eJournal Ilmu Pemerintahan, 2014, 2 (2): 2531-2545 ISSN 0000-0000 , ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2014 STUDI TENTANG KONTRIBUSI PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP BELANJA MODAL DI KABUPATEN KUTAI TIMUR Resa Suma Priandi Abas1 Abstrak Resa Suma Priandi Abas, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman.Kontribusi Pendapatan Asli Daerah Meningkatkan Terhadap Belanja Modal Di Kabupaten Kutai Timur. dibawah bimbingan Bapak Drs. H. Burhanudin , M.Si dan Ibu Hj. E. Letizia Dyastari S.Sos, M.Si. Untuk mengetahui Kontribusi Pendapatan Asli Daerah Meningkatkan Terhadap Belanja Modal Di Kabupaten Kutai Timur. Jenis Penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian kualitatif yakni, analisis deskripsi. Untuk memperoleh data penelitian, peneliti menggunakan metode dokumentasi data sekunder. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa kontribusi Pendapatan Asli Daerah mengalami penurunan dan peningkatan, hal ini menunjukan bahwa Pendapatan Asli Daerah relatif kecil dalam memberikan kontribusi terhadap Belanja Modal di Kabupatn Kutai Timur. Walaupun kontribusi Pendapatan Asli Daerah kecil terhadap Belanja Modal akan tetapi cukup berarti dalam pembiayaan pemerintah dan pembangunan daerah. Kata Kunci : Kontribusi, Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Belanja Modal Pendahuluan Latar Belakang Otonomi daerah merupakan hak,wewenang, dan kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus sediri urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan perundang-undangan.Hal tersebut sesuai dengan Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah. Penyerahan berbagai kewenangan dalam rangka desentralisasi ini tentunya harus disertai dengan penyerahan dan pengalihan pembiayaan. Sumber pembiayaan yang paling penting adalah Pendapatan Asli Daerahn dimana komponen utamanya adalah penerimaan yang berasal dari pajak dan retribusi daerah. Sebagai administrator penuh, masing-masing daerah harus bertindak efektif dan efisien agar pengelolaan daerahnya lebih terfokus dan mencapai sasaran yang telah ditentukan. Pemerintah daerah diharapkan lebih mampu menggali sumber-sumber keuangan, khususnya 1 Mahasiswa program S1 Ilmu pemerintahan , ilmu sosial dan ilmu politik, universitas Mulawarman. Email: [email protected] eJournal Ilmu Pemerintahan Pemerintahan,Volume 2,Nomor 2,2014 : 2531-2545 untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan pemerintahan dan pembangunan di daerahnya melalui Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan cermin kemandirian suatu daerah. Penerimaan murni daerah yang merupakan modal utama bagi daerah dalam membiayai pemerintahan dan pembangunan di daerahnya. Dalam menjalankan otonomi daerah di Pemerintahan Kabupaten Kutai Timur dituntut untuk mampu meningkatkan PAD yang merupakan tolak ukur terpenting bagi kemampuan daerah dalam menyelenggarakan dan mewujudkan otonomi daerah. Konsekuensi di dalam melaksanakan otonomi daerah, pemerintah kota dituntut untuk mampu membiayai penyelenggaraan pemerintaan, pembangunan dan kemasyarakatan yang menjadi kewenangannya. Hal ini menandakan bahwa daerah harus berusaha untuk mampu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang merupakan tolak ukur bagi daerah dalam menyelenggarakan dan mewujudkan otonomi daerah. Pada prinsipnya semakin besar sumbangan PAD terhadap Belanja Daerah (Belanja modal) akan menunjukkan semakin kecil ketergantungan daerah kepada pusat. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengadakan penelitian tugas akhir dengan judul: “Kontribusi Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Modal di Kabupaten Kutai Timur” Kerangka Dasar Teori Kontribusi Menurut T. Guritno (1992 : 76), Kontribusi adalah sesuatu yang diberikan bersama-sama dengan pihak lain untuk tujuan biaya, atau kerugian tertentu atau bersama. Jadi, yang dimaksud dengan kontribusi dalam penelitian ini adalah Sumbangan atau iuaran yang diperoleh dari Pendapatan Asli Daerah yang tujuannya digunakan untuk membiayai Belanja Modal di Kabupaten Kutai Timur. Otonomi Daerah Menurut Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Otonomi daerah merupakan hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundangundangan. Kemudian Halim (2001:5). mengatakan Otonomi daerah pada hakikatnya berkenaan dengan pelimpahan wewenang pengambilan keputusan, kebijakan, pengelolaan dana publik dan pengaturan kegiatan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan masyarakat. 2532 Kontribusin Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Modal (Resa S.P. Abas) Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa otonomi daerah ialah kebebasan dan kemandirian satuan pemerintah lebih rendah untuk mengatur sebagian urusan pemerintahan. Pendapatan Asli Daerah Menurut Yuwono dkk (2005:107), pendapatan asli daerah adalah semua penerimaan kas yang menjadi hakdaerah dan diakui sebagai penambahan nilai kekayaan bersih dalam satu tahun anggaran dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah. Lebih lanjut Halim (2007:96) menyatakan bawa Pendapatan Asli Daerah merupakan semua penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah. Menurut UU Nomor 33 Tahun 2004 pasal 1, pendapatan asli daerah adalah penerimaan diperoleh dari sumbersumber di dalam daerahnya sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku . Jadi pendapatan asli daerah merupakan sumber penerimaan daerah yang digunakan untuk modal dasar pemerintah daerah dalam membiayai pembangunan dan usaha usaha aerah untuk memperkecil ketergantungan dana dari pemerintah pusat. PAD terbagi atas 4 yakni : pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Belanja Modal Menurut Permendagri No.13 Tahun 2006 twntang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Belanja Modal adalah pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembelian/pengadaan atau pembangunan aset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan, seperti dalam bentuk tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, dan aset tetap lainnya. Hipotesis Ho: Persentase kontribusi pendapatan asli daerah terhadap belanja modal rendah/ tidak berkontribusi. Ha: Persentase kontribusi pendapatan asli daerah terhadap belanja modal tinggi. Definisi Konsepsional Kontribusi Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Modal di Kabupaten Kutai Timur adalah sumbangan atau iuaran yang diperoleh dari sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Kutai Timur dalam 2533 eJournal Ilmu Pemerintahan Pemerintahan,Volume 2,Nomor 2,2014 : 2531-2545 setiap tahun anggaran yang digunakan untuk membiayai pengeluaran Belanja Modal Kabupaten Kutai Timur. Definisi Operasional Indikator-indikator yang di gunakan atau gejala yang dihadapi dalam mengukur variable-variabel, diantaranya sebagai berikut: 1. Indikator dari variabel Pendapatan Asli Daerah. a. Pajak Daerah. b. Retribusi Daerah. c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan. d. Lain-lain PAQD yang sah. 2. Indikator untuk mengukur variabel Belanja Modal adalah besarnya jumlah belanja modal yang ditetapkan setiap tahunnya. Metode Penelitian Jenis Penelitian Sesuai dengan judul dari penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya pada saat berlangsungnya penelitian melalui pengumpulan data yang kemudian diinterprestasikan satu sama lain sehingga diperoleh perumusan dan analisa terhadap masalah yang ada. Berdasaran uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa metode penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penuangan pikiran yang memaparkan, menggambarkan dan melaporkan suatu keadaan atau objek dari apa yang diteliti berdasarkan fakta-fakta dan keterangan yang diperoleh. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Kutai Timur propinsi Kalimantan Timur. Pemilihan Kabupaten Kutai Timur sebagai daerah penelitian dikarenakan untuk memudahkan pengumpulan data. Teknik Pengumpulan Data Dalam suatu penelitian diperlukan teknik pengumpulan data untuk mendapatkan data-data yang akurat, teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Dokumentasi Dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan dengan penelitian (J. Supranto, 1999). Dokumentasi dilakukan dengan 2534 Kontribusin Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Modal (Resa S.P. Abas) mengadakan penelaah dan pencatatan dokumen-dokumen tertulis perusahaan atau instansi. Dokumen yang dimaksud disini adalah dokumen yang ada di Badan Pusat Statistik (BPS) tentang Pendapatan Asli Daerah dan Belanja Daerah Kabupaten Kutai Timur Tahun 2009-2012. 2. Studi Pustaka Studi Pustaka adalah metode-metode pengumpulan data dengan cara membaca literature, arsip dan buku-buku (J. Supranto, 1999:47). Teknik Analisis Data Untuk mengukur variabel yang akan diteliti, dalam penelitian ini akan digunakan sejumlah parameter, yaitu: 1. Perhitungan kontribusi PAD πβπππ = ππ΄π· × 100% π΅ππππππ πππππ Keterangan: Share = Kontribusi PAD = Pendapatan Asli Daerah Belanja Modal = Belanja Modal 2. Perhitungan pertumbuhan PAD PADi − PADi − 1 πΊπππ€π‘β = × 100% PADi − 1 Keterangan: Growth = Pertumbuhan PADi = Pendapatan Asli Daerah periode i PADi-1 = Pendapatan Asli Daerah periode i-1 Hasil Penelitian penulis akan menyajkan data yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan melalui observasi, wawancara dan penelitian dokumen berupa datadata laporan dan arsip yang berhubungan dengan penelitian. Keadaan Geografis Kabupaten Kutai Timur merupakan Kabupaten di Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Kutai Kertanegara. Luas wilayah Kabupaten Kutai Timur adalah 35.747,50 km2 atau 17% dari total 2535 eJournal Ilmu Pemerintahan Pemerintahan,Volume 2,Nomor 2,2014 : 2531-2545 luas Provinsi Kalimantan Timur, terletak antara 118 o58’19” Bujur Timur dan 115o56’26” Bujur Barat dan 01o52’39” Lintang Utara dan 00o02’10” Lintang Selatan. Kabupaten Kutai Timur merupakan kabupaten baru hasil dari pemekaran dari Kabupaten Kutai berdasarkan Undang-undang Nomor 47 Tahun 1999, tentang Pemekaran Wilayah Provinsi dan Kabupaten yang diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri pada Tanggal 28 Oktober 1999. Secara administrative, Kabupaten Kutai Timur memilik batas-batas wilayah sebagai berikut: - Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Talisayan dan Kecamatan Kelay Kabupaten Berau. - Sebelah Timur berbatasan dengan selat Makassar dan laut Sulawesi. - Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Kutai Kertanegara. - Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Kutai Kertanegara. Gambaran Pendapatan Asli Daerah Di Kabupaten Kutai Timur Gambaran mengenai jumlah realisasi Pendapatan Asli Daerah yang berhasil diperoleh, Pemerintah Kabupaten Kutai Timur Tahun Anggaran 2008-2011 dapat dilihat pada table 4.3 sebagai berikut : Tabel 1 Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Kutai Timur Tahun Anggaran 2009-2012 (Dalam Rupiah) Jenis Tahun Anggaran Penerima 2009 2010 2011 2012 an Retribusi 9.490.554.858 ,15 7,644,419,829 .99 6,454,706,227 .74 8.640.080.843 ,00 Pajak Daerah 7.679.497.861 ,04 4,772,008,197 .00 22,904,548,11 1.25 