ini diarahkan pada pembahasan berikut:
a. Materi pokok yang digunakan sebagai obyek penelitian adalah
pelajaran matematika, pada standar kompetensi: memahami sifat-sifat
tabung, kerucut dan bola, serta menentukan ukurannya.
-
Siklus I menghitung luas selimut tabung, kerucut dan bola.
-
Siklus II menghitung volume tabung, kerucut dan bola.
-
Siklus III menghitung unsur-unsur pada tabung, kerucut dan bola
jika volumenya diketahui
b. Kualitas proses dilihat dari partisipasi siswa dalam menyelesaikan
tugas.
c. Kualitas hasil dilihat dari nilai tes yang diadakan pada akhir
pembelajaran setiap siklus.
3. Pemecahan Masalah
Dalam rangka menjawab permasalahan, penulis mencoba untuk
memberikan tindakan dalam proses belajar mengajar Matematika berupa
pengunaan
lembar
kerja
siswa
setelah
mengadakan
kegiatan
pembelajaran. adapun tujuan yang hendak dicapai bertolak dari
permasalahan di atas, adalah: untuk mengetahui apakah penggunaan
lembar kerja siswa dapat mempermudah pemahaman materi Matematika.
Untuk mengukur keberhasilan tindakan, peneliti perlu merumuskan
indicator-indikator ketercapaiannya. Indicator ini dirumuskan dengan
mempertimbangkan beberapa hal, yaitu: (1) selama ini dalam
pembelajaran matematika belum pernah diterapkan penggunaan lembar
kerja, (2) jumlah siswa yang mendapat nilai minimal 60 kurang dari 50%,
dan (3) siswa kelas IX F saat ini jumlahnya cukup besar, yaitu 39 orang.
Mengingat hal-hal tersebut, indicator keberhasilan penelitian yang
dilaksanakan dalam 3 siklus ini dirumuskan sebagai berikut:
Aspek
Pencapaian
Siklus
terakhir
Cara Mengukur
Keaktifan siswa dalam
pembelajaran memahami
sifat-sifat Tabung,
Kerucut dan Bola serta
menentukan ukurannya.
75%
Diamati saat pembelajaran dan
dihitung dari jumlah siswa yang
menempatkan keaktifan dalam
kegiatan pembelajaran.
Motivasi siswa dalam
mengerjakan soal
ulangan
75%
Diamati saat pembelajaran dan
dihitung dari jumlah siswa yang
menampakkan kesungguhannya
dalam mengerjakan lembar soal
dibagikan guru.
Kemampuan siswa
dalam melakukan
aktivitas mengerjakan
lembar soal siswa secara
benar.
75%
Diamati saat pembelajaran dan
dihitung dari jumlah siswa yang
melakukan aktivitas mengerjakan
soal ulangan secara benar, yaitu
tidak melihat pekerjaan temannya.
C. Tujuan Penelitian
Yang menjadi tujuan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini adalah
sebagai berikut:
1. Meningkatkan kualitas proses pembelajaran matematika siswa kelas IX F
SMP Negeri 2 Kartasura dengan menggunakan lembar kerja.
2. Meningkatkan kualitas hasil pembelajaran matematika siswa kelas IX F
SMP Negeri 2 Kartasura melalui penggunaan lembar kerja.
3. Meningkatkan kemahiran guru dalam melaksanakan pembelajaran
matematika dengan pendekatan proses sebagaimaa yang dikehendaki
dalam kurikulum.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat dari kegiatan penelitian ini adalah:
1. Bagi siswa dapat mengerjakan soal-soal melalui proses yang benar, yaitu
melalui tahap menyimpulkan apa yang diketahui dari soal, kemudian apa
yang ditanyakan baru menentukan rumua mana yang perlu dipergunakan,
sehingga dapat meningkatkan kemampuannya itu, tetantu prestasi siswa
meningkat.
2. Bagi guru dapat mengembangkan pembelajaran matematika yang lebih
berorientasi pada proses, bukan produk, secara inovatif sehingga kualitas
pembelajaran meningkat.
3. Bagi sekolah hasil pengembangan ini dapat dijadikan acuan dalam upaya
pengadaan inovasi pembelajaran bagi para grua matematika yang lain
juga memotivasi mereka untuk selalu melakukan inovasi dengan strategi
yang lain, selain itu dapat digunakan sebagai acuan oleh para guru bidang
studi lain, karena menggunakan lembar kerja siswa juga efektif untuk
meningkatkan focus perhatian siswa pada materi pelajaran.
4. Bagi kolaborator dapat memperoleh pengalaman dan wawasan nyata
tentang penerapan teknik pembelajaran dengan menggunakan lembar
kerja dalam pembelajaran di sekolah. Selain juga dapat meningkatan
kemitraan antar guru.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritis
Menurut Drs. Ischak S.W. (1987) kesulitan belajar diartikan sebagai
suatu kejadian atau peristiwa yang menunjukkan bahwa dalam mencapai
tujuan pengajaran, sejumlah siswa mengalami hambatan dalam menyelesaikan
bahan pelajaran yang diajarkan atau dipelajari (h. 19)
Dari pengertian-pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa kesulitan
belajar adalah suatu kondisi dalam proses belajar yang ditandai oleh adanya
hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar yang baik.
Hambatan-hambatan itu dapat bersifat psikologis, sosiologis atau fisiologis.
Orang yang mengalami kesulitan belajar akan mengalami hambatan dalam
proses mencapai hasil yang baik dalam belajarnya, sehingga prestasi yang
dicapainya berada di bawah yang semestinya atau di bawah rata-rata kelasnya.
Dengan berpijak pada hasil prestasi yang dicapai siswa pada mata
pelajaran di sekolah masih lebih rendah bila dibandingkan dengan mata
pelajaran lain. Seperti PPKn dan Bahasa Indonesia, maka peneliti terdorong
untuk mengadakan penelitian dengan menggunakan lembar kerja sebagai
upaya untuk meningkatkan pemahaman materi matematika siswa kelas IX F
semoga dengan menggunakan lembar kerja ini bias membantu siswa dalam
memahami konsep dasar matematika. Bila siswa sudah menguasai/paham
dengan konsep dasarnya akan bias membantu. Dalam menyelesaikan latihanlatihan soal sehingga siswa tidak mengalami kesulitan belajar.
Menurut Berguis (Slameto, 2003: 8) bahwa belajar adalah mengatur
kemungkinan untuk melakukan transfer tingkah laku dari satu situasi ke
situasi yang lain. Belajar disebut produktif bila individu mampu menstransfer
prinsip menyelesaikan satu persoalan dalam satu situasi ke situasi lain.
Menurut Bruner (Simanjuntak, 1993: 75) menyatakan bahwa
pembelajaran matematika yang lebih baik adalah dengan melakukan
penyusunan presentasinya, karena langkah permulaan belajar konsep akan
lebih melekat bila kegiatan yang menunjukkan presentasi konsep dilakukan
siswa sendiri dan antara konsep terdahulu dengan yang dipelajari harus ada
kaitannya. Hal itu akan mewujudkan belajar bermakna.
Menurut Cornelius (Abdurrahman, 1999: 253) menyatakan bahwa
matematika perlu dipelajari dan dikembangkan. Alasan dari pentingnya untuk
mempelajari dan juga mengembangkan karena, matematika adalah sarana
berpikir yang jelas dan logis, sarana untuk memecahkan masalah kehidupan
sehari-hari, sarana mengenal pola-pola juga hubungan-hubungan serta
generalisasi pengalaman dan sarana untuk mengembangkan kreativitas.
1. Penggunaan Lembar Kerja
Pengerjaan lembar kerja dapat memberi kesempatan kepada siswa
untuk melatih melakukan suatu proses secara mandiri, sehingga siswa
sepenuhnya terlibat untuk menemukan fakta untuk mengumpulkan data,
mengendalikan variabel, dan memecahkan masalah yang dihadapi secara
nyata.
Pengertian aktivitas belajar yang dikemukakan John Deway bahwa
learning by doing atau belajar dengan mengerjakan (Uzer Usman, 1994:
16). Melalui kegiatan penggunaan lembar kerja siswa tidak menelan begitu
saja sejumlah informasi yang diperolehnya tetapi akan berusaha untuk
mengolah perolehannya dengan membandingkan terhadap fakta yang
ditemuinya selama mengikuti kegiatan pembelajaran. Dalam kegiatan ini
sekaligus
dapat
dikembangkan
mengkomunikasikannya.
Keterampilan
keterampilan
proses
ini
proses
dapat
serta
berupa
keterampilan manyimak materi dan menginterpretasikan data dalam
lembar kerja siswa, membuat kesimpulan, menerapkan dan mengajukan
pertanyaan.
Adapun langkah-langkah kegiatan penggunaan lembar kerja siswa
adalah sebagai berikut:
a. Bagi guru:
1) Menetapkan tujuan/judul topik pelajaran.
