Paper Ekonomi Regional - Relokasi Industri terhadap

advertisement
Paper Ekonomi Regional - Relokasi Industri terhadap Perkembangan
Ekonomi Wilayah
Bp. Dodi Widiyanto, S.Si., M.Reg. Dev.
Dibuat oleh:
Defi Kusuma Octafira
11/319949/GE/07222
[email protected]
Fakultas Geografi
Universitas Gadjah Mada
Yogyakata
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian Kawasan Industri

Pasal 1 Kepres Nomor 41 tahun 1996
Kawasan Industri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi
pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang
yang dikembangkan dan dikelola oleh perusahaan kawasan industri yang memiliki ijin
usaha kawasan industri.

Menurut National Industrial Zoning Committee’s (USA) 1967
Kawasan industri atau Industrial Park adalah suatu kawasan industri diatas tanah yang
cukup luas, secara administratif dikontrol oleh seseorang atau lembaga yang cocok untuk
kegiatan industri karena lokasinya, topografinya, zoning yang tepat, kesediaan semua
infrastrukturnya (utilitasnya) dan kemudahan aksesbilitas transportasi.

Menurut Indutrial Development Handbook dari ULI (The Urban land Institute),
Washington DC (1975)
Kawasan industri adalah suatu daerah atau kawasan yang biasanya didominasi oleh
aktivitas industri.
Dari definisi tersebut, istilah industri sering disebut sebagai kegiatan manufaktur
(manufacturing). Padahal jika dicermati pengertian industri sangatlah luas, yaitu menyangkut
semua kegiatan manusia dalam bidang ekonomi yang bersifat produktif dan komersial.
Kegiatan ekonomi yang luas maka jumlah dan macam industri berbeda-beda disetiap negara
atau daerah. Pada umumnya, semakin maju tingkat perkembangan perindustrian di suatu
negara atau daerah, maka semakin banyak pula jumlah dan macam industri yang berkembang
di daerah tersebut serta semakin kompleks pula sifat kegiatan dan usaha yang ada.
Pengklasifikasian yang dilakukan terhadap industri-industri tersebut juga berbeda-beda. Tapi
pada dasarnya pengelompokkan atau pengklasifikasian industri-industri tersebut didasarkan
pada kriteria yaitu berdasarkan bahan baku, tenaga kerja, modal, jenis teknologi yang
digunakan dan pangsa pasar. Selain faktor-faktor tersebut, perkembangan dan pertumbuhan
ekonomi suatu negara atau daerah dapat menentukan keberagaman industri yang ada.
Semakin besar dan kompleks kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi, maka semakin
beragam jenis industrinya. Istilah industrialisasi secara ekonomi juga diartikan sebagai
himpunan perusahaan-perusahaan sejenis dimana kata industri dirangkai dengan kata yang
menerangkan jenis industrinya. Misalnya industri obat-obatan, industri garmen, industri
perkayuan dan lain-lain..
B.
Sejarah dan Konsep Industrialisasi.
Konsep sejarah pembangunan ekonomi, konsep industrialisasi berawal dari revolusi
industri pertama pada pertengahan abad ke-18 di Inggris, yang ditandai dengan penemuan
metode baru untuk permintaan dan penemuan kapas yang menciptakan spesialisasi dalam
produksi, serta peningkatan produktivitas dari faktor produksi yang digunakan. Sejarah
ekonomi dunia menunjukkan bahwa industrialisasi merupakan suatu proses interaksi antara
pengembangan teknologi, inovasi, spesialisasi, produksi dan perdagangan antarnegara yang
pada akhirnya sejalan dengan meningkatnya pendapatan masyarakat mendorong perubahan
struktur ekonomi dibanyak negara, dari yang awalnya berbasis pertanian kemudian menjadi
berbasis industri (Wahyudi, 2011).
Arah Pengembangan Industri (Joko Crishtanto, 2013)
1. Memperluas kesempatan kerja dalam jumlah besar, melalui:
- mengoptimalkan pasar dan pendayagunaan potensi dalam negeri
- menumbuhkan industri potensi inti dalam daerah
- menumbuhkembangkan industri kecil dan menengah
- mendorong tumbuhnya industri baru
2. Meningkatkan daya saing internasional dengan melanjutkan program revitalisasi,
konsolidasi dan restrukturisasi industri
Pengalaman di hampir semua negara menunjukan bahwa indutrialisasi sangat perlu
karena menjamin pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Namun, perkembangan industri
dimasing-masing negara tidak selalu sama. Keberhasilan suatu negara dalam memajukan
industri di negaranya bergantung dari beberapa aspek menurut (Joko Crishtanto, 2013),
diantaranya:
1. Kemampuan teknologi dan inovasi
2. Laju pertumbuhan pendapatan nasional per kapita
3. Kondisi dan struktur ekonomi awal dalam negeri
4. Besar pangsa pasar dalam negeri yang ditentukan oleh tingkat pendapatan dan jumlah
penduduk
5. Keberadaan sumber daya alam (negara yang memiliki sumber daya alam melimpah
cenderung lambat tingkat pertumbuhan industrinya)
6. Kebijakan atau strategi pemerintah, seperti bebas bea masuk bagi industri orientasi
ekspor.
