Konsep Pelayanan Satu Atap dalam Meletakkan Pondasi Pariwisata Nias Oleh : A. Paterson Sarumaha Co-Writer: Maharani Pande Salah satu faktor keberhasilan Bali dalam mempertahankan posisinya sebagai icon pariwisata dunia adalah kerjasama yang terpadu dan saling mendukung antara pemda dengan pelaku usaha, tokoh masyarakat, serta stakeholders yang berkepentingan dalam membangun pariwisatanya. Sebagai ilustrasi, di desa Ubud, tokoh masyarakatnya sangat berperan dalam membangun konsep pariwisata yang akhirnya dikenal sebagai desa wisata budaya. Sosialisasi wisata Ubud dimotori langsung oleh raja Ubud dengan disponsori oleh Pemda dan pengusaha sekitarnya. Berbagai event digelar secara reguler, misalnya atraksi tari Kecak, tari Legong, hingga sendratari berbau mistis dengan lakon Calonarang. Selain atraksi tari, Ubud juga menyuguhkan berbagai kegiatan yang unik untuk wisatawan, seperti belajar melukis dan memahat, kursus singkat membatik, dan yang tidak kalah menariknya adalah kesempatan bagi tamu hotel untuk ikut serta menanam padi di sawah. Masyarakat Bali pada umumnya sangat terbuka pada pendatang. Mereka memperbolehkan wisatawan datang dan ikut serta dalam pawai pada prosesi berbagai upacara adat di Bali, seperti Ngaben (upacara pembakaran jenazah), Melasti (prosesi penyucian diri dan perangkat upacara ke laut, yang biasanya dilakukan sebelum hari raya Nyepi) dan lain-lain. Bercermin dari Bali, dalam usaha untuk membangun Nias menjadi tujuan pariwisata Indonesia bagian Barat, maka konsep pemasaran terpadu dapat diterapkan di Nias dengan membentuk suatu badan pengelolah pariwisata Nias (Nias Tourism Board). Pembentukan Nias Tourism Board Badan ini dapat berdiri di bawah naungan kedua Pemda Nias, dan beranggotakan selain dari aparat pemerintahan, tokoh masyarakat, maupun pelaku usaha pariwisata, serta professional yang memiliki kapasitas dalam mengembangkan pariwisata. Tujuan pembentukan Nias Tourism Board adalah untuk melakukan sosialisasi, pengenalan, dan promosi pariwisata Nias; serta memberikan layanan satu atap mengenai informasi yang menyangkut kepariwisataan Nias. Guna mencapai tujuannya, Nias Tourism Board menerapkan metode pengendalian mutu terpadu (Total Quality Management/TQM) yaitu merencanakan, melakukan, memeriksa, serta melaksanakan (Plan-Do-Check-Action / PDCA) seluruh obyek dan potensi pariwisata Nias, melalui suatu proses Komunikasi Pasar Terpadu (Integrated Marketing Communication) yang meliputi : - Advertising (Iklan), berupa symbol dan logo, billboard, brosur, bulletin, video dan CD-Rom; Sales Promotion (Promosi Penjualan), misalnya pameran dagang dan pariwisata, program festival, pesta kesenian, roadshow, dll; - - Public Relations (Humas), dengan melakukan lobi pada sponsor, calon investor, serta antar pemerintah daerah lain, menjalin hubungan kerjasama dengan media massa, maskapai penerbangan, agen perjalanan, dll; Personal Selling (Tenaga Penjualan), dengan melakukan presentasi dan meeting pada saat event pameran pariwisata; Direct Marketing (Pemasaran langsung), melalui internet, catalog, atau telemarketing. Platform Pemasaran Pariwisata Nias : Product Price Segmenting Targeting Positioning Places Promotion Positioning merupakan suatu langkah memposisikan pariwisata Nias pada pasar, yang menunjukkan seperti apa dan bagaimana pariwisata Nias itu ingin dikenal, misalnya “Pariwisata Nias adalah Surga bagi Peselancar”; “The Ancient Megalith of Nias”; “Nias, The Baby Island of Indonesia”; “Nias, The Nurture Island”; “Nias, the Island of Surfing”; “Nias, Wonderful Island”; ”Nias, Wanderer Island”; “Nias, the Door of Indonesia’s Blessing”; *). Dalam menentukan brand pariwisata dan melakukan positioning terhadap brand tersebut, sebelumnya Nias Tourism Board melakukan segmentasi dan target pasar. Target pasar pariwisata Nias diperoleh dengan menentukan proporsi pangsa pasar terbesar berdasarkan segmentasi