Layanan Sub-Registry Bank Indonesia dalam rangka Konversi Penyal

advertisement
No. 18/4/DPTP
Jakarta, 28 Maret 2016
SURAT EDARAN
Perihal: Layanan
Sub-Registry
Bank
Indonesia
dalam
rangka
Konversi Penyaluran Dana Bagi Hasil dan/atau Dana
Alokasi Umum dalam bentuk Nontunai berupa Surat
Berharga Negara.
Sehubungan
dengan
Peraturan
Bank
Indonesia
Nomor
17/18/PBI/2015 tentang Penyelenggaraan Transaksi, Penatausahaan
Surat Berharga, dan Setelmen Dana Seketika (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 273, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia
Nomor
235/PMK.07/2015
5762)
dan
tentang
Peraturan
Konversi
Menteri
Penyaluran
Keuangan
Dana
Bagi
Nomor
Hasil
dan/atau Dana Alokasi Umum dalam Bentuk Nontunai (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1927), perlu mengatur ketentuan
pelaksanaan mengenai kegiatan penyediaan layanan Sub-Registry Bank
Indonesia kepada Pemerintah Daerah Republik Indonesia dalam rangka
konversi penyaluran dana bagi hasil dan/atau dana alokasi umum dalam
bentuk nontunai berupa Surat Berharga Negara dalam Surat Edaran
Bank Indonesia sebagai berikut:
I.
KETENTUAN UMUM
1.
Sub-Registry adalah Bank Indonesia dan pihak yang memenuhi
persyaratan dan disetujui oleh Penyelenggara sebagai Peserta BISSSS, untuk melakukan fungsi penatausahaan bagi kepentingan
nasabah.
2.
Sub-Registry Bank Indonesia yang selanjutnya disebut SubRegistry BI adalah satuan kerja di Bank Indonesia yang
memberikan layanan Sub-Registry BI kepada Nasabah SBN
Konversi.
3.
Nasabah
SBN
Konversi
adalah
Pemerintah
Daerah
yang
menggunakan layanan Sub-Registry BI dalam rangka konversi
penyaluran…
2
penyaluran Dana Bagi Hasil dan/atau Dana Alokasi Umum
dalam bentuk Surat Berharga Negara.
4.
Dana Bagi Hasil yang selanjutnya disingkat DBH adalah dana
yang bersumber dari pendapatan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara yang dialokasikan kepada daerah berdasarkan
angka persentase untuk mendanai kebutuhan daerah dalam
rangka pelaksanaan desentralisasi.
5.
Dana Alokasi Umum yang selanjutnya disingkat DAU adalah
dana yang bersumber dari pendapatan Anggaran Pendapatan
dan
Belanja
Negara
pemerataan
mendanai
yang
kemampuan
kebutuhan
dialokasikan
keuangan
daerah
dengan
antar
dalam
tujuan
daerah
rangka
untuk
pelaksanaan
desentralisasi.
6.
Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan
perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan
daerah.
7.
Kepala Daerah adalah Gubernur bagi daerah provinsi atau
Bupati bagi daerah kabupaten dan/atau Walikota bagi daerah
kota.
8.
Surat Berharga Negara Konversi yang selanjutnya disebut SBN
Konversi adalah Surat Berharga milik Nasabah SBN Konversi
yang tidak dapat diperdagangkan (non tradable), dalam rangka
konversi penyaluran DBH dan/atau DAU dalam bentuk Surat
Berharga Negara, yang terdiri dari Surat Perbendaharaan Negara
dan Surat Perbendaharaan Negara Syariah.
9.
Penatausahaan SBN Konversi adalah kegiatan yang mencakup
pencatatan kepemilikan, Setelmen, dan pembayaran pelunasan
pokok atau nominal SBN Konversi.
10. Bank Indonesia Scripless Securities Settlement System yang
selanjutnya
digunakan
disingkat
sebagai
Penatausahaan
BI-SSSS
sarana
Surat
adalah
infrastruktur
Penatausahaan
Berharga,
yang
yang
Transaksi
dilakukan
dan
secara
elektronik.
