identifikasi variasi bakteri pada nasal kanul di ruang

advertisement
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.2 No.3
September 2015
IDENTIFIKASI VARIASI BAKTERI PADA NASAL KANUL DI
RUANG ICU RSUD UNDATA TAHUN 2015
Bulan Putri Pertiwi*, M. Sabir**,
* Mahasiswa Program Studi Kedokteran, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Tadulako
** Wakil Dekan Bidang Akademik, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Tadulako
ABSTRAK
Latar Belakang. Infeksi oleh populasi kuman rumah sakit terhadap seorang pasien
yang secara fisik sudah lemah sulit terhindari. Rumah sakit adalah tempat yang
rentan terjadinya infeksi nosokomial. Intensive Care Units (ICU) merupakan area
dengan risiko besar untuk terjadinya infeksi nosokomial. Penggunaan nasal kanul
merupakan salah satu terapi oksigen yang sering digunakan di ruang ICU dan
berpotensi sebagai media penyebaran infeksi nosokomial.
Tujuan. Untuk mengidentikasi variasi bakteri pada nasal kanul di Ruang ICU
RSUD Undata tahun 2015.
Metode. Penelitian ini bersifat observasional deskriptif, pengumpulan data diambil
secara langsung dari pasien di Ruang ICU, kemudian dilakukan isolasi dan
identifikasi bakteri di laboratorium dengan jumlah sampel sebanyak 22 pasien,
sampel diambil dengan teknik consecutive sampling. Penelitian ini menggunakan
sumber data primer dan sekunder dari RSUD Undata Palu tahun 2015 yang
memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi.
Hasil. Dari 22 pasien diperoleh sebanyak 95,45% ada pertumbuhan bakteri dan
4,55% tidak ada pertumbuhan bakteri. Untuk variasi bakteri yang didapatkan yaitu
Staphylococcus aureus 22,72%, Micrococcus varians 22,72%, Staphylococcus
epidermidis 13,63%, Eschericia coli 9,09%, Klebsiella pneumonia 9,09%,
Streptococcus sp. 4,55%, Enterobacter sp. 4,55%, Bacillus sp. 4,55%, Serratia sp.
4,55% dan tidak ada bakteri 4,55%.
Kesimpulan. Penggunaan nasal kanul terdapat berbagai variasi pertumbuhan
bakteri.
Kata kunci: Bakteri, Nasal Kanul, ICU, Infeksi Nosokomial.
46
Bulan P. Pertiwi & M.Sabir, Identifikasi variasi bakteri ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.2 No.3
September 2015
ABSTRACT
Background. Infection by bacteria populations hospital on a patient who is
physically weakened difficult averted. The hospital is a vulnerable place
nosocomial infection. Intensive Care Units (ICU) is an area with a great risk for
nosocomial infection. Use of nasal cannula oxygen therapy is one that is commonly
used in the ICU and has potential as a medium for spreading nosocomial
infections.
Purpose. To identify the bacteria in the nasal cannula variations in ICU Hospital
Undata in 2015.
Method. This study was an observational descriptive study, collecting data taken
directly from the patient in the ICU, and then carried out the isolation and
identification of bacteria in the laboratory with a total sample of 22 patients,
samples were taken with consecutive sampling technique. This research uses
primary and secondary data sources from hospitals Undata Palu in 2015 that met
inclusion and exclusion criteria.
Results. Of the 22 patients there were obtained as 95.45% bacterial growth and
4.55% no growth of bacteria. For a variety of bacteria such as Staphylococcus
aureus obtained 22.72%, Micrococcus varians 22.72%, Staphylococcus
epidermidis 13.63%, Escherichia coli 9.09%, Klebsiella pneumonia 9.09%,
Streptococcus sp. 4.55%, Enterobacter sp. 4.55%, Bacillus sp. 4.55%, Serratia sp.
4.55% and no bacteria 4.55%.
Conclusion. Use of nasal cannula there are many variations of bacterial growth.