26.395.611.32 4,60 Hasil Pengelol aan Kekayaa n yang Dipisahk an 4.612.275.602 ,31 28,147,906,14 4.91 3,151,317,483 .96 2.919.390.893 ,65 2536 Kontribusin Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Modal (Resa S.P. Abas) Lain-lain PAD yang sah 49.481.528.20 5,11 22,434,382,82 1.18 20,677,798,70 3.37 27.924.020.97 4,78 Total 71.263.856.52 6,81 62,998,716,99 3.08 53,188,370,52 6.32 65.879.104.02 6,03 Sumber : BPS Kabupaten Kutai Timur (diolah) Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa data realisasi PAD tertinggi terjadi pada tahun anggaran 2009 dengan jumlah realisasi sebesar Rp. 71.263.856.526,81 sedangkan yang terendah terjadi pada tahub 2011 dengan jumlah realisasi sebesar Rp. 53.188.370.526,32. Realisasi PAD pemerintah Kabupaten Kutai Timur selama tahun anggaran 2008-2009 mengalami kenaikan, sedangkan penurunan terjadi di tahun anggaran 2010-2011. Hal ini mengindikasikan bahwa kurangnya upaya Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Timur dalam menggali sumber-sumber pendapatan asli daerah diantaranya dengan intensifikasi dan ekstensifikasi disektor pajak, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain PAD yang sah. Dalam pelaksanaan otonomi daerah, sumber keuangan yang berasal dari pendapatan asli daerah lebih penting dibandingkan dengan sumbersumber diluar pendapatan asli daerah, karen pendapatan asli daerah dapat dipergunakan sesuai dengan prakarsa dan inisiatif daerah sedangkan bentuk pemberian pemerintah (non PAD) sifatnya lebih terikat. Dengan penggalian dan peningkatan pendaptan asli daerah diharapkan pemerintah daerah juga mampu meningkatkan kemampuannya dalam penyelenggaraan urusan pemerintah. Data mengenai kontribusi PAD terhadap Total Pendapatan Daerah Kabupaten Kutai Timur dapat dilihat pada Tabel 4.3 Tabel 2 Kontribusi PAD Terhadap Total Pendapatan Daerah Tahun Anggaran 2009-2012 (Dalam Rupiah) Tahun PAD (Rp) Total Pendaptan (Rp) Kontribusi (%) 2009 71.263.856.526,81 1,687,016,621,143.69 4,2 2010 62.998.716.993,08 1,693,534,546,017.31 3,7 2011 53.188.370.526,32 2,291,911,921,471,32 2,3 2537 eJournal Ilmu Pemerintahan Pemerintahan,Volume 2,Nomor 2,2014 : 2531-2545 2012 65.879.104.026,03 2.654.346.719.185,03 Rata-rata Sumber : BPS Kabupaten Kutai Timur (diolah) 2,5 3,175 Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa kontribus PAD terhadap Pendaptan Daerah mengalami penurunan selama tahun anggaran 2009-2011 dan mengalami peningkatan pada tahun 2012. Persentasi kontribusi tertinggi terjadi pada tahun anggaran 2009 yaitu 4.2 % dengan jumlah realisasi sebsear Rp. 71.263.856.526,81. Sedangkan persentasi terendah terjadi pada tahun anggaran 2011 yaitu 2.3 % dengan jumlah realisasi sebesar Rp. 53.188.370.526,32 . Berdasarkan Laporan Realisasi Anggaran Pemerintah Kabupaten Kutai Timur tahun anggaran 2009, jumlah PAD yang berhasil diperoleh Pemerintah Kabupaten Kutai Timur adalah sebesar Rp. 71.263.856.526,81. Dari Jumlah tersebut pendapatan yang berasal dari pajak sebesar Rp. 7.679.497.861,04 , retribusi daerah sebesar Rp. 9.490.554.858,15, Hasil Pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sebesar Rp. 4.612.275.602,31 dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah sebesar Rp. 49.481.528.205,11. Pada tahun anggaran 2010, jumlah PAD yang berhasil diperoleh Pemerintah Kabupaten Kutai Timur adalah sebesar Rp. 62.998.716.993,08. Dari Jumlah tersebut pendapatan yang berasal dari pajak sebesar Rp. 4.772.008.197,00 , retribusi daerah sebesar Rp. 7.644.419.829,99 , hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sebesar Rp. 28.147.906.144,91 dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah sebesar Rp. 22.434.382.821,18. Pada tahun anggaran 2011, jumlah PAD