11. Penyelenggara BI-SSSS yang selanjutnya disebut Penyelenggara
adalah Bank Indonesia yang menyelenggarakan BI-SSSS.
12. Setelmen…
3
12. Setelmen adalah proses penyelesaian akhir transaksi keuangan
melalui pendebitan dan pengkreditan rekening setelmen dana,
rekening surat berharga, dan/atau rekening lainnya di Bank
Indonesia.
13. Rekening SBN Konversi adalah rekening surat berharga atas
nama Nasabah SBN Konversi yang ditatausahakan di SubRegistry BI dalam rangka pencatatan kepemilikan dan setelmen
SBN Konversi.
14. Rekening Kas Umum Daerah yang selanjutnya disingkat RKUD
adalah
rekening
tempat
penyimpanan
uang
daerah
yang
ditentukan oleh gubernur/bupati/walikota untuk menampung
seluruh penerimaan daerah dan membayar seluruh pengeluaran
daerah pada bank yang ditetapkan.
15. Keadaan Tidak Normal adalah situasi atau kondisi yang terjadi
sebagai akibat adanya gangguan atau kerusakan pada perangkat
keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi, aplikasi maupun
sarana
pendukung
yang
mempengaruhi
kelancaran
penyelenggaraan BI-SSSS, Sistem Bank Indonesia Real Time
Gross Settlement (Sistem BI-RTGS), Sistem Bank Indonesia
Government
Electronic
Banking
(Sistem
BIG-eB),
Sistem
Perbendaharaan Anggaran Negara (SPAN), dan aplikasi terkait
lainnya, untuk melakukan Setelmen .
16. Keadaan Darurat adalah
kekuasaan
Penyelenggara
suatu keadaan yang terjadi di luar
dan/atau
menyebabkan kegiatan operasional
Sub-Registry
BI,
yang
BI-SSSS dan/atau Sistem
Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (Sistem BI-RTGS),
Sistem Bank Indonesia Government Electronic Banking (Sistem
BIG-eB), Sistem Perbendaharaan Anggaran Negara (SPAN), dan
aplikasi terkait lainnya tidak dapat diselenggarakan, yang
diakibatkan
oleh,
tetapi
tidak
terbatas
pada,
kebakaran,
kerusuhan massa, sabotase, serta bencana alam seperti gempa
bumi dan banjir yang dinyatakan oleh pihak penguasa atau
pejabat yang berwenang setempat, termasuk Bank Indonesia dan
Kementerian Keuangan.
II. PRINSIP…
4
II. PRINSIP UMUM
Layanan Sub-Registry BI dalam rangka konversi penyaluran DBH
dan/atau DAU dalam bentuk SBN meliputi:
1. Penyediaan
layanan
Sub-Registry
BI
mencakup
kegiatan
Penatausahaan SBN Konversi untuk kepentingan Nasabah SBN
Konversi.
2. Pihak
yang
dapat
menjadi
Nasabah
SBN
Konversi
adalah
Pemerintah Daerah, yaitu:
a. Pemerintah Provinsi;
b. Pemerintah Kabupaten; dan
c. Pemerintah Kota.
3. Pelunasan pokok atau nominal SBN Konversi dilakukan dengan 3
(tiga) cara, yaitu:
a. Pelunasan pada saat jatuh tempo dengan cara tunai melalui
pembayaran ke RKUD milik Nasabah SBN Konversi;
b. Pelunasan pada saat jatuh tempo dengan penerbitan SBN
Konversi seri baru; atau
c. Pelunasan sebelum jatuh tempo (early redemption) dengan cara
tunai
melalui
pembayaran
ke RKUD milik Nasabah SBN
Konversi.
III. LAYANAN
SUB-REGISTRY
BI
DALAM
PENATAUSAHAAN
SBN
KONVERSI
A. Layanan Sub-Registry BI
Dalam rangka menatausahakan SBN Konversi, Sub-Registry BI
memberikan layanan sebagai berikut:
1. Melakukan Setelmen pada tanggal yang sama dengan tanggal
pelaksanaan Setelmen yang dilakukan oleh Penyelenggara.
