Market Brief Produk Perikanan Ikan Beku Segar dan Makanan Laut Beku dalam Kaleng disusun oleh : Hans Becker Technical University of Denmark Atase Perdagangan KBRI Denmark Kopenhagen, September 2016 1 Pendahuluan Ikan dan produk perikanan semakin meningkatkan perannya sebagai sumber protein di dunia selama 5 dekade terakhir. Menurut laporan akuakultur FAO tahun 2015, laju peningkatan konsumsi ikan nampak stabil di angka 3.2 persen per tahun, dua kali lebih tinggi dibandingkan laju pertumbuhan penduduk dunia. Pada tahun 1960, konsumsi rata-rata per kapita dunia berkisar di 9.9 kg, namun angka ini terus meningkat hingga 20 kg di tahun 2014. Konsumsi per kapita tiap negara bervariasi, namun secara umum akan memiliki nilai jauh lebih tinggi bagi negara maju. Negara berkembang memiliki nilai konsumsi per kapita pada 18.8 kg (tahun 2013), dengan jumlah yang jauh lebih sedikit (3.5 hingga 7.6 kg) di negara defisit makanan (FAO, 2015). Apabila dibandingkan dengan rerata negara maju di kisaran 26.8 kg, konsumsi ikan nampak identik dengan tingkat kemakmuran suatu negara. Porsi produk perikanan yang digunakan sebagai makanan meningkat dari 75% hingga 87% (146 juta ton) pada tahun 2014 (FAO, 2015). Mengutip laporan akuakultur FAO, sebanyak 67 juta ton (46%) dari porsi makanan didapatkan dari produk ikan hidup atau segar. Kategori ikan hidup atau segar merupakan sektor yang memiliki nilai jual paling tinggi. Selebihnya produk ikan untuk makanan digunakan dalam bentuk makanan olahan, seperti : ikan terawetkan (13%) ; ikan kering, asap, dan asin (12%); dan ikan beku (30%). Proses pembekuan masih menjadi proses favorit dari para pelaku industri perikanan untuk mempertahankan kualitas ikan. Apabila merujuk kepada sistem nomenklatur tarif Harmonised System(HS), produk ikan berada pada kode HS 03 bergabung bersama hewan laut lainnya. Sistem penomoran HS merupakan standar internasional bagi produk dagang yang dikembangkan oleh World Customs Organization(WCO). Menurut kode HS03, terdapat 7 butir klasifikasi produk perikanan : • 0301 : Ikan hidup • 0302 : Ikan segar atau dingin • 0303 : Ikan beku • 0304 : Fillet ikan dan daging ikan segar, dingin, atau beku • 0305 : Ikan kering, asin, asap, dll • 0306 : Crustacea hidup, segar, siap makan, dll • 0307 : Mollusc hidup, segar, siap makan, dll • 0308 : Invertebrata Akuatik selain Crustacean dan Mollusc Pada market brief ini, lingkup pembahasan hanya akan membahas kode HS0302 hingga HS0308. 1.1 Profil Negara Denmark Denmark merupakan negara kecil yang tersusun oleh pulau-pulau dan laut. Dibatasi oleh Swedia di sebelah timur dan Jerman di selatan, Denmark merupakan negara penghubung bagi para turis 1 yang ingin mencapai Swedia via jalur darat. Wilayah daratan Denmark termasuk kecil apabila dibandingkan dengan negara-negara tetangganya, Swedia memiliki wilayah 10 kali lipat sedangkan Jerman 8 kali lipat. Meskipun wilayah daratannya cenderung kecil, banyaknya pulau di Denmark membuatnya memiliki garis pantai sepanjang 7314 km. Gambar 1. Peta Negara Denmark Denmark secara umum dapat dibagi menjadi lima atau enam daerah, seperti yang disajikan pada gambar 1. Tiga pulau utama Denmark adalah Zealand, Fyn, dan Jutland. Pulau Zealand diwakili oleh nomor 1 (Kopenhagen) dan 2(Zealand). Pulau Fyn ditunjukkan dengan nomor 3 dan memiliki kota besar Odense. Bagian Jutland adalah daerah Denmark yang masih menyambung langsung dengan daratan utama benua Eropa. Jutland memiliki dua kota besar yakni Aalborg dan Aarhus. Selain ketiga daerah besar ini, terdapat pula dua daerah lain yang memiliki otonomi daerah yakni kepulauan Faroe dan Greenland yang lokasinya lebih dekat ke Kanada dibandingkan Denmark. Total penduduk di Denmark per tahun 2016 adalah sebanyak 5.7 juta manusia. Bila dibagi dengan luas wilayah, kepadatan penduduk Denmark merupakan salah satu yang tertinggi di negara-negara Nordik dan Skandinavia. Denmark memiliki kepadatan penduduk sebanyak 132.4 penduduk per km2 , jauh lebih tinggi dibandingkan negara-negara seperti Finlandia, Swedia, dan Norwegia dengan kepadatan penduduk yang sangat rendah (sekitar 20 penduduk per km2 ). Mayoritas penduduk Denmark bermukim di daerah ibukota Kopenhagen, data tahun 2016 menunjukkan jumlah penduduk daerah Kopenhagen Besar sebanyak 1,3 juta penduduk (www.dst.dk). Kota terbesar kedua Aarhus memiliki total penduduk 330 ribu dan kota terbesar ketiga Odense memiliki total penduduk hampir 200 ribu orang. Perekonomian utama, pemerintahan, dan juga pusat budaya berlangsung di ibukota Kopenhagen. 