Lesson Parts 4 about Insects Body THORAX (DADA) DADA SERANGGA DINDING TUBUH SERANGGA (INTEGUMEN) Serangga memiliki dinding tubuh yang disebut integumen. Integumen ini berperan sebagai kerangka luar (EKSOSKLELETON) Integumen terdiri dari tiga lapisan utama, yaitu : 1. Lapisan dasar (basement membrane). 2. Epidermis atau hipodermis yang mempunyai ketebalan satu sel. 3. Lapisan KUTIKULA KUTIKULA merupakan struktur luar nonseluler yang melapisi permukaan dinding tubuh bagian luar (disebut EKSOSKELETON) yang terdiri dari beberapa bagian meliputi : protein, pigmen, lemak dan zat lilin Fungsi Eksoskeleton : 1. melekatkan otot 2. melindungi tubuh dari kekeringan 3. melindungi dari kehilangan air 4. menerima rangsangan dari luar 5. melindungi dari gangguan fisik 6. memberi bentuk tubuh 7. membantu dalam pergerakan EKSOSKELETON terdiri dari 3 bagian besar, yaitu : 1. Epidermis atau hypodermis, merupakan lapisan atas (pertama) yang terdiri dari sel-sel eksoskeleton dari hasil secret lapisan non-seluler lainnya. 2. Membrane dasar, merupakan lapisan tipis dibagian dalam setelah epidermis dan terpisah dari rongga tubuh di dinding tubuhnya 3. Kutikula, yang secara langsung berada diatas epidermis. Lapisan terluar dari epidermis yaitu endokutikula yang berpigmen. Diatas lapisan ini terdapat lapisan tipis yang berpigmen yang disebut exokutikula ; dimana pada permukaan luarnya terdapat banyak sekali lapisan tipis yang disebut epikutikula. Komposisi eksoskeleton dibagi menjadi 3 bagian besar, yaitu : 1. Epidermis atau hypodermis, merupakan lapisan atas (pertama) yang terdiri dari sel-sel eksoskeleton dari hasil secret lapisan non-seluler lainnya. 2. Membrane dasar, merupakan lapisan tipis dibagian dalam setelah epidermis dan terpisah dari rongga tubuh di dinding tubuhnya. 3. Kutikula, yang secara langsung berada diatas epidermis. Lapisan terluar dari epidermis yaitu endokutikula yang berpigmen. Diatas lapisan ini terdapat lapisan tipis yang berpigmen yang disebut exokutikula ; dimana pada permukaan luarnya terdapat banyak sekali lapisan tipis yang disebut epikutikula. Serangga memiliki dinding tubuh yang disebut integumen. Integumen ini berperan sebagai kerangka luar (eksoskleleton). Integumen terdiri dari tiga lapisan utama, yaitu : a.Lapisan dasar (basement membrane) b.Epidermis atau hipodermis yang mempunyai ketebalan satu sel. c.Lapisan kutikula Kutikula terdiri dari sel-sel mati yang dibentuk oleh sel hidup di bawahnya yaitu epikutikula, dan terdiri dari prokutikula dan epikutikula. Prokutikula terdiri dari lapisan yang lebih tebal dibandingkan epikutikula. •Prokutikula terdiri dari lapisan endokutikula dan eksokutikula. •Epikutikula merupakan lapisan tipis yang biasanya terdiri dari : (a). Lapisan dalam disebut lapisan kutikulin (lipoprotein). (b). Lapisan luar disebut lapisan lilin yang sulit ditembus air. Bagian yang mengeras dari kutikula terutama terdapat pada lapisan eksokutikula, disebabkan oleh adanya sklerotin sebagai hasil dari proses pengerasan yang disebut dengan sklerotisasi. Kutikula relatif permiabel, dan bila keadaannya tipis, maka dapat dilalui oleh air dan gas. Pada kutikula sering dijumpai : osulkus, yaitu lekukan pada kutikula bagian luar osutura, yaitu garis persatuan antara dua sklerit yang terpisah oapodema atau apofisis, yaitu penonjolan bagian dalam kutikula THORAX Thorax (Badan atau dada) berfungsi sebagai pusat transformasi karena terdapat kaki dan sayap. Terdiri dari 3 segmen dan menjadi satu unit yang utuh. 1. Thorax depan (prothorax), 2. Thorax tengah (mesothorax), 3. Thorax belakang (metathorax). Torax biasanya berbentuk kotak; ►bidang atas disebut notum, tergum atau dorsum; ►bidang samping disebut pleura, pleuron; ►bidang bawah disebut sternum, venter. THORAX, terdiri dari : 1. Prothorax 2. Mesothorax 3. Metathorax SAYAP KAKI KAKI Kaki serangga terdiri dari 5 ruas yang menempel pada tubuh yaitu, coxa, trochanter, femur, tibia dan tarsus. Kaki serangga mengalami modifikasi struktural untuk menyesuaikan hidup serangga dilingkungannya. Contoh : ►serangga yang hidup di air, kakinya untuk berenang; ►kaki belalang sembah untuk menangkap mangsanya; ►kaki belakang belalang untuk meloncat, ►kaki kutu untuk pegangan dan berjalan dirambut induk semang ►kaki belakang lebah madu untuk membawa serbuk sari bunga. Menurut Elzinga (1981) ada 7 tipe kaki serangga, yaitu : 1. Ambulatorial; berfungsi sebaai kaki untuk berjalan, terdiri dari 6 segmen, coxa, trochanter, femur, tibia, tarsus dan pretarsus. Pada pretarsus biasanya terdapat ungues (cakar), satu lubung arolium atau dua lubang pulvilli. Arolium berfungsi sebagai bantalan. 