Respon China, Indonesia dan Filipina Terhadap Keberadaan Pangkalan Militer Amerika Serikat di Darwin, Australia Tahun 2011-2012 Rina Oktavia 070810526 Abstract In November 2011, Barack Obama announced his agreement with Australian Prime Minister Julia Gillard that United States and Australia has agreed to enhancing alliance in military sector, he said that United States will establish a new permanent military base in Darwin, Australia. The military base will equipped with 2,500 marines gradually from 2012 to 2015. Difference reaction showed from Asia Pasific nation. As we know, in Asia Pasific region still have many issues, China polical problem with Taiwan, as well as several border disputes with India, Japan and some ASEAN member countries in relation to South China Sea claims. Moreover, US military base in Darwin will affect Indonesia as a closest nation with only 820 km from its boundary to Darwin. With all the issues, many different reaction showed from Asia Pasific countries. Writer classifying the reaction into three categories, support, neutral and unsupport the US military base. Sejak November 2011 Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan Perdana Menteri Australia Julia Gillard mengumumkan akan meningkatkan kerja sama militer, dengan menempatkan pangkalan militer Amerika Serikat pada pertengahan tahun 2012 di pangkalan udara Robertson Baracks, Darwin, Australia. Kesepakatan Amerika dan Australia untuk penempatan pangkalan militer Amerika Serikat di Darwin, Australia Utara ditunjukkan dengan dikirimnya 200 prajurit korps marinir AS (USMC) yang tiba di Darwin pada Rabu 4 April 2012 yang direncanakan akan ditugaskan selama enam bulan Jenderal Joseph Dunford terlebih dulu tiba di Australia pada Jum’at 30 Maret 2012 untuk meninjau barak yang akan digunakan oleh Marinir Amerika Serikat.1 Ini adalah gelombang pertama dari rencana penempatan 2.500 prajurit Marinir Amerika Serikat yang akan ditempatkan di Darwin tahun 2012. Berdasarkan kesepakatan, militer Amerika Serikat dapat mempertahankan kehadiran pasukannya di Australia sampai 2017.2 Perdana Menteri Australia Julia Gillard, Menteri Pertahanan Stephen Smith, dan Menteri Teritori Utara Paul Henderson mengeluarkan pernyataan bersama untuk menyambut prajurit Marinir Amerika Serikat tersebut “ini menunjukkan evolusi dari berbagai latihan dan kegiatan selama ini yang sudah dilakukan oleh Amerika Serikat dan Angkatan Bersenjata Australia”.3 Stephan Smith lebih jauh mengatakan “aliansi antara Amerika Serikat dan Australia telah berlangsung lebih dari 60 tahun, dan kehadiran Amerika Serikat di Asia Pasifik telah membentuk kestabilan, kesejahteraan dan investasi, kami melihat hal tersebut terus berlangsung sampai saat ini”.4 Australia memulai aliansinya dengan Amerika Serikat secara formal dalam pakta ANZUS yang ditanda tangani pada tahun 1951. Pakta ANZUS mgeinkat Australia dan Amerika Serikat untuk saling berkonsultasi dalam menghadapi ancaman bersama.5 Juru bicara Korps Marinir Amerika Serikat mengatakan, kontingen pertama ini berasal dari Resimen 3 Marinir di Hawaii. Mereka akan melakukan latihan dengan Angkatan Bersenjata Australia dan dikirim ke negara-negara lain di wilayah itu untuk 1 BBC. (2012). Marinir AS Tiba di Darwin, Australia. [ONLINE] Available at: http://www.bbc.co.uk/indonesia/multimedia/2012/04/120404_foto_australia.shtml . [Last Accessed 4 April 2012]. 2 AFP. (2012). Pangkalan Militer AS di Darwin Hanya 820 Km Dari Indonesia. [ONLINE] Available at: http://www.mataharinews.com/internasional/asia/1321-pangkalan-militer-as-di-darwin-hanya-820km.html. [Last Accessed 10 Juli 2012]. 3 Fitrianto, Dahono. (2012). Prajurit Marinir AS Tiba di Darwin. Available from: http://internasional.kompas.com/read/2012/04/04/0902072/Prajurit.Marinir.AS.Tiba.di.Darwin. [Accessed: 24/11/2012]. 4 US Department of State. (2012). Remarks With Australian Foreign Minister Robert Carr, Australian Defense Minister Stephen Smith, and Secretary of Defense Leon Panetta. [ONLINE] Available at: http://www.state.gov/secretary/rm/2012/11/200507.htm. [Last Accessed 5 Desember 2012]. 5 Department od Foreign Affairs and Trade Australia. Australia- US alliance. [ONLINE] Available at: http://www.dfat.gov.au/geo/us/australia_us_alliance.html. [Last Accessed 6 Desember 2012]. melakukan latihan.6 Sebuah berita di halaman depan harian Sydney Morning Herald mengatakan, kehadiran militer yang permanen itu telah dipertimbangkan beberapa tahun lalu saat Washington berusaha memperkuat Komando Pasifiknya. Juru bicara Pentagon, George Little, menolak memberi komentar mengenai berita itu. Ia hanya mengatakan, "Australia adalah sahabat dan sekutu Amerika, dan kami akan terus bekerja sama untuk meningkatkan dan lebih memperkuat hubungan militer kami."7 Terdapat dua alasan utama yang dikemukakan oleh Presiden Barack Obama terkait penempatan pangkalan militernya di Darwin, yang pertama adalah untuk menjaga dan meningkatkan kerja sama militer antara kedua negara yang telah berlangsung lebih dari 60 tahun. Alasan kedua adalah faktor ekonomi, secara eksplisit Obama mengatakan kehadiran marinir di Darwin untuk melindungi jalur komersial di Pasifik, dimana jalur ini sangat vital dan merupakan salah satu kepentingan Amerika Serikat