2) Mempersiapkan dan mengatur kelas yang akan digunakan.
3) Menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan materi dan disiplin
kerja, serta tata tertib.
4) Memberi tugas pada siswa supaya mengerjakan lembar kerja.
b. Bagi siswa:
1) Menerima lembar kerja siswa.
2) Bekerja sesuai petunjuk guru.
3) Mencatat hal-hal yang terjadi selama proses kegiatan belajar
mengajar.
4) Mengerjakan lembar kerja siswa.
Pada akhir kegiatan pembelajaran Matematika siswa selalu
mengerjakan lembar kerja siswa yang akan dapat memantapkan
pengetahuan yang diperoleh siswa melalui pengalaman langsung dengan
keterampilan proses seta mengkomunikasikan hasil perolehannya kepada
orang lain/guru. Oleh karena itu agar anak berfikir sendiri, maka harus
diberi kesempatan untuk berbuat sendiri (Sardiman AM, 1996: 99).
Diberikannya kesempatan berfikir secara mandiri bagi siswa
dimaksudkan agar siswa lebih memahami konsep yang diterimanya.
Dengan adanya pemahaman konsep tersebut apabila diadakan suatu tes
maka siswa akan mencapai prestasi belajar yang optimal yang merupakan
indikator keberhasilan kegiatan belajar mengajar sekaligus sebagai umpan
balik bagi guru.
2. Pemahaman Materi
Pemahaman
materi
merupakan
suatu
kondisi
berupa
kecakapan
kepandaian, keahlian dan kemampuan terhadap suatu hal atau materi.
Pendapat tersebut menekankan bahwa tingkat pemahaman siswa hanya
dapat diketahui melalui penilaian/pengukuran yang umumnya dilakukan
pada waktu tertentu, misalnya pada setiap selesai satu pokok bahasan/sub
pembelajaran atau setiap semester tergantung pada tujuan dan kebutuhan.
Oleh karena itu kegiatan penilaian merupakan salah satu kegiatan penting
dalam proses belajar mengajar dengan mengadakan pengukuran terhadap
tingkat pemahaman melalui pengukuran prestasi belajar yang berupa nilainilai kuantitas.
Prestasi belajar siswa dapat dipengaruhi oleh dua faktor sebagai berikut:
a. Faktor individual, merupakan faktor yang ada pada diri organisme itu
sendiri seperti keadaan panca indera, minat, motivasi, kecerdasan.
b. Faktor sosial, merupakan faktor yang ada di luar individu tersebut
seperti lingkungan sekolah sebagai system sosial dan lembaga
pendidikan formal, dan lingkungan keluarga, lingkungan alam dan
masyarakat (Ngalim Purwanto, 1990: 102)
Perlakukan pada kegiatan dalam pembalajaran Matematika
diharapkan lebih banyak mengadakan praktik atau penelitian yang diikuti
dengan mengerjakan lembar kerja siswa. Keterlibatan anak-anak secara
aktif dalam kegiatan belajar mengajar sangat diperlukan, agar belajar
menjadi efektif dan dapat mencapai hasil yang diinginkan (Uzer Usman,
1994: 22).
Dalam hukum latihan yang dikemukakan oleh Thorndike
diterangkan bahwa latihan memperkuat hubungan antara stimulus dengan
respon dan makin banyak hubungan itu makin sempurna. Bila tidak pernah
atau kurang latihan, maka makin lama hubungan stimulus dengan repson
makin lemah (Suara Guru No.12, 1989: 21). Implikasi hukum ini dalam
proses belajar mengajar sangat tepat karma bagaimanapun hasil belajar itu
hanya akan dapat dicapai dan ditingkatkan bilamana ditunjang oleh latihan
yang besar dan intensif.
B. Kerangka Berfikir
Pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan di sekolah yang
didalamnya terdapat interaksi antara berbagai komponen pengajaran. Diantara
komponen pengajaran tersebut adalah guru, isi atau materi ajar dan siswa.
Dalam pembelajaran harus diperhatikan pula sumber-sumber instruksional
yang berkaitan dengan pemilihan metode dan kegiatan belajar siswa, antara
lain pemilihan alat-alat pendukung atau media yang dapat memberikan
motivasi kepada siswa dan memberikan cara-cara yang dapat menumbuhkan
kreativitas siswa dalam proses pembelajaran matematika
Guru matematika dituntut berpikir bagaimana cara menumbuhkan
kreativitas siswa dalam pembelajaran matematika. Salah satu cara untuk
mewujudkannya adalah dengan penggunaan lembar kerja dalam
pembelajaran matematika.
Penggunaan lembar kerja dalam hal ini sebagai upaya untuk
mempermudah pemahaman materi Matematika. Lembar Kerja siswa ini
berisi tentang latihan materi dan konsep satuan pelajaran. Dengan
penggunaan lembar kerja siswa maka siswa akan lebih aktif dan lebih
bersungguh-sungguh dalam kegiatan pembelajaran Matematika, karena
selalu dituntut untuk menggunakan lembar kerja siswa setelah akhir
pembelajaran. Dengan perolehan belajar dari pengalaman langsung maka
konsep-konsep dasar Matematika lebih dikuasai oleh siswa secara optimal.
Dengan pengalaman langsung maka konsep-konsep dasar IPA, yang telah
ditemukan melalui penelitian tidak akan cepat dilupakan. Karena anak
lebih menguasai konsep-konsep dasar Matematika maka pada saat
dilaksanakan kegiatan ulangan prestasi siswa akan naik/ meningkat.
Dasar pemikiran ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Kondisi Awal
Tindakan
Kondisi Akhir
Belum dilaksanakan penggunaan
lembar kerja siswa
Penggunaan lembar kerja siswa
setiap selesai mengadakan kegiatan
pembelajaran
Siswa dapat menuangka konsepkonsep dasar Matematika yang benar
dalam lembar kerja siswa sehingga
mempermudah pemahaman materi
C. Rumusan Hipotesis
“Penggunaan lembar kerja siswa secara berulang dapat meningkatkan
pemahaman siswa dalam mata pelajaran Matematika siswa kelas IX F
Sekolah Menengah Pertama Negeri 02 Kartasura Kabupaten Sukoharjo
Tahun pelajaran 2007/2008”.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di sekolah Menengah Pertama
Negeri 02
kartasura Kabupaten Sukoharjo. Di sekolah ini setiap tingkatan ada 6 kelas
parallel, yaitu A, B, C, D, E dan F. dengan jumlah siswa tiap kelas rata-rata 40
siswa. Buku pelajaran untuk semua mata pelajaran termasuk matematika
tersedia dalam jumlah yang mencukupi sehingga tiap siswa mendapat satu
buku.
Rencananya tahap persiapan hingga pelaporan hasil pengembangan
akan dilakukan selama 3 bulan, yaitu mulai bulan Oktober sampai dengan
pelaksanaan pada bulan Oktober sampai dengan bulan November, sedang
pada tahap pelaporan pada bulan Desember.
B. Subjek Penelitian
Yang menjadi subjek adalah siswa kelas IX F SMP Negeri 02 Kartasura
tahun ajaran 2007/2008, seperti siswa kelas lain masing-masing siswa kelas
ini mendapat pinjaman buku pelajaran matematika terbitan tiga serangkai
tahun 2006. selain itu mereka juga memiliki LKS matematika yang disusun
oleh MGMP matematika SMP Kabupaten Sukoharjo, dengan cara membeli
secara kolektif. Adapun kegunaan LKS ini sebagai pengayaan materi
pembelajaran bagi siswa didik. Jumlah siswa kelas IX F 39 siswa.
C. Prosedur Penelitian
Penelitian ini berupa penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan
dengan menempuh prosedur sebagai berikut:
a.
Tahap Persiapan Tindakan, meliputi kegiatan tim guru kelas IX dan
Kepala Sekolah
1) Mengadakan sharing ideas dengan guru-guru kelas IX SMP 2
Kartasura untuk mendapatkan berbagai pertimbangan dan masukan
mengenai
penerapan
pendekatan
proses
dalam
pembelajaran
matematika dengan menggunakan lembar kerja.
2) Penyiapan sarana dan prasarana yaitu alat peraga, dan menyiapkan
lembar kerja, serta memperbanyak sejumlah siswa.
3) Menyiapkan pedoman observasi terhadap proses pembelajaran
matematika menggunakan lembar kerja.
b.
Tahap Aplikasi Tindakan
Dalam pelaksanaan PTK ini, mekanisme kerjanya diwujudkan dalam
bentuk siklus (direncanakan 3 siklus), yang setiap siklusnya tercakup 4
kegiatan, yairu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi dan
interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi.