2 1.1.1 Pemerintahan Kerajaan Denmark merupakan salah satu monarki tertua di Eropa. Seperti kebanyakan negara Eropa lain, Ratu hanya menjadi simbol negara sementara parlemen yang memberlakukan berbagai kebijakan. Denmark dikepalai oleh Ratu Margrethe II sejak tahun 1972, sedangkan Perdana Menterinya adalah Lars Lokke Rasmussen dari partai Liberal(Venstre) yang terpilih pada tahun 2015 silam. Sistem pemerintahan Denmark berpusat pada demokrasi seperti kebanyakan negara barat. Parlemen Denmark memiliki 179 kursi yang para dewannya dipilih berdasarkan pemilihan proporsional. Pada sistem ini penduduk akan memilih partai dan persentase dukungan partai akan dijadikan rasio total kursi per partai. Total terdapat 9 partai yang saat ini menduduki 179 kursi parlemen berdasarkan hasil pemilu 2015. Partai-partai ini dibagi secara umum menjadi dua koalisi : kiri dan kanan. Uniknya koalisi di Denmark adalah persentase kemenangan antar koalisi selalu sangat berimbang dan seringkali sulit ditebak. Masyarakat Denmark juga terbilang aktif dalam memberikan suaranya, seperti dilihat pada pemilu tahun 2015 dengan total 86% penduduk memberikan suara. 1.1.2 Infrastruktur Denmark merupakan negara kepulauan dengan lebih dari 400 pulau di wilayahnya, sehingga infrastruktur transportasi merupakan salah satu kebutuhan paling krusial. Tabel 1 menunjukan berbagai infrastruktur yang ada di Denmark. Di infrastruktur laut, terdapat dua pelabuhan dengan aktivitas kargo paling ramai yaitu Fredercia (12,950 ton pada tahun 2010) dan pelabuhan Aarhus (9,390 ton pada tahun 2010). Kedua pelabuhan ini berada di peninsula Jutland. Selain pelabuhan, berbagai jembatan juga dibangun untuk menghubungkan pulau-pulau. Biasanya semua fasilitas jembatan tidak dipungut biaya, kecuali dua jembatan dengan arus kendaraan paling ramai. Jembatan Great Belt menghubungkan pulau Zealand dengan Funen memiliki panjang 18 km. Setiap harinya jembatan Great Belt dilewati sekitar 25 ribu kendaraan. Jembatan lainnya yang menghubungkan Swedia dan Denmark adalah Jembatan Oresund. Jembatan Oresund memiliki panjang 15.9 km dan dilewati sekitar 18 ribu kendaraan per hari. Semua infrastruktur ini tentunya ada untuk menunjang aktivitas transportasi masyarakat Denmark yang kebanyakan memilih menggunakan mobil pribadi. Berdasarkan prediksi statbank Denmark, masyarakat Denmark bepergian sejauh 12,600 km per tahun. Sebanyak 85 persen jarak ditempuh menggunakan mobil, sisanya dengan transportasi umum dan sepeda. 1.1.3 Perekonomian Gross Domestic Product(GDP) Denmark mengalami peningkatan sebanyak 1.3% setelah memperhitungkan laju inflasi. Peningkatan ini menyusul laju pertumbuhan GDP negatif selama 2 tahun sebelumnya. GDP Denmark pada tahun 2014 tercatat sebesar 1,943 Milyar DKK, dengan GDP per kapita 325,000 DKK. Neraca dagang ekspor Denmark sendiri semenjak tahun 1987 selalu lebih besar jumlahnya dibanding ekspor, sehingga selalu memiliki nilai perekonomian surplus. Pada tahun 2015, Denmark memiliki rekor surplus 125 Milyar DKK. 3 Tabel 1. Infrastruktur Transportasi Denmark Total Km Panjang Jalanan Jalur Mobil Jalan Raya Kembar Jalan lain Total Jaringan Rel Dimiliki oleh Banedanmar Copenhagen Metro Rel lainnya 73,574 4,130 379 72,065 2,667 2,132 21 514 Jumlah Stasiun dan Halte Pelabuhan laut Bandar Udara 549 137 23 Sumber : trm.dk , diakses September 2015 Produk-produk andalan ekspor antara lain : minyak bumi, produk farmasi, bulu binatang, bagian turbin angin, dan makanan. Sementara produk impor Denmark adalah produk farmasi, bulu binatang, mobil, dan elektronik. Produk makanan yang diekspor oleh Denmark kebanyakan ditunjang oleh industri agrikultur. Produk agrikultur utama Denmark adalah daging babi yang diproduksi sebanyak 12 juta ekor pada tahun 2014. Pertumbuhan peternakan babi sangat signifikan selama 30 thun terakhir. Pada tahun 1982 setiap peternakan rata-rata memiliki 169 babi, namun pada tahun 2014 jumlah ini meledak menjadi 3,400 ekor. Selain babi, produk ekspor andalan Denmark adalah susu sapi. Jumlah sapi yang diternak sebenarnya menurun 30% apabila dibandingkan dengna tahun 1980, tetapi yield nya meningkat untuk mengimbangi penurunan jumlah sapi. Penyeimbangan ini membuat produksi sapi Denmark selalu stabil di kisaran 5 milyar kg per tahun. 