C.
Latar Belakang Permasalahan
Pertumbuhan industri disuatu negara tidak selalu berjalan mulus atau lancar tanpa
kendala. Bahkan suatu negara yang telah maju dan berkembang dalam sektor industrinya
seperti Jepang dan Korea pun tidak terhindar dari permasalahaan yang melanda sektor
industrinya. Pada kasus Indonesia, UNIDO (2000) dalam studinya mengelompokkan masalah
yang dihadapi industri manufaktur kedalam dua kategori, yaitu permasalahan bersifat
struktural dan permasalahan bersifat organisasi.
Permasalahan Industri Bersifat Struktural
1. Basis ekspor dan pasarnya yang terlalu sempit
2. Ketergantungan impor yang sangat tinggi
3. Tidak adanya industri berteknologi menengah
4. Konsentrasi regional
5. Kebijakan pemerintah yang memberatkan, seperti bea masuk ekspor
6. Kerusakan lingkungan akibat limbah industri
Permasalahan Industri Bersifat Organisasi
1. Industri skala kecil dan menengah masih underdeveloped
2. Konsentrasi pasar
3. Lemahnya kapasitas untuk menyerap dan mengembangkan teknologi
4. Lemahnya SDM
5. Terbatasnya modal
Contoh kasus kawasan industri di Indonesia yang berkaitan dengan kerusakan
lingkungan salah satunya yaitu kasus kawasan pabrik garmen di Kabupaten Bandung.
Keberadaan industri-industri di Kabupaten Bandung berperan sangat besar terhadap
peningkatan perekonomian Kabupaten Bandung. Kawasan industri tersebut memberikan
pengaruh yang besar baik pengaruh positif maupun negatif. Pengaruh positif kawasan industri
tersebut antara lain sebagai penyediaan lapangan kerja, memberikan pemasukan PAD dalam
bentuk PBB yang lebih tinggi dan sebagainya. Namun dari beberapa pengaruh positif yang
diberikan dengan adanya kawasan industri di Kabupaten Bandung, banyak pula pengaruh
negatif atau dampak negatif yang ditimbulkan antara lain sering kalinya pembuangan limbah
cair yang dialirkan ke sungai atau badan-badan air lainnya yang dapat menimbulkan
pencemaran air, asap pabrik yang dikeluarkan menyebabkan polusi udara, kawasan pabrik di
Kabupaten Bandung ini memanfaatkan air tanah dalam bentuk sumur artesis, tingginya laju
produksi penggunaan sumur artesis dikawasan ini tanpa diimbangi laju pengisiannya
mengakibatkan permukaan air tanah yang semakin dalam dan masih banyak permasalahanpermasalahan lingkungan lainnya.
Salah satu strategi suatu negara khususnya Negara Indonesia dalam mengatasi beberapa
masalah tersebut diantaranya melalui relokasi industri. Relokasi industri adalah perpindahan
dan pemindahan lokasi industri dari lokasi yang lama pindah ke lokasi baru atau bisa saja
perpindahan lokasi industri dari negara berkembang ke negara maju. .
D.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dijabarkan dapat ditentukan
rumusan masalah dari relokasi industri ini, antara lain pertimbangan-pertimbangan apa saja
yang dilakukan ketika akan melakukan relokasi suatu kawasan industri? Apa dampak positif
maupun negatif yang dapat ditimbulkan dari relokasi industri?
BAB II
ISI
Sektor industri merupakan salah satu sektor yang memiliki peranan penting dalam
tumbuh kembangnya perekonomian suatu negara. Beberapa kendala banyak terjadi atau
dialami suatu kawasan industri salah satunya adalah permasalahan relokasi industri yang
terjadi di Indonesia. Relokasi industri sendiri merupakan perpindahan atau pemindahan suatu
industri dari lokasi yang lama ke lokasi yang baru.
Apabila permasalahan yang dialami suatu kawasan industri sudah terlalu kompleks atau
rumit sehingga tidak dapat lagi dibenahi lagi, maka satu-satunya solusi untuk menghentikan
masalah atau dampak yang berkelanjutan tersebut ialah dilakukannya relokasi industri.
Memindahkan suatu kawasan industri dari tempat yang lama ke tempat yang baru tidaklah
semudah yang dibayangkan. Banyak aspek yang harus dipertimbangkan sebelum hingga
setelah lokasi
suatu
industri
berpindah ketempat
yang baru.