yang berhasil diperoleh Pemerintah Kabupaten Kutai Timur adalah sebesar Rp. 53.188.370.526,32. Dari Jumlah tersebut pendapatan yang berasal dari pajak sebesar Rp. 22.904.548.111,25 , retribusi daerah sebesar Rp. 6.454.706.227,74 , hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sebesar Rp. 3.151.317.483,96 dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah sebesar Rp. 20.677.798.703,37. Pada tahun anggaran 2012, jumlah PAD yang berhasil diperoleh Pemerintah Kabupaten Kutai Timur adalah sebesar Rp. 65.879.104.026,03. Dari Jumlah tersebut pendapatan yang berasal dari pajak sebesar Rp. 26.395.611.324,60 , retribusi daerah sebesar Rp. 8.640.080.843,00 , hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sebesar Rp. 2.919.390.893,65 dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah sebesar Rp. 27.924.020.974,78. 2538 Kontribusin Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Modal (Resa S.P. Abas) Dalam struktur Pendapatan Daerah Kabupaten Kutai Timur selama tahun anggaran 2009-2012, dapat dilihat kontribusi Pendapatan Asli Daerah terhadap jumlah Pendapatan Daerah masih sangat kecil yaitu dengan ratarata 3,175%. Hal ini mencerminkan ketergantungan Pemerintah Kabupaten Kutai TImur terhadap pemerintah pusat masih tinggi. Mengingat kontribusi PAD terhadap Pendapatan Daerah yang masih kecil dapat dikatakan kemampuan keuangan Kabupaten Kutai Timur masih kurang dimana kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan masih banyak dibiayai dari dana Transfer. Pendapatan asli daerah merupakan tulang punggung pembiayaan daerh, oleh karenanya kemampuan melaksanakan ekonomi di ukur dari besarnya kontribusi yang diberikan oleh pendapatan asli daerah terhadap Total APBD, semakin besar kontribusi yang dapat diberikan oleh pendapatan asli daerah berarti semakin kecil ketergantungan pemerintah daerah terhadap bantuan pemerintah pusat sehingga otonomi daerah dapat terwujud. Gambaran Pendapatan Asli Daerah Di Kabupaten Kutai Timur Gambaran mengenai jumlah realisasi belanja modal Pemerintah Kabupaten Kutai TimurTahun anggaran 2009-2012 dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini : Tabel 3 Belanja Modal Kabupaten Kutai Timur Tahun Anggaran 2009-2012 (Dalam Rupiah) Tahun Belanja Modal (Rp) Belanja Daerah(Rp) Kontribusi (%) 2009 677.632.244.158,22 1,797,182,985,683.18 37.7 2010 821.412.717.333,39 2,142,057,403,142.89 38.3 2011 755.981.516.474,10 2,157,331,954,224.10 35 2012 Rata-rata 1.159.301.426.519,00 2.593.055.033.956,00 44.7 39 Sumber : BPS Kabupaten Kutai Timur (diolah) Berdasarkan tabel 4.4 data belanja modal Pemerintah Kabupaten Kutai Timur selama tahun anggaran 2009-2012 mengalami kenaikan dan 2539 eJournal Ilmu Pemerintahan Pemerintahan,Volume 2,Nomor 2,2014 : 2531-2545 penurunan begitupun menurut gambar 4.3 kontribusi belanja modal terhadap Belanja Daerah Pemerintah Kabupaten Kutai Timur selama tahun anggaran 2009-2012 mengalami kenaikan dan penurunan. Persentase tertinggi terjadi pada tahun anggaran 2012, yaitu 44,7% dengan jumlah belanja modal sebesar Rp. 1.159.301.426.519,00 dan persentasi kontribusi belanja modal terendah terjadi pada tahun 2011 dengan persentase sebesar 35% dengan belanja modal sebesar Rp. 755.981.516.474,10 Pada tahun 2009, Pemerintah Kabupaten Kutai Timur hanya sedikit mengalokasikan dananya untuk pembangunan daerah dalam bentuk investasi. Sebab, kecilnya alokasi untuk belanja modal yang manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat, jumlah yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten Kutai Timur sebesar Rp. 677.632.244.158,22. Pada tahun anggaran 2010-2012, Pemerintah Kabupaten Kutai Timur mulai menaikan kembali alokasi untuk belanja modalnya. Hal