Isu-Isu Rights dalam Pemikiran Kosmopolitanisme

advertisement
1 Isu Rights dalam Pemikiran Kosmopolitanisme, sebuah resume.
Hartanto (07/260460/PSP/3129)
Kuliah Ke-6 Kosmopolitanisme dan Norma Internasional.
Isu Rights dalam Pemikiran Kosmopolitanisme, sebuah resume.
Sebelum
melihat
hak-hak
(rights)
dalam
pemikiran
kosmopolitan
alangkah baiknya jika kita melihat dulu apa yang disebut dengan hak,
menurut Stanford Encyclopedia of Philosophy “Rights dominate most
modern understandings of what actions are proper and which institutions
are just. Rights structure the forms of our governments, the contents of our
laws, and the shape of morality as we perceive it. To accept a set of rights
is to approve a distribution of freedom and authority, and so to endorse a
certain view of what may, must, and must not be done”. Hak dalam
kosmopolitanisme
jika melihat perjalanan
sejarah
adalah
adanya
kodifikasi Hak Azasi Manusia (HAM). Ada banyak perdebatan tentang
hak azasi, definisi yang paling populer tentang hak azasi adalah hak
yang dimiliki oleh manusia sejak lahir, tetapi dengan menilik definisi
tersebut akan sangat sulit untuk mengoperasionalkannya. Nussbaum
mengkritik konsep hak kewarganegaraan, dimana warganegara harus
membayar pajak, maka hak warganegara dibatasi oleh batas-batas
negara. Dari diskusi dikelas diperoleh definisi hak azasi, hak azasi
adalah hak yang diberikan pertama kali sebelum lembaga sosial
memberikan hak lainnya. Hak azasi tidak bisa dihapuskan (inalienable).
Definisi Rights dalam Universal Declaration of Human Rights ada dalam
Pasal 1 : Semua orang dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat
dan hak-hak yang sama. Mereka dikaruniai akal dan hati nurani dan
hendaknya bergaul satu sama lain dalam semangat persaudaraan.
Pasal 2 : Setiap orang berhak atas semua hak dan kebebasan-kebebasan
yang tercantum di dalam Pernyataan ini tanpa perkecualian apapun,
seperti ras, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama, politik atau
pendapat yang berlainan, asal mula kebangsaan atau kemasyarakatan,
hak milik, kelahiran ataupun kedudukan lain. Di samping itu, tidak
diperbolehkan melakukan perbedaan atas dasar kedudukan politik,
hukum atau kedudukan internasional dari negara atau daerah dari
mana seseorang berasal, baik dari negara yang merdeka, yang berbentuk
2 Isu Rights dalam Pemikiran Kosmopolitanisme, sebuah resume.
Hartanto (07/260460/PSP/3129)
wilayah-wilayah perwalian, jajahan atau yang berada di bawah batasan
kedaulatan yang lain.
Ada perdebatan dalam penentuan hak asasi, tetapi setidaknya ada 6
jenis rights yang disepakati :
1. Hak asasi pribadi / personal Right
2. Hak asasi politik / Political Right
3. Hak azasi hukum / Legal Equality Right
4. Hak azasi Ekonomi / Property Rigths
5. Hak Asasi Peradilan / Procedural Rights
6. Hak asasi sosial budaya / Social Culture Right
Dari 6 rights tersebut kemudian setidaknya dari diskusi dalam kelas ada
3 komponen yang paling penting dalam HAM yang meliputi :
1. HAM politik
2. HAM ekonomi
3. HAM sosial
HAM politik merupakan negative rights atau dalam stanford encyclopedia
of philosophy disebut negative liberty. Negative rights atau liberty is the
absence of obstacles, barriers or constraint. HAM ekonomi dan sosial
merupakan
positive
rights
atau
dalam
stanford
encyclopedia
of
philosophy disebut positive liberty. Positive rights atau liberty is the
possibility of acting or the fact of acting in such a way as to take control of
one’s life and realize one’s fundamental purposes.
Dalam kelas didiskusikan mana yang lebih mempunyai prioritas antara
negative rights dan positive rights, ada beberapa teman yang mempunyai
pendapat positive rights memiliki urgensi yang lebih daripada negative
rights dengan asumsi hak-hak ekonomi dan sosial lebih penting daripada
3 Isu Rights dalam Pemikiran Kosmopolitanisme, sebuah resume.
Hartanto (07/260460/PSP/3129)
politik, untuk menjelaskan itu ada sebuah ilustrasi “bisa makan dulu
baru berpolitik” tetapi kemudian ibu Diah Kusumaningrum memberikan
sebuah ilustrasi “jangan-jangan kita tidak bisa makan karena sistem
politik yang ada” dalam diskusi kemudian dielaborasi dan kemudian ada
sebuah kesimpulan negative rights selalu bisa diklaim karena sudah
melekat sejak lahir, positive rights kita tidak bisa mengklaim. Jika
membuat skala prioritas negative rights lebih dulu baru kemudian
positive
rights,
hal
lain
yang
bisa
digunakan
adalah
dengan
menggunakan negative rights menjadi payung bagi positive rights. Hak
adalah gratis, institusi sosial yang memberikan atribut hak. Kita
membutuhkan lingkungan sosial untuk memaknai hidup kita, untuk
menikmati pilihan-pilihan yang ada. Cosmopolitanism memandang
sebuah tatanan dunia
dimana
Ide tentang HAM merupakan sebuah
prinsip dasar (fundamental) dari sebuah keadilan dan dimana sebuah
mekanisme global dibangun untuk memberikan perlindungan terhadap
HAM.
Download