PEMBANGUNAN NIAS YANG BERKELANJUTAN PASCA BRR 20091 oleh: Binahati B. Baeha, SH2 A. PENDAHULUAN Kabupaten Nias merupakan salah satu Kabupaten dalam wilayah Propinsi Sumatera Utara yang terletak sejajar dan berada di sebelah barat Pulau Sumatera serta sebagian dikelilingi oleh Samudera Hindia. Kabupaten Nias mempunyai luas wilayah 3.495,40 km² atau 4,88 % dari luas wilayah Propinsi Sumatera Utara dan memiliki jarak ± 85 mil laut dari Sibolga (Daerah Propinsi Sumatera Utara). Sebelum bencana terjadi, Kabupaten Nias merupakan salah satu daerah miskin dan tertinggal di wilayah pemerintahan Propinsi Sumatera Utara. Kondisi kehidupan berbangsa dan bernegara yang sangat sentralistik pada masa lalu serta penanganan persoalan pembangunan yang dilakukan tidak secara holistik dan berkelanjutan menyebabkan persoalan-persoalan keterbelakangan Kabupaten Nias dalam berbagai aspek dan dimensi kehidupan seakan terabaikan atau termarjinalkan. Beberapa kebijakan pembangunan yang sifatnya sangat sektoral pada masa lalu seperti Inpres Desa Tertinggal, P3DT, Maduma, masih belum mampu membebaskan Kabupaten Nias dari ketertinggalan dan belenggu kemiskinan. Disamping itu, juga tidak bisa dipungkiri berbagai keterbatasan yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah sebagai institusi terdepan, yang memainkan peran strategis untuk keluar dari belenggu kemiskinan dan ketertinggalan serta menciptakan kondisi kemakmuran yang diidam-idamkan masyarakat. Makalah disampaikan pada Seminar Sehari: ”NIAS MENJELANG BERAKHIRNYA BRR”, yang dilaksanakan DPP-HIMNI, hari Kamis tanggal 7 Pebruari 2008 di Jakarta. 2 BUPATI NIAS 1 -1- Kepulauan Nias yang miskin dan tertinggal semakin lebih miskin dan tertinggal lagi, dan nyaris tak berdaya karena diporak-porandakan oleh amukan bencana alam tsunami dan gempa bumi yang terjadi secara beruntun. Sungguh keadaan yang tragis luar biasa, dengan jumlah ratusan korban jiwa dan harta benda yang sangat banyak telah merubah secara total keadaan Kepulauan Nias. Bencana alam ini berdampak pada berbagai sektor kehidupan masyarakat Nias baik pada sektor sosial, ekonomi, budaya, dan lainnya sehingga sebagian besar masyarakat Nias kehilangan akses dalam memenuhi kebutuhan sosial dasarnya. Dengan kata lain bahwa tragedi bencana alam yang melanda Kepulauan Nias telah menimbulkan dampak yang sangat meluas dan berkepanjangan dalam berbagai aspek dan dimensi kehidupan masyarakat. Namun siapa yang menyangka bahwa dengan kejadian tersebut Nias akan lebih baik, lebih maju dari sebelumnya. Dilandasi dengan kepercayaan yang kuat, bahwa Tuhan memiliki rencana besar dibalik semua kejadian yang telah berlangsung serta tidak pernah meninggalkan umat-Nya dalam kesengsaraan, kasih setia penyertaanNya diwujudnyatakan melalui berbagai bantuan dan uluran tangan dari berbagai pihak yang tiada hentinya sejak awal tanggap darurat hingga kini saat berlangsungnya kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi, dalam bingkai rasa solidaritas dan kepedulian terhadap sesama insan manusia. Demikian juga halnya perhatian yang sungguh-sungguh dari Pemerintah Pusat yang secara paripurna memfasilitasi berbagai kebijakan Rehabilitasi dan Rekonstruksi melalui keberadaan Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi NAD-Nias di Kabupaten Nias. Berbagai rencana strategis dan program aksi digelar untuk membangun kembali Kabupaten Nias sampai dengan Tahun 2009 yang merupakan fase terakhir dari proses rehabilitasi dan rekonstruksi di Kabupaten Nias yang ditandai dengan berakhirnya masa tugas BRR dan selanjutnya Pemerintah Kabupaten Nias akan melanjutkan proses tersebut kepada fase pembangunan reguler -2- B. PERMASALAHAN. 