Keywords. Bacteria, Nasal cannula, ICU, Nosocomial Infection.
telah terjadi infeksi nosokomial yang amat
PENDAHULUAN
Infeksi
kuman
penting untuk kepentingan surveillance
rumah sakit terhadap seorang pasien yang
penanggulangan infeksi di rumah sakit.
secara fisik sudah lemah sulit terhindari.
Dari penelitian klinis, infeksi nosokomial
Lingkungan rumah sakit harus diusahakan
terjadi
agar sebersih dan sesteril mungkin. Hal
instrumentasi medis seperti penggunaan
tersebut tidak selalu bisa sepenuhnya
kateter urin dan penggunaan jarum infus,
terlaksana,
mungkin
serta beberapa penyakit infeksi seperti
infeksi rumah sakit ini bisa diberantas
infeksi saluran pernapasan, infeksi kulit,
secara total. Untuk mengetahui bahwa
infeksi luka operasi dan septikemia.[1]
47
oleh
karenanya
populasi
tidak
terutama
disebabkan
oleh
Bulan P. Pertiwi & M.Sabir, Identifikasi variasi bakteri ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.2 No.3
Rumah sakit adalah tempat yang
rentan terjadinya infeksi
akibat
kurangnya
nosokomial,
tubuh
menyebabkan
kerusakan jaringan dan menimbulkan
terhadap
penyakit terutama dengan mengeluarkan
pemeliharaan kebersihan.[2] Pada suatu
enzim atau toksin yang secara fisik
rumah sakit yang mempunyai ruang
mencederai atau mengganggu fungsi sel
Intensive Care Units (ICU), angka (rate)
dan organ tubuh.[4]
infeksi
kesadaran
menginvasi
September 2015
nosokomialnya
lebih
tinggi
dibanding yang tidak mempunyai ruang
Intensive Care Units (ICU). Kejadian
METODE
Penelitian ini menggunakan desain
infeksi nosokomial juga lebih tinggi di
penelitian
rumah sakit pendidikan oleh karena lebih
Penelitian ini dilaksanakan di RSUD
banyak dilakukan tindakan pemeriksaan
Undata Palu dan Laboratorium Kesehatan
(diagnostik) dan pengobatan yang bersifat
Daerah Provinsi Sulawesi Tengah pada
invasif.[1]
bulan
Pemenuhan
Februari
sampai
deskriptif.
April
2015.
oksigen
Populasi penelitian ini adalah pasien yang
adalah bagian dari kebutuhan fisiologis
dirawat di Ruang ICU RSUD Undata yang
menurut
menggunakan
Hirarki
kebutuhan
observasional
Maslow
masalah
nasal
kanul.
kebutuhan oksigen merupakan masalah
pengambilan
utama dalam pemenuhan kebutuhan dasar
menggunakan
manusia. Pemberian kebutuhan oksigen
sampling.
dalam pelayanan kesehatan dan perawatan
pengambilan
pasien dapat dilakukan dengan cara
pertimbangan kriteria inklusi dan eksklusi.
menggunakan nasal kanul.[3]
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah
Bakteri
bersel
tidak
mikroorganisme
Dalam
sampel
consecutive
penelitian
ini
berdasarkan
22 sampel.
Variabel bebas dalam penelitian ini
dilengkapi oleh semua perangkat yang
adalah variasi bakteri dan variabel terikat
esensial untuk kelangsungan hidup dan
adalah alat nasal kanul di Ruang ICU
reproduksinya.
RSUD
Bakteri
berinti
metode
dengan
yang
48
tunggal
adalah
sampel
Teknik
patogen
yang
Undata.
