Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Komputer dalam

advertisement
EduMa Vol.3 No.2 Desember 2014
ISSN 2086 - 3918
Pengembangan Bahan Ajar Berbasis
Komputer dalam Pembelajaran Matematika
Pada Pokok Bahasan Kubus dan Balok
Hendri Raharjo, I’anah
Tadris Matematika, IAIN Syekh Nurjati Cirebon
Jl. Perjuangan By Pass Sunyaragi Cirebon
Abstrak
Bahan ajar matematika sangat penting bagi siswa karena membantu proses belajar
mengajar dan dapat dilakukan secara mandiri oleh siswa. Kebanyakan bahan ajar
menggunakan bahasa yang tinggi sehingga membuat siswa kurang menarik dan kurang
motivasi untuk belajar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana karakteristik bahan ajar berbasis
komputer yang dikembangkan dan bagaimana efektivitas bahan berbasis komputer
yang dikembangkan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian R&D. Bahan ajar berbasis komputer diujicobakan
pada siswa kelas VIII D di MTs N 2 Losari Cirebon. Hasil perhitungan yang di dapat
bahwa karakteristik bahan ajar berbasis komputer yang dinilai oleh ahli media
memiliki rata-rata sebesar 36,00 dengan prosentase keidealan sebesar 90% yang
dinilai “Baik”. Sedangkan ahli materi menilai bahan ajar berbasis komputer “Sangat
Baik” dengan rata-rata sebesar 47,50 dengan prosentase keidealan 79%. Untuk uji
keefektivan menggunakan uji-t related dengan taraf keyakinan sebesar 95% dan  =
5% diperoleh thitung sebesar 3.538 sedangkan ttabel sebesar 2,011. Dan hasil
menunjukkan bahwa thitung > ttabel.
Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada bahan ajar
berbasis komputer dan bahan ajar lama, dimana bahan ajar berbasis komputer lebih
efektif digunakan sebagai bahan ajar pada materi kubus dan balok dan efektif
meningkatkan hasil belajar siswa.
Kata kunci: bahan ajar, komputer, hasil belajar
PENDAHULUAN
Kehidupan masyarakat yang
bahagia, makmur dan cerdas hanya
bisa terwujud dengan adanya
pendidikan yang merata di semua
lapisan masyarakat. Salah satu
bagian
penting
dalam
proses
pendidikan untuk mencetak sumber
daya manusia (SDM) yang unggul
adalah
harus
memperhatikan
proses pembelajaran yang ada di
kelas. Proses pembelajaran di kelas
harus mendapat perhatian penting
untuk
setiap
mata
pelajaran.
119
EduMa Vol.3 No.2 Desember 2014
ISSN 2086 - 3918
Seperti yang kita ketahui saat
ini,
sebagian
besar
keadaan
pembelajaran di sekolah-sekolah
kita masih sangat konvensional,
seperti penyampaian materi hanya
diceramahkan, dan penggunaan
bahan ajar hanya berbentuk bukubuku
cetak
saja.
Sedangkan
pembelajaran
matematika
merupakan
pelajaran
yang
dianggap
membosankan,
rumit,
sulit, tidak menarik, ataupun ada
juga yang menganggap pelajaran
matematikan itu adalah pelajaran
yang menakutkan bagi peserta
didik.
Bahan
pembelajaran
merupakan faktor eksternal siswa
yang mampu memperkuat motivasi
internal untuk belajar. Salah satu
acara pembelajaran yang mampu
mempengaruhi
aktivitas
pembelajaran
adalah
dengan
memasukkan bahan pembelajaran
dalam aktivitas tersebut. Bahan
pembelajaran yang di desain secara
lengkap, dalam arti unsur media
dan sumber belajar yang memadai
akan
mempengaruhi
suasana
pembelajaran
sehingga
proses
belajar yang terjadi pada diri siswa
menjadi lebih optimal. Dengan
bahan pembelajaran yang di desain
secara bagus dan dilengkapai isi
dan ilustrasi yang menarik akan
menstimulasi siswa memanfaatkan
bahan pembelajaran sebagai bahan
belajar atau sebagai sumber belajar.
(Hernawan dkk, _: 2).
Bahan ajar adalah segala
bahan (baik itu informasi, alat,
maupun teks) yang disusun secara
sistematis yang menampilkan sosok
utuh dari kompetensi yang akan
dikuasai
peserta
didik
dan
digunakan
dalam
proses
pembelajaran dengan tujuan untuk
perencanaan
dan
penelaahan
implementasi
pembelajaran.
(Prastowo, 2014: 138).
Bahan ajar merupakan bagian
yang penting dalam pelaksanaan
pendidikan sekolah. Dengan adanya
bahan ajar guru akan lebih mudah
dalam melaksanakan pembelajaran
dan siswa akan lebih terbantu dan
mudah dalam belajar.
Kebanyakan bahan ajar yang
ada dan yang digunakan adalah
bahan ajar cetak yang biasanya
berbentuk buku paket. Pada saat
penyampaian materi terkadang ada
materi yang sulit dipahami jika
hanya menggunakan bahan ajar
cetak. Hal ini disebabkan karena
buku pelajaran matematika yang
beredar di pasaran, kebanyakan
menggunakan bahasa yang tinggi
sehingga membuat siswa malas
membaca apalagi memahaminya.