1) Rancangan Siklus I
a) Tahap perencanaan, mencakup kegiatan menyiapkan peringkat
pembelajaran dan merancang sekenario pembelajaran matematika
dengan menggunakan lembar kerja.
b) Tahap pelaksanaan, dilakukan dengan mengadakan pembelajaran
yang dalam satu kelas ada 3 kali tatap muka. 2 tatap muka 2 x 40
menit/tatap muka 1 x 40 menit, sesuai sekenario pembelajaran dan
RP pada siswa. Pada siklus I ini pembelajaran dilakukan oleh guru
kelas (selaku peneliti), sedangkan teman sejawat melakukan
observasi terhadap proses pembelajaran dna wawancara kepada
beberapa siswa setelah pembelajaran berakhir
c) Tahap Observasi, dilakukan peneliti dengan mengamati proses
pembelajaran. Observasi diarahkan pada poin-poin dalam pedoman
yang telah disiapkan peneliti. Selain itu, untuk memperoleh data
yang akurat, peneliti juga melakukan wawancara dengan para
siswa mengenai poin-poin tertentu yang dirasa perlu ditanyakan
pada siswa untuk mendapatkan data yang lebih lengkap.
d) Tahap Analisis dan refleksi, dilakukan
peneliti dengan cara
menganalisis hasil pekerjaan siswa, hasil observasi, serta hasil
wawancara. Dengan demikian, analisis dilakukan terhadap proses
dan hasil pembelajaran. Berdasarkan hasil analisia tersebut akan
diperoleh kesimpulan bagian indikator mana yang perlu diperbaiki
atau disempurnakan dan indikator mana yang telah memenuhi
target.
2) Rancangan siklus II dan III
Pada siklus kedua dan ketiga dilakukan tahapan-tahapan seperti
pada siklus pertama tetapi didahului dengan perencanaan ulang
berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh pada siklus pertama (refleksi),
sehingga kelemahan-kelemahan yang terjadi pada siklus pertama tidak
terjadi pada siklus kedua, begitu juga dengan siklus III.
JADWAL KEGIATAN PENELITIAN
No
Waktu
Jenis Kegiatan
Keterangan
1
Oktober 2007
Guru (3 orang) Berdasarkan
pada
Minggu ke-1
menyusun
materi
menentukan
silabus
guru
pembelajaran
silabus setengah untuk kegiatan penelitian tindakan
semester
2
Oktober 2007
Guru
Minggu ke-2, 3
peneliti
kelas
selaku Pembelajaran dengan menggunakan
lembar kerja (untuk latihan soal)
merancang
scenario
pembelajaran
3
Oktober 2007
Pelaksanaan
Minggu ke – 4
siklus I, siklus II,
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas
November 2007 siklus III
Minggu ke-2, 4
4
November 2007 Mengoreksi hasil Menganalisa hasil pekerjaan siswa,
Minggu ke-1, 3
latihan soal
Desember 2007
hasil observasi, serta hasil wawancara
1.
Minggu ke-1
Menghitung presentase siswa
aktif
2.
Menghitung presentase siswa
yang
mencapai
ketuntasan
Mengidentifikasi
penyebab
belajar.
3.
adanya siswa kurang aktif
4.
Mengidentifikasi /tindak lanjut
yang perlu dilakukan pada
siklus berikutnya.
5
Desember 2007
Menyusun hasil Penyusunan krya tulis ilmiah dalam
Minggu ke
penelitian
2,3,4
rangka menyongsong sertifikasi guru
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Diskripsi Tiap Siklus
Sebagaimana telah dituliskan di depan, penelitian tindakan terhadap
pembelajaran matematika dengan menggunakan lembar kerja ini dilakukan
dalam 3 siklus yang setiap siklus meliputi dua kali pertemuan. Setiap
pertemuan menggunakan waktu 2 x 40 menit, yang menjadi buku sumber
adalah buku pegangan siswa “Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama
Kelas IX Semester I” yang diterbitkan oleh Tiga Serangkai. Buku tersebut
dimiliki oleh semua siswa kelas IX, sehingga membantu kelancaran
pembelajaran Matematika.
Ada empat standard kompetensi pada buku ini yang harus disampaikan
kepada siswa pada semester pertama, yaitu memahami kesebangunan bangun
datar dan penggunaannya dalam pemecahan masalah, memahami sifat-sifat
tabung kerucut dan bola serta menentukan ukurannya, melakukan pengolahan
dan penyajian data dan memahami peluang kejadian sederhana.
Disini peneliti/guru memilih pada standar kompetensi memahami sifatsifat tabung kerucut dan bola, serta menetukan ukurannya: yang diambil
sebagai bahan untuk penelitian. Pada standar kompetensi ini mengambil pada
Kompetensi Dasar: Menghitung Luas Selimut dan Volume Tabung Kerucut
Dan Bola, serta Memecahkan Masalah Yang Berkaitan Dengan Tabung
Kerucut dan Bola. Juga memilih pada Indikator: Menghitung Luas Selimut
Tabung, Kerucut dan Bola, Mengitung Volume Tabung, Kerucut dan Bola
Serta Menghitung Unsur-Unsur Pada Tabung, Kerucut dan Bola Jika
Volumenya Diketahui.
Adapun hasil pelaksanaan tindakan setiap siklus adalah sebagai berikut:
1. Siklus I
Pada siklus pertama ini, materi pelajaran diambil dari buku pegangan
siswa terbitan tiga serangkai pada pelajaran Bangun Ruang Sisi Lengkung,
Standar Kompetensi: Memahami Sifat-Sifat Tabung, Kerucut dan Bola,
serta Menentukan Ukuran-ukurannya, Kompetensi Dasar: Menghitung
Luas Selimut dan Volume Tabung, Kerucut, dan Bola. Indikatornya:
Menghitung Luas Selimut Tabung, Kerucut dan Bola.
Peneliti mengawalinya dengan melakukan tahap perencanaan
tindakan kelas. Mencakup kegiatan:
a. Menyusun Silabus dan Rencana Pembelajaran (RP) menulis untuk
setengah semester.
b. Merancang skenario pembelajaran bangun Ruang Sisi Lengkung
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Guru memberikan apersepsi dengan menggali pengalaman siswa
mengenai tabung, kerucut dan bola.
2) Guru memperlihatkan benda-benda yang berbentuk tabung,
kerucut dan bola.
3) Guru mengidentifikasi unsur-unsur tabung, kerucut dan bola.
4) Guru membantu siswa untuk menyebutkan unsur-unsur tabung,
kerucut dan bola.
5) Guru meminta siswa untuk menunjukkan jari-jari, diameter, tinggi,
sisi alas dari tabung, kerucut dan bola.
6) Guru meminta siswa untuk menunjukkan selimut tabung, dan
kerucut.
7) Guru meminta siswa untuk menunjukkan jari-jari, dan diameter
suatu bola dengan terlebih dahulu membelah bola.
8) Para siswa diminta untuk mengajukan pertanyaan kepada guru
tentang materi pelajaran yang diajarkan oleh guru, yang mereka
belum jelas/paham.
9) Guru mengulang lagi tentang materi/pokok masalah yang siswa
belum jelas.
10) Para siswa memperhatikan keterangan guru dengan seksama.
11) Guru membagikan lembar kerja kepada siswa yang berupa soalsoal untuk evaluasi pembelajaran.
12) Siswa mengerjakan soal latihan pada lembar kerja yang telah
disediakan.
13) Siswa dan guru membahas soal-soal yang siswa merasa kesulitan.
14) Guru mengoreksi hasil tes dan menganalisisnya, sebagai bahan
pertimbangan tingkat keberhasilan proses pembelajaran.
c. Menyiapkan alat pembelajaran yang diperlukan, yaitu benda-benda
yang berbentuk tabung, kerucut dan bola.
d. Menyusun lembar kerja unutk latihan siswa serta menggandakannya
sejumlah siswa kelas IX F.
e. Menyusun pedoman observasi terhadap proses pembelajaran serta
pedoman penilaian terhadap hasil evaluasi/ulangan siswa.
Aktivitas perencanaan tindakan tersebut dilakukan oleh guru selaku
peneliti dalam waktu satu minggu sebelum pelaksanaan pembelajaran.