untuk pengembangan ekonomi.8 Secara resmi, perhatian Obama yang berkaitan dengan ekonomi Amerika Serikat adalah jalur perdagangan di Pasifik, karena Jalur perdagangan tersebut sangat penting bagi Amerika Serikat. Selain alasan kerja sama militer dan ekonomi, Presiden Obama juga menyatakan bahwa penempatan marinir tersebut bertujuan untuk tanggap bencana dan latihan bersama.9 Keberadaan Pangkalan Militer Amerika Serikat sangat berpotensi meningkatkan ketegangan karena tidak dapat dipungkiri kedekatan pangkalan militer tersebut dengan kawasan Asia Pasifik yang secara geografis kawasan Asia Pasifik 6 Kristyarini. (2012). Di Darwin, Marinir AS "Hanya Latihan". Available from: http://internasional.kompas.com/read/2012/04/04/10314554/Di.Darwin.Marinir.AS.Hanya.Latiha. [Accessed: 24/11/2012]. 7 Patnistik, Egidius. (2011). AS Gelar Pasukan Marinir Permanen di Darwin. Available from: http://internasional.kompas.com/read/2011/11/11/13084118/AS.Gelar.Pasukan.Marinir.Permanen.di.Da rwin. [Accessed: 24/11/2012]. 8 Damayanti, Angel. (2011). US military base in Darwin a threat?. [ONLINE] Available at: http://www.thejakartapost.com/news/2011/11/24/us-military-base-darwin-a-threat.html. [Last Accessed 29 Juni 2012]. 9 Ferdinan. (2011). DPR: Pangkalan Militer AS di Aussie Bisa Jadi Ancaman RI. [ONLINE] Available at: http://news.okezone.com/read/2011/11/21/337/532097/dpr-pangkalan-militer-as-di-aussie-bisa-jadiancaman-ri.. [Last Accessed e.g. 31 August 11]. adalah kawasan yang memilliki nilai penting dalam pusat-pusat kegiatan dunia dan juga dapat mempengaruhi kebijakan strategis dan kekuatan suatu negara yang ingin beradu dalam kawasan ini. Kawasan Asia Pasifik dipandang sebagai tempat yang paling cocok untuk memahami pentingnya peran regionalisme dalam membangun jaringan-jaringan interaksi yang sifatnya multilateral. Di kawasan Asia Pasifik ditemukan apa yang oleh George Shultz disebut sebagai “a web of cooperative realities” dan ini merupakan perkembangan yang sangat penting dalam hubungan internasional kontemporer.10 Beragam reaksi muncul pada KTT ASEAN November 2011 di Bali, Indonesia dalam menanggapi penempatan pangkalan militer Amerika Serikat di Darwin, Australia. Seperti Sekretaris Komunikasi Filipina Ricky Carandang yang mewakili Filipina menanggapi dengan menyambut baik berita bahwa Amerika Serikat akan menempatkan 2.500 personil militer di Australia, Northern Territory selama bertahuntahun mendatang.11 Reaksi kontra terhadap pangkalan militer Amerika Serikat di Australia ditunjukkan oleh Republik Rakyat China (RRC). Sebagai salah satu negara yang patut diperhitungkan di kawasan Asia Pasifik merasa terancam dengan keberadaan pangkalan militer Amerika Serikat di Darwin, Australia. Kementerian Pertahanan China mengomentari keputusan Amerika Serikat tersebut sebagai bukti masih adanya mentalitas Perang Dingin di pihak Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya, yang bisa menggerus rasa saling percaya di antara negara-negara di kawasan Asia Pasifik. Disamping itu China juga mengumumkan akan segera melakukan latihan militer di kawasan Pasifik Barat dua hari setelah Amerika Serikat menandatangani perjanjiannya 10 Bantarto, Bandoro. (1996). Agenda dan Penataan Keamanan di Asia Pasifik. Jakarta: CSIS. Pp 4 VOA. (2011). ASEAN Leaders React to Planned US Marine Base in Australia. [ONLINE] Available at: http://www.voanews.com/content/asean-leaders-react-to-planned-us-marine-base-in-australia134031053/148323.html. [Last Accessed 23 November 2012]. 11 dengan Australia. Bahkan China akan meluncurkan patroli bersama dengan tiga negara di Sungai Mekong, yaitu Laos, Myanmar, dan Thailand untuk mengembalikan perlayaran dan jaminan keamanan di sungai itu. Keempat negara ini akan mengeksplorasi lebih banyak cara untuk meningkatkan keamanan di perairan itu, dan China akan membantu melatih dan mempersenjatai polisi di Laos dan Myanmar untuk melakukan patroli.12 Selain China, negara yang cenderung terpengaruh akan kehadiran pangkalan militer Amerika Serikat tersebut adalah negara yang terletak di kawasan Asia Tenggara yaitu Indonesia. Indonesia yang secara geografis sangat berdekatan dengan pangkalan militer Amerika Serikat di Darwin, Australia Utara yang hanya berjarak 280 kilometer dari perairan Indonesia dan 820 kilometer dari Papua,13 Cenderung untuk bersikap ambivalen, yaitu tidak mendukung namun juga tidak menolak kehadirannya. Dengan jarak yang sangat dekat tersebut, jika terjadi konflik yang melibatkan Amerika Serikat di kawasan Asia, tentu Indonesia akan menerima dampak positif maupun negatif dari keberadaan pangkalan militer Amerika Serikat tersebut. Dengan adanya kesepatan Amerika Serikat dan Australia dalam kerja sama militer, berupa penempatan pangkalan militer Amerika Serikat di Darwin, Australia Utara tersebut, cukup menarik untuk menyoroti bagaimana respon beberapa negara tetangga Australia seperti di kawasan Asia Tenggara dan Asia Timur dalam menanggapi isu tersebut bagi negara mereka, juga faktor apa saja yang menyebabkan munculnya respon negara-negara tersebut. Berdasarkan fakta yang terjadi, maka pembangunan pangkalan militer Amerika Serikat di Darwin, Australia Utara menimbulkan beragam reaksi dari beberapa negara yang ada disekitarnya. Oleh karena 12 Saputra, Desy. (2012). China Akan Luncurkan Patroli Sungai Mekong. [ONLINE] Available at: http://www.antaranews.com/berita/286606/china-akan-luncurkan-patroli-sungai-mekong. [Last Accessed 12 November 2012]. 