1.1.4 Sistem Kesejahteraan di Denmark Denmark memberikan berbagai macam tunjangan bagi para warganya yang dibayar oleh pajak negara. Pengeluaran untuk tunjangan kesejahteraan di Denmark mencakup 33% dari total GDP. Pada tahun 2014 pengeluaran pemerintah Denmark untuk segala tunjangan mencapai 625 milyar DKK. Macam tunjangan kesejahteraan yang bisa didapat adalah pendidikan gratis, pengobatan gratis, tunjangan melahirkan, tunjangan hari tua, tunjangan uang saku, dan masih banyak lagi. Sebanyak 1.8 juta orang di Denmark menerima tunjangan permanen pada tahun 2013, 70% menerima tunjangan permanen (tunjangan pensiun) dan 30% menerima tunjangan sementara (tunjangan melahirkan dll). Berbagai tunjangan ini membuat masyarakat Denmark cenderung lebih tidak khawatir dalam hidup, dan nampaknya berperan besar dalam membuat Denmark sebagai negara paling bahagia di muka bumi. Tentunya semua ini dapat dilaksanakan karena beban pajak yang besar ke tiap penduduk. Selain pajak penghasilan yang biasanya mencapai 40% atau lebih, semua produk yang dijual juga diberikan 4 pajak oleh pemerintah. Berbagai pajak ini membuat Denmark menjadi salah satu negara dengan biaya hidup paling tinggi di Eropa, dengan biaya relatif 39% lebih tinggi dari rata-rata Uni Eropa. 1.2 Status Produk Perikanan di Denmark Pola konsumsi Denmark tentunya berhubungan dekat dengan pola konsumsi Uni Eropa. Uni Eropa merupakan pasar paling besar untuk konsumsi berbagai produk perikanan dengan porsi sebesar 20 - 25% dari perdagangan global(CBI,2014). Jumlah ini belum meperhitungkan perdagangan produk perikanan antar negara-negara yang berada di Uni Eropa. Importir paling besar untuk produk perikanan di Uni Eopa adalah negara-negara bagian selatan seperti Spanyol, Prancis, dan Italia. Denmark sendiri merupakan importir peringkat ke-enam untuk tingkat intra Uni Eropa dan eksportir tertinggi ke-tiga intra Uni Eropa. Hal yang perlu diketahui adalah pasar produk perikanan di dalam Denmark sendiri cenderung kecil, konsumsi ikan per kapita Denmark sekitar 22 kg/tahun yang setara dengan rata-rata negara Eropa. Berbagai perusahaan perikanan Denmark memandang pasar ikan Eropa lebih atraktif, membuat industri pengolahan perikanan lebih berkembang. Berbagai produk mentah yang diimpor kemudian akan diproses menjadi berbagai produk olahan untuk dijual ke negara lain seperti Jerman. Tabel 2 menunjukkan status impor Negara Denmark pada tahun 2013 dan perubahannya dari tahun sebelumnya. Data yang menarik disajikan oleh produk salmon segar / dingin yang mendominasi hampir 25% total impor. Sembilan produk setelah salmon segar cenderung terbagi secara merata di paroan impor, sekitar 3-4%. Pertumbuhan impor produk salmon juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan, 37% untuk salmon segar dan 46% untuk salmon beku. Tabel 2. Sepuluh Besar Impor Produk Perikanan Denmark Rank Jenis Impor Nilai Impor 2013 (US$) % Total Impor % Perubahan 2012 / 2013 1 2 3 4 5 6 7 Salmon Segar / Dingin Lemak dan Minyak Ikan Udang Beku Pelet Udang dan Pakan Ikan Fillet Salmon Beku Udang Terawetkan Udang Terawetkan tidak kedap udara Produk ikan dan moluska (bukan konsumsi manusia) Halibut Beku Ikan Kod beku dan segar 886,175,316 200,603,060 174,480,441 161,678,526 150,481,211 142,368,321 141,368,443 24,58 5.56 4.84 4.49 4.17 3.95 3.92 37,31 -30.82 14.04 -20.27 46.31 5.51 -5.27 136,740,060 3.79 64.2 120,242,599 118,348,929 3.34 3.28 12.74 19.29 8 9 10 Sumber : Global Trade Atlas (2015) 5 1.2.1 Salmon Salah satu penjelasan peningkatan impor salmon Denmark adalah karena tren impor salmon di seluruh Eropa juga turut meningkat. Semenjak tahun 2011, konsumsi salmon Eropa terus meningkat dengan gradien paling curam pada tahun 2012-2013 (Eurostat,2014). Impor salmon juga meningkat pada tahun 2014 akhir sebagai implikasi dari larangan negara Uni Eropa untuk mengekspor salmon ke Rusia. Eksportir salmon terbesar, Norwegia, kemudian mengalihkan volume ekspornya ke dalam Uni Eropa, menyebabkan peningkatan konsumsi yang signifikan. Harga impor salmon juga terkena dampak tren peningkatan impor Eropa, dari 3.9 Euro/kg pada tahun 2009 menjadi 5.3 Euro/kg. Gambar 2 menggambarkan tren impor salmon di Uni Eropa selama beberapa tahun terakhir. Lebih dari 93% salmon segar/dingin diimpor dari negara tetangga Norwegia. Gambar 2. Impor Salmon Uni Eropa (EU Fish Market, 2015) 1.2.2 Udang-udangan Seperti ditunjukkan pada tabel 2, impor Denmark terbesar selain salmon adalah produk udang. Apabila seluruh varian produk udang digabung, Denmark mengimpor 16% produk udang-udangan yang merupakan spesies kedua paling besar setelah salmon. Produk udang sendiri pada umumnya dibagi menjadi dua jenis : udang tropis dan udang air dingin (Coldwater Shrimp). Udang tropis, sesuai namanya, hidup dan diimpor dari negara-negara hangat seperti Thailand