suku nias - sipadu isi surakarta

advertisement
Winda Setya M. / 14148128
Najwa Ilham K. /14148157


Masyarakat Nias dianggap berasal dari sekelompok keturunan suku
birma dan assam, tapi berbeda dengan asal usul orang batak. Ada
banyak teori tentang asal usul suku nias dan belum ada yang dapat
memastikan karna mereka aslinya berasal dari lebih dari satu grup
etnik. Perpaduan itu akan menjadi sangat bagus karena gabungan
dari beberapa grup etnik. Ferrad (keturunan perancis) melaporkan
bahwa seorang pelancong dari Arab yang bernama sulaiman
menyebutkan banyak perbedaan suku-suku di tahun 851 SM.
Penggalian di gua Togi Ndrawa (menurut penelitian yang baru
dilakukan di Heilberg, Jerman), atau gua Pelita menunjukkan bahwa
masyarakat sudah tinggal disana sejak 7000 tahun yang lalu. Banyak
tulisan yang juga mendukung teori tersebut. Contohnya : banyak
masyarakat tinggal di pohon-pohon yang dipanggil Bela dan
masyarakat tinggal ditebing yang dipanggil Nadaoya, menurut
kepercayaan masyarakat Nias 2 suku diatas tersebut adalah sejenis
roh-roh, roh terakhir yang jahat.


Di daerah Hinako dan dipulau-pulau Wesi selatan telah ada
selama 17-18 generasi yang lalu. Mereka disebut suku Maru yaitu
suku asli orang bugis di nias. Para missionaris menyatakan bahwa
bahasa mereka telah hilang kira-kira 100 tahun yang lalu. Orang
aceh datang ke nias kira-kira 13-14 generasi yang lalu.
Mereka selalu berhubungan satu sama lain sebagai polem di nias.
Ketika orang aceh pertama kali masuk ke desa Foa dengan
menyebrangi sungai, masyarakat nias memotong pohon besar dan
menutup jalan keluar. Salah satu tujuan masyarakat nias adalah
untuk mempelajari tenaga-tenaga gaib dan cara berperang dari
orang aceh. Orang aceh menguasai daerah itu. Ada 3 bentuk cara
berperang di nias, yaitu : simataha dari aceh, starla dari sumbar,
dan trapedo yang merupakan gabungan dari keduanya. Bangsa
Belanda melakukan ekspedisi pertama kalinya di nias tahun 1855.
nias telah dikuasai Belanda tahun 1914.

Menurut masyarakat Nias, salah satu mitos asal usul
suku Nias berasal dari sebuah pohon kehidupan yang
disebut "Sigaru Tora`a" yang terletak di sebuah tempat
yang bernama "Tetehöli Ana'a". Menurut mitos tersebut
mengatakan kedatangan manusia pertama ke Pulau
Nias dimulai pada zaman Raja Sirao yang memiliki 9
orang Putra yang disuruh keluar dari Tetehöli Ana'a
karena memperebutkan Takhta Sirao. Ke 9 Putra itulah
yang dianggap menjadi orang-orang pertama yang
menginjakkan kaki di Pulau Nias.