2. Melaksanakan pencatatan kepemilikan SBN Konversi.
3. Memelihara dan menjaga kerahasiaan data SBN Konversi.
4. Menyampaikan laporan kepemilikan dan hasil setelmen SBN
Konversi kepada Nasabah SBN Konversi.
B. Tanggung Jawab…
5
B. Tanggung Jawab Sub-Registry BI
Dalam rangka menatausahakan SBN Konversi, Sub-Registry BI
bertanggung jawab atas:
1. terlaksananya
Setelmen
milik
Nasabah
berdasarkan
permintaan
tertulis
Pengelolaan
Pembiayaan
dan
dari
Risiko
SBN
Konversi
Direktorat
atas
Jenderal
nama
Menteri
Keuangan Republik Indonesia yang disampaikan ke Gubernur
Bank Indonesia dan ditembuskan ke Sub-Registry BI;
2. kebenaran pencatatan dan laporan kepemilikan SBN Konversi
atas nama Nasabah SBN Konversi.
IV. KEWAJIBAN NASABAH SBN KONVERSI
Dalam rangka penggunaan layanan Sub-Registry BI, Nasabah SBN
Konversi wajib melaksanakan hal-hal sebagai berikut:
a. Menyampaikan dokumen terkait permohonan menjadi Nasabah
SBN Konversi sebagaimana dalam butir V.A dan wajib memberikan
pemberitahuan secara tertulis kepada Sub-Registry BI dalam hal
terdapat perubahan material dari data yang diberikan kepada SubRegistry BI tersebut.
b. Melakukan penelitian atas laporan yang disampaikan oleh SubRegistry BI dan apabila terdapat perbedaan dengan catatan
Nasabah SBN Konversi, segera menyampaikan kepada Sub-Registry
BI.
c.
Memastikan kebenaran dokumen sebagaimana dimaksud dalam
huruf a.
V.
TATA CARA MENJADI NASABAH SBN KONVERSI SUB-REGISTRY BI
A. Permohonan menjadi Nasabah SBN Konversi
1. Permohonan menjadi Nasabah SBN Konversi yang diajukan oleh
Pemerintah Daerah
a. Calon
Nasabah
SBN
Konversi
menyampaikan
surat
permohonan kepada Sub-Registry BI melalui Direktorat
Jenderal Perimbangan Keuangan yang dilengkapi dengan
dokumen pendukung.
b. Dalam…
6
b. Dalam hal surat permohonan menjadi Nasabah Sub-Registry
BI diajukan oleh Kepala Daerah, berlaku ketentuan sebagai
berikut:
1) surat permohonan mengacu pada format sebagaimana
dimaksud dalam Lampiran I.
2) surat
permohonan
dilengkapi
dengan
dokumen
pendukung berupa:
a)
fotokopi surat keputusan atau surat pengangkatan
Kepala Daerah;
b) fotokopi bukti identitas diri yang masih berlaku; dan
c)
data Identitas Pemerintah Daerah dan RKUD dengan
mengacu
format
sebagaimana
dimaksud
dalam
Lampiran III.
c.
Dalam hal surat permohonan menjadi Nasabah Sub-Registry
BI diajukan oleh pejabat yang menerima kuasa khusus dari
Kepala Daerah, berlaku ketentuan sebagai berikut:
1) surat permohonan mengacu pada format sebagaimana
dimaksud dalam Lampiran II.
2) surat
permohonan
dilengkapi
dengan
dokumen
pendukung berupa:
a) fotokopi surat keputusan atau surat pengangkatan
Kepala Daerah;
b) fotokopi surat keputusan atau surat pengangkatan
pejabat yang menerima kuasa khusus, yang telah
dilegalisasi;
c)
surat kuasa khusus dari Kepala Daerah kepada
pejabat
yang
menerima
kuasa
khusus,
dengan
mengacu pada format sebagaimana dimaksud dalam
Lampiran IV;
d) fotokopi bukti identitas diri Kepala Daerah dan pejabat
yang menerima kuasa khusus, yang masih berlaku;
dan
e)
data Identitas Pemerintah Daerah dan RKUD dengan
format sebagaimana dimaksud dalam Lampiran III.