dan India sedangkan kebutuhan udang air dingin Denmark diimpor dari Greenland dan Kanada. Di Uni Eropa, volume impor produk udang cenderung stagnan di kisaran 600 ribu ton per tahun, dengan rerata 622 ribu ton per tahun pada periode 2006 - 2014. Tercatat terjadi peningkatan pada tahun 2013-2014 yang merupakan dampak dari peningkatan ekspor udang tropis dari India dan Ekuador. Ekuador meningkatkan volume ekspor sebanyak 28% sedangkan India meningkatkan volume ekspornya sebanyak 50%. Negara tujuan utama ekspor udang-udangan Uni Eropa adalah Spanyol dengan 20% bagian dari total pasar udang Eropa. Berbeda dengan Spanyol yang mengkonsumsi kebanyakan produk udang tropis, Denmark cenderung 6 mengimpor produk udang air dingin. Menurut laporan perdagangan ikan Kanada, dua negara penyumbang impor udang di Denmark paling besar adalah Greenland dan Kanada. Greenland di posisi negara pengimpor kedua terbanyak dengan produk udang air dingin beku , sementara Kanada berada di posisi nomor 7 dengan produk udang tidak kedap udara. 2 Potensi Pasar Perikanan di Denmark Denmark mengonsumsi paling banyak salmon mentah, seperti yang ditunjukkan sekilas oleh tabel 2. Salmon segar jatuh ke kategori kode HS 0302, dan memiliki share paling besar di pasaran impor Denmark dengan jumlah 38%. Produk-produk berikutnya dengan porsi paling besar secara berurutan adalah fillet ikan (0304), ikan beku (0303), dan Udang-udangan (0306). Produk lain seperti ikan terproses (0305) dan moluska(0307) nampak memiliki pangsa pasar yang sangat sedikit. Gambar 3 menunjukkan lebih rinci persebaran berbagai jenis kode HS 03XX. Gambar 3. Share Impor HS 4 Digit berdasarkan USD tahun 2015 (Trademap.org) Pola impor Denmark menunjukkan kecenderungan untuk memasok produk yang berhubungan langsung dengan ikan daripada produk yang lainnya. Berbeda dengan Indonesia yang sering menggunakan berbagai jenis hewan laut sebagai hidangan, hidangan laut Denmark lebih banyak didominasi oleh jenis ikan. Latar belakang kebiasaan ini bisa menjelaskan sebagian pola impor Denmark yang begitu kaya akan ikan. Denmark juga mengekspor kembali kebanyakan produk yang diimpornya, membuat Denmark sebagai negara eksportir produk perikanan terbesar ketiga untuk perdagangan intra Eropa (CBI,2014). Besarnya impor produk ikan lebih untuk mengikuti tren pasar daripada pola konsumsi masyarakat Denmark. 7 Tabel 3. Nilai Impor HS Denmark dalam ribu USD Kode HS Label Produk 2011 2012 2013 2014 2015 0302 Fish, fresh or chilled (excluding fish fillets and other fish meat of heading 0304) Frozen fish (excluding fish fillets and other fish meat of heading 0304) Fish fillets and other fish meat, whether or not minced, fresh, chilled or frozen Fish, fit for human consumption, dried, salted or in brine; smoked fish, fit for human consumption, . . . Crustaceans, whether in shell or not, live, fresh, chilled, frozen, dried, salted or in brine, . . . Molluscs, fit for human consumption, even smoked, whether in shell or not, live, fresh, chilled, Aquatic invertebrates other than crustaceans and molluscs, live, fresh, chilled, frozen, dried 533,292 470,060 627,605 713,460 622,501 246,032 252,135 273,809 284,874 276,301 363,606 311,277 369,841 417,378 331,361 81,220 79,586 103,249 94,877 121,857 243,421 230,531 265,286 299,048 241,535 38,957 37,962 35,367 38,445 28,921 0 29 57 66 294 0303 0304 0305 0306 0307 0308 Sumber : Trademap.org, diakses September 2016 Tabel 3 menunjukan tren impor Denmark untuk semua produk HS pada periode 2011 hingga 2015. Meski bergerak naik turun, pada umumnya tren semua produk cenderung konstan. Tren ini cukup sesuai dengan tren konsumsi negara-negara lain di Eropa untuk berbagai produk HS, kecuali Swedia yang mengalami peningkatan 5 tahun terakhir untuk nilai impor dari luar Uni Eropa. 8 2.1 Potensi Ekspor Indonesia ke Denmark Dari ketujuh kode HS yang diimpor oleh Denmark, dua produk termasuk kategori 50 besar komoditi ekspor oleh Indonesia. Produk-produk tersebut adalah Crustacean(0306) dan filet ikan (0304). Indonesia merupakan eksportir nomor 11 dunia untuk filet ikan pada tahun 2015, dan merupakan eksportir peringkat 6 dunia untuk Crustacean (0306). Fakta-fakta ini tentu mempertegas potensi Indonesia yang besar untuk dapat turut mengambil pasar produk perikanan di Denmark. Tabel 4 menunjukkan pertumbuhan ekspor berbagai negara ke Denmark 5 tahun terakhir. Lima besar eksportir merupakan negara-negara Eropa, dengan Skandinavia mengambil empat slot. Bila dibandingkan dengan negara-negara ASEAN, Indonesia berada di