13 Indonesia Today. (2012). Kunjungi Darwin, Bukti Kuat SBY Antek Amerika. [ONLINE] Available at: http://m.itoday.co.id/peristiwa/130/9305. [Last Accessed 7 Agustus 2012]. itu, penelitian ini kemudian mencoba mengajukan pertanyaan: (1) bagaimana respon China, Indonesia dan Filipina yang berada dalam kawasan dalam kawasan Asia yang berdekatan dengan Australia dalam merespon penempatan pangkalan militer Amerika Serikat di Darwin Australia? (2) Faktor-faktor apakah yang mendorong munculnya respon dari negara-negara tersebut? Penelitian ini mengajukan argumentasi yaitu respon negara-negara tetangga Australia di kawasan Asia terhadap penempatan pangkalan militer Amerika Serikat di Darwin, Australia Utara dapat dibagi ke dalam tiga kategori. Tiga kategori tersebut adalah mendukung, ambivalen dan menentang. Mendukung dalam hal ini adalah dimana respon suatu negara yang merasa diuntungkan dan terlindungi dengan keberadaan pangkalan militer Amerika Serikat di Darwin, Australia. Ambivalen adalah reaksi suatu negara yang tidak berada dalam golongan pro dan kontra melainkan lebih menyikapi keberadaan pangkalan militer Amerika Serikat tersebut sebagai posisi yang dapat menguntungkan tetapi juga dapat merugikan bagi kepentingan negaranya, posisi negara tersebut cenderung berubah-ubah menyesuaikan kondisi menurut kepentigan nasional bagi negaranya. Menentang dalam hal ini adalah satu reaksi yang muncul dimana suatu negara tidak merasa diuntungkan, namun justru merasa kepentingannya terancam atas keberadaan pangkalan militer Amerika Serikat di Australia Utara. Penelitian ini menggunakan tiga negara sebagai sampel yang sekaligus mewakili respon regional Asia Tenggara dan Asia Timur. Sampel meliputi Filipina, Indonesia untuk perwakilan dari Asia Tenggara dan China untuk perwakilan dari Asia Timur. Ketiga negara diseleksi dengan alasan: (1) ketiga negara memiliki peran yang signifikan dalam politik kawasan Asia Tenggara dan Asia Timur; (2) ketiga negara memiliki karakterisik hubungan bilateral yang unik baik dengan Amerika Serikat maupun dengan Australia Representasi dari negara-negara Asia Tenggara yaitu Filipina dan Indonesia sedangkan representasi dari Asia Timur adalah China. Klasifikasi menurut respon yang muncul adalah bahwa respon mendukung muncul dari Filipina. Namun, bertentangan dengan China yang lebih memilih menentang keberadaan pangkalan militer Amerika Serikat di Darwin, Australia tersebut. sedangkan Indonesia lebih memilih untuk mengambil sikap ambivalen dalam memandang penempatan militer Amerika Serikat di Darwin, Australia Utara Beberapa konseptualisasi yang diajukan yaitu: (1) bilateral, menurut Merriam webster dictionary, bilateral adalah “affecting reciprocally two nations or parties”,14 kemudian dikembangkan menjadi bilateralisme yang menurut kamus besar bahasa Indonesia berarti “praktik meningkatkan hubungan dagang antara dua negara dengan cara membuat perjanjian yang mengatur hal, seperti volume dan komposisi perdagangan dan harga barang komoditi”.15 Dari beberapa pemahaman tersebut peneliti memahami bilateral sebagai bentuk kerja sama atau hubungan antar dua negara. Dari hubungan bilateral dapat dilihat bentuk serta bidang kerja sama yang melibatkan dua negara. Sehingga, hubungan bilateral ini menjadi salah satu variabel peneliti untuk dapat menjelaskan faktor-faktor yang mendorong suatu negara merespon keberadaan pangkalan militer Amerika Serikat di Darwin, Australia; (2) kepentingan nasional, kepentingan nasional dalam hubungan internasional secara umum digunakan dalam dua hal yaitu, sebagai alat untuk mengidentifikasi tujuan atau objektif dari suatu kebijakan luar negeri dan sebagai konsep politik yang digunakan 14 Meriam Webster. (2012). An Encyclopedia Britannica Company. Available from: http://www.merriam-webster.com/dictionary/bilateral. [Accessed: 24/11/2012]. 15 Kamus Besar. (2012). Bilateralisme. Available from: http://www.kamusbesar.com/4973/bilateralisme. [Accessed: 24/11/2012]. untuk membenarkan suatu kebijakan politik tertentu. Dari kedua hal tersebut, kepentingan nasional merujuk pada kebijakan suatu negara dalam hubungan luar negeri. Sehingga hanya diaplikasikan pada negara yang berdaulat yang berhubungan dengan kebijakan luar negeri. Sebagai instrumen analisa politik, kebijakan nasional secara khusus diasosiasikan dengan teori politik realisme dan salah satu cendekiawan yang sangat berpengaruh Hans Morgenthau (1951). Menurut Morgenthau, kepentingan nasional merupakan istilah untuk kekuatan motif utama dari tindakan negara.16 Dari dua pengertian tersebut, penulis mengambil kesimpulan bahwa kepentingan nasional merupakan motif atau latar belakang dari kebijakan luar negeri suatu negara. Kepentingan nasional masing-masing negara dalam perpolitikan internasional tercermin dari kebijakan luar negerinya; (3) politik luar negeri, dalam hal ini peneliti mendapati banyak tinjauan untuk menjelaskan konsep politik luar negeri. Menurut Rosenau (1987) politik luar negeri sebagai sebuah aksi otoritatif oleh pemerintah, yang