pasar. Segmentasi pasar pariwisata Nias pada dasarnya adalah pengkotakan konsumen potensial bagi pariwisata Nias, yang dikelompokkan misalnya, berdasarkan usia; penghasilan; tujuan kedatangan ke Nias, apakah kedatangannya ke Nias dalam rangka berlibur atau perjalanan bisnis; dan lainnya. Penentuan segmentasi pasar dilakukan melalui proses bauran pemasaran, yang terdiri dari : 1. Penentuan Produk Pariwisata, misalnya wisata bahari, maupun wisata budaya 2. Penentuan Harga. Oleh sebab pariwisata merupakan suatu produk jasa, maka penentuan harga (pricing) dilakukan atas dasar nilai dan manfaat (value dan benefit) yang ditawarkan. 3. Penentuan saluran distribusi. Dalam hal ini ditekankan bahwa sangat diperlukan kerjasama antara Nias Tourism Board dan Pemda dengan pihak-pihak yang memiliki kemampuan untuk menjual pariwisata Nias. Sebagai contoh, kerjasama dengan Pemda lain (Bali, Daerah Istimewa Yogyakarta/DIY) guna menjadikan Nias sebagai tandem destination (agar Nias juga menjadi destinasi dalam satu rancangan paket wisata yang diselenggarakan oleh daerah lain). Selain melalui kerjasama antar Pemda, Nias Tourism Board juga dapat bekerjasama dengan agen perjalanan, maskapai penerbangan, dan maskapai pelayaran, untuk membuat rancangan paket pariwisata Nias. 4. Penentuan kegiatan promosi pariwisata yang akan dilakukan, dengan mengikuti berbagai event promosi pariwisata, seperti Pasar Pariwisata Indonesia (PPI), dan promosi lain baik di tingkat nasional maupun internasional. Sistem Informasi Pariwisata Nias Pariwisata tanpa didukung dengan adanya sistem informasi yang handal akan sangat timpang. Informasi yang akurat akan menjadi suatu kekuatan (Strength) bagi kemajuan pariwisata Nias. Ketersediaan layanan informasi merupakan tanggung jawab bersama antara Nias Tourism Board dengan Pemda Nias. Informasi yang lengkap diwujudkan ke dalam suatu database pariwisata Nias yang meliputi Profil Daerah / Obyek Wisata, Regulasi Pemerintah, Jumlah kunjungan wisatawan, Produk Jasa Penunjang, Produk Kerajinan, Transportasi (Darat, Laut, Udara) serta jadwal keberangkatan masing-masing, Hotel, Biro Perjalanan Wisata, Informasi mengenai hasil alam Nias, dan lain-lain. Nias Tourism Board diharapkan dapat menjadi pusat informasi pariwisata Nias dan memberikan pelayanan akses informasi baik bagi calon wisatawan yang akan berkunjung, maupun pelaku serta pengusaha dalam industri pariwisata. Selain berfungsi dalam menyediakan informasi, system informasi ini juga dapat sebagai tools (alat ukur) dalam mengevaluasi kinerja pencapaian atas rencana kerja Nias Tourism Board. Peranan Pemda dan Tokoh Masyarakat Peran Pemda Nias sebagai motor penggerak dan kolektor informasi mutlak diperlukan karena Pemda Niaslah yang memiliki kewenangan dan sumber daya untuk membentuk Nias Tourism Board. Selain itu, partisipasi tokoh masyarakat yang disegani oleh masyarakat juga merupakan faktor keberhasilan pemberdayaan Nias Tourism Board. Satu hal yang patut menjadi cerminan bagi kita masyarakat “Ono Niha” adalah, kemajuan pariwisata Nias akan sangat bergantung kepada tingkat kesiapan kita dalam menerima pendatang dan tamu dengan tangan terbuka dan tanpa prasangka. Pariwisata merupakan industri jasa yang rentan terhadap issue, sehingga keberhasilan maupun kegagalan pembangunan pariwisata Nias menjadi tanggung jawab kita bersama. Faktor keamanan dan kenyamanan bagi wisatawan adalah kunci keberhasilan kemajuan pariwisata, sehingga apabila wisatawan merasa aman dan nyaman selama berkunjung ke Nias, tentunya akan lebih banyak dollar yang dibelanjakan. Dengan demikian kemajuan pariwisata Nias akan tercapai, sejalan dengan peningkatan pendapatan masyarakat, yang menghasilkan multiplier effect dalam perekonomian Ono Niha. *) Berbagai brand pariwisata Nias diperoleh dari masukan ide-ide brilian dari saudara-saudara Ono Niha yang tertuang dalam Kese-Kese No. 898 mengenai Brand Pariwisata Nias