peringkat kedua setelah Vietnam pada tahun 2015. Namun selama empat tahun sebelumnya Indonesia selalu konsisten berada di posisi ketiga setelah Thailand. Ekspor Indonesia cenderung berada di angka kisaran 3 juta USD selama lima tahun terakhir. Tabel 4. Lima Besar Eksportir Produk Perikanan ke Denmark dalam Ribu USD Rank Tahun Negara Asal 2011 2012 2013 2014 2015 1 2 3 4 5 World Norway Greenland Faroe Islands Germany Sweden 1,254,748.19 359,051.30 141,310.05 161,374.87 77,402.87 96,319.28 1,132,292.9 375,024.94 134,821.79 123,729.56 65,207.63 87,522.09 1,381,256.51 549,308.55 160,798.72 119,751.32 76,930.11 104,241.55 1,503,957.71 619,573.20 175,546.50 138,795.01 98,798.64 92,398.64 1,357,774.44 549,808.73 177,369.03 132,568.39 66,478.10 66,785.56 17 25 26 39 54 ASEAN Vietnam Thailand Indonesia Singapore Philippines 11,781.49 4,399.09 3,672.43 629.89 433.17 11,487.40 3,658.42 3,019.38 506.50 533.48 12,022.32 3,217.02 2,845.23 453.71 53.91 9,792.56 3,545.56 3,380.63 420.59 15.90 10,023.68 1,997.18 3,168.82 294.57 48.67 sumber : Danmark Statistik (2015) Tabel 5 memberikan gambaran lebih jelas mengenai status ekspor berbagai negara di dunia ke Denmark untuk tiap kode HS. Tiga besar eksportir tiap kategori disajikan bersama dengan status Indonesia sekarang untuk memperjelas keadaan status quo. Produk 0304 dan 0306 menempati posisi kedua teratas untuk produk perikanan, sesuai dengan fakta bahwa keduanya merupakan komoditi ekspor mayoritas oleh Indonesia. Akan tetapi keduanya masih menempati peringkat di bawah 20 besar, hal yang disayangkan karena 0304 termasuk dalam 50 produk impor terbesar di Denmark. Produk lain yang masuk ke kategori 50 besar impor Denmark adalah 0302, akan tetapi Indonesia agaknya akan kesulitan untuk masuk ke sektor ini karena kebanyakan ikan yang diimpor adalah salmon. Selain produk 0304 dan 0306, posisi kode 0307 dan 0308 memberikan indikasi menarik karena menempati peringkat 11 dan bahkan peringkat 2. Meski pasar impor produk 0308 memang 9 terlihat cukup kecil, pasar untuk produk 0307 terlihat masih memiliki kesempatan untuk berkembang. Produk 0307 didominasi penuh oleh Vietnam yang memegang sangat besar share pasar, lebih dari lima kali lipat nilainya dibandingkan dengan Faroe Islands yang berada di peringkat kedua. Tabel 5. Perbandingan Tiga Besar Negara Asal Impor Denmark dan Indonesia Kode HS Rank Negara Total Impor tahun 2015 ( Ribu USD) 0302 1 2 3 - Norway Sweden United Kingdom Indonesia 463,925 56,656 37,777 0 0303 1 2 3 37 Greenland Canada United States of America Indonesia 276,301 146,513 39,674 31 0304 1 2 3 22 Faroe Islands Norway Poland Indonesia 331,361 69,480 64,532 2,528 0305 1 2 3 - Faroe Islands Norway Poland Indonesia 121,857 39,249 23,474 0 0306 1 2 3 21 Greenland Canada Vietnam Indonesia 241,535 117,181 47,282 1,557 0307 1 2 3 11 Vietnam Faroe Islands United States of America Indonesia 28,921 4,975 3,044 1,159 0308 1 2 3 Iceland Indonesia Faroe Islands 177 51 45 Sumber : Trademap.org , diakses September 2016 10 2.2 Regulasi Impor Produk Perikanan Menurut situs informasi pasar Eropa cbi.eu , terdapat tiga jenis syarat bagi penyedia produk perikanan yakni : 1. syarat wajib, seperti memenuhi berbagai aturan legal 2. syarat umum, yakni berbagai tuntutan yang dipenuhi oleh para supplier untuk mengikuti kondisi pasar 3. syarat pasar terbatas (niche) 2.2.1 Syarat Wajib Negara Approved : Ketentuan paling pertama adalah negara asal harus termasuk dalam daftar negara approved Uni Eropa. Untungnya Indonesia telah masuk ke daftar ini sehingga tidak perlu khawatir. Keterlacakan Produk : Semenjak bulan Desember 2014 , aturan Uni Eropa No. 1379/2013 mulai berlaku. Dalam aturan ini, label produk harus memberikan informasi detil mengenai pemanenan dan pemrosesan dari produk. Aturan ini berlaku untuk seafood mentah dan beberapa seafood terproses. Jenis alat pemancing dan area penangkapan/pemanenan ikan juga harus dicantumkan. Jenis alergen juga adalah informasi yang wajib dicantumkan. Untuk informasi lebih lanjut, bisa mengakses panduan singkat di goo.gl/xOX8We Sertifikat Penangkapan : Demi melawan pemancingan ikan ilegal, semua produk seafood harus memiliki sertifikat penangkapan. Setiap eksportir harus meminta sertifikat penangkapan untuk pasar Uni Eropa. Permintaan harus disampaikan ke otoritas negara kapal penangkap. Apabila diketahui bahwa suatu negara tidak melakukan berbagai langkah yang sudah ditetapkan oleh Uni Eropa, negara tersebut bisa diban untuk masuk pasar Uni Eropa. Sertifikat Kesehatan : Sertifikat kesehatan harus