Tahap pelaksanaan tindakan yang berupa pembelajaran matematika
pada Bangun Ruang Sisi Lengkung pada Indicator: Menghitung Luas
Selimut Tabung, Kerucut dan Bola, dilakukan dalam 2 kali tatap muka
yang setiap tatap muka menggunakan waktu 2 x 40 menit. Pada pertemuan
pertama diawali dengan pemberian apersepsi berupa Tanya jawab tentang
tabung, kerucut dan bola beserta unsur-unsurnya yang sudah dibahas pada
pembelajaran sebelumnya. Selanjutnya, siswa diminta mengamati bendabenda yang terbuat dari akrton, kemudian mengguntingnya pada sisi
tegaknya (tinggi tabung) kemudian dilumbarkannya, maka terbentuk
jaring-jaring tabung, kemudian kerucut dengan langkah yang sama seperti
tabung paba bola siswa membuat percobaan dengan melilitkan tali pada
kulit bola, kemudian tali pada kulit bola dipindahkan pada tabung ternyata
tali tersebut seluruhnya menyelimuti selimut tabung, dengan ketentuan
diameter tabung = diameter bola = tinggi tabung. Kemudian guru meminta
siswa untuk mengamatinya dan membuat kesimpulan. Dengan bantuan
guru siswa menentukan luas tabung, kerucut dan bola. Setelah luas tabung
kerucut dan bola disimpulkan dengan benar siswa diarahkan untuk
membuat rangkuman. Kemudian guru memberi contoh soal dan siswa
memperhatikan dengan baik. Setelah siswa paham dan bias maka siswa
diberi latihan soal dengan menggunakan lembar kerja. Pada lembar kerja
ini anak dibantu bagaimana cara mengerjakan soal yang benar. Maka
disini anak tinggal mengisi titik-titik saja. Dengan demikian supaya anak
terlatih untuk mengerjakan soal dengan langkah dan menggunakan prinsip
dasar yang benar. Setelah selesai dikoreksi bersama siswa, mana soal yang
siswa merasa kesulitan kemudian dibahas bersama hingga siswa paham
kemudian anak diberi tugas untuk latihan di rumah.
Pada pertemuan kedua guru mengulangi mateir pelajaran pertemuan
pertama, hanya untuk mengingatkan kembali, yaitu tentang rumus luas
tabung, kerucut dan bola. Kemudian siswa diberi soal ulangan untuk
mengetahui tingkat pemahaman siswa. Siswa mengerjakan soal secara
individu maka tidak boleh ada diskusi. Setelah selesai soal dikumpulkan
oleh guru untuk dikoreksi dan dinilai.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan terhadap pelaksanaan
tindakan dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut:
a. 45% siswa belum aktif dia masih belum bisa memanfaatkan waktu
dengan baik karena dia hanya diam saja.
b. 45% kurang antusias dalam mengerjakan.
c. 45% siswa belum mencapai nilai 65.
Berkaitan dengan hasil observasi yang menunjukkan bahwa
indikator penelitian ini belum tercapai, peneliti berupaya menggali faktor
penyebab fenomena tersebut, kemudian melakukan refleksi bersama-sama.
Adapun hasilnya sebagai berikut:
a. Para siswa belum bisa aktif dalam mengerjakan ulangan karena takut
atau malu bertanya pada guru.
b. Para siswa yang kurang antusias di dalam mengerjakan yang menjadi
penyebabnya
adalah
faktor
kurang
percaya
diri
dengan
kemampuannya.
c. Untuk siswa yang mendapat nilai kurang dari 65 ini disebabkan
kurangnya perhatian siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Refleksi dari hasil tindakan siklus ini adalah para siswa perlu diberi
motivasi tentang pentingnya dalam mengikuti pembelajaran, dan perlu
diberi waktu yang lebih banyak dan diadakan pembimbingan lagi.
2. Siklus II
Pada siklus ini guru selaku peneliti menyiapkan materi pembelajaran
yang akan digunakan. Pada siklus kedua ini masih tetap menggunakan
materi Bangun Ruang Sisi Lengkung (tabung, kerucut dan bola), indikator
menghitung volume tabung, kerucut, dan bola. Materi ajar diambil dari
Buku Pegangan Siswa.
Pada tahap perencanaan tindakan, peneliti menyusun skenario
pembelajaran dengan memperhatikan hasil tindakan siklus I, selain itu
yang perlu disiapkan adalah media pembelajaran tabung, kerucut dan bola.
Adapun langkah-langkah pembelajaran yang akan ditempuh sebagai
berikut:
a. Guru memberi apersepsi.
b. Guru menunjukkan tabung, kerucut dan bola.
c. Guru mengingatkan kembali volume balok.
d. Untuk mencari volume tabung caranya sama dengan volume balok,
yaitu luas alas x tinggi.
e. Guru bersama siswa utnuk mencari volume kerucut.
f. Guru bersama siswa mencari volume bola.
g. Siswa melakukan percobaan mencari volume kerucut dan bola.
h. Siswa menyimpulkan tentang volume tabung, kerucut dan bola.
i. Guru membagikan lembar kerja kepada siswa untuk evaluasi
pembelajaran.
j. Siswa mengerjakan latihan soal pada lembar kerja yang telah
disediakan.
k. Guru meneliti/memperhatikan siswa yang sedang mengerjakan latihan
soal.
l. Guru menjelaskan soal-soal yang siswa merasa kesulitan.
m. Guru mengoreksi hasil tes/ulangan dan menganalisisnya sebagai bahan
pertimbangan tingkat keberhasilan Siklus II.
Pada tahap pelaksanaan tindakan, guru melakukan pembelajaran
dengan aktivitas sebagai berikut: Pertemuan pertama (2 x 40 menit)
diawali dengan pemberian apersepsi dengan pertanyaan mengenai unsurunsur tabung, kerucut dan bola. Selanjutnya guru memberikan contoh
nyata benda-benda yang berbentuk tabung, kerucut dan bola. kemudian
guru bersama siswa mempraktekkan mencari volume tabung, kerucut dan
bola. Setelah siswa dinilai dapat memahami bagaimana cara mendapatkan
volume tabung, kerucut dan bola mereka diminta untuk mencoba sendiri
dengan cara berkelompok, bagaimana cara menetukan volume tabung,
kerucut dan bola. meski demikian bimbingan guru tetap diberikan kepada
siswa yang tampak mengalami kesulitan, baik bagaimana cara
melakukannya maupun langkah-langkahnya. Setelah siswa merasa paham
dan jelas siswa diarahkan untuk membuat suatu kesimpulan tentang rumus
volume tabung, kerucut dan bola.
Guru memberi contoh soal dalam lembar kerja siswa untuk
dikerjakan siswa sebagai alat mengevaluasi sampai dimana siswa dapat
memahami materi yang telah disampaikan oleh guru/peneliti. Setelah
siswa dirasa cukup memahami materi yang diberikan oleh guru siswa
diberi tugas soal untuk dikerjakan di rumah sebagai latihan.
Pada pertemuan yang kedua guru mengulang masalah bagaimana
cara mencari volume tabung, kerucut dan bola, dan disimpulkan dalam
bentuk rumus volume. Kemudian siswa diberi soal untuk ulangan yang
telah disiapkan oleh guru/peneliti, dengan langkah-langkah kerja seperti
yang telah dicoba/dikerjakan siswa pada lembar kerja pada pertemuan
pertama.
Berdasarkan hasil observasi terhadap pelaksanaan tindakan siklus II
diperoleh data sebagai berikut:
a. 25% siswa kurang aktif dalam mengikuti pelaksanaan pembelajaran.
b. 25% siswa kurang antusias di dalam mengerjakan soal.
c. 40% siswa mendapat nilai kurang dari 65.
Dari hasil refleksi yang dilakukan guru/peneliti diperoleh fakta-fakta
dan rencana tindakan sebagai berikut:
a. Untuk siswa yang kurang antusias dan kurang aktif selama
pembelajaran berlangsung beranggapan bahwa pelajaran matematika
itu sulit. Sehingga mereka tidak percaya diri dengan kemampuannya.
Ini terlihat dari bagaimana cara dia mengerjakan soal, dia tidak tenang
selalu
minta
pertimbangan
temannya,
sehingga
pekerjaannya/
jawabannya sering diganti-ganti yang menyebabkan jawabannya
menjadi kotor dan banyak coretannya. Ini akan diatasi dengan
meyakinkan kepada anak bahwa jawabannya itu belum tentu salahm
dan mungkin jawaban dari temannya itu malah masih banyak
kekurangannya.
b. Siswa nilainya kurang dari 65 ini disebabkan karena siswa kurang
maksimal dalam pengerjaannya, karena kurang memanfaatkan contohcontoh yang diberikan guru, disebabkan kurang memahami langkahlangkah mengerjakannya, karena itu pembetulan yang dilakukan hanya
bersifat coba-coba, sehingga perbaikan yang dilakuan masih juga
salah. Kesulitan ini akan di atasi dengan cara guru memberi banyak
contoh tentang penyelesaian soal-soal yang baik, selain itu, karena
pemberian tanda-tanda kesalahan pada jawaban/pekerjaan siswa sangat
membantu dalam melakukan perbaikan, langkah tersebut akan tetap
diterapkan pada siklus berikutnya.
3. Siklus III
Pada siklus ini Kompetensi yang akan diajarkan adalah “Memahami
Sifat-Sifat Tabung, Kerucut dan Bola, serta Menentukan Ukurannya” pada
Kompetensi Dasar: Menghitung luas selimut dan volume tabung, kerucut
dan bola. Pada Indikator: Menghitung unsur-unsur pada tabung, kerucut,
dan bola jika volumenya diketahui.