dikalkulasi dengan cermat dan memiliki tujuan dasar yang jelas.17 Kemudian menurut Wilkenfeld (1980) berargumen bahwa politik luar negeri lebih merupakan aksi reaksi yang resmi dari suatu negara berdaulat, dengan tujuan menciptakan suatu kondisi maupun mengubah kondisi yang sudah ada, dalam konteks di luar batas-batas territorial negara tersebut.18 Dari kedua pemahaman tersebut yang kemudian memunculkan asumsi peneliti bahwa politik luar negeri merupakan aksi reaksi atas isu yang ada. Politik luar negeri juga merupakan kepanjangan tangan dari politik atau kebijakan domestik negara, menurut Holsti (1963) dimana ide dan kebijakan (policy) merupakan bagian dari politik luar negeri suatu negara. Adanya 16 Evans, Graham; Newnham Jeffrey, (1998). The Penguin Dictionary of International Relations. 1st ed. London: Penguin Group. 17 Rosenau, J. N. (1987). Introduction: New directions and recurrent questions in the comparative study of foreign policy. In C. F. Hermann, C. W. Kegley Jr., & J. N. Rosenau (Eds.), New directions in the study of foreign policy. Boston: Allen & Unwin. 18 Wilkenfeld, J. et al. (1980). Foreign policy behaviour: The interstate behaviour analysis model. London: Sage. perubahan situasi pada lingkungan internasional berpengaruh terhadap perilaku dan tindakan negara.19 Pengaruh individu atau kelompok pada level domestik suatu negara dapat mempengaruhi politik luar negeri suatu negara. Beberapa fitur utama politik luar negeri adalah bahwa ia disusun dalam kondisi domestik dan internasional yang kompleks, bahwa ia berupa resultan kepentingan dari aktor-aktor domestik dan internasional, bahwa isu yang diangkat selalu terkait kepentingan aktor. Negara sebagai aktor utama dalam studi hubungan internasional. Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa politik luar negeri adalah sikap atau kebijakan yang dikeluarkan negara sebagai bentuk respon atas isu yang terjadi dalam politik internasional; (4) budaya politik dan pengaruhnya terhadap politik luar negeri, budaya tidak lepas dalam membentuk karakter atau identitas suatu negara, Identitas nasional muncul dari debat dan diskursus yang ada, baik dari masyarakat, elit politik domestik, maupun pandangan bangsa lain, dan bersifat politis, serta disusun melalui proses yang terus berlangsung. Oleh karenanya, pemahaman mendalam mengenai pola-pola diskursus dan interaksi yang berlangsung, baik dalam ranah elit politik maupun masyarakat, menjadi salah satu pengaruh kebudayaan suatu negara dalam politik luar negerinya. Peran individu dan kelompok mempengaruhi politik luar negeri,20 Identitas nasional didasarkan pada kebutuhan self-esteem atau kebanggaan diri yang bersumber dari sejarah bangsa dan aspirasi yang muncul darinya. Motivasi yang didasarkan pada aspirasi historis ini yang mendorong elit-elit politik sebagai penyusun kebijakan untuk membentuk atau mengubah identitas nasional dan kepentingan nasional demi mempromosikan kebanggaan diri bangsa tersebut.21 Alastair Iain Johnston (1995) mengemukakan gagasannya mengenai aspek kultur 19 Holsti, K. J. (1983). International politics: A framework for analysis . 4th ed. London: Prentice Hall. Hudson, V. M. (2007). Foreign policy analysis: Classic and contemporary theory. Maryland: Rowman & Littlefield. Pp. 17. 21 Clunan, A. L. (2009). The social construction of Russia’s resurgence: Aspirations, identity, and security interests. Baltimore, MA: The Johns Hopkins University Press. 20 strategis dari Negara, yang menyebabkan Negara mengambil kebijakan tertentu terkait keamanan dan politik luar negeri. Dalam pandangan Johnston, tindakan Negara, termasuk didalamnya politik luar negeri, merupakan efek dari kultur strategis Negara tersebut, yang didasarkan pada nilai-nilai kultural yang membedakannya dengan Negara lain.22 Dari beberapa pengertian tersebut, dapat dipahami bahwa budaya membentuk karakter suatu negara yang kemudian mempengaruhi segala kebijakan negara, termasuk politik luar negeri negara tersebut. Sebagai salah satu pengaruh kebijakan suatu negara, budaya suatu negara dapat menjadi salah satu faktor analisa penulis untuk melihat latar belakang reaksi negara terhadap penempatan pangkalan militer Amerika Serikat di Darwin, Australia. China China memiliki sikap kontra terhadap keberadaan pangkalan militer Amerika Serikat di Darwin, Australia. Sikap kontra China tercermin dari pernyataan pejabat pemerintahan China, salah satunya adalah juru bicara Kementrian Luar Negeri China Liu Weimin yang mengatakan “Bukan sesuatu yang sesuai untuk meningkatkan dan mengembangkan aliansi militer di kawasan ini”.23 Pernyataan tersebut dikemukankan Liu Weimin dalam menyikapi pangkalan militer Amerika Serikat di Darwin, Australia. Sikap kontra China tersebut dikarenakan paradigma politik dan budaya China yang mempengaruhi China dalam politik luar negeri China, dan juga seolah menjadi hambatan (ganjalan) atas pertumbuhan dan kebangkitan China yang cukup signifikan. Dominasi kekuatan China di Asia yang juga merupakan satu hal penting perlu 22 Johnston, A. I. (1995). Thinking about strategic culture. International Security. Pp. 32-64. Moore, Malcolm. (2012). Chinese anger at US base in Australia. [ONLINE] Available at: http://www.telegraph.co.uk/news/worldnews/asia/china/9268949/Chinese-anger-at-US-base-inAustralia.html. [Last Accessed 3 Desember 2012]. 