Penelitian Arkeologi telah dilakukan di Pulau Nias sejak
tahun 1999 dan hasilnya ada yang dimuat di Tempointeraktif,
Sabtu 25 November 2006 dan di Kompas, Rabu 4 Oktober
2006 Rubrik Humaniora menemukan bahwa sudah ada
manusia di Pulau Nias sejak 12.000 tahun silam yang
bermigrasi dari daratan Asia ke Pulau Nias pada masa
paleolitik, bahkan ada indikasi sejak 30.000 tahun lampau
kata Prof. Harry Truman Simanjuntak dari Puslitbang
Arkeologi Nasional dan LIPI Jakarta. Pada masa itu hanya
budaya Hoabinh, Vietnam yang sama dengan budaya yang
ada di Pulau Nias, sehingga diduga kalau asal usul Suku Nias
berasal dari daratan Asia di sebuah daerah yang kini
menjadi negara yang disebut Vietnam.
Suku Nias adalah kelompok masyarakat yang hidup di pulau
Nias. Dalam bahasa aslinya, orang Nias menamakan diri mereka
"Ono Niha" (Ono = anak/keturunan; Niha = manusia) dan pulau
Nias sebagai "Tanö Niha" (Tanö = tanah).
Hukum Adat
Suku Nias adalah masyarakat yang hidup dalam lingkungan
adat dan kebudayaan yang masih tinggi. Hukum adat Nias secara
umum disebut fondrakö yang mengatur segala segi kehidupan
mulai dari kelahiran sampai kematian. Masyarakat Nias kuno
hidup dalam budaya megalitik dibuktikan oleh peninggalan
sejarah berupa ukiran pada batu-batu besar yang masih
ditemukan di wilayah pedalaman pulau ini sampai sekarang
a.
Kasta
Suku Nias mengenal sistem kasta(12 tingkatan
Kasta). Dimana tingkatan kasta yang tertinggi adalah
"Balugu". Untuk mencapai tingkatan ini seseorang
harus mampu melakukan pesta besar dengan
mengundang ribuan orang dan menyembelih ribuan
ekor ternak babi selama berhari-hari
b.
Bangunan Megalitikum
Bentuk bangunan yang ada
di kebudayaan ini lebih dekat
pada hasil kebudayaan
Megalitikum. Hal ini dapat
dilihat dari tumpukan
bebatuan besar yang
dijadikan bangunan atau
sembahan masyarakat adat
Nias. Kebudayaan unik
lainnya pun terlihat dari
kebiasaan orang Nias untuk
mengurbankan Kerbau
sebagai persembahan
kepada para leluhur.
Banua-banua atau desa-desa
yang terletak di kepulauan Nias
ini kebanyakn sulit untuk
didatangi. Hal ini dilakukan
sebagai bentuk pertahanan
musuh pada zaman dulu.
Keunikan dari bentuk desa di
Nias adalah berbentuk U
dengan posisi paling ujung
merupakan rumah dari Kepala
Negri (Tuhénori) atau kepala
desa (Salawa) dan di depannya
merupakan lapangan.
Sedangkan di sebelah kanan
dan kiri adalah rumah
penduduk.
Omo adalah sebutan untuk
rumah bagi orang Nias. Ada
dua macam bentuk rumah
orang Nias, Omo Hada
(rumah adat) dan Omo
Pasisir Rumah biasa yang
telah terpengaruh oleh
budaya luar. Omo Hada
merupakan rumah kediaman
para Tuhénori, Sawala, dan
para bangsawan. Bentuknya
yang sangat megah terbuat
dari kayu dengan lantai
beralasakan daun rumbia.
Ada dua macam bentuk
untuk rumah adat berbentuk
bulat dan persegi panjang
dengan penompang tiang yang
besar dan tinggi menjadikan
rumah panggung yang megah.
Di pelataran rumah adat
terdapat bangunan-bangunan
megalitikum seperti tugu batu
yang disebut Saita Gari untuk
sebutan orang Nias dibagian
Selatan, Béhu di Tenggara, dan
Gowé Zalava di Utara,Timur, dan
Barat.



Daro-daro dan Pesta Besar
Selain itu ada juga tempat duduk yang terbuat dari batu dengan
sebutan daro-daro atau haréfa. Pada zaman dahulu, bangunanbangunan tersebut didirikan oleh oleh pemilik rumah sebagai
tanda bahwa mereka telah mengadakan pesta adat yang sangat
besar.
Pengaruh Kristen dan Islam
Kebudayaan ini mulai berubah pada tahun 1830 dan
berkembang setelah kehadiran para misionari dari Jerman di
tahun 1865. Adapun pengaruh Islam masuk ketika orang-orang
Nias melakukan perdagangan dengan orang Aceh dan Melayu
pada tahun 1966.
Ono Niha
Ono Niha adalah sebutan bagi masyarakat Nias yang berarti
‘anak manusia’. Orang-orang ini dianggap memiliki warna kulit
yang lebih kuning dibandingkan dengan masyarakat Indonesia
pada umumnya




Berdasarkan Hasil Penelitian ; Orang Nias memiliki DNA sama dgn Orang
Taiwan
Banyak yang bertanya tentang darimanakah asal suku Nias? dan jawaban
yang ditemukan pasti berbeda-beda. Beberapa pendapat mengatakan
bahwa orang nias berasal dari China, Thailand, Vietnam, Mongolia, atau
Jepang (secara fisik). Sementara Jika ditelusuri secara tradisi lisan,
mungkin pendapat berbeda akan ada, misalnya pendapat yang
mengatakan suku Nias berasal dari langit, nidada, dan pendapat2 lainnya.
Selama 10 tahun dilakukan penelitian terhadap kecocokan DNA orang
Nias dengan DNA orang-orang dari beberapa daerah lainnya. Dari hasil
penelitian, DNA inilah disimpulkan kalau suku Nias berasal dari Taiwan.
Penelitian ini juga menemukan, dalam genetika orang Nias saat ini tidak
ada lagi jejak dari masyarakat Nias kuno yang sisa peninggalannya
ditemukan di Goa Togi Ndrawa, Nias Tengah. Penelitian arkeologi
terhadap alat-alat batu yang ditemukan menunjukkan, manusia yang
menempati goa tersebut berasal dari masa 12.000 tahun lalu.
Studi ini juga menemukan, masyarakat Nias tidak memiliki kaitan genetik
dengan masyarakat di Kepulauan Andaman-Nikobar di Samudra Hindia
yang secara geografis bertetangga.
Download