Sebelum melaksanakan siklus III ini, penerapan langkah-langkah
yang berdasarkan hasil penerapan siklus I dan II belum berhasil diperbaiki
untuk diterapkan lagi.
Perencanaan tindakan dilakukan dengan merancang skenario
pembelajaran dengan langkah-langkah:
a. Guru memberikan apersepsi dengan menggali pengetahuan siswa yang
berkaitan dengan pembelajaran pada siklus I dan II.
b. Guru bersama siswa membahas soal-soal yang dimana siswa merasa
kesulitan untuk mengerjakannya.
c. Guru menyampaikan materi pembelajaran pada indikator yang perlu
dicapainya.
d. Guru memberi conoth urut-urutan bagaimana cara menyelesaikan soalsoal.
e. Guru meminta siswa untuk mencoba menyelesaikan soal.
f. Siswa diminta untuk memahami soal-soal yang akan dikerjakannya
dengan langkah-langkah yang benar.
g. Guru melihat-lihat pekerjaan siswa yang sudah mengerjakan, sambil
meneliti
bagian-bagian
yang
perlu
diperbaiki,
missal
dalam
pengoperasian perkalian atau penjumlahan atau langkah yang lain yang
anak kurang teliti.
h. Siswa melakukan revisi.
i. Siswa melakukan penelitian lagi tentang pekerjaannya, hingga siswa
yakin bahwa pekerjaannya sudah benar.
j. Guru mengevaluasi pekerjaan siswa sebagai bahan pertimbangan
tingkat keberhasilan siklus tes akhir ini.
k. Guru selaku peneliti engumumkan semua pekerjaan siswa pada siswa,
untuk mengukur ketercapaian siklus III, didasarkan pada presentasi
siswa yang memenuhi, ketercapaian indicator yang telah dirumuskan.
Target persentasinya tentu saja harus lebih besar bila dibandingkan
dengan persentase siklus II.
Tahap pelaksanaan tindakan dilakukan guru selaku peneliti dengan
melakukn pembelajaran apada Kompetensi Dasar “Memecahkan masalah
yang berkaitan dengan tabung, kerucut dan bola”. Pada pertemuan pertama
guru mengadakan apersepsi dengan menanyakan tentang unsur-unsur
volume dan luas tabung, kerucut dan bola. yang terdapat dalam materi
pembelajaran pada pelajaran sebelumnya. Selanjutnya siswa diminta
membuka buku pelajaran pada materi Bangun Ruang Sisi Lengkung pada
Kompetensi Dasar: Memecahkan Masalah Yang Berkaitan Dengan
Tabung,
Kerucut
dan
Bola.
Pertama-tama
guru
menyampaikan/
menjelaskan tentang materi pembelajarannya dan siswa memperhatikan
dengan seksama. Bia ada hal-hal yang dirasa siswa masih belum paham,
siswa diarahkan untuk bertanya. Kemudian guru memberikan contoh soal
untuk diselesaikannya. Siswa diminta memahami dengan baik. Kalau
dinilai anak sudah memahaminya dengan baik, maka guru selaku peneliti
memberikan latihan soal kepada siswa untu dikerjakannya, yang berupa
lembar kerja masing-masing siswa menerima lembar kerja. Pekerjaan yang
sudah selesai dikumpulkan pada guru. Selanjutnya guru mengoreksi
pekerjaan siswa untuk dinilai.
Pada pertemuan yang kedua guru mengulangi tentang pembelajaran
pertemuan pertama dan menekankan pada materi memecahkan masalah
yang berkaitan dengan tabung, kerucut dan bola, yaitu pada penggunaan
rumus luas, volume untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan
tabung, kerucut dan bola. kalau dinilai anak sudah cukup paham kemudian
anak diberi latihan soal, untuk ulangan. Pada latihan soal ini siswa
mengerjakan soal secara individual, jadi anak tidak boleh diskusi
dengantemannya, soal diberi batasan waktu. Bila waktu sudah habis anak
disusruh mengumpulkan lembar jawabannya. Kemudian dikoreksi oleh
guru selaku peneliti.
a. 15% siswa belum menunjukkan keaktifan dan kesungguhan dalam
pembelajaran.
b. 20% siswa masih mendapat nilai dibawah 65.
Berkaitan dengan hasil observasi di atas guru selaku peneliti
melakukan refleksi dengan hasil sebagai berikut:
a. Siswa yang belum menunjukkan keaktifan dan kesungguhannya
karena bimbingan yang diberikan guru tidak bisa maksimal, mengingat
jumlah siswa dalam satu kelas yang cukup besar, yaitu 39 siswa. Pada
pembelajaran berikutnya masalah ini akan diatasi dengan meminta
para siswa yang masih kesulitan dalam mengerjakan soal dengan baik
untuk duduk di deretan depan. Cara ini memungkinkan mereka
mendapat bimbingan secara individual lebih banyak.
b. Masalah siswa yang belum bisa menunjukkan kesungguhannya dalam
mengerjakan soal karena mereka tidak berupaya untuk memperbaiki
pekerjaannya,
padahal
sudah
diberi
tahu
oleh
guru
bahwa
pekerjaannya masih banyak kekeliruannya. Ini tampak dari fakta
bahwa bagian-bagian jawaban yang telah ditunjukkan oleh guru tidak
diperbaiki siswa.
c. Para siswa yang belum mampu mendapat nilai 65 permasalahannya
hamper sama seperti di atas.
Refleksi lebih lanjut mengenai hal ini mendapati bahwa para siswa
beranggapan bahwa pekerjaannya/jawabannya sudah selesai atau sudah
benar sehingga tidak perlu diperbaiki lagi. Untuk meluruskan pandangan
siswa tersebut guru selaku peneliti akan menyampaikan bagaimana cara
mengerjakan soal yang benar melalui berbagai kesempatan.
Mengingat pencapaian siklus III yang telah sesuai dengan indicator
yang dirumuskan, penelitian ini diakhiri. Namun demikian, karena masih
terdapat hambatan dalam pembelajaran dengan menggunakan lembar
kerja, guru selaku peneliti memutuskan untuk tetap menerapkan tindakan
pada pembelajaran berikutnya.
B. Diskripsi Antar Siklus
Setelah dilakukan diskripsi tiap siklus, selanjutnya dilakukan deskripsi
perkembangan antar siklus untuk mendiskripsikan peningkatan yang dicapai
dari satu siklus ke siklus berikutnya. Untuk memperjelas deskripsi perlu
disampaikan hasilnya dalam bentuk tabel.
Tabel hasil tindakan ditinjau dari indikator ketercapaian PTK
No
Indikator
1
Siswa yang aktif selama pelaksanaan
ulangan.
2
Siswa yang antusias dalam mengerjakan
Siklus I
Presentase
Siklus II Siklus III
55%
75%
85%
55%
75%
85%
soal ulangan setelah berlatih dengan
menggunakan lembar kerja.
3
Siswa yang bisa mengerjakan
ulangan
dengan
baik
soal
(minimal
55%
60%
80%
memperoleh nilai 65)
Secara umum dapat dinyatakan bahwa terdapat peningkatan pada ketiga
indikator yang ditetapkan tim dari hasil tindakan siklus I, II, maupun III.
Peningakatan yang signifikan terjadi pada indicator I, siklus I ke siklus II dan
pada indikator 3 dari siklus II ke siklus III. Karena peningkatannya mencapai
20% ini,m berarti tindakan dengan menggunakan lembar kerja dapat
meningkatkan motivasi dan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal.
Selain itu, data di atas menunjukkan bahwa ketiga indikator penelitian telah
tercapai pada siklus 3 bahkan pada indicator 3 telah melampaui target.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Melihat pencapaian indikator-indikator penelitian antar siklus dapat
dinyatakan bahwa penerapan dengan menggunakan lembar kerja pada
pembelajaran matematika dapat meningkatkan kualitas proses maupun hasil
pembelajaran matematika, para siswa kelas IX F SMP N 2 Kartasura. Dengan
kata lain bahwa suatu proses pembelajaran akan menghasilkan suatu kualitas
yang baik, bila aktivitas-aktivitas dalam proses pembelajaran berpengaruh
terhadap hasil yang dicapai
Dalam kegiatan belajar mengajar sering terdapat beberapa siswa yang
mengalami kesulitan belajar, banyak factor penyebab kesulitan belajar siswa,
salah satunya adalah kurang motivasi dalam belajar. Hal ini seperti
diungkapkan A. Tabrani Rusyan, yaitu ”Sumber kegagalan belajar dapat
berasal dari kurangnya motivasi belajarnya” (h. 103). Penggunaan lembar
kerja ini sebagai motivasi dalam proses pembelajaran matematika.
Dengan demikian dalam upaya perbaikan kesulitan belajar siswa guru
dituntut agar dapat memberi motivasi yang mampu membangkitkan semangat
dan kegiatan siswa untuk belajar. Hanya apabila mempunyai motivasi yang
kuat, siswa akan minatnya, aktivitasnya dan partisipasinya dalam mengikuti
kegiatan belajar mengajar yang sedang dilakukan, berkaitan dengan ini A.