Sumber
data
Bulan P. Pertiwi & M.Sabir, Identifikasi variasi bakteri ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.2 No.3
menggunakan data primer yang diperoleh
langsung dari pengambilan usapan pada
pasien yang menggunakan nasal kanul dan
data sekunder mengenai jumlah pasien
yang dirawat di Ruang ICU RSUD Undata
tahun 2015. Analisis data dalam penelitian
ini dilakukan secara deskriptif dengan
melihat pertumbuhan kuman pada nasal
kanul di Ruang ICU RSUD Undata. Hasil
penelitian diolah dan disajikan dalam
tabulasi data dan gambaran grafik.
HASIL
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Hasil
Kultur Sampel
No.
Bakteri
Frekuensi
1. Ada
21
pertumbuhan
bakteri
2. Tidak ada
1
pertumbuhan
bakteri
Total
22
Sumber : Data Primer, 2015.
%
95,45
September 2015
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Variasi
Bakteri
No.
Bakteri
Frekuensi
%
1. Tidak ada
1
4,55
pertumbuhan
bakteri
2. Staphylococcus
3
13,63
epidermidis
3. Micrococcus
5
22,72
varians
4. Klebsiella
2
9,09
pneumonia
5. Staphylococcus
5
22,72
aureus
6. Eschericia coli
2
9,09
7. Streptococcus
1
4,55
sp.
8. Bacillus sp.
1
4,55
9. Enterobacter
1
4,55
sp.
10. Serratia sp.
1
4,55
Total
22
100
Sumber : Data Primer, 2015.
4,55
Berdasarkan data di atas terlihat
bahwa dari 22 sampel, variasi bakteri
100
yang
didapatkan
5
sampel
untuk
Micrococcus varians (22,72%), 5 sampel
Jumlah sampel dalam penelitian ini
untuk Staphylococcus aureus (22,72%), 3
adalah 22 sampel, dimana 21 sampel
sampel untuk Staphylococcus epidermidis
terdapat pertumbuhan bakteri (95,45%)
(13,63%), 2 sampel untuk Klebsiella
dan
pneumonia (9,09%), 2 sampel untuk
1
sampel
yang
tidak
pertumbuhan bakteri (4,55%).
terdapat
Eschericia coli (9,09%), 1 sampel untuk
Streptococcus sp. (4,55%), 1 sampel untuk
Bacillus sp. (4,55%), 1 sampel untuk
49
Bulan P. Pertiwi & M.Sabir, Identifikasi variasi bakteri ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.2 No.3
Enterobacter sp. (4,55%),. dan 1 sampel
Berdasarkan
September 2015
hasil
penelitian
untuk Serratia sp. (4,55%). Adapun dari
menunjukkan bahwa dari 22 sampel yang
hasil kultur terdapat 1 sampel yang tidak
didapatkan pada penelitian terdapat 21
terjadi pertumbuhan bakteri (4,55%).
sampel yang menunjukkan adanya bakteri
Pada penelitian ini, kendala utama
yang
dihadapi
oleh
peneliti
pada penggunaan nasal kanul di Ruang
adalah
ICU RSUD Undata. Hal ini menunjukkan
kesulitan dalam hal mendapatkan sampel
bahwa pada penggunaan nasal kanul
penelitian. Pasien yang di rawat di Ruang
terdapat begitu banyak bakteri patogen
ICU sangat bergantung pada tingkat
yang bisa saja menyebabkan infeksi
keparahan penyakitnya, semakin parah
nosokomial terlebih di Ruang ICU.
penyakit yang diderita, penggunaan alat
Hasil identifikasi bakteri dari uji
bantu napas seperti oksigen bervariasi
biokimia menunjukkan berbagai variasi
(pasien tidak hanya menggunakan nasal
bakteri pada nasal kanul di Ruang ICU
kanul, tetapi menggunakan sunkup/masker
RSUD
oksigen). Selain itu, kriteria sampel yang
aureus,
diambil harus memenuhi kriteria minimal
Staphylococcus epidermidis, Klebsiella
2 hari perawatan dengan nasal kanul.