Itulah yang membuat siswa kadang
bosan karena hanya menatapi buku
paket yang kurang menarik bagi
siswa.
Dengan
kemajuan
Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi pada
zaman
sekarang,
juga
dapat
dimanfaatkan sebagai salah satu
bahan ajar untuk menyampaikan
materi pembelajaran khususnya
pelajaran
matematika
yang
mayoritas di anggap mata pelajaran
yang sulit, rumit dan membosankan
oleh peserta didik. Dengan bantuan
berbagai media non cetak, guru
120
EduMa Vol.3 No.2 Desember 2014
ISSN 2086 - 3918
dapat mengembangkan bahan ajar
yang menarik dan efektif sehingga
dapat meningkatkan minat belajar
siswa.
Dalam PP nomor 19 tahun 2005
Pasal 20, diisyaratkan bahwa guru
diharapkan mengembangkan materi
pembelajaran
sendiri,
yang
kemudian
dipertegas
malalui
Peraturan
Menteri
Pendidikan
Nasional (Permendiknas) nomor 41
tahun 2007 tentang Standar Proses,
yang antara lain mengatur tentang
perencanaan proses pembelajaran
yang mensyaratkan bagi pendidik
pada satuan pendidikan untuk
mengembangkan
rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Salah satu elemen dalam RPP
adalah sumber belajar. Dengan
demikian, guru diharapkan untuk
mengembangkan
bahan
pembelajaran sebagai salah satu
sumber belajar.
Dalam studi pendahuluan yang
dilakukan pada semester genap
Tahun Pelajaran 2013-2014 oleh
peneliti di MTs N 2 Losari
Kecamatan
Losari
Kabupaten
Cirebon bahan ajar yang sering
digunakan yaitu bahan ajar non
cetak
seperti
buku
paket.
Sedangkan buku paket itu juga
merupakan buku yang banyak
beredar dipasaran seperti yang
sudah dijelaskan di atas bahwa
kebanyakan menggunakan bahasa
yang tinggi sehingga siswa kurang
mengerti dengan isi materinya.
Bahan ajar non cetak seperti bahan
ajar yang berbasis komputer sangat
jarang
digunakan
pada
saat
pembelajaran.
Pembelajaran
dengan
bahan
ajar
berbasis
komputer
di
sekolah
tersebut
menggunakan power point. Adapun
bahan ajar berbasis komputer
tersebut masih sederhana secara
tampilan dan kurang memotivasi
siswa untuk belajar. Sehingga hasil
belajarpun masih kurang dari yang
diharapkan.
Selama ini bahan ajar yang
berupa
buku-buku
pelajaran
matematika yang digunakan oleh
siswa dan guru di sekolah belum
mampu menciptakan pembelajaran
yang bermakna. Dengan melihat
kemajuan
teknologi
zaman
sekarang, maka mengembangkan
bahan ajar berbasis komputer
untuk pembelajaran matematika
menjadi solusi dalam masalah yang
peneliti temukan di MTs N 2 Losari
Kecamatan
Losari
Kabupaten
Cirebon.
Menurut
Stenberg
(Sunarto, _: 2) komputer dapat
membantu pembelajaran dengan
berbagai
cara,
yaitu
dapat
menyajikan materi, berinteraksi
dengan
mahasiswa
dengan
menampilkan seperti tutor, baik
secara individual maupun secara
kelompok kecil.
Dengan adanya pengembangan
bahan ajar berbasis komputer
untuk pembelajaran ini diharapkan
peserta didik tidak akan merasa
jenuh
lagi
dalam
proses
pembelajaran
matematika
berlangsung. Selain itu diharapkan
peserta didik dapat memahami
materi yang disampaikan oleh
seorang guru sehingga hasil belajar
peserta didik akan lebih baik
setelah belajar menggunakan bahan
121
EduMa Vol.3 No.2 Desember 2014
ISSN 2086 - 3918
ajar berbasis komputer yang telah
dikembangkan.
Dari beberapa masalah yang
peneliti temukan di MTs N 2 Losari
Kecamatan
Losari
Kabupaten
Cirebon, maka guru hendaknya
mengembangkan bahan ajar yang
menarik sehingga siswa termotivasi
untuk
belajar.
Suasana
pembelajaran
yang
menarik
membuat perhatian dan imajinasi
peserta didik meningkat baik
peserta didik dari tingkat dasar
sampai tingkat sekolah menengah
dan bahkan yang lebih tinggi lagi
untuk mempelajari dan memahami
materi.
LANDASAN TEORI
1.
Belajar
Belajar
adalah
suatu
aktivitas mental (psikis) yang
berlangsung dalam interaksi
dengan lingkungannya yang
menghasilkan perubahan yang
bersifat relatif konstan (Siregar
dkk,
2011:
5).
Menurut
Thorndike yang dikutip oleh
Hamzah
mengungkapkan
bahwa belajar adalah proses
interaksi antara stimulus (yang
mungkin
berupa
pikiran,
perasaan, atau gerakan) dan
respon (yang juga bisa berupa
pikiran, gerakan atau pikiran).