1. Payung hukum Peraturan Presiden RI Nomor 30 Tahun 2005, belum sepenuhnya mampu memetakan persoalan pembangunan yang dihadapi Kabupaten Nias pasca terjadinya bencana alam tsunami dan gempa bumi. Hal ini dapat kita maklumi bersama mengingat terbitnya Perpres 30 tersebut tidak lama berselang setelah terjadinya bencana alam gempa bumi tanggal 28 Maret 2005, sehingga muatan dalam Peraturan Presiden dimaksud belum secara menyeluruh memuat kebutuhan pembangunan yang sesungguhnya sebagaimana termuat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Nias 2006-2011. Apalagi bila kita kaitkan dengan kondisi riil Kabupaten Nias sebelum bencana alam tsunami dan gempa bumi tersebut memang sudah sangat-sangat terpuruk dari berbagai aspek.3 Bappenas bersama Pemerintah Daerah telah menyusun Rencana Aksi Rehabilitasi – Rekonstruksi termasuk Program Pasca BRR namun hingga kini belum diketahui bagaimana pengaturannya terutama menyangkut sumber pendanaan. 2. Belum terinventarisir semua aset yang dimiliki oleh BRR yang akan diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten Nias. 3. Sebagian pelaksanaan kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi dilapangan pada awalnya berlangsung tanpa pelibatan unsur Pemerintah Daerah antara lain para Camat, Lurah dan Kepala Desa sehingga tidak jarang terjadi permasalahan pada proses pelaksanaan kegiatan sehingga menghambat pelaksanaan kegiatan itu sendiri. Baru pada Pertengahan Tahun 2007 BRR melibatkan Camat sebagai fasilitator Rehabilitasi dan Rekonstruksi diwilayah Kecamatan. 4. Pada sisi kualitas, masih ditemukan adanya proyek Rehabilitasi dan Rekonstruksi yang tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan sehingga dikhawatirkan akan menjadi masalah pasca berakhirnya tugas BRR di Kabupaten Nias. 5. SDM pengelola pelaksanaan kegiatan rehabilitasi-rekonstruksi di Kepulauan Nias terbatas kuantitas dan kualitasnya sehingga mempengaruhi kinerja pelaksanaan kegiatan secara keseluruhan. 3 Hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak Presiden RI Susilo Bambang Yudoyono tanggal 13 Januari 2005 pada kunjungan resminya di Kecamatan Sirombu Kabupaten Nias Provinsi Sumatera Utara pasca tsunami 26 Desember 2004. -3- 6. Pemanfaatan material lokal, terutama kayu dan pasir pantai dikhawatirkan akan menyebabkan kerusakan lingkungan saat ini dan dimasa datang. 7. Keterbatasan anggaran yang tersedia pada APBD Kab. Nias pasca exit strategy BRR terkait dalam hal pembiayaan terhadap pemeliharaan dan operasi fasilitas seluruh aset yang diserahkan kepada Pemerintah Daerah serta keperluan pembangunan Kab. Nias pasca bencana alam. C. LANGKAH-LANGKAH YANG DITEMPUH PEMERINTAH KABUPATEN NIAS DALAM MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN NIAS YANG BERKELANJUTAN PASCA BRR 2009 Tahun 2009 merupakan fase terakhir dari proses rehabilitasi dan rekonstruksi di Kabupaten Nias yang ditandai dengan berakhirnya masa tugas BRR dan selanjutnya Pemerintah Kabupaten Nias akan melanjutkan proses tersebut kepada fase pembangunan reguler. Oleh karenanya diperlukan langkah-langkah persiapan yang optimal dalam rangka exit strategy BRR di Kabupaten Nias. 1. Peningkatan efektivitas Sekretariat Bersama Pemerintah Daerah Kabupaten Nias (Pemda), Sumatra Utara adalah penyelenggara pemerintahan di Kabupaten Nias (UU 32/2004), sementara BRR adalah pemegang mandat rehabilitasi dan rekonstruksi di Nias (Perpu 2/2005). Kedua lembaga ini mempunyai rencana strategis dan aksi berikut anggaran di wilayah yang sama. BRR tidak menjalankan rekonstruksi sendiri tetapi Pemda adalah juga stakeholder