ini merupakan tindakan yang sangat tepat, meningkatnya pembanguna daerah maka akan meningkat juga perekonomian masyarakat sehingga kesejahteraan masyarakat juga ikut meningkat. Dilihat dari rata-rata persentase belanja modal tahun anggaran 20082012 yaitu sebesar 39% hal ini menunjukan tingginya alokasi belanja modal yang di keluarkan Pemerintah Kabupaten Kutai Timur. Untuk itu, kedepannya Pemerintah Kabupaten Kutai Timur diharapkan dalam penggunan belanja modal harus dilakukan seefektif mungkin dengan memperhatikan prioritas pembangunan daerah. Mengingat belanja modal ini merupakan pengeluaran penting dalam melaksanakan pembangunan daerah dan manfaatnya dapat dirasakan selama beberapa tahun kedapan. Pembahasan Kontribusi Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Modal Sumber keuangan daerah untuk penyelenggaraan kegiatan pemerintah daerah adalah Pendapatan Asli Daerah. Pendapatan Asli Daerah merupakan pendapatan yang harus digali dan ditingkatkan secara terus menerus oleh Pemerintah Kabuaten Kutai TImur dalam mengurus rumah tangganya dan juga untuk menigkatkan pembangunan di berbagai sector. Untuk meningkatkan penerimaan dari PAD, Pemerintah Kabupaten Kutai Timur harus berupaya untuk meningkatkan PAD dengan cara: 2540 Kontribusin Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Modal (Resa S.P. Abas) 1. Program Intensifikasi, yaitu tindakan memperbear penerimaan pendapatan dengan cara melakukan pemungutan yang lebih giat secara ketat dan teliti. 2. Program Ekstensifikasi, yaitu mencari dan menggali sumber-sumber PAD yang baru dalam batas ketentuan perundang-undangan yang berlaku yang diperkirakan akan memiliki potensi untuk digali. Berikut ini pembahasan yang lebih jelas mengenai besar kecilnya kemampuan daerah Kabupaten Kutai Timur dalam Belanja modal untuk menunjang roda pemerintahan, dapat dilihat dari kontribusi Pendapatan Asli Daerah terhadap Belanja Modal Kabupaten Kutai Timur pada Tabel 4.7 : Tabel 4 Kontribusi PAD Terhadap Belanja Modal Tahun Anggaran 2009-2012 (Dalam Rupiah) No Tahun Anggaran PAD Belanja Modal Kontribusi 1 2009 71.263.856.526,81 677.632.244.158,22 10,5 % 2 2010 62.998.716.993,08 821.412.717.33,39 7,7 % 3 2011 53.188.370.526,32 755.981.516.474,10 7% 4 2012 65.879.104.026,03 1.159.301.426.519 5,7% Rata-rata 7,72% Berdasarkan Tabel 4 dapat kita lihat kontribusi Pendapatan Asli Daerah terhadap besarnya Belanja Modal masih sangat rendah dengan persentase yang terus menurun dari tahun 2009-2012. Pada tahun anggaran 2009 sebsesar 10,5% dengan PAD sebesar Rp. 71.263.856.526,81 dan Belanja Modal sebesar Rp. 677.632.244.158,22 ,kemudian pada tahun anggaran 2010 dengan persentase sebesar 7,7% dengan PAD sebesar Rp. 62.998.716.993,08 dan Belanja Modal sebesar Rp. 821.412.717.333,39 ,kemudian pada tahun anggaran 2011 sebsesar 7% dengan PAD sebesar Rp. 53.188.370.526,32 dan Belanja Modal sebesar Rp. 755.981.516.474,10 dan kemudian pada tahun anggaran 2012 sebesar 5,7% dengan PAD sebesar Rp. 65.879.104.026,03 dan Belanja Modal sebesar Rp. 1.159.301.426.519,00 . 2541 eJournal Ilmu Pemerintahan Pemerintahan,Volume 2,Nomor 2,2014 : 2531-2545 Dengan persentase rata-rata sebesar 7,72% atau dengan kata lain belum mampu mencukupi atau menutupi pengeluaran Belanja Modal yang tujuannya adalah Pembanguna Daerah. Hal ini dikarenakan kurangnya usaha dalam melakukan penggalian dan pencarian sumbersumber Pendapatan Asli Daerah baru yang menarik investasi dai luar daerah, serta kurangnya keketatan dan ketelitian dalam melakukan pemungutan untuk Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Kekayaan Daerah yang Dipisahkan, dan Lain-lain PAD yang sah sebagi sumbersumber Pendapatan Asli Daerah. Guna menutupi ketidak