(Uno, 2008:11)
Pengertian belajar juga
dikemukakan oleh Hamzah
bahwa
belajar
adalah
perolehan pengalaman baru
oleh seseorang dalam bentuk
perubahan perilaku yang relatif
menetap,
sebagai
akibat
adanya proses dalam bentuk
interaksi
belajar
terhadap
suatu
objek
(pengetahuan),
atau melalui suatu penguatan
(reinforcement) dalam bentuk
pengalaman terhadap suatu
objek
yang
ada
dalam
lingkungan
belajar.
(Uno,
2008:15)
Definisi belajar secara
lengkap dikemukakan oleh
Slavin yang dikuptip oleh
Trianto yaitu sebagai berikut:
Learning is usually defined as a
change in an individual caused
by experience. Changes caused
by
development
(such
as
growing taller) are not instances
of
learning.
Neihter
are
characteristics of individuals
that are present at bird (such as
reflexes and respons to hunger
or pain). However, humans do
so much learning from the day
of their birth (and some say
earlier) that learning and
development are inseparably
linked.
Belajar secara umum
diartikan sebagai perubahan
pada individu yang terjadi
melalui
pengalaman,
dan
bukan karena pertumbuhan
atau perkembangan tubuhnya
atau karakteristik seseorang
sejak lahir. Manusia banyak
belajar sejak lahir dan bahkan
ada yang berpendapat sebelum
lahir. Bahwa antara belajar
dan perkembangan sangat erat
kaiatnnya. (Trianto, 2010: 16)
Sedangkan
menurut
Trianto belajar adalah proses
perubahan perilaku tetap dari
belum tahu menjadi tahu, dari
tidak paham menjadi paham,
dari kurang terampil menjadi
122
EduMa Vol.3 No.2 Desember 2014
ISSN 2086 - 3918
2.
3.
lebih
terampil,
dan
dari
kebiasaan
lama
menjadi
kebiasaan
baru,
serta
bermanfaat bagi lingkungan
maupun individuitu sendiri.
(Trianto, 2010: 17)
Berdasarkan
beberapa
pendapat
di
atas
dapat
disimpulkan bahwa belajar
adalah suatu kegiatan atau
interaksi yang dilakukan oleh
seseorang terhadap suatu objek
yang ada dalam lingkungan
untuk memperoleh perubahan
tingkah laku yang bersifat
relatif konstan atau menetap.
Motivasi Belajar
Motivasi berasal dari
bahasa Latin “movere”, yang
berarti
menggerakkan.
Menurut Wlodkowski (Siregar
dan
Nara,
2010:
49)
menjelaskan motivasi sebagai
suatu
kondisi
yang
menyebabkan
atau
menimbulkan
perilaku
tertentu, dan yang memberi
arah
serta
ketahanan
(persistence) pada tingkah laku
tersebut. Motivasi merupakan
dorongan yang terdapat dalam
diri seseorang untuk berusaha
mengadakan
perubahan
tingkah laku yang lebih baik
dalam
memenuhi
kebutuhannya. (Uno, 2008: 3)
Maka dapat disumpulkan
bahwa motivasi adalah suatu
dorongan
di
dalam
diri
seseorang yang menimbulkan
suatu usaha untuk melakukan
perilaku tertentu yang lebih
baik.
Hasil Belajar
Menurut Nana Sudjana
dalam
bukunya
“Penilaian
Hasil Proses Belajar Mengajar”
yang dikutip oleh Sopi Sopianti
dkk menyatakan bahwa hasil
belajar adalah kemampuankemampuan
yang
dimiliki
siswa setelah ia menerima
pengalaman
belajarnya
(Sopianti,
2011:
63-64).
Sedangkan menurut Snelbeker,
hasil belajar adalah perubahan
atau kemampuan baru yang
diperoleh
siswa
setelah
melakukan perbuatan belajar.
(Rasmono, 2012: 8)
Hasil
belajar
juga
diartikan sebagai perubahan
perilaku individu yang meliputi
ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik.
Perubahan
perilaku
tersebut
diperoleh
setelah siswa menyelesaikan
program
pembelajarannya
melalui
interaksi
dengan
berbagai sumber belajar dan
lingkungan belajar. (Rasmono,
2012: 10)
Berdasarkan
dari
beberapa
pengertian
hasil
belajar
di
atas
dapat
disimpulkan
bahwa
hasil
belajar adalah kemampuankemampuan
yang
dimiliki
siswa
setelah
siswa
menyelesaikan
program
pembelajarannya
melalui
interaksi
dengan
berbagai
sumber belajar dan lingkungan
belajar.
Sedangkan
hasil
belajar
yang
menggunakan
bahan ajar berbasis komputer
adalah kemampuan yang di
dapat setelah siswa melakukan
pembelajaran
dengan
menggunakan
bahan
ajar
berbasis
komputer.
Kemampuan disini dilihat dari
hasil belajar siswa, apakah
meningkat
ataukah
tidak.
123
EduMa Vol.3 No.2 Desember 2014
ISSN 2086 - 3918
4. Media Pembelajaran
Media
berasal
dari
bahasa Latin medius yang
secara harfiah berarti ‘tengah’,
‘perantara’, atau ‘pengantar’
(Arsyad, 2003: 3). Gerlach dan
Ely
(Arsyad,
2003:
3)
mengatakan
bahwa
media
apabila dipahami secara garis
besar adalah manusia, materi,
atau
kejadian
yang
membangun
kondisi
yang
membuat
siswa
mampu
memperoleh
pengtahuan,
keterampilan,
atau
sikap.
