REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KARET (Hevea brasiliensis Muell Arg.) PADA ULTISOLS AFDELING IV KEBUN GUNUNG PAMELA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III* SEMINAR HASIL OLEH RAHMAT PANDI TAMBUNAN** 050303042/ILMU TANAH ABSTRACT This research was conducted to make fertilizer recommendations for the productive phase of mature rubber according to soil and leaf analysis. This research started from soil and leaf sampling, analysized of N, P, K, Mg soil and leaf and making N, P, K, Mg fertilizer recommendations. The results of research suggest to the productive phase of mature 1994 are given by 383 g. Urea/tree/year, 236 g. RP/tree/year, 97.5 g. MOP/tree/year and 24 g. Kieserit/tree/year and for the productive phase of mature 1996 are given by 360 g. Urea/tree/year, 215 g. RP/ tree/year, 97.5 g. MOP/ tree/year and 24 g. Kieserit/tree/year. Fertilization will be held by band placement and horseshoe methodes maximally two times applications in a year in June – July and December – January. Keywords : Recommendation, rubber, fertilizer, soil and leafanalysis ABSTRAK Penelitian ini bertujuan membuat rekomendasi pemupukan tanaman karet berdasarkan analisis tanah dan daun. Penelitian ini diawali dengan pengambilan contoh tanah dan daun, analisis N, P, K, Mg tanah dan daun serta pembuatan rekomendasi pemupukan N, P, K dan Mg. Hasil penelitian menganjurkan untuk TM Karet 1994 diberikan 383 g. Urea/phn/thn, 326 g. RP/phn/thn, 97.5 g. MOP/phn/thn dan 24 g. Kieserit/phn/thn sedangkan untuk TM Karet 1996 dianjurkan diberikan 360 g. Urea/phn/thn, 215 g. RP/phn/thn, 97.5 g. MOP/phn/thn dan 24 g. Kieserit/phn/thn. Pemupukan dilakukan dengan cara larikan dan tapal kuda dengan maksimal 2 kali aplikasi yaitu pada bulan Juni – Juli dan Desember – Januari. Kata kunci : Rekomendasi, karet, pemupukan, analisis tanah dan daun. PENDAHULUAN Karet merupakan komoditi perkebunan yang sangat penting peranannya di Indonesia. Luas area perkebunan karet tahun 2008 tercatat mencapai lebih dari 3.2 juta Ha dan merupakan lahan karet terluas didunia. Luasnya lahan karet yang dimiliki Indonesia tidak diimbangi dengan produktivitas yang baik. Terbukti, Thailand yang luas area perkebunannya hanya 2 juta Ha merupakan produsen karet nomor satu dunia (Deptan, 2009). Salah satu penyebabnya adalah pengelolaan tanah yang kurang optimal dikarenakan budidaya karet di Indonesia umumnya dilakukan pada tanah Ultisols yang umumnya kurang subur untuk budidaya pertanian, terdapat ± 24.3% dari luas daratan Indonesia merupakan Ultisols (Subagyo, dkk, 2000). Didalam usaha meningkatkan produksi tanaman karet, pemupukan merupakan salah satu cara yang terus dikembangkan oleh pemerintah. Pemupukan merupakan bagian terbesar dalam upaya budidaya pertanian, umumnya mencapai 60% dari keseluruhan total biaya. Namun demikian didalam pelaksanaannya masih banyak usaha pemupukan dilakukan secara kurang tepat, baik dalam penentuan jenis, dosis, serta waktu dan cara pemberian pupuk