191 POTENSI SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL DAUN BERENUK

advertisement
Potensi Sitotoksik Ekstrak Etanol..... (Anjar Mahardian K, dkk)
POTENSI SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL DAUN BERENUK (Crescentia cujete L.) TERHADAP SEL
KANKER
Cytotoxic Potential Ethanol Extract of Berunuk Leaves (Crescentia cujete L.) on Cancer Cells
Anjar Mahardian Kusuma, Susanti, Gilang Akbariani
Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Naskah diterima tanggal 8 Oktober 2014
ABSTRACT
Berenuk (Crescentia cujete L.) is a plant that thrives in Indonesia. This plant has a
great potential to be developed as a natural medicine, but has little scientific research
conducted on it. Among recent study conducted at the faculty of pharmacy UMP showed
that the ethanol extract of berunuk leaves with a concentration of 60% and 80 % can
significantly accelerate the cessation of surface skin bleeding on mice (Kusuma &
Sabikis, 2012), as well as having anti-inflammatory activity (anti-inflammatory) in mice
in vivo by doses of 1680, 3360 and 6720 mg/kg (Kusuma and Susanti, 2013). This
study was conducted to see the cytotoxic potential of ethanol extract of leaves berenuk
( EEDB ) in T47D breast cancer cells using MTT assay. The results showed that the
percentage of cell viability at various concentrations, were 94.44 % at the concentration
500 μg/ml, 99.11 % at the concentration of 250 μg/ml, 102.86 % at the concentration
125 μg/ml, 102. 57 % at the concentration 62.5 μg/ml, 102.35 % at the concentration of
31.25 μg/ml. IC50 values based on extrapolation regretion is 1277.828 μg/ml. Based on
these results it is known that EEDB has low potential as a cytotoxic agent against
cancer cells T47D.
Keywords : Crescentia cujete, EEDB, Cytotoxic, IC50.
ABSTRAK
Tanaman berenuk (Crescentia cujete L.) merupakan tanaman yang tumbuh subur di
Indonesia.Tanaman ini memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan sebagai obat
bahan alam, namun baru sedikit penelitian ilmiah yang dilakukan terhadap tanaman
berenuk. Diantaranya penelitian terbaru yang dilakukan di fakultas farmasi UMP
menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun berunuk dengan konsentrasi 60% dan 80 %
secara signifikan mampu mempercepat penghentian pendarahan luar mencit tahun 2012
oleh Kusuma & Sabikis, serta mempunyai aktivitas antiradang (antiinflamasi) pada mencit
secara in vivo dengan dosis 1680, 3360 dan 6720 mg/kg BB tahun 2013 oleh Kusuma
dan Susanti. Penelitian ini dilakukan untuk melihat potensi sitotoksik ekstrak etanol
daun berenuk (EEDB) pada sel kanker payudara T47D dengan menggunakan metode
MTT assay.Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah % viabilitas sel pada berbagai
konsentrasi yaitu pada konsentrasi 500 μg/ml diperoleh % viabilitas sel 94,4369,
konsentrasi 250μg/ml diperoleh % viabilitas sel 99,1066, konsentrasi 125 μg/ml %
diperoleh viabilitas sel 102,8569, konsentrasi 62,5 μg/ml diperoleh % viabilitas sel
102,5728, konsentrasi 31,25 μg/ml diperoleh % viabilitas sel 102,3495, konsentrasi
15,625μg/ml diperoleh % viabilitas sel 100,5092, konsentrasi 7,8125 μg/ml diperoleh %
viabilitas sel 83,5688. Serta hasil nilai IC50berdasarkan persamaan ekstrapolasi adalah
1277.828 µg/ml. Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa EEDB memiliki potensi
yang rendah sebagai agen sitotoksik terhadap sel kanker T47D.
Kata Kunci: Crescentia cujete, Sitotoksik, IC50
PENDAHULUAN
Crescentia cujete (dalam bahasa Inggris
“Calabas”, Prancis “Calabassier”) adalah tanaman
yang tumbuh pada daerah tropis, dan merupakan
Alamat korespondensi:
Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah
Purwokerto. Jl. Raya Dukuhwaluh, Kembaran Jawa
Tengah, 53182
email : [email protected]
191
tanaman asli negara Amerika Tengah, Kamerun, serta
beberapa negara bagian Afrika (Mahbub et al, 2011).