Relokasi
tersebut
mempertimbangkan beberapa aspek, antara lain aspek sosial, ekonomi dan lingkungan
(lokasi). Aspek sosial diantaranya dapat mempertimbangkan penyerapan tenaga kerja dilokasi
relokasi, contohnya upah buruh yang jauh lebih murah dari lokasi sebelumnya atau melihat
banyaknya tenaga kerja dilokasi relokasi yang berpotensi untuk diserap sebagai tenaga kerja.
Sistematika relokasi industri di Indonesia yang biasanya dilakukan yakni dengan
memindahkan sekaligus lokasi produksi dan pemasarannya, namun mengenai tenaga kerja
biasanya diatur berdasarkan kebijakan pemilik industri tersebut.
Teori lokasi merupakan teori dasar yang sangat penting dalam analisa spasial dimana
tata ruang dan lokasi kegiatan ekonomi merupakan unsur utama. Menurut Teori Weber
(1929) berkaitan dengan industri pengolahan, lokasi yang optimal adalah lokasi yang
memiliki biaya angkut minimal. Sementara pada Teori Losch (1944) berpendapat bahwa
analisa suatu lokasi didasarkan pada luasan pasar yang dikuasai dan kompetensi antar tempat.
Sehingga ketika relokasi industri akan dilakukan, beberapa faktor seperti lokasi yang telah
dikuatkan oleh teori-teori tersebut hendaknya dapat dipertimbangakan dalam pemilihannya.
Dengan perkembangannnya teori lokasi, aspek tata ruang dan lokasi kegiatan ekonomi dapat
dimasukkan ke dalam analisa ekonomi secara lebih kongkrit. Sehingga pada tahun
limapuluhan banyak ahli yang melakukan kombinasi antara Teori Lokasi dengan Teori
Ekonomi, baik mikro maupun makro. Selain itu sumber daya alam lokasi baru harus dapat
mendukung produksi, tanpa menimbulkan kerusakan-kerusakan lingkungan yang baru
ditempat relokasi. Maka dari itu perencanaan pembangunan suatu kawasan industri harus
mengedepankan lingkungan sehingga dapat berkelanjutan.
Berdasarkan dari segi ekonomi terdapat enam faktor penentu lokasi (Sjafrizal, 2008)
diantaranya ongkos angkut, perbedaan upah antar wilayah, keuntungan aglomerasi,
konsentrasi permintaan, kompetensi antar wilayah serta harga dan sewa tanah. Ongkos
angkut berkaitan dengan biaya produksi yaitu mempertimbangkan berat ringannya produk.
Perbedaan upah antar wilayah berperan penting karena upah dapat menekan biaya produksi.
Keuntungan aglomerasi muncul bila kegiatan ekonomi yang saling terkait satu sama lainnya
terkonsentrasi pada suatu tempat tertentu. Konsentrasi permintaan dimaksudkan apabila kita
akan melakukan pemilihan lokasi, pasti cenderung menuju tempat dimana terdapat
konsentrasi permintaan yang cukup besar. Kompetisi antar wilayah yaitu tingkat persaingan
antar wilayah yang dihadapi oleh perusahaan dalam memasarkan hasil produksinya. Faktor
yang keenam dimaksudkan bahwa dalam rangka memaksimalkan keuntungan, perusahaan
akan cenderung memilih lokasi dimana harga atau sewa tanah lebih rendah.
Menurut saya terdapat efek dari relokasi industri ini yang dapat dilihat dari dua
pandangan, yaitu dipandang dari daerah yang melakukan pemindahan atau relokasi industri
dan dipandang dari daerah yang menerima relokasi industri. Dampak positif dipandang dari
daerah yang ditinggalkan suatu kawasan industri adalah mengurangi permasalahan yang
ditimbulkan dari adanya industri
misalnya
limbah
dan wilayah tersebut
dapat
mengembangkan potensi wilayahnya tanpa takut adanya kerusakan lingkungan. Dampak
negatif yang diterima yaitu industri kecil yang memiliki hubungan dengan industri yang
dipindahkan akan mengalami kerugian dan lambat perkembangannya, banyaknya tenaga
kerja setempat yang akan kehilangan mata pencaharian dan pendapatan daerah tersebut
berkurang. Sementara dampak positif yang didapat dilihat dari daerah yang menerima
relokasi industri ini diantaranya mendapatkan modal segar dengan adanya relokasi industri,
pendapatan daerah meningkat dan terbukanya lapangan kerja baru. Dampak negatif yang
diterima oleh daerah yang menerima relokasi industri yaitu menimbulkan persaingan yang
dapat mematikan industri sekitar, masuknya budaya baru yang mungkin tidak sesuai dengan
budaya lokal dan terancamnya daerah relokasi dari pencemaran lingkungan limbah industri.