utama rekonstruksi. Blue Print atau Rencana Strategis BRR perlu menjadi bagian dari Rencana Pembangunan Pemerintah Daerah sehingga diperlukan lebih banyak koordinasi program dan anggaran untuk mendukung dan membangun Nias dalam penyelenggaraan rehabilitasi dan rekonstruksi. Salah satu mekanisme yang bisa mendorong kemitraan strategis antara BRR dan Pemda Kabupaten Nias dalam proses rehabilitasi tersebut ialah pendirian Sekretariat Bersama. Sejak September 2006, Pemerintah Kabupaten Nias telah meningkatkan kerjasama dan koordinasi antara Pemerintah Daerah, BRR dan stakeholders rehabilitasi dan rekonstruksi melalui pendirian Sekretariat Bersama Pemerintah Kabupaten Nias dengan BRR Perwakilan Nias yang beralamat di Jl. Pancasila No. 10. Desa Mudik Kecamatan Gunungsitoli. -4- A. Fungsi dan Tugas Sekretariat Bersama Fungsi Sekretariat Bersama a. Melakukan koordinasi satu atap dalam perencanaan, pengendalian, monitoring dan evaluasi terhadap semua kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi di Kabupaten Nias, b. Melakukan pengelolaan data dan informasi yang mencakup semua kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi Nias. c. Memperkuat hubungan antar stakeholder rehabilitasi dan rekonstruksi lewat strategi komunikasi yang jelas, dan d. Mempromosikan tata pemerintahan yang baik (good governance) melalui peningkatan akuntabilitas, transparansi dan partisipasi di semua kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi di Kabupaten Nias. Tugas Sekretariat Bersama Sekretariat Bersama mempunyai tugas sebagai berikut: a. Melakukan perencanaan berdasarkan kebutuhan (needs-based), dengan memperhitungkan kapasitas setiap lembaga secara terukur, b. Melakukan langkah-langkah khusus termasuk penetapan kriteria, evaluasi rencana program, pemrioritasan, penentuan program tahunan dan tahun jamak dan pembagian penanggungjawab program, c. Melakukan perencanaan terkait pemeliharaan aset rekonstruksi secara bersama, d. Melakukan monitoring dan evaluasi terkoordinasi antara Pemda dan BRR yang berdasarkan prinsip tata pemerintahan yang baik. e. Mendukung perencanaan kecamatan atau pembangunan kecamatan sebagai unit perencanaan rekonstruksi yang akan memperbaiki implementasi kegiatan di tingkat bawah, dan f. Mempromosikan peranan koordinasi dan integrasi di tingkat kabupaten dan tingkat kecamatan. Sedangkan kewenangan dalam menetapkan program dan kegiatan (termasuk anggaran) yang dilaksanakan oleh BRR Regional VI atau Perwakilan Nias ditetapkan di Banda Aceh. -5- B. Kegiatan Sekretariat Bersama Kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh Sekretariat Bersama Pemerintah Kabupaten Nias dengan BRR Perwakilan Nias, antara lain: 1. Memonitoring hasil capai kegiatan BRR dan NGO di Kabupaten Nias melalui kunjungan lapangan. 2. Memfasilitasi kegiatan BRR dan NGO. 3. Memfasilitasi penyelesaian masalah yang dihadapi oleh BRR dan NGO melalui penyampaian surat kepada BRR dan Camat setempat maupun pertemuan yang dihadiri oleh BRR, NGO, Instansi terkait dan Sekretariat Bersama. 4. Mengadakan rapat Sekretariat Bersama secara berkala setiap bulan yang dihadiri oleh Pengarah, Penasehat, BRR, dan Personil Sekretariat Bersama. 5. Memfasilitasi pertemuan NGO se-Kabupaten Nias melalui Nias Recovery Forum. 