2. Permohonan…
7
2. Permohonan menjadi Nasabah SBN Konversi yang diajukan oleh
Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan
a. Permohonan menjadi Nasabah SBN Konversi sementara dapat
diajukan oleh Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan
sepanjang
Pemerintah
Daerah
yang
telah
ditetapkan
memperoleh SBN Konversi belum memiliki rekening surat
berharga pada Sub-Registry sampai dengan batas waktu yang
ditentukan oleh Kementerian Keuangan.
b. Surat
permohonan
menjadi
Nasabah
SBN
Konversi
sebagaimana dimaksud dalam huruf a diajukan oleh Direktur
Jenderal
Perimbangan
Keuangan
dengan
melampirkan
dokumen sebagai berikut:
1) data
Pemerintah
Daerah
yang
akan
menerima
SBN
Konversi; dan
2) data RKUD masing-masing Pemerintah Daerah yang berisi
nomor dan nama RKUD beserta nama bank dan kantor
tempat RKUD dibuka.
c. Nasabah SBN Konversi yang permohonannya diajukan oleh
Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf b tetap wajib menyampaikan surat
permohonan
menjadi
ditandatangani
menerima
oleh
kuasa
Nasabah
Kepala
khusus
SBN
Daerah
dan
Konversi
atau
dokumen
pejabat
yang
yang
sebagaimana
dimaksud dalam butir 1.b atau butir 1.c; dan
d. Surat permohonan dan kelengkapan dokumen sebagaimana
dimaksud dalam huruf c disampaikan melalui Direktorat
Jenderal Perimbangan Keuangan dan harus sudah diterima
oleh Sub-Registry BI paling lama 1 (satu) bulan sejak surat
persetujuan menjadi Nasabah SBN Konversi diterbitkan oleh
Sub-Registry BI.
B. Persetujuan menjadi Nasabah SBN Konversi
1. Persetujuan dari Sub-Registry BI atas permohonan
untuk
menjadi Nasabah SBN Konversi sebagaimana dimaksud dalam
butir A.1 disampaikan secara tertulis kepada Nasabah SBN
Konversi…
8
Konversi
dengan
tembusan
kepada
Direktur
Jenderal
Perimbangan Keuangan paling lama 2 (dua) hari kerja sejak
dokumen diterima secara lengkap, yang dapat didahului dengan
faksimile atau sarana elektronik lainnya.
2. Persetujuan dari Sub-Registry BI atas permohonan untuk
menjadi Nasabah SBN Konversi sebagaimana dimaksud dalam
butir
A.2
disampaikan
secara
tertulis
kepada
Direktorat
Jenderal Perimbangan Keuangan dengan tembusan kepada
Nasabah SBN Konversi paling lama 2 (dua) hari kerja sejak
dokumen diterima secara lengkap, yang dapat didahului dengan
faksimile atau sarana elektronik lainnya.
3. Surat persetujuan menjadi Nasabah SBN Konversi sebagaimana
dimaksud dalam angka 1 dan angka 2 paling kurang memuat:
a. persetujuan
atas
permohonan
menjadi
Nasabah
SBN
Konversi; dan
b. nama dan nomor Rekening SBN Konversi.
VI. BIAYA
Sub-Registry BI tidak mengenakan biaya atas layanan Sub-Registry
BI kepada Nasabah SBN Konversi.
VII. LAPORAN
A. Laporan Kepemilikan SBN Konversi
1. Sub-Registry BI menyampaikan laporan kepemilikan SBN
Konversi periode bulanan paling lambat 7 (tujuh) hari kerja
pada bulan berikutnya, paling kurang memuat:
a. nama Nasabah SBN Konversi;
b. nomor Rekening SBN Konversi;
c. nomor seri SBN Konversi; dan
d. saldo dan/atau dana serta mutasi Rekening SBN Konversi.