Permasalahan industri harus diselesaikan dengan cepat dan tuntas agar tidak semakin
kompleks dan merugikan banyak pihak. Pemerintah berperan penting dalam hal ini.
Kebijakan pemerintah setempat yang kuat dan tegas terhadap para pengusaha dapat
membantu mengurangi pencemaran lingkungan yang merugikan masyarakat.
Contoh Studi Kasus
Contoh relokasi kawasan industri terjadi pada kasus industri di Kabupaten Bandung.
Seperti yang telah dijabarkan pada bab pertama perkembangan perindustrian di Kabupaten
Bandung merupakan salah satu wilayah industri terpenting di Indonesia. Namun industri yang
berada di Kabupaten Bandung ini khususnya industri garmen dan tekstil ternyata juga
menimbulkan beberapa dampak negatif, diantaranya pencemaran lingkungan karena limbah
cair yang dihasilkan, kurangnya permukaan air tanah yang disebabkan oleh banyaknya
penggunaan sumur artesis. Melihat dampak yang ditimbulkan tersebut kawasan industri yang
terletak di Patal Banjaran dan Patal Majalaya, harus dilakukan relokasi tempat melihat
semakin berkurangnya jumlah kebutuhan air di daerah tersebut. Lokasi relokasi dapat
dipertimbangkan ditempatkan di Cililin dan Cipeundeuy. Lokasi ini dipilih karena letaknya
yang strategis yaitu berjarak 4 km dari Tol Cikampek-Padalarang-Cilenyi dan dekat dengan
aglomerasi industri di Cimahi-Batujajar. Selain itu masih banyaknya jumlah permukaan air
tanah yang dapat mendukung keberlangsungan industri tersebut. Sumberdaya manusia
didaerah tersebut juga melimpah sehingga penyerapan tenaga kerja akan lebih maksimal. Hal
terpenting ketika dilakukan relokasi ini pemerintah setempat harus dapat mengawasi secara
ketat kaitannya dengan AMDAL industri dilokasi baru, sehingga lokasi tujuan relokasi
sebagai kawasan industri ini tidak muncul permasalahan-permasalahan lingkungan baru dan
kawasan industri tersebut dapat terus berkelanjutan.
BAB III
KESIMPULAN
1.
Salah satu solusi dari pemasalahan pencemaran lingkungan kawasan industri di
Indonesia dengan dilakukannya relokasi industri.
2.
Sistematika relokasi industri di Indonesia yang biasanya dilakukan yakni dengan
memindahkan sekaligus lokasi produksi dan pemasarannya
3.
Relokasi tersebut mempertimbangkan beberapa aspek, antara lain aspek sosial,
ekonomi dan lingkungan (lokasi).
4.
Efek (positif dan negatif) dari relokasi industri ini yang dapat dilihat dari dua
pandangan, yaitu dipandang dari daerah yang melakukan pemindahan atau relokasi
industri dan dipandang dari daerah yang menerima relokasi industri.
5.
Permasalahan industri harus diselesaikan dengan cepat dan tuntas agar tidak semakin
kompleks dan merugikan banyak pihak.
6.
Kebijakan pemerintah setempat yang kuat dan tegas terhadap para pengusaha dapat
membantu mengurangi pencemaran lingkungan yang merugikan masyarakat, kaitannya
dengan AMDAL.
7.
Suatu industri yang akan dibangun atau yang sudah berdiri hendaknya mengedepankan
faktor lingkungan sehingga dapat berkembang secara berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
Owens, Edgar. 1983. Pembangunan Ditinjau Kembali. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press
Abdurahmat, Idris. 1998. Geografi Ekonomi. Bandung : Jurusan Pendidikan Geografi
IKIP Bandung
Tarigan, Robinson. 2007. Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi. Jakarta : Bumi Aksara
Sjafrizal. 2008. Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi. Padang : Baduose Media
Crishtanto, Joko. 2013. Modul Mata Kuliah Perencanaan Kawasan Industri. 2013 :
Fakultas Geografi UGM
Wahyudi. 2013. Industrialisasi dan Perkembangan Sektor Industri. Diakses tanggal 30
September 2013 pukul 13.23 wib dari
http://wahyudi-duniahayalan.blogspot.com/2011/05/industrialisasi-dan-perkembangansektor.html
Komponen Penilaian
Nama: Defi Kusuma Octafira
NIM:
No
1
2
3
Komponen
Penyajian essay
Kelengkapan struktur essay
Bahasan essay
4
Tata tulis
5
Daftar Pustaka
TOTAL NILAI
Keterangan
OK
OK
Belum secara lengkap terjawab dan diulas di paper?
Penjelasan terkesan sepotong-sepotong sehingga
pembaca jadi bingung
Masih dijumpai salah ketik (sedikit)
OK
Nilai
10
10
25
10
5
60
Download