Tabrani Rusyan (1989: 127) mengemukakan,” Belajar tanpa adanya motivasi
kiranya akan sulit untuk berhasil”, seperti yang diungkapkan juga oleh
Sardiman A.M. (1990) bahwa, ”Seorang siswa yang mempunyai intelegensi
tinggi boleh jadi gagal dalam belajarnya karena kurangnya motivasi” (h.75).
Jadi motivasi dapat menentukan tingkat keberhasilan atau kegagalan belajar
siswa.
Dari tabel di atas (tabel hasil tindakan) dapat dinyatakan bahwa
pencapaian semua indikator pada siklus I masih rendah ini dapat dipahami
mengingat pendekatan proses baru kali pertama diterapkan yang menjadi
penyebabnya adalah belum terbiasa atau terlatihnya siswa melalui tahap-tahap
yang ada namun kegagalan tersebut akan hilang kala mereka telhah menikmati
hasilnya. Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian ini, yakni adanya
peningkatan yang tinggi pada persentase siswa yang aktif dan antusias dalam
mengerjakan ulangan selama pelaksanaan ulangan berlangsung dari 55% pada
siklus I menjadi 75% pada siklus II. Berkaitan dengan hal tersebut, para siswa
menyatakan
bahwa
penggunaan
lembar
kerja
menjadikan
mereka
berusaha/terpancing untuk mengerjakan latihan soal selanjutnya lebih baik,
karena dengan adanya lembar kerja akan memudahkan mereka mengerjakan
soal-soal. Sehingga para siswa akan mendapatkan nilai yang baik. Fenomena
tersebut sesuai dengan hasil penelitian Kounin (dalam Borich, 1996: 271)
yang menemukan bahwa kunci untuk mencegah pembelajaran dari kebosanan
dan kepasifan adalah mendesain kegiatan belajar yang memungkinkan mereka
benar-benar melihat adanya penghargaan terhadap yang telah dilakukannya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan diskripsi hasil yang dicapai penelitian tindakan kelas, dapat
disimpulkan sebagai berikut:
a.
Penerapan pembelajaran dengan menggunakan lembar kerja dapat
meningkatkan keaktifan dan kesungguhan siswa kelas IX F SMP
negeri 2 Kartasura dalam melakukan aktifitas pembelajaran, ini
ditunjukkan dari meningkatnya presentase jumlah siswa yang
memenuhi criteria pada indicator tersebut, baik dari siklus I ke siklus
II, maupun dari siklus II ke siklus III. Peningkatan kualitas jawaban
/pekerjaan siswa juga mengindikasikan adanya peningkatan kualitas
proses pembelajaran.
b.
Penerapan
pendekatan
dengan
menggunakan
lembar
kerja
meningkatkan hasil pembelajaran, ini ditunjukkan dari adanya
peningkatan presentase jumlah siswa yang mendapat nilai minimal
65. Bahkan dari data nilai dapat dinyatakan bahwa sejak siklus I
capaian pekerjaan siswa kelas IX F lebih tinggi bila dibandingkan
nilai menulis sebelumnya.
c.
Penerapan pendekatan dengan menggunakan lembar kerja dapat
meningkatkan kualitas dan hasil pembelajaran matematika di SMP
Negeri 2 Kartasura khususnya di kelas IX F.
B. Saran-saran
Berdasarkan hasil yang dicapai penelitian tindakan kelas ini peneliti
mengajukan saran sebagai berikut:
a.
Tindakan pada penelitian ini pada hakekatnya layak digunakan dan
dikembangkan oleh guru yang mengalami permasalahan sejenis
terutama untuk meningkatkan prestasi belajar matematika.
b.
Kreativitas guru sangat menentukan keberhasilan penerapan model
ini, karena sebelum menerapkan model ini guru harus merancang
pembelajaran yang dapat mengkondisikan siswa aktif melakukan
kegiatan penelitian/pengamatan, sebaiknya guru meningkatkan
kreativitasnya dalam mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
Chaplin. 1972. Kamus Psikologi. Jakarta: Penerbit Gramedia.
Moh. Uzer Usman. 1994. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remadja
Roesdakarya.
Nana Sudjana. 1991. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remadja
Roesdakarya.
Nasution, S. 1972. Didaktik Asas-asas Mengajar. Bandung: Jenmars.
Ngalim Purwanto. 1983. Ilmu Pendidikan Teoretis Praktis. Bandung: Remaja
Karya.
Roestiyah N. K. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bhineka Cipta.
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. 1997. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Zahara Idris dan Lisma Jamal. 1992. Pengantar Pendidikan 1. Jakarta: PT.
Gramedia Widiasarana Indonesia.
Zainal Arifin. 1988. Evaluasi Instruksional Prinsip, Teknik, dan Prosedur.
Bandung: CV. Remaja Karya.
___________. 1985. Suatu Pengantar dalam Metodologi Pengajaran. Salatiga:
CV. Saudara.
Lampiran 1: Perangkat Pembelajaran
SILABUS
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Alokasi Waktu
:
: Matematika
: IX/Satu
: 2. Memahami sifat-sifat tabung, kerucut, dan bola, serta menentukan ukurannya.
: 2.1. Mengidentifikasi unsur-unsur tabung, kerucut, dan bola.
: 2 x 40 menit
Materi Pokok
Pembelajaran
Tabung,
kerucut, dan
bola
Kegiatan Pembelajaran
-
Mendiskusikan unsurunsur tabung, kerucut
dan bola dengan
menggunakan model
bangun ruang sisi
lengkung (model
kerangka dan padat)
Indikator
-
Menyebutkan
unsur-unsur, jarijari, diameter,
tinggi, sisi, alas dari
tabung, kerucut dan
bola.
Penilaian
Tes tertulis
tentang unsurunsur tabung,
kerucut, dan bola
Alokasi
Waktu
2 x 40
menit
Sumber Bahan
Buku teks,
lingkungan
model bangun
ruang (kerangka
dan padat)
SILABUS
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Alokasi Waktu
:
: Matematika
: IX/Satu
: 2. Memahami sifat-sifat tabung, kerucut, dan bola, serta menentukan ukurannya.
: 2.2. Menghitung luas, selimut, dan volume tabung, kerucut, dan bola.
: 12 x 40 menit
Materi Pokok
Pembelajaran
Tabung,
kerucut, dan
bola
Kegiatan Pembelajaran
Indikator
Penilaian
Tes tertulis
tentang unsurunsur tabung,
kerucutm, dan
bola
Alokasi
Waktu
4 x 40
menit
-
Menentukan selimut
tabung, kerucut dan bola
-
Menghitung luas
selimut tabung,
kerucut dan bola
-
Mencari volume tabung,
kerucut dan bola
-
Menghitung
volume tabung,
kerucut dan bola
4 x 40
menit
-
Menggunakan rumus
volume untuk
menghitung unsur-unsur
tabung, kerucut dan bola
-
Menghitung unsurunsur tabung,
kerucut dan bola
jika volumenya
diketahui
4 x 40
menit
Sumber Bahan
Buku teks,
bangun ruang
sisi lingkungan,
jari-jari tabung,
kerucut, dan
bola.
SILABUS
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Alokasi Waktu
:
: Matematika
: IX/Satu
: 2. Memahami sifat-sifat tabung, kerucut, dan bola, serta menentukan ukurannya.
: 2.3. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan tabung, kerucut, dan bola.
: 4 x 40 menit
Materi Pokok
Pembelajaran
Tabung,
kerucut, dan
bola
Kegiatan Pembelajaran
-
Memecahkan masalah
yang bekaitan dengan
tabung, kerucut dan bola
dengan menggunakan
rumus luas dan volume.
Indikator
-
Menggunakan
rumus luas selimut
dan volume untuk
memecahkan
masalah yang
berkaitan dengan
tabung, kerucut dan
bola
Penilaian
Tes tertulis
kehidupan
sehari-hari yang
berkaitan dengan
tabung,
kerucutm, dan
bola
Alokasi
Waktu
4 x 40
menit
Sumber Bahan
Buku teks,
lingkungan
model bangun
ruang (kerangka
dan padat)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester
: IX / I
Alokasi Waktu
: 4 x 40 menit
Standar Kompetensi : 2. Memahami sifat-sifat tabung, kerucut dan bola, serta
menentukan ukurannya
Kompetensi Dasar
: 2.2. Menghitung luas selimut dan volume tabung, kerucut,
dan bola
Indikator
I.
: Menghitung luas selimut tabung, kerucut dan bola.
Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat:
1. Menentukan rumus luas selimut tabung, kerucut, dan bola
2. Menghitung luas selimut tabung, kerucut, dan bola.
II.
