DAYAMANDIRI DHARMAKONSILINDO RINGKASAN RANCANGAN PERATURAN P EMERINTAH TENTANG PROGRAM JAMINAN KOMPENSASI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA Rencana Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah tentang Program Jaminan Kompensasi Pemutusan Hubungan Kerja, sepertinya akan terealisasi dalam waktu dekat. Beberapa sumber menyebutkan konsep final (29/10/2007) Rancangan Peraturan Pemerintah (“RPP”) ini sudah disampaikan kepada Sekretatiat Negara untuk ditandatangani oleh Presiden. RPP ini pada intinya mewajibkan semua perusahaan mendanakan kewajiban atas uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak sesuai Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (UUK-13/2003). Seperti sebelumnya, banyak perubahan yang sudah dilakukan terhadap konsep RPP awal hampir setahun yang lalu. Tidak tertutup kemungkinan konsep RPP terakhir ini juga akan mengalami perubahan lagi. Namun, kalaupun masih ada perubahan, mungkin tidak akan mengubah substansinya secara keseluruhan. Berikut ini disajikan ikhtisar pokok-pokok penting yang terkandung dalam konsep RPP yang terdiri dari 16(enam belas) pasal ini: No. Substansi Ketentuan dan Penjelasan 1. Program Jaminan Kompensasi Pemutusan Hubungan Kerja (PJK-PHK) Program yang memberikan jaminan perlindungan terhadap hak pekerja/buruh yang mengalami pemutusan hubungan kerja. 2. Kepesertaan Sifatnya wajib bagi semua perusahaan. 3. Penyelenggara Program Jamsostek atau perusahaan asuransi jiwa atau Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK). Penggunaan perusahaan asuransi jiwa dan DPLK hanya dapat dilakukan apabila memberikan manfaat/jaminan yang lebih baik dari Jamsostek. Manfaat/jaminan yang lebih baik meliputi besarnya manfaat/jaminan dan/atau besarnya biaya penyelenggaraan. 4. Penyelenggaraan PJK-PHK Dengan metode Dana Cadangan. Untuk peristiwa pemutusan hubungan kerja karena meninggal dunia, sakit berkepanjangan, atau cacat akibat kecelakaan kerja dapat dilakukan melalui asuransi. Cacat akibat kecelakaan kerja adalah cacat akibat kecelakaan kerja yang mengakibatkan pekerja/buruh tidak dapat melakukan pekerjaannya setelah melampaui batas waktu 12 bulan. 5. Dana Cadangan Akumulasi dana yang dipupuk secara teratur oleh perusahaan yang pengelolaannya dilakukan secara terpisah dari kekayaan perusahaan untuk memenuhi sebagian atau seluruh kewajiban perusahaan untuk membayar uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak kepada pekerja/buruh. 6. Larangan penggunaan Dana Cadangan Dana Cadangan tidak dapat dipinjamkan atau diinvestasikan kepada badan usaha dan/atau perorangan yang terafiliasi dengan komisaris, direksi, jabatan 1 (satu) tingkat di bawah direksi Penyelenggara Program dan hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua menurut garis lurus maupun garis samping termasuk menantu dan ipar. Halamnan 1/3 DAYAMANDIRI DHARMAKONSILINDO No. Substansi Ketentuan dan Penjelasan 7. Pemisahan Kekayaan Dana Cadangan dan hasil pengembangannya dicatat secara terpisah dari kekayaan Penyelenggara Program. 8. Iuran Dana Cadangan(**) Perusahaan bayar iuran kepada Penyelenggara Program yang dihitung secara aktuaria. Iuran Dana Cadangan terdiri dari iuran beban kewajiban (a) masa kerja lalu; dan (b) masa kerja yang akan datang 9. Pembiayaan Iuran Dana Cadangan (**) Iuran beban kewajiban masa kerja lalu dapat dibayarkan secara sekaligus atau bertahap dengan masa angsuran maksimal rata-rata masa kerja tersisa. Iuran beban kewajiban masa kerja yang akan datang ditetapkan sebesar 3% dari upah sebulan. Upah yang menjadi dasar pembiayaan iuran dibatasi sebesar 5 x PTKP. 10. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) Penghasilan tidak kena pajak untuk diri wajib pajak orang pribadi sebulan, yang berlaku saat ini sebesar Rp1.100.000 sebulan 11. Investasi(**) Dilakukan dengan menerapkan prinsip kehati-hatian. Investasi hanya diperkenankan pada (a) surat berharga yang diterbitkan oleh pemerintah, (b) Sertifikat Bank Indonesia, (c) deposito pada bank umum, (d) obligasi yang diterbitkan oleh badan usaha milik negara atau badan usaha milik swasta yang berperingkat tertinggi melalui pasar modal dalam negeri, (e) saham yang diperdagangkan di bursa efek melalui pasar modal dalam negeri, atau (f) reksa dana. 12. Portabilitas (**) Dana Cadangan dapat dipindahkan dari Penyelenggara Program kepada Penyelenggara Program lainnya dengan memberitahukan kepada Penyelenggara Program semula paling lambat 3 bulan atau 90 hari kalender sebelum pemindahan. 13. Cara Pembayaran Manfaat(**) Secara sekaligus pada saat peristiwa pemutusan hubungan kerja, termasuk Dana Cadangan yang dikelola oleh DPLK. 14. Saat Pembayaran Manfaat(**) Pembayaran baru dilakukan setelah terdapat: (a) kesepakatan yang dituangkan dalam perjanjian kerja bersama antara perusahaan dengan pekerja/buruh yang telah didaftarkan pada pengadilan hubungan industrial, atau (b) putusan pengadilan hubungan industrial yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, atau (c) keputusan perusahaan bagi pemutusan hubungan kerja sesuai Pasal 160 UUK13/2003, atau (d) putusan pengadilan niaga bagi pemutusan hubungan kerja sesuai Pasal 165 UUK-13/2003. 15. Offset Program Pensiun(**) Hak pekerja/buruh dari Program Pensiun dapat diperhitungkan dengan manfaat Dana Cadangan. Apabila nilai manfaat Program Pensiun lebih kecil dari manfaat Dana Cadangan, maka perusahaan wajib mengikuti PJK-PHK. 16. Offset Premi Asuransi Dalam hal perusahaan mengasuransikan peristiwa pemutusan hubungan kerja karena meninggal dunia, sakit berkepanjangan, atau cacat akibat kecelakaan kerja, maka premi asuransi dapat diperhitungkan dengan iuran Dana Cadangan yang sebesar 3% dari upah itu. 17. Perpajakan(**) Iuran Dana Cadangan dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perusahaan untuk kepentingan perpajakan. Perlakuan pajak atas hasil pengembangan Dana Cadangan sama dengan perlakuan pajak hasil pengembangan atas program jaminan hari tua dari Jamsostek. Halamnan 2/3 DAYAMANDIRI DHARMAKONSILINDO No. Substansi Ketentuan dan Penjelasan 18. Pelaporan(**) Penyelenggara Program wajib membuat dan menyampaikan laporan secara berkala tentang pengelolaan Program Jaminan Kompensasi Pemutusan Hubungan Kerja kepada Perusahaan dan Menteri. 19. Pembinaan dan Pengawasan Ada pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan PJKPHK yang dilakukan oleh Menteri. Pembinaan dapat mengikutsertakan organisasi pengusaha atau perusahaan, serikat pekerja/buruh dan pihak terkait. 20. Sanksi(**) Pelanggaran (tidak mengikuti PJK-PHK) dikenakan sanksi administratif, berupa teguran lisan, pemberhentian sementara kegiatan usaha, atau pembatalan dan/atau pencabutan ijin usaha. 21. Hak Pekerja/Buruh Pekerja/buruh yang mengalami pemutusan hubungan kerja berhak atas uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak sesuai UUK-13/2003. 22. Kewaijban Penyelenggara Program Membayar hak pekerja/buruh dari Dana Cadangan dalam hal terjadi pemutusan hubungan kerja akibat peristiwa sebagaimana dimaksud dalam UUK-13/2003 tentang Ketenagakerjaan. Upah sebulan yang dijadikan dasar perhitungan hak pekerja/buruh dari Dana Cadangan dibatasi 5 x PTKP . 23. Kewajiban Perusahaan Membayar selisih antara hak pekerja/buruh berdasarkan UUK13/2003 atau perjanjian kerja, peraturan perusahaan, perjanjian kerja bersama dengan jumlah yang dibayar oleh Penyelenggara Program. 24. Pemberlakuan Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku setelah 6 (enam) bulan terhitung sejak tanggal pengundangan. (**) Menandakan bahwa substansi ketentuan dimaksud masih akan diatur lebih lanjut oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang ketenagakerjaan. *** Kami akan terus memantau perkembangan RPP ini. Interpretasi dan penjelasan yang lebih rinci akan kami sampaikan setelah RPP ini diundangkan menjadi PP. Sambil menunggu pengundangannya, apabila Bapak/Ibu mempunyai pertanyaan dan memerlukan penjelasan yang lebih rinci, kami mempersilahkan Bapak/Ibu menghubungi kami. Konsultan kami dengan senang hati akan membantu Bapak/Ibu. 2 November 2007 Halamnan 3/3