pneumonia, Eschericia coli, Streptococcus
Undata
yaitu
Staphylococcus
Micrococcus
varians,
sp., Bacillus sp., Enterobacter sp. dan
Serratia sp.. Adanya bakteri pada nasal
PEMBAHASAN
Penelitian
ini
di
kanul menunjukkan adanya faktor risiko
Ruang ICU RSUD Undata Palu dan
terjadinya infeksi nosokomial, mengingat
Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi
kondisi pasien yang dirawat di ruangan
Sulawesi
tersebut rentan terjadinya infeksi karena
Tengah
dilaksanakan
sejak
tanggal
16
Februari hingga 15 April 2015. Penelitian
ini
bertujuan
untuk
sistem imun yang lemah.
mengidentifikasi
Staphylococcus aureus merupakan
variasi bakteri pada nasal kanul di Ruang
bakteri yang paling banyak ditemukan
ICU RSUD Undata tahun 2015.
pada nasal kanul di Ruang ICU RSUD
Undata. Bakteri Staphylococcus aureus
50
Bulan P. Pertiwi & M.Sabir, Identifikasi variasi bakteri ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.2 No.3
September 2015
merupakan flora normal saluran nafas
dapat menyebabkan pneumonia, sinusitis,
pada manusia. Bakteri ini juga ditemukan
dan bronchitis.[5]
di udara bersifat patogen invasif sehingga
Selain itu terdapat bakteri gram
apabila bakteri tersebut masuk melalui
positif
saluran pernafasan dapat menyebabkan
Bakteri ini merupakan flora normal pada
pneumonia pada infeksi primer ataupun
kulit, saluran napas, dan saluran cerna
sekunder. Jika Staphylococcus aureus
manusia.
menyebar
oportunistik dapat menyebabkan penyakit
luas
dalam
darah
dapat
menyebabkan infeksi paru.[5]
Bakteri
terbanyak
Staphylococcus
Bakteri
ini
epidermidis.
pada
keadaan
pada orang dengan fungsi imun yang
berikutnya
adalah Micrococcus varians. Micrococcus
terganggu,
seperti
infeksi
paru,
endocarditis dan meningitis.[5]
varians adalah bakteri saprofit yang dapat
Bakteri gram negatif lainnya yang
mengkontaminasi kulit, mukosa dan juga
ditemukan adalah Enterobacter sp. dan
oropharynx. Micrococcus varians dapat
Eschericia coli. Bakteri ini merupakan
menyebabkan
yang
flora normal usus. Kehadiran bakteri
selanjutnya dapat menyebabkan berbagai
tersebut ditemukan di nasal kanul bersifat
macam penyakit infeksi seperti abses
sementara.
intracranial, artritis septik, pneumonia,
patogen di udara. Apabila melebihi batas
endocarditis dan meningitis.[5]
angka kuman, bakteri itu dapat masuk ke
bacteremia
Bakteri
tersebut
bersifat
Selain Staphylococcus aureus dan
saluran nafas kemudian beredar dalam
Micrococcus varians, juga ditemukan
darah sehingga menyebabkan meningitis.
bakteri
Adanya Enterobacter sp. dan Eschericia
gram
positif
lainnya
yaitu
Streptococcus sp.. Bakteri Streptococcus
coli
sp. normalnya terdapat di saluran nafas
penyebaran melalui udara terkait dengan
sekitar 5-40%. Apabila bakteri ini terdapat
kotoran manusia yang terbawa oleh aliran
di nasal kanul dan daya tahan tubuh
udara.
pejamu abnormal, bakteri tersebut akan
tersebut pada udara di nasal kanul berasal
masuk ke saluran pernafasan sehingga
dari feses pasien yang terbawa aliran
51
di
nasal
kanul
Terpaparnya
terkait
dengan
bakteri-bakteri
Bulan P. Pertiwi & M.Sabir, Identifikasi variasi bakteri ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.2 No.3
udara
saat
petugas
sedang
Bakteri lainnya yaitu Serratia sp..