Materi Ajar
Tabung, kerucut, dan bola
III.
Metode Pembelajaran
1. Diskusi
2. Penemuan
3. Tanya jawab
IV.
Langkah-langkah Pembelajaran
A. Kegiatan Awal
1. Guru bersama siswa membahas PR atau tugas yang telah diberikan.
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dari apa yang akan
dipelajari.
3. Guru menunjukkan beberapa bangun ruang yang akan dibahas atau
dipelajari.
B. Kegiatan Inti
1. Siswa dibuat kelompok setiap kelompok yang terdiri dari 4-5 anak.
2. Dengan melihat alat peraga siswa disuruh mencari, menentukan
rumus luas selimut tabung, kerucut.
3. Siswa diberi contoh soal untuk diselesaikan dengan menggunakan
rumus yang telah ditemukan.
C. Kegiatan Akhir
1. Siswa diberi kesempatan untuk merangkum.
2. Siswa diberi PR/tugas rumah
V.
Alat/Bahan/Sumber Belajar
Alat peraga, bangun ruang, buku diktat dan LKS
VI.
Penilaian
1. Sebuah tabung dengan jari-jari 14 cm dan tinggi tabung 8 cm, jika tabung
terbuat dari karton hitung luas karton tersebut!
2. Diketahui sebuah kerucut dengan jari-jari alas 6 cm dan tinggi kerucut 8
cm terbuat dari karton maka tentukan luas karton yang diperlukan untuk
membuat kerucut tersebut ( = 3,14)
3. Sebuah cetakan mainan anak berbentuk setengah bola yang terbuat dari
aluminium dengan
jari-jari 7 cm. Berapa luas aluminium yang
dibutuhkan untuk membuat cetakan tersebut?
Sukoharjo,…………….…….2007
Mengetahui,
Guru Bidang Studi
Kepala SMPN 02 Kartasura
(Dra. Vivery W, S.Pd.)
NIP: 131 615 099
(Umu Maemunah, S.Pd.)
NIP: 131 396 719
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester
: IX / I
Alokasi Waktu
: 4 x 40 menit
Standar Kompetensi : 2. Memahami sifat-sifat tabung, kerucut dan bola, serta
menentukan ukurannya
Kompetensi Dasar
: 2.2. Menghitung luas selimut tabung, kerucut dan bola
Indikator
: Menghitung volume tabung, kerucut dan bola.
I.
Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat:
1. Mencari volume tabung, kerucut dan bola
2. Menghitung volume tabung, kerucut dan bola.
II. Materi Ajar
Tabung, kerucut, dan bola
III. Metode Pembelajaran
1. Diskusi
2. Penemuan
3. Pemberian tugas
IV. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan I : 2 x 40 menit (Tabung)
A. Kegiatan Awal
1. Guru bersama siswa membahas PR atau tugas yang telah diberikan
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dari apa yang akan
disampaikan.
B. Kegiatan Inti
1. Siswa dibuat kelompok untuk berdiskusi.
2. Dengan mengetahui bentuk tabung merupakan suatu prisma yang alas
dan tutup berbentuk lingkaran.
3. Siswa disuruh mencari volume kerucut (dimana kerucut adalah suatu
limas yang alasnya berbentuk lingkaran)
4. Siswa diberi contoh soal untuk diselesaikan dengan menggunakan
rumus-rumus yang telah ada.
C. Kegiatan Akhir
1. Siswa merangkum
2. Siswa diberi tugas/PR
V. Alat/Bahan/Sumber Belajar
Buku diktat, alat peraga, bangun ruang dan LKS.
VI. Penilaian
1. Sebuah tabung jari-jari alasnya 10 cm dan tinggi tabung 25 cm. Berapakah
volume tabung tersebut?
2. Sebuah kerucut jari-jari alasnya 7 cm dan tinggi kerucut 12 cm. Hitung
volume kerucut tersebut!
3. Sebuah bak penampungan air berbentuk belahan bola dengan diameter
dalam ruangan tersebut 2,1 m. Berapa liter air yang dapat ditampung
dalam bak tersebut? ( = 22,7)
Sukoharjo,…………….…….2007
Mengetahui,
Guru Bidang Studi
Kepala SMPN 02 Kartasura
(Dra. Vivery W, S.Pd.)
NIP: 131 615 099
(Umu Maemunah, S.Pd.)
NIP: 131 396 719
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester
: IX / I
Alokasi Waktu
: 4 x 40 menit
Standar Kompetensi : 2. Memahami sifat-sifat tabung, kerucut dan bola, serta
menentukan ukurannya
Kompetensi Dasar
: 2.2. Menghitung luas selimut tabung, kerucut, dan bola
Indikator
: Menghitung unsur-unsur pada tabung, kerucut dan bola
jika volumenya diketahui.
I.
Tujuan Pembelajaran
Dengan menggunakan rumus volume siswa dapat menghitung unsur-unsur
yang lain pada tabung, kerucut, dan bola.
II. Materi Ajar
Tabung, kerucut, dan bola
III. Metode Pembelajaran
1. Diskusi
2. Penemuan
3. Penugasan
IV. Langkah-langkah Pembelajaran
B. Kegiatan Awal
1.
Guru bersama siswa membahas PR atau tugas yang telah diberikan.
2.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dari apa yang akan
disampaikan.
C. Kegiatan Inti
1.
Guru memberikan/menuliskan rumus volume salah satu tabung
ruang, siswa disuruh mencari unsur-unsur lain dari volume tersebut
dengan berdiskusi antar teman sebangku atau dibelakangnya.
2.
Guru menyuruh siswa mau untuk menuliskan rumus yang telah
ditemukan (maju 1 – 2 anak).
3.
Siswa diberi contoh soal untuk diselesaikan dengan menggunakan
rumus yang telah ditemukan.
4.
Salah satu siswa atau bisa lebih disuruh maju untuk mengerjakan
soal tersebut.
4. Guru membimbing siswa apabila jawaban belum tepat.
D. Kegiatan Akhir
1.
Bagi siswa yang belum jelas diberi kesempatan untuk bertanya.
2.
Siswa diberi kesempatan untuk merangkum.
3. Siswa diberi tugas/PR
V. Alat/Bahan/Sumber Belajar
Buku teks, alat peraga, dan LKS
VI. Penilaian
1. Volume sebuah tabung adalah 385cm3. Hitung tinggi tabung jika jarijarinya 3,5cm!
2. Volume sebuah kerucut 314cm3 jika jari-jari alasnya 5cm, maka tinggi
kerucut tersebut adalah ……cm!
3. Hitung jari-jari bola yang volumenya 4851 liter! (π: 22/7)
Sukoharjo,…………….…….2007
Mengetahui,
Guru Bidang Studi
Kepala SMPN 02 Kartasura
(Dra. Vivery W, S.Pd.)
NIP: 131 615 099
(Umu Maemunah, S.Pd.)
NIP: 131 396 719
Lampiran 2: Instrumen Penilaian
LATIHAN ULANGAN
Siklus 1
Lengkapilah pernyataan di bawah ini dengan jawaban yang tepat!
1.
Sebuah tabung dengan jari-jari 14 cm dan tiggi 8 cm. Jika tabung terbuat dari
karton hitung luas karton tersebut!
Jawab:
Diketahui
r = ….cm
Tabung:
t = ….cm
Ditanyakan:
luas karton untuk membuat tabung luas tersebut
Luastabung = 2 π t
= 2 x ….. x …..cm x ……cm
= 2 x …...x …..cm2
= …. x ….. cm2
= ….cm2
maka luas karton yang dibutuhkan = …. Cm2
2. Diketahui sebuah kerucut dengan jari-jari alas 6 cm dan tinggi keruvut 8 cm,
terbuat dari karton. Tentukan luas akrton yang diperlukan untuk membuat
kerucut tersebut (π = 3, 14)
Jawab:
Diketahui kerucut r = ….cm
t = …..cm
ditanyakan luas karton untuk membuat kerucut
.r.s
S2  t 2 r2
3,14x...cmx
.....
cm
3,14x....cm2
.....
cm
2
2
2
S2  .......
.......
S  ........
S ........
Maka luas karton yang dibutuhkan untuk membuat kerucut : …. cm2
3. Sebuah cetakan mainan anak berbentuk setengah bola yang terbuat dari
alumunium dengan jari-jari 7 cm. berapa luas alumunium yang dibutuhkan
untuk membuat cetakan tersebut.
Jawab:
Diketahui bola
r = ….cm
Ditanyakan: luas alumunium untuk membuat cetakan
Luas
Bola
4πr2
1
1
Luas
Bola

x
4
x
......
x
.....
cmx
......
cm
2
2
2x.....
x.....
cm2
......
x......
cm2
....cm2
maka luas alumunium yang dibutuhkan untuk membuat cetakan = ….cm2
Siklus 2
Lengkapilah pernyataan di bawah ini dengan jawaban yang tepat!