Di beberapa tempat di Jawa Tengah dan Jawa Timur,
tanaman ini dikenal juga sebagai berenuk dan
majapahit. Secara tradisional tanaman ini banyak
digunakan sebagai obat diare, anti-radang, dan obat
luka (Mahbub et al, 2011).Tanaman ini memiliki
beberapa kandungan kimia yang penting antara lain:
flavonoid-quercetin (Marc, 2008),tannin, fenol, saponin,
anthraquinon, dan cardenolides (Ejelonu et al, 2011).
FARMASAINS Vol 2 No. 4, Oktober 2014
Penelitian ilmiah mengenai berenuk masih
sangat jarang, namun tanaman ini memiliki potensi
yang cukup menjanjikan sebagai obat herbal.Salah
satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh (Mahbub
et al 2011) menunjukan bahwa ekstrak etanol daun
Berenuk (EEDB) memiliki daya antibakterial yang
efektif menghambat pertumbuhan bakteri Shigella
dysentriae. Hasil penelitian terbaru yang dilakukan di
Fakultas Farmasi UMP juga menunjukkan bahwa
EEDB dengan konsentrasi 60% dan 80 % secara
signifikan mampu mem percepat penghentian
pendarahan luar mencit (Kusuma & Sabikis, 2012)
serta mempunyai aktivitas antiradang (antiinflamasi)
pada mencit secara in vivo dengan dosis 1680, 3360
dan 6720 mg/kg BB (Kusuma dan Susanti, 2013).
Quercetin sebagai salah satu kandungan
berenuk dilaporkan memiliki efek antikanker baik
secara in vitro maupun in vivo (Baghel, et al,
2012).Agron (2013) juga melaporkan adanya
kandungan quercetin dan anthraquinon diduga sebagai
senyawa yang bertanggungjawab dalam
penghambatan angiogenesis. Penghambatan
angiogenesis merupakan salah satu cara untuk
menghambat penyebaran kanker (Agron 2013).
Beberapa hasil penelitian telah mengungkapkan
quersetin efektif terhadap perkembangan sel kanker
pada banyak organ dan aktifitas anti-tumorigenik, hal
tersebut telah dibuktikan dengan kemampuannya untuk
menekan pertumbuhan dan metastasis sel melanoma
(Gulati et al, 2006).Penelitian lainnya melaporkan
bahwa quersetin sebagai kemopreventif potensial
diasumsikan bisa meningkatkan keterlibatannya dalam
menekan pertumbuhan tumor. Mekanisme
penekanannya dengan carastressoxidative, apoptosis,
proliferasi, dan metastasis (Gibellini, 2010). Para
ilmuan dari Universitas Henan-China, menyimpulkan
bahwa quercetin dapat meningkatkan indeks terapi
doxorubisin, suatu obat yang digunakan pada
kemoterapi kanker (Baghel, 2012).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
potensi sitotoksik EEDB terhadap sel kanker payudara
T47D. Pengujian aktifitas sitotoksik dilakukan dengan
metode MTT assay terhadap sel kanker manusia.
Menurut Lim (2012) Tanaman berenuk (Crescentia
cujete L) tumbuh tegak dengan tinggi antara 6–10 m.
Batang berkayu, bulat, percabangannya simpodial,
beralur, kulitnya mudah pecah-pecah dan mengelupas
terbuka dengan kepanjangan tidak normal, berwarna
coklat pucat, daunnya majemuk, menyirip, lonjong, tepi
rata, ujung meruncing pangkal membulat, tipis, panjang
10-15 cm, lebar 5-7 cm, warna hijau. Berenuk
mempunyai Bunga tunggal di cabang dan ranting,
kelopak berbentuk corong, ujung bercangap, berwarna
hijau pucat atau putih, benang sari berjumlah 4 dengan
panjang ± 2 cm, kepala putik bentuk corong, berwarna
putih, mahkota bentuk bibir dan berwarna putih.
Buah dari tanaman berenuk ini berupa buni,
bulat, ketika masih muda berwarna hijau, setelah tua
berwarna coklat, Dibutuhkan sekitar enam sampai tujuh
bulan untuk mematangkan dan akhirnya jatuh ke tanah.
