KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEBIJAKAN PENERAPAN COSTING DALAM KERANGKA PEMANTAPAN PENGANGGARAN BERBASIS KINERJA Jakarta, April 2013 18/02/2013 Pokok Bahasan I. II. III. IV. V. VI. Landasan Hukum Kerangka Konsep PBK Pengembangan Instrumen PBK Penguatan Hubungan CFO-COO Peran SB Dalam Reposisi DJA Penutup Direktorat Jenderal Anggaran – Kementerian Keuangan – Tahun 2013 2 I. Landasan Hukum 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara 2. Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010 Tentang Penyusunan RKA KL 3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor /PMK.02/ 2013 Tentang Standar Biaya Tahun Anggaran 2014 4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor /PMK.02/ 2013 Tentang Pedoman Standar Biaya, Standar Struktur Biaya, Dan Indeksasi Dalam Penyusunan RKA-K/L 3 II. Kerangka Konsep PBK Mempertimbangkan Alokasi Anggaran Budget Execution • • • Hasil Yang Diharapkan RENSTRA • Visi • Misi • Tujuan • Sasaran • Strategi Output Outcome Manfaat Kegiatan Target Kinerja Realisasi Rencana Pengukuran Kinerja Evaluasi • Efisiensi • Efektivitas • Akuntabilitas Monitoring & Evaluasi Kinerja 4 III. Pengembangan Instrumen PBK Indikator Kinerja Allocative Efficiency *) Performance Based Budgetting Standar Biaya Operational Efficiency **) Kualitas penganggaran Evaluasi Kinerja Akuntabilitas penganggaran *) efisiensi saat penyususunan anggaran **) Efisiensi saat pelaksanaan anggaran 5 III. Pengembangan Instrumen PBK...(1) Penyempurnaan Indikator Kinerja Penguatan Indikator Indikator kinerja terus dikembangkan guna mewujudkan indikator kinerja anggaran yang dapat: mencerminkan output yang secara efektif mendukung pencapaian outcome yang ditetapkan, dan mencerminkan pencapaian outcome guna dipastikan dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi masyarakat. Fokus dari perencanaan dan penganggaran yang akan dikembangkan adalah: Fokus kepada kualitas hasil perencanaan dengan shifting peran baru DJA sebagai Budget Analyst. Fokus kepada kualitas hasil penganggaran yang lebih memperhatikan manfaat bagi masyarakat. Fokus kepada anggaran yang bersifat tematik seperti infrastruktur, MDGs dan perubahan iklim. 6 Pendahuluan III. Pengembangan Instrumen PBK...(2) Penyempurnaan Evaluasi Kinerja Tiga hal permasalahan utama menuju penyempurnaan monev berorientasi outcome, yaitu: Pengembangan Indikator Kinerja • Logic model program belum sempurna. • Rumusan input, kegiatan, output, dan outcome baru Objek berfungsi sebagai alat untuk mendapatkan anggaran. • Oleh karena itu, dari sisi objek belum siap untuk dievaluasi. Metode Subjek Cara melakukan evaluasi masih fokus pada pekerjaan administratif, yaitu bagaimana mengisi form, bagaimana bentuk laporannya dan bagaimana cara menyampaikan laporan tersebut. • Kendala utama pada sisi subjek adalah mindset, dimana pekerjaan evaluasi masih dipandang sebagai pelengkap dan sebatas pemenuhan persyaratan, dan bukan kebutuhan. • Hal ini menyebabkan stigma bahwa evaluasi pekerjaan yang membosankan, tidak penting, menghabiskan anggaran, dll. 7 III. Pengembangan Instrumen PBK...(3) Pengaturan Standar biaya disesuaikan dengan arah pengembangan & proses pemantapan penerapan PBK & KPJM SBM Pengaturan Standar Biaya SBK Indeksasi SSB STANDAR BIAYA: salah satu alat dlm mewujudkan APBN yg lebih efisien IV. Pemantapan Hubungan CFO-COO Dalam PBK Tugas Menteri Keuangan a. menyusun kebijakan fiskal dan kerangka ekonomi makro; b. menyusun RAPBN dan RAPBNP; c. mengesahkan dokumen pelaksanaan anggaran; d. melaksanakan fungsi bendahara umum negara; e. menyusun laporan keuangan yang merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN. Tugas Kementerian/Lembaga a. menyusun rancangan anggaran kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya; b. menyusun dokumen pelaksanaan anggaran; c. melaksanakan anggaran kementerian negara /lembaga yang dipimpinnya; d. melaksanakan pemungutan penerimaan negara bukan pajak dan menyetorkannya ke Kas Negara; e. menyusun dan menyampaikan laporan keuangan kementerian negara /lembaga yang dipimpinnya. Pemantapan hubungan Kemenkeu (CFO ) – K/L (COO) merujuk UU 17/2003 Sejalan dengan pemantapan penerapan PBK perlu diperkuat peran K/L dalam merencanakan dan melaksanakan anggaran kementerian lembaga yang menjadi tanggung jawabnya Dalam upaya penguatan peran K/L tersebut dilakukan dengan penguatan peran APIP masing- masing K/L pada saat perencanaan dan pelaksanaan anggaran V. Peran SB dalam Reposisi DJA BUDGET ANALYST PENGALOKASIAN RESOURCE PAGU ENVELOPE INDIKATIF K/L PAGU ANGGARAN K/L BUDGET ADMINISTRATOR PENYELARASAN SUSUN RKA-K/L PENYESUAIAN RKA-K/L Trilateral Meeting Indeksasi utk menyusun prakiraaan maju bagi keg. new initiative SBM utk menyusun komponen input new initiative SBK utk menilai target kinerja yg akan ditetapkan SSB utk membatasi komposisi biaya tertentu Pagu indikatif/pagu anggaran : SBM utk mereview baseline (IT based) dan usulan new initiative SBK utk mereview baseline dg melakukan benchmarking thd tahapan output/sub output SSB utk membatasi komposisi biaya tertentu pada saat review baseline dan pengajuan new initiaative Indeksasi untuk melakukan review baseline dan pengajuan New initiative Penyusunan RKAKL SBM & SBK utk menyesuaikan RKAKL SSB utk menyusun komposisi biaya dr suatu output/sub output VI. Penutup Kemenkeu membuat aturan main dalam upaya efisiensi anggaran diantaranya dgn pengembangan standar biaya sejalan dengan penguatan perannya di masa mendatang sebagai budget analyst Seiring dengan pemantapan penerapan PBK dan KPJM, maka K/L semakin harus bertanggungjawab atas upaya efisiensi dari anggaran yg dikelolanya sebagai bagian dari pelaksanaan tugas K/L untuk menyusun dan melaksanakan anggaran yg menjadi tgg jawabnya Peran aparat pengawas intern pemerintah semakin diperlukan untuk menjamin mewujudkan anggaran yg semakin berkualitas 11 Terima kasih 12