2. Laporan kepemilikan SBN Konversi disampaikan kepada
Nasabah SBN Konversi melalui surat yang dapat didahului
dengan
faksimile
atau
sarana
elektronik
lainnya,
dan
ditembuskan…
9
ditembuskan
kepada
Direktur
Jenderal
Perimbangan
Keuangan.
3. Dalam hal terdapat perbedaan antara data pada laporan
kepemilikan SBN Konversi yang disampaikan oleh SubRegistry BI dengan data pada Nasabah SBN Konversi maka
Nasabah SBN Konversi dapat melaporkan perbedaan tersebut
melalui surat yang didahului dengan faksimile atau sarana
elektronik lainnya kepada Bank Indonesia paling lama 14
(empat belas) hari kerja sejak tanggal diterimanya laporan
kepemilikan SBN Konversi sebagaimana dimaksud dalam
angka 2.
4. Dalam
hal
Nasabah
SBN
Konversi
tidak
melaporkan
perbedaan data sebagaimana dimaksud dalam angka 3 maka
data yang terdapat dalam laporan kepemilikan SBN Konversi
dianggap sebagai data yang benar.
5. Dalam hal Nasabah SBN Konversi membutuhkan laporan
kepemilikan SBN Konversi di luar penyediaan laporan periode
bulanan, Nasabah SBN Konversi menyampaikan permohonan
kepada Sub-Registry BI melalui surat yang dapat didahului
dengan faksimile atau sarana elektronik lainnya.
B. Laporan Hasil Setelmen SBN Konversi
1. Sub-Registry BI menyampaikan laporan hasil setelmen SBN
Konversi paling lambat 1 (satu) hari kerja setelah pelaksanaan
Setelmen.
2. Laporan hasil setelmen SBN Konversi sebagaimana dimaksud
dalam angka 1 disampaikan kepada Nasabah SBN Konversi
melalui surat yang dapat didahului dengan faksimile atau
sarana elektronik lainnya, dan ditembuskan kepada Direktur
Jenderal Perimbangan Keuangan.
VIII. PENANGANAN KEADAAN TIDAK NORMAL DAN/ATAU KEADAAN
DARURAT
1. Dalam hal terjadi Keadaan Tidak Normal dan/atau Keadaan
Darurat di Penyelenggara yang mempengaruhi kelancaran
Setelmen…
10
Setelmen, Sub-Registry BI menginformasikan kepada Nasabah
SBN Konversi mengenai terjadinya Keadaan Tidak Normal
dan/atau Keadaan Darurat dimaksud.
2. Penyampaian informasi sebagaimana dimaksud dalam angka 1
apabila penyebab berasal dari BI-SSSS dan Sistem BI-RTGS,
yang dilakukan melalui media telepon, faksimile dan/atau
sarana elektronik lainnya.
3. Keadaan Tidak Normal dan/atau Keadaan Darurat tersebut
juga disampaikan kepada Direktorat Jenderal Perimbangan
Keuangan, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan
Risiko, dan/atau Direktorat Jenderal Perbendaharaan.
4. Dalam hal terjadi keadaan Tidak Normal/Keadaan Darurat
yang
mengakibatkan
kegagalan
dan/atau
keterlambatan
Setelmen dan hal lainnya, Sub-Registry BI:
a. melakukan penyesuaian waktu Setelmen; dan
b. tidak menanggung kewajiban finansial berupa tambahan
imbal hasil dan denda keterlambatan.
IX. KORESPONDENSI
1. Penyampaian
surat-menyurat
dan
komunikasi
terkait
pelaksanaan Surat Edaran Bank Indonesia ini ditujukan kepada:
Departemen Pengelolaan Pinjaman dan Transaksi Pemerintah
Bank Indonesia
Jalan M.H. Thamrin No.2, Jakarta 10350.