membersihkan pasien dalam ruang ICU
Bakteri ini merupakan coccobacil gram
yang
perawatan
negatif. Serratia sp. adalah patogen
khusus dimana pasien yang dirawat di
oportunistik yang umum pada pasien yang
ruangan ini memiliki posisi tempat tidur
dirawat di rumah sakit. Serratia sp.
yang sangat berdekatan antar setiap
menyebabkan pneumonia, bakteremia dan
pasien.[5]
endocarditis.[5]
merupakan
medis
September 2015
ruangan
Jenis bakteri gram negatif lain
Bakteri yang ditemukan hampir
yang mengkontaminasi udara dan dapat
sama dengan bakteri yang ditemukan oleh
menyebabkan
saluran
Imaniar pada tahun 2013 yang melakukan
pernafasan adalah Klebsiella pneumonia.
penelitian tentang kualitas mikrobiologi
Bakteri Klebsiella pneumonia banyak
udara di inkubator unit peritanologi
ditemukan di mulut, kulit, saluran usus,
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Abdul
dan udara namun habitat alami dari
Moeloek Bandar Lampung. Terdapat 9
bakteri ini adalah di tanah. Bakteri ini
jenis
terdapat dalam saluran nafas sekitar 5%
Imaniar,
dari orang normal. Apabila bakteri ini
Staphylococcus
lebih dari normal pada udara dan terhirup
pneumonia,
E.coli,
melalui saluran pernafasan, maka dapat
Salmonella
sp.,
menimbulkan
P.aeruginosa.,
bahaya
pada
pneumonia
dan
bronkopneumoniae.[5]
positif
yaitu
ditemukan
Neisseria
aureus,
oleh
sp.,
Streptococcus
Shigella
E.
dan
sp.,
aerogenes.,
Klebsiella
didapatkannya
bakteri
Micrococcus varians yang merupakan
tumbuhnya dapat secara aerob maupun
bakteri terbanyak pada nasal kanul. Selain
fakultatif
dapat
itu terdapat juga jenis-jenis bakteri lain
menimbulkan penyakit anthrax pada kulit,
yang membedakan seperti Staphylococcus
paru-paru dan saluran pencernaan berupa
epidermidis, Bacillus sp., Enterobacter
pembengkakan limpa.[5]
sp., Serratia sp. yang sejalan dengan
anaerob.
batang
adalah
yang
52
gram
yang
pneumonia.[6] Namun yang membedakan
Bakteri Bacillus sp. merupakan
bakteri
bakteri
Bacillus
Bulan P. Pertiwi & M.Sabir, Identifikasi variasi bakteri ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.2 No.3
September 2015
penelitian dilakukan oleh Abubakar tahun
memungkinkan bakteri masuk melalui
2009 bahwa pada penggunaan oksigen
selang oksigen yang merupakan ujung
aliran yang rendah dapat memudahkan
yang terbuka.
terjadinya pertumbuhan bakteri seperti
Pemakaian nasal kanul yang lebih
Pseudomonas maltophilia, Pseudomonas
dari 48 jam sebaiknya tidak dilakukan,
aeruginosa,
pneumonia,
mengingat bahwa potensi tumbuhnya
Staphylococcus epidermidis, Enterobacter
bakteri pada alat ini sangat besar apabila
agglomerans, Serratia dan Bacillus.[7]
digunakan lebih dari 48 jam. Desinfeksi
Klebsiella
Berdasarkan penelitian ini adanya
menjadi sangat penting dilakukan untuk
bakteri pada penggunaan nasal kanul
mencegah penularan infeksi nosokomial
dapat menyebabkan infeksi nosokomial
khususnya di ruang ICU.