Buah ini merupakan buah musiman yang berkembang
setelah.penyerbukan oleh kelelawar. Buah muncul
pada akhir musim kemarau dengan diameter buah
sebesar 12 sampai 14 cm (Gilman, 1993).
Tanaman ini mengandung senyawa aktif
antara lain: asam tartarat, sianohidrik, asam sitrat,
asam kresentia, tanin, beta-sitosterol, stigmastrol, alpa
dan beta amirina, asam esterat, asam palmitat,
flavonoid-quersetin, apigenin, naftaquinon, glikosida
iridoid, 3-hydroxyoktanol glicosida, (Marc, 2008) tannin,
saponin, anthraquinon, kardenolida (Ejelonu et al, 2011).
Flavonoid-quercetin yang ditemukan pada tanaman
berenuk memiliki aktifitas sebagai antioksidan yang
melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal
bebas yang berkontribusi terhadap kerusakan sel dan
berbagai masalah yang berhubungan dengan kesehatan
(Ejelonu et al, 2011).
Beberapa penelitian ilmiah yang telah
dilakukan terhadap tanaman ini melaporakan bahwa
tanaman berenuk memiliki efek sebagai
antibakteri.Penelitian yang sudah dilakukan di Fakultas
Farmasi UMP sendiri membuktikan bahwa ekstrak
etanol berenuk dapat menghambat pertumbuhan bakteri
Bacillus substilis dan Escherichia coli (Susanti, 2006).
Hasil penelitian terbaru yang juga dilakukan di Fakultas
Farmasi UMP menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun
berunuk dengan konsentrasi 60% dan 80 % secara
signifikan mampu mem percepat penghentian
pendarahan luar mencit (Kusuma & Sabikis, 2012)
serta mempunyai aktivitas antiradang (antiinflamasi)
pada mencit secara in vivo dengan dosis 1680, 3360
dan 6720 mg/kg BB (Kusuma dan Susanti, 2013).
Sitotoksik merupakan kemampuan suatu
senyawa yang potensial menginduksi kematian sel,
mekanisme yang diharapkan dari kematian sel tersebut
adalah kematian terprogram atau apoptosis
(Eisenbrand et al, 2002).Uji sitoksik diakukan untuk
melihat potensi suatu obat antikanker atau keamanan
suatu senyawa.Sistem tersebut merupakan uji kualitatif
dengan menetapkan kematian sel (Anggraini, 2008).
Parameter dari uji sitotoksik adalah nilai IC50,
yaitu yang nilai menunjukan konsentrasi hambatan
proliferasi sel sebesar 50% dan menunjukan potensi
ketoksikan suatu senyawa terhadap sel. Semakin besar
nilai IC50 maka senyawa tersebut semakin tidak toksik
(Amalina, 2008). Salah satu uji sitotoksik yang sering
digunakan adalah Uji MTT (3-[4,5-dimetilthiazol-2yl]2,5-difeniltetrazolium bromide). Uji ini didasarkan pada
konversi MTT menjadi kristal formazan oleh sel hidup
yang menentukan aktivitas mitokondria. Pengujian ini
secara luas digunakan untuk mengukur efek sitotoksik
obat secara in vitro pada cell line (Merloo et al, 2011).
Reaksi MTT merupakan reaksi reduksi selular yang
didasarkan pada pemecahan garam tetrazolium MTT
berwarnakuning menjadi kristal formazan berwarna biru
keunguan (Depamede et al, 2009). Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui bahwa EEDB memiliki
192
Potensi Sitotoksik Ekstrak Etanol..... (Anjar Mahardian K, dkk)
efek sitotoksik terhadap sel kanker dan untuk
mengetahui konsentrasi penghambatan pertumbuhan
50% sel kanker dari EEDB.
METODOLOGI
Alat
Botol, alat-alat gelas (Pyrex), rotary
evaporator, kompor listrik, seperangkat alat soxhlet,
mikropipet (Socorex), mikroskop cahaya (Olympus),
obyek dan deck glass (Sail Brand).