Faksimile 021-3501949
Surat elektronik: [email protected]
2. Dalam
hal
terjadi
perubahan
alamat
surat-menyurat
dan
komunikasi, Bank Indonesia akan memberitahukan melalui surat
dan/atau media lainnya.
X.
KETENTUAN LAIN-LAIN
Lampiran I sampai dengan Lampiran IV merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari Surat Edaran Bank Indonesia ini.
XI. KETENTUAN…
11
XI. KETENTUAN PENUTUP
Surat
Edaran
Bank
Indonesia
ini
mulai
berlaku pada
XXXXXXXXXXXXX.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman
Surat Edaran Bank Indonesia ini dengan penempatannya dalam Berita
Negara Republik Indonesia.
Demikian agar Saudara maklum.
BANK INDONESIA,
DYAH N.K. MAKHIJANI
KEPALA DEPARTEMEN PENGELOLAAN
PINJAMAN DAN TRANSAKSI
PEMERINTAH
12
LAMPIRAN I
SURAT EDARAN BANK INDONESIA
NOMOR 18/4/DPTP TANGGAL 28 MARET 2016
PERIHAL
LAYANAN SUB-REGISTRY
DALAM
RANGKA
BANK INDONESIA
KONVERSI
PENYALURAN
DANA BAGI HASIL DAN/ATAU DANA ALOKASI
UMUM DALAM BENTUK NONTUNAI BERUPA
SURAT BERHARGA NEGARA.
KOP SURAT PEMERINTAH DAERAH
Tempat.., tanggal../bulan../tahun..
No. ……
Kepada
Departemen Pengelolaan Pinjaman dan Transaksi Pemerintah
Bank Indonesia
Jl. M.H. Thamrin No. 2
JAKARTA 10350
Perihal:
Permohonan Menjadi Nasabah Sub-Registry BI
Dalam rangka memperoleh layanan Sub-Registry BI dan sesuai
dengan ketentuan Bank Indonesia mengenai layanan Sub-Registry oleh
Bank Indonesia, yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: ..........................................
Jabatan
: Gubernur/Bupati/Walikota
Berdasarkan
:Surat keputusan pengangkatan Gubernur
/Bupati/Walikota
tanggal……
1
2
3
2
1
……................. .
…………….. Nomor…..
3
Isi salah satu: Gubernur/Bupati/Walikota…
Isi salah satu: Gubernur/Bupati/Walikota…
Diisi dengan nomor dan tanggal surat keputusan atau surat pengangkatan dalam
jabatan
dengan…
13
dengan ini mengajukan permohonan menjadi Nasabah Sub-Registry BI.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, bersama ini kami
sampaikan dokumen pendukung sebagai berikut:
1. Fotokopi surat keputusan atau surat pengangkatan Kepala Daerah.
2. Fotokopi bukti identitas diri yang masih berlaku.
3. Data identitas Pemerintah Daerah dan RKUD.
Demikian apabila permohonan kami telah disetujui, mohon
agar
Nomor Rekening SBN Pemerintah Daerah kami dapat disampaikan
kepada:
Nama Pejabat............. 4
Nama Jabatan........................... 5
Provinsi/Kabupaten/Kota............... 6
Alamat..........
7
Gubernur/Bupati/Walikota 8............
STEMPEL
PEMDA
Ttd
Nama Jelas
KEPALA DEPARTEMEN PENGELOLAAN
PINJAMAN DAN TRANSAKSI PEMERINTAH,
DYAH N.K. MAKHIJANI
4
5
6
7
8
Diisi dengan Nama Pejabat Pengelola Keuangan Anggaran Daerah atau pejabat lain
yang ditunjuk untuk menerima surat persetujuan dari Sub-Registry BI
Diisi dengan nama jabatan
Diisi salah satu: Provinsi/Kabupaten/Kota…
Isi dengan Alamat lengkap Pemerintah Daerah
Diisi salah satu: Gubernur/Bupati/Walikota…
Download