2. Cursorial; tipe kaki ini dimiliki oleh serangga pelari, misalnya kumbang harimau, lipas. 3. Saltatorial; kaki ini digunakan untuk melompat. Biasanya mempunyai paha yang besar dan otot ekstensor yang kuat. Kaki ini melekat di metathorax, contohnya pada belalang. 4. Raptorial; kaki ini berfungsi untuk menangkap/memegang mangsa. Pada femur dan tibia terdapat duri, misalnya belalang sembah (mantid). Beberapa lebah parasit memiliki tipe kaki ini, fungsinya untuk melekatkan telur-telur dalam v ovopositor. 5. Natatorial; merupakan tipe kaki pendayung, contohnya kumbang penyelam, undur-undur. 6. Fossorial; yaitu kaki yang mempunyai skelerotin dan berukuran pendek, contohnya; jangkrik, cicada (tonggeret). 7. Clasping; tipe kaki depan yang berfungsi untuk memegang hewan betina selama kopulasi, dimiliki oleh kumbang air. Saltatorial (kaki belakang belalang) Fossorial (kaki depan nimfa / serangga muda cicada misalnya jangkrik) Raptorial (kaki depan mantid / belalang sembah) Natatorial (kaki tengah dan belakang kumbang air pemburu) Clasping (kaki depan kumbang penyelam predator) Cursorial (kaki belakang kumbang harimau) Gambar Segmentasi dan otot-otot serangga berjalan (Ambulatorial) Kaki berubah bentuk disesuaikan dengan fungsinya yakni: a. kaki untuk menggali (anjing tanah) b. kaki untuk meloncat (belalang) c. kaki untuk berenang (kumbang air) d. kaki untuk pengumpul serbuk sari (lebah madu) e. kaki untuk berjalan (kumbang tanah) f. kaki untuk memegang (belalang sembah) Figure Segmentasi and major musculature of a walking leg. (Redrawn with slight modifications from Snodgrass, 1935) SAYAP Sayap merupakan bagian tergum dan pleura, diantara kedua lipatan sayap terdapat cabang tabung pernapasan (trakea). Trakea mengalami penebalan sehingga dari luar tampak seperti jari-jari sayap (vena). Jari-jari sayap berfungsi sebagai pengangkat O2 ke jaringan dan sebagai penguat sayap. Vena utama mempunyai pola yang tetap untuk setiap kelompok dari jenis serangga. Mackerras (1967) mengemukakan ada 3 jenis percabangan jari-jari sayap (Wing Veins), yaitu : 1. Dichotomous 2. Pectinaus 3. Triadic. Dichotomous Pectinaus Triadic STRUCTURE of WINGS Gambar di atas menunjukkan pergerakan sayap capung ketika terbang. Sayap depan ditandai dengan bintik merah. Pengamatan lebih dekat memperlihatkan bahwa pasangan sayap depan dan belakang dikepakkan dengan irama yang berbeda, yang memberi sang serangga cara terbang yang luar biasa. Gerakan sayap tersebut dimungkinkan oleh otot-otot khusus yang bekerja dengan selaras. Serangga memiliki rangka sayap (jari-jari sayap) yang banyak biasanya adalah serangga yang lamban dan kurang cerdik. Serangga yang terbang cepat dan manuver tinggi mempunyai sayap pendek, lebar, sedikit rangka sayap longitudinal dan melintang. Sastrodihardjo (1984) serangga mempunyai 5 macam otot yang berhubungan dengan pergerakan sayap, yaitu : 1. 2. 3. 4. 5. Otot Dorsal (Otot terbang tidak langsung) Otot Tergosternal (Otot terbang tidak lansung) Otot Tambahan (Otot terbang langsung/pengendali sayap) Otot Basalar (Otot terbang langsung/pengendali sayap) Otot Subalar (Otot terbang langsung/pengendali sayap) Pada sebagian besar serangga, otot yang dapat menghasilkan tenaga untuk terbang adalah otot dorsal dan otot membujur/longitudinal. Mekanisme terbang (Sastrodihardjo, 1984) : 1. Kontraksi otot longitudinal menyebabkan bergerak ke atas diikuti oleh dasar sayap, dengan demikian sayap bergerak ke bawah agak condong karena otot subalar berkerut. 2.Kontraksi otot tergosternal, tergum bergerak ke bawah dan sayap bergerak ke atas. Pada saat ini sayap condong ke belakang karena kontraksi otot subalar dan otot pembantu/tambahan. Fungsi kedua otot pembantu adalah untuk mengatur sudut pembukaan sayap. Mekanisme terbang (Elzinga, 1981) 1. Otot longitudinal berkontraksi, tuas scutellar terdorong ke atas. 2. Thorax meregang, tuas melewati titik tengah. 3. Otot longitudinal relaksasi disebabkan thorax kembali ke posisi semula. 4. Otot dorventral berkontraksi, tuas sccutellar terdorong ke bawah. 5. Bagian samping dan atas thorax menjadi tegang. 6. Tuas scutellar melewati titik tengah, thorax menegang seketika memindahkan regangan dari otot.