diterbitkan oleh otoritas negara yang bersangkutan. Sertifikat ini menunjukkan standar kesehatan dan sistem kontrol di negara asal telah sesuai dengan aturan Uni Eropa. Fungsi lain sertifikat kesehatan adalah untuk menunjukkan muatan kapal yang dikirim sesuai dengan standar Uni Eropa. Higienitas : Higienitas merupakan salah satu faktor paling penting yang diperhitungkan oleh para pembeli. Poin-poin yang termasuk dalam higienitas antara lain adalah kontaminan, kontaminasi mikrobial, pengemasan, penyimpanan, transportasi, dan implementasi HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Point). Kontaminan : Kontaminan yang dikontrol adalah segala jenis kontaminan yang masuk ketika dalam pemrosesan maupun kontaminan lingkungan. Beberapa contoh kontaminan yang dikontrol adalah timbal, cadmium, merkuri, dioxin, PCP, dan PAH. Seafood tujuan Uni Eropa biasanya akan diuji sebelum dikirim, bisa di lab pembeli ataupun lab swasta terpercaya. Pengujian dilakukan untuk menghindari penolakan produk di perbatasan Uni Eropa. Kontaminasi Mikrobial : Kontaminasi dari bakteri secara tak disengaja dalam produk seafood diatur dalam regulasi No 2073/2005. Contoh kontaminasi mikrobial adalah histamine di tuna dan sarden. Informasi lebih lanjut dapat mengakses situs EU Export Helpdesk. 11 2.2.2 Syarat Umum Sertifikasi Keamanan Makanan : Sebagai nilai tambah dari produk, sertifikasi keamanan makanan seringkali diminta oleh para calon pembeli. Sertifikasi yang berlaku di Uni Eropa adalah BRC dan IFS. Sertifikasi BRC merupakan keharusan untuk memasuki pasar Inggris, sedangkan IFS lebih condong digunakna oleh Jerman. Keduanya menggunakan HACCP sebagai dasar sertifikasi dan memiliki banyak kemiripan. Proses seritifkasi keamanan makanan biasanya menelan biaya paling banyak pada tahap pra-sertifikasi untuk mempersiapkan segala faktor sesuai dengan standar yang ditentukan. Biaya sertifikasinya sendiri hanya sedikit dari total biaya yang harus dikeluarkan. Info lebih lanjut untuk BRC bisa diakses di http://www.brcglobalstandards.com sedangkan IFS di www.ifs-certification.com . 2.2.3 Syarat Pasar Niche Eco Labelling : Label Eco memiliki pasar yang spesial di Eropa bagian Utara dan Barat. Eropa selatan dan timur tidak memiliki pasar yang cukup signifikan untuk sektor eco. Sertifikasi untuk ikan yang ditangkap bebas dilakukan dengan skema MSC, sementara akuakultur disertifikasi oleh ASC. Sertifikasi untuk akuakultur juga sekarang diberikan oleh Friend of the Sea dan Global G.A.P. Informasi lebih lanjut MSC dapat diakses di www.msc.org , sementara untuk ASC di www.ascaqua.org . Gambar 4. Saluran Perdagangan Produk Perikanan di Eropa (CBI, 2015) 2.3 Saluran Perdagangan Saluran perdagangan di Eropa untuk produk perikanan selalu berakhir di ritel ataupun penyedia jasa makanan. Gambar 4 memberikan skema umum dari proses pendistribusian produk. Eksportir biasanya akan mengakses pasar memlalui agen, importir langsung, atau via distributor. Aliran 12 produk kemudian bisa langsung masuk ke pasar ritel atau pasar makanan, maupun diproses terlebih dahulu oleh industri pemroses. Pola konsumsi masyarakat di Eropa Utara pada umumnya berbeda dengan negara Eropa Selatan maupun Indonesia. Konsumen di negara-negara Eropa Utara tidak terlalu gemar mengonsumsi ikan, implikasinya tentunya tidak banyak konsumen yang memasak produk seafood. Pola ini yng membuat konsumen perikanan Eropa Utara yang lebih memilih makanan siap santap yang bisa diakses via toko-toko ritel. 2.3.1 Pasar Perusahaan Pemrosesan Produk Perikanan Persebaran berbagai perusahaan pemrosesan produk perikanan di Denmark disajikan pada tabel 6. Perusahaan dengan share paling besar adalah Royal Greenland A/S dengan pangsa pasar sebesar 18%. Sebanyak 95% dari semua produk yang dijual oleh Royal Greenland A/S adalah produk beku. Menyusul di posisi kedua dan ketiga adalah Gamba Food A/S dan A. Espersen A/S dengan share masing-masing 13% dan 6%. Tabel 6. Persebaran Pasar Perusahaan Pengolahan Ikan di Denmark tahun 2013 Perusahaan Persebaran Pasar Royal Greenland A/S Gamba Food A/S A. Espersen A/S Caldic Group Tamaco Nyborg A/S Findus Group Limited Ardo N.V. Uhrenholt A/S Permira Skagerak Fiskeeksport A/S Private Label Other 18% 13% 6% 6% 3% 3% 2% 2% 2% 1% 28% 17% Sumber : Kementerian Agrikultur Kanada (2015) 2.4 Hambatan Lainnya Subbab ini akan menyimpulkan berbagai hambatan yang telah disebutkan secara tersirat di poinpoin sebelumnya. Poin lain yang belum didiskusikan secara spesifik juga akan diulas agar pembaca menyadari bagaimana keadaan yang ada. Beberapa hambatan untuk memasok produk perikanan ke Denmark adalah indepedensi perikanan Eropa, dominasi pasar ikan segar di denmark, serta kompetitor sesama negara ASEAN. 