23 diperhitungkan. Ideologi realis dan neorealis yang diadopsi oleh paradigma Maoist juga membentuk sejarah panjang hubungan China dengan Amerika Serikat merupakan motif ketidaksetujuan China atas penempatan pangkalan militer Amerika Serikat di Darwin, Australia Utara. Konflik yang terjadi di Laut China Timur dengan Jepang dan Taiwan, serta Laut China Selatan dalam perebutan Kepulauan Spratly dengan dengan Malaysia, Taiwan, Vietnam, Brunei, dan Filipina juga menjadi pertimbangan China dalam mengambil posisi kontra atau tidak setuju atas keberadaan pangkalan militer Amerika Serikat di Darwin, Australia Utara. Hal yang sangat cukup beralasan mengingat semua negara yang terlibat konflik dengan China mempunyai hubungan yang baik dengan Amerika Serikat. Sebagai representasi negera yang menolak keberadaan pangkalan militer Amerika Serikat di kawasan Australia Utara. Respon yang muncul disebabkan oleh beberapa faktor yaitu, bahwa China sebagai negara yang memiliki kekuatan besar di kawasan regional Asia khawatir terhadap adanya kerja sama Amerika Serikat dengan Australia, yang dianggap keberadaan Amerika Serikat di Darwin, Australia sebagai penyeimbang pengaruh China di Asia. Hal ini menciptakan gesekan bagi China yang memiliki hubungan bilateral yang cukup baik dengan Australia. Perbedaan ideologi antara China dan Amerika Serikat juga sebagai salah satu penyebab kedua negara tersebut tidak dapat bersatu, China yang menerapkan ideologi komunis sangat bertentangan dengan Amerika Serikat yang menganut ideologi liberalisme. China memerangi imperialis dan kolonialisme, memandang Amerika Serikat sebagai negara imperialis. Paradigma ini berawal dari sejarah politik luar negeri China yang berasal dari budaya Konghucu-Mecian dan Paradigma Maoist yaitu Realis dan Neorealis. Mao Tse tung Teguh menerapkan, bahwa China harus lebih mandiri dan tidak terlalu tergantung dengan negara lain termasuk negara superpower Amerika Serikat. Kekhawatiran China terhadap pangkalan militer Amerika Serikat di Darwin, Australia Utara juga disebabkan adanya isu regional mengenai sengketa klaim atas wilayah Laut China Selatan yang merupakan salah satu kepentingan nasional China di kawasan Asia Pasifik. Sengketa Laut China selatan sedang diperebutkan oleh beberapa negara, termasuk aliansi Amerika Serikat yaitu Filipina.24 Dikhawatirkan bantuan perlindungan dari Amerika Serikat terhadap negara aliansinya dalam menghadapi sengketa Laut China Selatan akan menciptakan peperangan antara China dan Amerika Serikat. Indonesia Peneliti menggunakan isitilah ambivalen karena terdapat dua posisi atas reaksi keberadaan pangkalan militer Amerika Serikat di Darwin. Tanggapan positif yang muncul dikarenakan keberadaan pangkalan militer Amerika Serikat di Darwin dianggap memberikan keuntungan bagi Indonesia, terutama untuk meningkatkan eksistensi Indonesia dikalangan internasional. Alasan kerja sama militer juga dapat memberikan keuntungan tersendiri dengan mengadakan latihan milter bersama untuk menjalin hubungan baik dan menjaga stabilitas keamanan di wilayah ASEAN. Dari segi ekonomi keuntungan bagi Indonesia adalah jalur perdagangan ekonomi yang lebih aman dari gangguan. Secara politik, Indonesia akan berada di bawah perlindungan negara super power Amerika Serikat. Kerja sama Indonesia dan Amerika Serikat dalam beberapa bidang juga akan baik, karena faktor keamanan terjamin. Akan tetapi keberadaan pangkalan militer Amerika serikat di Darwin, Australia juga dapat memberikan dampak yang buruk bagi Indonesia. Seperti dari segi ekonomi, kerja sama ekonomi bisnis Indonesia dan Amerika Serikat memang menguntungkan, namun Indonesia juga berbisnis dengan negara besar lain seperti China dan Rusia. Posisi ini dapat merugikan 24 AFP. (2012). Jepang Setuju Beli Kepulauan Senkaku. [ONLINE] Available at: http://www.suarapembaruan.com/home/jepang-setuju-beli-kepulauan-senkaku/24300. [Last Accessed 25 Oktober 2012]. Indonesia yang menjadi pengimpor barang-barang dari China, karena China memilih posisi yang kontra atas keberadaan pangkalan militer Amerika Serikat di Darwin. Hal tersebut yang membuat Indonesia harus memilih sisi bersama Amerika Serikat atau bersama yang lain (China). Jika China mengurangi ekspornya ke Indonesia maka secara perekonomian dan bisnis akan banyak merugikan Indonesia karena banyak bergantung dengan impor dari China. Zona perekonomian yang terlalu didominasi Amerika Serikat dianggap tidak memberikan keuntungan bagi Indonesia, Karena setiap hal yang akan dilakukan Indonesia, tidak boleh lepas dari kontrol Amerika Serikat. Dari segi militer, keberadaan pangkalan Amerika Serikat dapat menjadi ancaman yang mana, kekuatan militer dapat sewaktu-waktu digunakan Amerika Serikat untuk menyerang Indonesia dengan kedekatan jarak dan waktu singkat, melihat letak geografis Indonesia dan pangkalan Amerika Serikat di Darwin. Dari hal politik, keberadaan Amerika Serikat dapat menjadi ancaman yang serius untuk Indonesia, Amerika Serikat yang menganggap dirinya sebagai security dunia akan berusaha menjaga keamanan dunia. Dan konflik OPM di Papua dapat digunakan sebagai isu pelanggaran HAM dan memecah stabilisasi keamanan