Sedangkan menurut Arsyad
(2003: 4) media adalah alat
yang
menyampaikan
atau
mengantarkan
pesan-pesan
pengajaran.
Media menurut Heinich
dkk (Warsita, 2008: 125) adalah
sebagai alat komunikasi yang
membawa pesan dari sumber
ke penerima. Media merupakan
alat komunikasi berisi pesan,
yang memungkinkan peserta
didik
dapat
berinteraksi
dengan pesan secara langsung.
Pembelajaran
(instruction)
adalah
suatu
usaha untuk membuat peserta
didik
belajar
atau
suatu
kegiatan untuk membelajarkan
peserta didik. Dengan kata
lain, pembelajaran merupakan
upaya menciptakan kondisi
agar terjadi kegiatan belajar
(Warsita, 2008: 85). Menurut
Depdiknas (Warsita, 2003: 85)
dalam UU No. 20 Tahun 2003
tentang Sisdiknas Pasal 1 Ayat
20, pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar.
Jadi dapat disimpulkan
bahwa media pembelajaran
5.
6.
adalah
suatu
alat
yang
berfungsi
untuk
membuat
peserta
didik
berinteraksi
dengan pendidik atau sumber
belajar dalam suatu lingkungan
belajar.
Multimedia Pembelajaran
Menurut
Vaughan
(Binanto, 2010: 2) multimedia
adalah kombinasi teks, seni,
suara, gambar, animasi, dan
video
yang
disampaikan
dengan
komputer
atau
dimanipulasi secara digital dan
dapat disampaikan dan/atau
dikontrol
secara
interaktif.
Multimedia
atau
teknologi
terpadu menurut Seels dan
Richey (Warsita, 2008: 36)
merupakan
cara
untuk
memproduksidan
menyampaika bahan belajar
dengan memadukan beberapa
jenis media yang dikendalikan
komputer.
Dapat
disimpulkan
bahwa
multimedia
pembelajaran adalah suatu alat
yang merupakan gabungan dari
berbagai media yang mampu
membuat
peserta
didik
berinterksi dengan pendidik
atau sumber belajar.
Bahan ajar
Bahan
ajar
adalah
seperangkat
materi
yang
disusun secara sistematis, baik
tertulis maupun tidak tertulis
sehingga tercipta lingkungan
atau
suasana
yang
memungkinkan siswa untuk
belajar. Bahan ajar menurut
National Center for Vocational
Education Research Ltd yang
dikutip oleh Andi Prastowo
adalah segala bentuk bahan,
informasi, alat dan teks yang
124
EduMa Vol.3 No.2 Desember 2014
ISSN 2086 - 3918
digunakan untuk membantu
guru atau instruktur dalam
melaksanakan kegiatan belajar
mengajar di kelas. Bahan yang
dimaksud bisa berupa tertulis
maupun bahan yang tidak
tertulis. Sedangkan menurut
Pannen yang juga dikutip oleh
Andi Prastowo menyatakan
bahwa bahan ajar adalah
bahan atau materi pelajaran
yang disusun secara sistematis,
yang digunakan guru dan siswa
dalam proses pembelajaran
(Prastowo. 2014: 138).
Berdasarkan
beberapa
pengertian bahan ajar yang
telah dijelaskan di atas, maka
penulis dapat menyimpulkan
bahwa bahan ajar adalah
bahan atau materi pelajaran
yang disusun secara sistematis
baik tertulis maupun tidak
tertulis yang digunakan oleh
guru dalam pembelajaran di
kelas
untuk
menciptakan
suasana/lingkungan
pembelajaran
yang
memungkinkan siswa berminat
untuk
belajar
sehingga
mencapai standar kompetensi
yang telah ditentukan.
Fungsi dari penyusunan
bahan ajar adalah : (Hernawan
dkk: 4)
a. Sebagai pedoman bagi
siswa
yang
akan
mengarahkan
semua
aktivitasnya dalam proses
pembelajaran,
sekaligus
merupakan
substansi
kompetensi
yang
seharusnya
dipelajari/dikuasainya.
b. Pedoman
bagi
tenaga
pendidik
yang
akan
mengarahkan
semua
aktivitasnya dalam proses
pembelajaran,
sekaligus
merupakan
substansi
kompetens yang sehausnya
diajarkan/dilatikan kepada
siswanya.
c. Alat
evaluasi
pencapaian/penguasaan
hasil pembelajaran.
Bahan ajar sangat penting
artinya bagi guru maupun
siswa
dalam
proses
pembelajaran.
Tanpa
bahan ajar akan sulit bagi
guru untuk meningkatkan
efektivitas pembelajaran.
Demikian
juga
halnya
dengan siswa, tanpa bahan
ajar akan sulit untuk
menyesuaikan diri dalam
belajar,
apalagi
jika
gurunya
mengajarkan
materi dengan cepat dan
kurang jelas. Oleh karena
itu, bahan ajar dianggap
sebagai bahan yang dapat
dimanfaatkan, baik oleh
guru
maupun
siswa,
sebagai suatu upaya untuk
memperbaiki
mutu
pembelajaran.