mampuan Pendapatan Asli Daerah dalam menutupi besarnya Belanja Modal, Pemerintah Kabupaten Kutai Timur masih mendapatkan bantuan dari Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat. Dengan Demikian, hipotesis yang dikemukakan oleh penulis bahwa “Pendapatan Asli Daerah Berkontri”, tidak dapat diterima. Penutup Kesimpulan Pada bagian ini peneliti akan memaparkan dan menjelaskan kesimpulan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dibuat penelitit baik secara observasi, wawancara dan dokumentasi atau melalui dekomen-dokumen yang memperkuat proses penyimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab IV serta mengacu pada beberapa teori maka penulis mengambil kesimpulan penelitian sebagai berikut : 1. Kontribusi Pendapatan Asli Daerah terhadap Belanja Modal di Kabupaten Kutai Timur sebagai berikut : a. Kontribusi Pendapatan Asli Daerah terhadap besarnya Belanja Modal masih sangat rendah dengan persentase yang terus menurun dari tahun 2009-2012. Pada tahun anggaran 2009 sebsesar 10,5% dengan PAD sebesar Rp. 71.263.856.526,81 dan Belanja Modal sebesar Rp. 677.632.244.158,22 ,kemudian pada tahun anggaran 2010 dengan persentase sebesar 7,7% dengan PAD sebesar Rp. 62.998.716.993,08 dan Belanja Modal sebesar Rp. 821.412.717.333,39 ,kemudian pada tahun anggaran 2011 sebsesar 7% dengan PAD sebesar Rp. 53.188.370.526,32 dan Belanja Modal sebesar Rp. 755.981.516.474,10 dan kemudian pada tahun anggaran 2012 sebesar 5,7% dengan PAD sebesar Rp. 65.879.104.026,03 dan Belanja Modal sebesar Rp. 1.159.301.426.519,00 . b. Kontribusi Pendapatan Asli Daerah terhadap Belanja Modal masih sangat renda dengan persentase rat-rata sebesar 7,72% dalam empat tahun anggaran, hal ini disebabkan kurangnya usaha yang dilakukan pemerintah dalam menggali sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah, disamping itu Pemerintah Kabupaten Kutai Timur juga urang ketat 2542 Kontribusin Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Modal (Resa S.P. Abas) 2. dan teliti dalam melakukan pemungutan ntuk Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan dan Lain-lain PAD yang sah. Untuk itu perlu ditingkatkan lagi melalui usaha intensifikasi dan ektensifikasi guna memenuhi tujuan yang telah ditetapkan melalui usaha intensifikasi dan ekstensifikasi. Implementasi pengaturan pemerintah daerah dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah tahun 2009-2012 sudah sesuai dengan amanat Undang-undang No.12 Tahun 2008 Perubahan kedua atas Undangundang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan Undangundang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Pemerintah Daerah dan kemudian Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah. Kemudian dalam pelaksanaannya dilapangan Pemerintah Kabupaten Kutai Timur sudah menjalankan asas-asas umum pemerintahan yang layak sesuai dengan amanat Undang-undang No. 14 Tahun 2008 Keterbukaan Informasi Publik, dan Undang-undang No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Saran Adapun saran-saran yang penulis dapat berikan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut : 1. Baik pemerintah pusat dan provinsi hendaknya lebih memberikan kewenangan terhadap pemerintah daerah dalam mengurusi rumah tangganya. Dalam menggali sumber potensi penerimaan daerah lebih memberikan kewenagan yang lebih besar da leluasa untuk mengelolanya dengan memperhatikan kondisi dan potensi yang ada pada Kabupaten Kutai Timur. Sehingga pemerintah Kabupaten Kutai Timur dapat mengoptimalkan upayanya dalam peningkatan Pendapatan Asli Daerah dan terus melakukan pencarian sumber potensi pendapatan daerah. 