sehingga biaya yang dikeluarkan tidak seimbang dengan hasil yang di harapkan. Dalam hal ini penentuan rekomendasi pemupukan Pdisusun melalui analisis tanah dan daun melalui pendekatan Hara Berimbang Optimum, dimana nilai hara daun dibagi dalam 2 kategori yaitu di bawah optimum dan di atas optimum. Jika nilai hara daun berada di bawah optimum (bernilai -) maka hara perlu ditingkatkan hingga minimal pada nilai hara berimbang biasa (HBB) yang bernilai – 3 atau berada di atas hara optimum (bernilai +) sesuai dengan kondisi keuangan melalui pemupukan. Lahan yang dipilih sebagai objek penelitian adalah Afdeling IV Kebun Gunung Pamela (KGPMA) yang merupakan salah satu unit usaha PTPN-III. Dari sumber PT. Perkebunan Nusantara III, KGPMA memiliki jenis tanah Ultisol yang memiliki kemasaman (pH) tanah kurang dari 5.5, kejenuhan Al. sedang, kapasitas tukar kation rendah (kurang dari 24 me/100g) dan kandungan nitrogen rendah (Munir, 1996). KGPMA memiliki kebun sawit dan karet dimana luas kebun karet hingga tahun 2008 seluas 1.928.33 Ha dengan rata – rata produksi ± 2.000 kg/Ha/thn yang tersebar mulai dari Afd. I-VII. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik mencoba melakukan penelitian dalam hal penetapan dosis pupuk yang tepat dengan membuat rekomendasi pemupukan pada tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg.) pada Ultisols Afdeling IV Kebun Gunung Pamela PT. Perkebunan Nusantara III. Tujuan Penelitian ini adalah menetapkan jenis dan dosis pupuk yang tepat, cara aplikasi dan frekwensi pemupukan berdasarkan analisis tanah dan daun dalam peningkatan produksi karet (Hevea brasiliensis Muell Arg.) pada Ultisols Afdeling IV Kebun Gunung Pamela PT. Perkebunan Nusantara III. * Disampaikan pada seminar hasil penelitian Kamis 4 Juni 2009 Pukul 09.00 WIB ** Mahasiswa Ilmu Tanah Di bawah bimbingan Ir. Bachtiar Effendi Hasibuan, MS dan Ir. Hardy GUCHI, MP BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Kesuburan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahan contoh tanah Ultisol dan daun tanaman karet Kebun Gunung Pamela Afdeling IV PT. Perkebunan Nusantara III Kecamatan Sipispis, Kabupaten Serdang Bedagai, plastik, amplop serta bahan – bahan kimia untuk keperluan analisis tanah dan tanaman di laboratorium, sedangkan alat yang digunakan adalah cangkul, parang, gunting, ember dan goni untuk pengambilan contoh tanah dan daun serta alat alat laboratorium untuk keperluan analisis tanah dan tanaman di laboratorium. Penelitian ini diawali dengan pengambilan contoh tanah secara ‘composit sample’ dan contoh daun karet berdasarkan balai pusat penelitian karet sungei putih (BPPT, 1984). Contoh tanah diambil dari dalam larikan dan luar larikan kemudian dikeringudarakan dan dianalisis pH, C-Org, BO, KTK, Kej. Al, Aldd, N-total, P-tersedia, K dan Mg-tukar. Contoh daun karet diambil dari blok TM Karet 1994 dan 1996. Contoh daun karet tersebut kemudian diovenkan, digrinder dan dianalisis hara N, P, K dan Mg daunnya. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Tanah Tanah yang dianalisis berasal dari dalam larikan dan luar larikan. Hasil analisis tanah dalam larikan disajikan pada Tabel 1. dipertimbangkan karena tanah memiliki pH yang sangat masam dan Kej. Al yang sedang. Tanah ini juga didominasi oleh fraksi pasir sebesar 34%, debu 14% dan liat 52% serta KTK tanah yang rendah sehingga metode pemupukan yang tepat perlu diterapkan guna terwujudnya efektifitas pemupukan. Analisis Daun Daun yang dianalisis dibagi 2 yaitu daun yang berasal dari TM Karet 1994 (L1) dan TM 1996 (L2). Hasil analisis daun karet disajikan pada Tabel 9. Tabel 3. Hasil Analisis Daun pada TM Karet 1994 (L1) dan 1996 (L2) Parameter yang diukur % Nitrogen % Fosfor % Kalium % Magnesium Hasil 4.14 0.08 8.25 0.59 0.18 Kriteria* Sangat Masam Sangat Rendah Rendah Sedang Sangat rendah Berdasarkan data analisis daun (Tabel 3) diperoleh bahwa kadar Nitrogen, Fosfor dan Kalium bernilai negatif (-) berdasarkan tabel hara berimbang optimum sehingga perlu ditingkatkan minimal ke HBB ( - 3) atau ke nilai HBO (bernilai +) berdasarkan keadaan ekonomi sesuai Tabel HBO (Tabel 4). Rekomendasi Pemupukan Dosis Anjuran Dosis anjuran N, P, K dan Mg untuk tanaman menghasilkan karet 1994 dan 1996 disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Dosis Anjuran Tanaman Menghasilkan Karet *Menurut Balai Penelitian Tanah (2005) Jenis Hara Sedangkan hasil analisis tanah luar larikan disajikan pada Tabel 2. N P2O5 K2O MgO Tabel 2. Hasil Analisis Tanah Luar Larikan Parameter yang diukur Hasil Kriteria* pH tanah C-Organik (%) BO (%) Kej Al (%) Aldd (me/100g) Tekstur Pasir (%) Debu (%) Liat (%) KTK (me/100g) 4.36 0.83 1.43 17.29 1.63 Liat 34 14 52 9.43 Sangat Masam Sangat Rendah Sedang Sangat Rendah TM Karet 1996 (L2) Hasil Kriteria* 2.8 > - 10 0.201 -4 1.487 -3 0.518 > + 10 *Menurut Manurung (1983) Tabel 1. Hasil Analisis Tanah Dalam Larikan (S1) Parameter yang diukur pH tanah N-total (%) P-tersedia (ppm) K-tukar (me/100g) Mg-tukar (me/100g) TM Karet 1994 (L1) Hasil Kriteria* 2.73 > - 10 0.177 -8 1.429 -4 0.489 > + 10 TM 1994 TM 1996 --------------g./phn/thn-------------135.1 127.5 60.1 48.2 45 45 5 5 Jenis dan Jumlah Pupuk Jenis pupuk yang dianjurkan dalam rekomendasi pemupukan adalah Urea Rock Phosfate (RP), Muriate of Potasium (MOP) dan Kieserit. Jenis dan Spesifikasi pupuk yang dianjurkan disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Jenis dan Spesifikasi Pupuk yang Dianjurkan Spesifikasi pupuk No. Jenis Pupuk *Menurut Balai Penelitian Tanah (2005) 1 Urea Berdasarkan data analisis tanah (Tabel 1 dan 2) dapat disimpulkan bahwa penambahan hara melalui pemupukan perlu dilakukan sebab kondisi hara tanah berada pada kriteria sangat rendah sampai sedang, selain itu perhatian dalam pemilihan jenis pupuk juga perlu 2 3 Rock Phosfate MOP Kandungan Hara N P2O5 (total) Ca+Mg (setara CaO) K2O 4 Kieserit Mg dan S (Sumber : Hardjowigeno, 1989) Kadar min 46 % min 28 % min 40 % min 60 % min 27 % dan 23 % Untuk kebutuhan pupuk yang dianjurkan disajikan pada Tabel 6. 