13 2.4.1 Independensi Perikanan Eropa Apabila berkaca pada tren impor perikanan belaka, maka dengan mudah akan terlihat bahwa tren impor seluruh negara Eropa cenderung meningkat. Namun saat data sumber impor dilihat lebih detil, seperti yang disajikan oleh gambar 5, maka jelas terlihat bahwa peningkatan impor bersumber dari perdagangan intra Uni Eropa. Tren impor dari negara berkembang sendiri selama lima tahun terakhir hampir tidak mengalami peningkatan. Situs CBI memberikan opini bahwa dalam jangka dekat, pertumbuhan impor dari negara-negara berkembang akan selalu berada di nilai 0 - 3%. Ini disebabkan oleh Uni Eropa yang terus mengembangkan budidaya berbagai perikanan dan menargetkan untuk menjadi self-sufficient dalam hal perikanan. Ini tentu merupakan kartu kuning bagi berbagai eksportir produk perikanan yang berada di luar Uni Eropa, termasuk di dalamnya adalah Indonesia. Gambar 5. Impor per tahun Uni Eropa berdasarkan Sumber Negara dalam juta Euro (CBI,2015) 2.4.2 Dominasi Pasar Ikan Segar Perdagangan produk perikanan di Denmark sangat menonjolkan ikan segar di kode HS0302. Meskipun ini merupakan hal yang baik secara umum, namun ini merupakan suatu hambatan bagi ekspor produk perikanan Indonesia. Produk HS0302 yang diimpor oleh Denmark kebanyakan adalah jenis salmon yang diambil dari Norwegia dan juga ikan kod. Kedua jenis ikan ini tidak dipunyai oleh Indonesia, sehingga peluang Indonesia untuk dapat turut berpartisipasi di pasar yang paling berprospek menjadi teramat kecil. 14 2.4.3 Kompetitor dari Sesama Negara ASEAN Terlihat jelas bahwa pemegang monopoli pasar selain ikan di Denmark adalah negara Vietnam yang berada pada regional Asia Tenggara. Produk Crustacean(0306) dipegang secara eksklusif oleh Vietnam, yang memasok produk udang asia. Produk moluska pada kode 0307 juga dipimpin oleh Vietnam dengan porsi yang sangat signifikan, nilainya hampir 30 kali lebih banyak dari Indonesia. Secara umum Indonesia berada di peringkat kedua setelah Vietnam, namun dengan pasar impor perikanan Eropa yang tidak akan bertumbuh terlalu besar, salah satu kunci untuk dapat menaikkan ekspor Indonesia ke Denmark adalah dengan mencoba mengambil porsi pasar dari negara lain. 3 3.1 Peluang dan Strategi Peluang Peluang untuk masuk ke pasar HS0306 sangatlah besar. Apabila merujuk ke tabel 7 yang menyajikan produksi udang berdasarkan jenis, terlihat sangat jelas bahwa ciri-ciri produk udang (HS0306) kedua negara sangat mirip. Indonesia bahkan memiliki produksi udang jenis Banana Prawn dan Whiteleg Shrimp jauh lebih banyak dari Vietnam. Justru data yang disajikan sebelumnya di tabel 5 untuk produk HS0306 menjadi sangat aneh apabila berkaca dengan kemampuan produksi udang-udangan Indonesia. Peluang sangat besar telah tersedia supaya lebih banyak produk HS0306 untuk dapat masuk ke dalam pasar Denmark. Tabel 7. Produksi Jenis Udang Indonesia dan Vietnam tahun 2014 Spesies Produksi Indonesia (Ton) Produksi Vietnam (Ton) Banana Prawn Giant Tiger Prawn Metapenaeus shrimps nei Whiteleg Shrimp 15,634 129,231 11,031 442,379 8,410 166,906 309,543 Total 598,275 486,859 Sumber : FAO-FIGIS (2016) Kunjungan kerja pada bulan Oktober 2015 oleh Ratu Denmark juga memberikan peluang baik bagi perkembangan produk perikanan Indonesia. Kunjungan yang membawa lebih dari 100 delegasi perusahaan kala itu membuahkan Memorandum of Understanding di bidang kemaritiman. Berbagai pertemuan susulan dan kontrak bisnis telah berhasil dilaksanakan pasca kunjungan tersebut, seperti kerjasama di bidang pertahanan laut maupun pembangunan infrastruktur pelabuhan di Aceh. 15 3.2 3.2.1 Strategi Kelengkapan Sertifikasi dan Pemeriksaan Kesehatan Pasar Uni Eropa memiliki standar yang tinggi untuk tingkat higienitas dan bahkan ekologisnya produk yang akan masuk. Untuk itu berbagai skema sertifikasi yang telah disebutkan pada bagian regulasi impor harus disiapkan tanpa terkecuali. Sertifiksi tambahan seperti sertifikasi keamanan makanan yang bersifat nice to have juga sangat disarankan untuk dipenuhi. Kondisi hidup ketika diternak juga harus diperhatikan, penggunaan antibiotik yang dilarang oleh asosiasi terkait sering kali menjadi hambatan yang fatal. Selalu cek aturan-aturan dan juga aktif berkonsultasi dengan asosiasi sertifikasi untuk memastikan produk perikanan siap masuk ke pasar Uni Eropa. 