6. Mengikuti pertemuan dengan Dewan Pengarah dan Dewan Pengawas BRR. 2. Peningkatan Kapasitas Pemerintah Daerah Pasca masa tugas BRR di Kabupaten Nias, dibutuhkan Kapasitas Pemerintah Kabupaten Nias termasuk kemampuan aparatur daerah untuk pengelolaan aset yang akan diserahkan oleh BRR. Oleh karenanya, diperlukan upaya-upaya persiapan yang optimal dalam rangka pengembangan kelembagaan dan kapasitas Pemerintah Kabupaten Nias. Pengembangan kelembagaan dan kapasitas ini dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Lingkup Pemerintah Kabupaten Nias melalui: A. Penempatan aparatur daerah di organisasi BRR, Salah satu langkah penting untuk memastikan transisi yang lancar dari fase rehabilitasi dan rekonstruksi adalah dari sedini mungkin melibatkan Pemerintah Daerah. Hal ini akan memperkuat dan membangun keterlibatan Pemkab Nias dalam kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi dan mendukung koordinasi antara pihak-pihak yang terlibat. Upaya pelibatan Pemerintah Daerah aparatur daerah di organisasi BRR -6- antara lain melalui penempatan B. Pelaksanaan berbagai pelatihan maupun pemberian beasiswa kepada aparat Pemda a. Pelatihan bagi aparatur Pemerintah Kabupaten Nias. b. Pemberian beasiswa kepada Aparat Pemerintah Kabupaten Nias dan Dosen untuk melanjutkan ke jenjang Strata-1, S-2 serta Pendidikan Spesialis antara lain: 1. Pada Tahun 2006 yaitu: Pemberian Beasiswa melanjutkan Pendidikan bagi sejumlah Spesialis di Dokter Universitas untuk Gadjah Mada – Yogyakarta yaitu: 1 1 1 1 1 1 1 1 (satu) (satu) (satu) (satu) (satu) (satu) (satu) (satu) orang orang orang orang orang orang orang orang Spesialis Spesialis Spesialis Spesialis Spesialis Spesialis Spesialis Spesialis Kebidanan dan Kandungan. Bedah Umum. Penyakit Dalam. Anak. Anastesi. Patologi Klinik. THT. Radiologi. Pemberian beasiswa bagi sejumlah mahasiswa Nias yang mengikuti pendidikan Magister/Strata-2 (S-2) di Fakultas Kedokteran UGM yaitu: 1 (satu) orang Jurusan Magister Manajemen Kebijakan Obat. 5 (lima) orang Jurusan Magister Manajemen Pelayanan Kesehatan. 1 (satu) orang Jurusan Magister Sistem Informasi Kesehatan. 1 (satu) orang Jurusan Magister Manajemen RS. 1 (satu) orang Jurusan Magister Gizi. Pemberian beasiswa bagi sejumlah mahasiswa Nias yang mengikuti pendidikan di Fakultas Kedokteran UGM (S -1). 2. Pada Tahun 2007 yaitu: Pemberian Beasiswa kepada 37 orang PNS dan Dosen untuk melanjutkan pendidikan di Jenjang Strata-2 (S-2) yaitu: 7 (tujuh) orang di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, 5 (lima) orang di Universitas Malang, 5 (lima) orang di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, -7- 3 (tiga) di Universitas Negeri Surabaya (UNESA), 16 (enam belas) orang di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, dan 1 (satu) orang di Institut Pertanian Bogor. C. Pelibatan Camat sebagai fasilitator rehabilitasi dan rekonstruksi yang akan berfungsi sebagai berikut: Fasilitator Pertemuan Desa mengenai Rehabilitasi dan Rekonstruksi. Fasilitator Pertemuan Bulanan Rehabilitasi dan Rekonstruksi di Tingkat Kecamatan. Fasilitator Informasi pada Tingkat Kecamatan. D. Restrukturisasi Organisasi Pemerintah Daerah Melalui Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Penataan Organisasi Pemerintah, maka Pemerintah Kabupaten Nias akan mengadakan restrukturisasi organisasi yang telah ada saat ini, sehingga ke depan organisasi Pemerintah Kabupaten Nias ”miskin struktur, kaya fungsi”. E. Penyediaan biaya pemeliharaan dalam APBD Kabupaten Nias melalui anggaran kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pasca berakhirnya tugas BRR di Kabupaten Nias tentunya diperlukan pembiayaan terhadap pemeliharaan dan operasi fasilitas seluruh aset yang telah diserahkan kepada Pemerintah Daerah, maka Pemerintah Kabupaten Nias mengalokasikan anggaran penyediaan biaya pemeliharaan dalam APBD melalui anggaran kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) lingkup Pemerintah Kabupaten Nias. F. Pengajuan Proposal