1. Sebuah tabung jari-jari alasnya 10 cm, tingginya 25 cm, berapakah volume
tabung tersebut!
Jawab:
Diketahui:
Tabung
r = ……cm
t = ….cm
Ditanyakan:
Volume tabung ….…?
V tabung = La x t
= x π x …2 x……cm
= …. x ….cm2 x ….cm
= …. x …cm3
= …..cm3
2. Sebuah kerucut jari-jari alasnya 7 cm dan tinggi kerucut 12 cm.. Hitunglah
volume kerucut tersebut?
Jawab :
Diketahui: kerucut
r = … cm3
t = ….cm
Ditanyakan:
Volume kerucut
Vkerucut = 1/3 La x t
= 1/3 x π….2 x….cm
= …. x ….cm2 x ….cm
= …. x ….. cm3
3. Sebuah bak penampungan air berbentuk belahan bola dengan diameter
ruangan bak tersebut 2,1 m. berapa liter air yang dapat ditampung dalam bak
22
tersebut?   7
Jawab:
Diketahui bola a = ….m  r = ….cm
Ditanyakan volume air dalam bak.
3
V bola = 4 3 π r
3
x....
cm
= 43x.....
3
x.....
cm
= .......
3
= ......cm
3
= .......dm
= ......l
maka air yang dapat ditampung dalam bak = …..l
Siklus 3
Lengkapilah pernyataan di bawah ini dengan jawaban yang tepat!
1. Volume sebuah tabung adalah 385 cm3. hitung tinggi tabung jika jari-jarinya
3,5 cm
Jawab:
Diketahui tabung Volume = ….cm3
r =…..cm
Hitung tinggi tabung?
V tabung = la x t
………
= π x …. cm 2 x t
3
.......
cm
t
2
.........
cm
t = …. cm
2. Volume sebuah kerucut 314 cm3 jika jari-jari alasnya 5 cm maka tinggi
kerucut tersebut adalah ….. cm
Jawab:
diketahui: Vkerucut = …..cm3
Jari-jari (r) = …..cm
Ditanyakan : Tinggi keruct = …?
Vkerucut = 1/3 la x t
………… cm3 = 1/3 x π x ….cm2 x t
………… cm3 = ……. x ….cm2 x t
………… cm2 = …….. cm2 x t
3
.......
cm
t
2
........
cm
t = …… cm
3. Hitung Jari-jari bola yang volumenya 38808 liter  
Jawab:
Diketahui : Volume Bola = …..l
= …..dm3
ditanyakan: jari-jari bola
22
7
3
= 4 3 r
VBola
xr
….dm3 = 43x.....
2
… dm3 = …….x r3
3
.....
dm
r 
....
3
3
r3 .........
dm
r 3 .......
3
r .....
SOAL ULANGAN
Siklus I
Kerjakan Soal-Soal berikut dengan benar!
1. Berapakah luas seng yang diperlukan untuk membuat tabung tertutup jika
tinggi tabung 20 cm dan diameternya 28 cm
2. Panjang diameter atas suatu kerucut 14 cm, panjang garis pelukisnya 30 cm,
hitunglah:
a. Luas selimutnya
b. Luas alasnya
c. Tingginya
d. Luas sisi kerucut
3. Suatu tabung tingginya 5 cm dan jari-jari alasnya 7 cm hitunglah!
a. Luas alas tabung
b. Luas selimutnya
c. Luas alasnya
d. Tingginya
e. Luas sisi kerucut
4. Sebuah bola dimasukkan ke dalam tabung, diameter bola = diameter tabung=
tinggi tabung 20 cm π= 3,14. berapakah luas bola tersebut?
Gambar disamping menunjukkan
benda yang terbuat dari setengah
bola, tabung, dan kerucut.
Hitunglah luas permukaan benda
tersebut
Siklus II
Kerjakan soal-soal berikut dengan benar!
1. Sebuah tangki minyak berbentuk silinde mempunyai panjang 50 dm. bila
diameter tangki 140 cm maka berapa kiter minyak yang bias ditampung oleh
tangki tersebut?
2. Dari selembar karton yang berbentuk setengah lingkaran dengan diameter 28
cm, dibuat sebuagh kerucut, Hitungah.
a. Jari-jari lingkaran alas kerucut.
b. Tinggi kerucut
c. Volume kerucut
3. Diameter sebuah tabung 10 cm. di dalam tabung terdapat sebuah kerucut yang
alasnya berimpit dengan bidang alas tabung. Apabila garis pelukisnya 13 cm,
hitunglah:
a. Volume kerucut
b. Volume tabung
c. Perbandingan volume kerucut terhadap volume tabung
4. Sebuah wadah berbentuk kerucut diisi penuh dengan air, jika diameter alasnya
14 cm, dan kedalaman air pada wadah 9 cm, maka tentukan berapa cm3 air
yang bias ditampung oleh wadah tersebut.
5. Sebuah bandul timah terdiri atas setengah bola dan kerucut
Diameter bola sama dengan diameter lingkaran
alas kerucut, yaitu 28 cm dan tinggi kerucut 21
cm tentukan
a. Volume bandul
b. Berat bandul jika berat 1 cm3 timah
adalah 12 gr
Siklus III
Kerjakan soal berikut dengan benar!
1. Sebuah tabung berisi 770 cm3 zat cair, jika diameter tabung tersebut 14 cm3,
dan π = 22/7. Hitunglah tinggi zat cair dalam tabung tersebut!
2. Tinggi sebuah kerucut 7 cm dan volumenya 246 cm3. Hitunglah jari-jari
kerucut tersebut (π = 22/7)
3. Sebuah lilin berbentuk tabung dengan volume 220 cm3, diubah menjadi
kerucut dengan luas alas 40 cm3. Hitunglah tinggi kerucut!
4. Sebuah kawat panjangnya 100 m, dengan diameter 1,40 mm. Hitunglah berat
kawat jika berat tiap 1 cm3 adalah 7,5 gram.
5. Diketahui volume bola 4.851 cm3, jika π = 22/7. Hitunglah jari-jari bola
tersebut!
DAFTAR NILAI SOAL ULANGAN ANAK KELAS IX F
No
Nama Siswa
No Induk
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
Aji Arif Setiawan
Antok Fuadi
Anton Fuadi
Ari Kusharyanti
Arif Dwi Hadmoko
Bagus Dwi Guntoro
Candra Herdiyanto
Dei Prihatin
Dewi Yuliana
Dewi Yulianto
Erlina Devitasari
Es Tiara Anngista
Fajar Santoso
Ghufron Khiri
Ibnu Wahyono
Lim Mahanani
Joni Prasetyo
Khirunnsisak
Khomarudin
Lilik Widiastuti
Miratun Khiriyah
Novi Ambarwati
Nuri Maulana
Okky Andrean
Ratna Dewi Pancarani
Restu Semesta
Rindi Hertiana
Rizky Wiedya Perdana
Roby Baskoro
Sesamiah
Sidik Pratomo
Sisca Listyorini
Sri Rahayu
Sri Wahyuni
Suhartono
Yudi Purnomo
Yulfikar Fajri
Yuni Kurniawati
Khairunnisa
Jumlah
Rata-rata
9659
9660
9661
9662
9663
9664
9665
9666
9667
9668
9669
9670
9672
9674
9675
9676
9677
9678
9679
9680
9681
9683
9684
9685
9687
9688
9689
9953
9690
9691
9692
9693
9494
9695
9696
9697
9698
9657
10202
Siklus I
8
7
8,5
6
7
5,5
5
6
7
8,5
8
6,5
5,5
8
5
6
5,5
7
9
7,5
9
8
5,5
5,5
6
6,5
7,5
5
6,5
7,5
6
6,5
6
7
8,5
5
6
8
5,5
Nilai
Siklus II
8,5
7,5
8
5,5
8
6
5,5
7
8
9
8,5
6
5,5
7,5
5
6
6
6,5
8,5
7
9
8
5,5
6
7
6
6,5
5,5
7
7,5
6,5
6
7
8
9
5,5
6,5
7,5
6
Siklus III
9
8,5
8,5
6
9
6,5
6
7,5
8,5
9,5
9
7
6
8
6
6,5
7
7
9,5
7,5
9,5
8,5
6
6
8
7
7,5
6
7,5
8
7
7
7,5
8
9
6
7
8
7
Peneliti
Umu Maemunah, S.Pd.
Lampiran 3: Dokumen Pelaksanaan Tindakan
Foto 1: Aktivtas Pembelajaran Matematika Siklus I
Foto 2: Aktivitas Ulangan Matematika Siklus I
Foto 3 : Aktivitas Pembelajaran Matematika Siklus II
Foto 4: Aktivitas Ulangan Matematika Siklus II
Foto 5: Aktivitas Pembelajaran Matematika Siklus III
Foto 6: Aktivitas Ulangan Matematika Siklus III
Download