khususnya di ruang ICU. Bila daya tahan
tubuh lemah maka bakteri-bakteri tersebut
KESIMPULAN
yang tadinya tidak bersifat patogen dapat
menimbulkan
penyakit
atau
bersifat
Berdasarkan hasil dan pembahasan
yang
telah
diuraikan,
maka
dapat
oportunis. Dengan diketahuinya bakteri
disimpulkan bahwa, penggunaan nasal
pada nasal kanul di ruang ICU, maka
kanul
perlu dilakukan upaya pencegahan infeksi
pertumbuhan bakteri diantaranya bakteri
karena
Staphylococcus
pada
umumnya
pasien
yang
terdapat
berbagai
variasi
aureus,
Micrococcus
Staphylococcus
epidermidis,
dirawat mempunyai daya tahan tubuh
varians,
lemah sehingga sangat rentan terhadap
Eschericia coli, Klebsiella pneumonia,
infeksi. Oleh karena itu perlu upaya
Streptococcus
pencegahan
Bacillus sp. dan Serratia sp..
yang
melibatkan
seluruh
sp.,
Enterobacter
sp.,
tenaga medis untuk menjaga kesterilan
dari alat nasal kanul yang digunakan oleh
SARAN
pasien. Membuat kondisi steril pada nasal
1. Bagi
kanul sangat penting karena terapi oksigen
merupakan
53
sistem
tertutup
peneliti
dilakukan
lainnya
sebaiknya
penelitian
lanjutan
sehingga
Bulan P. Pertiwi & M.Sabir, Identifikasi variasi bakteri ...
MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.2 No.3
mengenai variasi bakteri di Ruang
ICU,
dengan
variabel
seperti
membandingkan berbagai macam alat
bantuan oksigen yang ada di Ruang
ICU.
2. Bagi rumah sakit sebaiknya dilakukan
4.
desinfeksi kembali pada nasal kanul
yang akan digunakan oleh pasien
5.
setiap 48 jam perawatan, karena
apabila kanul tersebut digunakan lebih
dari
48
jam
menyebabkan
perawatan
pertumbuhan
6.
akan
bakteri
patogen yang apabila dalam keadaan
oportunistik
dapat
menyebabkan
terjadinya infeksi nosokomial.
7.
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
54
Sudoyo, dkk., (2009). Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam. Edisi V.
Interna Publishing: Jakarta. p: 29062907.
Akbar, T., (2012). Identifikasi
Kuman Legionella pada Filter AC
(Air Conditioner) di RSUD Abdul
Wahab Sjahranie Samarinda. Karya
Tulis Ilmiah Program Studi Analisis
Kesehatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan
Wiyata
Husada:
Samarinda.
Widayanti, D.M., Patmi, A.S.,
Sulaidah, D., (2009). Studi Tingkat
Kepatuhan
Perawat
dalam
Pemberian Oksigen Melalui Nasal
September 2015
Kanul Sesuai Standar Operasional
Prosedur (SOP) Oksigenasi di
Ruang Rawat Inap Rumkital Dr.
Ramelan Surabaya. Jurnal Ilmiah
Keperawatan Vol. 1 No.1 ISSN
2085-3742. Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Hang Tuah: Surabaya.
Sherwood, L., (2011). Fisiologi
Manusia Dari Sel Ke Sistem. Edisi
6. EGC: Jakarta. p: 447-448.
Jawets, Melnick, Adelberg, (2007).
Mikrobiologi Kedokteran. Edisi 23.
EGC: Jakarta. p: 204-257.
Imaniar E., Ety Apriliana, Prambudi
Rukmono,
(2013).
Kualitas
Mikrobiologi Udara di Inkubator
Unit Perinatologi Rumah Sakit
Umum Daerah Dr. Abdul Moeloek
Bandar Lampung. MAJORITY
(Medical Journal of Lampung
University);
ISSN
2337-3776.
Fakultas Kedokteran Universitas
Lampung: Bandar Lampung.
Abubakar,
(2009).
Perbedaan
Pertumbuhan Bakteri di Humidifier
dan Non Humidifier pada Pasien
yang Mendapat Terapi Oksigen di
RSU Dr. Soetomo Surabaya. Tesis –
Program Pascasarjana Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia:
Depok.
Bulan P. Pertiwi & M.Sabir, Identifikasi variasi bakteri ...
Download