3.2.2 Bangun Citra Perusahaan Pasar Uni Eropa sangat menjunjung tinggi produk sehat dan ramah lingkungan. Denmark sendiri baru saja membuat target untuk mengubah semua produk makanannya menjadi 100% dari pertanian yang organik dan sustainable. Isu-isu ini harus gencar didukung oleh perusahaan pengimpor, karena reputasi baik akan sangat membantu para calon pembeli untuk memilih supplier. Citra perusahaan yang bersih dan transparan juga harus dibentuk dengan memberikan latar belakang informasi produk yang padat dan jelas. 3.2.3 Fokus ke Produk Berprospek Berdasarkan data di tabel 5, tiga produk paling berprospek adalah fillet ikan (O304), Crustacea (0306), dan berbagai moluska (0307). Jumlah impor ketiga produk ini masih rendah dan nampak terdapat permintaan di pasar Denmark akan produk-produk ini. Produk seperti ikan segar(0302) terlihat relatif sulit untuk ditembus, karena jenis ikan segar yang digemari Denmark berbeda dengan yang dapat diproduksi oleh Indonesia. Selain itu, Indonesia belum mempunyai ekspor di bidang ikan segar sehingga akan lebih sulit untuk menembus barrier pertama. 4 Informasi Tambahan Asosiasi Dagang • Seafood Importers and Processors Alliance (SIPA) : Aliansi para pebisnis seafood untuk isu-isu keamanan makanan dan legislasinya. (http://www.seafoodalliance.org) • EU Fish Processors and Traders Association (AIPCE-CEP) : (http://www.aipce-cep.org) • Danish Seafood Association : Merupakan gabungan daridua asosiasi yaitu Asosiasi Perikanan Denmark serta Asosiasi Industri Pemrosesan dan Ekspor. (http://danishseafood.org) • Danish Agrifish Agency : Agensi di bawah Kementerian Makanan dan Agrikultur Denmark yang bertanggungjawab terhadap agrikultur, akuakultur, dan tanaman. (www.agrifish.dk) 16 Pameran Dagang • ANUGA : Pameran makanan untuk perdagangan ritel, makanan, dan pasar katering. Diadakan setiap tahun di Cologne, Jerman. (http://www.anuga.com/) • SIAL : Salah satu Exhibition paling besar di bidang makanan yang menampilkan berbagai bahan makanan dan produk jadi. Diadakan setiap dua tahun di Paris, Prancis. (https://www.sialparis.com) • Seafood Expo Global : Pameran produk perikanan terbesar di dunia yang diadakan setahun sekali di Brussels, Belgia (http://www.seafoodexpo.com/global/) • Conxemar : Pameran dagang international di bidang ikan beku yang diadakan setiap tahun di Vigo, Spanyol. (http://www.conxemar.com/) • Fish International : Pameran dagang paling penting di Jerman untuk bisnis perikanan bertemakan sustainability, diadakan setiap dua tahun sekali di Bremen. (http://www.fishinternational.com/en/) Sertifikasi • Dirjen Keamanan Makanan Eropa (http://ec.europa.eu/dgs/health_food-safety/index_ en.htm) • BRC Global Standards : Sertifikasi keamanan makanan (http://www.brcglobalstandards.com) • International Featured Standards : Sertifikasi produk makanan yang memerlukan pengemasan. (https://www.ifs-certification.com/index.php/en/ifs) • Marine Stewardship Council : Sertifikasi sustainable seafood. (https://www.msc.org) • Aquaculture Stewardship Council : Sertifikasi seafood yang dikultur secara bertanggungjawab. (www.asc-aqua.org) Website perdagangan online • Foods for Trade : Pasar online Business to Business(B2B) untuk industri makanan. Untuk pelanggan akun ini akan diberikan fitur-fitur khusus untuk membuat iklan yang ditargetkan langsung ke pembeli potensial. (http://www.foodstrade.com) • The Food World : Tempat database perusahaan yang bergerak di bidang makanan-makanan khusus (http://www.thefoodworld.com) • Go4WorldBusiness : Daftar pembeli di Eropa (http://europe.go4worldbusiness.com) • Globefish : Unit FAO untuk informasi di bidang perdagangan perikanan internasional. (http://www.fao.org/inaction/globefish/en/) • Sea-Ex : Daftar direktori seafood, perikanan, dan lain lain. (http://www.sea-ex.com) • The Fish Site : Situs untuk industri akuakultur global. (http://www.thefishsite.com/directory/) • Fis.com : Informasi dan portal untuk segala jenis industri ikan 17 • Seafood trade intelligence portal : pencarian mitra bisnis di perdagangan udang. (http://www.seafoodtip.com) • Europages : Pencarian bisnis ke bisnis dan mencakup marketplace. (http://www.europages.com) • Greentrade : Marketplace terbesar untuk produsen, manufaktur, dan jaringan distribusi di bidang organik. (http://www.greentrade.net/directory/search/) Organisasi Trading di Denmark • Kamar dagang Denmark : https://www.danskerhverv.dk • Trade Council Denmark : http://um.dk/en/tradecouncil/about/ • Trade Council Denmark di Indonesia : http://indonesien.um.dk/en/the-trade-council/ 18