Alokasi Anggaran ke Pemerintah Pusat. Keterbatasan anggaran yang tersedia pada APBD Kabupaten Nias pasca exit strategy BRR terkait dengan pembiayaan tersebut, oleh Pemerintah Kabupaten Nias telah mengupayakannya melalui pengajuan proposal kepada Pemerintah Pusat untuk menambah alokasi anggaran di Kabupaten Nias khususnya keperluan pembangunan Kabupaten Nias pasca bencana alam. Hal ini kita upayakan terus pembangunan di dan mengajukan Kabupaten Nias usul penanganan kepada terutama setelah berakhirnya BRR di Pulau Nias. -8- Pemerintah khusus Pusa t G. Pemekaran Daerah Otonom Pemekaran Kabupaten Nias adalah suatu langkah strategis pasca rehabilitasi dan pemekaran rekonstruksi maka rentang berakhir, kendali karena dan dengan adanya pelayanan kepada masyarakat akan semakin mudah. H. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Untuk mengatasi keterbatasan alokasi anggaran pembangunan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana alam, maka upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Nias adalah peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Langkah-langkah yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Nias adalah pelaksanaan intesifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Nias. I. Meningkatkan hubungan kerjasama dan Kemitraan dengan UN dan NGO. Di Kabupaten Nias selain institusi BRR Perwakilan Nias terdapat 8 Lembaga PBB (United Nations), dan 57 NGO yaitu terdiri atas 43 NGO Internasional dan 14 NGO Nasional yang terlibat langsung dalam kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi. Berbagai bentuk komitmen yang sudah terlaksana selama ini antara lain pada Sektor Infrastruktur, Perumahan dan Tata Guna Lahan, Sektor Ekonomi Kelembagaan Sektor sehingga Pendidikan, sebagian Sektor Kesehatan, masyarakat sudah Sosial dan merasakan manfaatnya. 3. Manajemen asset Pada akhir masa tugas BRR Perwakilan Nias, seluruh aset termasuk yang digunakan untuk operasional akan diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten Nias dan Kementerian/Lembaga Terkait (Bandara Udara, Pelabuhan). Pada saat ini Pemerintah Kabupaten Ni as sedang bekerjasama dengan BRR Perwakilan Nias untuk menginventarisir semua aset yang dimiliki oleh BRR yang secara bertahap akan diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten Nias. -9- D. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN NIAS TAHUN 2006 - 2011 Untuk mewujudkan pembangunan Nias yang berkelanjutan pasca BRR tahun 2009 akan mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Nias Tahun 2006 – 2011 sebagai ”Grand Policies” Kabupaten Nias, sebagai berikut: 1. Visi Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Nias 2006 – 2011 yaitu: ‘Mewujudkan Nias Baru yang Maju, Beriman, Mandiri dan Sejahtera’ Maju, berarti berada pada suatu kondisi tingkat perkembangan yang lebih baik dalam berbagai aspek dan dimensi kehidupan. Beriman, berarti suatu perilaku meningkatnya ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan pengamalan nilai-nilai ajaran agama dalam perilaku kehidupan sehari-hari. Mandiri, berarti berada pada kondisi dimana masyarakat dan daerah memiliki kehidupan yang sejajar dengan masyarakat dan daerah lainnya dengan mengandalkan kemampuan dan kekuatan sendiri melalui pemanfaatan potensi sumber daya yang ada. Sejahtera, berarti suatu keadaan kemakmuran yang merata dan berkeadilan dalam segala aspek dan sendi-sendi kehidupan masyarakat. 2. Misi Misi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Nias 2006 – 2011 yaitu: 1. Meningkatkan kualitas keimanan dan kataqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai sumber tertinggi dalam penataan kehidupan berbangsa, bernegara, berpemerintahan dan bermasyarakat. 