Menurut Amri dan Ahmadi
(2010:
159)
dalam
menyusun
bahan
ajar
terdapat beberapa tujuan
antara lain:
a. Menyediakan bahan ajar
yang
sesuai
dengan
tuntutan
kurikulum
dengan
mempertimbangkan
kebutuhan peserta didik,
yakni bahan ajar yang
sesuai
dengan
karakteristik dan setting
atau
lingkungan
sosial
peserta didik.
b. Membantu peserta didik
dalam
memperoleh
125
EduMa Vol.3 No.2 Desember 2014
ISSN 2086 - 3918
alternatif bahan ajar di
samping buku-buku teks
yang
terkadang
sulit
diperoleh.
c. Memudahkan guru dalam
melaksanakan
pembelajaran.
Selain itu bahan ajar juga
bermanfaat bagi guru dan
peserta
didiknya.
Manfaatnya
adalah
sebagai berikut: (Amri dan
Ahmadi, 2010: 160)
Manfaat bagi guru :
a. Diperoleh bahan ajar yang
sesuai tuntutan kurikulum
dan
sesuai
dengan
kebutuhan belajar peserta
didik,
b. Tidak
lagi
tergantung
kepada buku teks yang
terkadang
sulit
untuk
diperoleh,
c. Memperkaya
karena
dikembangkan
dengan
menggunakan
berbagai
refernsi,
d. Menambah
khasanah
pengetahuan
dan
pengalaman guru dalam
menulis bahan ajar,
e. Membangun
komunikasi
pembelajaran yang efektif
antara
guru
dengan
peserta
didik
karena
peserta didik akan merasa
lebih
percaya
kepada
gurunya,
f. Menambah angka kredit
jika dikumpulkan menjadi
buku dan diterbitkan.
Manfaat bagi peserta didik :
a. Kegiatan
pembelajaran
menjadi lebih menarik,
b. Kesempatan untuk belajar
secara
mandiri
dan
mengurangi
c.
ketergantungan terhadap
kehadiran guru,
Mendapatkan kemudahan
dalam mempelajari setiap
kompetensi yang harus
dikuasainya.
Menurut Amri dan Ahmadi
(2010: 160) pengembangan
bahan
ajar
hendaklah
memperhatikan
prinsipprinsip pembelajaran. Di
antara
prinsip-prinsip
pembelajaran
tersebut
adalah:
a. Mulai dari yang mudah
untuk memahami yang
sulit, dari yang kongkret
untuk memahami yang
abstrak.
b. Pengulangan
akan
memperkuat pemahaman.
c. Umpan balik yang positif
akan
memberikan
penguatan
terhadap
pemahaman siswa.
d. Motivasi
belajar
yang
tinggi merupakan salah
satu
faktor
penentu
keberhasilan belajar.
e. Mencapai tujuan ibarat
naik tangga, setahap demi
setahap, akhirnya akan
mencapai
ketinggian
tertentu.
f.
Mengetahui hasil yang
telah
dicapai
akan
mendorong siswa untuk
terus mencapai tujuan.
Menurut Prastowo (2014: 147148) dari segi bentuknya,
bahan
ajar
dapat
dibedakan mejadi empat
macam, yaitu:
a. Bahan ajar cetak (printed)
adalah sejumlah bahan
yang
disiapkan
dalam
kertas,
yang
dapat
126
EduMa Vol.3 No.2 Desember 2014
ISSN 2086 - 3918
b.
c.
d.
berfungsi untuk keperluan
pembelajaran
atau
penyampaian
informasi.
Contohnya handout, buku,
modul, lembar kerja siswa,
brosur, leaflet, wallchat,
foto/gambar, model/maket.
Bahan ajar dengar (audio)
atau program audio adalah
semua
sistem
yang
menggunakan sinyal radio
secara
langsung
yang
dapat
dimainkan
atau
didengar oleh seseorang
atau sekelompok orang.
Contohnya kaset, radio,
piringan
hitam,
dan
compact disk audio.
Bahan
ajar
pandang
dengar
(audio
visual)
adalah
segala
sesuatu
yang
memungkinkan
sinyal
audio
dapat
dikombinasikan
gambar bergerak dengan
secara
sekuensial.
Contohnya
video compact disk dan
film.
Bahan
interaktif
(nteractiveajar
teaching
material)
adalah
kombinasi dari dua atau
lebih media (audio, teks,
grafik, gambar, animasi
dan video) yang oleh
penggunanya dimaipulasi
atau diberi perlakuan untk
mengendalikan
suatu
perintah dan/atau perilaku
alami
dari
suatu
presentasi.
Contohnya
compact disk interactive.
Dari beberapa macam
bahan
ajar
yang
telah
dijelaskan di atas, penulis
tertarik dengan bahan ajar
interaktif.
Salah
satu
7.
komponen penting dari bahan
ajar interaktif yaitu perangkat
komputer. Maka dari itu,
bahan ajar interaktif ini juga
termasuk bahan ajar berbasis
komputer. Seperti dinyatakan
Sadjati (Prastowo, 2014: 370)
bahwa
program
komputer
untuk pembelajaran adalah
berbagai jenis bahan ajar noncetak
yang
membutuhkan
komputer untuk menayangkan
sesuatu untuk belajar.
Dalam
penelitian
ini
penulis
tertarik
untuk
mengambil bahan ajar berbasis
komputer
sebagai
bahan
penelitian dan pengembangan
untuk materi kubus dan balok
di kelas VIII.