2. Pemerintah Daerah Kutai Timur hendaknya mengoptimalkan upayanya dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah, baik berdasarkan program intensifikasi maupun program ekstensifikasi, dengan jalan : a. Meningkatkan mutu yang berhubungan dengan sumber daya manusia yang berhubungan dengan Pendapatan Asli Daerah. b. Memperluas dan mengembangkan aktivitas ekonomi yang menunjang pengembangan lembaga ekonomi. c. Memperluas kesempatan kerja terutama di pedesaan. d. Terus melakuka pencapaian dan penggalian sumber pendapatan baru khususnya pengembangan dari urusan-urusan rumah tangga yang sudah ada. 2543 eJournal Ilmu Pemerintahan Pemerintahan,Volume 2,Nomor 2,2014 : 2531-2545 3. Untuk meningkatkan pendapatan daerah PAD khususnya, pemerintah Kabupaten Kutai Timur sebaiknya melaksanakan pembaharuan dan penyempurnaan beberapa peraturan daerah yang mengatur pendapatan daerah khususnya PAD yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat, mengingat pendapatan daerah merupakan sumber pendapatan yang dapat diandalkan, serta peningkatan usaha pemungutan secara insentif aktif. 4. Pemerintah Kabupaten Kutai TImur diharapkan dapat mengalokasikan belanja modalnya pada program/kegiatan yang dapat meningkatkan pembangunan dan pelayanan terhadap masyarakat serta dapat merangsang terciptanya sumber pendapatan baru. 5. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk melakukan penelitian lanjutan dengan menambahkan sampel yang digunakan dan memperluas periode pengamatan. 6. Penggunaan data yang lebih lengkap dan rentang periode waktu penelitian yang lebih panjang sehingga lebih mampu untuk dapat dilakukan generalisasi atas hasil penelitian tersebut. DAFTAR PUSTAKA Ahmad Yani. (2002). Hubungan Keuangan antara Pusat dan Daerah di Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. H.A.W. Widjaja, Otonomi Daerah dan Daerah Otonomi; Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002. Husaini, Usman dan Purnomo Setiadi Akbar, 2003. Metodologi Penelitian Sosial, Bumi Aksara, Jakarta. Mardiasmo. (2006). Perpajakan. Yogyakarta: Penerbit Andi. Mardiasmo, Prof., Dr., MBA., Ak. 2009. Perpajakan Edisi Revisi. Andi. Yogyakarta Moleong, Lexy J, 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung. Moleong, Lexy j, 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung. Rudy, May, T, 2002. Study Strategis Dalam Transformasi Sistem Internasional Pasca Perang Dingin, Refika Aditama, Bandung. Siahaan, Marihot P. 2005. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Subarsono. 2009. Analisis Kebijakan Publik. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung. Sugiyono, 2009. Memahami Penelitian Kualitatif, Alfabeta, Bandung. 2544 Kontribusin Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Modal (Resa S.P. Abas) Tangkilisan, Hessel Nogi S, 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia Birokrsai Publik, Lukman Offset dan Yayasan Pembaharuan Administrasi Publik Indonesia, Yogyakarta. Waluyo (2008),Akuntansi Pajak. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Wirawan B.Iiyas & Richard Burton, 2007. Hukum Pajak Edisi 3, Salemba Empat, Jakarta. Dokumen-dokumen Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sebagai pengganti dari Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 dan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Perubahan Ketiga atas Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah Sumber Internet http://www.negarahukum.com/hukum/pendapatan-asli-daerah.html http://tulisantangankudi.blogspot.com/2012/07/makalah-pajak-danretribusidaerah.html http://www.aryesnovianto.com/2003/02/pengertian-pendapatanaslidaerah.html http://www.negarahukum.com/hukum/pendapatan-asli-daerah.html www.djpk.depkeu.go.id diakses tanggal 23/10/2012 www.kabkutim.go.id diakses tanggal 23/10/2012 2545