2. Mendorong penyelenggaraan pemerintahan yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel guna mewujudkan kehidupan berpemerintahan yang baik (Good Governance) dan berpemerintahan yang bersih (Clean Governmant) melalui kebijakan, sikap, tindakan dan perilaku pemerintahan. 3. Mendorong penegakan hukum secara konsisten, meningkatkan rasa aman dan nyaman masyarakat serta pemberantasan KKN. - 10 - 4. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang profesional, cerdas, terampil, kreatif dan inovatif, memiliki etos kerja serta mampu berkompetensi dalam ilmu pengetahuan, informasi dan teknologi melalui pendidikan formal dan informal. 5. Membangun fondasi perekonomian daerah melalui akselerasi penguatan ekonomi karakyatan yang berbasis sumber daya lokal melalui pembangunan sarana dan prasarana/ infrastruktur daerah dengan tetap memperhatikan keseimbangan antar wilayah. 6. Mewujudkan kualitas pelayanan pemerintahan yang efektif dan efisien melalui penataan organisasi perangkat daerah, pembenahan manajemen kepegawaian dan pembinaan aparatur dengan mengoptimalkan keberadaan pemerintah sebagai pelayan dan masyarakat sebagai pihak yang dilayani. 7. Membina hubungan kerjasama dan kemitraan yang baik dengan berbagai pihak termasuk lembaga legislatif, lembaga-lembaga pemerintahan dan organisasi kemasyarakatan (Lokal, Regional, Nasional) dan NGO-NGO, dunia usaha dan institusi lainnya guna menciptakan situasi dan kondisi yang kondusif bagi pertumbuhan perekonomian masyarakat. 8. Mendorong percepatan kemandirian masyarakat melalui pemberdayaan partisipasi aktif masyarakat dalam kehidupan berpemerintahan, bermasyarakat dan berdemokrasi. 9. Mendorong peningkatan pendapatan asli daerah sebagai salah satu pilar kemandirian daerah guna mewujudkan otonomi daerah yang nyata dan bertanggungjawab. 10. Meningkatkan rasa keadilan, kesetaraan dan kebersamaan ditengahtengah masyarakat dengan mewujudkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya. E. PENUTUP Kompleksnya persoalan pembangunan yang dihadapi pasca bencana alam membutuhkan sumber daya yang sangat besar. Pemerintah Kabupaten Nias menyadari sepenuhnya keterbatasan yang dimiliki, sehingga dukungan dari semua elemen masyarakat sangat dibutuhkan untuk secara bersama-sama membangun Nias secara keseluruhan dengan kondisi yang lebih baik sesuai harapan dan keinginan kita semua. - 11 - Selanjutnya, pasca berakhirnya mandat BRR pada bulan April 2009, pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi di Kabupaten Nias akan dilanjutkan oleh Pemerintah Kabupaten Nias sebagaimana fungsinya sebagai penyelenggara pemerintahan sebagaimana diatur dalam UU 32/2004. Terkait dengan itu, Pemerintah Kabupaten Nias telah siap menerima proses peralihan semua program dan kegiatan dari BRR dan stakeholder lain. Jadi kekuatiran yang selalu diwacanakan selama ini perlu diperbaharui dengan rasa optimis. Demikian paparan ini kami sampaikan dengan harapan bahwa kegiatan ini dapat berkesinambungan sebagai upaya mewujudkan Nias Baru yang Maju, Beriman, Mandiri dan Sejahtera. Sebagaimana peribahasa Nias yang menyatakan “LÖ SENDRORO SITENGA KHÖNIA, LÖ SEHAO SITENGA SO ONO, LÖ SAMEMONDRI NA RAI’Ö, LÖ SAMEGÖ NA OLOFO” dan “LÖKHÖ TÖ MBANUA, AUKHU TÖ ZINO, TAFA’ESE’ESE WANGAZÖ-NGAZÖKHI, TAFA’ESE-’ESE WANGEHAO”… Atas perhatian Bapak/Ibu, kami ucapkan terimakasih…Ya’ahowu Gunungsitoli, Februari 2008 BUPATI NIAS, ttd BINAHATI B. BAEHA, SH - 12 - PEMBANGUNAN NIAS YANG BERKELANJUTAN PASCA BRR 2009 . PEMERINTAH KABUPATEN NIAS GUNUNGSITOLI TAHUN 2008 - 13 -