Komputer
Menurut
Munadi
(Prastowo, 2014: 370) komputer
adalah
elektronikkategori
yang
termasukalat pada
multimedia. Karena komputer
mampu melibatkan berbagai
indra dan organ tubuh, seperti:
telinga
(auditori),
mata (visual),
dan tenaga
(kinetik,
yang
dengan
pelibatan
ini
dimungkinkan informasi atau
pesannya mudah dipahami).
Menurut
Donald
H.
Sanderes, 1985 dalam bukunya
Computer
Today
komputer
adalah sistem elektronik untuk
memanipulasi data yang cepat
dan tepat serta dirancang dan
diorganisasikan supaya secara
otomatis
menerima
dan
menyimpan
data
input,
memprosesnya,
dan
menghasilkan output dibawah
pengawasan suatu langkahlangkah
instruksi-instruksi
program yang tersimpan di
memori
(stored
program).
127
EduMa Vol.3 No.2 Desember 2014
ISSN 2086 - 3918
Sedangkan
menurut Larry
Long
dan
Nancy
Long
komputer adalah alat hitung
elektronik
yang
mampu
menginterpresentasikan
dan
juga melaksanakan perintah
program untuk input, output,
perhitungan,
dan
operasioperasi logik.
(Andyfebruary29.wordpress.co
m/2012/12/23/pengertiankomputer-menurut-berbagaisumber/)
Tabel 2. 1 Kekurangan dan Kelebihan
Kelebihan
Dapat menanyakan
informasi dalam
bentuk teks dan grafik.
Interaktif dengan
siswa.
Dapat mengelola
laporan atau respon
siswa.
Dapat diadaptasi
sesuai kebutuhan
siswa.
Dapat mengontrol
Hardware media lain.
Dapat dihubungkan
dengan video untuk
mengawasi kegiatan
belajar siswa.
Dalam
pembelajaran
matematika, komputer banyak
digunakan untuk materi yang
memerlukan gambar, animasi,
visualisasi
dan
warna,
misalnya geometri. Maka dari
itu dengan adanya bahan ajar
berbasis komputer siswa dapat
Jadi dapat disimpulkan
bahwa komputer adalah alat
elektronik
yang
mampu
menginterpresentasikan
data
dan
merupakan
mesin
elektronik
yang
otomatis
melakukan
pekerjaan
dan
perhitungan sederhana dan
rumit.
Kelebihan
dan
kekurangan
bahan
ajar
berbasis komputer: (Prastowo,
2014: 375)
Bahan Ajar Berbasis Komputer
Kekurangan
Memerlukan komputer
dan pengetahuan program.
Membutuhkan hardware
khusus untuk proses
pengembangan dan
penggunaannya.
Resolusi untuk image
grafik sangat terbatas
pada sistem
microprosessor.
Hanya efektif jika
digunakan untuk
penggunaan seseorang
atau beberapa orang
dalam kurun waktu
tertentu.
Tidak kompatibel antar
jenis yang ada.
termotivasi
untuk
menyelesaikan
masalahmasalah geometri. Satu hal
yang paling penting adalah
bahan ajar berbasis komputer
dapat
membuat
konsep
matematika
(khususnya
geometri) yang abstrak dan
128
EduMa Vol.3 No.2 Desember 2014
ISSN 2086 - 3918
8.
sulit menjadi lebih konkret dan
jelas.
Oleh karena itu bahan
ajar berbasis komputer dalam
pembelajaran matematika itu
sangatlah
penting
dan
membantu siswa dalam belajar.
Karena dengan bahan ajar
berbasis komputer siswa lebih
termotivasi untuk belajar dan
lebih memahami konsep materi
yang diajarkan sehingga hasil
beajarpun akan lebih baik.
Efektifitas Bahan Ajar Berbasis
Komputer
Efektivitas dalam Kamus
Besar
Bahasa
Indonesia
(Karim, 2010: 11) dikemukakan
bahwa efektivitas berarti ada
efeknya, manjur atau mujarab,
dapat membawa hasil.
Menurut
Handayaningrat,
efektivitas
adalah pengukuran dalam arti
tercapainya
sasaran
atau
tujuan yang telah ditentkan
sebelumnya.
Sedangkan
menurut Mulyasa, efektivitas
adalah
bagaimana
suatu
organisasi
berhasil
mendapatkan
dan
memanfaatkan sumber daya
alam sebagai usaha untuk
mewujudkan
tujuan
operasionalnya.
(Fatimatun,
2012: 20).
Oleh
karena
itu
efektivitas bahan ajar berbasis
komputer adalah keberhasilan
pembelajaran
dengan
menggunakan
bahan
ajar
berbasis komputer yang telah
dikembangkan dalam mencapai
tujuan
pembelajaran
dan
dideskripsikan melalui hasil
belajar siswa.
Efektivitas bahan ajar
berbasis
komputer
juga
9.
merupakan
bagian
dari
pembelajaran
yang
efektif.
Karena
menurut
Sutikno
(Warsita,
2008:
288)
pembelajaran yang efektif itu
adalah
suatu
pembelajaran
yang memungkinkan peserta
didik untuk dapat belajar
dengan mudah, menyenagkan,
dan dapat tercapai tujuan
pembelajaran sesuai dengan
harapan.