Indonesia. Selain adanya faktor ancaman dan konflik OPM, keberadaan aset Freeport yang secara geografis terletak di Papua juga perlu diperhitungkan. Kondisi Papua yang masih belum kondusif sangat memungkinkan pihak asing untuk ikut campur, dan tidak menutup kemungkinan dapat memecah belah Indonesia. Hal ini dapat disebabkan karena adanya beragam suku kebudayaan dan geografis yang berupa kepulauan. Pengalaman lepasnya Timor Leste seharusnya menjadi pelajaran penting bagi Indonesia dalam menyikapi keberadaan pangkalan milter Amerika Serikat di Darwin. Meskipun beberapa petinggi negara tidak mengidentifikasi adanya bahaya atau ancaman terhadap Papua. namun untuk menjaga eksistensi, keamanan, kestabilan ada baiknya tetap meningkatkan kewaspadaan. Pertimbangan kedaulatan dan keutuhan NKRI tetap harus menjadi prioritas utama bagi pemerintah. Dengan mengambil langkah yang tegas dan berhatihati, memiliki posisi yang jelas. Kondisi pro dan kontra ini yang kemudian menjadi penjelasan peneliti dalam menempatkan Indonesia berada dalam posisi ambivalen dalam menanggapi keberadaan pangkalan miltier Amerika Serikat di Darwin, Australia. Sebagai representasi negara yang merespon dengan sikap ambivalen, yaitu reaksi suatu negara yang tidak berada dalam golongan pro dan kontra melainkan lebih menyikapi keberadaan pangkalan militer Amerika Serikat tersebut sebagai posisi yang menguntungkan tetapi juga dapat merugikan bagi kepentingan negara. Posisi negara tersebut cenderung berubah-ubah menyesuaikan kondisi menurut kepentigan nasional bagi negaranya. Indonesia berada dalam kawasan Asia Tenggara, dimana pangkalan militer Amerika Serikat terletak hanya 820 km dari Papua dan berjarak sekitar 280 mm dari perairan Indonesia. Presiden Republik Indonesia dan beberapa pemerintahan di Indonesia memandang isu tersebut cenderung menanggapi dengan respon yang berbeda-beda. Ada beberapa pihak yang merasa Indonesia diuntungkan dengan adanya posisi tersebut, tetapi juga terdapat pihak yang memandang bahwa Indonesia harus berhati-hati terhadap letak pangkalan militer Amerika Serikat tersebut. Dari berbagai statement dan sikap yang muncul dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mendasari sikap Indonesia. Yaitu adanya faktor ekonomi Indonesia yang beberapa tahun terakhir tidak terpengaruh oleh krisis yang terjadi, menjadikan Indonesia negara yang diincar oleh negara-negara besar termasuk Amerika Serikat untuk dapat berkerja sama berinvestasi menanamkan modal di Indonesia. Dominasi Amerika Serikat terhadap kerja samanya dengan Indonesia dalam PT.Freeport menjadikan Amerika Serikat takut kehilangan Indonesia. Karena dari hasil Freeport tersebut menyumbangkan banyak keuntungan bagi Amerika Serikat. Kerja sama yang dilakukan oleh Indonesia terhadap China membuat Amerika Serikat merasa khawatir akan kehilangan Indonesia yang membuat kontrak dengan China mengenai proyek Batu Bara dan ikut ambil bagian dalam pembangunan listrik 10.000 MW. Dan baru-baru ini China menjadi investor asing terbesar di Timor Leste, dan sudah menjadi rahasia umum jika Timor Leste terkenal dekat dengan Australia dan Amerika Serikat. Adanya hal tersebut akan semakin membuat Amerika Serikat akan berusaha mengamankan kepentingannya di kawasan ASEAN.25 Ditambah dengan isu politik di Indonesia mengenai Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang banyak menimbulkan konflik pelanggaran HAM (Hak Azazi Manusia), di wilayah Papua terdapat kekayaan Freeport yang diincar oleh Amerika Serikat.26 Dikhawatirkan kedekatan jarak tersebut membuat Amerika dengan sangat mudah untuk ikut campur dalam penyelesaian masalah Papua. Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki trauma saat kehilangan Timor Leste dengan kasus yang serupa. Yang terakhir adalah karena adanya isu militer yang dipandang menguntungkan bagi Indonesia, karena dapat melakukan latihan militer bersama dengan pasukan Amerika Serikat di Darwin, Australia Utara. Dan apabila kerja sama terjalin dengan baik maka akan menguntungkan perekonomian Indonesia yang eksistensinya akan dengan mudah diakui di mata internasional dan keamanan pun dapat terjamin. Namun kekhawatiran selalau muncul melihat Amerika Serikat yang selalu memiliki kepentingan tersendiri di dalam setiap aksinya. Demi kepentingan nasionalnya Indonesia menimbang keuntungan dan kerugian yang harus diwasapadai membuat Indonesia mengambil sikap ambivalen dalam menyikapi keberadaan pangkalan militer Amerika Serikat di Australia Utara. Filipina Dengan komitmen Amerika Serikat dalam membantu Filipina menyelesaikan konflik 25 sengketa Latu China Selatan, Filipina akan lebih yakin dalam US Departement of State. (2012). U.S. Relation With Timor-Leste. Available from: http://www.state.gov/r/pa/ei/bgn/35878.htm. [Accessed: 7/11/2012]. 