Bahan
Sel kanker payudara T47D cell line (ATCC)
(diperoleh dari Laboratorium Kedokteran Tropis, Bagian
Parasitologi, Fakultas Kedokteran UGM), etanol 96%
(Bratachem), akuades, Dulbecco’s Modified Eagle
Medium (DMEM) yang mengandung Fetal Bovine
Serum (FBS) (Gibco), penicillin-streptomisin (Gibco),
Phosphat Buffer Saline (PBS) (Merck), Dimethyl
Sulfoxide (DMSO) (Merck), 3-[4,5-dimetilthiazol-2yl]2,5-difeniltetrazolium bromide (MTT) (Merck), Sodium
Dedocyl Sulfate (SDS), Media RPMI, Natrium
bikarbonat (Bratachem), HEPES, EDTA, HCl 0,1 N.
Pembuatan Ekstrak Etanol Berenuk (EEDB)
Sebanyak 50 gram serbuk simplisia kering
diekstraksi dengan metode sokletasi menggunakan
pelarut etanol 290 ml selama 8 jam atau sampai larutan
di dalam tabung soklet tidak berwarna. Ekstrak cair
etanol dari daun berenuk yang diperoleh selanjutnya
dipekatkan dengan rotary evaporator dan dikeringkan
pada suhu rendah (<40oC) sehingga diperoleh ekstrak
etanol kental.
Uji Aktivitas sitotoksik dengan MTT Assay
Suspensi sel kanker payudara (T47D)
sebanyak 100 µL dengan kepadatan 3 x 104 sel/100
µL media didistribusikan ke dalam sumuran- sumuran
pada 96-well plate dan diinkubasikan selama 24
jam.Setelah diinkubasi, ke dalam sumuran dimasukkan
100 µL sampel uji pada berbagai seri konsentrasi.
Konsentrasi EEDB yang digunakan adalah 500 µg/ml;
250 µg/ml; 125 µg/ml; 62.5 µg/ml; 31.25 µg/ml; 15,625
µg/ml; 7,8125 µg/ml. Sebagai kontrol sel hanya
ditambahkan 100 µL medium kultur ke dalam sumuran
yang berisi 100 µL suspensi sel dan 100 µL suspensi
sel dengan delusi yang sesuai dengan delusi
konsentrasi larutan uji, lalu diinkubasi selama 24 jam
dalam inkubator dengan aliran 5% CO2 dan 95% O2.
Pada akhir inkubasi, media kultur dibuang lalu
ditambahkan 10 µL larutan MTT (5 mg/mL PBS), dan
medium diganti dengan 190 µL medium RPMI 1640
komplit. Kemudian sel diinkubasi selama 3-4 jam.
Reaksi MTT dihentikan dengan penambahan reagen
stopper SDS (100 µL). Microplate kemudian dibungkus
dengan tissue dan diinkubasi selama 1 malam pada
suhu kamar dan ruangan gelap.Sel yang hidup bereaksi
dengan MTT membentuk warna ungu.Hasil pengujian
dibaca dengan ELISA reader pada panjang gelombang
595 nm.
Pengolahan Data
Uji Sitotoksisitas dengan Metode MTT assay
Data yang diperoleh dari hasil pembacaan ELISA reader
berupa absorbansi masing-masing sumuran
dikonversikan dalam % kehidupan (viabilitas) sel dengan
rumus:
Nilai IC50 ditentukan dengan menggunakan analisis
persen probit pada program SPSS Windows 16.0.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji sitotoksik ekstrak etanol daun berenuk
(EEDB) dilakukan terhadap sel kanker payudara T47D
dengan variasi konsentrasi diantaranya yaitu500 µg/
ml, 250 µg/ml, 125 µg/ml, 62.5 µg/ml, 31.25 µg/ml,
15,625 µg/ml, 7,8125 µg/ml pada media kultur RPMI.
Pengujian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui
potensi sitotoksik pada daun berenuk (Crescentia cujete
L.) yang diketahui memiliki kandungan senyawa
flavonoid quersetin dan atraquinon.Quercetin sebagai
salah satu kandungan berenuk dilaporkan memiliki efek
antikanker baik secara in vitro maupun in vivo (Baghel,
et al, 2012).Agron (2013) juga melaporkan adanya
kandungan quercetin dan anthraquinon diduga sebagai
senyawa yang bertanggungjawab dalam
penghambatan angiogenesis.