Menurut Wottuba dan
Wright (Warsita, 2008: 289)
menyimpulkan
ada
tujuan
indikator yang menunjukkan
pembelajaran efektif, yaitu:
a. Pengorganisasian
pembelajaran dengan baik;
b. Komunikasi secara efektif;
c. Penguasan
dan
antusiasme dalam mata
pelajaran;
d. Sikap
positif
terhadap
peserta didik;
e. Pemberian ujian dan nilai
yang adil;
f.
Keluwesan
dalam
pendekatan pembelajaran;
dan
g. Hasil belajar peserta didik
yang baik.
Pembelajaran Matematika
Matematika berasal dari
kata mathema dalam bahasa
Yunani yang diartikan sebagai
sains, ilmu pengetahuan atau
belajar.
Matematika
juga
berasal dari kata mathematikos
yang diartikan sebagai suka
belajar (Manfaat, 2010: 148).
Banyak
pakar
yang
mendeskripsikan
tentang
pengertian dari matematika,
namun
pada
dasarnya
ungkapan yang tepat untuk
matematika
itu
adalah
Mathematics is the Queen of the
129
EduMa Vol.3 No.2 Desember 2014
ISSN 2086 - 3918
Sciences (maematika itu adalah
ratunya
ilmu),
maksudnya
antara
lain
ialah
bahwa
matematika
itu
tidak
bergantung
kepada
bidang
studi lain; bahasa, dan agar
dapat dipahami orang dengan
tepat kita harus menggunakan
simbul dan istilah yang cermat
yang disepakati secara bersama
(Ruseffendi, 1991: 260-261).
Berdasarkan penjelasan
di
atas
maka
dapat
disimpulkan
bahwa
pembelajaran
matematika
adalah suatu interaksi antara
peserta didik dengan pendidik
melalui
pemahaman
pengunaan simbol dan istilah
yang cermat.
METODE PENELITIAN
PENGEMBANGAN
DAN
Metode
penelitian
dan
pengembangan atau Research and
Development
adalah
metode
penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu dan
menguji
keefektifan
produk
tersebut. (Sugiyono, 2013: 297)
Untuk dapat menghasilkan
produk
tertentu
digunakan
penelitian yang bersifat analisis
kebutuhan dan untuk menguji
keefektifan produk tersebut supaya
dapat berfungsi di masyarakat luas,
maka diperlukan penelitian untuk
menguji
keefektifan
produk
tersebut. Penelitian Hibah Bersaing
(didanai oleh Direktorat Jendral
Pendidikan
Tinggi),
adalah
penelitian
yang
menghasilkan
produk, sehingga metode yang
digunakan adalah metode penelitian
dan
pengembangan.
(Sugiyono,
2013: 297)
Jadi dalam penelitian ini
penulis
menggunakan
metode
penelitian
dan
pengembangan
(research and development). Dalam
penelitian ini jenis produk yang
dihasilkan
adalah bahan ajar
berbasis komputer.
Dalam
hal
ini,
peneliti
melakukan
beberapa
tahapan
dengan mengumpulkan data-data
yang diperlukan. Dengan demikian
penelitian ini akan mengukur
seberapa efektifnya bahan ajar
berbasis
komputer
yang
dikembangkan dalam pembelajaran
matematika pada pokok bahasan
kubus dan balok.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bahan ajar berbasis komputer
telah divalidasi oleh ahli media dan
ahli
materi
pembelajaran.
Berdasarkan hasil validasi dari ahli
media mendapat rata-rata sebesar
36,00 yang termasuk ke dalam
kriteria “Baik” dengan prosentase
keidealan sebesar 90%. Sedangkan
hasil validasi dari ahli materi
mendapat rata-rata sebesar 47,50
yang termasuk ke dalam kriteria
“Sangat Bagus” dengan prosentase
keidealan sebesar 79%.
Berdasarkan hasil validasi dari
ahli
media
dan
materi
pembelajaran, bahwa bahan ajar
berbasis komputer sudah layak
digunakan meskipun ada sedikit
revisi, komentar dan saran dari
dosen pembimbing, ahli media dan
ahli materi pembelajaran.
Tahap uji coba dilakukan
secara 2 kali yaitu uji coba terbatas
dan uji coba luas. Dari uji coba
130
EduMa Vol.3 No.2 Desember 2014
ISSN 2086 - 3918
terbatas diketahui kelemahan dan
kelebihan dari bahan ajar berbasis
komputer
yang
dibuat,
maka
peneliti melakukan revisi yang
kedua setelah melakukan uji coba
terbatas. Pada uji coba ke-2 yaitu
ujicoba luas didapat beberapa hasil
untuk melihat efektif atau tidaknya
bahan ajar berbasis komputer
tersebut.
Pada pengujian keefektifan
produk menggunakan perhitungan
Independent Sample t-test, dengan
taraf keyakinan sebesar 95% dan α
= 5% diperoleh thitung sebesar 3,538
sedangkan ttabel sebesar 2,011. Hasil
ini menunjukkan bahwa thitung>
ttabel, artinya hipotesis diterima.
Sehingga
dapat
disimpulakan
bahwa
terdapat
perbedaan
signifikan pada bahan ajar berbasis
komputer dan bahan ajar lama,
dimana bahan berbasis komputer
lebih efektif digunakan sebagai
bahan ajar pada materi kubus dan
balok.