26 Putra, Ridwan. (2011). Politisi Ungkap Ada 70 Tentara AS di Freeport. [ONLINE] Available at: http://makassar.tribunnews.com/2011/11/26/politisi-ungkap-ada-70-tentara-as-di-freeport. [Last Accessed 3 Desember 2012]. memperjuangkan kepentingannya di Laut China Selatan. Dengan kata lain Filipina akan berani untuk melawan segala intimidasi China terhadap Filipina tanpa perlu takut kalah dalam kemampuan militernya. Dari beberapa data informasi berita juga pernyataan dari perwakilan Negara. Peneliti menganalisis bahwa dari sisi kepentingan Filipina dan hubungan kerja sama yang sudah pernah terjalin antara Amerika Serikat dengan Filiphina, dapat terlihat bahwa Filiphina mendukung (support) adanya pangkalan militer Amerika tersebut. Karena selain Filipina merupakan salah satu aliansi Amerika Serikat di Asia Tenggara. Adanya pangkalan militer tersebut secara tidak langsung juga menjaga keamanan Filipina di kawasan Asia Tenggara. Bagi Filipina kedekatan pangkalan tersebut diharapkan juga dapat membantu Filipina dalam menyelesaikan konflik yang terjadi dalam klaim Laut China Selatan.27 Dari sekian fakta dan data yang diadapat peneliti, maka semakin menguatkan dugaan peneliti tentang posisi Filipina yang pro (support) terhadap keberadaan pangkalan militer Amerika Serikat di Darwin. Berangkat dari sejarah panjang kedua negara tersebut yang mana saling menguntungkan satu sama lain. Beberapa urusan domestik Filipina yang juga mendapat banyak bantuan dari Amerika Serikat sehingga Filipina dapat tumbuh dengan cepat.28 Hubungan bilateral kedua negara yang sudah terjalin cukup lama, secara tidak langsung akan menghasilkan kesamaan goal atau tujuan atas beberapa kebijakan dari kedua negara tersebut. Isu Kepulauan Spratly juga cukup menarik bagi peneliti untuk diangkat karena konflik antara beberapa negara di kawasan regional kepulauan tersebut menjadi salah satu alasan Filipina dalam mendukung keberadaan pangkalan 27 Carandang, Ricky. (2011). ASEAN Leader React to Planned US Marine Base in Australia. Available from: http://www.voanews.com/content/asean-leaders-react-to-planned-us-marine-base-in-australia134031053/148323.html. [Accessed: 9/11/2012]. 28 Crus, Renato, et al.. (2011). U.S.-Philippines Partnership in the Cause of Maritime Defense. Available from: http://www.heritage.org/research/reports/2011/08/us-philippines-partnership-in-thecause-of-maritime-defense. [Accessed: 9/11/2012]. Amerika Serikat di Darwin. Hal ini disebabkan karena China merupakan salah satu negara yang ikut mengklaim kepulauan tersebut. Kekuatan militer China yang terus tumbuh membuat Filipina harus mempertimbangkan posisinya. Dengan keberadaan pangkalan militer Amerika Serikat di Darwin tidak menutup kemungkinan akan menjadi penyeimbang kekuatan yang ada di wilayah regional ASEAN. Filipina sebagai negara aliansi Amerika Serikat merasa mendapatkan keuntungan dari posisi pangkalan Amerika Serikat tersebut, juga bagi Amerika Serikat sendiri yang dapat semakin melebarkan eksitensinya, terutama di wilayah regional Asia Tenggara dan Pasifik. Sebagai negara yang mendukung keberadaan pangkalan militer Amerika Serikat di Darwin, Australia Utara. Sikap tersebut muncul didasari oleh beberapa faktor, salah satunya adalah karena Filipina adalah merupakan negara aliansi terbaik Amerika Serikat di kawasan Asia. Kerja sama antara Filipina dan Amerika Serikat sudah berlangsung sejak lama dan saling menguntungkan bagi kepentingan nasional Filipina. Faktor budaya, sejarah dan komitmen demokrasi mengenai Hak Azazi Manusia yang dianut oleh Filipina menjadikan kerja sama Amerika Serikat dan Filipina terjalin baik termasuk didalam bidang perekonomian.29 Yang terbaru adalah mengenai isu regional sengketa di Laut China Selatan yang juga di klaim oleh Filipina. Sengketa tersebut berhadapan dengan salah satu kekuatan besar di Asia yaitu China. Keberadaan pangkalan militer Amerika Serikat di Darwin, Australia Utara membuat Filipina merasa dilindungi oleh Amerika Serikat yang mengungkapkan bahwa salah satu alasannya meletakkan pangkalan militernya di Darwin, Australia adalah untuk melindungi beberapa aliansinya di kawasan Asia. Dengan begitu Filipina 29 VOA News. (2012). Filipina, Macan Baru Ekonomi Asia?. [ONLINE] Available at: http://www.poskotanews.com/2012/07/09/filipina-macan-baru-ekonomi-asia/. [Last Accessed 3 Desember 2012]. merasa kepentingan nasionalnya terhadap klaim laut China selatan tepatnya kepulauan Spartly mendapat dukungan dari Amerika Serikat dalam penyelesaian konflik tersebut.30 Dari beberapa faktor yang sudah dijelaskan, penulis menilai bahwa sikap mendukung atau support yang dipilih oleh Filipina dalam menanggapi keberadaan pangkalan militer Amerika Serikat di Darwin, Australia Utara. Dari gambaran analisis dan penjelasan singkat yang dibuat oleh peneliti, maka peneliti menarik kesimpulan inti bahwa faktor-faktor yang menyebabkan respon yang berbeda-beda dari setiap negara yang berada di kawasan dekat dengan Australia, tepatnya Asia Timur dan Asia Tenggara karena disebabkan oleh faktor kepentingan negara, faktor sejarah, faktor ideologi, faktor ekonomi, faktor militer, faktor kerja sama yaitu hubungan bilateral yang terjalin dan faktor isu regional yang ada. Adanya faktor-faktor tersebut membentuk pandangan suatu negara dalam menyikapi keberadaan pangkalan militer Amerika Serikat di Darwin, Australia Utara. 