Pengujian ini dilakuk an dengan
menggunakan metode MTT assay. Uji MTT didasarkan
pada rekasi reduksi dengan terjadinya pemecahan
garam tetrazolim yang berwarna kuning menjadi kristal
formazan yang berwarna ungu (Eko, 2011). Metode
perubahan warna tersebut digunakan untuk mendeteksi
adanya sel yang mengalami proliferasi. Mitokondria
pada sel yang mengalami proliferasi akan menyerap
senyawa MTT sehingga akan terbentuk kristal formazan
yang berwarna ungu (Depamede & Rosyidi, 2009).
Pada penelitian ini parameter pengukuran
sitotoksik ekstrak terhadap sel kanker ditunjukkan
dengan % viabilitas sel kanker.Hasil % viabilitas sel
kanker dapat dilihat pada Tabel I:
Tabel I. Hasil % Viabilitas Sel Kanker T47D Oleh EEDB
Konsentrasi
(μg/ml)
500
250
125
62,5
31,25
15,625
7,8125
193
Viabilitas Sel Kanker T47D
(%)
94,4369
99,1066
102,8569
102,5728
102,3495
100,5092
83,5688
FARMASAINS Vol 2 No. 4, Oktober 2014
140
Viabilita s Se l (% )
)
%
(l
e
S
s
at
il
i
b
ai
V
120
100
80
60
40
EE D B
20
0
0
200
400
600
Ko n se n tra s i (µ g /m l)
G am b a r 1.G r af ik H u b u n g a n Pe r se n ta si V ia b ilitas se l T 47 D T er h a d a p
ko n s en t r as i E k st ra k E ta n o l D au n B e r en u k (E E D B ).
1. Nilai % viabilitas sel atau kehidupan sel
menunjukkan kurang potensial sebagai agen
sitotoksik terhadap sel kanker payudara T47D.
2. Nilai IC50 yang diperoleh adalah 1277.828 µg/ml.
DAFTAR PUSTAKA
/
s/
r
t
:3se
n
n
2
p
i
et
c
a
i
t5
t
n
d
h
0n
i
a
.
r
o
t2
c
g
cn
1ne
r
I
0h
o
e 2sf
vm/at
p
i
l
]
b
t
a
h
a
3
a
c
p
i
lt
1
Ae.
a
r
0
x
cn2
nTe
i
er
a
rd8te
n
4
t
o
e
i
n
/1p
b
h
ocp
6
m
/
Cn.
se
s
savetp
t
o
t
n
aCg
a
ee
brt
.di
s
ao
spd
l
9
u
o
a
e
f
2
d-r
d
C .
[
-gt
,
,nd
r
a
n
r
/
3
n
i
6
1ih3
e
c
0sp
em
-v
2n.
6
,ew
4it
t
a
.
t
w-c
e
Bo
Pw7
.
0ar
t
E
,
n
o
r
g
A
Berdasarkan Tabel I dapat diketahui bahwa %
viabilitas sel pada berbagai konsentrasi yang digunakan
menununjukkan nilai yang tinggi, yang menunjukkan
persentasi jumlah sel kanker yang hidup.Hasil %
viabilitas sel menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun
berenuk kurang potensial sebagai agen sitotoksik
terhadap sel kanker payudara T47D karena masih
banyaknya sel yang hidup setelah diberikan perlakuan
dengan ekstrak uji EEDB.
Selanjutnya dilakukan analisis probit dengan
menggunakan spss versi 16untuk mengetahui nilai IC50
dari EEDB.IC50 merupakan parameter dari uji sitotoksik,
dimana nilai tersebut akan m enunjukan nilai
konsentrasi hambatan proliferasi sel sebesar 50% dan
menunjukan potensi ketoksikan suatu senyawa
terhadap sel. Semakin besar nilai IC50 maka senyawa
tersebut semakin tidak toksik dan semakin kecil nilai
IC50 maka senyawa tersebt semakin toksik.Nilai IC50dari
EEDB dihitung berdasarkan persamaan ektrapolasi dan
diperoleh adalah 1277.828 µg/ml. Batas IC50 suatu
ekstrak untuk dikatakan berpotensi sebagai antikanker
adalah 10.000 ppm (Eko, 2011).Berdasarkan hal
tersebut makan EEDB dapat dikatakan memiliki
potensi sitotoksik yang lemah terhadap sel kanker.
Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk
mengetahui potensi sitotoksik dari tanaman berenuk
tersebut yang tidak hanya terbatas pada daunnya saja,
karena tanaman berenuk ini memiliki banyak sekali
potensi sebagai bahan obat alam dimasa yang akan
datang dengan banyaknya kandungan zat aktif yang
terdapat tidak hanya pada daunnya tapi juga buahnya
UCAPAN TERIMAKASIH
Terimakasih kami ucapkan kepada Lembaga
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM)
Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) atas
pembiayaan dalam penelitian ini melalui program hibah
prodi tahun 2013
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan
dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
Amalina, N., 2008, Uji Sitotoksik Ekstrak Etanol 70%
Buah Merica Hitam (Piper nigrum L) Terhadap
sel HeLa [Skripsi], Surakarta: Fakultas
Farm asi, Universitas Muhammadiyah
Surakarta
Anggraini, P., 2008, Uji Sitotoksik Ekstrak Etanol 70%
Buah Kemukus (Piper cubeba L) Terhadap Sel
HeLa [Skripsi], Surakarta: Fakultas Farmasi,
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Depamede, S.N., Rosyidi, A., 2009, Penghambatan
Proliferasi Limfosit Mencit Balb/c oleh Ekstrak
Testis Sapi Bali: Peran TGF-ß, Media
Peternakan 32: 95-103
Eisenbranda, B., Pool Zobelb, V. Bakerc, M. Ballsd,
B.J. Blaauboere, A. Boobisf, et al., 2002,
Methods of In Vitro Toxicology, Food and
Chemical Toxicology 40: 193–236
Ejelonu, BC., Lasisi., Olarenus., Ejelonu, OC, 2011,
The Chemical Constituents of Calabash
(Crescentia cujete), African Journal
Biotechnology Vol.10: 84
Eko Winarno, 2011, Uji Sitotoksik Ekstrak Kapang
Aspergillus sp Terhadap Sel Kanker Payudara
T47D [Skripsi], Jakarta: FMIPA Universitas
Indonesia
Gilman, E.F., Watson, D.G, 1993, Crescentia cujete:
Calabash Tree, Florida, University of Florida.
Khandaker Rayhan Mahbub., Mojibul Hoq., Monzur
Morshed Ahmed., Animesh Sharker, 2011, In
194
Potensi Sitotoksik Ekstrak Etanol..... (Anjar Mahardian K, dkk)
Vitro Antibacterial Activity of Crescentia cujete
and Moringa oleifera, Bangladesh Research
Publication Journal Vol.05:337-347.
Kusuma, A.M., Sabikis, 2012, Aktivitas ekstrak daun
berenuk (crescentia cujete L) Terhadap
pendarahan luar mencit [Laporan Penelitian],
Purwokerto: Fakultas Farmasi Universitas
Muhammadiyah purwokerto
Kusuma, A.M., Susanti, 2013, Aktvitas ekstrak daun
berunuk (Crescentia cujete L.) terhadap
penghambatan radang, [Laporan Penelitian],
Purwokerto: Fakultas Farmasi Universitas
Muhammadiyah Purwokerto
Lara Gibellini, Marcello Pinti, Milena Nasi, Jonas, P.,
Montagna, Sara De Biasi, et al., 2011, Review
Article
Quercetin
and
Cancer
195
Chemoprevention,
Evidence-Based
Complementary and Alternative Medicine
Article ID 591356: 15
Lim, T.K., 2012, Edible Medicinal and Non-Medicinal
Plants, Volume 1 Fruits, London, Springer
Marc, N.O., 2008, The Nutritive and Anti-nutritive
Compositions of Calabash (Crescentia cujete),
Journal of Food Technology 6:267-270
Nicholas Gulati, Beatrice Laudet, Vahe Michael, Z.,
Raj Murali, Meena, J.M., 2006, The
Antiproliferative Effect of Quercetin in Cancer
Cells is Mediated via Inhibition of the PI3KAkt/PKB Pathway, Anticancer Research 26:
1177-1182
Van Meerloo, J., Kapers G.J., Cloos, J., 2011, Cell
Sensitivity Assays: The MTT assay,
Department of Paediatric Oncology 45: 731
Download