DAFTAR PUSTAKA
Agus, Nuniek Avianti. 2008. Mudah
Belajar Matematika 2 Untuk
Kelas VIII Sekolah Menengah
Pertama.Madrasah
Tsanawiyah. Jakarta: Pusat
Perbukuan
Departemen
Pendidikan Nasional
Ahmadi, Iif Khoiru, dkk. 2010.
Konstruksi
Pengembangan
Pembelajaran Pengaruhnya
Terhadap Mekanisme dan
Praktik Kurikulum. Jakarta:
Prestasi Pustakaraya
Anggoro, M. Toha dkk. 2008.
Metode Penelitian. Jakarta:
Universitas Terbuka
Arikunto,
Suharsimi.
2000.
Manajemen
Penelitian.
Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada
Arsyad,
Azhar.
2003.
Media
Pembelajaran. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada
Asbani. Pengembangan Sumber
Belajar
Matematika
Berbantuan Komputer untuk
Peserta Didik Sekolah Dasar.
Skripsi.
Program
Studi
Teknologi
Pembelajaran,
Universitas
Negeri
Yogyakarta (dipublikasikan)
Fatimatun,
Ningzul.
2012.
Pengembangan
Penilaian
Kinerja Siswa (performance
assesment) pada lembar kerja
siswa (LKS) mata pelajaran
matematika kelas VIII SMP N
1
Ciwaringin.
Skripsi.
Cirebon: Tadris Matematika
Fakultas
Tarbiyah
IAIN
Syekh Nurjati Cirebon
Fauziah,
Fitria.
2012.
Pengembangan Bahan Ajar
Berbasis Web Menggunakan
Exe
(E-Learning
XHTML
Editor)
Pokok
Bahasan
Bangun Ruang Kubus dan
Balok Kelas VIII SMPN 3
Kuningan. Skripsi. Cirebon:
Jurusan Tadris Matematika
Fakultas Tarbiyah di IAIN
Syekh Nurjati Cirebon
Harsasi,
Meirani.
2011.
Pengembangan
Computer
Assisted Instruction Sebagai
Bahan Ajar Pada Universitas
Terbuka. Skripsi. Fakultas
Ekonomi Universitas Terbuka
(dipublikasikan)
131
EduMa Vol.3 No.2 Desember 2014
ISSN 2086 - 3918
Hernawan,
Asep
Herry,
dkk.
Pengembangan Bahan Ajar.
Jurnal
Mulyono, Djaali. 2007. Pengukuran
dalam Bidang Pendidikan.
Jakarta: Grasindo
Novijanti, Lilik dkk. 2008. Evaluasi
Pembelajaran Edisi Pertama.
Cirebon:
Lapis
Learning
Assistance
Program
For
Islamic Schools
Nuharini,
Dewi,
dkk.
2008.
Matematika
Konsep
dan
Aplikasinya 2 Untuk Kelas
VIII SMP dan MTs. Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional
Prastowo,
Andi.
2014.
Pengembangan Bahan Ajar
Tematik. Jakarta: Kencana
Priyatno. 2010. Paham Analisis
Statistik Data Dengan SPSS.
Yogyakarta: Mediakom
Raharjo, Hendri. 2009. Suplemen
Multimedia
Pembelajaran
Berbasis Komputer. Cirebon:
CV Pangger
Riduwan.
2003.
Dasar-Dasar
Statistik. Bandung: Alfabeta
Rohati. Pengembangan Bahan Ajar
Materi
Bangun
Ruang
Dengan
Menggunakan
Strategi
Relating,
Experiencing,
Applying,
Cooperating,
Transferring
(REACH)
di
Sekolah
Menengah Pertama. Skripsi.
Jambi:
Program
Studi
Pendidikan
Matematika
FPMIPA FKIP Universitas
Jambi (dipublikasikan)
Rusmono.
2012.
Strategi
Pembelajaran
dengan
Problem Based Learning itu
Perlu Untuk Meningkatkan
Profesionalitas Guru. Bogor:
Ghalia Indonesia
Siregar,Evelin, dkk. 2011. Teori
Belajar dan Pembelajaran.
Bogor: Ghalia Indonesia
Sopianti, Sopi. 2011. Psikologi
Belajar
dalam
Perspektif
Islam.
Bogor:
Ghalia
Indonesia
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Bandung: Alfabeta, hal
298
Sunarto, Sunaryo. Pembelajaran
Berbasis Komputer. Jurnal
Surapranata,
Sumarna.
2004.
Analisis,
Validitas,
Reliabilitasdan
Interpretasi
Hasil Tes. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya
Trianto. 2010. Mendesain Model
Pembeajaran
InovatifProgresif. Jakarta: Kencana
Uno, Hamzah B. 2008. Teori
Motivasi & Pengukurannya.
Jakarta: Bumi Aksara
Warsita, Bambang. 2008. Teknologi
Pembelajaran: Landasan dan
Aplikasinya.
Jakarta:
PT
Rineka Cipta
Wati,
Trisna
Widya.
2010.
Perancangan
(Computer
Asisted Learning) Bahasa
Perancis Berbasis Multimedia
Sebagai Media Pembelajaran
di
SMA
Negeri
6
Yogyakarta.Skripsi.
Yogyakarta: Jurusan Sistem
Informasi, Sekolah Tinggi
Manajemen Informatika dan
Komputer
(AMIKOM)
(dipublikasikan)
132
Download