30 Anggoro, Wahyu D.. (2012). China Masukkan Wilayah Spratly dalam Peta di Paspornya. Available from: http://international.okezone.com/read/2012/11/24/413/722691/china-masukkan-wilayah-spratlydalam-peta-di-paspornya. [Accessed: 9/11/2012]. Daftar Pustaka AFP. (2012). Jepang Setuju Beli Kepulauan Senkaku. [ONLINE] Available at: http://www.suarapembaruan.com/home/jepang-setuju-beli-kepulauan senkaku/24300. [Last Accessed 25 Oktober 2012]. AFP. (2012). Pangkalan Militer AS di Darwin Hanya 820 Km Dari Indonesia. [ONLINE] Available at: http://www.mataharinews.com/internasional/asia/1321-pangkalan-militer-as di-darwin-hanya-820-km.html. [Last Accessed 10 Juli 2012]. Anggoro, Wahyu D.. (2012). China Masukkan Wilayah Spratly dalam Peta di Paspornya. Available from: http://international.okezone.com/read/2012/11/24/413/722691/china masukkan-wilayah-spratly-dalam-peta-di-paspornya. [Accessed: 9/11/2012]. Anggoro, Wahyu D.. (2012). China Masukkan Wilayah Spratly dalam Peta di Paspornya. Available from: http://international.okezone.com/read/2012/11/24/413/722691/china masukkan-wilayah-spratly-dalam-peta-di-paspornya. [Accessed: 9/11/2012]. Bantarto, Bandoro. (1996). Agenda dan Penataan Keamanan di Asia Pasifik. Jakarta: CSIS. Pp 4 BBC. (2012). Marinir AS Tiba di Darwin, Australia. [ONLINE] Available at: http://www.bbc.co.uk/indonesia/multimedia/2012/04/120404_foto_australia.s tml . [Last Accessed 4 April 2012]. Carandang, Ricky. (2011). ASEAN Leader React to Planned US Marine Base in Australia. Available from: http://www.voanews.com/content/asean-leaders react-to-planned-us-marine-base-in-australia-134031053/148323.html. [Accessed: 9/11/2012]. Clunan, A. L. (2009). The social construction of Russia’s resurgence: Aspirations, identity, and security interests. Baltimore, MA: The Johns Hopkins University Press. Crus, Renato, et al. (2011). U.S.-Philippines Partnership in the Cause of Maritime Defense. Available from: http://www.heritage.org/research/reports/2011/08/us philippines-partnership-in-the-cause-of-maritime-defense. [Accessed: 9/11/2012]. Damayanti, Angel. (2011). US military base in Darwin a threat?. [ONLINE] Available at: http://www.thejakartapost.com/news/2011/11/24/us-military base-darwin-a-threat.html. [Last Accessed 29 Juni 2012]. Department of Foreign Affairs and Trade Australia. Australia- US alliance. [ONLINE] Available at: http://www.dfat.gov.au/geo/us/australia_us_alliance.html. [Last Accessed 6 Desember 2012]. Evans, Graham; Newnham Jeffrey, (1998). The Penguin Dictionary of International Relations. 1st ed. London: Penguin Group. Ferdinan. (2011). DPR: Pangkalan Militer AS di Aussie Bisa Jadi Ancaman RI. [ONLINE] Available at: http://news.okezone.com/read/2011/11/21/337/532097/dpr-pangkalan-militer as-di-aussie-bisa-jadi-ancaman-ri.. [Last Accessed e.g. 31 August 11]. Fitrianto, Dahono. (2012). Prajurit Marinir AS Tiba di Darwin. Available from: http://internasional.kompas.com/read/2012/04/04/0902072/Prajurit.Marinir.A .Tiba.di.Darwin. [Accessed: 24/11/2012]. Hudson, V. M. (2007). Foreign policy analysis: Classic and contemporary theory. Maryland: Rowman & Littlefield. Pp. 17. Johnston, A. I. (1995). Thinking about strategic culture. International Security. Pp. 32-64. Kamus Besar. (2012). Bilateralisme. Available from: http://www.kamusbesar.com/4973/bilateralisme. [Accessed: 24/11/2012]. Kristyarini. (2012). Di Darwin, Marinir AS "Hanya Latihan". Available from: http://internasional.kompas.com/read/2012/04/04/10314554/Di.Darwin.Marin r.AS.Hanya.Latiha. [Accessed: 24/11/2012]. Meriam Webster. (2012). An Encyclopedia Britannica Company. Available from: http://www.merriam-webster.com/dictionary/bilateral. [Accessed: 24/11/2012]. Moore, Malcolm. (2012). Chinese anger at US base in Australia. [ONLINE] Available at: http://www.telegraph.co.uk/news/worldnews/asia/china/9268949/Chineseanger-at-US-base-in-Australia.html. [Last Accessed 3 Desember 2012]. Patnistik, Egidius. (2011). AS Gelar Pasukan Marinir Permanen di Darwin. Available from: http://internasional.kompas.com/read/2011/11/11/13084118/AS.Gelar.Pasukan .Marinir.Permanen.di.Darwin. [Accessed: 24/11/2012]. Putra, Ridwan. (2011). Politisi Ungkap Ada 70 Tentara AS di Freeport. [ONLINE] Available at: http://makassar.tribunnews.com/2011/11/26/politisi-ungkap-ada 70-tentara-as-di-freeport. [Last Accessed 3 Desember 2012]. Saputra, Desy. (2012). China Akan Luncurkan Patroli Sungai Mekong. [ONLINE] Available at: http://www.antaranews.com/berita/286606/china-akan luncurkan-patroli-sungai-mekong. [Last Accessed 12 November 2012]. US Departement of State. (2012). U.S. Relation With Timor-Leste. Available from: http://www.state.gov/r/pa/ei/bgn/35878.htm. [Accessed: 7/11/2012]. US Department of State. (2012). Remarks With Australian Foreign Minister Robert Carr, Australian Defense Minister Stephen Smith, and Secretary of Defense Leon Panetta. [ONLINE] Available at: http://www.state.gov/secretary/rm/2012/11/200507.htm. [Last Accessed 5 Desember 2012]. VOA News. (2012). Filipina, Macan Baru Ekonomi Asia?. [ONLINE] Available at: http://www.poskotanews.com/2012/07/09/filipina-macan-baru-ekonomi-asia/. [Last Accessed 3 Desember 2012]. VOA News. (2012). Filipina, Macan Baru Ekonomi Asia?. [ONLINE] Available at: http://www.poskotanews.com/2012/07/09/filipina-macan-baru-ekonomi-asia/. [Last Accessed 3 Desember 2012]. VOA. (2011). ASEAN Leaders React to Planned US Marine Base in Australia. [ONLINE] Available at: http://www.voanews.com/content/asean-leaders react-to-planned-us-marine-base-in-australia-134031053/148323.html. [Last Accessed 23 November 2012].