4 Tabel 6. Kebutuhan Pupuk yang Dianjurkan TM 1994 TM 1996 g./phn/thn/apl. 191.5 180 236 215 48.75 48.75 12 12 Jenis Pupuk Urea Rock Phosfate MOP Kieserit 5 Jumlah Aplikasi 2 1 2 2 Saran Waktu dan Frekwensi Pemupukan Berdasarkan data rata - rata curah hujan kebun Gunung Pamela Thn. 2003 – 2008 (lampiran 5), maka dapat diestimasikan curah hujan untuk tahun 2009 yang dapat dilihat pada Gambar 1. APLIKASI II 7 22 250 0 22 5 13 150 6 19 4 16 200 6 13 0 12 6 11 8 10 1 17 0 11 9 13 100 50 D es N ov t kt O st Se p l Ju Ag u n Ju ei M Ap r ar M n Fe b 0 Ja Curah Hujan (mm) APLIKASI I Bulan Gambar 1. Rerata Curah Hujan Kebun Gunung Pamela Thn. 2003 – 2008 Dari Gambar 1, frekuensi pemupukan yang dianjurkan adalah maksimal 2 kali yaitu pada bulan Juni – Juli dan Desember – Januari. Untuk pupuk RP dianjurkan cukup 1 kali aplikasi yaitu pada bulan Juni - Juli. Cara pemupukan Cara pemupukan yang dianjurkan adalah Larikan dan Tapal kuda. Letak tebar pupuk sebelumnya harus telah bebas dari gulma. Urutan pemupukan adalah RP – Urea – MOP - Kieserit. Selang pemberian pupuk RP dan Urea adalah minimal 2 minggu. Jangka waktu pemberian seluruh jenis pupuk pada setiap aplikasi maksimum 2 bulan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1 2 3 Waktu aplikasi pemupukan yang dianjurkan adalah maksimal 2 kali aplikasi yaitu pada bulan Juni – Juli dan Desember - Januari dengan batas waktu tiap aplikasi maksimal 2 bulan. Cara pemupukan yang dianjurkan adalah Larikan dan Tapal Kuda Luas areal yang disusun rekomendasinya adalah 81.7 Ha yang terdiri dari 2 kesatuan contoh daun dan 1 analisis tanah. Dosis pupuk yang dianjurkan untuk TM Karet 1994 adalah 135.1 g. N/phn/thn, 60.1 g. P2O5/phn/thn, 45 g. K2O/phn/thn dan 5 g. MgO/phn/thn sedangkan untuk TM Karet 1996 dianjurkan pemberian 127.5 g. N/phn/thn, 48.2 g. P2O5/phn/thn, 45 g. K2O/phn/thn dan 5 g. MgO/phn/thn. Kebutuhan Pupuk yang dianjurkan untuk TM Karet 1994 adalah 383 g. Urea/phn/thn, 236 g. RP/phn/thn, 97.5 g. MOP/phn/thn dan 24 g. Kieserit/phn/thn sedangkan untuk TM Karet 1996 dianjurkan pemberian 360 g. Urea/phn/thn, 215 g. RP/phn/thn, 97.5 g. MOP/phn/thn dan 24 g. Kieserit/phn/thn. Sebaiknya dilakukan juga pembuatan rekomendasi pemupukan untuk tanaman belum menghasilkan karet guna memperoleh hasil yang lebih beragam. DAFTAR PUSTAKA BPPT Sungei Putih. 1984. Pedoman Pengambilan Contoh Daun Karet. Penerbit Pusat Nasional Penelitian Perkaretan, hlm. 3 – 9. Balai Penelitian Tanah. 2005. Petunjuk Teknis Analisis Kimia Tanah. Tanaman. Air dan Pupuk. Penerbit BPPP Deptan. Bogor, 136 hlm. Departemen Pertanian. 2009. Produksi Karet Nasional. (Online). (http://www.deptan.go.id. diakses 19 Maret 2009). Munir. H. M. 1996. Tanah – Tanah Utama Indonesia. Penerbit Dunia Pustaka Jaya. Jakarta, 345 hlm. Subagyo, H., S. Nata dan A. B, Siswanto, 2000. Tanah Tanah Pertanian di Indonesia dalam Sumberdaya Lahan Indonesia dan Pengelolaannya. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian, Bogor, 265 hlm.